Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SIKLUS KEHIDUPAN WANITA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga


Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Dela Nur Aulia P20624322053


Gina Sonia P20624322065
Neng Resi Fitriani P20624322076
Teti Nurhayati P20624322084
Ulfah Nursya’adah P20624322085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Siklus Kehidupan
Wanita.

Makalah ini sudah kami buat dengan semaksimal mungkin, namun


mungkin saja makalah ini terdapat kesalahan baik dalam teknik pembahasan juga
dalam penulisannya.
Oleh karena itu, sepatutnyalah penulis meminta maaf kepada semua pihak
yang berkesempatan membaca makalah ini.
Seiring dengan itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Nunung Mulyani, APP.,M.Kes selaku dosen koordinator mata kuliah Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
2. Etin Rohmatin, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
3. Laila Putri S, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
4. Herni Kurnia, SST M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
5. Rekan-rekan yang tak lelah saling bekerjasama dalam pengerjaan makalah
ini.
Harapan penulis mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri juga bagi siapa saja yang memerlukan referensi tentang Siklus
Kehidupan Wanita.

Tasikmalaya, 17 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fase Konsepsi............................................................................................3


2.2 Fase Bayi Balita........................................................................................3
2.3 Fase Remaja..............................................................................................4
2.4 Fase Dewasa..............................................................................................5
2.5 Fase Usia Lanjut.........................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................8


3.2 Saran ........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam siklus kehidupan, setiap wanita hampir mengalami suatu
proses yang dinamakan kehamilan, persalinan, nifas, dan memiliki anak
atau bayi baru lahir yang akan menjadi suatu tonggak utama dalam sebuah
keluarga. Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang
baik, diantaranya dapat dipertimbangkan dari segi kesehatan ibu dan anak.
(Riskesdas, 2013).
Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu keadaan yang
alamiah dialami oleh setiap perempuan dengan sistem reproduksi sehat,
namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian
(Nadia, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan fase konsepsi?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan fase bayi balita ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan fase remaja ?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan fase bayi dewasa ?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan fase usia lanjut ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menyelesai tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui pengertian fase konsepsi
1.3.2.2 Untuk mengetahui fase bayi balita.
1.3.2.3 Untuk mengetahui fase remaja.
1.3.2.4 Untuk mengetahui fase dewasa.
1.3.2.5 Untuk mengetahui fase usia lanjut.

1
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan:
1.4.1 Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pemaparan
pemikiran mengenai mengenai siklus kehidupan wanita.
1.4.2 Pembaca, sebagai media informasi perkembangan pengetahuan,
informasi, dan wawasan mengenai siklus kehidupan wanita

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fase Konsepsi


Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi. Konsepsi yaitu
ketika ovum dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan
kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Pada hari sebelum lahir, para
ahli psikologis perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia
berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat
itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi yang disebut zigot.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang
disebut sel benih. Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh
dari sperma dan ovum yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap
pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu
kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk
dan ukuran yang jelas. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel
sperma dan sel telur (ovum) pada dasarnya memiliki daya hidup, maka ia
mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya
menghasilkan benih manusia (embrio). Karena adanya daya hidup inilah
yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang,
hingga lahir menjadi individu baru.

2.2 Fase Bayi dan Balita


Pada fase ini, otak akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
yang dikenal dengan istilah the golden age. Pada fase ini, dari 0 tahun
sampai 2 tahun harus mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik
kesehatan gizi, pengasuhan, dan pendidikan. Istilah ini sudah sering
didengar dan dipahami oleh semua orang tua, karenanya semua orang tua

3
menginginkan anaknya menjadi anak yang cerdas, tetapi tidak sedikit yang
tidak memanfaatkan peluang ini karena merasa pertumbuhan anak adalah
proses alami yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa atau dengan
intervensi orang tuanya atau siapa pun.
Masa emas adalah suatu masa penting dalam fase tumbuh kembang
anak. Pada fase ini, otak manusia berkembang pesat yang kritis dan terjadi
hanya satu kali. Pada fase ini seorang anak manusia diberi keistimewaan
oleh Tuhan untuk memiliki kemampuan menyerap informasi sebanyak
100%. Jadi masa balita adalah masa keemasan dalam penanaman prinsip-
prinsip kehidupan dan penghidupan yang baik. Dalam hal ini, orang tua
mempunyai peran yang sangat dominan, karena apa yang dilihat, diraba,
didengar balita akan diserap secara total. Padahal pada Fase ini dipastikan
seorang manusia berada di lingkungan di sekitar yang tentu siapapun tahu
dan menyadari kondisi ini menjadi tanggung jawab orang tuanya.
Berikutnya, tumbuh kembang anak usia 5 tahun yang sudah mulai
bersosialisasi di lingkungan, di luar lingkungan keluarga, teman sebaya,
dan teman bermain. Pada fase ini orang tua harus memberikan bimbingan
dan pendidikan terutama dalam mempersiapkan anak memasuki dunia
sekolah.

2.3 Fase Remaja


Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun
dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid
pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap
sebagai tanda kedewasaan dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah
tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa dan
siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan drastis,
karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
Untuk asuhan yang harus dberitahukan meliputi:

4
2.3.1 Gizi seimbang
2.3.2 Informasi tentang kesehatan reproduksi
2.3.3 Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
2.3.4 Pencegahan terhadap ketergantungan napza
2.3.5 Perkawinan pada usia yang wajar
2.3.6 Pendidikan, peningkatan keterampilan
2.3.7 Peningkatan penghargaan diri

2.4 Fase dewasa


Fase dewasa adalah fase pertama manusia untuk menyelaraskan
diri dengan corak kehidupan yang baru dan harapan-harapan kehidupan
sosial yang baru. Pada fase ini, manusia diharuskan untuk mengawali
kehidupannya memeragakan peran ganda layaknya peran suami/istri. Fase
dewasa disebut juga sebagai fase tersusah untuk manusia dikarenakan pada
fase ini, seseorang akan diharuskan untuk melampiaskan
ketergantungannya dengan orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri
(Jahja, 2011:246-247). Merujuk pada penjelasan di atas, bahwa manusia
dapat berubah seiring dengan perkembangan yang akan terjadi ditinjau
dari berbagai aspek. Semua aspek tersebut dapat berubah seiring manusia
mengalami fase-fase dalam kehidupannya. Tentu fase yang dijalani antara
manusia dan manusia lainnya akan sangat berbeda. Didasari dari
pengalaman hidup, antara manusia dan manusia lainnya akan sangat
berbeda. Dijelaskan pula bahwa masa sulit dalam siklus kehidupan
manusia adalah fase dewasa, yang mana kehidupan pada fase dewasa akan
terasa semakin kompleks dan beragam. Karena beragamnya pengalaman
dan pemahaman tentang makna siklus kehidupan manusia yang dijalani.
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat
paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang
penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini, wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima,

5
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan bayi
yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti
dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan
tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu
mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering terjadi pada
kesehatan reproduksi pada usia ini adalah endometriosis yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks,
sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang
mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-
apa. Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen,
konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang
perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan
IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum, pelayanan kebidanan
darurat, imunisasi, dan informasi-informasi tentang kesehatan reproduksi.

2.5 Fase usia lanjut (Klimakterium/menopouse)


Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60
tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk
melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang
benar dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga
ringan dan tetap aktif secara intelektual.
2.5.1 Perhatian pada problem meno/andro-pause
2.5.2 Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun,
gangguan mobilitas dan osteoporosis.
2.5.3 Deteksi dini kanker rahim
2.5.4 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem
sirkulasi, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi,
payudara/ kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.

6
2.5.5 Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman
reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan
oleh wanita ketika masa suburnya berakhir atau ketika mengalami
menopause. Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang
mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat
menurunnya produksi hormone estrogen.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesmpulan
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses
perkembangan baik dari segi fisik, maupun psikologisnya. Jika melihat
potret semasa bayi sampai saat ini, terlihat banyak sekali perubahan.
Misalnya dari seorang yang tidak berdaya sampai menjadi seorang
mahasiswa seperti saat ini. Dari semua perkembangan yang telah
dirasakan, maka terlihatlah bahwa manusia mengalami perkembangan
sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai masa tua. Dalam
proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi
aspek fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi, dan perasaan. Selain
itu juga mempengaruhi kegemaran dalam hidup, motivasi, sikap atau
perilaku, kepribadian, kemampuan dan kreativitas. Semua aspek yang
telah disebutkan, pada dasarnya membuat sebuah kombinasi atau
hubungan baru yang nantinya akan membentuk spesialisasi fisik dan
psikologis yang berbeda antara manusia satu dan manusia lainnya.
3.2 Saran
Diharapkan bagi masyarakat khususnya bagi ibu dan keluarga
untuk memberikan pembelajaran, pendidikan, dan asuhan yang terbaik
terutama pada masa golden age. Karena pada masa itu akan menentukan
bagaimana anak ke depannya, walaupun pada fase-fase yang lain pun
dapat merubah anak tersebut tetapi fase yang paling utama adalah pada
saat golden age tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abah,E. (2015). Periode Konsefsi Awal kejadian manusia. Jurnal Pedidikan


Islam: Vol. 6, 66-79.
Desmita. (2005). Psikilogi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Widyastuti, Herlansyah, & Masruroh, 2018.

9
NOTULEN SEMINAR

Tanggal : 23 September 2022


Program : Alih Jenjang Sarjana Terapan Kebidanan
Semester/Kelas : 1/B
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
Topik : Siklus Kehidupan Wanita
Dosen : Nunung Mulyani, APP., M.Kes
Moderator : Ulfah Nursya’adah
Notulen : Teti Nurhayati

UraianKegiatan :
1. Pembukaan oleh Moderator
2. Pemaparan Materi oleh Dela Nur Aulia, Gina Sonia, Neng Resi Fitriani, Teti
Nurhayati, dan Ulfah Nursya’adah
3. Sesi Tanya Jawab
4. Penutup oleh Moderator

Pertanyaan :
1. Untuk menyikapi anak-anak remaja saat ini banyak sekali penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh anak-anak remaja, contohnya yang sempat
viral akhir-akhir ini yaitu Citayem fashion week, kalau kita lihat dalam acara itu
banyak sekali anak remaja laki-laki yang berpakaian menyimpang menggunakan
pakaian wanita atau sebaliknya, yang mau saya tanyakan bagaimana sikap kita
sebagai bidan menyikapi hal-hal tersebut dan kira-kira hal apa yang menjadi
penyebab banyaknya kejadian tersebut? (Pertanyaan dari Yully Yuliawati)

2. Apa cirinya andropause di laki lak? (Pertanyaan dari Nia Yuliati)


3. Pengaruh apa saja yang dirasakan pria saat mengalami penurunan hormon
androgen ketika andropause? di Indonesia usia berapa biasanya pria mulai
mengalami andropause? (Pertanyaan dari Erlina Nursa’adah)

Resume Jawaban :
1. Jawaban dari Neng Resi
Hal tersebut merupakan penyimpangan. Ciri-ciri remaja biasanya memang
mengikuti trend. Jadi kita sebagai orang tua atau bidan harus bisa memfilter
mana yang boleh diikuti ataupun tidak karena remaja biasanya mengikuti trend
entah itu trend yang baik ataupun buruk. Kita boleh memberikan arahan dan
batasan apa saja yang boleh dilakukan dan jangan terlalu dikekang.

Tambahan dari Ulfah Nursya’adah


Kegiatan tersebut sebenarnya merupakan hal yang positif selama tidak merubah
hakikat gender. Hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh modernisasi dan peran
kita yaitu memberikan KIE mengenai gender, peran-peran remaja. Bukan hanya
kita, peran orang tua juga sangat penting untuk pertumbuhan dan perubahan
remaja.

2. Jawaban dari Ulfah Nursya’adah


Andropause yaitu berkurangnya sperma pada laki-laki. Andropause ini ditaidai
dengan libido rendah dan terdapat perubahan psikologis (mudah stress, kurang
berenergi, dan insomnia)

3. Jawaban dari Ulfah Nursya’adah


Mengenai penurunan androgen sudah dijelaskan pada nomor 2.
Untuk andropause atau menopause berbeda-beda tergantung orangnya. Namun
menurut jurnal yang dibaca, rata-rata usia andropause yaitu 45 tahun. Tetapi hal
tersebut kembali lagi terhadap hormone testosterone setiap orangnya.
Tambahan dari Neng Resi
Setiap orang memiliki pola hidup yang berbeda, nutrisi in take-nya, dan pola
olahraganya pun berbeda sehingga hal tersebut dapat memengaruhi terhadap
hormone laki-laki tersebut. Dalam jurnal yang sudah dibaca, usia rata-rata
andropause yaitu 50 tahun ke atas.

Anda mungkin juga menyukai