Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA PRANATAL

Dosen Pengampu : Dra.Hasnidar Karim, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1.Yushamdalah (201200023)

2.Winda Rifiana (201200022)

3.Noviani Mastura (201200020)

4.Uswatun Hasanah (201200028)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Perkembangan Masa Pranatal tepat waktu.
Makalah Perkembangan Masa Pranatal disusun guna memenuhi tugas Ibu
Dra.Hasnidar Karim,M.Pd.I pada mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Perkembangan Masa Pranatal.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Hasnidar
Karim,M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkmbangan Anak. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Jambi, 11 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….………….ii


Daftar Isi ……………………………………………………..……...……………...iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………….…….…..…………….……….…..1
B. Rumusan Masalah ………………..………..………………..…………….1
C. Tujuan penulis ……………………….…...…………….….……………...2
D. Manfaat ………………………………………………..…………………..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Masa Pranatal ………………………..………..3
B. Pentingnya Masa Kehamilan……………………………………………….3
C. Tahap-Tahap dalam Periode Perkembangan Pranata…….………..……...…5
D. Bahaya Fisik dan Psikologis Pada Masa Pranatal …….………...…………8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN …………………………………………………..…………12
B. SARAN …………………………………………………….……….……….12

DAFTAR PUSTAKA …………………………….………………..……….……….iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman tentang awal kehidupan individu beserta prosesnya menjadi sangat
penting berkaitan dengan upaya menciptakan individu/insan yang berkualitas.
Individu yang berkualitas adalah individu yang optimasi perkembangannya
berlangsung dengan baik karena secara genetik memiliki potensi yang baik.
Optimasi perkembangan individu harus didasari proses konsepsi yang sehat/ baik
juga karena sejauh mana stimulasi lingkungan memengaruhi perkembangan
individu sangat tergantung pada bawaan/genetiknya. Oleh karena itu, hasil konsepsi
harus diusahakan berkualitas yang harus dimulai sejak sebelum proses konsepsi itu
terjadi. Seperti sudah diketahui bahwa konsepsi adalah bertemunya sel sperma dan
sel telur, sehingga kualitas sel sperma dan sel telur juga harus baik. Pasangan
menikah yang merencanakan mempunyai anak, sebaiknya memastikan terlebih
dahulu melalui pemeriksaan dokter bahwa dirinya sehat yang memungkinkan proses
pembuahan berlangsung dengan baik dan menghasilkan germinal, embrio, dan
fetus/janin yang sehat.
Pentingnya kesehatan orangtua sebelum terjadinya pembuahan juga
dikemukakan oleh Eskam (2007). Menurut Eskam: “Having a child is one of the
most rewarding and challenging experiences in life. Having a healthy child is what
parents most often wish for.” Kesehatan bayi sangat dipengaruhi perawatan
kesehatan orangtuanya sebelum terjadinya pembuahan atau kehamilan, dan sebagai
waktu ideal paling tidak perawatan ksehatab (antara lain makanan sehat dan gaya
hidup sehat) dilakukan 6 bulan sebelumnya.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan masa pranatal ?
2. Bagaimana pentingnya masa kehamilan ?
3. Bagaimana tahap-tahap dalam periode perkembangan pranatal ?
1
Christiana Hari Soetjiningsih, Seri Psikologi Perkembangan Anak (Jakarta : KENCANA, 2018),hlm.31
4. Apa saja bahaya fisik dan psikologis pada masa pranatal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dari perkembangan masa prenatal
2. Untuk mengetahui pentingnya masa kehamilan
3. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam periode perkembangan prenatal
4. Untuk mengetahui apa saja bahaya fisik dan psikologis pada masa pranatal
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui arti dari perkembangan masa pranatal
2. Dapat mengetahui pntingnya masa kehamilan
3. Dapat mengetahui tahap-tahap dalam periode perkembangan pranatal
4. Dapat mengetahui apa saja bahaya fisik dan psikologis pada masa pranatal

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Masa Pranatal
Menurut Soetjiningshih (2018), perkembangan pranatal adalah masa
pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk hidup yang berada dalam rahim
seorang ibu.
Menurut Hurlock (2005) masa pranatal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan,
masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan, dan perkembangan individu,
yaitu pada saat pembuahan telur pada ibu dan spermatozoa pada ayah, bila
spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi
atau pembuahan. Perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh. Dari dua pendapat tersebut dapat dikemukakan
bahwa masa pranatal merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan
mental bayi. Masa prenatal adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara
bayi dan orang tua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak
terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan.2
B. Pentingnya masa kehamilan
Kehamilan merupakan masa dimana seorang wanita berhenti haid dalam kurun
waktu hingga proses persalinan usai (lstiany, 2013). Kehami lan normal selama 9,5
bulan atau 38-40 minggu. Jika dihitung dengan ukuran hari, kehamilan akan
berakhir sesudah 266 hari yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir dengan
rumus perkiraan hari lahir HPL) (Arisman, 2010).
Kehamilan merupakan masa yang sangat penting karena sangatmenentukan
kualitas dari anak yang akan dilahirkan dan mempengaruhi perkembangan anak
dimasa depan (Irianto, 2014). Usia kehamilan dikelompokan menjadi 3 trimester
yaitu, trimester pertama (0-3 bulan), trimester dua (4-6 bulan), dan trimester tiga (7-
9 bulan).
Pada trimester pertama pertumbuhan dan perkembangan janin masih
berlangsung lambat dan kebutu han gizi ibu hamil pada trimester pertama sama
dengan wanita dewasa biasanya. Keluhan yang timbul pada trimester satu

2
Yudo Dwiyono,Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta : CV Budi Utama,2021),hlm.25
diantaranya nafsu makan kurang, mual, pusing, halusi nasi ingin makan yang aneh-
aneh atau ngidam, mual, muntah dan lainnya (Marmi, 2013). Keluhan tersebut dapat
menyebabkan nafsu makan menurun dan berakibat asupan nutrisi menjadi
berkurang. Kekurangan asupan pada trimester pertama dapat menye bab kan
mening katkan risiko hipermis gravidarun, kelahiran prematur, keguguran, dan
kelainan pada sistem saraf (Waryana,2010).
Makanan padat gizi yang cukup selama kehamilan sangat dianjurkan untuk
meme nuhi kebutuhan selama kehamilan (Almatsier, 2011). Makanan yang
dianjurkan berupa makanan kering dan segar seperti roti panggang, biskut atau
sereal dan buah-buah sergar serta sari buah (Marmi, 2013).
Pada trimester kedua keluhan ibu berupa mual dan muntah mulai berkurang
Tubuh janin sudah menunjuk an perkembangan dan juga susunan saraf otak
berkembang sampai 90% (Marmi, 2013). Berat janin kurang lebih mencapai 30
gram. Lengan, tangan, kaki, jari dan telinga mulai terbentuk dan denyut jantung
janin mulai terdengar. Pada trimester kedua terjadi penumpukan lemak sebagai
persiapan pembentukan Air Susu bu (ASI) yang menyebabkan pembesaran
payudara ibu hamil sekitar 30% (Almatsier, 2011). Kekurangan gizi pada trimester
kedua ini baik secara kuantitas maupun kualitas dapat mengganggu perkembangan
dan pertumbuh an janin yang menyebabkan bayi lahir cacat (Purwitasari, 2009).
Pada trimester ketiga merupakan titik kritis pembentukan janin. Panjang janin
menjadi dua kali panjang semula, sedangkan berat bertambah kurang lebih hingga
lima kali berat semula (Almatsier, 2011). Nafsu makan pada trimes ter ketiga sudah
baik cenderung merasa lapar terus-menerus. Konsumsi makanan bergizi sangat
dianjurkan sebagai persiapan kesehatan ibu menjelang kelahiran (Irianto, 2014).
Kenaikan berat badan yang dianjurkan selama hamil bila badan sebelum hamil
normal atau ideal maka penambahan berat badan sebaiknya 9-12 kg, bila berat
badan sebelum hamil lebih maka pertambahan berat sebaiknya 6-9 kg sedangkan
bila mengand ung bayi kembar dua atau lebih maka kemungkinan berat badan akan
bertambah lebih banyak. Kekurangan gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan
meningkatnya risiko gangguan kekuatan rahim saat persalinan dan pendarahan post
partun (Irianto, 2014).
Kehamilan menyebabkan peningkatan metabolisme energi yang membuat
kebutuhan zat gizi menjadi meningkat. Pening katan zat gizi selama kehamilan
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Kekurangan zat gizi selama kehamilan dapat menyebabk an
bayi lahir tidak sempurna (Andriani,2012).3
C. Tahap-tahap dalam periode perkembangan prenatal
Perkembangan pranatal umumnya dibagi ke dalam tiga tahap/periode utama,
yaitu periode germinal (zygote), embryonic, dan fetal/fetus atau janin. Penjelasan
setiap periode akan dipaparkan di bawah ini (Papaliadkk., 2008; Santrock, 2007).
1. Periode Germinal (Zygote)
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari kemudian
(sekitar dua minggu). Periode ini meliputi terjadinya zygote (zygote =
ovum/sel telur yang dibuahi), dilanjutkan dengan pembelahan sel, dan
terjadinya implantation, yaitu menempelnya zygote pada dinding
uterus/kandungan yang berlangsung kira-kira 10 hari setelah pembuahan.
Sekitar seminggu setelah pembuahan, zygote terdiri dari 100 sampai 150 sel,
dan pembelahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar
organisme terbentuk. Lapisan-lapisan tersebut adalah Blastocyt, yaitu
lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal dan yang
kemudian berkembang menjadi embrio, dan Trophoblast, yaitu lapisan luar
sel yang berkembang selamanperiode germinal yang kemudian menyediakan
gizi dan melindungi embrio (sistem penunjang kehidupan), yaitu amnion,
tali pusar, dan placenta (ari-ari). Periode germinal oleh Moore dan Persuad
(dalam Slater & Lewis, 2006) disebut juga periode conceptual.
2. Periode Embrionis
Berlangsung dari minggu ketiga sampai kedelapan setelah pembuahan,
ditandai dengan perkembangan yang pesat pada organ dan sistem tubuh

3
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,Kehamilan,http://eprints.Poltekkesjogja.ac.id/1019/4/BAB%2011.pdf
utama, yaitu pernafasan, pencernaan, dan saraf. Pada periode ini terjadi
peningkatan diferensiasi sel, sistem saraf berkembang, dan pada akhir
minggu ketiga jantung mulai berdetak. Selanjutnya di akhir periode ini,
organ-organ mulai tampak sehingga bentuk dan wajah organisme sudah
menampak. Usia kira-kira 21 hari, mata mulai kelihatan, sudah terbentuk
jari-jari tangan dan kaki serta alat kelamin eksternal. Pada periode ini,
embrio dilindungi/didukung oleh ari-ari (placenta), tali pusar (umbilical
cord), dan amnion. Amnion merupakan suatu kantong yang berisi cairan
bening sebagai tempat embrio mengapung serta berfungsi sebagai pengatur
suhu dan kelembaban dan penahan benturan atau melindungi bayi dari
guncangan. Organ-organ yang terbentuk pada periode ini masih sangat rapuh
terhadap perubahan-perubahan lingkungan, sehingga ibu hamil harus
berhati-hati karena aborsi (keguguran) spontan biasanya terjadi pada saat ini.
Pada usia delapan minggu, berat embrio kira-kira satu gram dan panjangnya
kira-kira satu inci (kurang lebih 2,5 cm). Periode embrio merupakan periode
rentan terjadinya keguguran spontan (spontaneous abortion atau
miscarriage) yang kebanyakan disebabkan karena kehamilan abnormal dan
sekitar 50 sampai 70 persen dikarenakan abnormalitas kromosom
(chromosomal abnormalities). Keguguran ini banyak dialami oleh embrio
laki-laki dan kerentanan jenis kelamin laki-laki ini terus berlanjut setelah
kelahiran.
3. Periode Fetal atau Janin
Berlangsung mulai bulan ketiga dan berlangsung selama tujuh bulan
sampai saat kelahiran. Fetus bertumbuh dengan cepat, panjangnya kira-kira
20 kali dari sebelumnya, juga sistem organ-organ dan tubuh menjadi lebih
kompleks. Janin yang berusia 3 bulan panjangnya kira-kira tiga inci dan
beratnya kira-kira 14 gram. Saat ini janin semakin aktif, dapat
menggerakkan tangan dan kaki serta dapat membuka dan menutup
mulutnya, menggerakkan kepalanya, sudah dapat diidentifikasi jenis
kelaminnya, dan dapat tersenyum, merengut, mengisap, dan menelan. Pada
akhir bulan keempat, panjangnya sekitar 5,5 inci dan beratnya sekitar 100
gram, refleks prenatal makin kuat, serta gerakan lengan dan kaki dapat
dirasakan pertama kali oleh ibunya. Juga pada saat ini denyut jantung
menjadi kuat, muncul rambut halus (lanugo) yang menutup tubuh, serta
tumbuh kuku jari tangan dan kaki. Pada akhir bulan kelima, kira-kira
panjangnya 10-12 inci, beratnya kira-kira 500 gram, dan janin sudah dapat
mengisap ibu jarinya, tersedak, dan denyut jantung dapat didengar melalui
stetoskop; serta rambut kepala, bulu mata dan alis mata muncul/tumbuh.
Akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik
sekitar 0,5 sampai 1 pon lagi. Saat ini mata sudah terbuka dan tangannya
mampu memegang dengan kuat.
Pada saat usia 7 bulan panjang janin sudah mencapai sekitar 14-17 inci
dan beratnya sekitar 1 kg. Janin sangat aktif, lemak tubuhnya bertambah,
dan gerakan pernafasan mulai muncul walaupun belum sempurna. Usia
tujuh bulan (28 minggu) ini menurut Hetherington dan Park (2000)
merupakan the age of viability (usia kelangsungan hidup) yang merupakan
saat penting dalam perkembangan pralahir karena pada usia ini sistem fisik
fetus (janin) sudah memungkinkan untuk bertahan hidup jika dilahirkan
prematur. Pada bulan ke-8 dan ke-9, pertambahan panjang dan berat tubuh
janin bertambah cepat. Usia delapan bulan beratnya bertambah 1,5 kg dan
usia 9 bulan atau saat dilahirkan panjang tubuhnya kira-kira mencapai 19
inci (kurang lebih 50 cm) dan beratnya kira-kira 3 kg serta lingkar kepala 34
cm. Pada bulan-bulan ini, janin memiliki periode tidur dan bangun, kerutan
kulit berkurang, lanugo (rambut-rambut halus) menghilang, keaktifan
berkurang, dan berada dalam posisi lahir. Ketika lahir, rata-rata bayi
Amerika beratnya 7-7,5 pon dan panjang sekitar 20 inci (+ 50 cm).
Beberapa penelitian (Papalia dkk., 2008) mendapatkan bahwa pada masa
ini janin sudah dapat, antara lain, menelan dan mengisap sejumlah cairan
ketuban mulai sekitar 12 minggu kehamilan. Juga organ yang mengontrol
penciuman sudah berkembang baik, dapat merespons suara, detak jantung,
dan getaran tubuh ibunya di mulai sekitar usia 26 minggu dan puncaknya
pada 32 minggu, yang menunjukkan janin sudah mampu mendengar suara
dan merasakan sesuatu. Musik dan percakapan yang didengar janin sebelum
lahir akan terbawa sampai pada saat sesudah lahir yang dibuktikan oleh hasil
beberapa penelitian yang melaporkan bahwa bayi usia sekitar dua sampai
empat hari menyukai musik dan percakapan tersebut. Mereka juga lebih
menyukai suara ibunya daripada suara wanita lain, suara wanita daripada
suara pria, dan bahasa ibu daripada bahasa lain. Menurut Slater dan Lewis
(2006), fetus sudah mampu mendengarkan suara pada usia sekitar 22-24
minggu yang ditunjukkan dengan adanya gerakan. Respons fetus ini
dipengaruhi oleh frekuensi, intensitas, dan durasi dari suara yang
didengarnya.4
D. Bahaya fisik dan psikologis bagi ibu hamil
1. Bahaya Fisik pada Masa Pranatal
Periode zigot : (Hurlock 1980).
a. Kelaparan. Zigot akan mati kelaparan apabila hanya sedikit kuning telur
yang mempertahankan kehidupannya sampai zigot itu dapat menempelkan
diri pada uterine atau bila zigot terlalu lama tinggal di tuba falopi.
b. Kurangnya Persia uterine. Implantasi tidak dapat terjadi bila pada waktunya
dinding uterine belum siap menerima zigot karena adanya
ketidakseimbangan Kelanjar.
c. Implantasi di tempat yang salah. Kalau zigot menjadi terikat pada jaringan
tiroid yang kecil di dalam dinding uterine, atau pada dinding tuba falopi,
zigot tidak mendapat makanan dan akan mati.

Periode embrio:

a. Keguguran. Jatuh, stres, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, kekurangan


vitamin, dan penyakit-penyakit bahaya seperti pneumonia dan diabetes,
dapat menyebabkan embrio keluar dari tempatnya di dmding uterine, yang

4
Christiana Hari Soetjiningsih, Seri Psikologi Perkembangan Anak (Jakarta : KENCANA, 2018),hlm.37-39
mengakibatkan keguguran. Keguguran yang disebabkan karena kondisi yang
kurang baik pada masa prenatal cenderung terjadi antara minggu kesepuluh
dan kesebelas setelah pembuahan.
b. Ketidakteraturan Perkembangan. Malturasi ibu, kekurangan vitamin dan
kelenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan tembakau yang berlebihan
dan penyakit seperti diabetes dan cacar Jerman, mengganggu perkembangan
yang normal, khususnya otak embrio.

Periode Janin :

a. Keguguran. Keguguran selalu mungkin terjadi sampai kehamilan bulan


kelima, waktu yang paling peka adalah periode datangnya haid secara
normal. Ada dua sebab terjadinya keguguran yaitu fisik dan psikis. Sebab
fisik misalnya, kecelakan tertentu yang dialami ibu, jatuh atau yang lainnya.
Sebab psikis misalnya, tekanan batin yang luar biasa yang dialami ibu hamil.
(Fudyartanta 2012).
b. Prematur. Janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons mempunyai
kesempatan hidup yang lebih kecil daripada janin yang lebih berat dan
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami perkembangan salah
bentuk.

Beberapa ciri dari prematur : (Fudyartanta 2012).

1) Panjang badan kurang dari 45cm.


2) Berat badan kurang dari 2,5kg.
3) Prematur bersifat pasif, lemah, tidak banyak bergerak dan tenang saja,
tidak banyak menangis, banyak hasrat untuk tidur saja.
4) Badannya kurus, kulitnya tidak licin.
5) Ukuran kepala jauh lebih besar daripada badannya.
6) Pusatnya masih di bagian bawah perut (tidak di tengah-tengah perut)
7) Pemeliharaan prematur amat sukar, oleh karenanya harus teliti, sebab
kemungkinan untuk hidup terus agak tipis. Derajat temperature harus
dibuat sama seperti temperatur ketika masih di dalam kandungan yang
diatur dan ditempatkan dalam kotak bayi prematur.
8) Penyusunan masih sukar, karena bibirnya belum dapat mengisap apabila
hendak menyusu kepada ibunya, dan harus dibantu dengan
menggunakan alat lain.
9) Kulitnya masih berkerut-kerut dan dibungkus oleh lapisan vernix
caseosa.
10) Pada bayi perempuan, labium minornya tampak menonjol keluar dari
labium mayornya, karena labium mayornya belum berisi lemak.
c. Komplikasi pada saat melahirkan. Tekanan yang dialami ibu mempengaruhi
kontraksi uterine dan cenderung mengakibatkan komplikasi dalam
melahirkan.
d. Ketidakteraturan perkembangan. Setiap kondisi yang tidak baik selama
periode embrio juga akan mempengaruhi perkembangan anggota-anggota
tubuh janin dan memperlambat seluruh pola perkembangan janin.
2. Bahaya Psikologis pada Masa Pranatal
Seperti bahaya fisik yang dihubungkan dengan periode prenatal, bahaya
psikologis dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada perkembangan
individu dan dapat mempengaruhi lingkungan sesudah dilahirkan dan perlakuan
yang diterima anak dari orang-orang yang berarti selama tahun-tahun
pertumbuhan awal ada tiga bahaya psikologis yang penting berupa kepercayaan
tradisional tentang perkembangan pranatal, tekanan yang diterima ibu selama
periode itu, dan sikap-sikap yang kurang menyenangkan kepada anak yang
belum lahir dari orang-orang yang akan memegang peranan penting dalam
kehidupan.(Hurlock 1980). Sepertinya ada kepercayaan yang lebih tradisional
dan merusak mengenai periode perkembangan pranatal daripada kepercayaan
mengenai periode-periode lain dalam rentang kehidupan. Kepercayaan
tradisional dapat dan memang mempengaruhi perlakuan orang tua kepada
anaknya, dan seringkali mempengaruhi sikap anak yang satu dengan anak yang
lainnya. Efekm kepercayaan demikian lebih berat dari yang diduga orang.
Kepercayaan yang kurang menyenangkan pasti akan mewarnai sikap anggota
keluarga dan juga prang-orang berarti di luar keluarga.(Hurlock 1980).
Bahaya psikologis penting kedua yang dihubungkan dengan periode pranatal
berupa tekanan yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang meninggi selama
beberapa waktu. Tekanan ibu mempengaruhi anak yang berkembang baik
sebelum atau sesudah kelahiran. Tekanan yang tidak terlalu kuat dan hanya
kadang-kadang terjadi tidak banyak menunjukkan ketidak beraturan
perkembangan, meskipun dapat meningkatkan kegiatan janin. Kalau
peningkatan kegiatan ini hanya sedikit saja, maka akibatnya akan baik karena
janin memerlukan latihan untuk perkembangan otot yang sehat. Kalau tekanan
ini mengakibatkan peningkatan kegiatan janin yang berlebihan, janin akan
mengalami kekurangan berat badan dan kegelisahan sedemikian rupa sehingga
penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat berpengaruh (Hurlock 1980).
Bahaya psikologis umum yang ketiga selama masa perkembangan pranatal
adalah sikap kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti dalam
kehidupan anak. Dalam banyak hal, bahaya ini merupakan efek yang paling
serius dan paling mendalam, karena sekali sikap berkembang maka sikap itu
cenderung mapan dan hanya ada sedikit sekali perubahan.(Hurlock 1980).
Beberapa sikap kurang menyenangkan yang umum kepada anak yang belum
lahir adalah sebagai berikut:
a. Anak yang tidak diinginkan
b. Tidak menghendaki anak pada saat ini
c. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
d. Konsep anak impian
e. Tidak menginginkan anak-anak kembar
f. Menginginkan pengguguran aborsi
g. Penghinaan kepada anak 5

5
Wahyu Aprilia, “Perkembangan Pada Masa Pranatal”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,Volume 4,No1,Mei
2020,46-48
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Masa prenatal adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan
orang tua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak terutama
berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan.
2. Kehamilan merupak an masa yang sangat penting karena sangatmenentukan
kualitas dari anak yang akan dilahirkan dan mempengaruhi perkembangan anak
dimasa depan (Irianto, 2014).
3. Perkembangan pranatal umumnya dibagi ke dalam tiga periode utama, yaitu
periode germinal (zygote), embryonic, dan fetal/fetus atau janin.
4. Bahaya fisik pada masa prenatal terbagi menjadi 3 periode yaitu ; periode zigot,
periode embrio, dan periode janin.
5. Bahaya psikologis dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada
perkembangan individu dan dapat mempengaruhi lingkungan sesudah dilahirkan
dan perlakuan yang diterima anak dari orang-orang yang berarti selama tahun-
tahun pertumbuhan awal ada tiga bahaya psikologis yang penting berupa
kepercayaan tradisional tentang perkembangan pranatal, tekanan yang diterima
ibu selama periode itu, dan sikap-sikap yang kurang menyenangkan kepada
anak yang belum lahir dari orang-orang yang akan memegang peranan penting
dalam kehidupan.(Hurlock 1980).
B. SARAN
Demikianlah makal ini kami tulis. Kami berharap dengan adanya tulisan ini bias
menambah wawasan kita tentang perkembangan masa pranatal. Demi
kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

 Apriliya,Wahyu.2020.”Perkembangan Pada Masa Pranatal dan Kelahiran”,


dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 4 (hlm.46-48).Yogyakarta:Yaa
Bunayya
 Dwiyono,Yudo.2021.Perkembangan Peserta Didik.Yogyakarta:CV Budi Utama
 http://eprints.Poltekkesjogja.ac.id/1019/4/BAB%2011.pdf
 Soetjiningsih,Chiristiana Hari.2018.Seri Psikologi Perkembangan Anak.
Jakarta : KENCANA

Anda mungkin juga menyukai