Anda di halaman 1dari 6

Tugas individu Resume Berfikir Kritis

Nama : LIA DAHLIA


No. Absen : 56

A. Berfikir Kritis
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal dari
bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat
keputusan. Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-
aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie).
Berfikir kritis menurut Jensen (2011: 195) berpendapat bahwa berfikir kritis
berarti proses mental yang efektif dan handal, digunakan dalam mengajar
pengetahuan yang relevan dan benar tentang dunia. Wijaya (2010: 72) juga
mengungkapkan gagasan mengenai kemampuan berfikir kritis, yaitu kegiatan
menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara
tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang
lebih spesifik, membedakannyan secara tajam, memilih, mengidentifikasi,
mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna.
Johnson (2009: 183) menyatakan berfikir kritis merupakan sebuah proses
yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti:
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis pendapat
atau asumsi, dan melakukan ilmiah. Cottrel (2005: 1) mengemukakan bahwa
“Critical thinking is a cognitive activity, associated with using the mind” yang
artinya berfikir kritis merupakan aktifitas kognitif, yaitu berhubungan dengan
penggunaan pikiran. Berdasarkan dimensi kognitif Bloom, kemampuan berfikir
kritis menempati bagian dimensi analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
Tampak bahwa dimensi-dimensi ini diambil dari sistem taksonomi Bloom yang
telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2010), maka kemampuan berfikir kritis
menempati bagian dimensi analisis (C4), dan evaluasi (C5), karena pada versi
revisi, dimensi sintesis di integrasikan kedalam dimensi analisis.
Bobbi De Porter. dkk (2013: 298) menyatakan bahwa berfikir kritis adalah
salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa
selain keterampilan berfikir kreatif. Didalam berfikir kritis, kita berlatih atau
memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu
gagasan atau produk. Sedangkan menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berfikir
kritis adalah sebuah cara berfikir disiplin yang digunakan seseorang untuk
mengevaluasi validitas sesuatu (pertanyaan-pertanyaan, ide-ide, argument, dan
penelitian).
Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi berfikir kritis di atas
dapat disimpulkan bahwa berfikir kritis (critical thinking) adalah proses mental
untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Untuk memahami informasi
secara mendalam dapat membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang
didapat atau pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukkan keinginan
atau motivasi untuk menemukan jawaban dan pencapaian pemahaman. Dengan
berfikir kritis, maka pemikir kritis menelaah proses berfikir orang lain untuk
mengetahui proses berfikir yang digunakan sudah benar (masuk akal atau tidak).
Secara tersirat, pemikiran kritis mengevaluasi pemikiran yang tersirat dari apa
yang mereka dengar, baca dan meneliti proses berfikir diri sendiri saat menulis,
memecahkan masalah, membuat keputusan atau mengembangkan sebuah proyek.

Berfikir kritis digunakan bidan untuk beberapa alasan sebagai berikut :

1. Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi


2. Penerapan profesionalisme
3. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberi asuhan
kebidanan.
4. Berfikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi bidan dalam menuju
keberhasilan dalam berbagai aktifitas

Berfikir kritis dalam kebidanan

Berfikir kritis dalam kebidanan di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap


dan standar berfikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berfikir kritis.

Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan


kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita
menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan
yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan
belajar. Berfikir kritis dalam kebidanan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas bidanan. Pemikir kritis kebidanan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berfikir, kepercayaan diri, kreativitas,
fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola
pikir terbuka, pemeliharaan dan refleksi.
Pemikir kritis kebidanan mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi
analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan,
prediksi, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
B. Tujuan dan Metode Berfikir kritis

1. Tujuan Berfikir kritis

Tujuan berfikir kritis adalah meciptakan suatu semangat berfikir kritis yang
mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji
pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten
atau keliru, Nurhadi dan Senduk (2009: 86). Menurut Sapriya (2011: 87), tujuan
berfikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya
melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang
diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya didukung oleh kriteria
yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Metode berfikir kritis

Ada beberapa metode berfikir kritis diantaranya :

1) Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan


keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses
terjadi perdebatan atau argumentasi

2) Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam


proses mengambil keputusan

3) Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan


masing-masing mengemukakan pendapatnya.

4) Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan,


keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument,
atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi

5) Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja


dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar

6) Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi


untuk memaksakan suatu kehendak

7) Kombinasi beberapa metode

C. Karakteristik Berfikir Kritis

1. Konseptualisasi

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.


Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi
secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.

2. Rasional dan beralasan.


Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.
Berpikir kritis Wade (1995) , Karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentolerasi ambiguitas
D. Konsep berfikir kritis dalam pelayanan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus
kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali dari pengkajian data (data subjektif
dan objektif) dianalisis sehingga didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan potensial,
masalah dan kebutuhan, adanya perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi (Varney,
2004)
E. Tahapan Berfikir Kritis
1. Memahami masalah,
2. Menganalisis masalah,
3. Mengidentifikasi informasi yang relevan dengan masalah,
4. Merencanakan solusi,
5. Menarik kesimpulan,
6. Mengevaluasi solusi yang telah dibuat dan mencari alternatif lain dalam penyelesaian
masalah

Anda mungkin juga menyukai