Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Anak dan Remaja
Dosen Pengampu Khulaimata Zalfa, S.Psi, M.Pd

Disusun Oleh :
Ahmad Nurudhuka 1923212001
Asnaina Nur Afifah 201213002

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI CILACAP
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang sekarang sudah ada
ditangan pembaca.
Kata terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan terimakasih juga kepada
Dosen pengampu mata kuliah Psikologi Anak dan Remaja, atas bantuannya terhadap
penyelesaian pembuatan makalah ini. Besar harapan kami agar makalah ini dapat
berguna untuk para pembaca. Terutama untuk mahasiswa dan dosen dalam proses
perkuliahan, agar dapat mendorong dan membantu para citivas akademik dalam
mencari informasi yang relevan dan aktual. Adapun selain untuk halaman kampus,
makalah ini berguna terutama untuk menyelami dan memperluas wawasan pembaca.
Akhir kata kami ucapkan mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan. Saran dan kritikan kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Cilacap, 25 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
Bab I PENDAHULUAN............................................................................. 4

Latar Belakang Masalah....................................................................... 4

Rumusan Masalah.................................................................................4

Tujuan................................................................................................... 4

Bab II PEMBAHASAN.................................................................................5

Pengertian Perkembangan Masa Prenatal............................................. 5

Tahapan Perkembangan Masa Prenatal................................................ 6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal .............. 11

Proses Kelahiran, Metode Melahirkan dan Risiko yang Menyertainya13

Bab III PENUTUP............................................................................................19

Kesimpulan........................................................................................... 19

Daftar Pustaka...................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia hakikatnya akan selalu
terjadi di sepanjang kehidupan. Secara umum, proses perkembangan manusia
terjadi sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja,
dewasa dan kemudian meninggal. Masa prenatal merupakan titik permulaan dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, akan terjadi bila spermatosoma
laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita maka akan terjadi
pembuahan dan terbentuklah zigot pada rahim seorang ibu. Kebanyakan
masyarakat masih menganggap bahwa permulaan psikologis pada seorang anak
terjadi saat anak telah lahir ke dunia. Akibatnya masih banyak dari masyarakat yang
tidak melakukan kegiatan atau hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan
psikologi anak pada masa prenatal. Sebenarnya pada masa prenatal inilah penentu
dan pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Setelah menyadari hal tersebut, tentu mejadi hal penting untuk mempelajari
perkembangan pada masa prenatal, pada makalah sederhana ini akan dibahas
beberapa perkembangan masa prenatal mulai dari tahapan kehamilan prenatal,
faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal, sampai memahami proses
kelahiran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan masa prenatal?
2. Bagaimana tahapan pada masa prenatal?
3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pada masa prenatal?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimakasud dengan perkembangan masa prenatal.
2. Menjelaskan tahapan pada masa prenatal.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pada
masa prenatal.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Masa Prenatal


Periode prenatal atau masa sebelum lahir merupakan periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi atau pembuahan, yaitu ketika
indung telur atau ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai pada tahap
kelahiran seorang individu. Masa prenatal ini umumnya berlangsung selama 9
bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi waktunya, periode
prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi
justru pada periode inilah yang dipandang terjadi perkembanganyang sangat cepat
dalam diri individu (Ani Endriani, 2011).
Menurut William Sallebach, periode pranatal atau pra lahir merupakan masa
kritis bagi perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi. Ini adalah masa mulai
terbentuknya kedekatan antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan
berdampak panjang, terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
bayi dalam kandungan.
Masa prenatal memiliki 6 ciri penting, diantaranya 1) terjadinya pembauran
sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin, 2) pengaruh kondisi-kondisi
dalam tubuh ibu, 3) kepastian jenis kelamin, 4) pertumbuhan cepat, 5) mengandung
banyak bahaya fisik dan psikis, dan 6) membentuk sikap-sikap yang baru
diciptakan. (Marliani 2015).
Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis.
Seperti yang diungkapkan oleh Monks dan Haditono (2002), sebenarnya secara
biologis hidup manusia dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan demikian
juga perkembangan psikologis manusia. Perubahan yang terjadi sesudahnya
hanyalah bersifat kuantitatif. Secara psikologis, kehidupan manusia dimulai pada
saat janin mulai bereaksi terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. Di dalam rahim
ternyata janin bisa belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara terang dan
gelap, bayi pralahir mampu memperhatikan suara ibu, ayah, saudara, kakek, dan
nenek atau mendengar suara musik, merasa sentuhan di perut ibu, bahkan
merasakan perubahan emosi sang ibu. Secara biologis, kehidupan manusia dimulai

