Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosa Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
Diabetes & Pre-diabetes 1. Tiga hari sebelum pemriksaan, pasien tetap makan
(dengankarbohidrat yang cukup) dan melakukan kegiatan jasmani
seperti kebiasaan sehari-hari.
Glukosa plasma
Glukosa darah 2. Berpuasa plaing sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
HbA1c (%) 2 jam setelah
puasa (mg/dL)
TTGO (mg/dL) pemeriksaan, minum air putih tanpa glukosa tetap diperbolehkan.
3. Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa
Diabetes ≥ 6.5 ≥ 126 ≥ 200 4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1.75 g/kgBB (anak-
Pre- anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5
5.7 – 6.4 100 - 125 140 – 199 menit
Diabetes
5. Berpuasa Kembali sampai pengambian sampel darah untuk
Normal < 5.7 70 - 99 70 - 139
pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
6. Dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
Catatan:
7. Selama pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan TTGO,
maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler merokok.
diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM.
Sumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di INDONESIA - 2021 (pbperkeni.or.id)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
3
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
4
Edukasi
Latihan Fisik
Terapi Farmakologis
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
5
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Edukasi pemantauan glukosa mandiri
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
7
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
8
Mengatur jumlah kalori yang dibutuhkan dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini:
Usia • Usia ≥ 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk setiap dekade antara 40-59 tahun.
• Usia di antara 60-69 tahun, dikurangi 10%.
• Usia ≥ 70 tahun, dikurangi 20%.
Stress metabolik • Penambahan 10 – 30% tergantung dari beratnya stress metabolik (sepsis, operasi, trauma).
Berat Badan • Pasien DM yang gemuk dikurangi sekitar 20 – 30% tergantung kepada tingkat kegemukan.
• Pasien DM kurus ditambah sekitar 20 – 30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
9
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
10
FREKUENSI Berapa sering • Minimum 3 kali dalam seminggu 2-3 kali dalam seminggu
• Jarak antar latihan paling lama dua hari
INTENSITAS Berapa besar • Ringan-sedang (target 40-60% dari VO2 max Ringan sampai dengan sedang (kelelahan otot
atau 50-70% dari nadi maksimal) ringan)
• Berat (misalnya jogging, 8-10 km/jam)
TIME Berapa lama • Ringan-sedang (45-60 menit, sekitar 150 1-3 set, 1 set sekitar 8-15 repetisi untuk setiap
menit dalam seminggu) latihan
• Berat (30-40 menit, sekitar 90 menit dalam
seminggu)
TIPE Bagaimana modelnya Jalan kaki, jogging, bersepeda, hiking Sekitar 8 latihan kekuatan yang berbeda
(fokus kepada otot-otot utama dari tubuh,
bisa menggunakan mesin, tali resistan,
ataupun mengandalkan berat badan)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Perubahan perilaku
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
12
Pemilihan
obat
antihiperglikemia
oral
yang tepat sesuai
dengan kondisi
pasien
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
14
Terapi farmakologis
Obat Antihiperglikemia Suntik
• Insulin
• Agonis reseptor GLP-1 (GLP-1RA)
• Kombinasi insulin + GLP-1 RA
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Indikasi terapi insulin pada pasien DMT2
• Pasien DMT2 yang sudah diterapi OHO • Pasien DMT2 dengan kondisi tertentu
• HbA1c saat diperiksa >7.5% dan sudah • Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark
menggunakan satu atau dua obat antidiabetes miokard akut, stroke)
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal • Kehamilan dengan DM/diabetes melitus
• Pasien naive gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
• HbA1c saat diperiksa > 9%, disertai dengan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Penurunan berat badan yang cepat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
• Krisis hiperglikemia
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Algoritma Pengelolaan DM Tipe 2 Tanpa Dekompensasi Metabolik
Sasaran kendali glukosa darah: HbA1c <7% (individualisasi)
1. Pemilihan dan penggunaan obat mempertimbangkan faktor pembiayaan, ketersediaan obat, efektivitas, manfaat kardiorenal, efek samping, efek terhadap berat badan, serta pilihan pasien
2. Pengelolaan bukan hanya meliputi gula darah, tetapi juga penanganan faktor risiko kardiorenal yang lain secara terintegrasi.
3. Obat agonis GLP-1 dan penghambat SGLT2 tertentu menunjukkan manfaat untuk pasien dengan koorbid penyakit kardiorenal aterosklerosis, gagal jantung dan gagal ginjal. Kedua golongan obat ini disarankan menjadi pilihan untuk pasien dengan
komorbid/komplikasi penyakittersebut
4. Bila HbA1c tidak bisa diperiksa maka sebagai pedoman dipakai glukosa darah rerata yang dikonversikan ke HbA1c (poin 7 penjelasan algoritma)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
17
Sasaran •
•
TD Sistolik (mmHg)
TD Diastolik (mmHg)
<140
<90
pengendalian Kendali glikemik
diabetes • HbA1c (%) <7 atau individual
• Gula darah kapiler puasa/sebelum makan 80-130
(mg/dL)
• Gula darah kapiler 1-2 setelah makan (mg/dL) <180
Lipid
• LDL-C (mg/dL) <100, <70 jika risiko tinggi PKV
• Triglyceride (mg/dL) <150
• HDL-C (mg/dL) <40 untuk laki-laki
<50 untuk perempuan
• Apo-B (mg/dL) <90
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Pencegahan Primer DMT2: Mereka dengan risiko tinggi
1. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi 2. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi
• Ras dan etnik • Berat badan lebih (IMT ≥ 23 kg/m2).
• Riwayat keluarga dengan DM Tipe 2 • Kurangnya aktivitas fisik
• Umur: >40 tahun • Hipertensi (> 140/90 mmHg)
• Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > • Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan/atau
4000 gram atau riwayat pernah DM gestasional trigliserida > 250 mg/dL)
• Riwayat lahir dengan berat badan rendah, < 2,5 kg • Diet tak sehat, tinggi glukosa dan rendah serat
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
• Pengaturan pola makan
• Meningkatkan aktivitas fisik dan Latihan jasmani
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Kelompok risiko tinggi diperlukan intervensi farmakologis
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Pencegahan Tersier
Terima kasih
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP