Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM CT SCAN PRAKTIKUM

KODE KDR 204

TOPIK IMAGE DISPLAY CT – ABDOMEN

NAMA MUHAMMAD SYIVA’ ABDILLAH


MAHASISWA
NIM 152110383048
SEMESTER 4
DOSEN PENGAMPU AMILIA KARTIKA SARI S.Tr Kes M.T
WENI PURWANTI, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mahasiswa mampu menjelaskan masing-masing jenis Image Reformation CT-Scan
2. Mahasiswa mampu melakukan post processing sesuai dengan pemeriksaan

1.2 DASAR TEORI

Image display pada CT scan (Computed Tomography) adalah proses visualisasi dan
interpretasi citra medis yang dihasilkan melalui teknik pemindaian sinar-X. berikut adalah
penjelasan dari Prinsip Dasar, Rekonstruksi Gambar, Alat Tampilan Gambar. Sebagai berikut :
1. Prinsip Dasar CT Scan
CT scan (Computed Tomography) adalah metode pencitraan medis yang menggunakan sinar-
X untuk menghasilkan gambar potongan melintang (aksial) dari tubuh. Prinsip dasar CT scan
melibatkan penggunaan sinar-X, detektor, dan komputer untuk memperoleh informasi
mendetail tentang struktur internal tubuh. Berikut adalah penjelasan tentang prinsip dasar CT
scan:
a. Sinar-X:
CT scan menggunakan sinar-X, yang merupakan radiasi elektromagnetik dengan
energi tinggi. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yang mengirimkan pulsa sinar-
X melalui tubuh pasien. Sinar-X berinteraksi dengan jaringan tubuh saat melewati
tubuh, dan intensitas sinar-X yang melewati tubuh diukur oleh detektor.
b. Tabung Sinar-X:
Tabung sinar-X terdiri dari katode dan anode yang terhubung ke sumber daya listrik.
Ketika diberikan tegangan tinggi, elektron dihasilkan oleh katode dan ditarik menuju
anode dengan kecepatan tinggi. Ketika elektron bertabrakan dengan anode, energi
kinetiknya diubah menjadi sinar-X yang kemudian diarahkan ke pasien.
c. Detektor:
Detektor dalam CT scan bertugas untuk mengukur intensitas sinar-X yang diteruskan
melalui tubuh. Detektor terdiri dari rangkaian sensor yang terletak di seberang pasien
dari tabung sinar-X. Ketika sinar-X melewati tubuh pasien, intensitas sinar-X yang
diteruskan diukur oleh detektor. Data intensitas ini kemudian digunakan untuk
membentuk gambar potongan tubuh.
d. Rotasi dan Pemindaian:
Pada CT scan, tabung sinar-X dan detektor berputar di sekitar pasien saat pasien
berada di meja pemindaian. Rotasi ini memungkinkan pengambilan data dari berbagai
sudut dan posisi sepanjang tubuh pasien. Data sinar-X yang diterima oleh detektor
selama rotasi kemudian digunakan untuk membangun gambar potongan melintang
dari tubuh pasien.
e. Rekonstruksi Gambar:
Data yang dikumpulkan oleh detektor selama pemindaian kemudian diolah oleh
komputer untuk menghasilkan gambar potongan melintang. Komputer melakukan
proses rekonstruksi dengan menerapkan algoritma matematika yang rumit untuk
menggabungkan data sinar-X dari berbagai sudut dan membangun gambar yang
akurat.
f. Kecepatan Pemindaian:
Kecepatan pemindaian CT scan sangat cepat, dengan detektor yang mampu
mengambil ribuan gambar dalam waktu singkat. Hal ini memungkinkan pengambilan
gambar yang tajam dan mendetail dalam waktu nyaris seketika.

2. Rekonstruksi Gambar
Rekonstruksi gambar merupakan proses pemrosesan data yang diperoleh dari CT scan untuk
menghasilkan citra 2D atau 3D yang dapat ditampilkan kepada dokter atau radiologis. Proses
ini melibatkan beberapa langkah penting, termasuk pre-processing, filtrasi, rekonstruksi, dan
peningkatan kontras.
a. Pre-processing: Data sinar-X yang diterima oleh detektor awalnya akan melewati
tahap pre-processing. Pada tahap ini, sinyal yang dihasilkan dari detektor akan
disesuaikan, dikoreksi, dan disaring untuk menghilangkan noise atau gangguan
lainnya.
b. Filtrasi: Setelah pre-processing, data sinar-X akan melewati tahap filtrasi.
Tujuannya adalah mengurangi artefak atau gangguan yang dapat muncul dalam
gambar akibat pergerakan pasien atau kecacatan pada peralatan.
c. Rekonstruksi: Tahap rekonstruksi melibatkan penggabungan data sinar-X yang
diterima dari berbagai sudut untuk menciptakan gambar potongan melintang yang
akurat. Algoritma rekonstruksi seperti Filtered Back Projection (FBP) atau
Iterative Reconstruction (IR) digunakan untuk menghasilkan gambar tersebut.
d. Peningkatan Kontras: Setelah rekonstruksi, kontras gambar dapat ditingkatkan
untuk membantu identifikasi struktur dan kelainan. Hal ini dapat dilakukan
melalui teknik peningkatan kontras seperti Windowing atau Histogram
Equalization.

3. Alat Tampilan Gambar


Tampilan gambar CT scan memainkan peran penting dalam interpretasi dan diagnosis oleh
dokter atau radiologis. Beberapa alat yang digunakan untuk menampilkan gambar CT scan
antara lain:
a. Monitor Komputer: Monitor komputer dengan resolusi tinggi digunakan untuk
menampilkan gambar CT scan. Resolusi yang tinggi memungkinkan visualisasi
detail yang lebih baik, termasuk struktur internal organ dan kelainan.
b. Perangkat Lunak Tampilan: Perangkat lunak khusus digunakan untuk membaca,
memanipulasi, dan memperbesar gambar CT scan. Fitur-fitur seperti zoom,
panning, pengaturan kontras, dan penandaan dapat membantu dalam analisis dan
interpretasi gambar.
c. 3D Visualization: CT scan juga dapat digunakan untuk membuat representasi tiga
dimensi (3D) dari organ atau struktur tertentu. Perangkat lunak khusus
memungkinkan visualisasi 3D yang lebih jelas dan interaktif, yang berguna dalam
perencanaan operasi atau evaluasi patologi.

