Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


PADA NY. S UMUR 31 TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB IMPLAN
DI PUSKESMAS PARAKAN

Pembimbing Institusi :
Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes

Disusun Oleh:
DEA YULIANA
P1337424822173

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Stase Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB


Implan telah disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan yang telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2023.

Temanggung, 2023
Pembimbing Klinik Mahasiswa

Andika Wahyusari, S.Tr.Keb,Bdn Dea Yuliana


NIP. 19790402 200903 2007 NIM. P1337424822173

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes


NIP. 19730317 199803 2001
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. S UMUR 31 TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB IMPLAN
DI PUSKESMAS PARAKAN

A. PENGKAJIAN:
Tanggal : 8 Februari 2023 Jam: 08.03 WIB

B. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab, Status: Suami
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 31 Tahun 2. Umur : 33 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan swasta
6. Suku bangsa: Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Tuksari 3/1 7. Alamat : Tuksari 3/1

C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin KB susuk.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat kesehatan
Penyakit/kondisi yang pernah diderita atau sedang diderita:
Ibu mengatakan ia tidak memiliki dan tidak sedang menderita penyakit tertentu
baik menurun (DM, asma, hipertensi) dan menular (TBC, hepatitis HIV/AIDS).
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 5-7 hari
Warna darah : Merah tua Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut
HPHT : 25 Januari 2023
5. Riwayat perkawinan : Ibu mengatakan menikah 1 kali, sah, waktu umur
menikah 22 tahunan, lama pernikahan 9 tahun.
6. Riwayat KB : Ibu mengatakan saat ini menggunakan KB Implan
dengan jadwal pelepasan bulan Februari tahun 2024
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Th Kehamilan Persalinan NIfas Kead
Frek Keluhan/ UK Jenis Penolong JK/ Penyulit IMD Penyulit Asi anak
ANC penyulit BB Eks skrg
2014 6x Tidak 9 Norm Bidan P/ Tidak Tdk Tidak Tdk Sehat,
ada bln al 3400 ada ada hidup
gr usia 8
tahun
2021 8x Tidak 9 Norm Bidan P/ Tidak Tdk Tidak Tdk Sehat,
ada bln al 3100 ada ada hidup
gr usia 1,5
tahun

8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:


a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan nasi, lauk, dan sayur dan minum air
putih 6 gelas/hari.
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 7x/hari dan BAB 1x/hari, tanpa keluhan.
c. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga dan mengurus anak.
d. Pola Istirahat
Ibu mengatakan melakukan tidur malam 6-7 jam dan tidur siang 1 jam/hari,
tanpa keluhan
e. Pola higiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi setiap mandi, keramas
3x/minggu, ganti baju setiap mandi.
f. Pola hidup sehat: ibu mengatakan tidak pernah olahraga.
9. Riwayat psikososial-spiritual: Mekanisme koping (penyelesaian masalah)
dengan bermusyawarah dengan suami, tidak ada adat istiadat yang dilakukan
ibu berkaitan dengan KB, penggunaan KB kesepakatan bersama dengan suami.
10. Tingkat pengetahuan ibu
Hal yang sudah diketahui ibu: macam-macam alat kontrasepsi
Hal yang ingin diketahui ibu: keuntungan KB implant

D. DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 125/79 mmhg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 84x/menit
3) BB : 60,9 kg Suhu /T : 36,6 oC
4) TB : 156 cm RR : 20x/menit
b. Status present
Kepala : Mesosephal, tidak ada massa, rambut tidak mudah rontok,
kulit kepala bersih
Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada pembesaran tonsil, lidah bersih
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada luka, berfungsi baik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dn tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada massa
Dada : Nafas normal, tidak ada retraksi dinding dada, suara paru dan
jantung tidak ada suara tambahan
Abdomen : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati
dan ginjal
Lipat Paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada pengeluaran abnormal
Anus : Tidak ada hemoroid
2. Pemeriksaan penunjang: Tidak dilakukan
E. ANALISIS
1. Diagnosis kebidanan : Ny. S usia 31 tahun akseptor lama KB Implan
2. Masalah : Tidak ada
3. Diagnosis potensial : Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

F. PELAKSANAAN
Tanggal: 8 Februari 2023 Jam: 08.03 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu, bahwa ibu dalam
kondisi yang baik dan sehat sehingga memenuhi kriteria untuk mendapatkan
KB Implant dengan tekanan darah normal 125/79 mmhg, nadi: 84 x/mnt, RR:
20x/mnt, S: 36,60C.
Hasil: Ibu senang ia dapat menggunakan metode implant
2. Menjelaskan efektivitas KB implant yaitu sangat efektif (0,2-1 kehamilan per
100 perempuan). Dalam 3 tahun pertama dari penggunanya, angka kegagalan
norplant tiap tahunnya (0,3; 0,2; dan 0,4) adalah sama seperti sterilisasi wanita
pada tahun ke-4 dan ke-5 angka kegagalannya adalah sama pada pil yang
diminum secara benar
Hasil : Ibu merasa senang dengan informasi yang diberikan
3. Menjelaskan kepada ibu mengenai keuntungan KB Implant yaitu :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implant merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan
implant sangat mendekati efektivitas teoritis. Efektivitas 0,2 – 1
kehamilan per 10 perempuan(Kemenkes, 2017).
b. Perlindungan jangka panjang
Kontrasepsi implant memberikan perlindungan jangka panjang. Masa
kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implant tertentu (contoh
uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang tepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah
untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implant. Sebagian
besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya
dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Tidak ada efek pada
jangka panjang kesuburan di masa depan. Kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan implant terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada
dalam batas-batas normal. Implant memungkinkan penentuan waktu
kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan
implant demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implant diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan
atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implant
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan
kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implant.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implant tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
h. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
i. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan
hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi
hemoglobin para pengguna implant meningkat karena terjadi
penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
j. Merupakan KB ideal bagi ibu yang tidak mau mempunyai anak lagi
tetapi belum siap untuk steril (Depkes RI, 2013)
k. Implant mengeluarkan progestin dengan kecepatan rendah dari puncak
awal yang tinggi seperti kontrasepsi oral (Hartanto, 2014).
Hasil: Ibu merasa senang dengan informasi yang diberikan
4. Menjelaskan efek samping KB Implan :
a. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan
jumlah darah haid, serta amenorea.
b. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
1) Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah
nyeri kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena
nyeri kepala.
2) Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implant lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.
Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implant
dikacaukan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implant agaknya tidak
mempunyai dampak klinis apapun.
3) Jerawat
Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel
yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan
penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex
hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid
bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron).
4) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implant menjadi pengalaman
baru bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman
baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat
keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri
saat pemasangan implant merupakan sumber kecemasan utama
banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang
dibayangkan.
c. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implant harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui
prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak
dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi.
Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%,
suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang
baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan
implant.
d. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular
seksual termasuk AIDS.
Implant tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap
penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV
AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit
menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode
perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
e. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implant.
f. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi
implant adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun
risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan implant rendah,
jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena
kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implant merupakan
kehamilan ektopik.
Hasil: Ibu merasa senang dengan informasi yang diberikan
5. Memberikan inform consent kepada ibu sebagai bentuk persetujuan tertulis atas
tindakan yang dilakukan
Hasil: Ibu bersedia dan menandatangani inform consent
6. Minta pasien untuk mencuci lengannya terlebih dahulu.
Hasil: Lengan sudah dicuci dalam kondisi kering.
7. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu duk berlubang, trokar,
bisturi, 2 kapsul implant, kassa steril, betadine (antiseptik), klorin, lidokain,
spuit 3 cc, dan plester serta kassa gulung.
Hasil: Alat dan bahan pemasangan KB implant sudah siap.
8. Melakukan pemasangan KB implant dengan prosedur sebagai berikut:
a. Periksa kembali untuk meyakinakan bahwa klien telah mencuci lengannya
sebersih mungkin
b. Bantu klien naik ke meja periksa
c. Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien
d. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas, dengan
mengukur 8 cm di atas lipatan siku
e. beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga terbalik untuk
memasang dua kapsul implan-2 (40 mm)
f. Pastikan bahwa peralatan steril/telah dideinfeksi tingkat tinggi
g. Buka peralatan steril steril dari kemasannya kemudian buka kemasan
implan-2 dan jatuhkan ke dalam mangkok kecil yang steril
h. Cuci tangan 6 langkah dan pakai sarug tangan steril atau DTT
i. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah
j. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkkan ke arah luar
secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan kering
k. Pasang kain penutup steril atau DTT di sekeliling lengan klien
l. Suntikkan nastesi lokal 03 cc pada kulit sampai sedikit menggelembung
m. Teruskan penusukan jarum ke lapisan bawah kulit sepanjang 4 cm, dan
suntikkan masing-masing 1cc pada jalur pemasangan kapsul nomor 1 dan 2
dan uji efek anastesinya.
n. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skepel
o. Masukkan trokar dan pendorongnya mellu tempat insisi dengan sudut 45
derajat hingga lapisan subdermal kemudian luruskan trokar sejajar dengan
kulit
p. Ungkit kulit dan dorong trokar sampai batas tanda 1
q. Keluarkan pendorong
r. Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar dengan tangan atau pinset,
tadahkan tangan yang lain di bawah kapsul sehingga dapat menangkap
kapsul bila jatuh. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah
ujung dari trokar sampai terasa adanya tahanan
s. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan
t. Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit tarik trokar dan pendorongnya
secara bersama sampai batas tanda 2
u. Belokkan arah trokar ke samping dan arahkan ke sisi lain dari kaki segitiga
terbalik
v. Cabut pendorong dan masukkan kapsil kedua, kemudian dorong kapsuk l
hingga terasa tahanan, tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal
pendorong. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit.
w. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan kedua kapsul implan-2 34.
raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari luka
insisi.
x. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan pendarahan 36.
dekatkan ujung insisi dan tutup dengan band-aid dan beri pembalut tekan
untuk mencegah perdarahan bawah kult atau memar pada kulit
y. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10 menit, buang
peralatn yang sudah tidak dipakai selanjutnya celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin, rendam alat-alat 10 menit
Hasil: Implan telah terpasang 2 batang pada tangan kiri
9. Memberitahu ibu bahwa pemasangan KB implant sudah selesai dan
menganjurkan ibu tidak angkat beban berat/melakukan aktivitas berat.
Hasil Ibu mau mengikuti anjuran bidan untuk merawat bagian daerah
pemasangan dan tidak mengangkat beban berat
10. Memberikan kartu KB ibu, dan menganjurkan kontrol kembali 3 hari setelah
pemasangan yaitu tanggal 11 Februari 2023
Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang 3 hari lagi
11. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Hasil: Data telah dicatat kartu KB dan register
PEMBAHASAN

Ny.S usia 31 tahun P2A0 datang ke puskesmas untuk melakukan


pemasangan KB implan. Ny.S tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat
menjadi kontraindikasi pemasangan implant seperti diabetes, hipertensi, dan
tumor. Dari hasil pengkajian diperoleh siklus haid normal, ibu pernah
menggunakan KB suntik dan implant dengan tidak ada keluhan. Ny.S
memiliki 2 anak, umur 8 tahun dan umur 1,5 tahun (P2A0). Wanita dengan
jumlah paritas dapat mempengaruhi pemilihan dalam metode berKB. Hasil
penelitian (Laput, 2020) menunjukkan sebagian besar responden
melahirkan >2 namun responden memilih menggunakan alat
kontrasepsi karena responden sudah tidak menyetujui anggapan banyak
anak banyak rejeki. Secara statistik paritas tidak mempunyai pengaruh
terhadap penggunaan Implant yang bisa dilihat dari nilai p>0,5 yaitu
0,053. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Hasibuan, 2014) ibu
dengan paritas <2 lebih banyak menggunakan implant dibanding dengan ibu
yang berparitas >2.
Usia Ny.S termasuk kedalam usia reproduktif, dimana usia reproduktif
termasuk kedalam indikasi KB implant. Implant sebaiknya digunakan untuk
menjarangkan kehamilan pada usia 20-35 tahun. (Hartanto, 2014). Hasil
penelitian (Paula, Siti, 2021) didapatkan p-value < α 0,05, artinya ada
hubungan yang bermakna antara frekuensi umur dengan Akseptor KB
Implant. OR yang didapat yaitu 5.897, artinya ibu yang umurnya beresiko
berpeluang 5,897 kali menggunakan kontrasepsi Implant dibandingkan ibu
dengan umur tidak berisiko.
Ibu dan suami mendiskusikan masalah dalam keluarga dan sudah
memperoleh keputusan ingin mengambil KB implant. Ibu sudah yakin dan
didukung suami terkait dengan pilihannya menggunakan KB implan karena ia
dulu juga pernah menggunakan implant dan tidak ada keluhan. Perkawinan
pasien ditanyakan untuk mengetahui pengaruh status perkawinannya terhadap
kesehatannya, kesiapan, dan tanggung jawab secara psikologis, emosional
serta kepedulian ibu secara fisik, support keluarga (Depkes RI, 2013). Hasil
penelitian (Erlyna, 2018) chi square di peroleh nilai p=0,001 (p<0,05)
sehingga H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga dengan penggunaan alat kontrasepsi
Implant di Desa Sindang Sari wilayah kerja Puskesmas Baros tahun 2016.
Ibu mengatakan ia ingin mengetahu keuntungan dan cara kerja KB
implan ini, sehingga pada penatalaksanaan ibu diberikan pendidikan
kesehatan tentang keuntungan KB implan berupa masa pakai jangka panjang,
kembali kesuburan steelah lepas lebih cepat, megurangi darah haid, dan tidak
mengganggu hubungan seksual (Saifudin, 2015). Konsep mekanisme kerjanya
sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak
terjadi ovulasi. Mengentalkan lendir serviks, menghalangi migrasi
spermatozoa menyebabkan situasi endometrium tidak siap untuk menerima
tempat nidasi (Manuaba, 2015).
Pada penatalaksanaan, sudah dilakukan pemasangan implan 2 batang
dan dilakukan konseling terkait perawatan luka pasca pemasangan. Ibu
dianjurkan untuk tidak mengangkat beban berat dan mengusahakan lukanya
tetap kering agar terhindar dari infeksi. Ibu sudah diberitahu bahwa akan nyeri
beberapa hari dan timbul kebiruan pada bekas pemasangan yang dianggap
normal. Ibu dianjurkan untuk kontrol 3 hari lagi dan ibu sudah bersedia untuk
kontrol ulang. Saat kontrol ulang diperoleh hasil ibu dalam kondisi baik, TTV
dalam batas normal, luka bekas pemasangan baik, tidak ada tanda infeksi, dan
tidak ekspulsi implan.

Temanggung, 2023
Pembimbing Klinik Mahasiswa

Andika Wahyusari, S.Tr.Keb,Bdn Dea Yuliana


NIP. 19790402 200903 2007 NIM. P1337424822173

Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes
NIP. 19730317 199803 2001

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2013) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Erlyna (2018) ‘Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan


Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant’, Jurnal Obstretika Scientia, 5(1).

Hartanto, H. (2014) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Hasibuan, N. (2014) ‘Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Minat


Ibu Dalam Menggunakan KB Implant Di Desa Talikumain Wilayah Kerja
Puskesmas Tambusai Kabupaten Rokan Hulu’, Jurnal Maternity and Neonatal,
1(5).

Laput, D. O. (2020) ‘PENGARUH PARITAS TERHADAP PENGGUNAAN


KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE
MBELENG ’, Jurnal Wawasan kesehatan, volume 1 n(10), pp. 6–10.

Manuaba (2015) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Paula, Siti, E. (2021) ‘Hubungan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan
Akseptor KB Implant di Puskesmas Sri Gunung Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2019’, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), pp. 245–248.
doi: 10.33087/jiubj.v21i1.1127.

Saifudin, A. (2015) Buku Panduan Praktek Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai