Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN BAHASA DAN STUDI SOSIAL

(Metode Pembelajaran Bahasa Yang Efektif:


Permainan, Cerita Dan Lagu)

MAKALAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

Oleh:

SUTRA AWALIYAH DARFIN

NIM: 80300222044

PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta

hidayah- Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “ METODE

PEMBELAJARAN BAHASA YANG EFEKTIF: PERMAINAN, CERITA

DAN LAGU”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu

Dr.Andi Halimah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Bahasa Dan

Studi Sosial yang telah memberikan tugas ini

Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan

kita terhadap materi yang akan saya bahas. Oleh sebab itu penting bagi saya

adanya kritik, dan saran untuk memperbaiki makalah yang saya buat diwaktu

yang akan datang

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang

membacanya dan juga dapat berguna bagi saya pribadi. Demikian yang dapat

saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

Bulukumba, Maret

2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………………..… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 1

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………... 1


B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….. 4

A. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode


Bermain …………………………………………………………………………… 4
B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode
Bercerita …………………………………………………………………………. 7
C. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode
Bernyanyi/Lagu ………………………………………………………………. 9

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………….. 12

A. KESIMPULAN ..................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 13

iii
iv
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang sesuai kelompok usia yang

dilalui oleh anak usia dini. Pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak usia

dini sangat membantu tercapainya pembelajaran keterampilan dasar bahasa yang

baik. Bagi orang tua dan guru, pemahaman tentang perkembangan bahasa anak usia

dini sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan kemampuan bahasa

anak.1

Perkembangan kemampuan berbahasa berkaitan erat dengan perkembangan

berbicara. Semakin mampu orang berbicara, semakin kaya kemampuan

berbahasanya. Semakin kaya kemampuan berbahasa membuat anak semakin

percaya diri untuk berbicara. Pada masa pra sekolah kemampuan bahasa

berkembang pesat seiring dengan kebutuhan untuk bersosialisasi dan rasa ingin

tahu anak 2 Permasalahan yang sering dialami oleh lembaga pendidikan anak usia

dini adalah kurangnya sarana dan prasarana permainan yang edukatif, sementara

anak-anak usia dini sangat senang jika diajak bermain

1
Feby Ola, “Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,” n.d.
2
Atri Dewi Azis, Kamaluddin Kamaluddin, and Khusnul Khotimah, “Pengembangan
Metode Permainan Dan Lagu Di Paud/Tk Rinjani Universitas Mataram,” Jurnal Ilmiah
Abdi Mas TPB Unram 3, no. 1 (2021), https://doi.org/10.29303/amtpb.v3i1.66.

1
Kemampuan berbahasa anak di TK bertujuan agar anak dapat berkomunikasi

dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud yaitu, lingkungan teman

sebaya, maupun dengan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Oleh karena itu,

pemahaman tentang perkembangan bahasa anak tidak boleh dianggap sebagai hal

yang biasa karena guru harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan bahasa.

Maka hal ini diharapkan menjadi dasar dan ramburambu pada saat guru

melaksanakan program pembelajarannya. Dapat disimpulkan bahwa pengertian

pengembangan3

Bahasa anak berkembang dari yang mudah menuju yang rumit. Perkembangan

bahasa anak merupakan perpaduan antara interaksi sosial, perkembangan emosi,

kemampuan intelektual, dan perkembangan fisik maupun motoriknya. Pendidikan

awal memiliki peran yang penting dalam mengembangkan potensi anak. Guru harus

menggunakan metode yang sesuai dengan pola belajar anak. Setiap anak memiliki

kebutuhan dan pola belajar efektifnya masing- masing. Kebutuhan dan pola belajar

anak merupakan sebuah prioritas yang harus terpenuhi dengan optimal. Oleh karena

itu, guru harus dapat memilah metode apa yang efektif untuk mengembangkan

bahasa pada anak. Makalah ini membahas tentang perkembangan bahasa pada anak

usia dini dengan metode permainan, cerita, dan lagu.

3
Ola, “Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.”

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengemukakan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perkembangan Bahasa AUD Melalui Metode Permainan?

2. Bagaimana Perkembangan Bahasa AUD Melalui Metode Cerita?

3. Bagaimana Perkembangan Bahasa AUD Melalui Lagu?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bahasa AUD Melalui Metode Permainan

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)

memerlukan metode yang bervariasi. Permaianan merupakan salah satu metode

pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pembelajran yang

bernuansa PAKEM tersebut. Sebagai salah satu metode yang dapat dimanfaatkan

untuk menciptakan PAKEM, metode permaian mempunyai banyak variasi.

Banyaknya variasi teknik dalam metode permainan, memungkinkan guru lebih

leluasa memilih teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik

kompetensi dan indikator yang ingin dicapai. Selanjutanya, untuk mewujudkan

metode permainan dalam pembelajaran terdapat langkah-langkah penyusunan yang

dipahami.Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu

keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Apabila ketermpilan yang

diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, permainan

tersebut dinamakan permainan bahasa. Sebenarnya dalam kegiatan mengajar guru

sering menggunakan permainan, tetapi pada umumnya masih menerpakannya

sebagai teknik pengajaran Bahasa.

Metode Pembelajaran Bermain perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini untuk membekali mereka dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

bekerja sama. Dalam membelajarkan bermain kepada siswa, apabila guru masih

4
menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam

pembelajaran calistung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa,

guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton

sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa.

Metode pembelajaran bermain mengutamakan kerja sama dalam

menvelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur semua metode

pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur

penghargaan4 Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada metode

pembelajaran bermain berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur

penghargaan metode pembelajaran yang lain. Tujuan metode pembelajaran

(learning) bermain adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat

menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan

sosial.

Sudono (dalam Mahliatusikka 2018) memberikan batasan mengenai

bermain sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan pengertian atau memberikan

informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Tanda dari kegiatan bermain itu adalah tertawa. Rasa senang biasanya ditandai

dengan tertawa 5 Berdasarkan penelitian, ditemukan beberapa ciri kegiatan bermain,

4
Mardiah Mardiah, “Metode Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Madrasah Ibtidaiyah,” MITRA PGMI: Jurnal Kependidikan MI 1, no. 1 (2015): 61–77,
https://doi.org/10.46963/mpgmi.v1i1.33.
5
M.Hum Dr. Hanik Mahliatussikah, “BERMAIN, CERITA, DAN MENYANYI (BCM) DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Dr. Hanik Mahliatussikah, M.Hum. Universitas Negeri
Malang,” Prosiding Konferensi Nasional Bahas Arab IV, 2018, 57–72.

5
yaitu (1) dilakukan dengan motivasi intrinsik, (2) anak yang terlibat dalam bermain

diliputi emosi-emosi positif dan memiliki nilai bagi anak, (3) lebih mementingkan

proses daripada hasil akhir, (4) anak bebas memilih, dan (5) terdapat kualitas pura-

pura . Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang berlangsung dengan

menyenangkan karena dilakukan dengan motivasi sendiri tanpa paksaan sehingga

muncul imajinasi-imajinasi baru sebagai dunianya 6

Dalam pembelajaran ketrampilan berbahasa, metode bermain juga dapat

diterapkan. Pembelajaran istima` misalnya bertujuan agar siswa mampu menirukan

secara langsung, mampu menghafal apa yang telah didengar kemudian mampu

meringkas ide-ide pokok serta pendalaman dan pemahaman Berkaitan dengan

tujuan tersebut maka permainan yang cocok adalah (1) bisik berantai, yaitu siswa

baris ke belakang dangan jarak satu meter. Kemudian guru/dosen mengumpulkan

ketua regu untuk diberi kalimat atau cerita. Masing-masing regu membisikkan teks

tersebut ke teman pada baris berikutnya dan teman tersebut akhirnya membisikkan

ke teman yang ada di belakangnya dan begitu seterusnya sampai terakhir. Siswa

yang paling akhir kemudian menuliskan hasil pendengarannya dan di bacakan di

depan kelas. Kemudian teks yang pertama kali diperdengarkan oleh ketua regu juga

dibacakan, sehingga akan diketahui apakan apa yang dibaca oleh siswa pertama dan

siswa terakhir tersebut memiliki kesamaaan. (2) perintah bersyarat, yaitu pemain

melakukan sesuatu seperti yang ada dalam perintah yang dikuti oleh pasword

tertentu yangharus dikatakan oleh pemain sebelum melaksanakan perintah. (3)

siapa yang berbicara, yaitu seorang guru menyampaikan dialog, kemudian siswa

6
Dr. Hanik Mahliatussikah.

6
diminta menjawab pertanyaan man al-mutahaddits. (4) bagaimana aku pergi. Guru

meminta siswa untuk menunjuk jalan yang akan menuju pada suatu tempat tertentu

dan kemudian ditanya, bagaimana pergi ke sana 7

B. Perkembangan Bahasa AUD Melalui Metode Cerita

Masa anak-anak adalah masa yang penting untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada diri anak memiliki

karakteristik yang unik. Karena pada diri anak mempunyai perbedaan antara anak

yang satu dengan yang lain. Pendidikan anak usia dini merupakan proses

pembelajaran dengan menggunakan prinsisp “bermain sambil belajar atau belajar

seraya bermain” yang sesuai dengan karakteristik dan aspek perkembangan anak

usia dini. Salah satu metode pembelajaran yang baik adalah menggunakan metode

bercerita. bercerita dipangang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata

anak yang atepat untuk diterapkan di Paud

Metode bercerita salah satunya untuk mengembangkan kemampuan

berbahasa anak, sedangkan fungsi bercerita juga adalah membantu perkembangan

kemampuan bahasa anak dengan menambah perbendaharaan kosakata,

mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat yang sesuai dengan tahap

perkembangannya. Pengaruh metode bercerita juga merupakan suatu pemberian

pengalaman belajar 8

7
Dr. Hanik Mahliatussikah.
8
Asri Rodiyah, “Penggunaan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Kosakata Anak Usia
3-4 Tahun Pada Play Group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto,” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., no. Mi (1967): 5–24.

7
Metode berarti cara. Metode merupakan cara melakukan kegiatan dengan

menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematis. Pengertian metode

adalah cara penyajian bahan / pengorganisasian kegiatan belajar mengajar.

Pengertian lain dari metode adalah cara penyampean suatu bahan pengembangan /

kemampuan tertentu 9 Menurut Gunarti (dalam Rodiyah ) bercerita adalah suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi/

sebuah dongeng belaka yang bisa dilakukan secara lisan/ tertulis. Jadi dari metode

dan bercerita dapat disimpulkan metode bercerita adalah cara penyajian cerita itu

harus menarik perhatian dan salah satu cara meneruskan warisan budaya.

Sedangkan metode bercerita adalah merupakan salah satu pemberian

pengembangan belajar bagi anak PAUD dengan membawakan cerita kepada anak

secara lisan dengan bentuk dan buku cerita yang harus menarik dan mengundang

perhatian anak. 10

”Bercerita kepada anak memainkan peran penting bukan saja dalam

menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa dan pikiran anak. Menurut Depdiknas fungsi perkembangan

bahasa bagi anak usia dini adalah: 1) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan

lingkungan. 2) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak.

3) Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak. 4) Sebagai alat untuk

menyatakan perasaan dan buah pikir kepada orang lain 11

9
Rodiyah.
10
Rodiyah.
11
Rodiyah.

8
Beberapa manfaat metode bercerita bagi anak yaitu 12:

1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak, Artinya anak dapat

dirangsang untuk mampu memahami isi dalam cerita tersebut.

2. Melatih daya konsentrasi anak untuk memusatkan perhatiannya kepada

keseluruan cerita tersebut.

3. Mengembangkan daya imajinasi anak. Dengan bercerita daya fantasi

anak dapat membayangkan sesuatu yang berada diluar jangkauan

indranya, ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak dan

bersifat fantastik.

4. Bercerita memberikan pengalaman belajar untuk melatih

mendengarkan/ pendengaran.

5. Membantu perkembangan kemampuan bahasa anak dalam hal

berkomunikasi.

6. Bercerita untuk menanamkan kepada anak tentang kejujuran,

keramahan, ketulusan, kebenaran dan perilaku yang positif.

C. Perkembangan Bahasa AUD Melalui Metode Lagu

Bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab

kegiatan bernyanyi penting bagi pendidikan anak-anak selain itu bernyanyi adalah

kegiatan menyenangkan yang memberi kepuasaan kepada anak-anak13 Berhasil

atau tidaknya metode pembelajaran bernyanyi tergantung pada pendidik atau tutor

12
Rodiyah.
13
Hayati Nim, “BERNYANYI DAN BERCERITA PADA KELOMPOK B DI RAUDHATUL ATHFAL
GANESHA DARUL MUTTAQIN SUMBER KETEMPA KALISAT JEMBER SKRIPSI Oleh : FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN,” 2020.

9
yang mengajarkannya. Apabila pendidik membawakan lagu dengan menarik, maka

anak akan tertarik dengan beberapa nyanyian yang dibawakan. Menarik dalam hal

ini yaitu sesuai dengan kondisi anak usia dini seperti lagu yang disampaikan

bertemakan usia anak, sesuai dengan karakteristik anak, lingkungan anak dan

bahasa yang mudah dimengerti. Beberapa manfaat dalam kegiatan bernyanyi pada

anak adalah: 1) Menambah pembendaharaan bahasa, berbuat kreatif dan imajinatif

2) Menyalurkan emosi, menimbulkan perasaan senang 3) Melatih otot badan,

mengkoordinasikan gerakan tubuh 4) Bermain bersama14

Bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran secara nyata yang mampu

membuat anak senang dan bergembira. Anak diarahkan pada situasi dan kondisi

psikis untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan 15 Lagu

merupakan “alat” yang sangat baik untuk membantu proses

belajar bahasa, lebih khusus lagi lagu diyakini mampu memotivasi siswa selama

mengikuti pembelajarn. Dapat pula dikatakan bahwa lagu merupakan bagian yang

penting dari pembelajaran karena lagu menjadikan para siswa lebih sensitif

terhadap bunyi, dan mempelajari bahasa tidak lain adalah mempelajari berbagai

jenis bunyi yang bermakna. Lagu juga bisa menjadikan kelas lebih menarik dan

semarak. Saat anak menyukai lagu yang diajarkan guru, mereka akan dengan

14
Nim.
15
Azis, Kamaluddin, and Khotimah, “Pengembangan Metode Permainan Dan Lagu Di
Paud/Tk Rinjani Universitas Mataram.”

10
senang hati dan antusias melakukannya. Dan saat itulah, secara tidak langsung

mereka tengah mempelajari sesuatu 16

Keuntungan mengajarkan bahasa menggunakan lagu sebagai learning

resource menurut Brewster 17 antara lain pertama, lagu merupakan linguistic

resource. Dalam hal ini lagu menjadi media pengenalan bahasa baru, sekaligus

media untuk penguatan tata bahasa dan kosakata. Lagu juga mempresentasikan

bahasa yang sudah dikenali siswa dalam bentuk yang baru dan menyenangkan.

Lagu juga memungkinkan terjadinya pengulangan bahasa secara alamiah dan

menyenangkan. Lagu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan semua

ketrampilan bahasa secara integratif, termasuk meningkatkan kemampuan

pronunciation siswa. Kedua, lagu merupakan affective/psychological resource.

Selain menyenangkan, lagu juga mampu memotivasi siswa sekaligus memupuk

attitude yang positif terhadap bahasa Inggris. Lagu bukan merupakan hal yang

menakutkan atau mengancam bagi siswa. Bahkan lagu bisa membantu

meningkatkan rasa percaya diri siswa. Sebagai bukti bahwa mereka sudah

menguasai sesuatu dalam bahasa Inggris, siswa dapat dengan bangga menyanyikan

lagu bahasa di depan orang tua mereka. Ketiga, lagu merupakan cognitive resource.

Lagu membantu membuat daya ingat, konsentrasi dan koordinasi. Siswa menjadi

lebih sensitif terhadap tkita rima sebagai alat bantu untuk memaknai makna.

Keempat.

16
Ida Vera Sopya, “Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Lagu Pada Anak Usia Dini,”
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 1, no. 1 (2018): 1,
https://doi.org/10.21043/thufula.v1i1.4236.
17
Sopya.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bahasa merupakan ketrampilan. Untuk menguasai bahasa tertentu,

seseorang dituntut untuk banyak berlatih menggunakan bahasa tersebut, baik secara

reseptif maupun produktif. Pembelajaran Bahasa untuk anak usia dini memerlukan

metode tertentu untuk memudahkan belajar. Aktivitas pembelajaran yang banyak

melibatkan panca indra atau anggota tubuh dipercaya mampu memberikan

pemerolehan bahasa lebih maksimal dibanding hanya mendengarkan atau hanya

melihat semata. Semakin banyak indra yang terlibat, maka semakin banyak pula

ingatan siswa terhadap bahasa yang dipelajari. Di antara metode yang banyak

melibatkan aktivitas indra adalah metode bermain, bernyanyi, dan bercerita. Ketiga

metode inilah yang dianjurkan penerapannya dalam pembelajaran bahasa di lingkup

PAUD baik pembelajaran unsur-unsur bahasa maupun pembelajaran ketrampilan

berbahasa. Dengan ketiga metode ini, diharapkan siswa akan memperoleh bahasa

secara alamiah atau semi alamiah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Atri Dewi, Kamaluddin Kamaluddin, and Khusnul Khotimah.


“Pengembangan Metode Permainan Dan Lagu Di Paud/Tk Rinjani
Universitas Mataram.” Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram 3, no. 1 (2021).
https://doi.org/10.29303/amtpb.v3i1.66.

Dr. Hanik Mahliatussikah, M.Hum. “BERMAIN, CERITA, DAN MENYANYI


(BCM) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Dr. Hanik
Mahliatussikah, M.Hum. Universitas Negeri Malang.” Prosiding Konferensi
Nasional Bahas Arab IV, 2018, 57–72.
Mardiah Mardiah. “Metode Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Madrasah Ibtidaiyah.” MITRA PGMI: Jurnal Kependidikan MI 1, no. 1
(2015): 61–77. https://doi.org/10.46963/mpgmi.v1i1.33.

Nim, Hayati. “BERNYANYI DAN BERCERITA PADA KELOMPOK B DI


RAUDHATUL ATHFAL GANESHA DARUL MUTTAQIN SUMBER
KETEMPA KALISAT JEMBER SKRIPSI Oleh : FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN,” 2020.
Ola, Feby. “Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,” n.d.

Rodiyah, Asri. “Penggunaan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Kosakata


Anak Usia 3-4 Tahun Pada Play Group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto.”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., no. Mi (1967):
5–24.
Sopya, Ida Vera. “Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Lagu Pada Anak Usia
Dini.” ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 1, no. 1
(2018): 1. https://doi.org/10.21043/thufula.v1i1.4236.

13

Anda mungkin juga menyukai