( CRITICAL THINKING )
Oleh:
Hadi Suweko
NIM : 22020118410046
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
masyarakat dan dalam dunia akademis. Selain itu mendorong dan mengembangkan
hati nurani yang luhur. Dalam lingkungan akademik yang selalu berdialektika dengan
konteks lingkungan alam dan masyarakat, berpikir kritis merupakan salah satu syarat
Kant berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan paduan atau sintesis
antara unsur-unsur a priori (unsur-unsur yang terlepas dari pengalaman, berasal dari ide)
buku Ringkasan Sejarah Filsafat, K. Bertens, 2011). Menurut kant dalam mencari
kebenaran pengetahuan, syarat yang harus dilakukan adalah bahwa bahan dari dunia
luar diatur oleh indera dalam waktu serta ruang, dan hasilnya mencapai kesatuan lebih
tinggi lagi berkat kategori-kategori akal budi, dan inilah kritisisme (dalam K. Bartens,
berpikir kritis sebagai syarat mutlak dalam melihat kompetensi kandidat calon pekerja.
Dengan berpikir kritis, seseorang akan mampu untuk berpikir analitis, strategik, holistic
dan komprehensif. Hal ini akan mengarahkan para pekerja mampu untuk bersikap
kebutuhan diri dan kebutuhan perusahaan tempat dia bekerja. Seseorang dapat berpikir
secara sitematik dalam sebuah system yang kompleks, apabila ia memiliki kemampuan
berpikir kritis. Dalam buku system thinking, creative holism for managers (Jackson,
2003), berpikir kritis dan bertindak kritis merupakan salah satu pendekatan dalam
memahami system yang kompleks dan holistic. Dengan demikian berpikir kritis
menjadi syarat penting bagi individu dalam kompetisi di dunia global saat ini.
lembaga survei terkemuka didunia, terhadap 1.320 perekrut tenaga kerja di lebih dari
600 perusahaan di Amerika, untuk mengetahui keterampilan apa saja yang inginkan dan
dibutuhkan oleh perusahaan? Dalam survei ini, menempatkan karakteristik lulusan dari
122 Universitas terbaik di Amerika sebagai pembanding. Pada hasil survei tersebut,
diketahui bahwa untuk semua jenis industri membutuhkan kompetensi calon pekerja,
lulusan perguruan tinggi, yang mampu berpikir analitis, mampu untuk bekerja secara
Amerika, dan orang-orang dengan komptensi tersebut sangat ingin dimiliki oleh tiap
berpikir analitis dan strategik itu sangat penting. Dan pisau bedah yang membantu
seseorang untuk dapat berpikir analitis dan strategic adalah berpikir kritis. Kemampuan
Krulik dan Rudnick (1999), bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas
berpikir tingkat tinggi, yang dapat dilatih sejak dini. Berpikir kritis ini mengaktifkan
dipungkiri bahwa kompetensi ini pertama kali digunakan dalam bidang matematika,
Dengan melihat pentingnya berpikir kritis bagi diri sendiri dan memenangkan
kompetisi global, maka mengetahui dan memahami cara berpikir kritis itu sangat
penting. Dalam tulisan ini, akan dipaparkan secara umum pemahaman tentang berpikir
kritis, indikator dan atau ciri dari berpikir kritis, dan bagaimana cara meningkatkan
maka setiap individu berani untuk menerapkan pemikiran kritis dalam lingkungan
PEMBAHASAN
Dari berbagai pemahaman diatas, istilah ini dijelaskan dengan tepat oleh Alec
Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting
atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan
dituju.
informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses
pertimbangan
3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
6. Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan
Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat kita jadikan
1. Clarity (Kejelasan)
dirinci sampai tuntas?”; “Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang
standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah
sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka
kita tidak akan dapat berbicara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan
tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: “Apa yang harus dikerjakan pendidik
dalam sistem pendidikan di Indonesia?” Agar pertanyaan itu menjadi jelas, maka
kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi
jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, “Apa yang harus dikerjakan oleh
berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai hal agar mereka
sehari-hari?”.
tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “Pada umumnya anjing berbobot
3. Precision (ketepatan)
“Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?”. Sebuah pernyataan dapat saja
mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat, misalnya “Aming sangat
berat” (kita tidak mengetahui berapa berat Aming, apakah satu pon atau 500 pon!)
4. Relevance (relevansi, keterkaitan)
itu menunjang permasalahan?”. Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat,
tetapi tidak relevan dengan permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha
Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal
meningkatkan kemampuannya.
5. Depth (kedalaman)
Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap
relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan
bermacam-macam.
6. Breadth (keluasaan)
Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah
ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas. Seperti halnya
tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan yang diajukan.
7. Logic (logika)
Logika berkaitan dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan
sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita
akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita
berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan
mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika
berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung
Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang
Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa
memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu
mengenai apa.
2. R (Reason)
3. I (Inference)
4. S (Situation)
Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu
5. C (Clarity)
6. (Overview)
yaitu:
penjelasan).
hasil observasi).
nilai pertimbangan).
untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir
secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan
dan pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja,
secara refleks otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal
lain tanpa perlu Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan
secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki
banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu
masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau penyelesaian,
Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut.
Berpikir kritis akan membuat Anda memiliki banyak ide-ide kreatif dan
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan
terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain. Anda
lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan persepsi yang berbeda
dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan,
namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya,
secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda lakukan. Keuntungan lain
dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis adalah Anda lebih
mudah memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada
pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir
kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja
Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima
pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda.
Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka. Maka
rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja yang baik.
Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan
hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu
saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik
dengan rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak
harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit
dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu
penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak
peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis atau usaha
Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa
suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada
yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan.
Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda akan lebih cepat dalam
Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis. Saat
Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga
percaya akan pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki pemikiran yang
kritis Anda akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut. Anda tidak akan
mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar hanya dengan
orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah
persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu bukan hanya diri
Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini
Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan.
Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut
akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda
akan memproses suatu informasi apakah relevan atau sesuatu yang mustahil
sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak benar atau
dalam mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena
satu cara berpikir secara mandiri tentang penyelesaian masalah. Untuk itu sikap
sebuah pemikiran yang kritis dan direncanakan. mengembangkan salah satu cara
berdasarkan fakta/ informasi yang ada, dan (3) Mampu menarik kesimpulan
benar.
Dari hasil penelitian, L. M. Sartorelli dan R. Swartz dalam Hassoubah (2004: 96-
8. Mengecek konsistensi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap
orang terkhususnya masyarakat akademik. Oleh sebab itu cara berpikir kritis perlu
diajarkan dengan berbagai pendekatan dan metode dalam aktivitas formal maupun
non formal. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan, mengingat bahwa saat ini
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah
dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Dengan
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan
bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya
dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan
6. Ennis, R. H. ( 1981 ). Critical Thinking. United States of America : Pretice- Hell, Inc.
7. Costa. A. L. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Teaching Thinking (ed).
Alexandria: ASDC.
8. Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Erlangga : Jakarta