Anda di halaman 1dari 94

PENGARUH FINANCIAL TECHNOLOGY TERHADAP

PERKEMBANGAN BISNIS UMKM MELALUI VARIABEL


INTERVENING KEPUASAN KONSUMEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AGUNG AKBAR PUTRA BASTIAN

NIM. 11160850000011

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M
PENGARUH FINANCIAL TECHNOLOGY TERHADAP
PERKEMBANGAN BISNIS UMKM MELALUI VARIABEL
INTERVENING KEPUASAN KONSUMEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AGUNG AKBAR PUTRA BASTIAN


NIM. 11160850000011

Dibawah Bimbingan :

Pembimbing

Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A


NIP. 19750903 200702 2 023

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 23 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Agung Akbar Putra Bastian
2. NIM : 11160850000011
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Financial Technology Terhadap Perkembangan Bisnis
UMKM Melalui Variabel Intervening Kepuasan Konsumen

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juli 2020

1. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA


NIP.197410182014112001 (_________________)
Ketua

2. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A


NIP.197509032007022023 (_________________)
Sekretaris

3. Ay Maryani, S.E., M. Si
NIDN. 2019057902 (_________________)
Penguji Ahli

4. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A


NIP.197509032007022023 (_________________)
Pembimbing

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI
Nama : Agung Akbar Putra Bastian
Tempat, Tanggal Lahir : B. Lampung, 21 Juli 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Griya Lima Satu, No. 51K, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, Banten
Telepon : 089507879906
Email : agungakbarr1998@gmail.com

PENDIDIKAN
1. Tahun 2002 – 2004 : TK Pratama
2. Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 2 Rawa Laut
3. Tahun 2010 – 2013 : SMP Negeri 1 Bandar Lampung
4. Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 2 Bandar Lampung
5. Tahun 2016 – 2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi
INLUENCE OF FINANCIAL TECHNOLOGY ON THE
DEVELOPMENT OF MSMEs BUSINESS THROUGH OF INTERVENING
VARIABLE CUSUMERS SATISFACTION

Agung Akbar Putra Bastian


ABSTRACT

Industry of technology is undergoing development, especially financial technology or


known as fintech. This study analyzes how much direct and indirect influence financial
technology to the variable development of MSMEs through intervening variable
customer satisfaction. The sample in this study is the SMEs who are in Jabodetabek
with a total of 30 respondents. Data collected using a questionnaire and analyzed by
the method of path analysis using the SPSS program. The results of this study indicate
that the variable financial technology has a positive influence on the variable customer
satisfaction. Variable financial technology and customer satisfaction variables on the
development of MSMEs do not have a significant effect. While the indirect effect is
2.93%.

Keywords: Financial Technology, MSMEs Development.

vii
PENGARUH FINANCIAL TECHNOLOGY TERHADAP
PERKEMBANGAN BISNIS UMKM MELALUI VARIABEL
INTERVENING KEPUASAN KONSUMEN

Agung Akbar Putra Bastian


ABSTRAK

Industri teknologi sedang mengalami perkembangan, khususnya teknologi keuangan


atau dikenal dengan financial technology. Penelitian ini menganalisa seberapa besar
pengaruh langsung maupun tidak langsung financial technology terhadap
perkembangan UMKMmelalui variable intervening kepuasan konsumen. Sampel pada
penelitian ini adalah pelaku UMKM yang berada di Jabodetabek dengan jumlah 30
responden. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan
metode analisis jalur atau path analysis menggunakan program SPSS. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa variabel financial technology memiliki pengaruh positif
terhadap variabel kepuasan konsumen. Varaiabel financial technology dan variabel
kepuasan konsumen terhadap perkembangan UMKM tidak memiliki pengaruh
signifikan. Sementara pengaruh tidak langsung dihasilkan 2,93%.

Kata Kunci: Financial Technology, Perkembangan UMKM.

viii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi mengenai “PENGARUH FINANCIAL TECHNOLOGY
TERHADAP PERKEMBANGAN BISNIS UMKM MELALUI
VARIABEL INTERVENING KEPUASAN KONSUMEN”.
Skripsi yang penulis buat merupakan salah satu persyaratan untuk
kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
sekali menemui hambatan-hambatan akan tetapi Alhamdulillah berkat doa,
semangat, motivasi, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Oleh sebab itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan sehingga penulis bisa
mengerjakan penelitian ini.
2. Kedua orang tua, Ayah Aan Bastian Ujang yang berada disurga dan Ibu
Meilinda Rizani yang telah menemani dan membesarkanku. Serta
senantiasa selalu memberi semangat dan doa di setiap harinya. Kalian juga
telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini.
Aamiin Ya Rabbal’alamin.
3. Bapak Amilin selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

ix
4. Ibu Cut Erika Ananda selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yuke Rahmawati selaku Sekertaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan selaku pembimbing yang telah berkenan berbagi ilmu, memberikan
waktu terbaiknya ditengah kesibukan untuk membimbing, dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi serta motivasi yang begitu
besar yang diberikan kepada penulis.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staff Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani dan mendukung dari
awal perkuliahan hingga sekarang yaitu Yunita Alnanda, Ikhsan Romadon,
dan Yorica rahma.
9. Kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
yang telah mempercayai untuk menjadi bagian penerima beasiswa
unggulan KEMDIKBUD.
10. Kepada seluruh kolega Pundi X Labs Indonesia yang selalu mendukung
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan menerima saya untuk bekerja
ditengah kesibukan urusan perkuliahan.
11. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi objek penelitian sehingga
memudahkan penulis untuk menyusun penelitian ini.
12. Semua pihak yang belum disebutkan di atas, terima kasih atas segala
bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini.

x
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Peneliti berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan
datang.Akhir kata peneliti berharap semoga penelitian ini dapat berguna serta
bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
mengenai pengaruh financial technology terhadap perkembangan bisnis
UMKM dengan dimensi kepuasan konsumen.

Jakarta, 30 Juni 2020

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH..................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
BAB I ..................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN .................................................................................................. 14
A. Latar Belakang ............................................................................................. 14
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 19
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 20
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 20
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 20
BAB II .................................................................................................................... 22
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 22
A. Kajian Teori ................................................................................................. 22
1. Pengertian Fintech (Financial Techology)................................................. 22
2. Perkembangan Fintech .............................................................................. 24
3. Pengertian UMKM ................................................................................... 29
4. Perkembangan UMKM ............................................................................. 33
5. Kepuasan Konsumen ................................................................................ 35
B. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................................... 36
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 41
BAB III................................................................................................................... 42

xii
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 42
A. Ruang Lingkup ............................................................................................. 42
B. Populasi dan Sampel .................................................................................... 42
C. Sumber Data ................................................................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 43
E. Teknik Pengelohan Data............................................................................... 44
1. Uji Kualitas Data ...................................................................................... 44
2. Uji Asumsi Klasik..................................................................................... 45
3. Analisis Jalur ............................................................................................ 46
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 47
BAB IV .................................................................................................................. 51
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitan ............................................................... 51
B. Profil Responden .......................................................................................... 51
C. Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 54
BAB V.................................................................................................................... 70
PENUTUP .............................................................................................................. 70
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 72
LAMPIRAN ........................................................................................................... 76

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri keuangan syariah mengalami perkembangan yang


semakin meningkat. Terutama jika dibandingkan dengan kondisi industri
keuangan konvensional yang telah lebih dahulu ada. Hal ini terjadi karena
kepercayaan konsumen/nasabah akan indikator syariah semakin meningkat,
sehingga jumlah konsumen pun ikut semakin meningkat. Misalnya, salah
satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurfalah et al. (2018) yang
menyatakan bahwa perbankan syariah relatif lebih stabil dibandingkan
dengan perbankan konvensional dalam menghadapi guncangan, baik dari
internal maupun eksternal.
Gambar 1.1
Perkembangan Jumlah Perusahaan Fintech di Indonesia

Sumber: Hadad (2017), data diolah.

Industri yang sedang mengalami perkembangan pula adalah


industri teknologi keuangan atau biasa dikenal dengan financial technology
atau fintech. Industri keuangan non-bank ini, menjadi sebuah ancaman bagi
dunia perbankan karena layanan fintech disebut memiliki prosedur yang
lebih mudah sedangkan bank memiliki prosedur yang ketat. Mengutip dari
perkataan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (2019)
“fintech menjadi momok yang menakutkan bagi industri perbankan.
Padahal, teknologi justru sebagai sebuah pendukung terjadinya
optimalisasi, termasuk di dunia perbankan”. Fintech di Indonesia
merupakan peluang pasar yang sangat potensial. Geografi yang luas,
pertumbuhan kelas menengah yang cukup besar, dan penetrasi produk
keuangan yang relatif kurang baik secara bersama-sama berkolaborasi
untuk menciptakan pasar yang tangguh untuk pengembangan Fintech di
Indonesia. Penelitian Eshabyta (2017), mengatakan jumlah pengguna
ponsel di Indonesia melebihi jumlah populasi keseluruhan penduduk
Indonesia. Potensi besar ini dapat mendukung perkembangan ekonomi
digital.
Gambar 1.2
Jumlah Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Populasi 264

Pengguna Internet 133

Penguna Medsos Aktif 115

Penguna Ponsel 371

Pengguna Medsos via Ponsel 106

0 Juta 100 Juta 200 Juta 300 Juta 400 Juta

Jiwa

Sumber: Elshabyta (2017), data diolah.

Berdasarkan Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia (2017),


Fintech dinilai mampu menjangkau masyarakat yang belum dapat tersentuh
oleh perbankan. Keberadaan Fintech bertujuan untuk membuat masyarakat
lebih mudah mengakses produk-produk keuangan, mempermudah transaksi
dan juga meningkatkan inklusi keuangan. Tujuan ini dapat tercapai dengan

15
peluang berdasarkan data Global Index 2014 yang terdapat pada lampiran
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (2016), baru sekitar 36% (tiga puluh
enam persen) penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki akses kepada
lembaga keuangan formal. Sehingga, Fintech dapat menyasar penduduk
dewasa Indonesia lainnya untuk mendapatkan layanan jasa keuangan.
Kementerian Koperasi dan Usaha Menengah (2017),
mengungkapkan sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan
produknya. Jumlah ini hanya berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM
yang ada di Indonesia, yakni saat ini mencapai sekitar 59.2 juta pelaku
UMKM. Beberapa e-commerce di Indonesia, seperti Lazada, Shopee,
MatahariMall.com, BliBli.com, Bukalapak, Tokopedia, dan Blanja.com
sudah mengungkapkan komitmen mereka untuk ikut bersinergi dengan
pemerintah dalam meningkatkan jumlah UMKM untuk dapat
menggunakan teknologi go online.
Terdapat banyak perusahaan fintech di Indonesia, yang dapat
memberikan pembiayaan modal kepada pelaku UMKM dengan prosedur
yang tidak rumit. Hal ini sering kali disebut dengan Peer to Peer Lending
atau P2P Lending. Bertolak belakang dengan Bank yang memiliki prosedur
yang ketat, seharusnya bank harus berbenah untuk dapat meminimalisir
prosedur yang mana dianggap masyarakat sebagai prosedur yang berbelit.
Selain itu, bank dapat berkolaborasi dengan perusahaan pengembang
teknologi keuangaan. Namun, penelitian ini mengambil fokus pada Peer to
Peer Lending Syariah, yang dimana pembiayaan dilakukan berdasarkan
syariat Islam.
Selain P2P Lending syariah, teknologi fintech yang memiliki
hubungan benang merah dengan UMKM adalah teknologi payment
gateway dan juga teknologi reseller. Sebagai contoh studi, perusahaan
fintech yang menyediakan P2P Lending Syariah dan sudah tedaftar pada

16
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah Investree, Akselaran, Cicil, ataupun
Dana Kita. Perusahaan yang menyediakan teknologi payment dan sudah
memiliki kerja sama dengan pelaku UMKM seperti contoh GoPay, OVO,
Dana, ataupun Link Aja. Sementara itu, untuk pelaku UMKM yang
melakukan teknologi reseller banyak terdapat pada berbagai e-commerce
seperti contoh pada Shopee, Tokopedia, ataupun Bukalapak. Ketiga
indikator ini akan menjadi fokus pada penelitian ini, indikator ini diambil
karena ketiga teknologi tersebut yang sering digunakan pelaku UMKM
untuk dapat mengembangkan bisnis UMKM.
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28),
kriteria yang cukup menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari;
a) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, b) Jumlah
produksi, c) Pelanggan, c) Perluasan usaha, d) Perluasan daerah pemasaran,
e) Perbaikan sarana fisik, dan f) Pendapatan usaha. Dalam penelitian ini
mengambil fokus indikator dimensi yaitu kepuasan pelanggan/konsumen.
Untuk indikator perkembangan UMKM mengambil fokus pada pelaku
UMKM yang terdapat pada area JABODETABEK. Lingkup ini diambil
karena UMKM JABODETABEK merupakan daerah dengan industri
UMKM terkuat dan terbesar jika dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya.
Penelitian mengenai permasalahan UMKM menyebutkan bahwa
penggunaan serta pemanfaatan teknologi masih menjadi masalah utama
bagi UMKM (Maier, 2016). Teknologi yang sering digunakan untuk
kebutuhan proses transaksi dewasa ini adalah Fintech. Fungsi utama dari
pemanfaatan teknologi adalah untuk dapat memudahkan setiap transaksi
yang dilakukan. Sayangnya di Indonesia, kemudahan ini kurang
dimanfaatkan oleh pelaku bisnis serta pelanggannya. Sementara itu,
UMKM merupakan salah satu variabel penting dalam perekonomian suatu
negara. Sektor UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta

17
menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor
UMKM dapat berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Layanan fintech sebagai sarana transaksi saat ini belum digunakan
optimal (Khatimah & Halim, 2014) oleh pelaku bisnis khususnya UMKM.
Permasalahan seperti penyalahgunaan data pribadi serta penipuan yang
sering terjadi pada teknologi online. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
perlindungan konsumen dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Perdagangan Nasional Elektronik
Tahun 2017-2019. Permasalahan mendasar yang terjadi dalam menerapkan
teknologi adalah ketidakpercayaan masyarakat kepada teknologi. Nigeria
dan Indonesia menjadi negara berkembang pada urutan pertama dan kedua
yang paling banyak terjadi kecurangan atau celah pada layanan pembayaran
elektroniknya (Adeyeye, 2008).
Kurangnya perhatian akan layanan teknologi ini, akan dapat
menimbulkan tidak berkembangnya bisnis suatu UMKM yang dapat
mengakibatkan tidak berhasilnya percepatan pertumbuhan ekonomi yang
sudah direncanakan oleh pemerintah, serta tidak ditemukannya efisiensi
proses bisnis. Peneliti menentukan untuk variabel teknologi Payment
Gateway, teknologi Peer to Peer Lending Syariah, serta teknologi reseller
dan variable dimensi Jumlah Konsumen serta variable Perkembangan
Bisnis UMKM sebagai fokus dari penelitian ini. Dengan didasari dari
sejumlah konsep, fenomena, serta penelitian sebelumnya, maka dirumuskan
penelitian dengan judul “Pengaruh Financial Technology Terhadap
Perkembangan Bisnis UMKM Melalui Variabel Intervening Jumlah
Konsumen”.

18
B. Identifikasi Masalah

Latar Belakang atas penelitian ini berdasarkan fenomena-


fenomena, penelitian terdahulu, dan teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Industri keuangan non-bank (fintech) menjadi sebuah ancaman bagi
dunia perbankan karena layanan fintech disebut memiliki prosedur
yang lebih mudah jika dibandingkan dengan bank yang memiliki
prosedur ketat.
2. Lemahnya tingkat akses masyarakat kepada layanan keuangan.
Hanya mencapai 36% (tiga puluh enak persen) penduduk dewasa di
Indonesia yang memiliki akses kepada lembaga keuangan formal
menurut data Global Index 2014.
3. Hanya berkisar 8% (delapan persen) dari total 59,2 juta pelaku
UMKM Indonesia yang sudah memanfaatkan platform online
dalam memasarkan produknya menurut Kementerian Koperasi dan
Usaha Menengah (2017).
4. Masih sulit untuk penggunaan atau pemanfaatan teknologi adalah
permasalahan utama bagi UMKM menurut penelitian Maier (2016).
5. Kurangnya pemanfaatan fungsi utama teknologi sebagai alat untuk
memudahkan setiap transaksi yang dilakukan.
6. Layanan fintech sebagai sarana transaksi saat ini belum digunakan
optimal (Khatimah & Halim, 2014) oleh pelaku bisnis khususnya
UMKM. Permasalahan seperti penyalahgunaan data pribadi serta
penipuan yang sering terjadi pada teknologi online. Hal ini tidak
sesuai dengan Perpres No. 74 Tahun 2017 mengenai program
perlindungan konsumen.

7. Nigeria dan Indonesia menjadi negara berkembang pada urutan


pertama dan kedua yang paling banyak terjadi kecurangan atau

19
celah pada layanan pembayaran elektroniknya (Adeyeye, 2008).
Permasalahan mendasar yang terjadi dalam menerapkan teknologi
adalah ketidak-percayaan masyarakat kepada teknologi.
8. Kurangnya perhatian akan layanan teknologi, akan dapat
menimbulkan tidak berkembangnya bisnis suatu UMKM yang
dapat mengakibatkan tidak berhasilnya percepatan pertumbuhan
ekonomi yang sudah direncanakan oleh pemerintah, serta tidak
ditemukannya efisiensi proses bisnis.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian identifikasi masalah di atas, maka


penelitian dalam penulisan skripsi ini dibatasi dengan hanya menggunakan
3 variabel dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh langsung dan tidak langsung antara financial
technologydan kepuasan konsumen terhadap perkembangan bisnis
UMKM?
D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris diantarnya


mengenai:
1. Untuk menganalisa besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung
antara financial technology dan kepuasan konsumen terhadap
perkembangan UMKM.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

20
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
terkait pengaruh financial technology terhadap perkembangan
bisnis UMKM dengan intervening kepuasan konsumen.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh stakeholder,
pemerintah, ataupun BPRS/Bank dalam perumusan kebijakan atau
pengambilan keputusan terkait financial technology terhadap
perkembangan bisnis UMKM dengan variabel intervening kepuasan
konsumen.

21
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Fintech (Financial Techology)

Dalam sejumlah literatur ditemukan beragam definisi


tentang Fintech. Secara umum dan dalam arti luas, Fintech
menunjuk pada pengunaan teknologi untuk memberikan solusi-
solusi keuangan (Arner, et al, 2015). Secara spesifik, Fintech
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi digital untuk masalah-
masalah intermediasi keuangan (Aaron, et, al. 2017). Dalam
pengertian yang lebih luas, Fintech didefinisikan sebagai industri
yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan
teknologi agar sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan
lebih efisien (World Bank, 2016). Fintech juga didefinisikan
sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang dapat
menghasilkan model-model bisnis, aplikasi, proses atau produk-
produk dengan efek material yang terkait dengan penyediaan
layanan keuangan (FSB, 2017).
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.19/12/PBI
2017, teknologi Finansial adalah penggunaan teknologi dalam
sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi
dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas
moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran,
keamanan, dan sistem pembayaran. Penyelenggara sistem teknologi
finansial adalah setiap pihak yang menyelenggarakan kegiatam
teknologi finansial.
Sementara dalam situs resmi Bank Indonesia
menyebutkan, Fintech merupakan hasil gabungan antara jasa
keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis
dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam membayar
harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat
melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran
yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja.
Fintech berasal dari istilah financial technology atau
teknologi finansial. Menurut The National Digital Research Centre
(NDRC), di Dublin, Irlandia, mendefinisikan Fintech sebagai
“innovation in financial services” atau “inovasi dalam layanan
keuangan Fintech” yang merupakan suatu inovasi pada sektor
finansial yang mendapat sentuhan teknologi modern (Ernama dkk,
2017)
Penyelenggaraan Teknologi Finansial dikategorikan ke
dalam (PBI No.19/12/2017):
a. sistem pembayaran;
b. pendukung pasar;
c. manajemen investasi dan manajemen risiko;
d. pembiayaan, pembiayaan, dan penyediaan modal; dan
e. jasa finansial lainnya.
Fintech bukan merupakan dari layanan perbankan
melainkan model bisnis baru dalam sektor keuangan. Fintech
merupakan gelombang baru perusahaan yang memberikan model
baru dalam cara individu dalam bertransaksi, seperti membayar,
mengirim uang, meminjam, meminjamkan dan mengivestasikan
uang mereka (Fitri, 2016)

23
2. Perkembangan Fintech

Menurut Douglas Arner dkk (2015), perkembangan


Fintech berlangsung selama tiga periode, yang dimulai periode
pertama yang berlangsung pada tahun 1866-1967 dimana fase ini
adalah perpindahan dari sistem keuangan analog menuju digital,
pada periode ini muncul beberapa cikal bakal dari perkembangan
Fintech, dimana pada saat itu konsumen dapat memesan berbagai
produk melalui telepon, kemudian pada tahun 1950-an masyarakat
amerika serikat diperkenalkan dengan kartu kredit. Dilanjutkan
dengan periode kedua 1967-2008 dimana pada fase ini adalah masa
pengembangan keuangan digital tradisional dimulai dengan
peluncuran Automatic Teller Machine (ATM) dimana
perkembangan ini di dukung dengan perkembangan internet yang
pesat. Kemudian periode ketiga berlangsung pada tahun 2008
hingga saat ini, dimana perkembangan teknologi dan internet
semakin modern sehingga muncul berbagai platform yang
menawarkan berbagai layanan keuangan secara online, yang
merupakan bentuk Fintech masa kini.
Sementara itu, Fintech di Indonesia mulai berkembang
dari tahun 2006 dengan jumlah perusahaan pada awalnya hanya
empat perusahaan saja dan berkembang menjadi 16 perusahaan di
tahun 2007. Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 2015
hingga 2016 dimana jumlah perusahaan yang menjalankan model
bisnis Fintech sekitar 165 perusahaan (Aam Slamet, 2018).

24
Gambar 2.1
Perkembangan Fintech di Indonesia Berdasarkan Sektor

Sumber: Hadad (2017), data diolah.


Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
perusahaan Fintechdi Indonesia terbagi kepada beberapa sektor,
yaitu: 1) financial planning, 2) crowdfunding, 3) Lending, 4)
aggregator, 5) payment, dan 6) Fintechlainnya. Hadad (2017)
menerangkan bahwa perusahaan Fintech di Indonesia didominasi
oleh sektor pembayaran (payment) sebesar 42.22%, sektor
pembiayaan (Lending Syariah) 17.78%, sektor aggregator sebesar
12.59%, sektor perencanaan keuangan (financial planning) sebesar
8.15%, sektor crowdfunding sebesar 8.15%, dan sektor Fintech
lainnya sebesar 11.11%. Di Indonesia, Financial Technology telah
diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan
Transaksi Pembayaran. Layanan Fintech yang ada di Indonesia
adalah personal finance and investment, payment, point of sale

25
systems (POS), Lending Syariah, accounting, comparison,
crowdfunding, dan cryptocurrency.
Berdasarkan kategori penyelenggaraan teknologi finansial
(PBI No.19/12/2017) pada penelitian ini mengambil fokus indikator
kepada sektor fintech payment gateway, peer to peer Lending
Syariah, dan reseller.
a. Payment Gateway
Menurut (Hsueh, 017), sistem pembayaran melalui pihak
ketiga (Third-party payment systems). Contoh - contoh
sistem pembayaran melalui pihak ketiga yaitu crossborder
EC, online-to-offline (O2O), sistem pembayaran mobile,
dan platform pembayaran yang menyediakan jasa seperti
pembayaran bank dan transfer.
Dalam penelitian Rizal dan Dynda (2018) yang berjudul
Analisis Faktor Keberhasilan Fintech Payment Dengan
Menggunakan Model Delone dan Mclean, menyebutkan
bahwa dasar dikenalnya fintech payment adalah
berdasarkan media penyimpanannya uang elektronik
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu chip based (Flazz, e-
money, Brizzi, JakCard) dan server based (T-cash, Doku,
Finpay, dan XLTunai). Device yang saat ini banyak
digunakan masyarakat dalam transaksi uang elektronik
adalah mobile devices.
Menurut (Dewan & Chen, 2015), fintech payment dapat
didefinisikan sebagai perangkat yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan transaksi pembayaran melalui
perangkat mobile termasuk handset nirkabel, personal
digital assistant (PDA), perangkat frekuensi radio, dan
perangkat berbasis komunikasi.

26
Penyelenggara payment gateway adalah bank atau
lembaga selain bank yang menyelenggarakan kegiatan
payment gateway (PBI No 18/40/2016). Seperti contoh,
GoPay, OVO, Dana, ataupun Link Aja.
Tujuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016
tentang penyelenggaraan pemrosesan transaksi
pembayaran adalah untuk mendukung terciptanya sistem
pembayaran yang aman, efisien, efektif, lancar, dan andal.
b. Peer to Peer (P2P) Lending Syariah
Menurut (Hsueh, 2017), peer-to-Peer Lending merupakan
platform yang mempertemukan pemberi pembiayaan dan
peminjam melalui internet. Peer-to-Peer Lending
menyediakan mekanisme kredit dan manajemen risiko.
Platform ini membantu pemberi pembiayaan dan
peminjam memenuhi kebutuhan masing-masing dan
menghasilkan penggunaan uang secara efisien.
Pada penelitian yang dilakukan Heryucha Romanna
(2019), menjelaskan P2P Lending adalah sebuah platform
teknologi yang mempertemukan secara digital antara
peminjam yang membutuhkan modal usaha dengan
pemberi pembiayaan. P2P Lending memberikan harapan
akan adanya return yang kompetitif walau dengan modal
kecil bagi setiap pemberi pembiayaan. Layanan P2P
Lending ini dapat mengalokasikan pembiayaan hampir
kepada siapa saja dan dalam jumlah nilai berapa pun
secara efektif dan transparan.
Sedangkan P2P Lending Syariah adalah adalah kegiatan
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah
atau ajaran-ajaran islam. Di dalam syariah, pembiayaan

27
disebut dengan pembiayaan dikarenakan menggunakan
sistem pembiayaan melalui shahibul-mal (penyedia dana)
dan mudharib (pengelola dana).
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 77 tahun
2016 menjelaskan bahwa P2P Lending Syariah
merupakan penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk
mempertemukan pemberi pembiayaan dengan penerima
pembiayaan dalam rangka melakukan perjanjian pinjam-
meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung
melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan
internet. OJK membatasi penyelenggara P2P Lending
Syariahdengan membuat regulasi untuk perusahaan
berbentuk perseroan terbatas wajib memiliki modal
disetor Rp. 1 miliyar dan untuk koperasi wajib memiliki
modal sendiri paling sedikit Rp. 1 miliyar. OJK juga
mengatur batas maksimum total pemberian pembiayaan
dana maksmal sebener Rp. 2 miliyar. Perusahaan fintech
yang menyediakan P2P Lending Syariah dan sudah
tedaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah
Akselaran, Cicil, ataupun Dana Kita.
Per Juni 2019 berdasarkan data OJK, penyaluran dana
peer to peer Lending Syariah mencapai Rp.44,80 triliun
dan mengalir ke kurang lebih 10 juta rekening peminjam.
Hal ini menunjukan bahawa, fintech P2P Lending Syariah
memiliki potensi yang besar karena terdapat banyak
masyarakat yang membutuhkan dana, termasuk modal
untuk usaha.
c. Reseller

28
Penelitian Nur Indah (2017), menyebutkan semakin
berkembangnya teknologi maka palaku usaha banyak
yang mengembangkan usahanya dengan
mengikutsertakan pelaku usaha lainnya untuk dapat
berkolaborasi dan mengembangkan usahanya. Pelaku
usaha lainnya ini adalah pelaku penjual kedua dengan
bertugas menjual kembali kepada konsumen akhir atau
tangan kedua pelaku usaha agar pelaku usaha utama tidak
perlu untuk menjual barang kepada konsumen akhir, hal
ini sering disebut dengan reseller.
Sistem reseller merupakan salah satu bentuk e-commerce
yang cara transaksi dan promosinya dilakukan diberbagai
media sosial online. Reseller adalah menjual kembali
sebuah barang dari supplier tanpa adanya stok barang
dengan komisi yang telah ditentukan sendiri atau dari
supplier (Ahmad, 2003)
Sementara itu, untuk pelaku UMKM yang melakukan
teknologi reseller banyak terdapat pada berbagai e-
commerce seperti contoh pada Shopee, Tokopedia,
ataupun Bukalapak.

3. Pengertian UMKM

Menurut undang-undang No. 20 tahun 2008 pengertian dari


UMKM itu dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

29
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang
ini.
Menurut (Aktifa P. Nayla, 2014:12), UKM atau yang biasa
dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan sebuah istilah
yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi
dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00
(belum termasuk tanah dan bangunan).
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua
sektor ekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro
(UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM), dan Usaha
Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak
termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau
jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat
ukur ini berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit
membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar negara (Tulus
Tambunan, 2012).

30
Tabel 2.1

Kriteria UMKM

Kriteria
No Uraian
Aset Omzet
1. Usaha Mikro Maksimal Rp 50 Maksimal Rp 300
juta juta
2. Usaha Kecil > Rp 50 juta – Rp > Rp 300 juta – Rp
500 juta 2,5 miliar
3. Usaha > Rp 500 juta – Rp > Rp 50 miliar
Menengah 10 miliar
Sumber: data diolah, 2020

Tabel 2.1 adalah penjelasan untuk kriteria usaha mikro,


kecil, dan menengah yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM


memiliki kriteria sebagai berikut:

a. UsahaF Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang


perorangan atau badan usaha milik perorangan yang
memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

31
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

32
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang,
sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. Menurut
Kementerian Keuangan, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha
Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan
kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun
setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 atau Aset (aktiva) setinggi-
tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang
ditempati). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam
bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan
antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan,
pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.

Pada Penelitian ini mengambil indikator Jumlah Konsumen


sebagai dimensi dari pada Perkembangan Usaha UMKM.

4. Perkembangan UMKM

Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada


usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan
agar mencapai pada satu titik atau puncak kesuksesan.
Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha yang sudah mulai
terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi.
Perkembangan usaha merupakan suatu keadaan terjadinya
peningkatan omzet penjualan (Purdi, 2000).

Para peneliti Kim, dkk (2000) menganjurkan peningkatan


omzet penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan

33
pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha, tedapat pada
penelitian (Nailah, 2018).

Indikator keberhasilan usaha menurut (Dwi, 2003), kriteria


yang cukup menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari;
a) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, b)
Jumlah produksi, c) Pelanggan, c) Perluasan usaha, d) Perluasan
daerah pemasaran, e) Perbaikan sarana fisik, dan f) Pendapatan
usaha.

Terdapat 5 tahap perkembangan usaha, yaitu tahap


conceptual, start up, stabilisasi, pertumbuhan, dan kedewasaan
(Soeharto, 2010), berikut adalah pembahasan perkembangan usaha
tahap conceptual:

1) Mengenal peluang potensial


Untuk mendapatkan gagasan usaha adalah dengan
cara mengetahui masalah-masalah yang ada di
pasar, kemudian pencarian solusi dari masalah
tersebut. Hal ini lah yang akan menjadi gagasan
usaha.
2) Analisa peluang
Market research adalah tahapan untuk melihat
respon konsumen terhadap produk, proses dan
pelayananan usaha. Hal ini untuk melihat kosumen
potensial terhadap suatu usaha.
3) Mengoperasikan sumber daya
Tahapan penting dalam mendirikan suatu usaha
adalah memenejemen sumber daya manusia dan
keuangan. Tahapan ini adalah kunci dari

34
keberhasilan suatu usaha untuk tahapan selanjutnya.
Sering kali tahapan ini disebut warming up.
4) Langkah mobilisasi sumber daya
Tahapan ini adalah tahapan sebelum ke tahap start
up.

5. Kepuasan Konsumen

Indikator keberhasilan usaha salah satunya adalah


pelanggan/konsumen (Dwi, 2003). Berdasarkan teori ini
mendorong peneliti menggambil dimensi ini menjadi sebuah
variabel intervening.

Kepuasan adalah perbedaan antara yang diharapkan di


dalam usaha memenuhi harapan konsumen. Kepuasan konsumen
adalah sebagai tanggapan emosional terhadap evaluasi dari
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan adalah
perasaan yang diperoleh atau yang dirasakan setelah menikmati
atau mengkonsumsi suatu produk dan jasa (Mowen, 2001).

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang


setelah membandingkan kinerja atau produk yang dirasakan serta
diharapkan. Jadi, kepuasan merupakan fungsi perbedaan kinerja
yang dirasakan dan harapan (Kotler, 2000).

Ciri-ciri konsumen yang merasakan kepuasan adalah


sebagai berikut : (Kotler, 2000)

1) Loyal terhadap produk. Konsumen yang merasa


puas akan suatu produk akan menjadi loyal.
Konsumen yang terpuaskan akan cenderung
membeli ulang produk tersebut. Keinginan membeli

35
ulang ini karena ingin merasakan kembali
pengalaman baik tersebut dan menghindari
pengalaman yang buruk.
2) Komunikasi dari mulut yang bersifat positif. Word
of mouth communication terjadi karena konsumen
merasakan kepuasan tersendiri akan suatu produk
atau layanan. Hal ini adalah rekomendasi dari salah
satu konsumen ke konsumen lainnya dengan
perkataan hal-hal yang baik terhadap suatu produk
atau layanan usaha.
3) Usaha akan menjadi pertimbangan utama ketika
konsumen ingin membeli produk lain. Hal ini
adalah proses kognitif ketika adanya kepuasan.

B. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti dalam


melakukan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan
secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian
sebelumnya. Guna mendukung materi dalam penelitian ini, maka peneliti
telah meringkas beberapa penelitian terdahulu yang terkait, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Tinjauan Kajian Terdahulu

Nama Peneliti
No. Judul Hasil Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1 Adoption Intention of Zhonqing Hu, et, Hasil penelitian ini Penelitian ini juga Penelitian ini berfokus
Fintech Service for al. (2019) adalah citra merek, mengambil fintech pada adopsi penggunaan
Bank Users: An dukungan pemerintah sebagai variabel dan

36
Empirical dan inovasi pengguna menggunakan metode fintech dan perilaku
Examination with memiliki pengaruh SEM (structural pengguna.
Extended Technology langsung maupun tidak equation model) yang
Acceptance Model langsung sikap adopsi juga termasuk path
mereka. Sementara itu, analisis.
risiko juga
mempengaruhi sikap
kepercayaan pengguna
dan presepsi kemudahaan
tidak berdampak
signifikan pada adopsi
pengguna atas layanan
fintech.
2 Fintech As One of The Muhammad Hasil penelitian ini Penelitian ini Metode penelitian yang
Financing Solutions Rizal, et, al. menemukan bahwa menggunakan variabel digunakan. Penelitian ini
for SMEs (2019) kurangnya sumber dana yang sama, yakni menggunakan analisis
menjadikan UMKM fintech dan deskripitf dengan
tidak dapat UMKM/UKM. pendekatan kualitatif.
mengembangkan
invovasi untuk
meningkatkan
produksinya.
3 Fintceh: Is This Time Mayer Aaron, et, Fintech dapat Penelitian berfokus Penelitian ini bertujuan
Different? A al. (2017) mempengaruhi beberapa kepada fintceh. untuk mengevaluasi dari
Framework for bagian area tanggung perkembangan fintech di
Assessing Risk and jawab dari bank sentar, Canada.
Opportunitties for seperti kebijakan moneter
Central Banks dan stabilitas keuangan.
4 Analisis Faktor Rizal Silalahi, Kualitas sistem Penelitian berfokus Teori penelitian
Keberhasilan Fintech Dynda Puspa berpengaruh positif kepada fintceh bersadarkan ilmu teknologi
Payment Dengan Pramedia (2018) terhadap penggunaan payment gateway. informasi.
Menggunakan Model fintech payment
Delone dan McLean dankualitas informasi dan
layanan hubungan negatif

37
terhadap kepuasaan
penggunaan fintech
payment,
5 Pengaruh Financial Annisa Terdapat pengaruh secara Membahas tentang Variable yang digunakan
Inclusion Terhadap Choirunnisa simultan pada variabel Inklusif Keuangan berbeda dan studi kasus
Perkembangan (2018) edukasi keuangan, hak dengan studi kasus yang diteliti berfokus
UMKM (Studi pada properti masyarakat, UMKM. kepada pedagang Pasar
Pedagang di Pasar fasilitas intermediasi dan Cimanggis Ciputat.
Cimanggis Ciputat saluran distribusi,
Kota Tangerang layanan keuangan pada
Selatan) sektor pemerintah, dan
perlindungan konsumen.
Hasil penelitian ini juga
menemukan pengaruh
secara parsial pada
variabel hak properti
masyarakat dan
perlindungan konsumen
terhadap perkembangan
UMKM di Pasar
Cimanggis Tangerang
Selatan.
6 Pengaruh Literasi Febrina Hutabarat Literasi keuangan dan Membahas tentang Variabel yang digunakan
keuangan dan (2018) financial technology pengaruh financial ditambahkan dengan
Financial Technology memiliki pengaruh technology terhadap literasi keuangan dan
Terhadap Inklusi positif terhadap inklusi inklusi keuangan. penelitian berfokus kepada
Keuangan pada keuangan. Berdasarkan masyarakat Jabodetabek.
Masyarakat karakteristik responden,
Jabodetabek jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan
pekerjaan memiliki
pengaruh nyata terhadap
peningkatan inklusi
keuangan.

38
7 Financial Technology Darman (2019) Jumlah rekening Terdapat variebel yang Perbedaan dari tujuan
(Fintech): borrower dan lender sama, yakni Fintech penelitian.
Karakteristik dan meningkat 10,8 kali dan peer to peer lending.
Kualitas Pinjaman 1,8 kali dibandingkan
pada Peer to Peer dengan sebelumnya dan
Lending di Indonesia menyalurkan dana
sebesar 15 M per
Oktober 2018.
8 Seluk-Beluk Peer to Heryucha P2P lending masih belum Terdapat variebel yang Motode penelitian yang
Peer Lending Sebagai Romanna memiliki regulasi yang sama, yakni Fintech digunakan dan tujuan dari
Wujud Baru Tampubolon mempuni namun seiring peer to peer lending. penelitian. Penelitian ini
Keuangan di (2018) dengan perkembangan menggunakan metode
Indonesia yang semakin pesat, yudiris normatif serta
beberapa platform telah tujuan penelitian ini adalah
menyiasati kekosongan untuk menganalisa
hukum yang ada dengan mekanisme usaha dan
mengatur secara kelebihan/kekurangan,
tersendiri SOP mitigasi risiko, serta
perusahaan. perlindungan untuk P2P
lending.
9 Peran Perbankan Novia Nengsih Perbankan syariah Membahas tentang Penelitian melakukan
Syariah dalam (2015) memiliki potensi besar keuangan inklusif di analisis akan peran dari
Mengimplementasika dalam Indonesia. pada Perbankan Syariah.
n Keuangan Inklusif mengimplementasikan
di Indonesia Financial Inclusion,
ditunjukkan dengan
pertumbuhan yang
signifikan pada funding
dan financing tahun
2010-2014 dan hasil
analisis rasio keuangan
juga menunjukkan
kinerja dan kondisi

39
keuangan perbankan
syariah baik.
10 Peran Fintech Dalam Irma Muzdalifa, Fintech turut Membahas tentang Penelitian melakukan
Meningkatkan Inayah Aulia berkontribusi dalam fintech dan keuangan akan peran dari pada
Keuangan Inklusif Rahma, Bella pengembangan UMKM. inklusif UMKM di fintech dalam
Pada UMKM di Gita Novalia Tidak hanya sebatas Indonesia. meningkatkan keuangan
Indonesia (Pendekatan (2018) membantu pembiayaan inklusif.
Keuangan Syariah) modal usaha, peran
Fintech juga sudah
merambah ke berbagai
aspeklayanan
pembayaran digital dan
pengaturan keuangan.

40
D. Kerangka Pemikiran

Pengaruh Fintech Terhadap Perkembangan Binis UMKM


Melalui Variabel Intervening Jumlah Konsumen

Uji Kualitas Data


1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
3. Uji Asumsi Klasik

Analisis Jalur

Financial Perkembangan
Technology (X) Bisnis UMKM (Y)

Kepuasan
Konsumen (Z)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah membahas variable


eksogen yaitu Financial Technology (X). Variabel endogen yaitu
Perkembangan Bisnis UMKM (Y) dan variable intervening yaitu Kepuasan
Konsumen (Z).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
pelaku UMKM Jabodetabek yang sudah mengimplementasikan
fintech dalam bisnisnya.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Metode
purposive sampling digunakan karena anggota-anggota yang dipilih
menjadi bagian sampel dianggap dapat memberikan informasi yang
dibutukan oleh peneliti. Purposive sampling dengan kata lain
disebut judgement sampling yaitu metode yang yang digunakan
peneliti karena informasi yang diambil berasal dari sumber yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu individu pelaku UMKM
yang melakukan kegiatan bisnisnya di Jakarta Barat, Jakarta
Selatan, dan Tangerang Selatan. Selain keriteria tersebut, sampel
juga merupakan pelaku UMKM yang sudah mengimplementasikan
Financial Technolgy (Fintech Payment, Fintech Peer to Peer
Lending Syariah, dan Fintech Reseller).

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data


primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang pertama kali
dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan
data yang sudah terserdia dan dikumpulkan oleh pihak lain (Anwar Sanusi,
2011).
Data primer adalah data yang didapat langsung oleh peneliti
melalui proses pemberian kuisioner sedangkan data sekunder yaitu buku
ataupun artikel mengenai variabel endogen maupun eksogen serta
penelitian terdahulu sesuai variabel yang terdapat pada penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode:


1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Diharapkan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada setiap
responden, peneliti dapat menghimpun data yang relevan dengan
tujuan penelitian dan memiliki tingkat reliabilitas serta validitas
yang tinggi (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan
adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

43
fenomena sosial ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama
(Sugiyono, 2012).
a. Untuk jawaban a yaitu sangat setuju (SS) dengan nilai 5
b. Untuk jawaban b yaitu setuju (S) dengan nilai 4
c. Untuk jawaban c yaitu netral (N) dengan nilai 3
d. Untuk jawaban d yaitu tidak setuju (TS) dengan nilai 2
e. Untuk jawaban e yaitu sangat tidak setuju (STS) dengan
nilai 1

E. Teknik Pengelohan Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis pengaruh


Financial Technology terhadap Perkembangan UMKM melalui variable
intervening Kepuasan Konsumen, menggunakan teknik penyebaran
kuesioner dengan hasil yang diperoleh berbentuk data angka, maka dari itu
digunakan menggunakan program Software Statistical Product and Service
Solution versi 25.0 dan Microsoft Excel 2016. Berikut ini adalah metode
yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas
V. Wiratna Sujarweni mengatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (V. Wiratna, 2012).
Pengukuran validitas dapat dilakukan dengan salah satu cara
yaitu dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan
dengan skor total konstruk atau variabel. Selanjutnya

44
melihat dari jumlah responden maka ditetapkan r-tabel
sebesar 0,361 untuk melakukan pengujian signifikansi.
b. Uji Reliabilitas
Nunnally mengatakan bahwa uji reliabilitas sebenarnya
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Software SPSS 25.0 memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70
(Nunnally dalam Ghozali, 2016.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Salah satu cara mudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya
dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih
handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,
dan ploting data residual akan membentuk satu garis lurus
diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya (Ghozali, 2016).

45
b. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas adalah uji untuk mementukan atau
menemukan terjadi ketidaksamaan varian pada suatu
residual dalam penelitian. Uji heteroskedasitas dapat
dilakukan dengan dua cara, uji heteroskedasitas secara
grafik dan uji heteroskedasitas secara statstik. Berikut
beberapa cara dalam mendeteksi adanya heterokedastisitas
(Ghazali, 2016) :
1) Metode Grafik Scatterplot
Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot
seperti titik-titik yang membentuk pola teratur
(bergelombang) maka terjadi heterokedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heterokedastisitas.
2) Uji Glejser
Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami
heterokedastisitas jika nilai signifikannya < 0.05 dan
jika variabel itu tidak mengalami heterokedastisitas
nilai signifikannya > 0.05.

3. Analisis Jalur

Analisis data yang digunakan adalah analisis jalur atau


path analysis.Analisis jalur digunakan karena dalam penelitian ini
terdiri lebih dari satu variabel bebas, satu variabel perantara, dan
satu variabel terikat. Path analysis adalah suatu teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi
berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung

46
tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung
(Jonathan Sarwono, 2012).
Menurut (Robert, 1993), analisis jalur ialah teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi
berganda jika variable bebasnya mempengaruhi variabel terkait,
tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung.
Penelitian ini akan membagi ke dua sibstuktur analisi jalur.
Analisis jalur substruktur model I akan menganalisis
pengaruhfinancial technology terhadap kepuasan konsumen.
Sementara, analisis jalur subsutuktur model II akan menganalisi
pengaruh financial technology dan kepuasan konsumen terhadap
perkembangan UMKM. Hasil pengaruh langsung diperoleh dari
hasil Standardized Coefficients Beta.
Pengaruh tidak langsung variebal eksogen terhadap
variable endogen akan melalui variable intervening. Hasil pengaruh
langsung diperoleh dari bilai Beta, sedangkan hasil pengaruh tidak
langsung diperoleh dari mengkalikan kefiren rho (beta) yang
melewati penghubung antar variable langsungnya (Juanim, 2004)

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut (Sugiyono, 2012).

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variebel Eksogen

47
Variabel-variabel eksogen dalam suatu model jalur adalah
semua variable yang tidak ada penyebab-penyebab
eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah
yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan
pengukuran. Jika antara variable eksogen dikolerasikan
maka korelasi tersebut ditunjukan dengan anak panah kepala
dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut (Siti
Nurhasanah, 2016). Variabel eksogen penelitian ini adalah
Financial Technology (X).
b. Variabel Endogen
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak-
anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang
termasuk di dalamnya mencakup semua variabel perantara
dan terikat. Variabel perantara endogen mempunyai anak
panah yang menuju ke arahnya dari arah variabel tersebut
dalam suatu model diagram jalur, sedangkan variabel terikat
hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya (Siti
Nurhasanah, 2016). Variable endogen penelitian ini adalah
Perkembangan Bisnis UMKM (Y).
c. Varibel Intervening
Varibel Intervening secara teoritis adalah varibel yang
mempengaruhi hubungan antara variable eksogen dengan
variable endogen, tetapi tidak dalam diamati ataupun diukur
(Sugiyoo, 2014). Variabel Intervening merupakan variable
penghubung dan terletak ditengah-tengah variable eksogen
dan variable endogen. Variabel Intervening pada penelitian
ini adalah Kepuasan Konsumen (X).

2. Definisi Operasional Variabel

48
Operasional variabel merupakan suatu definisi yang
dirumuskan oleh peneliti tentang istilah-istilah yang ada pada
masalah peneliti dengan maksud untuk menyamakan persepsi antara
peneliti dengan orang-orang yang terkait dengan penelitian. Definisi
operasional untuk memberikan rujukan empiris apa saja yang dapat
ditemukan di lapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep
yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur
(Wina Sajaya, 2011).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variebal/Dimensi
Fintech Dalam sistem  Meningkatkan
payment pembayaran efektivitas
gateway diharuskan  Mempermudah
menciptakan sistem pekerjaan (efisien)
pembayaran yang  Mudah dioperasikan
aman, efisien,  Penguasaan dalam
efektif,lancar, dan menggunakan
Diukur melalui
andal. teknologi
Financial angket dengan
 Menghasilkan
Technology(X) menggunakan
pelayanan/service yang
skala likert
baik
Fintech peer to Peer to Peer  Mekanisme pengajuan
peer lending Lending syariah dana pembiayaan
syariah memberikan  Persyaratan pengajuan
mekanisme yang dana pembiayaan
lebih minimalis  Jangka waktu
dibandingkan pengembalian dana

49
dengan pembiayaan  Dapat digunakan
melalui bank. dengan mudah
 Menambah
produktifitas
 Meminimalisir waktu
Fintech Reseller merupakan  Memperluas jangkauan
reseller bentuk untuk pasar
pengembangan  Strategi promosi
usaha/bisnis.  Perluasan ukuran
bisnis
Loyalitas Konsumen yang  Keinginan konsumen
terpuasakan akan menggunakan layanan
cenderung membeli fintech
ulang produk/jasa.  Loyalitas konsumen
Word of mouth Kepuasan konsumen  Rekomendasi
(rekomendasi) akan menimbulkan
Diukur melalui
rekomendasi kepada
Kapuasan angket dengan
pelanggan lainnya.
Konsumen (Z) menggunakan
Pertimbangan / Sebuah  Perlindungan
skala likert
penilaian usaha usaha/produk akan konsumen
menjadi  Promo yang
pertimbangan dan ditawarkan melalui
penilaian konsumen fintech
dalam pembelian  Kualitas layanan
produk/jasa.
Perkembangan Pengukuran Pengukuran  Pendapatan
UMKM (Y) perkembangan perkembangan  Tenaga Kerja Diukur melalui
usaha usaha/bisnis dapat  Produk yang dihasilkan angket dengan
dilihat dari omzet (produktifitas) menggunakan
penjualan & tenaga skala likert
kerja suatu usaha.

50
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitan

Penelitian ini dilakukan pada pelaku UMKM yang menjalankan


usahanya di wilayah JABODETABEK. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner yang dibagikan peneliti menggunakan google-form.
Distribusi kuesioner dengan terjun kelapangan untuk bertemu dengan
pelaku UMKM secara langsung maupun menyebarkan kepada pelaku
UMKM pada media social, hal ini dilakukan untuk memperolah responden
yang dapat memenuhi kriteria dari penelitian. Dengan menggunakan teknik
purposive sampling, peneliti hanya mengambil pelaku UMKM yang
memenuhi kriteria yaitu pelaku UMKM yang mengimplementasikan
Financial Technology (Fintech Payment, Peer to Peer Lending Syariah,
dan Fintech Reseller). Setelah melakukan beberapa pertimbangan,
jangkauan wilayah untuk penelitian ini dikususkan lagi menjadi Tangerang
Selatan, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat, yang mana ketiga wilayah ini
dipercaya dapat mewakili wilayah JABODETABEK. Peneliti ingin
mengetahui pengaruh langsung financial technology terhadap
perkembangan UMKM maupun pengaruh tidak langsung financial
technology terhadap perkembangan UMKM melalui variabel intervening
kepuasan konsumen.

B. Profil Responden

Profil responden meliputi lama usaha berdiri, wilayah usaha, dan


jumlah aset usaha. Seluruh responden berjumlah 30 pelaku UMKM yang
memenuhi kriteria penelitian dan bergerak dalam bidang perdagangan.

51
1. Lama Usaha Berdiri
Berdasarkan diagram Gambar 4.1 dapat dikehatahui lama
usaha sudah berdiri dan menjalankan usahanya. Adapun klasifikasi
lama usaha berdiri terdiri dari <2 tahun, 2 hingga 4 tahun, 4 hingga
6 tahun, dan >6 tahun. Mayoritas responden UMKM yang sudah
menjalankan usaha dalam rentang kurang dari 2 tahun sebanyak 18
pelaku UMKM. Sedangkan yang lainnya sudah menjalankan
usahanya diatas 2 tahun.
Gambar 4.1
Diagram Kategori Lama Usaha Berdiri

Sumber: hasil pengolahan data 2020


2. Wilayah Usaha
Pertimbangan yang sudah ditentukan, didapatkan tiga
wilayah penelitian yaitu Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, dan
Jakarta Barat. Berikut adalah hasil sebaran responden yang
didapatkan selama penelitian dilakukan:

52
Gambar 4.2
Diagram Kategori Wilayah Usaha

Sumber: hasil pengolahan data 2020


3. Jumlah Aset Usaha
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan untuk kriteria usaha
mikro, kecil, dan menengah. Menurut UU No. 20 tahun 2008,
kriteria tersebut dibagi tiga berdasarkan aset usaha yang dimiliki
yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
dan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.

53
Klasifikasi maksimal Rp. 50 Juta masuk dalam kriteria
usaha mikro, > Rp. 50 Juta hingga Rp. 500 Juta masuk dalam kriteria
usaha kecil, dan > Rp. 500 Juta hingga Rp. 10 Milyar masuk dalam
usaha menangah. Mayoritas responden yang didapatkan memenuhi
kriteria adalah usaha kecil sebanyak 17 pelaku UMKM.
Gambar 4.3
Diagram Kategori Jumlah Aset Usaha

Sumber: hasil pengolahan data 2020

C. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya setiap instrumen yang terdapat pada kuesioner. Penelitian
ini menggunakan uji validitas persoan product moment. Adapun
dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan beberapa cara :
1) Membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung > r
tabel maka instrumen penelitian/item soal kuesioner dikatakan
valid.
2) Membandingkan nilai sig. (2-tailed) dengan probabilitas 0,05.
Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai

54
positif maka instrumen penelitian/item soal kuesioner dikatakan
valid.

Berikut adalah hasil uji valitias dari setiap variabel. Jumlah


yang digunakan untuk mengukur uji validitas sebanyak 30 sampel.

a. Financial Technology
Tabel 4.1
Uji Validitas Variabel Financial Technology

Pernyataan r hitung r tabel Nilai sig. Keterangan

Fintech 1 0,532 0,361 0,002 Valid

Fintech.2 0,689 0,361 0,000 Valid

Fintech.3 0,490 0,361 0,006 Valid

Fintech. 4 0,699 0,361 0,000 Valid

Fintech 5 0,576 0,361 0,001 Valid

Fintech.6 0,426 0,361 0,019 Valid

Fintech.7 0,425 0,361 0,019 Valid

Fintech.8 0,579 0,361 0.001 Valid

Fintech.9 0,588 0,361 0.000 Valid

Fintech.10 0,801 0,361 0,000 Valid

Fintech.11 0,652 0,361 0,000 Valid

Fintech.12 0,484 0,361 0,007 Valid

Fintech.13 0,654 0,361 0,000 Valid

55
Fintech.14 0,605 0,361 0,000 Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Tabel 4.1 menunjukan bahwa variabel financial


technology memiliki kriteria valid untuk semua pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).
Berdasarkan perbandingan nilai signifikan, variabel
financial technology memiliki kriteria valid untuk semua
pernyataan berdasarkan kriteria nilai sig. lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05.

b. Jumlah Konsumen
Tabel 4.2
Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen

Pernyataan r hitung r tabel Nilai sig. Keterangan

Kepuasan Konsumen 1 0,603 0,361 0,000 Valid

Kepuasan Konsumen2 0,784 0,361 0,000 Valid

Kepuasan Konsumen 3 0,534 0,361 0,002 Valid

Kepuasan Konsumen 4 0,818 0,361 0,000 Valid

Kepuasan Konsumen 5 0,758 0,361 0,000 Valid

Kepuasan Konsumen 6 0,673 0,361 0,000 Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel kepuasan


konsumen memiliki kriteria valid untuk semua pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).

56
Berdasarkan memiliki kriteria valid untuk semua
pernyataan berdasarkan kriteria nilai sig. lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05.

c. Perkembangan UMKM
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Perkembangan UMKM

Pernyataan r hitung r tabel Nilai sig. Keterangan

Perk. UMKM 1 0,689 0,361 0,000 Valid

Perk. UMKM 2 0,736 0,361 0,000 Valid

Perk. UMKM 3 0,842 0,361 0,000 Valid

Perk. UMKM 4 0,753 0,361 0,000 Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel perkembangan


UMKMmemiliki kriteria valid untuk semua pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).
Berdasarkan perbandingan nilai signifikan, variabel
perkembangan UMKMmemiliki kriteria valid untuk semua
pernyataan berdasarkan kriteria nilai sig. lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05.

2. Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas dalam penelitian ini bertujuan untuk
melihat apakah instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan

57
peneliti ini dapat digunakan secara berulang. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s
Alpha (α)> 0,70 (Ghozali, 2011). Perhitungan koefisien Cronbach’s
Alpha dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 25.0.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel fintech payment
gateway, fintech peer to peer lending syariah, fintech reseller
terhadap perkembangan UMKM dengan melalui variebel
intervening jumlah konsumen.
a. Financial Technology
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas Variabel Financial Technology
Cronbach’s
Variabel N of Items Keterangan
Alpha

Fintech 0,856 14 Reliabel

Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Tabel 4.4 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas


variabel financial technology sebesar 0,856. Disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.

b. Kepuasan Konsumen
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Konsumen
Cronbach’s
Variabel N of Items Keterangan
Alpha
Kepuasan
0,788 6 Reliabel
Konsumen
Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

58
Tabel 4.6 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel jumlah konsumen sebesar 0,788.Disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.

c. Perkembangan UMKM
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Variabel Perkembangan UMKM
Cronbach’s
Variabel N of Items Keterangan
Alpha
Perkembangan
0,734 4 Reliabel
UMKM
Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Tabel 4.6 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas


variabel perkembangan UMKM sebesar 0,734. Disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian data untuk melihat
apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak (Imam
Ghazali, 2011). Uji Normalitas dengan menggunakan
pengelolaan SPSS 25.0, Hasil grafik seperti berikut :
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik

59
Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, menunjukan


penyebaran titik-titik disekitar dan searah dengan garis
diagoinal. Hal ini menunjukan variabel penelitian layak
untuk dapat dianalisis.

b. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas adalah uji untuk mementukan atau
menemukan terjadi ketidaksamaan varian pada suatu
residual dalam penelitian. Uji heteroskedasitas dapat
dilakukan dengan dua cara, uji heteroskedasitas secara
grafik dan uji heteroskedasitas secara statstik. Hasil uji
heteroskedasitas sebagai berikut :
1) Uji Heteroskedasitas Secara Grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

60
scatterplot anatara SREID dan ZPREID dimana sumbu
Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Yprediksi – Y sesungguhnya) dan telah di
studentized (Ghozalli, 2011). Hasil uji heteroskedasitas
scatterplotsebagai berikut :
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Grafik

Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Hasil scatterplotmenunjukan bahwa penyebaran titik


menyebar secara acak dan penyebaran titik berada
dibawah maupun diatas angka 0 sumbu Y. Berdasarkan
hasil ini menunjukan tidak terjadi heteroskedasitas pada
model penelitian ini.

2) Uji Heteroskedasitas Secara Statistik (Glesjer)


Selain scatterplot, uji heteroskedasitas juga dapat
dianalisis dengan uji glesjer. Pengujian ini untuk
memperkuat hasil dari pada uji scatterplotdiatas.
Glesjer dapat dianalis dengan melihat nilai signifikansi,

61
jika nilai sig. >0,05 maka model penelitian bebas dari
gejala heteroskedasitas. Hasil glesjer seperti berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Statistik (Glesjer)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,154 2,258 ,068 ,946
Financial ,023 ,061 ,118 ,378 ,708
Technology
Kepuasan ,017 ,118 ,045 ,144 ,887
Konsumen
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: data diolah dengan SPSS 25.0, 2020

Dari Tabel 4.7 diatas, dapat diketahui nilai signifikansi


untuk financial technology (X) sebesar 0,708 dan nilai
signifikansi kepuasan konsumen (Z) sebesar 0,887.
Kedua variabel memiliki nilai signifikansi >0,05, maka
dapat disimpulkan model penelitian ini bebas gejla
heteroskedasitas.

4. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)


Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur.
Substruktur yang pertama menganalisa pengaruh financial
technology sebagai variabel eksogen terhadap kepuasan konsumen
sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisa

62
financial technology dan kepuasan konsumen sebagai variabel
eksogen terhadap perkembangan UMKM sebagai variabel endogen.
Menggunakan SPSS 25.0 maka dihasilkan perhitungan sebagai
berikut:
a. Pengaruh financial technology dengan kepuasan konsumen
secara gabungan dan parsial
Tabel 4.8
Hasil Analisis Jalur Model I

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,733 3,604 ,203 ,840
Financial ,407 ,059 ,792 6,874 ,000
Technology
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: data diolah dari SPSS 25.0, 2020

Hasil Analisis Tabel 4.8 mendapatkan besar pengaruh


dari angka strandardized coefficients. Besar pengaruh financial
technology (X) terhadap kepuasan konsumen (Z) sebesar 0,792
atau 79,2%.

Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model I

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,792a ,628 ,615 1,81982

63
a. Predictors: (Constant), Financial Technology
Sumber: data diolah dari SPSS 25.0, 2020

Penelitian ini untuk melihat pengaruh financial


technology terhadap kepuasan konsumen secara gabungan,
dapat dilihat dari hasil perhitungan Tabel 4.9 dengan melihat
angka R square. Hasil Tabel 4.9 untuk nilai R square adalah
sebesar 0.628 atau 62,8%.
Hasil analisis ini mempunyai maksud bahwa pengaruh
variabel financial technolgy dengan kepuasan konsumen secara
gabungan adalah 62,8%, sedangkan sisanya sebesar 37,2%
(100%-62,8%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,
variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel financial technology adalah sebesar
62,8%, sementara pangaruh yang disebabkan oleh variabel-
variabel lain di luar model ini adalah sebesar 37,2%.
Nilai e1 dapat dicari dengan rumus :
𝑒1 = √(1 − 0,628) = 0,6099.

b. Pengaruh financial technology dan kepuasan konsumen


dengan perkembangan UMKM secara gabungan dan parsial

Tabel 4.10
Hasil Analisis Jalur Model II

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19,114 4,726 4,044 ,000

64
Financial -,046 ,127 -,112 -,358 ,723
Technology
Kepuasan ,029 ,248 ,037 ,118 ,907
Konsumen
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
Sumber: data diolah dari SPSS 25.0, 2020

Hasil Analisis Tabel 4.10 mendapatkan besar pengaruh


dari angka strandardized coefficients. Besar pengaruh financial
technology (X) terhadap perkembangan UMKM (Y) sebesar -
0,112 atau -11,2% dan untuk besar pengaruh kepuasan
konsumen (Z) terhadap perkembangan UMKM (Y) sebesar
0,037 atau 3,7%.
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model II

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,086 ,007 -,066 2,38479
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Financial Technology
Sumber: data diolah dari SPSS 25.0, 2020

Penelitian ini untuk melihat pengaruh financial


technology dan kepuasan konsumen terhadap perkembangan
UMKM secara gabungan, dapat dilihat dari hasil perhitungan
Tabel 4.11 dengan melihat angka R square. Hasil Tabel 4.11
untuk nilai R square adalah sebesar 0.007 atau 0,7%.
Hasil analisis ini mempunyai maksud bahwa pengaruh
variabel financial technology dan kepuasan konsumen dengan
perkembangan UMKM secara gabungan adalah 0,7%,
sedangkan sisanya sebesar 99.3% (100%-0,7%) dipengaruhi

65
oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang
dapat diterangkan dengan menggunakan variabel financial
technology dan kepuasan konsumen adalah sebesar 0,7%,
sementara pangaruh yang disebebkan oleh variabel-variabel lain
di luar model ini adalah sebesar 99.3%.
Nilai e2 dapat dicari dengan rumus :
𝑒2 = √(1 − 0,007) = 0,9964.

c. Perhitungan Pengaruh
1) Pengaruh Langsung
a) Pengaruh financial technology terhadap
kepuasan konsumen.
X Z = 0,792 atau 79,2%.
b) Pengaruh financial technology terhadap
perkembangan UMKM
X Y = -0,112 atau -11,2%.
c) Pengaruh kepuasan konsumen terhadap
perkembangan UMKM.
Z Y = 0,037 atau 3,7%.

2) Pengaruh Tidak Langsung


Menghitung pengaruh tidak langsung digunakan
rumus sebagai berikut:
a) Pengaruh financial technology terhadap
perkembangan UMKM melalui kepuasan
konsumen.

66
X Z Y = (0,792 x 0,037) = 0,0293
atau 2,93%.

Gambar 4.5
Diagram Jalur

X -0,112 Y e2

0,792 0,037

Z e1

Persamaan regresi untuk model diatas, adalah:


Persamaan 1, Z = 0,792X+ 𝑒1
Persamaan 2, Y = 0,037Z − 0,112X + 𝑒2

5. Pembahasan
a. Pembahasan pengaruh langsung secara parsial dan gabungan
Berdasarkan hasil penelitian analisis jalur model
I, financial technology memberikan pengaruh besar terhadap
kepuasan konsumen sebesar 0,792 atau 79,2%. Artinya,
financial technology (payment gateway, peer to peer lending
syariah, dan reseller) memiliki pengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
Analisis jalur model II menghasilkan pengaruh
langsung financial technology terhadap perkembangan
UMKM sebesar -0,112 atau 112% dengan nilai sig. 0,723
dan pengaruh langsung kepuasan konsumen terhadap

67
perkembangan UMKM sebesar 0,037 atau 3,7% dengan
nilai sig. 0,907. Disimpulkan bahwa financial technology
dan kepuasan konsumentidak berkontribusi signifikan
terhadap variabel perkembangan UMKM.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Diardo Luckandi (2018) mengenai “Analisis
Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech Pada UMKM
di Indonesia: Pendekatan Adaptive Structuration Theory”
menyebutkan bahwa fintech dapat mendorong sebuah
efesiensi dari sebuah transaksi akan tetapi terdapat faktor-
faktor penghambat seperti, implementasi teknologi, biaya,
serta kesiapan infrastruktur. Hal inilah, yang menyebabkan
variabel financial technology dan kepuasan konsumen tidak
memiliki kontribusi signifikan terhadap variabel
perkembangan UMKM.
Selain penelitian diatas, penelitian yang
dilakukan oleh Miswan Ansori (2019) mengenai
“Perkembangan dan Dampak Financial Technology
(Fintech) Terhadap Industri Keuangan Syariah di Jawa
Tengah” menyebutkan keunggulan dan tujuan (OJK, 2016)
adanya fintech adalah sebagai alternatif pendanaan selain
industri keuangan tradisional dimana masyarakat
memerlukan alternatif pembiayaan yang lebih demokratis
dan transparan, dan sebagai pelayanan masyarakat Indonesia
yang belum dilayani industri keuangan tradisional
dikarenakan ketetnya peraturan perbankan dan keterbatasan
pelayanan perbankan di daerah tertentu. Hal ini
menyimpulkan tujuan inovasi fintech adalah menjadi

68
alternatif untuk masyarakat dan juga memperkuat inklusif
keuangan.
b. Pembahasan pengaruh tidak langsung
Analisis jalur dapat digunakan untuk melihat
pengaruh langsung dan tidak langsung dari satu variabel
terhadap variabel lainnya. Pengaruh langsung telah
dijelakan diatas, sedangkan pengaruh tidak langsung untuk
financial technology terhadap perkembangan UMKM
melalui kepuasan konsumen adalah 2,93%. Berdasarkan
hasil perhitungan berikut, diketahui nilai pengaruh tidak
langsung lebih besar dari pada nilai pengaruh langsung.
Hasil ini menunjukan bahwa secara tidak langsung financial
technology melalui kepuasan konsumen mempunyai
kontribusi terhadap pengaruh perkembangan UMKM.

69
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besaran pengaruh


analisis jalur financial technology terhadap perkembangan UMKM dengan
memalui variabel intervening kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan berikut:

1. Pengaruh langsung financial technology terhadap kepuasan konsumen


sebesar 0,792 atau 79,2%. Pengaruh langsung financial technology
terhadap perkembangan UMKM sebesar -0,112 atau -11,2%. Pengaruh
langsung kepuasan konsumen terhadap perkembangan UMKM sebesar
0,037 atau 3,7%. Sehingga, financial technology memberikan pengaruh
paling besar terhadap kepuasan konsumen.
2. Analisis jalur dapat melihat besar pengaruh tidak langsung antar
variabel penelitian. Pengaruh financial technology terhadap
perkembangan UMKM melalui kepuasan konsumen sebesar 0,0297
atau 2,93%;

B. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan, dan penelitian


terdahulu dapat disampaikan saran sebagai berikut :

1. Pelaku UMKM dapat lebih memperhartikan faktor-faktor yang


memberikan pengaruh besar terhadap variabel kepuasan konsumen
yaitu financial technology (payment gateway, peer to peer lending
syariah, dan reseller). Sehingga, bisnis/usaha dapat mencapai
kepuasaan konsumen.

70
2. Pelaku UMKM harus lebih dapat meningkatkan edukasi dan literasi
akan perkembangan teknologi, terkhusus financial technology agar
dapat mengembangkan bisnis UMKM yang dimiliki.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
selajutnya, karena topik yang diangkat masih banyak hal yang perlu
dilakukan kajian ulang. Penulis menyarankan agar penelitian
selanjutnya menambahkan variabel-variabel lain agar penelitian ini
semakin berkembang untuk dunia akademisi kedepannya, karena
melihat masih sedikit penelitian mengenai topik ini.

71
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Chandra, Purdi. “Trik Sukses Menuju Sukses”, Grafika Indah, Yogyakarta, 2000.
Nayla, Aktifa P. “Komplet Akuntansi untuk UMKM dan Waralaba”, Laksana,
Jogjakarta, 2004.
Nunnally J. C. “Pshycometric Theory”, McGraw-Hill, New York, 1978.
Nurhasanah, Siti. “Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis Aplikasi dengan
Ms Excel dan SPSS”, Salemba Empat, Jakarta, 2016.
Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi. “Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi
Kepribadian”, Grasindo, Jakarta, 2003.
Sanusi, Anwar. “Metode Penelitian Bisnis”, Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Sarwono, Jonathan. “Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitaif Menggunakan
Prosedur SPSS (Edisi Pertama)”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012.
Sugiono. “Metode Penelitian Pendidikan. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2011.
Sugiono. “Metode Penelitian Kombinasi. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2012.
Sujarweni, V. Wiratna. “Statistika untuk Analisis Data Penelitian”, PT. Refika
Aditama, Bandung, 2012.
Syafi’i, Ahmad. “Bisnis Dropshipping dan Reseller”, PT. Alex Media Koputindo,
Jakarta, 2003.
Jurnal
Aaron, Rivadeneyra, Sohal. “Fintech : Is this time different? A framework for assessing
risks and opportunities for Central Banks”, Bank of Canada Staff Discussion
Paper, (2017).
Adeyeye, M. “e-Commerce, Business Methods and Evaluation of Payment Methods in
Nigeria”, Electronic Journal Information Systems Evaluation Volume, 11 (1),
(2008).
Amalia, Fitri. “Book Review: the Fintech Book: The Financial Technology Handbook
for Investors, Entrepreneurs and Visionaries”, Journal of Indonesia Economic
and Business, Vol.31 No. 3, (2016).

72
Arner, Douglas, Et.al. “The Evolution of Fintech: A new Post-crisis Paradigm?”,
Research Paper No.2015/047, University of Hong Kong Faculty of Law, 2015.
Darman. “Financial Technology (FinTech): Karakteristik dan Kualitas Pembiayaan
pada Peer to Peer Lending Syariah di Indonesia”, Jurnal Manajemen
Teknologi, 18 (2), (2019).
Dewan, Chen, L. “Fintech Payment Adpotion in The US: A Cross Industry Cross-
Platform Solution” Omaha: Creoghton University, (2015).
Khatimah, Halim, Fairol. “Consumers’ Intention to use e-money in Indonesia based on
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)”, American-
Eurasian Journal of Sustainable Agriculture, 8(12), (2014).
Luckandi, Diardo. “Analisis Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech Pada
UMKM di Indonesia: Pendekatan Adaptive Structuration Theory”, Jurnal
Informatika dan Komputer (JIKO), Vol. 4 No. 1 (2019).
Maier, E, “Journal of Retailing and Consumer Services Supply and demand on
crowdLending Syariah platforms: connecting small and medium-sized
enterprise borrowers and consumer investors”, Journal of Retailing and
Consumer Services, Vol. 33, (2016).
Rizal, Maulina, Kostini, Kostini. “Fintech as One of the Financing Solution for
SMEs”, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnia dan
Kewirausahaan, Vol. 3 No. 2, (2018).
Rusydiana, Aam Slamet. “Bagaimana Mengembangkan Industri Fintech Syariah di
Indonesia? Pendekatan Interpretive Structural Model (ISM)”, Jurnal Al-
Muzara’ah, Vol. 06 No. 2, (2018).
Santi, Budiharto, Saptono, Hendro. “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Financial Techonology (Peraturan Otoritras Jasa Keuangan Nomor
77/POJK.01/2016)”, Diponegoro Law Journal, Vol. 6, No. 3, (2017).
Tampubolon, Heryuncha. “Seluk-beluk Peer to Peer Lending Syariah Sebagai Wujud
Baru Keuangan di Indonesia”, Jurnal Bina Mulia Hukum, Vol. 3, No. 2,
(2019).
Prosiding Konferensi
Bintarto, Elshabyta A. “Fintech dan Cashless Society: Sebuah Revolusi Pendongkrak
Ekonomi Kerakyatan”, proceeding of Accounting competition & Strategic
Seminar 2018, 5-6, (2018).

73
Hsueh, S. C., Kuo C. H. “Effective Matching for P2P Lending Syariah by Mining
Strong Association Rules”,Proceedings of the 3rd International Conference on
Industrial and Business Engineering, 118, (2017).
Peraturan
Bank Indonesia. “Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Teknologi
Finansial” No.19/12/PBI/2017.
Peraturan Bank Indonesia. “Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaran
Pemrosesan Transaksi Pembayaran”, No. 18/40/PBI/2016.
Presiden Republik Indonesia. “Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia
tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif”, Perpres No. 82 Tahun 2016.
Presiden Republik Indonesia. “Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis
Elektronik (Road Map E-Commerce) Tahun 2017-2019”, Perpres No. 74 Tahun
2017.
Undang-Undang Republik Indonesia. “Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah”, UU No. 20 Tahun 2008.
Skripsi
Indah, Nur. “Pelaksanaan Jual Beli Antara Pelaku Usaha utama dan Reseller Dalam
Sistem Transaksi Online di Reisa Garage”, Skripsi, Tidak Diterbitkan, Fakultas
Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
2017.
Rizki, Naila. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pembiayaan dari Bank Umum Syariah”,
Skripsi, Tidak Diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Binis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta,2018.
Silalahi, Puspa, Dynda. “Analisis Faktor Keberhasilan Fintech Payment Dengan
Menggunakan Model Delone dan Mclean”, Laporan Penelitian, Tidak
Diterbitkan, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Bakrie: Jakarta,
2018.
Internet
Amyunus. “Fintech”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2020, dari
https://amyunus.com/2018/07/15/fintech/
Ayuwuragil, Kustin. “Kemenkop UKM: 3,79 Juta UMKM Sudah Go Online”, artikel
diakses tanggal 12 Januari 2020, dari

74
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171115161037-78-255819/kemenkop-
ukm-379-juta-umkm-sudah-go-online?

Bank Indonesia. “Edukasi dan Perlindungan Konsumen SP Financial Technology”,


artikel diakses tanggal 13 Oktober 2019, dari https://www.bi.go.id/id/edukasi-
perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/fintech/Pages/default.aspx
Simorangkir, Eduardo. “Benarkah Fintech jadi Ancaman Buat Bank?”, artikel diakses
tanggal 12 Januari 2020, dari https://finance.detik.com/fintech/d-
4542888/benarkah-fintech-jadi-ancaman-buat-bank
Otoritas Jasa Keuangan. “Penyelenggaraan Fintech Terdaftar dan Berizin di OJK Per
30 September 2019”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2020, dari
https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/-Penyelenggara-Fintech-
Terdaftar-dan-Berizin-di-OJK-per-30-September-2019.aspx
Taruna, Kresna. “Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)”, artikel
diakses tanggal 17 Oktober 2019, dari
https://www.scribd.com/doc/314834468/Pengertian-UMKM

75
LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner

Isi dan berilah tanda [x] pada kotak yang tersedia

I. Profil
1. Nama :
2. Nama Bisnis/Usaha :
3. Daerah Operasional Bisnis? (pilih salah satu)
□ Jakarta Barat
□ Jakarta Selatan
□ Tangerang Selatan
4. Lama Usaha Berdiri?
□< 2 tahun
□ 2 tahun s/d 4 tahun
□ 4 tahun s/d 6 tahun
□ > 6 tahun
5. Jumlah Aset Bisnis?
□ Maksimal Rp. 50 Juta,-
□> Rp. 50 Juta,- s/d Rp. 500 Juta,-
□> Rp. 500 Juta,- s/d Rp. 10 Milyar,-
6. Jumlah Omzet Bisnis?
□ Maksimal Rp. 300 Juta,-
□> Rp. 300 Juta,- s/d Rp. 2,5 Milyar,-
□> Rp. 50 Milyar,-
7. Email :

76
8. Apakah anda mengimplementasikan ketiga variabel penelitian (Payment,
Peer to Peer Lending Syariah, & Reseller) pada bisnis anda?
□ Ya □ Tidak

Untuk menjawab pertanyaan berikut, silakan disesuaikan dengan pengalaman anda


selama menggunakan fintech. Skala penilaian adalah sebagai berikut:

Singkatan Keterangan Penilaian

SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
R Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1

II. Financial Technolgy(X1)


Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan mengenai Financial
Technolgy dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator: Fintech Paymeny Gateay
Setelah mengaplikasikan fintech payment
1 pada bisnis akan meningkatkan
efektivitas pekerjaan bisnis.
Fintech payment membuat
2 urusan/pekerjaan bisnis menjadi mudah
atau efisien.
Teknologi yang diusung oleh fintech
3
payment mudah dioperasikan.

77
Kami dapat menguasai pengguaan fintech
4 payment sehingga dalam penggunaannya
berjalan dengan lancar.
Fintech payment dapat menghasilkan
5 pelayanan/service yang baik kepada
pelanggan.
Indikator: Fintech Peer to Peer Lending Syariah
Fintech peer to peer lending sy.
memberikan kemudahan
6
mekanisme/prosedur saat mengajukan
dana pembiayaan.
Persyaratan pada saat mengajukan dana
7 pembiayaan pada fintech peer to peer
lending sy. tidak rumit.
Memiliki jangka waktu yang terjangkau
8
hingga waktu pengembalian dana.
Teknologi yang ditawarkan fintech peer
9 to peer lending sy. mudah untuk
dioperasikan (Aplikasi/website).
Setelah mengajukan pembiayaan dana
10 pada fintech peer to peer lending sy. akan
menambah produktifitas bisnis.
Dengan adanya fintech peer to peer
11 lending sy. akan meminimalisir waktu,
dibandingkan pembiayaan melalui bank.
Indikator: Fintech Reseller

78
Setelah mengaplikasikan fintech reseller
12 akan memperluas pasar yang dimiliki
bisnis.
Fintech reseller merupakan bagian dari
13
pada strategi promosi.
Fintech reseller dapat memperluas
14
ukuran bisnis.

III. Kepuasan Konsumen (Z)


Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan mengenai Kepuasan
konsumendalam pernyataan-pernyataan berikut ini:
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator: Keinginan konsumen menggunakan layanan fintech
Fintech dapat menarik keinginan
konsumen untuk menggunakan layanan
1
fintech dalam melakukan pembelian
barang/jasa.
Indikator: Loyalitas konsumen
Fintech akan membuat konsumen terus
berkeinginan menggunakan layanan
2
fintech (loyalitas) dalam melakukan
pembelian barang/jasa.
Indikator: Rekomendasi
Konsumen akan merekomendasikan
3 layanan fintech kepada teman ataupun
keluarga,
Indikator: Promo yang ditawarkan fintech

79
Jumlah konsumen meningkat karena
4
promo yang ditawarkan fintech.
Indikator: Kualitas layanan
Jumlah konsumen bertambah karena daya
5. tarik konsumen besar akan kualitas
layanan yang dihasilkan fintech.
Indikator: Perlindungan konsumen
Fintech dapat memberikan kepercayaan
6
akan keamanan data konsumen.

IV. Perkembangan UMKM(Y)


Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan mengenai
perkembangan UMKM dalam pernyataan-pernyataan berikut ini:
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator: Pendapatan
Setelah mengimplementasikan fintech
1 pendapatan yang didapatkan menjadi
meningkat.
Indikator: Tenaga Kerja
Setelah mengimplementasikan fintech
2 maka jumlah tenaga kerja kami semakin
bertambah.
Indikator: Produk yang dihasilkan (produktivitas)
Setelah mengimplementasikan fintech
3 maka produk yang dihasilkan/dijual
semakin bertambah.

80
Setelah mengimplementasikan fintech
4 maka produk yang dihasilkan/dijual
semakin baik.

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden

A. Variabel Financial Technology (X)

Financial Technology (X)


No Total X
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
1 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 61
2 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 57
3 5 5 5 5 4 5 5 3 4 3 2 4 4 5 59
4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 57
5 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 48
6 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 48
7 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 51
8 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
9 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
10 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
11 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 68
12 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 65
13 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 65
14 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 64
15 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 64
16 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 67
17 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 62
18 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 66
19 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 60
20 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 63
21 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 60
22 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 63
23 5 5 4 3 5 3 1 3 2 4 2 5 5 5 52
24 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 57
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

81
26 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 62
27 4 5 4 5 5 3 3 4 2 5 5 5 5 5 60
28 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 5 5 53
29 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 65
30 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 66

B. Variabel Kepuasan Konsumen (Z)

Kepuasan Konsumen Z
No Total Z
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
1 5 4 4 4 3 4 24
2 5 4 4 4 3 5 25
3 3 3 3 4 4 4 21
4 3 4 4 5 4 3 23
5 3 3 4 3 3 3 19
6 4 3 4 3 3 3 20
7 4 3 4 4 4 4 23
8 4 5 4 5 5 4 27
9 4 5 4 5 5 4 27
10 4 5 4 5 5 4 27
11 4 4 4 5 5 4 26
12 4 5 4 5 4 4 26
13 5 5 4 5 5 4 28
14 4 4 4 4 4 4 24
15 5 5 4 5 4 5 28
16 5 4 5 5 5 4 28
17 5 4 4 5 5 5 28
18 5 5 4 5 5 4 28
19 4 4 4 4 4 5 25
20 4 4 4 5 4 5 26
21 4 5 5 4 5 5 28
22 4 4 5 5 5 5 28
23 5 5 5 5 2 2 24
24 5 4 4 4 4 4 25

82
25 4 4 4 4 4 4 24
26 5 5 5 5 5 5 30
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 3 3 3 3 3 19
29 5 4 4 5 5 5 28
30 5 5 4 5 5 5 29

C. Variebel Perkembangan UMKM (Y)

Perkembangan UMKM (Y) Total


No Y
Y1 Y2 Y3 Y4
1 5 3 4 4 16
2 4 3 5 4 16
3 5 5 5 3 18
4 4 3 4 4 15
5 4 4 5 4 17
6 5 3 4 3 15
7 5 5 5 5 20
8 5 4 4 3 16
9 4 3 3 2 12
10 4 5 5 5 19
11 4 3 4 3 14
12 5 5 5 5 20
13 3 4 4 3 14
14 5 5 4 5 19
15 4 5 5 4 18
16 5 4 5 5 19
17 2 3 3 4 12
18 4 4 5 3 16
19 5 4 5 5 19
20 5 5 5 4 19
21 3 5 5 4 17
22 5 5 5 4 19
23 5 4 5 5 19
24 5 5 5 4 19

83
25 5 5 5 5 20
26 4 3 4 4 15
27 5 3 5 5 18
28 4 4 4 3 15
29 5 4 5 5 19
30 5 4 5 4 18

84
Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data

A. Uji Validitas
1. Validitas Financial Technolgy (X)

Correlations
Tota
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 lX
X1 Pearso 1 ,78 ,43 ,47 ,34 ,23 ,07 - ,18 ,23 - ,14 ,29 ,14 ,532
** * ** **
n 2 2 6 6 1 0 ,03 7 7 ,04 1 3 1
Correlat 7 1
ion
Sig. (2- ,00 ,01 ,00 ,06 ,22 ,71 ,84 ,32 ,20 ,82 ,45 ,11 ,45 ,002
tailed) 0 7 8 1 0 3 6 1 7 8 8 7 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearso ,78 1 ,40 ,66 ,52 ,15 - ,20 ,16 ,49 ,17 ,37 ,63 ,56 ,689
** * ** ** ** * **
n 2 6 9 5 8 ,10 3 1 8 3 0 1 4** **

Correlat 8
ion
Sig. (2- ,00 ,02 ,00 ,00 ,40 ,56 ,28 ,39 ,00 ,36 ,04 ,00 ,00 ,000
tailed) 0 6 0 3 4 9 3 6 5 0 4 0 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearso ,43 ,40 1 ,57 ,33 ,09 ,18 ,00 ,12 ,22 ,11 ,17 ,25 ,34 ,490
* * ** **
n 2 6 6 1 0 0 0 7 0 7 5 2 6
Correlat
ion
Sig. (2- ,01 ,02 ,00 ,07 ,63 ,34 1,0 ,50 ,24 ,53 ,35 ,18 ,06 ,006
tailed) 7 6 1 4 7 2 00 4 3 8 4 0 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearso ,47 ,66 ,57 1 ,45 - ,20 ,29 ,12 ,46 ,31 ,32 ,45 ,52 ,699
n 6** 9** 6** 3* ,01 4 3 9 1* 9 8 7* 7** **

Correlat 3
ion
Sig. (2- ,00 ,00 ,00 ,01 ,94 ,28 ,11 ,49 ,01 ,08 ,07 ,01 ,00 ,000
tailed) 8 0 1 2 4 0 6 6 0 6 7 1 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

85
X5 Pearso ,34 ,52 ,33 ,45 1 ,01 - ,19 ,08 ,62 ,47 ,33 ,39 ,49 ,576
** * ** ** *
n 6 5 1 3 9 ,07 9 8 3 4 1 3 5** **

Correlat 2
ion
Sig. (2- ,06 ,00 ,07 ,01 ,91 ,70 ,29 ,64 ,00 ,00 ,07 ,03 ,00 ,001
tailed) 1 3 4 2 9 6 3 5 0 8 4 2 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearso ,23 ,15 ,09 - ,01 1 ,55 ,26 ,57 ,12 ,15 ,00 ,16 ,09 ,426
n 1 8 0 ,01 9 1** 0 0** 5 9 0 9 5 *

Correlat 3
ion
Sig. (2- ,22 ,40 ,63 ,94 ,91 ,00 ,16 ,00 ,51 ,40 1,0 ,37 ,61 ,019
tailed) 0 4 7 4 9 2 5 1 1 2 00 2 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearso ,07 - ,18 ,20 - ,55 1 ,20 ,59 ,15 ,32 - - - ,425
** ** *
n 0 ,10 0 4 ,07 1 0 7 5 5 ,02 ,09 ,02
Correlat 8 2 9 2 9
ion
Sig. (2- ,71 ,56 ,34 ,28 ,70 ,00 ,29 ,00 ,41 ,08 ,87 ,62 ,87 ,019
tailed) 3 9 2 0 6 2 0 1 3 0 8 8 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearso - ,20 ,00 ,29 ,19 ,26 ,20 1 ,36 ,66 ,54 ,26 ,46 ,36 ,579
* ** ** *
n ,03 3 0 3 9 0 0 5 8 0 3 1 7* **

Correlat 7
ion
Sig. (2- ,84 ,28 1,0 ,11 ,29 ,16 ,29 ,04 ,00 ,00 ,16 ,01 ,04 ,001
tailed) 6 3 00 6 3 5 0 7 0 2 1 0 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearso ,18 ,16 ,12 ,12 ,08 ,57 ,59 ,36 1 ,29 ,53 ,11 ,14 ,14 ,588
** ** * ** **
n 7 1 7 9 8 0 7 5 5 2 6 1 1
Correlat
ion
Sig. (2- ,32 ,39 ,50 ,49 ,64 ,00 ,00 ,04 ,11 ,00 ,54 ,45 ,45 ,001
tailed) 1 6 4 6 5 1 1 7 4 2 2 7 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

86
X10 Pearso ,23 ,49 ,22 ,46 ,62 ,12 ,15 ,66 ,29 1 ,71 ,50 ,62 ,54 ,801
** * ** ** ** ** **
n 7 8 0 1 3 5 5 8 5 4 2 0 2** **

Correlat
ion
Sig. (2- ,20 ,00 ,24 ,01 ,00 ,51 ,41 ,00 ,11 ,00 ,00 ,00 ,00 ,000
tailed) 7 5 3 0 0 1 3 0 4 0 5 0 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearso - ,17 ,11 ,31 ,47 ,15 ,32 ,54 ,53 ,71 1 ,34 ,43 ,32 ,652
n ,04 3 7 9 4** 9 5 0** 2** 4** 7 5* 0 **

Correlat 1
ion
Sig. (2- ,82 ,36 ,53 ,08 ,00 ,40 ,08 ,00 ,00 ,00 ,06 ,01 ,08 ,000
tailed) 8 0 8 6 8 2 0 2 2 0 0 6 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X12 Pearso ,14 ,37 ,17 ,32 ,33 ,00 - ,26 ,11 ,50 ,34 1 ,57 ,57 ,484
* ** **
n 1 0 5 8 1 0 ,02 3 6 2 7 4 4** **

Correlat 9
ion
Sig. (2- ,45 ,04 ,35 ,07 ,07 1,0 ,87 ,16 ,54 ,00 ,06 ,00 ,00 ,007
tailed) 8 4 4 7 4 00 8 1 2 5 0 1 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X13 Pearso ,29 ,63 ,25 ,45 ,39 ,16 - ,46 ,14 ,62 ,43 ,57 1 ,84 ,654
** * * * ** * **
n 3 1 2 7 3 9 ,09 1 1 0 5 4 6** **

Correlat 2
ion
Sig. (2- ,11 ,00 ,18 ,01 ,03 ,37 ,62 ,01 ,45 ,00 ,01 ,00 ,00 ,000
tailed) 7 0 0 1 2 2 8 0 7 0 6 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X14 Pearso ,14 ,56 ,34 ,52 ,49 ,09 - ,36 ,14 ,54 ,32 ,57 ,84 1 ,605
** ** ** * ** ** ** **
n 1 4 6 7 5 5 ,02 7 1 2 0 4 6
Correlat 9
ion
Sig. (2- ,45 ,00 ,06 ,00 ,00 ,61 ,87 ,04 ,45 ,00 ,08 ,00 ,00 ,000
tailed) 7 1 1 3 5 6 8 6 7 2 5 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

87
Tota Pearso ,53 ,68 ,49 ,69 ,57 ,42 ,42 ,57 ,58 ,80 ,65 ,48 ,65 ,60 1
** ** ** ** ** * * ** ** ** ** ** ** **
lX n 2 9 0 9 6 6 5 9 8 1 2 4 4 5
Correlat
ion
Sig. (2- ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,01 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
tailed) 2 0 6 0 1 9 9 1 1 0 0 7 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

2. Validitas Kepuasan Konsumen (Z)

Correlations
Z1.1 Z1.2 Z1.3 Z1.4 Z1.5 Z1.6 TotalZ1
* *
Z1.1 Pearson 1 .460 .341 .373 .138 .327 .603**
Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .065 .042 .469 .077 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Z1.2 Pearson .460* 1 .442* .723** .445* .261 .784**
Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .014 .000 .014 .163 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Z1.3 Pearson .341 .442* 1 .379* .203 .148 .534**
Correlation
Sig. (2-tailed) .065 .014 .039 .281 .435 .002
N 30 30 30 30 30 30 30
* ** * **
Z1.4 Pearson .373 .723 .379 1 .609 .335 .818**
Correlation
Sig. (2-tailed) .042 .000 .039 .000 .071 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
* ** **
Z1.5 Pearson .138 .445 .203 .609 1 .588 .758**
Correlation
Sig. (2-tailed) .469 .014 .281 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30

88
Z1.6 Pearson .327 .261 .148 .335 .588** 1 .673**
Correlation
Sig. (2-tailed) .077 .163 .435 .071 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
TotalZ1 Pearson .603** .784** .534** .818** .758** .673** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Validitas Perkembangan UMKM (Y)

Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 TotalY1
Y1.1 Pearson Correlation 1 .276 .472** .344 .689**
Sig. (2-tailed) .139 .008 .063 .000
N 30 30 30 30 30
**
Y1.2 Pearson Correlation .276 1 .590 .340 .736**
Sig. (2-tailed) .139 .001 .066 .000
N 30 30 30 30 30
** ** **
Y1.3 Pearson Correlation .472 .590 1 .546 .842**
Sig. (2-tailed) .008 .001 .002 .000
N 30 30 30 30 30
**
Y1.4 Pearson Correlation .344 .340 .546 1 .753**
Sig. (2-tailed) .063 .066 .002 .000
N 30 30 30 30 30
TotalY1 Pearson Correlation .689** .736** .842** .753** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

89
B. Uji Realibilitas
1. Variabel Financial Technology (X)

Case Processing Summary


N %
Reliability Statistics
Cases Valid 30 100.0
Cronbach's
Excludeda 0 .0
Alpha N of Items
Total 30 100.0
,856 14
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

2. Variabel Kepuasan Konsumen (Z)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0 Reliability Statistics
a
Excluded 0 .0 Cronbach's
Total 30 100.0 Alpha N of Items
a. Listwise deletion based on all variables in the .788 6
procedure.

3. Variabel Perkembangan UMKM (Y)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0 Reliability Statistics
Excludeda 0 .0 Cronbach's

Total 30 100.0 Alpha N of Items


.734 4
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

90
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas

2. Uji Heteroskedasitas

91
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,154 2,258 ,068 ,946
Financial Technology ,023 ,061 ,118 ,378 ,708
Kepuasan Konsumen ,017 ,118 ,045 ,144 ,887
a. Dependent Variable: Abs_Res

Lampiran 4: Hasil Analisis Jalur

A. Hasil Analisis Jalur Model I

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,733 3,604 ,203 ,840
Financial Technology ,407 ,059 ,792 6,874 ,000
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen

B. Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model I

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,792a ,628 ,615 1,81982
a. Predictors: (Constant), Financial Technology

92
C. Hasil Analisis Jalur Model II

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19,114 4,726 4,044 ,000
Financial Technology -,046 ,127 -,112 -,358 ,723
Kepuasan Konsumen ,029 ,248 ,037 ,118 ,907
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM

D. Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model II

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,086 ,007 -,066 2,38479
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Financial Technology

93
Lampiran 5: R Tabel

94

Anda mungkin juga menyukai