Anda di halaman 1dari 25

MATERI PPPK

BKKBN
FUNGSI MANAJER PENGELOLA

Fungsi : Melakukan Fungsi Koordinasi pengorganisasian, pengelolaan,


pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pendataan Keluarga .
TUGAS MANAJER PENGELOLA

1. Mengkoordinasikan perencanaan pelaksanaan pendataan keluarga kepada camat


2) Melakukan pengorganisasian lapangan Pendataan Keluarga
3) Melakukan pengelolaan administrasi, distribusi sarana dan prasarana
4) Melakukan pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan Pendataan Keluarga
5) Bersinergi dengan Manajer Data dalam pelaksanaan Pendataan Keluarga
6) Melakukan persetujuan/aproval terhadap data yang akan dikirim ke server setelah dilakukan
pemeriksaan data berdasarkan laporan hasil pelaksanaan pengolahan data oleh manajer data
FUNGSI MANAJER DATA :

Fungsi : bertugas untuk memastikan proses manajemen Data pelaksanaan


PK22( Pengumpulan, pemeriksaan, pengelolaan dan pemberian umpan balik)
dikecamatan yang menjadi tanggung jawabnya
TUGAS MANAJER DATA :
1) Melakukan registrasi dan perapihan databasis wilayah yang akan digunakan dalam pendataan
keluarga melalui aplikasi berbasis web portal Pendataan Keluarga 2021 (PK2021).
2) Melakukan registrasi supervisor dan kader pendata yang tercantum dalam SK Pengorganisasian
Pendataan Keluarga melalui aplikasi berbasis web portal PK2021.
3) Memasukkan target KK per RT yang akan didata melalui aplikasi berbasis web portal PK2021.
4) Menerima dan memeriksa formulir hasil Pendataan keluarga dari supervisor desa/kelurahan.
5) Membentuk tim pengolah data yang ditetapkan melalui Surat Keputusan OPD KB Kabupaten dan
Kota dengan mempertimbangkan jumlah pengolah data dengan jumlah data yang diolah serta jangka
waktu pelaksanaan pendataan keluarga yang ditetapkan.
TUGAS MANAJER DATA :
6) Mengkoordinir proses penginputan data yang dilakukan oleh tim pengolah data
7) Melakukan monitoring data indikator strategis melalui aplikasi berbasis web portal PK2021 serta
memberikan umpan balik kepada supervisor jika ditemukan
ketidaksesuaian data untuk dilakukan perbaikan atau kunjungan ulang oleh kader pendata.
8) Melaporkan perkembangan pelaksanaan pengumpulan serta pengolahan data hasil pendataan keluarga
kepada manajer Pengelolaan
. 9) Bersinergi dengan Manajer Pengelolaan dalam pelaksanaan Pendataan Keluarga Tingkat
Kecamatan.
10) Memberikan informasi dan solusi terkait permasalahan penggunaan smartphone dan aplikasi
pengolahan data.
FUNGSI DAN TUGAS SUPERVISIOR

melakukan pengelompokkan formulir terisi (batching) berdasarkan satuan wilayah terkecil (RT – RW –
desa). Pengelompokkan formulir antar satuan wilayah dengan menggunakan formulir rekapitulasi.
✓ Pastikan kader melakukan bundel formulir terisi per RT dan diatasnya diberikan formulir rekapitulasi
RT (rek.RT/F/I/PK/21) sebagai identitas RT.
✓ Buat dan tandatangani rekapitulasi hasil Pendataan Keluarga tingkat Dusun/RW menggunakan
(Rek.Dus/F/I/PK/21) untuk digabungkan bersama seluruh bundel data keluarga per RT.
✓ Buat dan tandatangani rekapitulasi hasil Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan bersama Kepala
Desa/Lurah menggunakan (Rek.Des/F/I/PK/21) untuk digabungkan bersama seluruh bundel data
keluarga per Dusun/RW.
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL TAHUN 2020-
2024
Yakni Indonesia berpenghasilan menengah-tinggi yang sejahtera, adil dan
berkesinambungan” yang diharapkan akan dapat dicapai melalui strategi prioritas
pembangunan nasional serta BKKBN mendukung 2 agenda pembangunan/Prioritas
Nasional yaitu ‘Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing’ serta ‘Revolusi
Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan Budaya
Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern dan Berkarakter’
REBRENDING BESAR-BESARAN YANG
DILAKUKAN ANTARA LAIN
a. mengganti logo BKKBN awalnya dua anak lebih sehat sekarang Logo gram diadopsi
dari lambang cinta yaitu hati, yang merepresentasikan bahwa awal dari sebuah
perencanaan adalah dari kasih sayang yang tulus dan keharmonisan keluarga yang
didukung dengan lingkungan yang selalu mendukung ,
b. aransemen ulang Mars KB,
c. mengganti nama program KKBPK (Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga) menjadi Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana), tagline yang berganti dari “Dua Anak Cukup”
menjadi “Berencana Itu Keren”.
REBRENDING BESAR-BESARAN YANG
DILAKUKAN ANTARA LAIN
d. membuat jingle, membuat desain batik Kencana, dan penggantian nomenklatur
Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
e. BKKBN berusaha hadir menjadi teman dalam menyampaikan pesan-pesan yang
bermanfaat. Harapannya, akan tumbuh generasi yang punya mindset perencanaan yang
tepat dan memiliki hidup terarah. Dan BKKBN Targetkan Capaian Indeks Bangga
Kencana dan Penurunan Stunting.
SEJARAH BKKBN
1950-an 1957
Program KB di rintis oleh para ahli kandungan dengan Terbentuklah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
1950-an
maksud untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi yang 1957sosial yang bergerak di
(PKBI) yang merupakan organisasi
tinggi pada waktu itu bidang KB

1967 17 Oktober 1968


Akhirnya PBKI di akui sebagai badan hukum oleh dapartemen 17
Di bentuk Oktober
Lembaga Keluarga Berencana Nasional
1967 I PBKI di jakarta, diambil
kehakiman. Dalam kongres nasional (LKBN) dengan1968
status Lembaga Semi Pemerintah.
keputusan bahwa PBKI akan bekerja sama dengan instansi
pemerintah

1970 1972
Ditetapkanlah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Lembaga ini resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non -
1970
Nasional (BKBN) dengan dr. Suwardjo Suryaningrat sebagai
1972
Departemen yang berkedudukan langsung di bawah presiden
kepalanya
LEMBAGA KELUARGA BERENCANA
NASIONAL (LKBN)
LKBN dibentuk dengan tugas mencakup dua hal, yakni melembagakan KB dan
mengelola segala jenis bantuan untuk KB. Setahun LKBN berdiri, proses pengenalan KB
kepada masyarakat berlangsung memuaskan dan tidak menghadapi tantangan yang
berarti, sehingga pemerintah memutuskan mengambil alih menjadi program pemerintah
dan menetapkan program KB nasional merupakan bagian integral dari program
pembangunan nasional dan masuk dalam program pembangunan lima tahunan.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 8 TAHUN 1970

BKKBN mengelola program KB nasional pemerintah membentuk BKKBN dengan


pertimbangan bahwa program perlu ditingkatkan dengan cara lebih memanfaatkan dan
memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 33 TAHUN 1972

Penanggung jawab umum penyelenggaraan program KB nasional berada di tangan


presiden, sedangkan Ketua BKKBN bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Dalam Keppres ini, wilayah program diperluas dengan sepuluh provinsi di luar Jawa
Bali I yakni : DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Barat.
Disamping itu, Keppres ini menyatakan bahwa Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I dan
Bupati/Walikota Kepala Daerah Tingkat II adalah Penanggung Jawab Umum
penyelenggaraan program KB nasional di daerahnya masing-masing.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 38 TAHUN 1978

Untuk dapat melaksanakan pokok-pokok kebijaksanaan program KB nasional dan


program kependudukan seperti tercantum dalam GBHN 1978 perlu penyesuaian dan
peningkatan organisasi BKKBN dengan Keputusan Presiden RI Nomor 38 Tahun 1978.
Dalam Keppres ini wilayah program KB diperluas lagi ke sebelas provinsi lainnya di
Luar Jawa Bali II, yakni : Riau, Jambi, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya,
Timor Timur.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 64 TAHUN 1983

Dalam GBHN 1983 dirumuskan bahwa program KB nasional bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, dengan cara
mengendalikan kelahiran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia. Untuk dapat
melaksanakan tugas yang telah dirumuskan di dalam GBHN 1983 dilakukan penyempurnaan kembali
organisasi BKKBN dengan Keputusan Presiden RI Nomor 64 Tahun 1983.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 20 TAHUN 2000

Dasar Pertimbangan keluarnya Keppres ini adalah untuk mempercepat terwujudnya keluarga
berkualitas, maju, mandiri dan sejahtera, dipandang perlu untuk meningkatkan peran serta semua pihak
secara terkoordinasi, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam program KB nasional dan pembangunan KS
serta pemberdayaan perempuan.
Status BKKBN dalam Keppres ini merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden dan dipimpin oleh seorang kepala yang
dijabat oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI
NOMOR 166 TAHUN 2000

Sesuai dengan tuntutan reformasi dalam bidang pemerintahan, dikeluarkan Keppres RI Nomor 166
Tahun 2000 yang diperbaharui dengan Keppres RI Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi
dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen yang di dalamnya termasuk BKKBN.
Dalam Keppres ini BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang KB dan KS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
BKKBN sebagai lembaga pemerintah non departemen berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada presiden, dan dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat dan dikoordinasikan oleh
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
BKKBN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI NOMOR 103 TAHUN 2001 YANG
DIIKUTI DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI NOMOR 110 TAHUN 2001.

Dalam Keppres ini dikukuhkan kembali bahwa BKKBN tetap mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintah di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Keppres ini, maka sebagian kewenangan BKKBN telah diserahkan kepada pemerintah
kabupaten/kota. Demikian pula kelembagaan BKKBN kabupaten/kota telah diserahkan kepada
pemerintah kabupaten/kota per-Januari 2004. Dengan diserahkannya kelembagaan ini, maka lembaga
yang menangani program KB di kabupaten/kota bentuknya bervariasi, ada yang berbentuk dinas/badan
merger, ada yang berbentuk kantor KB.
DATA RUTIN PELAYANAN KB

Data rutin pelayanan KB adl data yang dikumpulkan berkala sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
SARANA DAN PRASARANA DALAM RR
PELAYANAN KB
Sarana
-Ketersediaan peralatan pelayanan KB
-Ketersediaan bahan habis pakai
-Ketersediaan Alokon untuk keluarga GAKIN
-Ketersediaan Alokon untuk keluarga non GAKIN
Prasarana
-F2 Klinik
-Laporan Dalap
PENGERTIAN IMP

1.Pengertian IMP adalah organisasi kelompok maupun perorangan yang mempunyai pengaruh dalam
masyarakat dan pranata serta mempunyai tujuan yang ingin dicapai, IMP yang diartikan sebagai wadah
pengelolaan dan pelaksanaan Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera di tingkat Desa/Kelurahan
hingga di tingkat Dusun dan RT .
Keenem peran tersebut antara lain:
1) Pengorganisasian,
2) Pertemuan,
3) KIE dan Konseling,
4) Pencatatan dan Pendataan,
5) Pelayanan Kegiatan, dan
6) Kemandirian.
KLASIFIKASI IMP :

• Klasifikasi Dasar:
yaitu yang telah ada pengorganisasian, kepengurusan serta pembagian tugas. Namun pertemuan belum
rutin, belum ada rencana kerja dan belum ada notulen. Belum ada konseling (baru KIB), pendataan
masih sederhana, pelayanan pembangunan KB/KS belum lengkap, dan upaya kemandirian hanya ada
satu macam atau belum ada sama sekali.
2. Berkembang:
yaitu IMP yang telah memiliki kepengurusan dan pembagian tugas yang jelas (kecuali PPKBD yang
dimungkinkan kepengurusannya tunggal), pertemuan sudah rutin serta ada rencana kerja notulen, KIE
dan konseling sudah ada, pencatatan dan pendataan lebih rapi dan memenuhi standar, pelayanan
pembangunan KB/KS lebih lengkap dan telah melakukan minimal dua upaya kemandirian.
KLASIFIKASI IMP :

3. Mandiri:
yaitu IMP yang telah melaksanakan enam peran bhakti secara lengkap dan berkualitas. Dalam arti, dari
sisi pengorganisasian kepengurusan sudah dilengkapi dengan seksi-seksi, pertemuan rutin dan
berjenjang, rencana kerja dan notulen lengkap, KIE dan konseling berjalan dengan baik, pencatatan dan
pendataan lengkap dan ada tindak lanjut. Selain itu pelayanan KB/KS dan upaya kemandirian telah
berjalan sesuai dengan harapan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai