Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN TEORI BELAJAR

BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

Annisa Septiana

215140094

KEPERAWATAN 2

Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Ayu Setiyo Putri, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga makalah
yang berjudul “Landasan Teori Belajar Bahasa Indonesia” dapat berjalan
dengan baik, dari awal sampai selesai.

Makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami mengenai bahasa
Indonesia. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tetapi saya bertujuan
untuk menjelaskan point-point yang ada di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang saya peroleh baik dari buku maupun sumber – sumber
lainnya.

Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan dan menambah


pengetahuan serta pengalaman kepada pembaca. Bila ada kesalahan penulisan
saya mohon maaf sebesar – besarnya. Saya mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 18 Juni 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah............................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................3

2.1. Hakikat Belajar, Bahasa, Pembelajaran...........................................3


2.2. Jenis Landasan Teori Belajar Bahasa..............................................4

BAB III PENUTUP..........................................................................................8

3.1. KESIMPULAN................................................................................8
3.2. SARAN............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa kita tidak
bisa berkomunikasi maupun berinteraksi dengan orang lain. Selain
merupakan alat komunikasi, bahasa berfungsi sebagai identitas bangsa dan
alat pemersatu bangsa. Salah satunya yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia telah mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda latar belakang bahasa, suku, dan sosial budaya.
Bahasa menjadi bagian sarana komunikasi manusia yang konkret
karena manusia bisa hidup karena memiliki bahasa. Manusia saling
menjalin hubungan dan membuat sebuah ikatan karena tersampaikannya
pesan-pesan ketika berinteraksi menggunakan bahasa. Melalui bahasa inilah
pada akhirnya mereka bisa menciptakan hal yang berkaitan dengan ilmu
bahasa. Karena bahasa menjadi alat komunikasi yang sangat penting maka
ketika bermasyarakat manusia selalu melibatkan bahasa untuk bisa menjadi
bagian dalam bersosial. Hal itu seperti dapat dikatakan sebagai fungsi utama
bahasa dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai alat untuk bekerja sama
atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Selain itu,
bahasa juga digunakan sebagai sarana penghibur atau hiburan.
Sebelum menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi terlebih dahulu
kita mengalami yang namanya belajar bahasa. Belajar bahasa artinya belajar
komunikasi. Setelah melalui proses belajar bahasa, kita juga harus
mengetahui bahwa di dalam menggunakan bahasa sebagai sarana
komunikasi terdapat landasan teori yang harus kita ketahui. Landasan Teori
Belajar Bahasa ada tiga macam yaitu: (1). Teori Behavioristik; (2). Teori
Generatif yang terdiri dari Teori Nativisme dan Teori Kognitivisme; (3).

1
Teori Konstruktivisme. Ketiga macam teori tersebut, nantinya akan di bahas
dalam makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud tentang Hakikat Belajar, Bahasa, dan
Pembelajaran?
2. Menyebutkan dan menjelaskan Landasan Teori Belajar Bahasa?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan dapat menjelaskan Landasan Teori Belajar
Bahasa.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Hakikat Belajar, Bahasa, Pembelajaran


1.      Hakikat Belajar
Suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.
Usaha atau rekayasa pembelajaran yang sesuai dengan
pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental untuk menghasilkan
perubahan yang posiftif.

2.      Hakikat Bahasa


Pengertian orang tentang bahasa sangat beranekaragam bergantung
kepada teori apa yanng di pakai. Karena setiap teori yang dipakai
mempunyai definisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
a. Bahasa merupakan identitas suatu bangsa.
b. Bahasa merupakan alat komunikasi.
c. Bahasa merupakan alat pemersatu.

3.      Hakikat Pembelajaran


Usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas
komponen pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik,  materi
pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi
serta biaya proses belajar secara optimal.
Proses mendidik atau membelajarkan peserta didik untuk
membantu menumbuhkan, mentranformasikan nilai-nilai positif,
memberdayakan, dan mengembangkan potensi kepribadian peserta
didik.

3
Prinsip proses pembelajaran meliputi :
a. Membentuk  kreasi lingkungan yang dapat membentuk struktur
kognitif siswa.
b. Tipe pengetahuan yang harus dipelajari.
c. Melibatkan peran lingkungan sosial.

Prinsip pengelolaan pembelajaran meliputi :


a. Interaktif
Proses pembelajaran melalui proses interaksi guru – siswa.
b. Inspiratif
Proses yang memungkinkan siswa mencoba dan melakukan sesuatu.
c. Meyenangkan
Proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa dan
terbebas dari rasa takut dan menegangkan.
d. Menantang 
Proses yang menatang siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir.
e. Motivasi
Dorongan yg memungkinkan siswa untuk bertindak.

2.2. Jenis Landasan Teori Belajar Bahasa


1.      Teori Behavioristik 
Menurut teori Behavioristik, bahasa merupakan bagian yang
fundamental dari keseluruhan perilaku manusia. Teori ini lebih
memperhatikan pada aspek yang dirasakan secara langsung pada
perilaku berbahasa serta hubungan anatara stimulus dan respons pada
dunia sekelilingnya. Seorang behavioris menganggap bahwa perilaku
berbahasa yang efektif merupakan hasil respon tertentu yang
dikuatkan dan nantinya respon itu akan menjadi kebiasaan.
Contoh : Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi susu.

4
Maka hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu, sang anak akan minta
susu dengan cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh skinner
yang dikenal dengan teorinya belajar disebut operant conditioning.
Konsep ini mengacu pada kondisi dimana manusia atau binatang
mengirimkan respon ujaran atau kalimat tanpa ada stimulus yang
tampak.

2.      Teori Generatif


a.      Teori Nativisme
Teori nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran
bahasa ditentukan oleh bakat. Lenneberg 1967 menyatakan bahwa
bahasa itu merupakan perilaku khusus manusia dan cara pemahaman
tertentu, pengkategorian, kemampuan, dan mekanisme bahasa yang
lain ditentukan secara biologis. Teori Nativisme Chomsky dalam
Hadley 1993 mengatakan bahwa hanya manusialah satu – satunya
makhluk Tuhan yang dapat melakukan komunikasi lewat bahasa
verbal.  Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak lahir di dunia
telah memiliki bekal dengan apa yang disebutnya “ alat penguasaan
bahasa” atau LAD ( Language Acquisition Device).
McNeill mendiskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa. Empat
bakat bahasa tersebut antara lain :
1. Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan bunyi lain dalam
lingkungan.
2. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi
yang beragam.
3. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan
sistem bahasa lain yang tidak mungkin.
4.Kemampuan untuk tetap mengevaluasi sistem perkembangan
bahasa yang membentuk sistem dengan cara yang paling sederhana
dari data kebahasaan yang diperoleh.

5
b.      Teori Kognitifisme
Slobin 1971 mengatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar semantik
bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan perkembangan itu di
tentukan oleh kompleksitas semantik daripada kompleksitas struktural.
Bloom 1976, penjelasan perkembangan bahasa bergantung pada
penjelasan kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui anak
menentukan kode yang di pelajarinya untuk memahami pesan dan
menyampaikannya.

3.      Teori Konstruktivisme


Peneliti bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi kemampuan
kognitif dan afektif untuk dapat menjelajah dunia, untuk berhubungan
dengan orang lain, dan untuk keperluan diri sendiri sebagai manusia.
a.       Kognisi dan perkembangan bahasa
Pieget menggambarkan perkembangan sebagai hasil interaksi anak
dengan lingkunganya, dengan interaksi komplementer antara
perkembangan kognitif perseptual dengan pengalaman bahasa mereka.
Penjelasan tentang perkembangan bahasa anak tergantung pada
penjelasan faktor kognitif yang menjadi penyangga bahasa. Apa yang
diketahui anak menentukan apa yang mereka pelajari tentang kode
bahasa.
Slobin menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang tergantung
pada perkembangan kognitif dan urutan perkembanganya lebih
ditentukan oleh kompleksitas makna itu daripada kompleksitas
bentuknya. Interaksi sosial dan perkembangan bahasa di sekitar
pembelajaran akan berpengaruh dalam perkembangan kognitif  karena
disesuaikan dengan jenjang usia anak.

Kemampuan Kognitif meliputi :

6
a. Pengetahuan : Kemampuan mengetahui atau mengingat istilah,
fakta, aturan, urutan, metode, dan sebagainya.
b. Pemahaman : Kemampuan menterjemahkan, menafsirkan,
memperkirakan memahami isi pokok, mengartikan table.
c. Penerapan : Kemampuan memecahkan masalah, membuat
bagan, mengunakan konsep , kaidah, prinsip, metode.
d. Analisis  : Kemampuan memisahkan, membedakan , dan
sebaginya.
e. Sintesis   : Kemampuan menyusun karangan rencana, program
kerja.
f. Evaluasi
   : Kemampuan menilai berdasarkan nprma seperti
menilai mutu karangan.

Kemampuan Afektif meliputi :


a.  Penerimaan : Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal
dan menerima sebagaimana adanya.
b.  Partisipasi : Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam
suatu kegiatan.
c.  Penilaian dan penentuan sikap : Kemampuan memberikan
nilai dan menetukan sikap.
d.  Organisasi : Kemampuan membentuk system nilai sebagai
pedoman hidup.
e.  Pembentukan pola hidup : Kemampuan menghayati nilai
sehingga menjadi pegangan hidup.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan :


1.      Hakikat belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan
mengokohkan kepribadian.
2.      Hakikat bahasa merupakan identitas suatu bangsa, alat komunikasi, alat
pemersatu.
3.      Hakikat pembelajaran adalah usaha menciptakan sistem lingkungan
yang terdiri atas komponen pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik, 
materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, dan factor
administrasi serta biaya proses belajar secara optimal.
4.      Landasan Teori Belajar Bahasa ada tiga macam yaitu: (1).Teori
Behavioristik, (2). Teori Generatif yang terdiri dari Teori Nativisme dan
Teori Kognitivisme, (3). Teori Konstruktivisme.
5.      Teori Behavioristik lebih memperhatikan pada aspek yang dirasakan
secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus
dan respon pada dunia sekelilingnya.
6.      Teori Nativisme lebih memperhatikan pada bakat sedangkan teori
kognitifisme lebih menekankan pada perkembangan kognitif;
7.      Teori Konstruktivisme menekankan pada kemampuan kognitif dan
efektif untuk dapat menjelajah dunia, berhubungan dengan orang lain dan
keperluan diri sendiri.
8.      Aspek kognitif yang meliputi : Pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
9.      Aspek afektif meliputi : Penerimaan, partisipasi, penilaian dan
penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

8
3.2. SARAN

1. Penguatan Bahasa Indonesia dalam negri perlu dilakukan untuk


meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap Bahasa Indonesia dan
meningkatkan mutu penggunaannya.
2. Untuk Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, instansi terkait
dapat meningkatkan kerjasama satu sama lain secara lebih intensif yang
dikoordinasi oleh Pengembangan dan Pembinaan Bahasa karena dalam
menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa internasional tidak hanya
melibatkan satu instansi tetapi perlu ada dukungan dari instansi lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2012. Mahir Berbahasa Indonesia. Yogyakarta :


Universitas Ahmad Dahlan
Soeparno. 2002. Dasar – Dasar Linguistik. Yogyakarta : PT Tiara
Wacana Yogya

10

Anda mungkin juga menyukai