Anda di halaman 1dari 110

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PELAPORAN KEUANGAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI


KOTA PALEMBANG

Skripsi oleh
YONATHAN HENGKI WIJAYA SITANGGANG
01031281419079
Akuntansi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN KOMPREHENSIF

Analisis Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi Laporan Keuangan


Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI

Disusun Oleh :

Nama : Repi Yuliana

NIM : 01031181419039

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Akuntansi

Bidang Kajian/ Konsentrasi : Teori Akuntansi

Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif.

Tanggal Persetujuan Dosen Pembimbing

Tanggal : 19 Juli 2019


Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA
NIP. 19580828 198810 1 001

Tanggal : 10 Juli 2019 Emylia Yunartie, S.E., M.Si., Ak


NIP. 19710602 199503 2 002

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

2
Analisis Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi Laporan Keuangan
Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI

Disusun oleh:
Nama : Repi Yuliana
NIM : 01031181419039
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akuntansi
Bidang Kajian/Konsentrasi : Teori Akuntansi

Telah diuji dalam ujian komprehensif pada tanggal 29 Juli 2019 dan telah
memenuhi syarat untuk diterima.

Panitia Ujian Komprehensif


Palembang, 29 Juli 2019

Ketua

Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA


NIP. 19580828 198810 1 001
Anggota Anggota

Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA


NIP. 19710602 199503 2 002 Dr. E. Yusnaini, S.E., M.Si., Ak.
NIP. 19770417 201012 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi

Arista Hakiki, S.E., M.Acc., Ak, CA


NIP. 19730317 199703 1 002

SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH

3
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yonathan Hengki Wijaya Sitanggang

NIM : 01031281419079

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Akuntansi

Bidang Kajian/Konsentrasi : Pengauditan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :


Peran Auditor Internal Dalam Meningkatkan Kualitas Pelaporan Keuangan Pada
Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang.

Pembimbing :
Ketua : Drs.H. Harun Delamat , M.Si., Ak

Anggota 1 : Dr. E. Yusnaini, S.E., M.Si., Ak.


Anggota 2 : Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA.
Tanggal Ujian : 29 Juli 2019

Adalah benar hasil karya sendiri. Dalam Skripsi ini tidak ada kutipan hasil karya
orang lain yang tidak disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan
saya tidak benar dikemudian hari, saya bersedia dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaan.

Inderalaya, 2 Agustus 2019

Yonathan H Sitanggang
NIM.01031281419079

4
SURAT PERNYATAAN ABSTRAKSI

Kami dosen pembimbing skripsi menyatakan bahwa abstraksi skripsi dari mahasiswa
Nama : Yonathan Hengki Wijaya Sitanggang
NIM : 01031281419079
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Peran Auditor Internal Dalam Meningkatkan Kualitas Pelaporan
Keuangan Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang

Telah kami periksa cara penulisan, grammar, maupun susunan tenses-nya dan
kami setujui untuk ditempatkan pada lembar abstrak.

Inderalaya, 2 Agustus 2019

Pembimbing Skripsi :

Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA


Drs. H. Harun Delamat, M.Si., Ak NIP. 19710602 199503 2 002
NIP. 19580828 198810 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi

Arista Hakiki, S.E., M.Acc., Ak., CA


NIP. 19730317 199703 1 002

5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh


menghina hikmat dan didikan. (Amsal1:7)

 Terjatuh bukanlah alasan buat kita tetap dibawah tetapi menjadikan pemicu
buat kita bangkit dan berjuang tuk menggapai cita-cita

Persembahan :
Ku persembahkan bingkisan sederhana ini untuk:
 Bapakku dan Ibuku,
Muslim Sitanggang dan Lisbet
Simangunsong
 Adekku Tercinta,
Giovani Rosari br. Sitanggang
 My Sweetuu,
Putri Ira Oktavia Siburian

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga saya
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “Peran Auditor Internal
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelaporan Keuangan Pada Bank Perkreditan
Rakyat di Kota Palembang”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan
dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas
Ekonomi Universitas Sriwijaya.

Skripsi ini membahas mengenai peranan kinerja auditor internal bagi


tercapainya tujuan dari seuatu perusahaan khususnya Bank Perkreditan Rakyat di
kota Palembang . Skripsi ini juga membahas tentang keberadaan auditor dalam
suatu Bank akan memberikan efek yang optimal dalam pelaksanaannya.

Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bisa bermanfaat baik pada
penulis sendiri, akademisi, dan masyarakat umum terutama bagi perusahaan
khususnya perusahaan manufaktur agar dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan yang berguna di masa mendatang.

Indralaya, 2 Agustus 2019


Penulis,

Yonathan H Sitanggang
01031281419079

7
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari
berbagai kendala. Kendala tersebut dapat diatasi berkat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Allah Bapa Yang Maha Kuasa, atas segala nikmat yang diberikan.
2. Rektor Universitas Sriwijaya, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Annis Saggaff, MSCE
beserta jajaran pengurus Rektor lainnya.
3. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Bapak Prof. Dr. Taufiq,
S.E., M.Si.
4. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Bapak
Arista Hakiki, S.E., M.Acc., Ak.
5. Bapak Drs. H. Harun Delamat, M.Si., Ak dan Ibu Dr. E. Yusnaini, S.E.,
M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, kritik, saran, dan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Drs. H. Burhanuddin, M.Acc, Ak, CA selaku dosen penguji seminar
proposal dan penguji skripsi saya yang telah memberikan waktu, saran, dan
dukungan kepada saya.
7. Ibu Eka Meirawati SE. M.Si. Ak selaku pembimbing akademis saya yang
telah memberi banyak nasihat dan arahan sejak saya menjadi mahasiswa baru
(semester 1) sampai akhir penulisan skripsi ini.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya yang telah
memberikan ilmunya selama masa studi.
9. Seluruh Staf dan Karyawan di Jurusan Akuntansi, bagian tata usaha, dan
Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya yang telah banyak
membantu dalam semua proses yang diperlukan.
10. Pada Bapakku dan Ibuku tersayang, Muslim Sitanggang dan Lisbet
Simangunsong terimakasih yang tak terhingga untuk cinta, kasih sayang, doa,
nasihat, dukungan, motivasi, perhatian, dan segala-galanya. Kalian adalah
panutan dan malaikat hidupku. Tuhan Yesus Memberkati.
11. Untuk Adekku tersayang Giovani rosari br Sitanggang, terima kasih untuk
semua canda tawa yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini semoga
makin diberkat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
12. Untuk orang yang ku kasihi Putri Ira Oktavia br Siburian terimakasih atas
dampingan dan semangat yang diberikan keadaku selama ini, berkat adanya
kau di sampingku aku bisa menyelesaikan perkulihaanku di sini, semoga
Tuhan Yesus menemanimu selalu.

8
13. Buat keluarga keduaku di perantauan, PDO Sion terima kasih banyak telah
menerimaku sebagai keluarga di PDO Sion, semoga PDO Sion semakin
berkembang dan menciptakan hal hal kreatif lainnya .
14. Sahabat-sahabatku terkece semoga kalian selalu di berikan Tuhan yang
terbaik dalam hidup kalian.
15. Buat teman-temanku Agung 14 terima kasih karna telah ada dalam senang
dan susahku. Semoga kita semua kedepannya menjadi sukses sesuai dengan
yang kita cita-citakan dan kita harapkan.
16. Teman-teman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaan yang indah selama penulis
menempuh pendidikan.
17. Terimakasih untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang dengan tulus memberikan motivasi dan doa sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maaf penulis tidak bisa
menyebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas semua apa-apa yang
telah kalian semua berikan kepada penulis dalam kelancaran menyelesaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Indralaya, 2 Agustus 2019

YonathanH Sitanggang
010312819079

9
ABSTRAK

Analisis Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi Laporan Keuangan


Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI

Oleh:
Repi Yuliana;
Drs. H. Burhanuddin, M.Acc, Ak, CA;
Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat


konservatisme akuntansi laporan keuangan sebelum dan sesudah konvergensi
IFRS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Konservatisme dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan metode dari Givoly dan Hayn (2000).
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari website
Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur di Indonesia tahun 2006-2017. Hanya perusahaan yang memenuhi
kriteria yang dijadikan sebagai sampel (purposive sampling). Data dalam
penelitian ini di uji normalitasnya menggunakan Kolmogorov Smirnov dan uji
hipotesis menggunakan Paired Sample T-Test. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat konservatisme
akuntansi laporan keuangan sebelum dan sesudah konvergensi IFRS. Penelitian
ini juga membuktikan setelah konvergensi IFRS tingkat konservatisme masih ada
dan masih digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Kata Kunci : Konservatisme Akuntansi, Konvergensi IFRS, Metode Givoly dan


Hayn.

Ketua Anggota

Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA


Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA
NIP. 19710602 199503 2 002
NIP. 19580828 198810 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi

Arista Hakiki, S.E., M.Acc., Ak, CA


10
NIP. 19730317 199703 1 002
ABSTRAK
ABSTRACT

Analysis of Differences in the Level of Accounting Conservatism Financial


Statements Before and After IFRS Convergence in Manufacturing
Companies Listed on the IDX

By:
Repi Yuliana;
Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA;
Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA

This study aims to analyze differences in the level of conservatism of


financial statements before and after IFRS convergence in manufacturing
companies listed on the IDX. Conservatism in this study was measured using
methods from Givoly and Hayn (2000). This study uses secondary data, namely
data obtained from the Indonesia Stock Exchange website. The sample of this
study is the financial statements of manufacturing companies in Indonesia in
2006-2017. Only companies that meet the criteria are used as samples (purposive
sampling). The data in this study were tested for normality using Kolmogorov
Smirnov and hypothesis testing using Paired Sample T-Test. The results of this
study indicate that there is no significant difference between the level of
conservatism of financial statements before and after IFRS convergence. This
research also proves that after IFRS convergence the level of conservatism still
exists and is still used in the presentation of financial statements.

Keywords : Accounting conservatism, IFRS convergence, Givoly and Hayn


methods.
Member
Chairman,

Emylia Yunartie, SE., M.Si.,Ak.,CA


Drs. H. Burhanuddin, M.Acc., Ak, CA NIP. 19710602 199503 2 002
NIP. 19580828 198810 1 001
Acknowledge,
Head of Accounting Department

Arista Hakiki, S.E., M.Acc., Ak, CA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIP. 19730317 199703 1 002

11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Mahasiswa : Yonathan H Sitanggang 3x4

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 10 Agustus 1996

Agama : Khatolik

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah (Orang Tua) : Medan Jln. Sunggal Pasar.Gg Bali no 3

E-mail :

Nomor Hp :-

PENDIDIKAN FORMAL

Sekolah Dasar : SD Santo Antonius Medan

Brigjen Katamso Medan

Sekolah Menengah Pertama : SMPN 09 Medan

Sekolah Menengah Atas : SMA Santo Thomas 3 Medan

PENGALAMAN ORGANISASI

- Anggota Pengurus PDO SION periode 2015-2016


- Anggota Pengurus PDO DION periode 2016-2017
-

12
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................

ABSTRACT...............................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 LatarBelakangMasalah...................................................................2
1.2 RumusanMasalah...........................................................................6
1.3 TujuandanKegunaanPenelitian.......................................................7
1.3.1 TujuanPenelitian..................................................................7
1.3.2 KegunaanPenelitian.............................................................7
1.4 SistematikaPenulisan......................................................................7
BAB II TELAAH PUSTAKA........................................................................9
2.1 LandasanTeori................................................................................9
2.1.1 TeoriAgensi.........................................................................9
2.1.2 Good corporate Governance..............................................11
2.1.3 Pengauditan........................................................................14
2.1.4 PelaporanKeuangan ..........20
2.1.5 LaporanKeuanganpada Bank.............................................22
2.1.6 Bank Perkreditan Rakyat...................................................23
2.2 PenelitiTerdahulu.........................................................................24
2.3 KerangkaPemikiran......................................................................26
2.4 Hipotesis.......................................................................................27
2.4.1 Hipotesis 1.........................................................................27
2.4.2 Hipotesis 2.........................................................................28

13
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................30
3.1 VariabelPenelitiandanDefenisiOperasional.................................30
3.1.1 VariabelDependen.............................................................30
3.1.2 VariabelIndependen...........................................................30
3.2 PopulasidanSampel......................................................................32
3.3 JenisdanSumber Data...................................................................33
3.4 MetodePengumpulan Data...........................................................33
3.5 MetodeAnalisis.............................................................................34
3.5.1 AnalisisStatistikDeskriptifdan Crosstab............................34
3.5.2 UjiKualitas Data................................................................34
3.5.2.1 PengujianValiditas.................................................34
3.5.2.2PengujianReabilitas................................................35
3.5.2.3 UjiMultikolinearitas...............................................35
3.5.2.4 Overall Model Fit...................................................36
3.5.2.5 KoefisienDeterminasi............................................37
3.5.2.6 Goodness of Fit......................................................37
3.5.2.7 Matriksklasifikasi...................................................38
3.5.3 UjiHipotesisRegresiLogistik..............................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................40
4.1 AnalisiStatistikDeskriftif..............................................................40
4.2 UjiKualitas Data...........................................................................49
4.2.1 UjiValiditas.........................................................................49
4.2.2 UjiReabilitas........................................................................52
4.2.3 UjiMultikoinearitas.............................................................53
4.2.4 Overal Model Fit.................................................................54
4.2.5 KoefisienDeterminasi..........................................................56
4.2.6 Good of Fit..........................................................................57

14
4.2.7 MatriksKlasifikasi...............................................................58
4.2.8 UjiHipotesisRegresiLogistik...............................................59
4.3Pembahasan...................................................................................60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................64
5.1 Kesimpulan...................................................................................64
5.2 Saran.............................................................................................64
LAMPIRAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan

untuk menyajikan pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan pengguna. Dari pelaporan keuangan suatu perusahaan, maka kondisi

finansial dan ekonomi perusahaan dapat diketahui. Status ekonomi dan finansial

tersebut memiliki peran penting pada corporate governance dan harmonisasi

akuntansi (Moyes and Baker, 2009; PwC, 2009). Pelaporan keuangan perusahaan

merupakan hasil dari proses akuntansi perusahaan dan sistem pelaporan eksternal

yang mengukur dan secara rutin mengungkapkan hasil auditan, data kuantitatif

terkait dengan posisi keuangan dan performa perusahaan (Pallisery, 2012).

Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 8, Financial

Accounting Standard Board (FASB) telah menjelaskan mengenai kerangka kerja

konseptual untuk pelaporan keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup tujuan dan

karakteristik kualitatif pelaporan keuangan, yang sebelumnya dinyatakan dalam

SFAC No. 1 dan SFAC No. 2. Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi

dari laporan keuangan tetapi juga pada media pelaporan lainnya. Cakupan

pelaporan keuangan lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan. FASB

menyatakan bahwa pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan

tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak

langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaituinformasi

16
tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain (dikutip dari

Chariri dan Ghozali, 2007).

Pelaporan keuangan yang baik adalah pelaporan keuangan yang memenuhi

tujuan dari pelaporan tersebut. Selain itu karakteristik kualitatif atas pelaporan

keuangan yang baik telah ditetapkan dalam SFAC No. 8. Pelaporan keuangan

yang baik mencakup pelaporan yang relevan (relevance) dan terpercaya (faithfull

representation). Pengungkapan dalam pelaporan keuangan merupakan mekanisme

yang paling efisien dan efektif untuk mendorong manajer dalam pengelolaan

perusahaan. Informasi yang tersedia pada pelaporan keuangan perusahaan akan

digunakan oleh shareholder, investor, kreditur, dan orang lain yang tertarik pada

seluk-beluk perusahaan dengan maksud agar dapat mengenal lebih jauh profil dan

kondisi perusahaan (Kripe, 1940). Selain itu, dari pelaporan keuangan maka ada

atau tidaknya fraud atau kecurangan dalam operasi perusahaan akan dapat

diketahui.

Menurut DeFond dan Jiambalvo (1991) terdapat tiga faktor untuk

mengurangi kesalahan dalam laporan keuangan, baik yang disengaja maupun

tidak, pada pelaporan keuangan adalah :

1. Kemungkinan terjadinya kesalahan yang disengaja maupun tidak, akan

berkurang oleh pengendalian yang meningkatkan kemungkinan deteksi.

2. Auditing adalah sebuah proses yang penting untuk mengendalikan

tindakan manajemen terkait dengan kemungkinan penyimpangan pada

pelaporan keuangan.

17
3. Komite audit adalah elemen penting dari lingkungan pengendalian

perusahaan yang dapat mengurangi kemungkinan kesalahan

overstatement.

Perpaduan antara ketiga faktor-faktor tersebut akan mengarahkan pada keandalan

pelaporan keuangan yang lebih baik.

Selain faktor-faktor tersebut, dalam beberapa studi, seperti yang dilakukan

Church dan Schneider (1995), Church et al. (1998, 2001), Defond dan Jiambalvo

(1991), dan Hansen (1997) menunjukkan bahwa beberapa penyimpangan pada

pelaporan keuangan disebabkan oleh fungsi audit internal. Audit internal adalah

sebuah aktivitas konsultasi dan memastikan tercapainya tujuan yang dirancang

untuk menambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal membantu

organisasi memenuhi tujuannya melalui pelaksanakan evaluasi dengan pendekatan

disipin dan sistematis untuk meningkatkan efektifitas manajemen, pengendalian,

dan proses tata kelola risiko (The IIA’s Board of Directors, 2003). Keefektifan

audit internal diperlukan untuk perencanaan dan pelaporan yang hasilnya akan

dievaluasi oleh komite audit. Fungsi audit internal dalam digunakan sebagai

sumber informasi yang independen mengenai berbagai aktivitas organisasi agar

dapat membantu pengambilan keputusan yang obyektif dan accountable. Internal

auditor memiliki tugas untuk mengevaluasi kinerja entitas untuk mengetahui

adanya kemungkinan terjadi penyimpangan, baik yang bersifatkepatuhan

(compliace), inefisiensi, kecurangan (fraud), aktivitas, operasi, atau keefektifan

dan relevansi laporan keuangan (Aryani, 2011). Secara singkat, fungsi audit

internal dirancang untuk melindungi aset perusahaan dan membantu

menghasilkan informasi akuntansi yang reliable dan relevant (Aryani, 2011).

18
Dewasa ini, peran fungsi audit internal menjadi lebih penting, ketika krisis

ekonomi melanda negara-negara Uni-Eropa. Spanyol telah mengeluarkan regulasi

baru mengenai pedoman pengendalian internal dan fungsi audit internal yang

terkait dengan pelaporan keuangan. Peraturan tersebut diantaranya :

1. Finance Act, pasal 47 (UUU 44, 22 November 2002, mengenai Langkah-

langkah untuk Reformasi Sistem Keuangan)

2. Undang-undang Transparansi (UU 26, 17 Juli 2003)

3. Audit New Act (UU 12/2010 tangal 30 Juni).

4. Laporan pada rekomendasi pengendalian internal untuk memastikan

reliabilitas pelaporan keuangan, bagian dari CNMV (2010).

Dengan adanya beberapa peraturan tersebut, telah tampak bahwa fungsi

audit internal memiliki peran penting dalam corporate governance yang berfokus

pada reliabilitas pelaporan keuangan. Beberapa lembaga internasional maupun

nasional di beberapa negara telah menyadari peran penting dari fungsi audit

internal pada proses pelaporan keuangan yang dapat meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan.

Informasi yang disajikan di pelaporan keuangan merupakan tanggung

jawab manajemen. Manajemen harus menyajikan informasi dengan jujur dan

sesuai dengan keadaan yang ada. Namun, pada beberapa entitas internasional

pelaporan keuangan tidak hanya dibuat oleh manajemen. Peran fungsi audit

internal menjadi lebih diperluas untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan

yang awalnya hanya tanggung jawab manajemen.

19
Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyadari bahwa

auditor internal memiliki keterlibatan dalam proses pelaporan keuangan dan

berkontribusi aktif untuk menciptakan praktik corporate governance yang lebih

efektif (Salierno, 2007). Fungsi audit internal berfungsi untuk mengawasi

manajemen bersama dengan komite audit

Penelitian ini berusaha mengembangkan dari penelitian yang sudah ada

dan membuktikan pengaruh antara fungsi audit internal dengan kualitas pelaporan

keuangan. Pada penilitian ini, fokusnya adalah meneliti pengaruh peran audit

internal dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada Bank Perkreditan

Rakyat di kota Palembang. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998, Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu

lintas penbayaran. BPR memiliki peran penting sebagai penghimpun dana dan

penyalur kredit pada masyarakat.

Perkembangan jumlah BPR di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

penurunan. Pada akhir tahun 2011 Bank Indonesia mencatat ada 1.669 BPR yang

beroperasi di Indonesia. Pada 2012, di Indonesia terdapat 1.653 unit BPR, hingga

Juni 2013 berjumlah 1.639 unit. Banyak BPR dilikuidasi karena tidak memenuhi

persyaratan. Namun, untuk jumlah aset, BPR mengalami peningkatan. Untuk

akhir tahun 2011, jumlah aset total BPR mencapai 53 triliun rupiah. Pada akhir

2012 jumlah aset total BPR di Indonesia mencapai 67 triliun, sedangkan pada

20
April 2013 jumlah aset BPR menunjukkan angka 69 triliun. Kasus-kasus likuidasi

BPR tersebut menimbulkan suatu sorotan yang mengarah pada kualitas pelaporan

keuangannya.

Sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat,

kualitas keuangan BPR merupakan hal penting sebagai salah satu indikator akan

penilaian kinerjanya. Kemampuan BPR dalam menjalankan kegiatan usahanya

tercermin dari pelaporan keuangan. Sebagai badan penyalur kredit, BPR juga

memerlukan manajemen pengendalian internal yang baik sehingga dapat

menjalankan usahanya secara continue.

Dengan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, maka

penelitian ini mengambil judul : “PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PADA BANK

PENGKREDITAN RAKYAT DI KOTA PALEMBANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menyebutkan bahwa kualitas pelaporan

keuangan dipengaruhi oleh auditor internal dan keterlibatan auditor internal dalam

mengawasi keandalan pelaporan keuangan. Secara spesifik, penulis merumuskan

masalah penelitian :

1. Bagaimana pelaksanaan audit internal dalam meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan pada Bank Pengkreditan Rakyat di kota Palembang?

2. Sejauh mana peranan auditor internal dalam menciptakan pelaporan

keuangan yang berkualitas pada Bank Pengkreditan Rakyat Di Kota

Palembang?

21
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penilitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh peran auditor internal dalam meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan.

2. Menganalisis pengaruh fungsi audit internal dalam peningkatan kualitas

pelaporan keuangan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, sebagai berikut :

1. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh

fungsi audit internal terhadap kualitas pelaporan keuangan.

2. Memberikan informasi dan gambaran mengenai fungsi auditor internal di

kalangan akademisi.

3. Memberikan informasi bagi Bank Perkreditan Rakyat mengenai peran

auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan.

1.4 Sistematika penulisan

Adapun sistem penulisan penelitian ini, adalah :

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

22
BAB II TELAAH PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai landasan

teori yang mendasari diadakannya penelitian, penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan penjelasan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan secara mendetail

mengenai metode yang digunakan dalam penelitian meliputi Variabel Penelitian

dan Definisi Operasional Variabel, Penentuan Sampel, Jenis dan Sumber Data,

Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi Deskripsi Objek

Penelitian, Analisis Data, serta Interpretasi Hasil sebagai pembahasan hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan Simpulan peneliti, Keterbatasan,

serta Saran untuk penelitian mendatang.

23
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dan

mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian.Selain itu, pada bagian ini

dijelaskan pula mengenai variabel-variabel penelitian.

2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

menggambarkan adanya hubungan keagenan atau kontrak kerja yang melibatkan

antara dua pihak, yaitu antara pihak prinsipal dengan pihak agen.Teori ini

merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi

yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan

dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi.Hubungan

keagenan yang dimaksud adalah pendelegasian wewenang pengambilan

keputusan dari pihak prinsipal ke pihak agen.Agen melaksanakan tugas-tugas

tertentu dari pihak prinsipal, dan pihak prinsipal memberikan upah untuk pihak

agen.

Keadaan ini membuat suatu permasalahan ketimpangan informasi

(information asymetries). Asimetri informasi terjadi karena pihak agen memiliki

informasi yang lebih baik atas keadaan internal perusahaan yang sebenarnya dan

prospek perusahaan dimasa depan dibandingkan dengan pihak prinsipal. Baik

prinsipal maupun agen mempunyai kepentingan ekonomis yang berbeda dan

24
berusaha memaksimalkannya.Prinsipal menginginkan laba yang sebesar-besarnya

atau peningkatan nilai investasi dalam perusahaan, sedangkan agen menginginkan

kompensasi yang memadai atas kinerja yang dilakukan. Agen mungkin akan takut

mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh prinsipal, sehingga

terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut.

Keadaan ini membutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator

diantara agen dan principal.Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku

agen apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan principal.Berbagai

pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada

teori agensi, dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan

untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada

berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Auditor Internal yang memiliki

fungsi menjalankan aktivitas-aktivitas yang memastikan objektivitas dan

indenpendensi yang mengarah kepada sebuah pendekatan yang sistematis dan

disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,

pengendalian, dan proses governance (IIA, 2009), dinilai dapat berperan sebagai

pihak ketiga yang memastikan kinerja agen. Internal auditor dapat berperan untuk

memastikan bahwa agen telah melakukan proses governance sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan sehingga tidak merugikan prinsipal.

Namun, internal auditor bukan pihak independen yang berasal dari luar

perusahaan. Hal tersebut menyebabkan keraguan akan independensi pendapat

auditor internal sehingga dibutuhkanlah penilaian dari pihak independen di luar

perusahaan, yaitu auditor eksternal. Auditor eksternal adalah pihak yang dianggap

mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agen dalam

25
mengelola keuangan perusahaan (Setiawan, 2006).Auditor eksternal melakukan

fungsi monitoring pekerjaan agen melalui suatu sarana yaitu laporan keuangan.

Auditor eksternal memiliki tugas melakukan penilaian atas laporan keuangan yang

telah dibuat agen yaitu dengan cara memberikan opini audit dan

mempertimbangkan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Melalui kerjasama antara auditor internal dan auditor eksternal diharapkan

dapat menghasilkan sebuah pelaporan keuangan yang berkualitas baik.Kedua

unsur tersebut memiliki keunggulan masing-masing untuk meningkatkan kualitas

pelaporan.Auditor internal memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai

perusahaan sehingga dapat membantu penyelesaian tugas auditor

eksternal.Auditor eksternal memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai

standar pelaporan sehingga dapat memberikan penilaian terhadap pelaporan

keuangan perusahaan.

2.1.2 Good Corporate Governance

Wahyudin Zarkasyi (2008) mendefinisikan mengenai Good Corporate

Governance (GCG) pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output)

dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang

berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara

pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi terciptanya tujuan

perusahaan

Corporate Governance dapat diartikan sebagai fortofolio dari proses yang

merupakan panduan dan pengendalian suatu organisasi dengan cara yang

26
memungkinkan bagi perusahaan untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai

bagian dari warga negara (Zuckweiler et. al, 2016).

Menurut The Organization for Economic Co-operation and Development

(OEDC) dalam Zdravko dan Igor Todorovic (2012) terdapat prinsip-prinsip

mengenai Corporate Governance meliputi enam prinsip utama yaitu:

1. Ensuring the basis for an effective corporate governance framework.

Corporate Governance harus bisa mempromosikan dan mengedepankan

transparansi dan harus konsisten dengan hukum positif yang dijelaskan

dengan sangat jelas kepada semua pihak yang berkepentingan.

2. The rights of shareholders Corporate Governance merupakan

pengendalian dalam melindungi dan memfasilitasi hak-hak yang para

pemegang saham di perusahaan. Hak tersebut terdiri dari hak untuk

menerima informasi yang relevan tentang perusahaan diwaktu yang tepat,

memiliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi di dalam hal pengambilan

keputusan dan juga termasuk hak dalam hal pembagian deviden

perusahaan. Pengendalian tersebut haruslah dilakukan secara efisien dan

transparan.

3. The equitable treatment of shareholders memastikan perlakuan adil

kepada seluruh pemegang saham, khsusnya bagi para pemegang saham

minoritas atau asing (foreign shareholders), hal itu terdiri dari hak atas

pengungkapan yang lengkap mengenai segala infomasi perusahaan yang

material. Seluruh pemegang saham dengan kelas saham yang sama harus

diperlukan secara adil. Anggota corporate board dan manajer diharuskan

27
mengungkapkan segala kepentingan yang material atas setiap transaksi

perusahaan yang telah terjadi.

4. The role of stakeholders in corporate governance Corporate Governance

harus dapat mengenali semua hak stakeholders yang berdasarkan dengan

hukum atau diperoleh melalui mutual agreement juga mendorong active

co-operation diantara perusahaan dan parastakeholders demi menciptakan

pekerjaan, kemakmuran, dan perusahaan yang sehat serta finansial.

5. Disclosure and transparency, memastikan pengungkapan dan transparansi

secara akurat dan tepat waktu terkait seluruh hal material yang berkaitan

dengan kinerja perusahaan,kepemilikan, dan tata kelola perusahaan, serta

masalah lain mengenai karyawan dan stakeholders. Laporan keuangan

haruslah diaudit oleh pihak yang independen dan disajikan berdasarkan

standar kualitas tinggi.

6. The responsibilities of the board, kerangka kerja GCG harus menjamin

dan memastikan strategic guidance tentang arahan, bimbingan, dan

pengaturan yang strategis atas jalannya operasional maupun finansial

perusahaan, monitoring dan pengawasan yang efektif atas kinerja oleh

corporate board, dan adanya pertanggungjawaban corporate board dapat

tersampaikan kepada perusahaan dan pemegang saham.

Seperti yang telah dijelaskan dalam poin ke-lima tentang Disclosure and

transparency bahwa dalam upaya melaksanakan corporate governance pelaporan

keuangan, maka harus dilakukan pemeriksaan laporan keuangan.

Pemeriksaan laporan keuangan (auditing) merupakan sebuah proses

pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan

28
melaporkan derajat kesesuain antara informasi itu dan kriteria yang telah

ditetapkan (Arens et. al, 2015). Auditing merupakan tindakan pemeriksaan yang

dilakukan secara sistematis dan kritis serta komperhensif oleh pihak yang

independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen

beserta catatan-catatan atas laporan pembukuan berikut bukti-bukti pendukung

laporan tersebut dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajiban

laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes, 2013).

2. 1. 3 Pengauditan

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis.Pembagian tersebut

dimaksudkan dengan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai melalui adanya

pengauditan tersebut. Menurut Sukrisno Agoes (2013), jenis audit dibagi

berdasarkan kelompok atau pelaksanaan audit, yaitu:

1. Auditor Ekternal : Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor

akuntan publik (KAP) yang statusnya diluar struktur perusahaan yang

mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas

financial audit.

2. Auditor Intern : Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka

audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen

perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya

adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.

Audit internal muncul sebagai suatu mekanisme atau cara dalam mengatasi

potensi terjadinya resiko yang meningkat akibat semakin pesatnya laju

perkembangan dunia usaha. Menurut Institute of Internal Auditing (IIA) dalam

29
Ardeno Kurniawan (2015) menjelaskan audit internal adalah aktivitas penjamin

yang independen dan objektif, juga suatu jasa konsultasi yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi. Audit

internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang

sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses

pengelolaan risiko dan efisiensi serta ekonomisasi di dalam aktivitas perusahaan,

kecukupan pengendalian dan pengelolaan pengendalian.

Menurut Institute of Internal Auditing (IIA) dalam Wuryan Andayani

(2008) auditor internal merupakan seorang yang memiliki independensi dalam

menilai fungsi yang sedang, telah, dan akan dilaksanakan dalam organisasi untuk

memeriksa dan mengevaluasi tindakan organisasi.

Senada dengan IIA, Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley

(2014) mendefinisikan auditor internal adalah orang yang dipekerjakan oleh

perusahaan untuk melakukan review atau pengujian bagi manajemen, sama seperti

GOA mengaudit untuk Kongres. Tanggung jawab auditor internal sangat

beragam, tergantung pada yang memberikan penugasan. Ada staf audit internal

yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan audit ketaatan

secara rutin.

Audit internal mempunyai peranan yang sangat krusial dalam proses

pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit

internal dikarenakan semakin bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan.

Teori-teori dasar setra premis-premis dan konsep-konsep audit tersebut banya

yang telah menunjukkan bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit dalam

30
perusahaan adalah bahwa audit ditujukan sebagai alat dalam memperbaiki kinerja

suatu fungsi atau elemen dapat berupa sebuah divisi, departemen, seksi, unit

bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika

setelah dilakukannya audit dapat bekerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan

maka berarti kehadiran audit itu menunjang kearah perbaikan secara

komperhensif.

Umumnya audit internal memiliki tujuan untuk membantu seluruh anggota

manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif, dengan

memberi mereka berupa laporan rekomendasi dari hasil analisis, penilaian, yang

objektif berkaitan dengan kegiatan atau hal-hal yang diperiksa (Hery, 2010).

Adapun aktivitas dari audit internal golongkan ke dalam dua macam, diantaranya:

a. Financial Auditing

Cakupan kegiatan ini antara lain melakukan pengecekan atas

kecermatan dan kebenaran segala data kekurangan, mencegah terjadinya

kesalahan atau kecurangan dan menjaga kekayaan perusahaan.

b. Operational Auditing

Kegiatan pemeriksaan ini lebih ditujukan pada operasional untuk dapat

memberikan rekomendasi yang berupa perbaikan dalam cara kerja, sistem

pengendalian dan sebagainya.

Audit internal memiliki fungsi yang terdiri dari satu atau lebih individu

yang melaksanakan aktivitas audit internal dalam suatu organisasi. Mereka secara

sistematis memberikan informasi tentang fungsinya pengendalian, lebih

mengutamakan sebagian besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap desain

31
tentang kekuatan dan kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan pengendalian

intern (Standar Profesi Akuntan Publik). Secara umum fungsi audit internal

adalah untuk memberikan penilaian terhadap efisiensi dan efektifitas serta

tindakan ekonomis suatu pengendalian di dalam organisasi. Fungsi audit internal

tidak hanya terfokus hanya pencarian ketepatan dan kebenaran atas catatan-

catatan akuntansi saja, melainkan harus juga melakukan suatu penelitian dari

berbagai operasional yang terjadi di perusahaan.

Seorang internal auditor harus besikap independen dan objektif dalam

setiap pelaksanaan penugasannya, hal ini berarti di dalam memberikan penilaian

tidak melihat dan berpihak kepada siapapun. Fungsi audit internal harus

ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung

jawabnya. Independensi akan meningkat apabila fungsi audit internal tidak ada

batasan ruang lingkup sehingga memudahkan akses komunikasi yang memadai

terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi (Konsorsium Organisasi

Profesi Audit Internal, 2004).

Selain harus independen, seorang auditor internal harus memiliki keahlian

serta kecakapan dalam melakukan pemeriksaan. Kualifikasi audit internal menurut

Amin Widjaja Tunggal (2013), antara lain:

1. Audit internal harus memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai

karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan.

2. Selain dari pendidikan dan pelatihan, seorang auditor internal juga harus

memiliki pengalaman di bidangnya.

32
3. Seseorang dikatakan auditor internal jika memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Auditor internal harus tertarik dan ingin mengetahui (skeptic) semua

operasi perusahaan, selain itu juga harus mempunyai perhatian terhadap

prestasi dan persoalan karyawan perusahaan mulai dari tingkat bawah

sampai tingkat atas.

b. Seorang auditor internal harus tekun dan teliti dalam menjalankan

pekerjaannya.

c. Auditor internal harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu

yang harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa mungkin

dihindari.

d. Auditor internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap

profitabilitas dan efisiensi kegiatan perusahaan.

e. Mempertimbangkan auditee sebagai mitra, karena tujuan dari audit

internal bukan mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi perusahaan.

4. Seorang auditor internal harus mempunyai ide-ide yang cemerlang untuk

membangun organisasi.

Pedoman dalam penugasan bagi seorang auditor baik eksternal maupun

internal telah tercantum di dalam program audit internal dan merupakan satu

kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit

tertentu. Langkah-langkah tersebut dirancang untuk:

1. Mendapatkan dan mengumpulkan bahan bukti.

2. Memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai

efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi aktivitas yang akan diperiksa.

33
Saat merencanakan suatu penugasan, auditor internal harus

mempertimbangkan alokasi sumber daya penugasan, sasaran penugasan, serta

program kerja penugasan (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004).

Program audit dapat dikatakan suatu alat yang dapat menghubungkan

survei pendahuluan dengan pekerjan lapangan.Dalam survei pendahuluan, auditor

internal malekukan identifikasi kemungkinan terjadi risiko, tujuan operasi,

kondisi-kondisi operasi serta pengendalian yang diterapkan.Sedangkan dalam

pekerjan lapangan, auditor mengumpulkan semua keperluan yang terkait bahan

bukti tentang efektivitas sistem pengendalian, efisiensi dan ekonimisasi operasi,

pencapaian tujuan dan dampak risiko terhadap perusahaan.

Selain itu, dalam melaksanakan audit, auditor internal harus menganalisis,

mengidentifikasi dan mengevaluasi serta mendokumentasikan seluruh informasi

yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan (Konsorsium Organisasi Profesi

Audit Internal, 2004).

Laporan hasil audit internal disusun apabila pemeriksaan yang dilakukan

sudah selesai dan pertanggungjawaban laporan tersebut ditujukan kepada

manajemen. Pada dasarnya audit internal dirancang untuk memperkuat

pengendalian internal, untuk menentukan apakah organisasi sudah menaati

prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen dan meyakinkan

bahwa pengendalian internal yang telah ditetapkan sudah efektif, efisien, dan

ekonomis. Menurut Gill Courtemanche yang dialihbahasakan oleh Hiro Tugiman

(2011: 191) mendefinisikan bahwa laporan audit akan dianggap baik apabila

34
memenuhi empat kriteria dasar, yaitu Objektivitas, Berwibawa, Keseimbangan

dan Cara penulisan yang professional

Tahapan selanjutnya adalah tindak lanjut audit yang merupakan tahapan

akhir dari langkah kerja audit internal. Tindak lanjut terbebut dimaksudkan agar

auditor internal memiliki satu keyakinan bahwa tindakan yang diambil sudah

layak dan sesuai dengan yang dilaporkan pada laporan hasil temuan audit.

Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut

untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak

lanjut secara efektif atau menanggung risiko karena tidak melakukan tindak lanjut

(Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004).

2. 1. 4 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan yang di audit meliputi laporan keuangan, informasi

pelengkap, dan media pelaporan lainnya, sedangkan laporan keuangan hanya

mencakup neraca, dan catatan atas laporan keuangan.Itu artunya bahwa pelaporan

keuangan memiliki lingkup lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan

Chariri dan Ghozali dalam Shabrina (2015).

Pelaporan keuangan dapat dikatakan baik apabila menggambarkan capital

market yang jujur dan efesien (Penington dalam Shabrina, 2015).Informasi yang

disajikan dalam pelaporan keuangan harus memberikan pemahaman yang lebih

baik bagi pengguna pelaporan keuangan (Shabrina, 2015 dikutip dari

Kripke).Manajemen selaku yang memberikan informasi atas pelaporan keuangan

dapat menyampaikan informasi yang sesuai dengan peraturan atau kebiasaan yang

dianggap berguna bagi pihak eksternal atau dengan mengungkapkan secara

35
sukarela atas informasi yang dikomunikasikan selain dengan menggunakan

laporan.

Laporan keuangan (financial statements) merupakan dokumen bisnis yang

digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada semua pihak

yang berkepentingan, yang dapat meliputi manajer, investor, kreditor, dan agen

regulator (Walter T. et.al, 2012).

Informasi yang terkandung dalam pelaporan keuangan harus berkualitas

sehingga bisa digunakan sebagai alat pengambilan keputusan oleh para calon

investor dan pengguna lainnya.Karakteristik mengenai kualitas pelaporan keungan

terdiri dari karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan instrument

untuk dijadikan informasi dalam seperangkat laporan keuangan yang memiliki

manfaat bagi penggunanya.Di dalam Conseptual framework IFRS, terdapat empat

prinsip karakteristik kualitatif pelaporan keuangan tersebut yaitu dapat dipahami,

relevan, dapat dipercaya (dapat diandalkan) dan dapat diperbandingkan.

Peranan auditor internal mempunyai hubungan erat dengan kualitas

pelaporan keuangan karena seharusnya seorang auditor internal memiliki

pengetahuan yang lebih baik dalam setiap aspek perusahaan agar lebih efektif,

juga dalam mendeteksi fraud atas laporan keuangan dan bisa meningkatkan

kualitas laporan keuangan (Siti Kurnia Rahayu, 2013).Senada dengan Siti, hasil

penelitian yang dilakukan oleh Shabrina (2014) menunjukkan hasil yang serupa

yaitu memembuktikan bahwa auditor internal sangat mempengaruhi kualitas

pelaporan keuangan.Adanya perilaku koordinasi dan kerjasama baik antara

auditor internal dan auditor eksternal memiliki pengaruh positif signifikan atas

36
peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Semakin baik derajat keterliatan auditor

internal dalam pengawasan keandalan pelaporan keuangan maka akan

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Hal serupa lainnya diperoleh dari

penelitian yang dilakukan Lilir Sundayani (2013) yang memberikan kesimpulan

bahwa pengaruh audit internal terhadap penerapan GCG di PT. Dirgantara

Indonesia menunjukkan hasil yang berpengaruh signifikan. Hal tersebut dilihat

dari Koefisien Determinasi (KD) sebesar 44% menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh audit internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

2.1.5 Laporan Keuangan pada Bank

Laporan keuangan bank disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia

(PAI) dan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) agar dapat

memenuhi kepentingan berbagai pihak. Elemen laporan keuangan bank yang

terdapat dalam SKAPI terdiri dari (Ikatan Akuntansi Indonesia, 1992):

1. Neraca,

2. Laporan Komitmen dan Kontijensi,

3. Perhitungan Laba/Rugi,

4. Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan

5. Catatan atas Laporan Keuangan.

Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia atau PAPI (2008)

laporan keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari:

1. Neraca,

2. Laporan Laba/Rugi,

3. Laporan Arus Kas,

37
4. Laporan Perubahan Ekuitas, dan

5. Catatan atas Laporan Keuangan.

2.1.6 Bank Perkreditan Rakyat

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Landasan

Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan UU No.10/1998.Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR

adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani

usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.Bentuk hukum BPR dapat

berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi.

Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi

dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem

ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang

memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari

(free fight liberalism, etatisme, dan monopoli).

BPR memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.Kepengurusan

BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris.Anggota Direksi dan dewan Komisaris

wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian

38
kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR untuk menilai integritas,

kompetensi dan reputasi keuangan.Anggota Direksi paling sedikit berjumlah 2

orang dan memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga sertifikasi.

Berikut ini merupakan hal–hal yang membedakan antara Bank Umum

dengan Bank Perkreditan Rakyat:

1. Jenis kegiatan atau usaha,

2. Permodalan,

3. Alokasi kredit,

4. Badan hukum,

5. Kepemilikan, dan

6. Double Principle.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian kali ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Gras-Gil et al. (2012).Penelitian tersebut berhasil membuktikan pengaruh

hubungan antara auditor internal dengan kualitas pelaporan keuangan.Perbedaan

penelitian Gras-Gil et al. (2012) dengan penelitian kali ini adalah pada obyek

penelitian.Gras-Gil et al. menggunakan obyek penelitian bank yang telah terdaftar

pada bursa efek, sementara penelitian kali ini menggunakan obyek penelitian

Bank Perkreditan Rakyat.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh auditor

internal terhadap kualitas pelaporan keuangan. Beberapa penelitian tersebut

menggunakan sample yang berbeda dengan penelitian kali ini. Ringkasan

penelitian terdahulu beserta dengan tahun dan hasil penelitian disajikan pada

39
Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Tahun Hasil Penelitian


Penelitian

DeFond

and Jiambalvo 1991 Keterlibatan fungsi audit internal pada


Proses pelaporan keuangan mengarah
pada lingkungan yang terkendali dan
Mengurang

i kemungkinan terjadinya
kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja.

Felix et

al. 1998 Kordinasi antara auditor internal dan


Eksternal meningkatkan efektifitas
kontribusi fungsi audit internal.

Scarbrough et al. 1998 Fungsi audit internal terkait dengan


Audit komite untuk mengawasi
manajemen dan meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan.

Glover et al. dan 2008 Pengaruh audit internal pada keputusan

40
Gramling et al. auditor internal.

audito interna

Gras-Gil et al. 2012 Peranan r l dalam


Mengawas

i kegiatan yang berkaitan


Denga

n audit tahunan meningkatkan


kualitas pelaporan

keuangan.

Sumber : Jurnal yang digunakan sebagai acuan penelitian, 2014.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan teori yang telah dijabarkan, maka

penulistelah menyusun sebuah kerangka penelitian yang disajikan pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Kompetensi auditor
internal
H1

41
Kualitas Pelaporan Keuangan

Keterlibatan auditor
H2
internal dalam mengawasi

keandalan pelaporan keuangan

Sumber : Hipotesis penelitian, 2014.

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh kompetensi auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangam

Menurut Mulyadi (2002), audit internal adalah auditor yang bekerja dalam

perusahaan ( perusahaan Negara maupun swasta ) yang tugas pokoknya adalah

menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh menejemen

puncak telah di patuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan

organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi,

serta menentukan keandalan yang di hasilkan oleh berbagai organisasi.

Internal auditor juga dipercaya memiliki pengetahuan yang lebih baik pada

banyak aspek dalam operasi perusahaan.Oleh karena itu, mereka dapat lebih

efektif mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.Menurut Church et al. (2001),

auditor internal lebih bersifat sensitif pada faktor-faktor yang mengarah pada

42
kecurangan pelaporan keuangan. Beberapa studi yang dilakukan sebelumnya telah

memberikan bukti konkrit bahwa informasi auditor internal memiliki pengaruh

pada persepsi stakeholder terhadap keandalan pelaporan keuangan ( James, 2003;

Swanger dan Chewning, 2001; Lowe et al., 1999). Oleh karena itu, jika fungsi

audit internal berperan aktif dalam pengawasan proses akuntansi, maka kesalahan

dan kecurang lebih dapat terdeteksi. Ketika error dan fraud dapat terdeteksi maka

pelaporan keuangan akan disajikan dengan kualitas yang lebih baik.

Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama untuk penelitian ini adalah :

H1 : Kordinasi dan kerjasama yang baik antara auditor internal dan auditor

eksternal meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

2.4.2 Pengaruh keterlibatan auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan

Menurut laporan dari The Tradeway Commission (1987), karena auditor

internal memiliki pengetahuan yang luas mengenai banyak aspek di dalam

perusahaan, mereka dapat mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan secara

efektif.Internal auditor memainkan peranan penting pada pencegahan kecurangan

pelaporan keuangan dan mengurangi biaya signifikan yang berhubungan dengan

aktivitas serupa (Church et al., 1998).Pertimbangan auditor internal terhadap fraud

untuk menjelaskan fluktuasi pada piutang dipengaruhi oleh karakteristik khusus

perusahaan, termasuk risiko inheren dan risiko pengendalian.

Beberapa studi sebelumnya telah menggunakan test analitis untuk meneliti

bagaimana audit internal menemukan kejanggalan pada pelaporan keuangan

(Church adn Schneider, 1995; Church et al., 1998, 2001). Church et al. (2001)

menjelaskan bahwa auditor internal sensitif terhadap faktor yang mengarah pada

43
kecurangan pelaporan keuangan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh James

(2003), Swanger dan Chewning (2001) dan Lowe et al. (1999) yang menyatakan

bahwa informasi audit internal mempengaruhi persepsi stakeholder terhadap

keandalan pelaporan keuangan.

Menurut Asare et al. (2008), internal auditor akan meningkatkan jam kerja

ketika manajemen memiliki insentif tinggi untuk melakukan kesalahan dalam

pelaporan. Audit internal dapat mengurangi perilaku akuntansi agresif yang

dilakukan manajemen. Keterlibatan fungsi audit internal dalam proses pelaporan

keuangan menghasilkan transparansi yang lebih tinggi pada operasi perusahaan.

Dengan adanya keterlibatan fungsi audit internal tersebut mengarahkan

pada lingkungan yang lebih terkontrol dan mengurangi kemungkinan terjadinya

kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Berdasarkan dari argumen di atas, maka hipotesis kedua untuk penelitian

ini adalah :

H2 : Keterlibatan fungsi auditor internal dala mengawasi keandalan

pelaporan keuangan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

44
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variable

independen baik secara positif ataupun negative .Dalam penelitian ini, variable

dependen yang digunakan adalah kualitas pelaporan keuangan(FR

Quality).Variabel ini diukur menggunakan pendapat auditor eksternal dalam

laporan pengauditan.Pelaporan keuangan berkualitas baik ditunjukkan dengan

pendapat auditor unqualified atau wajar tanpa pengecualian.Sedangkan pelaporan

keuangan berkualitas buruk jika pendapat auditor qualified atau tidak wajar.

Variabel ini menggunakan skala dikotomi , dimana 0 jika kualitas pelaporan

keuangan baik , dan 1 jika kualitas pelaporan keuangan buruk.

45
3.1.2 Variabel Independen

Variabel indepenadalah variable yang mempengaruhi variable dependen

baik secara positif ataupun negative.Variabel independen dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.Peran dan kinerja auditor internal.Tiga indicator independen disusun untuk

mengukur hubungan antara peran auditor internal degan kualitas pelaporan

keuangan pada bank perkreditan rakyat di kota Palembang. Masing-masing

indicator memiliki beberapa pertanyaan yang diajukan.Indikator pertama memiliki

delapan pertanyaan , indicator kedua memiliki 8 peranyaan dan indicator ketiga

memiliki 8 pertanyaan.Tiga indicator tersebut menggunakan skala Likert lima

poin, dengan 1 untuk ukuran “tidak pernah” dan 5 untuk ukuran “selalu”.

Indikator tersebut adalah :

1.Auditor Internal sebagai pengawas.

2.Auditor Internal sebagai konsultan.

3.Auditor Internal sebagai katalisator.

2. Ketrlibatan auditor internal dalam mengawasi kulitas pelaporan

keuangan.Untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan auditor internal pada

pengawasan keandalan pelaporan keuangan empat indicator independen telah

dirancang.Indikator independen, yang masing-masing indicator memiliki beberapa

pertanyaan yang tercantum pada kuesioner.Indikator pertama memiliki tiga

pertanyaan , indicator edua memiliki empat pertanyaan, indicator ketiga memiliki

satu pertanyaan dan ndikator keempat memiliki satu pertanyaan.

46
Adapun indicator tersebut adalah :

1. Kualitas pelaporan keuangan yang relevan :Informasi yang memilii

kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi perisiwa masa lalu, masa kini, masa depan,

menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

2.Kualitas laporan keuangan yang Andal :Informasi memiliki kualitas andal

jika bebas dari pengertian yang memnyesatkan,kesalahan material , dan dapat

diandalkan pemakainya sebagao penyajian yang tulus dan jujur dari yang

seharusnya disajikan.

3.Kualitas laporan keuangan yang dapat dibandingkan : Pemakai harus dapat

membandingkan laporan keuangan organisasi antara periode untuk

mengidentifikasi keceenderngan posisi dan kinerja keuangan.

4.Kualtias laporan keuangan yang dapat dipahami : Informasi yang dapat dibuat

harus mudah dipahami oleh pemakainya, dengan asumsi bahwa pemakainya ,

memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan akuntansi.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat yang

beroperasi di beberapa kota di Palembang. Sampel penelitian adalah BPR pusat

yang ada di kota Palembang. Data yang diperoleh dari website Bank Indonesia

menyatakan bahwa jumlah BPR pusat di kota Palembang adalah 11.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

convenient sampling.Penggunaan teknik convenient sampling memiliki tujuan

47
agar mempermudah pengawasan dan pengendalian kuesioner, sehingga data dapat

segera diperoleh dan diolah. Untuk menentukkan banyaknya sampel (ukuran

sampel) dari suatu populasi dapat dihitung dengan rumus slovin sebagai berikut

(Iqbal, 2002) :

keterangan :

n = sample

N = Populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, umumnya 10%.

Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah 11 BPR dengan prosentasi

10%.Peneliti menentukan prosentase 10% dikarenakan respon rate dari responden

tentang kuesioner yang dibagikan oleh peneliti masih rendah. Maka dapat

ditentukan besarnya jumlah sampel sebagai berikut :

1 + 11 (10%2)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli,

melalui pertanyaan tertulis (kuesioner) yang dibagikan kepada beberapa BPR di

kota Palembang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

48
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode survey dan wawancara yang berupa pertanyaan

tertulis (kuesioner) dan lisan. Kuesioner dikirim dengan cara mengantar langsung

dan mengirim lewat pos kepada alamat – alamat BPR di kota Palembang.

Petunjuk pengisian kuesioner dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk

memudahkan pengisian jawaban.Kuesioner berasal dari jurnal yang digunakan

sebagai acuan.Kuesioner didesain terdiri dari dua bagian.Bagian pertama berisi

deskripsi responden, yaitu data demografi responden.Bagian kedua berisi

sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup. Masing –masing

kuesioner disertai surat permohonan untuk mengisi kuesioner yang ditunjukkan

kepada responden. Surat permohonan tersebut berisi identitas peneliti, maksud

penelitian, dan jaminan akan kerahasiaan data penelitian.

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif dan Crosstab

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel – variabel

dalam penelitian. Penelitian menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari 45

nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi setiap

variabel yang digunakan (Ghozali, 2005). Analisis Tabulasi (Crosstab) silang

digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang bersifat kategori atau berskala

nominal.Crosstab digunakan karena pada dasarnya berfungsi untuk menyajikan

data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data yang disajikan

adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2006).

49
3.5.2 Uji Kualitas Data

3.5.2.1 Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur kuisioner tersebut

Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk

menggunakan Correlation Coefficient Pearson.

3.5.2.2 Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Gozhali, 2011).Suatu kuisioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan cara One Shot untuk mengukur

reliabilitas. One shot adalah metode pengukuran yang dilakukan sekali saja dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi

antar jawaban pertanyaan (Gozhali, 2011, 48).

Dalam analisis SPSS digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu

konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,70 (Nunnally,

1994). Dari output SPSS, nilai Cronbach Alpha akan muncul pada kolom REL

TBN Reliability Statistics pada kolom “Cronbachs Alpha Based on Standardize

Items”.

50
3.5.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen

saling berhubungan (berkorelasi) secara linier.Model regresi yang baik

seharusnnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi

adanya problem multikolinearitas adalah dengan memperhatikan :

1. Besaran korelasi antar variabel independen.

a. Koefisien korelasi antara variabel-variabel independen harus lemah,

tidak lebih besar dari 90 % atau dibawah 0,90.

b. Jika korelasi kuat antara variabel independen dengan variabel variabel

lainnya ( umumnya diatas 90% atau 0,90), maka hal tersebut menunjukkan

terjadi multikolonearitas yang serius (Ghozali, 2006).

2. VIF ( Variance Inflation Factor), dengan pedoman pengambilan

keputusan:

a. Jika VIF > 10, maka variabel tersebut memiliki problem

multikolinearitas.

b.Jika VIF < 10, maka variabel tersebut tidak memiliki problem

multikolinearitas.

3.5.2.4 Overall Model Fit

Langkah pertama dalam regresi logistik adalah menilai overall fit model

terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

51
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar

model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

likelihood.Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan menggambarkan data input.Untuk menguji hipotesis nol dan

alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL)

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

3.5.2.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan sebuah ukuran yang mirip dengan

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit

diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien

Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1

(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R Square

dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan

seperti nilai R2 pada multiple regression.

Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.5.2.6 Goodness of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)

52
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak

ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika

nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan

antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik

karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data

observasinya.

3.5.2.7 Matriks Klasifikasi

Matriks Klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada

perusahaan terkait dengan berkualitas atau tidaknya sebuah proses audit.

3.5.3 Uji Hipotesis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis adalah pengujian yang dilakukan untuk meneliti

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.Pada penelitian

ini pengujian model dan hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik

(logistic regression).Regresi logistik sebetulnya mirip dengan dengan analisis

diskriminan yaitu kita ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel

terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali, 2005).

53
Pengujian hipotesis regresi logistik (logistic regression), digunakan apabila

variabel bebasnya merupakan kombinasi metric dan non metric (nominal).Regresi

logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probibalitas

terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.Pada

teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi

klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2005).Model regresi logistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian terdiri dari dua model.

Model H1:

FR_Quality = β0 + β1 InformationEA + β2 Meetings + β3 InformationIA

+ β4 Collaboration +

Model H2 :

FR_Quality = β0 + β1 FinancialA + β2 OperationalA + β3 ComplianceA +

β4 ManagementA + β5 Specialization + β6 Training + β7 ReviewO + β8

ReviewFR +

54
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Statistik Deskriftif

Objek penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di Kota

Palembang.Setelah melakukan pengambilan data dengan menggunakan metode

survey dan wawancara yang berupa pertanyaan tertulis (kuesioner) dan lisan.Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer yaitu data

yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, melalui pertanyaan tertulis

(kuesioner) yang dibagikan kepada 11 BPR di Kota Palembang.

Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada 11 bank perkreditan

rakyat di kota Palembang dan mendapatkan data data yang diperlukan sebagai

bahan pengujian “ Peran Auditor Internal Dalam Meningkatkan Kualitas

Pelaporan Keuangan Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang”, maka

hal yang dilakukan adalah melakukan Analisis Deskriptif dan Analisis Tabulasi

(crosstab)silang. Untuk mengetahui nilai maksimum, niali minimum rata-rata

(mean) dan standar deviasi setiap variabel yang digunakan, maka dilakukan

55
analisis statistic deskriptif dan untuk mendeskripsikan variabel yang bersifat

katagori atau berskala nominal maka dilakukan Analisis crosstab.Berikut adalah

statistik deskriptif dari variable-variable yang digunakan dalam penelitian.

Analisis deskriptif 4.1

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
x.1 11 4 5 4.64 .505
x.2 11 4 5 4.82 .405
x.3 11 4 5 4.55 .522
x.4 11 4 5 4.55 .522
x.5 11 4 5 4.73 .467
x.6 11 4 5 4.64 .505
x.7 11 4 5 4.73 .467
x.8 11 4 5 4.73 .467
x.9 11 4 5 4.73 .467
x.10 11 4 5 4.73 .467
x.11 11 4 5 4.73 .467
x.12 11 4 5 4.73 .467
x.13 11 4 5 4.64 .505
x.14 11 4 5 4.36 .505
x.15 11 4 5 4.64 .505
x.16 11 4 5 4.36 .505
x.17 11 4 5 4.45 .522
x.18 11 4 5 4.45 .522
x.19 11 4 5 4.45 .522
x.20 11 4 5 4.55 .522
x.21 11 4 5 4.73 .467
x.22 11 4 5 4.73 .467
x.23 11 4 5 4.36 .505
x.24 11 4 5 4.64 .505
total_x 11 100 119 110.64 8.698
y.1 11 4 5 4.36 .505
y.2 11 4 5 4.45 .522
y.3 11 4 5 4.64 .505
y.4 11 4 5 4.45 .522
y.5 11 4 5 4.27 .467
y.6 11 4 5 4.64 .505
y.7 11 4 5 4.55 .522
y.8 11 4 5 4.55 .522
y.9 11 4 5 4.55 .522
total_y 11 36 45 40.45 3.643
Valid N (listwise) 11
Sumber : Output SPSS 22.0

56
Statistik Deskriptif pada table 4.1 diatas menggambarkan karakteristik

yang menjadi sampel pada penelitian ini. Jumlah sampel setelah di lakukan

penelitian ini untuk masing masing variable adalah sebanyak 11 sampel.

Untuk variable x1, nilai minimumnya adalah 4, maximum variable x1

adalah 5, nilai rata-rata untuk x1 adalah 4,64, standard deviasi 0,550.Untuk total

x, nilai minimumnya adalah 100, maximum untuk total x adalah 119, nilai rata-

rata untuk total x adalah 110,64 , standard deviasi 8.698.Untuk variable y1, nilai

minimumnya adalah 4, maximum variable y1 adalah 5, nilai rata-rata untuk y1

adalah 4,36 , standard deviasi 0,505.Untuk total y, nilai minimum nya adalah 36,

maximum untuk total y adalah 45, nilai rata-rata untuk total y adalah 40,45 ,

standard deviasi 3,643.

Crosstab digunakan karna pada dasarnya berfungsi untuk menyajikan data

dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data yang disajikan

adalah data yang berskala nominal atau kategori (Ghozali,2006).

Dari data kuesioner yang telah di olah menggunakan SPSS 22.0 dengan

menggunakan metode Crosstab di dapat data sebagai berikut :

Analisis tabulasi silang antara x1-x24 dengan total x

Tabel 4.1

S SS
X Total
(setuju) (sangat setuju)
X1 4 7 11
X2 2 9 11
X3 5 6 11
X4 5 6 11
X5 3 8 11

57
X6 4 7 11
X7 3 8 11
X8 3 8 11
X9 3 8 11
X10 3 8 11
X11 3 8 11
X12 3 8 11
X13 4 7 11
X14 7 4 11
X15 4 7 11
X16 7 4 11
X17 6 5 11
X18 6 5 11
X19 6 5 11
X20 5 6 11
X21 3 8 11
X22 3 8 11
X23 7 4 11
X24 4 7 11

Dari tabel tabulasi silang tersebut dapat dilihat bahwa :

1. Pertanyaan x1 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

2. Pertanyaan x2 yang menjawab setuju (s) sebanyak 2 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 9 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

3. Pertanyaan x3 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor bank

4. Pertanyaan x4 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

58
5.Pertanyaan x5 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

6.Pertanyaan x6 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

7.Pertanyaan x7 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

8.Pertanyaan x8 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

9.Pertanyaan x9 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

10.Pertanyaan x10 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

11.Pertanyaan x11 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

59
12.Pertanyaan x12 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

13.Pertanyaan x13 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

14.Pertanyaan x14 yang menjawab setuju (s) sebanyak 7 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 4 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

15.Pertanyaan x15 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

16Pertanyaan x16 yang menjawab setuju (s) sebanyak 7 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 4 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

17.Pertanyaan x17 yang menjawab setuju (s) sebanyak 6 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 5 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

18.Pertanyaan x18 yang menjawab setuju (s) sebanyak 6 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 5 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

60
19.Pertanyaan x19 yang menjawab setuju (s) sebanyak 6 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 5 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

20.Pertanyaan x20 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

21.Pertanyaan x21 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

22.Pertanyaan x22 yang menjawab setuju (s) sebanyak 3 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 8 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

23.Pertanyaan x23 yang menjawab setuju (s) sebanyak 7 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 4 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

24.Pertanyaan x24 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

Analisis tabulasi silang antara y1-y9 dengan total y

Tabel 4.1

Y S SS Total

61
(Setuju) (Sangat Setuju)
Y1 7 4 11
Y2 6 5 11
Y3 4 7 11
Y4 6 5 11
Y5 8 3 11
Y6 4 7 11
Y7 5 6 11
Y8 5 6 11
Y9 5 6 11

Dari tabel tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pertanyaan y1 yang menjawab setuju (s) sebanyak 7 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 4 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

2. Pertanyaan y2 yang menjawab setuju (s) sebanyak 6 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 5 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

3. Pertanyaan y3 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor bank

4. Pertanyaan y4 yang menjawab setuju (s) sebanyak 6 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 5 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

5.Pertanyaan y5 yang menjawab setuju (s) sebanyak 8 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 3 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

62
6.Pertanyaan y6 yang menjawab setuju (s) sebanyak 4 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 7 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

7.Pertanyaan y7 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

8.Pertanyaan y8 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

9.Pertanyaan y9 yang menjawab setuju (s) sebanyak 5 auditor bank dan yang

menjawab sangat setuju (ss) sebanyak 6 auditor bank dengan total 11 auditor

bank.

4.2 Uji Kualitas Data

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur kuesioner tersebut.

63
Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

kolerasi bivariate antara masing masing skor indikator dengan total skor konstruk

menggunakan Correlation Coefficient Pearson.

Tabel 4.2.1

Hasil Uji Validitas Variable X

Ketentuan
Tingkat Valid / tidak
NO Pertanyaan (X) Validitas(11
Validitas Valid
objek)
1 X1 0.742 0,602 Valid
2 X2 0.605 0,602 Valid
3 X3 0.620 0,602 Valid
4 X4 0.620 0,602 Valid
5 X5 0.761 0,602 Valid
6 X6 0,947 0,602 Valid
7 X7 0,761 0,602 Valid
8 X8 0,761 0,602 Valid
9 X9 0,785 0,602 Valid
10 X10 0,785 0,602 Valid
11 X11 0,761 0,602 Valid
12 X12 0,761 0,602 Valid
13 X13 0,764 0,602 Valid
14 X14 0,717 0,602 Valid
15 X15 0,764 0,602 Valid
16 X16 0,626 0,602 Valid
17 X17 0,789 0,602 Valid
18 X18 0,767 0,602 Valid
19 X19 0,656 0,602 Valid
20 X20 0,753 0,602 Valid
21 X21 0,761 0,602 Valid
22 X22 0,761 0,602 Valid
23 X23 0,717 0,602 Valid
24 X24 0,742 0,602 Valid

Sumber : Output SPSS 22.0.

64
Dari hasil uji validitas di atas, semua variable x mempunyai r hitung lebih

besar dari r tabel (0,602, ketentuan bila 11 objek yang di pakai).Artinya data dari

semua variable yang digunakan valid (sah).Dan dapat digunakan dalam analisis

berikutnya.

Tabel 4.2.1

Hasil Uji Validitas Variabel Y

Ketentuan
Tingkat Valis / tidak
NO Pertanyaan Y Validitas (11
Validitas Valid
objek)
1 Y1 0.826 0.602 Valid
2 Y2 0.932 0.602 Valid
3 Y3 0.752 0.602 Valid
4 Y4 0.616 0.602 Valid
5 Y5 0.684 0.602 Valid
6 Y6 0.861 0.602 Valid
7 Y7 0.908 0.602 Valid
8 Y8 0.645 0.602 Valid
9 Y9 0.908 0.602 Valid

Sumber : Output SPSS 22.0.

Dari hasil uji validitas di atas, sesuai dengan nilai ketetapan validitas untuk

11 objek penelitian semua variable y mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel

(0,602, ketentuan bila 11 objek yang di pakai).Artinya data dari semua variable

yang digunakan valid (sah).Dan dapat digunakan dalam analisis berikutnya.

4.2.2Uji Reabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variable reliabe atau konstruk (Gozhali,2011). Suatu kuesioner

65
dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu , pernyataaan tersebut dilihat dari nilai

Cronbach Alpha yang berada diatas 0,70 sedangka kuesioner dikatakan konstruk

tidak konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, pernyataan tersebut dilihat dari

nilai Cronbach Alpha yang berada dibawah 0,70. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan caraOne Shot untuk mengukur reliabilitas.One Shot adalah metode

pengukuran yang dilakukan sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan

dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan

(Gozhali,2011,48).

Tabel 4.2.2

Hasil Uji Reabilitas Data X

Case Processing Summary


N %
Valid 11 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 11 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.
Sumber : Output SPSS 22.0

Dari tabel Case Processing Summary di atas menunjukkan total

pertanyaan yang diujikan kepada 11 objek penelitian dan banyaknya nilai kasus

yang valid sebesar 100%.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items

Alpha
.963 24
Sumber : Output SPSS 22.0

66
Dari tabel Reliability Statistics diatas menunjukkan hasil analisis dari uji

reliabilitas dengan Cronbach’ Alpha = 0.963 dari 24 item variabel. Nilai

reliabilitas 0.963 adalah nilai reliabilitas sempurna karna alpha > 0.90. Perolehan

nilai tersebut menjelaskan bahwa kuesioner yang di sebarkan dikatakan realibel

atau handal karena konsisten dari waktu ke waktu

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen

saling berhubungan (berkorelasi) secara linier.Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi kolerasi atar variabel independen.

Tabel 4.2.3

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics

Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Consta
48.817 15.236 3.204 .011
1nt)
total_x -.076 .137 -.180 -.550 .595 1.000 1.000
a. Dependent Variable: total_y

Sumber : Output SPSS 22.0

67
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa tidak terjadi korelasi

antar variabel independen.Berdasarkan nilai Tolerance (1,000 > 0,10).

Berdasarkan nilai VIF (1,000 < 10,00). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas pada tiap tiap variabel.

4.2.4 Overal Model Fit

Hipotesis untuk menilai model fit adalah

 HO : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

 HA : Model yang di hipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akanmenolak hipotesi nol agar

modelFit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

likelihood. Penurunan likekihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih

baik atau dengan kata lain model yang di hipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4.2.4

Overal model fit.

Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
1 14.421 -.545
Step 0 2 14.421 -.560
3 14.421 -.560
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 14.421
c. Estimation terminated at iteration number 3

because parameter estimates changed by less than

.001.
Sumber : Output SPSS 22.0

68
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R

Square Square
1 4.499a .594 .814
a. Estimation terminated at iteration number 20 because

maximum iterations has been reached. Final solution cannot

be found.
Sumber : SPSS 22.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa teerjadi penurunan pada

kolom (-2 log likelihood) sebesar 9.922. Itu menunjukkan bahwa model regresi

yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

4.2.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan sebuah ukuran yang mirip dengan

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit di

interpretasikan.

Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel-variabel

dependen. Berikut disajikan tabel Koefisien Determinasi.

69
Tabel 4.2.5

Koefisien Deteminasi

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R

Square Square
1 4.499a .594 .814
a. Estimation terminated at iteration number 20 because

maximum iterations has been reached. Final solution cannot

be found.
Sumber : Output SPSS 22.0

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari Nagelkerke R

sebesar 0.814 nilai yang didapat tersebut hamper mendekati nilai satu. Maka dari

itu dapat diartikan bahwa variabel-variabel independen memberikan hamper

semua informasi yang dibutuhkan intuk memprediksi variasi variabel dependen.

4.2.6Goodness of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

Tabel 4.2.6

70
Goodness of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 .000 6 1.000
Sumber : Output SPSS 22.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test memiliki significan sebesar 1,000.Maka dapat

dikatakan bahwa hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya.

4.2.7 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada

perusahaan terkait dengan berkualitas atau tidaknya suatu proses audit. Sebagai

contoh :

Tabel 4.2.7

Matriks klasifikasi

Classification Tablea
Observed Predicted
y.1 Percentage
s ss
Correct
s 7 0 100.0
y.1
Step 1 ss 1 3 75.0
Overall Percentage 90.9
a. The cut value is .500
Sumber : Output SPSS 22.0

71
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern

pada bank terkait dengan berkualitas atau tidaknya sebuah proses audit sebesar

90.9%.

4.2.8 Uji Hipotesis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis adalah pengujian yanag dilakukan untuk meneliti

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.Pada penelitian

ini pengujian model dan hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik

(logistic regression).

Tabel 4.2.8

Uji Hipotesis Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for

EXP(B)
Lower U

r
a
Step 1 x.1 .000 56841.513 .000 1 1.000 1.000 .000 .

72
x.2 .000 56840.944 .000 1 1.000 1.000 .000 .
x.3 -42.406 56841.529 .000 1 .999 .000 .000 .
26097299547085
x.5 42.406 80386.150 .000 1 1.000 .000 .
03600.000
x.6 -42.406 80385.736 .000 1 1.000 .000 .000 .
26097102746965
x.8 42.406 80385.888 .000 1 1.000 .000 .
74500.000
x.14 20.104 40192.844 .000 1 1.000 538489096.344 .000 .
Cons -
200962.392 .000 1 1.000 .000
tant 101.620
a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Sumber : Output SPSS 22.0

Dari tabel tersebut dapat dilihat pada kolom Sig. (Signifikan) yang berada

pada posisi >0.5 (1.000 > 0.5). Poin tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan

pada variabel x (Independen) dapat membantu tercapainya kegiatan pada

pertanyaan yang ada pada variabel y ( Dependen).

4.3 Pembahasan

Penelitian ini menguji peran auditor internal dalam meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat dikota Palembang.Secara

keseluruhan, hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistic dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Ringkasan Hasil Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil


H1 Pelaksanaan audit internal dalam meningkatkan Diterima

kualitas pelaporan keuangan pada Bank

Perkreditan Rakyat dikota Palembang.


H2 Peranan auditor internal dalam menciptakan Diterima

73
pelaporan keuangan yang berkualitas pada Bank

Perkreditan Rakyat di kota Palembang

1. Pelaksanaan audit internal dalam meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di kota Palembang.

Dalam melaksanakan penelitian untuk mencari peran auditor internal

dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada bank perkreditan rakyat di

kota Palembang hasil hipotesi yang pertama didapat adalah bahwa seluruh

pertanyaan/penyataan yang tertera pada kuesioner dinyatakan valid. Pernyataan

bahwa pertanyaan yang di ajukan valid diperoleh dari tingakat validitas seluruh

pertanyaan > (lebih besar) dari ketentuan validitas untuk ukuran 11 objek

penelitian yaitu sebesar 0.602.

Selanjutnya, bahwa uji reabilitas diterapkan pada kuesioner menghasilkan

Cronbach’ Alpha = 0.963 dari 24 pertanyaan/pernyataan yang tertera pada

kuesioner yang di sebarkan kepada 11 objek penelitian menunjukkan bahwa hasil

yang didapat dari pertanyaan/pernyataan tersebut adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.

Hipotesis multikolinearitas bahwa tidak terjadinya multikolinearitas pada

tiap- tiap variabel bebas.Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai

Tolerance(1,000>0,10) dan berdasarkan nilai VIF (1,000 < 10,00), yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas, sehingga hasil

pengujian dikatakan reliable atau terpercaya. Maka nilai koefisien regresi parsial

dikatakan handal dan kebal terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

variabel lainnya didalam model regresi berganda. Ini menjelaskan bahwa

74
bertambah atau berkurangnya variabel yang di sertakan untuk mencari tingkat

pengaruh auditor internal dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada

bank perkreditan rakyat di kota Palembang tidak mempunyai pengaruh terhadap

variabel yang sudah ada sebelumnya. Hasil ini juga mempengaruhi kekuatan

prediksi adanya peran auditor internal dalam meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan pada bank perkreditan rakyat di kota Palembanglebih handal dan stabil.

Dalam pengujian koefisien determinasi didapat hasil bahwa seluruh

variabel- variabel independen yang di buat memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Artinya bahwa

seluruh pertanyaan/pernyataan yang di berikan terhadap auditor dapat

memberikan seluruh impormasi yang di perlukan dalam meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan pada bank perkreditan rakyat di kota Palembang. Maka dari

itu seluruh pertanyaan maupun pernyataan yang di berikan pada auditor, bila

diterapkan dengan cermat maka peningkatan kualitas pelaporan keuangan akan

terlaksan dengan baik pula.

2. Peranan auditor internal dalam menciptakan pelaporan keuangan

yang berkualitas pada Bank Perkreditan Rakyat di kota Palembang.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa auditor internal berpengaruh positif

dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada bank perkreditan rakyat di

kota Palembang.Berdasarkan hasil uji Goodness of Fit menunjukkan nilai yang

signifikan sebesar 1,000.Nilai tersebut menggambarkan bahwa hipotesis nol tidak

dapat ditolak karena pengujian yang dilakukan mengalami kecocokan antara hasil

pengamatan dengan hasil yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya.

75
Hasil pengujian statistik Matriks Klasifikasi menunjukkan kekuatan

prediksi yang besar bahwa kemungkinan penerimaan opini audit going concern

pada bank perkreditan rakyat di kota Palembangsebesar 90,9% bila

pernyataan/pertanyaan mengenai kualitas laporan keuangan baik secara Relevan,

andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami di optimalkan secara baik sesuai

dengan yang tertera pada kuesioner yang telah di sebarkan pada auditor bank

perkreditan rakyat di kota Palembang. Kemungkinan penerimaan opini auditi

going concern juga tidak lepas dari terjaganya kualitas auditor internal sebagai

pengawas, sebagai konsultan, sebagai katalisator.

Dalam uji hipotesis regresi logistik menunjukkan bahwa seluruh

pertanyaan/pernyataan pada variabel x ( independen) yang mengacuh pada peran

pauditor internal dapat membantu tercapainya kegiatan pada

pertanyaan/pernyataan yang terdapat pada variabel y ( dependen ) yang mengach

pada peningkata kualitas pelaporan keuangan pada bank perkreditan rakyat di kota

Palembang. Sehingga dapat diartikan bahwa seluruh pertanyaan/pernyataan yang

ditanyakan kepada auditor melalui kuesioner yang disebarkan dengan isi

pertanyaan yang mencakup, Auditor Internal sebagai pengawas, Auditor Internal

sebagai konsultan, Auditor Internal sebagai katalisator dapat membantu

tercapainya seluruh variabel dependen yaitu meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan yang mencakup Relevan, Andal, Dapat dibandingkan, dan Dapat

dipahami dengan baik.

76
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan mengenai peran auditor internal dalam meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan pada bank perkreditan rakyat di kota palembang, bahwa:

• Auditor internal mempunyai peran yang signifikan dalam meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di kota

Palembang.

• Tingkat kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada Bank

perkreditan rakyat di kota Palembang mencapai 90.9% bila segala

pelaksanaan kegiatan auditor internal dilakukan dengan baik.

77
Saran

• Kepada pihak Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang, baik di BPR,

PT.BPR Cinta Manis, BPR Mitra Central Dana, PT.BPR Multidana,

PT.BPR Musi Artha Surya, PT.BPR Prabumegah Kencana, PT. BPR

Puskopat, PT BPR Sriwijaya Primadana, BPR Swamitra, PT.BPR Syariah

Al Falah, PT.BPR Tri Gunung Selatan, agar lebih memaksimalkan dan

mempertahankan kerjasama dan koordinasi dalam melakukan pengawasan,

sebagai konsultan, sebagai katalisator sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan dalam hal relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami.

• Menambah sosialisai akan pentingnya auditor internal dalam

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan supaya terjaga dari

kecurangan-kecurangan baik secara kecil-kecilan maupun dalam bentuk

yang besar.

• Melakukan pengoptimalan audit bagi auditor internal baik secara

intensifikasi maupun ekstensifikasi, antara lain dengan : meningkatkan

pengawasan, pengendalian, kualitas sumber daya manusia, meningkatkan

sosialisai kepada perusahaan-perusahaan akan pentingnya auditor internal

dalam menjaga dan mengendalikan pelaporan keuangan yang mereka

miliki.

78
LAMPIRAN

79
Tabel Hasil Uji Validitas

80
Tabel
HasilUjiReabilitaspada item X

Tabel
HasilUjiReabilitaspada item Y

81
Tabel
HasilUjiMultikolinearitas

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y1

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .594 .814

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit

82
Pada Y2

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 15.158 -.182
Step 0
2 15.158 -.182

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 15.158
c. Estimation terminated at iteration number 2
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y3

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 14.421 .545

Step 0 2 14.421 .560

3 14.421 .560

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 14.421
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.

83
Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 5.545 .554 .758

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y4

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 15.158 -.182
Step 0
2 15.158 -.182

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 15.158
c. Estimation terminated at iteration number 2
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 5.545a .583 .779

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel

84
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y5

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 12.902 -.909

2 12.891 -.980
Step 0
3 12.891 -.981

4 12.891 -.981

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 12.891
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 .000a .690 1.000

a. Estimation terminated at iteration number 18 because a


perfect fit is detected. This solution is not unique.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y6

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 14.421 .545

Step 0 2 14.421 .560

3 14.421 .560

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 14.421
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.

85
Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .594 .814

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y7

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 15.158 .182
Step 0
2 15.158 .182
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 15.158
c. Estimation terminated at iteration number 2
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel

86
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y8

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 15.158 .182
Step 0
2 15.158 .182

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 15.158
c. Estimation terminated at iteration number 2
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 4.499a .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
HasilUjiOveral Model Fit
Pada Y9

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 15.158 .182
Step 0
2 15.158 .182

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 15.158
c. Estimation terminated at iteration number 2
because parameter estimates changed by less than
.001.

Model Summary

87
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
a
1 4.499 .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y1

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 4.499a .594 .814

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y2

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

88
Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y3

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 5.545 .554 .758

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y4

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 5.545 .583 .779

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y5

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 .000a .690 1.000

a. Estimation terminated at iteration number 18 because a


perfect fit is detected. This solution is not unique.

89
Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y6

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 4.499a .594 .814

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y7

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 4.499 .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y8

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 4.499a .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

90
Tabel
KoefisienDeteminasi
Pada Y9

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 4.499a .621 .830

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y1

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y2

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y3

Hosmer and Lemeshow Test

91
Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y4

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y5

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y6

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y7

Hosmer and Lemeshow Test

92
Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y8

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

Good Of Fit (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit)


Pada Y9

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 6 1.000

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y1

Classification Tablea

Observed Predicted

y.1 Percentage

s ss Correct

s 7 0 100.0
y.1
Step 1 ss 1 3 75.0

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

93
Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y2

Classification Tablea

Observed Predicted

y.2 Percentage

s ss Correct

s 6 0 100.0
y.2
Step 1 ss 1 4 80.0

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y3

Classification Tablea

Observed Predicted
y.3 Percentage

s ss Correct

s 4 0 100.0
y.3
Step 1 ss 2 5 71.4

Overall Percentage 81.8

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y4

Classification Tablea

Observed Predicted

94
y.4 Percentage

s ss Correct

s 6 0 100.0
y.4
Step 1 ss 2 3 60.0

Overall Percentage 81.8

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y5

Classification Tablea,b

Observed Predicted

y.5 Percentage

s ss Correct

s 8 0 100.0
y.5
Step 0 ss 3 0 .0

Overall Percentage 72.7

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y6

95
Classification Tablea

Observed Predicted

y.6 Percentage

s ss Correct

s 4 0 100.0
y.6
Step 1 ss 1 6 85.7

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y7

Classification Tablea

Observed Predicted

y.7 Percentage

s ss Correct

s 5 0 100.0
y.7
Step 1 ss 1 5 83.3

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y8

Classification Tablea

96
Observed Predicted

y.8 Percentage

s ss Correct

s 5 0 100.0
y.8
Step 1 ss 1 5 83.3

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

Tabel

MatriksKlasifikasi
Pada Y9

Classification Tablea

Observed Predicted

y.9 Percentage

s ss Correct

S 5 0 100.0
y.9
Step 1 Ss 1 5 83.3

Overall Percentage 90.9

a. The cut value is .500

97
Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y1

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
x.1 .000 56841.513 .000 1 1.000 .000 .
a
p1 0

1.00
x.2 .000 56840.944 .000 1 1.000 .000 .
0

x.3 -42.406 56841.529 .000 1 .999 .000 .000 .

1.00 2609729954708503600.0
x.5 42.406 80386.150 .000 1 .000 .
0 00

x.6 -42.406 80385.736 .000 1 1.00 .000 .000 .


0

98
1.00 2609710274696574500.0
x.8 42.406 80385.888 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.14 20.104 40192.844 .000 1 538489096.344 .000 .
0

-
Constan 200962.39 1.00
101.62 .000 1 .000
t 2 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y2

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
x.1 .000 56841.546 .000 1 1.000 .000 .
a
p1 0

1.00
x.2 .000 56841.701 .000 1 1.000 .000 .
0

x.3 -42.406 56841.582 .000 1 .999 .000 .000 .

x.5 84.812 80386.232 .000 1 .999 6.811E+036 .000 .

x.6 -84.812 80386.323 .000 1 .999 .000 .000 .

x.8 42.406 80386.109 .000 1 1.00 2609748282170631700.0 .000 .


0 00

99
1.00
x.14 20.104 40193.074 .000 1 538490407.553 .000 .
0

-
Constan 200966.63 1.00
101.62 .000 1 .000
t 6 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y3

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
a
x.1 .000 56840.663 .000 1 1.000 .000 .
p1 0

2609799444294942200.0
x.2 42.406 56841.633 .000 1 .999 .000 .
00

x.3 -42.406 56841.514 .000 1 .999 .000 .000 .

x.5 84.812 80386.086 .000 1 .999 6.811E+036 .000 .

x.6 -84.812 80385.994 .000 1 .999 .000 .000 .

x.8 .000 80384.941 .000 1 1.00 1.000 .000 .


0

100
1.00
x.14 21.203 40192.984 .000 1 1615471974.817 .000 .
0

-
Constan 200963.99 1.00
106.01 .000 1 .000
t 4 0
4

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


EXP(B)

Lower Upper

x.1 .000 56841.580 .000 1 1.000 1.000 .000 .

x.2 .000 56841.266 .000 1 1.000 1.000 .000 .

x.3 -42.406 56841.316 .000 1 .999 .000 .000 .

Step x.5 84.812 80385.696 .000 1 .999 6.811E+036 .000 .


1a x.6 -42.406 80386.379 .000 1 1.000 .000 .000 .

x.8 .000 80386.382 .000 1 1.000 1.000 .000 .

x.14 21.203 40192.984 .000 1 1.000 1615472694.103 .000 .

Constant -106.014 200965.287 .000 1 1.000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

101
Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y6

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
a
x.1 .000 56841.152 .000 1 1.000 .000 .
p1 0

2609749948952307700.0
x.2 42.406 56841.606 .000 1 .999 .000 .
00

1.00
x.3 .000 56841.393 .000 1 1.000 .000 .
0

x.5 42.406 80386.137 .000 1 1.00 2609752883679939600.0 .000 .


0 00

102
1.00
x.6 -42.406 80385.701 .000 1 .000 .000 .
0

1.00
x.8 .000 80385.484 .000 1 1.000 .000 .
0

1.00
x.14 -22.302 40192.975 .000 1 .000 .000 .
0

-
Constan 200964.55 1.00
101.62 .000 1 .000
t 9 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y7

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
x.1 .000 56841.523 .000 1 1.000 .000 .
p 1a 0

1.00
x.2 .000 56841.316 .000 1 1.000 .000 .
0

x.3 .000 56841.557 .000 1 1.00 1.000 .000 .


0

103
1.00 2609739406970683900.0
x.5 42.406 80386.139 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.6 -42.406 80386.036 .000 1 .000 .000 .
0

1.00 2609769688498111500.0
x.8 42.406 80386.165 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.14 -22.302 40193.074 .000 1 .000 .000 .
0

-
Constan 200964.33 1.00
101.62 .000 1 .000
t 6 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y8

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste x.1 -42.406 56841.498 .000 1 .999 .000 .000 .


a
p1 2609729422856313300.0
x.2 42.406 56841.538 .000 1 .999 .000 .
00

x.3 42.406 56841.421 .000 1 .999 2609745325698134500.0 .000 .


00

104
1.00
x.5 .000 80386.273 .000 1 1.000 .000 .
0

1.00
x.6 -42.406 80385.953 .000 1 .000 .000 .
0

1.00 2609734837308969000.0
x.8 42.406 80385.965 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.14 -22.302 40192.899 .000 1 .000 .000 .
0

-
Constan 200965.43 1.00
101.62 .000 1 .000
t 0 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

Tabel
Uji Hipotesis Regresi Logistik
Pada Y9

Variables in the Equation

B S.E. Wal df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


d EXP(B)

Lowe Upper
r

Ste 1.00
a
x.1 .000 56841.523 .000 1 1.000 .000 .
p1 0

x.2 .000 56841.316 .000 1 1.00 1.000 .000 .


0

105
1.00
x.3 .000 56841.557 .000 1 1.000 .000 .
0

1.00 2609739406970683900.0
x.5 42.406 80386.139 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.6 -42.406 80386.036 .000 1 .000 .000 .
0

1.00 2609769688498111500.0
x.8 42.406 80386.165 .000 1 .000 .
0 00

1.00
x.14 -22.302 40193.074 .000 1 .000 .000 .
0

-
Constan 200964.33 1.00
101.62 .000 1 .000
t 6 0
0

a. Variable(s) entered on step 1: x.1, x.2, x.3, x.5, x.6, x.8, x.14.

DAFTAR PUSTAKA

A Chariri, Ghozali. 2007. “ Teori Akuntansi ”. Semarang: Badan


Penerbit. Universitas. Deponegoro.

Al Hamzi, Mohammad.2013. “Pengaruh Structur Govermance dan


Internal Audit Eksternal pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI”. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Diponegoro.

106
Ardeno Kurniawan, 2015, Audit Internal: Nilai Tambah
Bagi Organisasi, Yogyakarta: BPFE.

Aryani, Dwi Septa. 2011. Manajemen Laba Pada Perusahaan


Manufaktur Di Bursa. Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Informasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2.

Arens, Alvin A. 2015. Auditing & Jasa Asuransce, Jakarta :


Erlangga

Amin Widjaja Tunggal, 2013, Internal Audit & Corporate


Governance, Jakarta : Harvarindo.

Church,B.K., McMillan, Hansen., and Schneider, A. 2001. Factors


Affecting Internal Auditor Consinderation of Fraudulent
Financial Reporting during Analytical
Procedures.”Auditing:Journal of Practice and Theory”,
Vol. 20, No. 1, p. 65-80

Cohen et al., Gramling et al. 2004. “The IAF provides ... and views
compared to the external auditor”.

Defond, M and Jiambalvo, J. 1991. Incidence and Circumstances


of Accounting Errors. “The Accounting Review”, Vol. 66,
No. 3, p. 43-55.

FCGI, 2001, Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate


Governance). Edisi ke2 Jakarta

Financial Accounting Standards Board (FASB). 2010.Conceptual


Framework for Financial Reporting. Chapter 3,
Qualitative Characteristics of Useful Financial

107
Information. Statement of Financial Accounting Concepts
No. 8. Norwalk, CT: FASB.

Hery, 2010, Cetakan kesatu, Potret profesi audit internal,


Bandung : Alfabeta.

Hiro Tugiman, 2011, Standar Profesional Audit Internal,


Yogyakarta: Kanisius
.
IIA. 2009. Internal Audit Capability Model For the Public Sector.

Jensen, Meckling. 1976. Managerial Behavior, Agency Costs And


Ownership Structure.

Komalasari. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Auditor dan


Proxi Going. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2013. Princip Dasar


dan Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance
Perbankan Indonesia. Draf Perbaikan 9 Januari 2013

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004, Standar


Profesi Audit Internal, Jakarta.

Krishnamoorthy, dan A. Wright. 2002. Corporate Governance


dan the Audit Process, Contemporary Accounting
Research, Vol.19, No.4, p: 573-594.

Lilir Sundayani. 2013. Pengaruh Audit Internal Terhadap


Penerapan Good Corporate Governance (GCG). Skripsi
Fakultas Ekonomi. Universitas Pasundan.

108
Moyes, G.D.,and Baker,C.R. 2009. Factors Influencing the Use of
Red Flags to Detect Fraudulent Financial Reporting.
“Internal Auditing”, Vol. 63,No. 3,h. 33-40

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi keenam, Cetakan pertama ,


Jakarta: Salemba Empat

Pallisery. 2012. “True and Fair Financial Reporting: A Tool


Better Corporate Governance.”

Shabrina. 2014. Pengaruh Auditor Internal Terhadap Kualitas


Pelaporan Keuangan Pada Bank Perkreditan Rakyat Di
Jawa Tengah. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Diponegoro.

Salierno. 2007. “Corporate Governance prctices”

Sawyer. 2003. “The IIA’s Board of Directors: Internal Auditing.”

Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern dan Prediksi


Kebangkrutan Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol V
No 1. Hal 59-67

Sarbanes-Oxley Act of 2002, Section 302, Section 404

Sir Adrian Cadbury, 2003. "The Committee on the Financial


Aspects of Corporate Governance"

Siti Kurnia Rahayu dan Ety Suhayati, 2013, Auditing: konsep


Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Publik,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

109
Sukrisno Agoes, 2013, Auditing :Petunjuk Praktis Akuntansi Oleh
Akuntan Publik, Jakarta : Salemba Empat.

Syakhroza, Akhmad. 2003. Reformasi Profesi Sektor Publik dan


Good Corporate Governance. Jurnal Usahawan No.02

Torodovic, Zdravko and Igor.2012. Compliance With Modern


Legislations of Corporate Governance And Its
Implementation In Companies.

Moch Wahyudin Zakarsyi. 2008, Cetakan kesatu. Good


Corporate Governanace pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, Bandung :
Alfabeta.

Walter T Harrison Jr. et al, 2012, Akuntansi Keuangan: IFRS,


Jakarta: Erlangga.

Wuryan Andayani, 2008, Audit Internal edisi 1, Yogyakarta:


BPFE.

Zuckweiler, Kathryn M, Kirsten M. Rosacker, Suzanne K.


Hayes.2016. Business students’ perceptions of corporate
governance best practices.Corporate Governance, vol 16.
Iss 2.Bradford.Emerald Publishing

110

Anda mungkin juga menyukai