Anda di halaman 1dari 86

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)

UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA

KANTOR KECAMATAN TARUB

TUGAS AKHIR

OLEH :

AINUN SETYOWATI

NIM 16030059

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) UNTUK MENILAI


KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR KECAMATAN TARUB

Oleh mahasiswa :

Nama : Ainun Setyowati

NIM : 16030059

Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat. Karena itu pembimbing
menyetujui mahasiswa tersebut untuk menempuh ujian tugas akhir.

Tegal, Juni 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hetika, S.Pd,M.Si, AK Krisdiyawati, SE


NIPY. 12.013.166 NIPY.10.005.014

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) UNTUK MENILAI


KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR KECAMATAN TARUB

Oleh :

Nama : Ainun Setyowati

NIM : 16030059

Program Studi : Akuntansi

Jenjang : Diploma III

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir


Program Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dalam bentuk Tugas Akhir ini yang
berjudul “ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) UNTUK
MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR KECAMATAN TARUB”,
beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan sebagaimana semestinya.

Demikian pernyataan ini untuk dapat dijadikan pedoman bagi yang berkepentingan,
dan saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya tulis saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya tulis ini.

Tegal, 9 Juni 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai 6000

AINUN SETYOWATI

NIM : 16030059

iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama yang bertanda


tangan dibawah ini, saya :

Nama : Ainun Setyowati


NIM : 16030059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Hak Bebas Royalti Non Eksklusif
(Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Analisis
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Kantor
Kecamatan Tarub.

Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Prodi Akuntansi Politeknik Harapan
Bersama berhak menyimpan, mengalih-mediakan/ format-kan, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, dan menampilkan
/mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan akademik
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama mencantumkan saya sebagai
penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Prodi
Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, segala bentuk tuntutan hokum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Tegal, Juni 2019

Yang membuat pernyataan

Ainun Setyowati

NIM 16030059

v
HALAMAN MOTTO

“ Sesungguhnya Beserta Kesulitan Itu Ada Kemudahan, Maka Apabila Kamu


Telah Selesai Dari Suatu Urusan, Kerjakanlah Dengan Sungguh-Sungguh.”
( Qs. Al-Insyirah: 6-7 )

“ Rahmat Sering Datang Kepada Kita Dalam Bentuk Kesakitan, Kehilangan Dan
Kekecewaan, Tetapi Kalau Kita Sabar,Kita Akan Segera Melihat Bentuk
Aslinya.”
( Joseph Addison )

“Mereka Berkata Bahwa Setiap Orang Membutuhkan Tiga Hal Yang Akan
Membuat Mereka Berbahagia Didunia Ini Yaitu: Seseorang Untu Dicintai,
Sesuatu Untuk Dilakukan, Dan Sesuatu Untuk Diharapkan.”
( Tom Bodett )

“ Rahasia Kesuksesan Adalah Mengetahui Yang Orang Lain Tidak Ketahui ”


(Aristotle Onassis )

“ Sukses Adalah Saat Persiapan Dan Kesempatan Bertemu. ”


( Bobby Unser )

“ Jangan Biarkan Hari Kemarin Merenggut Banyak Hal Hari Ini.”


( Will Rogers )

“ Hidup Dapat Dipahami Dengan Berfikir Ke Belakang, Tapi Juga harus


Dijalani Dengan Berfikir Ke Depan.”
( Soren Kierkegaard )

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan ibu tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan dan selalu
mendoakanku
Ibu Hetika, S.Pd,M.Si,AK dan Krisdiyawati, SE selaku dosen pembimbing
yang telah banyak membantu saya
Saudaraku yang selalu memberikan semangat
Abang yang selalu mensupport kegiatanku dan banyak membantu dalam setiap
hal
Sahabat-sahabatku yang sudah rela membantu serta mendengarkan keluh
kesahku
Teman-temanku kelas 6B yang selalu saling memberi semangat dan pantang
menyerah
Almamater yang kubanggakan
Segenap Jajaran Civitas Politeknik Harapan Bersama Tegal

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat,hidayah serta karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Kantor Kecamatan
Tarub”.

Tugas Akhir ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama Tegal
Peneliti menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, dalam
penyusunan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Allah SWT, atas limpahan rahmat dan Karunianya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
2. Kedua Orang Tua, yang telah memberi dukungan baik moril maupun
materil, kepercayaan, kesabaran, pengorbanan serta doa dan kasih sayang
kepada peneliti.
3. Bapak Mc.Chambali, B.Eng, EE, M.Kom, selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
4. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Kepala Prodi Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama Tegal
5. Ibu Hetika, S.Pd, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan bantuan hingga menyelesaikannya penyusunan
Tugas Akhir ini.
6. Ibu Krisdiyawati, SE, sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan,bimbingan dan petunjuk hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.

viii
7. Bapak Munawar, S.Sos, selaku Camat kecamatan Tarub yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian pada Kantor Kecamatan
Tarub.
8. Seluruh Pegawai Kantor Kecamatan Tarub yang telah memberikan bantuan
selama melaksanakan penelitian.
9. Teman-teman prakerin di kantor Kecamatan Tarub yang sudah saling
membantu dan menyamangati.
10. Segenap Dosen dan Staf Pengajar, khususnya Program Studi Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama Tegal yang memiliki peran penting bagi
peneliti dalam proses perkuliahan.
11. Sahabatku yang sudah membantu ,mendoakan dan menyemangati serta
mendengarkan keluh kesahku.
12. Teman-teman dikampus khususnya kelas Reguler B, yang telah
memberikan motivasi dan dukungan, serta semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, turut membantu selesainya Tugas Akhir
ini.

Peneliti menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, baik penyusunan, penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu segala
kritik dan saran peneliti terima dengan senang hati demi kesempurnaan Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

Tegal, Juni 2019

AINUN SETYOWATI

NIM. 16030059

ix
ABSTRAK

Setyowati, Ainun, 2019. Analisis Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Untuk


Menilai Kinerja Keuangan Pada Kantor Kecamatan Tarub, Program Studi D-III
kuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal, Pembimbing I : Hetika S.Pd, M.Si ,Ak
Pembimbing II : Krisdiyawati, SE.

Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang posisi


keuangan yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan serta menunjukkan pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan Kantor Kecamatan Tarub
yang dianalisis dari laporan realisasi anggaran tahun 2016-2018. Penyusunan
anggaran pada organisasi sektor publik dapat membantu mewujudkan akuntabilitas.
Laporan Realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rasio
efektifitas dan efisiensi. Data diperoleh dari studi lapangan melalui wawancara dan
penyajian data secara ilmiah yaitu berupa laporan realisasi anggaran pendapatan
dan belanja daerah. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kinerja
penerimaan PAD sudah efektif dengan presentase yaitu tahun 2016 sebesar 94,09%,
tahun 2017 sebesar 99,04% serta tahun 2018 sebesar 100,7 % dan Anggaran
Belanja sudah efisien dengan presentase tahun 2016 sebesar 78,91%, tahun 2017
sebesar 63,79% serta tahun 2018 sebesar 58,9 %, dengan tingkat dan kriteria yang
ditentukan serta sesuai target yang ingin dicapai. Diharapkan Kantor Kecamatan
Tarub dapat mempertahankan kinerja yang baik dan lebih mengoptimalkan
penggunaan anggaran secara bijak dan meninjau lebih jauh manfaat serta
pengalokasian anggaran sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dimasa yang akan datang.

Kata Kunci : Efektifitas, Efisiensi, Kinerja

x
ABSTRACT

Setyowati, Ainun, 2019. Budget Realization Report Analysis to Assess Financial


Performance at Tarub District. Study Program D-III Accounting Department of
Politeknik Harapan Bersama Tegal. First Advisor: Hetika S.Pd, M.Si, Ak, Second
Advisor: Krisdiyawati, SE

The Budget Realization Report provides information about financial


positions that are useful for report users in order to make decisions and show
accountability for the use of resources. The purpose of this study was to determine
the financial performance of the Tarub District office which was analyzed from the
2016-2018 budget realization report. Budgeting in public sector organizations can
help achieve accountability. The budget realization report presents an overview of
the sources, allocations and use of economic resources managed by the government
regions that describe the comparison between the budget and its realization in one
reporting period. The method used was descriptive qualitative by using the ratio of
effectiveness and efficiency. The data was obtained from field studies through
interviews and presentation of scientific data, namely in the form of reports on the
realization of regional income and expenditure budgets. The results of the research
conducted showed that the performance of local revenue was effective with a
percentage of 2016 of 94.09%, in 2017 of 99.04% and in 2018 of 100.7% and the
Budget was efficient with a percentage of 2016 of 78, 91%, 2017 amounted to
63.79% and in 2018 amounted to 58.9%, with the levels and criteria determined
and according to the target to be achieved. It was expected that the Tarub Sub-
district office can maintain good performance and optimize budget use wisely and
further review the benefits and allocation of budgets so that they can increase
effectiveness and efficiency in the future.

Key words: Effectiveness, Efficiency, Performance

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5 Batasan Masalah....................................................................... 7
1.6 Kerangka Berpikir .................................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 12
2.1 Tinjauan Atas Akuntansi Pemerintah ....................................... 12
2.1.1 Pengertian Akuntansi Pemerintah ................................... 12
2.1.2 Standar Akuntansi Pemerintah ........................................ 15

xii
2.2 Tinjauan Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)……………………………... ......................... 16
2.2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah .......... 16
2.2.2 Struktur APBD ................................................................ 17
2.2.3 Prinsip Penyusunan APBD ............................................. 18
2.3 Tinjauan Atas Kinerja ................................................................. 19
2.3.1 Pengertian Kinerja Pemerintah ........................................ 19
2.3.2 Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja ................................. 20
2.3.3 Manfaat Pengukuran Kinerja ........................................... 20
2.4 Tinjauan Atas Anggaran ............................................................ 21
2.4.1 Pengertian Anggaran ........................................................ 21
2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran ......................................... 23
2.4.3 Proses Penyusunan Anggaran .......................................... 23
2.4.4 Fungsi Anggaran .............................................................. 26
2.5 Efektivitas ................................................................................... 27
2.6 Efisiensi ...................................................................................... 28
2.7 Tinjauan Atas Laporan Realisasi Anggaran ............................... 29
2.7.1 Pengertian Laporan Realisasi Anggaran .......................... 29
2.7.2 Unsur-unsur Laporan Realisasi Anggaran ....................... 30
2.7.3 Tujuan Laporan Realisasi Anggaran ................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 35
3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 35
3.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 35
3.3 Jenis Data .................................................................................. 35
3.4 Sumber Data .............................................................................. 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36
3.6 Metode Analisis Data…………………………………………. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40
4.1 Tinjauan Umum Kantor Kecamatan Tarub ............................... 40
4.1.1 Sejarah Kantor Kecamatan Tarub ................................... 40
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Kecamatan Tarub ......................... 42

xiii
4.1.3 Tugas dan Kewenangan Kantor Kecamatan Tarub ........ 43
4.1.4 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Tarub ................ 49
4.1.5 Kondisi Kantor Kecamatan Tarub saat ini ..................... 50
4.2 Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................. 51
4.2.1 Hasil Analisis .................................................................. 51
4.2.1.1 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD ............................ 51
4.2.1.2 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja ............................... 55
4.2.2 Pembahasan ..................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 62
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 62
5.2 Saran ............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
LAMPIRAN ................................................................................................ 66

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 8
4.1 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Tarub ................................ 50
4.2 Grafik Rasio Efektifitas Penerimaan PAD ...................................... 55
4.3 Grafik Rasio Efisiensi Anggaran Belanja ....................................... 59

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efektivitas ............................... 27


2.2 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efisiensi .................................. 28
2.3 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 32
4.1 Target Penerimaan PAD dan Realisasi Anggaran .......................... 52
4.2 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD ................................................ 52
4.3 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD Kecamatan Tarub .................... 53
4.4 Target Anggaran Belanja Dan Realisasi Belanja ............................ 56
4.5 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja ................................................... 57
4.6 Rasio Efisiensi Belanja Kecamatan Tarub ...................................... 57

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Realisasi Anggaran Tahun Desmber 2018

Lampiran 2 Form Penilaian PKL

Lampiran 3 Kegiatan PKL

Lampiran 4 Form Bimbingan Tugas Akhiir

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi sektor publik merupakan sistem akuntansi yang dipakai

oleh lembaga –lembaga pemerintahan di Indonesia dan departemen –

departemen dibawahnya dengan tujuan sebagai salah satu alat

pertanggungjawaban kepada masyarakat. Pada saat ini sektor publik dituntut

untuk memperhatikan kualitas dan profesionalisme serta memperhatikan

value for money. Value for money adalah ekonomis dalam pengadaan dan

alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan penggunaan

sumber daya alam, artinya bahwa penggunaannya diminimalkan dan hasilnya

dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing cost), serta efektif

(berhasil guna) dalam arti mencapai anggaran sesuai tujuan dan sasaran.

Pengelolaan keuangan daerah menjadi fokus perhatian bagi kinerja

pemerintah kantor kecamatan Tarub, dalam mengelola keuangan dituntut

untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas.

Anggaran menjadi masalah rutin disebabkan rendahnya daya serap

anggaran. Serapan anggaran yang tidak optimal menunjukkan adanya

permasalahan dalam pengelolaannya, karena beberapa aspek yang perlu

dievaluasi. Antara lain, lemahnya perencanaan program dan kegiatan,

lemahnya koordinasi antara unit perencana dan unit pelaksanaan kegiatan.

Akibat kelemahan dalam penyerapan anggaran mengakibatkan sering

1
2

dilakukan revisi anggaran, ini diungkapkan oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie

(2012)[1]. Dalam nota keuangan dan RAPBN 2014 menyebutkan bahwa daya

serap anggaran belanja kementerian dan lembaga dalam rata-rata hanya 87%

dari penggunaan anggaran yang ditetapkan APBN setiap tahun. Deputi

Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan daerah (BPKP) mengatakan

bahwa penyerapan dana tidak efektif tercermin dalam Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SILPA). Di Indonesia rata-rata SILPA di Pemerintah Daerah

pertahunnya melebihi Rp 50 Triliyun. Jumlah SILPA yang besar tersebut

terjadi bukan karena semata mata efisiensi pengelolaan belanja daerah tetapi

lebih menunjukan bahwa pengelolaan keuangan daerah belum efektif di

dalamnya, salah satunya ada program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan

pada tahun anggaran yang bersangkutan (2012)[2].

Anggaran merupakan rencana keuangan masa datang yang mencakup

harapan manajemen terhadap pendapatan, biaya dan transaksi keuangan lain

dalam masa satu tahun. Anggaran organisasi sektor publik mencakup

rencana-rencana tentang berapa biaya atas rencana yang dibuat dan berapa

banyak serta bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana

tersebut. Tahap penyusunan anggaran merupakan tahap yang sangat penting

karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja justru

dapat menggagalkan program yang telah disusun sebelumnya.Sering

dijumpai dalam praktek, penyusunan anggaran seolah-olah merupakan

bagian yang terpisah dengan perumusan dan perencanaan strategik sehingga

keberhasilan penerapan anggaran tidak sejalan dengan keberhasilan program


3

dan tujuan organisasi. Penganggaran seperti ini tidak bisa menghasilkan

anggaran yang efektif sebagai alat manajemen untuk menjembatani

pencapaian tujuan organisasi. Dalam suatu organisasi, anggaran memegang

peran penting dimana anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang

disusun secara sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan

suatu organisasi. Dengan adanya tuntutan masyarakat untuk dilakukannya

transparansi dan akuntabilitas publik, menuntut setiap organisasi pemerintah

untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar lebih berorientasi

pada terciptanya good public dan good governance menurut Tamasoleng

(dalam Untari, 2015:2)[3].

Mewujudkan Good Governance perlu perubahan paradigma

pemerintahan yang mendasar dari sistem lama yang sentralistis, dimana

pemerintah pusat sangat kuat dalam menentukan kebijakan. Paradigma baru

tersebut menuntut suatu sistem yang mampu mengurangi ketergantungan dan

bahkan menghilangkan ketergantungan pemerintah daerah kepada

pemerintah pusat, serta bisa memberdayakan daerah agar mampu

berkompetisi baik secara regional, nasional atau internasional. Menanggapi

paradigma baru tersebut maka pemerintah memberikan otonomi kepada

daerah seluas-luasnya yang bertujuan untuk memungkinkan daerah menguras

dan mengatur rumah tangganya sendiri agar berdaya guna dan berhasil guna

alam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat (Dien dkk,2015:535)[4].


4

Pengelolaan anggaran, dana yang dianggarkan dan sudah digunakan

untuk kegiatan operasional akan dievaluasi kembali melalui realisasi

anggaran. Realisasi anggaran adalah pendapatan yang tersedia yang telah

diberikan kewenangan melalui anggaran pemerintah selama satu tahun yang

digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tertentu. Dari

realisasi anggaran yang sudah digunakan akan dilaporkan melalui Laporan

Realisasi Anggaran (LRA). Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan

bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan/ instansi, dimana

fungsinya untuk mengetahui keadaan keuangan suatu perusahaan/ instansi.

Laporan realisasi anggaran adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi,

yaitu aktivitas pengumpulan dan pengelolaan data keuangan untuk disajikan

dalam bentuk laporan atau ikhtisar- ikhtisar lainnya yang dapat digunakan

untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil

keputusan.

Undang-undang nomor 1 tahun 2004[5] tentang perbendaharaan negara

lebih lanjut memperjelas bahwa laporan keuangan dimaksud harus disusun

berdasarkan proses akuntansi yang wajib dilaksanakan oleh setiap pengguna

anggaran dan kuasa pengguna anggaran serta pengelola bendahara umum

negara/daerah. Pemerintah daerah perlu menyelenggarakan akuntansi dalam

suatu sistem yang pedomannya ditetapkan oleh menteri keuangan untuk

lingkungan pemerintah pusat dan oleh menteri dalam negeri untuk

lingkungan pemerintah daerah. Dalam rangka memperkuat akuntanbilitas

pengelolaan anggaran dan pembendaharaan, setiap pejabat menyajikan


5

laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan tanggung jawab atas

laporan keuangan yang bersangkutan. Menteri/pemimpin

lembaga/gubernur/bupati/walikota/kepala satuan kerja perangkat daerah

harus secara jelas menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun

berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan informasi yang

termuat pada laporan keuangan telah disajikan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Kecamatan Tarub merupakan sub wilayah pembangunan I yang ada di

Kabupaten Tegal, yang terdiri dari 20 desa. Kecamatan Tarub bertugas

sebagai penyelenggara keuangan daerah dan pelaksana kewenangan

pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian

urusan otonomi daerah, menyelenggarakan tugas umum pemerintahan,

menyelenggarakan koordinasi pembinaan perekonomian dan kesejahteraan

rakyat. Laporan realisasi anggaran sebagai alat ukur untuk menilai kinerja

keuangan. Laporan realisasi anggaran merupakan aktivitas pengumpulan dan

pengelolaan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan atau

ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para

pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan.

Serapan anggaran rendah dan belum optimal karena kebutuhan

masyarakat yang meningkat mendorong pemerintah daerah untuk

mengupayakan peningkatan penerimaan daerah dengan memberi perhatian

kepada perkembangan PAD. Tidak terselenggaranya kemandirian daerah

dikarenakan ketergantungan daerah terhadap dana transfer yang besar.


6

Anggaran belanja publik harus lebih besar digunakan dibandingkan belanja

aparatur daerah. Untuk kesejahteraan masyarakat kecamatan Tarub sangat

penting dalam efektivitas dan efisien terhadap penggunaan anggaran

sebagai tolak ukur kinerja keuangan dari pertumbuhan pendapatan dan

belanja tiap tahunnya. Mengetahui keadaan keuangan suatu perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan program yang dijalankan dan realisasinya

sesuai target anggaran dapat melihat catatan laporan realisasi anggaran

(LRA).

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN (LRA) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN

PADA KANTOR KECAMATAN TARUB”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat

efektivitas dan efisiensi laporan realisasi anggaran (LRA) Pada Kantor

Kecamatan Tarub?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisis tingkat efektifitas penerimaan PAD dan efisiensi anggaran

belanja laporan realisasi anggaran (LRA) dalam kinerja keuangan tahun

2016-2018 pada kantor kecamatan Tarub.


7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang efektifitas

penerimaan PAD dan efisiensi anggaran belanja laporan realisasi

anggaran (LRA) dalam kinerja keuangan pada Kantor Kecamatan Tarub.

2. Bagi Kantor Kecamatan Tarub

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentang realisasi anggaran

yang ingin digunakan sehingga kinerja keuangan dapat

dipertangungjawabkan dengan baik.

3. Bagi Politeknik Harapan Bersama

Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau pengetahuan bagi para

peneliti selanjutnya dan menambah koleksi karya ilmiah.

1.5 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dibatasi dalam penyusunan penelitian ini

yaitu agar dapat mengarah pada permasalahan yang lebih tepat, maka peneliti

hanya membahas tentang Efektivitas penerimaan PAD Dan Efisiensi belanja

tahun 2016-2018 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Dalam Kinerja

Keuangan Pada Kantor Kecamatan Tarub.


8

1.6 Kerangka Berpikir

Penelitian ini terfokus pada efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran yang disajikan di laporan realisasi anggaran. LRA menjadi prioritas

penting dalam laporan keuangan daerah karena bermanfaat untuk menilai

kinerja keuangan daerah. Laporan realisasi anggaran menggambarkan

perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode

pelaporan. Tujuan pelapoan realisasi anggaran adalah memeberikan

informasi tentang realisasi dan anggaran pada Kantor Kecamatan Tarub

pelaporan secara tersanding menyajikan antara anggaran dan realisasinya

yang menunjukkan tingkat ketercapaian target-target dalam pengelolaan

keuangan. Anggaran memiliki peran penting sebagai alat stabilitas, distribusi,

alokasi sumber daya publik, perencanaan dan pengendalian organisasi serta

penilaian kinerja.
9

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyederhanaan menggunakan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:


Permasalahan : Pemecahan Masalah : Rumusan Masalah:

Masalah rutin Penggunaan anggaran Bagaimana tingkat


dalam anggaran dalam laporan efektivitas dan
efisiensi laporan
yaitu rendahnya realisasi anggaran
realisasi anggaran
daya serap yang yang disajikan Perlu (LRA) Pada
tidak optimal dan dievaluasi Kantor Kecamatan
Tarub?
ketergantungan
daerah terhadap
transfer dana yang Analisis Data :
besar untuk
Data kualitatif
mendanai kegiatan
dengan rasio
perusahaan
efektivitas dan
efisiensi

Kesimpulan:

Berdasarkan LRA, tingkat


Efektivitas penerimaan PAD
pada Kecamatan Tarub
Umpan Balik
sudah efektif dan tingkat
Efisiensi anggaran belanja
pada Kecamatan Tarub
sudah efisien hal ini
menunjukkan kinerja
keuangan yang baik.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


10

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu bagian awal,

bagian isi dan bagian akhir.

1. Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman motto atau persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. Bagian awal ini

berguna untuk memberikan kemudahan kepada pembaca dalam mencari

bagian-bagian penting secara tepat.

2. Bagian isi ini terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal dari penulisan yang menjabarkan

tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

kerangka berpikir, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori yang menjadi landasan

dalam pembahasan masalah yang diteliti, diantaranya

yaitu Pengertian akuntansi pemerintah, pengertian

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),

pengertian kinerja, pengertian anggaran, pengertian

efektivitas, pengertian efisiensi, pengertian laporan

realisasi anggaran (LRA).


11

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan dengan jelas mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian, yaitu lokasi penelitian, waktu

penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber

data, metode analis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan tentang sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi dan kondisi objek penelitian saat ini.

Pada bab ini pula menguraikan analisis hasil penelitian

dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan akhir dari

penelitian serta saran-saran dari penulis.

3. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran yang

mencakup informasi tambahan yang mendukung kelengkapan tugas

akhir. dan pada daftar pustaka ini berisi tentang daftar buku dan literatur

yang berkaitan dengan penelitian.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Atas Akuntansi Pemerintah

2.1.1 Pengertian Akuntansi Pemerintah

Menurut Mursyidi (dalam Dien, dkk, 2015: 536)[4]

Akuntansi pemerintahan adalah mekanisme teknik dan

analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana

masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan

departemen-departemen di bawahnya. Menurut Sujarweni

(dalam Dien, dkk 2015: 536)[4] Akuntansi pemerintah adalah

akuntansi yang bersangkutan dengan bidang keuangan

negara, dari anggaran sampai dengan pelaksanaan dan

pelaporannya, termasuk segala pengaruh yang

ditimbulkannya.

Akuntansi keuangan daerah adalah proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan

transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah

(kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai

informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi

yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas

pemerintah daerah menurut Halim (dalam Palilingan, dkk,

2015:19)[6]. Berdasarkan beberapa pengertian akuntansi di


13

atas, kiranya dapat diikhtisarkan beberapa kata kunci yang

dapat menjelaskan pengertian akuntansi pemerintahan,

sebagai berikut:

1) Akuntansi adalah aktivitas pencatatan,

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan

2) Objek akuntansi pemerintahan adalah transaksi-transaksi

keuangan pemerintahan sebagai implikasi dari

pelaksanaan APBN/APBD

3) Output akuntansi pemerintahan adalah laporan keuangan

pemerintah yang merupakan laporan

pertanggungjawaban dari pelaksanaan APBN/APBD.

Dikaji dari entitas penyusunan laporan keuangan,

maka akuntansi terbagi menjadi akuntansi sektor privat dan

akuntansi sektor publik. Akuntansi yang berkaitan dengan

organisasi perusahaan (bisnis) biasanya dikenal dengan

akuntansi sektor privat, dan yang berkaitan dengan

organisasi pemerintahan atau lembaga non-profit dikenal

dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik,

karenanya akuntansi keuangan daerah termasuk kedalam

akuntansi sektor publik. Penyusunan laporan keuangan harus

dihasilkan melalui suatu sistem dan prosedur yang lazim.

Menurut Pasal 6, PP 8/2006[7] dinyatakan bahwa

laporan keuangan pemerintahan dihasilkan dari suatu sistem


14

akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintahan

adalah serangkaian prosedur manual maupun yang

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,

pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pemerintah. Terdapat dua komponen laporan

keuangan yang dihasilkan secara langsung dari sistem

(proses) akuntansi yaitu neraca dan laporan operasional (LO)

atau laporan realisasi anggaran (LRA).LAK (laporan arus

kas), LPE, LP SAL, dihasilkan melalui analisis dari neraca,

LO dan LRA sedangkan CaLK tidak dapat dihasilkan secara

langsung (otomatis) dari sistem (proses) akuntansi, karena

informasi di dalam CaLK bersifat kuantitatif/keuangan

maupun kualitatif/deskriptif. Bahkan informasi dalam CaLK

juga mencakup informasi non-akuntansi dan bisa dilengkapi

dengan berbagai macam tabel maupun grafik yang dianggap

relevan. Suatu sistem akuntansi pemerintahan setidak-

tidaknya mengatur mengenai format laporan keuangan,

kebijakan akuntansi, prosedur akuntansi, bagan akun

standar, jurnal standar, entitas pelaporan dan entitas

akuntansi, dokumen transaksi yang digunakan. Penyusunan

sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) tersebut harus

mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan


15

pengelolaan keuangan daerah.

Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005[8]

menjelaskan Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya

disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemPerintah. Setiap entitas pelaporan pemerintah

pusat dan pemerintah daerah wajib menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan. Maksud dari penyusunan standar

akuntansi pemerintahan yaitu dibutuhkan dalam rangka

penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD berupa laporan keuangan yang setidaknya

meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus

Kas dan Catatan atas laporan Keuangan.

2.1.2 Standar Akuntansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005[8]

menjelaskan Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya

disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah. Setiap entitas pelaporan pemerintah

pusat dan pemerintah daerah wajib menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan. Maksud dari penyusunan standar

akuntansi pemerintahan yaitu dibutuhkan dalam rangka

penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan


16

APBN/APBD berupa laporan keuangan yang setidaknya

meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus

Kas dan Catatan atas laporan Keuangan.

2.2 Tinjauan Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

2.2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD)

Menurut Adisasmita (dalam Daling 2013:84)[9]

APBD adalah suatu rencana operasional keuangan daerah, di

satu pihak menggambarkan penerimaan pendapatan daerah

dan di lain pihak merupakan pengeluaran untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan

proyek-proyek pembangunan daerah. Perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah Anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah suatu rencana

keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan

peraturan daerah masing-masing yang menyangkut tentang

anggaran dan pendapatan belanja Negara. APBD merupakan

suatu instrument kebijakan yang utama bagi pemerintah

daerah, sebagai instrument kebijakan, anggaran daerah

menduduki posisi sentral dalam upaya pembangunan

kapabilitas dan efektivitas. Anggaran daerah digunakan


17

sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan

pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan

perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran dimasa-

masa yang akan datang. Sumber pembangunan ukuran-

ukuran untuk evaluasi kerja. Alat untuk memotivasi para

pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari

berbagai unit kerja yang dilakukan selama satu tahun.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat

disimpulkan pengertian Anggaran pendapatan dan belanja

daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPRD.

2.2.2 Struktur APBD

Pendapatan daerah meliputi semua uang melalui

rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana

lancar, serta merupakan hak daerah dalam satu tahun

anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Belanja daerah mencakup semua pengeluaran uang dari

rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana

lancar, dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun

anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh daerah. Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan

uang yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang


18

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya.

Menurut Halim dan Iqbal (dalam Honga dan Ilat,

2014:280)[10] Kebijakan penyusunan anggaran didasarkan

pada struktur dari APBD yang terdiri atas:

1) Pendapatan daerah

2) Belanja daerah

3) Pembiayaan daerah

2.2.3 Prinsip Penyusunan APBD

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017

didasarkan prinsip sebagai berikut (Nurbaya.2018: 6)[12] :

1) Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

2) Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-

undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab

dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan

manfaat untuk masyarakat

3) Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang

telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

4) Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui

dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang

APBD
19

5) Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat

6) Tidak bertentangan dengan kepentingan umum,

peraturan perundangundangan yang lebih tinggi dan

peraturan daerah lainnya

2.3 Tinjauan Atas Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja Pemerintah

Kinerja pemerintah merupakan gambaran mengenai

tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi

pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi

instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan

sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Sistem Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai

pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan

nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan

sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran

kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and

punishment system (Palilingan, 2015:1477)[6].

2.3.2 Tujuan sistem pengukuran kinerja

Tujuan sistem pengukuran kinerja yaitu untuk

mengkomunikasikan strategi secara lebih baik,


20

menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial,

mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level

menengah dan dibawah, serta memotivasi pencapaian goal

congruence, alat mencapai kepuasan individu maupun

kolektif yang rasional.

2.3.3 Manfaat pengukuran kinerja

Manfaat pengukuran kinerja adalah memberikan

pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

kinerja manajemen, memberikan arah untuk mencapai target

kinerja yang telah ditetapkan, memonitor dan mengevaluasi

pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target

kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk

memperbaiki kinerja, sebagai dasar untuk memberikan

penghargaan dan hukuman (reward & Punishment) secara

objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan

sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati, sebagai alat

komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka

memperbaiki kinerja organisasi, membantu mengidentifikasi

apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi, membantu

memahami proses kegiatan instansi pemerintah dan

memastikan bahwa pengambilan dilakukan secara objektif

(Palilingan, 2015:1477)[6].
21

2.4 Tinjauan Atas Anggaran

2.4.1 Pengertian Anggaran

Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa

depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu

tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran

merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang

menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana

keuangan tahunan yang lebih kongkret. Usulan anggaran

pada umumnya ditelah atau direview terlebih dahulu oleh

pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran

formal. Anggaran adalah alat ekonomi terpenting yang

dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan

sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat menurut Mahsun

(dalam Dien, dkk, 2015:536)[4].

Anggaran adalah suatu rencana kerja yang

dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan

moneter menurut Mulyadi (dalam Basri, 2013: 204)[13].

Anggaran merupakan alat utama kebijakan fiskal

pemerintah. Menurut Robert & Vijay (dalam Basri, 2013:

204)[13] anggaran memiliki karakteristik-karakteristik

sebagai berikut :

1) Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis


22

tersebut

2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah

moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter

3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun

4) Merupakan komitmen manajemen, menejer setuju untuk

menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan

anggaran

5) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang

lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran

6) Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam

kondisi-kondis tertentu

7) Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan

dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan

Dari beberapa definisi di atas maka dapat

disimpulkan pengertian anggaran adalah perencanaan

keuangan kerja yang diukur dengan satuan moneter selama

satu periode.

2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Robert & Vijay (dalam Basri, 2013: 204)[13]

penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan utama yaitu

sebagai berikut :

1) Menyesuaiakan rencana strategis


23

2) Membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa

bagian organisasi

3) Menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk

mengotorisasi jumlah yang berwenang untuk mereka

gunakan, dan untuk menginformasikan kepada mereka

mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka

4) Memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk

mengevaluasi kinerja aktual manajer

2.4.3 Proses Penyusunan Anggaran

Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan

merupakan rangkaian proses anggaran sebagai rincian

pengeluaran yang ada dalam setahun. Menurut Mahsun

(dalam Umar, 2016: 25)[12] proses penyusunan anggaran

terdiri dari:

1) Tahap Persiapan. Anggaran (Budget Preparation). Pada

tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran

pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia

dengan melakukan taksiran pendapatan secara lebih

akurat, dan harus disadari adanya masalah yang cukup

berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat

bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang

anggaran pengeluaran

2) Tahap Ratifikasi Anggaran (Budget Ratification). Tahap


24

ratifikasi merupakan tahap pengesahan anggaran, yang

melihatkan proses politik yang cukup rumit dan berat.

Pimpinan dituntut harus memiliki kemampuan untuk

menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional

atas pertanyaan dan bantahan dari pihak legislatif

3) Tahap Implementasi Pelaksanaan Anggaran (Budget

Implementing). Dalam tahap ini manajer keuangan

publik harus memperhatikan informasi akuntansi dalam

sistem pengendalian manajemen, dan kemungkinan pada

tahap ini terjadinya perubahan anggaran pada periode

anggaran

4) Tahap Pelaporan dari Evaluasi Anggaran (Budget

Reporting and Evaluation). Dalam tahap ini diharapkan

tidak akan menemukan banyak masalah, karena

sebelumnya telah dilakukan penilaian dari aspek

akuntabilitas dan implementasi dengan informasi

akuntansi dalam sistem pengendalian yang baik. Maka

diharapkan tahap Budget Reporting and Evaluation tidak

akan menemukan banyak masalah.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses anggaran

dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Eksekutif, secara umum eksekutif bertanggung jawab

untuk membuat keputusan dan melaksanakan Undang-


25

undang Negara. Eksekutif bertanggung jawab untuk

merancang anggaran, membuat kerangka pengeluaran

jangka menengah, mengatur seluruh sumber daya

keuangan Negara dan memonitor departemen dalam

membelanjakan uang Negara

2) Legislatif, legislatif membuat dan mengesahkan

Undang-undang serta megawasi kerja eksekutif.

Legislatif mempunyai wewenang untuk mengubah

anggaran, tetapi tidak membuat ulang anggaran,

melainkan hanya dengan mengubah pembelanjaan dalam

anggaran. Legislatif bertanggung jawab menentukan

visi, misi dan tujuan seta kebijakan dan penentuan

prioritas secara luas baik ditingkar nasional maupun

didaerah. Tanggung jawab utamanya adalah

merumuskan strategi ditingkat nasional dan ditingkat

daerah, hingga tingkat daerah, sehingga legislatif lebih

berperan dalam menjalankan fungsi pengawasannya

terhadap anggaran provinsi maupun daerah

3) Masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam anggaran

diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah

anggaran, seperti kebocoran dan pemborosan atau

penyimpangan pengalokasian anggaran yang cenderung

lebih berorientasi pada kepentingan birokrasi bukan


26

kepentingan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dapat

langsung menyampaikan pendapatnya secara

bertanggung jawab kepada Lembaga Swadaya

Masyarakat di daerah. Suatu anggaran merupakan titik

fokus keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian.

Anggaran membantu manajer dalam merencanakan

kegiatan dan memonitor kinerja operasi serta laba yang

dihasilkan oleh pusat pertanggung jawaban.

2.4.4 Fungsi Anggaran

Menurut Rudianto (dalam Umar , 2016: 25)[12]

fungsi anggaran meliputi dari beberapa hal, yaitu:

1) Perencanaan (planning), anggaran merupakan rencana

kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi

dalam bertindak yang diupayakan untuk direalisasikan,

memberi saran, dan arah yang harus dicapai oleh setiap

bagian organisasi dalam suatu periode tertentu

2) Pengorganisasian (organizing), setelah semua rencana

ditetapkan, maka perusahaan mencari sumber daya yang

dibutuhkan untuk merealisasikan rencana yang telah

ditetapkan

3) Menggerakkan (actuating), setiap sumber daya yang ada

harus diarahkan, dikoordinasikan satu dengan yang lainnya

agar dapat bekerja dengan optimal untuk mencapai tujuan


27

perusahaan

4) Pengendalian (controling), anggaran berguna sebagai alat

penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah

sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak.

2.5 Efektivitas

Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan

tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan

efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir

kebijakan (spending wisely). Pada dasarnya berhubungan dengan

pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas

menurut Mardiasmo (dalam Dien,dkk, 2015:536)[4].

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun

1996[16], kriteria tingkat efektifitas penerimaan PAD seperti tabel

berikut:

Tabel 2.1 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efektivitas

Kriteria Keterangan

≥100 % Sangat Efektif

90% - 100 % Efektif

80% - 90% Cukup Efektif

60% - 80% Kurang Efektif

≤ 60% Tidak Efektif

Sumber: Dien, dkk (2015)


28

2.6 Efisiensi

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara ouput yang dihasilkan terhadap input yang

digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan

efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai

dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah – rendahnya

(spending well). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara

masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah,

biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Efisiensi

berhubungan erat dengan konsep produktifitas menurut Mardiasmo

(dalam Dien, dkk, 2015:536)[4] .

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun

1996[16], kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja seperti tabel berikut:

Tabel 2.2 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efisiensi

Kriteria Keterangan

≥ 100 % Tidak Efisien

90% - 100 % Kurang Efisien

80% - 90% Cukup Efisien

60% - 80% Efisien

≤ 60 % Sangat Efisien

Sumber : Dien,dkk (2015)


29

2.7 Tinjauan Atas Laporan Realisasi Anggaran

2.7.1 Pengertian Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran (LRA) adalah laporan yang

menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer,

surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan

anggaran, yang masing-masing di perbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode. Laporan realisasi anggaran

menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber

daya keuangan, yang dikelola oleh pemerintah pusat atau

daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran

dan ralisasinya dalam satu periode pelaporan[8]. Laporan

realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan-

LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan,

yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya

dalam satu periode. Dalam laporan realisasi anggaran harus

diidenfikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman

laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:

a. Nama entitas pelaporan atau sarana identifkasi lainnya

b. Cakupan entitas pelaporan

c. Periode yang dicakup

d. Mata uang pelaporan

e. Satuan angka yang digunakan.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat


30

disimpulkan pengertian Laporan realisasi anggaran (LRA)

adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi

pendapatan,belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan

sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing

di perbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

2.7.2 Unsur-unsur Laporan Realisasi Anggaran

Unsur yang dicakup secara langsung oleh LRA

terdiri atas :

1) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh bendahara

umum daerah pemerintah yang menambah saldo

anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak

perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2) Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum

Negara/ bendahara umum daerah yang mengurangi saldo

anggaran lebih dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh pemerintah.

3) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh

suatu entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil.

4) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan atau

pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan


31

bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan atau akan

diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk

menutup defist atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan

antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok

pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan

penyertaan modal oleh pemerintah.

2.7.3 Tujuan Laporan Realisasi anggaran

Tujuan laporan realisasi anggaran adalah

menetapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi

anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi

tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan

realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang

realisasi anggaran entitas pelaporan secara tersanding.

Penyandingan antara anggaran dan realisasinya

menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang

telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.


32

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu


No Nama Metode Penelitian Hasil
1 Gloria Christina, Analisis Kesimpulan yang diperoleh
Rusdiah Iskandar, deskriptif yaitu dari badan pengelolaan
dan Irwansyah berupa laporan kawasan perbatasan
(2017) “ Analisis realisasi pedalaman dan daerah
Laporan Realisasi anggaran tertinggal tahun anggaran
Anggaran Pada 2011-2015 yaitu analisis
Badan varians belanja menunjukaan
Pengelolaan kinerja yang baik karena
Kawasan adanya penghematan
Perbatasan penggunaan realisasi
Pedalaman dan anggaran, analisis
Daerah pertumbuhan belanja
Tertinggal” mengalami fluktuasi di setiap
tahunnya dan analisis fesiensi
belanja nilai presentasenya
kurang dari 100% maka di
kategorikan efisien.

2 Astria Nur Janah, Analisis 1) Tingkat dan kriteria


Jantje Tinangin,dan deskriptif yaitu efektivitas penerimaan
Stanley berupa studi pendapatan asli daerah di
Walandouwv kasus dan studi Dinas Pendapatan Kota
(2015) pustaka Bitung Tahun Anggaran
“Analisis Laporn 2009-2013 sangat efektif
Realisasi dari tahun ke tahun.
Anggaran Untuk 2) Tingkat dan kriteria efisiensi
Menilai Kinerja anggaran belanja Dinas
Keuangan Pada Pendapatan Kota Bitung
Kantor Dinas Tahun Anggaran 2009-2013
33

Pendapatan secara keseluruhan kurang


Dearah Kota efisien dari tahun ke tahun.
Bitung”
3 Grace Yunita Analis deskriptif, 1) SAK yang digunakan
Liando dan penelitian sebagai pedoman dalam
Ingriani Elim langsung di penyusunan Laporan
(2016) “ analisis objek penelitian Keuangan adalah overload
kinerja belanja dengan bagi UKM dibandingkan
dalam laporan mengambil data Usaha Besar.
realisasi anggaran berupa Laporan 2) SAK lebih bermanfaat bagi
pada dinas Realisasi usaha besar dibandingkan
pendapatan Anggaran dan UKM.
pengelolaan juga didukung 3) SAK yang dijadikan
keuangan dan aset dengan pedoman dalam penyusunan
daerah kabupaten literatur-literatur laporan keuangan di
kepulauan sangihe yang relevan Indonesia lebih
memberatkan bagi UKM
dibandingkan usaha besar.
4) Banyak pebisnis yang tidak
mampu melaporkan
keuangan secara lengkap
dan merasa SAK terlalu
berat.
4 Anastasia friska Metode evaluasi 1) Kinerja belanja pemerintah
palilingan, (evaluation kota manado dari analisis
harijanto sabijono, method) yaitu varians secara umum
lidia mawikere data yang realisasi belanja tidak
(2015) “ analisis dikumpulkan melebihi yang di anggarkan
kinerja belanja disusun, pada tahun antara 2009-
dalam laporan dikelompokkan, 2013 rata-rata sebesar 90,75
34

realisasi anggaran diinterprestasikan %.


(LRA) pada dinas ,dan dianalisis 2) Kinerja pemerintah kota
pendapatan kota untuk mengetahui manado dari pembiayaan
manado kinerja belanja secara umum sudah baik
dalam laporan terlihat dari SILPA yang
realisasi anggaran bersaldo positif.
5 Rusita Untari Metode 1) Dalam belanja langsung
(2015) “Analisis deskriptif tingkat efisiensi dari tahun
Efisiensi Dan kuantitatif 2011 – 2014 sudah efisien
Efektifitas yaitu berupa dalam penggunaan dana
Pelaksanaan Laporan (Anggaran).
Realisasi Realisasi 2) Pencapaian Belanja
Anggaran Belanja Anggaran Langsung Dinas Pendidikan
Langsung Dinas Belanja Kota Semarang dalam
Pendidikan Kota Langsung tingkat efektifitas pada
Semarang” tahun 2011 – 2014 sudah
dikategorikan efektif dalam
melaksanakan program dan
kegiatan pada belanja
tersebut.
Sumber : berbagai Jurnal untuk dikembangkan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Kecamatan Tarub yang

beralamat di Jalan Raya Tangkil-Mindaka ,Tarub, Tegal.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung dari tanggal 21 Maret

sampai dengan 21 Mei 2019.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini ada dua ialah

sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134)[14] yaitu data dalam bentuk

kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan

karakteristik atau sifat. Contohnya informasi data dari Bendahara kantor

Kecamatan Tarub.

2. Data Kuantitatif
[14]
Data kuantitatif menurut Suliyanto (2005:135) yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan

dan pengukuran. Contohnya data laporan realisasi anggaran kantor

Kecamatan Tarub.

35
36

3.4 Sumber Data

Sumber Data diperoleh dari :

1. Data Primer
[14]
Data Primer menurut Suliyanto (2005:131) adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data ini

seperti wawancara dan observasi dengan bendahara keuangan daerah

pada Kantor Kecamatan Tarub.

2. Data Sekunder
[14]
Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132) adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh seperti catatan-catatan ,

laporan keuangan dan literature lainnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2014: 145)[15] yaitu teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidPak terlalu besar. Observasi

dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada instansi dengan

mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir ini.


37

2. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2012:186)[15] yaitu percakapan dengan

maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)[15] merupakan kajian teoritis

dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang dapat menunjang

dalam penyusunan Tugas Akhir.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2009:206)[16] menyatakan

bahwa analisis deskriptif kuantitatif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk melakukan

analisis deskriptif kuantitatif digunakan rasio sebagai berikut :

a. Rasio Efektivitas
38

Untuk melihat tingkat efektivitas diukur dengan cara

membandingkan realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan

PAD. Sumber : Dien, dkk 2015:538[4]


[1]

Rasio Efektifitas = x 100%

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun 1996[16],

kriteria tingkat efektifitas penerimaan PAD sebagai berikut:

1) Penerimaan PAD dikatakan sangat efektif Jika hasil perbandingan

lebih dari 100%

2) Penerimaan PAD dikatakan efektif Jika hasil pencapaian antara 90% -

100%

3) Penerimaan PAD dikatakan cukup efektif Jika hasil pencapaian antara

80% - 90%

4) Penerimaan PAD dikatakan kurang efektif jika hasil pencapaian antara

60% - 80%

5) Penerimaan PAD dikatakan tidak efektif jika hasil pencapaian

dibawah 60%
39

b. Rasio Efisiensi

Tingkat efisiensi diukur dengan cara membandingkan realisasi

anggaran belanja dengan total anggaran belanja. Sumber : Dien, dkk

2015:538[4]
[2]


Rasio Efisiensi = x 100 %

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun 1996[16],

kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut:

1) Anggaran belanja dikatakan tidak efisien Jika hasil perbandingan

lebih dari 100%

2) Anggaran belanja dikatakan kurang efisien Jika hasil pencapaian

antara 90% - 100%

3) Anggaran belanja dikatakan cukup efisien Jika hasil pencapaian antara

80% - 90%

4) Anggaran belanja dikatakan efisien jika hasil pencapaian antara 60%

- 80%

5) Anggaran belanja dikatakan sangat efisien jika hasil pencapaian

dibawah 60%

Dari laporan realisasi anggaran pada kantor kecamatan Tarub maka

hasil perhitungan analisis data tersebut yang diolah menggunakan rasio

efektivitas dan rasio efisiensi maka penelitian ini dapat di tarik

kesimpulan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum Kantor Kecamatan Tarub

4.1.1 Sejarah Umum Kantor Kecamatan Tarub

Sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945 letak

ibu Kota Kecamatan Tarub bertempat di Desa Tarub, namun

setelah merdeka karena kurang strategis kantor kecamatan

Tarub pindah ke desa Mindaka Jl. Projosumarto II sampai

dengan tahun 31 Desember tahun 2003 mengingat

kondisinya kurang memadai maka sejak tanggal 1 januari

2003 Kantor Kecamatan Tarub Pindah ke Jl. Raya Tangkil

Mindaka sampai sekarang ini dan dekat dengan Puskesmas

serta KUA.

Perlu di ketahui kecamatan Tarub memiliki 20 desa

di antaranya yaitu:

1) Jatirawa 11) Mindaka

2) Kabukan 12) Tarub

3) Setu 13) Kedungbungkus

4) Purbasana 14) Kedokansayang

5) Kemanggungan 15) Bumiharja

6) Karangmangu 16) Kalijambe

7) Lebeteng 17) Mangusaren

40
41

8) Brekat 18) Margapadang

9) Karangjati 19) Kesamiran

10) Bulakwaru 20) Kesadikan

Batas wilayah kecamatan Tarub sebagai berikut :

a) Sebelah utara kecamatan Kramat

b) Sebelah selatan kecamatan Pangkah

c) Sebelah timur kecamatan Suradadi

d) Sebelah barat kecamatan Talang

Nama-nama pimpinan atau camatnya yaitu :

1) Dari tahun 1997 - 2000 nama pimpinan atau camatnya

yaitu Bapak Imam Wahyudi, S.IP

2) Dari tahun 2000 - 2003 nama pimpinan atau camatnya

yaitu Bapak Ibnu Subardono, S.IP

3) Dari tahun 2003 - 2010 nama pimpinan atau camatnya

yaitu Bapak Drs. Deli Sunarto

4) Dari tahun 2010 - 2012 nama pimpinanya atau camatnya

yaitu Bapak Asrori, S.H

5) Dari tahun 2012 - 2013 nama pimpinanya atau camatnya

yaitu Bapak Eliah Hidayah, S.IP

6) Dan yang dari tahun 2013 sampai sekarang ini yaitu

Bapak Munawar, S.Sos.


42

4.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Tarub

Visi dan Mi\si yang ada pada Kantor Kecamatan Tarub

adalah Sebagai berikut :

VISI

“Terwujudnya Kantor Kecamatan Tarub Yang Maju

Dan Berbudaya Sejahtera Melalui Tata Kelola

Pemerintahan Yang Baik”

MISI

1) Pemberdayaan masyarakat dengan pengmbangan

partisipatif masyarakat desa dan perekonomian

masyarakat desa serta kelestarian lingkungan

2) Mengembankan kualitas tata kehidupan masyarakat

dengan memperhatikan budaya daerah yang dilandasi

kearifan local serta dengan mengarus utamakan

kestaraan jender

3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah

kecamatan dalam memberikan pelayanan yang efisien

dan efektif kepada masyarakat dengan di dukung

birokrasi yang bersih dan responsive terhadap

pemenuhan hak dasar rakyat


43

4.1.3 Tugas dan Kewenangan Kantor Kecamatan Tarub

1) CAMAT

Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh

bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah dan juga menyelanggarakan tugas umum

pemerintahan yang meliputi :

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan

masyarakat

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan

peraturan perundang undangan

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

fasilitas umum

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan ditingkat kecamatan

Camat dalam melaksanakan tugas,

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program dan kegiatan

b. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di

wilayah kecamatan
44

c. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi

Negara dan kesatuan bangsa

d. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan

masyarakat

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati

sesuai dengan tugas dan fungi

2) SEKERTRIS KECAMATAN TARUB

Sekertaris kecamatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan umum, penyusunan perencanaan,

pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian.

Dalam menyelenggrakan tugas sekertaris kecamatan

mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi

perkantoran, administrasi keuangan dan

administrasi kepegawaian

b. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan,

keprotokolan dan hubungan masyarakat

c. Penyelenggaraan katalaksana, kearsipan dan

perpustakaan

d. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit

kerja
45

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat

sesuai dengan tugas dan fungsinya

3) KASUBAG PERENCANAAN DAN KEUANGAN

Kasubag perencanaan dan keuangan mempunyai

tugas pokok menyusun perencanaan program dan

pengelolaan administrasi keuangan. Dalam

melaksanakan kasubag perencanaan dan keuangan

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan

serta pengelolaan administrasi keuangan

b. Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitas

pelaksanaan penyusunan pogram dan kegiatan serta

pengelolaan administrasi keuangan

c. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan

serta pengelolaan administrasi keuangan

4) KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

Kasubag umum dan kepegawaian mempunyai tugas

pokok melaksanaan pengelolaan urusan umum dan

kepegawaian :

a. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan

kecamatan

b. Pengelolaan kearsipan kecamatan


46

c. Penyusunan bahan pembinaan disiplin dan

peningkatan kesejahteraan pegawai

d. Penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan

administrasi kepegawaian

5) KEPALA SEKSI TATA PEMERINTAHAN ( Kasi

Tapem )

Kepala seksi tata pemerintahan mempunyai tugas

pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis

bidang pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas,seksi

pemerintahan mempunyai fungsi;

a. Penyusun bahan perumusan kebijakan teknis bidang

pemerintahan

b. Penyusun program dan kegiatan seksi pemerintahan

c. Penyiapan bahan pembinaan,koordinasi dan

fasilitas pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan

d. Penyelenggaran kegiatan bidang pemerintahan

6) KEPALA SEKSI KETENTRAMAN DAN

KETERTIBAN ( Kasi Trantrib )

Kepala seksi ketentraman dan ketertiban mempunyai

tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan

teknis bidang ketentraman dan ketertiban umum. Dalam

meleksanakan tugas, seksi ketentraman dan ketertiban

umum mempunyai fungsi :


47

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis

bidang ketentraman dan ketertiban umum

b. Penyusunan program dan kegiatan seksi

ketentraman dan ketertiban

c. Penyiapan bahan pembinaan koordinasi dan fasilitas

pelaksanaan kegiatan bidang ketentraman dan

ketertiban umum

d. Penyelenggaraan kegiatan bidang ketentraman dan

ketertiban umum

7) KEPALA SEKSI PEREKONOMIAN DAN KESRA (

Kasi Persos )

Kepala seksi perekonomian dan kesra mempunyai

tugas pokok merumuskan dan meleksanakan kebijakan

teknis bidang perekonomian dalam melaksanakan

tugas, seksi perekonomian dan kesra mempunyai

fungsi :

a. Penyusunan bahan perumusan

b. Penyusunan program dan kegiatan seksi

perekonomian

c. Penyiapan bahan pembinaan koordinasi dan

fasilitas pelaksanaan kegiatan bidang

perekonomian

d. Penyelenggaraan kegiatan bidang perekonomian


48

8) KEPALA SEKSI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN DAERAH

Kepala seksi pemberdayaan masyarakat dan daerah

mempunyai tugas pokok merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis bidang perekonomian

dan pembangunan. Dalam melaksanakan tugas, seksi

pemberdayaan masyarakat dan daerah mempunyai

fungsi :

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis

bidang pembangunan

b. Penyusunan program dan kegiatan seksi

pembangunan

c. Penyiapan bahan pembinaan koordinasi dan

fasilitas pelaksanaan kegiatan bidang

pembangunan

d. Penyelenggaraan kegiatan bidang pembangunan

9) KEPALA SEKSI PELAYANAN UMUM

Kepala seksi Pelayanan Umum mempunyai tugas

pokok melaksanakan pelayanan informasi dan

komunikasi. Dalam melaksanakan, kepala seksi

Pelayanan Umum mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis pelayanan informasi

dan komunikasi
49

b. Penyusunan program pelayanan informasi dan

komunikasi

c. Penghimpunan data dan penyiapan bahan dalam

rangka koordinasi dan sinkronisasi penyusunan

program dibidang pelayanan informasi dan

komuniakasi daerah

d. Pelaksanaan fasilitas kelembagaan komunikasi

sosial, kelembagaan komunikasi pemerintah

daerah dan kemitraan media

4.1.4 Struktur Organisasi

Pada Kantor Kecamatan Tarub terdapat 19 Pegawai,yang

mempunyai tugas dan fungsi sesuai bidangnya masing-masing yang

tergambar pada struktur organisasi .Untuk lebih jelasnya struktur

organisasi kantor kecamatan Tarub dapat dilihat melalui gambar 4.1

berikut ini:
50

CAMAT

MUNAWAR,S.Sos

Sekretaris Camat

Drs. Sunaryo, MM

Kasubag Perencanaan Kasubag Umum dan


dan Keuangan Kepegawaian

Slamet Akhyar Wiwi Sudiningrum, S.IP

Staf Staf

1. Puji Herwanti 1. Rosikin, S.IP


2. Maftuah 2. Subekhi
3. Agus Sulistiyo

Kelompok Kasi Tata Kasi Trantib Kasi PMD dan LH Kasi Perekonomian Kasi Pelayanan
Jabatan Pemerintahan dan Kesra Umum
Fungsional Akhmad Moh. Agus
Wiwi S., S.IP Basuki,SH Fauzan,S.ST Drs. Sunaryo, MM Herwanto, S. Pd

Staf Staf Staf Staf Staf

1. Budi Susiyanto 1. Sudiarto 1. Safrujin 1. Walim, S.IP 1. Durahman


2. Siti Rofiqoh A. 2. Purno Adi N.

Sumber : Kecamatan Tarub (2019)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Tarub Tahun 2019

4.1.5 Kondisi Kecamatan Tarub saat ini

Secara umum tingkat kesejahteraan warga kecamatan Tarub

cukup baik, namun tingkat kesehatan warganya masih kurang bagus

dibanding daerah lain. Hal ini disebabkan banyak warga kecamatan

Tarub yang belum mempunyai jamban. Sebanyak 5.322 KK belum

memiliki jamban, warga masih cenderung buang air besar disungai

atau lahan kosong yang berdampak pada kesehatan dan pencemaran


51

lingkungan sekitar. Kecamatan Tarub mendapatkan bantuan program

jambanisasi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebesar 78

juta dan Pemkab Tegal sebesar 65 milyar (sebagian diambilkan dari

dana desa) untuk dibagikan kepada warga masing-masing desa yang

belum mempunyai jamban untuk dibuatkan jamban. Diharapkan

dengan adanya bantuan tersebut kesadaran warga Kecamatan Tarub

meningkat untuk lebih menjaga lingkungan dan tidak lagi buang hajat

di sungai.

4.2 Hasil Analisis dan Pembahasan.

4.2.1 Hasil Analisis

4.2.1.1 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD

Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan

kecamatan Tarub dalam merealisasikan anggaran

penerimaan PAD yang direncanakan dengan target yang

ditetapkan berdasarkan potensi riil kecamatan Tarub.

Kemampuan kecamatan Tarub dalam menjalankan tugas

dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai minimal

sebesar satu atau 100%. Dengan demikian, semakin tinggi

efektifitas, maka kemampuan kinerja kecamatan Tarub

semakin baik. Berikut ini merupakan data Laporan Realisasi

Anggaran penerimaan PAD tahun 2016-2018 pada kantor

Kecamatan Tarub dapat dilihat pada tabel 4.1 serta dapat


52

dihitung menggunakan rasio efektiftas pada tabel 4.2 di

bawah ini :

Tabel 4.1 Target Penerimaan PAD dan Realisasi Anggaran

Tahun Target Anggaran Realisasi (Rupiah)

(Rupiah)

2016 3.283.800.000 3.089.981.809

2017 4.107.500.000 4.068.291.819

2018 4.702.750.843 4.735.664.267

Sumber : Kecamatan Tarub, Data diolah Tahun 2019

Hasil tabel 4.1 target penerimaan PAD tahun 2016 sebesar Rp.

3.283.800.000 dan relisasinya lebih rendah dari target penerimaan

yaitu sebesar Rp. 3.089.981.809. Tahun 2017 target penerimaan PAD

sebesar Rp. 4.107.500.000 dan realisasinya lebih rendah dari target

penerimaan yaitu sebesar Rp. 4.068.291.819 dan pada tahun 2018

Penerimaan PAD sebesar Rp. 4.702.750.843 dan realisasinya lebih

tinggi yaitu sebesar Rp. 4.735.664.267.

Tabel 4.2 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD

!
Rasio Efektifitas = " #$ #% !
& 100%

Sumber : Dien,dkk (2015)

3.089.981.809
Tahun 2016 = X 100% = 94, 09 %
3.283.800.000
53

4.068.291.819
Tahun 2017 = X 100% = 99, 04 %
4.107.500.000

4.735.664.267
Tahun 2018 = X 100% = 100, 7 %
4.702.750.843

Dari perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio

efektivitas penerimaan PAD tahun 2016-2018 dapat dilihat pada tabel

4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Rasio Efektifitas Penerimaan PAD Kecamatan Tarub

Tahun Target Anggaran Realisasi Rasio Keterangan

(Rupiah) (Rupiah) (%) Efektifitas

2016 3.283.800.000 3.089.981.809 94, 09 Efektif

2017 4.107.500.000 4.068.291.819 99, 04 Efektif

2018 4.702.750.843 4.735.664.267 100, 7 Sangat Efektif

Sumber : Data diolah (2019)

Dapat dilihat dari tabel 4.3, maka laporan realisasi anggaran

penerimaan PAD kecamatan Tarub Tahun 2016-2018 dapat

disimpulkan bahwa nilai presentase laporan realisasi anggaran

penerimaan PAD sebesar 97,94% sehingga sudah efektif dikarenakan

a. Tahun 2016

Berdasarkan hasil Rasio Efektivitas penerimaan PAD

kantor Kecamatan Tarub Tahun 2016 pada tabel 4.3 dapat

diketahui bahwa rasio efektivitas sebesar 94,09 % hal ini


54

mengidentifikasikan bahwa kinerja pada Kecamatan Tarub

efektif, karena kriteria efektivitas penerimaan PAD diantara

90% - 100 % sehingga dikatakan efektif.

b. Tahun 2017

Berdasarkan hasil Rasio Efektivitas penerimaan PAD

kantor Kecamatan Tarub Tahun 2017 pada tabel 4.3 dapat

diketahui bahwa rasio efektivitas sebesar 99, 04 % hal ini

mengidentifikasikan bahwa kinerja pada Kecamatan Tarub

efektif, karena kriteria efektivitas penerimaan PAD diantara

90% - 100 % sehingga dikatakan efektif.

c. Tahun 2018

Berdasarkan hasil Rasio Efektivitas penerimaan PAD

kantor Kecamatan Tarub Tahun 2018 pada tabel 4.3 presentase

Rasio Efektivitas mengalami kenaikan, dapat diketahui bahwa

rasio efektivitas sebesar 100, 7 % hal ini mengidentifikasikan

bahwa kinerja pada Kecamatan Tarub sangat efektif, karena

kriteria efektivitas penerimaan PAD ≥100 % sehingga dikatakan

sangat efektif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa rasio

efektivitas penerimaan PAD Kecamatan Tarub pada Tahun

2016-2018 yang memiliki rata-rata nilai presentase sebesar

97,94 % sehingga dapat dinilai efektif dalam melakukan

pengelolaan anggaran ,Semakin tinggi presentase tingkat rasio


55

Efektivitas semakain baik tingkat efektifnya. Dapat dilihat pada

gambar 4.2 yang menjelaskan grafik rasio efektivitas

penerimaan PAD kantor Kecamatan Tarub di bawah ini :

Rasio Efektifitas
Rasio Efektifitas

100.7 %
99.04 %

94.09 %

2016 2017 2018

Sumber : Data diolah (2019)

Gambar 4.2 Grafik Rasio Efektivitas penerimaan PAD

Kecamatan Tarub Tahun 2016-2018

4.2.1.2 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja

Rasio efisiensi menggambarkan kemampuan

kecamatan Tarub dalam merealisasikan anggaran

belanja yang direncanakan dengan target yang

ditetapkan berdasarkan potensi riil kecamatan Tarub.

Kemampuan kecamatan Tarub dalam menjalankan

tugas dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai

minimal sebesar kurang atau samadengan 60%.

Dengan demikian, semakin rendah efisien, maka


56

kemampuan kinerja kecamatan Tarub semakin baik.

Berikut ini merupakan data Laporan Realisasi

Anggaran Belanja tahun 2016-2018 pada kantor

Kecamatan Tarub dapat dilihat pada tabel 4.4 serta

dapat dihitung menggunakan rasio efisiensi pada

tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.4 Target Anggaran Belanja Dan Realisasi Belanja

Tahun Anggaran Belanja Realisasi belanja

(Rupiah) (Rupiah)

2016 6.015.470.529 4.747.376.813

2017 6.015.470.529 3.837.626.566

2018 7.811.221.372 4.597.621.219

Sumber: Kecamatan Tarub, Data diolah Tahun 2019

Hasil tabel 4.4 target Anggaran Belanja tahun 2016 sebesar Rp.

6.015.470.529 dan relisasinya lebih rendah dari realisasi belanja

yaitu sebesar Rp. 4.747.376.813. Tahun 2017 target Anggaran

Belanja sebesar Rp. 6.015.470.529 dan realisasinya lebih rendah

dari target realisasi belanja yaitu sebesar Rp. 3.837.626.566 dan

pada tahun 2018 Anggaran Belanja sebesar Rp. 7.811.221.372 dan

realisasinya lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 4.597.621.219.


57

Tabel 4.5 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja

Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi ═ X 100%
Anggaran Belanja

Sumber : Dien,dkk (2015)

4.747.376.813
Tahun 2016 = X 100% = 78, 91%
6.015.470.529

3.837.626.566
Tahun 2017 = X 100% = 63, 79%
6.015.470.529

4.597.621.219
Tahun 2018 = X 100% = 58, 9%
7.811.221.372

Menurut perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

rasio efisiensi anggaran belanja tahun 2016-2018 dapat dilihat pada

tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6 Rasio Efisiensi Anggaran Belanja Kecamatan Tarub

Tahun Target Anggaran Realisasi Rasio Keterangan

Belanja (Rupiah) (rupiah) (%) Efisiensi

2016 6.015.470.529 4.747.376.813 78,91 Efisien

2017 6.015.470.529 3.837.626.566 63,79 Efisien

2018 7.811.221.372 4.597.621.219 58,9 Sangat Efisien

Sumber : data diolah (2019)


58

Dapat dilihat dari tabel 4.6, maka laporan realisasi anggaran

belanja kecamatan Tarub Tahun 2016-2018 dapat disimpulkan bahwa

nilai presentase laporan realisasi anggaran belanja sebesar 67,18 %

sehingga sudah efisien dikarenakan :

a. Tahun 2016

Berdasarkan hasil Rasio Efisien Anggaran Belanja kantor

Kecamatan Tarub Tahun 2016 pada tabel 4.6 dapat diketahui

bahwa rasio efisiensi sebesar 78,91 % hal ini mengidentifikasikan

bahwa kinerja pada Kecamatan Tarub efisien, karena kriteria

efisiensi anggaran belanja diantara 60% - 80% sehingga dikatakan

efisien.

b. Tahun 2017

Berdasarkan hasil Rasio Efisien Anggaran Belanja kantor

Kecamatan Tarub Tahun 2016 pada tabel 4.6 dapat diketahui

bahwa rasio efisiensi sebesar 63,79 % hal ini mengidentifikasikan

bahwa kinerja pada Kecamatan Tarub efisien, karena kriteria

efisiensi anggaran belanja diantara 60% - 80% sehingga dikatakan

efisien.

c. Tahun 2018

Berdasarkan hasil Rasio Anggaran Belanja kantor

Kecamatan Tarub Tahun 2016 pada tabel 4.6 dapat diketahui

bahwa rasio efisiensi sebesar 58,9 % mengalami penurunan sedikit

dari tahun sebelumnya. hal ini mengidentifikasikan bahwa kinerja


59

pada Kecamatan Tarub sangat efisien karena kriteria efisiensi

anggaran belanja diantara ≤ 60% sehingga dikatakan sangat efisien.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa rasio efisiensi

Anggaran Belanja Kecamatan Tarub pada Tahun 2016-2018 yang

memiliki rata-rata nilai presentase sebesar 67,18 % sehingga dapat

dinilai efisien dalam melakukan pengelolaan anggaran ,Semakin

rendah presentase tingkat rasio efisiensi maka semakin baik tingkat

efisiensinya. Dapat dilihat pada gambar 4.3 yang menjelaskan

grafik rasio efisiensi anggaran belanja kantor Kecamatan Tarub di

bawah ini :

Rasio Efisiensi
Rasio Efisiensi

78.91%
63.79%
58.9%

2016 2017 2018

Sumber : Data diolah (2019)

Gambar 4.3 Grafik Rasio Efisiensi Anggaran Belanja

Kecamatan Tarub Tahun 2016-2018


60

4.2.2 Pembahasan

Penilaian kinerja keuangan pada Kecamatan Tarub

berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran menggunakan

rasio efektivitas dan efisiensi tahun 2016-2018 menunjukkan

hasil kinerja yang efektif berdasarkan tingkat dan kriteria

efektivitas penerimaan PAD dan menunjukkan hasil kinerja

yang efisien berdasarkan tingkat dan kriteria efisiensi

anggaran belanja. Hasil analisis efektivitas penerimaan PAD

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan

presentase tahun 2016 sebesar 94,09%, tahun 2017 sebesar

99,04% serta tahun 2018 sebesar 100,7 % yang berasal dari

hasil penerimaan pajak daerah dan hasil transfer dari APBN

yang besar dibandingkan dengan target yang terealisasi

sehingga kemampuan satuan kerja efektif. Kecamatan Tarub

mengupayakan meningkatkan pendapatan daerah

menggunakan strategi dan inovasi yang dapat diterima dan

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam ikut serta

membangun daerah melalui pembayaran pajak dan retribusi

yang sudah ada dasar peraturannya. Realisasi anggaran

dikatakan baik jika semakin tinggi tingkat rasio

efektifitasnya.

Hasil analisis efisiensi anggaran belanja dari tahun ke

tahun mengalami penurunan yaitu dengan presentase tahun


61

2016 sebesar 78,91%, tahun 2017 sebesar 63,79% serta

tahun 2018 sebesar 58,9 %. Hal ini disebabkan belanja

barang dan jasa diminimalkan karena kecamatan Tarub tidak

memproduksi barang yang dijual tetapi menyediakan jasa

untuk kepentingan masyarakat dan belanja modal peralatan

dan mesin diminimalkan dengan tidak membeli peralatan

dan mesin yang masih bisa digunakan. Hal tersebut

menunjukkan penggunaan kinerja keuangan dengan sebaik

mungkin dan karena adanya penghematan penggunaan

anggaran belanja Kecamatan Tarub setiap tahunnya

melakukan pemangkasan anggaran belanja pada setiap

program dan kegiatan berbeda-beda. Semakin kecil rasio

efisiensi berarti kinerja keuangan semakin baik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan Rasio Efektivitas dan Efisiensi

Laporan Realisasi Penerimaan PAD dan Anggaran Belanja pada Kecamatan

Tarub, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Rasio Efektivitas Penerimaan PAD Kecamatan Tarub

Tingkat dan kriteria Efektivitas penerimaan PAD pada Kecamatan

Tarub Tahun 2016-2018 sudah efektif menunjukkan kinerja yang baik,

karena memiliki rata-rata presentase sebesar 97,94 % dari rata-rata

jumlah rasio tahun 2016 sebesar 94,09% ditambah tahun 2017 sebesar

99,04% dan ditambah tahun 2018 sebesar 100,70%. Hal ini disebabkan

Kecamatan Tarub dapat mengelola dan mempertimbangkan anggarannya

dengan baik.

b. Rasio Efisiensi Anggaran Belannja Kecamatan Tarub

Tingkat dan kriteria Efisiensi Anggaran Belanja pada Kecamatan

Tarub Tahun 2016-2018 sudah efisien menunjukkan kinerja yang baik,

karena memiliki rata-rata presentase sebesar 67,18 % dari rata-rata

jumlah rasio tahun 2016 sebesar 78,91% ditambah tahun 2017 sebesar

63,79% dan ditambah tahun 2018 sebesar 58,90%. Hal ini disebabkan

Kecamatan Tarub menggunakan Anggaran Belanja yang dibutuhkan

dengan sebaik mungkin.

62
63

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, Peneliti memberikan

sedikit saran yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat kepada

pihak-pihak yang membutuhkan, adapun saran-saran yang dikemukakan oleh

peneliti sebagai berikut :

1. Kantor Kecamatan Tarub diharapkan dapat meningkatkan koordinasi yang

baik dengan pemerintah daerah maupun masyarakat dalam pelaksanaan

kebijakan, program kegiatan maupun anggaran agar tercipta keterpaduan,

integritas, dan transparansi dalam rangka mengoptimalkan sumber daya

masyarakat dan dapat meningkatkan tingkat efektivitas pada tahun yang

akan datang guna tercapinya kriteria yang di targetkan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah rasio-rasio yang

dapat digunakan dalam menganalisis kinerja pemerintah kecamatan Tarub

contohnya analisis varians pendapatan, analisis rasio daerajat

desentralisasi, dan analisis varians anggaran belanja. Disarankan juga

untuk menambah tahun penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

[1] www.jppn.com/read/ ,09 Januari 2012

[2] www.bpkp.go.id

[3] Untari Rusita .2015. Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Pelaksanaan Realisasi
Anggaran Belanja Langsung Dinas Pendidikan Kota Semarang.

[4] A.N.J. Dien., J. Tinangon., S. Walandouw.2015 Analisis laporan


realisasi anggaran untuk menilai kinerja keuangan pada kantor
dinas pendapatan daerah kota bitung.

[5] Undang-undang. 2004. No.1. Tentang perbendaharaan.


id.slideshare.net/atambua/uu-no-1-tahun-2003. Diakses 4
Desember 2013. Presiden Republik Indonesia. Jakarta

[6] Palilingan, Anastasia, dkk. 2015. Analisis Kinerja Belanja dalam


Laporan Realisasi Anggaran pada Dinas Pendapatan Kota
Manado. Jurnal EMBA,

[7] Pemerintah Republik Indonesia.2006. Peraturan Pemerintah Nomor 8


Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan Daerah, Jakarta.

[8] Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005


Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.

[9] Daling, Marchelino. 2013. Analisis Kinerja Realisasi Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Pemerintah Kabupaten Minahasa
Tenggara. Jurnal EMBA

[10] Honga, F.Ardon dan Ilat ,Ventje.2014. Analisis Realisasi Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Bitung - ISSN
2303-1174

[11] Nurbaya.2018. Analisis Penyusunan Anggaran dan Laporan Realisasi


pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantaeng . 1Dinas
PMD, PP & PA Kab. Bantaeng

[12] Umar, Zulkifl. 2016. lman, Vol. 4, No. 1, pp. 18-32, Februari 2016, ISSN
2355-1488. Aceh.

64
65

[13] Basri, Ramlan.2013.”Analisis Penyusunan Anggaran dan Laporan


Realisasi Anggaran Pada BPM-PD Provinsi Sulawesi
Utara”.Jurnal Emba ISSN 2304 – 1174.Vol.2, No.3, Hal. 952-961

[14] Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta

[15] Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D. Cetakan


Kedua puluh, Alfabeta. Bandung.

[16] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996 Tentang
kriteria tingkat efisiensi dan tingkat efektifitas.
lampiran 1

64
65

lampiran 2
lampiran 3

64
Lampiran 4

64

Anda mungkin juga menyukai