Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF

PADA USIA 3 TAHUN PERTAMA

MATA KULIAH

RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA

DOSEN PENGAMPU

Musfichin, S.Sos,. MA.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

Fatimah Azzahra 180103040237

Ajeng Syaifi Tamalla 180103040274

Lisda 180103040083

Norhayatun 180103040328

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

BANJARMASIN

2019
PENDAHULUAN

Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja, tetapi dari masa pranatal
manusia sudah mulai berkembang. Perubahan secara fisik adalah suatu hal yang nyata
menandai pekembangan pada anak-anak awal, dalam masa tersebut terdepat beberapa
perkembangan diantaranya perkembangan fisik dan perekembangan kognitif

Anak yang perkembangannya dengan wajar atau normal akan meningkatkan


perekembangn aspek fisik, sosial, emosional, dan juga kognitif anak. Oleh karena itu banyak
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terutama pada umur 0-3 Tahun. Tahapan
perkembangannya pun sangat penting untuk kita ketahui bersama.

Piaget memperkenalkan teori kognitif untuk mendeskripsikan dan menjelaskan


perubahan-perubahan kognitif dari anak-anak sampai dewasa. Dalam makalah ini kita akan
mengetahui perkembangan fisik dan kognitif pada anak usia 0-3 tahun dan apa saja faktor
yang memepengaruhi perekmembangannya.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Fisik dam Kognitif

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah
psikologis seperti kemampuan gerak kasar dan halus, intelektual, sosial dan emosional.
Menurut Desmita perkembangan tidak terbatas pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlagsung
terus menerus dan bersifat tetap dan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohanian yang dimiliki
individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.1

Perkembangan fisik atau motorik berarti perkembangan mengenai gerakan jasmaniah


melalui kegiatan pusat syaraf, dan otot yang berkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari
perkembagan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir, sebelum perkembangan
itu terjadi anak tidak berdaya tetapi hal tersebut akan berubah 4 sampai 5 tahun pasca lahir.2

Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan
kepada ide-ide belajar.

Piaget menjelaskan bahwa “Perkembangan kognitif terjadi melalui proses adaptasi”


adaptasi adalah penyesuaian dari asimilasi dan akomodasi. Menyelesaikan suatu persoalan
merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu
menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara
penyelesaiannya. Husdarta dan Nurlan (2010: 169) berpendapat bahwa perkembangan
kognitif adalah suatu proses menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan
(kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya.

Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang lain. Anak
akan melewati tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode perkembangan. Setiap
periode perkembangan, anak berusaha mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya
dengan pengalaman-pengalaman baru. Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian
baru serta merupakan transformasi keperiode berikutnya.

1
Achmad Afandi, ”Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik”, (Uwais Inspirasi Indonesia:
Sidoarjo, 2019) 9.
2
Ujang Rohman, “perkembangan fisik dan kognitif pada masa kanak-kanak”, Jurnal Tahun VI, No.
11, Oktober 2010, 47.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa faktor kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian besar
aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir.
Perkembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia
sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut
anak dapat melangsungkan hidupnya.

B. PERKEMBANGAN PRA-KELAHIRAN

Santrock (1995) menggambarkan pentingnya saat atau waktu yang tepat bagi
pertemuan antara sel telur dengan sperma, dengan penundaan satu jam atau satu hari.
Sebaliknya, datang lebih awal satu jam saja akan menghasilkan individu yang berbeda,
mungkin juga dengan jenis kelamin yang berbeda. Hal itu, sekaligus menunjukkan bahwa
perkembangan manusia dimulai dari saat bertemunya sel telr dengan sperma.
Perkembangan dilanjutkan oleh pembelahan sel telur yang dibuahi tersebut menjadi 12
hingga 16 sel stelah memasuki kandungan. Rangkaian tahap perkembangan prakelahiran
dapat dibagi dalam tiga tahap utama, yaitu germinal, embriosis, serta fetal.

1. Periode Germinal
Periode germinal merupakan masa perkembangan 2 minggu setelah
pembuahan. Masa ini meliputi terjadinya zigot, pembelahan sel, serta melekatnya
zigot pada dinding rahim. Seminggu setelah pembuahan, zigot berkembang menjadi
100-150 sel. Pemecahan sel terjadi setelah terbentuknya lapisan dalam (blastocyst)
dan lapisan luar (trophoblast) dari calon organisme tersebut. Sekitar 10 hari setelah
pembuahan, zigot akan melekat di dinding rahim, peristiwa ini sering disebut dengan
implantasi.

2. Periode Embriosis
Periode embriosis terhitung mulai dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan.
Pada masa ini, terjadi peningkatan pemecahan sel sel yang cukup banyak,
terbentuknya sistem dukungan bagi sel, serta mulai terbentuknya organ. Massa sel
pada periode ini disebut embrio. Embrio terdiri atas lapisan dalam dan lapisan luar.
Lapisan dalam disebut endoderm, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan
dan pernafasan. Sedangkan lapisan bagi luar sel terbagi menjadi dua, ectoderm dan
mesoderm.
Ectoderm adalah lapisan paling luar yang akan menjadi sistem syaraf,
penerima sensor (mata, telinga, hidung), dan bagian kulit (mencakup rambut dan
kuku). Mesoderm adalah lapisan tengah yang akan menjadi sistem peredaran, tulang,
otot, sistem pembuangan kotoran, serta sistem reproduksi.
ketiga lapisan tersebut akan terus berkembang, endoderm akan menjadi bagian
dalam tubuh, mesoderm menghasilkan bagian yang mengelilingi bagian dalam tubuh,
dan ectoderm menghasilkan bagian perukaan tubuh. Sistem pendukung kehidupan sel,
pada periode ini meliputi plasenta, tali pusa, dan amnion.
Plasenta merupakan sekelompok jaringan berbentuk seperti piringan yang di
dalamnya pembuluh darah ibu dan anak saling menyambung namun tidak menyatu,
sedangkan tali pusat adalah semacam saluran yang berisi dua pembuluh nadi dan satu
pembuluh vena yang menghubungkan bayi dengan plasenta. Makanan dari ibu serta
udara, air, dan garam, karbondioksida dan kotoran embrio akan berpindah dari embrio
ke ibu dan dari ibu ke embrio, namun demikian terdapat benda-benda yang tidak
dapat berpindah, yaitu bakteri, kotoran ibu, dan hormon.
Amnion merupakan kantong yang berisi cairan bening tempat embrio
mengapung menjalani proses perkembangannya. Cairan amnion, disebut juga
amniotis, antara lain berasal dari ginjal janin yang sudah mulai memproduksi air seni
ketika memasuki usia 16 inggu sampai trismeter ketiga, di saat paru-paru janin
mengeluarkan cairan. Volume cairan amniotis akan meningkat sepuluh kali lipat
ketika usia janin sekitar 12 hingga 40 minggu. Sebagian dari cairan amniotis ini akan
ditelan oleh janin, sebagian lagi diserap melalui tali pusat dan selaput yang menutupi
paru-paru. Fungsi cairan amniotis, selain menyediakan makanan, juga bermanfaat
untuk melindungi janin dari guncangan, serta menjaga suhu dan kelembapan agar
janin aman dan anyaman.
Pertumbuhan embriosis yang terjadi pada minggu ketiga adalah
berkembangnya saluran syaraf yang akhirnya akan menjadi susunan tulang belakang.
Pada hari ke-21, calon mata sudah mulai kelihatan. Pada hari ke-24 sel untuk jantung
mulai berpisah. Pada minggu keempat, saluran kencing dan alat kemaluanmulai
kelihatan, kuncup lengan dan kaki juga mulai tampak, empat bilik jantung terbentuk,
serta pembuluh darah naik ke permukaan. Pada minggu kelima hingga kedelapan,
lengan dan kaki mulai terpisah, wajah mulai terbentuk meskipun belum jelas, sert
usus mulai berkembang. Berat embrio yang berusia delapan minggu sekitar
sepertigapuluh ons dan panjangnya satu inci. Memasuki dua bulan pertama
kehamilan, terjadilah organogenesis, yaitu pembentukan organ. Organ tersebut masih
sangat rapuh dan rentan terhadap perubahan lingkungan.

3. Periode Fetal
Periode fetal atau periode janin dimulai sejak 2 bulan setelah pembuahan
sampai dengan 7 bulan. Pada awal periode ini, janin semakin aktif menggerakkan
tangan dan kaki, membuka dan menutup mulutnya, menggerakkan kepala,
sedangkan panjangnya sekitar 3 inci dengan berat sekitar 1 ons. Pada masa ini,
struktur wajah mulai dapat dibedakan dahi, kelopak mata, hidung, dagu. Selain
struktur wajah, bagian lengan juga dapat dibedakan antara bagian atas dan bagian
bawah, alat kelamin mulai dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
Pada akhir bulan keempat, panjang janin sekitar lima setengah inci dengan
berat 4 ons. Masa tersebut juga terjadi percepatan pertumbuhan pada tubuh bagian
bawah bawah. Refleks kelahiran semakin kuat, gerakan tangan dan kaki mulai
dapat dirasakan oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin mencapai 10 hingga 12 inci dengan
berat setengah hingga satu pon. Tanda-tanda lain adalah struktur kulit mulai
terbentuk, mulai tampak kuku, kaki, dan tangan. Janin juga semakin aktif serta
mulai mengubah-ubah posisinya di dalam kandungan.
Memasuki akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dengan
berat naik lagi sekitar setengah hingga satu pon. Pada saat ini, kelopak mata dan
mata benar-benar terbentuk, terdapat lapisan rambut halus yang menutupi kepala,
mulai muncul refleks menggenggam, namun pernafasan belum teratur.
Akhir bulan ketujuh, berat janin menjadi dua setengah hingga tiga pon
dengan panjang sekitar 14 hingga tujuh belas inci.

4. Periode Menjelang Kelahiran


Pada bulan kedelapan dan kesembilan, berat dan panjang janin
semakin bertambah. Beratnya mencapai 4 pon, dengan panjang sekitar 20 inci.
Ada perbedaan antara bayi Indonesia dan Amerika. Ketika dilahirkan, bayi
Amerika beratnya mencapai tujuh hingga tujuh setengah pon dengan panjang
sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir ini, mulai terbentuk lapisan dan
jaringan lemak, mulai berfungsinya berbagai sistem organ, misalnya jantung,
ginjal.
C. PERKEMBANGAN PASCA-KELAHIRAN

1. Hari-hari Setalah Kelahiran

a. Kondisi Umum
Pasca kelahiran menuntut bayi untuk mandiri. Semula pasokan
oksigen, sari-sari makanan, sirkulasi darah, proses pembuangan serta
pengaturan temperatur masih tergantung pada ibu. Ketika dilahirkan, si bayi
harus berusaha melakukan berbagai hal tersebut dengan upayanya sendiri.
Oleh karena itu, bayi harus mengembangkan diri.
Kapasitas sensor pada bayi. Sesaat setelah kelahiran, semua indera
berkembang sesuai tingkatannya masing-masing. Kemampuan penglihatan
pada bayi ditandai oleh adanya gerakan mata yang menuju cahaya yang
terang, gerakan mata sesuai arah cahaya, serta kemampuan mengikuti jerak
objek. Jarak yang paling bagus antara mata dengan benda adalah 7 setengah
inci.
Pada jam-jam pertama setelah kelahiran, bayi mampu mendengarkan
suara. Kemampuan pendengaran pada bayi dapat diukur melalui kecepatan
detak jantung ketika suara diperdengarkan. Biasanya semakin cepat dan keras
suara akan menyebabkan detak jantung semakin cepat.
Bayi juga mampu menbedakan bau. Hal itu dapat dilihat melalui
gerakan pernafasan. Biasanya untuk bau yang sangat menyengat, pernafasan
menjadi lebih cepat.
Kemampuan membedakan rasa juga sudah berkembang sejak bayi.
Pada salah satu percobaan diketahui bahwa ketika bibir bayi ditetesi air gula
maka ia akan menjilat bibir. Semakin pekat cairan gulanya akan semakin cepat
gerakan lidah. Berbeda dengan bayi yang ditetesi air putih. Ternyata bayi tidak
menunjukkan respons yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejak
bayi, kemampuan membedakan rasa sudah berkembang.
Sejalan dengan bertambahnya usia, kemampuan merasakan rasa sakit
juga semakin bertambah. Percobaan yang dilakukan oleh Lipsitt dan Levy
menunjukkan bahwa memasuki hari keempat merupakan masa yang paling
peka terhadap rasa sakit akibat diberi sengatan listrik.
b. Perkembangan Fisik
Bayi cenderung belajar dengan melakukannya sendiri. Misalnya,
belajar mengenal suara melalui aktivitas memukul-mukul alat permainan, juga
belajar meraih dan menggenggam dengan cara menjatuhkan mainan. Dua
prinsip dalam perkembangan fisik, yaitu cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal adalah prinsip perkembangan fisikyang dimulai dari kepala
menurun ke tubuh bagian bawah. Artinya, bagian otak berkembang lebih
dahulu dibandingkan anggota tubuh yang lain. Prinsip Proximodistal
menunjukkan bahwa perkembangan fisik bergerak dari tengah tubuh kea rah
luar. Artinya, perkembangan otak dan tubuh terjadi lebih dahulu dibandingkan
tangan. Perkembangan lengan lebih dahulu terjadi dibandingkan
perkembangan jari jemari.

2. Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun


a. Perkembangan Fisik
Menurut survei yang dilakukan di Amerika Serikat, pola
perkembangan fisik bayi sejak dilahirkan sampai dengan usia 1 tahun (12
bulan) mengikuti pola atau rumus tertentu, terutama yang berhubungan dengan
berat dan tinggi badan.
Contohnya: tinggi badan bayi usia 1 tahun (12 bulan) diperkirakan
berkisar 30 inci. Bila 1 inci=2,54 cm maka tinggi badan anak usia 1 tahun
sekitar 76,2 cm. kondisi tersebut dapat digunakan bila rerata panjang bayi
yang dilahirkan seitar 20 inci atau samadengan 50 cm.
Adapun pengukuran berat badan menggunakan rumus, berat badan
ketika lahir dikurangi usia kelahiran dalam hitungan bulan ditambah 11. Berat
badan menggunakan ukuran pon (1 kg = 2 pon).
Contoh: saat ini bayi berusia 6 bulan. Ketika lahir dia memiliki berat
badan 3 kg (sama dengan 6 pon). Maka hitungan berat badannya = 6-6+11 =
11 pon. Apabila dihitung dalam kilogram menjadi = 11 pon : 2 pon X 1 kg =
5,5 kg.
Ada bukti terdapat perbedaan berat dan tinggi badan antara bayi laki-
laki dengan bayai perempuan. Pada awalnya tidak terlalu banyak selisihnya
diantara keduanya. Namun, semakin banyak usianya semakin banyak pula
selisihnya (Nelson dalam Medinnus, 1976).
Di Indonesia perkembangan fisik yang meliputi pertambahan berat dan
tinggi badan dapat dipantau melalui KMS (kartu menuju sehat). Format yang
digunakan untuk menggambarkan perkembangan fisik bayi adalah grafik. Di
dalam grafik tersebut terdapat gradasi warna dari kuning, kuning kehijauan,
hijau seperti daun muda, dan hujau. Masing-masing warna meiliki arti yang
berbeda. Misalnya, warna kuning merupakan rambu-rambu untuk berhati-hati
karena agak menyimpang dari pertumbuhan yang seharusnya. Semakin tua
warnanya semakin sesuai dengan pertumbuhan yang seharusnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan fisik adalah faktor
keturunan dan asupan makanan yang bergizi.

b. Perkembangan Motorik
Perkembangan motoric diawali oleh munculnya refleks. Ada beberapa
refleks yang terus muncul namun terdapat juga refleks yang mulai hilang
sejalan dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh kematangan selaput
otak. Refleks yang tetap bertahan, contohnya gerakan pupil mata, kerlingan
mata, batuk-batuk, bersin. Milestone menyatakan bahwa bayi tidak perlu
diajari untuk mengembangkan keterampilan motoriknya. Yang dia butuhkan
adalah kebebasan dari campur tangan orang tua. Apabila sistem syaraf pusat,
otot-otot, serta tulang sudah cukup matang maka bayi akan menunjukkan
berbagai kemampuan yang menakjubkan apabila diberi waktu dan ruang yang
memadai.
Perkembangan keterampilan motoric diawali oleh kemampuan
mengontrol gerakan kepala, kemudian kemampuan untuk duduk, kemampuan
berguling, gerakan-gerakan sebagai persiapan untuk berjalan, kemampuan
berdiri, berjalan serta kemampuan memanipulasi (memijit-mijit).
Keterampilan motorik selain ditentukan oleh kematangan individu, juga
dipengaruhi lingkungan.
Gessel, A. dan Amatruda, C. (dikutip oleh Medinnus, 1976)
menyatakan lebih rinci bahwa urutan perkembangan gerakan motorik untuk
bayi usia 4 minggu sampai dengan 12 bulan adalah kelenturan kepala, leher
yang kuat, serta tangan menggenggam, kemudian kepala mulai dapat
digunakan, postur simetris, serta tangan mulai membuka, tahap berikutnya
mulai mampu didudukkan dengan posisi kedua tangan di depan sebagai
penyangga, mampu meraih kubus, meraup butiran-butiran kecil, selanjutnya
bayi mulai mampu duduk sendiri, bisa menghentakkan kaki, melepaskan
benda perlahan-lahan, dan pada usia sekitar 12 bulan, bayi mampu berjalan
dengan dipegangi, mulai menjelajah, mampu memegang butiran benda secara
lebih cepat. Menginjak usia 1 tahun, anak mulai mampu berjalan sendiri tanpa
terjatuh, mampu duduk sendiri serta mampu menyusun 3 kubus membentuk
menara.
Pada usia 2 tahun, anak sudah mampu berlari, membangun menara dari
6 kubus. Ketika berusia 3 tahun anak sudah mampu berdiri di atas satu kaki,
membangun menara dari 10 kubus.

