Anda di halaman 1dari 30

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

(Tahap Perkembangan Masa Pranatal, Masa Bayi, dan Masa Kanak-Kanak)

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Mata Kuliah
Psikologi Perkembangan AUD, Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam/ KonsentrasiPIAUD,
Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Sutra Awaliyah Darfin / 80300222044

A.Nureti Cahya Sari Syam / 80300222048

DosenPengampu;
Dr.Besse Marjani Alwi, M.Si.

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan sosok individu yang kompleks. Semua hal yang terdapat dalam diri

individu tersebut bisa tercermin dari aspek tumbuh kembangnya, baik dari segi fisik

maupun dari segi mental. Dari awal kehidupan hingga akhir kehidupan dapat diamati

dengan menggunakan ilmu psikologi. Secara biologis, kehidupan dimulai pada saat

pembuahan atau ovum. Aliran fandom abad pertengahan berpendapat bahwa perkembangan

psikologis dimulai pada saat pembuahan. Menurut Homonculus, pada saat pembuahan,

segala sesuatu ada dalam bentuk yang sangat kecil, yang tampaknya hanya terlihat melalui

mikroskop. Perubahan yang terjadi selanjutnya hanya bersifat kuantitatif (Monks dan

Knoers 2006).

Penting bagi setiap orang untuk memahami bagaimana seorang anak berkembang mulai

dari tahap janin hingga tahap perkembangan selanjutnya. Hal ini agar orang tua mengetahui

dampak fisik dan psikis anaknya dari awal hingga akhir perkembangannya. Perkembangan

manusia tidak dimulai sejak lahir, melainkan pada masa pranatal atau biasa dikenal dengan

masa prenatal. Pada tahap prenatal ini, manusia mulai melalui perkembangannya. (Santrock

2007) Masa prenatal merupakan awal dan penentu tahap perkembangan selanjutnya.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan masa prenatal?

2. Bagaimana perkembangan masa bayi?

3. Bagaimana perkembangan masa kanak-kanak?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan pada masa prenatal.

2. Untuk mengetahui perkembangan pada masa bayi.

3. Untuk mengetahui perkembangan pada masa kanak-kanak.


BAB II

PEMBAHASAN

Periode Perkembangan Pranatal

Masa prenatal merupakan masa (waktu) pertama kali manusia mengalami

perkembangan, atau biasa disebut dengan permulaan perkembangan. Masa ini terjadi di dalam

rahim ibu pada usia kurang lebih 9 bulan 10 hari, yang merupakan perkiraan rata-rata yang

sering dialami sebagian besar manusia selama masa perkembangan di dalam rahim, meskipun

terkadang juga ditemukan janin yang lebih muda dari usia tersebut, yang dalam istilah medis

sering disebut dengan prematur. bayi (saat bayi tidak seharusnya dilahirkan)

Masa janin juga merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini manusia

memulai proses pembentukan dan perkembangan beberapa aspek seperti kecerdasan,

kepribadian, kemampuan, bakat, dll. Oleh karena itu, banyak orang tua yang lebih

memperhatikan calon bayinya dan menjadikannya lebih sempurna dan dewasa. Biasanya ibu

hamil akan mempersiapkan bekal untuk tumbuh kembang bayinya, dimulai dari asupan

makanan yang nantinya akan mempengaruhi nutrisi bayi, seperti sayur mayur, buah-buahan

dan nutrisi penting lainnya. Tidak hanya kita harus bersiap, kondisi psikologis ibu hamil juga

akan berdampak besar pada perkembangan bayinya ke depan, oleh karena itu banyak ibu hamil

yang seringkali harus mengendalikan emosinya yang sangat labil selama hamil. Dari faktor-
faktor diatas, banyak sekali faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi, seperti (Jannah

& Mirta, 2018):

a. Faktor genetic

b. Kondisi fisik seorang ibu hamil Didalam

c. Pentingnya informasi kehamilan

d. Makanan dan minuman

Masa prenatal relatif singkat dibandingkan masa-masa lain dalam kehidupan seseorang.

Masa ini hanya 270 hingga 280 hari, atau sekitar 9 bulan, sejak pembuahan hingga kelahiran.

Namun, meskipun periode ini singkat, ini merupakan periode yang penting, jika bukan yang

paling penting, untuk semua aspek perkembangan pribadi. Beberapa ciri khusus masa prenatal

antara lain: (Ekaningtyas et al., 2022):

a. Periode khusus ini mewakili fase di mana seseorang menggabungkan karakteristik

alami yang menjadi landasan bagi pertumbuhan di masa depan. Ciri-ciri ini hanya

diperoleh sekali dalam seumur hidup seseorang dan berfungsi sebagai komponen

penting dalam warisannya. Perubahan yang terjadi selama ini lebih terfokus pada

kuantitas dibandingkan kualitas

b. Dalam tubuh ibu, keadaan yang menguntungkan dapat mendorong tumbuhnya sifat-

sifat yang melekat. Sebaliknya, kondisi yang tidak menguntungkan mempunyai

kemampuan menghambat kemajuan dan bahkan dapat mengganggu pola pembangunan

di masa depan.

c. Dipercaya bahwa jenis kelamin bayi dalam kandungan ditentukan pada saat

pembuahan. Menariknya, kondisi tubuh ibu disebut tidak berpengaruh terhadap


penentuan tersebut. Setelah jenis kelamin seseorang ditentukan selama pembuahan,

secara umum dipahami bahwa jenis kelamin tersebut tidak akan berubah kecuali

dilakukan operasi perubahan jenis kelamin yang disengaja.

d. Tumbuh kembang yang bersifat normal, lebih banyak dibandingkan fase yang lain pada

sepanjang hidup seseorang, terjadi pada periode prenatal.

e. Pada fase pranatal merupakan fase yang cukup kritis, karena pada fase ini menentukan

terhadap pengaruh pola kehidupan selanjutnya. Fase ini dianggap mengandung lebih

banyak resiko baik dari segi psikologis maupun fisik karena akibat paling fatalnya adalah

jika tidak berhasil pada fase ini maka akan berakhir perkembangan selanjutnya.

f. Pada awal tahun kelahiran, fase prenatal merupakan fase yang menentukan sikap yang

berhubungan dengan bayi yang berada dalam kandungan. Sikap itu akan memiliki

pengaruh yang cukup signifikan pertumbuhan dan perkembangan bayi karena berkaitan

dengan sikap bagimana bayi tersebut akan diperlakukan kelak setelah kelahirannya.

1. Tahap perkembangan pada masa prenatal

a) Tahap Germinal

Tahap germinal ini dikenal juga dengan sebutan ovum atau zigot. Yang

merupakan masa awal proses terjadinya manusia. Masa ini berlangsung dalam

dua pekan dari awal kehidupan yaitu dimulai saat bertemunya antara ovum

atau sel telur bertemu dengan sperma yang disebut sebagai proses pembuahan.

Pada saat sel sperma dan ovun bergabung maka akan menghasilkan bentuk

sperma yang abru yang disebut dengan zigot. Akhir masa germinal ditandai

dengan melekat atau menempelnya embrio pada dinding rahim.

b) Tahap Embrio
Fase ini bermula sejak dua minggu hingga delapan minggu setelah terjadinya

pembuahan, hal ini ditandai dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada

sistem-sistem fisiologis dan seluruh organ utama. Namun, karena ukuran

tubuh embrio hanya sekitar satu inchi sehingga menyebabkan tubuh embrio

belum sepenuhnya menjadi tubuh manusia.

c) Tahap Janin

Periode janin bermula sejak usia sembilan minggu hingga pada fase

melahirkan. Embrio kemudian berkembang menjadi sel tulang pada usia

delapan minggu. Pada fase ini beberapa ciri dari orang dewasa mulai terlihat

secara proporsional. Kepala yang awalnya memiliki ukuran yang lebih besar

dibandingkan ukuran badan yang lainnya akan mulai berukuran kecil.

Pertumbuhan kaki dan tangannya juga akan meningkat secara signifikan.

Menginjak usia tiga bulan, janin secara refleks sudah mampu menggerakkan

tangan, kepala dan kakinya serta jantungnya mulai berdetak.

Berdasarkan uraian mengenai tahapan perkembangan diatas, maka dalam Alquran telah

dijelaskan mengenai proses penciptaan manusia yang sejalan dengan penjelasan tahap

perkembangan prenatal tersebut, yakni terdapat dalam Alquran surah Al-Mu’minuun ayat 12-

14 sebagai berikut:

‫ ُثَّم َخ َلۡق َنا الُّنۡط َفَة َع َلَقًة َفَخ َلۡق َنا اۡل َع َلَقَة ُم ۡض َغ ًة‬١٣ ‫ُثَّم َج َع ۡل ٰن ُه ُنۡط َفًة ِفۡى َقَر اٍر َّمِك ۡي ٍن‬١٢ ۚ ‫َو َلَقۡد َخ َلۡق َنا اِاۡل ۡن َس اَن ِم ۡن ُس ٰل َلٍة ِّم ۡن ِط ۡي ٍن‬

١٤ ؕ ‫َفَخ َلۡق َنا اۡل ُم ۡض َغ َة ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ۡو َنا اۡل ِع ٰظ َم َلۡح ًم ا ُثَّم َاۡن َش ۡا ٰن ُه َخ ۡل ًقا ٰا َخ َر ؕ َفَتٰب ـَر َك الّٰل ُه َاۡح َس ُن اۡل ٰخ ِلِقۡي َن‬

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari

tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat

itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya

makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Qs. Al-

Mu’minuun :12-14).

Periode Perkembangan Masa Bayi

Fase pertumbuhan dan perkembangan yang begitu urgent adalah masa bayi. Anak-anak

mengalami transformasi cepat dalam pertumbuhan fisik dan spiritual mereka. Agar tetap

sejalan dengan perkembangan pesat ini, mereka perlu memenuhi kebutuhannya seperti rezeki

yang bergizi, pakaian yang rapi, pengasuhan yang konsisten, dan sejenisnya, hingga mereka

mencapai usia delapan belas bulan. Mulai dari lahir hingga mencapai usia satu setengah tahun,

ada yang berpendapat hingga menginjak usia dua tahun, sebagian besar psikolog cenderung

menyebut fase ini sebagai masa bayi.

Menurut Prof Kohnstamm, periode ini disebut sebagai periode vital. Istilah “vital”

berarti arti penting atau penting. Oleh karena itu, masa bayi dianggap sebagai fase

perkembangan yang sangat penting. Pada masa ini, anak mengalami transformasi yang cepat

baik pertumbuhan jasmani maupun rohani (Zulkifli, 2003). Fase bayi memiliki peran yang

cukup signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karena anak-anak menghadapi

perubahan pesat dalam kemajuan fisik dan spiritual mereka. Agar proses perkembangan dan

pertumbuhan menjadi cepat, ia harus memenuhi berbagai kebutuhan misalnya makanan yang

bergizi, pakaian segar, perawatan yang konsisten, dan sejenisnya, hingga ia mencapai usia satu

setengah tahun. Sejak ia lahir ke dunia ini hingga menginjak usia kurang lebih tiga belas bulan
bahkan ada yang berpendapat hingga usia dua tahun, sebagian besar ahli psikologi biasa

menyebut masa ini sebagai masa bayi.

Piaget mengemukakan bahwa pertumbuhan pikiran kita terdiri dari dua proses berbeda:

perkembangan dan pembelajaran. Perkembangan mengacu pada transformasi dalam

keseluruhan struktur, sedangkan pembelajaran berkaitan dengan modifikasi konten sebenarnya.

Kedua proses ini tidak berdiri sendiri; sebaliknya, keduanya saling terkait secara rumit untuk

membentuk kemampuan kognitif kita. Untuk lebih memahami proses perkembangan, Piaget

mengidentifikasi empat faktor penting yang memainkan peran penting: heriditas, pengalaman,

transmisi sosial dan ekuilibrasi(Giri Indah P & Aoulia, 2016)

1. Heriditas atau keturunan tidak hanya memudahkan adaptasi bayi baru lahir terhadap dunia,

tetapi yang lebih penting, keturunan juga akan mengatur proses perkembangannya di masa

depan. Ini disebut faktor kematangan internal. Kematangan memegang peranan penting

dalam perkembangan kognitif, namun faktor ini saja tidak menjelaskan segala sesuatu

tentang perkembangan kognitif.

2. Pengalaman Pengalaman yang diwariskan secara fisik merupakan dasar bagi

perkembangan struktur kognitif. Dalam hal ini sering disebut dengan pengalaman fisika

dan logika matematika. Kedua pengalaman tersebut berbeda secara psikologis.

Pengalaman fisik melibatkan objek dan abstraksi kemudian diciptakan dari objek tersebut.

Pada saat yang sama, pengalaman logika matematika bukanlah pengalaman yang

diabstraksikan dari objek, melainkan pengalaman yang diabstraksi dari akibat tindakan

terhadap objek (abstraksi reflektif)

3. Transmisi sosial atau Komunikasi sosial digunakan untuk menampilkan pengaruh budaya

terhadap pola pikir anak. Penjelasan guru, penjelasan orang tua, informasi dalam buku,
dan peniruan merupakan bentuk-bentuk komunikasi sosial. Budaya menyediakan alat-alat

yang penting untuk perkembangan kognitif, seperti berhitung atau membaca, dan dapat

menerima transmisi sosial jika anak berada dalam keadaan menerima informasi. Untuk

menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif yang

memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi tersebut.

4. Ekuilibrasi atau keseimbangan artinya setiap individu akan mengalami proses keseimbangan

yang mengintegrasikan ketiga faktor yaitu genetika, pengalaman, dan transmisi sosial.

Keseimbangan yang diperkuat terjadi karena anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

Akibat interaksi tersebut, anak dihadapkan pada gangguan atau kontradiksi, yaitu situasi di

mana pola penalaran lama gagal merespons rangsangan. Kontradiksi ini menciptakan situasi

yang tidak seimbang. Dalam hal ini individu secara aktif mengubah pola pikirnya untuk

menyerap dan beradaptasi terhadap stimulus baru, yang disebut keseimbangan.

Perkembangan adalah suatu bentuk perubahan yang bersifat kompleks, terdapat berbagai macam

elemen didalamnya yang saling berhubungan satu sama lain. Piaget membagi aspek

perkembnagan kognitif pada anak dan remaja menjadi 4 tahap: sensorimotor, praoperasi, operasi

konkret, dan operasi formal (Robert, 2011)

1. Tahap Sensorismotor, merupakan tahap yang terjadi dari usia 0 hingga mencapai usia 2

tahun. Tujuan utama pada tahap ini ialah membentuk konsep “keajekan objek” serta proses

yang bertahap pada kemajuan dan perilaku refleks menuju perilaku yang diarahkan oleh

tujuan

2. Tahap Praoperasi, merupakan tahap yang terjadi diusia 2 hingga 7 tahun. Tujuan utama

yang ingin dicapai ialah perkembangan kemampuan untuk mengaplikasikan berbagai simbol
dalam rangka melambangkan objek yang ada. Cara berpikir masih bersifat terpusat dan

egosentris.

3. Operasi Konkret, merupakan tahap yang terjadi duisia 7 hingga 11 tahun. Tujuan utama

yang akan dicapai, memperbaiki kemampuan dalam berpikir logis. Keahlian terbaru

mencakup cara pengoperasian dan penggunaan yang bisa dibalik. Pemikiran yang tidak

terpusat, dan peproses problem solving yang tidak begitu memiliki batasan terhadap

egosentrisme. Pemikiran yang bersifat tidak mungkin atau abstrak.

4. Operasi formal, merupakan fase diusia 11 tahun hingga menginjak usia dewasa. Hal utama

yang ingin dicapai adalah sebuah pola pikir abstrak dan hanya simbolik dimungkinkan.

