JUDUL
CARA MEMBACA CT-SCAN KEPALA
Pembimbing
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
2
menyumbang dosis radiasi yang sangat besar terhadap dosis kolektif medis.Pada
tahun 2010 di Inggris, kontribusi dosis radiasi CT Scan terhadap dosis kolektif
medis adalah sebesar 68% dari jumlah pemeriksaan CT Scan dan hanya 11% dari
total jumlah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. DEFINISI
CT-Scan mempunyai dua komponen utama yaitu scan unit dan operatir
konsul. Scan unit biasanya berada didalam ruang pemeriksaan sedangkan operator
konsul letaknya terpisah dalam ruang kontrol.
1) Scan unit terdiri dari dua bagian yaitu gentry dan couch (meja pemeriksaan).
a) Gentry
Didalam CT-Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja
tersebut bergerak menuju gentry. Gentry ini terdiri dari beberapa
perangkat yang keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan
suatu gambaran, perangkat keras tersebut antara lain tabung sinar-x,
kolimator dan detector.
b) Couch (Meja Pemeriksaan)
Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien. Meja
ini biasanya terbuat dari fiber karbon. Dengan adanya bahan ini maka
sinar-x yang menembus pasien tidak terhalangi jalannya untuk menuju ke
detector. Meja ini harus kuat dan kokoh mengingat fungsinya untuk
menopang tubuh pasien selama meja bergerak kedalam gentry.
2) Operator kontrol terdiri dari 3 bagian, yaitu sistem kontrol, sistem pencetak
gambar, dan sistem perekam gambar.
a) Sistem Kontrol
Pada bagian ini petugas dapat nengontrol parameter-parameter yang
berhubungan dengan beroperasinya CT-Scanseperti pengaturan kV,
mA, waktu scanning, ketebalan irisan (slice thicknes), dan lain-lain.
Juga dilengkapi dengan keyboard untuk memasukkan data pasien dan
pengontrolan fungsi tertentu pada komputer.
b) Sistem Pencetak Gambar
Setelah gambaran CT-Scan diperoleh, gambaran tersebut dipindahkan
ke dalam bentuk film. Pemindahan ini dengan menggunakan kamera
multiformat. Cara kerjanya yaitu kamera merekam gambaran di
monitor dan memindahkannya ke dalam film. Tampilan gambar di film
dapat mencapai 2-24 gambar tergantung ukuran filmnya (biasanya
8x10 inchi atau 14x17 inchi).
c) Sistem Perekam Gambar
Merupakan bagian penting yang lain dari CT-Scan. Data-data pasien
yang telah ada disimpan dan dapat dipanggil kembali dengan cepat.
Diperkenalkan pertama kali oleh Hounsfield dan Ambrose pada tahun 1971. Generasi
pertama dari CT Scan hanya menggunakan detektor tunggal/single detektor yang akan
menangkap sinar-X, pergerakannya translasirotasi, objek akan di scan pada arah translasi
kemudian akan diputar sebesar 60° dan bergerak ke arah translasi dan seterusnya. Karena
hanya menggunakan detektor tunggal dengan sendirinya proses scan sampai menghasilkan
gambar memerlukan waktu scan yang cukup lama. Berkas sinar-X berbentuk pencil beam.
2. CT Scan generasi II
CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975. CT-Scan generasi kedua ini
menggunakan jumlah detektor yang lebih banyak dibandingkan dengan CT-Scan generasi
pertama dengan pergerakan tetap translasi dan rotasi. Waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan gambar lebih singkat dibanding dengan generasi sebelumnya. Berkas sinar-X
berbentuk partial fan beam.
3. CT Scan generasi III
CT Scan generasi ke-III muncul sekitar tahun 1977 setelah CT Scan generasi keII
muncul. Generasi ketiga menggunakan detektor yang jauh lebih banyak (>300 buah), dengan
demikian jumlah data gambar yang dihasilkan jauh lebih banyak, waktu untuk menghasilkan
gambar juga bisa lebih dipersingkat. Pergerakannya tidak lagi translasirotasi tetapi
rotasirotasi dan rotasi kontinyu. Rotasi-rotasi artinya sistem akan berputar searah jarum jam
dan menghasilkan gambar, kemudian akan berputar balik dan menghasilkan gambar. Untuk
supply tegangan operasional digunakan kabel tegangan tinggi. Rotasi-Kontinyu artinya
sistem akan berputar terus (searah jarum jam atau sebaliknya) sambil menghasilkan gambar.
Berkas sinar berbentuk fan beam (kipas).
4. CT Scan generasi IV
Pesawat CT Scan generasi IV muncul pada tahun 1977 setelah munculnya CT Scan
generasi ke-III. Generasi ini menggunakan jumlah detektor jauh lebih banyak, detektor
disusun melingkar 360°, detektor statis, dan tabung sinar-X yang berputar didepan detektor.
Berkas sinar berbentuk kipas (fan beam).
3. Prinsip CT Scan
Prinsip kerja CT-Scan hanya dapat men-scanning tubuh dengan irisan
melintang (potongan axial). Namun dengan memanfaatkan teknologi komputer maka
gambaran axial yang telah didapatkan dapat diformat kembali sehingga didapatkan
gambaran coronal, sagital, oblique, diagonal bahkan bentuk tiga dimensi dari objek
tersebut. 5
Suatu skala untuk mengukur koefisien atenuasi jaringan pada CT disebut Hounsfield
Unit (HU). Hounsfield Unit juga sering disebut sebagai CT numbers.
Tujuan utama pada CT adalah untuk menghasilkan gambaran secara serial dengan
menggunakan metode tomography dimana tiap-tiap gambaran berasal dari potongan-
potongan pokok tomography, serta untuk mendapatkan gambaran yang tajam dan
bebas superposisi dari kedua struktur di atas dan di bawahnya. Computer Radiography
Scanner (CT-Scanner) yang juga dikenal dengan nama Computerized Axial
Tomography (CAT), Computerized Aided Tomography (CAT), Computerized
Transvers Axial Tomography (CTAT), Recontructive Tomography (RT) dan
Computed Transmission Tomography (CTT) merupakan teknik pengambilan gambar
dari suatu objek secara sectional axial, coronal dan sagital dimana berkas sinar
mengitari objek. Adapun sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek
diteruskan ke detektor yang mempunyai sifat sangat sensitive dalam menangkap
perbedaan atenuasi dari sinar-X yang kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi
signal-signal listrik. Kemudian signal-signal listrik tersebut diperkuat oleh
Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentuk signal-signal listrik tersebut diubah
kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter (ADC), yang kemudian
masuk ke dalam sistem komputer dan diolah oleh komputer. Kemudian Data
Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital
atau numerik.
4. Parameter CT Scan
Gambar pada CT Scandapat terjadi sebagai hasil dari berkas berkas sinar
X yang mengalami perlemahan setelah menembus objek, ditangkap detektor, dan
dilakukan pengolahan dalam komputer. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dalam CT Scan dikenal beberapa parameter untuk pengontrolan eksposi dan
output gambar yang optimal. Adapun beberapa parameter dalam CT Scan Sebagai
Berikut :
a) Slice thickness
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang diperiksa.
Nilainya dapat di pilih antara 1mm-10mm sesuai dengan keperluan klinis. Ukuran
yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detai yang rendah sebakliknya
ukuran yang tipis akan menghasilkan detai yang tinggi. Jika ketebalan meninggi
akan timbul artefak dan bila terlalu tipis akan terjadi noise.
b) Range
Range adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness.
Pemanfaatan range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang berbeda pada
satu lapangan pemeriksaan.
c) Volume Investigasi
Volume investigasi adalah keseluruhan lapangan dari objek yang diperiksa.
Lapangan objek ini diukur dari batas awal objek hingga batas akhir objek yang
akan diiris semakin besar.
d) Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah factor-faktor yang berpengaru terhadap eksposi meliputi
tegangan tabung (kV), arus tabung (mA), dan waktu eksposi (s). Biasanya
tegangan tabung bisa dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan.
e) Filed Of View (FOV)
FOV adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan direkonstruksi.
Biasanya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12-50 cm. FOV yang kecil
akan meningkatkan resolusi karena FOV yang kecil mampu mereduksi ukuran
pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti. Namun bila
ukuran FOV lebih kecil, maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan
klinis menjadi sulit untuk dideteksi.
f) Gantry tilt
Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan gentry
(tabung sinar-x dan detektor). Rentang penyudutan antara -25 derajat sampai +25
derajat. penyudutan gentry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing-
masing kasus yang dihadapi. Disamping itu bertujuan untuk mengurangi dosis
radiasi terhadap organ-organ yang sensitif.
g) Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matrikxs adalah deretan baris dari kolom picture elemen (pixel)
dalam pproses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan
salah satu struktur elemen dalam lemori komputer yang berfungsi untuk
merekonstruksi gambar. Pada umumnya matriks berpengaruh terhadap resolusi
gambar. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusinya.
h) Rekonstruksi Algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis yang digunakan dalam
merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakteristik dari gambar CT-Scan
tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih maka semakin tinggi resolusi
yang gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran
seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jaringan lain dapat dibedakan dengan jelas
pada layar monitor.
i) Window Width
Window width adalah rentang nilai computed tomography yang di konversi
menjadi gray levels untuk di tampilkan dalam TV monitor. Setelah komputer
menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma
maka hasilnya akan di konversi menjadi sekala numerik yang dikenal dengan
nama nilai computed tomography.
j) Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk penampilan
gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik pelemahan dari
struktur obyek yang diperiksa. Window level menentukan densitas gambar.
2. CT Scan Kepala
CT-Scan Kepala adalah suatu pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
pesawat CT-Scan baik dengan atau tanpa menggunakan media kontras guna
mengetahui kelainan atau penyakit di daerah kepala (cranium). Pada pemeriksaan ct
scan kepala non kontras dilakukan dengan dua tahapan yaitu pertama plan scanning
kepala dibuat dengan posisi tabung detektor berada di samping kepala pasien yang
berbaring terlentang. Kemudian di buatlah scan slice per slice menurut program,
barulah dalam hal ini pasien diatas meja pemeriksaan bergerak sesuai dengan gerakan
tabung detektor berputar mengelilingi sambil exposed.
Pemeriksaan CT scan pada kepala adalah metode pencitraan tomografi
terkomputasi menggunakan sinar-X untuk mendapatkan gambar tiga dimensi dari
tengkorak, otak, dan bagian terkait lain dari kepala. CT scan bisa menghasilkan
gambar yang lebih detail dibanding pemindaian sinar-X biasa, yang umumnya dokter
lakukan untuk mengecek pembuluh darah dan jaringan lunak dalam tubuh.
Pemeriksan CT Scan kepala Menurut Nesseth (2000); Seeram (2009)
menggunakan dua range, range pertama dari basic cranii sampai pars petrosum
dengan slice thickness 2-5 mm, range kedua dari pars petrosum sampai vertex dengan
slice thickness 10 mm. Dengan slice thickness yang tebal akan mengurangi ketajaman
pada bidang / axis craniocaudal, ketajaman pada tepi struktur organ juga berkurang
pada gambar transaxial dan semakin tebal slice thickness kemungkinan terjadinya
partial volume artefak semakin besar sehingga gambar tampak kabur (Bushberg,
2003). Untuk meningkatkan spatial resolusi dan mengurangi partial volume artefak
sebaiknya digunakan tebal irisan yang lebih tipis (Seraam, 2009). Semakin tipis slice
thickness, maka semakin baik detail gambar yang diperoleh, keakuratan tinggi serta
kalsifikasi dapat ditampakkan, namun dengan slice thickness yang tipis juga dapat
menghasilkan noise yang tinggi pada gambar dan meningkatkan dosis radiasiyang
diterima oleh pasien (Ballinger,2003).
B. Persiapan pemeriksaan
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksi-instruksi yang
menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui.
C. Teknik Pemeriksaan
a. Posisi pasien
Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan gantry.
b. Posisi Objek
Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepaladiposisikan sehingga
mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan
interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien
diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi
dan tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder dan
meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien.
c. Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya:
1) Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere. Kriteria
gambarnya adalah tampak :
a) Bagian anterior sinus superior sagital
b) Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)
c) Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)
d) Sulcus
e) Gyrus
f) Bagian posterior sinus superior sagital
2) Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel.
Kriteria gambarnya tampak :
a) Anterior corpus collosum
b) Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
c) Nucleus caudate
d) Thalamus
e) Ventrikel tiga
f)Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)
g) Posterior horn dari ventrikel lateral kiri
3) Potongan Axial VI
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar
yang tampak :
a) Anterior corpus collosum
b) Anterior horn ventrikel lateral kiri
c) Ventrikel tiga
d) Kelenjar pineal
e) Protuberantia occipital interna
a. Membaca CT Scan dari lapisan luar kepala menuju ke lapisan dalam, Scalp →
Tulang → parenkim
b. Pada pembacaan scalp, mencari adanya chephal hematom, dan tentukan dengan
tepat bagian mana yang terkena.
c. Pada pembacaan tulang, mencari adanya tanda fraktur, impresi atau linier,
bedakandengan garis sutura yang ada.
d. Pada pembacaan parenkim, mencari adanya perdarahan epidural, subdural,
contusional, intraserebral, intraventrikel, hidrochepalus.
a) Perhitungan volume perdarahan (semua ukuran dalam cm, yang di foto CT
Scan biasanya mm dikonversi ke cm)
b) Pada pengukuran adanya perdarahan, yang diperhatikan adalah ketebalan
hematom pada slice yang paling tebal.
c) Pergeseran/midline Shift dapat dihitung dengan menarik garis lurus dari crista
galli ke Protuberansia oksipitalis interna, tegak lurus dengan septum
pellucidum.
e. Mencari tanda patah tulang basis, terlihat dari adanya fraktur pada os. sphenoid,
os. petrosa, os. paranasalis dan perdarahan sinus.
f. Menentukan tanda edema otak, dapat terlihat dari adanya 3 hal yaitu:
a) melihat sistem ventrikel yang ada
b) melihat sistem sisterna, terutama sisterna basalis
c) melihat adanya perbedaan lapisan white matter dan grey matter
g. Kesimpulan hasil pembacan, disebutkan dari yang paling memiliki arti klinis
penting diikuti oleh hal yang lain.
Pemeriksaan CT scan pada kepala umumnya berlangsung untuk mendeteksi berbagai
masalah medis pada area kepala, misalnya:
a) Cedera kepala dan tengkorak retak serta perdarahan pada pasien yang mengalami
luka pada kepala
b) Perdarahan akibat pecah atau bocornya pembuluh darah otak yang disertai rasa
sakit kepala hebat yang mendadak muncul
c) Gumpalan darah atau perdarahan pada otak pasien dengan gejala stroke
d) Tumor otak
e) Pembesaran rongga otak pada pasien hidrosefalus
f) Kelainan bentuk tengkorak
a) Memasukkan cairan kontras lewat pembuluh darah pada lengan atau lewat oral
jika pemeriksaan membutuhkan cairan tersebut.
b) Pasien berbaring pada meja pemeriksaan yang akan masuk ke mesin pemindai.
c) Operator berada dalam ruang terpisah, tapi masih bisa berkomunikasi dengan
pasien.
d) Selagi pemindai berputar, sinar-X akan melalui tubuh selama beberapa saat.
e) Pemindai mendeteksi gambar dari organ tubuh yang menyerap sinar-X, lalu
mengirimnya ke komputer. Komputer kemudian mengolahnya menjadi gambar
untuk interpretasi.
f) Pasien tak boleh bergerak selama prosedur. Pasien mungkin harus beberapa kali
menahan napas dalam pemeriksaan.
1) Informasi citra yang ditampilkan oleh CT Scan tidak tumpang tindih (overlap)
sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak
lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT Scan dapat menampilkan
informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Citra penggunaan pesawat CT Scan
lebih mudah dianalisis
2) Penggunaan pesawat CT-Scan keunggulan pemeriksaan yang non invasive/tidak
menimbulkan rasa sakit.
1) Dosis radiasi yang diterima oleh pasien dengan menggunakan pesawat CT-Scan jauh
lebih tinggi
2) Biaya pemeriksaan yang dibebankan jauh lebih banyak dengan menggunakan pesawat
CT-Scan
Membaca Hasil CT Scan Kepala (Normal)
Warna pada gambaran CT Scan tergantung dari densitas bagian yang di CT Scan. Pada CT Scan kepala
dibagi jadi 3, yaitu; isodense, hypodense, dan hyperdense. Jaringan otak yang normal berwarna isodense.
Tulang yang memiliki densitas tinggi berwarna hyperdense (berwarna lebih putih) hypodense adalah
gambaran yang berwarna lebih gelap daripada warna jaringan otak. Biasanya terlihat pada CT Scan CSF
dan udara.
DAFTAR PUSTAKA
Faktor Penyebab Perubahan Bentuk Pada Citra Radiografi.htm Ballinger, Philips W,1986, is
Bontrager, Kenneth L, 2001, Text Book of Radiographic positioning and Related Anatomy ,Fifth
Edition. Mosby. Meredith, J W and Massey, JBS, 1977, Fundamental Phsycis of Radiologi