c. Perkembangan Perilaku Adaptif


Bayi yang berusia 4 minggu sampai dengan 12 bulan mengalami
perkembangan perilaku adaptif secara berurutan. Paling awal ialah
kemampuan melihat berkeliling dengan jangkauan yang belum luas karena
kemampuan melihat yang masih terbatas, kemudian diikuti oleh kemampuan
melihat yang lebih luas mengikuti mainan yang digerakkan tangan,
selanjutnya memindahkan kubus dari tangan satu ke tangan yang lainnya,
mampu menyusun dua kubus, serta mampu meletakkan kubus ke dalam
tempatnya (misalnya mangkok).
Ketika berusia 18 bulan, anak mulai mampu menuang pellet dari botol,
serta menirukan goresan dari krayon. Pada usia 2 tahun, anak mampu
membangun menara dari 6 kubus, serta mampu menggambar lingkaran.
Menginjak usia 3 tahun, anak mampu membangun jembatan dari 3 kubus dan
menirukan membuat tanda silang (X).

d. Perkembangan Kemampuan Bahasa


Perkembangan kemampuan berbahasa dapat juga dipergunakan
sebagai salah satu tanda perkembangan kognitif. Kemampuan berbahasa untuk
bayi usia 4 minggu ditandai oleh keluarnya suara-suara kecil yang berasal dari
tenggorokan, dan bayi mulai tertarik pada suara bel.
Sekitar usia 4 bulan, si bayi mampu tertawa, dan menunjukkan vokal-
vokal yang ramah, senang. Memasuki usia 7 bulan, si bayi mampu
menggeram, mulai mampu menyuarakan keinginannya, menikmati suara yang
dikeluarkannya.
Ketka berusia 10 bulan, si bayi menunjukkan kemampuan untuk
mengucapkan 1 kata, mampu menyebutkan namanya. Memasuki usia 1 tahun,
si bayi menunjukkan kemampuan untuk menyebutkan dua kata atau lebih.
Kemampuan berbahasa yang ditunjukkan oleh anak yang berusia 18
bulan adalah mampu menyebut nama-nama benda dalam gambar, berbahasa
dengan cara khusus. Kemampuan itu akan semakin bertambah dengan
penggunaan frase dan mulai memahami petunjuk yang sederhana ketika anak
berusia 2 tahun.
Setelah berusia 3 tahun, kemampuan berbahasa bertambah dengan
kemampuan berbicara dalam kalimat yang sederhana serta mampu menjawab
pertanyaan yang sederhana.3

D. Tahap sensorimotor

Tahap sensorimotor oleh piaget merupakan tahap awal perkembangan kognitif yang
terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Pada tahap sensorimotor, gagasan
anak mengenai suatu benda berkembang dari belum mempunyai gagasan menjadi sudah
mempunyai gagasan.

Menurut piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor menggunakan proses


asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan
perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena
adanya masukkan, rangsangan atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru. Piaget
menggunakan metode gabungan, yaitu dengan metode naturalisme metode penelitian di mana
objek yang diteliti dibiarkan secara natural bertingkah laku dan subjek yang meneliti tidak
mencampuri tingkah laku objeknya. Dan eksperimen informal adalah eksperimen yang tidak
tersusun sebelumnya secara jelas, tetapi ditambahkan secara spontan karena melihat situasi
yang cocok atau yang perlu ditangani.4

Tahap ini berlangsung dari masa kelahiran sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi
mulai membangun sebuah pemahaman mengenai dunia dan cara menyelaraskan pengalaman-

3
Wiwien Dinar Pratisi, Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks, 2016).
4
Dr. Paul suprano, Teori perkembangan kognitifjean piaget, (penerbit kanisius).
pengalaman sensoris. Contohnya seperti mendengar dan melihat, melalui sebuah tindakan
fisik-motorik-maka dari itu ada istilah “sensorimotor”. Awal dari tahapan ini , bayi yang baru
lahir sudah memiliki lebih dari sekedar refleks. Di akhir tahap sensorimotor, pada saat bayi
berusia 2 tahun sudah bisa menghasilkan pola-pola sensorimotor yang kompleks dan
menggunakan simbol-simbol primitif.5

Subtahap, ada enam tahap subtahap sensorimotor menurut piaget : (1) refleks-refleks
sederhana, (2) kebiasaan awal dan reaksi sirkuler primer, (3) reaksi sirkuler sekunder, (4)
koordinasi terhadap reaksi sirkuler sekunder, (5) reaksi sirkuler tersier , kesenangan terhadap
hal baru , dan keingintahuan , (6) internalisasi skema.

Refleks sederhana, subtahap pertama ini berkaitan dengan satu bulan pertama sejak
kelahiran bayi. Pada tahap ini koordinasi dan tindakannya berupa refleks, seperti mencari dan
menghisap. Bayi dengan refleks menampilkan prilaku seperti itu tanpa adanya stimulus yang
memicu refelks tersebut. contohnya, ketika seorang ibu baru saja melahirkan anaknya , bayi
itu akan menghisap puting ibunya atau botol susu yang diarahkan kemulutnya atau
disentuhkan kebibirnya. Namun, kemudian bayi secara refleks mengisp-isap walaupun tidak
ada botol susu atau puting di dekatnya. Bahkan, ketika di awal bulan pertama kehidupannya,
bayi akan memulai tindakan mandiri dan aktif menata kembali pengalaman-pengalamannya.

Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler, subtahap dari sensorimotor


yang kedua adalah , berkembang diantara usia 1 sampai 4 bulan. Pada tahap ini bayi mulai
menyelaraskan sensasi dan dua tipe skema : kebiasaan dan reaksi sirkuler primer. Kebiasan
atau habit adalah skema yang berdasarkan pada refleks yang mana pada akhirnya akan
menjadi reaksi yang sepenuhnya terpisah dari rangsangan yang membangkit kan refleks
tersebut. contohnya, bayi yang dalam subtahap pertama (refleks sederhana) hanya menghisap
jika ada botol susu yang diletakan kebibirnya atau ketika bayi itu melihat sebuah botol susu.
Bayi pada tahap ini mungkin akan menghisap-hisap walaupun tidak ada botol susu
didekatnya. Reaksi sirkuler adalah sebuah tindakan yang diulang-ulang atau repetitif.

Reaksi sirkuler primer, merupakan sebuah skema yang berdasarkan pada sebuah
upaya untuk menghasilkan suatu peristiwa yang pada mula terjadi secara tidak sengaja atau
kebetulan. Contohnya, seorang bayi akan mnghisap-hisap jari nya jika diletakan di dekat
mulutnya . selanjutnya, bayi akan mencari jari-jarinya untuk dihisap lagi. Tetapi jari-jarinya

5
John w.santrock , LIFE-SPAN DEVELOPMENT perkembangan masa hidup (PT. Gelora Aksara
Pratama,2011), 170-172
belum bisa mengatur sesuai dengan keinginan karena ia belum bisa mengatur aksi visual dan
manual.

Dari kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler yang bersifat stereotip, yang artinya bayi
akan mengulang-ulang dengan cara yang sama . pada tahap ini tubuh bayi menjadi pusat
perhatian bayi, dan tidak ada peristiwa lain yang menarik perhatian si bayi.

Reaksi sirkuler sekunder,pada subtahap ketiga ini,bayi mulai berkembang di usia 4


hingga 8 bulan. Di tahap ini perhatian bayi mulai tertuju pada suatu objek, melampaui
preokupasi diri. Pada saat itu skema bayi belum bersifat sengaja atau terarah pada suatu objek
yang dituju atau sasaran yang dituju. Tetapi terus diulang-ulang karena merasa takjub.
Mungkin saja bayi akan mengguncang-guncang mainan yang berbunyi germincing , bayi
akan mengulang-ulang karena merasa takjub. Ini merupakan sebuah reaksi sirkuler sekunder,
sebuah tindakan yang terus diulang-ulang karena konsekuensi dari dari tindakan tersebut.
bayi juga akan menirukan sebuah tindakan sederhana, misalnya berceloteh dan beberapa
Bahasa tubuh sederhana . walaupun begitu bayi hanya melakukan peniruan dari apa yang dia
lihat dan dengar.

Koordinasi reaksi sirkuler sekunder, subtahap keempat .adalah sebuah tahapan


yang dimana proses berkembangnya bayi dari usia 8 sampai 12 bulan. Pada saat itu bayi
Mulai bisa menyesuaikan antara pengelihatannya dan sentuhan. Yaitu tangan dan mata. Di
tahap ini tindakan-tindakan menjadi lebih diarahkan keluar. Pada tahap ini ada perubahan
besar yang melibatkan skema-skema dan kesengajaan. Bayi mampu mengombinasikan dan
mengombinasikan ulang tentang skema-skema yang sudah dipelajarinya. Mereka juga sudah
mampu mengamati objek dan menggenggamnya, atau mereka juga dapat menyelidiki mainan
yang berbunyi gemerincing dengan menyentuhnya dan mengeksplorasi nya dengan
menggunakan jarinya. Di tahap ini juga Kemampuan bayi lebih terarah dibanding
sebelumnya, kemampuan ini meurpakan prestasi kedua munculnya kesengajaan. Contohnya,
bayi bisa menggunakan tongkat untuk mengambil mainan yang dia suka atau menabrakan
sebuah balok agar dapat bermain dengan balok lainnya.

Reaksi sirkuler tersier, kesenangan terhadap hal-hal baru (novelty), dan


keingintahuan pada subtahap kelima ini menurut piaget, berkembang antara usia 12 samapi
18 bulan. Di tahap ini minat bayi semakin tergugah pada karakteristik objek atau segala
tindakan yang mampu mereka lakukan terhadap objek itu. Sebuah kotak bisa dijatuhkan,
diputar, atau ditabrakan ke objek lainnya. Reaksi sirkuler tersier adalah skema dari eksplorasi
kesengajaan oleh bayi terhadap kemungkinana-kemungkinan yang baru dan mengamati
hasilnya. Piaget berpendapat pada tahap ini menandai merupakan sebuah titik awal
perkembangan keingintahuan dan minat terhadap hal-hal yang baru.

Internalisasi skema, subtahap yang keenam menurut piaget , pada usia 18 hingga 24
bulan. di tahap ini bayi mulai mengembangkan kemampuan untu menggunkan simbol-simbol
primitiif. Piaget berpendapat, symbol adalah gambaran dari sensoris atau kata yang di
internalisasi, merepresetasikan sebuah peristiwa. Simbol primitif memungkinkan si bayi
untuk memikirkan peristiwa konkret tanpa langsung melakukan atau melihatnya. Selain itu
simbol-simbol juga dapat memungkinkan bayi untuk memanipulasi dan mentransformasi
peristiwa dengan cara yang sederhana. Contohnya : putri dari piaget melihat sebuah kotak api
yang sedang tertutup dan sedang terbuka , lalu ia menirukan peristiwa itu degan menutup dan
membuka mulutnya. Jelas ini merupakan suatu ekspresi yang ada kaitannya dengan gambaran
peritiwa tersebut.

E. Faktor perkembangan fisik dan kignitif pada anak usia 0-3 tahun

Menurut Piaget faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif yakni


lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan proses pengaturan diri atau equilibrasi,
kontak lingkungan fisik mutlak perlu karena interaksi antara individu dan dunia luar
merupakan sember pengetahuan baru. Kematangan sistem syaraf menjadi sarat penting untuk
hal ini. Lingkungan sosial seperti bahasa dan lingkungan dapat memacu atau menghambat
perkembangan struktur kognitif. Faktor terakhir adalah equilibrasi atau pengaturan sendiri
yang mengatur interaksi spesifik antara individu dengan lingkungan dan dengan pengalaman
fisik, pengalaman sosial, serta perkembangan jasmani. Equilibrasi menyebabkan
perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.

Piaget memberikan tiga perspektif dalam menjelaskan mekanisme perkembangan


kognitif yakni (1) proses mendasar yang terjadi dalam interaksi dengan lingkungan (asimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi); (2) cara pengetahuan disusun (pengalaman fisik dan logis-
matematis); dan (3) perbedaan kualitatif dalam berpikir pada berbagai tahap perkembangan
(skema tindakan bayi, berpikir praoperasional, operasi konkret , dan formal)6

Piaget mengatakan pada tahap sensorimotor bayi membangun pemahaman tentang


dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan
pemahaman akan objek permanen.7

6
Firmina Angela Nai, “Teori Belajar&Pembelajaran”, (Yogyakarta:CV. Budi Utama, 2017) 31.
7
Fatimah Ibda “Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget”, Intelektualita Volume 3, nomor 1,
januari-juni 2015, 36.
Banyak perubahan mendasaar dalam masa bayi dan anak-awal yang tampaknya
berhunngan langsung dengan bertambahnya tumbuh seseorang. Perubahan fisik dan prilaku
didalamnya kesiapaan untuk menguasai satu kemampuan baru seperti berbicara dan berjalan.
Menurut piaget perkembangan kognitif pada anak terbagi menjadi 4 tahapan yaitu,
sensorimotor (0-2 tahun), praoprasional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-11 tahun) dan
operasional formal (11-6 tahun).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

1. Faktor Internal
a. Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika tidak memiliki faktor
heredliter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk,
atau kurus.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan, dan masa remaja.
d. Jenis kelamin
Faktor reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-
laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
makin cepat.
e. Genetik
Genitik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensial anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak, contoh seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

2. Faktor Eksternal
Faktor pranatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama pada trimeser akhir kehamilan akan
memengaruhi pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi janin yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperto
club foot.
c. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat
menyebabkn kelainan kongenitak seperti palatoksis (bibir sumbing).
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makroomia, kardiomegali, dan
hiperplasia adrenal.
e. Faktor radiasi
Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefia, spin bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongential mata, serta kelainan jantung.
f. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Citomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin seperti katarak, bisu tuli, miksofali, retadasi mental, dan
kelainan jantung kongenital.
g. Kelaina imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah atara
janin dan ibu sehingga merusak antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasetan masuk ke dalam peredaran darah janin dan
akan menyebabkan hemolisi yang akan menyebabkan kerubahan jaringan
otak.
h. Anoksia embrio
Aniksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil dll.
3. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksi dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
4. Faktor pascapersalinan
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlakuan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis atau kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, dan kelainan jatung bawaan mengakibatkan retadasi
pertumbuhan jasmaini.
c. Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tampat ank tersebut hidup
yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang bauk, kurangnya sinar matahari, paparan sianr
radioakif dan zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok dll) mampunyai
dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin
gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosioekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makan serta kesehatan
lingkngan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut manghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuh
Pada lingkunagn pengauhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, kususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaina kortikisteroid jangka panjang menghambat petumbuhan
demikain halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan
saraf yang emnyebabkan terhabatnya produksi hormon pertumbuhan. 8

8
Dian Adriana, “ Tumbuh kembang dan trapi bermain pada anak”, ( Jakarta: Selemba Medika 2011)
9-12.
KESIMPULAN

Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja, tetapi dari masa pranatal
manusia sudah mulai berkembang. Rangkaian tahap perkembangan prakelahiran dapat dibagi
dalam tiga tahap utama, yaitu germinal, embriosis, serta fetal. Periode germinal merupakan
masa perkembangan 2 minggu setelah pembuahan. Masa ini meliputi terjadinya zigot,
pembelahan sel, serta melekatnya zigot pada dinding rahim.

Periode embriosis terhitung mulai dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Pada
masa ini, terjadi peningkatan pemecahan sel sel yang cukup banyak, terbentuknya sistem
dukungan bagi sel, serta mulai terbentuknya organ. Periode fetal atau periode janin dimulai
sejak 2 bulan setelah pembuahan sampai dengan 7 bulan. Perkembangan pasca kelahiran,
Pada jam-jam pertama setelah kelahiran, bayi mampu mendengarkan suara selain itu Bayi
juga mampu menbedakan bau. Hal itu dapat dilihat melalui gerakan pernafasan.
Perkembangan pasca kelahiran juga terbagi menjadi beberapa perkembangan fisik dan
motorik.

Selain itu ada juga Perkembangan kognitif adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak ada dua yaitu, Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
Tahap sensorimotor oleh piaget merupakan tahap awal perkembangan kognitif yang terjadi
pada waktu bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Tahapan sensorimotor menurut piaget
terbagi menjadi enam, yaitu : (1) refleks-refleks sederhana, (2) kebiasaan awal dan reaksi
sirkuler primer, (3) reaksi sirkuler sekunder, (4) koordinasi terhadap reaksi sirkuler sekunder,
(5) reaksi sirkuler tersier , kesenangan terhadap hal baru , dan keingintahuan , (6) internalisasi
skema.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian, “ Tumbuh kembang dan trapi bermain pada anak”, ( Jakarta: Selemba
Medika 2011).

Afandi, Achmad, ”Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik”, (Uwais


Inspirasi Indonesia: Sidoarjo, 2019).

Ibda, Fatimah “Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget”, Intelektualita Volume


3, nomor 1, januari-juni 2015.

Nai, Firmina Angela, “Teori Belajar&Pembelajaran”, (Yogyakarta:CV. Budi Utama,


2017) 31.

Pratisi, Wiwien Dinar, “Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini”, (Jakarta: PT Indeks,
2016).

Rohman, Ujang, “perkembangan fisik dan kognitif pada masa kanak-kanak”, Jurnal
Tahun VI, No. 11, Oktober 2010.

Suprano, Paul, Teori perkembangan kognitifjean piaget, (penerbit kanisius)


W.santrock, John, “LIFE-SPAN DEVELOPMENT perkembangan masa hidup”, (PT. Gelora
Aksara Pratama,2011).

Anda mungkin juga menyukai