Anda di halaman 1dari 20

Di Indonesia sejak zaman dulu

telah dipakai obat dan jamu


yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Irian
Jaya telah lama dikenal ramuan
dari daun-daunan yang
khasiatnya dapat mencegah
kehamilan.
Di Indonesia, KB modern mulai
dikenal sejak tahun 1953. Pada
waktu itu sekelompok ahli
kesehatan, kebidanan dan tokoh
masyarakat telah membantu
masyarakat.
Pada tanggal 23 Desember 1957

Instruksi presiden nomor 26 tahun


1968 yang dinamai Lembaga Keluarga
Mereka mendirikan wadah dengan Berencana Nasional (LKBN) sebagai
nama perkumpulan keluarga lembaga semi pemerintah.
Berencana Indonesia (PKBI) dan
bergerak secara silent operation
membantu masyarakat yang
memerlukan bantuan secara sukarela,
jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor
pergerakan Keluarga Berencana
nasional.
Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi
Badan Pemerintahan melalui Keppres No.
8 tahun 1970 dan diberi nama Badan Melalui Keppres No. 33 tahun 1972
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
dilakukan penyempurnaan struktur
organisasi, tugas pokok dan tata kerja
(BKKBN) yg bertanggung jawab kepada BKKBN.
Presiden & petugas mengkoordinasikan
perencanaan, pengawasan dan penilaian
pelaksaanan program KB.
Dimana fungsinya
diperluas tidak
hanya masalah KB
tetapi juga kegiatan-
Dengan Keppres No.38 tahun
kegiatan lain, yaitu
1978 organisasi dan struktur kependudukan yang
BKKBN disempurnakan lagi mendukung KB
(beyond family
planning).
Sesuai dengan Yang bergerak
perkembambangan program langsung dalam
pembangaunan nasional, bidang
ditetapkan adanya Menteri kependudukan,
Negara Kependudukan dan maka dilakukan lagi
Lingkungan Hidup ( KLH) penyempurnaan
dengan Keppres No. 25 tahun organisasi BKKBN
1983
Keppres No. 64 tahun 1983 dengan
tugas pokok adalah menyiapkan
kebijaksanaan umum &
mengkoordinasikan penyelenggaraan
program secara menyeluruh dan
terpadu. Program Keluarga Rumah
Sakit (PKRS) Kegiatan Keluarga Mulai tahun 1973-1974 program ini
Berencana Rumah sakit dikembangkan dikembangkan menjadi proyek
sejak tahun 1968 melalui program pelayanan Program KB Nasional dan
postpartum Rumah Sakit (P3RS). mulai tahun 1979-1980 P3RS menjadi
Program KB di Rumah Sakit (PKBRS).
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN KB DI
INDONESIA

1. Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status sosial & keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan
mempengaruhi perkembangan & kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB
tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan
untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.
CONTOH :
Keluarga dengan penghasilan
cukup akan lebih mampu
mengikuti program KB dari
pada keluarga yang tidak
mampu

Dengan suksesnya program KB maka


perekonomian suatau negara akan
lebih baik karena dengan anggota
keluarga yang sedikit kebutuhan dapat
lebih tercukupi dan kesejahteraan
dapat terjamin.
2. BUDAYA
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam
memilih metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah
pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode,
kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan
persepsi mengenai resiko kehamilan & status wanita.
3. Pendidikan
Dihipotesiskan bahwa
wanita yang
Tingkat pendidikan tidak saja berpendidikan
mempengaruhi kerelaan menggunakan menginginkan keluarga
berencana yang efektif,
KB tetapi juga pemilihan suatu metode. tetapi tidak rela untuk
Beberapa studi telah memperlihatkan mengambil resiko yang
bahwa metode kalender lebih banyak terkait dengan sebagai
digunakan oleh pasangan yang lebih metode kontrasepsi.
berpendidikan.
4. AGAMA
Di berbagai daerah kepercayaan
religius dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode.
Di sebagaian masyarakat, wanita
Contoh : penganut katolik yang taat hindu dilarang mempersiapkan
membatasi pemilihan kontrasepsi makanan selama haid sehingga
mereka pada KB alami. Sebagai pola haid yang tidak teratur
pemimpin islam pengklaim bahwa dapat menjadi masalah.
sterilisasi dilarang sedangkan
sebagian lainnya mengijinkan
5. Status wanita
Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi
kemampuan mereka memperoleh & menggunakan
berbagai metode kontrasepsi.

Di daerah yg status wanitanya meningkat, sebagian Juga di daerah yang


wanita memiliki pemasukan yg lebih besar untuk wanitanya lebih dihargai,
membayar metode-metode yg lebih mahal serta mungkin hanya dapat
memiliki lebih banyak suara dalam mengambil
keputusan. sedikit pembatasan dalam
memperoleh berbagai
metode, misalnya peraturan
yang mengharuskan
persetujuan suami sebelum
layanan KB dapat diperoleh.
ORGANISASI-
ORGANISASI KB DI
INDONESIA

1. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)


Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal 23 Desember 1957 dengan Dr.R Soeharto sebagai Ketua
PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana yang membantu masyarakat yang
memerlukan bantuan secara sukarela.
TUJUAN DARI PKBI
Pada tahun 1970 LKBN dibubarkan

Adalah memperjuangkan terwujudnya oleh pemerintah dan kemudian


keluarga sejahtera melalui 3 macam dibentuk Badan Koordinasi Keluarga
usaha yaitu:
Berencana Nasional (BKKBN).
 a. Mengatur kehamilan
 b. Mengobati kemandulan
 c. Memberi nasehat perkawinan
Keputusan Presiden RI
Nomor 8 tahun 1970 tentang
BKKBN yaitu Depkes
sebagai unit pelaksana
2. Organisasi pemerintah yaitu program KB. BKKBN yaitu
BKKBN (Badan Koordinasi badan resmi pemerintah
yang bertanggungjawab
Keluarga Berencana Nasional) penuh mengenai
pelaksanaan program KB di
Indonesia.
KEUNTUNGAN DARI BKKBN ADALAH:
a. Memungkinkan program-program melepaskan diri
pendekatan klinis yang jangkauannya terbatas.

b. Memungkinkan besarnya peranan pakar-pakar non medis


dalam mensukseskan program keluarga berencana di
Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
Fungsi BKKBN adalah :
pengkoordinasi, perencana, perumus kebijaksanaan,
pengawas pelaksanaan dan evaluasi.
BKKBN MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA MENJADI PROGRAM NASIONAL
KEPENDUDUKAN DAN KB (KKB) YANG PADA WAKTU INI
MEMPUNYAI 2 TUJUAN:

a. Tujuan demografis, yaitu


mengendalikan tingkat
pertumbuhan penduduk berupa
penurunan angka fertilitas dari 44
permil pada tahun 1979 menjadi 22
permil pada tahun 1990 atau 50 % b. Tujuan normatif, yaitu dapat dihayati
dari keadaan pada tahun 1971 Norma Keluarga Kecil bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) yang pada satu
waktu akan menjadi falsafah hidup
masyarakat dan bangsa Indonesia.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai