Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA BPJS

KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL

TUGAS AKHIR

OLEH :

AULIA MAULIDA ROHMAH


NIM 16030187

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA BPJS


KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL

Oleh mahasiswa :

Nama : Aulia Maulida Rohmah

NIM : 16030187

Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat. Karena itu pembimbing
menyetujui mahasiswa tersebut untuk menempuh ujian tugas akhir.

Tegal, Juni 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA Aryanto, SE

NIPY. 09.011.062 NIPY. 11.011.098

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA BPJS


KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL

Oleh

Nama : Aulia Maulida Rohmah

NIM : 16030187

Program Studi : Akuntansi

Jenjang : Diploma III

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Program
Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal
Tegal, Juli 2019

1. Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA


Pembimbing I

2. Aryanto, SE
Pembimbing II

3. Asrofi Langgeng N, S.Pd, M.Si


Penguji I

4. Hikmatul Maulidah, S.Pd, M. Ak


Penguji II

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA


NIPY. 09.011.062

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dalam bentuk Tugas Akhir ini yang
berjudul “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA BPJS
KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL”, beserta isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan sebagaimana semestinya.

Demikian pernyataan ini untuk dapat dijadikan pedoman bagi yang berkepentingan,
dan saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya tulis saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Tegal, Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Aulia Maulida Rohmah

NIM. 16030187

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, yang bertanda


tangan di bawah ini :
Nama : Aulia Maulida Rohmah
NIM : 16030187
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal Hak Bebas Royalti Non-
Ekslusif (Non-Exclusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul
Analisis Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Prodi Akuntansi Politeknik Harapan
Bersama berhak menyimpan, mengalih-mediakan/format-kan mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikan ke Internet atau media lain untuk kepentingan
akademik tanpa perlu meminta ijin dari penulis selama tetap mencantumkan saya
sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Prodi
Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian surat pernyataan ini penulis buat sebenarnya.
Tegal, Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Aulia Maulida Rohmah

NIM. 16030187

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

Allah yang Maha Esa.

Mamah yang aku sayangi, selalu mendoakanku dan memberikanku

semangat serta motivasi dalam segala hal.

Srikandi (dewi, wiji, triyana, indi, asih, dan fitri) yang selalu memberikan

kebahagian dan candatawa ketika aku lelah dalam mengerjakan tugas

akhir ini.

Ibu Yeni dan Pak Arya yang telah membimbingku hingga tugas akhir ini

terselesaikan.

Teman – teman kelas F yang telah menemani dari awal kuliag dan selalu

memberikan kebahagiaan dan candatawa dalam perkuliahan.

Konco Semprul (Triyani, Rahmatun Nazilah dan Azzariyah Khaerunnisa)

yang telah memberikan canda tawa dan dukungan dalam

mengerjakan tugas akhir ini.

Saudara – saudaraku yang selalu mendoakan dan selalu memberikanku

semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Seseorang yang selalu memberikan semangat dan membantuku dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Almamaterku.

vi
HALAMAN MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan


kesanggupannya “

( Al-Baqarah : 286)

" Man jaddah wajadah, selama kita bersungguh-sungguh, maka kita akan
memetik buah yang manis. Segala keputusan hanya ditangan kita sendiri, kita
mampu untuk itu "
(B.J Habibie)

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang


menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu”

(Ali bin Abi Thalib)

vii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul “Analisis Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal”.

Tugas Akhir ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama Kota Tegal.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas
segala bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat :

1. Bapak Mc.Chambali, B.Eng, EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik


Harapan Bersama Kota Tegal.
2. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ka.Prodi Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.
3. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing I yang
telah bersedia membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Aryanto, SE selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Serianto selaku Kepala Bidang Umum dan SDM BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal yang telah memberikan ijin Praktek Kerja
Lapangan.
6. Bapak Edi Tusoro selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
pengarahan selama Praktek Kerja Lapangan.
7. Seluruh Pegawai dan Staff BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

viii
8. Teman-teman baik di kampus maupun di rumah, yang telah memberikan
dorongan dan semangat serta semua pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung turut membantu selesainya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
atas segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Akhir kata, penulis
berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca serta pemerhati
masalah akuntansi pada umumnya.

Tegal, Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Aulia Maulida Rohmah

NIM. 16030187

ix
ABSTRAK

Rohmah, Aulia Maulida. 2019. Analisis Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal. Program Studi: D-III Akuntansi. Politeknik
Harapan Bersama Tegal. Pembimbing I: Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA;
Pembimbing II: Aryanto, SE.

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal merupakan salah satu lembaga


negara yang bergerak pada bidang asuransi. Dengan banyaknya karyawan, BPJS
Ketenagakerjaan memerlukan sistem akuntansi penggajian yang baik agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Sistem akuntansi penggajian di BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Tegal sudah menggunakan komputerisasi melalui aplikasi perhitungan gaji
bagi karyawan tetap. Penggajian di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal tidak lagi
dilakukan oleh Kantor Cabang Tegal tetapi dilakukan oleh Kantor Pusat BPJS
Ketenagakerjaan melalui aplikasi HCIS (Human Capital Information System)
dengan menggunakan sistem Payroll. Payroll adalah sebuah program penggajian
berbasis windows yang dirancang khusus untuk situasi dan kondisi di Indonesia.
Program ini akan sangat membantu dalam pengelolaan data pegawai, absensi, gaji
dan pajak penghasilan PPh 21 secara efisien, cepat dan akurat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penggajian pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan mengakses web dan situs-
situs terkait. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
diamati dalam penelitian tersebut dan akan disusun secara sistematis. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sistem akuntansi penggajian di BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah terkomputerisasi dan terpusat dengan
menggunakan sistem payroll, sehingga menghasilkan informasi yang lebih akurat
dan adanya sistem payroll permasalahan penggajian dalam hal keterlambatan dan
ketidak-akuratan data-data dalam perhitungan gaji dapat teratasi.

Kata kunci : Sistem, Payroll

x
ABSTRACT

Rohmah, Aulia Maulida. 2019. The Analysis of Payroll Accounting System at the
BPJS Ketenagakerjaan Branch of Tegal. Study Program: D-III Accounting
Department Politeknik Harapan Bersama Tegal. First Advisor: Yeni Priatna Sari,
SE, M.Si, Ak, CA ; Second Advisor: Aryanto, SE.

BPJS Ketenagakerjaan Branch Tegal was one of the state institutions


engaged in insurance. With the many employees, BPJS Employment requires a
good payroll accounting system so that the company's goals can be achieved. The
payroll accounting system at BPJS Employment Branch of Tegal has used
computerization through the application of salary calculation for permanent
employees. Payroll at BPJS Employment in Tegal Branch is no longer carried out
by the Tegal Branch Office but was carried out by the BPJS Employment Head
Office through the HCIS (Human Capital Information System) application using
the Payroll system. Payroll was a Windows-based payroll program specifically
designed for situations and conditions in Indonesia. This program will be very
helpful in managing employee data, attendance, salary and income tax PPh 21
efficienly, quickly, and accurately. This study aims to determine the payroll
accounting information system at the BPJS Employment Branch of Tegal. Data
collection techniques used by researchers were observation, interviews, literature
studies and accessing the web and related sites. The data analysis method used was
qualitative descriptive analysis. Qualitative descriptive analysis was an analysis
that produces descriptive data in the form of written or oral words from people or
behaviors observed in the study and will be arranged systematically. The results
obtained from this study were payroll accounting information systems at BPJS
Ketenagakerjaan Branch Tegal already computerized and centralized using the
payroll system, so as to produce more accurate information and the existence of
payroll systems payroll problems in terms of delays and inaccuracies in data in
salary calculations can be overcome.

Keywords : System, Payroll

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

ABSTRACT ........................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

1.5 Batasan Masalah .......................................................................................... 6

1.6 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 6

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 8

xii
BAB II ................................................................................................................... 11

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11

2.1 Pengertian Sistem .......................................................................... 11

2.2 Sistem Akuntansi ........................................................................... 12

2.3 Pengertian Gaji .............................................................................. 13

2.4 Sistem Akuntansi Penggajian ........................................................ 14

2.4.1 Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian ............................. 14

2.4.2 Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Penggajian .......................... 15

2.4.3 Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian


........................................................................................................................ 16

2.4.4 Jaringan Prosedur dalam sistem akuntansi penggajian ....... 18

2.5 Sistem Payroll ............................................................................... 19

2.6 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 20

BAB III ................................................................................................................. 24

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 24

3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 24

3.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 24

3.1 Jenis Data .......................................................................................... 24

3.1 Sumber Data ...................................................................................... 24

3.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 25

3.1 Metode Analisis Data ........................................................................ 26

BAB IV ................................................................................................................. 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 27

xiii
4.1 Gambaran Umum Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ..... 27

4.1.1 Sejarah Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ......... 27

4.1.2 Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan ................................... 30

4.1.3 Nilai-Nilai BPJS Ketenagakerjaan ....................................... 30

4.1.4 Makna Logo Perusahaan ...................................................... 31

4.1.5 Tujuan ................................................................................... 34

4.1.6 Sasaran .................................................................................. 34

4.1.7 Fungsi BPJS Ketenagakerjaan .............................................. 35

4.1.8 Struktur Organisasi ............................................................... 35

4.1.8.1 Struktur Organisasi ................................................. 36

4.1.8.2 Deskriptif Organisasi .............................................. 37

4.1.9 Dasar Hukum BPJS Ketenagakerjaan .................................. 50

4.1.10 Jenis Program Jaminan BPJS Ketenagakerjaan ................. 54

4.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 65

4.2.1 Gambaran Umum Sistem Penggajian BPJS Ketenagakerjaan


Cabang Tegal .......................................................................... 65

4.2.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penggajian ..................... 67

4.2.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Penggajian .......... 68

4.2.4 Jaringan Prosedur Dalam Sistem Penggajian ......................... 68

4.2.5 Bagan Alir Dokumen (Flowchart) .......................................... 69

4.3 Pembahasan ....................................................................................... 72

xiv
4.3.1 Analisis Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tegal ............................................. 72

4.3.2 Perbandingan Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS


Ketenagakerjaan Cabang Tegal berdasarkan Kajian Teori .... 73

BAB V................................................................................................................... 77

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 77

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 78

5.2 Saran-Saran ....................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

Lampiran – Lampiran ............................................................................................ 80

xv
DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21

4.1 Perbandingan Teori - Praktek ...................................................................... 74

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Kerangka berpikir ........................................................................................ 7

3.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ........................... 36

4.1 Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan ...................................................... 71

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Slip Penggajian Karyawan ........................................................................ 80


2. Sertifikat Praktek Kerja Lapangan ............................................................ 81
3. Hasil Wawancara ...................................................................................... 82

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan selalu membutuhkan faktor sumber daya

manusia, dalam hal ini yaitu karyawan. Perusahaan membutuhkan

karyawan yang berkualitas guna mendukung kegiatan operasional dan

mendukung tujuan utama perusahaan. Karyawan memiliki peranan penting

dalam aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan

sumber daya manusia yang baik dan tepat dalam suatu perusahaan

merupakan salah satu faktor keberhasilan perusahaan dalam mencapai

tujuannya.

Penetapan karyawan harus sesuai dengan keahlian dan pengetahuan

yang telah dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. Begitu juga dengan

jumlah pekerjaan yang diberikan kepada setiap karyawan haruslah

sebanding dengan kapasitas atau volume pekerjaan, sehingga dalam

penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk pencapaian

tujuan tersebut dibutuhkan adanya balas jasa. Salah satu bentuk balas jasa

perusahaan terhadap karyawannya adalah dengan pemberian gaji dan upah.

Gaji dan upah merupakan bentuk penghargaan atas hasil kerja keras

dari karyawan. Gaji dan upah yang diberikan perusahaan harus sesuai

dengan kontribusi yang diberikan karyawan terhadap perusahaan, sehingga

karyawan merasa puas dan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

1
2

Gaji dan upah merupakan biaya tenaga kerja yang memerlukan ketelitian

dalam perhitungan, pencatatan, penyusunan dan pembayaran. Pembayaran

gaji dan upah juga merupakan kegiatan rutin bagi perusahaan. Sehingga

memerlukan pengeluaran yang relatif besar. Oleh karena itu dibutuhkan

sistem akuntansi penggajian yang baik agar dalam pelaksanaan mulai dari

perhitungan sampai pembayaran dapat berjalan dengan lancar.

Sistem akuntansi penggajian merupakan bagian dari sistem

akuntansi yang disusun untuk transaksi dalam perhitungan gaji pegawai.

Pelaksanaan sistem penggajian ditiap-tiap perusahaan tidak selalu sama, hal

tersebut tergantung dari kondisi perusahaan tersebut. Dalam sistem

penggajian ada beberapa hal yang terkait, seperti dokumen yang digunakan,

catatan akuntansi yang diperlukan, jaringan prosedur yang membentuk

sistem penggajian serta sistem pengendalian intern yang ada di perusahaan

tersebut (SIA dalam Hanifah : 2017)[1]

Dengan adanya sistem akuntansi yang baik maka manajemen bisa

memperoleh berbagai macam informasi khususnya yang mencakup

informasi keuangan yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan.

Apabila perusahaan sudah ada sistem akuntansi penggajian yang baik, maka

diharapkan perusahaan memiliki praktek yang sehat seperti, kartu jam hadir

harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini

dipakai sebagai dasar distribusi tenaga kerja langsung, pembuatan daftar

gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungan oleh fungsi

akuntansi sebelum dilakukan pembayaran, perhitungan pajak penghasilan


3

karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan disimpan

oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

Suatu perusahaan harus memiliki sistem penggajian yang baik,

karena jika perusahaan tidak memiliki sistem penggajian yang baik, maka

akan menyebabkan terjadinya penyimpangan serta penyelewengan.

Pencegahan penyimpangan dapat dilakukan dengan adanya pemisahan

tugas yaitu fungsi pencatatan kehadiran harus terpisah dengan fungsi

operasional dan fungsi pembuatan daftar gaji harus terpiah dari fungsi

keuangan (dalam Nurfitri : 2017)[2]. Dengan adanya pemisahan tugas dan

praktek praktek yang sehat dalam sistem penggajian diharapkan dapat

mengurangi adanya penyimpangan atau penyelewengan seperti

memanipulasi kehadiran. Solusi untuk mengurangi penyimpangan yaitu

dengan menggunakan presensi sidik jari. Dengan adanya presensi sidik jari

tidak ada lagi karyawan yang berbuat menyimpang sepeti titip absen, masuk

terlambat ataupun pulang tidak sesuai dengan jam yang telah ditetapkan.

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal merupakan salah satu lembaga

negara yang bergerak pada bidang asuransi. Dengan banyaknya karyawan,

BPJS Ketenagakerjaan memerlukan sistem akuntansi penggajian yang baik

agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Sistem akuntansi penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah menggunakan komputerisasi melalui

aplikasi perhitungan gaji bagi karyawan tetap. Penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal tidak lagi dilakukan oleh Kantor Cabang

Tegal tetapi dilakukan oleh Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan melalui


4

aplikasi HCIS (Human Capital Information System) dengan menggunakan

sistem Payroll.

Aktivitas penggajian merupakan aktivitas yang cukup penting pada

perusahaan sehingga diperlukan penanganan yang teliti. Walaupun sudah

menggunakan komputerisasi tidak menutup kemungkinan akan terjadi

trouble. Di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal terdapat masalah yang

terjadi pada sistem pembayaran gaji. Komponen gaji seperti uang makan di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal depend on sistem, yang artinya uang

makan tergantung pada sistem. Jika sistem sedang trouble maka komponen

uang makan tidak dapat terupload dan jika tidak terupload maka uang

makan tidak dapat dibayarkan. Untuk mencegah terjadinya trouble pada

sistem penggajian maka diperlukan sistem informasi akuntansi penggajian

yang lebih efektif. Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: ”SISTEM AKUNTANSI

PENGGAJIAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG

TEGAL”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Sistem Akuntansi Penggajian

Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi

penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca

dan dapat dijadikan bahan acuan serta pertimbangan bagi pihak-pihak

yang ingin mengetahui sistem informasi akuntansi penggajian pada

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermafaat sebagai tambahan informasi dan pengetahuan yang

memberikan nilai guna bagi pihak yang berkepentingan dalam

mengambil keputusan, terutama mengenai sistem informasi akuntansi

penggajian.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis serta bentuk penerapan materi yang di dapat

sewaktu perkuliahan.
6

c. Bagi Politeknik Harapan Bersama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

referensi perpustakaan serta memberi manfaat bagi mahasiswa lain

dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan sistem

informasi akuntansi penggajian.

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu adanya batasan

masalah agar penelitian tidak menyimpang dengan tujuan yang hendak

dicapai. Untuk itu penelitian ini hanya akan membahas tentang Sistem

Akuntansi Penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal tahun 2019.

1.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian, menggambarkan permasalahan adanya

komponen gaji yang kurang efektif seperti uang makan. Uang makan

tergantung pada sistem, maka jika sedang trouble komponen uang makan

tidak terupload dan tidak bisa dibayarkan. Strategi pemecahan masalah yang

digunakan adalah meminimalisir terjadinya trouble pada sistem penggajian.

Sehingga perumusan masalahnya adalah bagaimana sistem akuntansi

penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi

penggajian akan efektif apabila komponen gaji lengkap.


7

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyederhanaan menggunakan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Permasalahan: Strategi Pemecahan Rumusan Masalah:


Adanya komponen Masalah: Bagaimana sistem
gaji yang kurang Meminimalisir akuntansi penggajian
efektif seperti uang terjadinya trouble pada BPJS
makan. Uang makan pada sistem Ketenagakerjaan
tergantung pada penggajian Cabang Tegal ?
sistem, maka jika
sistem sedang trouble
komponen uang
makan tidak terupload
dan tidak dapat
Analisis Data:
dibayarkan.
Analisis Deskriptif
Kualitatif

Kesimpulan:

Sistem Akuntansi
Penggajian akan efektif
apabila komponen gaji
Umpan balik
lengkap.

Gambar 1.1 Kerangka berpikir


8

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA), halaman

pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan

akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar,

intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.

Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan kepada

pembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.


9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori tentang pengertian sistem,

sistem akuntansi, pengertian gaji, sistem akuntansi

penggajian dan sistem payroll.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan

alamat penelitian), waktu penelitian, metode pengumpulan

data, jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tinjauan umum instansi, seperti sejarah

singkat instansi, profil instansi, struktur organisasi, tugas dan

wewenang/job description, laporan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian, serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi instansi atau perusahaan.


10

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Tempat Penelitian, Kartu Konsultasi, Spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem


Menurut Mulyadi (2016: 2)[3] sistem adalah sekelompok unsur yang

erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Steven A. Moscove seperti yang dikutip Baridwan

(2002: 4)[4] mendefinisikan sistem adalah suatu keseluruhan (entity) yang

terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan

tujuanuntuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa suatu sistem merupakan jaringan prosedur yang saling berhubungan

dan membentuk serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Terdapat dua kelompok

pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada

prosedur dan yang menekankan pada kompenen atau elemennya :

a. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul brsama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau

elemennya mendefinisikan sistem sebagia berikut :

11
12

1. Sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beropersi

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.

2. Sistem sebagai suatu atas komponen atau variabel yang terorganisir,

saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu.

3. Sistem adalah sekelompok elemen yang terorganisir dengan maksud

yang sama untuk mencapai suatu tujuan

4. Sistem sebagai perangkat elemen-elemen yang berintergrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai tujuan bersama (Jogiyanto,

2005)[5].

2.2 Sistem Akuntansi


Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan (Mulyadi, 2016:3)[3].

Menurut Baridwan (2002 : 4)[4] sistem akuntansi adalah formulir-

formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan

untuk mengelola data mengenai suatu kesatuan ekonomis dengan bentuk

laporan-laporan yang diperlukan manajemen untuk mengawasi usaha dan

bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur,

dan lembaga pemerintah untuk menilai hasil usahanya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi

merupakan suatu prosedur yang digunakan dalam menyampaikan data

kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan dengan informasi keuangan

kepada pihak yang berkepentingan.


13

2.3 Pengertian Gaji


Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan yang

mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan setiap bulan, sedangkan

upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana

(buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan

produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2016: 309)[3].

Menurut Soemarso (2005: 288)[8], menyimpulkan istilah gaji biasanya

digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas

administratif dan pimpinan, pada umumnya jumlah gaji ditetapkan secara

bulanan atau tahunan. Penghasilan yang didapat oleh seorang karyawan

terdiri atas :

1) Gaji Pokok

Besarnya gaji yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan

jabatan dan jasa yang diberikan pada perusahaan dan telah ditetapkan gaji

pokok minimum pada waktu karyawan tersebut pertama kali bekerja.

2) Insentive

Insentive bisa berupa uang makan dan transport merupakan

tambahan yang akan diterima karyawan selain dari gaji pokoknya dan

dihitung berdasarkan dari tingkat dan jabatannya sesuai dengan

keahliannnya dengan cara perhitungannya adalah perhari namun

diberikan pada setiap menerima gaji.

3) Tunjangan Hari Raya (THR)


14

Tunjangan Hari Raya Keagamaan atau biasa disebut THR adalah

hak pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada

pekerja menjelang Hari Raya Keagamaan yang berupa uang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah

pembayaran kepada pegawai atau karyawan dalam bentuk uang yang

diberikan atas dasar balas jasa yang diberikan secara bulanan atau

tahunan.

2.4 Sistem Akuntansi Penggajian

2.4.1 Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian


Sistem penggajian dan pengupahan dalam suatu perusahaan

sangat dibutuhkan, karena dengan adanya sistem penggajian dan

pengupahan ini dapat mengorganisir proses penerimaan atau

pemberian gaji dan upah pada setiap orang yang bekerja di dalam

perusahaan, sehingga dapat memberikan efisiensi dan efektivitas

dalam proses penggajian dan pengupahan tersebut.

Sistem akuntansi penggajian adalah fungsi, dokumen, catatan,

dan sistem pengendalian intern yang dikoordinasi sedemikian rupa

untuk menyediakan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja

(Mulyadi, 2016:373)[3]. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan

dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah

karyawan dan pembayarannya. Sistem ini terdiri dari jaringan

prosedur yaitu: Prosedur pencatatan waktu hadir, Prosedur pembuatan


15

daftar gaji, Prosedur distribusi biaya gaji, Prosedur pembuatan bukti

kas keluar, dan prosedur pembayaran gaji (Mulyadi, 2016:385)[3].

2.4.2 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Penggajian


Dalam sistem penggajian terdapat beberapa unsur-unsur yang

membentuk sebuah sistem didalamnya. Unsur-unsur tersebut saling

berkaitan dan saling mendukung satu sama lain membentuk sebuah

sistem penggajian yang baik, unsur-unsur tersebut diantaranya:

fungsi-fungsi yang terkait, prosedur-prosedur yang digunakan,

dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, laporan

yang dihasilkan, serta sistem pengendalian intern yang digunakan

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian dan

pengupahan adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2016: 317)[3] :

1) Fungsi Kepegawaian

Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru,

menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan

baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan,

kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan

pemberhentian karyawan.

2) Fungsi Pencatat Waktu

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan

waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem

pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan


16

waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi

operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah

Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji dan upah

yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai

potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka

waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan

oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi

untuk pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar

untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.

4) Fungsi Akuntansi

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi

akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang

timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah

karyawan (misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak,

utang dana pensiun). Fungsi akuntansi yang menangani sistem

akuntansi penggajian dan pengupahan berada di tangan: bagian

utang, kartu biaya, dan bagian jurnal.

2.4.3 Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian


Menurut Mulyadi (2016: 374)[3] dokumen yang digunakan

dalam sistem akuntansi penggajian adalah :


17

a) Dokumen Pendukung Perubahan Gaji

Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian

berupa surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.

b) Kartu Jam Hadir.

Dokumen digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat

jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir ini

dapat berupa daftar hadir biasa atau berbentuk kartu hadir yang

diisi dengan mesin pencatat waktu.

c) Daftar Gaji

Dokumen ini berisi jumlah gaji daan upah bruto setiap karyawan,

dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang

karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan lain sebagainya.

d) Rekap Daftar Gaji

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen

yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan

yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap gaji dan upah

dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya

dengan produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi

biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya

dengan rekap daftar gaji dan upah.

e) Surat Pernyataan Gaji

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah

bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam


18

kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah.

Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan

mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan

besert berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.

f) Amplop Gaji

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan setiap karyawan dalam

amplop gaji dan upah. Di halaman depan amplop gaji dan upah

setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan,

nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima

karyawan dalam periode tertentu.

g) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat

oleh fungsi keuangan berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan

upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

2.4.4 Jaringan Prosedur dalam sistem akuntasnsi penggajian


Jaringan prosedur yang membentuk sistem penggajian sebagai

berikut :

a) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan.

Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat

waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor

administrasi. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar

hadir biasa, yang karyawan harus menandatanganinya setiap hadir


19

dan pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir

(berupa clock card) yang diisi secara otomatis dengan

menggunakan mesin pencatat waktu (time recorder machine).

b) Prosedur Pembuatan Daftar Gaji

Dalam hal ini data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar

gaji dan upah adalah surat-surat keputusan pengangkatan

karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan,

penurunan pangkat, daftar gaji dan upah karyawan bulan

sebelumnya dan daftar hadir. Apakah gaji dan upah melebihi

penghasilan kena pajak, maka gaji dan upah tersebut akan

dipotong dengan PPh Pasal 21 (dalam Nurfitri : 2017)[2].

2.5 Sistem Payroll


Payroll adalah sebuah program penggajian berbasis windows yang

dirancang khusus untuk situai dan kondisi di Indonesia. Program ini akan

sangat membantu dalam pengelolaan data pegawai, absensi, gaji dan pajak

penghasilan PPh 21 secara efisien, cepat dan akurat. (dalam Merina : 2014)[9]

Klasifikasi Program

1. Data Pegawai

Detail data pegawai yang dapat disimpan terdiri atas : biodata pegawai,

foto, anggota keluarga, riwayat kenaikan gaji, riwayat gaji dan tunjangan,

denda, pinjaman, riwayat kenaikan jabatan, riwayat pengalaman kerja,

riwayat Pendidikan, riwayat pelatihan pegawai dan cuti pegawai.


20

2. Data Absensi

Entri absensi tidak diperlukan, karena dapat dihasilkan secara otomatis

oleh program atau diambil langsung dari mesin absensi. Yang perlu di

lakukan hanya mengedit data absensi bila karyawan tidak masuk kerja,

lembur, datang terlambat dan sebagainya.

3. Gaji dan Tunjangan

Pemasukan gaji pokok, perhitungan tunjangan, bonus, THR, upah lembur,

dan jamsostek perpegawai bisa dilakukan secara otomatis oleh program.

Rumus perhitungan untuk upah lembur perjam dan presentase jamsostek

dapat disesuaikan dengan yang berlaku diperusahaan. Potongan gaji

pegawai seperti iuran, cicilan pinjaman atau potongan lain-lain juga dapat

disimpan dalam program.

4. Pajak Penghasilan PPh 21, SPT 1721-A1 dan SPT 1721-A

Pajak penghasilan PPh 21 baik dengan metode Net-ditanggung

perusahaan, Net-ditunjang perusahaan, atau Gross dapat dihitung secara

final pada tiap akhir bulan atau periode gaji, sehingga penyesuaian pajak

pada akhir tahun di formulir SPT 1721-A1 tidak ada lagi.

2.6 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang

dilakukan penulis.
21

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Sumber : Penelitian terdahulu yang diolah tahun 2019

No Nama Peneliti Judul Hasil

1 Dimita H.P Purba (2018) Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi

Penggajian dan Pengupahan Penggajian dan Pengupahan

Studi Kasus Pada sebuah yang diterapkan dan

Rumah Sakit diimplementasikan pada

rumah sakit objek penelitian

sudah berjalan dengan

efektif dan efisien, dimana

fungsi-fungsi, dokumen,

jaringan prosedur yang

digunakan dan catatan

akuntansi yang digunakan

terkait sistem penggajian dan

pengupahan sudah sesuai

dengan fungsi, dokumen,

jaringan prosedur dan

catatan akuntansi yang

dibutuhkan.
22

2 Eka Damayanti Pusparini, Analisis Penerapan Sistem Sistem informasi akuntansi

Tri Lestari , Mahsina Informasi Akuntansi penggajian yang diterapkan

(2017) Penggajian Untuk Mendukung masih memiliki beberapa

Ketetapan Hasil Perhitungan kelemahan, disebabkan

Balas Jasa Untuk Pegawai masih adanya

Pada PT VARIA USAHA kekurangandidalam sistem

BETON penggajian, hal ini dapat

dilihat dari : 1)

tidak adanya bagian

pengawas dan penjagaan

yang ketat pada saat

karyawan

melakukan absensi jam

masuk kerja maupun pulang

kerja, 2) tidak adanya fungsi

pengawasan terhadap proses

fingerprint sehingga proses

pencatatan waktu tidak

valid.

3 Randy Richi Wuaya Analisa Sistem Informasi Sistem akuntansi penggajian

Jermias (2016) Akuntansi Gaji dan Upah yang diterapkan oleh PT.

Pada PT BANK Bank Sinarmas Tbk Manado

SINARMAS Tbk telah mempunyai sistem


23

MANADO yang baik dan efektif serta

memenuhi unsur-unsur

pengendalian intern sehingga

meningkatkan kinerja

manajerial. Namun masih

terdapat sedikit kelemahan

yaitu manajemen perusahaan

tidak melakukan

pengawasan pada bagian

pembuat daftar gaji.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini bertempat pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Tegal yang beralamat di Jl MT Haryono No 7 Tegalsari, Tegal Barat, Kota

Tegal.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 21

Januari sampai dengan 21 Maret 2019.

3.3 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif.
[10]
Data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134) yaitu data dalam bentuk

kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan

karakteristik atau sifat.

3.4 Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer
[10]
Data Primer menurut Suliyanto (2005:131) adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data

24
25

primer yang diperoleh dengan cara wawancara ke bagian SDM & Umum

di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

2. Data Sekunder
[10]
Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132) adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang

tidak dipublikasikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah sebagai

berikut :

1. Observasi
[11]
Observasi menurut Sugiyono (2012: 145) yaitu teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dalam

penelitian ini dilakukan secara langsung pada instansi dengan

mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir ini.

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto (2005 : 137)[10] yaitu teknik pengambilan

data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk

menggali informasi dari responden. Dalam penelitian ini penulis

melakukan wawancara secara langsung ke bagian SDM & Umum BPJS


26

Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)[11] merupakan kajian teoritis

dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang dapat menunjang dalam

penyusunan Tugas Akhir.

4. Mengakses web dan situs-situs terkait

Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi pada Website yang

terkait dalam materi-materi penelitian.

3.6 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah

analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atau perilaku yang diamati dalam penelitian tersebut dan

akan disusun secara sistematis.


27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

4.1.1 Sejarah Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabnag Tegal


Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu

tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan

perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan

kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara

berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial

berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai

oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor

formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami

proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951

tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP)

No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk

usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang

pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang

pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya

UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis

proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah

mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan

hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada


28

tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang

pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang

mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk

mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang

pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP

No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara

Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan

perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga

kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya

arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau

seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Selanjutnya

pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang

itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan

pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat

yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada

pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan

motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perusahaan PT Jamsostek


29

(Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga

Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat)

program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun

2011. Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang,

tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan

Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap

dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga

kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan

Pensiun mulai 1 Juli 2015. Menyadari besar dan mulianya tanggung

jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan

kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai

program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan

keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju,

program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat

kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi

penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.


30

4.1.2 Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan


1. Visi BPJS Ketenagakerjaan

“Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kebanggaan bangsa, yang amanah, bertata kelola baik serta

unggul dalam operasional dan pelayanan”

2. Misi BPJS Ketenagakerjaan

Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS

Ketenagakerjaan berkomitmen untuk :

a. Melindungi dan Menyejahterakan selruh pekerja dan

keluarganya.

b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.

c. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian

nasional.

4.1.3 Nilai-Nilai BPJS Ketenagakerjaan


1. Iman : Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus

dan ikhlas.

2. Professional : Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan

bersikap positif terhadap perubahan dan pembaharuan.

3. Teladan : Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan

pembimbingan (reward & encouragement), pemberdayaan.

4. Integritas : Berani, komitmen, keterbukaan.

5. Kerjasama : Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai

orang lain.
31

4.1.4 Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1

Logo BPJS Ketenagakerjaan

(Sumber : www.bpjsketenagakerjaan.go.id)

1. Latar Belakang dan Konsep Dasar Logo BPJS Ketenagakerjaan

Latar belakang dan konsep dasar logo bpjs ketenagakerjaan,

yaitu :

a. Esensi merek BPJS Ketenagakerjaan adalah lambang

Jembatan bagi Kesejahteraan Pekerja Indonesia. BPJS

Ketenagakerjaan berperan sebagai jembatan yang

menghubungkan setiap pekerja Indonesia dengan

kesejahteraan selama hidupnya melalui produk dan jasa

yang dapat memberikan ketenangan pikiran saat bekerja.

b. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tujuan yang sama dalam

merubah logo yaitu melengkapi kesuksesan transformasi

terutama di budaya dan sikap dan membawa BPJS

Ketenagakerjaan menjadi berkelas dunia.

c. Diharapkan akan sesuai dengan gambaran tentang BPJS

Ketenagakerjaan yang ingin disampaikan dalam setiap


32

bentuk komunikasi dengan pelanggan, pemasok dan antar

anggota organisasi sendiri.

2. Arti Bentuk dan Warna Lambang

Arti bentuk BPJS Ketenagakerjaan, yaitu: Bentuk lambang

setengah luwes tanpa garis warna hijau tua melambangkan

pertumbuhan, kemakmuran, stabilitas, dan ketahanan. Bentuk

lambang setengah luwes tanpa garis warna biru tua

melambangkan kepribadiaan yang tegas dan percaya diri

Arti warna lambang BPJS Ketenagakerjaan yaitu:

a. HIJAU

1. Warna hijau melambangkan kesejahteraan.

2. Warna hijau diharapkan dapat merepresentasikan nilai-

nilai pertumbuhan, harmoni, kesegaran, stabilitas dan

keamanan.

b. PUTIH

1. Warna putih melambangkan integritas.

2. Warna putih diharapkan dapat merepresentasikan

kemurnian, kebersihan, dan kesempurnaan symbol

kebaikan.

c. KUNING

1. Warna kuning melambangkan optimisme.


33

2. Warna kuning diharapkan dapat merepresentasikan

optimisme,pencerahan, kebahagiaan serta memberi

harapan akan masa depan yang lebih baik.

d. BIRU

1. Warna biru melambangkan keberlanjutan

2. Warna biru diharapkan dapat merepresentasikan

kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan, kepercayaan diri,

keahlian dan ketahanan jangka panjang.

3. Penggunaan Lambang

Guna menjamin kesamaan gambar tentang BPJS

Ketenagakerjaan dalam setiap bentuk komunikasi yang terjadi

baik kepada pelanggan, pemasok, dan antar anggota organisasi

sendiri, maka penggunaan/ aplikasi lambang perlu dibakukan

pada :

a. Seluruh materi/ dokumen legal BPJS Ketenagakerjaan yang

digunakan di seluruh jajaran BPJS Ketenagakerjaan.

b. Seluruh materi dan program promosi eksternal, termasuk

papan nama

c. Seleurh materi dan program promosi internal.


34

4.1.5 Tujuan
Dalam mencapai nilai tersebut , terdapat tujuan yang akan

dicapai oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal yaitu :

1. Memperlancar mekanisme kerja

2. Meningkatkan pelayanan administrasi, sarana dan prasarana dan

prosedur keuangan yang aktif dalam menunjang kinerja BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

3. Meningkatkan kompetensi, daya tangkap, dan profesionalitas.

4. Meningkatkan kedisipliinan pelayanan.

5. Mempercepat pelaksanaan aspirasi sesuai dengan keinginan.

4.1.6 Sasaran
Adapun sasaran yang hendak dicapai oleh BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal dalam satu periode yaitu :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan

2. Meningkatkan kinerja disiplin pelayanan.

3. Tersalurkannnya aspirasi masyarakat.


35

4.1.7 Fungsi BPJS Ketenagakerjaan


Sebagai program public yang memberikan perlindungan

bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu

dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang

mencakup Program Jaminan Kerja (JKK), Jaminan Kematian

(JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya.

4.1.8 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang

memperlihatkan sejumlah tugas-tugas dannkejadian-kejadian untuk

mencapai tujuan organisasi. Hubungan antara fungsi-fungsi

wewenang dan tanggung jawab setiap anggota didalamnya, biasanya

bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Dalam suatu perusahaan yang menentukkan benttuk organisasi

adalah pemimpin yang bertujuan untuk mempermudah pimpinan

dalam melaksanakan tugas-tugas yang menentukkan bagian-bagian

pekerjaan serta merupakan suatu alat untuk memberikan wewenang

dan tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepada bawahan.

Adapun struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

dapat dilihat pada gambar 3.1


36

4.1.8.1 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL

Kepala
Kantor Cabang

Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang Pengawas Penata
Pemasaran Keuangan Umum & SDM Pelayanan Pemeriksa Madya TI

Marketing Penata Madya Penata Madya Penata Madya


Officer (MO) Keuangan SDM Pelayanan

Relationship Penata Madya Customer


Officer(RO) Umum Service Officer

PMAP Staff Umum

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Sumber : Buku Pedoman dan Informasi BPJS Ketenagakerjaan


37

4.1.8.2 Deskripsi Jabatan

Berikut ini adalah Job Description dari setiap bagian

pada struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Cabang Tegal yang terdiri :

1. Kepala Kantor Cabang Tegal

Tugas kepala kantor cabang yaitu :

a. Menyusun dan memantau implementasi rencana

kerja dan anggaran tahunan Cabang Kelas 1, guna

menjaga efektivittas kerja dan efisiensi biaya.

b. Mengendalikan kegiatan pengembangan

kepesertaan formal dan informal selaras dengan

kebijakan wilayah, guna memastikan tercapainya

target pemasaran.

c. Memantau kegiatan pengelolaan peserta melalui

program CRM di Cabang kelas 1, guna memastikan

tercapainya target peningkatan iuran.

d. Mengarahkan pengelolaan program PKP selaras

dengan kebijakan wilayah, guna memastikan

program PKP mendukung efektivitas kegiatan

pemasaran.

e. Mengarahkan dan memantau penyelenggaraan

program manfaat dan kegiatan pelayanan, guna

tercapainya kepuasan pelanggan.


38

2. Kapala Bidang Pemasaran

Tugas kepala bidang pemasaran yaitu :

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran

tahunan bidang, untuk menjaga efektivitas kerja dan

efisiensi biaya dibidangnya.

b. Menyusun program pemasaran (dalam rangka

pengembangan kepersertaan) dan pengelolaan

kepesertaan di kantor cabang selaras dengan strategi

pemasaran wilayah, sebagai acuan kegiatan

operasional.

c. Mengkoordinasikan implementasi program

pemasaran di bidang jasa kontruksi dan sector

informal serta memantau tingkat pencapaian, untuk

memastikan target kepesertaan dengan efektif dan

efisien.

d. Menerapkan program pengelolaan kepesertaan di

cabang, untuk memberikan nilai tambah lagi peserta

yang sudah terdaftar.

e. Melakukan monitoring terhadap pelayanan

administrasi kepesertaan dan penanganan keluhan,

guna menjaga kepuasan peserta.


39

3. MO (Marketing Officer)

Tugas marketing officer yaitu :

a. Menyusun usulan program pemasaran untuk tim-

nya, mengkoodinasikan dan/atau melaksanakan

kegiatan pemasaran untuk mengakui sisi

kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta

yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk

kembali menjadi peserta), serta melakukan

pembinaan kepada tim guna memastikan

tercapainya target kepesertaan dan iuaran yang telah

dibebankan.

b. Mereview data potensi dan/atau melaksanakan

kegiatan pemasaran untuk mengakui kepesertaan

baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah

keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali

menjadi peserta), serta melakukan pembinaan

kepada tim guna memastikan tercapainya target

kepesertaan dan iuaran yang telah dibebankan.

c. Mengumpulkan data potensi dan melaksanakan

kegiatan pemasaran untuk mengakui kepesertaan

baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah

keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali

menjadi peserta), guna memastikan tercapainya


40

target kepesertaan dan iuaran yang telah

dibebankan.

4. RO (Relationship Officer)

Tugas relationship officer yaitu menyusun usulan

rencana pengelolaan kepesertaan untuk tim-nya,

mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan kegiatan

pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program

Customer Relationship Management/ CRM),

memberikan pelayanan dan menangani keluham peserta

dengan cepat dan tepat, serta melakukan pembinaan

kepada timnya, guna tercapainya tertib administrasi,

terjalinnya hubungan baik dengan peserta, dan

meningkatkan kepercayaan dan iuran yang telah

ditetapkan.

5. Penata Madya Administrasi Pemasaran (PMAP)

Tugas penata madya administrasi pemasaran yaitu

menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan

kegiatan pemasaran dan administrasi kepesertaan,

melakukan pelayanan dokumen administrasi dan

perhitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna

menyediakan data yang akurat dan dokumen yang

lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan


41

pemasaran. Wewenang yang dimiliki penata madya

administrasi pemasaran adalah :

a. Melakukan verifikasi dokumen pendukung dari

calon peserta.

b. Menginput data calon peserta serta pencetakan

dokumen.

c. Melakukan pengolahan data administrasi dan

dokumen bagi peserta.

d. Memberikan dukungan terhadap tugas Marketing/

Relationship Officer.

6. Kabid Pelayanan

Tugas kepala bidang pelayanan yaitu merencanakan,

mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan dan pelayanan program JHT, JK, JP

dan JKK guna memastikan kegiatan pelayanan

berlangsusng lancar dan memenuhi standar kualitas

yang ditentukan. Wewenang yang dimiliki kepala

bidang pelayanan adalah :

a. Menangani keluhan peserta dalam batas

kewenangan.

b. Meneyetujui pengeluaran anggaran rutin.

c. Melakukan negosiasi dalam batas kewenangannya.

d. Mengevaluasi kinerja petugas pelayanan.


42

7. Penata Madya Jaminan Pelayanan JHT – JP

Tugas penata madya jaminan pelaayanan JHT – JP

yaitu melakukakn verifikasi terhadap dokumen

pendukung proses klaim program JHT & JP,

menentukkan iuran pertama yang harus dibayar,

menentukkan besar klaim dan memproses klaim sesuai

ketentuan yang berlaku, guna memenuhi kewajiban

pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah

dan tepat waktu. Wewenang yang dimiliki penata

madya jaminan JHT -JP adalah :

a. Menetapkan besaran klaim

b. Menolak pengajuan klaim yang belum memenuhi

persyaratan

8. Penata Madya Jaminan Pelayanan JKK -JK

Tugas penata madya jaminan pelayanan JKK – JK

yaitu melakukan veriifikasi dokumen pendukung dan

perhitungan biaya sesuai ketentuan dalam proses klaim

program JKK -JK, menentukan besar klaim dan

memproses klaim, serta memantau kinerja dan

melakukan pembinaan kepada mitra PPK, guna

memenuhi kewajiban proses klaim kepada peserta

dengan tepat sasaran, tepat mutu, dan tepat waktu.


43

Wewenang yang dimiliki penata madya jaminan JKK -

JK adalah :

a. Menetapkan besaran klaim

b. Menolak pengajuan klaim yang belum memenuhi

persyaratan

c. Menyusun draft perjanjian kerjasama

9. CSO (Customer Service Officer)

Tugas customer service officer yaitu memberikan

pelayanan kepada peserta maupun calon peserta sesuai

kebutuhan (seperti pelayanan kepesertaan, iuran,

pengajuan jaminan, permintaan informasi dll),

menangani keluhan peserta sesuai ketentuan, guna

memenuhi kebutuhan dengan ttepat sasaran dan tepat

waktu, dan untuk menjaga kepuasanpelanggan sesuai

standar yang ditetapkan. Wewenang yang dimiliki CSO

adalah :

a. Memberi layanan informasi

b. Memproses pengajuan jaminan

c. Memproses pengajuan koreksi data

d. Menanggapi keluhan sesuai batas kewenangannya


44

10. Kabid Keuangan

Tugas kepala bidang keuangan adalah memantau dan

mengkoordinasikan kegiatan yang terkait dengan

pengelolaan keuangan dan teknologi informasi di

Kantor Cabang, guna memberikan dukungan pada

aspek keuangan bagi kegiatan operasional yang efektif

dan efisien. Wewenang yang dimiliki kepala bidang

keuangan adalah :

a. Mengevaluasi dan mengusulkan peremajaan sarana

infrastruktur teknologi informasi.

b. Melakukan otorisasi pengeluaran kas sesuai dengan

batas kewenangan.

c. Memfinalisasi hasil pencataan keuangan.

11. Penata Madya Keuangan

Tugas penata madya keuangan adalah

mengkompiilasi usulan anggaran dari setiiap bidang di

Kantor Cabang, melaksanakan pengendalian

penggunaan anggaran dan mencatat transaksi yang

terjadi, serta memenuhi kewajiban perpajakan

perusahaan, guna menghasilkan pengelolaan anggaran

yang efektif dan efisien serta dipenuhinya kewajiban

yang terkait dengan perpajakan. Wewenang yang

dimilki penata madya keuangan adalah :


45

a. Melakukan verifikasi penerimaan dan

peengeluaran.

b. Memverifikasi pengajuan penggunaan dana.

c. Menghitung kewajiban pajak.

d. Menyelesaikan pembayaran klaim peserta.

e. Membua laporan keuangan

12. Penata Madya TI

Tugas penata madya TI adalah melaksanakan

pengaturan penggunaaan, perbaikan, dan pemeliharaan

hardware, software dan jejaring, serta mengelola

database dan aplikasi, guna mengoptimalkan

pengoperasian perangkat sistem informasi untuk

memberikan pelayanan yang cepat dan akurat kepada

peserta dan untuk efektivitas kegiatan operasional.

Wewenang yang dimiliki penata madya TI adalah :

a. Melakukan maintenance hardware dan software

b. Melakukan pengelolaan dan pengamanan database

c. Menyelesaikan permasalahan terkait hardware,

software dan database

13. Kabid Pemasaran BPU (Bukan Penerima Upah)

Tugas kepala bidang pemasaran BPU adalah

merencanakan program pemasaran informal dan

program khusus (untuk pengembangan kepesertaan)


46

dan pengelolaan kepesertaan di bidang jasa kontruksi

dan sektor informal di cabang yang selaras dengan

strategi pemasaran wilayah, memantau dan membina

kinerja Relationship Officer (RO) serta mengendalikan

pelayanan administrasi kepesertaan, guna memastikan

target kepesertaan serta iuran di bidang jasa kontruksi

dan sektor informal di cabang tercapai dengan efektif

dan efisien dan mengkoordinasikan penetapan program

PKP, selaras dengan 5 Kantor Wilayah, guna efektivitas

dan efisiensi program untuk mendukung kegiatan

pemasaran. Wewenang yang dimiliki kepala bidang

pemasaran adalah :

a. Menyusun strategi tindak lanjut atas potensi yang

ada.

b. Mengajukan usulan target kepesertaan dan iuran.

c. Menyetujui penerbitan KPJ berdasarkan permintaan

RO.

d. Menentukkan target setiap RO.

e. Menangani keluhan peserta dalam batas

kewenangan.

f. Menyetujui pengeluaran anggaran rutin.

g. Mengajukan usul reward / punishment untuk RO.

h. Melakukan negosiasi dalam batas kewenangannya.


47

14. Penata Madya Pemasaran BPU (Bukan Penerim Upah)

Tugas penata madya pemasaran BPU adalah

melaksnakan kegiatan pemasaran (untuk

mengembangkan kepesertaan) dan pembinaan kepada

peserta disektor informal dan memberikan pelayanan

dan menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat,

guna memastikan tercapainya target kepsertaan dan

iuran informal yang telah dibebankan dan untuk

menjaga kepuasan peserta. Wewenang yang dimiliki

penata madya pemasaran adalah :

a. Melakukan kontak dengan calon peserta

b. Melakukan negosiasi dalam batas kewenangannya

c. Meminta data peserta

15. Kabid Umum & SDM

Tugas kepala bidang umum dan SDM adalah

memantau dan mngkoordinasikan kegiatan pengelolaan

sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa,

pemeliharaan asset dan pelayanan umum bagi pegawai

(seperti rumah tangga, kebersihan, keamanan,

kearsipan, dsb), serta hubungan komunikasi dengan

pihak internal dan eksternal, guna memberikan

dukungan pada aspek SDM & Umum bagi kelancaran


48

kegiatan bisnis di kantor cabang. Wewenang yang

dimiliki kepala bidang umum & SDM adalah :

a. Menetapkan kandidat calon pegawai baru

b. Menetapkan pembelian barang dan jasa sesuai

dengan kewenangannya.

c. Merekomendasikan vendor

d. Menetapkan kegiatan pelatihan dan pembinaan

pegawai dalam batas wewenangannya.

e. Memberikan teguran sehubungan dengan kinerja

pegawai.

f. Mewakili perusahaan dalam penanganan masalah

hubungan industrial

16. Penata Madya SDM

Tugas penata madya SDM adalah :

a. Melaksanakan pemenuhan kebutuhan pegawai,

sehingga tersedia tepat waktu dan tepat kualifikasi.

b. Melaksanakan pengelolaan administrasi (termasuk

antara lain data lembur, cuti, sakit, dan lain-lain).

c. Melaksanakan kegiatan pengembangan pegawai

dalam rangka memenuhi kualifikasi SDM yang

telah ditentukan.
49

d. Mengkoordinasikan pemberiam hak bagi pegawai

sesuai ketentuan, sehingga hak pegawai terpenuhi

tepat waktu.

17. Penata Madya UMUM

Tugas penata madya umum adalah :

a. Melaksanakan kegiatan kesekretarian, pengelolaan

arsip, dan layanan umum lainnya, untuk mendukung

kelancaran kegiatan operasional.

b. Melaksanakan pengelolaan asset, sehingga

diperdayakan secara optimal.

c. Melaksanakan penyediaan barang/jasa, sehingga

tersedia tepat mutu dan waktu.

d. Melaksanakan pengelolaan atas kontrak kerja

penyediaan barang/jasa dan mengelola database

vendor untuk tertib administrasi dan hukum

kelancaran kegiatan pengadaan.

e. Melaksanakan program komunikasi dengan internal

dan eksternal perusahaan, untuk menjaga citra

perusahaan.
50

4.1.9 Dasar hukum BPJS Ketenagakerjaan


Dalam penyelenggaraan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan

mempunyai dasar hukum yang kuat menjalankan wewenangnya.

Adapun dasar hukum BPJS Ketenagakerjaan antara lain :

1. Undang – Undang RI No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

2. Undang – Undang RI No. 40 Tahun 2004 Tentang Jaminan

Sosial Nasional.

3. Undang – Undang RI No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

4. Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 1993 Tentang

Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

5. Peraturan Pemerintah RI No. 84 Tahun 2013 Tentang

Perubahan kesembilan atas PP No. 14 Tahun 1993 Tentang

Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2003 Tentang Modal

Awal Untuk Badan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara

Hubungan Anttar Lembaga Badan Penyelnggara Jaminan

Sosial.

8. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja,


51

dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelnggaraan Jaminan

Sosial.

9. Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 Tentang Bentuk Dan

Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial.

10. Peraturan Presiden No 109 Tahun 2013 entang Penahapan

Kepesertaan Program Jaminan Sosial.

11. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 Tentang Gaji Atau

Upah Dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi

Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

12. KEPRES No. 22 Tahun 1993 entang Penyakit Yang Timbul

Karena Hubungan Kerja.

13. KEPRES Nomor 161 Tahun 2013 Tentang Pengangkatan

Dewan Komisaris Dan Direksi PT Jamsostek (Persero) Menjadi

Dewan Pengawas Dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan

14. PERMEN–12/MEN/2017 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran

Kepesertaan, Pembayaran Iuaran, Pembayaran Santunan, Dan

Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

15. PERMEN-20 Tahun 2012 Tentang Syarat -Syarat Penyerahan

Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan


52

Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial.

17. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun

2009 Tentang Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas

Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,

Tunjangan Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang Dibayarkan

Sekaligus.

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun

2015 Tentang Penyelengaraan Program Jaminan Hari Tua.

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun

2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan

Jaminan Kematian.

22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun

2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99

Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan.

23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun

2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik


53

Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Penyelengaraan

Program Jaminan Hari Tua.

24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. 19 Tahun 2012 Tentang Syarat – Syarat

Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada

Perusahaan Lain.

25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/Pmk.03/2010 Tentang

Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas

Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,

Tunjangan Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang Dibayarkan

Sekaligus.

26. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran

Manfaat Jaminan Hari Tua.

27. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program

Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan

Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah.

28. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

28 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan

Pemberhentian Dokter Penasehat.


54

29. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan,

Pembayaran dan Penghentian Manfaat Jaminan Pensiun.

30. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

44 Tahun 2915 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pekerja Harian

Lepas, Borongan, dan Perjanjian Waktu Tertentu Pada Sektor

Usaha Jasa Kontruksi.

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 77 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2016 terkait

penyelenggaraan JKK – JK bagi Kepala Daerah/ Wakil Kepala

Daerah, Pemimpin dan Anggota DPRD serta PNSD berpedoman

pada Peraturan Pemerintahan No. 70 Tahun 2015.

4.1.10 Jenis Program Jaminan BPJS Ketenagakerjaan


Adapun jenis program Badan Peneyelnggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan yaitu :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Jaminan Kecelakaan Kerja adalah santunan berupa uang

sebagai pengganti biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan,

biaya pengobatan atau perawatan, biaya rehabilittas serta

santunan sementara tidak mampu bekerja, santunan cacat


55

sebagian untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental,

santunan kematian sebagai akibat peristiwa berupa kecelakaan

kerja. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak

menerima Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan

resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan

pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau

seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resiko

social seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik

fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan

kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja

merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha

memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan

kerja yang berkisar antara 0,24 persen sampai 1,74 persen sesuai

kelompok jenis usaha.

Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak 1 Juli 2015, harus

diperhatikan adanya masa kadaluarsa klaim untuk mendapatkan

manfaat. Masa kadaluarsa klaim selama 2 (dua) tahun dihitung

dari tanggal kejadian kecelakaan. Perusahaan harus tertib

melaporkan baik secara lisan (manual) ataupun elektronik atas

kejadian kecelakaan kepada BPJS Ketenagakerjaan

selambatnya 2 kali 24 jam setelah kejadian kecelakaan, dan

perusahaan segera menindaklanjuti laporan yang telah dibuat


56

tersebut dengan mengirimkan formulir kecelakaan kerja tahap 1

yang telah dilengkapi dengan dokumen pendukung.

2. Jaminan Kematian (JKM)

Jaminan Kematian (JKM) adalah santunan kematian berupa

uang tunai dan santunan berupa uang pengganti biaya

pemakaman, seperti pembelian tanah (sewa atau retribusi), peti

jenazah, kain kafan, transportasi, dan lain-lain yang berkaitan

dengan tata cara pemakaman sesuai dengan adat istiadat, agama

dan kepercayaan Tuham Yang Maha Esa serta kondisi daerah

masing-masing dan tenanga kerja yang bersangkutan. Tanaga

kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja,

keluarganya berhak atas jaminan kematian (JKM).

Jaminan kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta

BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal bukan karena

kecelakaan kerja. Jaminan kematian (JKM) diperlukan sebagai

upaya meringankan beban keluarga dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang. Wajib menunggu

iuran Program Jaminan Kematian (JKM) bagi peserta penerima

gaji atau upah sebesar 0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari

gaji atau upah sebulan. Iuran JKM bagi peserta bukan penerima

upah sebesar RP 6.800,00 (enam ribu delapan ratus rupiah)

setiap bulan.
57

Manfaat Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris

peserta, apabila peserta meninggal dunia dalam masa aktif

(manfaat perlindungan 6 bulan tidak berlaku lagi), terdiri atas :

a. Santunan sekaligus Rp16.200.000,00 (enam belas juta dua

ratus ribu rupiah).

b. Santunan berkala 24 x Rp200.000,00 = Rp4.800.000,00

(empat juta delapan ratus ribu rupiah) yang dibayar sekaligus.

c. Biaya pemakaman sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

d. Beasiswa pendidikan anak diberikan kepada setiap peserta

yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja dan telah

memiliki masa iur paling singkat 5 (lima) tahun yang diberikan

sebanyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk setiap

peserta. Besarnya iuran dan manfaat program JKM bagi peserta

dilakukan evaluasi secara berkala paling lama setiap 2 (dua)

tahun.

3. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua (JHT) diselenggarakan dengan

sistem Tabungan Hari Tua, yang iurannya ditanggung pengusaha

dan tenaga kerja setiap bulan di kredit pada rekening tenaga kerja

secara individual dan mendapat tambahan hasil pengembangan

setiap tahun. Dana jaminan hari tua pada hakekatnya semacam

dana bersama dimana peserta memberikan iuran untuk dikelola

dalam investasi bersama, sehingga hasil pengembangannya


58

dibagikan kepada peserta, karena itu peserta Jaminan Hari Tua juga

diberikan surplus hasil usaha BPJS Ketenagakerjaan.

Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran

yang terkumpul ditambah dengan pengembangan dan surplus hasil

usaha, apabila tenaga kerja:

a. Mencapai umur 56 tahun, atau mengalami cacat total sehinga

tidak dapat bekerja kembali atau meninggal dunia.

b. Mengalami PHK setelah dan sedang tidak aktif bekerja

dimanapun

c. berhenti bekerja karena mengundurkan diri,

d. peserta yang meninggalkan wilayah Indonesia untuk

selamanya.

Manfaat lain dari keikutsertaan dalam jaminan sosial adalah

sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian jika

mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan, diambil max

10% dari total saldo sebagai persiapan usia pensiun dan diambil

max 30% dari total saldo untuk uang perumahan.

4. Jaminan Pensiun (JP)

Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk

mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta

dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah

peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap,

atau meninggal dunia. Peserta Program Jaminan Pensiun adalah

pekerja yang terdaftar dan telah membayar iuran. Peserta


59

merupakan pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain

penyelenggara negara, yaitu peserta penerima upah yang terdiri

dari, pekerja pada perusahaan dan pekerja pada orang

perseorangan. Selain itu, pemberi kerja juga dapat mengikuti

Program Jaminan Pensiun sesuai dengan penahapan

kepesertaan.

Jenis manfaat jaminan pensiun;

a. Pensiun hari tua

b. Pensiun cacat

c. Pensiun janda/duda

d. Pensiun anak (manfaat pensiun anak berakhir apabila

menikah, bekerja tetap, atau mencapai usia 23 tahun).

e. Pensiun orang tua

f. Pembayaran secara berkala diberikan apabila peserta

mencapai masa iuran minimal 15 tahun. Apabila masa iuran

tidak mencapai 15 tahun maka manfaat diberikan

berdasarkan akumulasi iuran ditambah hasil

pengembangan.

g. Ketentuan lebih lanjut tentang manfaat diatur dengan

Peraturan Presiden.

h. Iuran untuk penerima upah ditentukan berdasarkan

persentase tertentu yang ditanggung bersama antara pekerja

dan pemberi kerja.


60

i. Ketentuan lebih lanjut tentang iuran diatur oleh Peraturan

Pemerintah.

Pekerja yang didaftarkan oleh pemberi kerja mempunyai

usia paling banyak 1 (satu) bulan sebelum memasuki usia

pensiun. Usia pensiun untuk pertama kali ditetapkan 56 tahun

dan mulai 1 Januari 2019, usia pensiun menjadi 57 tahun dan

selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun untuk setiap 3 (tiga) tahun

berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 tahun. Dalam hal

pemberi kerja nyata-nyata lalai tidak mendaftarkan Pekerjanya,

Pekerja dapat langsung mendaftarkan dirinya kepada BPJS

Ketenagakerjaan.

Dalam hal peserta pindah tempat kerja, Peserta wajib

memberitahukan kepesertaannya kepada Pemberi Kerja tempat

kerja baru dengan menunjukkan kartu peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Selanjutnya Pemberi Kerja tempat kerja baru

meneruskan kepesertaan pekerja. Jika sudah menjadi peserta

Program Jaminan Pensiun maka peserta harus membayar iuran

Program Jaminan Pensiun. Rincian iuran Program Jaminan

Pensiun yaitu :

a. Iuran program jaminan pensiun dihitung sebesar 3%, yang

terdiri atas 2% iuran pemberi kerja dan 1% iuran pekerja.

b. Upah setiap bulan yang dijadikan dasar perhitungan iuran

terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap. Untuk tahun


61

2015 batas paling tinggi upah yang digunakan sebagai dasar

perhitungan ditetapkan sebesar Rp. 7.000.000,- (tujuh juta

rupiah). BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan besaran upah

dengan menggunakan faktor perkalian sebesar 1 (satu)

ditambah tingkat pertumbuhan tahunan produk domestik

bruto tahun sebelumnya. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan

menetapkan serta mengumumkan penyesuaian batas upah

tertinggi paling lama 1 (satu) bulan setelah lembaga yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang statistik

(BPS) mengumumkan data produk domestik bruto.

c. Mekanisme pembayaran iuran mengikuti program paket.

d. Pemberi kerja wajib membayar iuran paling lambat tanggal

15 bulan berikutnya.

e. Pemberi kerja yang tidak memenuhi ketentuan pembayaran

iuran dikenakan denda sebesar 2% setiap bulan

keterlambatan.

5. Jaminan Kontruksi

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas,

Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa

Konstruksi, yang dimaksud dengan jaminan jasa konstruksi

adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerja kosntruksi,


62

layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa

konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Selain itu,

jaminan jasa konstruksi merupakan jaminan yang memberikan

pertanggung jawaban untuk semua tenaga kerja (borongan/harian

lepas dan musiman) yang bekerja pada sektor usaha jasa konstruksi

atau proyek agar tenaga kerja merasa terlindungi ketika mengalami

kecelakaan kerja pada saat berada di lokasi proyek, pada saat

dijalan atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

Tahapan kepesertaan yaitu setiap Kontraktor Induk maupun

Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek jasa konstruksi dan

pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua

tenaga kerja (borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja

pada proyek tersebut kedalam Program Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Adapun proyek – proyek tersebut meliputi :

a. Proyek-proyek APBD.

b. Proyek-proyek atas Dana Internasional.

c. Proyek-proyek APBN.

d. Proyek-proyek swasta, dan lain-lain

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi,


63

iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian

(JKM) ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor dan besarannya

ditetapkan sebagaiberikut:

a. Pekerjaan Konstruksi sampai dengan nilai kontrak

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) iuran sebesar 0,24%

(nol koma dua puluh empat persen) dari nilai kontrak kerja

konstruksi.

b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai kontrak diatas Rp

100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), maka nilai iuran

sebesar penetapan huruf a ditambah 0,19% (nol koma

sembilan belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai

kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp. 100.000.000,

(seratus juta ruiah).

c. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 500.000.000,- (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah) sebesar penetapan huruf b ditambah 0,15% (nol koma

lima belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak

Kerja Konstruksi dikurangi Rp 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah).

d. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 1.000.000.000,- (satu

miliarrupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,- (lima miliar

rupiah) sebesar penetapan huruf c ditambah 0,12% (nol koma


64

dua belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak

Kerja Konstruksi dikurangi Rp 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah).

e. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 5.000.000.000,- (lima miliar

rupiah) sebesar penetapan huruf d ditambah 0,10% (nol koma

sepuluh persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak

Kerja Konstruksi dikurangi Rp 5.000.000.000,- (lima miliar

rupiah).

Nilai Kontrak Kerja Konstruksi yang dipergunakan sebagai dasar

perhitungan iuran tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) sebesar 10%.

6. Bukan Penerima Upah

Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) adalah pekerja yang

melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk

memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut

yang meliputi : Pemberi Kerja; Pekerja di luar hubungan kerja

atau Pekerja mandiri dan Pekerja yang tidak termasuk pekerja

di luar hubungan kerja yang bukan menerima Upah, contoh

Tukang Ojek, Supir Angkot, Pedagang Keliling, Dokter,

Pengacara/Advokat, Artis, dan lain-lain.


65

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Sistem Penggajian Pada BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah

terkomputerisasi. Pada tahun 2016 penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan baik kantor wilayah atau kantor cabang diatur oleh

kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan melalui aplikasi HCIS (Human

Capital Information System) dengan sistem payroll dari bank rekanan.

Bank rekanan BPJS Ketenagakerjaan yaitu Mandiri Payroll. Aplikasi

HCIS merupakan aplikasi tentang kepegawaian yang mencakup

kehadiran, gaji, jenjang karir dan lain sebagainya. Semua data yang

mencakup kepegawaian sudah ada di aplikasi HCIS, dan kantor cabang

hanya perlu mengupload kehadiran selama satu bulan dan komponen

gaji pegawai. Kantor pusat hanya perlu menarik data yang telah di

upload dari kantor wilayah atau kantor cabang melalui aplikasi HCIS,

kemudian dari kantor pusat mengirimkan data ke Mandiri Payroll,

kemudian setiap tanggal 25 mandiri payroll mendistribusikan gaji ke

rekening karyawan. Karyawan bisa mendownload slip penggajian

setelah satu minggu sesudah penggajian.

Pada dasarnya perhitungan gaji yang digunakan BPJS

Ketenagakerjaan sama dengan perusahaan yang lain yaitu berdasarkan

jabatan, golongan atau status karyawan yang dimana sudah dikurangi

dengan potongan-potongan gaji dan iuran yang harus di bayarkan


66

secara wajib oleh karyawan dan ketentuan besarnya tunjangan yang

diberikan kepada pegawai ini diperhitungkan berdasarkan jabatan,

golongan atau status karyawan. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

memberikan tunjangan atau jaminan sosial kepada pegawai dalam

rangka pemeliharaan tenaga kerja.

Dalam sistem akuntansi penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan

ada beberapa komponen gaji antara lain :

1. Gaji pokok

Besarnya gaji yang diberikan kepada karyawan berdasarkan jabatan,

golongan atau status karyawan yang sudah ditetapkan pada waktu

karyawan tersebut pertama kali bekerja.

2. Tunjangan

Ada tiga jenis tunjangan di BPJS Ketangakerjaan Cabang Tegal

yaitu :

1) Tunjangan Kemahalan

Tunjangan kemahalan tiap-tiap kota berbeda-beda karena

tunjangan kemahalan tergantung UMK dan biaya kehidupan di

kota tersebut.

2) Tunjangan THR

Tunjangan THR dipotong setiap bulan, jadi gaji keseluruhan

termasuk gaji pokok sudah dipotong untuk tunjangan THR.


67

3) Tunjangan Kinerja

Tunjangan kinerja setahun 4 (empat) kali di bulan-bulan

tertentu, dan penerimaannya 2 (dua) kali penerimaan serta

kinerjanya dihitung pertriwulan.

4.2.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penggajian


Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal hanya ada fungsi kepegawaian

dan fungsi pembuat daftar gaji karena sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah by sistem dari kantor pusat

BPJS Ketenagakerjaan.

1) Fungsi Kepegawaian

Fungsi kepegawaian ditangani oleh bagian penata madya

SDM Bu Husnina Aulia, bertanggung jawab untuk mencari

pegawai baru, menyeleksi beberapa pegawai yang dibutuhkan

di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal serta menempatkannya

menurut keterampilan dan tingkat pendidikannya. Membuat

surat kenaikan jabatan atau kenaikan golongan pegawai,

membuat surat mutasi pegawai dan pemberhentian pegawai,

serta merekap kehadiran pegawai setiap bulan lalu di upload ke

aplikasi HCIS pusat.

2) Fungsi Pembuat Daftar Gaji

Fungsi pembuat daftar gaji ditangani oleh bagian penata

madya SDM Bu Husnina Aulia, bertanggung jawab untuk


68

mengupload nilai komponen gaji pegawai BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal lalu di upload ke aplikasi HCIS

pusat.

4.2.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Penggajian


Dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan adalah :

a) Dokumen Pendukung Perubahan Gaji

Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian kepegawaian berupa

surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.

b) Daftar Kehadiran

Daftar kehadiran adalah dokumen yang digunakan untuk

mencatat kehadiran karyawan.

c) Daftar Komponen Gaji

Daftar ini berisi tentang komponen-komponen gaji yang brupa

gaji pokok dan tunjangan-tunjangan.

4.2.4 Jaringan Prosedur Dalam Sistem Penggajian


Jaringan prosedur dalam sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan adalah :

a) Prosedur Perekapan Kehadiran

Prosedur ini bertujuan merekap kehadiran karyawan yang

kemudian hasil rekapan dikirim ke kantor pusat. Perekapan

kehadiran dibuat oleh bagian SDM dengan merekap kehadiran

perbulan.
69

b) Prosedur Pembuat Komponen Gaji

Prosedur pembuatan komponen gaji bertujuan untuk membuat

komponen-komponen gaji karyawan, yang kemudian hasil

rekap komponen gaji seluruh karyawan dikirim ke kantor pusat.

Komponen gaji berupa gaji pokok dan tunjangan-tunjangan.

4.2.5 Bagan Alir Dokumen (flowchart)


Prosedur Penggajian di BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Tegal yaitu :

1. Karyawan melakukan absensi

2. Kantor Cabang Tegal merekap kehadiran selama satu bulan

yang dilakukan oleh penata madya SDM, setelah kehadiran

direkap kemudian penata madya SDM mengupload kehadiran

dan nilai komponen gaji ke aplikasi HCIS.

3. Kantor Pusat menarik data kehadiran dan nilai komponen gaji

karyawan yang sudah di upload Kantor Cabang Tegal dari

aplikasi HCIS, kemudian Human Capital dari Kantor Pusat

mengirim data karyawan ke Mandiri Payroll.

4. Setelah menerima data dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat, kemudian Mandiri Payroll mendistribusikan gaji ke

rekening-rekening karyawan BPJS Ketenagakerjaan.


70

5. Setelah mndistribusikan gaji ke rekening-rekening karyawan

BPJS Ketenagakerjaan, kemudian Mandiri Payroll mengirim

bukti penyetoran gaji ke Kantor Pusat.

6. Kantor Pusat menerima bukti penyetoran gaji dari Mandiri

Payroll, kemudian Human Capital Kantor Pusat menginput slip

pembayaran gaji ke HCIS Kantor Cabang.

7. Jika sudah di input ke HCIS Kantor Cabang, karyawan sudah

bisa mendownload slip pembayaran gaji di aplikasi HCIS.

Prosedur penggajian BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

dapat digambarkan ke dalam bagan alir dokumen (flowchart)

sebagai berikut :
71

Flowchart Penggajian

KARYAWAN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT MANDIRI

PAYROLL

Data kehadiran
Data gaji
Start
Hasil rekap Hasil rekap karyawan
kehadiran komponen gaji

Melakukan Merekap
Mendistribusikan
absensi Kehadiran
gaji ke rekening
Menarik data karyawan
kehadiran dan
2
Hasil rekap 1 komponen gaji
kehadiran
Bukti
2 penyetoran
Data gaji 1
karyawan gaji
Merekap
Komponan Gaji

2 Bukti
Unduh slip gaji Hasil rekap 1 penyetoran gaji
komponen gaji

Slip gaji Input slip


gaji

Slip gaji
Slip gaji
Finish

Gambar 4.1 Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal


72

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisis Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Sistem akuntansi penggajian di BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal sudah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan

perusahaan. Sistem penggajian dikelola oleh kantor pusat melalui

aplikasi HCIS (Human Capital Information System) dengan

menggunakan sistem payroll dari bank rekanan, sehingga

meminimalisir terjadinya ketidakakuratan data-data penggajian

serta menghasilkan informasi yang lebih akurat. Namun ada

keterlambatan pada slip penggajian, karena penggajian dikelola

dari kantor pusat dan di distribusikan melalui bank rekanan maka

karyawan tidak langsung bisa mendownload slip penggajian begitu

gaji diterima. Karyawan bisa mendownload slip penggajian setelah

satu minggu gaji diterima.

Sistem Akuntansi Penggajian di BPJS Ketenagakerjaan

meliputi :

1. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam penggajian BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal belum melakukan pemisahan tugas, karena

fungsi kepegawaian masih merangkap fungsi pembuat daftar

gaji sehingga fungsi yang ada belum menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya masing masing.


73

2. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam penggajian BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah memadai karena di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal hanya mengupload

kehadiran dan komponen gaji karyawan maka dokumen yang

dibutuhkan hanya dokumen pendukung perubahan gaji, daftar

kehadiran dan daftar komponen gaji.

3. Jaringan Prosedur

Jaringan prosedur dalam penggajian BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal sudah memadai, karena di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal hanya mengupload kehadiran

dan komponen gaji karyawan maka jaringan yang diperlukan

hanya prosedur perekapan kehadiran dan proseedur pembuat

komponen gaji.

4.3.2 Perbandingan Sistem Akuntansi Penggajian Pada BPJS


Ketenagakerjaan Cabang Tegal berdasarkan Teori
Di pembahasan kali ini, penulis akan membandingkan teori

sistem penggajian menurut Mulyadi dengan sistem penggajian di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

Perbandingan teori dapat dilihat pada tabel berikut ini :


74

Tabel 4.1

Perbandingan Teori – Praktek

NO Unsur-Unsur Sistem Toeri dan Penerapannya Keterangan

Akuntansi Penggajian

1 Fungsi yang terkait Teori : Belum sesuai

Fungsi yang terkait dalam sistem

penggajian menurut Mulyadi yaitu :

fungsi kepegawaian, fungsi pencatatan

waktu, fungsi pembuat daftar gaji dan upah

dan fungsi akuntansi.

Penerapannya :

Fungsi yang terkait dalam sistem

penggajian di BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal yaitu: fungsi kepegawaian

dan fungsi pembuat daftar gaji.

2 Dokumen yang digunakan Teori : Sudah sesuai

Dokumen yang digunakan dalam sistem

penggajian menurut Mulyadi yaitu :

dokumen pendukung perubahan gaji,

daftar hadir/ kartu jam hadir, daftar gaji,


75

rekap daftar gaji, surat pernyataan gaji dan

amplop gaji.

Penerapannya :

Dokumen yang digunakan dalam sistem

penggajian di BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal yaitu : dokumen pendukung

perubahan gaji, daftar kehadiran, dan

daftar komponen gaji.

3 Jaringan prosedur Teori : Sudah sesuai

Jaringan prosedur dalam sistem

penggajian menurut Mulyadi yaitu :

prosedur pencatatan waktu hadir dan

prosedur pembuatan daftar gaji

Penerapannya :

Jaringan prosedur dalam sistem

penggajian di BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal yaitu : prosedur perekapan

kehadiran dan prosedur pembuat

komponen gaji
76

Fungsi yang diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal masih

kurang sesuai dengan teori. Tidak ada fungsi pencatatan waktu dan fungsi akuntansi

karena penggajian di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah menggunakan

sistem dan dikelola oleh kantor pusat.

Dokumen yang diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

sudah sesuai dengan teori. Daftar gaji, rekap daftar gaji tidak digunakan karena di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal menggunakan daftar komponen gaji

dikarenakan penggajian sudah terpusat dan kantor cabang hanya membuat

komponen gaji. Surat pernyataan gaji dan amplop gaji juga tidak digunakan karena

penggajian sudah menggunakan sistem dan gaji didistribusikan melalui rekening-

rekening karyawan. Dan jaringan prosedur yang diterapkan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah sesuai dengan teori.

Berdasarkan hasil data yang terkait sistem informasi akuntansi penggajian

pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal , maka dapat disimpulkan bahwa

dokumen yang digunakan dan jaringan prosedur dalam sistem informasi akuntansi

penggajian menurut praktek sudah sesuai dengan teori sistem informasi akuntansi

penggajian menurut Mulyadi. Sedangkan fungsi yang terkait dalam sistem

informasi akuntansi menurut praktek belum sesuai dengan teori sistem informasi

akuntansi pengggajian menurut Mulyadi.


77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

maka dapat ditarik kesimpulan:

Bahwa sistem akuntansi penggajian pada BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Tegal secara umum sudah berjalan dengan baik karena penggajian

di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah terkomputerisasi dan

dikelola oleh kantor pusat melalui aplikasi HCIS (Human Capital Informasi

System) dengan menggunakan sistem payroll sehingga menghasilkan

informasi yang lebih akurat. Hal ini terbukti dengan diterapkannya aplikasi

HCIS (Human Capital Informasi System) membantu dalam memudahkan

dan melakukan pencarian data-data tentang penggajian secara cepat dan

tepat karena semua data yang mencakup tentang kepegawaian sudah ada di

aplikasi HCIS sehingga dapat mengefektifkan waktu sebaik mungkin.

Hanya saja dalam sistem informasi akuntansi penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal terdapat keterlambatan yaitu pada slip

penggajian. Karyawan baru bisa mendownload slip pengajian setelah satu

minggu sesudah penggajian.


78

5.2 Saran – Saran


Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat

dikemukakan agar menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk BPJS

Ketenagakerjaan adalah :

1. Dengan sistem akuntansi penggajian yang terpusat, maka dalam

penggunaan sistem informasi penggajian ini diharapkan selalu

melakukan back up data baik dari kantor cabang maupun kantor pusat,

untuk mencegah kemungkinan kehilangan dan kerusakan data yang

telah disimpan.

2. Sistem akuntansi penggajian di BPJS Ketenagakerjaan dapat

ditingkatkan lagi agar tidak sering terjadi trouble sistem atau sistem

eror.

3. Melakukan pembaruan (upgrade) secara berkala pada aplikasi HCIS

(Human Capital Informasi System) agar kualitas dalam pengelolaan

kegiatan penggajian karyawan lebih baik.

4. Absensi kehadiran sudah menggunakan presensi sidik jari namun untuk

perekapan kahadiran masih dilakukan oleh sumber daya manusia,

untuk mencegah terjadinya penyimpangan sebaiknya presensi sidik jari

utuk kehadiran terhubung dengan Mandiri Payroll.

5. Bagi peneliti selanjutnya dapat membahas topik sistem akuntansi selain

penggajian seperti sistem akuntansi piutang, sistem akuntansi

penjualan, sistem akuntansi penerimaan kas, dan sistem akuntansi

lainnya.
79

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hanifah, Shelli Nur. (2017). Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada
Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Kota Tegal. Tugas
Akhir. Program Studi Akuntansi. Politeknik Harapan Bersama Tegal.
(Tidak Dipublikasikan)
[2] Nurfitri, Dian.(2017). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam
Penggajian Karyawan Pada Universitas Pancasakti Tegal. Tugas
Akhir. Program Studi Akuntansi. Politeknik Harpan Bersama Tegal.
(Tidak Dipublikasikan)
[3] Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi, (Ed ke-4). Salemba Empat. Jakarta
[4] Baridwan, Zaki. (2002). Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,
(Ed ke-5). BPFE. Yogyakarta
[5] Jogiyanto. HM (2005).Pendekatan Sistem. Yogyakarta : Penerbit Andi
[6] Hall, James. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 4. Jakarta. Salemba
Empat
[7] Susanto, Azhar. (2013). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1. Bandung.
Lingga Jaya
[8] Soeroso, Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengamtar. Edisi Lima. Jakarta.
Salemba Empat
[9] Merina. (2014). Analisis Efektivitas Penerapan Single Payment Peyroll Atas
Sistem Penggajian Pada PT Pelabuhan Indonesia II (PERSERO).
Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi. Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.
[10] Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[11] Sugiyanto. (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D. cetakan
Kedua puluh. Alfabeta. Bandung
80

Lampiran – Lampiran
81
82

HASIL WAWANCARA

Pertanyaan

1. Apa saja komponen gaji yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal?

2. Fungsi apa saja yang terkait dalam sistem pengggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?

3. Dokumen apa saja yang digunakan dalam sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?

4. Catatan akuntansi apa saja yang digunakan dalam sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?

5. Bagaimana pelaksanaan unsur pengendalian intern sistem penggajian di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?

6. Bagaimana prosedur penggajian di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ?

Jawaban

1. Komponen gaji di BPJS Ketenagakerjaan cabang tegal yaitu gaji pokok dan

tunjangan. Tunjangan ada 3 jenis antara lain :

1) Tunjangan Kemahalan yaitu tiap-tiap kota berbeda-beda karena tergantung

sama UMK dan tergantung sama biaya kehidupan mahal atau tidak di kota

tersebut

2) Tunjangan THR yaitu dipotong tiap bula, jadi gaji keseluruhan termasuk gaji

pokok sudah dipotong


83

3) Tunjangan kinerja yaitu setahun 4x dibulan-bulan tertentu, biasanya

penerimaannya 2 kali penerimaan.

2. Fungsi yang terkait yaitiu fungsi kepegawaian yang berfungsi untuk merekap

kehadiran sebulan dan fungsi pembuat daftar gaji yang berfungsi untuk membuat

komponen gaji.

3. Dokumen yang digunakan yaitu dokumen pendukung perubahan gaji, daftar

kehadiran dan daftar komponen gaji.

4. Catatan akuntansi yang di perlukan tidak ada karena penggajiannya sudah by

sistem jadi tidak memerlukan banyak dokumen-dokumen yang terkait untuk

penggajiannya sendiri bahkan untuk slip gajinya pun semua karyawan bisa

download sendiri via aplikasi.

5. Tidak ada unsur pengendalian intern karena sudah dihandal dari pusat dan tidak

ada resiko untuk karyawan karena sudah terpusat. Di kantor cabang hanya

menginput kehadiran berapa yag tidak hadir status tidak hadirnya apa nanti dari

pusat tinggal menarik data.

6. Penggajian di BPJS Ketenagakerjaan cabang Tegal yang mengelola dari kantor

pusat kantor cabang hanya menginput kehadiran dan komponen gaji lalu di

upload ke aplikasi HCIS kemudian dari pusat tinggal menarik data lalu kantor

pusat mengirimkan data gaji karyawan ke mandiri payroll lalu mandiri payroll

tinggal mendistribusikan gaji ke rekening karyawan. Per tanggal 25 mandiri

payroll mendistribusikan ke rekening-rekening karyawan BPJS Ketenagakerjaan

dan slip penggajian bisa di download setelah satu minggu sesudah penggajian.

Anda mungkin juga menyukai