Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Perkembangan Prenatal

Disusun oleh:

Kelompok 4

Fathia Bihral Jihan (2015302014)

Hadiva Sajida (2015302020)

Putri Zuliani (2015302035)

Vinky Masrianti (2015302045)

Zakia Mawaddah (2015302042)

Kelas : Reguler 2 Semester 4

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen : Zera Mendoza, M.Psi

PRODI KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Makalah Perkembangan
Prenatal” ini tepat pada waktunya. Adapun laporan ini secara garis besar berisikan tentang
tahapan perkembangan prenatal dari mulai fase germinal, fase embrio, fase fetal, perkembangan
emosi janin, perkembangan otak janin, hngga bahaya potensial pada masa prenatal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Bapak Zera Mendoza, M.Psi.,
sebagai dosen pengampu mata kuliah psikologi perkembangan yang telah memberikan
bimbingan serta pengarahan dalam menyusun makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kerjasamanya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bukittinggi, 06 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Fase Germinal........................................................................................... 3
2.2 Fase Embrio.............................................................................................. 3
2.3 Fase Fetal/Janin......................................................................................... 4
2.4 Perkembangan Emosi Janin...................................................................... 5
2.5 Perkembangan Otak.................................................................................. 5
2.6 Bahaya Potensial Perkembangan Prenatal................................................ 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10
3.1 Simpulan.................................................................................................. 10
3.2 Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pranatal adalah perkembangan awal dari manusia. Dimulai dari
pembuahan yang terjadi dari pertemuan sel sperma dengan sel telur. Sel telur yang telah
matang dibuahi oleh sel sperma yang matang yang akhirnya akan menjadi sel-sel baru dan
membentuk zigot. Pembuahan ini menandakan berfungsi dengan baiknya organ reproduksi
manusia. Dalam pembuahan ada beberapa kondisi yang ditentukan:
A. Bawaan lahir
B. Penentuan jenis kelamin
C. Jumlah anak
D. Urutan dalam keluarga

Menurut William Sallebach, periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi
perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan
antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang, terutama yang
berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan. Masa prenatal memiliki
6 ciri penting, diantaranya:

A. Terjadinya pembauran sifatsifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin,
B. Pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu,
C. Kepastian jenis kelamin,
D. Pertumbuhan cepat,
E. Mengandung banyak bahaya fisik dan psikis, dan
F. Membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.

Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahap, yaitu geminal, embrionik dan fetal.
Selama tahapan prenatal ini, zigot yang awalnya hanya satu sel kemudian tumbuh menjadi
embrio yang kemudian menjadi janin. Sebelum dan sesudah lahir perkembangan terus
berlangsung mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip sefalokaudal, bahwa perkembangan
berlangsung dari kepala ke bagian bawah tubuh. Kepala embrio, otak, dan mata terbentuk
paling awal dan berukuran besar serta tidak proporsional sampai bagian-bagian tubuh lain
terbentuk. Kedua, prinsip proximodistal, perkembangan berlangsung dari bagianbagian tubuh
yang dekat dengan bagian tengah tubuh menuju keluar. Kepala dan dada embrio terbentuk
sebelum terbentuknya tungkai dan lengan serta kaki terbentuk sebelum terbentuknya jari.

1.2 Rumusan Masalah

1
A. Bagaimana perkembangan fase germinal?
B. Bagaimana perkembangan fase embrio?
C. Bagaimana perkembangan fase janin?
D. Bagaimana perkembangan emosi pada janin?
E. Bagaimana perkembangan otak pada masa prenatal?
F. Apa bahaya potensial perkembangan prenatal?
1.3 Tujuan Penulisan
A. Mengetahui dan memahami perkembangan fase germinal
B. Mengetahui dan memahami fase embrio
C. Mengetahui dan memahami fase janin
D. Mengetahui dan memahami perkembangan emosi janin
E. Mengetahui dan memahami perkembangan otak pada masa prenatal
F. Mengetahui dan memahami bahaya potensial perkembangan prenatal
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat yang didapat ialah kita
dapat mengerti mengenai pentingnya masa perkembangan janin dalam kandungan (pranatal)
baik dari segi fisik maupun psikologisnya

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fase Germinal
Tahapan germinal terjadi sejak pembuahan sampai 2 minggu. Zigot membelah diri dan
menjadi lebih kompleks kemudian menempel pada dinding rahim menjadi tanda awal masa
kehamilan. Dalam waktu 36 jam setelah pembuahan, zigot memasuki masa pembelahan dan
duplikasi sel cepat (mitosis). 72 jam setelah pembuahan, zigot membelah diri menjadi 16
dan kemudian 32 sel, sehari kemudian menjadi 64 sel. Pembelahan ini terus berlangsung
sampai satu sel pertama berkembang menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang
membentuk tubuh manusia. Sambil terus membelah diri, sel telur yang telah dibuahi
kemudian melewati tuba falopi menuju rahim dengan perjalanan 3-4 hari. Bentuk yang
semula kumpulan sel yang berbentuk bola berubah menjadi bulatan yang berisi cairan dan
disebut blastosista. Blastosista ini mengapung bebas dalam rahim selama 1-2 hari lalu
melekat di dinding rahim. Hanya sekitar 10-20% dari telur yang dibuahi yang dapat
menyelesaikan tugas penting melekatkan diri pada dinding rahim dan menjadi embrio.
Sebelum melekatkan diri, seiring dengan diferensiasi sel terjadi, beberapa sel di bagian
luar blastosista berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram embrionik, masa sel yang
menebal yang menjadi tempat bagi embrio untuk mulai berkembang. Massa ini akan
melakukan diferensiasi menjadi tiga lapisan.
Ektoderma (lapisan paling atas) akan menjadi lapisan luar kulit, kuku rambut, gigi,
panca indera, dan sistem saraf termasuk otak dan tulang belakang. Endoderma (lapisan
bawah) akan menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan pernapasan.
Mesoderma (lapisan tengah) akan membangun dan mendiferensiasi menjadi lapisan kulit
dalam, otot, tulang, serta sistem pembuangan dan sirkulasi. Bagian lain dari blastosista mulai
terbentuk menjadi organ yang akan menghidupi dan melindungi embrio: rongga amnion,
dengan lapisan luarnya, amnion dan karion, plasenta dan tali pusar
2.2 Fase Embrio
Tahapan kedua masa kehamilan ini dimulai dari 2-8 minggu. Organ dan sistem tubuh
utama berkembang pesat. Ini adalah masa kritis, saat embrio paling rentan terhadap
pengaruh destruktif dari lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ yang masih
berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya. Cacat yang terjadi
pada saat kehamilan tahapan selanjutnya tidak lebih serius.
Janin laki-laki lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami keguguran secara spontan
atau dilahirkan dalam keadaan meninggal daripada janin perempuan. Walaupun sekitar 125
lakilaki di konsepsi untuk 100 perempuan, fakta yang fakta yang dihubungkan dengan
mobilitas sperma dalam membawa kromosom Y yang lebih kecil, hanya 105 anak laki-laki
yang dilahirkan untuk setiap 100 perempuan.

3
Kerentanan laki-laki berlanjut setelah dilahirkan, lebih banyak dari mereka yang
meninggal di awal kehidupan, dan di setiap tahapan kehidupan mereka lebih rentan terhadap
berbagai macam penyakit. Hasilnya, hanya ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di
AS.
2.3 Fase Janin/Fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu sampai dengan masa
kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh dengan pesat sekitar 20 kali lebih besar daripada
ukuran panjangnya dan organ sekaligus sistem tubuh menjadi lebih kompleks. Sentuhan
akhir seperti kuku jari tangan dan kaki tumbuh serta kelopak mata terbuka.
Tingkat aktivitas dan pergerakan janin menunjukkan perbedaan individual yang ditandai
dengan kecepatan jantung mereka yang berubah-ubah. Janin lakilaki, terlepas dari besar dan
ukurannya, lebih aktif dan cenderung lebih semangat saat bergerak selama masa kehamilan.
Dengan demikian, kecenderungan bayi laki-laki untuk lebih aktif dibandingkan bayi
perempuan mungkin merupakan bagian dari pembawaan sejak lahir.
Berawal dari sekitar minggu ke12 masa kehamilan, janin menelan dan menghirup cairan
ketuban tempatnya hidup. Cairan ketuban mengandung zatzat yang melewati plasenta dari
aliran darah ibu dan memasuki aliran darah bayi. Mengonsumsi zat ini dapat merangsang
indera pengecapan dan penciuman yang sedang berkembang dan berkontribusi terhadap
perkembangan organ yang dibutuhkan untuk bernapas dan mencerna. Sel perasa yang
matang muncul sekitar 14 minggu usia masa kehamilan.
Janin melakukan respons terhadap suara dan detak jantung serta getaran dari tubuh
ibunya, menujukkan bahwa mereka bisa mendengar dan merasa. Respons terhadap bunyi
dan getaran nampaknya berawal pada minggu ke-26 dari masa kehamilan, meningkat dan
mencapai puncaknya pada sekitar inggu ke-32. Janin sepertinya belajar dan mengingat.
Dalam satu eksperimen, bayi berusia 3 hari menghisap putting susu ibunya lebih sering saat
mendengar rekaman cerita yang sering dibacakan keras-keras oleh ibunya selama 6 minggu
terakhir dari kehamilan dibandingkan dengan saat mereka mendengar dua cerita lain.
Sepertinya bayi mengenali pola bunyi yang mereka dengar di dalam kandungan. Kelompok
kontrol di mana para ibu tidak membacakan cerita sebelum kelahiran bayi mereka,
melakukan respons secara sama terhadap ketiga rekaman. Eksperimen serupa menemukan
bahwa bayu berusia 2-4 hari memilih musik dan suara yang mereka dengar sebelum lahir.
Mereka juga memilih suara ibu mereka dibandingkan dengan suara perempuan lain, suara
perempuan dibandingkan lakilaki, dan bahasa yang digunakan ibu mereka dibandingkan
bahasa lain.
Saat 60 janin mendengar perempuan membaca, detak jantung mereka meningkat. Jika
suara tersebut adalah suara ibu mereka, dan detak jantungnya akan menurun jika merupakan
suara orang yang tidak dikenal. Dalam penelitian lain, bayi baru lahir menghisap susu
ibunya diberikan pilihan apakah ia akan memilih rekaman suara ibunya atau suara yang
telah “di filter” sehingga terdengar seperti di dalam rahim.

4
Bayi baru lahir mengisap lebih sering saat mendengar suara yang di filter, menunjukkan
bahwa janin telah mengembangkan preferensi terhadap bunyi yang mereka dengar sebelum
lahir.
2.4 Perkembangan Emosi Janin
Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah bayi lahir dan bisa
berbicara. Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu dan janin, lingkungan dengan janin
sudah dimulai tercipta sejak dalam kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah
memiliki hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia kehamilan
enam bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat senang atau sedih melalui
hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh janin. Tentu kesempatan berharga untuk
menjalin kedekatan secara emosional dengan buah hati tidak boleh dilewatkan.
Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam kandungan secara terus-
menerus mendapatkan stimulasi (rangsangan) positif, maka kelak anak tersebut akan
menjadi anak yang lebih cepat perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-
temanya yang tidak mendapatkan stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada umumnya
seorang anak telah memiliki ikatan atau jalinan yang kuat dengan ibu, walaupun masih
dalam kandungan. Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memberi stimulasi pada janin,
di antaranya sebagai berikut:
1) Membelai, menepuk dan mengusap dengan lembut,
2) Mengajak bicara,
3) Mendongengkan.
Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini dikarenakan ketika
seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis, antara lain yang meningkatnya pernapasan dan sekresi
oleh kelenjar. Adanya produksi hormon andrenalin sebagai 10 tanggapan terhadap ketakutan
akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi
diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan
penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik
2.5 Perkembangan Otak
Pertumbuhan otak bayi sudah dimulai pada awal usia kehamilan sampai bayi lahir ke
dunia. Berikut ini merupakan tahap-tahap perkembangan otak bayi selama kehamilan.
A. Trimester I
Sekitar 16 hari setelah pembuahan (sperma membuahi telur), dasar dari
pembentukan sumsum tulang belakang dan otak janin (neural plate) mulai
terbentuk. Neural plate terus bertumbuh dan kemudian berubah menjadi tabung
saraf (neural tube).

5
Selanjutnya, tabung saraf menutup pada usia kehamilan sekitar 5-8 minggu dan
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak
belakang ini kemudian akan membentuk sumsum tulang belakang. Sekitar minggu
ke-5 usia kehamilan, sel-sel bayi mulai bertambah dan mulai membentuk fungsi-
fungsi tertentu. Pada usia kehamilan sekitar 5 minggu juga, otak, sumsum tulang
belakang, dan jantung bayi mulai berkembang.
Inilah masa-masa kritis bayi pada trimester pertama. Risiko terjadinya
gangguan pertumbuhan bayi pada masa ini sangat tinggi dan bila hal itu terjadi bisa
menyebabkan bayi cacat lahir. Sekitar usia kehamilan 6 sampai 7 minggu, otak bayi
akan terus bertumbuh sampai membentuk otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), batang otak, kelenjar hipofisis, dan hipotalamus. Kelima bagian otak
ini mempunyai fungsi masing-masing yang sangat penting untuk fungsi seluruh
tubuh.
Pada minggu ke-8 usia kehamilan, otak bayi terus bertumbuh. Selanjutnya,
pada minggu ke-10, otak bayi sudah mulai berfungsi. Selain itu, organ lain juga
sudah mulai berfungsi pada minggu ini, seperti ginjal, usus, dan hati. Pada minggu
ke-10 usia kehamilan, calon bayi Anda tidak lagi disebut embrio, tetap sudah
menjadi janin.
B. Trimester II
Pada trimester kedua, di usia kehamilan minggu ke-18, saraf bayi mulai
diselubungi oleh myelin. Myelin akan melindungi saraf bayi dan berfungsi untuk
mempercepat pengantaran pesan antar sel-sel saraf. Perkembangan myelin ini akan
terus berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Jadi, perkembangan otak masih akan
terjadi setelah bayi lahir.
Pada akhir trimester kedua, batang otak bayi yang berperan dalam fungsi dasar
kehidupan, seperti denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan menunjukkan
perkembangannya yang hampir matang.
C. Trimester III
Otak berada pada perkembangannya yang paling pesat berada pada trimester
ketiga, terutama perkembangan neuron. Ukuran otak bayi juga membesar pada
masa ini dan mempunyai berat 3 kali lipat selama 13 minggu terakhir usia
kehamilan. Dari sekitar 100 gram pada akhir trimester kedua menjadi 300 gram
pada trimester ketiga. Bentuk otak bayi juga sudah mulai berubah, dari yang
tadinya memiliki permukaan yang halus menjadi semakin berlekuk seperti bentuk
otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak bayi berjalan lebih cepat pada minggu 27 sampai 30 usia
kehamilan. Pada saat ini, sistem saraf sudah cukup berkembang untuk mengontrol
beberapa fungsi tubuh. Janin juga sudah mulai bisa mendengar suara dari luar
rahim. Pada minggu ke-28, aktivitas gelombang otak janin mulai mempunyai siklus
tidur, seperti tahap REM (di mana Anda bisa bermimpi pada tahap ini).

6
Pada trimester ketiga, otak kecil (yang mengontrol pergerakan) berkembang
lebih cepat. Korteks otak besar yang beperan dalam fungsi berpikir, mengingat, dan
merasakan juga mengalami banyak perkembangan pada masa ini. Pada trimester
ketiga banyak terjadi perkembangan otak selama kehamilan. Namun, otak mulai
berfungsi sekitar waktu bayi akan lahir pada usia kehamilan penuh.
Tidak hanya sampai waktu ini, otak akan terus berkembang secara bertahap
dalam beberapa tahun kehidupan bayi setelah lahir. Pada saat otak berkembang,
baik masih dalam kandungan maupun saat sudah lahir, sebaiknya beri asupan yang
bergizi kepada bayi untuk mendukung perkembangan otaknya.
2.6 Bahaya Potensial Perkembangan Prenatal
A. Bahaya Fisik
Periode zigot:
1. Kelaparan.
Zigot akan mati kelaparan apabila hanya sedikit kuning telur yang mempertahankan
kehidupannya sampai zigot itu dapat menempelkan diri pada uterine atau bila zigot
terlalu lama tinggal di tuba falopi.
2. Kurangnya persiapan uterine.
Implantasi tidak dapat terjadi bila pada waktunya dinding uterine belum siap
menerima zigot karena adanya ketidakseimbangan kelanjar.
3. Implantasi di tempat yang salah.
Kalau zigot menjadi terikat pada jaringan tiroid yang kecil di dalam dinding uterine,
atau pada dinding tuba falopi, zigot tidak mendapat makanan dan akan mati.

Periode embrio :

1. Keguguran.
Jatuh, stres, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, kekurangan vitamin, dan penyakit-
penyakit bahaya seperti pneumonia dan diabetes, dapat menyebabkan embrio keluar
dari tempatnya di dinding uterine, yang mengakibatkan keguguran. Keguguran yang
disebabkan karena kondisi yang kurang baik pada masa pranatal cenderung terjadi
antara minggu kesepuluh dan kesebelas setelah pembuahan.
2. Ketidakteraturan Perkembangan.
Malturasi ibu, kekurangan vitamin dan kelenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol,
dan tembakau yang berlebihan dan penyakit seperti diabetes dan cacar Jerman,
mengganggu perkembangan yang normal, khususnya otak embrio.

Periode Janin:

1. Keguguran.
Keguguran selalu mungkin terjadi sampai kehamilan bulan kelima, waktu yang
paling peka adalah periode datangnya haid secara normal. Ada dua sebab terjadinya
keguguran yaitu fisik dan psikis.

7
Sebab fisik misalnya, kecelakan tertentu yang dialami ibu, jatuh atau yang lainnya.
Sebab psikis misalnya, tekanan batin yang luar biasa yang dialami ibu hamil.
2. Prematur.
Janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons mempunyai kesempatan hidup yang
lebih kecil daripada janin yang lebih berat dan mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk mengalami perkembangan salah bentuk. Beberapa ciri dari prematur:
a. Panjang badan kurang dari 45cm.
b. Berat badan kurang dari 2,5kg.
c. Prematur bersifat pasif, lemah, tidak banyak bergerak dan tenang saja, tidak
banyak menangis, banyak hasrat untuk tidur saja.
d. Badannya kurus, kulitnya tidak licin.
e. Ukuran kepala (jauh) lebih besar daripada badannya.
f. Pusatnya masih di bagian bawah perut (tidak di tengah-tengah perut)
g. Pemeliharaan prematur amat sukar, oleh karenanya harus teliti, sebab
kemungkinan untuk hidup terus agak tipis. Derajat temperatur harus dibuat sama
seperti temperatur ketika masih di dalam kandungan yang diatur dan ditempatkan
dalam kotak bayi prematur.
h. Penyusunan masih sukar, karena bibirnya belum dapat mengisap apabila hendak
menyusu kepada ibunya, dan harus dibantu dengan menggunakan alat lain.
i. Kulitnya masih berkerut-kerut dan dibungkus oleh lapisan vernix caseosa.
j. Pada bayi perempuan, labium minornya tampak menonjol keluar dari labium
mayornya, karena labium mayornya belum berisi lemak.
3. Komplikasi pada saat melahirkan.
Tekanan yang dialami ibu mempengaruhi kontraksi uterine dan cenderung
mengakibatkan komplikasi dalam melahirkan.
4. Ketidakteraturan perkembangan.
Setiap kondisi yang tidak baik selama periode embrio juga akan mempengaruhi
perkembangan anggota-anggota tubuh janin dan memperlambat seluruh pola
perkembangan janin.
B. Bahaya Psikologi
Seperti bahaya fisik yang dihubungkan dengan periode prenatal, bahaya psikologis
dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada perkembangan individu dan dapat
mempengaruhi lingkungan sesudah dilahirkan dan perlakuan yang diterima anak dari
orangorang yang berarti selama tahun-tahun pertumbuhan awal ada tiga bahaya
psikologis yang penting berupa kepercayaan tradisional tentang perkembangan pranatal,
tekanan yang diterima ibu selama periode itu, dan sikapsikap yang kurang
menyenangkan kepada anak yang belum lahir dari orang-orang yang akan memegang
peranan penting dalam kehidupan.

Sepertinya ada kepercayaan yang lebih tradisional dan merusak mengenai periode
perkembangan pranatal daripada kepercayaan mengenai periode-periode lain dalam
8
rentang kehidupan. Kepercayaan tradisional dapat dan memang mempengaruhi
perlakuan orang tua kepada anaknya, dan seringkali mempengaruhi sikap anak yang
satu dengan anak yang lainnya. Efek kepercayaan demikian lebih berat dari yang diduga
orang. Kepercayaan yang kurang menyenangkan pasti akan mewarnai sikap anggota
keluarga dan juga prang-orang berarti di luar keluarga.
Bahaya psikologis penting kedua yang dihubungkan dengan periode pranatal
berupa tekanan yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang meninggi selama beberapa
waktu. Tekanan ibu mempengaruhi anak yang berkembang baik sebelum atau sesudah
kelahiran. Tekanan yang tidak terlalu kuat dan hanya kadang-kadang terjadi tidak
banyak menunjukkan ketidak beraturan perkembangan, meskipun dapat meningkatkan
kegiatan janin. Kalau peningkatan kegiatan ini hanya sedikit saja, maka akibatnya akan
baik karena janin memerlukan latihan untuk perkembangan otot yang sehat. Kalau
tekanan ini mengakibatkan peningkatan kegiatan janin yang berlebihan, janin akan
mengalami kekurangan berat badan dan kegelisahan sedemikian rupa sehingga
penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat berpengaruh.
Bahaya psikologis umum yang ketiga selama masa perkembangan pranatal adalah
sikap kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti dalam kehidupan anak.
Dalam banyak hal, bahaya ini merupakan efek yang paling serius dan paling mendalam,
karena sekali sikap berkembang maka sikap itu cenderung mapan dan hanya ada sedikit
sekali perubahan. Beberapa sikap kurang menyenangkan yang umum kepada anak yang
belum lahir adalah sebagai berikut:
1. Anak yang tidak diinginkan
2. Tidak menghendaki anak pada saat ini
3. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
4. Konsep anak impian
5. Tidak menginginkan anak-anak kembar
6. Menginginkan pengguguran atau aborsi
7. Penghinaan kepada anak

9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Masa pranatal merupakan masa (waktu) di mana manusia mengalami perkembangan
untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan. Masa ini terjadi
selama dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan
perkiraan rata-rata yang sering dialami oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam
rahim meskipun terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut
yang biasa disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu yang semestinya
bayi belum bisa dilahirkan.
Ciri-ciri umum perkembangan prenatal ialah terjadinya pembauran sifat-sifat yang
diturunkan oleh kedua orang tua. Masa prenatal berdasarkan perkembangan fisik yakni;
germinal, embrio dan janin. Periode prenatal sangat penting karena mempengaruhi sifat
bawaan, jens kelamin, urutan, dan jumlah anak.
3.2 Saran
A. Bagi Pembaca
Masa pranatal merupakan masa sangat berpengaruh bagi anak untuk perkembangan
ke depannya. Sebagai orangtua, perlu perhatian yang maksimal dari setiap masa yang
akan dilewati anak, salah satunya adalah masa pranatal. Perhatian-perhatian ini
dimaksudkan agar tidak terjadi berbagai hal yang tidak diinginkan pada sang calon bayi.
Banyak faktor yang mengancam kondisi fisik maupun psikis bayi selama di dalam
kandungan. Selain itu, tidak hanya orangtua, keluarga dan juga lingkungan juga harus
mendukung dalam perkembangan anak di masa pranatal. Banyak aspek yang akan
berkembang selama masa ini dan juga setelahnya. Orangtua harus memenuhi segala
kebutuhan yang menunjang baiknya proses perkembangan ini.
B. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa terkhusus mahasiwa kebidanan agar mampu memahami
setiap tahapan perkembangan masa prenatal, baik dari segi fisik maupun psikologisnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjRvZeusKP2AhVb73MBHUe
yDd0QFnoECAIQAw&url=https%3A%2F%2Fjurnal.umj.ac.id%2Findex.php
%2FYaaBunayya%2Farticle%2Fdownload%2F6684%2F4246%23%3A~%3Atext
%3DPerkembangan%2520prenatal%2520terjadi%2520dalam%2520tiga%2Cterus
%2520berlangsung%2520mengikuti%2520dua
%2520prinsip.&usg=AOvVaw3QMbWhehKYTxHDSWLT-15O

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjUpKjribH2
AhVaIbcAHWXxCS8QFnoECAQQAQ&url=https%3A%2F%2Fosf.io%2Fxfbyn
%2Fdownload%2F%3Fformat%3Dpdf&usg=AOvVaw2qq8xKIIgOvjnCgPYYSErl

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/perkembangan-otak-bayi-dalam-kandungan/

13 Bahaya Psikologis Pada Masa Prenatal yang Wajib Diketahui - DosenPsikologi.com

11

Anda mungkin juga menyukai