Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Membaca-Menulis Permulaan

Disusun Oleh:

Syamrotun jinani (12110012)

Dosen Pengampu:
Dr. Yusriadi, S.Ag. M.A. /
Resvan, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Membaca -Menulis
permulaan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari bapak “Dr.Yusriadi, S.Ag. M.A. /Resvan,M.Pd.” pada mata
kuliah “Konsep Dasar dan Materi BI”.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengarapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan baik lagi di masa mendatang.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Pengertian bahasa ..................................................................................................3


B. Bagaimana bahasa..................................................................................................3
C. Prinsip pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran bahasa abad 21..............4
D. Bagaimanakah permasalahan dalam pemerolehan bahasa.....................................6
E. Pengertian membaca...............................................................................................7
F. Peran bahasa dalam membaca................................................................................8
G. Mengelola pembelajaran membaca dikelas awal...................................................9
H. Media yang efektif dalam pembelajaran membaca kelas awal.............................10
I. Cara menimbulkan minat baca pada anak sd.........................................................11
J. Cara memperluas minat baca anak........................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16

A. Kesimpulan............................................................................................................16
B. Saran ................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut rukiyati dan sumayana (2014:72) Membaca dan menulis permulaan
(MMP) merupakan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal bagi anak-anak yang baru
memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas I
MI/SD, MMP merupakan menu utama. Masa transisi dari TK atau dari lingkungan
rumahan (tidak mengalami masa TK) ke dunia sekolah adalah pengalaman pertama
bagi anak-anak. Hal dasar yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa
persekolahan itu adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini
akan menjadi landasan
dasar bagi pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah (Rukiati dan
Sumayana, 2014:72).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian bahasa?
2. Bagaimakah bahasa dipelajari?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran
bahasa abad ke-21?
4. Bagaimanakah permasalahan dalam pemerolehan bahasa pertama?
5. Bagaimanakah pengertian membaca?
6. Bagaimanakah peranan bahasa dalam membaca?
7. Bagaimanakah mengelola pembelajaran membaca di kelas awal?
8. Bagaimanakah media yang efektif dalam pembelajaran membaca di kelas awal?
9. Bagaimanakah cara menimbulkan minat baca pada anak?
10. Bagaimanakah cara memperluas minat baca anak?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian bahasa
2. Mendeskripsikan bagaimana bahasa dipelajari
3. Mendeskripsikan prinsip pembelajaran pada umumnya dan pada abad ke-21
4. Mendeskripsikan permasalahan dalam perolehan bahasa pertama
5. Mendeskripsikan pengertian membaca

4
6. Mendeskripsikan peran bahasa dalam membaca
7. Mendeskripsikan mengelola pembelajaran membaca kelas awal
8. Mendeskripsikan media yang efektif dalam pembelajaran membaca kelas awal
9. Mendeskripsikan cara menimbulkan minat baca anak
10. Mendeskripsikan cara memperluas minat baca anak

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Bahasa dipelajari

Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) bahasa


adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa sebagai
alat perantara antar anggota masyarakat dalam satu kelompok dan alat interaksi secara
individu maupun kelompok.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh manusia sejak lahir. Pada
awal bayi dilahirkan belum memiliki kemampuan dalam berbicara dengan orang lain.
Penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa
pertama yang sering kali disebut bahasa ibu. Pemerolehan bahasa merupakan sebuah
proses yang sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih
berbahasa. Setelah bahasa ibu diperoleh maka pada usia tertentu anak memperoleh
bahasa lain atau bahasa kedua yang ia kenal sebagai khazanah pengetahuan yang
baru. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya
melalui interaksi dengan keluarga dan lingkungan masyarakat disekitar anak.
Bagaimana manusia memperoleh bahasa merupakan suatu hal yang sangat
mengagumkan dan sulit dibuktikan. Berbagai teori dari bidang disiplin yang berbeda
telah dikemukakan oleh para pengkaji untuk menerangkan bagaimana proses ini
terjadi dalam diri anak. Memang diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-sistem
linguistik dikuasai dengan baik oleh seorang anak walaupun umumnya tidak ada
pengajaran formal. “…learning a first language is something every child does
successfully, in a matter of a few years and without the need for formal lessons.”
B. Bagaimana Bahasa
Menurut Dardjowidjojo(225) istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah
inggris acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan
oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya.
Sementara Chaer (167) memberikan pengertian bahwa pemerolehan bahasa atau
acquisition adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia
memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya
dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa
berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari
bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
6
Bahasa berdampak pada kehidupan sehari-hari anggota dari setiap ras,
keyakinan, dan wilayah di dunia. Bahasa membantu mengekspresikan perasaan,
keinginan, dan pertanyaan kita kepada dunia di sekitar kita. Kata-kata, gerak tubuh,
dan nada digunakan secara bersatu untuk menggambarkan spektrum emosi yang luas.
Metode unik dan beragam yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi
melalui bahasa tertulis dan lisan adalah sebagian besar dari apa yang memungkinkan
untuk memanfaatkan kemampuan bawaan kita untuk membentuk ikatan abadi satu
sama lain; memisahkan umat manusia dari kerajaan hewan.

C. Bagaimanakah prinsip-prinsip pembelajaran pada umumnya dan


pembelajaran bahasa abad ke-21
 Menurut beberapa pakar pembelajaran, prinsip-prinsip umum
pembelajaran meliputi :
1. Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran, tanpa adanya perhatian maka pelajaran yang diterima
dari pendidik adalah sia-sia. Bahkan dalam kajian teori belajar terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.4 Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran
itu sesuai kebutuhannya, sehingga termotivasi untuk mempelajari secara
serius. Selain dari perhatian, motivasi juga mempunyai peranan yang urgen
dalam kegiatan belajar. Gage dan Berliner mendefinisikan motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2. Keaktifan
Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks.
Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari
peserta didik dan pendidik. Dari segi pesera didik, belajar dialami sebagai suatu
proses, mereka mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Dari
segi pendidik proses pembelajaran tersebut tampak sebagai perilaku belajar
tentang sesuatu hal. Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa
anak adalah mahluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Dimiyati dan Mudjiono
mengatakan bahwa ”belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri, peserta
didik adalah penentu terjadinya atau tidak terjadi proses belajar.

7
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi yang akan
berkembang. Potensi yang dimiliki peserta didik berkembang ke arah tujuan
yang baik dan optimal, jika diarahkan dan punya kesempatan untuk
mengalaminya sendiri.

4. Pengulangan
Pengulangan dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah suatu tindakan
atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan peserta didik
yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil pembelajarannya.
Pemantapan diartikan sebagai usaha perbaikan dan sebagai usaha perluasan
yang dilakukan melalui pengulangan– pengulangan.

5. Tantangan

Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya berkembang dan selalu


berusaha mencapai tujuan, maka pendidik harus memberikan tantangan
dalam kegiatan pembelajaran. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat diwujudkan melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran
yang dipilih untuk kegiatan tersebut.

6. Perbedaan Individual
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik
maupun psikis. Dimiyati dan Mudiyono berpendapat bahwa “peserta didik
merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik
yang sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain.
Perbedaan itu terdapat pula pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-
sifatnya.

 Prinsip prinsip pembelajaran bahasa pada abad 21


Jennifer Nichols menyederhanakan prinsip prinsip pembelajaran abad ke 21 ke
dalam 4 prinsip pokok yang dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
(1) pembelajaran berpusat pada siswa;
(2) siswa mampu berkolaborasi dengan teman ataupun orang lain;
(3) pembelajaran diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari; dan

8
(4) sekolah terintegrasi dengan masyarakat.
Keempat prinsip pembelajaran abad 21 tersebut diadaptasikan kedalam
pembelajaran oleh guru dengan:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggambarkan
aktivitas siswa, guru, pemanfaatan media pembelajaran dan proses penilaian;
b. memperbarui pengetahuan sesuai perkembangan zaman;
c. menerapkan berbagai strategi pembelajaran untuk memberi variasi
pengalaman belajar; dan
d. meningkatkan kreatifitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa selalu tertarik ke sekolah. Mengembangkan keempat
kegiatan pembelajaran tersebut mendorong guru menciptakan pembelajaran
berasaskan prinsip pembelajaran abad 21. Namun, para guru tetap perlu untuk
menguasai teknologi yang terkait langsung terhadap pembelajarannya. Hal ini
dikarenakan perubahan adalah sebuah kepastian sekarang ataupun nanti. Oleh karena
itu, pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan mengupayakan pemerataan
bantuan TIK yang menjangkau seluruh daerah di Indonesia.

