Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM IDK

Praktikum CT-Scan, Elektroensefalografi (EEG) dan Elektromiografi (EMG)

Nama: Amanda Putri Aprilia Minatul Khoiroh

NIM: 30902100023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Computed Tomography Scan (CT-Scan) adalah pencitraan diagnostik yang menggunakan


kombinasi sinar-x dan teknologi komputer dalam mengolah, menganalisa, dan merekonstruksi
data menjadi gambaran irisan transversal tubuh (cross sectional) yang diperiksa. Penggunaan
sinar-x untuk kepentingan radiologi diagnostik mulai dikenal pada saat seseorang ilmuan jerman
bernama (Wilhelm Conrad Roentgen), Computed Tomography Scan(CT-Scan) maupun
Magnetic Resonance Imaging, menemukan sinar-x pada tahun 1895.Sinar-x dimanfaatkan untuk
bidang radiologi diagnostik karena sifatnya yang dapat berinteraksi dengan bahan(organ) dalam
memberikan gambaran diagnostik, meskipun sinar-x juga menimbulkan efek radiasi bagi
manusia. Ilmu pengetahuan, khususnya dibidang imaging, semakin berkembang dengan
ditemukannya berbagai modalitas mutahir guna menunjang diagnosa penyakit yang lebih akurat,
seperti Ultrasonografi (USG, MRI), tetapi penggunaan sinar-x dalam mendiagnosa suatu
penyakit tidak dapat dikesampingkan begitu saja.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada laporan ini menjelaskan Computed Tomography Scan (CT-Scan).

BAB II

TUJUAN

Tujuan pembuatan laporan ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana Sejarah CT Scan dan
Keunggulan serta kekurangan dari CT Scan.

BAB III

METODE PEMERIKSAAN

A. Alat, bahan
 MS Computed Tomography (MSCT)
 Peralatan Automatic Injektor
 Double / Single Syringe
 Kontras Media Non Ionik
 Panflon 22 atau 20 G / 3 – W
 Kapas alcohol
 Plester
 Tourniquet (stuwing)
 NaCL 0,9%
 Obat emergency
 Oksigen
B. Cara kerja
CT scan bekerja dengan cara penyinaran sinar-X pada berbagai sudut, lalu membentuk
gambar tiga dimensi dari bagian tubuh yang diperiksa. Komputer mengolah gambar dari
sinar-X itu untuk menghasilkan citraan tiga dimensi yang menunjukkan kondisi organ
yang dipindai.
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Sejarah CT Scan
Berikut ini adalah perkembangan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelum
ditemukannya CT Scan J.H. Radon, seorang ahli matematika dari Austria, pada tahun 1917
menemukan bahwa suatu objek dua dimensi atau tiga dimensi dapat direkonstruksi kembali
secara unik dari hasil proyeksinya. Radon menyatakan bahwa distribusi sebuah materi atau sifat
dari materi pada sebuah lapisan obyek dapat dihitung jika nilai integral sepanjang sejumlah garis
yang menembus lapisan tersebut diketahui.
Perkembangan CT Scan dimulai pada awal tahun 1970-an. Pada tahun 1972, Godfrey
N.Hounsfield seorang insinyur dari Inggris berhasil membuktikan bahwa teknik rekonstruksi
secara kuantitatif memiliki ketelitian dan ketepatan yang 100 kali lebih besar daripada metoda
radiografi secara secara konvensional. Hounsfield dan Ambrose yang saat itu bekerja di Central
Research Labs. of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan gambar klinis pertama dengan CT
Scan.Berdasar penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan Cormack dan Hounsfield tersebut
akhirnya di tahun 1972 berhasil dibuat suatu peralatan medis yang dapat merekonstruksikembali
bagian-bagian dalam kepala manusia dari hasil proyeksi dengan sinar-X dan karena aplikasinya
yang khusus untuk daerah kepala, mesin ini kemudian disebut “CT Bra
inScanner". Terhadap suksesnya penemuan ini, Hounsfield mendapat berbagai penghargaandan
mencapai puncaknya dengan Hadiah Nobel di bidang kesehatan yang diperolehnyabersama-sama
dengan Cormack di tahun 1979. Salah satu pendekatan secara matematisuntuk teknik
rekonstruksi gambar yang memegang peranan cukup penting adalah yang berhasil ditemukan
oleh Bracewell dan Riddle di tahun 1967, yang kemudian terkenal dengan nama “metoda
konvolusi". Dengan melakukan beberapa modifikasi, metode konvolusi ini kemudian banyak
diterapkan pada CT Scan yang ada di tahun 1970-an. Berbagai penyelidikan masih terus
dilakukan setelah penemuan Pemindai Tomografi Komputer Kepala yang pertama
tersebut.Pengembangan selanjutnya berhasil dilakukan oleh Robert Ledley di sekitar tahun
1974,yaitu Pemindai Tomografi Komputer untuk seluruh bagian tubuh. Di awal tahun
1980,Pemindai Tomografi Komputer ini telah diproduksi oleh puluhan perusahaan instrumentasi
medis dan mencapai sukses besar di pasaran dunia. Perusahaan Siemens dari Jerman telah
mengembangkan peralatan CT sejak tahun 1974. Pada tahun 1989 Siemens pertama kali
memperkenalkan teknologi CT spiral atau helical, yang dilanjutkan pada tahun 1993 dengansub-
seconds spiral CT yaitu pesawat CT dengan kecepatan rotasi kurang dari 1 detik. Tahun1998,
Siemens memproduksi pesawat Multislice CT (MSCT) atau multi row detector CT(MDCT)
pertama dengan detektor 2 baris dan 4 baris. Dalam bidang teknologi detektor,Siemens berhasil
mengembangkan material Ultra Fast Ceramic (UFC) pada tahun 1996.Tahun 1999 dimulai
aplikasi CT pada pemeriksaan jantung dengan aplikasi calcium scoringdan heartview.
Selanjutnya pada tahun 2001 mulai dikembangkan pesawat MSCT/MDCT16 irisan (slice), 10
irisan, 40 irisan dengan nama Siemens Somatom SENSATION 10/16/40.
Pada tahun 2004, Siemens berhasil membuat tabung sinar-X Straton Z dengan kapasitasanode 0
MHU (mega heat unit).
B.Keunggulan dan kekurangan CT Scan
Ahli radiologi Steven birnbaum mengatakan, alat kesehatan seperti sinar x atau CT scan
digemari karena bisa memberikan hasil yang cepat dan sangat rinci dibandingkan dengan
magnetic resonance imaging (MRI) yang tanpa radiasi, diketahui bukan hanya virus dan bakteri
yang menjadi biang keladi munculnya penyaki-penyakit. Radiasi elektromagnetik juga bisa
memicu penyakit, khususnya kanker.
 Keunggulan
Memiliki kontras resolusi dan spatial resolusi yang tinggi dimana:
 Kontras resolusi adalah kemampuan untuk membedakan duaobjek yang memiliki
densitas yang hampir sama.
 Sedangkan spatial resolusi adalah kemampuan untuk membedakan dua objek yang saling
berdekatan letaknya.
 Hasil gambaran dapat direkonstruksi sesuai kebutuhan, misalnya dari proyeksi axial
dijadikan proyeksi koronal atau sagital.
 Diagnosa lebih akurat dengan adanya pengambilan gambaran dari berbagai proyeksi,
seperti proyeksi coronal, axial dan sagital.
 Ct-Scan dapat membantu dokter untuk mendiagnosa banyak penyakit, seperti
- Kerusakan otak setelah terjadi kecelakaan pada kepala.
- Tumor otak.
- Hidrosefalus.
- Aneurysms.
- Hernia.
 Pembekuan darah atau pendarahan yang berkaaitan dengan stroke.
 Kekurangan
 Ada sedikit kemungkinan timbulnya kanker dari paparan radiasi yang berlebihan.
 Dosis radiasi yang tinggi.
 Mahalnya biaya yang dikeluarkan.
 Tidak bisa dilakukan untuk wanita hamil.
BAB V

KESIMPULAN

Computed Tomography (CT) Scanner atau Pemindai Tomografi Komputer adalah salah
satu peralatan pencitraan medis yang menerapkan penyatuan teknologi Sinar-X, komputer dan
televisi. Sejak pertama kali beroperasi, karakteristik operasional CT Scan telah mengalami
perkembangan pesat sehingga kualitas gambar, ketelitian (resolusi spatial) dan fleksibilitasnya
semakin meningkat pula.
Dengan terus dikembangkannya modalitas CT Scan yang ditunjang oleh teknologi-
teknologi yang terbarukan akan memberikan banyak manfaat pada bidang kesehatan. Sehingga
saat ini pemeriksaan dengan modalitas CT Scan dapat dilakukan dengan cara yang mudah, waktu
yang singkat dan kualitas citra yang sangat baik menampilkan diagnosa. Karena saat ini pada
modalitas CT Scan dapat menampilkan beberapa mode yang berbeda yang dibutuhkan untuk
menilai suatu kelainan atau penyakit.
Selain itu dengan dikembangkannya modalitas CT Scan banyak terdap aplikasi-aplikasi
yang mengurangi resiko dan dampak negatif dari pemeriksaan pada modalitas ini. Contohnya
seperti dosis radiasiyang diterima pasien akan berkurang dengan adanya fitur Care Dose pda
aplikasi CT Scan. Sehingga pada pasien akan lebih aman ketika dilakukan scaning.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, Philip W dan Frank, Eugene Merrills’s Atlas of Radiographic


Positions & Radiologic Procedures, Third Volume.
Bushong, Stewart Computed Tomography. Computed Tomography: Essentials of Medical
Imaging Series. USA: The Mc Graw-Hill Companies.
Kartawigina, Daniel. Diktat Kuliah Radiologi Pemindai Tomografi Komputer
Dari pemindai tomografi tunggal hingga multi irisan sumber ganda (DSCT).
Elektroecephalograpy (EEG)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam melakukan fungsinya sehari-hari, neuron-neuron yang ada di otak menghantarkan
implus saraf satu dengan yang lain, baik dari korteks serebri ke perifer maupun sebaliknya.
Aktifitas listrik ini bersifat ritmik, terus menerus dan diduga berasal dari talamus yang berfungsi
semacam pacemaker, yang dipancarkan ke korteks serebri melalui neuron dan sinaps-sinapsnya.
Intensitas kegiatan listrik ini berubah sesuai dengan tingkat aktivitas otak, tetapi selalu terdapat
aktivitas listrik dasar yang bersumber dari talamus. Untuk merekam aktivitas listrik tersebut,
dipakai alat Elektroecephalograpy (EEG) yang dapat merekam aktivitas listrik setelah sampai di
korteks. Otak manusia merupakan sumber dari segala fikiran, emosi, persepsi dan tingkahlaku.
Otak terdiri dari jutaan elemen mikroskopik yang disebut saraf yang menggunakan bahan kimia
dalam mengatur aktivitas listrik di dalam otak. Tahapan embrional yang penting dalam
perkembangan otak adalah neurulasi, poliferasi, migrasi, mielinisasi dan sinatogenesis. Keadaan
mulai lahir sampai usia 5 tahun akan terjadi pertumbuhan fisik yang cepat diikuti dengan
perkembangan otak. Maturitas dari otak yang paling tinggi pada batang otak dan terakhir pada
korteks serebri. Setelah usia 5 tahun maka pertumbuhan otak berjalan lambat, dan
progresivitasnya untuk mencapai usia pertengahan masa kanak-kanak biasanya antara usia 6-8
tahun. Sinaptogenesis terjadi secara cepat pada korteks serebri saat 2 tahun dari kehidupan.
Mielinisasi paling cepat saat usia 2 tahun pertama kemudian berlangsung lebih lambat setelah
itu. Neuron-neuron yang berhubungan (fungsi motorik, sensorik dan kognitif) mengalami
mielinisasi yang besar di mulai saat usia anak masuk sekolah (6 tahun) dan sel saraf area ini
terjadi mielinisasi yang lengkap antara 6-12 tahun. Lebih jauh lagi hal ini dekat sekali
hubungannya dengan maturasi hipokampus di mana terjadi mielinisasi pada anak-anak.

B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan ini menjelaskan tentang Elektroensefalografi (EEG)
BAB II
Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah agar dapat mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari
alat EEG.
BAB III
Metode Pemeriksaan
A. Alat dan Bahan
 Mesin EEG
 Elektrode
 Kabel
 Jaksen box
 Jel/Pasta Elektroda
 Tabung oksigen
 Spidol
 Gunting
 Kapas alkohol
 Plaster
 Pita pengukur
 Pensil penanda kulit non-toksik
B.Cara kerja
listrik dari otak penderita direkam oleh elektrode perak yang dipasang oleh teknisi yang
terlatih pada kulit kepala. Elektrode ini dihubungkan secara berpasangan di atas bagian otak
yang berdekatan sehingga arus terdeteksi oleh satu eletrode, akan berbeda yang terdeteksi
oleh elektrode pasangannya, perbedaan voltase ini akan menggerakkan pena. Jika pada
bagian otak bermuatan negative dan satunya lagi pada bagian otak bermuatan positif, pena
akan bergerak ke bawah. Jika situasinya terbalik, pena akan bergerak ke atas.Jika tidak ada
arus dari kedua bagian otak di bawah elektrode mempunyai arus yang sama, pena akan
menggambar garis datar.Biasanya ada 8 pena berurutan dan rangkaian akhir dari garis ini
mengukur baik kekuatan fluktuasi perbedaan voltase maupun frekuensi. Pemeriksaan ini
berlangsung selama 45-47 menit dan menghasilkan gambar gelombang otak selama 5 menit.
Jika seseorang tegang, elektroensefalografi akan menunjukkan pola pengaktifan yang
tidak sinkron dan bervoltase rendah.meski demikian, pola ini mirip dengan pola pada orang
yang tenang, yang melakukan tugas mental seperti menghitung.Dengan demikikian bila
seseorang tegang ketika melakukan tes elektroensefalografi, elektroensefalografi hanya
menunjukkan otak terangsang tetapi tidak menunjukkan apa yang merangsangnya.
BAB
IV PEMBAHASAN
A.Pengertian Electroencephalogram (EEG)
Pengertian Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan
aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Sedangkan menurut dr. Darmo Sugondo
membedakan antara Electroencephalogram dan Elektroencephalografi. Electroencephalografi
adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan
grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi aktivitas otak berupa
gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi
(EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan
aktivitas otak saat perekaman. Elektroenchelpalography/Elektro-Enselografi (EEG) adalah
suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik
perekaman EEG dan interprestasinya. Neuron-Neuron di korteks otak mengeluarkan
gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil, yang kemudian di alirkan ke
mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga ter-rekamlah elektroenselogram yang ukurannya
cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, tetha
dan sebagainya. Electroencephalogram atau EEG merupakan alat yang telah digunakan sejak
tahun1924 untuk mendeteksi kebohongan seorang criminal dari seluruh dunia. Sebuah
EEGdigunakan untuk mengetes dan merekam aktivitas elektrik dari otak manusia. Terdapat
sensorkhusus (elektroda) yang dipasang di kepala dan dikaitkan dengan kabel ke sebuah
computer.Kemudian computer akan merekam aktivitas elektrik otak ke layar atau kertas
dalam bentukgaris-garis bergelombang. Dalam kondisi tertentu, seperti keterkejutan, dapat
dilihat perubahan hasilnya dalam pola normal aktivitas elektrik otak di layar. Yang tujuannya
untukmengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan otak bagian luar.
B.Tujuan EEG
Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang
berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern seperti
CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun EEGtetap
berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line dansangat
murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEGdapat
mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorangterhadap
rangsangan luar.
C. Fungsi EEG
Mendiagnosis epilepsi dan tanda-tandanya.B. Mengecek permasalahan pada orang yang
mengalami kehilangan kesadaran.C. Mempelajari penyebab susah tidur.D. Melihat aktivitas otak
ketika seseorang menerima obat anestesi selama operasi otak.E. Membantu orang yang memiliki
masalah psikis, seperti rasa gugup, dan kesehatan mental.F. Mendiagnosa dan lokalisasi tumor
otak, Infeksi otak, perdarahan otak, parkinsonH.Mendiagnosa Lesi desak ruang lain dan untuk
mengetahui kelainan metabolik danelektrolit B.(Jan Nissl, 2006)
BAB V
Kesimpulan
Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan
alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram.Ja
di, aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala
disebutElektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung
padatempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata
tertutup,gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-
14siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada
areavisual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, jika
subyekmembuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (>
14siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda
bahwaorang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal
darikortek, modulasinya dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek.Keadaan tidur
(alamiah maupun akibat induksi obat) mengaktifkan paroksismalitas yangumum maupun fokal.
Dalam keadaan tidak tidur hanya kira-kira sepertiga individu dengandiagnosa klinik epilepsy
memperlihatkan paroksismalitas spesifik, 15 % memperlihatkanEEG yang normal dan sisanya
memperlihatkan perlambatan atau percepatan yang spesifik.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,heni.2008.EEG.

http://beritanet.com/Literature/Kamus-Jargon/Electroencephalogram-Perekam-Aktivitas-
Otak.html. (Diakses pada tanggal 21Agustus 13.00)Merdeka, Try. 2011.

Tata Cara Pelaksanaan EEG.

http://ordinaryphoo.blogspot.com/2011/08/elektroensefalografi-eeg.html. (Diakses padatanggal


21 Agustus 13.00)http://dokumen.tips/documents/makalah-eeg.htm
Elektromiografi (EMG)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut
Electromyograph, untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Pada tubuh
manusia, pengetahuan mengenai gaya pada otot dan sendi merupakan nilai besar dalam dunia
kedokteran dan terapi fisik, dan juga merupakan studi yang sangat berguna dalam aktifitas atletik
(Giancolli,2001). Salah satu profil biopotensial tubuh adalah potensial listrik pada otot. Profil
aktifitasotot selama gerak secara medis dapat diperoleh dari electromyogram yang dihasilkan
darialat perekaman sinyal listrik aktifitas otot yang dikenal dengan electromyography (EMG)
yang didalamnya terdapat bioamplifier (Aston,1990 dalam Rusmawati,2006).Sebuah EMG
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau
neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksikelainan medis, tingkat aktivasi,
perintah rekrutmen atau untuk menganalisis biomekanik kondisi manusia atau hewan. Begitu
banyak manfaat yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. (Terecia,2005).

Hasil perekaman sinyal EMG juga telah banyak digunakan sebagai sinyal kendaliuntuk
berbagai macam sistem diantaranya komputer, robot dan perangkat lainnya. Banyak aplikasi
untuk penelitian tentang EMG dalam bidang biomedical engineering yang telah berkembang
pesat, salah satunya yaitu penelitian aplikasi biosignal pada manusia untuk kontrol buatan pada
perangkat antarmuka berbasis EMG, sinyal EMG jugadapat digunakan untuk mengendalikan
objek bergerak. Sistem yang dihasilkan dari EMGmampu mempelajari sinyal otot dari
permukaan kulit saat seseorang melakukan kondisitertentu.

B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan ini menjelaskan tentang Elektromiografi (EMG).
BAB II
Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah agar dapat mengetahui pengertian dan penggunaan
Elektromiografi (EMG).

BAB III
Metode Pemeriksaan
A.Alat, Bahan
 Mesin EEG
 Elektrode
B.Cara Kerja
EMG permukaan dan intramuskular (jarum dan fine-kawat) EMG. Untuk melakukan
EMG intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-kawat halus
dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah terlatih atau profesional
(seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik) mengamati aktivitas listrik ketika memasukkan
elektroda. Kegiatan insersional memberikan informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf
yang innervating. Otot normal saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum
dimasukkan ke dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas
spontan abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot. Kemudian pasien
diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk, ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang
dihasilkan tentukan. Kemudian elektroda ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini
dianalisa sampai setidaknya 10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya
memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot. Karena otot berbeda dalam
struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai lokasi untuk mendapatkan penelitian
yang akurat.

Intramuscular EMG dapat dianggap terlalu invasif atau tidak perlu dalam beberapa kasus.
Sebaliknya, permukaan elektroda dapat digunakan untuk memantau gambaran umum aktivasi
otot, sebagai lawan kegiatan hanya beberapa serat seperti yang diamati menggunakan EMG
intramuskular. Teknik ini digunakan dalam beberapa jenis, misalnya, di klinik fisioterapi,
aktivasi otot dipantau menggunakan EMG permukaan dan pasien memiliki stimulus auditori atau
visual untuk membantu mereka tahu kapan mereka mengaktifkan otot (biofeedback).
BAB IV

Pembahasan

A.Pengertian Elektromiografi (EMG).

Electromyographic adalah sinyal yang dihasilkan oleh otot yang mengandung informasi
tentang keadaan otot tersebut. Peristiwa listrik yang terjadi pada otot dapat direkam oleh
alat electromyography. Sinyal EMG digunakan dalam aplikasi klinis dan biomedis. IC utama
dalam penelitian ini menggunakan AD620AN yang mempunyai presisi untuk penguatan sebuah
sinyal yang lemah. Selain AD620AN adapula IC OP07CP yang digunakan sebagai penyaring
sinyal atau Filter frekuensi, karena frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian penguat tidak
menentu, sehingga diperlukan rangkaian untuk mengkondisikan sinyal tersebut. Dalam
penelitian ini menggunakan dua filter frekuensi yaitu HPF sebagai pengkondisi sinyal rendah,
sedangkan LPF digunakan sebagai pengkondisi sinyal tinggi sehingga sinyal yang terbaca berada
diantara range sekitar 0,28 Hz – 50Hz. Dari hasil pembahasan blok rangakaian maka
terbentuklah suatu sistem yang dapat merekan aktifitas listrik dalam tubuh manusia
yaitu Electromyography (EMG).

Sinyal biolistrik yang terdeteksi oleh elektroda akan masuk langsung ke rangkaian
penguat instrumentasi dan akan mengalami perubahan sinyal yang akan berpengaruh pada
frekuensi dan amplitudo. Kemudian keluaran sinyal dari penguat akan masuk ke rangkaaian high
pass filter yang akan memotong sinyal kecil yang kurang dari 0,28 Hz, dalam rangkaian ini
sinyal akan dikuatkan dengan rangkaian penguat non-inverting dengan 21 kali penguatan.
Selanjutnya sinyal keluaran dari HPF akan dilanjutkan ke rangkaian LPF dan akan mengalami
pemotongan frekuensi yang tinggi shingga frekuensi yang teraca hanya 50 Hz. Sinyal
dikondisikan dengan menggunakan rangkaian level shifter yang akan menggeser amplitudo.
Kemudian dilanjutkan dengan pengujian rangkaian menggunakan interface melaui
mikrokontroler Arduino.

B.METODE PENGGUNAAN EMG

EMG pada umumnya direkam dengan menggunakan electroda yang dipasangkan pada
permukaan kulit atau lebih sering jarum electroda dimasukkan secara langsung ke dalam otot.
Electroda permukaan ini mungkin dapat sekali pakai, tipe berperekat atau yang dapat digunakan
berulang-kali. Electroda ini mengambil tegangan yang diproduksi oleh kontraksi serat otot.
Isyarat kemudian bisa dikuatkan dan dipertunjukkan pada layar suatu tabung sinar katode. Ini
juga berlaku untuk suatu audio-amplifier yang dihubungkan ke suatu pengeras suara. Suatu EMG
interpreter yang terlatih dapat mendiagnose berbagai kekacauan otot dengan mendengarkan
bunyi yang dihasilkan ketika potensial otot dicatukan ke pengeras suara.

Amplitudo dari sinyal EMG tergantung pada berbagai faktor, misalnya penempatan dan
jenis electroda yang digunakan dan tingkat derajat dari penggunaan otot. Jarum Elektroda yang
berhubungan langsung dengan serat otot tunggal akan mengambil denyutan tegangan sedangkan
suatu elektroda permukaan mengambil banyak tegangan yang overlap dan oleh karena itu
menghasilkan suatu efek tegangan rata-rata. Suatu sinyal khas EMG terbentang dari 0.1 sampai
0.5 mV. Sinyal-sinyal ini dapat berisi komponen frekwensi yang diperbesar sampai kepada 10
kHz. Isyarat seperti isyarat frekwensi tinggi tidak bisa direkam pada perekam pena yang
konvensional dan oleh karena itu, mereka pada umumnya ditampilkan pada layar CRT.

C.Pemasangan Elektroda

Elektroda yang digunakan adalah bipolar 2 elektroda yang aktif diletakkan secara
berdekatan di otot yang akan diukur dan dibandingkan dengan kondisi ground. Elektroda
diletakkan pada permukaan kulit tepat diatas otot yang mengalami kontraksi sesuai dengan
gerakan yang dilakukan. Untuk gerakan flexion, letak elektroda tepat di atas otot flexors of the
wrist, flexor carpi radialis, flexor carpi ulnaris. Sedangkan untuk gerakan extension, letak
elektroda tepat diatas otot extensors of the wrist, extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis.

BAB V
KESIMPULAN

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas


listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut
Electromyograph, untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram.

EMG pada umumnya direkam dengan menggunakan electroda yang dipasangkan pada
permukaan kulit atau lebih sering jarum electroda dimasukkan secara langsung ke dalam otot.
Electroda permukaan ini mungkin dapat sekali pakai, tipe berperekat atau yang dapat digunakan
berulang-kali. Electroda ini mengambil tegangan yang diproduksi oleh kontraksi serat otot.
Isyarat kemudian bisa dikuatkan dan dipertunjukkan pada layar suatu tabung sinar katode

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqien Imamal, Mada Sanjaya, Rizki Multajam, Mada Sanjaya, Nurul Subkhi, Aceng
Sambas. 2016. “Desain Dan Analisis Electromyography (Emg) Serta Aplikasinya dalam
Mendeteksi Sinyal Otot” Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan:Bandung.

Nurdin Nurfadhilah. “Electromyograph”.Universitas Andalas:Makassar.

S. Wardana and A. Arifin, “Instrumentasi dan Pendeteksian Sinyal EMG Dinamik selama
Elbow Joint Bergerak,” pp. 1–5, 2012.

Anda mungkin juga menyukai