Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FISIKA

NAMA : ODILE FEBRIANTI GELANG

KELAS : XII MIA 2

SMAS FRATER DON BOSCO LEWOLEBA


1. Pengertian CT-Scan
CT-Scan (computed tomography scan) adalah proses penggunaan komputer untuk
memperoleh gambaran tiga-dimensional dari ribuan gambar sinar-X dua-dimensional.
CT-Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat akurat dari objek-objek di
dalam tubuh seperti tulang, organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat
berguna dalam mendiagnosa berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, stroke,
kelainan organ reproduktif, dan kelainan gastrointestinal. Citra yang dihasilkan CT-Scan
jauh lebih detail dibanding citra yang diperoleh sinar-X biasa (Corno & Festa, 2009).
Mesin CT-Scan berbentuk pipa dengan tempat pasien berbaring di tengahnya.
Pemroses citra (scanner) sendiri terdapat dalam frame pipa tersebut. Saat mesin bekerja,
pipa pemroses citra itu berputar sambil menembakkan sinar rontgen ke arah pasien dari
berbagai sudut. Untuk setiap putaran, sekitar 1.000 gambar bagian dalam pasien diambil.
Gambar-gambar ini kemudian diproses oleh komputer sehingga menghasilkan gambar
cross-sectional bagian dalam tubuh pasien yang dapat digunakan dalam menganalisa dan
mendiagnosa pasien.
Prinsip dasar CT-Scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah
melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah
pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan.
Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang
ditampilkan oleh CT-Scan tidak overlap (tumpang tindih) sehingga dapat memperoleh
citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada
foto rontgen), citra CT-Scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang
diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur
internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT-Scan lebih mudah dianalisis
daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT-Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan
komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh
gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus
yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT-Scan. Scanner berputar
mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai
seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada
jenis CT-Scan yang digunakan (waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit. Sebelum dilakukan scanning
pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam
sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula
prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan
kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah
perut.
CT-Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding sinar-X biasa: citra yang
diperoleh CT-Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT-Scan dapat
difokuskan pada satu organ atau objek saja, dan citra perolehan CT-Scan menunjukkan
posisi suatu objek relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat
mengetahui posisi objek itu secara tepat dan akurat. Kelebihan-kelebihan tersebut telah
membuat CT-Scan menjadi proses radiografis medis yang paling sering
direkomendasikan oleh dokter dan, dalam banyak kasus, telah menggantikan proses
sinar-X biasa secara total (Bushong, 2012).

Gambar 2.1.1 Contoh alat CT-Scan (Bushong, 2012).

2. Cara Kerja CT-Scan


Tabung sinar-X sebagai sumber radiasi yang akan menghasilkan radiasi sinar-X
yang terkolimasi (terarah) dan diarahkan ke pasien untuk menembus tubuh pasien (dalam
gambar adalah kepala pasien). Kemudian berkas sinar-X yang telah menembus tubuh
pasien tersebut ditangkap oleh detektor menghasilkan satu proyeksi. Susunan tabung sinar-
X dan detektor ini akan bergerak mengelilingi tubuh pasien dan menghasilkan proyeksi
dari obyek yang ditembus tersebut. Hasil proyeksi ini yang kemudian diolah oleh
komputer sehingga membentuk gambar potongan melintang dari jaringan tubuh/obyek
tersebut.

Gambar 2.3.1 Prinsip kerja CT-Scan (Kartawiguna, 2014).


Berikut ini adalah diagram blok dari keseluruhan kerja sistem CT-Scan, mulai dari
sistem pembangkit radiasi Sinar-X beserta sistem kontrolnya sampai didapatkan gambar
yang diinginkan pada selembar film atau disimpan dalam cakram magnetik.

Gambar 2.3.2 Diagram Blok sistem CT-Scan secara keseluruhan (Kartawiguna, 2014).

Selama scanning tabung Sinar-X dan detektor berputar mengelilingi pasien


untuk mendapatkan data atenuasi pasien. Detektor menangkap radiasi yang diteruskan
melalui pasien dari beberapa lokasi dan dari beberapa sudut. Sebagai hasilnya, nilai
transmisi relatif atau pengukuran atenuasi dapat dihitung sebagai berikut:

a. Metode konvensional slice by slice atau metode aksial.


Prinsipnya, tabung sinar–x dan detektor bergerak mengelilingi pasien dan
mengumpulkan data proyeksi pasien. Saat pengambilan data proyeksi,
posisi meja berhenti. Kemudian meja pasien bergerak untuk menuju posisi
kedua dan dilakukan proses scanning berikutnya. Demikian seterusnya.

b. Metode spiral atau helical.


Pada metode ini tabung sinar–X bergerak mengelilingi pasien yang juga
bergerak. Pada metode ini, berkas Sinar-X membentuk pola spiral atau
helical. Data untuk rekonstruksi citra pada setiap slice diperoleh dengan
interpolasi. Teknik ini memiliki kelebihan dalam waktu yang relatif cepat.
Sinar-X yang mengalami atenuasi setelah menembus objek akan ditangkap
oleh detektor yang berhadapan dengan sumber sinar dan terletak di belakang objek.
Pada saat yang bersamaan detektor menerima berkas Sinar-X yang langsung berasal
dari sumber, berkas radiasi tersebut oleh detektor diubah dalam bentuk sinyal listrik
yang akhirnya oleh analog digital converter diubah dalam bentuk digital. Selanjutnya
data tersebut dikirim ke komputer dan melalui proses matematis data-data tersebut
direkonstruksi dan ditampilkan kembali pada layar monitor berupa citra dengan skala
keabuan.

Gambar: Prinsip CT-Scan Spiral


Gambar: Rekonstruksi gambar dari data mentah menjadi gambar CT-Scan

3. Keunggulan dan Kekurangan CT-Scan


1) Kelebihan CT-Scan
a. Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
b. Tidak invasive (tindakan non bedah).
c. Waktu perekaman cepat.
d. Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer
sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
2) Kekurangan CT-Scan
a. Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari
radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib
memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan.
b. Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam).
Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien
menggunakan tambal gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau
kondisi jaringan tubuh tertentu.
c. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan
gambar.
4. Dampak Positif dan Negatif
Dampak positif :
1) Mendeteksi masalah pada tulang dan sendi, seperti fraktur dan tumor
2) Mendeteksi perubahan/perkembangan kanker dan penyakit jantung
3) Memperlihatkan luka atau pendarahan dalam, seperti pada kasus
kecelakaan lalu lintas
4) Melokalisasi tumor, gumpalan darah, kelebihan cairan atau infeksi
5) Evaluasi keberhasilan pengobatan, seperti pasca kemoterapi atau radiasi
Dampak negative :
Dapat merusak DNA sel-sel tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya
kanker

Efek samping dari penggunaan zat kontras pada CT scan :

1) Reaksi alergi ringan seperti ruam, gatal, dan bengkak-bengkak di kulit


2) Batuk
3) Pusing
4) Kram perut
5) Sembelit
6) Mual dan muntah

Anda mungkin juga menyukai