5
saat terjadinya konsepsi atau pembuahan yakni bersatunya sel telur atau ovum yang
berasal dari seorang perempuan dengan sperma seorang laki-laki yang kemudian
bersatu, tumbuh dan berkembang dalam rahim. Pembuahan inilah yang menjadikan
janin di dalam kandungan seorang ibu. Proses pertumbuhan janin di dalam
kandungan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal seorang ibu, baik kondisi fisik
ataupun psikisnya (Van de Carr dan Lehrer, 2001).

B. Tahapan Perkembangan Prenatal


Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahap, yaitu geminal, embrionik dan
fetal. Selama tahapan prenatal ini, zigot yang awalnya hanya satu sel kemudian
tumbuh menjadi embrio yang kemudian menjadi janin. Sebelum dan sesudah lahir
perkembangan terus berlangsung mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip
sefalokaudal, bahwa perkembangan berlangsung dari kepala ke bagian bawah tubuh.
Kepala embrio, otak, dan mata terbentuk paling awal dan berukuran besar serta
tidak proporsional sampai bagian-bagian tubuh lain terbentuk. Kedua, prinsip
proximodistal, perkembangan berlangsung dari bagian-bagian tubuh yang dekat
dengan bagian tengah tubuh menuju keluar. Kepala dan dada embrio terbentuk
sebelum terbentuknya tungkai dan lengan serta kaki terbentuk sebelum
terbentuknya jari tangan dan kaki.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
Adapun tahapan prenatal secara rinci, sebagai berikut:
1. Tahapan Germinal
Tahap germinal atau periode awal ialah periode perkembangan
prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan
bertemunya sel telur atau ovum dengan sperma. Sel telur yang sudah dibuahi
disebut zigot. Zigot membelah diri dan menjadi lebih kompleks kemudian
menempel pada dinding rahim menjadi tanda awal masa kehamilan. Dalam
waktu 36 jam setelah pembuahan, zigot memasuki masa pembelahan dan
duplikasi sel cepat (mitosis). Pada 72 jam setelah pembuahan, zigot membelah
diri menjadi 16 dan kemudian 32 sel, sehari kemudian menjadi 64 sel.
Pembelahan ini terus berlangsung sampai satu sel pertama berkembang
menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang membentuk tubuh manusia.
(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).

6
Sambil terus membelah diri, sel telur yang telah dibuahi kemudian
melewati tuba falopi menuju rahim dengan perjalanan 3-4 hari. Bentuk yang
semula kumpulan sel yang berbentuk bola berubah menjadi bulatan yang berisi
cairan dan disebut blastosista. Blastosista ini mengapung bebas dalam rahim
selama 1-2 hari lalu melekat di dinding rahim. Hanya sekitar 10-20% dari telur
yang dibuahi yang dapat menyelesaikan tugas penting melekatkan diri pada
dinding rahim dan menjadi embrio.
Pada proses kehamilan kembar, bisa terjadi dari pembuahan pada satu atau
dua sel telur yang berbeda. Jika pembuahan terjadi pada satu sel telur, maka
akan terjadi kembar identik, sementara dua sel telur yang berbeda/ dizigotik
akan menghasilkan kembar non-identik atau fraternal.
2. Tahapan Embrionik
Tahapan kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung 6-8 minggu.
Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding
rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari
susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia
dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki
mulai dapat dikenali.
Sebelum melekatkan diri, seiring dengan diferensiasi sel terjadi, beberapa
sel di bagian luar blastosista berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram
embrionik, masa sel yang menebal yang menjadi tempat bagi embrio untuk
mulai berkembang. Massa ini akan melakukan diferensiasi menjadi tiga lapisan.
Ektoderma (lapisan paling atas) akan menjadi lapisan luar kulit, kuku rambut,
gigi, panca indera, dan sistem saraf termasuk otak dan tulang belakang.
Endoderma (lapisan bawah) akan menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas,
kelenjar ludah, dan pernapasan. Mesoderma (lapisan tengah) akan membangun
dan mendiferensiasi menjadi lapisan kulit dalam, otot, tulang, serta sistem
pembuangan dan sirkulasi. Bagian lain dari blastosista mulai terbentuk menjadi
organ yang akan menghidupi dan melindungi embrio: rongga amnion, dengan
lapisan luarnya, amnion dan karion, plasenta dan tali pusar. (Papalia, Olds, dan
Feldman 2009)

7
3. Tahapan Fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan, embrio disebut fetus. Tahap ini
berlangsung sekitar 30 minggu, mulai dari minggu ke delapan kehamilan dan
berakhir sampai saat lahir. Dalam tahap ini, wajah, tangan, dan kaki fetus mulai
terlihat berbeda dan fetus tampak dalam bentuk manusia. Selain itu, otak juga
telah terbentuk, dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa bulan.
Pada minggu awal perkembangan tahap fetal ini, kebanyakan organ dan
jaringan utama telah dibentuk. Bentuk wajah telah terbentuk dengan baik.
Lobang telinga mulai terbentuk. Perkembangan mata juga terlihat hampir penuh,
meski selaput mata masih tertutup dan tidak akan terbuka sampai minggu ke-28.
Tangan, lengan, kaki, paha dan jari jemari telah terbentuk penuh. Fetus dapat
membentuk tinju dari jari-jemarinya. Kuku mulai terbentuk dan bakal gigi
mulai berkembang pada daging mulut, jantung telah hampir berkembang penuh,
dan detak jantung telah dapat didengar dengan mesin Doppler. Sel darah merah
mulai diproduksi dalam hati.
Baru pada trimester kedua (minggu ke 13-16), otak telah berkembang
penuh. Fetus dapat menghisap, mengunyah, dan membuat suara nafas yang
belum teratur. Fetus juga sudah dapat merasakan sakit. Kulit fetal masih
transparan. Jaringan otot memanjang dan tulang semakin kuat. Hati dan organ
lain memproduksi cairan yang dibutuhkan. Alis dan garis mata muncul. Fetus
sangat aktif bergerak, termasuk menendang bahkan jungkir balik.
Pada minggu ke-20, gerakan bayi biasanya telah dapat dirasakan pada perut
ibu. Kuku tangan dan jari kaki telah muncul. Lanugo, bulu halus pada bayi
menutup seluruh tubuh. Fetus dapat mendengar dan mengenali suara ibu. Alat
kelamin dapat dilihat dengan menggunakan ultrasound. Pada trimester ketiga
zat lilin pelindung yang disebut vernix menutupi kulit. Pada kelahiran, vernix
umumnya akan hilang dan sisanya akan dengan cepat diesrap. Fetus telah
memulai refleks terkejut pada tangannya. Sidik jari pada kaki dan tangan mulai
terbentuk. Fetus mulai berlatih pernafasan dengan menghirup cairan amniotic
pada paru-parunya yang sedang berkembang.
Pada minggu ke-25 sampai 28 perkembangan otak yang cepat terjadi dan
sistem saraf mampu mengontrol fungsi tubuh. Kelopak mata fetus dapat

8
membuka dan menutup. Pada minggu ke-29 sampai 32, terdapat pertambahan
jumlah lemak pada tubuh fetus. Ritme pernafasan telah terjadi, namun
paru-paru belum matang. Fetus tidur 90-95% tiap harinya. Pada sekitar minggu
ke-38 atau ke-40, fetus telah cukup umur. Lanugo mulai hilang kecuali pada
lengan atas dan bahu. Rambut bayi pada saat itu mulai menebal. Paru-paru
sudah matang. Berat rata-rata bayi pada saat kelahiran sekitar 2,5 – 3,5 kg.
Pada waktu lahir placenta yang melekat pada rahim dan umbilical cord
akan dipotong begitu pertama kali bayi bernafas dari udara. Pernafasan akan
memicu jantung dan arteri bekerja menekan darah melalui paru-paru.
Adapun pertumbuhan dan perkembangan utama janin selama tiga trimester
mulai dari periode germinal sampai fetal dapat dirinci dalam tiga tabel yang
disajikan berikut ini:
Tabel 1. Pertumbuhan fetal pada trimester pertama (3 bulan pertama)
Pertumbuhan trimester pertama
0 - 4 Minggu 8 Minggu 12 Minggu
 Pertumbuhan kurang  Panjangnya kurang  Panjangnya sekitar 3
dari 1/10 inci dari 1 inci inci dan beratnya
 Awal perkembangan  Wajah sudah terbentuk sekitar 1 Ons
susunan tulang dengan mata, telinga,  Dapat menggerakan
belakang, sistem mulut dan pucuk gigi lengan, kaki, jari
syaraf, usus, jantung yang belum sempurna tangan dan jari kaki
dan paru-paru  Lengan dan kaki  Sidik jari muncul
 Kantung amniotis bergerak  Dapat tersenyum,
membungkus lapisan  Otak mulai terbentuk cemberut,mengisap
dasar seluruh tubuh  Denyut jantung janin dan menelan
dapat dideteksi dengan  Jenis kelamin dapat
ultrasound. dibedakan

