Anda di halaman 1dari 14

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik

Oleh:

Kelompok 4 Indralaya

Kurnia Nurhasanah 06021182025002

Putri Aditia Pratiwi 06021182025014

Metania Nuratika Adhani 06021282025019

Anisa Widyawatie 06021182126009

Aulia Novianti 06021282126021

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd.

Dr. Agus Saripudin, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan nikmat
kesehatan yang diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemerolehan Bahasa Pertama” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Psikolinguistik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu Mata Kuliah Psikolinguistik Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd. dan Bapak
Dr. Agus Saripudin, M.Pd. yang telah memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan, baik dari segi isi, referensi, dan sebagainya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan bagi penulis guna perbaikan selanjutnya. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca juga penulis.

Indralaya, 12 Februari 2023

Kelompok 4 Indralaya

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang. .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................4

2.1 Definisi Pemerolehan Bahasa.................................................................................4

2.2 Definisi Pembelajaran Bahasa................................................................................4

2.3 Perbedaan Pemerolehan Bahasa dengan Pembelajaran Bahasa.............................4

2.4 Teori Pemerolehan Bahasa Pertama.......................................................................5

2.5 Hasil Penelitian Pemerolehan Bahasa Pertama ................................................. 6

PENUTUP............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................10

3.2 Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11
iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh manusia sejak lahir. Penguasaan
sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali
disebut bahasa ibu. Seseorang tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa yang lengkap
dengan semua kaidah dalam otaknya. Bahasa pertama diperoleh oleh seorang anak dalam
beberapa tahap, dan setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang
dewasa. Secara alamiah anak akan mengenal bahasa sebagai cara berkomunikasi dengan
orang di sekitarnya. Bahasa pertama yang dikenal dan selanjutnya dikuasai oleh seorang
anak disebut bahasa ibu.
Pemerolehan bahasa biasanya terjadi secara alamiah, tanpa disadari, diperoleh dalam
ruang lingkup kehidupan sehari-hari, sedangkan pada pembelajaran bahasa, bahasa
diperoleh setalah dipelajari secara formal dengan mematuhi konsep-konsep kaidah
ketatabahasaan yang berlaku. Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat
menajubkan terlebih dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki oleh seorang
anak tanpa ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada mereka. Seperti
halnya seorang bayi, hanya akan merespon ujaran-ujaran yang sering didengarnya dari
lingkungan sekitar terlebih ujaran dari ibuya yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.
Atau seseorang yang selalu bersama-sama dengannya. Bahasan mengenai pemerolehan
bahasa berkaitan erat dengan bagaimana manusia dapat mempersepsi dan kemudian
memahami ujaran orang lain. Manusia hanya dapat memproduksi ujaran apabila dia
memahami aturan-aturan yang harus diikuti yang dia peroleh sejak kecil.
Sejak usia dini, bayi telah berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya. Seorang ibu
seringkali memberi kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam komunikasi sosial, maka pada
saat itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi bahwa dunia ini adalah tempat orang
saling berbagi rasa. Melalui bahasa pertama (B1), seorang anak belajar untuk menjadi
anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan,
keinginan, dan pendirian, dalam bentukbentuk bahasa yang dianggap ada. Anak belajar pula
bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima anggota masyarakatnya, anak tidak
boleh selalu mengungkapkan perasaannya secara terus terang.

1
Pemerolehan bahasa pertama sangat berkaitan dengan perkembangan sosial anak dan
pembentukan identitas sosial. Mempelajari bahasa pertama merupakan salah satu
perkembangan menyeluruh anak menjadi anggota suatu masyarakat. . Pemerolehan bahasa
biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa, sebagai salah satu
masalah kompleks manusia, kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung secara
mekanistik, tetapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu
berkaitan juga dengan proses atau kegiatan mental (otak), Oleh karena itu, dalam kaitannya
dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antar disiplin
antara linguistik dan psikologi, yang lazim disebut psikolinguistik. Bahasan mengenai
pemerolehan bahasa berkaitan erat dengan bagaimana manusia dapat mempersepsi dan
kemudian memahami ujaran orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penyusunan makalah
tentang "Pemerolehan Bahasa Pertama” mengingat urgensi dari persoalan tersebut. Hal itu
didasari dengan pertimbangan setelah melihat peran penting serta pengaruh pemerolehan
bahasa pertama terhadap wujud bahasa yang berbeda dari pada pemerolehan sejak anak
masih kecil berkaitan erat dengan struktur serta organisasi otak manusia. Oleh karena itu,
penulis memandang penting penulisan makalah secara lebih mendalam tentang pemerolehan
bahasa pertama dari segi hakikat pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa, teori dan
pembedaan antara pemerolehan bahasa dengan pembelajaran bahasa.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, adapun pokok permasalahan yang dibahas dalam
makalah ini:
1. Apa itu pemerolehan bahasa?
2. Apa itu pembelajaran bahasa?
3. Perbedaan pemerolehan bahasa dengan pembelajaran bahasa?
4. Teori apa saja pada pemerolehan bahasa pertama?
5. Bagaimana hasil penelitian bahasa pertama?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan pokok permasalahan yang dibahas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi pemerolehan bahasa.
2. Mengetahui definisi pembelajaran bahasa.
2
3. Mengetahui perbedaan pemerolehan bahasa dengan pembelajaran bahasa.
4. Mengetahui teori apa saja pada pemerolehan bahasa.
5. Mengetahui hasil penelitian tentang bahasa pertama.

3
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak


mulai dari ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Maksan dalam
Suardi, dkk (2019) menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa merupakan suatu proses
penguasaan bahasa yang dilakukan seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal.
Kridalaksana dalam Muslich (2011: 14) mendefinisikan pemerolehan bahasa (language
acquisition) sebagai proses pemahaman dan penghasilan bahasa pada manusia melalui
beberapa tahap, mulai dari meraba sampai kefasihan penuh. Chaer (2009: 167)
mendefinisikan pemerolehan bahasa (language acquisition) sebagai proses yang berlangsung
di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertama atau bahasa ibu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi pemerolehan bahasa, maka
dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah sebuah proses penguasaan bahasa
pertama atau bahasa ibu yang dilakukan seseorang secara sadar dan spontan.

2.2 Definisi Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran merupakan kata yang berasal dari belajar. Susanto Ahmad (2013)
menjelaskan bahwa kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Suyono & Hariyanto (2014) mengatakan
bahwa pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guu mengajar atau
membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri.

Dari pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa pada dasarnya
adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan bantuan guru untuk memperoleh
penguasaan bahasa.

2.3 Perbedaan Pemerolehan Bahasa dengan Pembelajaran Bahasa

Dari penjelasan definisi-definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa terdapat perbedaan
antara pemerolehan bahasa dengan pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa berkenaan
dengan bahasa pertama yang didapatkan secara sadar dan spontan, sedangkan pembelajaran
bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi saat seseorang mempelajari bahasa
kedua, setelah ia memeroleh bahasa pertamanya atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran
bahasa ini adalah proses penguasaan bahasa dan pada pembelajaran bahasa, biasanya terdapat

4
proses belajar mengajar, terdapat gurunya. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-
proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia
memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa
pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Natsir, 2017:21).

2.4 Teori Pemerolehan Bahasa Pertama

Fatmawati (2015) memaparkan beberapa teori yang menjelaskan mengenai


pemerolehan bahasa, yaitu:

1. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti perilaku kebahasaan yang dapat diamati
langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (respon). Perilaku
bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi
ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Sebagai contoh,
seorang anak mengucap “bilangkali” untuk “barangkali” pasti anak akan dikritik oleh
ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila suatu ketika si anak
mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak akan mendapat kritikan karena
pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi
yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan hal pokok bagi pemerolehan bahasa
pertama.
2. Teori Nativisme Chomsky
Teori ini merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat
dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia.
Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa
adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan
yang sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran kecil
dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang
relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang
cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa. Menurut aliran ini,
bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai
dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”.

5
3. Teori Kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Piaget (1954) yang mengatakan bahwa
bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan
perkembangan bahasa.
4. Teori Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan
hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Hal
ini dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard
Gardner. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai kecerdasan.
Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa. Akan tetapi, yang
tidak dapat dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang mempengaruhi kemampuan
berbahasa seorang anak.

2.5. Hasil Penelitian Pemerolehan Bahasa Pertama

Berikut beberapa penelitian yang membahas pemerolehan bahasa pertama:

1. Contoh Penelitian I
Judul Jurnal PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK USIA
DINI (Kajian Psikolinguistik: Pemerolehan Fonologi Pada Anak
Usia 2 Tahun)
Penerbit Deiksis
Penulis Mudopar
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak-anak
yang berumur dua sampai dengan tiga tahun tergolong sudah
mampu melafalkan ujaran dan bercakap-cakap dengan orang
dewasa. Hanya saja ujaran-ujaran yang ucapkan oleh anak-anak
masih belum secara sempurna terutama dari segi penguasaan
fonologinya. Salah satu contohnya, terdapat dua proses dalam
pemerolehan fonologi yang dialami oleh anak perempuan yang
bernama Zahra Febiyanne Maulidah yakni proses penghilangan
bunyi bahasa pada sebuah kata dan proses perubahan bunyi
bahasa pada sebuah kata yang diucapkannya. Contoh proses
hilangnya bunyi bahasa yang dialami oleh Zahra Febiyanne
6
Maulidah adalah ketika ia mengucapkan kata yang berawalan
bunyi dorsovelar [k] pada kata <kucing> dan <kue>. Karena ia
belum mampu melafalkan jenis bunyi tersebut, maka ia lebih
memilih tidak melafalkannya sehingga kata tersebut menjadi
[ucing] dan [ue]. Sama halnya dengan yang dialami oleh Zahra
Febiyanne Maulidah. Karin Tanisha Nakhla juga demikian.
Dalam pelafalan kata-katanya ia seringkali menghilangkan atau
mengganti salah satu bunyi bahasa dalam kata tersebut menjadi
bunyi lain. Dari daftar tabel di atas terlihat bahwa terjadi proses
hilangnya bunyi [r] karena anak tersebut belum mampu
melafalkan bunyi [r] baik di tengah kata ataupun akhir kata.
Bunyi [r] termasuk bunyi getar, yaitu bunyi yang dihasilkan
dengan cara arus udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara
cepat. Akan tetapi Karin Tanisha Nakhla masih kesulitan dalam
pelafalannya sehingga ia lebih memilih menggantinya dengan
bunyi [l] yang termasuk bunyi lateral (sampingan). Bunyi lateral
adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara ditutup
sedemikian rupa sehingga udara masih bisa keluar melalui salah
satu atau kedua sisinya. Misalnya pada kata menjadi [pasal]
terjadi proses perubahan bunyi yakni dari bunyi asal [r] menjadi
[l] di akhir kata. Kata menjadi [motol]. Hal ini terbukti bahwa
Karin lebih mudah melafalkan bunyi [l] daripada bunyi [r]. Tidak
hanya itu, dalam pelafalan bunyi [l] Karin Tanisha Nakhla lebih
memilih pelafalan bunyi [y]. Kata menjadi [beyi]. Ada beberapa
jenis bunyi yang memang masih belum mereka kuasai sehingga
mengakibatkan anak-anak melafalakan sebuah kata dengan cara
menanggalkan atau mengubah bunyi-bunyi tersebut. Para pakar
menyatakan bahwa penguasaan fonologi pada usia tersebut
bersifat universal, artinya apa yang dialami oleh objek penelitian
tentunya dialami juga oleh anak-anak yang lain. Kemampuan-
kemampuan verbal yang dilalui oleh setiap anak juga akan
semakin berkembang sejalan dengan kematangan usiannya.

7
2. Contoh Penelitian II
Judul Jurnal PROSES PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA
ANAK USIA DINI: STUDI KASUS DI PAUD WADAS KELIR
PURWOKERTO
Penerbit Jurnal Equalita
Penulis Umi Khomsiyatun
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada proses
pemerolehan bahasa anak usia 3-4 tahun yang berjumlah 2
informan di grumbul Wadas Kelir, Karang Klesem, Purwokerto
Selatan, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada usia tersebut
anak-anak cenderung sudah mampu memproduksi kosa kata
(secara lisan) dengan baik, meskipun belum sempurna. Hal
tersebut tampak wajar, sebab proses perkembangan alat ucap
anak masih mengalami pematangan hingga usia kurang-lebih 10
tahun. Pada masa tersebut, diperlukan stimulus positif serta
dukungan dari lingkungan (baik keluarga, sosial, maupun
sekolah jika anak tersebut sudah sekolah) untuk terus
mengeksplorasi tuturan yang mampu diproduksinya dengan baik

3. Contoh Penelitian III


Judul Jurnal PENGUASAAN BAHASA PERTAMA (MOTHER TONGUE)
PADA BATITA DAN BALITA TRANSMIGRAN ASAL JAWA
DI SILAT KAPUAS HULU KALIMANTAN BARAT : KAJIAN
PSIKOLINGUISTIK
Penerbit PRASASTI CONFERENCE SERIES (pp. 646-652).
Penulis Rosika Herwin Puspitasari dan Paramita Ida Safitri
Hasil Penelitian Anak sebenarnya memiliki satu bahasa yang pasti yakni bahasa
yang dikuasai oleh orang tua dan bahasa yang digunakan oleh
lingkungan sekitar. Anak-anak transmigran ini menjadi salah satu
contoh yang pasti yakni mereka pada dasarnya diajarkan dengan
satu bahasa oleh orang tuanya yakni bahasa Indonesia, tetapi
semakin mereka tumbuh mereka akan menguasai beraneka

8
ragam bahasa yang terdapat di sekitar. Karena anak-anak tumbuh
dengan memori yang kuat dan sifat meniru yang bagus. Dari
meniru akan menjadi sebuah kebiasaan dan akhirnya akan
membentuk dalam diri anak tersebut. Tak ayal bahasa yang anak-
anak perguanakan untuk berkomunikasi semakian bervariasi.
Contoh dalam penggunaan satu kata jika dalam bahasa terdapat
istilah Kamu maka anak-anak transmigran ini akan
menggunakan kata Nuan, Kowe, Riko perbedaan yang seperti ini
terbentuk karena anak-anak megikuti orang tua saat
berkomunikasi dengan orang lain. Karena tak dipungkiri orang
tua menguasai lebih dari bahasa Jawa karena orang tua dituntut
untuk melakukan kegiatan komunikasi dengan orang lain
termasuk orang kampong atau Dayak.

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemerolehan bahasa adalah sebuah proses penguasaan bahasa pertama atau bahasa
ibu yang dilakukan seseorang secara sadar dan spontan. Pemerolehan bahasa biasanya
dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah suatu
proses yang dilakukan oleh individu dengan bantuan guru untuk memperoleh penguasaan
bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu
seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa
pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan
pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunannya, baik dari segi isi, penulisan, maupun referensi. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperoleh hasil yang lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua kalangan, terutama
pelajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Indah Permatasari Suardi, S. R. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 265 – 273.

Khomsiyatun, U. (2019). PROSES PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK


USIA DINI: STUDI KASUS DI PAUD WADAS KELIR PURWOKERTO. Equalita,
96-113.

Natsir, N. (2017). Hubungan psikolinguistik dalam pemerolehan dan pembelajaran


bahasa. Jurnal Retorika, 10(1), 20-29.

Kusuma, A. B. (2016). Pemerolehan Bahasa Pertama Sebagai Dasar Pembelajaran Bahasa


Kedua (Kajian Psikolinguistik). AL-MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan
Islam, 5.

Mudopar, M. (2018). Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini (Kajian
Psikolinguistik: Pemerolehan Fonologi pada Anak Usia 2 Tahun). Deiksis: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1), 56-68.

Oktradiks, Ahwy. Pemerolehan Bahasa Pertama. Jurnal Tarbiyatuna, 10-15.

Puspitasari, R. H., & Safitri, P. I. (2016). Penguasaan Bahasa Pertama (Mother Tongue) pada
Batita dan Balita Transmigran Asal Jawa di Silat Kapuas Hulu Kalimantan Barat:
Kajian Psikolinguistik. In PRASASTI: CONFERENCE SERIES (pp. 646-652).

11

Anda mungkin juga menyukai