Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


PADA KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KECAMATAN
TEGAL BARAT KOTA TEGAL

TUGAS AKHIR

OLEH :

KIKI ANGRIANI
NIM 16030091

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA
KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA
TEGAL

Oleh mahasiswa :
Nama : Kiki Angriani
NIM : 16030091

Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat. Karena itu pembimbing
menyetujui mahasiswa tersebut untuk memenuhi ujian tugas akhir.

Tegal, 01 Juli 2019


Pembimbing I, Pembimbing II,

Ririh Sri H.,SE, MM Novian Ardhiansyah Y, M.BA


NIPY. 04.015.215 NIPY.004.015.214

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA
KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA
TEGAL

Oleh :
Nama : Kiki Angriani
NIM : 16030091
Program Studi : Akuntansi
Jenjang : Diploma III

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Program
Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Tegal, 16 Juli 2019


1. Ririh Sri H., SE, MM
Pembimbing I .....................................
2. Novian Ardhiansyah Y, M.BA
Pembimbing II .....................................
3. Bahri Kamal, SE, MM
Penguji I .....................................
4. Dewi Kartika, SE
Penguji II .....................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Yeni Priatna Sari, S.E, M.Si, Ak, CA


NIPY. 09.011.062

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dalam bentuk Tugas Akhir ini yang
berjudul “ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN PADA KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KECAMATAN
TEGAL BARAT KOTA TEGAL”, beserta isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan sebagaimana mestinya.
Demikian pernyataan ini untuk dapat dijadikan pedoman bagi yang berkepentingan,
dan saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya tulis saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Tegal, 01 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai 6000

Kiki Angriani

NIM : 16030091

iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, yang


bertandatangan di bawah ini, saya:
Nama : KIKI ANGRIANI
NIM : 16030091
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Hak Bebas Royalti Non Ekslusif
(Non Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Analisis
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian
Laporan Keuangan Pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal. Dengan Hak Bebas Royalti non ekslusif ini Prodi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama berhak menyimpan, mengalih-mediakan/formatkan
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan
akademik tanpa perlu meminta izin dari saya selama mencantumkan saya sebagai
penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Prodi
Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikan surat pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Tegal, 01 Juli 2019


Yang membuat pernyataan,

KIKI ANGRIANI
NIM. 16030091

v
HALAMAN MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka


apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan
sungguh-sungguh(urusannya)yang lain, dan hanya kepada Allah kamu
berharap.”
(Q.S. Al Insyirah: 5-8)

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar


dan tetap menegakka shalat, sesungguhnya Allah menyertai orang-
orang yang sabar”.
(Q.S. Al Baqarah: 153)

“Tiada impian yang terlalu tinggi untuk dicapai, apapun itu bisa dicapai
dengan usaha dan doa”.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibuku tercinta Terimakasih atas doa, kasih sayang, kesabaran
dan pengorbanannya untuk mengiringi setiap langka dari
keberhasilanku.
2. Adik-adiku Windi Novita Sari dan Akifa Naila Ashari yang
kubanggakan.
3. Kakak Sepupuku Bambang, Tuti, Afita serta keluarga dan kerabat
dekat.
4. Segenap Civitas Akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal
5. Ibu Ririh Sri H., SE, MM dan Bapak Novian Ardhiansyah Y, M.BA
yang telah banyak memberikan banyak bimbingan padaku dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Sahabat dan teman-teman terbaikku Amel, Nita, Nining, Romi, Helvi,
Novetia, Ana, Asiah, Hilda terima kasih untuk dukungannya.
7. Teman-Teman Angkatan 2016 khususnya kelas reguler “C”, maju terus
pantang menyerah ....
8. Dan semua orang yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir
ini.
9. Almamater yang kubanggakan.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan
Pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”.
Tugas akhir ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, dalam
penyusunan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan
terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng, EE, M.Kom, selaku direktur Politeknik Harapan
Bersama.
2. Ibu Yeni Priatna Sari, S.E, M.Si, Ak, CA selaku Ka. Prodi Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama.
3. Ibu Ririh Sri H., SE. MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Novian Ardhiansyah Y, M.BA selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bantuan dan bimbingan hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Drs Trismanto, selaku Lurah Pesurungan Kidul yang telah memberi izin
untuk melakukan penelitian pada Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul.
6. Seluruh perangkat, dan Staf di Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul yang telah
memberikan bantuan selama melaksanakan penelitian.

viii
7. Teman-teman baik di kampus maupun di kantor, yang telah memberikan
dorongan dan semangat serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, turut membantu selesainya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahan di sana-sini. Oleh karena itu, penulis memohon
maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Akhirnya, penulis sangat
berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca serta pemerhati masalah
akuntansi pada umumnya.

Tegal, 01 Juli 2019

KIKI ANGRIANI
NIM. 16030091

ix
ABSTRAK

Angriani, Kiki. 2019. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Kelurahan Pesurungan
Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Program Studi: D-III Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama Tegal, Pembimbing I : Ririh Sri H., SE, MM ;
Pembimbing II : Novian Ardhiansyah Y, M.BA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Analisis


Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian
Laporan Keuangan Pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan
di Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dengan
menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif, sumber data primer dan skunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi
pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penerapan Standar Akuntansi
Berbasis Akrual pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal sudah sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010. Terdapat kendala dalam
kesiapan yang meliputi keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kurangnya
pengetahuan tentang Akuntansi sehingga mengakibatkan kurang lengkapnya
informasi yang harus disampaikan oleh Kelurahan Pesurungan Kidul.

Kata kunci : Akuntansi, Basis Akrual, Standar Akuntansi Pemerintahan

x
ABSTRACT

Angriani, Kiki. 2019. The Analysis of Accrual-Based Government Accounting


Standards Application in the Presentation of Financial Statements at Pesurungan
Kidul Sub-District, West Tegal District, Tegal City. Study Program : D-III
Accounting Department of Politeknik Harapan Bersama Tegal. First Advisor :
Ririh Sri H., SE, MM ; Second Advisor : Novian Ardhiansyah Y, M.BA.
The purpose of this study was to find out how the Analysis of the Application
of Accrual-Based Government Accounting Standards in the Presentation of
Financial Statements in Pesurungan Kidul Sub-District, West Tegal District, Tegal
City. The type of research used in this research was descriptive method, with a
qualitative approach. This research was conducted in Pesurungan Kidul Sub-
District, West Tegal District, Tegal City used qualitative and quantitative data,
primary and secondary data sources. Data collection methods used were
observation, interviews, and literature. The results of this study indicated that the
Application of Accrual-Based Accounting Standards in the Village of Pesurungan
Kidul, Tegal Barat District, Tegal City is in accordance with PP No. 71 of 2010.
There were obstacles in readiness that include the limitations of Human Resources
(HR) and lack of knowledge about Accounting, resulting in incomplete information
that must be conveyed by the Village of Pesurungan Kidul.

Key Words : Accounting, Accrual Basis, Government Accounting Standards

xi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................. v
HALAMAN MOTTO .......................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................... x
ABSTRACK ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
1.5 Batasan Masalah .................................................................. 5
1.6 Kerangka Berpikir ............................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10
2.1 Definisi Akuntansi ............................................................... 10
2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ................................... 11
2.3 Tinjauan Atas Laporan Keuangan ....................................... 12
2.4 Standar Akuntansi Pemerintah ........................................... 20

xii
2.5 Berbasis Akrual .................................................................. 23
2.6 Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) ................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 35
3.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 35
3.2 Waktu Penelitin .................................................................. 35
3.3 Jenis Data ........................................................................... 35
3.4 Sumber Data ....................................................................... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 36
3.6 Metode Analisis Data ......................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 39
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Pesurungan Kidul ................ 39
4.1.1 Sejarah Kelurahan Pesurungan Kidul ..................... 39
4.1.2 Visi dan Misi .......................................................... 40
4.1.3 Struktur Organisasi Pemerintah .............................. 42
4.1.4 Tugas Fungsi dan Uraian Tugas ............................. 43
4.2 Hasil Analisis ...................................................................... 47
4.3 Hasil Pembahasan ............................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 54
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 54
5.2 Saran ................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 56
LAMPIRAN ......................................................................................... 57

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 30
4.1 Perbandingan Antara Teori dan Hasil ........................................... 49

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 6
4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa ............................................ 42

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 57

I. Catatan atas Laporan Keuangan ................................................ 57


II. Laporan Realisasi Anggaran ...................................................... 60
III. Neraca ........................................................................................ 61
IV. Perbedaan Komponen Laporan Keuangan ............................... 62
V. Hasil Wawancara ....................................................................... 63
VI. PP RI NO. 71 Tahun 2010 .......................................................... 64

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia terus melakukan beberapa usaha untuk

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

dalam rangka menciptakan tata kelola yang baik. Salah satunya adalah dengan

melakukan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman

pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah di

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Perwujudan tata kelola yang baik

diperlukan perubahan paradigma pemerintahan baru yang mendasar dan

menuntut suatu sistem yang mampu memberdayakan daerah agar dapat

berkompetisi secara regional, nasional maupun internasional yang tidak hanya

menjadi pemerintah daerah yang terus menerus bergantung pada pemerintah

pusat.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan

Keuangan Pemerintah yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010[1] Dijelaskan lebih lanjut bahwa Standar Akuntansi Pemerintah

dibutuhkan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan yang meliputi

Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih (Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan

1
2

Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan Atas Laporan

Keuangan (CALK). SAP merupakan persyaratan yang memiliki kekuatan

hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di

Indonesia. Pemerintah selanjutnya mengamanatkan tugas penyusunan standar

tersebut kepada suatu Komite Standar Independen yang ditetapkan dengan

suatu keputusan Presiden tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan ini menjadi pedoman yang perlu ditaati oleh setiap Daerah Otonom

Kabupaten/Kota maupun Propinsi dalam menyajikan Laporan Keuangan

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerahnya.

Dengan diterbitkannya PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP yang akan

digunakan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal dan dapat

dijadikan pijakan dalam pengambilan keputusan dan yang diharapkan dapat

menjadi acuan, patokan serta standar untuk diterapkan dalam lingkup

Pemerintahan, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan satuan

organisasi dilingkungan Pemerintah Pusat/Daerah yang wajib untuk

menyajikan laporan keuangan agar lebih terciptanya Akuntabilitas dan

Transparansi dari pengelolaan keuangan daerah tersebut.(Langelo, 2015)[2]

Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP Berbasis

Akrual membawa perubahan besar dalam sistem pelaporan keuangan di

Indonesia, yaitu perubahan dari Basis Kas menuju Akrual menjadi Basis

Akrual penuh dalam pengakuan transaksi keuangan Pemerintah. Perubahan

basis tersebut selain telah diamanatkan oleh paket Undang-Undang Keuangan

Negara, juga diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh atas posisi
3

keuangan, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan

kewajiban, dan bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja.(Lasmonisi, 2016)[3]

Kelurahan Pesurungan Kidul adalah satu dari tujuh Kelurahan yang

masuk wilayah kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Kelurahan Pesurungan

Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal merupakan instansi Pemerintah

khususnya pada pelayanan masyarakat seperti pembuatan surat pengantar KTP

, KK, Akta kelahiran, Surat izin usaha, dan lain-lain. Kantor Kelurahan

Pesurungan Kidul mempunyai tugas pokok Penyelenggaraan Pemerintahan,

Pembangunan dan Sosial Kemasyarakatan berdasarkan atas Otonomi Daerah

dan tugas Pembantuan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh Walikota.

Kelurahan Pesurungan Kidul sebagai pengguna Anggaran wajib

membuat Laporan Keuangan sebagai bentuk Pertanggungjawaban atas

Kewenangan yang dilaksanakannya sesuai PP No. 71 Tahun 2010 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintahan Daerah. Dalam PP No.71 tahun 2010 tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual disyaratkan bahwa instansi

pemerintah wajib membuat 7 (tujuh) Laporan Keuangan yaitu laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

(Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus

Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan Atas Laporan

Keuangan (CALK). Masalahnya pada saat ini Kelurahan Pesurungan Kidul

hanya menyajikan 4 (empat) Laporan Keuangan yaitu Laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan Atas Laporan
4

Keuangan (CALK). Hal ini dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia

(SDM) dan kurangnya pengetahuan tentang Akuntansi sehingga

mengakibatkan kurang lengkapnya informasi yang harus disampaikan oleh

Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul.

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS PENERAPAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM

PENYUSUSAN LAPORAN KEUANGAN PADA KELURAHAN

PESURUNGAN KIDUL KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA TEGAL”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Analisis

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian

Laporan Keuangan pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat

Kota Tegal?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Bagaimana Analisis

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian

Laporan Keuangan pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat

Kota Tegal.
5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu,

pengetahuan,wawasan dan pengalaman praktis bagi peneliti dalam

menerapkan teori yang telah di dapat selama berada di bangku perkuliahan.

2. Bagi Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian

berikutnya.

3. Bagi Politeknik Harapan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa

Politeknik tentang bagaimana Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan.

1.5 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dibatasi dalam penyusunan penelitian ini

mengenai penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dalam

penyajian laporan keuangan pada Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan

Tegal Barat Kota Tegal tahun 2018.


6

1.6 Kerangka Berpikir

Permasalahan: Strategi Pemecahan Rumusan Masalah:


Masalah:
Terdapat kendala Bagaimana Analisis
Melakukan Analisis
bahwa penyajian Penerapan Standar
Penerapan Standar
laporan keuangan Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi
pada Kelurahan Berbasis Akrual Dalam
Pemerintahan
Pesurungan Kidul Penyajian Laporan
Berbasis Akrual
Kecamatan Tegal Keuangan pada Kelurahan
Dalam Penyajian
Barat Kota Tegal Pesurungan Kidul
Laporan Keuangan
belum sepenuhnya Kecamatan Tegal Barat
pada Kelurahan
menerapkan SAP Kota Tegal?
Pesurungan Kidul
Berbasis Akrual.
Kecamatan Tegal
Berdasarkan PP Analisis Data:
Barat Kota Tegal.
No.71 Tahun 2010
1. Metode Deskriptif
Kualitatif
v
2. Metode Deskriptif
Kuantitatif

Kesimpulan:
Umpan Balik Laporan Keuangan Pada
Kelurahan Pesurungan
Kidul Kecamatan Tegal
Barat Kota Tegal Belum
Sesuai dengan PP No. 71
Tahun 2010

Gambar 1.1 Kerangka berpikir


7

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA), halaman

pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan

akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar,

intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.

Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan kepada

pembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori tentang definisi akuntansi,

sistem akuntasi keuangan daerah, akuntasi pemerintahan,

standar akuntansi pemerintahan, manfaat standar akuntansi


8

pemerintahan, basis akrual, standar akuntansi pemerintahan

berbasis akrual, kelebihan dan kelemahan basis akrual.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan

alamat penelitian), waktu penelitian, metode pengumpulan

data, jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tinjauan umum instansi, seperti sejarah

singkat instansi, profil instansi, struktur organisasi, tugas dan

wewenang/job description, laporan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian, serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi instansi atau perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.


