Anda di halaman 1dari 36

ARTERIOGRAFI

FEMORALIS
DEFINISI
• Arteriografi femoralis yaitu “pemeriksaan
radiografi untuk memperlihatkan pembuluh
arteri pada ekstremitas bawah dengan
memasukkan kontras media positif”. ( Glenda
J. Bryan ).
• Pemeriksaan Arteriografi dilakukan untuk
memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip
joint sampai dengan kaki.
Indikasi Pemeriksaan
• Arterosklerosis Obliterans
• Aneurisma
• Trauma Arteri
• Arteriovenosus Malformasi
• Artritis
• Neoplasma / tumor.
Alat & Bahan
• Steril
– Jarum arteriogram
– Adaptor
– Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
– Spuit 10 ml sebanyak 1 buah
– Spuit 2 ml sebanyak 1 buah
– Drawing up canula
– Kateter
– Sponge forceps
– Mangkuk pelembab 2 buah
– Gallipot
– Kasa
– Handuk
– Baju pasien
Alat & Bahan
Unsteril
• Pembersih kulit
• Ampuls Kontras Media
• Saline
• Jarum Disposable
• Pembuka Ampuls
• Lokal Anestesi (Omnopone atau Scopolamine )
Persiapan Pasien
• Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum
dimulainya pemeriksaan.
• Mencukur rambut pada daerah yang akan
dilakukan punksi ( pada daerah inguinal atau
lipatan paha dan pubis ).
• Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan
dimulai.
• Anestesi Local
Posisi Pasien

• Pasien diposisikan supine di atas meja


pemeriksaan dengan jari-jari kaki diputar 30°
ke dalam.
• Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah
untuk diputar.
• Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan
untuk mendukung penglihatan yang lebih baik
pada daerah poplitea dan cabang-cabangnya.
Penyuntikan secara langsung (direct
puncture)
• Common femoral artery kanan merupakan
arteri yang paling sering dijadikan akses
puncture oleh karena lumen yang cukup besar,
pulsasi yang teraba lebih superficial, terdapat
caput femoris di bagian profunda sehingga
mudah dilakukan penekanan arteri untuk
menghindari hematoma dan komplikasi lebih
lanjut.
Kateterisasi teknik seldinger

• punksi dilakukan setelah anestesi lokal pada daerah lipat


paha (inguinal) dengan jarum no.18.
• Bila canul telah berada di dalam lumen arteri, maka
dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke dalam
lumen arteri.
• Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan
dan hati-hati agar guide wire tidak tercabut.
• Daerah punksi ditekan agar tidak terjadi hematom. Kateter
dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah
pembuluh yang dikehendaki dibawah kontrol fluoroskopi.
• Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan kontras
(tes kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah kateter
sudah berada didalam pembuluh darah yang diinginkan.
Teknik Pengambilan Gambar
• Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan teknik single film
atau dengan serial film. Setiap teknik yang digunakan dibutuhkan
teknik khusus tertentu, yaitu :
Single Film Technique
• Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.
• Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing
digunakan untuk menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia
sampai dorsalia.
Serial Film Technique
• Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.
• Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi
kecepatan pergantian film, termasuk rol film, cut film, dan kaset
charger yang berkemampuan dua eksposi dalam satu menit.
• Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras.
Perawatan Pasien

• Pada akhir pemeriksaan kateter dan introduccer


sheet dicabut.
• Tekan bekas suntikan sampai pendarahan
berhenti.
• Bekas punksi diberi plester.
• Pasien bed rest selama 24 jam dan Suhu tubu dan
denyut nadi dicatat tiap 4 jam sekali selama 24
jam setelah pemeriksaan arteriografi femoralis.
• Setelah 24 jam, plester pada daerah bekas punksi
bisa dilepas.
PLEBOGRAFI
Plebografi
• Plebografi atau secara umum disebut juga
venografi adalah pemeriksaan pembuluh
darah vena dengan penyuntikan kontras
media langsung kedalam vena. Pembuluh
vena yang sering dilakukan pada pemeriksaan
ini antara lain : vena orbitalis, vena extrimitas
inferior, vena cava inferior, dll.
Lower Limb Veins
Phlebitis
• Inflammation of a vein

• Often associated with


venous thrombosis

• US usually used to
diagnose

• Treated with
anticoagulants
Patologis
• deep vein trombosit (DVT)
• Flebitis
• thrombosis vena
• trombo-flebitis
• Varises
Tujuan
• Menentukan letak kedalaman pembuluh
darah vena
• Kemampuan katup pada pembuluh darah
vena
• Letak kebocoran pada pembuluh darah vena
Alat & Bahan
Steril :
• a. Sclap vein set (butterfly needles) ukuran 19 dan 23
• b. Spuit 20 ml
• c. Spuit 50 ml
• d. Flexible connections
• e. Y-Shape connector
• f. Drawing-up cannula
• g. Gallipot
• h. Kain kassa
• i. Baju pasien
Alat & Bahan
Unsteril :
• a. Skin cleanser (Hibitine 0,5 %)
• b. Local anastesi (Lignocaine 1 %)
• c. Kontras Media (Meglumine Iothalamate 60
%, Conray 280)
• d. Jarum disposible
• e. Infus
• f. Plester
• g. Obat-obat emergency
Prosedur Pemeriksaan
Foto Pendahuluan :
• Pasien diposisikan supine, dipertengahan meja pemeriksaan
• Foto mencakup tungkai atas, lutut, tungkai bawah dan ankle

Foto Selanjutnya :
• Pasien diberikan premedikasi, yaitu Omnophon sebelum
pemeriksaan
• Berikan anastesi lokal pada daerah vena superficial pada
bagian telapak kaki bagian dorsal
• Jika memungkinkan pemeriksaan pasien dilakukan dengan
posisi erect, agar pembuluh darah vena bagian dalam akan
lebih terlihat. Posisi erect tidak dapat dilakukan pada pasien
yang memiliki kasus vena trombosis akut, tetapi pada kasus
seperti ini pasien diatur supine dengan menyudutkan meja
pemeriksaan 20°-30° dengan posisi kaki lebih rendah dari
kepala.
• Lakukan kompresi pada ankle, pada beberapa kasus
biasanya dilakukan kompresi di beberapa bagian
seperti pada bagian bawah lutut untuk
memperkuat pengisian pembuluh darah vena pada
kaki.
• Pemasukan kontras media dilakukan dengan
penyuntikan jarum kecil yang disambungkan
dengan flexible polythen (butterfly needle) ke
dalam pembuluh darah vena di kaki bagian dorsal
dan pastikan jarum tetap pada posisinya dengan
cara dilekatkan dengan plester.
• Pada saat penyuntikan kontras media kompresi
harus dikencangkan dan pasien diminta melakukan
valsava manufer (pasien diminta untuk menarik
napas lalu keluarkan sekuatnya).
• Kaki yang diperiksa diatur endorotasi untuk memisahkan
gambaran tibia dan fibula agar tidak overlapping dan tidak
menutupi pembuluh darah vena.
• Kontras media disuntikkan sedikit demi sedikit dengan
kecepatan penyuntikan 5-6 ml/detik hingga vena yang
diperiksa penuh. Biasanya untuk mengisi penuh vena pada
tungkai bawah diperlukan waktu 5-10 detik setelah
penyuntikan. Sedangkan untuk mengisi penuh vena pada
tungkai atas diperlukan waktu 15-20 detik setelah
penyuntikan.
• Perjalanan kontras media diikuti dengan fluoroscopy dan
pengambilan foto AP dan Lateral yang dilakukan mulai dari
tungkai bawah dengan melepas kompresi pada ankle lalu ke
tungkai atas dengan melepas kompresi pada lutut sambil
pasien melakukan valsava manufer sesuai instruksi dari dokter
radiologi.
• Setelah pemeriksaan pasien harus diinfus agar konsentrasi
kontras media berkurang dalam pembuluh darah berkurang
dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
Perawatan Pasien

• Pasien harus banyak istirahat dan tidak boleh


banyak jalan untuk mencegah peradangan
pada pembuluh darah.
Lower Limb
Venograms
Deep Vein
Thrombosis
• Primarily involves lower
limbs

• Major source of fatal PE

• Risks
– Restricted mobility
– Surgery
– Obesity
– Pregnant
– BC pills
– Long trips
• Plane
• Car
DVT of Iliac Vein
• On x-ray appears as a
constant filling defect

• Largely replaced by
duplex color doppler
ultrasound
– Demonstrates the
velocity of the venous
blood flow
DVT
Deep Vein Thrombosis
DVT
• Dilated, elongated and
Varicose Veins
tortuous vessels

• Most common to
superficial veins of leg

• Multiple bluish nodules


just under skin

• Development of
collateral veins
Varicose Veins

• Demonstrates patnecy
of the deep venous
system

• Shows the degree of


collateral circulation
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai