Anda di halaman 1dari 12

GENETIKA

Oleh

KELOMPOK 1

1. Arie Fhara Dilla, 215140059


2. Annisa Septiana (215140094)
3. Imelda Sri Atika (215140096)
4. Catur Sugiyarti (215140060)
5. Komala Dewi (215140050)
6. Bunga Ayu Komala (215140058)
7. FX. Andri Prasetio (215140102)
8. Nur Atika Sari (215140046)
9. Annisa Fitri (215140105)
10. Reski kurniawan (215140047)
11. Rafidah Azis (215140043)
12. Ayub Zainul Rizal Mahrisman (215140085)
13. Fitria (215140088)

ILMU BIOMEDIK K2

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga makalah yang berjudul
“GENETIKA” dapat berjalan dengan baik, dari awal sampai selesai.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tetapi kami bertujuan untuk
menjelaskan point-point yang ada di makalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang kamu
peroleh baik dari buku maupun sumber – sumber lainnya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan dan menambah pengetahuan serta
pengalaman kepada pembaca. Bila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf sebesar –
besarnya. Kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan – masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka terdapat beberapa permasalah yang akan coba di bahas
dalam makalah ini :
1. Bagaimanakah hukum mendel 1?
2. Bagaimanakah hokum mendel 2?
3.
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi penu
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Mendel

Gen adalah suatu unit fungsional yang dasar dari suatu sistem hereditas, yang pada cabang-
cabangnya, gen merupakan benang merah yang mempersatukan keragaman dalam
pelaksanaan percobaan. Sedangkan genetika adalah suatu ilmu abstrak yang dimulai dari suatu
rangkaian hipotesis yang kemudian dapat diidentifikasikan dalam bentuk fisik (Cahyono,
2011)

Konsep gen pertama kali diperkenalkan pada tahun 1865 oleh seorang bernama Gregor
Mendel, yang mana dia akan menjadi pelopor dari hukum mendel di dalam teori gen, setelah
itu banyak terjadinya kemajuan dalam pemahaman hereditas yang telah dilakukan. Gagasan
yang berlaku pada saat itu adalah sperma dan sel telur yang mengandung sebuah sampling
intisari dari berbagai bagia pada tubuh induk, sehingga pada proses pembuahan,intisari
tersebut bercampur entah bagaimana caranya dalam membentuk sifat individu yang
dihasilkan. Ide ini disebut dengan ide campuran atau “blending inheritance” disusun dalam
menjelaskan fakta tentang hasil keturunan biasanya menunjukan beberapa sifat yang sama
dengan kedua indukya. (Cahyamingrum, 2015)

2.2 Hukum Mendel Klasik

Sebelum Mendel melakukan beberapa percobaannya dalam menyilangkan biji kapri,


para ahli mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan yang tidak berkesinambungan,
yang dapat membawa faktor keturunan dari generasi ke generasi, namun mereka tidak
melakukan seperti Mendel lakukan dan saat itu Mendel berhasil membuktikan bahwa
pemindahan sifat merupakan sebuah pola yang dapat diperkirakan. Teori mendel inilah yang
kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan dengan melakukan
hibridisasi (Oktarisna et al, 2013)

Antara tahun 1856-1863 Mendel telah melakukan beberapa pengujian dan juga
beberapa pembubidayaan lebih dari 28.000 tanaman kacang-kacangan, ia menemukan hasil
berupa suatu tanaman dapat mewariskan sifat-sifat keturunan yang berasal dari induknya. Dari
hasil penelitiannya tersebut tentang genetika tanaman kacang ercis, ia mendapat julukan
sebagai bapak Genetika.

a. Hukum Mendel

Dengan demikian saat merumuskan penelitiannya Mendel membuat suatu hukum


pewarisan yang dimana hukum tersebut mengatur tentang pewarisan sifat yang terdiri dari dua
bagian yaitu:

1. Hukum Mendel pertama (tentang pemisahan atau segregation) isi hukum dari hukum
ini adalah pada waktu berlangsungnya pembentukan gamet, setiap pasang gen akan di
segregasi kedalam masing-masing gamet yang terbentuk

Mendel melakukan sebuah persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda dengan
tujuan untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya,
hukum Mendel satu ini menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukan sel
gamet dapat memisah secara bebas, sehingga disebut sebagai hukum segregasi

2. Hukum Mendel kedua (tentang berpasangan secara bebas atau independent assortment)
isi hukm dari pasangan bebas : segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada
segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan
terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas
Hukum yang kedua ini menyatakan “bila dua individu berbeda satu dengan yang lai
dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkan sifat sepasang itu tidak bergantung
pada sifat pasangan lainnya, hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid atau dua
sifat beda, misalnya tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman tidak saling
mempengaruhi(Cahyono, 2011)

Dalam hukum Mendel pertama menyatakan bahwa di dalam pewarisan sifat kedua gen
induk yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Hukum ini bebas
menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet keturunan akan melalui proses
pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid adalah
persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang
berbeda, monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam. Keturunan (F1)
monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika dominasi
tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi saat keturunan pertama (F1) heterozigot
membentuk gamet yang akan menyebabkan gamet hanya memiliki salah satu alel saja (Akbar,
2015)

b. Persilangan Monohibrid

Monohibrid Pada Hewan


Contohnya pada marmot. Rambut marmot (seperti juga pada manusia, tikus,
dll) ada yang hitam dan ada yang putih (albino). Marmot yang normal adalah yang
berambut hitam, disebabkan karena ia memiliki gen dominan A yang menentukan
pembentukan pigmen melanin. Alelnya a dalam keadaan homozigotik menyebabkan
melanin tidak terbentuk, sehingga marmot berambut putih. Perkawinan antara marmot
jantan hitam dengan marmot betina albino menghasilkan keturunan F1 yang semuanya
hitam. Jika anak-anaknya ini kawin sesamanya didapatkan keturunan F2 yang
memperlihatkan perbandingan fenotip 3 hitam : 1 albino. Perbandingan genotipnya
adalah 1 AA : 2 Aa : 1 aa.

14 P : ♀ aa x ♂ AA

albino hitam 

F1 : Aa

hitam

F2 :

Gamet♂

Gamet ♀ A A

A AA Aa

(hitam) (hitam)

A AA aa
(hitam)

(putih)
Diagram perkawinan antara marmot hitam dan albino

Monohibrid Pada Manusia


Pada manusia telah diketahui cukup banyak sifat herediter (turun temurun), misalnya
albino/bulai (cara menurunnya gen seperti pada marmot itu), jari lebih (polydactyli),
kemampuan merasakan rasa pahit atau tidak diwaktu PTC (phenyl thiocarbamida),
mata biru, rambut ikal, celah langit-langit dan celah bibir, ayan (epilepsi), kencing
manis (diabetes), dll.

Berikut ini diberikan beberapa contoh:


a)Polydactyli
Jari lebih (polydactyli) ditentukan oleh gen dominan P, sedang alelnya resesif p
menentukan jari normal. Seorang ibu normal, suaminya polydactyli memunyai 3 orang
anak. Anak pertama dan kedua adalah laki-laki polydactyli dan anak ketiga adalah
perempuan normal. Bagaimanakah kira-kira genotip dari individu-individu tersebut?9
Ibunya normal, berarti mempunyai genotip pp. ayahnya polydactyli tetapi mempunyai
anak perempuan normal. Jadi ayah itu pasti memiliki gen resesip p dalam genotipnya,
sehingga ayah itu heterozigot Pp. Dengan demikian gen resesip p dari ayah akan
bertemu dengan gen p 15 dari ibu, sehingga dihasilkan anak dengan genotip pp
(normal). Anak laki-lakinya yang polydactyli tentunya juga heterozigotik Pp.

P ♂ Pp x ♀ pp
Polydactyli normal
F1
Gamet ♂ Gamet ♀ P p p Pp (polydactyli) Pp (normal) Diagram perkawinan dari
keluarga polydactyli Pp pp Pp Pp pp = symbol untuk laki-laki = symbol untuk
perempuan = symbol untuk individu yang mempunyai kelianan Diagram silsilah dari
keluarga polydactyli9 B) Kencing manis (Diabetes melitus)10 Merupakan suatu
penyakit metabolisme pada tubuh manusiayang disebabkan oleh karena pancreas
kurang menghasilkan insulin, sehingga kadar gula dalam darah tinggi sekali dan
sebagian dibuang melalui air kencing. Penyakit kencing manis atau sering disebut juga
penyakit gula dapat membahayakan kesehatan orang, antara lain penyembuhan luka
pada penderita penyakit ini akan berlangsung lebih sulit. Dahulu dikira bahwa penyakit
ini bukan keturunan, sebab memang kebanyakan penderita karena berfoya makan, tidur
tak teratur, mendapat tekanan perasaan yang sangat dirasakan atau karena kerusakan
lain dalam faal tubuh. Akan tetapi dari penyelidikan diketahui bahwa kurangnya
kemampuan dari pancreas untuk membentuk insulin itu ditentukan oleh gen resesip d.
jika seseorang pada suatu waktu diketahui menderita diabetes, sedangkan kedua orang
tuanya normal, maka dapat dipastikan 16 kedua orang tua itu heterozigotik. Dengan
demikian maka gen resesip d dari kedua orang tua akan bertemu pada anaknya. 10
Namun demikian, timbulnya diabetes juga dipengaruhi oleh ekspresi dari gen itu. Ada
pula pendapat yang menyatakan bahwa diabetes seperti halnya dengan epilepsy
(penyakit ayan) itu ditentukan oleh beberapa gen (poligen), tidak oleh sebuah gen
tunggal. 10 P : ♀ Dd x ♂ Dd normal normal gamet ♀: D gamet ♂: d F1 : Gamet ♀
Gamet ♂ D d D DD (normal) Dd (normal) D Dd (normal) dd (diabetes) Diagram
perkawinan pada keluarga penderita diabetes.

2.3 Terminologi dan simbol dalam Genetika

- Parental (P) : tetua, orang tua atau induk


- Hibrid : hasil persilangan da individu yang memiliki sifat beda
- Monohibrid : hybrid dengan satu sifat beda
- Dihibrid : hybrid dengan dua sifat beda
- Trihibrid : hybrid dengan tiga sifat beda
- Tetrahibrid : hybrid dengan empat sifat beda
- Hibiridisasi : persilangan dua individu yang memililki sifat beda
- Fenotipe : penampakan atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung
dari suatu susunan genetikanya, bisanya dinyatakan dengan kata-kata
- Genotipe susuanan genetik dari suatu individu yang ada hubungannya dengan
fenotipe, biasanya dinyatakan dengan simbol atau huruf double misal AA,Aa,aa dsb
- Gen : suat unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA,
umumnya terletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa fenotipe,
biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf tunggal, misalnya T : tinggi, M :
merah, dsb
- Alel : anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen, yang terdapat pada
suatu lokus tertentu pada kromoson homolog
- Dominan :sifat yang engalahkan atau menutupi sifat yang lain, misal ; warna
merah dominan terhadap warna putih
- Resesif : sifat yang dikalahkan atau yang ditutupi oleh sifat lain yang lebih
dominan
- Intermediet sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalnya merah adalah
dominan, putih resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet
- Homozigot : individu yang kromosom-kromosom nya memiliki gen-gen identik
dari sepasang atau suatu seri alel, misalnya homozigot BB hanya membentuk gamet B
saja, dan karena itu individu homozigot selalu berkembang biak secara murni
- Heterozigot : individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari sepasang
atau suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb, AaBb adalah
heterozigot. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu maca gamet. Contohnya
individu Aa membentuk gamet A dan gamet a
- F1 : keturunan pertama
- F2 : keturunan kedua
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. 2015. Aneka tanaman apotek hidup di sekitar kita. Edisi 1. Editor : F.
Cahyono. Jakarta : one book.

Akul Metha Genetic Disorder and Hereditary disease 2010 diaksess dari
http:www.pharmaxchange.info

Cahyamingrum. P., 2015. Mendellion Genetics

Cahyono. F., 2011. Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Model Institut Teknologi
Bandung. Bandung

Oktarisna. F.A., Soegianto. A., Sugiharto. A.N. (2013). Jurnal Produksi Tanaman.
(Vol. 1 No. 2). Malang

Anda mungkin juga menyukai