9

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Tempat Penelitian, Kartu Konsultasi, Spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Akuntansi

Menurut PP No. 71 Tahun 2010[1] Akuntansi adalah proses identifikasi,

pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan

kejadian keuangan, penyajian laporaan keuangan, serta penginterpretasian atas

hasilnya. Sedangkan menurut Kieso dalam Langelo, (2015)[2] menyatakan

bahwa Akuntansi adalah pengidentifikasian, pengukuran dan

pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pihak

yang berkepentingan. Selanjutnya menurut Halim dalam Lasmonisi, 2016[3]

menjelaskan bahwa Akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari

suatu organisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka

pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.

(Smith dalam Lasmonisi, (2016)[3]. Akuntansi sebagai aktivitas jasa,

yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat

keuangan, mengenai entitas yang dipandang akan bermanfaat untuk

pengambilan keputusan dalam menetapkan pilihan yang tetap diantaranya

alternatif tindakan. Riahi-Belkaoui, 2011:50 dalam Mentu, 2016[4] menyatakan

Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran

dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan

kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian di antaranya, memiliki sifat

keuangan, dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya.

10
11

Pontoh (2013:1 dalam Mentu, 2016)[4] menyatakan akuntansi adalah

sebuah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, pemrosesan data

menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya pada para pengambil

keputusan. Dapat disimpulkan Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang

membuat dan memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi.

2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah


Definisi sistem Akuntansi Pemerintahan menurut PP No. 24 Tahun

2005[5] tentang Standar Akuntansi Pemerintahan: Sistem Akuntansi

Pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan

pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah.

Darise dalam langelo, 2015[2] menatakan bahwa Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah adalah suatu susunan yang teratur dari suatu asas atau teori

untuk proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan

transaksi ekonomi dari entitas pemerintah daerah, pemda (kabupaten, kota atau

provinsi) yang disajikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan

keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda

yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah

tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), badan

pengawasan keuangan, investor, kreditur dan donator, analis ekonomi dan

pemerhati pemda yang seharusnya ada dalam lingkungan akuntansi keuangan

daerah.
12

2.3 Tinjauan Atas Laporan Keuangan


Menurut PP RI NOMOR 71 TAHUN 2010[1] Laporan keuangan disusun

untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu

periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui

nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan

operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas

dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya

terhadap peraturan perundang-undangan.

2.3.1 Komponen Laporan Keuangan

Menurut PP RI NOMOR 71 TAHUN 2010[1] Laporan

Keuangan Pokok terdiri dari :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan

antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi

Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah

lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode


13

tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,

dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo

Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah.

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu

entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk

dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran

yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu

dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus

anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain

digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal

oleh pemerintah.
14

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan

SAL)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan

informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun

pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Perubaahan SAL dimaksudkan untuk memberikan

ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan

pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan

rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan

Perubahan SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Struktur Laporan Perubahan Sal baik pada Pemerinta Pusat,

pemerintah provisi, dan pemerintah kabupaten/kota tidak memiliki

perbedaan.

3. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal

tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban,

dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk


15

sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan

jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

4. Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi

yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan

Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos

luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran

uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas

pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.


16

d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa

yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin

terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas

bersangkutan.

5. Laporan arus Kas (LAK)

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan

dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo

akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari

penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke

Bendahara Umum Negara/Daerah.

b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari

Bendahara Umum Negara/Daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan sekurang-

kurangnya pos-pos Ekuitas awal atau Ekuitas tahun sebelumnya,

Surplus/Defisit-LO pada periodebersangkutan dan koreksi-koreksi

yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara


17

lainberasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya :

a. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya

b. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap

Disamping itu, suatu pengguna anggaran pelaporan juga perlu

menyediakan rincian lebih lanjutdari unsur-unsur yang terdapat

dalam laporan Perubahan Ekuitas yang dijelaskan pada Catatan

atas Laporan Keuaangan (CaLK).

Struktur laporan perubahan ekuitas baik pada pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota tidak

memiliki perbedaan.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Laporan Keuangan

juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan

untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.


18

Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan atau

menyajikan serta menyediakan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan

Entitas Akuntansi;

b. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan

ekonomi makro;

c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun

pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target;

d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk

diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting

lainnya;

e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang

disajikan pada lembar muka laporan keuangan;

f. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam

lembar muka laporan keuangan;

g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian

yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan;
19

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

1. Tujuan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan

informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,

sosial, maupun politik dengan:

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan

periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara

memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan

anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-

undangan.

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya

ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan

serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas

pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi

kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan

kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber

penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,

termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.


20

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan

entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau

penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama

periode pelaporan.

2. Manfaat Laporan Keuangan

Menurut PP RI NOMOR 71 TAHUN 2010[1] Laporan

keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual

dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para

pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa

laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi

yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat

yang diperoleh.

2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan


Menurut Langelo (2015)[2] PP RI No.71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3)

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, standar akuntansi pemerintahan yang

selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan

demikian SAP merupakan persyaratan dan dasar yang mempunyai kekuatan

hukum dalam upaya meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah di

Indonesia.

Sedangkan menurut Mahmudi, 2011: 103 dalam Lamonisi (2016)[3]

Standar akuntansi menjadi kriteria audit bagi auditor sebagai dasar untuk
21

menilai apakah laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah (Bastian, 2010: 137). manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya

standar akuntansi pemerintahan adalah laporan keuangan yang dihasilkan

dapat memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, dan menyeluruh

kepada stakeholders.

Dan Sample (2015)[6] menyatakan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 1

Ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat

SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa SAP

merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

2.4.1 Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


Menurut PP RI No. 71 Tahun 2010 Kerangka Konseptual

Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar penyusunan dan

pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan

bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan

keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari

pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan.


22

Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari

penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang

selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:

1. Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;

2. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah

akuntansi yang belum diatur dalam standar;

3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai dengan standar; dan

4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang

disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan

standar.

Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal

terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar

akuntansi pemerintahan.

Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan

standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka

konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan

dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi

pemerintahan dimasa depan.

2.4.1 Manfaat Standar Akuntansi Pemerintahan


Fakhrurazi dalam Sampel,2015)[6] menyatakan manfaat yang dapat

diperoleh dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan adalah

Laporan Keuangan yang dihasilkan dapat memberikan informasi


23

keuangan yang terbuka, jujur, dan menyeluruh kepada stakeholders.

Selain itu, dalam lingkup manajemen dapat memudahkan fungsi

perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas aset, kewajiban, dan

ekuitas dana pemerintah.

Manfaat selanjutnya adalah keseimbangan antargenerasi di mana

dapat memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan

pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran dan apakah generasi

yang akan datang ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan

keuangan yang dihasilkan juga dapat mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai

tujuan.

2.5 Berbasis Akrual


Menurut PP No. 71 Tahun 2010[1] Menyatakan bahwa Basis akrual

adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transkaksi dan peristiwa

lainnya pada saat terjadi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikaan saat

kas atau setara kas diterima atau dibayar. Sedangkan menurut Halim dan

Kusufi (2012:53) menyimpulkan bahwa basis akrual mampu memenuhi tujuan

pelaporan yang tidak dapat dipenuhi oleh basis kas, tujuan pelaporan tersebut

adalah tujuan manajerial dan pengawasan. Basis akrual yaitu mengakui dan

mencatat trnsaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat

perolehan.

Akrual basis mendasarkan konsep pada dua pilar yaitu: Pengakuan

Pendapatan dan Pegakuan Beban.


24

2.5.1 Kesiapan Pemda dalam Penerapan SAP Berbasis Akrual


Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan

memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan.

Herlina dalam Sulaiman, (2016)[7] Mendefinisikan kesiapan(readiness)

sebagai penanda kognitif terhadap perilaku dari penolakan atau

dukungan terhadap upaya perubahan.Adapun kesiapan penerapan SAP

Berbasis Akrual bisa dilihat dari aspek berikut ini:

1. Sumber daya manusia (SDM)

Manusia merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh

perusahaan /organisasi. Sumber daya manusia merupakan pilar

penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha

mewujudkan visi dan misi serta tujuand ari organisasi. Kegagalan

sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan

menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan

laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan

standar yang ditetapkan (Putri, 2012).

2. Infrastruktur

Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan

transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan

fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem

infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem

sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem

infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau


25

struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang

dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan

sistem ekonomi masyarakat (Grigg and Fontane, 2000).

3. Teknologi informasi

Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan

teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat,

mengubah, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi

(Haryanto, 2012). Berdasarkan PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP,

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah serangkaian prosedur

manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan

data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan

operasi keuangan pemerintah. Untuk itu, dibutuhkan teknologi

informasi untuk membantu sistem akuntansi pemerintahan agar

dapat berjalan dengan lancar.

4. Komitmen organisasi

Aldiani (2009), menyatakan bahwa komitmen organisasi

sebagai keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi

tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan

organisasi, keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan

organisasi. Pada pemerintah daerah, aparat yang memiliki komitmen

organisasi tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk

membuat anggaran menjadi relatif lebih tepat. Komitmen yang

tinggi dari aparat Pemerintah Daerah akan berimplikasi pada


26

komitmen untuk bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran

tersebut.

5. Kebijakan akuntansi

Pengertian kebijakan akuntansi menurut Peraturan Menteri

Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 pasal 1

ayat (6) adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,

aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan. Kebijakan akuntansi pemerintah terdiri dari kebijakan

akuntansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

2.5.2 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual


Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 pasal 1 ayat 8

(Lamonisi,2016)[3] tentang standar akuntansi pemerintahan, SAP

Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,

utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta

mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD.

Sedangkan untuk penerapan SAP berbasis akrual sendiri dapat

dilaksanakan secara bertahap dari SAP berpenerapan basis kas menuju

akrual menjadi penerapan SAP berbasis akrual. Penyusunan SAP

Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan

(due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan

pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap


27

PP RI No.71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (8) (Langelo, 2015)[2]

menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

adalah standar akuntansi pemerintahan yang mengakui pendapatan,

beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual,

serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

APBN/APBD. Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban

dan ekuitas dana diakui dan di catat pada saat terjadinya transaksi, atau

pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan

pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau

di bayar.

SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah

yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di

lingkungan pemerintah pusat/ daerah, jika menurut peraturan

perundang–undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan

laporan keuangan. SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam

bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dan

dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP

dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP

Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I PP No.71 Tahun

2010.
28

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Basis Akrual


Bastian dalam Sampel, 2015[6] Menyatakan bahwa keuntungan

Basis Akrual dapat diperinci sebagai berikut:

1. Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasional

berhubungan dengan penerimaan dan pemasukannya, yang

berarti bahwa basis akrual memberikan alat ukur untuk barang

dan jasa yang dikonsumsi, diubah, dan diperoleh

2. Basis akrual menunjukkan gambaran pendapatan. Perubahan

harga, pendapatan yang diperoleh dalam basis akrual, dan

besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja yang dapat

diterima

3. Basis akrual dapat dijadikan sebagai alat ukur modal

Bastian dalam Sampel, 2015[6] Menyatakan beberapa masalah

Aplikasi Basis Akrual yang dapat diidentifikasikan antara lain:

1. Penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dalam jurnal

dilakukan oleh individu yang mencatat

2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan

dengan nilai historis dan inflasi

3. Dalam pembandingan dengan basis kas, penyesuaian akrual

membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit, sehingga

biaya admnistrasi menjadi lebih mahal

4. Peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan


29

2.6 Sistem Informasi Manajemen Daerah

Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah merupakan sebuah sistem

pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi informasi yang dapat

membantu pemerintah daerah dalam menghasilkan informasi keuangan yang

relevan, cepat, akurat, lengkap dan dapat diuji kebenarannya. Aplikasi SIMDA

juga dapat menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangannya lainnya

secara lebih komprehensif yang meliputi informasi mengenai posisi keuangan

daerah, kondisi kinerja keuangan dan akuntabilitas pemerintah daerah. Produk

yang merupakan hasil pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen

Keuangan Daerah (SIMDA) adalah Program Aplikasi SIMDA Keuangan,

Program Aplikasi SIMDA Barang Milik Daerah (BMD), Program Aplikasi

SIMDA Gaji dan Program Aplikasi SIMDA Pendapatan.

Tujuan pengembangan Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen

Keuangan Daerah adalah :

a. Menyediakan database mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik

dari aspek keuangan, asset daerah, kepegawaian/aparatur daerah

maupun pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian

kinerja instansi pemerintah daerah.

b. Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada

manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai

bahan untuk mengambil keputusan.

c. Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan

penggunaan teknologi informasi yang lebih baik.


30

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama Judul Metode Hasil
Penelitian Penelitian Penelitian

1 Friska “Analisis Penerapan Metode Hasil penelitian


Langelo, Standar Akuntansi Deskriptif dan menunjukkan bahwa
David Paul Pemerintahan Data diperoleh pemerintah Kota Bitung
Elia Saerang, Berbasis Akrual melalui studi belum menerapkan PP.
Stanly Dalam Penyajian lapangan No.71 Tahun 2010 tetapi
Winylson Laporan Keuangan telah sesuai dengan PP.
Alexander Pada Pemerintah No.24 Tahun 2005 yaitu
(2015) Kota Bitung” menggunakan basis kas
menuju akrual, terdapat
kendala dalam kesiapan
berupa jumlah sumber
daya manusia pelaksana
secara kuantitas masih
belum cukup di setiap
SKPD dan kesiapan
perangkat pendukung
yang belum teruji.
2 Sony “Analisis Penerapan Metode Hasil penelitian
Lamonisi Standar Akuntansi penelitian menunjukkan
(2016) Berbasis Akrual adalah pemerintah Kota
Pada Pemerintah Deskriptif Tomohon dalam
Kota Tomohon “ dengan menerapkan SAP
pendekatan berbasis akrual telah
Kualitatif melaksanakan berbagai
Interpretif. pelatihan-pelatihan. Hal
tersebut didukung
31

dengan adanya peraturan


pemerintah yang
mewajibkan untuk
semua pemerintah
daerah termasuk
pemerintah Kota
Tomohon dalam
menerapkan SAP
berbasis akrual.
Pemerintah Kota
Tomohon sebaiknya
mengkaji lebih dalam
kebijakan akuntansi dan
sistem akuntansi yang
dilakukan dalam
menerapkan SAP
berbasis akrual. Selain
itu, perlu adanya
pengembangan atas
pemahaman para
pengelola keuangan
pemerintah Kota
Tomohon mengenai
SAP berbasis akrual,
misalnya sosialisasi
berupa seminar atau
diskusi dengan aparat
pemerintah, serta
dilakukan pelatihan
berkaitan dengan SAP
berbasis akrual tersebut.
32

3 Ezra Paula “Penyajian Laporan Metode Hasil penelitian


Mentu, Jullie Keuangan Daerah Analisis menunjukkan penyajian
J. Sondakh Sesuai Peraturan Deskriptif laporan keuangan pada
Pemerintah No.71 Dinas Pendapatan
Tahun 2010 Tentang Daerah dan Dinas Sosial
Standar Akuntansi Provinsi Sulawesi Utara
Pemerintahan Pada tahun anggaran 2014
Dinas Pendapatan dan 2015 belum sesuai
Daerah Dan Dinas dengan Peraturan
Sosial Prov. Sulut” Pemerintah No.71
Tahun 2010. Sebaiknya
pada tahun anggaran
berikutnya pimpinan
Dinas Pendapatan
Daerah dan Dinas Sosial
Provinsi Sulawesi Utara
sudah menerapkan PP
No.71 Tahun 2010, agar
akuntabilitas dan
transparansi laporan
keuangan dapat
terwujud.
4 Indra ”Analisis Kesiapan Analisis Hasil penelitian
Franselski Pemerintah Kota Menggunakan menunjukkan bahwa
Sampel, Manado Dalam Metode kesiapan pemerintah
Lintje Penerapan Peraturan Kualitatif Kota Manado dalam
Kalangi, Pemerintah Nomor 71 dengan implementasi standar
Treesje Runtu Tahun 2010 Mengenai Pendekatan akuntansi pemerintahan
Standar Akuntansi Interpretatif. (SAP) berbasis akrual
Basis Akrual” merupakan refleksi dari
suatu formalitas. Hal
33

tersebut didukung
dengan adanya peraturan
pemerintah yang
mewajibkan untuk
semua pemerintah
daerah termasuk
pemerintah Kota
Manado dalam
menerapkan SAP
berbasis akrual.
Kompleksitas laporan
keuangan menjadi faktor
utama dalam sikap
resisten pengelola
keuangan pemerintah
Kota Manado dalam
implementasi SAP
berbasis akrual.
Sedangkan, dari sisi
budaya organisasi,
pemerintah Kota
Manado diwajibkan
menerapkan standar
akuntansi pemerintahan
berbasis akrual.
Sebaiknya perlu
diadakan kembali
sosialisasi dan
bimbingan teknis oleh
pemerintah pusat kepada
SKPD terkait.
34

5 Sulaiman, “Kesiapan Pemerintah Metode Hasil penelitian


abdullah Daerah Dalam Kuantitatif menunjukkan bahwa
Penerapan Akuntansi sumber daya manusia,
Berbasis Akrual” infrastruktur, teknologi
informasi, dan
komitmen organisasi
berpengaruh positif
terhadap kesiapan
penerapan SAP
berdasarkan akrual.
Sedangkan kebijakan
akuntansi tidak
berpengaruh terhadap
kesiapan penerapan SAP
berdasarkan akrual.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
pemahaman akuntansi
bahwa masing-masing
karyawan tidak cukup
dalam penerapan SAP
basis akrual.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat pada Kelurahan Pesurungan Kidul Yang

Beralamat di Jl. Dewi Sartika No. 73 Kota Tegal.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, terhitung dari tanggal 12 Maret

sampai dengan 30 Juni 2019.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Suliyanto, (2005:134)[9] yaitu data dalam

bentuk kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan

karakteristik atau sifat. Contohnya seperti : Kelurahan Pesurungan Kidul

sudah menerapkan SAP berbasis akrual mulai Tahun 2018.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif menurut Suliyanto, (2005:135)[9] yaitu data yang

dinyatakan daam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan dan

pengukuran. Contohnya seperti : Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Operasional.

35
36

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer
[9]
Data Primer menurut Suliyanto, (2005:131) adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data ini

seperti data yang berupa wawancara langsung dengan staf yang berkaitan

dengan laporan keuangan pada kelurahan pesurungan kidul.

2. Data Sekunder
[9]
Data sekunder menurut Suliyanto, (2005:132) adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Dalam

hal ini data sekunder yang diperoleh seperti Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Laporan Operasional.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan

dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono, (2014: 145)8], yaitu teknik

pengumpulan data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada instansi

dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan tugas

akhir ini.
37

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto, (2004 : 137)[9] yaitu teknik

pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden

untuk menggali informasi dari responden. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait dalam

penyusunan penelitian tugas akhir ini.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono, (2012:291)[8] merupakan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma

yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan

sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang dapat menunjang

dalam penyusunan Tugas Akhir.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Analisis

Deskriptif Kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang

diwujudkan dengan cara menggambar kenyataan atau keadaan-keadaan atas

ssuatu obyek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-

keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian

ini. Hasil analisis tersebut kemudian diinterprestasikan guna memberikan

gambaran yang jelas.

Menerapkan sistem stndar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

pada laporan keuangan dengan menggunakan data yang diperoleh seperti

LRA, Laporan perubahan SAL, Neraca, LO, LA, LAK, LPE, CaLK. Dengan
38

melakukan pengelolaan data yanga ada di Kelurahan Pesurungan Kidul

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal, maka setelah melakukan penelitian dapat

diambil kesimpulan.

Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah

mengumpulkan data keuangan yang ada di Kelurahan Pesurungan Kidul

kemudian peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak

yang terkait dan peneliti melakukan penganalisisan data.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat

Kota Tegal

4.1.1 Sejarah Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal

Kelurahan Pesurungan Kidul merupakan satu wilayah dari tujuh

Kelurahan yang masuk wilayah Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal,

merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 0,5 m di permukaan laut.

Melalui peraturan daerah kota tegal nomor 2 tahun 2002 tentang

perubahan desa-desa

Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal

bergerak dibidang pemerintahan khususnya pada pelayanan masyarakat

seperti pembuatan surat pengantar KTP , KK, Akta kelahiran, Surat izin

usaha, dan lain-lain. Kelurahan mempunyai tugas pokok

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan sosial

kemasyarakatan berdasarkan atas otonomi daerah dan tugas pembantuan

dan tugas lain yang dilimpahkan oleh walikota.

Kelurahan Pesurungan Kidul merupakan Kelurahan yang ada di

Kota Tegal yang termasuk dalam wilayah kerja Kecamatan Tegal Barat,

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kelurahan Sumur Panggang

39
40

Sebelah Timur : Kelurahan Debong Lor

Sebelah Utara : Kelurahan Pesurungan Lor

Sebelah Selatan : Kelurahan Keturen

4.1.2 Visi dan Misi

1. Visi

Kelurahan Pesurungan Kidul sebagai pelaksana kebijakan,

harus dapat mereaisasikan program-program pengembangan

kemampuan daerah secara berkesinambungan sebagai kunci utama

keberhasilan pembangunan daerah dan ketahanan nasional dimasa

mendatang. Demi mewujudkannya, maka disusunlah visi organisasi

sebagai arah dan sasaran akhir yang akan dicapai ditahun 2014-2019

Penyusunan visi tersebut berdasarkan pada nilai-nilai strategis,

faktor-faktor eksternal dan internal dalam pembangunan umum

organisasi kelurahan, maka visi suatu organisasi dapat dirumuskan.

