DALAM KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, keperawatan merupakan suatu profesi vital dalam sebuah rumah
sakit. Sekitar lebih dari 60% kebutuhan pasien dipenuhi oleh perawat selama 24
jam. Profesi keperawatan harus selalu dikembangkan dari setiap sistemnya agar
tercipta mutu rumah sakit yang berkualitas. Kepuasan pasien dan keluarga
merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya manajerial sebuah rumah sakit yang
tentunya berasal dari perawatan yang professional di ruangan.
Perawatan professional dituntut memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif meliputi bio, psiko, social dan spiritual. Metode pemberian asuhan
keperawatan yang optimal dapat memandirikan perawat lewat organisasi internal
sehingga dapat menimbulkan semangat kerja dan persaingan positif antara sejawat
atau profesi lain. Diperlukan sebuah manajerial yang baik agar asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien komprehensif dan sistematis sehingga
pelayanan keperawatan lebih efisien.
Banyak usaha yang dilakukan rumah sakit dalam mengembangkan strategi
Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP) untuk mencapai mutu dan
kepuasan klien yang maksimal. MPKP adalah suatu system (struktur, proses, nilai-
nilai professional) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menunjang asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996). Diharapkan dengan adanya MPKP dapat terbentuk
pelayanan keperawatan professional yang terstruktur, terorganisir dan sistematis.
Selain MPKP, perlu dibuatlah sebuah pengembangan System Pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP). SP2KP adalah SP2KP adalah sistem
pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan pengembangan
dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini
terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiate
(PA) serta tenaga kesehatan lain (Runtang dkk, 2013).
Seperti yang telah dipaparkan di atas, penulisan paper ini bertujuan untuk
mengetahui lebih jauh tentang konsep MPKP dan SP2KP dalam keperawatan.
Diharapkan setelah pembuatan paper ini, mahasiswa dapat mengetahui perbedaan
MPKP dan SP2KP yang diterapkan di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui konsep MPKP dalam keperawatan rumah sakit
professional.
b. Untuk mengetahui konsep SP2KP dalam keperawatan rumah sakot
professional.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian MPKP
b. Mengetahui tujuan MPKP
c. Mengetahui macam-macam metode MPKP’
d. Mengetahui komponen MPKP
e. Mengetahui karakteristik MPKP
f. Mengetahui lima pilar-pilar MPKP
g. Mengetahui sejarah terbentuknya SP2KP
h. Mengetahui definisi SP2KP
i. Mengetahui metode pemberian askep pada sistem SP2KP
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP MPKP
A. Pengertian MPKP
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu system
(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat
professional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan,
tempat, asuhan tersebut diberikan. Pengembangan MPKP merupakan upaya
banyak Negara untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan
kerja perawat. Pengembangan MPKP juga menjadi strategi berbagai rumah sakit
untuk membuat perawat betah bekerja di suatu rumah sakit yang sering dikenal
dengan istilah magnet hospital (Scott, Sochalski, & Aiken, 1999 dalam Sitorus,
2006: 45).
B. Tujuan MPKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
D. Karakteristik MPKP
1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan
2. Penetapam jenis tenaga keperawatan
3. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
4. Pengguanaan metode modifikasi keperawatan primer
E. Komponen MPKP
Menurut Hoffart & Woods (1996) dalam Sitorus (2006) terdapat 5 subsistem
sederhana dalam MPKP, antara lain:
1. Nilai-nilai professional sebagai inti model
2. Pendekatan Manajemen
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
4. Hubungan professional
5. Sistem kompensasi dan penghargaan
F. Lima Pilar Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
1. PILAR I, professional value
Nilai-nilai professional menjadi komponen utama pada suatu praktik
keperawatan professional. Nilai-nilai professional ini merupakan inti dari
MPKP. Nilai-nilai seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien,
dan melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu
proses keperawatan.
2. PILAR II, patient care delivery
Manajemen asuhan keperawatan, yaitu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien secara sistemastis dan teroganisir.
3. PILAR III, professional relationship
Hubungan profesional komunikasi horisontal antara kepala ruang dan ketua
tim dan perawat pelaksana , ketua tim dengan perawat pelaksana.
4. PILAR IV, reward & compensatory
Sistem penghargaan pada tenaga keperawatan
a. Proses rekruitmen
Penentuan perawat yang dibutuhkan di ruang model praktik
keperawatan profesional memiliki beberapa criteria.
1) Kepala ruangan
a) Pendidikan minimal S1 keperawatan, jika tidak ada dapat
digantikan D3 yang memiliki jiwa pemimpin
b) Pengalaman menjadi kepala ruang minimal 2 tahun dan bekerja
di area keperawatan minimal 2 tahun
c) Pernah mengikuti pelatihan : manajemen bangsal, pelatihan
MPKP dan komunikasi keperawatan
d) Lulus tes tulis dan wawancara
2) Ketua tim
a) Pendidikan minimal S1 keperawatan, jika tidak ada dapat
digantikan D3 yang memiliki jiwa pemimpin
b) Pengalaman kerja minimal 2 tahun
c) Pernah mengikuti pelatihan : manajemen bangsal, pelatihan
MPKP dan komunikasi keperawatan
d) Lulus tes tulis dan wawancara
3) Perawat pelaksana
a) Pendidikan minimal D3
b) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
c) Pernah mengikuti pelatihan
d) Lulus tes tulis dan wawancara
b. Orientasi kerja
Perawat harus melalui pelatihan awal sebelum kerja
c. Penilaian kerja
Penilaian kerja ditunjukkan kepada kepala ruangan, ketua tim, perawat
pelaksanan menggunakan supervisi
d. Pengembangan staf
Bentuk peningkatan kapasitas dengan pengembangan karir dan
pendidikan berkelanjutan
5. PILAR V, management approach
Manajemen keperawatan merupakan proses penyelesaian pekerjaan oleh
perawat, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan profesional kepada
klien dan keluarga (Sitorus, 2011). Manajemen keperawatan terdiri dari
perencaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi,
misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek.
b. Pengorganisasian
Kepala ruang bertanggungjawab mengorganisasikan kegiatan asuhan
keperawatan di unitnya untuk mencapai tujuan organisasi. Pelayanan
keperawatan di ruangan meliputi struktur organisasi, jadwal dinas dan
daftar alokasi pasien. Struktur organisasi menunjukkan pembagian
pekerjaan dan rincian tugas PN dan PA, membuat rentang kendali kepala
ruang membawahi PN/ Ka tim, megatur logistik ruangan, mendelegasikan
tugas bila karu tidak ada di tempat, identifikasi masalah dan cara
penanganan.
c. Pengarahan
Supervisi merupakan salah satu kegiatan pengarahan tentang
penugasan pemberian asuhan keperawatan, meningkatkan motivasi,
pemberian pujian, menginformasikan hal penting tentang asuhan
keperawatan, meningkatkan kolaborasi, manajemen konflik, serta
pemberian bimbingan
d. Pengendalian
Pengendalian dalam manajemen keperawatan meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana, pemberian instruksi dan penetapan standar.
Kepala ruang dapat melakukan survey kepuasan dan audit dokumentasi.
2.2 KONSEP SP2KP
A. Sejarah Tebentuknya SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional)
Sejak tahun 1996, dicetuskanlah konsep Model Praktik Keperawatan
Profesional Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (MPKP FIKUI-RSUPNCM)
oleh Dr. Ratna Sitorus.
Ditahap uji coba, terbukti bahwa konsep MPKP FIKUI-RSUPNCM
terbukti dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan dinilai dari kepuasan
klien/keluarga, kepatuhan perawat terhadap standar meningkat, infeksi
nosokomial menurun, dan waktu perawatan pasien menjadi lebih singkat.
Konsep MPKP FIKUI-RSUPNCM mulai disosialisasikan secara nasional
dengan nama Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) pada tahun
1998. Berdasarkan kajian sekarang ini, ditemukan banyak kendala - kendala
dalam penerapan MPKP di Indonesia. Kendala tersebut antara lain: beban kerja
perawat yang tinggi, belum memadainya tenaga perawat profesional yang
berkompeten, lemahnya supervisi klinis, tumpang tindihnya ketrampilan
perawat, terbatasnya fasilitas dan dana untuk pengembangan. Selain itu,
perawat juga masih melakukan pekerjaan rumah tangga dan administrasi
pasien.
Menanggapi permasalahan tersebut, Pemerintah Repubilk Indonesia,
melalui Kementerian Kesehatan memperkenalkan pengembangan konsep dari
MPKP, yaitu Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP).
B. Definisi SP2KP
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara
perawat primer (PP) dan perawat asosiate (PA) serta tenaga kesehatan lain.
Metode modifikasi Perawat Primer-Tim yaitu seorang PP bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan pada
sekelompok pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan bantuan beberapa
orang PA. PP dan PA selama kurun waktu tertentu bekerjasama sebagai suatu
tim yang relative tetap baik dari segi kelompok pasien yang dikelola, maupun
orang-orang yang berada dalam satu tim tersebut . Tim dapat berperan efektif
jika didalam tim itu sendiri terjalin kerjasama yang profesional antara PP dan
PA. Selain itu tentu saja tim tersebut juga harus mampu membangun
kerjasama profesional dengan tim kesehatan lainnya.
Menurut (Sitorus 2011) SP2KP adalah kegiatan pengelolaan asuhan
keperawatan disetiap unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP ini merupakan
sistem pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat yang dapat
memungkinkan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
professional bagi pasien. SP2KP ini memiliki system pengorganisasian yang
baik dimana semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan diatur secara professional (Rantung dkk, 2013).
SP2KP atau Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional
adalah kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan disetiap unit ruang rawat di
rumah sakit.SP2KP ini merupakan suatu sistem pemberian asuhan
keperawatan di ruang rawat yang dapat memungkinkan perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional bagi pasien. SP2KP ini
memiliki sistem pengorganisasian yang baik dimana semua komponen yang
terlibat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan diatur secara profesional
(Sitorus, 2011). Hasil riset tentang efektifitas pelaksanaan Model Praktik
Keperawatan Profesional atau MPKP dengan kualitas pelayanan keperawatan
di dua rumah sakit pemerintah di Jakarta menunjukkan bahwa pada kelompok
intervensi kepuasaan pasien dengan pelayanan keperawatan sebelum
penerapan MPKP yaitu dengan kategori puas (15%), kategori cukup puas
(44,1%) dan kategori kurang puas (40,9%). Setelah penerapan MPKP hasil
didapatkan yaitu kategori puas (73,9%), kategori cukup puas (25,3%) dan
kategori kurang puas (1,7%). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien pada saat penerapan MPKP menunjukkan hasil yang baik
sedangkan sebelum penerapan MPKP kepuasan pasien sangat buruk (Sitorus,
2012).
Indikator mutu pelayanan keperawatan (Depkes, 2009), yaitu :
keselamatan pasien, terpenuhinya rasa nyaman, meningkatkan pengetahuan,
kepuasan pasien, kemampuan merawat diri sendiri, dan penurunan
kecemasan, sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional meliputi :
1. Aplikasi nilai nilai profesional dalam praktik keperawatan.
2. Manajemen dan pemberian asujan keperawatan : kepemimpinan dan
manajemen keperawatan, metoda pemberian asuhan keperawatan,
ketenagaan keperawatan, dan keterampilan spesifik manajemen asuhan
keperawatan.
3. Pengembangan profesional diri.
Semua metode diatas tergantung dengan kualifikasi dari pasien dan perawat
itu sendiri, bagaimana tingkat kebutuhan kesehatan dari klien, dan juga bagaimana
tingkat pendidikan juga pengalaman dari perawat.
B. Saran
Diharapkan semua perawat rumah sakit benar-benar mengetahui
tentang MPKP atau SP2KP agar dapat mengerti dengan baik kegunaan dan
manfaat dibentuknya MPKP atau SP2KP yang diterapkan di institusinya.
Perlu diadakannya semacam seminar atau pelatihan khusus untuk perawat
yang membahas tentang MPKP atau SP2KP. Untuk Kemenkes RI agar selalu
mengembangkan dan memantapkan MPKP atau SP2KP agar manajerial
rumah sakit khususnya untuk pelayanan keperawatan dapat maksimal dan
mensejahterakan personil perawat itu sendiri.
PERTANYAAN