Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

C 18 TAHUN G1P0A0
PARTURIEN ATERM KALA I FASE LATEN DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI PUSKESMAS
KARANGKANCANA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2022

LIA DAHLIA | ALIH JENJANG KEBIDANAN


LATAR BELAKANG
• Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput
ketuban sebelum terjadinya persalinan. Ketuban pecah dini dapat terjadi
pada atau setelah usia gestasi 37 minggu dan disebut KPD aterm atau
premature rupture of membranes (PROM) dan sebelum usia gestasi 37
minggu atau KPD preterm atau preterm premature rupture of
membranes (PPROM).

• Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun


2017, jumlah angka kematian ibu (AKI) tergolong cukup tinggi yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup (KH), nilai tersebut masih dibawah standar
MASALAH capaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu
70/100.000 (Dewi et al., 2020). Dinas Kesehatan Republik Indonesia
melaporkan bahwa penyebab AKI adalah pendarahan, infeksi, dan
hipertensi. Sedangkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2016
menunjukkan bahwa penyebab terjadinya AKI adalah infeksi dan
pendarahan yang merupakan komplikasi dari ketuban pecah dini (KPD).
Presentase kejadian KPD di Indonesia sebesar 4,4-7,6% dari seluruh
kehamilan yang terbagi pada 3-18% kehamilan preterm dan 8-10%
kehamilan aterm (Nikmathul Ali et al., 2021).
Tanggal pengkajian : 03 Mei 2023

Waktu pengkajian : 10.00 WIB

Tempat pengkajian : PUSKESMAS KARANGKANCANA

Pengkaji : LIA DAHLIA

Identitas Klien
Ibu Suami
Nama Ny. C Tn. T
Umur 18 tahun 17 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan - Pedagang
Alamat Karangkancana
PROLOG

Ibu mengatakan sedang hamil 9 bulan dan ini merupakan kehamilan


pertamanya. Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir pukul 04.00 WIB. Ibu
mulas-mulas sejak pukul 03.00 WIB. Ibu tiba di puskesmas pukul 10.00 WIB. Ibu
dilakukan pemeriksaan KU, TTV, HIS, DJJ, Pembukaan dengan hasil KU : Baik,
Kes : CM, KE : Stabil. TD : 110/70 mmHg, N : 88x/m, R : 20 x/m, S : 36,8℃,
SpO2 : 97 %. PD : v/v v/t t.a.k portio tebal, Ø 1 cm, ketuban (-), Presentasi kepala,
HI-HII, sisa cairan jernih. Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes lakmus
dengan hasil lakmus (+). Melakukan kolaborasi dengan dr PKM. Ibu dilakukan
tindakan atas advis dr. Puskes dengan pemberian antibiotik Amoxcilin 1000 mg /
oral, Infus RL, rujuk ke RS.
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan
Ibu mengeluh mulas-mulas dan sudah keluar air-air dari jalan lahir.

2. Riwayat Obstetri
Ibu mengata-kan ini merupakan kehamilan pertama, tidak pernah keguguran.
HPHT 01-08-2022.

3. Riwayat Kesehatan lalu dan saat ini


Ibu tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung, hipertensi, paru-paru,
diabetes mellitus maupun penyakit berat lainnya. Tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun maupun penyakit menular seksual.

4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah menderita penyakit atau tindakan operasi yang berhubungan
dengan alat kandungan.
DATA SUBJEKTIF
4. Riwayat ANC
ANC 8x ke bidan, 2x ke dokter, sudah USG.

5. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah menggunakan KB apapun.

6. Riwayat Pernikahan
Ini merupakan pernikahan pertama dengan suami pertama.

7. Kondisi Psikososial
Ini merupakan kehamilan diluar nikah , ibu berharap bisa melahirkan secara normal
dan selamat.

8. Pola Hubungan Seksual


Ibu mengatakan selama menginjak kehamilan di trimester 3 ini tidak berhubungan
seksual, tetapi sehubungan suami baru datang dari luar kota tadi malam
berhubungan denga suami nya
DATA SUBJEKTIF
8. Pola Kebiasaan sehari-hari
Ibu tidak pernah merokok, minum-minuman keras, tidak menggunakan tatto. Suami merokok,
tidak minum-minuman keras, tidak menggunakan tatto. Ibu mengkonsumsi obat-obatan selama
kehamilan ini seperti tablet FE dan Kalsium, tidak minum jejamuan.

9. Aktivitas saat ini dan sehari-hari


• Pola nutrisi : Ibu sudah makan, terakhir makan jam 06.30, normal makan
3-4x/hari menu variatif.
• Pola hidrasi : Ibu sudah minum, minum rutin air putih, > 8 gelas/hari
• Pola istirahat : Ibu sering terbangun, dan tidak tidur nyenyak sedari malam hingga
saat ini. Ibu tidur malam ± 7-8 jam/hari, tidur siang ± 30 menit s/d 1 jam.
• Pola Eliminasi : Ibu sudah BAK. BAK ± 8x/hari t.a.k BAB ± 1x/hari t.a.k
• Personal hygiene: Ibu sudah mandi. Mandi 2x/hari, keramas 2-3x/minggu ganti CD
2-3x/hari
• Pola aktivitas : Saat ini ibu mobilisasi seperti duduk, jongkok, maupun miring kiri.
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 88x/m
Keadaan Emosional : Stabil Resprasi : 20 x /m
Suhu : 36,8 ℃
Spo2 : 97 %

Konjungtiva tidak anemis. ASI belum ada. Tidak ada luka bekas operasi, TFU : 30 cm, HIS 2 x
10’ x 10”. LI : Teraba bagian bulat, lunak, kurang melenting di bagian fundus ibu. LII : Teraba
bagian keras, memanjang, seperti ada tahanan di perut bagian kiri ibu, teraba bagian kecil di
bagian perut kanan ibu. LIII : Teraba bagian bulat, keras, melenting, di bagian perut bawah ibu.
Sudah masuk PAP. LIV : Konvergen, penurunan kepala 4/5. DJJ : 133x/m Regular. Terpasang
infus RL di lengan kiri ibu. PD : tv/v v/t t.a.k, tidak ada luka, tidak ada varises, tidak ada nyeri
tekan, portio tebal, Ø 1 cm, ketuban (-), presentasi kepala, HI-HII, sisa cairan jernih.
Pemeriksaan penunjang : Tes Lakmus (+).
ANALISA
Ny.C 18 tahun G1P0A0 Parturien Aterm janin tunggal hidup
intrauterin Kala I Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu. Evaluasi : Hubungan baik terjalin.
2. Memfasilitasi informed consent. Evaluasi : ibu dan keluarga sudah menyetujui
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan. Evaluasi : Ibu mengetahui terkait hasil pemeriksaan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter puskes advice :
Infus RL + oral antibiotik amoxcilin 1000 mg
Rujuk ke RS
Evaluasi : infus RL sudah terpasang di tangan kiri ibu
5. Melakukan advice dokter
Melakukan infus RL, RL sudah diinfuskan ditangan kiri jam 11.00 WIBInformed consent rujukan ke
RS, ibu dan keluarga menyetujui.
Evaluasi : infus sudah terpasang dan ibu ingin dirujuk ke RSU KMC luragung .
6. KIE pemenuhan nutrisi dan hidrasi di sela-sela HIS. Evaluasi : ibu bersedia minum air putih
7. KIE relaksasi nafas efektif diiringi dengan musik relaksasi. Evaluasi : Ibu bersedia dan terus
melakukan relaksasi nafas efektif, ibu merasa nyaman diiringi musik relaksasi.
8. Memfasilitasi ibu untuk mobilisasi ditempat. Evaluasi : Ibu memilih miring kiri,
9. Memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu. Evaluasi : respon ibu baik.
10. Melakukan rujukan Baksokuda dan merujuk ibu ke RSU KMC Luragung jam 13.00 WIB. Evaluasi :
advice dari dr SPOG di RSU KMC Luragung Rencana Induksi.
11. Melakukan pendokumentasian Asuhan.
PEMBAHASAN

1 2 3 4

Data Subjektif Data Objektif Analisa Penatalaksanaan


Data
DATA SUBJEKTIF
● Pada anamnesa didapatkan data ny.C usia 18 tahun, Ibu mengatakan sedang hamil 9 bulan dan ini
merupakan kehamilan pertamanya, Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir pukul 04.00 WIB.
Ibu mulas-mulas sejak pukul 03.00 WIB. Ibu tiba di puskesmas Karangkancana pukul 10.00 WIB.
HPHT 01-08-2022. Hal ini sesuai dengan buku KIA (2019), bahwa tanda awal persalinan yaitu
terjadinya his atau kontraksi, adanya Blood show (Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina),
dan pengeluaran cairan.

● Keluarnya cairan air ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban barbau amis dan tidak
seperti bau amoniak, dengan ciri jernih atau bergaris warna darah setelah kehamilan berusia 22
minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung atau
kurang dari 37 minggu merupakan Tanda ketuban pecah dini .(Sunarti, 2017). menurut (Nugrahini,
2017) menyatakan ketuban pecah dini lebih sering ditemukan pada wanita multipara dibanding pada
wanita nullipara karena penurunan fungsi reproduksi, berkurangnya jaringan ikat, vaskularisasi dan
servik yang sudah membuka satu cm akibat persalinan yang lalu.
DATA SUBJEKTIF
Kemudian pada data subjektif didapatkan ibu tidak bekerja dan suami
dagang. Pada pola kebiasan sehari-hari, suami merokok, dan merupakan perokok
aktif sehingga ibu sering terpapar asap rokok. Dari hasil penelitian Rozikhan (2020)
diketahui bahwa ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang terpapar asap rokok
berjumlah 29 (65,9%) orang, dan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang tidak
terpapar asap rokok berjumlah 10 (29,4%) orang. bahwa paparan asap rokok dapat
meningkatkan risiko terjadinya ketuban pecah dini pada persalinan. Asap rokok
membuat lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok
yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, sebanyak
empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin, 5 kali lebih banyak
mengandung karbon monoksida yaitu merupakan radikal bebas yang dapat
menimbulkan kerusakan tubuh. (Anonymous,2013) Rokok mengandung nikotin yang
dapat mempengaruhi asam askorbik sebagai komponen kolagen sehingga .
mempengaruhi kekuatan membrane ketuban.
DATA OBJEKTIF
● Pada pemeriksaan fisik didapatkan HIS 2 x 10’ x 10”. Dilakukan pemeriksaan
dalam didapatkan pembukaan 1 cm, ketuban (-) dengan sisa cairan jernih
dilakukan pemeriksaan menggunakan kertas lakmus hasilnya + dan warna
berubah menjadi biru dari semula berwarna merah. Terlihat ada tanda-tanda in
partu.

● Tes lakmus (tes nitrazin) yaitu jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
gelap jika kontak dengan bahan yang bersifat basa menunjukkan adanya air
ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5. Mengenai pemeriksaan dalam vagina
dengan toucher perlu di pertimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan yang
belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada
waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah
rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan
cepat menjadi pathogen. Pemeriksaan dalam vagina yang dilakukan apabila
ketuban pecah dini yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi
persalinan dan di batasi sedikit mungkin. (Troika, 2020).
ANALISA DATA

● Ny.C 18 tahun G1P0A0 Parturien Aterm Kala I Fase Laten dengan


Ketuban Pecah Dini. Analisa data ini didapatkan melalui data subjektif dan
objektif, pada data subjektif. Pada anamnesa didapatkan data Ny. C berusia 18
tahun dan ibu mengatakan sedang hamil 9 bulan dan ini merupakan kehamilan
pertamanya, Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir pukul 04.00 WIB. Ibu
mulas-mulas sejak pukul 03.00 WIB. Ibu tiba di puskesmas pukul 10.00 WIB.
HPHT 01-08-2022. Kemudian ibu mengatakan pola kebiasaan sehari-hari suami
merupakan perokok aktif, yang mana hal ini juga bisa mengakibatkan kpd. Pada
data objektif didapatkan HIS 2 x 10’ x 10”. Dilakukan pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan 1cm, ketuban (-) dengan sisa cairan jernih dan diperiksa
kertas lakmus hasil + berubah menjadi warna biru, terlihat ada tanda-tanda in
partu.
PENATALAKSANAAN
● Pemberian asuhan diupayakan berbasis women centered care dimana semua pilihan
kembali pada keinginan dan persetujuan ibu, dapat menjalani hubungan yang
kolaboratif antara perempuan, membangun interaksi yang baik dan saling terbuka
serta mengakui kekuatan/kelebihan masing-masing ,keahlian dan saling menghormati.
(Fontein-Kuipers Y, et al., 2018).
● Pemberian penkes mengenai konsumsi yang bergizi dan bernutrisi. Asupan gizi ibu
hamil menjadi faktor penting baik untuk pemenuhan nutrisi ibu hamil atau pun untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. (Healthline 2017).
● Pemberian Teknik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan relaksasi dengan
menurunkan kerja sistem saraf simpatis dan meningkatkan sistem saraf parasimpatis.
Sistem saraf parasimpatis pelepaskan neurotransmiter seperti endorphin, hormone
endorphin ini bertindak untuk meningkatkan rasa senang dan sejahtera, serta untuk
mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan, pada kasus ini khawatif ibu dapat
berkurang (Fitriani dan Ahmad, 2017).
LANJUTAN

● Melakukan konsul/kolaborasi atas advis dr PKM infus RL oral amoxcilin 1000 mg dan
rujukan. Evaluasi : ibu sudah terpaang infus RL dan ibu ingin di rujuk ke RSU KMC
Luragung. Pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa Pelimpahan wewenang melakukan
tindakan pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 huruf b diberikan secara tertulis oleh dokter pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama tempat Bidan bekerja.

● Disimpulkan bahwa dalam kasus persalinan dengan KPD yang terjadi seorang bidan
boleh memberikan pertolongan persalinan setelah ada mandat dari dokter yang
bertanggungjawab. Wewenang bidan adalah melakukan apa yang menjadi perintah
dokter dan yang bertanggung jawab adalah dokter yang memberi mandat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai