Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Profil Lembaga
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. BKKBN
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. BKKBN mengusung
budaya kerja baru yaitu budaya kerja CETAK TEGAS (Cerdas, Tangguh,
Kerjasama, Integritas dan Ikhlas) yang merupakan pengganti dari budaya kerja
CUK (Cerdas, Ulet dan Kemitraan) yang telah dipakai sejak tahun 2008.
Budaya kerja yang dianut oleh BKKBN saat ini adalah CETAK TEGAS
berbasis REVOLUSI MENTAL. Budaya Kerja CETAK TEGAS berbasis
REVOLUSI MENTAL dimaksudkan menselaraskan Gerakan Revolusi Mental
yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo sejak dilantik menjadi
Presiden RI pada bulan Oktober 2014.
Integritas menurut BKKBN adalah jujur, terbuka, konsisten antara
fikiran dan perbuatan. Adapun ikhlas adalah melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan tulus dan sungguh-sungguh. Etos Kerja dalam revolusi mental
diartikan sebagai sikap kerja yang berorientasi pada hasil yang terbaik,
semangat tinggi dalam bersaing, optimis dan selalu mencari cara yang
produktif dan inovatif. Orang yang mempunyai etos kerja cenderung akan
mempunyai daya saing yang tinggi dalam bekerja, optimis, inovatif dan
produktif. Jika melihat pada value budaya kerja BKKBN tentunya nilai ini akan
kita dapati di value cerdas dan tangguh.
Value budaya kerja Cerdas menurut BKKBN adalah mampu bertindak
optimal secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapi. Pilar yang terakhir dari Revolusi Mental adalah Gotong
Royong. Gotong Royong adalah sebuah keyakinan mengenai pentingnya
melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya

1
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif dan efisien. Value yang
ada dalam gotong royong antara lain kerjasama, solidaritas, tolong menolong,
peka, komunal, berorientsi pada kemashalatan. Nilai ini akan kita temui pada
budaya kerja kerjasama yang adianut oleh BKKBN. Kerjasama menurut
BKKBN adalah membangun jejaring dengan prinsip kesetaraan dan saling
menguntungkan, percaya, sinergis, serta menghargai melalui komunikasi yang
kondusif untuk mencapai tujuan bersama.

B. Visi dan Misi Organisasi


1. Visi
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
2. Misi
a. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan
b. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
c. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga
d. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
e. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten.

C. Tugas dan Fungsi Organisasi


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010, tugas dan fungsi
organisasi BKKBN adalah “Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.”
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
2. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

2
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
5. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
6. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
KKB;
2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
5. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang KKB.

D. Tugas Pokok dan Fungsi ASN/PNS


Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli
Pertama/Pertama, meliputi:
1. Menyusun perencanaan Program KKBPK melalui musyawarah
perencanaan pembangunan (musrenbang) di tingkat desa/ kelurahan;
2. Merancang instrumen pendataan;
3. Melakukan uji instrumen pendataan;
4. Mengolah hasil pendataan keluarga di tingkat daerah kabupaten/kota;
5. Melakukan sarasehan hasil pendataan di tingkat kecamatan;
6. Membuat peta pendataan IMP di tingkat daerah kabupaten/kota;
7. Merancang kegiatan pameran KKBPK di tingkat kecamatan;
8. Melakukan KIE melalui media massa;

3
9. Melakukan penilaian lomba Program KKBPK di tingkat kecamatan;
10. Menyusun materi rakor/raker KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
11. Melakukan evaluasi Program KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
12. Melaksanakan pembinaan Poktan BKB di tingkat daerah kabupaten/kota;
13. Melaksanakan pembinaan Poktan BKR di tingkat daerah kabupaten/kota;
14. Melaksanakan pembinaan Poktan BKL di tingkat daerah kabupaten/kota;
15. Melaksanakan pembinaan Poktan UPPKS di tingkat daerah
kabupaten/kota;
16. Melaksanakan pembinaan Poktan PIK-R di tingkat daerah kabupaten/kota;
17. Melaksanakan pembinaan Poktan kegiatan sosial lainnya di tingkat daerah
kabupaten/kota;
18. Menyusun rencana kerja mingguan Program KKBPK di wilayah binaan;
19. Menyusun rencana kerja bulanan Program KKBPK di wilayah binaan;
20. Menyusun rencana kerja tahunan Program KKBPK di wilayah binaan;
21. Monitoring dan evaluasi Program KKBPK di tingkat kecamatan;
22. Melakukan persiapan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
23. Melaksanakan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
24. Melakukan advokasi ke tokoh formal di tingkat kecamatan;
25. Melakukan advokasi ke tokoh informal di tingkat kecamatan;
26. Melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi formal di tingkat
kecamatan;
27. Melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi informal di tingkat
kecamatan;
28. Mengembangkan media KIE berbasis teknologi informasi di tingkat
daerah kabupaten/kota;
29. Menyajikan hasil pengembangan media KIE berbasis teknologi informasi;

E. Tujuan dan Manfaat


1. Bagi Diri Sendiri
Membentuk PNS yang dapat menerapkan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA)

4
dalam orientasi di tempat kerja sehingga menciptakan kualitas pelayanan
masyarakat yang maksimal.
2. Bagi Organisasi
a. Laporan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan inovasi serta mutu pelayanan masyarakat di Perwakilan
BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
b. Membantu mewujudkan visi dan misi di Perwakilan BKKBN Provinsi
Jawa Tengah.

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Analisa Lingkungan Kerja


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional memiliki
kelompok kegiatan bernama Bina Keluarga Lansia di bawah Bidang Keluarga
Sejahtera dan Pengembangan Keluarga yang memiliki sasaran yaitu keluarga
yang memiliki lansia. Dalam pelaksanaan kegiatan, BKL biasanya bergabung
dengan kegiatan Posyandu Lansia yang memiliki sasaran para lansia itu sendiri.
Di Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen memiliki 16 kelompok BKL
terdiri dari masing-masing desa. Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah
usaha untuk menjadikan keluarga sebagai pembina lansia dalam rumah
tangganya. Seluruh keluarga harus bisa memberikan suasana yang tentram dan
nyaman tetapi juga dinamis agar lansia yang tinggal dalam rumah bisa
menikmati sisa hidupnya secara produktif dan bahagia dan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut
usia dalam pengasuhan, perawatan, pemberdayaan lansia agar dapat
meningkatkan kesejahteraannya.
Tetapi dalam pelaksanaan kegiatannya, belum semua anggota hadir pada
setiap kegiatan karena kurangnya motivasi dari keluarga para lansia. Selain itu,
keluarga lansia juga kurang memperhatikan kondisi para lansia dikarenakan
kesibukan dalam pekerjaan. Sehingga para lansia semakin mengalami
penurunan produktivitas dan bisa menyebabkan berbagai permasalahan.
Beberapa masalah lain terkait kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL)
yaitu :
1. Tidak berjalannya kepengurusan kelompok kegiatan BKL karena tidak
adanya komitmen dari para pengurusnya.
2. Kurangnya pembinaan Kader terhadap keluarga yang memiliki lansia
karena biasanya 1 kader merangkap ke banyak kelompok kegiatan.
3. Data kelompok kegiatan BKL tidak diupdate secara berkala karena
kurangnya keterampilan anggota dalam hal pencatatan dan pelaporan.

6
4. Belum optimalnya partisipasi sasaran dalam kelompok kegiatan Bina
Keluarga Lansia
Setelah mengidentifikasi beberapa masalah yang ada, kemudian perlu
dilakukan pemilihan isu yang lebih penting daripada isu yang lain. Dalam
menentukan isu tersebut digunakan metode USG. Urgency, Seriousness, dan
Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang
harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan,
dan perkembangan isu. Menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang
memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Berikut analisis prioritas
menggunakan USG yang dilakukan dalam menentukan core issue :
Tabel 2.1
No Masalah U S G Total
1 Tidak berjalannya kepengurusan 2 3 3 8
kelompok kegiatan BKL
2 Kurangnya pembinaan Kader 3 3 3 9
terhadap keluarga yang memiliki
lansia
3 Data kelompok kegiatan BKL 3 2 3 8
tidak diupdate secara berkala
4 Belum optimalnya partisipasi sasaran 4 4 4 12
dalam kelompok kegiatan BKL

Berdasarkan analisis isu prioritas USG di atas dengan skala 1-5,


didapatkan bahwa yang memperoleh nilai tertinggi adalah masalah belum
optimalnya partisipasi sasaran dalam kelompok Bina Keluarga Lansia.

B. Deskripsi Gagasan/Kegiatan
Belum optimalnya partisipasi sasaran dalam kelompok kegiatan Bina
Keluarga Lansia (BKL) bisa disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat
terkait kegiatan BKL. Kegiatan BKL yang biasanya tergabung bersama
Posyandu Lansia sehingga menyebabkan masyarakat lebih terpapar informasi
terkait Posyandu Lansia, padahal kegiatan yang dilakukan berbeda. Kegiatan

7
BKL terkait pembinaan terhadap keluarga lansia sedangkan Posyandu Lansia
lebih mengedepankan pelayanan kesehatan terhadap lansia.
Berdasar pada hasil pemecahan isu tersebut beberapa upaya yang bisa
dilakukan sebagai solusi yaitu melakukan koordinasi terkait BKL dengan PKB,
kader posyandu lansia dan stakeholder terkait, melakukan kunjungan ke rumah
sasaran yang tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan, melakukan KIE
terhadap sasaran yang tidak aktif berpartisipasi dan penyuluhan Lansia
Tangguh dan “Gerakan Lansia Agamis, Sehat, Kuat dan Ceria” (Gelas Kaca).
Lansia tangguh merupakan seseorang atau kelompok yang berumur
diatas 60 tahun yang mempunyai ciri sehat, aktif, mandiri dan produktif.
Tujuan dari Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh adalah meningkatkan
kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan
dalam kehidupan keluarga. Tujuh dimensi keluarga tangguh yang mendukung
keberhasilan Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh yaitu Dimensi Spiritual,
Dimensi Intelektual, Dimensi Fisik, Dimensi Emosional, Dimensi Sosial
Kemasyarakatan, Dimensi Profesional Vokasional, dan Dimensi Lingkungan.
Dalam kegiatan penyuluhan Lansia Tangguh yang rencananya akan
dilaksanakan oleh penulis sebagai upaya meningkatkan partisipasi sasaran
dalam kelompok kegiatan BKL, penulis mempunyai gagasan untuk membuat
Gerakan Lansia Agamis, Sehat, Kuat, dan Ceria (GELAS KACA) untuk
mendukung program Lansia Tangguh. Gerakan Lansia Agamis, Sehat, Kuat,
dan Ceria merupakan perpaduan antara kegiatan keagamaan, olahraga ringan
bagi sasaran dan permainan atau dinamika kelompok.
Diharapkan dalam setiap kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) diisi
dengan kegiatan “Gelas Kaca” tersebut. Kegiatan keagamaan dilakukan
melalui siraman rohani dari tokoh agama setempat, kemudian olahraga dengan
gerakan disesuaikan dengan sasaran. Selain itu juga dikemas dengan kegiatan
permainan (games) menarik sehingga menyenangkan dan tidak membosankan.
Dan sebagai bentuk pelayanan kesehatan, bisa ditambahkan dengan kegiatan
konseling kesehatan oleh Bidan atau tenaga medis lainnya.

8
C. Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Balai Penyuluhan Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
Identifikasi Isu : 1. Tidak berjalannya kepengurusan kelompok kegiatan BKL
2. Kurangnya pembinaan Kader terhadap keluarga yang memiliki lansia
3. Data kelompok kegiatan BKL tidak diupdate secara berkala
4. Belum optimalnya partisipasi sasaran dalam kelompok kegiatan BKL
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Partisipasi Sasaran dalam Kegiatan Kelompok Bina Keluarga
Lansia (BKL)
Gagasan/Kegiatan Pemecahan Isu : 1. Melakukan Koordinasi terkait BKL dengan PKB dan Kader Posyandu Lansia
2. Melakukan Kunjungan ke Rumah Sasaran yang Tidak Aktif Berpartisipasi dalam
Kegiatan
3. Melakukan KIE terhadap Sasaran yang Tidak Aktif Berpartisipasi
4. Penyuluhan Lansia Tangguh dan “Gerakan Lansia Agamis, Sehat, Kuat dan Ceria”
(Gelas Kaca)

9
Tabel 2.2 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Menghubungi Memahami kondisi Akuntabilitas : Melakukan Melakukan
koordinasi PKB, Kader, Kelompok 1. Membuat janji pertemuan koordinasi terkait koordinasi terkait
terkait BKL Bidan, dan Kegiatan di BKL untuk berkoordinasi BKL dengan Bidan, BKL dengan
dengan PKB, stakeholder serta yang ada di terkait poktan BKL PKB, dan Kader akan Bidan, PKB, Kader
Kader, Bidan membuat janji lapangan terkait (tanggung jawab) memperkuat dan stakeholder
Posyandu pertemuan jumlah kelompok, 2. Datang ke pertemuan tepat komunikasi penyuluh akan memperkuat
Lansia, dan 2. Melakukan jumlah sasaran, waktu (disiplin) dengan mitra kerja nilai-nilai BKKBN
Stakeholder. diskusi bersama dan program kerja Nasionalisme : sehingga sesuai yaitu kerjasama
PKB, Kader, yang sudah 1. Memperlakukan Bidan, dengan visi BKKBN karena melibatkan
Bidan dan dilakukan. PKB, Kader dan menjadi lembaga antara penyuluh
stakeholder. stakeholder dengan baik yang handal dan KB dengan mitra
selayaknya saudara dan dipercaya dalam kerja.
tidak menganggap bahwa mewujudkan
Kader adalah bawahan penduduk tumbuh
(sila 2) seimbang keluarga
2. Melakukan diskusi berkualitas dan sesuai
bersama mitra kerja (sila dengan misi
4) memfasilitasi
Etika Publik : Pembangunan
1. Berkomunikasi dengan Keluarga dan
mitra menggunakan sikap mengembangkan
dan bahasa yang hormat jejaring kemitraan
dan sopan dalam pengelolaan
2. Melakukan diskusi secara Kependudukan,
sopan, cepat tanggap dan Keluarga Berencana
saling menghargai. dan Pembangunan
Komitmen Mutu : Keluarga.

10
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi
1. Menjaga komunikasi
dengan PKB dan Kader
dengan baik dan ramah
2. Membangun rasa saling
percaya dengan PKB dan
Kader
3. Berdiskusi bersama sesuai
dengan topik (kompetensi)
dan cepat tanggap apabila
ada permasalahan yang
terjadi serta
mempermudah ketika
membuat solusi.

Anti Korupsi :
1. Datang pertemuan dengan
tepat waktu (disiplin)
2. Melakukan diskusi terkait
kelompok kegiatan BKL
hingga selesai (tanggung
jawab dan kerja keras)

2 Melakukan 1. Menyiapkan data 1. Tersusun data Akuntailitas : Kunjungan ke Rumah Melakukan


Kunjungan ke sasaran yang sasaran yang 1. Menyusun data sasaran Sasaran yang tidak Kunjungan ke
Rumah Sasaran tidak aktif tidak aktif yang tidak aktif aktif berpartipasi Rumah Sasaran
yang tidak aktif berpartisipasi berpartisipasi berpartisipasi dalam sesuai dengan visi yang tidak aktif
Berpartisipasi dalam kegiatan dalam kelompok kegiatan secara jelas dan BKKBN menjadi Berpartisipasi
dalam Kegiatan BKL. kegiatan BKL sesuai dengan kondisi di lembaga yang handal dalam Kegiatan
BKL dan dipercaya dalam BKL sesuai dengan

11
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi
2. Melakukan 2. Terjalin lapangan (kejelasan, mewujudkan penduduk nilai cerdas karena
koordinasi pertemuan dan transparansi) tumbuh seimbang menuntut inovasi
terkait rencana komunikasi 2. Melakukan kunjungan keluarga berkualitas penyuluh KB,
pelaksanaan dengan sasaran sesuai perencanaan waktu dan sesuai dengan misi tangguh karena
kunjungan kelompok (kosistensi) memfasilitasi penyuluh KB tidak
dengan Bidan, kegiatan BKL Pembangunan melakukan
PKB, Kader dan yang tidak aktif Nasionalisme : Keluarga dan kunjungan dari
stakeholder berpartisipasi 1. Bekerjasama dan mengembangkan rumah ke rumah,
yang ikut berkoordinasi dengan jejaring kemitraan kerjasama karena
melakukan mitra kerja (sila 3 dan 4) dalam pengelolaan melibatkan mitra,
kunjungan 2. Tidak membedakan Kependudukan, integritas karena
3. Meminta ijin perlakuan terhadap sasaran Keluarga Berencana sesuai dengan tugas
kepada Ketua (sila 5) dan Pembangunan pokok dan fungsi
RT setempat Keluarga. penyuluh KB.
untuk Etika Publik :
melakukan 1. Berkomunikasi dengan
kunjungan ke mitra secara sopan dan
rumah sasaran saling menghargai.

Komitmen Mutu :
1. Menyusun data sasaran
yang benar-benar belum
berpartisipasi (melihat
dari rekapan daftar hadir)
2. Menjaga komunikasi dan
cepat tanggap saat
menemui masalah
bersama Bidan, PKB, dan
Kader Posyandu Lansia.

12
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi

Anti Korupsi :
1. Melakukan kunjungan
sesuai dengan waktu
perencanaan (disiplin)
2. Menyusun data sasaran
yang benar-benar belum
berpartisipasi (melihat
dari rekapan daftar hadir)
(jujur)
3. Mengunjungi rumah
sasaran sesuai yang telah
ditetapkan (kerja keras)

3 Melakukan 1. Mencari data 1. Sasaran yang Akuntabilitas : Kegiatan sesuai Melakukan KIE
KIE terhadap isu-isu yang tidak aktif 1. Informasi yang dengan visi BKKBN terhadap Sasaran
Sasaran yang sedang berpartisipasi disampaikan sesuai menjadi lembaga yang tidak aktif
Tidak aktif berkembang dalam kelompok dengan keilmuan yang handal dan berpartisipasi
Berpartisipasi terkait lansia kegiatan BKL (literatur) dan bisa dipercaya dalam dalam kelompok
dalam 2. Konsultasi terpapar dipertanggungjawabkan. mewujudkan kegiatan saat
kelompok dengan PKB informasi terkait (tanggung jawab) penduduk tumbuh kunjungan ke
kegiatan saat terkait tema KIE kegiatan BKL 2. Membuat dokumentasi seimbang keluarga rumah sesuai
kunjungan ke dan media yang 2. Terjalin kegiatan. berkualitas dan sesuai dengan nilai cerdas
rumah akan digunakan komunikasi dengan misi karena mencari
3. Menentukan dengan sasaran Nasionalisme : memfasilitasi solusi dari
tema KIE dan yang tidak aktif 1. Dalam menyampaikan Pembangunan permasalahan yang
media yang akan berpartisipasi KIE menggunakan tata Keluarga dan ada dan integritas
dibuat dalam kelompok bahasa Indonesia yang mengembangkan karena
kegiatan BKL baik dan benar serta jejaring kemitraan melaksanakan

13
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi
4. Menyusun sehingga mudah dipahami tidak dalam pengelolaan pekerjaan sesuai
materi KIE dan mengetahui menimbukan konflik sara. Kependudukan, dengan tugas
membuat media alasan Etika Publik : Keluarga Berencana pokok dan fungsi
KIE untuk ketidakaktifan 1. Komunikasi dan dan Pembangunan baik secara
disampaikan sasaran dalam konsultasi dengan Keluarga. perencanaan
saat kegiatan menggunkan bahasa yang maupun
baik dan benar ramah pelaksanaan.
serta penuh sopan santun.
2. Berkomunikasi dengan
sasaran dan bersikap
responsif ketika mendapat
pertanyaan dari sasaran

Komitmen Mutu :
1. Menyusun materi KIE
yang mudah dipahami
oleh sasaran

4 Penyuluhan 1. Melakukan 1. Meningkatnya Akuntabilitas : Melakukan Melakukan


Lansia koordinasi partisipasi 1. Menyiapkan daftar hadir, penyuluhan Lansia penyuluhan Lansia
Tangguh dan dengan Bidan, anggota notulensi, dan Tangguh dan Tangguh dan
“Gerakan PKB, dan Kader kelompok Bina dokumentasi “Gerakan Lansia “Gerakan Lansia
Lansia Agamis, dan stakeholder. Keluarga Lansia 2. Melakukan seluruh Agamis, Sehat, Kuat Agamis, Sehat,
Sehat, Kuat 2. Menganalisa (BKL) rangkaian kegiatan dari dan Ceria” (Gelas Kuat dan Ceria”
dan Ceria” kebutuhan 2. Sasaran terpapar awal hingga selesai Kaca) sesuai dengan (Gelas Kaca) sesuai
(Gelas Kaca) sasaran dan informasi terkait (tanggung jawab) visi BKKBN menjadi dengan nilai cerdas
menyiapkan Lansia Tangguh 3. Membuat laporan kegiatan lembaga yang handal karena ada inovasi
materi serta dan Gerakan secara jujur dan transparan dan dipercaya dalam kegiatan, tangguh
Lansia Agamis, Nasionalisme : mewujudkan karena

14
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Visi/Misi
Kegiatan Organisasi
media Sehat, Kuat, dan 1. Melaksanakan kegiatan penduduk tumbuh melaksanakan
penyuluhan Ceria (Gelas penyuluhan, peserta diajak seimbang keluarga dengan kerja keras,
3. Membuat Kaca). untuk partisipatif, berkualitas dan sesuai kerjasama dan
rencana kegiatan responsif, dan tanpa dengan misi integritas karena
penyuluhan tindakan diskriminatif memfasilitasi berkaitan dengan
(waktu (tidak membeda-bedakan) Pembangunan mitra, dan ikhlas
pelaksanaan dan 2. Mempererat persatuan Keluarga dan karena bekerja
susunan acara) anggota kelompok BKL mengembangkan untuk kepentingan
4. Melasanakan Etika Publik : jejaring kemitraan masyarakat.
penyuluhan 1. Menyampaikan dalam pengelolaan
Lansia Tangguh penyuluhan dengan Kependudukan,
dan “Gelas bahasa yang sopan, Keluarga Berencana
Kaca” (Gerakan mencegah tidak adanya dan Pembangunan
Lansia Agamis, konflik. Keluarga.
Sehat, Kuat, dan
Ceria) 2. Mempertimbangkan
5. Melakukan sasaran kegiatan (tidak
evaluasi terlalu lama)
penyuluhan Komitmen Mutu :
kelompok 1. Menyiapkan materi dan
kegiatan Bina menyampaikan materi
Keluarga Lansia dengan inovatif dan
(BKL) kreatif.
Anti Korupsi :
1. Membuat laporan
pertanggungjawaban
kegiatan sesuai kenyataan
(jujur)

15
D. Jadwal Rencana Aktualisasi
Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan
September Oktober
No Kegiatan IV I II III IV
1 Melakukan Koordinasi terkait BKL dengan PKB dan
Bidan, Kader Posyandu Lansia
2 Melakukan Kunjungan ke Rumah Sasaran yang tidak
aktif Berpartisipasi dalam Kegiatan BKL
3 Melakukan KIE terhadap Sasaran yang Tidak aktif
Berpartisipasi dalam kelompok kegiatan saat kunjungan
ke rumah
4 Penyuluhan Lansia Tangguh dan “Gerakan Lansia
Agamis, Sehat, Kuat dan Ceria” (Gelas Kaca)

16
E. Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi
Tabel 2.4 Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi
No Tahapan Kegiatan Kendala Antisipasi
1 Melakukan koordinasi Kesibukan masing- Membangun
terkait BKL dengan masing pihak komunikasi yang aktif
PKB, Bidan, Kader sehingga sulit untuk dengan berbagai pihak.
Posyandu Lansia, dan melakukan
stakeholder. pertemuan.
2 Melakukan kunjungan  Keluarga lansia  Mengadakan
ke rumah sasaran yang tidak berada di pertemuan dengan
tidak aktif rumah karena perjanjian
berpartisipasi dalam sedang bekerja.  Bekerja sama
kegiatan BKL  Sasaran yang dengan PPKBD
dikunjungi dan Sub PPKBD
berjumlah banyak
3 Melakukan KIE Kesulitan sasaran Menggunakan bahasa
terhadap sasaran yang dalam menerima dan media yang mudah
tidak aktif informasi yang diterima
berpartisipasi dalam disampaikan
kelompok kegiatan
saat kunjungan ke
rumah
4 Penyuluhan Lansia  Ketidakhadiran Membuat suasanya
Tangguh dan peserta penyuluhan yang
“Gerakan Lansia  Kurangnya menyenangkan dan
Agamis, Sehat, Kuat keaktifan dan tidak membosankan.
dan Ceria” (Gelas ketertarikan peserta
Kaca) saat mengikuti
penyuluhan

17
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Aktualisasi


B. Analisa Dampak Jika Isu Tidak Dilaksanakan

18
C. Matriks Pelaksanaan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAPAN TANGGAL OUTPUT HAMBA SOLUSI KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
PELAKSA PELAKSA DAN BUKTI TAN DENGAN TERHADAP NILAI
NAAN NAAN AGENDA TUGAS ORGANISASI
ANEKA FUNGSI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Melakukan 1. Menghubungi 25 September Memahami 1. Sulit 1.Komunikasi Akuntabilitas :
koordinasi PKB, Kader, 2019 - 04 kondisi mengatur dilakukan 1. Membuat janji
terkait BKL Bidan, dan Oktober 2019 Kelompok pertemuan melalui pertemuan untuk
dengan PKB, stakeholder Kegiatan di dengan berkoordinasi
telepon atau
Kader, Bidan serta BKL yang Bidan terkait poktan
Posyandu membuat ada di karena Whatsapp. BKL (tanggung
Lansia, dan janji lapangan perbedaan 2.Meluangkan jawab)
Stakeholder pertemuan. terkait jumlah kesibukan waktu lebih 2. Datang kee
2. Melakukan kelompok, 2. Jarak lokasi banyak dan pertemuan tepat
diskusi jumlah kantor Balai mengatur waktu (disiplin)
bersama sasaran, dan Penyuluh dengan Nasionalisme :
PKB, Kader, program kerja KB Sempor 1. Memperlakukan
jadwal
Bidan dan yang sudah dan lokasi Bidan, PKB,
stakeholder. dilakukan Bidan kegiatan Kader dan
cukup jauh yang lain stakeholder
dengan baik
selayaknya
saudara dan
tidak
menganggap
bahwa Kader
adalah bawahan
(sila 2)
2. Melakukan
diskusi
bersama mitra
kerja (sila 4)
Etika Publik :
1. Berkomunikasi
dengan mitra

19
menggunakan
sikap dan
bahasa yang
hormat dan
sopan
2. Melakukan
diskusi secara
sopan, cepat
tanggap dan
saling
menghargai.
Komitmen Mutu :
1. Menjaga
komunikasi
dengan PKB
dan Kader
dengan baik
dan ramah
2. Membangun
rasa saling
percaya
dengan PKB
dan Kader
3. Berdiskusi
bersama sesuai
dengan topik
(kompetensi)
dan cepat
tanggap
apabila ada
permasalahan
yang terjadi
serta
mempermudah
ketika
membuat
solusi.
Anti Korupsi :

20
1. Datang
pertemuan
dengan tepat
waktu
(disiplin)
2. Melakukan
diskusi terkait
kelompok
kegiatan BKL
hingga selesai
(tanggung
jawab dan
kerja keras)

1. Melakukan koordinasi terkait BKL dengan PKB, Kader, Bidan Posyandu Lansia, dan Stakeholder.
Kegiatan Melakukan koordinasi terkait BKL dengan PKB, Kader, Bidan Posyandu Lansia, dan
Stakeholder.
Tahapan Pelaksanaan 1. Menghubungi PKB, Kader, Bidan, dan stakeholder serta membuat janji
pertemuan.
2. Melakukan diskusi bersama PKB, Kader, Bidan dan stakeholder.
Tanggal Pelaksanaan 25 September 2019 - 04 Oktober 2019
Output dan Bukti Memahami kondisi Kelompok Kegiatan di BKL yang ada di lapangan terkait
jumlah kelompok, jumlah sasaran, dan program kerja yang sudah dilakukan.
Hambatan 1. Sulit mengatur pertemuan dengan Bidan karena perbedaan kesibukan
2. Jarak lokasi kantor Balai Penyuluh KB Sempor dan lokasi Bidan cukup jauh
Solusi 1. Komunikasi dilakukan melalui telepon atau Whatsapp.
2. Meluangkan waktu lebih banyak dan mengatur dengan jadwal kegiatan yang lain
Keterkaitan dengan Agenda ANEKA Akuntabilitas :

21
3. Membuat janji pertemuan untuk berkoordinasi terkait poktan BKL (tanggung
jawab)
4. Datang ke pertemuan tepat waktu (disiplin)
Nasionalisme :
3. Memperlakukan Bidan, PKB, Kader dan stakeholder dengan baik selayaknya
saudara dan tidak menganggap bahwa Kader adalah bawahan (sila 2)
4. Melakukan diskusi bersama mitra kerja (sila 4)
Etika Publik :
3. Berkomunikasi dengan mitra menggunakan sikap dan bahasa yang hormat dan
sopan
4. Melakukan diskusi secara sopan, cepat tanggap dan saling menghargai.
Komitmen Mutu :
4. Menjaga komunikasi dengan PKB dan Kader dengan baik dan ramah
5. Membangun rasa saling percaya dengan PKB dan Kader
6. Berdiskusi bersama sesuai dengan topik (kompetensi) dan cepat tanggap apabila
ada permasalahan yang terjadi serta mempermudah ketika membuat solusi.
Anti Korupsi :
3. Datang pertemuan dengan tepat waktu (disiplin)
4. Melakukan diskusi terkait kelompok kegiatan BKL hingga selesai (tanggung
jawab dan kerja keras)

Kontribusi Terhadap Tugas Fungsi Melakukan koordinasi terkait kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia dengan
Organisasi Bidan, PKB, Kader dan stakeholder merupakan perwujudan fungsi pelaksanaan
advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana

22
Penguatan Nilai Organisasi Melakukan koordinasi terkait BKL dengan Bidan, PKB, Kader dan stakeholder akan
memperkuat nilai-nilai BKKBN yaitu kerjasama karena melibatkan antara penyuluh
KB dengan mitra kerja.

23

Anda mungkin juga menyukai