Image display pada CT scan (Computed Tomography) adalah proses memvisualisasikan


dan menampilkan gambar-gambar hasil pemindaian CT scan untuk tujuan analisis medis. Proses
image display melibatkan tampilan gambar dalam berbagai format dan pengaturan untuk
memperjelas struktur anatomi, menyoroti kelainan, dan membantu dalam diagnosis. Berikut
adalah penjelasan tentang image display pada CT scan:
• Tampilan Gambar 2D:
Citra CT scan awalnya ditampilkan dalam format 2D (dua dimensi). Tampilan ini
memungkinkan dokter atau radiologis untuk melihat gambar potongan melintang (aksial)
dari tubuh pasien. Dalam tampilan 2D, struktur anatomi seperti organ, jaringan, dan
tulang dapat dilihat dengan detail, memungkinkan identifikasi kelainan atau lesi.
• Windowing:
Windowing adalah teknik yang digunakan dalam image display untuk mengatur kontras
dan kecerahan dalam gambar CT scan. Dengan menggunakan windowing, dokter atau
radiologis dapat menyesuaikan jendela intensitas yang ditampilkan dalam gambar.
Misalnya, pada gambar otak, jendela dapat diatur untuk memperjelas kontras antara
jaringan otak dengan struktur sekitarnya.
• Multiplanar Reformation (MPR):
MPR adalah teknik image display yang memungkinkan visualisasi gambar CT scan
dalam berbagai bidang atau arah, seperti sagital (mengikuti sumbu tubuh secara
longitudinal) atau koronal (mengikuti sumbu tubuh secara transversal). Dengan MPR,
dokter dapat melihat gambaran 2D dalam berbagai perspektif, membantu dalam analisis
yang lebih komprehensif dan interpretasi yang lebih akurat.
• 3D Visualization:
Selain tampilan gambar 2D, CT scan juga dapat diubah menjadi representasi tiga dimensi
(3D) menggunakan teknik visualisasi 3D. Teknik ini memungkinkan pembentukan model
tubuh yang lebih realistis dan memperlihatkan hubungan spasial antara struktur anatomi
yang kompleks. Teknik visualisasi 3D berguna dalam perencanaan operasi, evaluasi
kelainan, atau pendidikan medis.
• Penyaringan dan Peningkatan Citra:
Dalam image display, teknik penyaringan dan peningkatan citra dapat digunakan untuk
mengurangi noise dan meningkatkan kejelasan gambar. Penggunaan filter dan algoritma
pemrosesan citra dapat membantu mengoptimalkan kualitas gambar dan memperlihatkan
detail yang lebih tajam.
• Manipulasi dan Pengukuran:
Image display pada CT scan juga memungkinkan manipulasi gambar, seperti perbesaran,
perputaran, atau pemotongan region of interest (ROI). Selain itu, alat pengukuran digital
pada perangkat lunak CT scan memungkinkan pengukuran presisi dari berbagai
parameter, seperti jarak, luas, volume, atau densitas.
Ada beberapa contoh aplikasi image display pada CT scan yang penting dan bermanfaat dalam
praktik medis, termasuk:
• Diagnosis dan Evaluasi Penyakit:
Image display pada CT scan memainkan peran penting dalam diagnosis dan evaluasi
penyakit. Dengan melihat gambar CT scan, dokter dan radiologis dapat mengidentifikasi
kelainan seperti tumor, kista, peradangan, atau cedera dalam tubuh pasien. Mereka dapat
menganalisis ukuran, bentuk, dan lokasi kelainan ini untuk membuat diagnosis yang
akurat dan merencanakan pengobatan yang sesuai.
• Perencanaan Perawatan dan Operasi:
Image display pada CT scan juga digunakan dalam perencanaan perawatan dan operasi.
Dengan melihat gambar CT scan, dokter dapat memvisualisasikan struktur internal tubuh
secara detail, seperti organ, pembuluh darah, dan saraf. Hal ini membantu dalam
perencanaan operasi yang lebih baik, memungkinkan penempatan yang tepat dari alat
atau implan, mengurangi risiko dan kerusakan pada jaringan sehat.
• Pemantauan Respons Terhadap Pengobatan:
Image display pada CT scan digunakan untuk memantau respons pasien terhadap
pengobatan. Dengan melakukan pemindaian CT scan secara berkala, dokter dapat
membandingkan gambar sebelum dan sesudah pengobatan. Perubahan ukuran,
karakteristik, atau distribusi kelainan dapat diamati, memberikan informasi penting
tentang efektivitas pengobatan dan memungkinkan penyesuaian yang diperlukan dalam
rencana pengobatan.
• Penentuan Lokasi Biopsi:
Image display pada CT scan membantu dalam penentuan lokasi yang tepat untuk
melakukan biopsi. Dokter dapat melihat gambar CT scan untuk menentukan titik akses
terbaik ke kelainan atau area yang ingin diambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Ini membantu dalam meningkatkan akurasi dan keselamatan prosedur biopsi.
• Pendidikan dan Riset Medis:
Image display pada CT scan juga digunakan dalam pendidikan medis dan riset. Gambar
CT scan dapat digunakan sebagai materi pembelajaran untuk mahasiswa kedokteran dan
dokter yang sedang berlatih. Mereka dapat mempelajari struktur anatomi,
mengidentifikasi kelainan, dan memahami interpretasi gambar medis. Selain itu, gambar
CT scan juga digunakan dalam penelitian medis untuk mengumpulkan data dan
mengembangkan pengetahuan baru tentang penyakit dan pengobatan.

CT SCAN ABDOMEN

Image from journal : https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/nautical/index

CT scan abdomen adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan sinar-X dan
teknologi komputer untuk menghasilkan gambar potongan melintang dari bagian abdomen
(perut) pasien. CT scan abdomen memberikan informasi rinci tentang organ-organ dalam rongga
perut, termasuk hati, pankreas, ginjal, kandung kemih, usus, dan struktur lainnya. Berikut adalah
penjelasan tentang CT scan abdomen:

1. Persiapan:
Sebelum menjalani CT scan abdomen, pasien mungkin diminta untuk menjalani puasa beberapa
jam sebelum prosedur. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perut pasien tidak terisi
makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi hasil gambar. Pasien juga mungkin diminta
untuk mengenakan pakaian yang longgar dan menghapus benda logam seperti perhiasan atau
kancing.
2. Posisi dan Pemindaian:
Pasien akan ditempatkan di meja pemindaian dan akan diminta untuk berbaring dengan posisi
yang nyaman. Meja pemindaian kemudian akan masuk ke dalam donat yang berputar yang berisi
tabung sinar-X dan detektor. Selama prosedur, tabung sinar-X akan berputar di sekitar pasien,
mengirimkan sinar-X ke tubuh dan detektor akan mendeteksi intensitas sinar-X yang diteruskan
melalui perut pasien.

3. Kontras:
Dalam beberapa kasus, kontras dapat diberikan kepada pasien sebelum CT scan abdomen.
Kontras adalah zat yang diminum atau disuntikkan ke pembuluh darah pasien untuk membantu
meningkatkan visualisasi organ dan struktur dalam gambar. Kontras membantu membedakan
lebih jelas antara organ dan jaringan, memungkinkan dokter melihat kelainan dengan lebih baik.

4. Rekonstruksi dan Tampilan Gambar:

Image From Journal : https://doi.org/10.15562/ism.v5i1.41

Setelah pemindaian selesai, data yang dikumpulkan oleh detektor akan diolah oleh komputer
untuk menghasilkan gambar potongan melintang (aksial) dari abdomen. Gambar ini dapat
ditampilkan dalam berbagai tampilan, termasuk tampilan 2D dan 3D. Tampilan gambar ini
memungkinkan dokter atau radiologis untuk melihat organ-organ dan struktur dalam abdomen
dengan detail yang tinggi.
5. Diagnosis dan Evaluasi:
Gambar CT scan abdomen digunakan untuk diagnosis dan evaluasi penyakit atau kelainan dalam
rongga perut. Dokter atau radiologis akan menganalisis gambar untuk mencari kelainan seperti
tumor, kista, peradangan, batu ginjal, atau kelainan pada organ-organ perut lainnya. CT scan
abdomen juga membantu dalam penilaian cedera, perubahan patologis, atau kelainan struktural
dalam rongga perut.

6. Perencanaan Pengobatan:
Hasil CT scan abdomen digunakan untuk merencanakan pengobatan yang tepat. Dengan melihat
gambar CT scan, dokter dapat menentukan ukuran, lokasi, dan karakteristik kelainan atau
kelainan dalam rongga perut. Ini membantu dalam perencanaan pengobatan, termasuk
pembedahan, terapi radiasi, atau pengobatan lainnya.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Citra CT-Scan
2. Komputer
3. Aplikasi Radiant Dicom

2.2 Langkah Kerja


1. Mahasiswa melakukan identifikasi parameter scanning di masing-masing citra CT-Scan
2. Mahasiswa melakukan post processing sesuai pemeriksaan pada aplikasi yang sudah di
tentukan
3. Foto hasil praktikum sertakan pada lampiran laporan
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
3.1 Hasil
3.2 Analisis
Pada percobaan praktikum ct scan abdomen didapatkan hasil beberapa irisan (axial,
coronal, sagital). Hal tersebut merupakan gambaran awal untuk melihat indikasi pasien dan
bagaimana mengenai tindakan selanjutnya. Tebal tipis nya suatu slice akan menghasilkan
gambar yang berbeda juga. Apabila slice thickness semakin tipis maka gambar tersebut semakin
tinggi resolusi spasial dan detail gambar yang dapat dilihat. Window widht (WW) berperan
untuk mengontrol derajat keabuan pada gambar. Sedangkan Window level (WL) mengatur
keabuan pada tengah gambar. Faktor kv dan mAs juga mempengaruhi kualitas pada gambar dan
level of noise. Nilai noise berbanding terbalik dengan kualitas gambar, jadi semakin tinggi kV
maka semakin tinggi pula kualias gambar. Dan juga parameter CT scan dapat mempengaruhi
kualitas dan detail gambar yang dihasilkan. Beberapa parameter utama yang mempengaruhi
gambar dalam CT scan abdomen meliputi:
• Kecepatan Pemindaian (Scan Speed): Kecepatan pemindaian CT scan dapat
mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk memperoleh gambar. Pemindaian yang lebih cepat
dapat mengurangi risiko gerakan yang mengaburkan gambar, terutama pada pasien yang sulit
untuk tetap diam.
• Ketebalan Irisan (Slice Thickness): Parameter ini mengacu pada ketebalan irisan gambar
yang dihasilkan oleh CT scanner. Semakin tipis irisan gambar, semakin tinggi resolusi spasial
dan detail gambar yang dapat dilihat. Namun, penggunaan irisan yang lebih tipis juga dapat
memperpanjang waktu pemindaian.
• Dosis Sinar-X (X-ray Dose): Dosis sinar-X yang digunakan dalam CT scan dapat
mempengaruhi tingkat kejernihan dan kontras gambar. Terlalu rendah dosis sinar-X dapat
menghasilkan gambar yang kurang tajam, sedangkan dosis yang terlalu tinggi dapat
meningkatkan risiko paparan radiasi bagi pasien.
• Kontras Bahan (Contrast Material): Bahan kontras sering digunakan dalam CT scan
abdomen untuk meningkatkan visibilitas struktur dalam organ. Pemberian kontras bahan melalui
suntikan intravena dapat membantu membedakan organ dan jaringan yang berbeda. Kontras
bahan juga dapat mempengaruhi kontras dan detail gambar yang terlihat.
• Arah Pemindaian (Scan Direction): Pemindaian dapat dilakukan dalam berbagai arah,
seperti dari atas ke bawah (caudocranial) atau dari bawah ke atas (craniocaudal). Pilihan arah
pemindaian dapat dipengaruhi oleh kondisi medis pasien dan informasi yang ingin diperoleh dari
gambar.
• Pengaturan parameter CT scan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan
pemeriksaan dapat membantu menghasilkan gambar yang optimal untuk diagnosis. Radiologis
yang melakukan pemeriksaan akan memilih parameter yang sesuai berdasarkan kasus spesifik
pasien dan informasi yang diinginkan.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
CT Scan Abdomen ini digunakan untuk mengevaluasi kelainan yang terjadi pada bagian
abdomen. Pada percobaan ini dilakukan rekonstruksi citra MPR (Multi Planar Reconstruction)
yang digunakan untuk membentuk gambaran coronal, sagital dan axial. Selain itu untuk
mendapatkan hasil citra yang baik mengunakan beberapa parameter yaitu Slice Thickness,
Window width (WW), dan Window level (WL) dan faktor eksposi sesuai dengan memperhatikan
dosis radiasi. penjelasan singkat tentang beberapa jenis rekonstruksi gambar atau image
reformation pada CT scan yang dapat saya jelaskan adalah sebagai berikut :
• Multiplanar Reformation (MPR): MPR adalah jenis rekonstruksi yang memungkinkan
visualisasi gambar dalam berbagai bidang atau arah. Biasanya, CT scan menghasilkan
gambar potongan melintang (aksial), namun dengan MPR, dokter atau radiologis dapat
melihat gambar potongan sagital (mengikuti sumbu tubuh secara longitudinal) atau koronal
(mengikuti sumbu tubuh secara transversal). Hal ini memungkinkan analisis yang lebih
komprehensif terhadap struktur anatomi yang diamati.
• Maximum Intensity Projection (MIP): MIP adalah jenis rekonstruksi yang menggambarkan
gambar dengan menyoroti piksel dengan intensitas tertinggi. Rekonstruksi ini digunakan
terutama untuk memvisualisasikan saluran pembuluh darah atau jaringan vaskular dalam
tubuh. Dengan menggunakan MIP, dokter dapat melihat jaringan vaskular yang berkontras
dengan latar belakang dengan lebih jelas, membantu dalam diagnosis dan perencanaan
intervensi vaskular.
• Volume Rendering (VR): VR adalah jenis rekonstruksi yang menghasilkan gambar tiga
dimensi (3D) dari data CT scan. Teknik ini memanfaatkan informasi kepadatan radiodensitas
dalam gambar untuk membuat representasi 3D yang memperlihatkan struktur internal tubuh
secara lebih jelas. VR sangat berguna dalam visualisasi struktur kompleks seperti organ
internal, tulang belakang, atau tumor, yang memungkinkan dokter untuk mendapatkan
perspektif yang lebih baik dalam analisis dan perencanaan tindakan medis.
• Curved Planar Reformation (CPR): CPR adalah jenis rekonstruksi yang memungkinkan
visualisasi gambar dalam bentuk potongan melintang yang mengikuti kontur atau kurva
tertentu dalam tubuh. Rekonstruksi ini berguna untuk memvisualisasikan struktur yang
berkelok-kelok seperti pembuluh darah atau saluran pencernaan. CPR membantu dalam
identifikasi kelainan, penentuan ukuran, dan perencanaan prosedur intervensi yang
melibatkan struktur dengan bentuk yang kompleks.
• 3D Surface Rendering: Teknik 3D surface rendering menghasilkan model permukaan objek
berdasarkan data CT scan. Ini memungkinkan visualisasi yang lebih realistis dan detail pada
struktur seperti wajah, tengkorak, atau organ-organ yang terletak dekat permukaan tubuh.
Teknik ini berguna dalam bedah rekonstruktif, perencanaan implan, atau perencanaan
radioterapi yang memerlukan pemodelan permukaan tubuh yang akurat.

4.2 Saran
Saya menyarankan untuk memberikan waktu lebih bagi mahasiswa untuk berkonsultasi
mengenai tugas makalah agar mereka dapat memahami materi dan menyelesaikan tugas dengan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Asbita, A., 2016. KINERJA CT DALAM MENDETEKSI TRAUMA USUS BESAR. Intisari Sains
Medis, 5(1), pp.91-99.
Beni, M., Widyasari, M.N., Listiana, D.E. and Yuliastuti, T., 2022. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan
Computed Tomography (CT) Scan Abdomen Kontras dengan Hasil Pemeriksaan Histopatologi
(Studi pada Pasien dengan Keganasan Kolorektal): Suitability Computed Tomography (CT) Scan
Abdomen Contrast Results with Histopathological Examination Results (Studies in patients with
colorectal malignancies). Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 9(2), pp.207-213.

Buzug, T., 2008. Image quality and artifacts. Computed tomography: from photon statistics tomodern
cone-beam CT, pp.403-469.
Fenton, S.J., Hansen, K.W., Meyers, R.L., Vargo, D.J., White, K.S., Firth, S.D. and Scaife, E.R., 2004.
CT scan and the pediatric trauma patient—are we overdoing it?. Journal of pediatric
surgery, 39(12), pp.1877-1881.
Ramandita, M., Muqmiroh, L. and Pramono, P., 2019. Comparative Analysis Image Results of Pancreas
in Portal Vein Phase on Ct Scan Abdomen Contrast Without and with Minimum Intensity
Projection in Ct Scan 64 Slice. Journal of Vocational Health Studies, 2(3), pp.101-106.
Sambawitasia, I.P.Y., 2022. Teknik pemeriksaan ct stonografi pada kasus nefrolitiasis di instalasi
radiologi RSUD Kabupaten Buleleng. Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(9),
pp.868-873.
Zeman, R.K., Fox, S.H., Silverman, P.M., Davros, W.J., Carter, L.M., Griego, D., Weltman, D.I., Ascher,
S.M. and Cooper, C.J., 1993. Helical (spiral) CT of the abdomen. AJR. American journal of
roentgenology, 160(4), pp.719-725.

Anda mungkin juga menyukai