Anda di halaman 1dari 5

Teknologi dan Sains menggunakan aplikasi Sistem Informasi

“Foto Rontgen sebagai Media Deteksi Kanker Paru”

Disusun oleh :

Annisa Septiana

215140094

Dosen Pengampu :

Dodi Afriansyah

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2022
A. Anatomi Fisiologi Paru

Gambar 1 Anatomi Paru (Nucleus Precise News Letter, 2011)

Paru - paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi). Bernapas ialah proses
pengambilan oksigen dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran pernapasan (bronkus) dan
sampai di dinding alveoli (kantong udara). Oksigen akan ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya
mengalir antara lain sel-sel darah merah untuk dibawa ke sel. Sel sebagai energi dalam proses
metabolisme. Kemudian, sisa-sisa metabolisme terutama karbon dioksida akan dibawa darah untuk
dibuang kembali ke udara bebas melalui paru. (Nucleus Precise News Letter, 2011). Anatomi dari organ
paruakan dijelaskan pada Gambar 1.

B. Foto Rontgen

Pesawat Rontgen atau pesawat sinar-X adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan diagnosa
medis dengan menggunakan sinar-X. Sinar-X yang dipancarkan dari tabung diarahkan pada bagian tubuh
yang akan diperiksa. Berkas sinar-X tersebut menembus bagian tubuh dan akan ditangkap oleh film,
sehingga akan terbentuk gambar dari bagian tubuh yang disinari (Suyatno & Istofa, 2007). Interaksi sinar-
X terjadi ketika mesin X-Ray menghasilkan sinar-X.Sinar-X dihasilkan dari foton yang terdapat pada
mesin X-Ray. Perbedaan jenis jaringan mengakibatkan pada penurunan jumlah intensitas yang
bergantung pada ketebalan (t) dan koefisien atenuasi dari materal (𝜇). Intensitas (I) dari penyinaran X-
Ray setelah melewati ketebalan dari material (t) dihubungkan dengan persamaan eksponensial dengan
intensitas awal (Io) yaitu sebagai berikut (Dougherty, 2009).

C. Kanker Paru

Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dalam pedomannya, mendefinisikan kanker paru
sebagai kanker paru primer, yakni kanker ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus.
Namun apapun penyebabnya dan di manapun asalnya, kanker paru dapat mengakibatkan kematian
apabila tidak diberikan penanganan dan tindakan cepat serta terarah.Menurut World Health Organization
(WHO), kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang
merupakan penyebab kematian utama dan dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok (Aditya, 2012). Pada Gambar 3, akan digambarkan kanker pada paru.
Gambar 3 Kanker Paru (Nucleus Precise News Letter, 2011).

D. Digitalisasi Citra

Pada mesin Xray, khususnya pada mesin X-Ray digital, terdapat proses digitalisasi untuk menghasilkan
citra digital. Proses konversi citra analog kecitra digital disebut dengan digitalisasi dan alatnya disebut
dengan digitizer. Pada digitizer, sinyal yang diterima masih merupakan sinyal analog yang harus diubah
kedigital dengan merubah harga kontinyu menjadi harga diskrit. Selanjutnya citra yang diskrit diolah
pada komputer digital untuk siap ditampilkan pada monitor peraga dengan mengolah prosesor video
digital melalui pengolahan citra terhadap pixelpixel pada citra (Yaffe dkk, 1997). Sebuah diagram
skematik sistem radiografi digital generik diilustrasikan pada Gambar 4. Pada gambar ini reseptor analog
digantikan oleh detektor yang mengubah energi 112 Vol. XII Nomor 34 Maret 2017 – Jurnal Teknologi
Informasi ISSN: 1907-2430 sinar X-Raydan ditransmisikan menjadi sinyal elektronik yang kemudian
didigitalisasi dan disimpan dalam memori komputer. Kemudian gambar dapat diolah, ditampilkan,
dikirimkan atau dilampirkan menggunakan komputer standar dan metode komunikasi digital (Yaffe dkk,
1997).

Gambar 4 Skema Diagram dari Sistem Radiografi Digital (Yaffe dkk, 1997)

E. Preprocessing

Proses cropping dilakukan untuk membuang bagian hitam hasil foto rontgen. Citra awal dari data rontgen
toraks berukuran 2010×2010 pixel. Setelah dilakukan proses ini,
Gambar 9 Citra Paru Hasil Rontgen (atas) dan Citra Paru Hasil Proses Cropping (bawah)

citra menjadi berukuran 1760x1760 pixel. Contoh hasil proses ini akan ditunjukkan pada Gambar 9.
Sehingga didapatkan citra paru saja, sesuai dengan kebutuhan pada penelitian. Kemudian, proses resizing
dilakukan, yaitu perubahan dimensi citra menjadi lebih kecil

Gambar 10 Citra Paru Setelah Filtering (bawah)

F. Tapis median

Metode tapis median ini dapat menghilangkan noise pada citra, yaitu bintikbintik putih di sekitar paru.
Sehingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih jelas. Pernyataan tersebut berdasar contoh salah satu
hasil citra sebelum dan setelah dilakukan tahap filtering ini yaitu pada Gambar 10.

G. Ekualisasi Histogram Adaptif

Pengujian metode dilakukan pada 5 buah citra rontgen. Penilaian kualitas citra hasil pemrosesan
dilakukan baik secara kualitatif dari citra awal, yaitu citra awal berdimensi 1760×1760 pixel menjadi
berdimensi 320×320 pixel.
Gambar 11. Histogram Citra Sebelum dan Sesudah Ekualisasi Histogram Adaptif

Citra hasil Adaptif Histogram Equalization pada penelitian ini mempunyai kontras yang baik tanpa
merusak kualitas citra secara keseluruhan. Melalui proses pengontrasan, diperoleh citra dengan histogram
yang merata pada setiap tingkatan aras keabuan, sehingga detail dari citra tiap kelompok kelas semakin
terlihat. Gambar 11 menunjukkan histogram salah satu citra pada penelitian ini. Hasil matriks dengan
menggunakan metode ini terlihat bahwa histogram sebelum dilakukannya metode ini mempunyai selisih
nilai intensitas yang jauh dengan intensitas tetanggga. Hal tersebut berbeda ketika histogram tersebut
telah dilakukan metode ini, yaitu selisih nilai intensitas dengan intensitas tetanggganya hampir sama.
Sehingga histogram citra sebelum dan setelah dilakukannya metode ini menjadi lebih seragam. Artinya
metode ini bekerja menyeragamkan nilai intensitas pada setiap pixel citranya dengan pixel-pixel
tetangganya. Contoh salah satu hasil citra sebelum dan setelah dilakukan tahap filtering ini yaitu sebagai
berikut.

Gambar 10 Citra Paru Sebelum (atas) dan Setelah (bawah) Ekualisasi Histogram Adaptif

Anda mungkin juga menyukai