Adapun visi Kelurahan pesurungan kidul yaitu “Terwujudnya

Pelayanan Terbaik Menuju Masyarakat Yang Partisipatif”

Visi tersebut terdiri atas 2 frase (bagian), yaitu Terwujudnya

Pelayanan Terbaik, masyarakat yang Partisipatif, yang masing-

masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

Terwujudnya Pelayanan Terbaik, merupakan semangat kelurahan

pesurungan kidul untuk melayani masyarakat dengan baik. Semangat

ini didukung oleh seluruh aparatur kelurahan dan segenap

kelembagaan yang ada di kelurahan. Semangat mewujudkan


41

Pelayanan Terbaik ini menjadi dasar utama dalama rangka

terwujudnya masyarakat Kelurahan Pesurungan Kidul yang

Partisipatif dan Mandiri.

Masyarakat yang Partisipatif, merupakan suatu kondisi

masyarakat Kelurahan Pesurungan Kidul yang turut berperan serta

dalam berbagai kegiatan, aktif dalam proses perencanaan,

pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Partisipasi

masyarakat dengan semangat kebersaman, bergotong-royong, dan

saling bahu-membahu dalam pemenuhankebutuhan dasarnya, leluasa

dalam menentukan prioritas kebutuhan di lingkungan untuk

masyarakat yang sejahtera.

2. Misi

Agar Visi dapat tercapai optimal, maka ditetapkan Misi yang

merupakan rumusan umum mengenai berbagai upaya yang akan

dilaksanakan antara lain :

a) Mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang berdaya guna dan

berhasil guna dengan mengedepankan kualitas pelayanan publik

sesuai ketentuan yang berlaku

b) Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dengan

sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Pesurungan Kidul.

c) Mewujudkan pembangunan masyarakat yang partisipatif dan

meningkatkan fungsi dan peran lembaga kemasyarakatan

sebagai mitra Kelurahan


42

4.1.3 Susunan Organisasi Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal

Barat kota Tegal

LURAH

(Drs.TRISMANTO)

SEKRETARIS

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


KEPALA SEKSI TATA PEMBERDAYAAN KETENTRAMAN DAN
PEMERITAHAN MASYARAKAT KETERTIBAN UMUM

- (Helly Widagdo W, SE) -

STAF STAF STAF

(Susi Setyowati) (Budi Darwanto, A.Md) (Riyono)

Sumber : Kelurahan Pesurungan Kidul, 2019

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


43

4.1.4 Tugas Fungsi dan Uraian Tugas

1. Lurah

Kelurahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan sosial kemasyaraktan berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh

walikota Kelurahan selain mempunyai tugas pokok dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan sosial

kemasyarakatan juga mempunyai fungsi antara lain:

a. Mengkoordinasi kegiatan pemerintahan di tingkat kelurahan ;

b. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat tingkat

kelurahan;

c. mengkoordinasikan menyelenggarakan ketentraman dan

ketertiban umum tingkat kelurahan ;

d. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undagan ;

e. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasiltas

pelayanan umum ;

f. Membina penyelenggaraan aparatur kelurhan

g. Melaksankan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya
44

2. Sekretaris lurah

Mempunyai tugas pokok membantu Lurah dalam melakukan

pengkoordinasian, penyiapan bahan, penyusunan, perencaaan,

penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian umum dan

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Kelurahan. Untuk

melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Kelurahan mempunyai fungsi:

a. Penelaahan data/ informasi sebagai bahan penyusunan rencana

kerja kelurahan ;

b. Penelaahan data / informasi sebagai bahan perumusan kebijakan

umum dan teknis opersional urusan Kesekretariatan Kelurahan ;

c. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan penyusunan rencana

kerja Kelurahan;

d. Pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan ;

e. Pelaksanaan koordinasi dsan penyusunan laporan capaian kinerja

dan keuangan Kelurahan ;

f. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya;

g. Pengendalian, evalausi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan

kesekretariatan ;

h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan

tugas dan fungsi.


45

3. Kepala Seksi Pemerintahan

Mempunyai tugas membantu Lurah dalam melakukan penelaah data

atau informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja dan kebijakan

pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan. Untuk

melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai

fungsi :

a. Penelaaahan data / informasi sebagai bahan penyusunan rencana

kerja tata pemerintahan tingkat kelurahan ;

b. Penelaahan data/ informasi sebagai bahan perumusan kebijan

umum dan teknis operasional urusan pemerintahan di tingkat

Kelurahan ;

c. Pengelolaan adminstrasi pemerintahan umum ;

d. Pengelolan administrasi kependudukan ;

e. Pengelolan administrasi keaagrariaaan ;

f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksannan urusan

pemerintahan ;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai tugas

dan fungsi .

4. Kepala seksi Pemberdayaan Masyarakat

Mempunyai tugas pokok membantu Lurah dalam melakukan

penelaahan data informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja

dan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan

pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup.


46

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pemberdyaaan

Masyarakat mempunyai fungsi :

a. Penelaah data / informasi sebagai bahan penyusunan rencana

kerja pemberdyaan masyaraktan pada tingkat Kelurahan ;

b. Penelaahan data / informasi sebagai bahan perumusan kebijan

umum dan teknis operasional pembangunan urusan

pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup

di tingkat Kelurahan ;

c. sebagai penyusun program dan penyelenggaraan pembinaan

dalam bidang kesejahteraan masyarakat, program di bidang

keagamaan, kesehatan dan pendidikan KB, pembinaan

kesejahteraan keluarga dan organisasi kemasyarakatn lainnya ;

melaksanakan program pembinaan dan bantuan sosial disalurkan

kepada masyarakat terutama keluarga miskin ; memotifasi

program pembinaan pengembangan perekonomian masyarakat

5. Staf

Staf mempunyai 3 bagian yang mempunyai tugas masing-masing

diantaranya sebagai berikut :

1. Staf dibidang Pelayanan Masyarakat

Mempunyai tugas pokok membantu lurah dalam melayani

masyarakat dalam pembuatan surat pengantar KTP , KK, Akta

kelahiran, Surat izin usaha, dan lain-lain.


47

2. Staf dibidang Bendahara Pengeluaran

Mempunyai tugas pokok membantu lurah dalam mengatur

perputaran keuangan pada Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

3. Staf dibidang Administrasi Umum dan Pengurus Barang

Mempunyai tugas pokok membantu lurah dalam mengelolah

barang masuk dan barang keluar serta adanya surat masuk dan surat

keluar yang dikirim ke Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal

4.2 Hasil Analisis

Kebijakan Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan

Kelurahan Pesurungan Kidul Tahun 2018 disusun dengan mengacu pada

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 71

Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005

dan Buletin-buletin teknisnya. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan di

Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal Tahun

Anggaran 2018 sudah diterapkan hal ini dilakukan melalui penyusunan rencana

program dan kegiatan sebagai mana tertuang dalam Undang-undang No. 24

Tahun 2005, oleh karena itu untuk memenuhi kewajiban disebagaimana

tersebut diatas, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.Penerapan Basis Akrual ini juga

sebagai konkrit untuk mewujudkan Akuntanbilitas pengelolaan keuangan dan


48

penyampaian laporan pertanggung jawaban keuangan pemerintah yang terdiri

dari Laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial. Laporan pelaksanaan

anggaran meliputi laporan realisasi anggaran (LRA), dan laporan perubahan

saldo anggaran lebih atau kurang. Sementara itu laporan finansial terdiri dari

Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) serta

Laporan Arus Kas (LAK). Disamping itu pemerintah juga harus menyusun

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang SAP Berbasis

Akrual pada pemerintah daerah menyebutkan bahwa laporan keuangan laporan

yang terstruktur mengenai posisi laporan keuangan dan transaksi-transaksi

yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Serta ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan apakah laporan keuangan pada Kelurahan

Pesurungan Kidul sudah sepenuhnya berdasarkan dengan PP No.71 Tahun

2010. Dan peneliti membandingkan laporan keuangan yang ada pada

Kelurahan Pesurungan Kidul dengan Teori yang ada pada PP No. 71 Tahun

2010, peneliti membandingkan tentang Penyajian Laporan Keuangan,

Komponen-komponen laporan Keuangan, Periode Laporan Keuangan dan

Aplikasi Pengelolaan Keuangan Berbasis Akrual. Perbandingan tersebut dapat

dilihaat pada tabel 4.1 pada Pembahasan sebagai berikut:


49

4.3 Pembahasan

Proses analisis data dalam penelitian ini dengan cara membandingkan antara

teori dengan hasil penelitian yang terjadi dilapangan. Dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut ini :

Tabel 4. 1 Perbandingan antara teori dengan hasil

HASIL PENELITIAN
TEORI pada Kelurahan Pesurungan
NO. PP No. 71 thun 2010 KET
Kidul

1. Penyajian Laporan Keuangan


a. Laporan keuangan disusun a. Laporan keuangan Sesuai
dengan menerapkan berbasis Kelurahan Pesurungan
akrual Kidul disusun dengan basis
akrual
b. Melakukan pengakuan, b. Kelurahan Pesurungan Sesuai
pengukuran dan Kidul melakukan
pengungkapan transaksi- pengakuan, pengukuran
transaksi spesifik dan dan pengungkapan
peristiwa-peristiwa lainnya. transaksi-transaksi spesifik
dan peristiwa-peristiwa
lainnya.
c. Laporan keuangan yang c. Laporan keuangan Sesuai
disajikan terpisah atau bagian Kelurahan Pesurungan
dari laporan keuangan yang Kidul dilakukan melalui
disajikan dalam dokumen laporan keuangan pada tiap
publik lainnya seperti laporan semesternya serta terdapat
tahunan laporan keuangan tahunan.
d. Entitas pelaporan d. Laporan keuangan Tidak
menyelenggarakan akuntansi Kelurahan Pesurungan Sesuai
dan penyajian laporan Kidul menggunakan basis
50

keuangan dengan kas dalam pengukuran


menggunakan basis akrual pendapatan, belanja
baik dalam pengakuan pembiayaan, dan laporan
pendapatan dan beban, keuangan kelurahan
maupun pengakuan aset, pesurungan kidul
kewajiban, dan ekuitas. menggunakan basis akrual
dalam pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas
dana.
e. Laporan keuangan e. Kelurahan Pesurungan Sesuai
menyediakan informasi Kidul pada Laporan
mengenai entitas dalam hal: keuangan menyediakan
aset, kewajiba ekuitas, informasi mengenai entitas
pendapatan- LRA, belanja, dalam hal: aset, kewajiba
transfer, pembiayaan, saldo ekuitas, pendapatan- LRA,
anggaran lebih, pendapatan- belanja, transfer,
LO, beban dan arus kas. pembiayaan, saldo
anggaran lebih,
pendapatan- LO, beban dan
arus kas

2. Komponen-komponen laporan Komponen-komponen laporan


Tidak
keuangan terdiri dari : Laporan keuangan kelurahan pesurungan
Sesuai
Realisasi Anggaran, Laporan kidul masih berdasarkan PP No.
Perubahan Saldo Anggaran 24 tahun 2005 yang terdiri dari
Lebih, Neraca, Laporan Laporan Realisasi Anggaran,
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Arus Kas, Neraca, dan
Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas Lapora Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan.
51

3. Periode Pelaporan Keuangan Laporan keuangan pada Sesuai


Laporan keuangan disajikan kelurahan pesurungan kidul
sekurang-kurangnya sekali disajikan dua kali dalam
dalam setahun setahun yaitu semester awal dan
semester akhir

4. Penerapan aplikasi pengelolaan


keuangan berbasis akrual
a. Penerapan aplikasi SIMDA a. Penerapan aplikasi SIMDA

1) Masing-masing kelurahan 1) Kelurahan pesurungan kidul Sesuai


menerapkan aplikasi sudah menerapka aplikasi
Satuan Tugas SIMDA
Pembangunan Sistem
Informasi Manajemen
Daerah (SIMDA)
2) Diberikan bimbingan 2) Kelurahan pesurungan kidul Tidak
teknis atau pelatihan belum sepenuhnya diberikan Sesuai
kepada Satgas SIMDA pelatihan mengenai program
yang akan ditugaskan aplikasi SIMDA
dalam implementasi
program aplikasi komputer
SIMDA.
Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam

penyajian laporan keuangan Kantor Kelurahan Pesurungan Kidul sudah

sesuai dengan Basis Akrual, begitu juga Kelurahan Pesurungan Kidul

sudah melakukan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan transaksi-


52

transaksi spesifik dan peristiwa-peristiwa lainnya. Dalam laporan

keuangan yang dilakukan Kelurahan Pesurungan Kidul sudah sesuai yaitu

disajikan terpisah melalui laporan keuangan pada tiap semesternya serta

terdapat laporan keuangan tahunan. Kelurahan Pesurungan Kidul juga

menyediakan informasi mengenai entitas dalam hal: aset, kewajiban

ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, saldo anggaran

lebih, pendapatan-LO, beban dan arus kas pada penyajian laporan

keuanganya. Dan dalam penerapan aplikasi pengelola keuangan berbasis

akrual, Kelurahan Pesurungan Kidul telah menerapkan aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang telah ditetapkan pada PP

No.71 Tahun 2010. Selanjutnya pada periode pelaporan keuangan yang

telah dijelaskan pada PP No. 71 Tahun 2010 dimana Laporan keuangan

disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, sedangkan pada

Kelurahan Pesurungan Kidul pelaporan keuangannya dilakukan dua kali

dalam setahun berupa laporan keuangan semester awal dan laporan

keuangan pada semester akhir. Pada pelaporannya, laporan semester awal

pada Kelurahan Pesurungan Kidul dilaksanakan pada bulan juli tahun

berjalan. Sedangkan pelaporan semester akhir terjadi keidaksesuaian, yaitu

laporan semester akhir dilaporkan pada bulan maret tahun berikutnya.

Dalam tabel 4.1 diatas juga dapat dijelaskan bahwa Entitas

pelaporan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual

baik dalam pengakuan pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas, tidak sesuai karena Laporan keuangan pada


53

Kelurahan Pesurungan Kidul menggunakan basis kas dalam pengukuran

pendapatan, belanja pembiayaan, dan menggunakan basis akrual dalam

pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Komponen-komponen

laporan keuaangan pada Kelurahan Pesurungan Kidul sendiri masih belum

sepenuhnya menyajikan laporan keuangan yang ada pada PP No. 71 Tahun

2010 dimana disebutkan dalam PP No. 71 Tahun 2010 komponen-

komponen laporan keuangan ada 7 (tujuh) komponen laporan keuangan,

sedangkan pada laporan keuangan Kelurahan Pesurungan Kidul baru

menyajikan 4 (empat) komponen laporan keuangan, dimana disebutkan

komponen tersebut masih berdasar pada PP No. 24 Tahun 2005. Dan

Kelurahan Pesurungan Kidul belum mendapatkan pelatihan atau bintek

tentang aplikasi SIMDA, sehingga dalam membuat laporan keuangan

masih berdasar pada panduan yang ada.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dalam

menyajikan laporan keuangannya belum sepenuhnya menggunakan SAP

basis akrual. Kelurahan Pesurungan Kidul menggunakan basis kas untuk

pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk

pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. dan dalam penyajian laporan

keuangan masih berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 berbasis CTA (Cash

Toward Acrual) dan/atau Berbasis Kas Menuju Akrual.

2. Kendala dalam menerapkan PP No.71 Tahun 2010, tentang SAP pada

Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal antara

lain, jumlah SDM pelaksana secara kuantitas masih belum cukup di

Kelurahan Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal, masih

kurangnya Bintek atau pelatihan, kurangnya sosialisasi, sarana dan

prasarana sudah ada namun masih belum mencukupi, serta merubah

mindset pejabat penatausahaan keuangan di Kelurahan Pesurungan Kidul

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

54
55

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas tentang Penerapan Standar

Akuntansi (SAP) Berbasis Akrual, maka saran peneliti pada Kantor Kelurahan

Pesurungan Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal adalah sebagai berikut :

1. Secepatnya merekrut atau menaambah SDM yang kompeten atau berlatar

belakang pendidikan Akuntansi serta diperlukan adanya pengembangan

atas pemahaman para pengelola keuangan pada Kelurahan Pesurungan

Kidul Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

2. Penelitiannya selanjutnya lebih ditekankan pada Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual dengan melibatkan nominal didalamnya.

3. Merubah mindset pejabat penatausahaan keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) yang masih sangat bergantung pada Badan Pengelola

Keuangan dan Barang Milik Daerah (BPKBMD) dengan cara

bersoaialisasi dengan cara berdiskusi dengan aparat pemerintah.

4. Komponen-komponen laporan keuangan kelurahan pesurungan kidul agar

dapat segera diterapkan berdasar PP No. 71 tahun 2010 yang saat ini masih

berdasarkan PP No. 24 tahun 2005.


56

DAFTAR PUSTAKA

[1] PP. RI NO.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

[2] Langelo, Friska Dkk (2015). Analisis Penerapan Standar Akuntansi


Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan
Pada Pemerintah Kota Bitung

[3] Lamonisi Soni (2016). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Kota Tomohon

[4] Mentu, Paula Ezra, Sondakh J. Jullie (2016). Penyajian Laporan Keuangan
Daerah Sesuai Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan Pada Dinas Pendapatan Daerah Dan
Dinas Sosial Prov. Sulut

[5] PP. RI NO. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

[6] Sampel, Franselski Indra (2015). Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Manado
Dalam Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Mengenai Standar Akuntansi Basis Akrual

[7] Sulaiman, Abdullah (2016). Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Penerapan


Akuntansi Berbasis Akrual
[8]Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D. Cetakan
Kedua puluh, Alfabeta. Bandung

[9]Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta


57

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Belanja

Satuan Kerja Anggaran Realisasi Selisih

(Rp) (Rp) (Rp)

Kelurahan Rp. 894.265.000 Rp. 835.425.220 Rp. 58.839.780


Pesurungan Kidul

Efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran dan belanja dengan kebijakan sebgai
berikut :

a. Belanja langsung disediakan untuk membiayai kegiatan non investasi


berupa belanja pegawai, dan belanja barang & jasa
- Belanja pegawai Rp. 7.128.000
- Belanja barang & jasa Rp. 727.960.000
b. Belanja modal disediakan untuk membiayai kegiatan investasi yang
mempunyai sifat menambah SKPD realisasi anggaran belanja modal
Kelurahan Pesurungan Kidul pada tahun anggaran 2018 adalah sebesar
Rp.159.177.000
Realisasi belanja Kelurahan Pesurungan Kidul Tahun 2018 sebesar
Rp.835.425.220 atau (93,42%) dari anggaran setelah perubahan sebesar
Rp.894.265.000
58

No. Belanja Anggaran 2018 Realisasi 2018

1. Belanja Operasi Rp. 735.088.000 Rp. 677.172.420


2. Belanja Modal Rp. 159.177.000 Rp. 158.252.800

Jumlah Rp. 894.265.000 Rp. 835.425.220

Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk keperluan kegiatan


Kelurahan Pesurungan Kidul yang memberi manfaat jangka pendek.
Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai dan belanja barang
dengan rincia sebagai berikut :

No. Belanja Operasi Anggaran 2018 Realisasi 2018

1. Belanja Pegawai Rp. 7.128.000 Rp. 0


2. Belanja Barang Rp. 727.960.000 Rp. 677.172.420

Jumlah Rp. 735.088.000 Rp. 677.172.420

Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka


pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan aset tetap lainnya.

No. Belanja Anggaran 2018 Realisasi 2018

1. Belanja Peralatan dan Rp. 20.563.000 Rp. 20.225.000


Mesin

2. . Belanja bangunan dan Rp. 136.144.000 Rp. 135.678.800


gedung
Jalan, irigasi dan Rp. 2.500.000 Rp. 2.349.000
3.
jaringan
Jumlah Rp. 159.207.000 Rp. 158.252.800
59

No. Aset Per 31 Desember 2018 Per 31 Desember 2017

1. Kas dibendahara Pengeluaran Rp. 0 Rp. 0


2. Aset Tetap Rp. 110.161.500 Rp. 1.047.896.160

Saldo aktiva tetap Kelurahan Pesurungan Kidul merupakan kekayaan


Kelurahan Pesurungan Kidul yang dapat memberikan manfaat lebih dari 1
tahun dengan rincian:

No. Belanja Per 31 Desember 2018 Per 31 Desember 2017

1. Tanah Rp. 367.430.000 Rp. 367.430.000


2. Peralatan dan Mesin Rp. 240.816.306 Rp. 251.518.806
3. Gedung dan Bangunan Rp. 902.237.725 Rp. 782.141.525
4.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp. 2.349.000 Rp. 1.581.200
5.
6. Aset tetap lainnya Rp. 0 Rp. 0
7. Konstruksi dalam pengerjaan Rp. 0 Rp. 0
Akumulasi Penyusutan Rp. (354.775.371) Rp. (354.775.371)

Jumlah Rp. 1.158.057.660 Rp. 1.047.896.160


60
61
62

LAMPIRAN 4 Perbedaan Komponen Laporan Keuangan

PP No. 71 Tahun 2010 (Basis Akrual) PP No. 24 Tahun 2005 (Basis Kas

menuju Akrual)

1. Laporan Realisasi Anggaran(LRA) 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan SAL 2. Laporan Arus Kas (LAK)

3. Neraca 3. Neraca

4. Laporan Operasional (LO) 4. Catatan atas Laporan Keuangan

5. Laporan Arus Kas (LAK) (CaLK)

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

7. Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK)

Sumber: Data diolah, 2019


63

LAMPIRAN 5 Wawancara mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual Pada Kelurahan Pesurungan Kidul

1. Bagaimana prnyajian laporan keuangan pada Kelurahan Pesurungan Kidul?

2. Apa saja komponen-komponen pada laporan keuangan Kelurahan

Pesurungan Kidul?

3. Bagaimana periode pelaporan keuangannya? Apakah waktu pelaporannya

sesuai dengan peraturan yang ada? Jika ada keterlambatan pada

pelaporannya, apakah yang menjadikan keterlambatan pada pelaporan

keuangannya?

4. Apakah Kelurahan Pesurungan Kidul sudah menerapkan aplikasi SIMDA

sebagai pengelolaan keuangan berbasis akrual? Jika belum diterapkan,

apakah yang menjadi kendalanya?


64
65
66
67
68
69

Anda mungkin juga menyukai