D. Bagaimanakah permasalahan dalam pemerolehan bahasa pertama


Menurut Dardjowidjojo istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah
inggris acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan
oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya.
Sementara Chaer memberikan pengertian bahwa pemerolehan bahasa atau
acquisition adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia
memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya
dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa
berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari
bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Definisi yang lain dikemukakan oleh Krashen bahwa pemerolehan bahasa
sebagai "the product of a subconscious process very similar to the process children
undergo when they acquire their first language.7 Dengan kata lain pemerolehan
bahasa adalah proses bagaimana seseorang dapat berbahasa atau proses anak-anak
pada umumnya memperoleh bahasa pertama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung terhadap anak-anak yang belajar
9
menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan
dengan pemerolehan bahasa kedua, dimana bahasa diajarkan secara formal kepada
anak.
E. pengertian membaca

Membaca merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang anak apabila
ia masih duduk dibangku sekolah. Tanpa membaca tidak akan mungkin dapat
memperoleh informasi, menambah ilmu pengetahuan dan hasil belajar yang baik.
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Menurut
Farida Rahim ( 2008 ) mengemukakan defenisi membaca mencakup :

 Membaca merupakan suatu proses,


 Membaca adalah strategis, dan
 Membaca merupakan interaktif.

Membaca merupakan aktivitas memperoleh informasi dari teks dan pengetahuan


yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna
serta keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks yang dibaca antara orang
yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang
ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi
interaksi antara pembaca dan teks.

Definisi membaca juga dikemukakan oleh Gillet & Temple (1986). Keduanya
mengatakan Reading is making sense of written language. Membaca ialah memberi
makna terhadap bahasa tulis. Jadi menurut definisi ini kegiatan yang paling mendasar dari
proses membaca ialah membuat pengertian. Maksudnya ialah memperoleh dan
menciptakan gagasan, informasi, serta imaji mental dari segala sesuatu yang dicetak.
Memberi makna sering disebut 'memahami'. Supaya dapat memahami, kita harus
menjalani berbagai proses yang sering sekali berlangsung secara simultan. Dalam kajian
membaca, jenis membaca semacam ini digolongkan dalam membaca kritis serta
membaca kreatif.

F. peranan bahasa dalam membaca


ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia yang
memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hubungan ini, bahasa

10
Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan
kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis
dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa penghubung nasional dalam kaitan dengan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional, sebagai sarana pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih
harus terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi bahasa
Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami perubahan. Artinya,
rincian peran bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya yang telah disinggung tadi, boleh
dikatakan berlaku sepanjang masa selama bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara. Yang perlu dipertimbangkan ialah kemungkinan
memberikan perhatian yang lebih khusus pada peran-peran tertentu, sesuai dengan
perkembangan iptek, dan sebagai sarana pembinaan kehidupan budaya bangsa.
McGeown, dkk. (2012) menyatakan bahwa kesuksesan membaca permulaan
dengan pendekatan eklektik, di sisi lain didukung oleh pengetahuan kosakata, karena
sebagian besar pembelajaran kata permulaan anak dilakukan melalui buku-buku besar
dan aktivitas cerita. Oleh karena itu, sumber bahan yang dimiliki guru juga iktu
berperan dalam kesuksesan pembelajaran membaca permulaan. Guru juga telah
merencanakan kegiatan pembelajaran atau skenario pembelajarannya.

G. Mengelola pembelajaran membaca dikelas awal


Menurut Kridalaksana, (1993:135) Membaca merupakan keterampilan mengenal
dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan
perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran keras-keras Pengenalan dan pemahaman tulisan dalam bentuk urutan
lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna ini sulit bagi
siswa kelas I SD. Ada banyak metode yang dapat digunakan guru untuk mengajar
membaca di kelas I SD. Beberapa metode pembelajaran membaca yang terkenal,
yaitu:
 . Metode Abjad. Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada
siswa: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z. Selain yang dipasang di papan
tulis, masing-masing huruf tadi juga perlu ditulis dalam sebuah kartu (satu huruf satu
kartu)

11
Guru memberikan contoh cara membaca huruf-huruf di atas, dan siswa
menirukan.Mula-mula bersifat klasikal (seluruh kelas), kemudian dipecah-pecah lagi
menjadi separoh kelas, seperempat kelas, per dua bangku, akhirnya perorangan,
kembali dua bangku, seperempat kelas, separoh kelas, dan kembali ke seluruh
kelas.Siswa kelas I SD kemampuan mengingatnya sangat terbatas. Sebab itu proses
pengenalan huruf ini sebaiknya diatur. Pada awal pertemuan, jangan terlalu banyak
huruf yang dikenalkan. Cukup tiga hingga lima huruf. Jangan berpindah ke huruf lain
sebelum huruf yang dikenalkan benar-benar dipahami oleh siswa. Ini penting; sebab,
jika siswa belum paham kemudian guru menambah dengan huruf lain, maka siswa
justru tidak akan bisa memahami apa-apa. Mereka menjadi cuek, tak mau lagi
memperhatikan guru. Apabila guru sering menegur anak-anak ini (yang belum paham
dan berubah menjadi cuek), maka mereka akan frustrasi, dan mungkin tak mau lagi
berangkat ke sekolah.

Nah, jika terjadi demikian, maka guru akan merasa sangat bersalah karena tidak
berhasil membelajarkan siswa. Apabila pengenalan huruf tadi sudah lancar, maka
guru mulai bisa menugaskan beberapa siswa untuk mengambil huruf-huruf tertentu
dari kartu-kartu huruf yang tersedia. Biarkan siswa mengenal huruf-huruf itu tanpa
makna karena tujuannya adalah mengenal dan memahami huruf (abjad). Lakukan
kegiatan ini berulang-ulang sehingga siswa benar-benar mengenal dan memahami
huruf-huruf itu.

Selanjutnya, kegiatan dapat ditingkatkan dengan membentuk kata. Pilih beberapa


konsonan dan vokal, yang apabila digabungkan bisa menjadi kata yang bermakna.
Misalnya: m a m a. Tempel atau tulis huruf m-a-m-a di papan tulis.Tunjukkan kepada
siswa bahwa kata itu dibaca mama.Kemudian tanyakan kepada siswa kata mama itu
terdiri dari huruf apa saja, dan arahkan agar siswa dapat menyimpulkan sendiri bahwa
apabila huruf m digabung dengan huruf a dibaca ma.Berikan contoh yang lain,
misalnya: papa, nana, tata, dan lain-lain.Begitu seterusnya, guru mulai menggabung-
gabungkan konsonan dengan vokal, sehingga seluruh vokal (a, e, i, o, u) bisa
digunakan. Namun untuk konsonan tidak perlu diberikan semua. Huruf x dan z lebih
baik diberikan belakangan.

12
Setelah siswa bisa membaca gabungan dua huruf konsonan-vokal, susunan bisa
diganti menjadi vokal-konsonan. Misalnya: am, an, as, dan lain-lain. Setelah ini baru
bisa dilanjutkan dengan tiga huruf (konsonan-vokal-konsonan).
Misalnya: man, dan, bas, dan lain-lain.

H. media yang efektif dalam pembelajaran membaca di kelas awal

Media literasi merupakan proses yang mengintegrasikan penyelidikan secara ktitis


serta memerlukan keterampilan bagaimana mengakses, menganalisis, mengevaluasi,
membuat, dan mendistribusikan pesan dengan keterlibatan secara penuh dan partisipasi aktif
(Laily & Gunansyah,2018: 14). Media literasi meliputi unsur keterampilan berbahasa yang
terdiri dari
(1) keterampilan menulis,
(2) membaca,
(3) menyimak,
(4) berbicara, dan
(5) bersastra.
Dari kelima keterampilan tersebut, yang menjadi sorotan adalah keterampilan
membaca. Melalui media literasi, guru dapat mengkondisikan partisipasi siswa secara aktif.
Salah satu media literasi yang dapat digunakan oleh guru pada saat pembelajaran membaca
permulaan yaitu media big book. Big book merupakan salah salah satu media pembelajaran
visual yang berkarakteristik khusus di antara media pembelajaran lainnya. Menurut
Madyawati (2016: 174) “big book adalah buku bergambar yang dipilih untuk diperbesarkan,
yang memiliki karakteristik yang khusus, yaitu adanya pembesaran teks maupun gambar”.
Sesuai dengan namanya, Big book atau buku besar merupakan buku cerita yang
berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga
memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Buku ini
mempunyai karakteristik khusus seperti penuh warna-warni, memiliki kata yang dapat
diulang-ulang, mempunyai alur cerita yang mudah ditebak, dan memiliki pola teks yang
sederhana (Karges dalam Solehuddin, dkk. 2008:7). Sedangkan menurut Karges and Bone
dalam United States Agent International Development (2014: 53), agar pembelajaran bahasa

13
dapat lebih efektif dan berhasil, sebuah Big book sebaiknya memiliki ketentuan antara lain;
(a) ceritanya singkat (10-15 halaman), (b) Pola kalimat jelas, (c) Gambar memiliki makna, (d)
Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca, (e) Jalan cerita mudah dipahami. Dalam praktek
pemanfaatan media big book, banyak ragam cara yang dapat digunakan oleh guru. Guru
dapat berimprovisasi secara mandiri dalam menggunakan media big book di kelas.

I. cara menimbulkan minat baca pada anak


Pada dasarnya anak memilik sikap imitatif atau bersifat suka meniru. Jika dalam
keluarga dicontohkan sikap literat atau banyak melakukan kegiatan terkait literasi,
maka anak akan menirunya. Sikap tersebut antara lain terlihat dari orang tua yang
bnayak berinteraksi dengan buku, mempunyai kolehksi buku-buku, bnayak membaca
buku, sering memegang buku dan membolak-balik buku dan sering membackan buku
buat anak-anaknya. Kegiatan ini terlihat oleh anak dan juga dinikmati oleh anak,
otamatis anak juga akan meniru melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Untuk itulah diharapkan dengan kegiatan literasi yang dilakukan keluarga dengan
satuan PAUD berperan sebagai mitra dan fasilitator, merancang program, mengawasi
dan mengevaluasi pelaksanaan program literasi keluarga, maka diharapkan kegiatan
literasi keluarga dapat membantu menumbuhkan minat baca anak usia dini.
Ada beberapa tips dan cara untuk meningkatkan minat baca siswa sd/mi:

1. Menyediakan Berbagai Buku yang Tepat

Malas pergi ke perpustakaan sekolah bukan berarti siswa tersebut memang tidak
memiliki minat membaca. Bisa saja ada faktor tertentu yang membuat siswa enggan dan
malas walaupun sebenarnya dia suka membaca buku. Salah satunya adalah minimnya koleksi
buku yang menarik di perpustakaan.

Fungsi perpustakaan memang diantaranya adalah tempat belajar selain ruang


kelas. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat sekolah hanya menyediakan buku-buku
pelajaran saja di perpustakaan. Siswa sudah merasa lelah dan bosan belajar di kelas selama
berjam-jam sehingga perlu refreshing. Perpustakaan bisa menjadi tempat yang enak dan
nyaman bagi siswa untuk melepaskan penat jika disana tersedia berbagai buku dengan
berbagai topik. Misalnya tentang teknologi, desain, tanaman, masakan dan sebagainya. Siswa
bisa melepaskan lelah di perpustakaan sambil menambah pengetahuan yang tidak didapatkan
dari pelajaran sekolah.
14
2. Memanfaatkan Koneksi Alumni untuk Menyediakan Bacaan

Bagaimana kalau sekolah memiliki kendala berupa keterbatasan dana dalam


penyediaan buku-buku bacaan yang bagus? Memanfaatkan koneksi dan jaringan alumni bisa
menjadi alternatif dan solusi pada masalah tersebut. Setiap sekolah pastinya memiliki alumni
dimana mereka membuat komunitas sesuai angkatan masing-masing. Kontribusi alumni
menyumbangkan buku-buku bacaan yang bagus bagi almamaternya bisa membuat siswa di
sekolah tersebut lebih antusias dan semangat untuk membaca.

3. Bangun Suasana yang Menarik dan Menyenangkan

Cara meningkatkan minat baca siswa yang selanjutnya yaitu membangun


suasana yang menyenangkan terutama di perpustakaan agar siswa betah di sana. Kesan yang
selama ini ada yaitu perpustakaan adalah tempat yang membosankan. Sebaiknya sekolah
membuat dan membangun suasana yang menyenangkan bagi siswa agar mereka senang dan
nyaman berada di perpustakaan.

Suasana yang menyenangkan tersebut bisa dibuat dengan menata rak buku
sedemikian rupa agar space terlihat lebih leluasa, memberikan tempat duduk yang nyaman,
lampu penerangan yang cukup dan sebagainya. Kalau perlu tambahkan juga beberapa poster
yang menarik yang isinya kutipan-kutipan dari tokoh terkenal ataupun kalimat-kalimat
motivasi.

4.  Sharing dengan Siswa

Siswa akan lebih termotivasi untuk membaca kalau mereka tahu bahwa gurunya
juga senang melakukan hal yang sama. Oleh sebab itu tidak ada salahnya jika dalam materi
pelajaran diselipkan jam untuk ke perpustakaan, membaca buku dengan topik tertentu
kemudian dibahas bersama antara siswa dengan guru.

Cara meningkatkan minat baca siswa di sekolah bisa menjadi sesuatu yang tidak
terlalu sulit kalau pihak sekolah maupun guru mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak
didik. Siswa tentunya akan lebih senang membaca buku dengan topik beragam di tempat
yang nyaman.

15
J. cara memperluas minat baca anak
Tugas pendidik dan keluarga harus ada hubungan yang demokratis dalam
mendidik anak-anak. Dengan membiasakan diri anak membaca dan mendiskusikan
segala sesuatu kebutuhan anak serta mengurangi frekuensi menonton TV tentu si-anak
merasa dihargai. Disamping itu, pendidik memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang
direkomendasikan diperpustakaan agar timbul minat membaca bagi anakanak di
lingkungan sekolah. Lingkungan atau masyarakat, juga harus dikondisikan dengan
membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu
belajar, sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan
dilingkungan masyarakat tersebut. Untuk meningkatkan minat membaca anak-anak,
ada beberapa pihak yang ikut campur tangan, yaitu (1). Pendidik, (2). Orangtua
(keluarga), pustakawan,dan pemerintah.
1. Peran guru
Setiap guru dalam semua kajian mata pelajaran harus dapat memainkan
perannya sebagai motivator agar siswa bergairah dan berminat banyak
membaca buku-buku penunjang atau bahan lainnya. Misalnya dengan
memberi tugas-tugas rumah setiap kali pertemuan dalam proses
pembelajaran. Dengan system ini secara kontinu maka membaca menjadi
kebiasaan dan kebutuhan siswa.
2. Peran orang tua
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama atas
pendidikan anak dirumah. Orangtua bertanggung jawab atas kemajuan
pendidikan anaknya. Orang tua harus mendidik anak agar menjadi anak yang
baik, bertanggung jawab, berdisiplin, berakhlak mulia, taat atas peraturan
yang ditetapkan, Orang tua harus sebagai contoh dan panutan bagi anak-
anak mereka. Orang tua juga harus dapat mendidik, mengajar,
mendisiplinkan, mendorong (memotivasi ) anak-anaknya agar anaknya dapat
dewasa, bertanggung jawab, berdisiplin. Orangtua juga harus dapat
menetapkan tugas-tugas yang harus dikerjakan anaknya dirumah sebagai
suatu aktivitas rutin agar anaknya terbiasa mengerjakannya tanpa disuruh.
3. Peran pustakawan
Dihampir semua sekolah pada semua jenis dan jenjang pendidikan, kondisi
perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi, jumlah bukubuku
perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai
16
basis pendidikan serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pada hal perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi dan
sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pustakawan pada perpustakaan sekolah yang didukung
oleh para guru kelas sedapat mungkin harus dapat menciptakan kemauan
dan minat para peserta didik untuk banyak membaca dan meminjam buku-
buku diperpustakaan. Sistim promosi perpustakaan harus diadakan dan
diproritaskan secara kontinu agar perpustakaan dikenal, apa fungsi, arti,
kegunaan dan fasilitas yang dapat diberikannya. Dengan promosi ini, peserta
didik akan mengenal dan dapat berminat untuk memanfaatkannya dalam
menambah ilmu pengetahuan dengan membaca dan meminjam buku-buku
atau bahan bacaan lainnya. Pustakawan juga harus dapat menciptakan ruang
baca dengan mengatur buku-buku sedemikian rupa sehingga benar-benar
menarik minat baca dan menyenangkan bagi anak-anak.
4. Peran pemerintah
Peranan pemerintah daerah dibantu kalangan dunia pendidikan, media
massa, gerakan masyarakat cinta buku untuk bersama-sama merangkul
pihak-pihak swasta yang mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa untuk membantu dalam pengadaan buku-buku, alat-alat
dan fasilitas lain untuk perpustakaan sehingga kebutuhan akan buku-buku
dan bahan bacaan lain semakin lama semakin terpenuhi dan lengkap.
Tersedianya buku-buku dan bahan bacaan lainnya dapat merangsang
kemauan dan minat baca seseorang terutama anak-anak pada usia sekolah
yang sangat membutuhkannya.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di
tulis. Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik,
dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk
menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan
kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat
anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di
kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama.
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di kelas rendah akan
diuraikan sebagai berikut :
1.        Metode Eja
2.        Metode suku kata dan metode kata
3.        Metode Global
4.        Metode Struktural Sisntesis (SAS)
5.        Metode Demonstrasi
6.        Metode Diskusi
7.        Metode Ceramah
8.        Metode Penugasan
9.        Metode Tanya Jawab

18
10.    Metode Abjad dan Bunyi
B. SARAN

Dalam makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari


segi bentuk maupun dari segi isi. saya menyarankan pembaca agar ikut peduli
mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang “Membaca, Menulis
Permulaan”. Makalah ini dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan
tentang Membaca, Menulis Permulaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoretik (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

Bafadal, Ibrahim. 2006.Peningkatan ProfesionalismeGuru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia (Jakarta: Yayasan


Pustaka Obor Indonesia, n.d.), 225.
Gillet, W. J & temple, c. 1994. Unniverstanding reading problem. New York: Harper collins
college publisher

Harris. A Larry 1986. Reading Instruction Diagnostic Teaching in the classroom New York:
Macmillan Publishing Company

Laily, E. K., & Gunansyah, G. (2018). Penggunaan media big book terhadap kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas v sdn rangkah 1 surabaya. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(10).
Madyawati. (2016). Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Prenada Group.

McGeown, S.P., Johnston, R.S., & Medford, E. 2012. “Reading instruction affects the cognitive
skills supporting early reading development”. Learning and Individual Differences, Vol. 22
(2012), pp. 360–364.

Rahim, Farida. 2008. Pengajajaran Membaca Disekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Rukiyati, dkk. (2014). Penanaman Nilai Karakter Tanggung Jawab dan Kerja Sama Terintegrasi
Dalam Perkuliahan Ilmu Pendidikan.

Solehuddin, dkk. 2008. Pembaharuan Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

19

Anda mungkin juga menyukai