Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL DAN KELAHIRAN


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. Aqsha Putra NRP 23.01.007
2. Surita Triya NRP 23.01.006
3. Umatun Karomah NRP 23.01.005
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangna anak yang dilakukan
oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal kurang
mendapat perhati bahakan cenderung diabaikan (Desmita, 2013). Hal ini karena mereka
menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam Rahim ibu sifatnya
perkembangan fisik dan hanya memberikan sedikit sumbangan bagi pemahaman
psikologis tentang perkembangan.
Tahun 1940 muncul kesadaran bahwa kejadian pada masa prenatal sangat penting
untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Prenatal bukan saja
merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode
yang sangat menentukan (Hurlock, 1980). Beberapa ayat di dalam Alquran memberikan
sejumlah informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berda dalam
kandungan ibunya. Periode prenatal ini tidak hanya mengalami perkembangan fisik
melainkan juga perkembangan psikologis (Mujib dan Mudzakir, 2001).
B. TUJUAN
Tujuan pada makalah ini berkaitan dengan
1. Untuk mengetahui perkembangan prenatal
2. Untuk membahas kasus kehamilan pada anak
C. MANFAAT
Makalah ini mampu memberikan manfaat bagi penulis maupu pembaca agar mampu
memahami perkembangan prenatal sekaligus membahas kasus yang berkaitan dengan
kehamilan pada seseorang.
BAB II KERANGKA TEORI
Prenatal berasal dari kata Pra yang berarti sebelum dan natal yang berarti lahir. Jadi
prenatal adalah sebelum kelahiran yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan.
Menurut Nurul Maziyatul, Dwi Fahmi, dan Avita Febri Dalam jurnal perkembangan kognitif,
fisik dan emosi sosial pada masa prenatal. Pendidikan dalam kandungan sangat penting bagi
anak karena pada masa itu anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan awal. Selanjutnya
kesimpulan dalam kajiannya adalah perkembangan prenatal memiliki pengaruh yang sangat
penting bagi perkembangan anak dengan memperhatikan perkembangan kognitif, fisik, dan
emosi sosial anak didalam kandungan agar berkembang secara optimal.
Selanjutnya dijelaskan pula didalam jurnal bahwa perkembangan prenatal ini terbagi dari segi
kognitif, fisik, dan emosi-sosial
A. Perkembangan prenatal dari segi kognitif
Perkembangan pada tahap ini terbagi menjadi
1. perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu proses ketika bayi mengisap jari di
dalam Rahim. Perkembangan mengingat ketika seorang ibu berbicara atau bercerita
dapat mengaktifkan rekaman ingatan bayi
2. perkembangan kognitif anak dalam kandungan
selama berda didalam kenadungan sebenarnya bayi bisa merasakan, mengetahui
perbedaan gelap dan terang, dan merasakan rangsangan dari dalam kandungan.
Pemberian rangsangan pada bayi mampu meningkatkan tingkat intelektual dan
tingkat kreativitas anak
B. Perkembangan prenatal dari segi fisik
Perkembangan pada tahap ini terbagi menjadi periode germinal, periode embrionik, dan
periode fetus.
C. Perkembangan prenatal dari segi emosi-sosial
Tanpa disadari sebenarnya ibu dan anak memiliki hubungan emosional yang sangat kuat
sejak usia kehamilan 6 bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat senang
atau sedih melalui hormone ibu yang disalurkan kedalam tubuh janin. Beberapa cara
dalam memberi stimulasi pada janin diantaranya yaitu membelai, menempuk dan
mengusap dengan lembut. Selanjutnya mengajak bicara dan mendongengkan.
Pada bab II ini, akan dibahas mengenai konsepsi awal kehidupan menurut Desmita sebagai
berikut:
A. Konsepsi dan Awal Kehidupan
Tahapan perkembangan masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki samapi dengan
waktu kealhiran seorang individu. Masa ini berlangsung selama 9 bulan atau 280 hari.
Tahapan perkembangan masa prenatal menurut (Sifert dan Hoffnung, 1994) sebagai
berikut:
1. Tahap germinal
Pada tahapan ini biasanya disebut dengan periode zigot, ovum atau nuthfah yaitu
periode awal kejadian manusia yang berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari
kehidupan sejak bertemunya sel sperma dan sel telur (pembuahan). Hasil pertemuan
sel sperma dan sel telur disebut zigot. Zigot kemudian membelah diri menjadi
blastokis yang semakin hari jumlahnya semakin banyak. Blastokis terdiri dari tiga
lapisan yaitu:
a. Lapisan atas (ectoderm)
Lapisan atas akan membentuk rambut, gigi, kuku, kulit bagian luar, panca indra
dan system syaraf
b. Lapisan tengah (mesoderm)
Lapisan tengah membentuk otot, tulang atau rangka, system pembuangan kotoral
dan system peredaran darah, serta kulit lapisan dalam.
c. Lapisan bawah (endoderm)
Lapisan bawah membentuk system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan
system pernapasan.
Setelah berkembang selama seminggu, blastokis akan menempel pada dinding
Rahim, blastokis yang menempel pada dinding Rahim inilah yang disebut dengan
embrio. Tahap germal berakhir dan munculah tahap embrio.
2. Tahap embrio
Tahap selanjutnya dalam fase kehidupan setelah tahap germinal adalah tahap embrio.
Tahap ini dimulai pada 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan. Pada tahap ini
terjadinya pertumbuhan pada dua pola yaitu cephalocaudal dan proximodistal.
a. Chepalocaudal
Proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala hingga ekor. Bagian kepala,
pembuluh darah dan jantung lebih dahulu berkembang
b. Procimodistal
Proses pertumbuhan pada bagian yang paling dekat dengan badan seperti tangan
dan kaki
Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada
system saraf. Pada usia 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi
ukuran kepala lebih besar dari pada bagian tubuh lainnnya. Usia 8-9 minggu muka,
mulut, mata dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki sudah
mulai tampak jelas pada jari-jarinya. Perut, hati, pancreas, paru-pari, dan ginjal sudah
mulai berfungsi secara sederhana.
3. Tahap janin
Tahapan setelah tahap embrio adalah tahap janin. Pada periode ini bisa juga disebut
dengan periode fetus yang dimulai pada minggu ke 9. Bagian kepala yang awalnya
lebih besar dari pada bagian tubuh lainnya mulai mengecil dan terlihat normal
ukurannya. Pada tahap ini jantung sudah mulai berdenyut. Memasuki bulan ke empat
usia kehamilan dijelaskan bahwa sudah ada ruh pada tubuh manusia kondisi ini sudah
terjaid perkembangan sifat, karakter, dan bakat. Pada tahap ini, biasa ibu sudah mulai
merasakan gerakan janin didalam tubuhnya.
Pada tahap ini, janin sudah mampu mendengar suara dan responsive terhadap stimuli
dari lingkungan eksternal.

B. PENTINGNYA PERIODE PRENATAL BAGI PERKEMBANGAN


Pada tahap prenatal ini terdapat empat kondisi penting yang memberikan pengaruh besar
terhadap perkembangan individu dimasa mendatang, sebagai berikut:
1. Penentu Sifat Bawaan
Saat sel telur bertemu dengan sel seperma, masing-masing sel memiliki 23 pasang
kromosom dan setiap kromosom mengandung gen. Gen ini dipandang sebagai factor
penentu keturunan. Orangtua memberikan separuh dari kromosom kepada setiap
anaknya.
2. Penentu Jenis Kelamin
Sel benih yang yang telah bergabung mengandung 23 pasang kromosom yang salah
satunya kromosomnya membawa jenis kelamin. Bila Kromosom sel telur pada ibu X
sedangkan kromosom sel sperma pada ayah Y. penggabungan dua kromosom ini akan
membentuk XY yang akan menghasilkan jenis kelamin laki-laki. Bila kromosom sel
telur ibu X sedangkan kromosom sel sperma yang dibawa pada ayah X. Maka
penggabungan dua kromosom ini akan membentuk XX yang akan menghasilkan jenis
kelamin perempuan.
3. Penentu jumlah anak
Peristiwa penting yang terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah anak.
Apakah kelahiran berbentuk tunggal atau kembar.
4. Penentuan Posisi Urutan Anak
Orangtua memiliki sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik terhadap
anak tunggal, anak tertua, anak menengah atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan
peran yang diberikan ini juga mempengaruhi kepribadian dan pembentukan sikap
anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah
satu factor yang mempengaruhi dalam mengembangkan pola perilaku tertentu.,
C. FAKTOR PENGARUH PERKEMBANGAN PRENATAL
Perkembangan prenatal dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut:
1. Kesehatan Ibu
Besarnya dampak kesehatan ibu terhadap perkembangan janin yang dikandungnya.
Kondisi perkembangan terutama fisik pada janin tergantung dari kondisi kesehatan
ibu. Penyakit seperti TBC, kencing manis, sifilis, dan AIDS juga dapat
mempengaruhi tertularnya penyakit ibu pada perkembangan janin.
2. Gizi Ibu
Janin yang sedang berkembang tergantung dari gizi ibunya. Anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu yang kekurangna gizi cenderung cacat. Oleh sebab itu, makanan
ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan
karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
3. Pemakaian Bahan Kimia Oleh Ibu
Pemakaian bahan kimia oleh ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi
perkembangan janin yang dikandungnya karena memiliki efek samping baik fisik
maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin. Minum-minuman beralkohol juga
dapat mempengaruhi perkembangan janin seperti kelainan jantung, kepala kecil,
penyimpangan tulang atau perlambatan perkembangan mental dan motorik dan lain
sebagainya.
Berikut tabel dampak penggunaan obat-obatan selama kehamilan menurut
Desmita Psikologi Perkembangan:

Obat-obatan Dampak pada Janin dan Anak


Alkohol Jumlah kecil menambah resiko aborsi
spontan
Jumlah sedang (1-2 kali sehari)
diasosiasikan dengna munculnya
ketidakmampuan memberikan perhatian
pada bayi menyebabkan sindrom alcohol
janin.
Rokok Rendahnya berat lahir bayi
Obat Penenang Menyebabkan langit-langit mulut terbelah
atau cacat bawaan lahir
Barbiturates Mengakibatkan bayi kecanduan,
mengalami gemetar, gelisah, dan mudah
terluka
Amfetamin Kelainan lahir
Kokain Hipertensi, masalah jantung,
keterbelakangan perkembangan dan
kesulitan belajar
Marijuna Kelainan lahir dan diasosiasikan dengan
rendahnya berat dan panjang bayi.
4. Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu
Ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain
yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis. Antara lain seperti meningkatnya
pernapasan dan skresi oleh kelenjar. Produksi hormone adrenalin sebagai tanggap
terhadap ketakutan akan menghambat aliran dara kedaerah kandungan dan membuat
janin kekurangan udara. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran premature dan penurunan berat, serta cacat
fisik. Menurut Santrock dalam Desmita menjelaskan bahwa bayi dari ibu yang lebih
cemas menangis lebih banyak sebelum diberi makan dan lebih aktif daripada bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang kurang cemas.
D. TAHAPAN KELAHIRAN
Santrock membagi proses kelahiran dalam tiga tahap yaitu
1. Tahap Pertama yaitu kontraksi yang terjadi 15 hingga 20 menit yang menyebabkan
leher Rahim terentang dan terbuka.
2. Tahap Kedua yaitu kepala bayi bergerak memalu leher Rahim dan saluran kelahiran
dan tahapan ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibunya.
3. Tahap ketiga yaitu pada saat ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan
dibuang.
BAB III PEMBAHASAN KASUS
A. KASUS
1. Identitas Anak
Nama : RS
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
Tempat/ Tgl. Lahir : Lubuk Ramo, 11 September 2004
Anak ke :1
Pendidikan : Putus Sekolah 1 SMA
Agama : Islam
Bahasa yang digunakan : Indonesia
2. Gambaran Kasus Anak / kronologis
Penerima Layanan (PL) merupakan anak dengan cluster Anak Korban
Kejahatan Seksual rujukan dari Dinas Sosial Kab. Kuansing. Kasus bermula saat PL
disetubuhi oleh ayah kandungnya selama beberapa kali saat PL sedang tidur hingga
menyebabkan hamil. PL dipaksa melakukan keinginan ayahnya dengan ancaman
menggunakan parang apabila berteriak ataupun melaporkannya ke orang lain.
Kasus terungkap saat bibi PL menaruh rasa curiga karena kondisinya yang
terlihat lemas dan muntah-muntah. Saat diperiksa PL tengah hamil 3 bulan. Pihak
keluarga ayahnya yang mengetahui hal tersebut membantu menggugurkan
kandungannya dengan berbagai cara namun tetap gagal. Hingga akhirnya pihak
keluarga ibunya mengetahui kejadian tersebut dan segera melaporkan ayahnya ke
pihak berwenang.
Diketahui bahwa PL tidak akur dengan ayah kandungnya sejak kejadian yang
dilakukan oleh ayahnya. PL cenderung takut jika bertemu dengan ayahnya. Selain
itu, PL cukup dekat dengan ibunya namun tidak terbuka terkait dengan kejadian yang
menimpanya. Hal ini dikarenakan ibunya pergi bekerja dari pagi hari hingga sore
sehingga jarang berada di rumah. PL merupakan anak yang jarang bermain keluar
rumah karena setelah pulang sekolah ia sibuk membereskan rumah mulai dari bersih-
bersih hingga memasak makanan untuk keluarganya. Di dalam keluarga, sehari-
harinya ia dekat dengan adiknya dan nenek yang rumahnya tidak jauh dari
kediamannya. Selain itu, PL tidak terlalu dekat dengan bibi dari keluarga ayahnya
yang memberinya beberapa obat penggugur kandungan.
Anak dibawa ke Balai Rehabilitas Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan
Khusus Rumbai, ia mendapatkan perawatan,perlindungan dan pengasuhan yang baik.
Kandungan yang terus dikontrol hingga proses melahirkan. Dua bulan
pascamelahirkan perkembangan bayi mengalami keterlambatan dari bayi biasanya, ia
jarang merespon atau menangis saat lapar, kurang responsive hingga saat ia
mengalami sakit peradangan selaput otak dan mengakibatkan ia meninggal dunia di
Rumah Sakit Pemerintah Riau.

3. Hasil Asesmen
No Aspek BPSS Penjelasan
1 Biologi Penampilan a. Secara Fisik, PL terlihat sehat degan tinggi badan 158 cm dan
( tinggi badan, berat berat 58 cm. PL memiliki rambut keriting bergelombang,
badan, pakaian, rambut, kulit putih serta mampu menjaga kebersihan diri sendiri
kebersihan diri, maupun lingkungannya
kecacatan, ciri-ciri b. Selama dalam balai, PL yang tengah mengandung rutin
khusus dll) mendapatkan pemeriksaan kandungan. Saat usia kandung 5
bulan, terdapat robekan di placenta kandungannya
dikarenakan efek usaha mengugugrkan kandungan yang
pernah dilakukannya. Namun seiring berjalannya waktu
kondisinya membaik dan PL tidak mengalami keluhan
penyakit lainnya.
2 Psikologis a. Kecemasan / gelisah
PL cukup cemas dengan kondisinya yang tengah hamil
sementara kehamilan tersebut tidak diinginkannya. Ia cemas
menghadapi persalinan dan takut dengan masa depannya
karena ia memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan sekolah.
b. Kemungkinan Trauma
PL cukup memiliki trauma berat atas kejadian yang ia miliki.
PL sulit untuk mengungkapkan apa yang dialaminya dan
selalu menangis apabila ditanya tentang kejadian maupun
tentang ayahnya. Hingga saat ini PL masih sering menangis
apabila dibahas tentang ayahnya.
c. Agresifitas / emosi
Emosi PL cukup stabil, ia cenderung dapat mengendalikan
emosinya dan tidak pernah marah meledak-ledak. PL
cenderung pendiam dan jarang mengungkap apa yang
dirasakannya
d. Kecerdasan / pola pikir
PL memiliki pola pikir yang lebih dewasa dibanding teman-
temannya. Ia mampu menyikapi sesuatu dengan bijak tanpa
menggunakan emosi sehingga selama masa rehabilitasi sosial
di Balai ia hampir tidak pernah bertengkar dengan teman-
temannya.

3 Sosial Selama berada di Balai, PL memiliki kepedulian yang cukup


tinggi kepada lingkungan sekitarnya. Ia tidak segan membantu
temannya maupun pembina yang tengah mengalami kesulitan. PL
juga mampu bekerjasama dan bersosialisasi dengan baik serta
mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan di
balai. Namun, PL memiliki kepercayaan diri yang kurang karena
sifatnya yang sangat pendiam dan pemalu.
Selain di dalam balai, pekerja sosial turut melakukan indepth
asesmen terhadap kondisi sosial PL selama berada di lingkungan
keluarga dan temannya.
4 Spiritual PL merupakan anak yang jujur namun ketika awal berada di
Balai sangat tertutup dan pendiam. Selama berada di rumah
maupun di Balai, PL rutin melaksanakan ibadah sholat lima
waktu.

4. Peran Peksos dalam menangani kasus RS


1) Mendampingi dalam proses Hukum
2) Mendampingi dalam proses mendapatkan fasilitas Kesehatan fisik
3) Mendampingi RS untuk mendapatkan pemeriksaan Kesehatan mental oleh
Psikolog
4) Melakukan Advokasi kepada pihak sekolah agar RS dapat mendapatkan cuti
selama proses layanan residensial, dan dapat bersekolah Kembali setelahnya
5) Memfasilitasi RS untuk mendapatkan keterampilan seperti; menjahit, dan
handycraft
6) Memberikan terapi psikososial kepada RS dan penguatan sebelum melahirkan

B. KESIMPULAN BERDASARKAN DESKRIPSI KASUS


Kesimpulan berdasarkan deskripsi kasus yang sudah disampaikan di atas bahwa
terganggunya pada masa parental yang dialami oleh PL RS ini terletak pada
pekerembangan parental dari segi emosi sosialnya. Berdasarkan apa yang sudah
disampaikan oleh Nurul Maziyatul, Dwi Fahmi, dan Avita Febri pada masa
perkembangan dari segi emosi sosial ialah :
Tanpa disadari sebenarnya ibu dan anak memiliki hubungan emosional yang
sangat kuat sejak usia kehamilan 6 bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi
ibu, baik saat senang atau sedih melalui hormone ibu yang disalurkan
kedalam tubuh janin. Beberapa cara dalam memberi stimulasi pada janin
diantaranya yaitu membelai, menempuk dan mengusap dengan lembut.
Selanjutnya mengajak bicara dan mendongengkan.

Berdasarkan yang sudah disampaikan di atas bahwa pada masa ini RS sama sekali
tidak meginginkan kehamilannya, tindakan yang dilakukan oleh RS dan keluarga dari
pihak ayahnya ini melakukan percobaan aborsi/menggugurkan kandungan dengan
berbagai cara seperti mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan, efek samping dari
percobaan menggugurkan kandungan tersebut ialah sobeknya placenta (ari-ari) pada usia
kandungan 5 bulan, tetapi seiring berjalannya waktu kondisi kandungan RS semakin
membaik karena diberikan asupan obat-obatan dan vitamin. Kondisi janin didalam
kandungan normal dan membaik hingga masa persalinanpun normal spontan. Namun
setelah 2 bulan melahirkan, anak mengalami perkembangan yang lambat dari bayi pada
umumnya dan adanya peradangan selaput otak (meningitis) yang mengakibatkan anak
meninggal dunia.
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penjelasan mengenai masa prenatal dan pembahasan kasus
kehamilan pada anak. Diketahui bahwa masa ini merupakan masa yang penting dalam
perkembangan kehidupan selanjutnya. Besarnya pengaruh orangtua terutama ibu dalam
tugas tumbuh kembang anak didalam kandungan. Perlakuan perilaku, penentuan fisik dan
jenis kelamin dan lainnya sangat dipengaruhi pada masa prenatal ini.
Perkembangan kognitif, fisik dan emosi-sosial seseorang dipengaruhi oleh
berdasarkan factor selama periode prenatal ini. oleh sebab itu pentingnya dalam
mempelajari periode prenatal dalam mementukan proses perkembangan dimasa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai