Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TEORI KOGNITIF TERHADAP


PEMEROLEHA/PERKEMBANGAN BAHASA ANAK”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
ISNA ISKANDAR 105401111719
ANDINI PUTERI 105401112019
SUMARNI 105401112619
ILHAM 105401119319

KELAS SD 3 D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas berkah rahmat yang


diberiak Allah SWT kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Terciptanya makalah ini, tidak
hanya hasil dari kerja keras kami, melainkan banyak piha-pihak yang memberikan
dorongan-dorongan dan motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima
kasih atas terselesainya makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesan sempurna. Untuk itu, mohon kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah ini di waktu mendatang.

Rabu, 21 Oktober 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul.................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Kognitif............................................................................2
B. Pengertian Pemerolehan Bahasa.......................................................3
C. Pendekatan Kognitif...........................................................................4
D. Perkembangan Kognitif.....................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................7
B. Saran....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8
D.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa anak mendasari
kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa di sekolah
dasar terutama siswa di kelas rendah. Karakteristik setiap anak tidak sama
sehingga dengan mempelajari pemerolehan dan perkembangan bahasa anak guru
dapat mengatasi perbedaan perkembangan bahasa pada siswanya.
Siswa sekolah dasar pada umumnya berlatar belakang dibahasa bahkan
multi bahasa, sehingga dengan mempelajari materi pemerolehan dan
perkembangan bahasa anak, guru dapat benar-benar memahami konteks sosial
budaya lingkungan anak didiknya dan menghargai keragaman budaya tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan teori kognitif?
2. Apa yang di maksud dengan pemerolehan bahasa?
3. Bagaimana pendekatan kognitif?
4. Bagaimana perkembangan kognitif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori kognitif.
2. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa.
3. Untuk dapat mengetahui pendekatan kognitif.
4. Untuk dapat mengetahui perkembangan kognitif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kognitif
Teori kognitif adalah anggapan terhadap kapasitas kognitif anak dalam
menemukan struktur di dalam bahasa yang ia dengar di sekelilingnya. Stimulus
merupakan masukan bagi anak yang kemudian berproses dalam otak. Pada otak
ini terjadi mekanisme internal yang diatur oleh pengatur kognitif yang kemudian
keluar sebagai hasil pengolahan kognitif tadi.
Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak berpikir
dengan penalaran yang semakin canggih seiring dengan bertambahnya usia. Mulai
dari anak yang bersifat alami kemudian memiliki ketertarikan terhadap dunia dan
secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia
yang semakin maju.
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan
bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan
perkembangan kognitif. Teori Kognitif menjelaskan bahwa bahasa bukanlah suatu
ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan
yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar.
Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar
dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif
menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Hal ini tentu saja
berbeda dengan pendapat Chomsky yang menyatakan bahwa mekanisme umum
dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang
kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa. Bahasa
harus diperoleh secara alamiah.
Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah
perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk
keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada.
Anak hanya memahami dunia melalui inderanya. Anak hanya mengenal benda
yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat
mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai

2
menggunakan symbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir
dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang
diucapkan anak.
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak
ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tdak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak, kalau si anak
sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan kata lain,
anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan
bahasanya dapat berkembang secara optimal (W. et al. 2017).

B. Pengertian Pemerolehan Bahasa


Pemerolehan bahasa (language acquisition) atau akuisisi bahasa menurut
Maksan dalam (Mudini et al. 2016) adalah suatu proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Lebih lanjut
menurut Lyons dalam (Mudini et al. 2016) pemerolehan bahasa adalah suatu
bahasa yang digunakan tanpa kualifikasi untuk proses yang menghasilkan
pengetahuan bahasa pada penutur bahasa disebut pemerolehan bahasa. Artinya,
seorang penutur bahasa menggunakan bahasa tanpa terlebih dahulu mempelajari
bahasa tersebut.
Selanjutnya menurut Stork dan Widdowson dalam (Mudini et al. 2016)
pemerolehan bahasa dan akuisisi bahasa adalah suatu proses anak-anak mencapai
kelancaran dalam bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya didapatkan hasil
kontak verbal dengan penutur asli lingkungan bahasa itu. Dengan demikian,
istilah pemerolehan bahasa mengacu ada penguasaan bahasa secara tidak disadari
dan tidak terpengaruh oleh pengajaran bahasa tentang sistem kaidah dalam bahasa
yang dipelajari.
Pada hakikatnya pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan,
yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan
memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan dengan hal itu maka yang dimaksud
dengan pemerolehan bahasa adalah proses memiliki kemampuan berbahasa.

3
C. Pendekatan Kognitif
Titik awal teori kognitif adalah anggapan terhadap kapasitas kognitif anak
dalam menemukan struktur dalam bahasa yang didengar di sekelilingnya.
Pemahaman, produksi, komprehensi bahasa pada anak dipandang sebagai hasil
dari proses kognitif anak yang secara terus menerus berubah dan berkembang.
Jadi stimulus merupakan masukan bagi anak yang berproses dalam otak. Pada
otak terjadi mekanisme mental internal yang diatur oleh pengatur kognitif,
kemudian keluar sebagai hasil pengolahan kognitif tadi.
Dapat dikemukakan bahwa pendekatan kognitif menjelaskan bahwa:
a) Dalam belajar bahasa, bagaimana kita berpikir.
b) Belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri kita.
c) Belajar bahasa merupakan proses berpikir yang kompleks.
Laughlin dalam Elizabeth (1993: 54) berpendapat bahwa dalam belajar
bahasa seorang anak perlu proses pengendalian dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Pendekatan kognitif dalam belajar bahasa lebih menekankan
pemahaman, proses mental atau pengaturan dalam pemerolehan, dan memandang
anak sebagai seseorang yang berperan aktif dalam proses belajar Bahasa.

D. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog
Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama
dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk
secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya skema skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara
mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak
seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai
pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa
kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi
dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget

4
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

1. Periode Sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga
dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui
diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama
dari empat periode.
2. Periode Praoperasional
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor
dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan
benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih
menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka
cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia
dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan
memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik.
Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap
benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
3. Periode Operasional Konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia
enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang
memadai.
4.Periode Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif
dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat

5
pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang
dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat
segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu”
di antaranya. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai
tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang
dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif.


Dalam posting (Wiriana, 2008) pun dijelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif adalah:
1. Gaya Pengasuhan :
 Gaya pengasuhan Otoriter (authoritarian parenting)
 Gaya pengasuhan Permisi (permissive parenting)
2. Pengaruh Lingkungan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kognitif adalah anggapan terhadap kapasitas kognitif anak dalam
menemukan struktur di dalam bahasa yang ia dengar disekelilingnya. Stimulus
merupakan masukan bagi anak yang kemudian berproses dalam otak. Pada otak
ini terjadi mekanisme internal yang diatur oleh pengatur kognitif yang kemudian
keluar sebagai hasil pengolahan kognitif tadi.
Dapat dikemukakan bahwa pendekatan kognitif menjelaskan bahwa:
1. Dalam belajar bahasa, bagaimana kita berpikir.
2. Belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri kita.
3. Belajar bahasa merupakan proses berpikir yang kompleks.

Pemerolehan bahasa (language acquisition) atau akuisisi bahasa menurut


Maksan dalam (Mudini et al. 2016) adalah suatu proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Lebih lanjut
menurut Lyons dalam (Mudini et al. 2016) pemerolehan bahasa adalah suatu
bahasa yang digunakan tanpa kualifikasi untuk proses yang menghasilkan
pengetahuan bahasa pada penutur bahasa disebut pemerolehan bahasa. Artinya,
seorang penutur bahasa menggunakan bahasa tanpa terlebih dahulu mempelajari
bahasa tersebut.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari
semua pihak terutama dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan,
itu datangnya dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah
SWT.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tirtana Arif. 2013. Perkembangan Kognitif dan Bahasa pada Anak di


https://www.kompasiana.com (di Akses 19 Oktober).
Hady Yazid. 2013. Teori-Teori Perkembangan Bahasa di
https://yazidhady.wordpress.com (di Akses 19 Oktober).
Syailan. 2019. Makalah Hakikat, Teori Pemerolehan dan Pembelajaran dalam
Bahasa Indonesia di https://muhammadsyailan.blogspot.com (di Akses 19
Oktober).
Teori Bagus. 2020. Perkembangan Kognitif dan Bahasa di https://teoribagus.com
(di Akses 19 Oktober).
Akbar Rijal. 2019. Teori Pemerolehan Bahasa Anak (Pengertian dan Jenisnya) di
https://www.rijalakbar.id (di Akses 19 Oktober).

Anda mungkin juga menyukai