Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN PADA MASA

INTRA UTERIN DAN MASA BAYI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu:

Latifah Nur Ahyani S. Psi, MA

Penyusun:

Nurul Amaliyah (202360009)

Muhammad Nur Chasan (202360018)

Muhammad Syamsudin N. S (202360025)

Eka Widya Nur Santoso (202360032)

Andhika Sandi P (202360034)

Dea Aninda Puri (202360038)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2023/2024
A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan adalah ilmu psikologi yang membahas tentang masalah. masalah
perkembangan manusia mulai dari usia awal pembentukan sampai usia akhir. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi merupakan suatu hal yang penuh teka teki dan pertanyaan karena bayi terlihat
bagai makhluk yang perilaku umumnya nampak tidak terorganisasi, ia akan menangis ketika merasa
tidak nyaman dan tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orang
bertanya tanya sebenarnya hal apa saja yang biasa ia lakukan. Perkembangan masa intra uterin adalah
periode perkembangan paling singkat, dimulai dengan pembuahan dan berakhir saat kelahiran,
berlangsung kurang lebih 270 sampai 280 hari (9 bulan).
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan salah satu fase yang memegang peranan
penting dalam perkembangan seorang individu adalah masa bayi. Masa bayi disebut sebagai salah
satu fase terpenting karena selama masa ini seorang individu mulai belajar dan memahami berbagai
macam hal hal dan pengalaman baru tentang dirinya. Banyak macam tugas perkembangan yang harus
diselesaikan seorang individu pada masa ini. Sekalipun demikian, masa ini bukanlah suatu masa yang
berbahaya bagi perkembangan individu.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami dapat merumuskan masalah
1. Apa Pengertian masa intra uterin?
2. Apa Pengertian masa pregnansi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami apa yag dimaksud dengan perkembangan masa intra
uterin.
2. Untuk mengetahui dan memahami arti dari Perkembangan masa bayi.