9
Tabel 2. Pertumbuhan fetal pada trismester ke dua ( 3 bulan petengahan)
Pertumbuhan fetal pada trismester ke dua
16 Minggu 20 Minggu 24 Minggu
 Panjangnya sekitar 5,5  Panjangnya 10 - 12  Panjangnya 11-14 inci
inci dan beratnya 4 ons inci beratnya 0,5 - 1 dan beratnya 1-1,5 pon
 Denyut jantung kuat pon  Kulit mengkerut dan
 Kulit tipis, tembus  Denyut jantung dapat tertutup dengan lapisan
pandang didengar dengan pelindung (vernix
 Rambut halus (lanugo) stetoskop biasa caseosa)
menutup tubuh  Menghisap ibu jari  Kelopak mata sudah
 Kuku jari tangan dan  Rambut,bulu mata, alis bisa membuka dan
kuku jari kaki sudah mulai muncul menutup
terbentuk
 Gerakan-gerakan
terkoordinasi, dapat
berguling di dalam
cairan amniotis

Tabel 3. Pertumbuhan fetal pada trimester ketiga ( 3,5 bulan terakhir)


Pertumbuhan fetal pada trimester ketiga ( 3,5 bulan terakhir)
28 Minggu 32 Minggu 36 - 38 Minggu
 Panjangnya 14-17 inci  Panjang 16,5 - 18 inci  Panjangnya 19 inci dan
dan beratnya 2,5 - 3 dan beratnya 4-5 pon beratnya 6 pon
ons  Memiliki periode tidur  Kulit kurang
 Bertambahnya lemak dan bangun mengkerut
tubuh  Berada dalam posisi  Vernix caseosa tipis
 Sangat aktif lahir  Lanugo umumnya
 Gerakan pernafasan  Tulang kepala lembut hilang
yang belum sempurna dan lentur  Kurang aktif
muncul  Memperoleh kekebalan
dari ibu

10
Gambar urutan perkembangan janin

C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal


1. Genetis
Pertumbuhan setiap individu sudah terprogram sejak masa pembuahan
yang dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan). Faktor gen lebih menekankan
pada aspek biologis yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Kalau
semenjak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka
akan menurunkan generasi yang sehat pula.
Unsur-unsur genetis seorang individu antara lain:
a. Sifat-sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturunkan secara genetis misalnya:
rambut, tangan, wajah, kaki, mata dan lain sebagainya.
b. Intelegensi
Kecerdasan orang tua dapat menurun kepada anak-anaknya, seperti
yang dikemukakan oleh JJ Rousseau yang mengatakan bahwa anak
cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas.

11
c. Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologi,
kognitif, maupun afektif yang membantu pola perilaku individu dalam
rangka menyesuaikan diri dengan lingkunganya, kepribadian akan
mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku
seseorang.
2. Lingkungan
Lingkungan, memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau
negative pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh
positif bagi individu.
3. Interaksionisme antara genetis dan lingkungan
Perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan menyatakan bahwa
perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan
salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk
mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorng.

Upaya yang harus dilakukan pada masa prakelahiran (prenatal):


1) Menjaga kesehatan ibu selama hamil.
2) Faktor ayah. Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal
janin. Perhatian dan kasih sayang seorang ayah kepada ibu akan
membuat emosi ibu akan stabil, tenang dan bahagia.
3) Berdoa agar proses kehamilan sampai melahirkan lancer serta anak
yang dilahirkan sesuai harapan.
4) Ibu sebaiknya mengkonsumsi makanan yang memberikan pengaruh
baik bagi perkembangan janin.
5) Tidak terlalu sering mengkonsumsi bahan-bahan kimia dan obatobatan,
seperti:
 Alkohol Konsumsi minuman keras yang tinggi oleh wanita hamil
dapat merusak pada keturunan dan dapat meningkatkan resiko
keguguran.

12
 Nikotin Menghisap rokok bagi wanita hamil dapat mempengaruhi
perkembangan prakelahiran, kelahiran dan pascakelahiran secara
negatif. Kelahiran sebelum waktunya dan berat badan saat lahir
rendah, kematian janin / bayi yang baru lahir, dan masalah
pernafasan.
6) Hindari stress dan ketegangan emosional.
7) Lakukan hal-hal baik dan juga bermanfaat.

D. Proses Kelahiran, Metode Melahirkan dan Risiko yang Menyertainya


1) Proses Kelahiran
Bagi sebagian besar wanita, kelahiran merupakan proses alami setelah
melalui masa kehamilan selama berbulan-bulan. Walaupun proses melahirkan
pada dasarnya sama bagi semua calon ibu, pengalaman masing-masing ibu
sering kali unik. Proses persalinan dan melahirkan dapat terjadi lebih dini, tepat
waktu, atau melebihi perkiraan tanggal lahir, berdurasi panjang atau pendek,
dianggap cukup mudah atau sulit, terjadi dengan atau tanpa komplikasi. (Allen
dan Marotz 2010).
Kelahiran bukan awal dari kehidupan, melainkan interupsi dalam pola
perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan. Saat di mana individu
mengalami peralihan dari lingkungan intern ke lingkungan ekstern. Pada saat
peralihan dilakukan dan penyesuaian diperlukan disebut dengan masa bayi.
Karena perbedaan yang besar antara lingkungan intern dan lingkungan ekstern,
bayi harus melakukan penyesuaian yang radikal dan cepat. Apabila bayi tidak
dapat menyesuaikan dengan cepat, kehidupannya akan terancam.
Terdapat empat penyesuaian utama yang harus dilakukan oleh bayi,
pertama, penyesuaian terhadap perubahan temperatur. Di dalam rahim ibu,
konstanta temperatur sekitar 36 derajat celcius. Pada lingkungan sesudah
kelahiran, akan berkisar antara 20-21 derajat celcius dan akan berubah-ubah
sesuai dengan lingkungannya. Kedua, penyesuaian terhadap pernapasan.
Sewaktu dalam kandungan, oksigen yang diperoleh bayi berasal dari plasenta
melalui tali pusat. Bila tali pusat diputus, bayi harus menghirup dan
mengeluarkan udara. Tangis bayi biasanya terjadi ketika pernapasan dimulai

13
dan karena itu harus mengembangkan paru-paru. Ketiga, penyesuaian terhadap
makanan. Kegiatan refleks menghisap dan mengunyah seringkali tidak
berkembang sempurna pada saat lahir, bayi seringkali tidak mampu mendapat
makanan yang dibutuhkan yang menyebabkan bayi kehilangan berat badan.
Keempat, penyesuaian terhadap pembuangan. Dalam beberapa menit atau jam
setelah lahir, organ pembuangan sudah mulai berfungsi. Organ pembuangan
tersebut membuang sampah tubuh yang sebelumnya dibuang melalui tali pusat
dan plasenta ibu.(Hurlock 1978).

2) Metode Melahirkan dan Resiko yang Menyertainya


Berikut ini beberapa metode dalam proses melahirkan:
a) Kelahiran normal atau spontan
Kelahiran normal atau spontan Kelahiran spontan disebut juga
kelahiran normal. Kelahiran tersebut terjadi tanpa bantuan luar dan sedikit
atau tanpa pemberian obat pada ibu. Pada kelahiran spontan ini, posisi janin
dan ukurannya memungkinkannya untuk mengeluarkan kepala dahulu.
Setelah kepala, atau bahu kemudian lainnya tampak pada saat tubuh janin
berputar perlahan dalam saluran kelahiran. Berikutnya lengan keluar dan
selanjutnya kaki. Tahap-tahap kelahiran bayi secara normal (Dariyo 2011):
1. Kontraksi otot-otot perut. Tahap pertama dari kelahiran normal adalah
adanya kontraksi otot pada perut dan sangat sakit rasanya. Hal ini juga
menyebabkan proses pembukaan pada vagina sebagai jalan keluarnya
bayi. Kontraksi rahim berjarak 15 hingga 20 menit di awal dan
berlangsung hingga satu menit. Saat tahap pertama berproses, kontraksi
semakin dekat jaraknya, muncul setiap dua hingga lima menit.
Intensitasnya meningkat pula. Di akhir tahap pertama, kontraksi
membuka serviks sekitar 4 inci. Bagi wanita yang mengandung anak
pertamanya, tahap pertama berlangsung rata-rata 12 hingga 24 jam.
Tahap ini merupakan tahap yang paling panjang (Santrock 2007).
2. Kontraksi otot disertai dengan gerakan kepala bayi ke saluran vagina.
Tahap kedua adalah kontraksi otot yang diikuti dengan gerakan kepala
bayi menuju saluran vagina. Dokter atau bidan yang menangani proses

14
persalinan akan memeriksa dan menyatakan adanya proses pembukaan
pada vagina. Ini adalah sebagai tanda bahwa proses kelahiran semakin
dekat.
3. Pemotongan plasenta. Tahap ketiga adalah keluarnya bayi dari rahim ibu
melalui vagina yang kemudian disertai dengan plasenta dan tali pusat.
Tahap keluar dari rahim ini biasanya disertai dengan tangisan bayi.
Tangisan bayi tersebut menandakan bahwa bayi mengalami syok,
terkejut, dan sebagai penyesuaian pertama bayi ketika berada di luar
rahim ibunya.
4. Masa pemulihan. Pada tahap keempat, tali pusat sudah dipotong oleh
bidan atau dokter. Setelah itu, bidan atau dokter akan berusaha
memulihkan rahim agar menjadi normal kembali. Apabila mendapat
dukungan dan perhatian yang berarti dari keluarganya, maka proses
pemulihan ini akan berjalan semakin cepat.
Pada persalinan normal, memiliki keuntungan antara lain; proses pemulihan
dan rawat inap lebih cepat, risiko munculnya masalah kesehatan pada bayi lebih
sedikit, mempercepat proses bonding antara ibu dan bayi, jika dikemudian hari
melahirkan lagi, proses persalinan normal bisa lebih cepat dan singkat dan dapat
melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) atau memberikan ASI pada bayi segera
setelah melahirkan.
Adapun resiko dalam persalinan normal yaitu; Terjadinya komplikasi tak
terduga saat persalinan, misalnya pendarahan hebat, vagina harus dijahit jika robek
atau digunting ( episiotomi), dan kelelahan akibat proses persalinan yang lama dan
sulit.

b) Kelahiran dengan peralatan


Persalinan dengan memberikan tindakan alat bantu dilakukan jika
kelahiran spontan diduga beresiko lebih besar pada ibu atau anak. Persalinan
tindakan terdiri dari:
1. Persalinan tindakan pervaginam, persalinan tindakan pervaginam
meliputi: ekstrasi vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan
embriotomi untuk bayi yang sudah meninggal.

15
2. Persalinan tindakan perabdominam, apabila persyaratan persalinan
pervaginam tidak memenuhi. Persalinan tindakan ini berupa seksio
sesarea.
Hal-hal yang menyebabkan persalinan dilakukan dengan tindakan
adalah adanya faktor penyulit pada saat persalinan yang berasal dari faktor
kekuatan his ibu (power), faktor bayi (passager) atau faktor jalan lahir
(passage). Hambatan dalam persalinan normal sering muncul oleh karena
adanya faktor-faktor risiko yang kurang terdeteksi dengan baik pada masa
kehamilan. Penyebab persalinan lama ialah:
a. Intensitas dan frekuensi dari kontraksi rahim yang tidak adekuat/ tidak
memenuhi syarat. Hal ini sering disebut inseria uteri, yaitu keadaan
yang menunjukan kontraksi rahim melemah atau kekuatan kontraksi
rahim tidak sesuai dengan besarnya pembukaan mulut rahim.
b. Kekuatan his yang tidak kuat dalam kasus bayi kembar atau bayi besar.
c. Posisi dari bayi dalam rahim yang tidak normal seperti posisi bayi
melintang, sungsang.
d. Panggul yang tidak cukup untuk lewatnya kepala bayi.

Adapun tindakan persalinan dengan peralatan yakni, sebagai berikut:


1. Persalinan dibantu Vakum / Ekstrasi Vakum, persalinan ini melalui vagina
atau jalan lahir dengan menggunakan bantuan alat ekstrasi wakum, yaitu
suatu cup yang terbuat dari baja atau plastik yang fleksibel lentur.

16
2. Persalinan dengan Forsep, tindakan persalinan melalui jalan lahir dengan
menggunakan alat berbentuk bilah baja dobel yang ditempatkan dalam
vagina dan pada sisi lain terkunci sebagai penjepit kepala bayi. Terdapat
persyaratan tertentu yang wajib dipenuhi sebelum menggunakan forsep,
karena persalinan dengan forsep hanya dapat dilakukan terutama jika
pembukaan jalan lahir lengkap dan kepala bayi dengan ukuran besar telah
melewati pintu atas panggul dan hampir sepenuhnya berputar, kulit kepala
kelihatan secara mudah, dan kandung kencing ibu harus kosong.

3. Persalinan Operasi Seksio Sesarea, suatu cara melahirkan janin dengan


membuat sayatan pada dinging uterus melalui dinding depan perut atau
vagina. Persalinan ini dilakukan apabila persalinan pervaginam tidak
dimungkinkan. Indikasi utama persalinan seksio sesarea terprogram adalah
panggul sempit. Sedangkan indikasi seksio sesarea tidak terprogram adalah
adanya kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal.

17
Pada persalinan menggunakan bantuan peralatan memiliki keuntungan; bisa
memilih waktu persalinan, menurunkan resiko cedera kelahiran seperti tersangkutnya
bahu janin atau janin mengalami patah tulang, membantu ibu hamil yang memiliki
hambatan.
Adapun kekurangan atau resiko pada kelahiran menggunakan peralatan yakni;
pemulihan dan rawat inap cenderung lama, luka dan bekas operasi terasa nyeri, aktivitas
menjadi terhambat, terjadinuya komplikasi akibat anestesi operasi, seperti mual, pusing,
sakit, dan kemungkinan akan melakukan proses sesarea ada persalinan berikutnya.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan manusia dimulai bukan ketika mereka dilahirkan ke dunia,
melainkan telah di mulai sejak dari masa sebelum kelahiran. Mulai dari proses
pembuahan sampai pada proses kelahiran yang memerlukan waktu 9 bulan 10 hari.
Tahapan awal di mulai dari pembuahan sampai usia 2 minggu yang dikenal dengan
tahap germinal. Kemudian tahap kedua adalah tahap embrionik yang dimulai dari
usia 2 minggu sampai 8 minggu. Dan tahap terakhir yaitu tahap fetal, mulai dari
usia 8 minggu sampai dengan kelahiran. Dari masing-masing tahap tersebut terjadi
perkembangan yang mempengaruhi fisik dan psikis manusia. Terdapat faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan ini, baik faktor pendukung maupun
penghambat dalam perkembangan.
Berakhirnya masa pranatal adalah dengan adanya masa kelahiran. Dalam masa
kelahiran ini, ibu akan mengalami kontraksi dan berbagai gejala yang menandakan
akan terjadi proses kelahiran. Kesehatan ibu dan kondisi psikisnya harus terus
diperhatikan sebelum maupun sesudah kelahiran. Ada berbagai macam kelahiran,
mulai dari kelahiran normal, sungsang, kelahiran dengan menggunakan peralatan,
dan juga kelahiran caesar. Ada berbagai penyesuaian yang harus dilewati seorang
ibu setelah melahirkan. Ibu harus siap secara fisik dan psikis dengan apapun yang
terjadi setelah kelahiran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agoes. 2011. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung:

PT Refika Aditama.

Development (Perkembangan Manusia). 10 ed. Jakarta: Salemba Humanika.

Hapsari, Iriani Indri. 2017. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. 6 ed. Jakarta: Erlangga.

Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.

Papalia, Diane E., Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman. 2009. Human

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Van de Carr, F. R. dan Lehrer, M. 2001. Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam

Kandungan. Terjemahan Abdurrahman, A. Kaifa.

20

Anda mungkin juga menyukai