“CT SCAN”
DOSEN PENGAMPU :
NAMA KELOMPOK :
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................1
Bab 2 Pembahasan
Pengertian CT Scan.........................................................................................2
Perawatan CT Scan..........................................................................................5
Bab 3 Penutup
Kesimpulan.....................................................................................................7
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan CT terjadi pada awal tahun 1970-an karena kerja dari Godfrey
N. Hounsfield. Hounsfield adalah seorang insinyur yang bekerja pada Elektrical
and Musical Indrusties (EMI) di London. Beliau bekerja pada aplikasi praktik
dari CT Scan. Secara klinis, penggunaan CT Scan dilakukan pada tahun 1971 di
Atkinson-Moreley Hospital Wimbolon, England.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat memahami pengertian CT Scan.
2. Dapat mengetahui tentang sinar X.
3. Dapat memahami cara kerja CT Scan.
4. Dapat mengetahui kapan diperlukannya CT Scan.
5. Dapat mengetahui bagaimana perawatan CT Scan.
6. Dapat mengetahui resiko dari CT Scan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Pengertian Sinar X
Mata kita sensitif terhadap panjang gelombang tertentu dari cahaya tampak,
namun tidak demikian untuk panjang gelombang yang lebih pendek dari energi
sinar X gelombang yang lebih tinggi atau panjang gelombang yang lebih panjang
dari energi gelombang radio yang lebih rendah.
Sinar-x merupakan sinar tidak tampak yang berada pada pita frekuensi
antara 3×1016 Hz sampai 3×1019 Hz dan pita energi antara 100 eV sampai 100
keV pada spektrum gelombang elektromagnetik. Dengan energi sebesar itu sinar-
x mampu menembus benda dan mengionkan benda-benda yang dilaluinya.
Dengan kemampuannya ini sinar-x telah dimanfaatkan di banyak bidang,
termasuk militer, keamanan, industri, dan kesehatan(Scarlett dkk., 2001; Daido,
2002 ).
3
sinar X. Sinyal listrik ini ditransfer ke komputer, di proses dan direkontruksi ke
dalam gambar menggunakan algoritma yang telah diprogam sebelumnya.
Setiap putaran tabung sinar X dan detektor direkrontruksi ke dalam gambar
yang direfensikan sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa potongan
melintang dari detail anatomi, dan memungkinkan susunan anatomi di dalam
tubuh dapat divisualisasikan hal yang tidak mungkin dengan radiograpi pada
umumnya. Collimator ditempatkan didekat tabung sinar X dan pada
setiapdetektor memperkecil sebaran radiasi dan berkas sinar X tepat untuk
menggambarkan scan. Tinggi Collimator ditentukan ketebalan irisan yang
diinginkan.
Sekarang terdapat beberapa jenis CT Scanner untuk penggunaan maupun
konfigurasi melakukan scanning kedepannya berbeda. CT Scanner konvensional
yang telah dikenalkan tahun 1970, mempunyai kabel yang diletakkan pada
susunan detektor, dan oleh karena itu pada akhir putaran tabung sinar X,
perakitan harus dikembalikan untuk menghindari kebingungan kabel, CT
konvensional kecepatan scanning paling rendah. CT scan spiral juga dinamakan
scanner helical atau volumetric mempunyai konfigurasi konvensional.
4
e) Mendiagnosa dan mengevaluasi perawatan luka traumatis.
f) CT Scan juga dapat mendiagnosa masalah sinus dan bagian telinga dalam
telinga karena dapat mengahsilkan gambar resolusi tinggi dari susunan
jaringan lunak dan tulang lembut.
g) CT memberikan informasi detail untuk hampir semua bagian tubuh,
meliputi :
i. Otak, vessel, mata, telinga bagian dalam dan sinus.
ii. Dada, hati, jantung, aorta, paru-paru.
iii. Leher, bahu, dan tulang belakang.
iv. Tulang panggul, sistem reproduksi laki-laki dan perempuan,
kandung kemih, dan gasrtrointestinal.
5
2.5 Resiko radiasi dari CT Scan
Paparan radiasi pengion pada materi biologik umumnya menginisiasi
pembentukan radikal bebas hidroksil sebagai hasil interaksi radiasi dengan
molekul air. Radikal bebas ini akan berinteraksi dengan molekul DNA terdekat
dan menyebabkan kerusakan pada ikatan dan struktur penyusun DNA yaitu
berupa kerusakan pada struktur basa nitrogen (seperti primiddin diner) dan
kerusakan pada struktur molekul gula dan fosfat yang mengakibatkan putusnya
strand DNA. Sinar X dapat mengionisasi DNA baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pembentukan radikal bebas tersebut diatas. Sebagian besar
kerusakan DNA dapat dengan cepat mengalami proses perbaikan dengan
berbagai sistem perbaikan enzimatis DNA didalam sel. Kerusakan DNA double
strand breaks merupakan kerusakan paling sulit untuk diperbaiki dan berpotensi
menimbulkan kesalahan dalam proses perbaikan yang akhirnya dapat mengarah
pada induksi mutasi titik dan aberasi kromosom yang semuanya sangat berpotensi
dalam menginasisasi proses pembentukan kanker.
CT Scanners dan peralatan pencitraan diagnostik lainnya menggunakan
sumber radiasi dengan dosis rendah yang didefinisikan sebagai sebuah dosis yang
kurang sekitar 100 mSv. Pada paparan yang lebih tinggi resiko kanker meningkat
secara linier dengan meningkatnya dosis sampai menyebabkan kematian sel
terjadi pada paparan sangat tinggi.
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
7
Daftar pustaka
Alatas, Z., 2014, Resiko Radiasi dari Computed Tomography pada Anak, Jurnal
Forum Nuklir, Vol 8, No 2, Hal 189.
Fardela, R., dan Kusminarto, 2016, Penentuan Daerah Aktif Detektor Sinar X
Berbasis Fototransitor, Journal Online of Physics, Vol 1, No 2, hal 16.
Suroyo, 1986, Aspek Dasar Penggunaan CT Scan dalam Kedokteran, Journal of
The Medical Sciences, Vol 18, No 1, Hal 1.
Waluyanti, S., 2008, Alat ukur dan Teknik Pengukuran, Jilid 3, BSE, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
NOOR, A.E, JOHAN., 2014, Dosis radiasi tindakan ct-scan kepala. Journal of
environmental engineering & sustainable technology, vol 01. No.02. hal
2.
Sugandi, budi, teknologi citra untuk peningkatan kualitas hidup yang lebih baik,
jurnal integrasi, vol.10. no. 1. Issn:2548-9828.