1. Pengertian CT-Scan CT-Scan (computed tomography scan) adalah proses penggunaan komputer untuk memperoleh gambaran tiga-dimensional dari ribuan gambar sinar-X dua-dimensional. CT-Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat akurat dari objek-objek di dalam tubuh seperti tulang, organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat berguna dalam mendiagnosa berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, stroke, kelainan organ reproduktif, dan kelainan gastrointestinal. Citra yang dihasilkan CT-Scan jauh lebih detail dibanding citra yang diperoleh sinar-X biasa (Corno & Festa, 2009). Mesin CT-Scan berbentuk pipa dengan tempat pasien berbaring di tengahnya. Pemroses citra (scanner) sendiri terdapat dalam frame pipa tersebut. Saat mesin bekerja, pipa pemroses citra itu berputar sambil menembakkan sinar rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Untuk setiap putaran, sekitar 1.000 gambar bagian dalam pasien diambil. Gambar-gambar ini kemudian diproses oleh komputer sehingga menghasilkan gambar cross-sectional bagian dalam tubuh pasien yang dapat digunakan dalam menganalisa dan mendiagnosa pasien. Prinsip dasar CT-Scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT-Scan tidak overlap (tumpang tindih) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT-Scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT-Scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional. CT-Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT-Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT-Scan yang digunakan (waktu ini termasuk waktu check-in nya). Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit. Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut. CT-Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding sinar-X biasa: citra yang diperoleh CT-Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT-Scan dapat difokuskan pada satu organ atau objek saja, dan citra perolehan CT-Scan menunjukkan posisi suatu objek relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat mengetahui posisi objek itu secara tepat dan akurat. Kelebihan-kelebihan tersebut telah membuat CT-Scan menjadi proses radiografis medis yang paling sering direkomendasikan oleh dokter dan, dalam banyak kasus, telah menggantikan proses sinar-X biasa secara total (Bushong, 2012).
Gambar 2.1.1 Contoh alat CT-Scan (Bushong, 2012).
2. Cara Kerja CT-Scan
Tabung sinar-X sebagai sumber radiasi yang akan menghasilkan radiasi sinar-X yang terkolimasi (terarah) dan diarahkan ke pasien untuk menembus tubuh pasien (dalam gambar adalah kepala pasien). Kemudian berkas sinar-X yang telah menembus tubuh pasien tersebut ditangkap oleh detektor menghasilkan satu proyeksi. Susunan tabung sinar- X dan detektor ini akan bergerak mengelilingi tubuh pasien dan menghasilkan proyeksi dari obyek yang ditembus tersebut. Hasil proyeksi ini yang kemudian diolah oleh komputer sehingga membentuk gambar potongan melintang dari jaringan tubuh/obyek tersebut.
Gambar 2.3.1 Prinsip kerja CT-Scan (Kartawiguna, 2014).
Berikut ini adalah diagram blok dari keseluruhan kerja sistem CT-Scan, mulai dari sistem pembangkit radiasi Sinar-X beserta sistem kontrolnya sampai didapatkan gambar yang diinginkan pada selembar film atau disimpan dalam cakram magnetik.
Gambar 2.3.2 Diagram Blok sistem CT-Scan secara keseluruhan (Kartawiguna, 2014).
Selama scanning tabung Sinar-X dan detektor berputar mengelilingi pasien
untuk mendapatkan data atenuasi pasien. Detektor menangkap radiasi yang diteruskan melalui pasien dari beberapa lokasi dan dari beberapa sudut. Sebagai hasilnya, nilai transmisi relatif atau pengukuran atenuasi dapat dihitung sebagai berikut:
a. Metode konvensional slice by slice atau metode aksial.
Prinsipnya, tabung sinar–x dan detektor bergerak mengelilingi pasien dan mengumpulkan data proyeksi pasien. Saat pengambilan data proyeksi, posisi meja berhenti. Kemudian meja pasien bergerak untuk menuju posisi kedua dan dilakukan proses scanning berikutnya. Demikian seterusnya.
b. Metode spiral atau helical.
Pada metode ini tabung sinar–X bergerak mengelilingi pasien yang juga bergerak. Pada metode ini, berkas Sinar-X membentuk pola spiral atau helical. Data untuk rekonstruksi citra pada setiap slice diperoleh dengan interpolasi. Teknik ini memiliki kelebihan dalam waktu yang relatif cepat. Sinar-X yang mengalami atenuasi setelah menembus objek akan ditangkap oleh detektor yang berhadapan dengan sumber sinar dan terletak di belakang objek. Pada saat yang bersamaan detektor menerima berkas Sinar-X yang langsung berasal dari sumber, berkas radiasi tersebut oleh detektor diubah dalam bentuk sinyal listrik yang akhirnya oleh analog digital converter diubah dalam bentuk digital. Selanjutnya data tersebut dikirim ke komputer dan melalui proses matematis data-data tersebut direkonstruksi dan ditampilkan kembali pada layar monitor berupa citra dengan skala keabuan.
Gambar: Prinsip CT-Scan Spiral
Gambar: Rekonstruksi gambar dari data mentah menjadi gambar CT-Scan
3. Keunggulan dan Kekurangan CT-Scan
1) Kelebihan CT-Scan a. Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat. b. Tidak invasive (tindakan non bedah). c. Waktu perekaman cepat. d. Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. 2) Kekurangan CT-Scan a. Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan. b. Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan tambal gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu. c. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar. 4. Dampak Positif dan Negatif Dampak positif : 1) Mendeteksi masalah pada tulang dan sendi, seperti fraktur dan tumor 2) Mendeteksi perubahan/perkembangan kanker dan penyakit jantung 3) Memperlihatkan luka atau pendarahan dalam, seperti pada kasus kecelakaan lalu lintas 4) Melokalisasi tumor, gumpalan darah, kelebihan cairan atau infeksi 5) Evaluasi keberhasilan pengobatan, seperti pasca kemoterapi atau radiasi Dampak negative : Dapat merusak DNA sel-sel tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker
Efek samping dari penggunaan zat kontras pada CT scan :
1) Reaksi alergi ringan seperti ruam, gatal, dan bengkak-bengkak di kulit