D. Pembahasan Masa Intra Uterin dan Masa Bayi

Perkembangan masa pranatal

1. Perkembangan Pranatal
Perkembangan pranatal adalah perkembangan awal dari manusia. Dimulai
dari pembuahan yang terjadi dari pertemuan sel sperma dengan sel telur. Sel telur
yang telah matang dibuahi oleh sel sperma yang matang yang akhirnya akan menjadi
sel-sel baru dan membentuk zigot. Pembuahan ini menandakan berfungsi dengan
baiknya organ reproduksi manusia. Dalam pembuahan ada beberapa kondisi yang
ditentukan:
1. Bawaan lahir
2. Penentuan jenis kelamin
3. Jumlah anak
4. Urutan dalam keluarga
Menurut William Sallebach, periode pranatal atau pra lahir merupakan masa
kritis bagi perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi. Ini adalah masa mulai
terbentuknya kedekatan antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan
berdampak panjang, terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
bayi dalam kandungan. Masa prenatal memiliki 6 ciri penting, diantaranya 1)
terjadinya pembauran sifatsifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin, 2)
pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu, 3) kepastian jenis kelamin, 4)
pertumbuhan cepat, 5) mengandung banyak bahaya fisik dan psikis, dan 6)
membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.(Marliani 2015).
Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahap, yaitu geminal, embrionik dan
fetal. Selama tahapan prenatal ini, zigot yang awalnya hanya satu sel kemudian
tumbuh menjadi embrio yang kemudian menjadi janin. Sebelum dan sesudah lahir
perkembangan terus berlangsung mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip
sefalokaudal, bahwa perkembangan berlangsung dari kepala ke bagian bawah tubuh.
Kepala embrio, otak, dan mata terbentuk paling awal dan berukuran besar serta tidak
proporsional sampai bagian-bagian tubuh lain terbentuk. Kedua, prinsip
proximodistal, perkembangan berlangsung dari bagianbagian tubuh yang dekat
dengan bagian tengah tubuh menuju keluar. Kepala dan dada embrio terbentuk
sebelum terbentuknya tungkai dan lengan serta kaki terbentuk sebelum terbentuknya
jari tangan dan kaki.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
A. Tahap germinal
Tahapan germinal terjadi sejak pembuahan sampai 2 minggu.
Zigot membelah diri dan menjadi lebih kompleks kemudian menempel
pada dinding rahim menjadi tanda awal masa kehamilan. Dalam waktu
36 jam setelah pembuahan, zigot memasuki masa pembelahan dan
duplikasi sel cepat (mitosis). 72 jam setelah pembuahan, zigot
membelah diri menjadi 16 dan kemudian 32 sel, sehari kemudian
menjadi 64 sel. Pembelahan ini terus berlangsung sampai satu sel
pertama berkembang menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang
membentuk tubuh manusia.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
Sambil terus membelah diri, sel telur yang telah dibuahi
kemudian melewati tuba falopi menuju rahim dengan perjalanan 3-4
hari. Bentuk yang semula kumpulan sel yang berbentuk bola berubah
menjadi bulatan yang berisi cairan dan disebut blastosista. Blastosista
ini mengapung bebas dalam rahim selama 1-2 hari lalu melekat di
dinding rahim. Hanya sekitar 10-20% dari telur yang dibuahi yang
dapat menyelesaikan tugas penting melekatkan diri pada dinding rahim
dan menjadi embrio. Sebelum melekatkan diri, seiring dengan
diferensiasi sel terjadi, beberapa sel di bagian luar blastosista
berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram embrionik, masa sel
yang menebal yang menjadi tempat bagi embrio untuk mulai
berkembang. Massa ini akan melakukan diferensiasi menjadi tiga
lapisan.
Ektoderma (lapisan paling atas) akan menjadi lapisan luar kulit,
kuku rambut, gigi, panca indera, dan sistem saraf termasuk otak dan
tulang belakang. Endoderma (lapisan bawah) akan menjadi sistem
pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan pernapasan.
Mesoderma (lapisan tengah) akan membangun dan mendiferensiasi
menjadi lapisan kulit dalam, otot, tulang, serta sistem pembuangan dan
sirkulasi. Bagian lain dari blastosista mulai terbentuk menjadi organ
yang akan menghidupi dan melindungi embrio: rongga amnion,
dengan lapisan luarnya, amnion dan karion, plasenta dan tali pusar.
(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
B. Tahapan embiorik
Tahapan kedua masa kehamilan ini dimulai dari 2-8 minggu.
Organ dan sistem tubuh utama berkembang pesat. Ini adalah masa
kritis, saat embrio paling rentan terhadap pengaruh destruktif dari
lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ yang masih
berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya.
Cacat yang terjadi pada saat kehamilan tahapan selanjutnya tidak lebih
serius.
Janin laki-laki lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami
keguguran secara spontan atau dilahirkan dalam keadaan meninggal
daripada janin perempuan. Walaupun sekitar 125 lakilaki di konsepsi
untuk 100 perempuan, fakta yang fakta yang dihubungkan dengan
mobilitas sperma dalam membawa kromosom Y yang lebih kecil,
hanya 105 anak laki-laki yang dilahirkan untuk setiap 100 perempuan.
Kerentanan laki-laki berlanjut setelah dilahirkan, lebih banyak dari
mereka yang meninggal di awal kehidupan, dan di setiap tahapan
kehidupan mereka lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit.
Hasilnya, hanya ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di AS.
(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
C. Tahapan fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu
sampai dengan masa kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh dengan
pesat sekitar 20 kali lebih besar daripada ukuran panjangnya dan organ
sekaligus sistem tubuh menjadi lebih kompleks. Sentuhan akhir seperti
kuku jari tangan dan kaki tumbuh serta kelopak mata terbuka.
Tingkat aktivitas dan pergerakan janin menunjukkan perbedaan
individual yang ditandai dengan kecepatan jantung mereka yang
berubah-ubah. Janin lakilaki, terlepas dari besar dan ukurannya, lebih
aktif dan cenderung lebih semangat saat bergerak selama masa
kehamilan. Dengan demikian, kecenderungan bayi laki-laki untuk
lebih aktif dibandingkan bayi perempuan mungkin merupakan bagian
dari pembawaan sejak lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
Berawal dari sekitar minggu ke12 masa kehamilan, janin
menelan dan menghirup cairan ketuban tempatnya hidup. Cairan
ketuban mengandung zatzat yang melewati plasenta dari aliran darah
ibu dan memasuki aliran darah bayi. Mengonsumsi zat ini dapat
merangsang indera pengecapan dan penciuman yang sedang
berkembang dan berkontribusi terhadap perkembangan organ yang
dibutuhkan untuk bernapas dan mencerna. Sel perasa yang matang
muncul sekitar 14 minggu usia masa kehamilan.
Janin melakukan respons terhadap suara dan detak jantung serta
getaran dari tubuh ibunya, menujukkan bahwa mereka bisa mendengar
dan merasa. Respons terhadap bunyi dan getaran nampaknya berawal
pada minggu ke-26 dari masa kehamilan, meningkat dan mencapai
puncaknya pada sekitar inggu ke-32. Janin sepertinya belajar dan
mengingat. Dalam satu eksperimen, bayi berusia 3 hari menghisap
putting susu ibunya lebih sering saat mendengar rekaman cerita yang
sering dibacakan keras-keras oleh ibunya selama 6 minggu terakhir
dari kehamilan dibandingkan dengan saat mereka mendengar dua
cerita lain. Sepertinya bayi mengenali pola bunyi yang mereka dengar
di dalam kandungan. Kelompok kontrol di mana para ibu tidak
membacakan cerita sebelum kelahiran bayi mereka, melakukan
respons secara sama terhadap ketiga rekaman. Eksperimen serupa
menemukan bahwa bayu berusia 2-4 hari memilih musik dan suara
yang mereka dengar sebelum lahir. Mereka juga memilih suara ibu
mereka dibandingkan dengan suara perempuan lain, suara perempuan
dibandingkan lakilaki, dan bahasa yang digunakan ibu mereka
dibandingkan bahasa lain.
Saat 60 janin mendengar perempuan membaca, detak jantung
mereka meningkat. Jika suara tersebut adalah suara ibu mereka, dan
detak jantungnya akan menurun jika merupakan suara orang yang tidak
dikenal. Dalam penelitian lain, bayi baru lahir menghisap susu ibunya
diberikan pilihan apakah ia akan memilih rekaman suara ibunya atau
suara yang telah “di filter” sehingga terdengar seperti di dalam rahim.
Bayi baru lahir mengisap lebih sering saat mendengar suara yang di
filter, menunjukkan bahwa janin telah mengembangkan preferensi
terhadap bunyi yang mereka dengar sebelum lahir.(Papalia, Olds, dan
Feldman 2009).

Perkembangan masa bayi

 Definisi masa bayi


Periode bayi dan toddler: dari lahir hingga usia 18 – 24 bulan. Periode bayi
adalah masa ketika seseorang tergantung secara ekstrim pada orang dewasa untuk
pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan afeksi.
Pada masa ini ikatan yang erat dengan orang lain terbentuk untuk pertama kali.
Periode bayi berlangsung kurang lebih selama satu tahun pertama kehidupan. Masa
selanjutnya, disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini, seorang anak
mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan mobilitas. Bagaimanapun mereka tetap membutuhkan orang tua dan
pengasuh untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi mereka dalam melakukan
berbagai hal.
1. Perkembangan fisik bayi
Secara resmi badan WHO menetapkan bayi laki-laki yang baru lahir
idealnya memiliki panjang sekitar 48 - 52 cm dan untuk berat badan sekitar
2,9 - 3,9 kg. Sedangkan untuk bayi perempuan sendiri sekitar 2,8 - 3,7 kg dan
untuk panjang sekitar 41 - 51 cm.
perkembangan bayi dimulai sejak 0 bulan hingga mencapai usia 2
tahun. Proses pertumbuhan gigi biasanya dimulai sekitar usia 3 atau 4 bulan,
tetapi gigi pertama biasanya baru muncul antara usia 5 hingga 9 bulan, atau
bahkan lebih lama dari itu. Ketika mencapai usia 3 tahun, semua gigi utama
sudah tumbuh dan anak dapat mulai mengunyah makanan apa pun tanpa
kesulitan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengonsumsi berbagai jenis
makanan dan mengalami perkembangan kemampuan mengunyah dan
mencerna yang lebih baik.
Berikut ini adalah proses pertumbuhan fisik pada bayi:
1. 0-3 Bulan
Pada usia 0-3 bulan bayi mengalami penambahan berat badan
harian sebesar 30 gram, pertumbuhan Panjang 3,5 cm/bulan dan
pertumbuhan lingkar kepala 2 cm/bulan.
2. 3-6 Bulan
Pada usia 0-6 bulan bayi mengalami penambahan berat badan
harian sebesar 20 gram, pertumbuhan Panjang 2,0 cm/bulan dan
pertumbuhan lingkar kepala 1 cm/bulan.
3. 6-9 Bulan
Pada usia 6-9 bulan bayi mengalami penambahan berat badan
harian sebesar 15 gram, pertumbuhan Panjang 1,5 cm/bulan dan
pertumbuhan lingkar kepala 0,50 cm/bulan.
4. 9-12 Bulan
Pada usia 9-12 bulan bayi mengalami penambahan berat badan
harian sebesar 12 gram, pertumbuhan Panjang 1,2 cm/bulan dan
pertumbuhan lingkar kepala 0,50 cm/bulan.
5. 1-2 Tahun
Pada usia 1-2 tahun bayi mengalami penambahan berat badan
harian sebesar 8 gram, pertumbuhan Panjang 1,0 cm/bulan dan
pertumbuhan lingkar kepala 0,25 cm/bulan.
2. Perkembangan motorik
Perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati seperti
tingkah laku atau reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak
dikoordinasi
1) Usia 0–2 bulan
Saat berusia 0-2 bulan, bayi hanya bisa melakukan gerakan-
gerakan kecil untuk mengembangkan kemampuan motoriknya.
Beberapa gerakan yang bisa dilakukan mulai dari tengkurap
hingga mengangkat kepalanya
2) Usia 3-6 bulan
Di usia ini, bayi sudah bisa mulai meraih objek, serta berusaha
untuk menggerakan badannya ke dua arah. Pada rentang usia
ini juga, bayi umumnya sudah mulai bisa duduk dengan
bantuan orang terdekatnya.
3) Usia 7-18 bulan
Sedangkan pada rentang usia 7−11 bulan, bayi biasanya mulai
bisa merangkak. Untuk merangsang kemampuan ini, letakkan
mainan di dekat Si Kecil dan biarkan ia meraih barang tersebut.
Agar ia lebih percaya diri dan lincah, coba berikan rintangan
bantal di dekat mainan tersebut. Saat ia berhasil meraih mainan,
berikan pujian kepadanya untuk meningkatkan kepercayaan
dirinya.
3. Perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif bayi adalah cara bayi dalam belajar berpikir,
mengingat, membayangkan, mengumpulkan informasi, mengatur informasi,
hingga memecahkan masalah. Kemampuan kognitif ini membantu bayi
menyelesaikan tugas sehari-hari. Meskipun tampaknya ada banyak aspek
dalam perkembangan kognitif bayi, bayi dapat mempelajari hal-hal ini secara
bertahap.
Tahap perkembangan kemampuan kognitif bayi Pada tahap bayi baru
lahir, otak bayi belum dapat sepenuhnya mengembangkan kemampuan
berpikir, memproses informasi, berbicara, mengingat sesuatu, koordinasi fisik
dan sebagainya. Seiring bertambahnya usia bayi, tidak hanya perkembangan
motorik bayi saja, namun juga kognitif. perkembangan operasi ini juga sedang
berlangsung. Berikut tahapan perkembangan kemampuan kognitif bayi sesuai
usianya:
A. Usia 0-6 Bulan
Bayi belajar tentang rasa, suara, penglihatan dan bau sejak lahir
hingga sekitar 3 bulan. Ia biasanya dapat melihat objek dengan
lebih jelas sekitar jarak 13 inci dan melihat warna dalam spektrum
visual manusia. Bayi juga dapat fokus pada objek bergerak,
termasuk wajah orang yang sering bersamanya, seperti bayi dan
pengasuhnya. pengasuh Ia juga bereaksi terhadap kondisi
lingkungan dengan menunjukkan ekspresi wajah tertentu.
Terkadang bayi akan melihatnya membuka mulut saat pipinya
disentuh, atau ini disebut dengan rooting reflex. Gerakan lengan
dan kaki yang berulang juga dilakukan secara bersamaan untuk
melatih aktivitas otak dan daya ingat.
Sejak usia sekitar 3 bulan hingga bayi Anda berusia 4 bulan,
bayi mulai mengembangkan keterampilan kognitif lainnya. Ini
termasuk mengenali wajah orang-orang yang terbiasa berada di
dekatnya dan merespons ekspresi wajahnya. Mengenali orang lain
yang mereka lihat dan merespons ketika mereka mendengar suara
yang dikenalnya. Pada usia 5 bulan, bayi tampak penasaran dengan
suatu benda, sehingga mendorongnya untuk memasukkan benda
tersebut ke dalam mulutnya. Ia juga akan berusaha merespons
percakapan dengan mengucapkan kata-kata tertentu. Bahkan, balita
secara perlahan akan bisa mengenali dan merespons ketika
namanya dipanggil. Semua hal tersebut terus berlanjut hingga usia
perkembangan anak mencapai 6 bulan.
B. Usia 6-12 Bulan
Di usia 6 bulan, bayi mulai bisa mengoordinasikan otot dan
anggota tubuhnya dengan baik. Bayi sudah bisa duduk dan berdiri
sendiri, mulai dari masih membutuhkan pegangan hingga akhirnya
bisa menjaga tubuhnya sendiri. Perkembangan keterampilan
kognitif pada periode ini, termasuk mulai memahami perbedaan
antara benda hidup dan benda mati. Terus melihat benda-benda
yang tampak "aneh" di mata, seperti balon itu sendiri yang terbang
di udara. Hal ini karena rasa ingin tahunya pun semakin bertambah.
Pembelajaran dan rasa ingin tahu ini kemungkinan besar akan meningkatkan
perkembangan bayi berusia 9 bulan. Meski sudah bisa makan makanan padat sejak
usia 6 bulan, namun kemampuan tumbuh kembangnya di usia ini adalah dengan
mencoba makan sendiri. Bayi juga tertarik untuk mengetahui sebab dan akibat dari
makanan tersebut. Contoh apa yang terjadi setelah dia menggoyangkan mainannya.
Pada usia sekitar 11 bulan, perkembangan kognitif bayi sudah dapat memudahkan
peniruan gerakan-gerakan dasar yang dilakukan orang lain. Bahkan, ia sudah bisa
merespons komunikasi orang lain melalui gerakan dan suara, serta dengan
menempatkan benda bayi di atasnya

4. Perkembangan Afeksi
1.Definisi Emosi: Emosi, seperti kesedihan, sukacita, dan rasa takut, adalah reaksi
subjektif terhadap pengalaman yang diasosiasikan dengan perubahan fisiologis
dan tingkah laku. Emosi memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan
perilaku seseorang dan bersifat fluktuatif serta dinamis.
2.Tanda-tanda Munculnya Emosi pada Bayi:
a. Bayi baru lahir menunjukkan ekspresi ketika mereka tidak bahagia, seperti
menangis dengan kencang dan menggerak-gerakkan tubuh.
b. Pada bulan pertama, bayi menjadi tenang ketika mendengar suara seseorang
atau ketika digendong, serta tersenyum ketika diinteraksi.
c. Menangis merupakan cara utama bayi untuk mengkomunikasikan
kebutuhan mereka, dengan empat pola yang berbeda: lapar, marah, sakit, dan
frustrasi.
d. Senyum adalah ekspresi emosi yang paling awal terjadi, mulai dari senyum
involunter pada periode tidur REM hingga senyum sadar yang lebih terkendali
seiring dengan perkembangan bayi.
3.Tersenyum dan Tertawa pada Bayi:
a. Senyum kecil terjadi secara spontan segera setelah lahir dan merupakan
hasil dari aktivitas sistem saraf subkortikal.
b. Senyum sadar berkembang seiring dengan pengenalan visual dan interaksi
sosial dengan orang tua dan pengasuh.
c. Tertawa mulai muncul sekitar bulan keempat hingga kesepuluh,
menunjukkan perkembangan kognitif dan kemampuan bayi untuk melepas
ketegangan.

Melalui berbagai tanda-tanda ini, perkembangan afektif bayi dapat dipahami


dan diperhatikan oleh orang tua dan pengasuh untuk memberikan lingkungan
yang mendukung bagi pertumbuhan emosi yang sehat

5. Kasus pada perkembangan bayi


A. Delay speach
Kasus keterlambatan perkembangan bicara pada bayi usia 2 tahun adalah hal
yang penting untuk diperhatikan. Pada usia ini, sebagian besar bayi telah mulai
mengembangkan keterampilan berkomunikasi verbal, seperti mengucapkan
kata-kata sederhana atau frasa pendek. Namun, jika bayi mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bicara, ini dapat menjadi sinyal
peringatan bagi perkembangan bahasa yang tidak normal.
Bayi yang mengalami keterlambatan bicara pada usia 2 tahun mungkin
menunjukkan gejala seperti kesulitan dalam mengucapkan kata-kata,
keterbatasan dalam kosakata yang dimiliki, atau ketidakmampuan untuk
membentuk kalimat yang lengkap. Mereka juga mungkin kurang tertarik untuk
berkomunikasi secara verbal atau menunjukkan ketidaknyamanan saat
berbicara.
Penyebab keterlambatan bicara pada bayi usia 2 tahun dapat bervariasi,
mulai dari faktor genetik hingga masalah pendengaran atau gangguan
perkembangan bahasa. Faktor lingkungan seperti kurangnya rangsangan verbal
atau interaksi yang kurang dari caregiver juga dapat berkontribusi pada
keterlambatan bicara.
Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi keterlambatan bicara sejak dini
karena dapat memengaruhi kemampuan belajar dan berinteraksi sosial anak di
masa depan. Langkah-langkah intervensi yang tepat, seperti terapi wicara atau
program stimulasi bahasa, dapat membantu memperbaiki perkembangan
bicara bayi dan mencegah kemungkinan masalah perkembangan bahasa yang
lebih serius di masa mendatang.
Konsultasikan dengan dokter anak atau terapis wicara untuk evaluasi
dan saran lebih lanjut jika Anda khawatir tentang keterlambatan bicara pada
bayi usia 2 tahun. Dengan intervensi yang tepat, banyak anak dapat mengatasi
keterlambatan bicara dan mencapai perkembangan bahasa yang normal.
B.
6. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai perkembangan masa intra uterin dan masa bayi, dapat
disimpulkan bahwa kedua periode ini merupakan tahap penting dalam kehidupan manusia
yang memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan afektif seseorang. Masa intra uterin
dimulai sejak pembuahan hingga kelahiran, di mana embrio berkembang melalui tahapan-
tahapan yang kompleks dalam rahim ibu. Selama masa ini, embrio sangat rentan terhadap
pengaruh lingkungan pranatal, dan proses perkembangan fisik dan organ tubuh utama terjadi
dengan cepat.
Sementara itu, masa bayi merupakan periode di mana individu masih sangat tergantung
pada perawatan orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Selama periode ini, bayi
mengalami pertumbuhan fisik yang pesat, mulai dari penambahan berat badan hingga
pertumbuhan gigi dan kemampuan motorik. Selain itu, perkembangan kognitif juga terjadi
secara signifikan, di mana bayi mulai mengenal lingkungannya, merespons rangsangan, dan
mempelajari konsep dasar tentang objek hidup dan mati.
Perkembangan afektif juga menjadi bagian penting dalam masa bayi, di mana bayi mulai
menunjukkan ekspresi emosi seperti senyum dan tertawa sebagai respons terhadap interaksi
sosial dan rangsangan lingkungan. Melalui pemahaman akan tanda-tanda emosional dan
afektif ini, orang tua dan pengasuh dapat memberikan dukungan yang sesuai untuk
perkembangan emosi yang sehat pada bayi.
Dengan demikian, pemahaman dan perhatian terhadap perkembangan masa intra uterin
dan masa bayi menjadi kunci dalam memberikan perawatan dan lingkungan yang mendukung
bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal seseorang sejak dini.
7. Dapus

Anda mungkin juga menyukai