Anda di halaman 1dari 14

Kebijakan pemerintah tentang

pelayanan KB
Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes
Sejarah KB di Indonesia
 Latar belakang pelaksanaan program KB: masalah
kependudukan
 Sebelum abad XX di negara barat: pencegahan dengan
membunuh bayi yang sudah lahir atau melakukan abortus.
 Inggris (Maria Stopes): upaya u/ perbaikan ekonomi
keluarga buruh dg mengatur kelahiran (kondom, pantang
berkala).
 Amerika Serikat (Margareth Sanger): menulis buku “Family
Limitation” (Pembatasan Keluarga) → sejarah berdirinya
KB.
 KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX.
Periode Perintisan dan
Pelaporan
 Sebelum 1957: Pembatasan kelahiran secara
tradisional (ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas
liang senggama setelah coitus).
 Perkembangan di daerah: klinik YKK (Yayasan
Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta, klinik
BKIA di Semarang, PKBI tahun 1963, Prof.
Sarwono P. memulai di poliklinik bagian
kebidanan RSUP Jakarta.
Periode Persiapan dan
Pelaksanaan
Terbentuk LKBN (Lembaga Keluarga Berencanan
Nasional) untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial, keluarga dan rakyat.
Diselenggarakan latihan untuk PLKB (Petugas
Lapangan keluarga Berencana)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan KB di Indonesia
 Sosial ekonomi
 Budaya
 Pendidikan
 Agama
 Status wanita
PKBI (Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia)
 Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan
Sam Ratulangi No. 29 Jakarta, oleh dr. Soeharto
yang didukung oleh Prof. Sarwono
Prawirohardjo, dr. H.M. Judono, dr. Hanifa
Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio.
 Pelayanan yang diberikan: nasehat perkawina,
pemeriksaan kesehatan calon suami isteri,
pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dalam
perkawinan dan pengaturan kehamilan.
 Visi PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.
 Misi PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga yang
bertanggungjawab dalam keluarga Indonesia melalui
pengembangan program, pengembangan jaringan dan
kemitraan dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat
di bidang kependudukan secara umum, dan secara khusus
di bidang kesehatan reproduksi yang berkesetaraan dan
berkeadilan gender.
BKKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional)
 Kepres Nomor 8 Tahun 1970 tentang
pembentukan badan untuk mengelola program
KB yang telah dicanangkan sebagai program
nasional.
 Penanggung jawab umum penyelenggaraan
program ada pada presiden dan dilakukan sehari-
hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat
yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga
Berencana.
Dasar pertimbangan pembentukan BBKBN
 Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan
dengan jalan lebih memanfaatkan dan memperluas
kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.
 Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan
baik masyarakat maupun pemerintah secara maksimal.
 Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan
secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan
Tugas pokok
 Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang
keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Filosofi BBKBN
 Menggerakkan peran serta masyarakat dalam
keluarga berencana
Grand Strategi:
 Menggerakkan dan memberdayakan seluruh
masyarakat dalam program KB.
 Menata kembali pengelolaan program KB.
 Memperkuat SDM operasional program KB.
 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
melalui pelayanan KB.
 Meningkatkan pembiayaan program KB.
Strategi
 Re-Establishment adalah mmbangun kembali
sendi-sendi pogram KB nasional sampai ke
tingkat lini lapanngan pasca penyerahan
kewenangan.
 Sustainability adalah memantapkan komitmen
program dan kesinambungan dukungan oleh
segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai
dengan tingkat daerah.
Tujuannya adalah:
 Keluarga dengan anak ideal.
 Keluarga sehat.
 Keluarga berpendidikan.
 Keluarga sejahtera.
 Keluarga berketahanan.
 Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya.
 Penduduk tumbuh seimbang (PTS )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai