Anda di halaman 1dari 54

DAFTAR ISI

I. DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….. 1


II. KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………… 2
III. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………… 3
B. LANDASAN HUKUM ………………………………………………………………………………… 3
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………………………….. 4
IV. BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PENGORGANISASIAN ……………………………………………………………………………… 6
B. PERSIAPAN …………………………………………………………………………………………….. 7
C. DUKUNGAN OPERASIONAL …………………………………………………………………….. 7
D. PROSES PELAKSANAAN …………………………………………………………………………… 8
V. BAB III
INOVASI ……………………………………………………………………………………………………….. 43
VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………………………….. 37
VII. DOKUMENTASI KEGIATAN …………………………………………………………………………….. 38
VIII. LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………………………………………………… 54

1
1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya, kami dapat menyusun buku tentang Profil Pelaksanaan Program Pembinaan
Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep Tahun
2022. Dari tahun ke tahun memang telah dilaksanakan 10 program PKK, maka kami bergerak
untuk melaksanakan kegiatan tersebut melalui pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga(PKK)
yang merupakan kumpulan kumpulan wanita atau para Ibu – ibu untuk berorganisasi secara
independent melalui kelompok- kelompok kerja (POKJA) PKK sehingga Pelaksanaan Program
Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana dapat menciptakan suatu kebersamaan yang
dinamis dilapangan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK
Sehat Lestari Berencana dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong pencapaian tujuan
keluarga yang berkualitas. Tujuan disusunnya buku Profil Pelaksanaan Program Pembinaan
Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana ini untuk menunjukan seberapa jauh peran PKK dalam
pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana tahun 2022.
Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan, kami sadar bahwa dalam penyusunan
profil ini penuh dengan kekurangan
Semoga profil ini dapat menambah wawasan bagi PKK untuk kemajuan kegiatan yang
akan datang.
Sumenep, Februari 2023
TP PKK Kecamatan Kota Sumenep
Ketua

NY. S. AZIEZAH FARUK, SE. MM

2
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan pelaksanaan Program
Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana bertujuan untuk memberdayakan keluarga
dalam mencapai kesejahteraan keluarga. Kegiatan pemberdayaan yang mendukung
Program Keluarga Berencana dan Kesehatan yang terkait dengan 10 Program PKK,
khususnya program ke 7, 9 dan 10 (Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan
Perencanaan Sehat) telah dilakukan secara nyata dan mendapat pengakuan yang luas. Upaya
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dengan meningkatkan kerjasama lintas
sektor di bidang bangga kencana dan kesehatan melalui Program Pembinaan Terpadu PKK
Sehat Lestari Berencana.
Dalam dukungan program keluarga berencana dan pembangunan kesehatan nasional,
pada dasarnya Gerakan PKK telah senantiasa melaksanakan bahkan meningkatkanperannya,
selanjutnya dalam rangka lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta kesinambungan
pelaksanaan program, maka pada tahun - tahun sebelumnya upaya tersebut tetap diadakan
dengan periode waktu khusus dalam bentuk intensifikasi kegiatan lintas sektor di bidang
pemberdayaan keluarga, KB dan kesehatan melalui pelaksanaan Program Pembinaan
Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana.
Dengan adanya dukungan keterpaduan lintas sektor, kegiatan ini akan bertumpu pada
kegiatan – kegiatan kelompok swadaya masyarakat PKK dan Institusi KB kesehatan di
Kecamatan dengan Kader sebagai ujung tombak, serta keluarga fokus sasaran utama.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur
(Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1950 tentang Perubahan Dalam Undang- Undang
Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950);
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)

3
1
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan
kesejahteraan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 266);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 266).

C. TUJUAN
Umum:
Sebagai bentuk monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan kader PKK
kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan
sehat, menjaga lingkungannya agar bersih dan sehat, masyarakat berperan aktif memantau
kesehatan balitanya melalui posyandu serta merencanakan keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan keluarga berencana.
Khusus:
1. Meningkatkan kemitraan PKK, Kecamatan, Puskesmas, Penyuluh KB, dan organisasi
kemasyarakatan, LSM, swasta, dan dunia usaha.
2. Meningkatkan peran Kelompok Dasa Wisma.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Posyandu.
4. Meningkatkan pembinaan Pokjanal/Pokja Posyandu.
5. Meningkatkan jumlah kader yang terampil.
6. Meningkatkan jumlah Rumah Tangga ber-PHBS di masyarakat.
7. Meningkatkan program menjaga kelestarian lingkungan hidup di lingkungan
masyarakat.
8. Meningkatkan jumlah peserta KB baru dan peserta KB aktif.
9. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan dan Program Keluarga
Berencana.

4
1
10. Meningkatkan kualitas pemberdayaan dan ketahanan keluarga melalui kegiatan Bina -
bina Keluarga.
11. Memantapkan peran kelembagaan dan 10 Program PKK, khususnya di bidang KB dan
Kesehatan.
12. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam Revitalisasi Posyandu
dan Program KB-Kesehatan lainnya.
13. Melaksanakan Pembinaan terpadu Posyandu Bangga Kencana dan PHBS-LBS dari
tingkat desa/kelurahan, kecamatan.

5
1
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PENGORGANISASIAN
Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK
Sehat Lestari Berencana Kecamatan Kota Sumenep Tahun 2022, maka dibentuk pelaksana
kegiatan disetiap wilayah yang terdiri dari unsur-unsur TP PKK Kecamatan Kota Sumenep,
Koordinator PKB, Puskesmas, dan unsur - unsur lain sesuai dengan kepentingannya.
Adapun Susunan Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK
Sehat Lestari Berencana Kecamatan Kota Sumenep adalah sebagai berikut:
1. Penasehat : Camat
2. Pembina : Sekretaris Kecamatan
3. Penanggung jawab : Ketua TP PKK Kecamatan
4. Ketua Umum : Wakil Ketua TP PKK Kecamatan
5. Sekretaris : Sekretaris TP PKK Kecamatan
6. Bendahara : Bendahara TP PKK Kecamatan
7. Koordinator Bidang
a. Bidang kesehatan : a. Kepala UPT Puskesmas Pamolokan
b. Pokja IV TP PKK Kecamatan
b. Bidang Bangga kencana : a. PKB Kecamatan Kota Sumenep
b. Pokja I-IV TP PKK Kecamatan
c. Bidang Pendidikan
dan Ekonomi Keluarga : a. Pengawas TK
b. Penilik PAUD
c. HIMPAUDI
d. Pokja II TP PKK kec
e. Koordinator PPL
f. Koordinator Pendamping PKH
d. Bidang Pembinaan
Karakter Keluarga : a. Kepala KUA Kecamatan Kota Sumenep
b. Pokja I TP PKK Kecamatan Kota Sumenep

6
1
B. PERSIAPAN
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan seluruh rangkaian kegiatan di setiap
tingkatan wilayah berupa pertemuan-pertemuan untuk memantapkan kesepakatan,
menyusun rencana dan petunjuk operasional, serta menyebarluaskan informasi kepada
pelaksana di setiap wilayah secara berjenjang.
Dalam rangka mempersiapkan Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK Sehat
Lestari Berencana di tingkat kecamatan sampai dengan desa/kelurahan telah dilaksanakan
beberapa kegiatan antara lain :
1) Rapat Koordinasi yang telah diikuti oleh semua unsur terkait di tingkat Kecamatan.
2) Menyusun rencana kegiatan, Anggaran Jadwal pelaksanaan kegiatan dan target sasaran
3) Sosialisasi Kegiatan Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari
Berencana
4) Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu
PKK Sehat Lestari Berencana Kecamataan sampai dengan desa
5) Merencanakan Evaluasi dan Penilaian

C. DUKUNGAN OPERASIONAL
Dukungan dana, daya dan sarana bersumber dari :
1. TP PKK Kecamatan Kota Sumenep
 Tahun 2020 : Rp. 500.000,-
 Tahun 2021 : Rp. 500.000,-
 Tahun 2022 : Rp. 1.000.000,-
2. Dana BOK UPT Puskesmas Pamolokan
 Tahun 2021 : Rp 649.999.880,-
 Tahun 2022 : Rp. 766.051.000,-

7
1
D. PROSES PELAKSANAAN
Pelaksanaan Program Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana Kecamatan Kota
Sumenep khususnya dilaksanakan selama tahun 2022 dengan memanfaatkan potensi yang ada
serta data yang tersedia baik PKK, Kesehatan dan Keluarga Berencana, dengan tahapan sebagai
berikut :
1. PROGRAM PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
a. Kegiatan – Kegiatan
1. Menfasilitasi pembentukan Dasa Wisma baru dan pembinaan di wilayah
Kecamatan Kota Sumenep
2. Pemantauan kelompok Dasa Wisma yang Masih Berfungsi/revitalisasi DasaWisma
3. Peningkatan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi ketua kelompok dan kader
melalui kegiatan pencatatan, penyuluhan dan penggerakan.
4. Pengumpulan data melalui kelompok Dasa Wisma mengenai :
a) Jumlah Rumah Tangga
b) Jumlah Keluarga Pra sejahtera dan KS-1
c) Jumlah Kelompok Tribina (BKB, BKR,BKL) dan PIK-R
d) Jumlah Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktf
e) Jumlah keluarga Beresiko stunting
1. Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
menjadi salah satu isu pembangunan nasional dengan penekanan pada pentingnya kualitas SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada dalam setiap keluarga dan penguatan ketahanan keluarga.
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
berfokus untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Keluarga merupakan unit terkecil yang ada dalam masyarakat sehingga sudah seharusnya
pembangunan dimulai dari lingkup keluarga. Keluarga menjadi sasaran utama dalam Program
Bangga Kencana karena keluarga memiliki peran penting dalam mencetak generasi masa depan
yang nantinya akan menentukan kualitas suatu bangsa. Dengan adanya Program Bangga Kencana
yang dilaksanakan di Desa Pangarangan menjadikan keluarga mampu menjalankan fungsinya
sesuai 8 Fungsi Keluarga yang ada dalam Program Bangga Kencana yakni meliputi fungsi agama,
cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial budaya, perlindungan, pendidikan dan lingkungan.

Sejalan juga dengan Program Prioritas Nasional yaitu Percepatan Penurunan Stunting,
Penyuluh KB bersama mitra sinergis lainnya mengambil langkah strategis dan tepat dalam
mengawal program Bangga Kencana khususnya terkait pendampingan keluarga untuk akselerasi
penurunan angka stunting di Desa Pangarangan. Selain itu bentuk upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan keluarga berkualitas yaitu dengan adanya kegiatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi yang gencar diberikan kepada keluarga-keluarga yang ada di Desa Pangarangan
Kecamatan Kota Sumenep.

Pelaksanaan Program bangga Kencana di Desa Pangarangan Kecamatan Kota Sumenep


meliputi beberapa kegiatan, antara lain:
a. Pembinaan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP)
Konsep membangun Indonesia dimulai dari keluarga adalah sebuah cita-cita pembangunan
nasional yang pada dasarnya bertujuan untuk membangun SDM yang berkualitas dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, peran serta Kader IMP (PPKBD dan
SUB PPKBD) yang ada di desa sebagai bagian dari penggerak kegiatan pembangunan di
lapangan diharapkan mampu untuk melaksanakan fungsinya dengan baik. Program Bangga
Kencana tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri tanpa melibatkan peran serta
masyarakat, karena itu pembinaan kader IMP oleh Penyuluh KB Kecamatan Kota rutin
dilakukan setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi para kader sehingga kader IMP
dapat melaksanakan tugas fungsinya secara aktif dan membantu menjawab kebutuhan
masyarakat Desa Pangarangan. Pembinaan dilakukan secara tatap muka. Selain itu,
Penyuluh KB juga memfasilitasi Grup WA untuk wadah komunikasi secara vertikal maupun
antar anggota dan sebagai sarana penyebaran informasi terkait Program Bangga Kencana
(salah satu media untuk KIE) kepada para kader desa agar nantinya secara estafet dapat
disampaikan/disebarluaskan kepada masyarakat desa.

Berikut data kondisi Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) di Desa Pangarangan, Kecamatan
Kota, Kabupaten Sumenep secara kuantitas dan kualitas sesuai perkembangannya.

Kuantitas
Jumlah PPKBD 16 orang
Jumlah Sub PPKBD 16 orang
Jumlah Kelompok KB 4 kelompok

Kualitas
Peningkatan kualitas PPKBD
a. Dasar ke Berkembang 2 orang
b. Berkembang ke Mandiri 14 orang
Peningkatan kualitas Sub PPKBD
a. Dasar ke Berkembang 2
b. Berkembang ke Mandiri 14 orang
Berdasarkan kondisi yang ada pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa keberadaan
Institusi Masyarakat Pedesaan di Desa Pangarangan Kecamatan Kota Sumenep dalam
mendukung Program Bangga Kencana sudah sesuai dengan jumlah wilayah yang ada.
b. Penggerakan, Peningkatan Kesertaan ber-KB, dan Pembinaan Akseptor KB
1. Pencapaian Peserta KB Baru
Pada tahun 2022, kegiatan fasilitasi pelayanan KB dilaksanakan di beberapa fasilitas
kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Kota Sumenep. Di antara fasilitas
kesehatan yang dimaksud adalah Puskesmas Pamolokan, Puskesmas Pandian, RSUD
Moh. Anwar, Polkes Sumenep, dan RS Bhayangkara. Untuk pencatatan dan
pelaporan data akseptor rutin setiap bulan dilakukan oleh masing-masing faskes,
sehingga data terinventarisir secara lengkap di Balai KB Kecamatan Kota Sumenep.
Kegiatan pelayanan ini dilakukan secara terstruktur dan sistematis sesuai alur
berikut:

Kader
Data calon
menginformasikan
akseptor
Penggerakan dan memfasilitasi
terinventarisir
kader oleh calon akseptor
secara lengkap di
Penyuluh KB untuk melakukan
Balai Penyuluhan
pendaftaran
KB
pelayanan KB

Akseptor Pelaksanaan pelayanan


Penyuluh KB
baru KB oleh bidan/dokter
melakukan
melakukan dengan didampingi
koordinasi
kontrol dan kader dan Penyuluh
dengan
pembinaan KB. Penyuluh
bidan/dokter
secara melakukan KIE kepada
faskes
berkala akseptor baru

Pada tahun tersebut bisa dibilang minat masyarakat untuk menggunakan alat
kontrasepsi masih cukup baik, terlihat dari jumlah akseptor kontrasepsi jangka
pangjang (MKJP) cukup banyak.
Pencapaian peserta KB baru kecamatan Kota Sumenep Bulan Juli-Desember Tahun
2022 sebanyak 390 akseptor dengan rincian sebagai berikut :
PPM Capaian
IUD 3 2

MOW 3 7

MOP 0 0

Implan 13 7

Suntik 414 317

Pil 362 49

Kondom 43 8

Sumber data : Laporan Bulanan Faskes KB Kecamatan Kota Sumenep (2022)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa mayoritas capaian peserta KB Baru Kota
Sumenep bulan Juli-Desember 2022 masih menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Pendek (Non-MKJP) yaitu Suntik KB dan Pil KB. Sedangkan, untuk Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang, jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru
adalah IUD, MOW dan Implan, meskipun jumlahnya tidak signifikan.

Berdasarkan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB Baru tahun 2022,


jenis kontrasepsi yang sudah mencapai target PPM pada bulan Juli-Desember tahun
2022 yaitu Metode Operasi Wanita (MOW). Untuk metode kontrasepsi IUD, Implan,
dan Suntik KB sudah hampir mencapai target PPM yang telah ditentukan. Hal ini
tentunya menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam meningkatkan upaya
dalam peningkatan capaian pelayanan peserta KB baru baik Non-MKJP maupun
MKJP seperti sosialisasi pelayanan KB hingga penggerakan partisipasi masyarakat
melalui kader KB.
2. Pencapaian Peserta KB Aktif
Pencapaian peserta KB aktif kecamatan Kota Sumenep Tahun 2022 sebanyak 9.936
akseptor (69,4%) dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 14.374 PUS
dengan rincian sebagai berikut :
PPM Capaian
IUD 139 597

MOW 258 385

MOP 8 1

Implan 96 209

Suntik 3637 5644

Pil 1538 2873

Kondom 121 227

Sumber data : Laporan Bulanan Faskes KB Kecamatan Kota Sumenep (2022)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa mayoritas capaian peserta KB aktif Kota
Sumenep tahun 2022 masih menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Pendek
(Non-MKJP) yaitu Suntik KB (39,2%) dari jumlah PUS. Sedangkan, untuk Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang, jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
MOW (2,6%) dari jumlah PUS. Berdasarkan Perkiraan Permintaan Masyarakat
(PPM) peserta KB aktif tahun 2022, mayoritas capaian peserta KB aktif sudah sesuai
dengan PPM tahun 2022 yang telah ditentukan kecuali MOP yang masih belum
mencapai target PPM yang telah ditentukan. Hal tersebut terjadi karena masih
minimnya pengetahuan pengetahuan masyarakat terait penggunaan KB Pria. Hal ini
tentunya dapat menjadi menjadi acuan dalam menyusun perencanaan dalam upaya
peningkatan capaian pelayanan KB di Kecamatan Kota Sumenep.
3. Angka unmeet need kecamatan kota sumenep Tahun 2022
Kecamatan PUS IAS IAT TIAL Unmeet
Kota Need
Sumenep 14.374 3.154 571 473 7,26%

Sumber data : Laporan Bulanan Balai Penyuluhan KB Kecamatan Kota Sumenep (2022)

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa angka Unmeet Need Kecamatan Kota
Sumenep Tahun 2022 sebesar 7,26%. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,26%
dari Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menginginkan anak anak,
menginginkan anak dengan jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat
kontrasepsi. Terdapat beberapa alasan individu tidak menggunakan alat kontrasepsi
seperti kekhawatiran terhadap efek samping dan minimnya pengetahuan
masyarakat terkait pelayanan KB. Hal ini tentunya menjadi acuan dan bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan dalam menurunkan/ menekan Angka
Unmeet Need dan meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat.
Sosialisasi dan penggerakan masyarakat melalui kader KB perlu lebih intens untuk
dilakukan.

c. Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga


1. Bina Keluarga Balita (BKB)
Bina Keluarga Balita merupakan kegiatan penyuluhan bagi orang tua dan anggota
keluarga lainnya dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang balita melalui
kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan
moral yang dilakukan oleh sejumlah kader BKB yang berada di Posyandu Bangga
Kencana. Dari kegiatan ini, keluarga balita dapat mengetahui dan memantau
tumbuh kembang balita sesuai umur.

Kegiatan Bina Keluarga Balita dilaksanakan secara tatap muka baik bagi yang
terjadwal DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) maupun bagi yang terjadwal
mendapatkan imunisasi.

Kelompok kegiatan BKB dari Desa Pangarangan yaitu BKB Idaman Al-Munawaroh telah
berhasil menjadi BKB CoE (Center of Exelence) atau kelompok BKB percontohan
Kabupaten Sumenep. Data kelompok BKB Idaman Al-Munawaroh sendiri tercatat
sebagai berikut:
a. Jumlah kelompok : 1 kelompok
b. Jumlah anggota : 120 orang
c. Rata-rata jumlah pertemuan per bulan : 2 pertemuan
Tahun 2022 telah dilaksanakan kegiatan “Sekolah Orang Tua Hebat” sebagai
salah satu program yang ada di BKB Desa Pangarangan. Kegiatan tersebut
dilaksanakan sebanyak 14 pertemuan selama 3 bulan dan bertempat di PAUD
Idaman AL-Munawaroh Desa Pangarangan Kecamatan Kota Sumenep. Sekolah
Orang Tua Hebat ini bertujuan agar para orang tua balita yang ada di Desa
Pangarangan menjadi orang tua yang hebat dalam mengasuh putra-putrinya.
Dengan meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kesadaran orang tua
dalam mengasuh balita maka dapat menghasilkan balita yang cerdas dan
keluarga pun menjadi bahagia.
2. Bina Keluarga Remaja (BKR)
Bina Keluarga Remaja adalah suatu kelompok kegiatan yang terdiri dari keluarga
remaja usia 10-24 tahun yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja. Melalui
kegiatan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) orang tua dapat lebih memahami
remaja, permasalahan yang dialami remaja, dan cara berkomunikasi dengan remaja.
Keluarga remaja ini dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang
hal-hal yang berkaitan dengan remaja.

Pembinaan dan edukasi di kelompok Kegiatan Bina Keluarga Remaja dilakukan dengan
menggunakan berbagai media pembelajaran dan mengambil materi seputar cara
bicara dengan remaja, kebersihan dan kesehatan, reproduksi remaja, pemenuhan gizi
remaja, Triad KRR, penanaman nilai moral 8 fungsi keluarga, dan deteksi dini terhadap
segala gejala yang memungkinkan timbulnya kesenjangan antara orang tua dan anak
remaja dalam kehidupan rumah tangga.
Data kelompok BKR Krisna di Desa Pangarangan tercatat sebagai berikut:
a. Jumlah kelompok : 1 kelompok
b. Jumlah anggota : 25 orang
c. Rata-rata jumlah pertemuan per bulan : 1 pertemuan
3. Bina Keluarga Lansia (BKL)
Bina Keluarga Lansia adalah kelompok kegiatan yang terdiri dari keluarga lansia dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan keluarga lansia
dan pra-lansia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Kegiatan yang ada di BKL ini
meliputi pengajian, pemeriksaan kesehatan lansia, senam bersama, gerakan menanam
di pekarangan, pembinaan dan penyuluhan, serta rujukan kesehatan bila diperlukan.

Data kelompok BKL Sejahtera di Desa pangarangan tercatat sebagai berikut:


a. Jumlah kelompok : 1 kelompok
b. Jumlah anggota : 26 orang
c. Rata-rata jumlah pertemuan per bulan : 1 pertemuan
4. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA adalah kelompok kegiatan terdiri dari anggota keluarga akseptor yang saling
berinteraksi dalam rangka meningkatkan fungsi ekonomi keluarganya demi
mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga melalui usaha mikro. Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga (PEK) merupakan kegiatan pembinaan ketahanan untuk
memperkuat fungsi ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,
mendukung penghapusan kemiskinan, serta memantapkan pelaksanaan Program
Bangga Kencana. Di Desa Pangarangan sendiri terdapat kelompok UPPKA Dahlia yang
memiliki produk UPPKA berupa keripik tempe. Produk ini sudah berhasil dipasarkan ke
masyarakat bahkan hingga luar kota. Sebagai bentuk dukungan terhadap kemajuan
usaha kelompok ini juga telah menerima bantuan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG)
berupa 1 set kompor dan alat peniris minyak.
5. Kegiatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk
remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan
reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga.Tujuan umum dari
PIK-R adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia
Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan
rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain
yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai
Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera.
PIK-R adalah Suatu Wadah yang ada di Desa Pangarangan Kecamatan
Kota Sumenep sendiri sudah beberapa kali menjuarai ajang Duta Genre
tingkat Kabupaten Sumenep. Selain itu, remaja-remaja cerdas dan aktif
ini juga mewakili Kabupaten Sumenep dalamkompetisi Duta Genre
tingkat Provinsi Jawa Timur. Saat ini, kondisi kelompok PIK-R Superman
dan Areka Jaya Di Desa Pangarangan tercatat sebagai berikut :

a. Jumlah kelompok : 2 kelompok


b. Jumlah anggota : 40 orang
c. Rata-rata jumlah kegiatan/pertemuan per bulan : 2 Kali

6. Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB)


Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari
2016, Kampung KB terus tumbuh pesat. Semangat membentuk dan
Mendirikan Kampung KB di seluruh Nusantara telah menghasilkan
ratusan Kampung KB. Kampung KB merupakan salah satu “senjata
pamungkas” baru pemerintah dalam mengatasi masalah
kependudukan, terutama diwilayah-wilayah yang jarang “terlihat” oleh
pandangan pemerintah.
Keberhasilan program KKBPK dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama,
aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, aspek peningkatan
kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.
Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur
melalui berbagi indikator yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan
delapan fungsi keluarga. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No 87Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi
Keluarga. Dalam PP disebutkan delapan fungsi keluarga meliputi (1) fungsi
keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4) fungsi
perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan,
(7) fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan.
Kampung KB menjadi program inovatif yang strategis dalam
mengejawantahkan program KKBPK secara paripurna di lapangan.
Pasalnya, Kampung KB menjadi model atau miniatur pembangunan yang
melibatkan seluruh sektor di masyarakat.
Desa Pangarangan merupakan salah satu kampung KB yang ada di
kecamatan kota. Kampung KB Pangarangan telah dicanangkan sejak tahun
2018, dan telah sukses melaksanakan berbagai kegiatan program
banggakencana dan program lintas sektor.
7. Rumah Data-Ku (RDK)
Tersedianya data dan indikatorpembangunan yang terkini, valid dan
terpercaya merupakan kebutuhan penting bagi pelaksanaan intervensi
pembangunan diseluruh tingkatan wilayah. Rumah Data Kependudukan
dan Informasi Keluarga, yang selanjutnya disebut Rumah DataKU, sebagai
kelompok kegiatan masyarakat yang berfungsi sebagai pusat data dan
informasi kependudukan di tingkat mikro menjadi krusial peranannya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh sebab itu, keberadaan Rumah
DataKu penting untuk didirikan di seluruh desa untuk memasok
kebutuhan-kebutuhan data yang akan digunakan dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan.
8. Tim Pendamping keluarga (TPK)
Tim Pendamping Keluarga merupakan sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri
dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB untuk melaksanakan pendampingan meliputi
penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan
sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca
persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko
stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting.
1. Bidang Kesehatan
Program di Bidang Kesehatan meliputi :
a. Gizi
Pelayanan Gizi Salah satu fungsi utama program perbaikan gizi masyarakat di
Puskesmas adalah mempersiapkan, memelihara dan mempertahankan setiap orang agar
mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud
kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan cara yang baik
dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam program perbaikan gizi
masyarakat di Puskesmas. Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu
program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Surveilans Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, semesteran (6


bulan sekali) dan tahunan serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang
dilakukan setiap saat jika ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk.

Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar
gedung Puskesmas. Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah :

1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman lain pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan

2. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan adalah pemberian makanan pendamping

ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi
(90tablet) selama masa kehamilan

4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin
yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas

5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi, KLB Gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk
Pemantauan Status Gizi Balita
Balita dengan Bawah Garis Merah ( BGM ) adalah balita dengan freta badan
menurut umum ( BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS ( Anonim, 2009 ). Balita
BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk, akan tetapi itu dapat m,enjadi indikator
awalbahwa balita tersebut mengalami masalah gizi. Kartu Menuju Sehat ( KMS )
merupakan suatu alat yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita, bukan untuk menilai status gizi balita. Itulah sebabnya balita BGM dikatakan belum
berarti menderita gizi kurang maupun gizi buruk. Hal ini dikarenakan KMS diisi atas
indikatir BB/U, bukan TB/U
Berat badan merupakan ukuran yang sensetif yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan status gizi. Sedangkan tinggi badan anak tidak dipengaruhi oleh status gizi
anak.Seorang anak dikatakan tidak normal bila diukur berdasarkan BB/U. Namum apabila
diukur berdasarkan TB/U belum tentu anak itu tidak noprmal. Itulah sebabnya status gizi
balita tidak dapat ditentukan hanya berrdasarkan pengukuran BB/U. Seorang balita BGM
dapat disebabkan oleh karena po;la asuh anak yang btidak baik dam sosial ekomoni
lkeluargha yang rendah. Apabila balita BGN diberikan perhatian yang lebih dan diberikan
asupan giziyang baik, balita tersebut tidak akan mengalami gizi kurang maupun gizi.
Namun apabila pola asuh pada balita BGM tidak baik, akan menyebabkan anak menderita
gizi kurang atau bahkan gizi buruk. Pola asuh anak sangat berperan pwenting dalam
menentukan status gizi balita

BGM GIZI KURANG STUNTING

3 3
2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0

Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamolokan


600

500

400

300

200

100

PAJAGALA PAMOLOK PANGARA KACONGA PARSANG PABERASA MARENGA


PABIAN BANGKAL
AN NGAN N DAYA
ASI 59 132 82 74 26 32 63 69 40
100.0 100.0 95.3 100.0 100.0 100.0 100.0 94.5 100.0

STUNTING
S 299 564 371 317 128 165 296 244 101
K 299 564 371 317 128 165 296 244 101
D 232 457 301 235 120 135 294 244 122
N 193 432 280 194 106 109 257 217 108
T 22 23 15 12 14 16 33 20 18
D/S 77.5 81.0 81.0 74.1 93.7 82.0 99.5 100.1 121.0

ASI STUNTING S K D N T D/S

Data Lengkap Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pamolokan

Keterangan:

S: sasaran Balita

K : balita yang mempunyai KMS

D : Balita yang ditimbang

N: Balita yang BB Normal/naikT

: Balita yang BB tetap /turun

Gambar di atas menunjukkan bahwa BGM diseluruh wilayah Puskesmas Pamolokan


sesuai dengan target yang digunakan yaitu dibawah 15%, karena seluruh wilayah kerja
hanya ditemukan 0,0%. Desa yang ditemukan banyak Balita dengan BGM adalah Desa
Pamolokan yaitu sebanyak 3 orang, namun jumlahnya masih dibawah target.
b. Kesehatan Ibu dan Anak

Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak


Data Sasaran Ibu dan Anak
1. Ibu hamil : 539
2. Ibu Hamil Resiko Tinggi(Risti) : 116
3. Ibu Bersalin/Ibu Nifas : 521
4. Bayi baru lahir (0 – 1 th) : 516
5. Neonatal Resiko Tinggi : 19
6. Anak Balita : 1985
7. APRAS (Anak Pra Sekolah) : 499
8. Balita (0 – 5 th) : 1985
9. Sasaran Anak sekolah : 12.002
10.Sasaran Remaja : 5428
11.Sasaran PUS : 6947
12.Sasaran Peserta KB Aktif : 4573
13.Sasaran lansia : 4862

DATA SASARAN IBU DAN ANAK


Ibu Hamil Ibu Hamil Resiko Tinggi ( Resti )
Ibu Bersalin / Ibu Nifas Bayi Baru Lahir ( 0-1 thn )
Neonatal Resiko Tinggi Anak Balita
APRAS ( Anak Pra Sekolah Balita ( 0-5 Tahun )
Sasaran Anak Sekolah Sasarn Remaja
Sasaran PUS Sasaran Peserta KB Akti
Sasaran Lansia
Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dikandungan, saat kelahiran hingga masa
pertumbuhan bayi dan anaknya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara teratur
pada masa kehamilan guna menghindari gangguan atau segala sesuatu yang
membahayakan kesehatan ibu dan janin dikandungannya. Adapun pelayanan kesehatan
diberikan :

1. Pelayanan Antenatal ( ANC )


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional seperti mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi
fundusuteri, imunisasi Tetanus Toxoid( TT ) serta pemberian tablet besi kepada ibu
hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman apelayanan antenatal yang ada
dengan titik berat pada kegiatan promoitif dan preventif. Hasil pelayanan adminitrasi
dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1
600
500

400

300

200

100

Gambar 13. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1

CAPAIAN (%) STANDART

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan kesehatan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama kesarana
kesehatanuntuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa pencapaian cakupan
pelayanan ibu Hamil K1 pada tahun 2022 terendah dicapai oleh Desa Parsanga sebesar
91,5 % dan cakupan tertinggi ada di desa Pangarangan sebesar 112 %. Sedangkan capaian
secara rata-rata seluruh K1 102% sudah mencapai sesuai dengan target yaitu sebesar
100%. Hal ini menggambarkan akses pelayanan antenatal untuk berkunjung ke tenaga
kesehatan cukup mudah dan terjangkau baik dari segi jarak maupun biaya, namun ada
beberapa yang belum terdaftar, ada beberapa kemungkinan yaitu tingginya mobilitas
penduduk dan belum terekam jejak pemeriksaannya karena periksa ke jejaring yang
kurang melakukan koordinasi. Sedangkan cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil
yang mendpatkan pelayanan ibu sesuai dengan distribusi sekala pada trimester pertama,
sekali pada trimesterkedua dan dua kali pada trimester ketiga.
Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa pencapaian cakupan
pelayanan Ibu hamil K4 pada tahun 2022 terendah dicapai oleh Desa Parsanga sebesar
85,9 % dan cakupan tertinggi ada di Desa Pamolokan sebesar 113 %. Hal ini
menggambakan ibu hamil cukup mendapatkan pemeriksaan kesehatan selama hamilnya.
Secara keseluruhan capaian K4 mencapai 101%

600 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4

400
300

200

100

CAPAIAN %)
STANDART

Gambar 14. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1


Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 berkisar 1%, hal ini menggambakan

bahwa hanya sedikit ibu hamil ( kurang lebih 5-6 orang ) yang telah melakukan kunjungan

pertama antenatal tidak meneruskan hingga kunjungan ke 4 pada trimester 3 sehingga

kehamilannya lepas dari pemantauan petugas kesehatan. Kondisi tersebut membuka

peluang ke masyarakat seta melakukan konumikasi dan edukasi yang intensif kepada ibu

hamil dan keluarganya agar memeriksakan kehamilannya sesuai standar. Namun disisi lain,

kemungkinan faktor lain yaitu ibu hamil trimester satu dan dua(terutama trimester)

kemungkinan keguguran atau komplikasi lannya sehingga pemeriksaan trimester 3 tidak

terjadi kesenjangan antar 2 indikator tersebut

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ( Linakes )

Linakes adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang professional

dimulai dari lahirnya bayi, pemotoingan tali pusat, sampai keluarnya plasenta. Komplikasi

dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebegaian besar terjadi dimasa persalinan.

Hal ini antara lain disebabkan karena pertolongan persalinan yang tidak dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan ( professional )

Pada Tahun 2022 cakupan Linakes di wilayah kerja Puksesmas Pamolokan adalah

sebesar 100 %. Cakupan tahun 2022 sudah mencapaii target cakupan 100%. Hal ini dapat

dimaklumkan, karena wuilayah kerja Puskesmas Pamolokan termasuk kategori perkotaan,

dimana inu hamil dan masyarakat yang mendampingi sudah relatif “ well educated “,

sehingga bisa memahami pentingnya bersalin ditenaga kesehatan yang terlatih. Cakupan

linakes di puskesmas Pamolokan Tahun 2022 dapat dilihat pada gambar berikut :
CAPAIAN (%) STANDART

Cakupan Linakes di Puskesmas Pamolokan


3. Pelayanan Nifas

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi
mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi, pada umumnya, organ –organ
reproduksi akan kembali normal dalam waktu tiga bulan pasca persalinan. Kunjungan nifas
bertujuan untuk deteksi dini komplikasi dengan melakukan nkunjungan minimal 3 kali
dengan distribusi waktu : 1 ) kunjungan nifas pertama pada 6 jam setelah persalinan
sampai 3 hari; 2) kunjungan nias kedua dilakukan pada munggu ke-2 setelah persalinan;
3) kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan
kunjungan nifas ini dilakukan bersamaan dengan kunjungan neonates di posyandu
(KemenkesRI,2009)
Dalam masa nifas ibu akan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi
pemeriksaan kondisi umum (tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu ), pemeriksaanlokhia
dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan, pemberian kapsul witamin A 200.000 IU sebanyak dua kali ( 2X24 jam) dan
pelayanan KB pasca persalinan. Perawatan nifas yang atepat akan memperkecil
resikokelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.
Gambaran perkembangna pelayanan nifas seperti pada gambar dibawah ini :

CAKUPAN PELAYANAN IBU NIFAS


600
500
400
300
200
100
0

CAPAIAN STANDART

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Puskesmas Pamolokan

Dari gambar diatas terlihat cakupan pelayanan nifas, pemberian Fe Ibu Nifas, ASI
Ekslusif dan KB Pasca Salin menunjukan sinergitas cakupan. Kunjungan Nifas dan
Pemberian Fe Ibu Nifas yang cukup tinggi 100% mempunyai cakupan ASI Esklusif sebesar
99.7 %, sedangkan KB Pasca salin 100 .Kondisi tersebut menunjukkan bahwa petugas
kesehatan sudah proaktif dalam melakukan pelayanan pada ibu nifas dalam upaya
memperkecil resiko kelainan bahkan kematian pada ibu nifas. Intervensi yang perlu
diaktifkan terutama di Desa Parsanga karena mempunya cakupan terendah

4. Pelayanan Ibu Hamil dengan Imunisasi TT2+ dan Pemberian Tablet Fe


Pemberian Imunisasi TT2+ dimaksudkan untuk membangun kekebalan tubuh
sebagai upaya pencegahan terhadap virus tetanus. Ibu Hamil yang diberikan TT2 adalah
ubi hamil yang mengadung mulai semester I sampai dengan semester III.
Sedangkan Tablet Fe diberikan karena Fe merupakan unsur paling penting untuk
pembektukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah didapatkan dari makanan. Jika
manusia kekurangan zat besi pada menu makanan yang dikonsumsinya sehari-hari, dapat
menyebabkan gangguan anemia gizi ( kurang darah ). Tablet zat besi ( Fe) dangat
dibutuhkan oleh wanita hamil dan wanita setelah persalinan/Nifas.
Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan teblet Fe2 di wilayah kerja Puskesmas
Pamolokan pada tahun 2022 adalah 539 ibu hamil atau mencapai 100 % dari sasaran yang
ditetapkan sebagai acuan kerja.
5 . Ibu Hamil dengan Risti / Komplikasi kebidanan yang ditangani
Dalam pelaksanaan pelayanan antenatal. Diperkirakan sekitar.25 % diantara ibu
hamil yang dilayani bidan di puskesmas tergolong dalam kasus risti/komplikasi yang
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Kasus-kasus komplikasi kebidanan antara lain
Hb<8g%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, diastole > 90 MMHg ), ketuban pecah
dini, pendarahan pervaginam, oedema nyata, eklampsia, letak lintang usia kehamilan > 32
minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat / sepsisi dan persalinan prematur.
Akibat yang dapat ditimbulkan dari kondisi tersebut anatara lain bayi lahir dengan berat
badan nrendah ( BBLR ), kegugurasn, persalinan macet, janin mati dikandungan ataupun
kematian ibu hamil.
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat ( PWS ) Kesehatan Ibu dan
Anak ( KIA ), deteksi Ibu hamil Rsisti seperti pada gambar dibawah ini :

CAKUPAN DETEKSI RESTI IBU HAMIL

CAPAIAN (%) Nakes CAPAIAN (%) masyarakat

Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil Tahun 2022


Deteksi oleh masyarakat telah mencapai target yaitu 10 % hal ini menunjukkan
partisipasi masyrakat ( terutama kader ) sangat baik dalam deteksi dini resiko tinggi ibu
hamil. Sedangkan deteksi risti oleh nakes sekitar 20 %), kemungkinan karena sudah
menurunnya jumlah bumil risti, atau sudah baiknya pemberdayaan masyarakat dalam
deteksi risti.
Sedangkan untuk penanganan komplikasi kebidanan, ada empat desa yang masih dibawah
target provinsi 100%. Desa yang dibawah target adalah Pajagalan, Pangarangan, Pabian,
Bangkal, Parsanga dan Marengan Daya, desa paling tinggi cakupannya adalah desa
Kacongan sebesar 190% dan paling rendah cakupannya adalah Kelurahan Pajagalan dan
Desa Pabian dan Marengan Daya 0%

CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

Gambar 18. Cakupan Komplikasi kebidanan ditangani Tahun 2022


3.3.4.6 Pelayanan Kesehatan Neonatas
CAPAIAN STANDART

Bayi usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang rentan
gangguan kesehatan. Upaya utnuk mengurangi resiko tersebut adalah melalui
pelayanan kesehatan pada neonates minimal tiga kali yaitu dua kali pada usia 0-7hari
dan satu kali pada usia 8-28 hari atau disebut KN lengkap. Pelayanan kesehatan yang
diberikan meliputi pelayanan kesehatan neonates dasar ( tindakan resustasi,
pebncegahan hipotermia, ASDI dini-ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat dan kulit ), pemberian vitamin K, imunisasi, manajemen terpadu
balitamuda ( MTBM ) dan penyuluhan perawatan nenonates dirumah pada ibunya.
Pada tahun 2022 diwilayah kerja Puskesmas Pamolokan Cakupan KN 99%.
Cakupan KN ini sedikit kurang mencapai target nasional yaitu sebesar 100 %.
6. Neonatal dengan Risti / Komplikasi yang ditangani
Neonatal risti/komplikasi adalah keadaan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian serta kecacatan seperti asfiksia, hipotermi, tetanus
neonatrum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, kelainan
kongenital termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Capaian penanganan neonates komplikasi
di Puskesmas Pamolokan sebanyak 19 neonatus dan terlayani semua, sedangkan proyeksi
neonates dengan komplikasi sebanyak 72, hal ini memperlihatkan kejadian neonates dengan
komplikasi di Pamolokan lebih rendah daripada proyeksi yang mengartikan kesehatan neonatus
di Puskesmas baik.
7. Kunjungan Bayi
Kunjungan bayi adalah kunjungan dari satu tahun ( 29 hari – 11 bulan ) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat disarana kesehatan, Pelayanan kesehatan
yang diberikan meliputi imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.Cakupan ( kunjungan ) bayi rata- rata di
wilayah kerja Puskesmas Pamolokan pada tahun 2022 mencapai 103 %, sudah lebih target yaitu
100 %. Bagi desa yang belum mencapai target perlu dilakukan upaya peningkatan pelayanan
yang berkualitas pada bayi agar menjadi bayi paripurna yang sudah mendapatkan ASI eksklusif,
vitamin A serta pelayanan lainnya.Cakupan ( kunjungan ) menurut kabupaten/kota tersaji pada
gambar dibawah ini :
8. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas, Bayi dan Balita

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI

CAPAIAN STANDART
Masalah kekurangan vitamin A masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan kadar
serum vitamin A yang rendah ternyata berhubungan dengan menurunnya daya tahan tubuh sehingga
berdampak pada meningkatnya angka kesakitan dan angkakematian balita. Upaya pencegahan dan
penanggulangan kurang Vitamin A dilakukan melalui suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi untuk
sasaran prioritas bayi ( umur 6-11bulan ). Anak balita ( umur 1-4 tahun ), dan ibu nifas dengan target
bayi dan balita 88 %
Strategi penanggulangan kekurangan vitamin dilaksanakan melalui pemberian kapsul vitamin
A dosis tinggi A ( 100.000 UI ) yaitu kapsul vitamin A biru untuk bayi ( 6- 11 bulan ) sebanyak satu kali
dalam setahun ( bulan Februari atau Agustus ) dan kapsul vitamin A merah untuk anak balita ( 1-4
tahun ), sebanyak dua kali yaitu bulan Februari dan Agustus serta untuk ibu nifas paling lambat 30 hari
setelah melahirkan. Cakupan vit A paripurna tahun 2022 bayi 100%, sedangkan anak balita 100 % hal
ini sudah sesuai dengan target nasional. Gambaran cakupan pemberian kapsul Vitamin A Bayi dan
Balita dapat dilihat pada table berikut :

CAKUPAN PEMBERIAN VIT A

CAPAIAN (%) STANDART

Gambar 20. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A


3.3.4.10 Pelayanan Keluarga Berencana ( KB )

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga
peluang wanita untuk melahirkan cupuk tinggi. Menuirut hasil penelitian, usia subur seorang
wanita antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelshiran, Wanita Usia Subur ( WUS ) dan pasangannya diprioritaskan untuk ikut porgam KB.
Jumlah PUS di Kabupaten Sumenep tahun 2022 yang tercatat 6947 orang. Dari jumlah
PUS tersebut yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 4573 orang (capaian 65.8%) sedikit lagi untuk
mencapai target nasional yaitu 70%.

9. Pelayanan Imunisasi. ASI Ekslusif dan Pemberian MP ASI


Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan penutusan
mata rantai penularan pada pebyakit yang dapatvdicegah dengan imunisasi ( PD3I ) Indikator yang
digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah angka UCI ( Universal Chlid
Immunization )
Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai upaya tercapainya cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun sejak tahun 2014,
indicator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besanya tingkat
kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Adapun sasaran program imunisasi adalah bayi (
0-11 bulan ), ibu hamil. PUS dan murid SD. Cakupan desa UCI di Puskesmas Pamolokan Tahun 2022
sebesar 100% targettelah tercapai.
Air susu Ibu ( ASI ) merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi usia0-6 bulan
karena menagndung unsur gizi yang dibutuhkan guna perlindungan, pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan-minuman lain sampai bayi
berusia 6 bulan, kemudian pemberian ASI harus tetap dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun
walaupun bayi sudah makan.
Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusif Tahun 2022
CAKUPAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF

CAPAIAN STANDART
Cakupan bayi diberi ASI Eksklusif di wilayah kerja Pusksemas Pamolokan tahun 2022 sebesar
98.6 %, cakupan tersebut telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 50% dan Cakupan
Pemberian ASI pada masyarakat Miskin di Kabupaten Sumenep memcapai 100 % upaya untuk
peningkatan harus terus dilakukan dengan peningkatan penyuluhan dan upaya promosi
kesehatan yang lebih intensif, baik kepada perorangan maupun institusi pemberi pelayanan
kesehatan tentang keunggulan ASI Ekslusif.
• Promosi Kesehatan/Pemberdayaan Masyarakat
• Menumbuhkembangkan UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat yaitu Posyandu, Polindes, Ponkesdes, Poskestren,
Poskesdes, Posbindu PTM , dll ). Jumlah UKBM yang ada di
Kecamatan Sutojayan adalah

 Posyandu Balita : 49 Posyandu


 Posyandu Lansia : 15 Posyandu
 Taman Posyandu : 10 Taman Posyandu
 Polindes : 10 Polindes
 Ponkesdes : 4 Ponkesdes
 Ponkeskell : 1 Ponkeskel
 Posbindu PTM : 17 Posbindu PTM
Jumlah kader kesehatan yang membantu Petugas Kesehatan sebagai
ujung tombak dalam melaksanakan kegiatan di wilayah masing masing
adalah :
 Kader Posyandu Balita : 185 Kader
 Kader Posyandu Lansia : 68 Kader
 Kader Posbindu PTM : 17 Kader
 Kader Jumantik : 36 kader
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
Salah satu faktor yang berperan penting dalam menetukan derajat kesetahan adalah
perilaku,karena ketiga faktor lain seperti lingkungan,kualitas pelayanan kesehatan
maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku, Banyak penyakit
yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat harus di mulai dari unit terkecil masyarakat
yaitu rumah tangga. PHBS dirumah tangga diartilkan sebagai upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu mau dan mampu mempraktikan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
PHBS di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan pada tahun 2022 terdapat 1340
Rumah Tangga yang dikatagorikan sebagai rumah tangga ber- PHBS. Cakupan tersebut
telah memenuhi target 100 % sehingga diperlukan peningkatan dari berbagai komponen
baik lintas program ,lintas sektor, LSM, swasta,dunia usaha dan toko masyarakat untuk
berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit / gangguan kesehatan sebagai


akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas lingkungan. Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi
lingkungan antara lain rumah sehat, TUPM, air bersih dan sarana sanitasi dasar seperti
pembuangan air limbah, tempat sampah dan kepemilikan jamban serta sarana
pengolahan limbah di sarana pelayanan kesehatan. Perkembangan kondisi penyehatan
linkungan di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tnggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu :
memiliki jamban sehat,tempat pembungan sampah,sarana air bersih sarana pembuangan
air limbah,ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai rumah tidak dari
tanah. Pada tahun 2022 dilakukan Pembinaan sanitasi perumahan dan rumah yang
memenuhi syarat kesehatan sekitar 864 rumah

2. Sarana Air Bersih

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin
bertambah.Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih
meningkat,Salah satunya melalui pendekatan partisipatori yang mendorong masyarakat
berperan aktif dalam pembangunan perpipaan apr bersih didaerahnya.Air bersih yang
dimiliki dandipergunakan masyarakat Kabupaten Sumenep berasal dari air ledeng,
sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan dan lainnya.

Pada Tahun 2022 telah dilakukan Inspeksi kesehatan Lingkungan Sarana Air Bersih

( SAB ) / sarana Air Minum (SAM ) sasaran 10.030, Sasaran tercapai 4523,5 (45%)
SAB/ SAM yang memenuhi syarat kesehatan sasaran 4513 tercapai 4020 (89%)
SAB/ SAM yang diperiksa kualitas airnya sasaran 4513 tercapai 3069 ( 68 %)

3. Sarana Sanitasi Dasar

Pada umumnya, sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh masyarakat di tingkat rumah
tngga meliputi tempat sampah,sarana pembuangan air limbah ( SPAL) dan
jamban.Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif apabila di ikuti
perbaikan sarana sanitasi dasar, karena pembungan kotoran baik sampah,air limbah
maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya
kualitas air dan menimbulkan penyakit.

SPAL (Saluran Pembuangan Air limbah ) adalah suatu bangunan yang digunakan
untuk membuang air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan yang lainnya
dan bukan dari jamban, dimana SPAL yang sehat hendaknya memenuhi persyaratan
sehat antara lain tidakmencemari sumber air bersih, tidak menimbulkan genangan air
yang dapat digunakan untk sarang nyamuk,tidak menimbulkan bau dan tidak
menimbulkan becek.

Dalam upaya peningkatan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Jawa
Timur telah berjalankegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) yang terdiri
dari 5 pilar,yaitu :

1. Peningkatan akses jamban

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengolahan air minum dan makanan skala rumah tangga

4. Pengolahan limbah skala rumah tangga

5. Pengolahan sampah skala rumah tangga


14. Tabel 3.6 Data jamban keluarga dan SPAL 2022
Jamban Keluarga SPAL

Memenuh

Memenuh
Diperiksa
isyarat

isyarat
No Desa
% %

1 Marengan 728 599 82,2 728 679 93,2


Daya
2 Pabian 1182 1143 96,7 1211 1193 98,5
3 Pajagalan 1311 1298 99,0 1331 1292 97,1
4 Pangarangan 1086 1047 96,4 1086 1041 95,8
5 Pamolokan 2051 2038 99,4 2038 1998 98,1
6 Bangkal 739 718 97,1 731 681 93,1
7 Kacongan 497 473 95,1 497 474 96,4
8 Parsanga 1183 1175 99,3 1183 1138 96,2
9 Paberasan 1279 1264 98,8 1210 1179 97,4

15. Tabel 3.7 Data TPM, TTU, TTPS Dabn SAB Tahun 2022
Jumlah Rumah TPM TTU TPS SAB
Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat
No De
Diperiksa

Diperiksa

Diperiksa

Diperiksa

Diperiksa
sa % % % % %

1 Marengan 728 683 93,8 10 6 6 5 5 100 1 1 100 1 1 100


Daya
2 Pabian 1211 1192 98,4 19 12 63,1 17 17 100 2 2 100 916 896 99,1
3 Pajagalan 1331 1298 97,5 29 23 79,3 5 5 100 1 1 100 1121 1103 98,4
4 Pangarangan 1086 1012 93,1 26 21 80,7 9 9 100 1 1 100 904 892 98,6
5 Pamolokan 2038 1992 97,7 20 17 85 11 11 100 2 2 100 74 74 100
6 Bangkal 731 684 93,6 24 19 79,1 3 3 100 0 0 0 498 479 96,1
7 Kacongan 497 478 96,2 12 8 66,6 3 3 100 0 0 0 497 483 97,1
8 Parsanga 1183 1134 95,8 26 20 76,9 4 4 100 1 1 1 873 862 98,7
9 Paberasan 1210 1176 97,2 13 8 61,5 5 5 100 0 0 0 1077 1038 96,4
Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung
Puskesmas. Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah :

1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
lain pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan

2. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan adalah pemberian makanan pendamping

ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian table besi (90
tablet) selama masa kehamilan

4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskinyang
ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas

5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukanmasalah
gizi, KLB Gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk
BAB III

INOVASI

Dalam setiap kegiatan yang ada di tiap tiap program untuk meningkatkan apa yang dibutuhkan serta
memotivasi agar program tercapai sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu meningkatkan Derajat
Kesehatan bagi Masyarakat maka dibutuhkan gebrakan gebrakan baru yang mudah dilaksanakan
dengan memunculkan inovasi yang sesuai kebutuhan serta yang ada di sekitar lingkungan pada tempat
tersebut atau Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia. Bidang Kesehatan di Kecamatan banyak
memiliki potensiyang dapat meningkatkan Derajat Kesehatan setempat . Ada beberapa inovasi yang
bertujuan untuk :
- Meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar umumnya dan peserta Ibu Balita secara khususnya
- Menurunkan angka stunting yang ada di Pos tersebut
- Meningkatkan pengetahuan pentingnya kesehatan di dalam keluarga
- Meningkatkan produktifitas bagi masyarakat tersebut
- Meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan keluarga didalam rumah

- Mencegah terjadinya KDRT didalam rumah


- Merasa di butuhkan untuk dapat berpartisipasi dalam membangun Desanya atauwilayah
merekasendiri
Inovasi yang dimaksud disini adalah :
1. Perpustakaan Keliling Desa Pangarangan (Pustaling Despang)
Suatu kegiatan edukasi agar supaya baik Ibu maupun anak serta kader gemar
akan membaca dan berinisiatif untuk dapat menambah ilmu.
2. Ruang Laktasi
Ruang laktasi merupakan lanjutan dari inovasi terdahulu di Kecamatan Kota
Sumenep yaitu Masjali Kedung Asi ( Masyarakat Kota Sumenep Peduli dan
mendukung Air Susu Ibu ) yang mana diharapkan Asi Eksklusif dapat diterapkan
bagi ibu menyusui dari usia 0 – 6 bulan
3. Pos PENTING ( Pencegahan Stunting ) DESPANG
Dalam menurunkan angka stunting di Desa Pangarangan, perlu adanya kegiatan
yang signifikan yang harus dilakukan. PENTING kepanjangan dari Pencegahan
Stunting. Tujuan dari ini inovasi Pos PENTING ini adalah :
a. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya stunting
b. Menambah pengetahuan tentang Gizi seimbang

c. Untuk pemenuhan kebutuhan asam folat pada remaja agar tidak anemia
d. Memberikan pengetahuan tentang reproduksi pada calon pengantin/catin.
e. Memberikan pemahaman pada ibu hamil agar dapat memenuhi asupan gizi
selama hamil agar bayi tidak BBLR
f. Memberikan pola asuh yang tepat bagi balita dalam pemenuhan gizi
seimbang.
g. Perbaikan kebersihan lingkungan dan penerapan keluarga hidup bersih dan
sehat.
h. Memberikan ASI ekskulif sampai usia 6 bulan
i. Memberikan Mpasi yang maksimal

Kegiatan pos PENTING ini meliputi Penyuluhan dan Konseling pada remaja, catin,
ibu hamil dan ibu balita, selain itu melakukan rujukan ke puskesmas
4. Inovasi dalam pelaksanaan TAMAN POSYANDU telah dibentuk Program
SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) yang bertujuan memberikan pemahaman
kepada orang tua dalam percepatan penurunan angka stunting yang
dilaksanakan selama 3 bulan dengan 13 kali pertemuan yang akhiri dengan
wisuda.
5. BULE LAMPANG
(Budidaya Lele Dalam Kolam Desa Pangarangan)
Untuk pencegahan stunting di Desa Pangarangan masyarakat beserta tim PKK
dan kader malakukan terobosan untuk membudidayakan ikan lele dimana
sangat penting untuk pemenuhan gizi terutama pada ibu hamil KEK dan balita
stunting, dengan cara mengolah ikan lele yang ada di desa menjadi bahan olahan
seperti nuget, sempol, abon lele, pepes yang bisa dijadikan PMT bagiibu hamil
KEK dan balita stunting.
6. PAKYURPANG (Pekarangan Sayur Desa Pangarangan)
Sayuran merupakan komponen utama makanan yang sehat. Ibu hamil
disarankan setidaknya mengkomsumsi sayuran setiap hari untuk mencegah
komplikasi pada janin seperti BBLR, gawat janin. Di Desa Pangarangan terdapat
penanaman sayuran hidroponik yang terletak di RT 01. Hasil dari sayuran
hidroponik tersebut sebagian dijadikan PMT untuk ibu hamil dan balita stunting.
Tim PKK dan kader mengolah sayuran hidroponik tersebut menjadi makanan
olahan seperti mie isi pakcoy, bola-bola kangkung.

8. BUAH NAGA LANSIA DESPANG


(Kebun Keluarga Bina Keluarga Lansia)
Karena sebagian besar warga di kampung KB mempunyai mata pencaharian
sebagai petani supaya lebih produktif mereka memanfaatkan pekarangan rumah
untuk menanam toga dan holtikultura

29
9. BANGGA-SEHAT (Peningkatan Pembangunan Keluarga dan Kesehatan melalui
Pemberian Makanan Tambahan)

Inovasi ini adalah pemberian makanan tambahan kepada anak balita di PAUD
Idaman Al Munawaroh. Ini merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi baduta/balita terutama
dari keluarga kurang mampu. PMT yang diberikan dalah memanfaatkan
sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan
sumberdaya/kontribusi dari mitra Pemerintah Desa dan Puskesmas.

30
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan Posyandu Bangga Kencana sebagai salah satu kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan mayarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat, menjaga
lingkungannya agar selalu bersih dan sehat, dan agar masyarakat berperan aktif memantau
kesehatan balitanya melalui posyandu serta merencanakan keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan mengikuti keluarga berencana yang muaranya adalah untuk mencegah
dan menanggulangi Stunting di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep selama
tahun 2022 pada umumnya telah berjalan dengan lancar dan baik.
Walaupun disana sini ada kendala namun pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan tetap
bisa dijalankan dengan baik menyesuaikan kondisi lingkungan dengan prokes yang ketat dan
dengan pola pelaksanaan yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak sampai melanggar
prokes.
Kegiatan – kegiatan pendukung posyandu bangga kencana juga sudah dilaksanakan
untuk mempercepat capaian program sesuai dengan yang diharapkan, dan utamanya untuk
pencegahan dan penanganan kasus balita stunting Berbagai kegiatan pendukung yang
dirancang untuk lebih memasyarakatkan program2 kesehatan dan bangga kencana pada
prinsipnya juga mendapatkan respon yang cukup baik dimasyarakat.

B. SARAN
Mengingat tujuan mulia dari kegiatan posyandu bangga kencana serta melihat
potensi potensi yang ada di Kecamatan Kota Sumenep maka diharapkan peran serta /
intervensi dari lintas sector sangat perlu ditingkatkan.
Dimasa new normal ini semua unsur masyarakat diharapkan ikut aktif dan peduli dalam
menjaga kesehatan keluarga dan balita dengan ikut dalam Kegiatan Posyandu Bangga
Kencana.

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai