2023
BAB I PENDAHULUAN
Image display pada CT scan (Computed Tomography) adalah proses visualisasi dan
interpretasi citra medis yang dihasilkan melalui teknik pemindaian sinar-X. berikut adalah
penjelasan dari Prinsip Dasar, Rekonstruksi Gambar, Alat Tampilan Gambar. Sebagai berikut :
1. Prinsip Dasar CT Scan
CT scan (Computed Tomography) adalah metode pencitraan medis yang menggunakan sinar-
X untuk menghasilkan gambar potongan melintang (aksial) dari tubuh. Prinsip dasar CT scan
melibatkan penggunaan sinar-X, detektor, dan komputer untuk memperoleh informasi
mendetail tentang struktur internal tubuh. Berikut adalah penjelasan tentang prinsip dasar CT
scan:
a. Sinar-X:
CT scan menggunakan sinar-X, yang merupakan radiasi elektromagnetik dengan
energi tinggi. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yang mengirimkan pulsa sinar-
X melalui tubuh pasien. Sinar-X berinteraksi dengan jaringan tubuh saat melewati
tubuh, dan intensitas sinar-X yang melewati tubuh diukur oleh detektor.
b. Tabung Sinar-X:
Tabung sinar-X terdiri dari katode dan anode yang terhubung ke sumber daya listrik.
Ketika diberikan tegangan tinggi, elektron dihasilkan oleh katode dan ditarik menuju
anode dengan kecepatan tinggi. Ketika elektron bertabrakan dengan anode, energi
kinetiknya diubah menjadi sinar-X yang kemudian diarahkan ke pasien.
c. Detektor:
Detektor dalam CT scan bertugas untuk mengukur intensitas sinar-X yang diteruskan
melalui tubuh. Detektor terdiri dari rangkaian sensor yang terletak di seberang pasien
dari tabung sinar-X. Ketika sinar-X melewati tubuh pasien, intensitas sinar-X yang
diteruskan diukur oleh detektor. Data intensitas ini kemudian digunakan untuk
membentuk gambar potongan tubuh.
d. Rotasi dan Pemindaian:
Pada CT scan, tabung sinar-X dan detektor berputar di sekitar pasien saat pasien
berada di meja pemindaian. Rotasi ini memungkinkan pengambilan data dari berbagai
sudut dan posisi sepanjang tubuh pasien. Data sinar-X yang diterima oleh detektor
selama rotasi kemudian digunakan untuk membangun gambar potongan melintang
dari tubuh pasien.
e. Rekonstruksi Gambar:
Data yang dikumpulkan oleh detektor selama pemindaian kemudian diolah oleh
komputer untuk menghasilkan gambar potongan melintang. Komputer melakukan
proses rekonstruksi dengan menerapkan algoritma matematika yang rumit untuk
menggabungkan data sinar-X dari berbagai sudut dan membangun gambar yang
akurat.
f. Kecepatan Pemindaian:
Kecepatan pemindaian CT scan sangat cepat, dengan detektor yang mampu
mengambil ribuan gambar dalam waktu singkat. Hal ini memungkinkan pengambilan
gambar yang tajam dan mendetail dalam waktu nyaris seketika.
2. Rekonstruksi Gambar
Rekonstruksi gambar merupakan proses pemrosesan data yang diperoleh dari CT scan untuk
menghasilkan citra 2D atau 3D yang dapat ditampilkan kepada dokter atau radiologis. Proses
ini melibatkan beberapa langkah penting, termasuk pre-processing, filtrasi, rekonstruksi, dan
peningkatan kontras.
a. Pre-processing: Data sinar-X yang diterima oleh detektor awalnya akan melewati
tahap pre-processing. Pada tahap ini, sinyal yang dihasilkan dari detektor akan
disesuaikan, dikoreksi, dan disaring untuk menghilangkan noise atau gangguan
lainnya.
b. Filtrasi: Setelah pre-processing, data sinar-X akan melewati tahap filtrasi.
Tujuannya adalah mengurangi artefak atau gangguan yang dapat muncul dalam
gambar akibat pergerakan pasien atau kecacatan pada peralatan.
c. Rekonstruksi: Tahap rekonstruksi melibatkan penggabungan data sinar-X yang
diterima dari berbagai sudut untuk menciptakan gambar potongan melintang yang
akurat. Algoritma rekonstruksi seperti Filtered Back Projection (FBP) atau
Iterative Reconstruction (IR) digunakan untuk menghasilkan gambar tersebut.
d. Peningkatan Kontras: Setelah rekonstruksi, kontras gambar dapat ditingkatkan
untuk membantu identifikasi struktur dan kelainan. Hal ini dapat dilakukan
melalui teknik peningkatan kontras seperti Windowing atau Histogram
Equalization.
CT SCAN ABDOMEN
CT scan abdomen adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan sinar-X dan
teknologi komputer untuk menghasilkan gambar potongan melintang dari bagian abdomen
(perut) pasien. CT scan abdomen memberikan informasi rinci tentang organ-organ dalam rongga
perut, termasuk hati, pankreas, ginjal, kandung kemih, usus, dan struktur lainnya. Berikut adalah
penjelasan tentang CT scan abdomen:
1. Persiapan:
Sebelum menjalani CT scan abdomen, pasien mungkin diminta untuk menjalani puasa beberapa
jam sebelum prosedur. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perut pasien tidak terisi
makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi hasil gambar. Pasien juga mungkin diminta
untuk mengenakan pakaian yang longgar dan menghapus benda logam seperti perhiasan atau
kancing.
2. Posisi dan Pemindaian:
Pasien akan ditempatkan di meja pemindaian dan akan diminta untuk berbaring dengan posisi
yang nyaman. Meja pemindaian kemudian akan masuk ke dalam donat yang berputar yang berisi
tabung sinar-X dan detektor. Selama prosedur, tabung sinar-X akan berputar di sekitar pasien,
mengirimkan sinar-X ke tubuh dan detektor akan mendeteksi intensitas sinar-X yang diteruskan
melalui perut pasien.
3. Kontras:
Dalam beberapa kasus, kontras dapat diberikan kepada pasien sebelum CT scan abdomen.
Kontras adalah zat yang diminum atau disuntikkan ke pembuluh darah pasien untuk membantu
meningkatkan visualisasi organ dan struktur dalam gambar. Kontras membantu membedakan
lebih jelas antara organ dan jaringan, memungkinkan dokter melihat kelainan dengan lebih baik.
Setelah pemindaian selesai, data yang dikumpulkan oleh detektor akan diolah oleh komputer
untuk menghasilkan gambar potongan melintang (aksial) dari abdomen. Gambar ini dapat
ditampilkan dalam berbagai tampilan, termasuk tampilan 2D dan 3D. Tampilan gambar ini
memungkinkan dokter atau radiologis untuk melihat organ-organ dan struktur dalam abdomen
dengan detail yang tinggi.
5. Diagnosis dan Evaluasi:
Gambar CT scan abdomen digunakan untuk diagnosis dan evaluasi penyakit atau kelainan dalam
rongga perut. Dokter atau radiologis akan menganalisis gambar untuk mencari kelainan seperti
tumor, kista, peradangan, batu ginjal, atau kelainan pada organ-organ perut lainnya. CT scan
abdomen juga membantu dalam penilaian cedera, perubahan patologis, atau kelainan struktural
dalam rongga perut.
6. Perencanaan Pengobatan:
Hasil CT scan abdomen digunakan untuk merencanakan pengobatan yang tepat. Dengan melihat
gambar CT scan, dokter dapat menentukan ukuran, lokasi, dan karakteristik kelainan atau
kelainan dalam rongga perut. Ini membantu dalam perencanaan pengobatan, termasuk
pembedahan, terapi radiasi, atau pengobatan lainnya.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Citra CT-Scan
2. Komputer
3. Aplikasi Radiant Dicom
4.2 Saran
Saya menyarankan untuk memberikan waktu lebih bagi mahasiswa untuk berkonsultasi
mengenai tugas makalah agar mereka dapat memahami materi dan menyelesaikan tugas dengan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asbita, A., 2016. KINERJA CT DALAM MENDETEKSI TRAUMA USUS BESAR. Intisari Sains
Medis, 5(1), pp.91-99.
Beni, M., Widyasari, M.N., Listiana, D.E. and Yuliastuti, T., 2022. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan
Computed Tomography (CT) Scan Abdomen Kontras dengan Hasil Pemeriksaan Histopatologi
(Studi pada Pasien dengan Keganasan Kolorektal): Suitability Computed Tomography (CT) Scan
Abdomen Contrast Results with Histopathological Examination Results (Studies in patients with
colorectal malignancies). Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 9(2), pp.207-213.
Buzug, T., 2008. Image quality and artifacts. Computed tomography: from photon statistics tomodern
cone-beam CT, pp.403-469.
Fenton, S.J., Hansen, K.W., Meyers, R.L., Vargo, D.J., White, K.S., Firth, S.D. and Scaife, E.R., 2004.
CT scan and the pediatric trauma patient—are we overdoing it?. Journal of pediatric
surgery, 39(12), pp.1877-1881.
Ramandita, M., Muqmiroh, L. and Pramono, P., 2019. Comparative Analysis Image Results of Pancreas
in Portal Vein Phase on Ct Scan Abdomen Contrast Without and with Minimum Intensity
Projection in Ct Scan 64 Slice. Journal of Vocational Health Studies, 2(3), pp.101-106.
Sambawitasia, I.P.Y., 2022. Teknik pemeriksaan ct stonografi pada kasus nefrolitiasis di instalasi
radiologi RSUD Kabupaten Buleleng. Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(9),
pp.868-873.
Zeman, R.K., Fox, S.H., Silverman, P.M., Davros, W.J., Carter, L.M., Griego, D., Weltman, D.I., Ascher,
S.M. and Cooper, C.J., 1993. Helical (spiral) CT of the abdomen. AJR. American journal of
roentgenology, 160(4), pp.719-725.