Masalah bisa terpecahkan melalui proses yang menggunakan eksperimentasi secara

sistematik.

Pada umumnya bayi memiliki sikap bawaan yang dikenal dengan gerak refleks. Ketika

bibirnya disentuh, maka bayi tersebut menunjukkan gerak refleks seolah ingin menyusu.

Kemudian ketika meletakkan jari pada telapak tangan bayi maka dia akan reflek untuk

melakukan gerakan meraih. Beberapa perilaku tersebut dianggap sebagai sikap bawaan yang

menjadi skema dasar pada bayi.

Bayi dengan cepat belajar menggunakan gerakan refleksif ini untuk menghasilkan pola

perilaku yang lebih menarik dan terarah. Pembelajaran ini awalnya terjadi secara tidak sengaja

dan kemudian melalui upaya coba-coba yang lebih disengaja. Menurut Piaget, pada akhir tahap

sensorimotor, anak telah beralih dari pendekatan yang sebelumnya bersifat eksperimental ke

pemecahan masalah ke pendekatan yang lebih terencana. Untuk pertama kalinya, mereka mampu

merepresentasikan objek dan peristiwa dalam pikiran. Kebanyakan dari kita sekarang

menyebutnya “berpikir” (Giri Indah P & Aoulia, 2016).


Tugas Perkembangan Masa Bayi adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan Aspek Fisik

a) Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan bayi akan mengalami kenaikan hingga 30 gram dalam

sehari pada tiga bulan pertama. Kemudian pada saat anak berusia lima bulan

maka berat badannya meningkat dua kali lipat dari berat badannya saat pertama

lahir. Ketika anak menginjak usia enam bulan bobot badannya meningkat

sebanyak 0,5 kg per bulan. Pada usia duabelas bulan beratnya meningkat 0,25 kg

per bulan.

b) Tinggi Badan

Ukuran bayi berkisar antara 23 sampai 24 inchi ketika menginjak usia empat

bulan. Kemudian akan berukuran 28 sampai 30 inchi ketika menginjak usia

duabelas bulan, dan berukuran 32 sampai 34 diusia dua tahun.

c) Proporsi Fisik

Ketika berada pada fase bayi maka pertumbuhan kepala akan berkurang.

Sedangkan akan meningkat pada bagian badan dan ukuran tungkai anak. Pada

masa akhir bayi, pertumbuhan dan perkembangan anak sedikit demi sedikit akan

terlihat lebih ramping.

d) Tulang

Pada masa bayi pertumbuhan dan jumlah tulang anak akan meningkat. Diawal

tahun pertama maka tulang anak akan mulai mengeras dan akan berlangsung

sampai pada masa pubertas. Diusia delapan belas bulan daerah otak atau ubun-
ubun yang lunak pada bayi 50% telah tertutup dan pada semua bayi akan tertutup

diusia dua tahun.

e) Otot dan lemak

Pada saat lahir, urat-otot telah ada namun belum berkembang. Selama masa bayi

urat otot berkembang secara lambat dan lemah. Berbanding terbalik dengan

jaringan lemak yang justru berkembang cukup pesat karena kadar lemak yang

cukup tinggi pada susu yang menjadi bahan makanan pokok bagi bayi.

f) Bangun Tubuh

Pada saat perubahan proporsi tubuh, bayi mulai menampakkan kecenderungan

karakteristik bangun tubuh. Yang paling lazim dari bangun tubuh ialah

ektomorfik, yang memiliki karakteristik langsing dan Panjang, kemudian

endomorfik, yang terlihat gemuk dan bulat, kemudian mesomorfik yang memiliki

karakteristik keras, berat, dan empat berbentuk persegi panjang.

g) Gigi

Pada usia satu tahun, umumnya anak akan memiliki gigi susu berjumlah 4 sampai

6 dan berjumlah 16 diusia dua tahun. Gigi depan merupakan gigi yang pertama

kali muncul, sedangkan gigi geraham adalah gigi yang muncul terakhir kali. Pada

masa dua tahun pertama fase kanak-kanak, gigi susu biasanya baru muncul.

h) Susunan Saraf

Bobot otot beratnya seperdelapan dari berat total bayi pada saat bayi baru lahir.

Menginjak usia dua tahun maka pertambahan berat otot mengalami pertumbuhan

yang cukup pesat. Setelah setahun pasca kelahiran, otak kecil yang perannya
sebagai penjaga keseimbangan dan mengendalikan tubuh, beratnya bertambah

menjadi tiga kali lipat setahun setelah bayi lahir, begitu juga pada otak besar.

i) Perkembangan Organ Perasa

Otot pada mata mengalami perkembangan yang sudah cukup diusia tiga bulan

pertama. Untuk menunjang mata dapat melihat warna maka otot sudah terhubung

dengan sel-sel kerucut yang sudah berkembang dengan baik sehingga bayi juga

sudah dapat melihat dengan jelas. Pendengaran berkembang pesat selama waktu

ini. Sistem pengecap dan penciuman yang berkembang pada saat kelahiran, akan

terus mengalami perkembangan yang lebih baik pada fase bayi. Tekstur kulit bayi

sangat tipis sehingga hal tersebut menyebabkan bayi sangat tanggap dan sensitive

terhadap apa saja yang meransang kulit mereka baik organ yang terhubung

dengan system peraba, rasa, tekanan, suhu dan rasa sakit juga sudah berkembang.

Pendengaran bayi juga berkembang cukup pesat saat itu.

2) Perkembangan Aspek Emosi

a) Anak sudah mampu mennggunakan bahasa tubuh dalam menyampaikan ataupun

menerima komunikasi dari oranglain dusia pertama lahir sampai dengan dua

tahun.

b) Menginjak usia tiga bulan, anak sudah mampu tersenyum dan mengeluarkan

suara seperti “eee”. Anak dianggap sudah menunjukkan vocalnya.

c) Diusianya yang memasuki empat bulan, anak berbicara dengan suara tenggorokan

dengan bunyi “rrrr”.

d) Anak sudah mampu bergumam dan tertawa diusianya yang menginjak lima bulan.
e) Anak sudah mampu membentuk dan merangkai kata diusianya yang menginjak

enam bulan.

f) Anak sudah senang mengoceh dan mengeluarkan kata yang sederhana seperti kata

mama, mam, papa.

g) Perbendaharaan kata anak diusia Sembilan bulan sudah beraneka ragam dan

sudah mampu mengenal kata. Anak juga sudah mulai mengenal perintah.

h) Memasuki usia sepuluh bulan, anak sudah mampu mengulang beberapa kata dan

kata sudah terorganisir dengan Gerakan-gerakan tertentu.

i) Anak sudah mampu menggunakan bahasa dan berbicara meskipun bahasa yang

digunakan belum sempurna karena masih menggunakan bahasa versi mereka

sendiri ketika menginjak usia sebelas sampai duabelas bulan.

j) Anak mampu meniru berbagai suara yang didengarnya dan menguasai kata sekitar

30 kata diusianya yang menginjak tigabelas sampai delapan belas bulan.

k) Pada saat anak menginjak usia dua tahun, maka perbendaharaan kata yang

dimiliki sudah cukup banyak. Rasa ingin tahunya juga sudah mulai meningkat

dengan sering bertanya kepada orang tua mengenai hal-hal baru yang dia temui.

3) Aspek Perkembangan Sosial

a) Anak mulai melihat wajah orang terdekat yang ada disekitarnya yaitu wajah ibu,

ayah dan keluarga lainnya diusia satu bulan pertama.

b) Diusia anak yang menginjak dua sampai tiga bulan, akan menampakkan eksoresi

tidak senang dan terkadang menangis ketika ditinggal sendiri dan merasa senang

ketika ada oranglain yang mendekat padanya. Anak juga sudah mampu
membedakan antara manusia dan benda mati serta sudah tahu bahwa yang dapat

memenuhi kebutuhannya adalah menausia.

c) Menginjak usia empat sampai lima bulan, Anak akan menampakkan ekspresi

yang berbeda-beda pada wajah yang ia lihat tersenyum, suara kencang dan suara

yang ramah. Anak masih mau digendong oleh siapa saja yang ingin

menggendongnya. Anak mencoba menarik perhatian menggunakan bahasa tubuh

yang kadang membuat badannya melambung keatas dan kebawah, tertawa,

menendang, bermain dengan ludah ataupun menampakkan ekspresi senyum.

d) Anak sudah mampu membedakan orang yang dikenalnya dengan orang asing

diusia enam sampai tujuh bulan. Anak menunjukkan reaksi tertarik dan ingin

digendong hanya pada orang tertentu.

e) Anak sudah mulai meniru berbagai gerakan, kata-kata ataupun isyarat dari

oranglain disekitarnya saat menginjak usia delapan sampai sembilan bulan. Anak

akan merasa takut apabila ada orang asing yang mendekatinya.

f) Memasuki usia sepuluh sampai tigabelas bulan anak berada pada fase meniru

perilaku dan suara-suara dari anak lain, menarik pakaian atau rmabut anak lain

tapi juga bekerja sama dalam bermain dan menggunakan beberapa mainan

Bersama meskipun kadang masih bingung ketika mainannya diambil oleh anak

yang lain.

g) Anak sudah mampu berbagi mainan dengan anak yang lainnya dan sudah jarang

saling berebut mainan pada saat usianya menginjak tiga belas sampai delapan

belas bulan. Memasuki usia ini anak akan cenderung lebih keras kepala, tidak

mau menuruti perintah ataupun permintaan oranglain.


h) Menginjak usia delapan belas hingga duapuluh empat bulan anak akan

membentuk hubungan sosial terhadap anak yang lain dengan bermain

menggunakan mainan yang bisa dimainkan Bersama. Anak juga dapat bekerja

sama dalam aktivitas seperti mandi dan makan.

4) Aspek Perkembangan Motorik

a) Pengendalian Mata

Dua belas jam setelah lahir, Gerakan mata anak akan bereaksi terhadap beberapa

benda-benda yang bergerak. Pada minggu ketiga hingga minggu keempat, gerak

mata anak seolah-olah mencari hal-hal yang terjadi disekitarnya. Antara bulan

kedua hingga ketiga maka terbentuk gerakan horizontal dan pada bulan ketiga dan

keempat akan terbentuk gerakan vertical. Beberapa bulan kemudian akan terbetuk

perkembangan gerajan mata yang sudah mampu berputar.

b) Tersenyum

Pada minggu pertama setelah kelahiran, refleks senyum pada anak akan muncul

sebagai bentuk reaksi pada rangsangan yang diterimanya. Anak sudah bisa

merespon dan membalas senyum orang lain pada minggu ketiga dan keempat

setelah kelahirannya.

c) Menahan Kepala

Anak sudah mampu menahan kepala dengan tegak dalam posisi tengkurap pada

usia satu bulan.

d) Memegang

Menginjak usia enam belas minggu, anak belum mampu kontak terhadap obyek.

Anak belum memegang obyek tertentu, hanya melihatnya saja. Anak sudah punya
inisiatif untuk memegang dan meraih obyek tertentu diusia dua puluh minggu

meskipun belum berhasil untuk meraihnya. Telapak tangan anak turut aktif untuk

memegang benda tertentu diusia duapuluh delapan minggu. Jemari anak pada usia

tigapuluh enam minggu sudah mulai turut aktif memainkan perannya. Kemudian

koordinasi antara telunjuk dan ibu jari anak sudah mampu memegang benda-

benda berukuran ringan meski tanpa bantuan dari jari yang lain diusianya yang

menginjak limapuluh dua minggu.

Anak menggunakan kedua tangannya sama baiknya pada bulan-bulan

pertama. Hal tersebut adalah proses ambidextrous. Pada fase ini anak

menggunakan tangan kiri dan kanan secara bergantian berdasarkan posisi benda

yang akan dipegang atau diraihnya. Jika posisi benda yang akan diraih lebih dekat

dengan tangan kanannya makai ia akan meraih benda tersebut menggunakan

tangan kanannya, begitupun sebaliknya. Dengan demikian maka anak perlu

bimbingan yang lebih intensif agar lebih sering menggunakan tangan kanan. Bagi

anak yang cenderung lebih sering menggunakan tangan kiri karena tangan kirinya

lebih kuat dibandingkan tangan kanannya, maka dia memiliki broca (pusat

motoric bicara) diotak kanan, dan umumnya akan kidal. Apabila ini terjadi dan

anak dipaksa untuk selalu menggunakan tangan kananya maka dapat menghambat

proses perkembangannya dan menyebabkan anak menjadi stress. Namun anak

masih bisa dilatih untuk melakukan rutinitas ringan seperti makan dan berjabat

tangan.

e) Merangkak
Anak yang dalam keadaan tengkurap diusia sekitar delapan bulan sudah mampu

menarik lututnya menuju bagian wajah melalui badannya. Kemudian anak mampu

mengambil gerakan maju dengan menarik badannya diatas permukaan datar

melalui bantuan Gerakan kaki dan tangannya diusia menghampiri Sembilan

bulan. Kemudian anak mampu merangkak dengan kaki maupun tangannya, yang

disebut bilateral.

f) Berjalan

Pada saat awal mula anak bisa berjalan, langkahnya masih pendek dan belum

teratur dan tumitnya belum menyentuh lantai. Pada saat berumur limabelas bulan,

barulah langkahnya meningkat dan setelah itu langkahnya sudah mulai teratur.

Pada akhir tahun kedua usia anak, ia sudah bisa berjalan tanpa bantuan dan lebar

langkahnya mulai meningkat. Ketika berada pada fase ia mulai mampu berjalan

sendiri maka badan dan kepalanya tegak, dan penglihatannya lebih mengarah

kedepan, sembari melakukan Gerakan berjalan mempertahankan keseimbangan

meskipun masih kadang terjatuh. Hal tersebut disebabkan karena koordinasi

umum belum berfungsi dengan baik dan kadang anak mengangkat kakinya terlalu

tinggi yang pada akhirnya menyebabkan ia terjatuh. Anak sudah mendapatkan

berbagai keterampilan yang berguna bagi kehidupannya sehari-hari.

5) Aspek Perkembangan Kognitif

a) Belajar lewat pengamatan atau proses mengamati.

Anak sudah mulai mengamati beberapa hal ayang ada disekitarnya ketika

menginjak usia tigabelas bulan. Banyak hal yang membuat anak terdorong untuk

mengamati hal-hal disekitarnya. Kadang kita menganggap anak hanya sedang


bermain padahal sebenarnya anak sedang mencari tahu kemudian melakukan

sesuatu yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Menginjak usia 19 bulan, anak

mulai menyadari hal-hal yang tsemestinya tidak terjadi sesuai dengan

pengalamannya dan mulai mampu untuk mengamati keadaan sekitar dengan lebih

detail.

b) Meniru Orang Tua

Pada umumnya anak lebih banyak mengadopsi perilaku yang ia lihat melalui

lingkungan sekitarnya. Anak mulai mengembangkan sikap mengamati menjadi

perilaku meniru diusianya yang menginjak tujuhbelas bulan. Perilaku yang paling

umum dilakukan atau ditiru anak adalah perilaku yang sering dilihat dari orang

tuanya. Kemudian akan lebih banyak meniru perilaku orang tua diusia

sembilanbelas bulan.

c) Belajar konsentrasi

Anak mulai memfokuskan pikirannya pada suatu benda diusianya yang

menginjak empatbelas bulan. Hal tersebut Nampak ketika anak fokus dan

menunjukan sikap ketekunan terhadap satu mainan atau terhadap satu kondisi.

Daya Tarik atau keadaan sesuatu disekelilingnya sangat mempengaruhi

konsentrasi anak. Jika benda atau kondisi tersebut menarik baginya makai a akan

lebih lama memfokuskan dirinya pada hal tersebut. Rentang waktu anak untuk

berkonsentrasi terhadap sesuatu kurang lebih 10 menit.

d) Mengenal anggota badan

Anak sudah bisa diajarkan untuk mengenal dan mengucap kata-kata pada usia

sekitar limabelas bulan. Anak akan merasa lebih tertarik dan senang jika diajarkan
mengenal anggota tubuh dengan cara mengucapkan anggota tubuh sambil

menunjuk beberapa anggota tubuh tertentu.

e) Memahami kedalaman, bentuk, ruang dan waktu

Anak sudah mempunyai pemahaman tentang berbagai hal pada tahun kedua

setelah kelahiran. Anak akan menemukan berbagai macam bentuk melalui

pengamatannya, menemukan tinggi, rendah sebuah benda dan bahkan kedalaman

sebuah benda serta mampu membedakan kesempatan sesuai dengan

tempat(ruang) dan waktu. Pemahaman tersebut Nampak ketika ia berusia

delapanbelas bulan hingga duapuluh empat bulan.

f) Mulai mampu berimajinasi

Pada saat anak berusia delapanbelas bulan maka ia sudah mampu membentuk

pemikiran abstrak. Anak mulai menampakkan kemampuannya untuk

menyebutkan atau memikirkan hal-hal yang tidak nampak atau yang tidak terlihat

olehnya.

g) Mampu berpikir antisipatif

Menginjak usia duapuluh satu hingga duapuluh tiga bulan, kemampuan anak

untuk berimjinasi sudah nampak. Selain berimajinasi, anak juga sudah bisa

memikirkan dan mengambil langkah antisipatif terhadap hal yang akan terjadi

pada sesuatu yang dilakukannya.

h) Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata

Anak sudah mampu memahami beberapa kalimat pada usia duabelas hingga tujuh

belas bulan. Anak juga sudah mampu mengungkapkan perasaan dan

berkomunikasi melalui tangisan, gerakan tubuh ataupun mimik wajahnya. Anak


sudah bisa mengucap beberapa kata sederhana seperti “mama, papa” pada usia

sekitar tigabelas bulan. Anak sudah mampu merangkai beberapa kata sederhana.

i) Cepat menangkap kata-kata baru

Anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dalam

hal memahami kata-kata diusia delapanbelas hingga duapuluh tiga bulan. Pada

usia ini anak akan memiliki perbendaharaan kata sekitar 50 kata. Anak juga sudah

paham bahwa setiap benda yang berbeda memiliki nama masing-masing, hal

tersebut mendorong anak untuk mempercepat kemampuan berbahasa dan belajar

lebih cepat tentang kata-kata.

Periode Perkembangan Kanak-Kanak

Masa kanak-kanak merupakan masa untuk membentuk karakter yang paling fundamental,

di fase ini anak lebih mudah untuk diarahkan dan diajarkan setentang berbagai hal yang mungkin

dianggap sulit sekalipun. Anak sangat gemar mencoba sesuatu yang baru meskipun pada

kenyataannya ia belum bisa namun umumnya anak akan merasa tertantang. Pada saat proses

beramin pun anak perlu dipancing kemampuan motoriknya. Agar menumbuhkan kreativitas yang

luar biasa. Pada masa awal kanak-kanak biasanya disebut dengan masa prasekolah, jadi pada

masa ini anak lebih dipersiapkan dari segi fisiknya dan mentalnya agar siap menghadapi

berbagai macam tugas saat sudah berada pada jenjang Pendidikan formal. (Alfiyan & Rokhmah,

2016)

Usia dini adalah kerangka waktu formatif ketiga setelah tahap prakelahiran dan tahap

paling awal. Pada masa ini, terdapat perbedaan penilaian dari beberapa tokoh dalam tahap-tahap

pembentukannya. Papalia membagi masa usia dini menjadi tiga fase progresif, yaitu remaja
tengah dengan usia 2-6 tahun, remaja tengah dengan usia 6-9 tahun, dan remaja tengah dengan

usia 6-9 tahun. akhir (akhir masa remaja) pada usia 10-12 tahun. Sementara itu, Hurlock pada

fase progresif ini hanya terbagi menjadi dua kelompok umur, yaitu anak usia dini yang dimulai

pada usia 2-6 tahun, dan kanak-kanak akhir, yaitu 6-12 tahun (Hurlock, 1980) dalam (Rahman

Prasetyo, 2020). Melihat penilaian di atas, semua tokoh sepakat bahwa masa remaja dimulai dari

usia 2-6 tahun

Masa kanak-kanak bisa menjadi masa yang penuh tantangan bagi orang tua. Oleh karena

itu, beberapa istilah digunakan untuk mengkarakterisasi pembangunan pada periode ini. Pertama,

anak usia dini merupakan usia prasekolah (Santrock, 2011:20). Disebut prasekolah karena pada

masa ini keluarga merupakan tempat utama anak bermain dan belajar. Anak-anak menghabiskan

sebagian besar waktunya bersama keluarganya, sehingga ketika seorang anak pertama kali

masuk sekolah dasar, dapat dikatakan menandai berakhirnya masa tersebut. Kedua, anak usia

dini dikenal dengan masa pra kelompok (Rahman Prasetyo, 2020), artinya pada masa ini anak

mulai mempelajari perilaku sosial dari lingkungan keluarga dan teman bermainnya untuk

mempersiapkan diri beradaptasi dalam kehidupan sosial. Tahap pengembangan selanjutnya.

Ketiga, anak usia dini merupakan masa emas. Pada periode ini, perkembangan fisik dan

mental mencapai titik terbaiknya. Selama perkembangan fisik, sel-sel otak dan keterampilan

motorik berkembang pesat. Faktanya, penelitian neurologis membuktikan bahwa perkembangan

kognitif anak mencapai 50% pada usia 4 tahun dan 80% pada usia 8 tahun. Perkembangan

kognitif terhitung sempurna 100% pada usia 18 tahun. Dari segi perkembangan psikologis, anak

mengalami lonjakan perkembangan imajinasi, bahasa, berteman, membedakan status gender, dan

menggunakan simbol-simbol untuk berpikir sederhana (Sit, 2015: 4).


Keempat, anak usia dini merupakan masa yang unik (a Unique Age) (Mansur, 2005: 88).

Artinya, ada beberapa perilaku yang wajar terjadi pada anak pada masa ini, seperti perasaan takut

yang muncul secara tiba-tiba meski terjadi di siang hari, perasaan cemburu terhadap adik

perempuannya karena mendapat perhatian lebih dari orang tuanya, dan perasaan takut yang

membuat mereka merasa. takut. Rasakan. Anak-anak impulsif dan agresif terhadap orang tua

sesama jenis.

Rincian aktivitas motorik kasar dan halus disajikan dalam bentuk gambar di bawah ini

(Adriana, 2017: 29–45, Rohman, 2010: 45–46).

Gambar Tugas Perkembangan Motorik Kasar dan Halus


Adapun tahap perkembangan kognitif pra- operasional tersaji dalam bentuk gambar di

bawah ini:(Adriana, 2017:29–45, Rohman, 2010, 46).


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Fase pranatal dalam dunia psikologi perkembangan adalah fase yang cukup

singkat tapi juga merupakan fase yang memegang peranan penting pada pola

pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pada periode perkembangan prenatal

terdapat beberapa ciri khusus yang tidak ditemui pada fase fase perkembangan yang

lainnya, kedaan yang cukup penting pada masa prenatal sangat berpengaruh terhadap

tumbuh kembang janin kelak, dan berbagai aspek yang harus diperhatikan sebelum

dan selama fase pranatal supaya janin yang berada didalam kandungan bisa

memperoleh stimulasi perkembangan yangcukup optimal dan proses tumbuh

kembang yang lebih baik.

2. Fase bayi merupakan fase yang memegang peranan yang cukup penting. Pada

perkembangan jasmani dan rohaninya, anak akan mengalami tumbuh kembang yang

cukup pesat. Agar pertumbuhan dan perkembangan yang pesat tersebut dpat

diimbangi, maka diperlukan beberapa unsur penting untuk memenuhi hal tersebut,

seperti asupan makanan yang sehat, pakaian bersih, perawatan secara teratur, dan lain

sebagainya, hingga ia menginjak usia kurang lebih tiga belas bulan. Sejakbayi

dilahirkan hingga mencapai usia kurang lebih tiga belas bulan, atau hingga usia dua

tahun, umumnya para ahli psikologi sering menyebutmasa tersebut merupakan masa

bayi. Tahap Sensorismotor, berada di rentang usia 0 hingga 2 tahun. Hal utama yang

ingin dicapai adalah bagaimana membentuk konsep “keajekan objek”, perilaku

refleks dan proses kemajuan secara bertahap.

3. Diawal tahun masa kanak-kanak adalah masa Dimana orangtua merasa sangat

tertantang. Karena pada fase tersebut, orang tua berhadapan dnegan situasi yang

cukup kompleks Dimana berkaitan dengan masalah terhadap proses pembentukan


pribadi anaknya, seperti sifat egosentris, sulit diatur dan keras kepala. Tetapi di sisi

lain, pada periode ini juga merupakan masa-masa emas untuk meletakkan pondasi

bagi anak. Jika tugas pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terwujud secara

optimal atau ada tugas pertumbuhan yang terhambat pada masa ini, maka

pertumbuhan dan perkembangan anak kedepannya akan terganggu

DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba

Medika.

Alfiyan, A., & Rokhmah, A. M. (2016). Periodisasi Perkembangan Masa Kanak-kanak

Awal. Jurnal Psikologi, 152071900009, 1–13.

Ekaningtyas, N. L. D., Lestari, N. G. A. M. Y., & Ekaningtyas, N. L. D. (2022). Psikologi

Perkembangan Periode Pranatal. Kumarottama: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,

1(2), 124–133. https://doi.org/10.53977/kumarottama.v1i2.286

Giri Indah P, I., & Aoulia, F. (2016). Periodesasi Perkembangan Pada Masa Bayi.

Eprints.Ums, 1(152071000012), 16.

Jannah, W., & Mirta, L. (2018). Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post Natal.

Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post Natal, 152071000013, 1–7.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Monks, F.J., dan A.M.P. Knoers. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahman Prasetyo, A. (2020). Early Childhood Physical, Cognitive, Socio-Emotional

Development. Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 67–75.

https://doi.org/10.29313/ga:jpaud.v4i2.6049

Robert E. Slavin. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. (Jakarta : PT Indeks, 2011), hal

45.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika


Sit, Masganti. 2015. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing

Zulkifli. Psikologi Perkembangan. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2003). Hal

22

Anda mungkin juga menyukai