Anda di halaman 1dari 246

PENGARUH MENTAL ACCOUNTING PRACTICE TERHADAP MICRO

BUSINESS (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) PERFORMANCE

DENGAN GROWTH MINDSET SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

KEMAL SABARULLAH
NIM: 11160820000113

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M
PENGARUH MENTAL ACCOUNTING PRACTICE TERHADAP MICRO

BUSINESS (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) PERFORMANCE

DENGAN GROWTH MINDSET SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

KEMAL SABARULLAH
NIM: 11160820000113

Di bawah bimbingan

Pembimbing

Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA.

NIDN. 2009058601

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 8 April 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Muhamad Kemal Sabarullah

2. NIM : 11160820000113

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Mental Accounting Terhadap Micro Business

Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel

Intervening

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 April 2020

1. Yulianti, SE., M.Si. (________________)


NIP. 19820318 201101 2 011 Penguji I

2. Rahmawati, SE., MM. (________________)


NIP: 19770814 200604 2 003 Penguji II

iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 23 Desember 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhamad Kemal Sabarullah


2. Jurusan : Akuntansi
3. Judul Skripsi : Pengaruh Mental Accounting Practice Terhadap Micro
Business (Usaha Mikro Kecil Menengah) Performance Dengan Growth
Mindeset Sebagai Variabel Intervening.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Desember 2020

1. Fitri Damayanti, SE., M. Si


NIP. 198107312006042003 Ketua

2. Nur Wachidah, SE., M. Si., AK


NIDN. 2005078501 Penguji Ahli

3. Dr. Yusar Sagara, SE., M. Si., Ak., CA., CMA., CPMA


NIDN. 2009058601 Pembimbing

v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muhamad Kemal Sabarullah
NIM : 11160820000113
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 17 November 2020

Muhamad Kemal Sabarullah

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Muhamad Kemal Sabarullah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Mei 1998
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Jl. Sitrun No. 22D RT/RW 003/010,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530
5. Telepon : 081319021078
6. Email : kemal.sabarullah@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 01 Kebon Jeruk Tahun 2004-2010
2. SMP Negeri 75 Jakarta Barat Tahun 2010-2013
3. SMA Negeri 65 Jakarta Barat Tahun 2013-2016
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2020

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah : Samsu Alam
2. Ibu : Muhibah
3. Anak ke- : Enam dari Enam Bersaudara

vii
THE EFFECT OF MENTAL ACCOUNTING PRACTICE ON MICRO
BUSINESS PERFORMANCE USING GROWTH MINDSET AS
INTERVENING VARIABLES

ABSTRACK

This study aim to examine the effect of mental accounting on micro business
performance with a growth mindset as an intervening variable. This study uses
primary data by distributing questionnaires to owners of micro, small and medium
enterprises in the DKI Jakarta area. This study used a sample of 52 respondents
and was conducted using purposive sampling method. This study used a data
analysis method that used as Partial Least Square (PLS)-SEM with the help of data
analysis tool SmartPLS 3.0.
The results of this study indicate that mental accounting unable to show
significant effect on micro business performance. Mental accounting has a
significant effect on growth mindset. Growth mindset has a significant effect on
micro business performance. And mental accounting can have an indirect effect on
micro business performance with growth mindset as an intervening variable
Keywords: Mental Accounting, Growth Mindset, Micro Business Performance,
MSMEs (Mikro, Small, Medium Enterprises), UMKM

viii
PENGARUH MENTAL ACCOUNTING PRACTICE TERHADAP MICRO
BUSINESS (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) PERFORMANCE
DENGAN GROWTH MINDSET SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh mental accounting


terhadap micro business performance dengan growth mindset sebagai variabel
intervening. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan
kuesioner kepada pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah DKI
Jakarta. Pengambilan sampel sebanyak 252 responden dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode
analisis data yaitu Partial Least Square (PLS)-SEM dengan menggunakan alat
analisis data yaitu SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mental accounting belum dapat
mempengaruhi micro business performance secara signifikan. Mental accounting
berpengaruh secara signifikan terhadap growth mindset. Growth mindset
berpengaruh secara signifikan terhadap micro business performance. Dan mental
accounting dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap micro business
performance dengan growth mindset sebagai variabel intervening
Kata Kunci: Mental Accounting, Growth Mindset, Micro Business Performance,
MSMEs (Mikro, Small, Medium Enterprises), UMKM

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera

Segala puji serta syukur kepada Allah yang telah memberikan berkat serta
penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang berjudul: “Pengaruh Mental Accounting Terhadao Micro Business
Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk memenuhi syarat
guna meraih gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
bahwa ada banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan ungkapan terimakasih atas segala bantuan, doa, serta semangat yang
telah diberikan utamanya kepada:

1. Orang tua (Ibu dan Bapak) dan Kakak-Kakak (Ka Maya, Ka Yuli, Ka Lia, Ka
Ika, dan Abang Ugi), yang menjadi motivasi utama penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini, serta yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan baik moril maupun materil guna menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M. Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing,
memberikan saran, masukan, dan juga memberi motivasi serta nasihat kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang

x
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
memenuhi segala kebutuhan dalam bentuk administrasi dan lain-lain.
8. Sahabatku Fatimah Tasha, Nabillah Cholifatul Aula, Verry Anggriawan,
Megasti Titian Sitorus, David Vincencius, Muhajir Ikhsanushabri, Brigita
Pratiwi, Rizqie Amalia, Alya Nur Zurayya, Ricky Rosario yang telah
menghibur dan membantu di masa sulit, menjadi tempat berkeluh kesah, serta
yang memberikan semangat serta doanya kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi.
9. Teman Seperjuanganku, Aviani Anwar, Tevan Setiadi, Noel Franchise
Febrian, Ibalgis, Muhamad Fajri yang sejak awal kuliah hingga akhir
senantiasa memberikan semangat serta dukungan dan bantuan.
10. Teman Magang Glints Indonesia, Siti Fitriana Romana, Anugerah Putra, Dyah
Safira Priambodo, Maria Regina Pinkan Larasati, William Liman, Nadiva
Tania, Hana Shabira, dll. Yang telah memberikan banyak masukan dan saran
kepada penulis tentang dunia kerja kedepannya dan persiapan apa yang harus
dimiliki.
11. Teman AIESEC in UIN Jakarta, Rohmatulloh Amirodtudin, Nadya Aqila,
Syafira Imsakiyah, Muhammad Fajrian, Ghina Fadhila, dll. Yang membuat
penulis merasa memiliki tempat untuk melakukan hal positif dan
mengembangkan diri.
12. Ka Mutiara selaku senior penulis yang telah meluangkan banyak waktunya
untuk mendengarkan, memberi semangat, memberi saran, dan mengajarkan
terkait skripsi.
13. Ali Anfasha dan Aditya Wibisono selaku teman satu bimbingan yang terus
berbagi ide dan semangat dalam menyusun penelitian.
14. Seluruh teman-teman Akuntansi 2016, terutama Akuntansi C 2016 yang telah
menemani proses belajar selama 4 tahun di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

xi
15. Seluruh pihak yang terlibat dan membantu yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 17 November 2020

Muhamad Kemal Sabarullah

xii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii
ABSTRACK ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 12
C. Maksud dan Tujuan Penelitian.............................................................................. 12
1. Maksud Penelitian ............................................................................................ 12
2. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 12
3. Manfaat Penelitian............................................................................................ 13
D. Signifikansi Penelitian ........................................................................................... 14
BAB II .................................................................................................................. 17
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 17
1. Landasan Teori ...................................................................................................... 17
1. Teori Goal Setting dan Hubungannya dengan Mental Accounting................... 17
2. Teori Mental Accounting................................................................................... 20
3. Teori Kinerja ...................................................................................................... 34
4. Teori Mindset .................................................................................................... 36
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 40

xiii
C. Pengembangan Hipotesis ..................................................................................... 62
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 71
BAB III ................................................................................................................. 72
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 72
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 72
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................. 73
1. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 73
2. Metode Penelitian Sampel................................................................................ 73
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 74
D. Operasional Variabel Penelitian............................................................................ 75
E. Metode Analisis Data ............................................................................................ 80
1. Statistik Deskriptif ............................................................................................. 82
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ........................................................ 83
3. Uji Model Struktural atau Inner Model ............................................................. 85
4. Uji Efek Intervening ........................................................................................... 88
5. Pendekatan Kualitatif ........................................................................................ 90
BAB IV ................................................................................................................. 93
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 93
A. Analisis Data .......................................................................................................... 93
B. Pengujian Hipotesis............................................................................................. 123
BAB V................................................................................................................. 145
PENUTUP .......................................................................................................... 145
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 145
B. Implikasi Penelitian ............................................................................................. 145
C. Keterbatasan ....................................................................................................... 146
D. Saran ................................................................................................................... 147
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 148
LAMPIRAN 1 .................................................................................................... 149
Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ........................................................ 149
LAMPIRAN 2 .................................................................................................... 149
Kuesioner Penelitian ......................................................................................... 149

xiv
LAMPIRAN 3 .................................................................................................... 149
Daftar Identitas dan Jawaban Responden...................................................... 149
LAMPIRAN 4 .................................................................................................... 149
Output Hasil Pengujian Data ........................................................................... 149

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sorotan Mengenai Pola Pikir UMKM .................................................... 3


Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 41
Tabel 3.1 Operasional Variabel............................................................................. 79
Tabel 4.1 Rekapitulasi Demografi Responden...................................................... 95
Tabel 4.2 Informasi Narasumber Wawancara ....................................................... 97
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Variabel Laten ....................................................... 98
Tabel 4.4 Variabel Mental Accounting ............................................................... 100
Tabel 4.5 Tanggapan atas Dimensi Extraversion ............................................... 102
Tabel 4.6 Tanggapan atas Dimensi Agreeableness ............................................. 104
Tabel 4.7 Tanggapan atas Dimensi Conscientiousness ...................................... 106
Tabel 4.8 Tanggapan atas Dimensi Emotional Stability ..................................... 107
Tabel 4.9 Tanggapan atas Dimensi Openness .................................................... 109
Tabel 4.10 Variabel Growth Mindset .................................................................. 111
Tabel 4.11 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Leadership ..................... 112
Tabel 4.12 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Culture ........................... 113
Tabel 4.13 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Orientation..................... 115
Tabel 4.14 Variabel Micro Business Performance ............................................. 116
Tabel 4.15 Tanggapan atas Dimensi Profitability............................................... 118
Tabel 4.16 Tanggapan atas Dimensi Sales Growth ............................................ 119
Tabel 4.17 Tanggapan atas Dimensi Kualitas Produk ........................................ 121
Tabel 4.18 Tanggapan atas Dimensi Kepuasan Konsumen ................................ 122
Tabel 4.19 Pengujian Model Pengukuran Reflektif ............................................ 124
Tabel 4.20 Indikator yang Tidak Dapat Dipertahankan ...................................... 125
Tabel 4. 21 Pengujian Collinearity...................................................................... 127
Tabel 4. 22 Hasil R2 dan Q2 ................................................................................. 127
Tabel 4. 23 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 128
Tabel 4. 24 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 138

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konsep Logika .................................................................................. 11


Gambar 2.1 Konsep Prestasi ................................................................................. 19
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 71

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era ekonomi global saat ini, dibutuhkan sebuah entitas bisnis

yang dapat menjadi mesin yang kuat untuk kinerja ekonomi dan

pengembangan sebagian pasar ekonomi, menurut Dharma T Ediraras

(2010) hal yang sedang mendapat perhatian yang lebih serius dari berbagai

kalangan adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dunia usaha

Indonesia pada saat ini masih didominasi oleh Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM).

Dari hasil Sensus Ekonomi 2016 Badan Pusat Statistik, menyatakan

jumlah usaha ini mencapai lebih dari 26 juta usaha atau 98,68 persen dari

total usaha nonpertanian di Indonesia. Sebagian negara berkembang

Indonesia telah menyadari potensi dan kontribusi besar yang dapat dibuat

oleh UMKM terhadap perkembangan dan pencapaian pembangunan

ekonomi lokal yang berkelanjutan dan merupakan salah satu alat untuk

menciptakan lapangan kerja yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan

dan pengangguran (Alexander Muzenda, 2014).

Dalam pembangunan ekonomi nasional, salah satu prioritas adalah

pengembangan UMKM di Indonesia, karena UMKM merupakan mesin

penggerak sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk

1
mengurangi masalah kesenjangan antar golongan, pendapatan antar pelaku

usaha, dan bahkan pengentasan kemiskinan dan juga sebagai lapangan kerja

baru. Seperti yang dilansir pada CNN Indonesia 2020 mengungkapkan

bahwa Presiden Jokowi dan jajarannya akan membuat program perluasan

pembiayaan modal kerja bagi 23 juta pelaku UMKM yang apabila masuk

dalam ketegori layak kredit, maka mereka berhak mendapat pembiayaan

dari perluasan program Kredit Usaha Rakyat.

Dapat dilihat bahwa pemerintah dan banyak pihak lainnya sudah

memberikan dan membuka peluang yang sangat lebar untuk entitas bisnis

UMKM agar dapat mengembangkan potensi dan usahanya. Namun,

menurut Nur Rokhman dan Adi Trisusanto (2011), UMKM meskipun

mendapat banyak dorongan dari berbagai pihak baik pemerintah atau

kalangan tertentu, UMKM masih dihadapkan dengan permasalahan yang

merupakan pondasi dasar, yaitu mentalitas dalam pengambilan keputusan

oleh pemilik UMKM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan. Pada dasarnya, Pemerintah, Korporasi besar atau pihak lainnya

tidak tahu betul persoalan yang terjadi dilapangan, maka solusi yang

diberikan pun bisa dikatakan kurang tepat. Mereka datang dengan memberi

solusi bantuan modal, memberikan pelatihan, atau memberikan peralatan

produksi. Pendekatan semacam itu tidak selalu berhasil baik. Karena

UMKM yang seharusnya menjadi semakin mandiri dan empowered, tetapi

justru dibina menjadi dan ketergantungan. Sehingga begitu bantuan

2
dihentikan, UMKM kembali tak berdaya dan mengiba-iba meminta untuk

bantuan berikutnya.

Pada dasarnya adalah benar bahwa UMKM perlu ditingkatkan dari

usaha kecil menjadi menengah, dan akhirnya besar. Namun sebelum itu

semua dijalankan, hal mendasar dan awal besar yang harus dituntaskan yaitu

melakukan transformasi mindset (pola pikir).

Tabel 1.1 Sorotan Mengenai Pola Pikir UMKM

No. Sumber Keterangan

Berita

1. Media “UMKM RI Masih Tertinggal dari Negara Lain”

Indonesia
Koperasi yang ada di DIY dituntut harus bisa berkreasi,
(2019)
berkolaborasi, beradaptasi dan mengubah mindset atau pola pikir

para pengurus organisasinya atau sumber daya manusia (SDM)-

nya.

2. Okezone “Menkop Teten: 87% UMKM Masih Tertinggal Dalam Digital”

(2020)
Saat ini 87% UMKM kita masih tertinggal dalam digital (online)

ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

3. Sindonews “Ingin maju, saatnya UKM ubah pola pikir”

(2011)

3
No. Sumber Keterangan

Berita

Kenyataannya banyak pelaku UMKM yang terlanjur puas dengan

pencapaiaannya sehingga enggan untuk mengembangkan

usahanya agar lebih maju. Selain itu, pola pikir masyarakat yang

menganggap wirausaha bukan sebagai pekerjaan atau kerap

menjadi pilihan terakhir.

4. Antaranews “BI: UMKM Perlu Ubah Pola Pikir Usaha”

(2013)
Bank Indonesia menilai usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) perlu mengubah pola pikir dari sekadar mampu

bertahan hidup menjadi memiliki jiwa kewirausahaan.

5 Tempo “Koperasi dan UMKM Harus Mampu Bersaing di Era Industri

(2019) 4.0”

Tantangan koperasi dan UMKM saat ini tidak hanya soal

bagaimana memanfaatkan teknologi informasi yang terus

berkembang, tetapi juga mengubah pola pikir dan sistem tata

kelola usaha. Maka itu, kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM)

harus ditingkatkan. "Pada dasarnya Koperasi dan UMKM harus

dapat beradaptasi dan bertransformasi dalam menghadapi

lingkungan yang senantiasa berjalan dinamis

4
Berdasarkan beberapa sorotan yang ada diatas mengenai mindset,

dapat ditarik kesimpulan bahwa UMKM memiliki suatu urgensi untuk

merubah mindset kearah yang lebih baik dan berkembang. Welsch, H.,

Price, P. D., dan Stoica, M., (2013) mengemukakan bahwa pemilik UKM

biasanya lebih fokus pada pencapaian kelangsungan hidup daripada

mengejar pertumbuhan. Demikian juga, Levie dan Autio (2013)

menambahkan bahwa jika wirausahawan tidak memiliki niat untuk

mengembangkan bisnis mereka, bisnis mereka kemungkinan besar tidak

akan tumbuh, mengingat pencapaian pertumbuhan sangat sulit.

Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan UKM adalah dengan

meningkatkan level orientasi kewirausahaan mereka. Orientasi

kewirausahaan telah diidentifikasi untuk mendukung pertumbuhan

perusahaan (Ljungquist dan Ghannad, 2008). Basile (2012) mendefinisikan

orientasi kewirausahaan sebagai proses strategis, praktik, dan keputusan

yang digunakan pembuat keputusan ketika merumuskan tujuan organisasi

perusahaan, dan mempertahankan visinya, untuk menciptakan keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan.

Mungkin, kurang lebih banyak UMKM yang salah dalam

menentukan goal setting orientation atau mindset. Menurut Siburian (2009)

Rendahnya kemampuan ekonomi seseorang mengakibatkan masyarakat

banyak yang hidup pada tingkat subsisten. Akibatnya, penduduk kurang

berani melakukan inovasi baru pada tingkat produktivitas, karena tindakan

itu dapat membahayakan kehidupan subsisten mereka seandainya inovasi

5
yang dilakukan itu tidak berhasil dan salah satu ciri khas ekonomi subsisten

adalah menyatunya unit produksi dengan unit konsumsi yang dapat

diartikan pendapatan yang didapatkan merupakan sesuatu yang langsung

untuk dikonsumsi, atau paling tidak hasil tersebut itu lebih banyak

dikonsumsi sendiri.

Hal-hal seperti ini dapat menjadi salah satu faktor pada UMKM.

UMKM dengan mindset subsisten menjalankan bisnis sebatas hanya untuk

menutupi kebutuhan sehari-hari keluarga (self-sufficiency) dan jarang sekali

untuk merencanakan dan bermimpi besar untuk mengembangkan usaha

(mimpi dan ambisi minimalis). Maka jika sudah ber-mindset seperti

demikian, hukum self-fulfilling prophecy juga berlaku seperti yang

dikemukakan oleh Merton (1968) dalam bukunya Social Theory and

Structure “Definisi yang salah tentang situasi yang membangkitkan perilaku

baru yang membuat konsepsi semula salah menjadi kenyataan”.

Karena UMKM berpola-pikir subsisten, maka umumnya

wirausahawan UMKM jarang berpikir untuk memisahkan keuangan

keluarga dengan keuangan perusahaan dan implikasinya jika keuangan

perusahaan tidak dipisahkan dengan keuangan keluarga maka akan sulit

untuk menghitung pengeluaran dan biaya-biaya perusahaan. Dan

berdampak, jika perhitungan cost tidak ada, maka otomatis UMKM tidak

tahu berapa besar profit yang dihasilkan dari bisnisnya. Hal ini dapat

menjadi faktor penghambat karena jika UMKM tidak mengetahui besar

keuntungan yang dihasilan setiap tahunnya, maka tentu saja UMKM tidak

6
dapat mengetahui apakah bisnisnya makin berkembang atau sebaliknya.

Dan jikalau keuntungan terus menaik, tetapi rupanya cost usaha terus

menaik lebih kencang. Mindset subsisten menjadikan wirausahawan

UMKM terhambat karena menajdi tidak berani dan tidak mau ambil resiko.

Padahal pengambilan resiko adalah prasyarat agar usaha bisnis dapat

bertumbuh dan berkembang lebih besar.

Dalam menjalankan usaha bisnis, wirausahawan UMKM yang

memiliki mindset subsisten cenderung hanya mengikuti alur, seperti

menjalankan rutinitas. Karena tidak tahu cost dan profit dan tidak pula tahu

apakah usaha bisnis berkembang atau tidak setiap tahunnya. Singkatnya,

wirausahawan UMKM yang seperti ini tidak memiliki growth-mindset.

Dweck (1999; 2000) mengembangkan dua teori kecerdasan diri dengan

memberikan wawasan tentang proses psikologis (motivasi) yang penting

untuk pencapaian. Dia menyatakan bahwa individu memiliki teori entitas

kecerdasan, yang dikenal sebagai mindset tetap atau teori kecerdasan

tambahan, yang dikenal sebagai mindset berkembang (growth mindset).

Individu dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dan

kesuksesan seseorang disebabkan oleh pembelajaran, bahwa kecerdasan

dapat tumbuh dan berubah dengan upaya dan percaya dalam mencoba

pendekatan lain atau mencari bantuan ketika menghadapi kesulitan dan

cenderung untuk mengadopsi tujuan pembelajaran.

Individu-individu dengan kepercayaan diri tinggi atau rendah

merespons dengan pola respons yang khas dari pikiran, perilaku, dan

7
perasaan dalam situasi apa pun yang mereka hadapi dengan berfokus pada

mempelajari ide-ide baru (Dweck, 2006; Johnson, 2009). Alasan di balik ini

adalah karena sebagian besar pemimpin bisnis besar yang telah sukses

memiliki pola growth mindset, karena membangun dan mempertahankan

organisasi yang sangat baik dalam menghadapi perubahan konstan

mengharuskannya (Dweck, 2006). McGrath dan MacMillan (2000)

mengidentifikasi beberapa karakteristik dari pola pikir wirausaha untuk

memasukkan dengan penuh semangat mencari peluang baru; mengejar

peluang dengan disiplin besar; hanya mengejar peluang terbaik; fokus pada

eksekusi; dan melibatkan energi semua orang di domain mereka.

Growth mindset adalah modal terpenting seorang wirausahawan.

Mindset inilah yang membuat mereka selalu berpikir untuk membesarkan

usaha. Mindset ini yang membuat mereka begitu bersemangat menetapkan

target 120%, 150%, atau bahkan 200% tiap tahunnya. Untuk mencapai

perubahan pola pikir yang baik, diperlukannya revolusi mental. Revolusi

mental bertujuan untuk menciptakan individu yang berkarakter yang

didalamnya terdapat pola berpikir untuk melakukan setiap aktifitasnya.

Dilansi dari Portal Informasi Indonesia (Indonesia.go.id) mengenai Potret

Pembangunan Manusia, Bicara mentalitas manusia Indonesia berarti bicara

potret budaya masyarakat Indonesia. Ilustrasinya sering disederhanakan

sebagai kebudayaan masyarakat majemuk.

Istilah Revolusi Mental mengemuka pada Pidato Kenegaraan 17

Agustus 1957. Berjudul ‘Satu Tahun Ketentuan’! Ketika itu Presiden

8
Soekarno ingin mengajak rakyat Indonesia hidup sederhana, bergotong

royong, hemat, dan religius. Konteks tujuan utamanya ialah ‘nation and

character buildings’ Indonesia. “Revolusi Mental merupakan satu gerakan

untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang

berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api

yang menyala-nyala,” ujar Presiden Soekarno. Hal ini mengartikan bahwa

revolusi mental di Indonesia sudah dimulai pada 1957, yang dimana dapat

diartika bahwa orang Indonesia memiliki mentalitas hidup sederhana,

bergotong royong, hemat, dan religious sebagaimana ajakan Preseiden

Soekarno. Menggabungkan mindset yang benar dengan mentalitas yang

baik akan menimbulkan suatu keselarasan dan modal untuk

mengembangkan suatu bisnis. Ernst & Young (2013) menyaji kan fakta

bahwa pendapatan per kapita di dunia akan meningkat 200% hingga 300%

dari tahun 2010 ke tahun 2030. Dengan demikian diperlukan aspek mental

yang tepat untuk mengatasi masalah keuangan pada UMKM, yaitu Teori

mental accounting yang pertama kali diperkenalkan oleh Richard Thaler

pada tahun 1985 sebagai salah satu model perilaku konsumen yang

dikembangkan berdasarkan aspek psikologi dan ekonomi mikro (Thaler,

1999).

Teori ini menyatakan bahwa sama halnya dengan sebuah

perusahaan, setiap manusia mencatat dan mengategorikan pengeluaran ke

dalam akun-akun yang ada dalam pikiran mereka. Pada pikiran manusia

terdapat proses akuntansi seperti yang dilakukan dalam perusahaan yang

9
meliputi pembukuan dan evaluasi pengambilan keputusan dalam

melakukan konsumsi. Mental accounting adalah proses kognitif di mana

individu individu mencatat, meringkas, menganalisis, dan melaporkan

transaksi atau kejadian finansial untuk menelusuri aliran uang dan

mengendalikan pengeluaran. Pada mental accounting, komponen-

komponen yang terlibat meliputi framing effect, specific accounts, self-

control, pengambilan keputusan, self-report, dan hedonic treadmill.

Manusia menganggap pengeluaran sebagai pengalaman untuk dievaluasi

(Thaler, 1999). Lamberton (2015) berargumentasi bahwa akuntansi

seringkali dianggap sebagai bahasa utama dalam bisnis yang mendorong

maksimalisasi profit sebagai tujuan utama perusahaan. Pelaku bisnis

seringkali menilai kesuksesan sebuah perusahaan dari indikator akuntansi

(misal: mampu menguasai makin banyak sumber daya di masyarakat akan

menghasilkan pertumbuhan profit yang tinggi, dan berekspansi

mengalahkan kompetitornya). Akuntansi memiliki asumsi dasar bahwa

fenomena yang terjadi bersifat independen, melibatkan konsep-konsep yang

memiliki nilai intrinsik masing-masing, dapat diukur secara tepat, dan

karenanya dianggap objektif. Disiplin akuntansi membutuhkan kritik dan

pengembangan yang dapat membebaskan para pelaku bisnis dari ilusi

kebahagiaan, egoisme, dan dehumanisasi.

10
Mempengaruhi Terciptanya
Mentalitas yang pola pikir kinerja yang
benar (mindset) berkelanjutan

Gambar 1.1 Konsep Logika


Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, Mental Accounting

diharapkan dapat mempengaruhi Micro Business Performance. Yang

diharapkan dengan adanya Growth Mindset dapat membantu UMKM secara

langsung atau tidak langsung menyadari betapa pentingnya pola pikir yang

baik sebagai pelaku wirausaha. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian

yang secara khusus menguji Mental Accounting dapat mempengaruhi Micro

Business Performance melalui Growth Mindset. Alasan peneliti melakukan

penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Mental Accounting terhadap

Micro Business Performance dengan Growth Mindset sebagai variabel

intervening. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul ”Pengaruh Mental Accounting Practice terhadap Micro

Business Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel

Intervening”.

11
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh mental accounting terhadap micro business

performance?

2. Bagaimana pengaruh mental accounting terhadap growth mindset?

3. Bagaimana pengaruh growth mindset terhadap micro business

performance?

4. Bagaimana pengaruh mental accounting terhadap micro business

performance dengan growth mindset sebagai variabel intervening?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh mental

accounting terhadap micro business performance dengan growth

mindset sebagai variabel intervening.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengetahui pengaruh mental accounting terhadap micro business

performance

b. Mengetahui pengaruh mental accounting terhadap growth mindset.

12
c. Mengetahui pengaruh growth mindset terhadap micro business

performance.

d. Mengetahui pengaruh mental accounting terhadap micro business

performance melalui growth mindset.

3. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Kontribusi Pengembangan Ilmu

1) Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk

menambah ilmu pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja UMKM khususnya mengenai Mental

Accounting Practice Terhadap Micro Business (Usaha Mikro

Kecil Menengah) Performance Dengan Growth Mindset

Sebagai Variabel Intervening.

2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut.

3) Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai Mental Accounting Practice Terhadap

Micro Business (Usaha Mikro Kecil Menengah) Performance

Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening.

13
b. Kontribusi Pemecahan Masalah

Manajemen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan bahan pertimbangan mengenai Mental Accounting

Practice Terhadap Micro Business (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening

sebagai salah satu concern bagi pelaku atau pemilik UMKM

D. Signifikansi Penelitian

Mental merupakan aspek kajian yang sering diteliti, terutama

mengenai mentalitas bangsa Indonesia yang sudah mulai dibahas oleh

presiden pertama mengenai revolusi mental bangsa Indonesia pada tahun

1957. Berangkat dari hal ini, banyak aspek yang dapat diteliti lebih dalam

mengenai mentalitas bangsa Indonesia terlebih dalam bidang ekonomi.

Seperti yang dikatakan Ediraras (2010) bahwa UMKM merupakan sebuah

alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan untuk memajukan

perekonomian. Terlebih lagi menurut sensus ekonomi 2016 Badan Pusat

Statistik yang menyatakan bahwa setidaknya terdapat 26 juta usaha UMKM

non pertanian di Indonesia. Beragam faktor telah diidentifikasi dengan

beragam hasil dan kesimpulan. Diantara faktor terbaru yang terkait dengan

kinerja UMKM adalah mengenai mentalitas para pelaku UMKM.

Namun, banyaknya UMKM yang ada di Indonesia tidak

diseimbangkan dengan mentalitas yang benar sehingga banyak terjadi

14
ketidak berlanjutan usaha UMKM. Banyak peneltian yang membahas

tentang pengaruh mental seorang pemilik UMKM terhadap kinerja UMKM

yang dimilikinya mengingat mentalitas adalah faktor dasar yang dapat

mendukung jalannya kinjerna UMKM. Salah satu mentalitas dasar yang

dapat dibahas ialah mental accounting, yang dimana erat hubungannya

dengan aspek psikologis manusia dan bisnis. Dan dari hal ini, terdapat faktor

lainnya yaitu pola pikir (mindset) yang menjadi hal mendasar dalam

membentuk karakter seseorang.

Mental accounting dan growth mindset dapat dianggap sebagai

faktor yang berkaitan dengan kinerja UMKM. Hal tersebut menjadi faktor

yang mendasar bahwa suatu hal yang dilakukan oleh manusia dilandasi

dengan sikap mental yang benar diiringin dengan pola pikir yang baik dan

akan berdampak dalam hal yang dilakukan suatu individu.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia menjadi signifikan, dilihat

dari beberapa kondisi. Pertama, banyaknya pelaku UMKM yang belum

memiliki sikap mentalitas yang baik dan benar untuk memajukan usahanya.

Kedua, banyaknya UMKM yang masih bergantung dengan bantuan

dana pemerintah sehingga tidak memiliki growth mindset untuk

menemukan jalan keluar dan terus berinovasi serta berkembang dalam

situasi apapun.

15
Ketiga, kinerja UMKM yang tidak pasti yang dalam penelitian ini

ingin diselidiki melalui mentalitas dan pola pikir UMKM guna sebagai

dasar untuk keberlanjutan UMKM.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1. Teori Goal Setting dan Hubungannya dengan Mental Accounting

Teori Goal Setting merupakan bagian dari teori motivasi yang

dikemukakan oleh Locke, 1978. Teori ini menjelaskan hubungan antara

tujuan yang ditetapkan dengan prestasi kerja (kinerja). Konsep dasar

teori ini adalah seseorang yang memahami tujuan (apa yang diharapkan

organisasi kepadanya) akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Teori ini

juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran)

dan niat (motivasi) seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan

atau tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang

individu berkomitmen untuk mencapai tujuannya, maka hal ini akan

mempengaruhi tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi

kinerjanya. Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa penetapan tujuan

yang menantang (sulit) dan dapat diukur hasilnya akan dapat

meningkatkan prestasi kerja (kinerja), yang diikuti dengan memiliki

kemampuan dan keterampilan kerja.

Menurut teori ini “salah satu dari karakteristik perilaku yang

mempunyai tujuan yang umum diamati ialah bahwa perilaku tersebut

terus berlangsung sampai perilaku itu mencapai penyelesaiannya, sekali

seseorang mulai sesuatu (seperti suatu pekerjaan, sebuah proyek baru),

17
ia terus mendesak sampai tujuan tercapai. Proses penetapan tujuan (goal

setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri atau diwajibkan

oleh organisasi sebagai satu kebijakan (Wangmuba dalam Ramandei,

2009). Goal setting theory menjelaskan hubungan antara tujuan yang

ditetapkan dengan prestasi kerja (kinerja). Konsep dasar teori ini adalah

seseorang yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi

kepadanya) akan mempengaruhi perilaku kerjanya.

Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh

ide (pemikiran) dan niat (motivasi) seseorang. Sasaran dapat dipandang

sebagai tujuan atau tingkat kerja yang ingin dicapai oleh individu. Jika

seorang individu berkomitmen untuk mencapai tujuannya, maka hal ini

akan mempengaruhi tindakannya dan mempengaruhi konsenkuensi

kinerjanya. Teori ini juga menjelaskan bahwa penetapan tujuan yang

menantang (sulit) dan dapat diukur hasilnya akan dapat meningkatkan

pestasi kerja (kinerja), yang diikuti dengan kemampuan dan

keterampilan kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka diasumsikan

bahwa untuk mencapai kinerja yang optimal harus ada kesesuaian tujuan

individu dan organisasi.

Menurut Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari

suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian

dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Menjadi seorang

pelaku UMKM memerlukan keberanian juga kalkulasi yang

menyeluruh, bukan hanya sekedar ditopang pendidikan yang sifatnya

18
formal. Charles Schrciber dalam penelitiannya yang dikutip oleh Alma

(2005) mengungkapkan bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh

pendidikan formal hanya sebesar 15%, sedangkan 85% ditentukan oleh

sikap mental.

Kemampuan = Goal Setting =


Prestasi /
X =
Pengetahuan + Keterampilan Visi + Sukses
Komitmen

Gambar 2.1 Konsep Prestasi


Untuk mencapai kesuksesan ditentukan oleh sikap mental yang

positif dan benar karena yang menghalangin seseorang untuk sukses

bukan keterbatasan fisik, melainkan keterbatasan mental (mental block).

Adanya human memory system membuat individu mengharapkan atau

mengartikan sesuatu seperti yang ada dalam gambaran memori diri,

akibatnya menjadi kurang teliti akan informasi karena asumsi yang tidak

akurat yang membawa individu terjebak dalam suatu masalah kemudian

sulit melihat secara sederhana dan objektif lalu tidak dapat melihat

masalah dari berbagai aspek lebih tepatnya hanya mau melihat apa yang

dilihat dan menimbulkan prasangka keliru yang menghalangin individu

untuk maju dan berkembang.

Mental accounting merupakan salah satu sikap mental yang

dapat diterapkan pada individu. Terlebih mental accounting dekat

kaitannya dengan aspek psikologis manusia dan dapat menjadi alat

dalam mengelola bisnis. Karena itu memiliki tujuan (goals setting)

19
merupakan pondasi dasar untuk membentuk mental yang benar dan

kedua hal ini akan menjadi hal yang mendasar untuk keberlangsungan

usaha bagaimanapun keadaannya. Dalam hal ini menentukan tujuan

dalam melakukan aktivitas bisnis sangat diperlukan dan akan

membentuk mental seorang pebisnis. Jika ditarik lebih jauh lagi jika

mental yang dibentuk sudah benar/baik, maka pola pikir (mindset)

seseorang akan terbentuk untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan

akan berpengaruh kepada kinerja seseorang dalam menjalankan

aktivitas bisnis.

2. Teori Mental Accounting

Secara umum, mental accounting mengacu pada proses

pengelompokan dari suatu hasil (Henderson dan Peterson, 1992;

Tversky dan Kahneman, 1981). Seseorang dapat mengelompokkan

hasil, terutama terhadap aset yang dimiliki menjadi tiga kategori di

dalam mental accounting, yaitu: current income, current assets, dan

future income (Thaler, 1985). Mental Accounting dikemukakan dan

dikembangkan oleh Profesor Richard Thaler (1985) yang berasal dari

Chicago University. Dalam pengertiannya sendiri, Mental accounting

dapat diartikan sebagai serangkaian ukuran kognitif pelaku ekonomi

dalam mengelola, mengevaluasi, dan memelihara kegiatan keuangannya

(Thaler, 1999). Dari perspektif lain, mental accounting adalah aktivitas

pengkodean (coding), kategorisasi (categorizing), dan evaluasi

keputusan keuangan (Pompian, 2006).

20
Thaler (1990) dan Davis (2003) menemukan bahwa mental

accounting memungkinkan transaksi dievaluasi secara terpisah dari

transaksi lain. Ini akan mengurangi beban kognitif dari pengambilan

keputusan dengan demikian, memudahkan proses pengambilan

keputusan. Teori mental accounting mengacu pada beberapa ide

mendasar dari teori prospek yang dikembangkan oleh Kahneman dan

Tversky (1979). Teori prospek menjelaskan bagaimana individu

memutuskan antara alternatif yang melibatkan risiko. Di sini, risiko

dipandang sebagai keuntungan atau kerugian daripada sebagai hasil

akhir dari kekayaan atau kesejahteraan. Teori prospek terkait dengan

keputusan yang menghasilkan hasil kesatuan tunggal sedangkan teori

mental accounting terkait dengan hasil yang melibatkan dua atau lebih

peristiwa yang berbeda.

Cheema dan Soman (2006) menyatakan bahwa konstruk mental

accounting adalah sebuah perumpamaan yang digunakan dalam

pengambilan keputusan belanja karena kegunaannya di dalam sebuah

konsep fenomena empiris. Mental accounting merupakan bentuk

kognitif pembukuan yang dilakukan individu untuk mengecek

pengeluaran dan pengendalian konsumsi (Gourville dan Soman, 1998;

Prelec dan Loewenstein, 1998; Thaler,1985, 1999), dalam membatasi

pengeluaran seseorang sering menggunakan mental accounting dengan

membatasi alokasi anggaran ke dalam kategori tertentu (Heath dan

Soll,1996)

21
Sama halnya dengan yang ada dalam akuntansi organisasi,

seseorang akan menganalisis cost-benefit. Jadi, seseorang

membandingkan cost and benefit dari suatu keputusan dari peristiwa

yang ada untuk menyimpulkan sejauh mana keputusan tersebut

memberikan manfaat baginya. Berbagai penelitian mengungkapkan

bahwa cara kerja pikiran memang menyerupai sistem akuntansi yang

banyak dibahas pada literatur akuntansi konvensional atau mainstream

(Guven dan Sorensen, 2012; Thaler dan Sunstein 2008).

Prelec dan Loewenstein (1998) menunjukkan bahwa adanya

peran lain dari mental accounting, yaitu transaksi khusus, di mana

seseorang mengatur sebuah akun untuk transaksi, beban biaya, dan

kredit konsumsi. Mental accounting juga dapat bertindak sebagai

mekanisme pengaturan di dalam diri sendiri. Seperti yang dituliskan

oleh Thaler (1999): "prosedur mental accounting telah berkembang

untuk menghemat waktu dan biaya, dan jugauntuk menangani masalah

pengendalian diri". Pernyataan tentang mental accounting tersebut

menunjukkan bahwa proses accounting berisi unsur ketidaktepatan atau

ambiguitas.

Lamberton (2015) berargumentasi bahwa akuntansi seringkali

dianggap sebagai bahasa utama dalam bisnis yang mendorong

maksimalisasi profit sebagai tujuan utama perusahaan. Pelaku bisnis

seringkali menilai kesuksesan sebuah perusahaan dari indikator

akuntansi (misal: mampu menguasai makin banyak sumber daya di

22
masyarakat akan menghasilkan pertumbuhan profit yang tinggi, dan

berekspansi mengalahkan kompetitornya). Akuntansi memiliki asumsi

dasar bahwa fenomena yang terjadi bersifat independen, melibatkan

konsep-konsep yang memiliki nilai intrinsik masing-masing, dapat

diukur secara tepat, dan karenanya dianggap objektif.

UMKM sangat perlu mengetahui resiko apa yang dihadapi

kedepannya baik yang akan menimbulkan kerugian atau keuntungan.

Pada umumnya, pelaku UMKM tidak memisahkan keuangan untuk

usahanya dan keperluan pribadinya sehingga seringkali pengambilan

keputusan untuk mengambil resiko yang akan mendorong

memaksimalkan profit terhambat.

a. Komponen Mental Accounting

Dalam praktiknya Thaler (1999) mengklaim mental accounting

mencakup tiga komponen utama., bentuknya adalah:

1) Pengkodean (coding)

Thaler dan Shefrin (1981) serta Thaler (1990) mengatakan

bahwa tahap mengkode pada mental accounting terlihat dari

pemikiran seseorang ataupun suatu entitas memiliki

kecenderungan untuk memposkan kebutuhan. Contohnya pos X

untuk asset, pos Y untuk laba usaha, dan pos lainnya. Komponen

pertama berkaitan dengan bagaimana suatu hasil dirasakan dan

23
digunakan sebagai pengalaman. Itu juga melihat bagaimana

membuat keputusan dan kemudian mengevaluasi keputusan itu.

2) Mengkategori (categorizing)

Terlihat dari perilaku memilah pos apa yang dipilih untuk

memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Komponen kedua

melibatkan aktivitas mengelaborasi akun terperinci, misalnya,

untuk mengelompokkan sumber dan memberi label penggunaan

dana dengan benar.

Komponen kedua tentang mental accounting melibatkan

aktivitas ke dalam akun tertentu, baik itu pada sumber dan

penggunaan dana (pengeluaran) yang diberi keterangan secara

nyata maupun ke dalam sistem mental accounting. Pengeluaran

dapat dikelompokkan ke dalam kategori (operasional, bahan

baku, dan lain-lain.), serta pengeluaran terkadang dibatasi oleh

anggaran implisit atau eksplisit. Dana yang dibelanjakan juga

diberi keterangan, baik itu sebagai aliran (pendapatan) dan

sebagai investasi (uang tunai, ekuitas, kekayaan, dan lain-lain).

3) Mengevaluasi (evaluating)

Mental accounting juga memicu individu untuk

membedakan dari mana uang itu berasal serta mempengaruhi

kegunaannya. Thaler (2008) serta Damayanti dan Supramono

(2011) mengatakan bahwa dalam mental accounting individu

24
cenderung membedakan penggunaan uang tergantung dari mana

uang itu berasal. Semakin sering akun dievaluasi, semakin

berhati-hati orang tersebut dalam mengambil keputusan

berikutnya.

Komponen terakhir dari mental accounting yaitu

menyangkut frekuensi yang mana akun dievaluasi dan dibaca,

Rabin (1998) telah memberi keterangan “penggolangan

pilihan”. Di mana pencatatan dapat dilakukan setiap hari,

mingguan, tahunan, dan lain-lain, serta pencatatan tersebut dapat

didefinisikan secara sempit atau luas. Analisis mental

accounting yang dinamis akan menunjukkan adanya saran yang

sangat baik, dalamsituasi lain yang melibatkan pengambilan

keputusan di bawah ketidakpastian (seperti investasi).

b. Tujuan Mental Accounting

Mental accounting digunakan sebagai alat pengontrol aktivitas

finansial individu sehingga dapat terhindar dari keputusan yang

kurang tepat. Silooy (2012) mengatakan bahwa mental accounting

dapat digunakan untuk mencegah pemanfaatan dana guna

kepentingan konsumtif dan dapat membantu pengelolaan keuangan.

Mental accounting sebagai alat perencanaan keuangan tiap

individu agar setiap pengeluaran yang digunakan tidka berdasarkan

25
keinginan yang spontan namun berdasarkan kebutuhan yang benar-

benar dibutuhkan.

c. Fungsi Mental Accounting

Mental accounting juga dianggap sebagai bagian dari

pengetahuan keuangan (Ranyard, 1995), yang berbeda dengan self-

control. Di mana self-control dibentuk pada tingkat yang lebih

umum dan tidak ada kaitannya dengan situasi atau keinginan

tertentu. Secara umum, self-control dalam penggunaannya menjadi

perhatian utama untuk suatu pengamatan, yaitu lebih banyak kehati-

hatian dan ketidak inginan untuk menggunakan current assets

daripada current income, kondisi ini mencerminkan bahwa terdapat

preferensi jangka panjang yang lebih dipertimbangkan ketika

menggunakan current assets. Thaler (1999) menyatakan bahwa

terdapat tiga fungsi penting mental accounting, sebagai berikut:

1) Fungsi nilai yang didefinisikan sebagai keuntungan dan

kerugian yang relatif merujuk pada beberapa titik referensi. Di

mana fokus pada suatu perubahan, yaitu lebih dari tingkat

kekayaan seperti dalam teori utilitas yang diharapkan,

menggambarkan sifat dari mental accounting sedikit demi

sedikit. Transaksi ini sering dievaluasi satu per satu, dari pada

digabungkan dengan yang lainnya.

26
2) Fungsi gain dan loss yang akan menunjukkan suatu kepekaan.

Artinya, fungsi gain berbentuk cekung dan fungsi kerugiannya

berbentuk cembung. Bentuk ini mencerminkan prinsip dasar

psikofisik (hukum Weber-Fechner) bahwa perbedaan antara $

10 dan $ 20 tampak lebih besar daripada perbedaan antara $ 1000

dan $ 1010.

3) Fungsi ketidakinginan mengalami kerugian. Di mana kehilangan

$ 100 lebih menyakitkan daripada mendapatkan $ 100, suatu

kepuasan akan dapat menghasilkan persamaan: v (x) < -v (-x).

Ketika berada pada situasi yang ideal mental accounting

dapat berfungsi sebagai alat pengendalian diri yang statis. Artinya,

mental accounting dapat mencegah seseorang untuk melakukan apa

yang ingin dilakukannya, serta mental accounting akan memaksa

individu untuk melakukan apa yang sedang dipikirkannya dan apa

yang harus dilakukannya, seperti mengembangkan usahanya

(Shefrin dan Thaler, 1988). Kesatuan prakomitmen semacam itu

akan efektif dalam mengendalikan diri karena orang tidak secara

sembarangan memilih alternatif yang dapat memengaruhi semata-

mata atas dasar keinginan melainkan kebutuhan.

d. Mentalitas Manusia Indonesia dan Hubungannya Dengan

Mental Accounting

Bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat

radikal di segala lini kehidupan. Baik dalam dimensi politik, sosial,

27
budaya, ekonomi, dan sebagainya. Membicarakan manusia

Indonesia berarti membicarakan masyarakat Indonesia. Gambaran

umum masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk atau

pluralistis. Kemajemukan masyarakat dapat dilihat dari segi

horizontal seperti perbedaan etnis, bahasa daerah, agama, dan

geografis maupun dari segi vertikal, seperti perbedaan tingkat

pendidikan, ekonomi dan tingkat sosial budaya. Dalam falsafah

hidup suku-suku bangsa di Nusantara dikenal falsafah seperti yang

dirumuskan di dalam kebudayaan Bali TRI HITA KARANA yang

berarti kehidupan harmonis antara manusia dengan sesama, dengan

alam sekitarnya dan dengan Maha Pencipta. Sikap hidup harmonis

tersebut tentu melahirkan tingkah-laku positif seperti hidup bersama

yang harmonis, kehidupan demokratis, gotong-royong, sopan-

santun, pemeliharaan terhadap lingkungan, dan pemujaan kepada

Maha Pencipta atau sikap religius dari bangsa Indonesia (Prof.

Tilaar, 2013).

Koentjaraningrat (2004) menyatakan manusia Indonesia

mengidap mentalitas yang lemah, yaitu konsepsi atau pandangan

dan sikap mental terhadap lingkungan yang sudah lama mengendap

dalam alam pikiran masyarakat, karena terpengaruh atau bersumber

kepada sistem nilai budaya (culture value system) sejak beberapa

generasi yang lalu, dan yang baru timbul sejak zaman revolusi yang

tidak bersumber dari sistem nilai budaya pribumi. Artinya,

28
kelemahan mentalitas manusia Indonesia diakibatkan oleh dua hal

yaitu karena sistem nilai budaya negatif yang berasal dari bangsa

sendiri dan dari luar akibat dari penjajahan bangsa lain.

Koentjaraningrat, 2004 memperinci kelemahan mentalitas manusia

Indonesia, diantaranya: (1) sifat mentalitas yang meremehkan mutu;

(2) sifat mentalitas yang suka menerabas; (3) sifat tak percaya

kepada diri sendiri; (4) sifat tak berdisiplin murni; (5) sifat

mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh.

Namun terdapat mentalitas-mentalitas yang kerap kali kita

dapat temukan dikeseharian kita seperti: (1) saling menolong, (2)

ramah, terhadap orang lain, (3) memegang teguh kepercayaan yang

dimiliki, (4) sifat pasrah terhadap suatu keadaan, (5) sifat mengikuti

mengalir seperti air, dsb. Mentalitas-mentalitas seperti inilah yang

mungkin secara langsung kita dapat rasakan dalam keseharian kita.

Dibalik hal ini, terdapat hal yang mungkin tidak dapat dikatakan

mentalitas seperti yang disebutkan adalah positif atau negative.

Banyak sudut pandang yang dapat diambil dari berbagai mentalitas

manusia Indonesia dalam hal berwirausaha, seperti sering kali kita

mendapatkan banyaknya pelaku atau pemilik UMKM yang bersikap

pasrah akan hari esok tetapi usaha mereka terus berjalan sampai

waktu yang cukup lama namun tidak berkembang.

Mental seseorang dapat terbentuk dari banyak hal yang

mempengaruhi seperti tujuan, motivasi, pemikiran dan lain hal. Jika

29
mentalitas Bangsa Indonesia terlihat sangat negative bagi kita atau

bagi banyak orang satu hal yang menarik adalah bagaimana UMKM

mampu bertahan atau bahkan tidak sedikit yang berkembang dalam

stigma bahwa mentalitas bangsa Indonesia cenderung negatif? Dari

hal ini aspek psikologis manusia berkaitan dekat dengan sikap

mental. Terdapat banyak alat dalam mengelola bisnis, tetapi aspek

psikologis manusia yang kerap kali menjadi faktor penentu suatu

keputusan. Karena itu memiliki tujuan (goals setting) merupakan

pondasi dasar untuk membentuk mental yang benar dan kedua hal

ini akan menjadi hal yang mendasar untuk keberlangsungan usaha

bagaimanapun keadaannya. Dalam hal ini menentukan tujuan dalam

melakukan aktivitas bisnis sangat diperlukan dan akan membentuk

mental seorang pebisnis. Jika ditarik lebih jauh lagi jika mental yang

dibentuk sudah benar/baik, maka pola pikir (mindset) seseorang

akan terbentuk untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan akan

berpengaruh kepada kinerja seseorang dalam menjalankan aktivitas

bisnis.

Dalam praktiknya, setiap individu membuat aspek

psikologis untuk menentukan, atau mengelompokan sesuatu dan hal

tersebut disebut dengan mental accounting (Henderson dan

Peterson, 1992; Tversky dan Kahneman, 1981). Mental Accounting

dikemukakan dan dikembangkan oleh Profesor Richard Thaler

(1985) yang berasal dari Chicago University. Dalam pengertiannya

30
sendiri, Mental accounting dapat diartikan sebagai serangkaian

ukuran kognitif pelaku ekonomi dalam mengelola, mengevaluasi,

dan memelihara kegiatan keuangannya (Thaler, 1999). Dari

perspektif lain, mental accounting adalah aktivitas pengkodean

(coding), kategorisasi (categorizing), dan evaluasi keputusan

keuangan (Pompian, 2006).

Thaler (1990) dan Davis (2003) menemukan bahwa mental

accounting memungkinkan transaksi dievaluasi secara terpisah dari

transaksi lain. Ini akan mengurangi beban kognitif dari pengambilan

keputusan dengan demikian, memudahkan proses pengambilan

keputusan. Mental accounting didefinisikan sebagai teori tentang

proses kognitif yang menyertai dan mempengaruhi perilaku

keuangan. Namun, dalam praktik penelitian, seringkali pandangan

yang lebih luas tampaknya diambil tentang apa itu mental

accounting, dan terkadang, batas-batas perilaku keuangan aktual

dan konsep teoretis lain yang diterapkan dalam literatur manajemen

uang menjadi tidak jelas. McNair dan Crozier (2017) memberikan

tinjauan komprehensif mengenai disposisi psikologis yang

mempengaruhi keputusan ekonomi. Beberapa konsep yang dibahas

di dalamnya tampaknya terkait dengan mental accounting dan

tumpang tindih dengan aspek teori tertentu. Kategori disposisi

pertama yang mereka bedakan adalah sikap finansial. Misalnya,

sikap uang mencakup keyakinan dan etika individu mengenai

31
penggunaan dan tujuan uang seperti seberapa banyak uang

dipandang sebagai sumber kekuatan, sebagai sumber kebaikan dan

kejahatan, atau sebagai alat untuk menunjukkan kemurahan hati.

Konseptualisasi mental accounting sebagai suatu sifat atau

indikator memunculkan pertanyaan apakah dan bagaimana hal itu

terkait dengan ciri-ciri psikologis lain seperti lima karakteristik yang

dijelaskan dalam taksonomi kepribadian yang paling menonjol.

Disebut Lima Besar (The Big Five) (McAdams dan Pals, 2006) yang

meliputi:

1) Extraversion atau surgency (banyak bicara, tegas, dan energik).

2) Agreeableness (baik hati, kooperatif, dan dapat dipercaya).

3) Conscientiousness (tertib, bertanggung jawab, dan dapat

diandalkan).

4) Emotional stability vs. neuroticism (tenang, tidak neurotik, dan

tidak mudah marah).

5) Intellect atau openness (intelektual, imajinatif, dan berpikiran

independen; John dan Srivastava, 1999).

Meskipun ciri-ciri ini belum dikaitkan dengan teori

akuntansi mental, konsep mereka telah diterapkan di banyak bidang

penelitian keputusan lain seperti, misalnya, dalam explaining risk

taking (Nicholson, dkk., 2005; Pinjisakikool, 2018), framing effects

(Levin, dkk., 2002), anchoring effects (McElroy dan Dowd, 2007),

overconfidence (Schaefer, dkk., 2004), discounting of delayed

32
rewards (Hirsh, dkk, 2008), dan decisions under social and time

pressure (Byrne dkk., 2015). Sifat extraversion, agreeableness,

neuroticism, dan openness ditemukan terkait dengan gaya keputusan

intuitif, dan stabilitas emosional dan kesadaran dikaitkan dengan

gaya yang disengaja (Betsch, 2004). Atas dasar hasil ini, dapat

dihipotesiskan bahwa jika mental accounting adalah produk

sampingan dari proses keputusan yang disengaja yang harus

dikaitkan dengan stabilitas emosional dan kesadaran. Di sisi lain,

jika mental accounting mengarah pada keputusan yang lebih intuitif,

misalnya, dengan fungsinya untuk menyederhanakan keputusan, ini

berarti mental accounting harus berkorelasi dengan extraversion,

agreeableness, neuroticism, dan openness.

Selain itu, penelitian tentang managemen keuangan telah

menganalisis peran kepribadian The Big Five. Misalnya, meskipun

neuroticism dan extraversion ditemukan terkait dengan menabung

lebih sedikit dan memiliki lebih banyak hutang (Nyhus dan Webley,

2001), openness dan conscientiousness dikaitkan dengan lebih

banyak tabungan dan lebih banyak investasi jangka panjang

(Brandstätter, 1996, seperti dikutip dalam Pinjisakikool, 2018;

Mayfield dkk., 2008). Selain itu, individu yang sangat teliti

mengelola keuangan mereka dengan lebih hati-hati, yang dikaitkan

dengan sikap positif mereka terhadap masalah keuangan dan

orientasi masa depan yang lebih kuat (Donnelly dkk., 2012). Karena

33
mental accounting seharusnya menjadi proses kognitif yang

mendasari pengelolaan uang, kemungkinan besar mengasumsikan

bahwa praktik mental accounting juga terkait dengan kesadaran.

3. Teori Kinerja

Awalnya, pengukuran kinerja hanya didasarkan pada aspek

finansial, namun seiring berjalannya waktu, pengusaha menyadari

bahwa aspek non finansial merupakan bagian yang tidak terlepaskan

dalam pencapaian suatu kinerja, dan untuk itu perlu dilengkapi dengan

pengukuran kinerja non finansial. Pengukuran kinerja finansial hanya

menitikberatkan pada keuntungan yang dinilai terlalu tertinggal karena

hanya mengukur sesuatu yang telah dilalui dan tidak dapat dijadikan

satu-satunya acuan untuk mengukur kinerja usaha secara harfiah (Henri,

2006).

Menurut M dan Zhengge (2016), Kinerja merupakan bentuk

pencapaian manajemen dalam menjalankan proses bisnis. Kinerja yang

dicapai berupa kinerja keuangan dan non keuangan. Kedua kinerja

tersebut saling berhubungan. Kinerja non keuangan menjanjikan

tercapainya target kinerja keuangan. Manajer merupakan pihak yang

diberikan kepercayaan dalam mencapai kinerja keuangan. Manajer

sebagai pihak yang menjalankan proses bisnis dianggap memiliki

informasi lengkap perusahaan. Manajemen menghubungkan sumber

daya manusia dan sumber daya lainnya dengan menggunakan cara-cara

34
yang strategis untuk mencapai kinerja keuangan dan berlanjut pada

pencapaian keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Manajemen meningkatkan kinerja keuangan dengan

menggunakan konsep akuntansi manajemen. Sebagai pihak yang

diberikan kewenangan dalam pengambilan keputusan, manajer

mengambil tindakan dengan menentukan strategi dan memproyeksikan

kinerja menggunakan model bisnis. Model bisnis yang digunakan

sebagai dasar pengembangan akuntansi manajemen berupa input –

process – output. Dalam model bisnis ini tentunya terdapat banyak

faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, salah satu faktornya adalah

sumber daya manusia.

Sejumlah penelitian hanya menitikberatkan pada pengukuran

kinerja perusahaan dengan skala besar, dengan mengenyampingkan

pentingnya pengukuran kinerja pada usaha yang lebih kecil atau Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk UMKM pengukuran

kinerja yang digunakan berbeda karena karakteristik usaha yang

berbeda pula (Storey, 1994). Selain itu, pengukuran kinerja UMKM

tidak diturunkan dari strategi, dimana seharusnya pengukuran kinerja

berdasarkan hal tersebut (Huson, 2001). UMKM berbeda dengan

perusahaan besar karena hal-hal berikut: keterbatasan sumber daya

manusia dan keuangan, beroperasi pada pasar yang sempit, struktur

yang sejajar dan fleksibel. Keterbatasan sumber daya pada UMKM

membuat dimensi kualitas dan waktu pengerjaan menjadi penting agar

35
tingkat bahan yang terbuang tetap rendah, selain itu karena bergerak

pada pasar yang sempit maka kepuasan konsumen harus dipertahankan.

Selain itu, jumlah karyawan dan struktur organisasi yang fleksibel

memungkinkan seseorang untuk bertanggung jawab pada banyak ranah,

maka kualitas dan motivasi karyawan juga harus diperhatikan. Masalah

yang timbul bagi beberapa UMKM adalah pengukuran yang rumit.

4. Teori Mindset

a. Definisi Mindset

Mindset terdiri dari dua kata yaitu mind dan set. “Mind”

secara harfiah dapat diartikan sebagai seat of thought and memory;

the center of consciousness that generates thoughts, feelings, ideas,

and perceptions, and stores knowledge and memories (sumber

pikiran dan memori; pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran,

perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan dan

memori). “Set” berarti a preference for or increased ability in a

particular activity (mendahulukan peningkatan kemampuan dalam

suatu kegiatan). Dengan demikian mindset adalah beliefs that affect

somebody’s attitude; a set of beliefs or a way of thinking that

determine somebody’s behavior and outlook (kepercayaan-

kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang; sekumpulan

kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku dan

36
pandangan, sikap, dan masa depan seseorang). (Adi W. Gunawan,

2007)

Mindset adalah inti dari self-learning atau pembelajaran diri.

Inilah yang menentukan bagaimana memandang sebuah potensi,

kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang

harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, dan usaha untuk

tercapainya tujuan.

Dengan demikian, untuk mengubah mindset, langkah

pertama yang diperlukan adalah mengubah belief atau sekumpulan

belief dahulu. Piaget, bapak psikologi perkembangan kognisi,

menjelang akhir hayatnya menyadari bahwa hanya berfokus pada

kemampuan berpikir logis saja tidak cukup. Piaget sampai pada

suatu kesimpulan bahwa sistem kepercayaan (belief system)

memainkan peranan yang sama penting atau bahkan bisa lebih

penting daripada kemampuan berpikir logis membentuk mindset

seseorang.

b. Jenis-Jenis Mindset

Carol S. Dweck, seorang ahli dibidang psikologi membahas

tentang mindset dalam bukunya, Mindset: The New Psycology of

Success berpendapat bahwa di dunia ini terdapat dua macam

mindset:

37
1) Growth Mindset (mindset berkembang)

Mindset berkembang (growth mindset) ini didasarkan

pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas dasar seseorang

adalah hal-hal yang dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu.

Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala hal, dalam

bakat dan kemampuan awal, minat, atau temperamen setiap

orang dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan

pengalaman. Ciri-ciri dari orang dengan mindset berkembang

(growth mindset) adalah sebagai berikut:

(a) Memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat, dan sifat

bukan merupakan fungsi hereditas/keturunan

(b) Menerima tantangan dan bersungguh-sungguh

menjalankannya

(c) Tetap berpandangan ke depan dari kegagalan

(d) Berpandangan positif terhadap usaha

(e) Belajar dari kritik

(f) Menemukan pelajaran dan mendapatkan inspirasi dari

kesuksesan orang lain

2) Fixed mindset (mindset tetap)

Mindset tetap (Fixed mindset) ini didasarkan pada

kepercayaan bahwa kualitas-kualitas seseorang sudah

ditetapkan. Jika seseorang memiliki sejumlah inteligensi

38
tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral tertentu. Ciri-

ciri dari orang dengan mindset tetap (fixed mindset) adalah

sebagai berikut:

(a) Memiliki keyakinan bahwa inteligensi, bakat, sifat adalah

sebagai fungsi hereditas/keturunan

(b) Menghindari adanya tantangan

(c) Mudah menyerah

(d) Menganggap usaha tidak ada gunanya

(e) Mengabaikan kritik

(f) Merasa terancam dengan kesuksesan orang lain

Berdasarkan ciri – ciri dari growth mindset dan fixed

mindset tersebut diatas, maka keduanya dapat dibedakan

melalui:

(a) Keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat

(b) Pengambilan resiko terhadap tantangan

(c) Pensikapan terhadap halangan dan rintangan

(d) Usaha yang dilakukan

(e) Penerimaan terhadap kritik dan saran

(f) Kemauan menemukan pelajaran dan inspirasi dari

pengalaman orang lain.

Mindset merupakan salah satu faktor terciptanya hal-hal dan

ide-ide yang akan dilakukan dalam berbisnis terlebih lagi pada

39
UMKM dan merupakan salah satu bentuk pengukuran dari daya

saing sumber daya manusia. Berdasarkan informasi yang peneliti

dapatkan dari berbagai macam jurnal, dapat ditarik satu benang

merah yaitu salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan

disebabkan oleh faktor sumber daya manusia.

Growth mindset memiliki berbagai macam indikator yang dapat

dipelajari dan telah dipelajari dari berbagi perspektif, seperti:

a. Entrepreneurial orientation (Wales, 2016; Shan, dkk, 2016).

b. Entrepreneurial leadership (Leitch, dan Volery, 2017; Newman

dkk., 2018; Gupta, dkk., 2004).

c. Entrepreneurial culture (Beugelsdijk, 2007; Dimitratos dan

Plakoyiannaki, 2003; Hayton dan Cacciotti, 2013).

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu dengan topik

yang berkaitan dengan penelitian ini.

40
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

1 Brownhilder & Johan Independen: Variabel: Penelitian Studi ini menetapkan

(2017) terdahulu bahwa sementara


Entrepreneurial Pekembangan/pertumbuhan
indeks EO memiliki
“Entrepreneurial Orientation UMKM Populasi:
hubungan positif yang
orientation and its
Dependen: Entrepreneurial Orientation UMKM di
signifikan dengan
impact on firm growth
Afrika Seatan
SMEs Growth pertumbuhan lapangan
amongst SMEs in South
kerja dan pertumbuhan
Africa”
penjualan; tingkat EO

di kalangan UMKM

41
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Penelitian cukup. Juga, mengenai

Sekarang variabel dimensi EO,

UKM menunjukkan
Populasi:
tingkat proaktif dan
UMKM di DKI
inovasi yang moderat
Jakarta
dan kecenderungan

yang lemah untuk

pengambilan risiko.

2 Anolam, Okoroafor, & Independen: Variabel: Penelitian Ditemukan bahwa tidak

Ajaera (2015) terdahulu ada hubungan yang


Mental Accounting Mental Accounting
signifikan antara

42
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Dependen: Populasi: transaction utility (TU),

choice bracketing (CB),


“Effect of Mental Corporate Perusahaan di
dan profitabilitas
Accounting on Corporate Profitability Owerri
perusahaan, sedangkan
Profitability” Metropolis,
hubungan yang
Nigeria
signifikan ada antara
Penelitian
categorization process
Sekarang
(CP) dan profitabilitas

Populasi: perusahaan.

43
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

UMKM di DKI

Jakarta

3 Hakeem Hanmood Independen: Variabel: Penelitian Dengan menggunakan

(2018) terdahulu metode mental


Mental Accounting Mental Accounting
accounting untuk
Populasi:
Dependen:
“Analysis of Mental mengukur perilaku
Listed
Accounting: A Case Case study of Listed investor dan mengukur
Companies in
Study of Listed Companies in Iraqi sejauh mana
Iraqi Stock
Companies in Iraqi Stock Stock Exchange pengaruhnya sebagai
Exchange
Exchange” akibat dari peristiwa

tantangan yang tidak

44
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

biasa yang dihadapi

karena situasi keuangan


Penelitian
seperti diungkapkan
Sekarang
dalam laporan
Populasi:
keuangan, konsep

UMKM di DKI penelitian ini dapat

Jakarta membantu pihak

berwenang dalam hal

ini. profesi serta

pengawas pasar dalam

kebijakan akuntansi

45
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

untuk memaksimalkan

kesejahteraan sosial dan

meningkatkan alokasi

sumber daya.

4 Siti Aisyah, dkk (2019) Independen: Variabel: Penelitian Mental Accounting

terdahulu berpengaruh signifikan


Mental Accounting Mental Accounting,
terhadap kinerja
Kinerja Perusahaan Populasi:
“Mental Accounting Dan
perusahaan
Dampaknya Terhadap UKM di Pulau
Dependen:
melalui keputusan
Kinerja Perusahaan Lombok
Kinerja Perusahaan investasi penempatan
Melalui Penempatan

46
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Modal Kerja Pada Usaha dana untuk modal kerja.

Kecil Dan Menengah Di Selain itu juga bisa


Penelitian
Pulau Lombok” dikatakan bahwa secara
Sekarang
psikologis manajer
Populasi:
sekaligus pemilik UKM

UMKM di DKI rasional dalam

Jakarta pengambilan keputusan

investasi (penempatan

dana untuk modal

kerja).

47
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

5 Roslan dkk (2014) Independen: Variabel: Penelitian Kesimpulan yang

Entrepreneurial terdahulu signifikan dari


Entrepreneurial Orientation,
Orientation penelitian ini adalah
Populasi:
“The Relationship Business Performance
bahwa Entrepreneurial
between Entrepreneurial UKM di
Orientation memiliki
Orientation and Business Dependen: Malaysia
pengaruh positif yang
Performance of SMEs in
Business signifikan terhadap
Malaysia”
Performance kinerja bisnis. Ini
Penelitian
berarti bahwa ketika
Sekarang
tingkat Entrepreneurial
Populasi: Orientation meningkat,

48
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

UMKM di DKI tingkat kinerja bisnis

Jakarta juga meningkat. Dapat

disimpulkan bahwa

Entrepreneurial

Orientation pemilik /

manajer UKM dapat

mempengaruhi

keberhasilan dan

kelangsungan hidup

UKM.

49
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

6 J. Augusto, dkk (2014) Dependen: Variabel: Penelitian Hasil menunjukkan

terdahulu pentingnya hubungan


Global Mind-set Global Mind-set
antara global mind-set
Populasi:
“Corporate and
individu dan efek
individual global mind- UKM di Eropa
Independen: internasionalisasi, dan
set and
antara global mind-set
Internationalization
internationalization of
perusahaan dan
of European SMEs Penelitian
European SMEs” aktivitas pengetahuan
Sekarang
internasional. Model
Populasi: penelitian mengakui

hubungan antara global

50
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

UMKM di DKI mind-set individu dan

Jakarta pola pikir global

perusahaan

7. Didin Hikmah Perkasa, Independen: Variabel: Penelitian Entrepreneurial

Ferryal Abadi (2020) Entrepreneurial terdahulu


Entrepreneurial Leadership, leadership berpengaruh
Leadership,
Entrepreneurial Culture, Variabel: positif dan signifikan
Entrepreneurial
Organizational Performance terhadap organizational
“Model Hubungan Entrepreneurial
Culture,
performance,
Entrepreneurial Mind-set
Entrepreneurial
Leadership, entrepreneurial culture
Mind-set Pengukuran: Moderasi:
Entrepreneurial Culture berpengaruh positif

51
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Dan Entrepreneurial SEM-PLS Innovation namun tidak signifikan

Mind-Set Terhadap terhadap organizational


Dependen:
Organizational
performance,
Organizational Penelitian
Performance Melalui
entrepreneurial mind-
Performance Sekarang
Innovation Sebagai
set terhadap
Variabel Mediasi” Variabel:
berpengaruh positif dan

Growth Mindset signifikan terhadap

organizational
Intervening:
performance,
Growth Mindset entrepreneurial

leadership berpengaruh

52
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

positif namun tidak

signifikan terhadap

organizational

performance melalui

innovation,

entrepreneurial culture

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

organizational

performance melalui

innovation,

53
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Entrepreneurial mind-

set terhadap

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

organizational

performance melalui

innovation.

8. Imelda Sitinjak (2020) Independen: Variabel: Penelitian Pengaruh

terdahulu entrepreneurial

54
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

“Pengaruh Entrepreneurial Entrepreneurial Orientation, Variabel: orientation (EO) tidak

Entrepreneurial Orientation, Kinerja UMKM signifikan terhadap


Task
Orientation Dan Task kinerja UKM Kota
Task Environment Environment
Environment Terhadap Medan dalam 1 tahun
Dependen: Populasi:
Kinerja UMKM Kota terakhir dengan t-value

Medan” Kinerja UMKM UMKM di +0.60. Dengan

Medan demikian H1a ditolak.

Sementara task

environment
Penelitian berpengaruh signifikan
sekarang terhadap kinerja UKM

55
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Variabel: Kota Medan dengan t-

value +3.22. Hal ini


Mental
berarti H1b diterima.
Accounting
Nilai koefisien jalur
Populasi:
antara task environment

UMKM di DKI dengan kinerja UKM

Jakarta Kota Medan adalah

positif (+0.094) yang

menunjukkan hubungan

atau pengaruh yang

searah.

56
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

9. Denies Priantinah (2018) Dependen: Variabel: Variabel: Mental Accounting

berpengaruh dalam
“Mental Accounting Mental Accounting Mental Accounting Keputusan
pengambilan keputusan
Dalam Proses Investasi
investasi.
Pengambilan Keputusan

Investasi”

Independen:

Keputusan Investasi

10. Dwi Iga Luhasi, 2015 Dependen: Variabel: Variabel: Hasil penelitian ini

mencatat hanya satu


“Mental Accounting: Mental Accounting Mental Accounting
partisipan yang
Keputusan Hutang

57
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Versus Tabungan Untuk Independen: Keputusan mengalami bias mental

Pendanaan Modal Kerja Pendanaan accounting. Bias


Keputusan
dan Investasi UMKM” Modal Kerja mental accounting yang
Pendanaan Modal
terjadi pada satu
Kerja
partisipan

mengakibatkan

kerugian terkait dengan

bunga hutang yang

harus dibayar.

58
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

11. Shelley M Farrington Dependen: Variabel: Penelitian Temuan penelitian ini

(2012) Terdahulu menunjukkan bahwa


Personality (Mental Personality (Mental
individu yang memiliki
“Does Personalitiy Accounting) Accounting) & Small Sampel:
ciri kepribadian tingkat
Matter For Small Business Success
Independen: Small Business
tinggi lebih cenderung
Business Success?”
in South Africa
Small Business memiliki usaha kecil

Success yang sukses.

Penelitian

Sekarang:

Sampel:

59
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

UMKM di

wilayah DKI

Jakarta

12. Muehlbacher S, Kirchler Dependen: Variabel: Penelitian Hasil dari penelitian ini

E (2019) terdahulu: menyimpulkan bahwa


Individual Mental Accounting
terdapat hubungan
“Individual Differences Differences Sampel:
antara individuak
in Mental Accounting.”
Independen: Dari Austira
differences dan mental

Mental Accounting Penelitian accounting dari hasil

sekarang: tiga (3) study case yang

60
No. Peniliti/Tahun/Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil

Terdahulu
Persamaan Perbedaan

Sampel: dilakukan dalam

penelitian
UMKM di

wilayah DKI

Jakarta

61
Bedasarkan tabel penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa

mental accounting practice dapat mempengaruhi growth mind-set yang

dimiliki oleh pelaku bisnis. Growth mind-set yang baik dan benar akan

mempengaruhi business performance. Selain itu, mental accounting juga

dapat mempengaruhi business performance. namun ada pula penelitian

yang menyatakan bahwa beberapa aspek dari mental accounting yang diuji

berdasarkan masing-masing karakteristik tidak berpengaruhi signifikan

terhadap business performance. Penelitian ini merupakan penelitian dengan

menggunakan pendekatan pendekatan deskriptif, yaitu menggunakan data

kuantitatif untuk eksplorasi dan kualitatif. Metode analisis dalam penelitian

ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Mental Accounting terhadap Micro Business Performance

Pada tahap aktivitas akuntansi, mental accounting terdiri dari

tahapan mengkode, mengkategori, dan mengevaluasi. Cheema dan

Soman (2006) mental accounting merupakan perilaku individu ataupun

entitas yang berhubungan dengan mengkode/mengidentifikasi,

membuat kategori rekening, dan mengevaluasi aktivitas finansialnya.

Sejalan dengan itu, Gou (2013) melihat terdapat serangkaian operasi

kognitif yang digunakan untuk mengorganisasi, mengevaluasi, dan

melacak aktivitas keuangannya dalam suatu perilaku mental accounting.

Salah satu hal yang penting dalam menjalankan suatu usaha adalah

perolehan modal dan bagaimana cara mengelolanya. Ketika seorang

62
pemilik usaha memilih sumber pendanaan yang kurang tepat dan kurang

cermat dalam pengelolaannya maka yang terjadi adalah usaha tersebut

tidak dapat berkembang secara maksimal. Terkadang dalam memilih

sumber dana, pemilik usaha terpaku pada satu pilihan yang cenderung

sudah biasa dipilih. Salah satu sumber pendanan yang dapat dipilih

adalah hutang. Pemilihan sumber dana dapat menimbulkan dampak

pada posisi keuangan usahanya. Pada dasarnya jika seorang pelaku

bisnis menerapkan mental accounting dengan baik pada usaha yang

dijalaninya, maka pengalokasian dana akan jelas dan terlihat sehingga

pelaku usaha dapat memfokuskan pada pos-pos yang penting untuk

meningkatkan kinerja bisnis.

Kinerja perusahaan merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan,

yang meliputi indikator financial dan indikator non financial. Indikator-

indikator kinerja perusahaan UMKM bersifat formatif. kinerja UMKM

merupakan hasil kerja yang dicapai secara keseluruhan dan

dibandingkan dengan hasil kerja, target, sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama pada sebuah

entitas usaha dengan kriteria aset dan omzet yang telah ditentukan dalam

undang-undang.

Menurut Siti Aisyah (2016) jika seorang pelau bisnis atau pemilik

UMKM memiliki mental accounting yang kuat dapat meningkatkan

penempatan dana untuk modal kerja sehingga dapat meningkatkan

kinerja perusahaan. Mental accounting paling direfleksikan oleh kas

63
yang dimana kas merupakan dana utama dan diharapkan oleh UMKM.

Meningkatnya penempatan dana untuk modal kerja mengakibatkan

semakin tinggi kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh UMKM.

Kinerja financial paling membentuk kinerja perusahaan tetapi belum

menghasilkan kinerja perusahaan yang optimal. Hal ini menggambarkan

bahwa kinerja keuangan yang ada di UKM harus didukung oleh

peningkatan penjualan sehingga menghasilkan keuntungan sesuai

dengan yang diharapkan. Kinerja non financial UKM juga belum bisa

dikatakan optimal. Hal ini disebabkan manajer UKM sekaligus pemilik

belum menyadari pentingnya peningkatan kualitas sumber daya

manusia walaupun sudah mendapatkan pelatihan yang berkaitan dengan

pengembangan UKM, tapi masih belum bisa menerapkan pada

usahanya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Okoroafor &

Ajaero (2015) bahwa meskipun ketiga komponen mental accounting

memberikan pengaruh positif pada profitabilitas perusahaan, hanya

komponen proses kategorisasi (CP) yang secara signifikan terkait

dengan profitabilitas yang dimana akan meningkatkan kinerja

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1: mental accounting berpengaruh terhadap micro business

performance

64
2. Pengaruh Mental Accounting terhadap Growth Mindset

Dalam mengambil sebuah keputusan, seseorang dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti faktor psikologis dan faktor social yang salah

satunya adalah aspek mental accounting. Mental accounting dapat

digunakan untuk mencegah pemanfaatan dana guna kepentingan

konsumtif dan dapat membantu pengelolaan keuangan. Mental

accounting sebagai alat perencanaan keuangan tiap individu supaya

setiap pengeluaran yang digunakan tidak berdasarkan keinginan yang

spontan namun berdasarkan kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan.

Pos-pos yang telah dibayangkan ataupun dicatat menjadi dasar ketika

seseorang akan memenuhi kebutuhannya. Pada praktiknya, mental

accounting muncul karena adanya penyimpangan yaitu perilaku

irasional seseorang dalam mengambil keputusan. Inilah yang menjadi

salah satu gejala terjadinya mental accounting yaitu ketika seseorang

tidak mengalami kepuasan maksimal pada keuangannya sehingga

kebutuhan-kebutuhannya dimasukan dalam pos-pos tertentu.

Dalam beberapa dekade terakhir, psikolog Carol Dweck

memelopori perintisan pada growth mindset. Dia menggunakan istilah

"fixed mindset" dan " growth mindset " untuk mengkarakterisasi

kepercayaan yang dimiliki orang tentang kecerdasan dan pembelajaran.

Pola pikir yang tetap mencerminkan keyakinan bahwa kecerdasan dan

kesuksesan stagnan. Growth mindset mencapai yang sebaliknya,

memungkinkan individu mempunyai kekuatan untuk memengaruhi

65
kesuksesan dan kecerdasan mereka melalui kegigihan, kerja keras,

pembelajaran, dan pelatihan. Dalam bisnis, memiliki growth mindset

menyebabkan pelaku bisnis merasa lebih berdaya dan berkomitmen,

menurut Dweck. Dalam sebuah artikel untuk Harvard Business Review,

dia menjelaskan bagaimana pelaku bisnis tersebut menerima lebih

banyak dukungan untuk kolaborasi dan inovasi. Bagaimana dengan

pelaku bisnis di perusahaan dengan fixed mindset? Dilaporkan bahwa

pelaku bisnis melakukan lebih dari satu hal, yaitu kecurangan dan

penipuan, mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat korelasi

antara mentalitas dan pola pikir seseorang, jika mental accounting

merupakan mentalitas dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemilik

usaha, maka bersama dengan growt mindset dapat menjadikan pelaku

bisnis yang selalu memandang kedepan dan berusaha untuk

mengembangkan potensi usahanya lebih besar lagi.

Dalam penelitian kasus yang dilakukan oleh Hakeem Hanmood

(2018) menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode mental

accounting untuk mengukur perilaku dan mengukur sejauh mana

pengaruhnya sebagai akibat dari peristiwa tantangan yang tidak biasa

yang dihadapi. Yang dapat diambil arti bahwa dengan menerapkan

mental accounting, seorang pelaku bisnis dapat memperkirakan dan

menempatkan sejauh mana hal yang dilakukan dapat berpengaruh

terhadap usaha. Mentalitas ini dapat mengasah cara berpikir seorang

pelaku bisnis agar dapat mengembangkan growth mindset. Serta

66
berdasarkan penelitian Brownhilder & Johan (2017) mengatakan bahwa

growth mindset dalam bentuk entrepreneurial orientation memiliki

dampak yang positif yang signifikan dengan pertumbuhan penjualan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H2: mental accounting berpengaruh terhadap growth mindset

3. Pengaruh Growth Mindset terhadap Micro Business Performance

Growth mindset adalah individu yang memiliki pola pikir yang kuat,

positif dan tidak mudah menyerah terhadap kemampuan mereka, namun

mereka mampu memperbaiki kualitas diri mereka untuk menjadi lebih

baik dari waktu ke waktu. Selain itu, orang-orang dengan growth

mindset juga sangat mengenal diri mereka dengan sangat baik, mereka

tahu apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan mereka. Contoh pola

pikir ini memang sangat pantas untuk dimiliki orang-orang yang ingin

meraih kesuksesan. Itulah mengapa growth mindset ini biasa disebut

sebagai pola pikir orang sukses. Mengapa demikian? Karena mereka

yakin bahwa kemampuan dan keterampilan setiap orang bisa berubah

setiap saat, yang mana setiap individu bisa mengubah dan memperbaiki

perilaku dan meningkatkan kemampuan mereka. Growth mindset bukan

hanya akan memberikan dampak positif bagi individu yang

bersangkutan. Akan tetapi, mindset seperti ini juga akan memberikan

efek positif kepada orang-orang di sekitar, terutama di lingkungan kerja.

Banyak perusahaan yang menyadari pentingnya growth mindset, maka

67
para pemimpin mulai menginvestasikan uang, tenaga dan pemikiran

mereka dalam membentuk karyawan yang memiliki growth mindset.

Dalam bentuk bisnis UMKM, dimensi growth mindset yang paling

terlihat adalah entrepreneurial orientation yang akan berpengaruh pada

kinerja perusahaan secara keseluruhan, seperti laba atas ekuitas / aset /

penjualan (Miller & Bromiley, 1990). Penelitian yang dilakukan oleh

Roslan dkk (2014) menyatakan bahwa Entrepreneurial Orientation

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja bisnis. Ini

berarti bahwa ketika tingkat Entrepreneurial Orientation meningkat,

tingkat kinerja bisnis juga meningkat. Dapat disimpulkan bahwa

Entrepreneurial Orientation pemilik / manajer UKM dapat

mempengaruhi keberhasilan dan kelangsungan hidup UKM.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H3: growth mindset berpengaruh terhadap micro business performance

4. Pengaruh Mental Accounting terhadap Micro Business Performance

Melalui Growth Mindset

Mental accounting merupakan perilaku individu atau entitas yang

berhubungan dengan mengkode/ mengidentifikasi, membuat kategori

rekening, dan mengevaluasi aktivitas finansialnya berdasarkan perilaku

kognitif individu. Dasar terjadinya mental accounting karena adanya

ketidaksepadanan dalam memperlakukan keuangan. Mental accounting

68
digunakan sebagai alat pengontrol aktivitas finansial seseorang atau

entitas sehingga dapat terhindar dari keputusan yang kurang tepat.

Seperti yang diutarakan oleh Silooy (2012) bahwa mental accounting

dapat digunakan untuk mencegah pemanfaatan dana guna kepentingan

konsumtif dan dapat membantu pengelolaan keuangan.

Mental accounting sebagai alat perencanaan keuangan tiap individu

atau entitas agar setiap pengeluaran yang digunakan tidak berdasarkan

keinginan yang spontan namun berdasarkan kebutuhan yang benar-

benar dibutuhkan. Mental accounting berkaitan erat dengan psikologis

individu sehingga dampak berdampak pada mindset seorang pelaku

bisnis untuk mengambil keputusan kedepannya. Dalam dunia bisnis,

banyak sekali kasus-kasus kegagalan atau resiko yang dihadapi. Maka

dengan perilaku mental accounting yang sudah baik harus didampingi

dengan growth mindset. Memiliki growth mindset menyebabkan pelaku

bisnis merasa lebih berdaya dan berkomitmen disamping banyak

ketidakpastian atau resiko yang akan dihadapi dalam kelangsungan

bisnis kedepannya. Individu yang memiliki growth mindset akan selalu

belajar dari hal-hal yang ada dan berusaha untuk selalu menjadi lebih

baik dan lebih berkembang. Growth mindset bukan hanya akan

memberikan dampak positif bagi individu yang bersangkutan. Akan

tetapi, mindset seperti ini juga akan memberikan efek positif kepada

orang-orang di sekitar, terutama di lingkungan kerja.

69
Growth mindset yang dimiliki dalam lingkungan kerja baik oleh

pemilik bisnis atau karyawan didalamnya akan berpengaruh pada

kinerja perusahaan secara keseluruhan, seperti laba atas ekuitas / aset /

penjualan (Miller dan Bromiley, 1990). Serta secara akan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sehingga dengan menerapkan

perilaku mental accounting dan didukung oleh growth mindset akan

berpengaruh pada kinerja bisnis menjadi lebih baik dan berkelanjutan.

H4: mental accounting berpengaruh terhadap micro business

performance melalui growth mindset.

70
D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hipotesis yang telah diuraikan diatas, maka kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kinerja bisnis merupakan bentuk pencapaian manajemen dalam pelaksanaan model bisnis
perusahaan yang didasarkan oleh banyak faktor. Untuk mencapai kinerja yang diharapkan
maka terdapat perilaku dan dasar yang menunjang keberlangsungan bisnis. Growth mindset
merupakan dasar pola pikir yang diperlukan dalam menjadikan UMKM maju dan
berkelanjutan dan merupakan pola pikir yang diperlukan sebagai pelaku bisnis. Sehingga
growth mindset dianggap dapat membantu pelaku bisnis untuk melihat potensi-potensi yang
ada dan diharapkan dapat membantu manajemen untuk mencapai potensi UMKM yang
maksimal. Agar growth mindset dapat terfokus dan berkembang dengan tepat, dibutuhkan
perilaku mental accounting yang berguna sebagai alat perencanaan keuangan agar setiap
pengeluaran yang digunakan tidak berdasarkan keinginan yang spontan namun berdasarkan
kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan.
H1

Micro
Mental Growth H4 Business
Accounting Mindset
Performance
(X) (Y)
(Y)

H2 H3

Metode Analisis: PLS-SEM

Hasil Pengujian dan Analisis Pembahasan

Simpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Gambar 3.2 Skema Kerangka Pemikiran

71
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan pengaruh mental accounting terhadap

micro business performance dengan growth mindset sebagai variable intervening.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan

deskriptif. Apabila datanya telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua

kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif

yang dinyatakan dalam kata-kata. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut

disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan

melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif (Arikunto,

2006). Sehingga dalam penelitian ini diperlukan dulu data kuantitatif yang

berbentuk angka, setelah itu baru diperjelas dengan kata-kata.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan pendekatan deskriptif. Untuk data

kuantitatif, analisis statistic digunakan untuk mengeksplorasi pengaruh mental

accounting practice terhadap micro business (usaha mikro kecil menengah)

performance dengan growth mindset sebagai variabel intervening. Sedangkan

data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dengan beragam UMKM di

DKI Jakarta untuk mengetahui lebih dalam dibalik mental accounting practice,

growth mindset, dan performance.

72
B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini UMKM di DKI Jakarta,

karena DKI Jakarta dianggap sebagai pusat metropolitan yang terdapat

banyak UMKM didalamnya dan belum ada yang meneliti tentang mental

accounting dan growth mindset pada UMKM di DKI Jakarta sebelumnya.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 252

responden pemilik UMKM di wilayah DKI Jakarta. Hasil sensus ekonomi

2017 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa terdapat sekitar

1.214.420 UMKM di wilayah provinsi DKI Jakarta.

2. Metode Penelitian Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pemilihan

sampel yaitu purposive sampling. Hal ini berarti sampel yang dipilih harus

berdasarkan kriteria atau persyaratan sampel yang diperlukan dalam

penelitian. Menurut Sekaran & Bougie (2010) metode ini merupakan

metode unggulan dibandingkan metode lainnya karena data harus

memberikan informasi yang sesuai agar dapat dipilih. Sampel yang akan

diambil dari populasi adalah pemilik UMKM dengan kualifikasi sebagai

berikut:

a. Pemilik UMKM di wilayah DKI Jakarta.

b. UMKM sudah berdiri minimal 1 tahun, karena dianggap telah memiliki

pengalaman yang cukup untuk memahami kondisi internal UMKM.

73
C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam

memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan, sebagai berikut:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Pada penelitian ini, penulis memperoleh data terkait permasaahan yang

diteliti melalui buku, jurnal, tesis, disertasi, artikel, internet, dan alat lain

yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian yang dilakukan, data utama yang digunakan oleh

penulis diperoleh melalui penelitian lapangan, yaitu data primer yang

diperoleh langsung dari sumber utama. Subjek penelitian ini adalah pemilik

UMKM di wilayah DKI Jakarta.

Kuisioner didistribuksikan melalui survei daring (online) berbasis

google form. Dikarenakan situasi pandemic Covid-19, peneliti tidak dapat

melakukan field research secara langsung ke lapangan dengan menyebar

kuisioner fisik ke UMKM yang ada di wilayah DKI Jakarta. Karena hal

yang demikian, proses penyebaran langsng tidak dilakukan. Oleh karena itu

penulis menyebarkan kuesioner online dengan menghubungi pemilik

UMKM yang berada di wilayah DKI Jakarta secara daring (online).

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disusun secara terstruktur dan sistematis dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dari pemilik UMKM di wilayah DKI Jakarta

74
sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini

adalah masing-masing skor dari indikator variabel penelitian yang diperoleh

dari pengisian kuesioner yang telah disebarkan kepada pemilik UMKM di

wilayah DKI Jakarta sebagai responden.

D. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian. Operasionalisasi konsep atau operasionalisasi

variabel bertujuan untuk menjelaskan bahwa pernyataan atau konsep yang

bersifat abstrak harus dikurangi tingkat abstraksinya dengan cara

menguraikannya ke dalam bentuk perilakuperilaku atau karakteristik yang

dapat diamati dengan mengubahnya menjadi terukur dalam suatu cara yang

lebih berwujud.

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari literatur-

literatur yang telah dibahas pada Bab II penelitian ini. Konsep masih memiliki

abstraksi yang tinggi, sehingga harus diberi nilai menjadi sebuah konstruk.

Peneliti dapat mengumpulkan data dan selanjutnya melakukan analisis secara

statistik dan menarik sebuah kesimpulan. Identifikasi atas variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah mental accounting

practice. Mental accounting merupakan perilaku individu atau entitas yang

berhubungan dengan mengkode atau mengidentifikasi, membuat kategori

rekening, dan mengevaluasi aktivitas finansialnya. Dasar terjadinya mental

75
accounting karena adanya ketidaksepadanan dalam memperlakukan

keuangan. Mental accounting digunakan sebagai alat pengontrol aktivitas

finansial seseorang atau entitas sehingga dapat terhindar dari keputusan

yang kurang tepat. Seperti yang diutarakan oleh Silooy (2012) bahwa

mental accounting dapat digunakan untuk mencegah pemanfaatan dana

guna kepentingan konsumtif dan dapat membantu pengelolaan keuangan.

Mental accounting diukur dengan analisis secara mendalam atas data

yang telah terkumpul dari setiap jawaban pertanyaan. Hal ini bertujuan agar

mengetahui bagaimana mentalitas para pemilik UMKM. Dalam penelitian

ini mental accounting diukur dengan menggunakan indikator komponen

utama yang diutarakan oleh Thaler dan Shefrin (1981) dan disesuaikan

dengan topik penelitian dengan menggunakan 4 dimensi yaitu (1)

extraversion, (2) agreeableness, (3) conscientiousness, (4) emotional

stability, (5) openness. Seluruh pernyataan diukur dengan menggunakan

skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapatkan dibuat skor,

yaitu nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan

(5) sangat setuju.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah micro business

performance. Kinerja (Performance) merupakan sebuah pencapaian dari

proses penciptaan nilai. Kinerja dapat dilihat dari kinerja non keuangan dan

kinerja keuangan (M & Zhengge, 2016). Kinerja perusahaan diukur melalui

pendekatan subyektif. Dalam pendekatan ini kinerja perusahaan diukur oleh

76
persepsi pemilik UMKM yang memberikan tanggapan terhadap Kuesioner

Kinerja Bisnis. Pemilik UMKM diminta untuk menyatakan kriteria kinerja

perusahaan mereka dari aspek finansial dan non-finansial seperti sales

growth, profitability, kualitas produk, dan kepuasan konsumen (D. Storey,

1994). Pendekatan ini dipilih karena tidak ada kesepakatan di antara para

peneliti tentang ukuran kinerja yang tepat mengenai UMKM, kemudian

disesuaikan dengan topik penelitian. Dimana semua pernyataan diukur

dengan menggunakan skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang

didapatkan dibuat skor, yaitu nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,

(3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening dalam peneltian ini adalah growth mindset.

Individu dengan Growth mindset percaya bahwa memungkinkan individu

mempunyai kekuatan untuk memengaruhi kesuksesan dan kecerdasan

mereka melalui kegigihan, kerja keras, pembelajaran, dan pelatihan. Dalam

bisnis, memiliki growth mindset menyebabkan pelaku bisnis merasa lebih

berdaya dan berkomitmen.

Growth mindset yang dimiliki dalam lingkungan kerja baik oleh pemilik

bisnis atau karyawan didalamnya akan berpengaruh pada kinerja

perusahaan secara keseluruhan, seperti laba atas ekuitas / aset / penjualan

(Miller & Bromiley, 1990). Serta secara akan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

77
Dalam bentuk bisnis UMKM, dimensi growth mindset terdapat tiga

dimensi yaitu, (1) Entrepreneurial Leadership, (2) Entrepreneurial Culture,

(3) Entrepreneurial Orientation. Para peneliti ini menjunjung tinggi bahwa

aspek-aspek ini bekerja bersama sebagai keseluruhan yang koheren, untuk

menyediakan bisnis dengan orientasi strategis yang diperlukan untuk

sukses, dan hal tersebut harus dipandang sebagai ukuran satu dimensi dalam

penelitian kewirausahaan. Seluruh penyataan diukur dengan menggunakan

skala ordinal 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang

setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

78
Tabel 3.1 Operasional Variabel

No. Variabel Dimensi Item Skala

1 Mental 1. Extraversion 1,2,3

Accounting 2. Agreeableness 4,5,6

3. Conscientiousness 7,8,9,10
John dan
4. Emotional stability 11,12,13
Srivastava
14,15,16
5. Openness
(1999),
Likert
Pinjisakikool

(2018),

Byrne dkk.,

(2015).

2 Business Finansial:

Performance
1. Profitability 1,2,3,

Storey 2. Sales growth 4,5,6

(1994), Likert
Huson
Non Finansial:
(2001).
7,8,9
1. Kualitas Produk
10,11,12
2. Kepuasan Konsumen

79
3 Growth 1. Entrepreneurial Leadership 1,2,3,4,5,6,7

Mindset 2. Entrepreneurial Culture 8,9,10

3. Entrepreneurial Orientation 11,12,13,14,


Wales
15,16,17
(2016),

Newman
Likert
dkk. (2018),

Hayton dan

Cacciotti

(2013)

E. Metode Analisis Data

Analisis statistic atas data menggunakan Partial Least Squares

Structural Equation Modeling (PLS-SEM) melalui software Smart PLS 3.0.

Justifikasi penggunaan PLS-SEM adalah karena berdasarkan karakteristik

data, PLS-SEM dapat digunakan untuk sampel kecil, tidak menghendaki

data harus terdistribusi normal, karena PLS-SEM adalah statistik non-

parametrik, missing-item yang berada dalam batas toleransi, dan dapat

mengolah data dengan skala ordinal (likert). Sedangkan berdasarkan

karakteristik model, PLS-SEM dapat mengolah konstruk (variabel laten)

yang memiliki single dan multi item pengukuran, dapat mengolah indicator

dalam skala pengukuran yang berbentuk reflektif dan formatif serta dapat

80
mengolah model yang kompleks dengan banyak indikator dan relasi model

structural (Hair et al, 2014).

Menurut Ghozali (2015) menjelaskan bahwa PLS merupakan metode

analisis yang powerfull karena tidak didasarkan banyak asumsi. Data harus

terdistribusi normal dan sampel tidak harus besar. SEM yang berbasis

kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori, sedangkan PLS lebih

bersifat predictive model. PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada

tidaknya hubungan antar variabel laten dan menganalisis konstruk yang

telah dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.

Menurut Ghozali (2015) tujuan PLS yaitu membantu peneliti untuk

tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah

linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk

menciptakan komponen skor variabel laten berdasarkan bagaimana inner

model (model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer

model (model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan konstruknya)

yang dispesifikasi. Hasil yang didapat adalah residual variance dari variabel

dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dikategorikan menjadi

tiga, yaitu: pertama adalah weight estimate untuk menghitung data variabel

laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang akan

menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel

laten dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan

lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

81
Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3

tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama,

menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk

inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi

means dan lokasi (Ghozali, 2015:8).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah deskripsi atau gambaran suatu data

mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan formal,

lama bekerja, dan lokasi perusahaan) dan deskripsi mengenai variabel-

variabel penelitian (mental accounting dan growth mindset serta

dampaknya pada micro business performance), peneliti menggunakan

tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata,

median, kisaran, dan standar deviasi (Ghozali, 2013). Adapun rentang

skor yang dimaksud menurut Hair dkk., 2014 adalah

Rentang Skor Kategori

1,00 – 1,79 Sangat tidak baik

1,80 – 2,59 Tidak baik

2,60 – 3,39 Cukup baik

3,40 – 4,19 Baik

4,20 – 5,00 Sangat baik

82
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model

Model pengukuran atau outer model ini untuk

mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan

variabel latennya. Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji

dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika

belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono

dan Willy, 2014:58 dalam Fadilah, 2018). Model pengukuran juga

untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji

validitas dilakukan untuk mengukur kemampuan instrumen

penelitian. Dalam PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan beberapa

uji, yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Average

Variance Extracted (AVE). Lalu dilakukan uji reliabilitas untuk

mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi

responden dalam menjawab instrumen yang ada. Instrumen dapat

dikatakan andal apabila jawaban terhadap pertanyaan konsisten dari

waktu ke waktu. Uji reliabilitas di dalam PLS dapat menggunakan

metode composite reliability dan cronbach alpha (Hartono & Willy,

2014).

a. Convergent Validity

Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai

berdasarkan korelasi antara item score atau component score

dengan construct score yang dihitung dengan software

SmartPLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi apabila berkorelasi

83
lebih dari 0,70 dengan kostruk yang ingin diukur. Namun untuk

penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

loading 0,50 sampai 0,60 dianggap sudah cukup (Chin, 1998

dalam Ghozali, 2015).

b. Disriminant Validity

Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai

berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.

Apabila korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan

bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih

baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai

discriminant validity untuk membandingkan nilai square root of

Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan

korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar

AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar

kostruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka memiliki

nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat

digunakan untuk mengukur reliabilitas component score

variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan

dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE

harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam

Ghozali, 2015).

84
c. Reliability

Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua

macam ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach Alpha

(Ghozali, 98 2015:75). Composite reliability digunakan untuk

mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan

lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu

konstruk (Salisbury et al., 2002 dalam Hartono & Willy,

2014:62). Cronbach Alpha digunakan untuk mengukur batas

bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk dikatakan

memiliki reliabilitas tinggi jika memiliki Composite Reliability

diatas 0,70 dan mempunyai Cronbach Alpha diatas 0,60.

3. Uji Model Struktural atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model, dan

substantive theory) berguna untuk menggambarkan hubungan antara

variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural

dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk

dependen, Stone-Geisser square test untuk predictive relevance dan

uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur struktural.

a. R-Square

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat

R-square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya

sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-Square

dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten

85
independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah

mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2015:78). Nilai

R-square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,

moderat, dan lemah, hasil dari PLS R-square mempresentasikan

jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model

(Ghozali, 2015:78).

b. Q-Square

Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang

dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-

square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance,

sebaliknya jika nilai Q-square < 0 menunjukkan model kurang

memiliki predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali,

2015:79). Besaran Q-square memiliki nilai dengan rentang 0 <

Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin

baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total

pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-square 0,02, 0,15,

0,35 dapat disimpulkan bahwa nilai predictive relevance lemah,

moderate, dan kuat. Perhitungan Q-square dilakukan dengan

rumus:

Q2 = 1 - (1-R12) (1-R22) …… (1-Rp)

Dimana R12, R22, …… Rp2 adalah R-square variabel endogen.

86
c. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)

yaitu untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung

seperangkat variabel eksogen dengan variabel endogen. Setiap

analisis yang digunakan untuk memecahkan permasalahaan

statistik tidak terlepas dari asumsi yang harus ditaati agar

kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Dasar yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah nilai

yang terdapat pada Path Coefficient untuk menguji model

struktural.

Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan

kausalitas antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan

dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang

bergerak ke sebelah kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan

koefisien jalur (Ghozali, 2013:250). Nilai t-statistik

dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam penelitian

ini dimana diketahui df didapat dari jumlah sampel dikurangi

dua, df = (n-2) dan signifikansi sebesar 0,05.

Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan

dalam pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh

koefsien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal

87
antar variabel mental accounting (X), growth mindset (Y) dan

micro business performance (Z).

4. Uji Efek Intervening

Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu growth

mindset. Suatu variabel dikatakan variabel intervening jika variabel

tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen (Kenny, 1986 dalam Ghozali, 2013). Efek

intervening menunjukkan hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen melalui penghubung atau intervening. Pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen tidak secara

langsung terjadi tetapi melalui proses transformasi yang diwakili

oleh variabel intervening. Prosedur pengujian efek intervening

dilakukan dengan prosedur yang dikenal dengan uji Sobel (Sobel

test). Uji sobel dapat dilakukan dengan cara (Sobel, 1982 dalam

Ghozali, 2013):

a. Mental Accounting Terhadap Micro Business Performance

Melalui Growth Mindset

1) Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel

Y melalui variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y

melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a)

dengan jalur M Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = c-c’,

dimana c adalah pengaruh variabel X terhadap variabel Y

88
tanpa kontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X

terhadap Y setelah mengontrol M.

Gambar 3.2

Model Intervening

Mental c Micro
Accountin Business
g Performance
e

a b
Growth
Mindset

Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,

besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect

effect). Sab dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sab = √𝐛² 𝐒𝐚² + 𝐚² 𝐒𝐛² + 𝐒𝐚² 𝐒𝐛²

2) Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung, maka diperlukan

perhitungan nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai

berikut:

𝒂𝒃
t = 𝑺𝒂𝒃

89
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untuk

signifikan 5%. Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-tabel maka

dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.

5. Pendekatan Kualitatif

a. Pengumpulan Data Kualitatif

Data kualitatif dikumpulkan melalui teknik wawancara

semi-terstruktur. Daftar pertanyaan telah disiapkan untuk

menjadi panduan dalam wawancara dengan adanya

pengembangan isu saat wawancara berlangsung. Pertanyaan

wawancara diarahkan untuk mendapatkan penjelasan lebih

dalam dibalik mental accounting dan growth mindset dalam

aktivitas UMKM dalam upaya meningkatkan micro business

performance.

Rekaman dari proses wawancara akan dikonversi ke teks

dengan melakukan transkrip verbatim atas oral sesuai dengan

yang diucapkan oleh narasumber wawancara tanpa ada

perubahan teks.

Narasumber wawancara berasal dari beragam pelaku atau

pemilik UMKM untuk mendapatkan perspektif yang lebih

komprehensif dalam memandang isu penelitian ini. Narasumber

yang dimaksud berasal dari pelaku atau pemilik UMKM di

Indonesia yang terdapat di daerah DKI Jakarta.

90
b. Reliabilitas dan Validasi Data Kualitatif

Analisis atas data kualitatif juga harus memastikan data

tersebut anda dan valid. Aspek yang perlu diperhatikan terkait

itu adalah responden error, responden bias, interviewer error,

dan interviewer bias (Saunders, Lewis, & Thornhill, 2016).

Berikut ini adalah upaya yang dilakukan:

1) Untuk meminimalisir participant error, maka upaya yang

telah dilakukan adalah dengan melakukan wawancara

dengan narasumber dalam waktu yang berbeda. Hal ini

bertujuan agar dapat memperkecil risiko tidak efektif dengan

belajar dari proses berlangsungnya wawancara sebelumnya

(Afshari, 2016).

2) Upaya berikutnya untuk mengurangi risiko participant biasa

adalah dengan menjaga sikap independen antara peneliti

dengan narasumber. Kesediaan waktu yang diberikan oleh

narasumber juga bersifat sukarela (Afshari, 2016) dan

memastikan identitas narasumber untuk dirahasiakan dalam

pemaparan hasil penelitian.

3) Risiko interviewer error diupayakan melalui melakukan

proses wawancara dengan model pertanyaan semi-

tersetruktur (Afshari, 2016), panduan pertanyaan yang sudah

dibuat dikembangkan pertanyaannya sesuai dengan konteks

informasi yang disampaikan oleh narasumber. Upaya lain

91
yang dilakukan adalah dengan memilih narasumber dari

beragam pelaku atau pemilik UMKM yang terkait dengan

tema penelitian (Afshari,2016), yaitu pelaku atau pemilik

UMKM di Indonesia yang berada di DKI Jakarta.

4) Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko interview

bias adalah dengan membuat transkrip verbatim apa adanya

tanpa melakukan penyesuaian atas kata-kata yang

disampaikan serta melakukan pengutipan langsung atas

redaksi kalimat yang disampaikan oleh narasumber.

92
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dan diolah dari

data primer dan sekunder yang digunakan untuk mengukut variable penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mental accounting terhadap

micro business performance dengan growth mindset sebagai variable intervening.

Bab ini terdiri dari beberapa sub-bab yang bertujuan untuk menjelaskan hasil

pengujian hipotesis yang telah dirumuskan pada Bab 2 tentang Landasan Teori,

Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis.

Sub-bab pertama akan menjelaskan ringkasan dari metode yang digunakan

dalam menganalisis data, termasuk profil demografi responden, penyeleksian data

dan analisis deskriptif atas pengukuran konstruk. Sub-bab kedua akan menjelaskan

terkait hasil pengujian model penelitian dan semua hipotesis yang diajukan. Sub-

bab terakhir akan memaparkan diskusi dan pembahasan atas hasil penelitian yang

diperoleh. Diskusi dan pembahasan dalam sub-bab ini juga akan didukung oleh

penjelasan kualitatif dari data yang diperoleh dari wawancara.

A. Analisis Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner

kepada pemilik UMKM yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner

didistribusikan melalui survei daring (online) berbasis google form dan tidak

dilakukan secara luring (offline) dikarenakan pandemic covid-19 yang sedang

terjadi. Penyebaran dan distribusi melalui daring dilakukan melalui pesan

93
aplikasi messager dan social media seperti WhatsApp, Instagram, dan Email

yang diperoleh melalui pemilik UMKM yang dikenal melalui perantara rekan.

Analisis statistic atas data menggunakan Partial Least Squares

Structural Equation Modeling (PLS-SEM) melalui software Smart PLS 3.0.

Justifikasi penggunaan PLS-SEM adalah karena berdasarkan karakteristik data,

PLS-SEM dapat digunakan untuk sampel kecil, tidak menghendaki data harus

terdistribusi normal, karena PLS-SEM adalah statistic non-parametrik, missing-

item yang berada dalam batas toleransi, dan dapat mengolah data dengan skala

ordinal. Sedangkan berdasarkan karakteristik model, PLS-SEM dapat mengolah

kontsruk (variable laten) yang memiliki single dan multi item pengukuran, dapat

mengolah indicator dalam skala pengukuran yang berbentuk reflektif dan

formatif serta dapat mengolah model yang kompleks dengan banyak indicator

dan relasi model structural (Hair dkk., 2014).

1. Demografi Responden

Unit observasi untuk data primer dalam penelitian adalah pemilik

UMKM yang unit UMKM-nya telah berdiri minimal 1 tahun dan berada di

wilayah DKI Jakarta. Respon yang berhasil didapat dari penyebaran tautan

google form adalah sebanyak 252 responden. Berikut ini adalah table yang

menjelaskan profil atau demografi dari responden.

94
Tabel 4.1 Rekapitulasi Demografi Responden

Jenis Kelamin % Lokasi UMKM %

Laki-Laki 79 31.3% Jakarta Barat 77 31%

Perempuan 173 68.7% Jakarta Pusat 69 27%

Total 252 100% Jakarta Selatan 80 32%

Jakarta Timur 11 4%

Usia % Jakarta Utara 15 6%

< 25 Thn 210 83.3% Total 252 100%

25 – 30 2 0.8%
Thn
31 – 35 16 6.3% Bidang UMKM %
Thn
36 – 40 8 3.2% Aksesoris 9 4%
Thn
41 – 45 7 2.8% Distributor 35 14%
Thn
> 45 Thn 9 3.6% Fashion 34 13%

Total 252 100 Jasa 38 15%

Kuliner 136 54%

Pendidikan % Total 252 100%


Formal
SD 0 0%

SMP 3 1.2% Lama UMKM Berdiri %


SMA 132 52.4% (Thn)
Sarjana 117 46.4% 1–3 193 76.4%

Total 252 100% 3–7 28 11.2%

7 –10 13 5.2%

> 10 18 7.2%

Total 252 100%

Sumber: diolah oleh penulis (2020)

95
Berdasarkan tabel 4.1, ringkasa profil responden yang diperoleh adalah

sebesar 68.7% pemilik UMKM adalah perempuan dan 31.3% adalah laki-

laki. Responden dengan usia dibawah 25 tahun mendominasi sebesar 83.3%

dan lainnya dengan umur 31-35 tahun sebesar 6.3%, diatas 45 tahun sebesar

3.6%, 36-40 tahun sebesar 3.2%, 41-45 tahun sebesar 2.8%, dan 25-30 tahun

sebesar 0.8%. Mayoritas pemilih UMKM memiliki latar belakang

Pendidikan formal SMA sebesar 52.4% dan diimbangi dengan latar

belakang Pendidikan sarjana sebesar 46.4% dan sebagian kecil berlatar

belakang SMP sebesar 1.2%.

Lokasi UMKM berada di Wilayah DKI Jakarta dengan persebaran

hampir berimbang antara Jakarta Barat sebesar 31% dan Jakarta Selatan

sebesar 32%, kemudian pada Jakarta Pusat sebesar 27% dan yang tekecil

yaitu Jakarta Timur sebesar 4% dan Jakarta Utara sebesar 6%. Dari segi

bidang UMKM didominasi oleh bidang kuliner sebesar 54%, bidang jasa

sebesar 15%, bidang distributor sebesar 14%, bidang fashion sebesar 13%,

dan bidang aksesoris 4%. Sebagian besar UMKM yang berpatisipasi

sebanyak 76.4% telah berdiri antara 1-3 tahun. Adapun UMKM yang sudah

berdiri cukup lama yaitu selama 3 – 7 tahun sebesar 11.2%, 7 – 10 tahun

sebesar 5.2%, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun sebesar 7.2%.

96
Tabel 4.2 Informasi Narasumber Wawancara

No Nama Jenis Media Tanggal Durasi

UMKM Wawancara Wawancara Wawancara

1. Mr. C Kuliner Google 15 10:15

Meet November

2020

2 Mr. V Distributor Zoom 25 12:05

September

2020

3 Mr. Jasa Google 4 November 07:55

RR Meet 2020

Untuk mendukung hasil pendekatan kuantitatif, juga dilakukan

pendekatan kualitatif untuk mendapatkan alasan dan perspektif yang lebih

luas dari pengaruh mental accounting terhadap micro business performance

dengan growth mindset sebagai variable intervening. Pengumpulan data

kualitatif dimaksud dan dilakukan melalui wawancara semi terstruktur

secara oral melalui media aplikasi meeting virtual seperti zoom atau google

meet dikarenakan pandemic covid-19 dengan narasumber dari berbagai

pemilik UMKM.

Melalui wawancara diharapkan diperoleh perspektif yang actual dibalik

dari pengaruh mental accounting terhadap micro business performance

dengan growth mindset sebagai variable intervening. Informasi pelaksanaan

97
wawancara sebagaimana dijelaskan dalam table 4.2. untuk menjaga

kerahasiaan data dan jaminan yang diberikan kepada narasumber, informasi

terkait nama narasumber dan nama UMKM akan ditampilkan dalam bentuk

kode.

2. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan jawaban dari responden atas pernyataan dalam

kuesioner, disajikan dalam rentang skor. Skor ini akan dijadikan acuan

dalam membaca jawaban responden. Adapun rentang skor yang dimaksud

adalah jawaban kategori sangat tidak baik untuk rentang skor 1,00 – 1,79;

kategori tidak baik untuk rentang skor 1,80 – 2,59; kategori cukup baik

untuk rentang skor 2,60 – 3,39; kategori baik untuk rentang skor 3,40 – 4,19;

dan ketegori sangat baik untuk rentang skor 4,20 – 5,00. Hasil deskriptif

untuk skor setiap variable kuesioner disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Variabel Laten

Skor
Skor Skor % %
No Variabel Rata- Kriteria
Riil Maks Realisasi Gap
Rata
Mental Sangat
1 17016 20160 4,22 84 16
Accounting Baik
Growth Sangat
2 18071 21420 4,22 84 16
Mindset Baik
Micro
Sangat
3 Business 12948 15120 4,28 86 14
Baik
Performance
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, diketahui bahwa secara

rata-rata jawaban responden atas mental accounting, growth mindset, dan

micro business performance berada dalam kriteria Sangat Baik. Responden

98
menyadari betapa pentingnya untuk menerapkan mental accounting dalam

pengambilan keputusan yang terkait dengan pendanaan pada ha-hal tertentu

demi memajukan unit bisnis mereka. Namun, masih ada beberapa

responden yang belum bersedia untuk mengeluarkan pendanaan pada hal-

hal tertentu demi memajukan unit bisnis mereka, yang terlihat dalam % gap

jawaban responden atas mental accounting.

Pemilik unit UMKM menyatakan bahwa mereka secara rata-rata sudah

menganggap bahwa kualitas-kualitas dasar sebagai pebisnis adalah hal yang

dapat diolah melalui upaya-upaya tertentung melalui growth mindset.

Meskipun dalam praktiknya, penerapan growth mindset sering kali belum

sempurna, karena masih ada pemilik unit UMKM yang belum terlalu serius

untuk memberikan perhatian lebih pada unit UMKM yang dimilikinya dan

sedikit perlu beradaptasi untuk memberikan respon terhadap perubahan

yang terjadi. Terkait dengan micro business performance, pemilik UMKM

rata-rata mengklaim bahwa dari segi non-finansial mereka telah

memberikan yang terbaik untuk konsumen mereka dan dari segi-finansial

mereka merasa belum puas akan pendapatan dan pertumbuhan atas unit

UMKM mereka.

a. Analisis Deskriptif Mental Accounting

Mental accounting dapat dijelaskan dalam beberapa teori seperti

pengelompokan dari suatu hasil (Henderson dan Peterson, 1992;

Tversky dan Kahneman, 1981), ukuran kognitif pelaku ekonomi dalam

mengelola, mengevaluasi, dan memelihara kegiatan keuangannya

99
(Thaler, 1999), dan disposisi psikologis yang mempengaruhi keputusan

(McNair dan Crozier,2017). Sebagian besar teori melihat mental

accounting dari factor sisi pengelolaan keuangan dan pemilihan

investasi, sedangkan teori McNair dan Crozier 2017 lebih melihat dari

sisi psikologis mentalitas individu akan pertimbangannya mengambil

keputusan. Dalam penelitian ini, mental accounting dilihat dari

perspektif psikologis dalam pengambilan suatu keputusan.

Berikut ini ditampilkan tanggapan responden atas dimensi

psikologis dari mental accounting.

Tabel 4.4 Variabel Mental Accounting

Skor Skor Skor % %


No Dimensi Kriteria
Riil Maks Rata2 Realisasi GAP
1 Extraversion 3046 3780 4,03 81 19 Baik
Sangat
2 Agreeableness 3202 3780 4,24 85 15
Baik
Conscientious Sangat
3 4411 5040 4,38 88 12
ness Baik
Emotional Sangat
4 3239 3780 4,28 86 14
Stability Baik
5 Openess 3118 3780 4,12 82 18 Baik
Skor Rata-rata
4,22 84
GAP
0,78 16 Sangat Baik
Total Seharusnya
10%
Sumber: Data primer yang diolah

100
1) Dimensi Extraversion

Dimensi Extraversion berkaitan dengan faktor yang

berkaitan dengan aspek psikologis seorang individu. Sifat

Extraversion mewakili kemampuan bersosialisasi dan ekspresif

(Nadkarni dan Herrmann, 2010; Judge dkk.., 2002) dan sering

terkait dengan individu yang bersosialisasi, tegas, banyak bicara dan

aktif (Llewellyn dan Wilson, 2003; Costa dan McCrae, 1992;

Barrick dan Mount, 1991). Individu yang tinggi dalam extraversion

digambarkan sebagai orang yang ramah, suka berteman, optimis dan

ceria (Weiten 2010; Barrick dkk., 2003), serta energik, antusias dan

petualang (John, 1990). Costa dan McCrae (1992) menggambarkan

orang-orang ekstravert sebagai orang yang jujur dan ceria serta

cenderung mengalami emosi positif. Pemimpin ekstravert

cenderung mengambil inisiatif dalam pengaturan sosial, untuk

memperkenalkan orang satu sama lain dan terlibat secara sosial

dengan menjadi mudah bergaul, memperkenalkan topik diskusi dan

merangsang interaksi sosial (House dan Howell, 1992).

Berikut ini ditampilkan tanggapan responden atas dimensi

extraversion dari mental accounting.

101
Tabel 4.5 Tanggapan atas Dimensi Extraversion

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata
Merasa
nyaman
Sangat
1 berdiskusi hal 0% 2% 9% 39% 49% 4,35
Baik
keuangan unit
UMKM
Memilik
alokasi dana Cukup
2 5% 16% 35% 30% 14% 3,31
untuk Baik
pengembangan
Tegas
terhadap Sangat
3 0% 0% 11% 34% 54% 4,43
kegiatan unit Baik
UMKM
Extraversion 4,03 Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 menampilkan secara rata-rata jawaban responden

terkategori sangat baik dan cukup baik bahwa pernyataan merasa

nyaman untuk berdiskusi dan tegas dijadikan merupakan sisi

psikologis yang menurut mereka menggambarkan keadaan mereka

saat menjalankan unit UMKM. 88% responden merasa untuk

melakukan diskusi terkait keuangan unit UMKM dengan orang yang

mereka percaya adalah hal yang baik dan sebesar 88% responden

bersikap tegas terhadap kegiatan keuangan unit UMKM milik

mereka. Kategori cukup baik yaitu memiliki alokasi dana untuk

pengembangan menggambarkan mungkin dalam praktiknya mereka

memang tidak semua memiliki alokasi dana untuk mengembangkan

102
unit UMKMnya. Hanya sebesar 44% dari responden yang memiliki

alokasi dana untuk pengembangan unit UMKMnya.

2) Dimensi Agreeableness

Menurut Foulkrod dkk. (2009), Agreeableness

menggambarkan sekelompok ciri kepribadian seperti altruisme,

nurturance, atau kepedulian pada spektrum tertinggi, dan

mengesampingkan permusuhan, ketidakpedulian dan egosentrisme.

Agreeableness merepresentasikan kecenderungan untuk menjadi

altruistik (empati, baik hati, kooperatif, percaya dan lembut) dan

patuh (sederhana, memiliki afiliasi nilai dan menghindari konflik)

(Bono dan Judge, 2004). Agreeableness juga telah diberi label

sebagai disukai atau keramahan, dan termasuk sifat-sifat seperti

sopan, perhatian, fleksibel, percaya, baik hati, pemaaf, berhati

lembut dan toleran (Barrick dkk., 2003; Barrick dan Mount, 1991),

penuh kasih sayang, murah hati dan simpatik (John, 1990), serta

sederhana dan lugas (Weiten, 2010). Individu yang tingkat

agreeableness tinggi mudah diajak bergaul dan mungkin akan

disukai secara luas (Llewellyn dan Wilson, 2003). Mereka ramah

dan bersemangat untuk membantu orang lain dan memiliki

kecenderungan untuk berbelas kasih daripada curiga dan antagonis

terhadap orang lain (Costa dan McCrae, 1992). Selanjutnya,

perilaku yang terkait dengan tingkat agreeableness tinggi termasuk

103
kedalam sikap baik hati, lembut, dewasa secara emosional, mandiri

dan perhatian kepada orang lain (Costa dan McCrae, 1992).

Tabel 4.6 Tanggapan atas Dimensi Agreeableness

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata
Kooperatif
Sangat
1 terkait 0% 0% 11% 43% 45% 4,33
Baik
keuangan
Memiliki
alokasi dana
2 untuk 1% 8% 29% 40% 22% 3,73 Baik
membantu
sekitar
Percaya
pengelolaan
keuangan
Sangat
3 yang baik 0% 1% 4% 26% 69% 4,64
Baik
akan
berdampak
baik
Sangat
Agreeableness 4,24
Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.6, responden menjawab bahwa mereka

percaya bahwa sangat penting untuk dapat berkooperatif dan

melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. Hal ini ditunjukkan

bahwa sebesar 88% responden bersedia untuk kooperatif terkait

keuangannya untuk kemajuan unit UMKM dan juga sebesar 95%

responden percaya bahwa pengelolaan keuangan yang baik dan

benar akan berdampak banyak dalam aspek unit UMKM mereka.

Merupakan salah satu ciri khas masyarakat Indonesia untuk

104
membantu satu sama lain, hal ini dibuktikan dengan sebesar 62%

dari responden memiliki alokasi dana untuk membantu orang-orang

disekitar mereka yang memerlukan bantuan. Hal ini bias diartikan

bahwa lebih dari separuh unit UMKM sudah memiliki alokasi dana

untuk berbuat kebaikan dan menolong sesama.

3) Dimensi Conscientiousness

Conscientiousness, terkadang juga disebut sebagai 'kesadaran',

mencerminkan keteguhan, kehati-hatian, teliti, terorganisir dan

bertanggung jawab. Selain itu, individu yang conscientious

(bersungguh-sunggu) adalah individu yang pekerja keras dan

berorientasi pada prestasi, dan tekun dalam upaya mereka (Nadkarni

dan Herrmann, 2010; Judge dkk., 2002; McCrae dan Costa, 1997;

Barrick dan Mount, 1991). John (1990) menggambarkan kesadaran

sebagai yang berkaitan dengan masalah kontrol dan kendala, yang

mencakup sifat-sifat seperti efisiensi dan pertimbangan. Menurut

Barrick dkk. (2001), individu yang memiliki conscientiousness yang

tinggi adalah individu yang teratur dan pekerja keras, dan memiliki

kecenderungan untuk disiplin diri, bertindak dengan patuh,

bertujuan untuk pencapaian, dan merencanakan ke depan daripada

bertindak secara spontan. Selain itu, individu dengan

conscientiousness memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengurangi

ketidakpastian dan menerima umpan balik spesifik atas kinerja

mereka (Judge dkk., 2002).

105
Tabel 4.7 Tanggapan atas Dimensi Conscientiousness

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata
Bertanggung jawab
Sangat
1 atas keputusan 0% 0% 8% 33% 59% 4,52
Baik
keuangan
Mengevaluasi
Sangat
2 keuangan unit 0% 2% 16% 39% 42% 4,22
Baik
UMKM berkala
Mempunyai
pencapaian yang Sangat
3 0% 2% 11% 35% 53% 4,38
unit UMKM harus Baik
capai
Mempertimbangkan
banyak hal sebelum
Sangat
4 mengambil 0% 1% 10% 37% 51% 4,38
Baik
keputusan
keuangan
Sangat
Conscientiousness 4,38
Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menampilkan secara keseluruhan bahwa

responden memiliki tingkat conscientiousness yang tinggi. Dapat

terlihat dari kriteria yang menunjukkan hasil sangat baik. Sebesar

86% responden sadar dan bertanggun jawab atas keputusan

keuangan yang diambil untuk kemajuan unit UMKM mereka dan

sebanyak 81% responden selalu mengevaluasi kegiatan keuangan

unit UMKM mereka secara berkala. Kemudian sebanyak 88%

responden menyatakan bahwa mereka mempunyai pencapaian yang

unit UMKM harus capai, serta sebesar 88% responden

106
mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan

terkait dengan keuangan unit UMKM mereka.

4) Dimensi Emotional Stability

Emotional stability mencerminkan kapasitas individu untuk

menyesuaikan keadaan emosionalnya dengan tuntutan situasi dan

mampu tetap tenang dan seimbang ketika menghadapi kesulitan dan

situasi yang penuh tekanan (Nadkarni dan Herrmann, 2010;

Foulkrod dkk., 2009; McCrae dan Costa, 1997).

Tabel 4.8 Tanggapan atas Dimensi Emotional Stability

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
Rata

1 2 3 4 5

Dapat
mengesampingkan
1 emosi pribadi 1 2% 17% 35% 44% 4,19 Baik
dalam perencanaan
keuangan

Berusaha untuk
Sangat
2 profesional dalam 0% 1% 8% 38% 54% 4,44
Baik
evaluasi keuangan

Sadar akan
Sangat
3 keputusan tanpa 0% 2% 15% 43% 40% 4,21
Baik
bias emosi personal

107
Tanggapan Responden Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata

1 2 3 4 5

Sangat
Emotional Stability 4,28
Baik

Sumber: Data primer yang diolah

Pada Tabel 4.8, diketahui bahwa secara rata-rata responden

memiliki emotional stability yang sangat baik dalam mereka

melakukan kegiatan usaha unit UMKM. Dapat dilihat dari kriteria

sangat baik yang diperoleh yaitu sebesar 92% responden berusaha

untuk bersikpa professional dalam evaluasi kegiatan unit UMKM

dan sebanyak 83% responden sadar akan keputusan yang mereka

ambil tanpa ada bias emosi personal pada unit UMKM mereka. Dan

berkriteria baik sebesar 89% responden dapat mengesampingkan

emosi pribadi mereka ketika melakukan perencanaan keuangan unit

UMKM.

5) Opennes

Openness dikaitkan dengan ciri-ciri seperti orisinalitas dan

keterbukaan pikiran serta artistik, berwawasan, imajinatif dan cerdas

(Barrick dkk., 2003; John, 1990). Openness menentukan apakah

seseorang cenderung mencari ide-ide baru dan berpikir kreatif atau

apakah seseorang lebih berpikiran praktis, efisien dan konservatif

108
dalam pandangan (Douglas, n.d). Individu yang openness memiliki

kebutuhan yang kuat untuk melakukan perubahan dan sangat

mampu memahami dan beradaptasi dengan perspektif orang lain

(Costa dan McCrae, 1992). Pemimpin yang memiliki dimensi

openness terbuka untuk pengalaman baru secara aktif mencari

kegembiraan dan risiko (Judge dkk., 2002).

Tabel 4.9 Tanggapan atas Dimensi Openness

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata

Terbuka akan
hal-hal baru
1 0% 2% 15% 46% 37% 4,18 Baik
demi kebaikan
unit UMKM
Alokasi
pendanaan
2 1% 9% 26% 35% 30% 3,84 Baik
untuk meriset
hal-hal baru
Mengikuti
perkembangan Sangat
3 0% 2% 9% 42% 47% 4,35
zaman dan Baik
kreatifitas

Openess 4,12 Baik

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9, menampilkan responden belum terlalu

memiliki kriteria yang sangat baik namun cukup. Hal ini terlihat dari

sebanyak 83% responden terbuka akan hal-hal baru demi kebaikan

unit UMKM meskipun harus menggunakan pendanaan. Kemudian

sebesar 65% responden menyatakan memiliki alokasi pendanaan

109
untuk meriset hal-hal yang dianggap dapat menaikan keuntungan

dikemudian hari. Dari data ini dapat diketahui bahwa hamper

setengahnya belum memiliki alokasi pendaan untu hal-hal baru. Dan

sebanyak 89% responden menyatakan bahwa mereka mengikuti

perkembangan zaman dan kreatifitas dan mempertimbangkan hal

tersebut dalam evaluasi keuangan unit UMKM.

b. Analisis Deskriptif Growth Mindset

Growth mindset ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-

kualitas dasar seseorang adalah hal-hal yang dapat diolah melalui upaya-

upaya tertentu. Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala hal,

dalam bakat dan kemampuan awal, minat, atau temperamen setiap orang

dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan pengalaman.

Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui bahwa secara rata-rata responden

telah dengan baik memahami dan mengimplementasikan growth

mindset dalam unit UMKM mereka. Hal ini terlihat dari sebanyak 86%

jawaban responden menunjukan bahwa mereka memahami akan

pentingnya entrepreneurial orientation bagi pemilik usaha. Namun,

masih ada 14% responden yang belum sepenuhnya menganggap penting

tentang entrepreneurial orientation bagi keberlangsungan unit

usahanya.

110
Tabel 4.10 Variabel Growth Mindset

Skor Skor Skor % %


No Dimensi Kriteria
Riil Maks Rata2 Realisasi GAP
Entrepreneurial
1 7333 8820 4,16 83 17 Baik
Leadership
Entrepreneurial
2 3111 3780 4,12 82 18 Baik
Culture
Entrepreneurial Sangat
3 7627 8820 4,32 86 14
Orientation Baik
Skor Rata-Rata 4,22 84

GAP 0,78 16 Sangat Baik

Total Seharusnya 100


Sumber: Data primer yang diolah

1) Dimensi Entrepreneurial Leadership

Meski memiliki berbagai definisi, kepemimpinan secara

umum didefinisikan sebagai sebuah proses aktif seseorang dalam

menggunakan pengaruhnya kepada satu orang atau lebih untuk

mencapai tujuan tertentu (O’Neil, 2008). Dalam konteks

entrepreneurial, kepemimpinan merupakan kemampuan

mempengaruhi orang lain untuk mengatur sumber daya secara

stratejik agar dapat melakukan pencarian peluang (opportunity-

seeking) serta memanfaatkannya menjadi keunggulan (advantage-

seeking behaviors) (Covin dan Slevin, 2002 dalam Ireland, dkk.

2003). Pemilik UMKM berperan dalam pengambilan keputusan dan

pengelolaan risiko serta menyediakan ruang yang cukup bagi

bawahannya untuk mencari peluang serta kemungkinan-

kemungkinan baru.

111
Tabel 4.11 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Leadership

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata

Mampu
1 meningkatkan 0% 4% 18% 48% 29% 4,02 Baik
semangat kerja
Mempu
memberikan
Sangat
2 perhatian lebih 0% 1% 13% 45% 41% 4,26
Baik
dalam unit
usaha
Aktif dalam
3 mencari ide 0% 2% 18% 42% 38% 4,15 Baik
baru
Mampu
Sangat
4 memberikan 0% 1% 12% 50% 37% 4,23
Baik
respon positif
Mampu
5 mengambil 0% 0% 23% 46% 31% 4,08 Baik
langkah konkrit
Bersedia
menanggung
6 kemungkinan 0% 3% 17% 45% 35% 4,10 Baik
terjadinya
kerugian
Memiliki
gambaran
Sangat
7 tentang unit 0% 1% 17% 37% 45% 4,26
Baik
usaha di masa
depan
Entrepreneurial Leadership 4,16 Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menampilkan bahwa pemilik UMKM telah

memahami dan menerapkan entrepreneurial leadership dalam diri

mereka untuk kabaikan unit usaha mereka. Hal ini terlihat dari lebih

77% responden merasa mampu untuk meningkatkan semangat kerja

112
baik untuk dirinya sendir maupun untk karyawan atau orang-orang

yang membantu unit usahanya. Dan berasarkan informasi dapat

diartikan bahwa secara keseluruhan para pemilik UMKM sudah

dengan baik untuk berusaha dan menerapkan entrepreneurial

leadership dalam mereka menjalankan unit usahanya.

2) Dimensi Entrepreneurial Culture

Budaya organisasi merupakan sistem dari sebuah nilai

bersama yang diyakini (shared value) dan kepercayaan yang

membentuk struktur perusahaan dan tindakan anggota-anggotanya

untuk menciptakan norma perilaku/behavioral norms (Dess dan

Picken, 1999 dalam Ireland, dkk. 2003).

Tabel 4.12 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Culture

Tanggapan Responden
Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata
1 2 3 4 5

Mengajak dan
menunjukkan
1 cara baru 0% 4% 21% 44% 30% 3,99 Baik
menghadapi
masalah
Mengembangkan
cara untuk
2 0% 4% 19% 42% 35% 4,08 Baik
mendorong
kinerja
Membuat
lingkungan kerja
Sangat
3 yang terasa 0% 2% 13% 40% 44% 4,27
Baik
nyaman untuk
bertukar ide

113
Tanggapan Responden
Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata
1 2 3 4 5

Entrepreneurial Culture 4,12 Baik

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa secara rata-rata

responden pemilik UMKM juga baik dalam menerapkan dan

membuat suasana entrepreneurial culture dalam unit UMKM

mereka. Sebanyak 74% responden menerapkan cara baru untuk

menghadapi masalah yang ada dalam unit usaha. Namun masih ada

25% yang mungkin belum menerapkan hal tersebut pada unit

usahanya. Kemudian, sebagian besar pemilik UMKM mulai

mengembangkan cara-cara untuk mendorong kinerja unit usaha

mereka yaitu sebesar 77%. Dan sebesar 88% responden sangat

menerepkan untuk membuat lingkungan kerja yang terasa nyaman

untuk bertukar ide.

3) Dimensi Entrepreneurial Orientation

Telah ditetapkan bahwa orientasi kewirausahaan memainkan

peran penting bagi keberhasilan wirausahawan di seluruh dunia.

Fenomena kewirausahaan sedang naik daun dan terus berkembang

(Gartner dan Shane, 1995; Thornton, 1999). Dunia telah tumbuh

menjadi ekonomi kewirausahaan dengan bisnis baru yang

114
diciptakan dan para wirausahawan dipuji sebagai pahlawan baru

dalam pembangunan ekonomi dan perusahaan yang kompetitif.

(Entrepreneurial orientation dapat juga disebut sebagai jiwa

kewirausahaan yang menjadi hal mendasar yang harus dimiliki oleh

para pelaku wirausaha.

Tabel 4.13 Tanggapan atas Dimensi Entrepreneurial Orientation

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata

Terus berusaha dan Sangat


1 0% 1% 10% 40% 50% 4,40
optimis Baik
Terus bekerja sampai Sangat
2 0% 0% 10% 35% 55% 4,46
mencapai tujuan Baik
Senang dan terbantu
dengan
Sangat
3 karyawan/keluarga 0% 1% 11% 37% 52% 4,39
Baik
dalam menjalankan
usaha
Senang berjumpa
dengan orang baru
Sangat
4 dalam 0% 1% 10% 36% 53% 4,41
Baik
mengembangkan
usaha
Berinisiatif memulai Sangat
5 0% 1% 12% 44% 44% 4,30
pembicaraan Baik
Menyukai banyak
6 1% 2% 20% 42% 35% 4,07 Baik
kesibukan
Apa yang saya capai
Sangat
7 adalah hasil kerja 2% 2% 14% 33% 48% 4,24
Baik
keras saya
Sangat
Entrepreneurial Orientation 4,32
Baik
Sumber: Data primer yang diolah

115
Tabel 4.13 menampilkan hasil yang diharapkan, dimana

responden pemilik UMKM sudah sangat baik memahami

entrepreneurial orientation. Sebanyak 90% responden berusaha

tetap optimis dalam segala hal yang terjadi dalam unit usahanya.

Kemudian, 90% responden memiliki sikap untuk terus bekerja

sampai mencapai yang unit UMKM dan mereka ingin capai. Kedua

hal ini merupakan hal utama yang harus dimiliki dari seorang

wirausaha. Dan sebanyak 89% responden merasa senang dan

terbantu dengan adanya karyawan, teman, atau keluarga yang

membantu dalam menjalankan usaha serta senang berjumoa dengan

orang baru untuk mengembangkan unit usaha mereka.

c. Analisis Deskriptif Micro Business Performance

UMKM berbeda dengan perusahaan besar karena hal-hal berikut:

keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan, beroperasi pada pasar

yang sempit, struktur yang sejajar dan fleksibel. Keterbatasan sumber

daya pada UMKM membuat dimensi kualitas dan waktu menjadi

penting. Selain itu karena bergerak pada pasar yang sempit maka

kepuasan konsumen harus dipertahankan.

Tabel 4.14 Variabel Micro Business Performance

Skor
Skor Skor % %
No Dimensi Rata- Kriteria
Riil Maks Realisasi GAP
Rata
1 Profitability 2925 3780 3,87 77 23 Baik

2 Sales Growth 3144 3780 4,16 83 17 Baik

116
Skor
Skor Skor % %
No Dimensi Rata- Kriteria
Riil Maks Realisasi GAP
Rata
Kualitas Sangat
3 3401 3780 4,50 90 10
Produk Baik
Kepuasan Sangat
4 3478 3780 4,60 92 8
Konsumen Baik
Skor Rata-Rata 4,28 86
GAP 0,72 14 Sangat Baik

Total Seharusnya 100


Sumber: Data primer yang diolah

1) Dimensi Profitability

Profitability (kemampuan memperoleh laba) adalah sebuah

ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana sebuah entitas

mampu menghasilkan laba pada tingkat yang diterima. Profitability

memiliki nilai penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka panjang, karena Profitability merupakan

gambaran apakah bsebuah entitas usaha mempunyai prospek yang

baik dimasa yang akan datang. Karena demikian, setiap entitas usaha

akan selalu berusaha meningkatkan Profitability. Dapat disimpulkan

bahawa semakin tinggi tingkat Profitability suatu entitas usaha maka

kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

117
Tabel 4.15 Tanggapan atas Dimensi Profitability

Tanggapan Responden
Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata
1 2 3 4 5

Merasa puas
dengan
1 1% 2% 23% 48% 25% 3,94 Baik
keuntungan
yang di capai
Merasa
tingkat
2 pertumbuhan 1% 8% 40% 37% 15% 3,56 Baik
usaha saya
tinggi
Merasa
mendapatkan
keuntungan
3 0% 1% 18% 49% 31% 4,11 Baik
selama
UMKM
berdiri

Profitability 3,87 Baik

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 menggambarkan bahwa secara rata-rata unit

UMKM memiliki kriteria profitability yang baik. Hal ini dapat di

lihat sebanyak 71% responden merasa puas akan keuntungan yang

unit UMKM mereka capai dan sebesar 52% respomdem merasa

tingkat pertumbuhan unit usaha mereka tinggi, walaupun terdapat

40% menjawab netral. Dan responden merasa mendapatkan

keuntungan selama UMKM berdiri yaitu sebanyak 80% responden.

118
2) Dimensi Sales Growth

Sales Growth pada unit UMKM dapat diartikan secara

sederhana yaitu adanya keberlanjutan penjualan dan peningkatan

dari hari ke hari. Sales growth dapat terjadi karena unit usaha

mampu bersaing dengan competitor yang ada dengan melakukan

berbagai strategi dan adaptasi dengan keadaan yang sering berubah.

Tabel 4.16 Tanggapan atas Dimensi Sales Growth

Tanggapan Responden
Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata
1 2 3 4 5

Ada
peningkatan
1 1% 2% 17% 56% 25% 4,02 Baik
volume
penjualan
Terjadi
peningkatan
karena
2 1% 3% 17% 47% 32% 4,07 Baik
beradaptasi
dengan
keadaan
Harga
produk pada
unit UMKM
3 0% 0% 8% 43% 48% 4,39 Baik
sesuai
dengan
kualitas

Sales Growth 4,16 Baik

Sumber: Data primer yang diolah

119
Tabel 4.16 menjelaskan secara rata-rata responden memiliki

kriteria yang baik dalam sales growth unit usahanya. Sebanyak 81%

responden menyatakan bahwa terdapat pengingkatan volume

penjualan dari waktu ke waktu dan hal itu terjadi karena responden

beradaptasi dengan keadaan yang terjadi pada masing-masing unit

usaha mereka yang dinyatakan oleh sebesar 79% responden.

Peningkatan di dukung oleh penempatan harga produk yang sesuai

dengan kualitas yang diberikan oleh unit UMKM mereka,

dinyatakan oleh sebesar 91% responden.

3) Dimensi Kualitas Produk

Kualitas produk adalah khal penting yang harus diupayakan

oleh setiap unit usaha agar produknya kompetitif di pasar. Adanya

hubungan yang saling menguntungkan antara unit usaha dan

konsumen akan memberikan kesempatan untuk memahami dan

mengetahui kebutuhan dan harapan konsumen. Oleh karena itu, unit

usaha dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai

kepuasan konsumen dengan cara memaksimalkan pengalaman yang

menyenangkan dan meminimalkan pengalaman konsumen yang

tidak menyenangkan saat mengkonsumi atau menggunakan produk.

120
Tabel 4.17 Tanggapan atas Dimensi Kualitas Produk

Tanggapan Responden Skor


No Indikator Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 Rata

Dapat
Sangat
1 mempertahankan 0% 0% 7% 39% 53% 4,45
Baik
kualitas produk
Selalu
memperhatikan Sangat
2 0% 0% 6% 36% 58% 4,51
feedback terkait Baik
produk
Menggunakan
bahan/material Sangat
3 0% 0% 6% 35% 59% 4,54
yang baik dan Baik
sesuai standar
Sangat
Kualitas Produk 4,50
Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.17 menampilkan hasil bahwa responden pemilik

UMKM sangat menjaga kualitas produk unit usahanya dengan

sangat baik. Sebanyak 92% responden menyatakan dapat

mempertahankan kualitas produk unit usaha mereka dan selalu

memperhatikan feedback dari konsumen terkait dengan produk yang

dinyatakan oleh responden sebesar 94%. Dan 94% responden

menyatakan bahwa mereka menggunakan bahan atau material yang

terbaik dan sesuai dengan standar.

4) Dimensi Kepuasan Konsumen

Kepuasan pelanggan merupakan indikator kesuksesan

busaha. Secara umum diyakini bahwa dengan memuaskan

konsumen entitas usaha dapat meningkatkan profitabilitas mereka

121
dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky, 1992, dalam

Daryanto & Setyobudi, 2014). Secara sederhana, kepuasan

konsumen adalah rasa kegembiraan atau kesedihan yang muncul

dari konsumen setelah membandingkan kualitas produk atau jasa

yang mereka gunakan dengan kualitas yang diharapkan.

Tabel 4.18 Tanggapan atas Dimensi Kepuasan Konsumen

Tanggapan Responden
Skor
No Indikator Rata- Kriteria
Rata
1 2 3 4 5

Selalu
memberikan Sangat
1 0% 1% 3% 35% 62% 4,58
layanan yang Baik
terbaik
Konsumen Sangat
2 0% 1% 4% 22% 73% 4,68
adalah penting Baik
Menganalisis
kepuasan
Sangat
3 konsumen 0% 0% 5% 36% 59% 4,54
Baik
untuk bahan
pengembangan
Sangat
Kepuasan Konsumer 4,60
Baik
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.18 menampilkan bahwa pemilik UMKM sangat

paham akan pentingnya kepuasan konsumen dalam

keberlangsungan unit usaha mereka. Hal ini dapat dilihat sebanyak

97% responden pemilik UMKM selalu memberikan pelayanan yang

terbaik pada konsumen karena mereka menyadari bahwa konsumen

122
adalah penting yang dinyatakan oleh sebesar 95% responden.

Selanjutnya untuk terus dapat mengikuti dan memenuhi konsumen,

sebanyak 95% responden pemilik UMKM melakukan analisis

terkait kepuasa konsumen dan menjadikannya sebagai bahan

pengembangan unit usaha mereka selanjutnya.

B. Pengujian Hipotesis

1. Evaluasi Model Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat model pengukuran yang bersifat

reflektif. Model pengukuran yang bersifat reflektif adalah untuk variabel

laten mental accounting, growth mindset, dan micro business performance.

Untuk path model dengan analisis statistik yang mengakomodir

karakteristik model pengukuran ini adalah PLS-SEM (Hair dkk.., 2014)

a. Pengujian Outer Model (Relfektif)

Menurut Hair, dkk, (2014) Pengujian model pengukuran reflektif

dilakukan terhadap 4 (empat) pengujian indikator yaitu internal

consistency, indicator reliability, AVE dan discriminant analysis.

Berdasarkan ringkasan tabel 4.19 Dibawah ini. Diperoleh bahwa

pengujian internal consistency dinyatakan lolos karena semua nilai

outer loading lebih besar dari 0.5; pengujian indicator reliability

dilakukan dengan menghitung nilai kuadra dari loading factor dan

pengujian dinyatakan lolos karena semua nilai indicator reliability dan

composite reliablity lebih besar dari 0.7; pengujian convergent validity

juga dinyatakan lolos karena semua nilai AVE yang lebih besar dari 0.5

123
dan pengujian discriminant validity juga dinyatakan lolos karena semua

nilai loadings yang lebih besar dari nilai cross loadingnya.

Tabel 4.19 Pengujian Model Pengukuran Reflektif

Latent
Variable I L R Dimensi CR AVE DV

MA_4 0,513 0,737 AG

MA_8 0,501 0,749


Mental
MA_9 0,522 0,727 0,909 0,589 Yes
Accounting CT
MA_10 0,531 0,719

MA_12 0,503 0,747

GM_2 0,504 0,746

GM_3 0,510 0,739 EL

GM_4 0,517 0,733


Growth
GM_8 0,546 0,702 0,886 0,61 Yes
Mindset EC
GM_10 0,522 0,728

GM_11 0,515 0,734


EO
GM_15 0,509 0,741

MBS_6 0,506 0,744 SG

MBS_7 0,531 0,719


Micro KP
Business MBS_9 0,523 0,727 0,899 0,597 Yes
Performance
MBS_10 0,506 0,744
KK
MBS_12 0,510 0,740

Keterangan:

I = Indikator, L = Loadings, R = Reliability, CR = Composite,

124
Latent
Variable I L R Dimensi CR AVE DV

DV = Discriminant Validity

Dimensi:

AG = Agreeableness, CT = Conscientiousness, EL = Entrepreneurial Leadership

EC = Entrepreneurial Culture, EO = Entrepreneurial Orientation,

SG = Sales Growth, KP = Kualitas Produk, KK = Kepuasan Konsumen

Sumber: Data primer yang diolah

Kesimpulannya adalah bahwa tidak semua indikator pada masing-

masing masing variabel dapat dipertahankan karena hasil dari outer

loading menunjukkan dibawah dari 0,5. Dan variabel yang dapat

dipertahankan akan digunakan dalam pengujian inner model atau

sktruktural model (Hair dkk., 2014)

Tabel 4.20 Indikator yang Tidak Dapat Dipertahankan

MA_1 0,349 GM_1 0,442 MBS_1 0,379

MA_2 0,317 GM_5 0,478 MBS_2 0,380

Micro
Mental MA_3 0,461 Growth GM_6 0,433 MBS_3 0,438
Business
Accounting MA_5 0,357 Mindset GM_7 0,456 MBS_4 0,450
Performance

MA_6 0,322 GM_9 0,499 MBS_5 0,489

MA_7 0,430 GM_12 0,483 MBS_8 0,491

125
MA_11 0,440 GM_13 0,483 MBS_11 0,453

MA_13 0,467 GM_14 0,455

MA_14 0,490 GM_16 0,348

MA_15 0,444 GM_17 0,281

MA_16 0,488

Sumber: Data primer yang diolah

b. Pengujian Inner Model atau Struktural Model

Pengujian inner model atau structural model ini dilakukan untuk

melihat hubungan antar konstruk nilai signifikan dan R-Square dari

model penelitian yang dilakukan. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-Square untuk konstruk dependen, uji t, serta

signifikansi koefisien jalur struktural.

Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping

Sumber: Data primer yang diolah

126
Pengujian model structural dalam PLS-SEM dengan

mempertimbangkan aspek collinearity, predictive accuracy dan

predictive relevance. Penentuan pemenuhan aspek collinearity dengan

nilai VIF yang kurang 5,0; aspek predictive accuracy dengan nilai R2

sebesar 0,25, 0,5, 0,75 dengan masing-masing level keakuratan prediksi

untuk kategori lemah, moderate, dan kuat; dan aspek predictive

relevance dengan nilai Q2 yang harus lebih besar 0,00 (Hair dkk..,

2014).

Berikut ini akan ditampilkan pengujian yang telah dilakukan atas

model structural sebagaimana dalam Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 dibawah

ini.

Tabel 4. 21 Pengujian Collinearity

First Set Second Set Third Set

Constructs VIF Constructs VIF Constructs VIF

MA 1 MA 1,896

GM 1,896

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4. 22 Hasil 𝐑𝟐 dan 𝐐𝟐

𝐑𝟐 𝐐𝟐

Growth Mindset 0,473 0,273

127
𝐑𝟐 𝐐𝟐

Micro Business Performance 0,535 0,31

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 Diatas, diketahui bahwa

model structural dapat dikatakan memenuhi pengujian aspek

collinearity, predictive accuracy dan predictive relevance.

2. Pengujian Hipotesis

Berikut ini akan ditampilkan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan dengan hasil t-hitung sebesar 1,969 sebagaimana dalam table

dibawah ini

Tabel 4. 23 Pengujian Hipotesis

Original Sample Standard


T Statistics P Significant
Path Sample Mean Deviation Results
(|O/STDEV|) Values level
(O) (M) (STDEV)

MA→MBS 0,191 0,190 0,156 1,224 0,126 NS Rejected

MA→GM 0,687 0,691 0,039 17,421 0,000 ** Accepted

GM→MBS 0,587 0,589 0,066 8,860 0,000 ** Accepted

*p< .05. **p< .01.

Sumber: Data primer yang di olah

128
Untuk menguji hipotesis 1, dilakukan pengujian pengaruh mental

accounting terhadap micro business performance. Berdasarkan Tabel 4

diketahui nilai p-value sebesar 0,126 (t-statistic 1,224), dimana p-value

lebih besar dari 0,05 dan t-statistic lebih kecil dari t-hitung 1,969. Hal ini

berarti bahwa hipotesis ditolak, tidak terdapat pengaruh signifikan atas

mental accounting terhadap micro business performance. Hipotesis 2

pengaruh mental accounting terhadap growth mindset, berdasarkan Tabel

diketahui bahwa nilai p-vale sebesar 0,000 (t-statistic 17,421), dimana p-

value lebih kecil dari 0,05 dan t-statistik lebih besar dari t-hitung 1,969. Hal

ini menyatakan bahwa hipotesis 2 dapat diterima, terdapat pengaruh

signifikan pengaruh mental accounting terhadap growth mindset. Hipotesis

3, pengujian pengaruh growth mindset terhadap micro business

performance. Berdasarkan Tabel diketahui nilai p-value sebesar 0,000 (t-

statistik 8,860), dimana p-value lebih kecil dari 0,05 dan t-value lebih besar

dari t-hitung 1,969.

3. Hasil Uji Efek Intervening untuk Mental Accounting terhadap Micro

Business Performance Melalui Growth Mindset

a. Langkah pertama yang dilakukan dalam prosedur pengujian intervening

adalah dengan melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke

variabel Y melalui variabel Z. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui

Z dihitung dengan cara mengalikan jalur X →Z (a) dengan jalur Z →Y

(b) atau ab dengan rumus:

Sab= √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

129
= √(0,587)² . (0,156)² + (0,687)² . (0,066)² + (0,156)² .(0,066)²

= √0,344 . 0,028 + 0,471 . 0,004 + 0,028 . 0,004

= √0,008 + 0,002 + 0,000

= √0,01

= 0,1

b. Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi

pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab

dengan rumus:

ab
t=
Sab

0,687 × 0,587
=
0,054

= 4,032

Hasil dari pengujian melalui uji sobel dapat diketahui dengan t-hitung

signifikan pada 0,05 yaitu 4,032 > 1,969. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh intervening variable growth mindset pada

hubungan tidak langsung variable mental accounting dan micro

business performance, sehingga Hipotesis 4 diterima.

4. Pembahasan Temuan Data Kuantitatif

Temuan data kuantitatif menunjukkan terdapat 3 (tiga) hipotesis

yang memiliki pengaruh signifikan dan 1 (satu) yang tidak memiliki

pengaruh yang akan dijelaskan lebih lanjut:

130
a. Pengaruh Mental Accounting Terhadap Micro Business

Performance

Temuan terkait tidak adanya pengaruh signifikan mental accounting

terhadap micro business performance dengan nilai koefisien jalur

sebesar 0,126 dengan nilai t-statistic sebesar 1,224 yang mana nilai

tersebut lebih kecil daripada nilai t-hitung yaitu 1,969. Hal ini

menjelaskan bahwa mental accounting tidak dapat meningkatkan micro

business performance. Sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak.

Temuan ini menjelaskan bahwa mental accounting tidak terlalu

berperan untuk meningkatkan micro business performance, karena

dalam hal ini mentalitas yang baik saja tidak cukup untuk memajukan

unit usaha yang mereka miliki. Karena dalam praktik nyatanya ada

kemungkinan bahwa banyak pemilik UMKM yang sudah memiliki

mentalitas yang baik secara kegigihan, kesabaran, ketangguhan, dan

kemauan yang tinggi tapi hal itu saja tidak cukup untuk meningkatkan

unit usaha. Dapat ditemukan banyak UMKM atau unit usaha yang sudah

berdiri dalam waktu yang lama yang dapat diartikan mereka sudah

memiliki mentalitas yang baik selama UMKM mereka berdiri, tetapi

banyak yang unit usaha mereka hanya stuck dititik tersebut dan tidak

ada peningkatan kinerja. Memang dapat dikatakan bahwa mentalitas

seorang pemilik unit usaha mempunyai konsekuensi dalam

menjalankan unit usaha, namun hal tersebut harus beriringan dengan

tindakan, kreativitas, dan langkah konkrit lainnya untuk memajukan unit

131
usaha mereka. Di Indonesia sendiri secara gambaran besar, mentalitas

pemilik unit usaha dapat dilihat sudah sangat gigih menjalankan unit

usahanya sampai turun menurun kepada keluarganya, tetapi hal itu

masih belum terbukti cukup tanpa adanya tindakan nyata untuk

membawa unit usaha ke tingkatan lebih lanjut sehingga hal ini yang

menyababkan unit UMKM di Indonesia secara garis besar hanya

menjadi alat untuk penyambung kehidupan semata tanpa adanya

perkembangan yang pesat baik dari segi pertumbuhan maupun

keuntungan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan (Anolam, Okoroafor, &

Ajaera, 2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara mental accounting dari beberapa aspek pada penelitian

yang dilakukan terhadap profitabilitas perusahaan, karena mental

accounting terkait dengan individu tidak secara langsung dengan

kinerja. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan (Siti Aisyah,

dkk, 2019; Dwi Iga, 2015; Muehlbacher S dan Kirchler E, 2019) yang

menyatakan bahwa mental accounting berpengaruh dalam aspek unit

usaha. Justifikasi hasil dalam penilitan penulis adalah karena meskipun

menggunakan teori dan aspek yang mungkin sama terutama berdasarkan

pada teori barat, namun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

yang berbasis data dari UMKM yang ada di Indonesia lebih spesifiknya

adalah wilayah DKI Jakarta. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa persepsi

132
dan mentalitas individu pasti akan berbeda dan hal ini teliti dengan

memperhatikan keadaan nyata pada lapangan yang ada.

b. Pengaruh Mental Accounting Terhadap Growth Mindset

Penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan mental

accounting terhadap growth mindset dengan nilai koefisien jalur sebesar

0,000 dengan nilai t-statistik sebesar 17,421. Nilai tersebut lebih besar

dari pada nilai t-tabel yaitu 1,969. Hal ini berarti bahwa mental

accounting dapat berkontribusi dalam mendorong individu untuk

mengembangkan growth mindset pada unit usaha. Sehingga hipotesis

kedua (H2) diterima.

Hal ini menjelaskan bahwa individu yang memiliki mentalitas yang

baik dapat menjadi dasar untuk mengembangkan pola pikir. Dapat

dielaborasikan bahwa mentalitas adalah hal yang mendasar untuk

seorang individu menghadapi sesuatu dan merespon hal tersebut dengan

langkah yang nyata. Mindset merupakan hal yang penting yang harus

dimiliki oleh seorang individu, karena pada faktanya banyak unit

UMKM yang memiliki mindset yang kurang tepat untuk menjalankan

usahanya. Dapat dilihat dalam keseharian, unit UMKM hanya terpaku

akan penghasilan hari ini tanpa memikirkan jangka panjang mengenai

bagaimana mereka dapat mengembangkan unit usaha mereka dan

mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. UMKM dalam praktiknya

hanya mengikuti alur seperti menjalankan rutinitas karena tidak tahu

akan apa yang ingin dituju dan dicapai. Individu yang memiliki

133
mentalitas dan mindset yang baik merespons dengan pola respons

tertentu dari pikiran, perilaku, dan perasaan dalam situasi apa pun yang

mereka hadapi dengan berfokus pada mempelajari ide-ide baru yang

dapat dijadikan alat untuk mengembangkan unit usahanya agar dapat

beradaptasi atas perubahan yang terus dan cepat terjadi.

Belum ada hasil penelitian yang meneliti hubungan antara mental

accounting dan growth mindset sebelumnya, sehingga penelitian yang

dilakukan penulis bersifat eksploratif terkait hal ini dengan melihat

fakta-fakta yang ada dilapangan dan keadaan yang terjadi dalam dunia

UMKM di Indonesia.

c. Pengaruh Growth Mindset Terhadap Micro Business Performance

Hasil dari penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan

growth mindset terhadap micro business performance dengan nilai

koefisien jalur sebesar 0,000 dengan nilai t-statistik sebesar 8,860. Nilai

tersebut lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 1,969. Hal ini berarti

bahwa growth mindset dapat berkontribusi dalam mendorong unit usaha

untuk meningkatkan micro business performance. Sehingga hipotesis

ketiga (H3) diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh growth

mindset untuk meningkatkan micro business performance dikarenakan

growth mindset merupakan kunci penting dalam individu merespon

suatu keadaan. Dalam hal ini growth mindset berperan sebagai bentuk

nyata atau tindakan konkrit yang dilakukan terhadap suatu keadaan yang

134
dihadapi. Bentuk nyata akan growth mindset adalah pemilik unit usaha

seharusnya merespons akan perubahan yang terjadi baik dalam segi

apapun untuk melangsungan dan pengingkatan unit UMKM mereka.

Fakta nyatanya, UMKM dituntut untuk innovative dan kreatif di era

sekarang ini jika tidak dapat merespons hal tersebut maka UMKM tidak

akan maju. Sekarang kita dapat melihat mungkin yang dulunya itu hal

biasa namu sekarang menjadi booming dimana-mana, contohnya adalah

sekarang sudah banyak toko kopi, tempat makan, hiburan, jasa, dan

banyak hal lainnya yang sudah dikemas mengikuti era perkembangan

zaman (era millennial). Pada nyatanya UMKM tradisional mau tidak

mau harus merespons akan hal ini karena tidak menutup kemungkinan

kedepannya, semua kebutuhan akan dikemas dengan bentuk yang

mengikuti zaman. Sekarang sudah ada tempat makan yang menjual

makanan warteg, tempat penjualan kopi, peralatan rumah tangga,

fashion dengan konsep yang mengikuti zaman. Hal ini bias menjadi

ancaman jika UMKM enggan merespons akan situasi yang terjadi dan

bisa menjadi sebuah peluang untuk memajukan usahanya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Brownhilder & Johan, 2017; Roslan dkk, 2014; J. Augusto dkk.,

2014; Didin Hikmah dan Ferryal Abadi, 2020) yang menyatakan bahwa

growth mindset dengan indicator entrepreuneurial sangat berpengaruh

terhadap micro business performance. Karena growth mindset

merupakan satu dari banyak factor penting lainnya yang harus dimiliki

135
para pemilik unit usaha untuk memajukan unit usahanya. Para peneliti

menjelaskan bahwa semakin baik growth mindset dari seorang individu

pemilik unit usaha, maka peluang unit usaha nya akan maju dan

berkembang akan besar. Namun hasil penelitian tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Imelda Sitinjak (2020) yang mengatakan

tidak terdapat pengaruh signifikan terkadap kinerja UKM Kota Medan

dalam 1 tahun terakhir.

d. Pengaruh Mental Accounting Terhadap Micro Business

Performance dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening

Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 4,032 > 1,969.

Dengan demikian dapat disimpulkan growth mindset dapat dijadikan

variable intervening di dalam pengaruh secara tidak langsung antara

mental accounting terhadap micro business performance. Sehingga

hipotesis keempat (H4) diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki

mental accounting yang baik dalam menjalankan unit usahanya mampu

mengembangkan dan melatih growth mindset pemilik unit usaha

sehingga secara tidak langsung meningkatkan micro business

performance unit usaha. Walaupun berdasarkan hipotesis pertama

bahwa mental accounting tidak berpengaruh pada micro business

performance, namun dengan adanya variable intervening yaitu growth

mindset maka mental accounting dapat berpengaruh secara tidak

136
langsung. Secara logika hal setiap individu didorong dengan adanya

tujuan dan motivasi untuk melakukan sesuatu dan dalam penelitian ini

adalah menjalankan unit usaha. Dari hal tersebut maka sikap mentalitas

akan terbentuk sesuai dengan tujuan dan motivasi melakukan usaha.

Mental accounting merupakan pondasi dasar seorang pelaku usaha,

dengan adanya tujuan dan motivasi maka akan terbentuk mentalitas

pantang menyerah, gigih, tekun, dan lainnya yang harus dimiliki setiap

individu pelaku usaha yang kemudian hal tersebut harus diwujudkan

dalam sebuah perbuatan dan tindakan konkrit yaitu melalui growth

mindset. Dengan mindset yang benar maka pelaku UMKM akan dapat

bertindak dan merespons keadaan yang terjadi dan beradaptasi serta

mengembangkannya yang dalam jangka panjangnya akan berdampak

pada micro business performance unit usaha. Seperti yang terdapat

dalam sehari-hari, dapat kita lihat sekarang UMKM dituntut untuk

mengikuti dan merespons perkembangan zaman. Dengan mentalitas dan

mindset yang benar maka pelaku UMKM dapat menyesuaikan dan

merespons perubahan zaman sehinggu unit usaha akan selalu berjalan

dan berkembang.

Contoh kasus sederhana adalah ayam gepuk yang ada dipinggiran

jalan. Pada awalnya Ayam Gepuk Pak Gembus hanya sebatas ayam

yang dijual dipinggir jalan, namu karena dengan perkembangan

teknologi dan bertambahnya peminat Ayam Gepuk Pak Gembus melihat

peluang dan meresponsnya dengan baik yaitu dengan cara membuka

137
franchise bisnis. Dan karena prospek usaha dan peminat yang cukup

banyak, akhirnya sekarang Ayam Gepuk Pak Gembus sudah banyak

ditemukan dimana-mana. Ini merukapan contoh satu dari banyak

UMKM yang mampu merespons keadaan dengan baik dengan

mentalitas dan mindset yang benar sehingga dapat secara jangka pendek

atau panjang meningkatkan micro business performance.

Tabel 4. 24 Hasil Pengujian Hipotesis

No Hipotesis Hasil Pengujian

Ha1: Mental Accounting terhadap


1 Ditolak
Micro Business Performance

Ha2: Mental Accounting terhadap


2 Diterima
Growth Mindset

Ha3: Growth Mindset terhadap


3 Diterima
Micro Business Performance

Ha4: Mental Accounting terhadap

Micro Business dengan Growth


4 Diterima
Mindset sebagai variable

intervening

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 3 dari 4 hipotesis diterima,

sedangkan 1 ditolak. Dari beberapa hipotesis yang diterima yaitu Mental

Accounting berpengaruh terhadap Growth Mindset, Growth Mindset

terhadap Micro Business Performance, Mental Accounting terhadap

138
Micro Business dengan Growth Mindset sebagai variable intervening.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, mental accounting

dapat berpengaruh secara tidak langsung melalui growth mindset untuk

meningkatkan micro business performance.

5. Pembahasan Temuan Data Kualitatif

a. Mental Accounting Tidak Berpengaruh Terhadap Micro Business

Performance

Semua narasumber wawancara mengkonfirmasi bahwa mentalitas

merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh seorang pemilik

UMKM karena mentalitas dapat diartikan sebagai bentuk dari motivasi

diri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

“Wah itu sangat penting mas, karenakan kalua kita berwirausaha


gini kan penting banget untuk punya mental yang kuat dan pantang
menyerah, apalagi kalau lagi kondisi seperti ini seperti covid ini.
Wah kalau gak punya mental yang kuat, apalagi buat rencanain
kedepannya bisa bangkrut mas. Ya mentalitas harus dibarengi
dengan tindakan sih mas, kalau engga ya percuma mentalnya
bagus tapi gak ada aksi ya” (Wawancara dengan Mr. RR).

Diantara alasan yang disampaikan terkait mental accounting dalam

konteks menjalankan UMKM adalah (i) Mentalitas yang baik adalah

kunci untuk berwirausaha; (ii) Mentalitas dapat menjadi dasar untuk

melakukan perencanaan kedepannya; (iii) Mentalitas yang baik tidak

ada pengaruhnya jika tidak dikolaborasikan dengan tindakan.

139
“Kalau menurut saya sih ya, mentalitas itu kan lebih dari dalam
diri ya Kak. Jadi butuh actionnya nih kalau didalam dirinya udah
bagus… soalnya percuma dong kak misalnya kita sudah punya
motivasi sama tujuan nih buat berwirausaha kita tapi gak
dieksekusi itunya… ya sama aja kan gitu-gitu lagi aja jadinya
monoton jualan kita” (Wawancara dengan Ms. C).

Diantara alasan yang disampaikan terkait mental accounting

terhadap micro business performance adalah (i) Mentalitas berasal dari

dalam diri individu akan apa yang dilakukan; (ii) Mentalitas harus

diwujudkan dalam bentuk tindakan konkrit agar dapat mempengaruhi

kinerja; (iii) Mentalitas yang tidak diwujudkan dalam tindakan tidak

akan membuat perubahan.

Berdasarkan dari pernyataan narasumber diatas dapat katakan

bahwa mentalitas merupakan hal yang essensial bagi pelaku usaha

dalam menjalani usahanya. Namun hal itu saja tidak cukup untuk

meningkatkan performance dari unit usaha yang mereka miliki, karena

mentalitas yang baik harus dinyatakan dalam tindakan.

“Ya…. Ibaratnya kan seperti visi misi ya… percuma dong kalau
visinya bagus banget tapi misinya nihil… ya gak bakalan tercapai itu
visinya. Kalau dalam wirausaha gini ya mental harus bagus tapi
dibarengin dengan ide-ide yang kita coba lakuin buat ngembangin
terus usaha kita, kalau gaada ide ya jualan aja kaya biasa gitu-gitu
aja” (Wawancara dengan Mr. V).

140
b. Mental Accounting Berpengaruh terhadap Growth Mindset

Narasumber mengkonfirmasi bahwa Mental Accounting yang baik

merupakan pendorong para Narasumber untuk mengembangkan ide-ide

kreatif yang masuk dalam kategori growth mindset. Sebagaimana

dikonfirmasi dalam pernyataan narasumber berikut.

“Nah kaya gini misalnya…. Kan saya jualan makanan, pasti banyak
dong saingannya, untuk bisa sampai bertahan aja alhamdulillah
banget. Tapi bertahan aja kan gak cukup kak, sekarang juga
teknologi udah canggih… ya saya manfaatin.. saya buka online, akun
social media, sama ini kak saya buat dalam bentuk frozen foodnya
dan saya jual di tokopedia sama shopee. Nah alhamdulillah banyak
yang minat” (Wawancara dengan Ms. C).

Substansi informasi yang sama terkait mental accounting terhadap

growth mindset juga disampaikan oleh narasumber lainnya.

“Simplenya sih kaya gini mas, kalau udah dari dalam dirinya punya
kemauan yang tinggi pasti ada aja jalan dan ide gitu…. Saya punya
retail toko sepatu ya saya punya kemauan buat sukses dong mas, nah
dari itu saya liat nih cara apa yang bisa saya lakuin biar laku…
setelah saya coba liat liat keadaan pasar, ternyata peluangnya gede
banget soalnya anak-anak sekarang kan lagi suka sepatu yang model
gini mas, yauda deh saya pasang iklan di social media kadang kadang
kasih promo juga dan marketingin lewat temen-temen, dan kepikiran
sih untuk endorse selebgram biar eksposure nya tambah banyak”
(Wawancara dengan Mr. V).

Kemampuan individu untuk mengembangkan growth mindset dapat

didasari dengan keadaan mentalitas seseorang. Dalam hal ini mental

accounting dalam unit usaha sangat membawa pengaruh yang signifikan

terhadap pengembangan growth mindset dari individu itu sendiri.

Sehingga terciptalah respons kreatif untuk menjawab keadaan yang ada.

141
c. Growth Mindset Berpengaruh terhadap Micro Business

Performance

Hasil kuantitatif dari penelitian ini menyatakan bahwa growth

mindset memiliki pengaruh signifikan terhadap micro business

performance, hal ini didukung dengan pernyataan dari narasumber

wawancara sebagai mana dikonfirmasikan berikut.

“Wah
“Ya, semenjak saya pasang
saya sih wirausaha iklan tujuan
adalah di social media dan
tersendiri danmemberikan
saya sadar
promo, makin banyak yang berminat mas dan menaikan pendapatan
hal yang ada didalam diri saya, kemampuan saya mau belajar dan
saya walau gak
beradaptasi seberapa…
harus tapi mah
juga di tuangkan kalau
dalam wirausaha
perilaku ginimas…
tindakan yang
penting mau belajar
dikenal
ya intinya banyakdanorang
harus dulu
beranisama
bertindak lah…
dapat manfaatin
kepercayaan
mereka…
teknologi pendapatan
yang ada juga mungkin
soalnya lebih ke nanti
itu ngebantu ya dimasa
banget” depan
(Wawancara
mungkin akanRR).
dengan Mr. ikut naik” (Wawancara dengan Mr. V).

“Penting banget sih kak buat adaptasi. Sebelumnya saya Cuma


jualan makanan ya kaya orang-orang pada umumnya aja… tapi saya
pikir saya bisa lebih dari pada ini sih dan saya coba buka online bisa
dari Gojek atau Grab, saya buat juga social media, saya kirim
sample buat temen temen saya dan sampai akhirnya saya kepikiran
untuk buat versi frozennya jadi bisa tahan lama. Dan syukur banget
sih kak sekarang lebih baik lah pokoknya…. Jadi harus dimanfaatin
itu peluang…” (Wawancara dengan Ms. C).

“Ya, teknologi udah maju dan generasi sekarang udah instan ya,
jadi gimana carannya kita adaptasi juga kan mas. Ya saya sih
menanggapi itu dengan gimana caranya usaha saya bisa instan
mereka temukan saat mereka butuh. Kan konveksi itu harus menang
di portofolio lah isitilahnya kalau tampilan social medianya aja gak
menarik gimana orang-orang mau percaya konveksi kita bagus”
(Wawancara dengan Mr. RR).

142
Dari pernyataan narasumber dapat dikonfirmasi bahwa merespons

keadaan dan situasi dengan kreatif dapat membuka peluang baru yang

akan meningkatkan performance unit usaha baik secara jangka pendek

ataupun jangka panjang.

d. Growth Mindset Dapat Menjadi Variabel Intervening dalam

Pengaruh Mental Accounting terhadap Micro Business Performance

Berdasarkan penelitian kuantitatif uji variable intervening, growth

mindset dinyatakan memiliki pengaruh intervening dalam pengaru

mental accounting terhadap micro business performance. Hal ini sejalan

dengan hasil wawancara terhadap narasumber, dengan pernyataan

sebagai berikut.

“Sebagai wirausaha tentu mesti punya mental yang kuat mas, karena
keadaan bisa berubah kapan saja…. Itu wajib hukumnya. Nah
sekarang kalau kita sudah terbiasa dan punya mental yang benar, ya
harus dikembangkan sih mas seperti yang saya tadi bilang…
manfaatin keadaan dan teknologi, harus pikir jangka panjang juga
kan.. ya, kalau pake bahasa mas ya pola pikir sebutannya…
dinyatakan dalam tindakan dan adaptasi.. jadinya nanti didepan
usaha kita bisa terus bertahan tapi juga berkembang mas”
(Wawancara dengan Mr. RR).

“Menurut aku ya kak, mentalitas, pola pikir itu berkesinambungan


dan saling berkaitan sih kak. Gamungkin pola pikir kita bagus tapi
mentalitasnya jelek… berawal dari mentalitas baru ke pola pikir…
jadi nanti kedepannya punya asset dalam diri untuk survive, apalagi
didunia wirausaha kaya gini kan… dua-duanya mesti siap…
sekarang pilihan ada didiri sendiri sih, mau usahanya gitu-gitu aja
atau mau maju terus… itu tergantung diri sendiri kak” (Wawancara
dengan Ms. C).

143
“Intinya mas, dari dalam diri dulu dibenahi dan ada kemauan dan
belajar dari pengalaman, baru deh bisa dinyatakan dalam kita
menjalani usaha… dan jelas mentalitas seorang wirausaha harus
kuat tapi kuat aja gak cukup mas, harus pakai strategi sama baca
peluang…. Soalnya kan jadi kaya gak cuma semalem jadi mas, itu
ada prosesnya, ya dinikmati aja..” (Wawancara dengan Mr. V).

Dari pernyataan narasumber dapat disimpulkan bahwa seorang

pemilik unit usaha harus mempunyai pondasi mental yang kuat dan baik

sehingga keinginan dan kesadaran akan selalu ada dan ingat pada tujuan

dan motivasi melakukan usaha. Kemudian harus dinyatakan dan

direspons dengan tindakan dan strategi dalam membaca keadaan dan

peluang yang ada dengan mindset yang benar. Sehingga nantinya kedua

hal tersebut dapat membuahkan hasil dikemudian hari pada unit usaha.

144
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh mental

accounting terhadap micro business performance dengan growth mindset

sebagai variable intervening. Penelitian ini menggunakan kuesioner online

yang disebar kepada pemilik UMKM di wilayah DKI Jakarta dengan total

jumlah sebanyak 252 responden. Bersdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan software SmartPLS 3.0, maka

simpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Mental accounting tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap micro

business performance.

2. Mental accounting memiliki pengaruh signifikan terhadap growth

mindset.

3. Growth mindset memiliki pengaruh signifikan terhadap micro business

performance

4. Growth mindset dapat menjadi variable intervening dalam hubungan

mental accounting terhadap micro business performance.

B. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berharga didalam dunia akademis, yaitu dalam mempelajari teori-teori yang

145
berhubungan dengan mental accounting, growth mindset, dan micro

business performance.

Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pemilik unit UMKM

dalam meningkatkan micro business performance dengan pemahaman

mengenai mental accounting dan growth mindset yang merupakan dua hal

penting yang dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan unit

UMKM mereka.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitia, diantaranya:

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada

penggunaan kuesioner dengan penilaian secara persepsi pribadi.

2. Penulis tidak dapat bertemu secara langsung dengan responden karena

situasi pandemic Covid-19.

3. Penyebaran dan pengisian kuesioner yang semua direncanakan secara

langsung dialihkan dengan melakukan penyebaran secara daring

(online) melalui google form dikarenakan situasi pandemic Covid-19.

4. Populasi pada penelitian ini hanya difokuskan pada pemilik UMKM

yang berada di wilayah DKI Jakarta, tanpa melihat unsur-unsur lain

yang terlibat secara tidak langsung terhadap mental accounting dan

micro business performance.

146
D. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, berikut adalah saran yang

dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang, yaitu:

1. Pada peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih

besar agar dapat mengeneralisasi hasil penelitian.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variable lain yang

mendukung.

3. Pendekatan kualitatif yang dilakukan perlu dipertimbangkan

menggunakan alat analisis yang menggunakan software tertentu untuk

menghasilkan komprehensivitas penjelasan antar variable yang lebih

dalam.

147
DAFTAR PUSTAKA

Adi W. Gunawan, “The Secret of Mindset”, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2007).

Alma B. (2005). “Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum”. Bandung:

Alfabeta.

ANTARANEWS, (2013). “BI: UMKM Perlu Ubah Pola Pikir Usaha”.

https://sumbar.antaranews.com/berita/60642/bi-umkm-perlu-ubah-pola-

pikir-usaha

Badan Pusat Statistik, “Sensus Ekonomi 2016”. Analisis Hasil SE-2016 Lanjutan

Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil, ISBN: 978-602-438-270-4.

Barrick, M.R. & Mount, M.K. (1991). “The big five personality dimensions and job

performance.” Personnel Psychology, 44:1-26.

Barrick, M.R., Mount, M.K. & Gupta, R. (2003). “Meta-analysis of the relationship

between five factor model of personality and Holland’s occupational types.”

Personnel Psychology, 56:45-74.

Barrick, M.R., Mount, M.K. & Judge, T.A. (2001). “Personality and performance

at the beginning of the new millennium.” International Journal of Selection

and Assessment, 9:9-30.

Basile, A. (2012). “Entrepreneurial orientation in SMEs: risk-taking to enter

international markets”. Far East Journal of Psychol. Business.

148
Betsch, C. (2004). “Präferenz für Intuition und Deliberation (PID) [Preference for

Intuition and Deliberation]”. Zeitschrift Für Differentielle Und Diagnostische

Psychologie 25, 179–197. doi: 10.1024/0170-1789.25.4.179

Beugelsdijk, S. (2007). “Entrepreneurial culture, regional innovativeness and

economic growth”. Journal of Evolutionary Economics, 17(2), 187-210.

Bono, J.E. & Judge, T.A. (2004). “Personality and transformational and

transactional leadership: a metaanalysis.” Journal of Applied Psychology,

89:901-910.

Brownhilder Ngek Neneh and Johan van Zyl (2017). “Entrepreneurial orientation

and its impact on firm growth amongst SMEs in South Africa”. Problems and

Perspectives in Management, 15(3), 166-178.

doi:10.21511/ppm.15(3).2017.14.

Byrne, K. A., Silasi-Mansat, C. D., and Worthy, D. A. (2015). “Who chokes under

pressure? The big five personality traits and decision-making under pressure”.

Pers. Individ. Dif. 74.

C. S. Dweck, (2006). “Mindset: The New Psychology of Success”. Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta

C. S. Dweck, “Mindset: The New Psychology of Success”, (Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta, 2006).

Cheema, Amar, Soman, Dilip. (2008). “The Effect of Partitions on Controlling

Consumption”. J. Mark. Res. 45 (6).

149
Costa, P.T & Mccrae, R.R. (1992). “Revised NEO personality inventory (NEO Pi-

R) and NEO five factor inventory (NEO FFI) professional manual.” Odessa,

Florida: Psychological Assessment Resources.

Covin, J. G. and Slevin, D. P. (1989). “Strategic management in small firms in

hostile and benignenvironments.” Strategic Management Journal, 10(1), 75–

87.

D. Storey (1994). Understanding the Small Business Sector. London: International

Thompson Business Press., 1994.

Daryanto, & Setyobudi, I. (2014). “Konsumen dan pelayanan prima.” Yogyakarta:

Gava Media

Davis, A. (2003). “The value relevance of revenue for internet firms: does reported

grossed-up and barter revenue make a difference?”. Journal of Accounting

Research.

Dharma T Ediraras (2010). ”Akuntansi dan Kinerja UKM”. Jurnal Ekonomi Bisnis

No. 2, Volume 15, Agustus 2010.

Dimitratos, P., & Plakoyiannaki, E. (2003). “Theoretical foundations of an

international entrepreneurial culture”. Journal of International

entrepreneurship, 1(2), 187-215.

Donnelly, G., Iyer, R., and Howell, R. T. (2012). “The Big Five personality traits,

material values, and financial well-being of self-described money managers”.

J. Econ. Psychol. 33. doi: 10.1016/j.joep.2012.08.001

150
Douglas, L.G.N.D. Entrepreneurs and personality. Available at:

http://www.managementprychology.com/article.php

Dweck, C.S. (2006). “Mindset: The New Psychology of Success”. Random House,

New York, NY.

Ernst & Young. (2013). “Hitting the Sweet Spot: The Growth of the Middle Class

in Emerging Markets”. EYGM Limited: London.

Foulkrod, K.H., Field, C. & Brown, C.V.R. (2009). “Trauma surgeon personality

and job satisfaction results from a national survey. “

Ghozali, I. (2013). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21

(7th ed.)”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2015). “Konsep, Teknik, dan Aplikasi Menggunakan Program Smart

PLS 3.0 (2nd ed.)”. Semarang: Salemba Empat, Universitas Diponegoro.

Gupta, V., MacMillan, I. C., & Surie, G. (2004). “Entrepreneurial leadership:

developing and measuring a cross-cultural construct”. Journal of business

venturing, 19(2), 241-260.

Guven, C., & Sørensen, B. E. (2012). “Subjective Well-Being: Keeping Up with

the Perception of the Joneses”. Social Indicators Research.

https://doi.org/10.1007/s11205-011- 9910-x

Hair, Hult, Ringle, and Sarstedt. (2014). “A Primer on Partial Least Squares

Structural Equation Modeling (PLS-SEM)”. ISBN: 9781452217444.

151
Hakeem Hanmood. (2018). “Analysis of Mental Accounting: A Case Study of

Listed Companies in Iraqi Stock Exchange”. International Journal of

Economic Perspectives, 2017, Volume 11, Issue 4, 684-699.

Hartono, J., & Willy, A. (2014). “Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square)

Penelitian Empiris”. Yogyakarta: BPFE.

Hayton, J. C., & Cacciotti, G. (2013). “Is there an entrepreneurial culture? A review

of empirical research”. Entrepreneurship & Regional Development, 25(9-10),

708-731.

Heath, Chip, Soll, Jack B. (1996). “Mental Budgeting and Consumer Decisions”.

Henderson, P. and Peterson (1992). “Mental Accounting and Categorization”.

Organization Behaviour and Human Decision Making Process.

Hidayati dkk, Siti Aisyah. (2016). “Mental Accounting Dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Perusahaan Melalui Penempatan Modal Kerja Pada Usaha Kecil Dan

Menengah Di Pulau Lombok”. JRM Vol. 16 No.1 Maret 2016.

Hirsh, J. B., Morisano, D., and Peterson, J. B. (2008). “Delay discounting:

interactions between personality and cognitive ability”. J. Res. Pers. 42. doi:

10.1016/j.biopsych.2014.09.024

Hong, Y.Y., Chiu, C.Y., Dweck, C.S., Lin, D.M.S. and Wan, W. (1999). “Implicit

theories, attributions, and coping: a meaning system approach”, Journal of

Personality and Social Psychology, Vol. 77 No. 3

152
House, R.J. & Howell, J.M. (1992). “Personality and charismatic leadership.”

Leadership Quarterly, 3:81-108.

Ireland, R.D., Hitt, M.A. and Simon, D.G. (2003). “A model of strategic

entrepreneurship: the construct and its dimensions.” Journal of Management,

29(6), 963–989.

J. F. Henri. (2006). “Organizational culture and performance measurement

systems”. Accounting, Organ. Soc., 2006.

John, O. P., and Srivastava, S. (1999). “The big five trait taxonomy: history,

measurement, and theoretical perspectives,” in Handbook of Personality:

Theory and Research, eds L. A. Pervin, and O. P. John, (New York, NY:

Guilford).

John, O.P. (1990). “The big five factor taxonomy: dimensions of personality in the

natural language and questionnaires.” In PERVIN, L.A. 1994. Handbook of

personality: theory and research. New York, New York: Guilford.

Judge, T.A., Bono, J.E., Ilies, R. & Gehardt, M.W. (2002). “Personality and

leadership: a qualitative and quantitative review.” Journal of Applied

Psychology, 87(4):765-780.

Kahneman, D. & Tversky, A. (1979). “Prospect theory: an analysis of decision

under risk”. Econometrica Journal.

Koentjaraningrat. (2004). “Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan”. Jakarta:

Gramedia.

153
Lamberton, G. (2015). “Accounting and Happiness. Critical Perspectives on

Accounting”. https://doi.org/10.1016/j.cpa.2014.10.005.

Leitch, C. M., & Volery, T. (2017). “Entrepreneurial leadership: Insights and

directions”. International Small Business Journal, 35(2), 147-156.

Levie, J., & Autio, E. (2013). “Growth and growth intentions: a meta-analysis of

existing evidence”. Enterprise Research Centre.

Levin, I. P., Gaeth, G. J., Schreiber, J., and Lauriola, M. (2002). “A new look at

framing effects: distribution of effect sizes, individual differences, and

independence of types of effects”. Organ. Behav. Hum. Decis. Process. 88.

doi: 10.1006/obhd.2001.2983

Ljungquist, U., & Ghannad, N. (2008). “At the edge of entrepreneurial orientation:

identi- fying impediments of SME growth”. Frontiers of Entrepreneurship

Research.

Llewellyn, D.J. & Wilson, K.M. (2003). “The controversial role of personality in

entrepreneurial psychology. “

Locke, Edwin A. (1978). “A Theory of Goal Setting and Task Performance”. ISBN

0-13-913138-8.

M, A. S. S., & Zhengge, T. 2016. “The Impact of Organizational Factors on

Financial Performance: Building a Theoretical Model”. 2(7), 51–56.

https://doi.org/10.18775/ijmsba.1849-5664-5419.2014.27.1005

154
M. Hudson and A. Smart. (2001). “Theory and practice in SME performance

measurement system,” Int. J. Oper. Prod. Manag., pp. 2096–2225, 2001.

McAdams, D. P., and Pals, J. L. (2006).” A new big five: fundamental principles

for an integrative science of personality”. Am. Psychol. 61, 204–217. doi:

10.1037/0003-066x.61.3.204.

Mccrae, R.R. & Costa, P.T., Jr. (1997). “Personality trait structures as a human

universal.” American Psychologist, 52:509-516.

McElroy, T., and Dowd, K. (2007). “Susceptibility to anchoring effects: how

openness-to-experience influences responses to anchoring cues”. Judgm.

Decis. Mak. 2.

McGrath, R., & MacMillan, I. (2000). “The entrepreneurial mindset”. Boston:

Harvard Business School Press.

McNair, S., and Crozier, W. R. (2017). “Assessing psychological dispositions and

states that can influence economic behavior,” in Economic Psychology, ed.

R. Ranyard, (Chichester: Wiley-Blackwell), 69–87. doi:

10.1002/9781118926352.

Media Indonesia, (2019). “UMKM RI Masih Tertinggal dari Negara Lain”.

https://mediaindonesia.com/read/detail/277917-umkm-ri-masih-tertinggal-

dari-negara-lain

Merton, Robert K. (1968). “Social Theory and Social Structure”. New York: The

Free Press, 1968 Edition, first printing July, 1968.

155
Miller, K., & Bromiley, P. (1990). “Strategic risk and corporate performance: An

analysis of alternative risk measure”. Academy of Management Journal, 33

(4), 756- 779.

Muzenda, Alexander. (2014). “A Conceptual Model of the Determinants of

Performance of Tourism Sector Small and Medium Enterprises (SMEs)”.

International Journal of Business and Management Invention. Vol 3. Issue 1.

January 2014.

Nadkarni, S. & Herrmann, P. (2010). “CEO performance, strategic flexibility, and

firm performance: the case of the Indian business process outsourcing

industry.” Academy of Management Journal, 53(5):1050-1073.

Newman, A., Herman, H. M., Schwarz, G., & Nielsen, I. (2018). “The effects of

employees' creative self-efficacy on innovative behavior: The role of

entrepreneurial leadership”. Journal of Business Research, 89, 1-9.

Nicholson, N., Soane, E., Fenton-O’Creevy, M., and Willman, P. (2005).

Personality and domain-specific risk taking. J. Risk Res. 8. doi:

10.1080/1366987032000123856

Nyhus, E. K., and Webley, P. (2001). “The role of personality in household saving

and borrowing behavior”. Eur. J. Pers. 15.

O’Donoghue, Ted, Rabin, Matthew, (1999). “Doing it now or later”. Am. Econ.

Rev. 89.

156
OKEZONE, (2020). “Mentkop Teten: 87% UMKM Masih Tertinggal Dalam

Digital”.https://economy.okezone.com/read/2020/05/26/320/2219884/menk

op-teten-87-umkm-masih-tertinggal-dalam-digital

Okoroafor, S N Ajaero, O O. (2015). “Effect of Mental Accounting on Corporate

Profitability”. West African Journal of Industrial & Academic Research

Vol.14 No.1 June 2015.

Pinjisakikool, T. (2018). “The influence of personality traits on households’

financial risk tolerance and financial behavior”. J. Interdiscip. Econ. 30.

doi:10.1177/0260107917731034

Pompian, Michael M. (2006). “Behavioral Finance and Wealth Management”.

Second series. New York: John Wiley & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey.

Prelec, Drazen, Loewenstein, George. (1998). “The Red and The Black: Mental

Accounting of Savings and Debt”.

Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed. (2013). “Filsafat Timur, Kearifan Lokal Dalam

Pendidikan Watak”. KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURE

X/2013 Pendidikan Nasional dan Kearifan Timur: Menimbang Paradigma

Alternatif dalam Pembentukan Karakter Bangsa.

Ramandei, P. (2009). “Pengaruh Karakteristik Sasaran Anggaran Dan Sistem

Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura)”. Tesis

Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro

Semarang.

157
Ranyard, R. (1995). “Mental accounts in financial decision making: a cognitive-

psychological analysis”. In 20th IAREP Conference. Bergen: Norway.

Robert Siburian. (2009). “Moral Ekonomi Dan Belenggu Kemiskinan Masyarakat

Di Kabupaten Belu”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial, Vol 14, No. 01, 2009.

Rokhman, Nur dan Adi Trisusanto. (2011). “Potret Empat UMKM Dengan Analisis

SWOT Di Dusun Brajan Desa Sendang Agung Minggir Sleman”. Telaah

Bisnis. Vol 12. No 1 Juli 2011.

Roslan, dkk. (2014). “The Relationship between Entrepreneurial Orientation and

Business Performance of SMEs in Malaysia”. International Journal of

Management Excellence Volume 2 No. 3 February 2014.

Saunders, Lewis, & Thornhill, (2016). “Research Methods for Business Students”.

Publisher: Pearson Education.

Schaefer, P. S., Williams, C. C., Goodie, A. S., and Campbell, W. K. (2004).

“Overconfidence and the big five”. J. Res. Pers. 38. doi:

10.1177/1073191117700268

Shan, P., Song, M., & Ju, X. (2016). “Entrepreneurial orientation and performance:

Is innovation speed a missing link?”. Journal of Business Research, 69(2),

683-690.

Silooy, Marissa. (2012). “Mental Sccounting: Perilaku Boros Versus Self-

Control”. Tesis, UKSW yang diunduh tanggal 18 September 2020.

158
SINDONEWS, (2011). “Ingin maju, saatnya UMKM ubah pola pikir”.

https://ekbis.sindonews.com/berita/506552/36/ingin-maju-saatnya-ukm-

ubah-pola-pikir

Supramono; Kaudin; Mahastuti dan Damayanti. (2010). “Desain Penelitian

Keuangan Berbasis Perilaku”. Penerbit: Pusat Studi Keuangan Berbasis

Perilaku Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga.

Thaler, R, Shefrin, Hers. (1981). “An Economic Theory of Self-Control”. Journal

Politic Economic.

Thaler, R. H. (1985). “Mental accounting and consumer choice. Marketing

Science”.

Thaler, R. H. (1990). “Anomalies: saving, fungibility, and mental accounts. Journal

of Economic Perspectives”.

Thaler, R. H. (1990). “Saving, fungibility and mental accounts. Journal of

Economic Perspectives”.

Thaler, R. H. (1999). “Mental Accounting Matters”. Journal of Behavioral Decision

Making.

Thaler, R., & Sunstein, C. (2008). “Nudge: Improving Decisions about Health,

wealth, and Happiness”. Michigan: Caravan Book. https://doi.org/10.1007/

s10602-008-9056-2

Thornton, Patricia. (1999). “The Sociology of Entrepreneurship. Annual Review of

Sociology.” Annu. Rev. Sociol. 25. 19-46. 10.1146/annurev.soc.25.1.19.

159
Tversky, A.and Daniel K. (1981), “The Framing of Decisions & the Psychology of

Choice, Science”.

Wales, W. J. (2016). “Entrepreneurial orientation: A review and synthesis of

promising research directions”. International Small Business Journal, 34(1),

3-15.

Weiten, W. (2010). “Psychology: themes and variations. Belmont, California:

Wadsworth Cengage Learning.”

Welsch, H., Price, P. D., & Stoica, M. (2013). “Innovation, Performance and

Growth Intentions in SMEs”. International Journal of Economics and

Management Engineering (IJEME).

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan PLS Path-Modeling dengan Software XLSTAT, SmartPLS, dan

Visual PLS (1st ed.)”. Jakarta: Salemba Infotek.

Zimmerer, Thomas W. (1996). “Small Business Management”. Prentice Hall 1999,

ISBN: 0-13-397704-8.

160
LAMPIRAN 1

Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

161
Jakarta, 13 Oktober 2020
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sebelumnya kami memohon maaf karena telah mengganggu waktu
Bapak/Ibu/Sdr/i. Sehubungan dengan tugas penelitian sebagai Dosen dan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, kami bermaksud melakukan penelitian bersama dengan
komposisi Tim sebagai berikut:
1. Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA. (Ketua Tim)
2. Kemal Sabarullah (Anggota)
Dengan judul “Pengaruh Mental Accounting Practice Terhadap Micro Business
Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening”.
Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan
menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi lembar kuesioner secara
lengkap. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan kami jaga sesuai dengan etika penelitian.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang memubutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi Kemal Sabarullah di telepon
081319021078 atau email kemal.sabarullah@gmail.com. Atas kesediaan
Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam
eksperimen ini, saya ucapkan terima kasih.
Salam,
Ketua Tim Peneliti,

Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA.


NIDN. 2009058601

162
LAMPIRAN 2

Kuesioner Penelitian

163
KUESIONER

PENGARUH MENTAL ACCOUNTING PRACTICE TERHADAP MICRO

BUSINESS (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) PERFORMANCE

DENGAN GROWTH MINDSET SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Oleh:

KEMAL SABARULLAH
NIM: 11160820000113

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

164
Jakarta, 5 Oktober 2020
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sebelumnya kami memohon maaf karena telah mengganggu waktu
Bapak/Ibu/Sdr/i. Sehubungan dengan tugas penelitian sebagai Dosen dan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, kami bermaksud melakukan penelitian bersama dengan
komposisi Tim sebagai berikut:
1. Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA. (Ketua Tim)
2. Kemal Sabarullah (Anggota)
Dengan judul “Pengaruh Mental Accounting Practice Terhadap Micro Business
Performance Dengan Growth Mindset Sebagai Variabel Intervening”.
Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan
menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi lembar kuesioner secara
lengkap. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan kami jaga sesuai dengan etika penelitian.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang memubutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi Kemal Sabarullah di telepon
081319021078 atau email kemal.sabarullah@gmail.com. Atas kesediaan
Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam
eksperimen ini, saya ucapkan terima kasih.
Salam,
Ketua Tim Peneliti,

Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA.


NIDN. 2009058601

165
IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ………………………………… (boleh tidak diisi)

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Usia : <25 Tahun 36 – 40 Tahun

25 – 30 Tahun 41 – 45 Tahun

31 – 35 Tahun >45 Tahun

4. Nama UMKM : …………………………………………………….

5. Bidang UMKM : ………………….(contoh: kuliner, konveksi, dll)

6. Lokasi UMKM : Jakarta Utara Jakarta Selatan

Jakarta Pusat Jakarta Barat

Jakarta Timur

7. Pendidikan Formal : SD SMA

SMP Sarjana

8. Lama UMKM Berdiri : 1 – 3 Tahun 7 – 10 Tahun

3 – 7 Tahun > 10 Tahun

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Petunjuk Pengisian Kuestioner : Berilah tanda silang (X) untuk setiap pertanyaan

yang menggambarkan persepi anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 4= Setuju (S)

2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS)

3= Netral (N)

166
Mental Accounting

Mental Accounting dapat diartikan sebagai serangkaian ukuran kognitif pelaku


ekonomi dalam mengelola, mengevaluasi, dan memelihara kegiatan
keuangannya (Thaler, 1999).

No. Pernyataan STS TS N S SS

Extraversion
Saya merasa nyaman berdiskusi
dengan orang yang saya percaya
1.
terkait hal keuangan unit
UMKM saya
Saya memiliki alokasi dana
2. untuk pengembangan dan
pelatihan karyawan
Saya tegas terhadap hal-hal
3. yang terkait dengan kegiatan
keuangan unit UMKM saya
Agreeableness
Saya kooperatif terkait
4. keuangan untuk kemajuan unit
UMKM saya
Saya memiliki alokasi dana
5. untuk membantu orang-orang
disekitar saya
Saya percaya pengelolaan
keuangan yang baik dan benar
6.
akan berdampak banyak aspek
dalam unit UMKM saya
Conscientiousness
Saya bertanggung jawab atas
keputusan keuangan yang saya
7.
ambil untuk kemajuan unit
UMKM
Saya selalu mengevaluasi
8. kegiatan keuangan unit UMKM
secara berkala
Saya mempunyai pencapaian
9. yang saya dan unit UMKM
harus capai
Saya mempertimbangkan
10.
banyak hal sebelum mengambil

167
keputusan terkait dengan
keuangan unit UMKM
Emotional Stability
Saya mengesampingkan emosi
pribadi saya ketika melakukan
11.
perencanaan keuangan unit
UMKM
Saya berusaha untuk profesional
12. dalam evaluasi keuangan unit
UMKM
Saya sadar akan keputusan yang
13. saya ambil tanpa ada bias emosi
personal pada unit UMKM
Openness
Saya terbuka akan hal-hal baru
demi kebaikan unit UMKM
14.
meskipun harus menggunakan
pendanaan
Saya memiliki alokasi
pendanaan untuk meriset hal-hal
15. yang saya anggap dapat
menaikan keuntungan
dikemudian hari
Saya mengikuti perkembangan
zaman dan kreatifitas dan
16. mempertimbangkan hal tersebut
dalam evaluasi keuangan unit
UMKM

Growth Mindset

Mindset berkembang (growth mindset) ini didasarkan pada kepercayaan bahwa


kualitas-kualitas dasar seseorang adalah hal-hal yang dapat diolah melalui
upaya-upaya tertentu.

(Carol S. Dweck.)

No. Pernyataan STS TS N S SS

Entrepreneurial Leadership
Saya mampu meningkatkan
1.
semangat kerja karyawan

168
Saya mampu memberikan
perhatian yang lebih dalam
2.
bisnis atau usaha yang saya
kerjakan
Saya aktif dalam mencari ide
3. baru mengenai produk atau
proses bisnis baru
Saya mampu memberikan
4. respon positif terhadap
perubahan yang terjadi
Saya mampu mengambil
5.
tindakan konkrit
Saya bersedia menanggung
kemungkinan terjadinya
6.
kerugian dalam aspek social
kehidupan
Saya memiliki gambaran
7. tentang usaha saya di masa
depan
Entrepreneurial Culture
Saya mengajak dan
menunjukkan cara-cara baru
8. untuk menghadapi masalah
yang selama ini menjadi
sumber kebingungan karyawan
Saya mengembangkan cara-
cara untuk mendorong
9. karyawan tentang apa yang
benar-benar penting untuk
diperhatikan
Saya membuat lingkungan
kerja yang terasa nyaman bagi
10.
karyawan untuk merundingkan
dan bertukar ide-ide
Entrepreneurial Orientation
Saya sebagai pemilik usaha
11. terus berusaha walau orang lain
mengatakan tidak mungkin
Saya sebagai pemilik usaha
12. terus bekerja sampai mencapai
tujuan yang saya inginkan
Saya sebagai pemilik usaha
senang dan terbantu dengan
13.
adanya karyawan dalam
menjalankan usaha

169
Saya sebagai pemilik usaha
senang berjumpa dengan orang-
14.
orang baru dalam
mengembangkan usaha saya
Saya sebagai pemilik usaha
selalu berinisiatif untuk
15. memulai pembicaraan terlebih
dahulu baik terhadap karyawan
maupaun terhadap pelanggan
Saya sebagai pemilik usaha
16.
menyukai banyak kesibukan
Apa yang saya capai adalah
17.
hasil dari kerja keras saya

Business Performance (Kinerja)

Kinerja merupakan bentuk pencapaian manajemen dalam menjalankan proses


bisnis. Kinerja yang dicapai berupa kinerja keuangan (finansial) dan non
keuangan (non finansial).

(M & Zhengge, 2016).

No. Pernyataan STS TS N S SS

Finansial :
Profitability
Saya merasa puas dengan
1. keuntungan unit UMKM yang
dicapai
Dibandingkan dengan pesaing
usaha lainnya, saya merasa
2.
tingkat pertumbuhan usaha saya
tinggi
Saya merasa mendapatkan
3. keuntungan selama unit
UMKM ini berdiri
Sales Growth
Ada peningkatan volume
penjualan berdasarkan
4.
perbandingan hasil yang
diperoleh dari waktu ke waktu

170
Peningkatan penjualan terjadi
5. karena saya beradaptasi dengan
keadaan yang terjadi
Saya merasa harga produk pada
6. unit UMKM sesuai dengan
kualitas
Non Finansial :
Kualitas Produk
Saya sebagai pemilik usaha
7. dapat mempertahankan kualitas
produk yang baik
Saya selalu memperhatikan
feedback dari konsumen terkait
8.
dengan produk untuk
pengembangan selanjutnya
Saya menggunakan
9. bahan/material yang terbaik dan
sesuai dengan standar
Kepuasan Konsumen
Saya sebagai pemilik usaha
10. selalu memberikan layanan
yang terbaik pada konsumen
Saya sangat menyadari bahwa
11.
konsumen adalah penting
Saya selalu menganalisis
kepuasan konsumen dan
12.
menjadikannya sebagai bahan
pengembangan selanjutnya

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner penelitian ini.

171
LAMPIRAN 3

Daftar Identitas dan Jawaban Responden

172
IDENTITAS RESPONDEN

Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta > 45 3-7
1 L Sarjana Jasa
Barat Tahun Tahun
Jakarta > 45 3-7
2 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
25 -
Jakarta 1-3
3 L 30 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 1-3
4 L 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
5 P Sarjana Jasa
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
6 P Sarjana Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta > 45 3-7
7 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta > 45 1-3
8 L Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
31 -
Jakarta 1-3
9 P 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 3-7
10 L SMA Jasa
Barat Tahun Tahun
36 -
Jakarta 1-3
11 L 40 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 3-7
12 L 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
13 P Sarjana Distributor
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
14 P SMA Distributor
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
15 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
16 L Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
41 -
Jakarta 3-7
17 L 45 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun

173
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
31 -
Jakarta 1-3
18 L 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
19 L SMA Distributor
Barat Tahun Tahun
Jakarta > 45 3-7
20 L Sarjana Distributor
Barat Tahun Tahun
41 -
Jakarta > 10
21 L 45 SMP Kuliner
Barat Tahun
Tahun
Jakarta > 45 3-7
22 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
36 -
Jakarta 7 - 10
23 P 40 SMP Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 3-7
24 P 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta > 45 > 10
25 L Sarjana Distributor
Barat Tahun Tahun
25 -
Jakarta 3-7
26 P 30 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 3-7
27 P 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
28 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
29 P Sarjana Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
30 P Sarjana Jasa
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
31 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
36 -
Jakarta 1-3
32 P 40 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 1-3
33 L 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun

174
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
31 -
Jakarta 3-7
34 P 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
41 -
Jakarta > 10
35 P 45 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
36 P SMA Aksesoris
Barat Tahun Tahun
41 -
Jakarta 3-7
37 L 45 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta > 45 1-3
38 P Sarjana Distributor
Barat Tahun Tahun
36 -
Jakarta 7 - 10
39 P 40 Sarjana Fashion
Barat Tahun
Tahun
36 -
Jakarta 7 - 10
40 P 40 Sarjana Distributor
Barat Tahun
Tahun
36 -
Jakarta 3-7
41 P 40 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 1-3
42 P 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 1-3
43 P 35 Sarjana Distributor
Barat Tahun
Tahun
41 -
Jakarta 7 - 10
44 P 45 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
36 -
Jakarta 3-7
45 L 40 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
31 -
Jakarta 7 - 10
46 P 35 SMA Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 3-7
47 L SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
48 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun

175
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
49 L Sarjana Fashion
Barat Tahun Tahun
36 -
Jakarta 1-3
50 L 40 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
51 L Sarjana Jasa
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
52 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
53 L SMA Distributor
Barat Tahun Tahun
31 -
Jakarta 1-3
54 P 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
55 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
56 L Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
57 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
58 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
59 P Sarjana Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
60 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
61 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
31 -
Jakarta > 10
62 P 35 Sarjana Jasa
Barat Tahun
Tahun
41 -
Jakarta 1-3
63 P 45 SMA Jasa
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
64 L SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
65 L SMA Konveksi
Barat Tahun Tahun
31 -
Jakarta 7 - 10
66 L 35 Sarjana Kuliner
Barat Tahun
Tahun

176
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
41 -
Jakarta 1-3
67 P 45 SMA Kuliner
Barat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
68 P Sarjana kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
69 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
70 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
71 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
72 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
73 P Sarjana Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
74 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
75 P SMA Distrobutor
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
76 P SMA Fashion
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
77 P SMA Kuliner
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
78 P SMA Jasa
Barat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
79 L SMA Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
80 P SMA Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
81 P Sarjana Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
82 L Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
83 L SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
84 L Sarjana Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
85 L SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
86 P Sarjana Aksesoris
Pusat Tahun Tahun

177
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
87 P Sarjana Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
88 P SMA Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
89 L SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
90 L SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
91 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
92 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
93 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
94 P SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
95 L SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
96 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
97 L Sarjana Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
98 P SMA Fashin
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
99 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
100 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
101 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
102 P Sarjana Distributor
Pusat Tahun Tahun
31 -
Jakarta 1-3
103 P 35 SMA Kuliner
Pusat Tahun
Tahun
Jakarta < 25 1-3
104 P SMA Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
105 L SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
106 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun

178
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
107 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
108 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
109 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
110 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
111 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
112 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
113 P SMA Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
114 P SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
115 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
116 L Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
117 P SMA Aksesoris
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
118 L SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
119 P SMA Aksesoris
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
120 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
121 P SMA Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
122 P Sarjana Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
123 L SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
124 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
125 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
126 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
127 L Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun

179
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
128 P SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
129 P SMA Aksesoris
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
130 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
131 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
132 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
133 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
134 L Sarjana Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
135 L Sarjana Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
136 P SMA Distributor
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
137 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
138 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
139 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
140 L SMA Aksesoris
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
141 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
142 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
143 P SMA Fashion
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
144 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
145 P Sarjana Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
146 P SMA Kuliner
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
147 P SMA Jasa
Pusat Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
148 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun

180
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
149 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
150 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
151 L SMA Aksesoris
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
152 L Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
153 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
154 L Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
155 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
156 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
157 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
158 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
159 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
160 P SMA Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
161 L SMA Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
162 L SMA Aksesoris
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
163 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
164 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
165 P SMA Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
166 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
167 L SMA Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
168 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
169 P Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun

181
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
170 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
171 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
172 P Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
173 L Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
174 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
175 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
176 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
177 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
178 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
179 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
180 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
181 L Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
182 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
183 P Sarjana Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
184 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
185 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
186 P Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
187 P Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 7 - 10
188 P SMA Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
189 L Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
190 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun

182
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
191 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
192 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
193 P Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun
31 -
Jakarta 1-3
194 P 35 Sarjana Distributor
Selatan Tahun
Tahun
Jakarta < 25 > 10
195 L Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
196 P SMA Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
197 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
198 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
199 P SMA Aksesoris
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
200 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
201 P Sarjana Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
202 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
203 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
204 L SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
205 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
206 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
207 P Sarjana Jasa
Selatan Tahun Tahun
Jakarta > 45 > 10
208 L SMP Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
209 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
210 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun

183
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
211 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
212 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
213 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
214 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
215 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
216 L SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
217 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
218 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
219 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
220 P SMA Fashion
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
221 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
222 P Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
223 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
224 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
225 L Sarjana Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
226 P Sarjana Distributor
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
227 P SMA Kuliner
Selatan Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
228 P Sarjana Fashion
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
229 P SMA Kuliner
Timur Tahun Tahun
jakarta < 25 1-3
230 P SMA Kuliner
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
231 L Sarjana Jasa
Timur Tahun Tahun

184
Lama
Lokasi Jenis Pendidikan Bidang
No Usia UMKM
UMKM Kelamin Formal UMKM
Berdiri
Jakarta < 25 1-3
232 L SMA Fashion
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
233 L SMA Distributor
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
234 P SMA Kuliner
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
235 L Sarjana Distributor
TImur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
236 L Sarjana Jasa
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
237 P Sarjana Kuliner
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 3-7
238 P Sarjana Fashion
Timur Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
239 L Sarjana Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
240 L SMA Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
241 L SMA Distributor
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
242 L SMA Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
243 P Sarjana Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
244 P Sarjana Fashion
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
245 P Sarjana Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
246 P SMA Jasa
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
247 P SMA Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
248 L SMA Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 > 10
249 P Sarjana Fashion
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
250 P Sarjana Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
251 P Sarjana Kuliner
Utara Tahun Tahun
Jakarta < 25 1-3
252 P SMA Fashion
Utara Tahun Tahun

185
186
Jawaban Responden Variabel Mental Accounting

N MA MA MA MA MA MA MA MA MA MA_ MA_ MA_ MA_ MA_ MA_ MA_


o _1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 _9 10 11 12 13 14 15 16
1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
2 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5
3 2 2 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 2 5
4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 3 4 5
5 5 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
6 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
7 4 3 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3
8 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
9 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5
10 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
11 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5
12 2 2 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4
13 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5
14 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
15 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5
16 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
18 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5

187
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 3 2 3 4 3 5 5 5 2 2 2 3 2 3 2 2
22 4 2 3 3 1 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4
23 2 2 4 4 2 5 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2
24 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 2 4
25 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
26 5 3 4 4 3 5 4 2 4 4 5 5 5 4 3 5
27 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
28 5 2 5 5 4 5 5 3 5 4 4 5 4 5 2 4
29 4 3 4 4 3 5 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4
30 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5
31 4 2 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5
32 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
34 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4
35 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3
36 5 2 4 4 2 5 5 3 5 4 5 5 5 5 2 5
37 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 2 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
39 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
41 3 2 5 3 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 3 4
42 1 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5
43 5 3 3 4 5 4 3 5 5 3 5 5 3 4 5 4

188
44 5 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4
45 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
50 4 3 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4
51 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4
52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
53 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
54 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
56 5 1 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4
57 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
58 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
59 5 2 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5
60 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
61 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
62 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4
63 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
64 2 1 5 5 4 5 5 5 5 3 2 5 4 4 2 5
65 4 2 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 4 2 2 4
66 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4
67 3 3 4 4 3 5 4 3 3 5 5 5 5 4 3 4

189
68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
69 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
73 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4
74 5 1 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
75 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5
78 5 1 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 4 4 5 4 3 5 5 2 4 5 3 4 2 4 3 4
81 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5
82 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
83 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
84 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
85 5 2 3 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4
86 5 3 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4
87 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
88 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4
89 4 3 5 4 3 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4
90 3 2 4 4 2 5 5 3 4 5 3 4 4 4 3 3
91 5 2 5 4 3 5 5 4 4 5 5 5 3 4 3 5

190
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 4 3 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5
95 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
96 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3
97 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 3 4
98 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
99 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
10
5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5
0
10
4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
1
10
5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5
2
10
5 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4
3
10
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
4
10
4 3 5 4 2 5 5 4 4 3 2 3 5 4 4 5
5
10
5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5
6
10
5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7
10
4 2 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 3 2 4
8

191
10
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
9
11
3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
0
11
3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4
1
11
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
2
11
3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3
3
11
5 3 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4
4
11
4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3
5
11
3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5
6
11
5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5
7
11
4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4
8
11
5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5
9
12
4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0
12
4 3 5 4 3 5 5 3 5 5 5 4 5 4 3 5
1
12
4 3 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 3 3
2

192
12
4 2 4 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4
3
12
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3
4
12
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5
12
4 3 3 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
6
12
5 1 2 2 3 5 4 3 3 4 5 5 3 4 4 4
7
12
5 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
8
12
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
9
13
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
0
13
5 1 5 4 3 5 3 4 5 4 5 5 5 3 2 4
1
13
5 3 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
2
13
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
3
13
4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3
4
13
5 4 5 4 3 4 3 5 3 4 5 4 5 4 3 4
5
13
5 3 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4
6

193
13
4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
7
13
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
8
13
5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 3 3 5
9
14
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5
0
14
4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
14
5 3 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
14
5 3 4 4 2 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4
3
14
5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
4
14
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
14
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5
6
14
4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
7
14
5 2 4 4 2 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5
8
14
4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
9
15
3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4
0

194
15
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
1
15
3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4
2
15
4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5
3
15
5 3 3 4 3 5 5 3 5 4 5 4 5 2 4 2
4
15
4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5
15
5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
6
15
3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7
15
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8
15
5 3 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 3 5
9
16
4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
0
16
4 4 5 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4
1
16
5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
16
5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5
3
16
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4

195
16
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4
5
16
4 3 5 4 5 5 4 3 4 5 2 4 5 3 2 4
6
16
3 2 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 3 1 4
7
16
4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3
8
16
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
9
17
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
0
17
5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
1
17
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
2
17
3 4 5 4 2 5 5 4 5 4 5 4 3 3 4 5
3
17
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
4
17
5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
5
17
5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6
17
4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
7
17
2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
8

196
17
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9
18
5 4 3 3 2 4 5 4 5 3 4 5 3 3 2 4
0
18
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
18
5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
18
3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
3
18
4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3
4
18
4 4 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4
5
18
4 2 3 4 2 3 5 3 3 4 3 3 4 3 2 3
6
18
5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
7
18
4 2 3 3 3 5 4 3 5 3 3 5 4 4 3 4
8
18
5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 1 3 3 3 3 4
9
19
4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5
0
19
4 3 5 4 3 5 5 3 5 5 5 4 5 4 3 5
1
19
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2

197
19
5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 4 4
3
19
5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
4
19
5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 1 3 3 3 3 4
5
19
5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6
19
5 1 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4
7
19
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8
19
4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
9
20
4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0
20
4 3 5 4 3 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5
1
20
3 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
20
4 3 5 5 4 5 5 4 3 5 3 4 3 3 3 4
3
20
4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4
20
5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
5
20
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6

198
20
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7
20
4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5
8
20
4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 3 3 3
9
21
5 1 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 1 5
0
21
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
21
5 3 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5
2
21
5 3 3 3 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4
3
21
4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4
21
5 4 4 3 5 5 3 4 4 3 5 5 4 3 3 4
5
21
4 3 5 4 2 5 5 4 4 3 2 3 5 4 4 5
6
21
5 4 4 3 5 5 3 4 4 3 5 5 4 3 3 4
7
21
4 3 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3
8
21
2 2 4 3 3 5 5 3 3 5 5 5 3 5 4 5
9
22
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
0

199
22
5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5
1
22
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
2
22
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
3
22
5 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 5
4
22
3 3 5 5 3 5 3 5 5 4 3 5 3 5 2 5
5
22
4 2 3 4 2 5 5 3 3 3 3 4 4 4 2 4
6
22
4 3 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7
22
5 2 4 4 3 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 5
8
22
4 3 4 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5
9
23
5 3 4 3 2 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4
0
23
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
23
3 3 5 4 3 5 5 5 5 4 3 5 3 3 4 4
2
23
4 1 5 5 1 5 4 5 4 3 3 4 3 2 4 5
3
23
5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4

200
23
4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 3 5 5 4 2 4
5
23
5 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4
6
23
5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4
7
23
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
8
23
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5
9
24
4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
0
24
4 3 4 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4
1
24
4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
2
24
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3
24
5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4
24
4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4
5
24
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
6
24
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
7
24
4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
8

201
24
5 3 4 4 3 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4
9
25
4 2 5 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4
0
25
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
1
25
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
2

202
Jawaban Responden Variabel Growth Mindset

GM GM GM GM GM GM GM GM GM GM_ GM_ GM_ GM_ GM_ GM_ GM_ GM_


No
_1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 _9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
6 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 4 3 4 4 3 2 3 3 4 5 4 4 4 5 4 2 4
8 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 2 2
9 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5
10 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 4 4
12 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
13 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4
14 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
15 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 3 5
16 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5
17 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 1
18 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 1
19 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

203
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
21 3 4 5 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5
22 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 2 4 3 3 4
23 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4
24 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3
25 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3
26 2 5 3 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
27 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 3
28 3 4 4 3 3 2 5 3 3 3 4 4 4 5 4 5 3
29 3 3 4 3 3 3 5 3 3 5 5 5 5 5 3 3 3
30 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
31 4 5 4 5 3 3 3 4 3 3 5 5 5 3 3 4 4
32 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 3
35 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
36 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4
37 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4
38 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
39 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3
40 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 1
41 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1
42 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
43 3 4 4 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3

204
44 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
45 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 5 5 5 5 3 2 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4
48 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
50 3 4 5 5 5 4 5 3 3 3 4 3 4 4 3 4 5
51 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
52 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
53 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
54 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
55 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
56 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
57 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
59 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
60 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
61 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
62 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 4 3 4
63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
64 5 3 4 4 4 3 5 1 4 4 3 5 3 3 2 5 5
65 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2
66 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 4 3
67 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4

205
68 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
69 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4
73 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
74 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5
78 3 3 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 5 3 4 3 4 3 3
81 2 4 4 4 4 5 4 2 2 2 5 5 3 4 3 4 4
82 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
83 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
84 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4
85 5 5 5 4 5 3 3 4 4 3 5 4 5 3 3 5 5
86 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5
88 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 5
89 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 4 4 5 4 2 3 5
90 3 4 4 4 4 2 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5
91 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3

206
92 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4
95 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
96 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
97 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
98 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
99 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5
100 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5
101 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
102 2 5 4 5 4 4 5 3 2 3 4 5 5 4 4 4 5
103 3 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
104 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
105 5 5 3 4 3 4 3 4 5 5 3 4 4 3 5 4 4
106 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5
107 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
109 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3
110 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
111 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4
112 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4
113 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
114 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4
115 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5

207
116 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5
117 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
118 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4
119 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
120 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
121 4 3 4 5 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 5
122 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 5
123 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
124 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
125 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
126 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5
127 3 3 4 3 3 5 3 2 3 4 4 3 5 5 5 3 2
128 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
129 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5
130 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5
131 4 5 4 4 3 3 4 3 2 2 5 5 5 4 4 4 5
132 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
133 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4
134 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3
135 5 4 3 4 3 4 5 4 4 3 5 5 3 4 4 4 5
136 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3
137 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
138 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5
139 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3

208
140 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 5 3 5 4 4 3
141 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
142 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
143 2 3 3 3 3 5 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4
144 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
145 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
146 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5
147 4 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 3
148 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5
149 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
150 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
151 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
152 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5
153 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4
154 4 4 2 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 2
155 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3
156 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
157 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
158 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
159 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4
160 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
161 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
162 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5
163 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4

209
164 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
165 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5
166 5 5 3 3 5 1 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 4
167 2 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 4 4 2 3 4 5
168 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 5 5 3 5
169 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3
170 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
171 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5
172 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
173 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 5
174 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5
175 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
176 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
177 4 4 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4
178 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
179 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
180 5 5 3 4 4 3 2 4 5 4 4 5 5 1 4 3 5
181 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
182 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
183 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4
184 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4
185 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5
186 4 3 3 3 3 2 4 3 4 5 4 4 5 3 4 5 5
187 4 4 5 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 3 5

210
188 3 2 4 5 3 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 5
189 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
190 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 4 5 4 4 2 4
191 4 3 4 5 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 5
192 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4
193 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5
194 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
195 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
196 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
197 3 4 4 5 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
198 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
199 3 5 4 4 4 4 5 2 3 3 4 4 5 4 4 3 5
200 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
201 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5 4 4 5
202 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
203 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 5 4 3 3 4
204 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
205 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5
206 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
207 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
208 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4
209 3 4 3 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 5 3 3 4
210 1 5 5 4 4 4 5 3 3 4 5 5 5 5 4 5 4
211 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

211
212 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4
213 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
214 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3
215 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5
216 5 5 3 4 3 4 3 4 5 5 3 4 4 3 5 4 4
217 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5
218 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
219 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5
220 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
221 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
222 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4
223 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
224 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5
225 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
226 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
227 4 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 4 3 5 5
228 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 4 4
229 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3
230 5 5 4 4 5 4 5 3 3 3 3 3 3 5 4 5 4
231 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
232 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3
233 4 4 3 4 4 5 5 3 4 5 4 5 4 3 3 1 5
234 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4
235 2 4 2 2 4 4 5 4 2 5 4 5 4 4 4 3 5

212
236 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
237 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5 5 5 4 3 4 5 5
238 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5
239 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
240 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
241 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
242 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
243 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
244 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
245 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
246 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
247 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3
248 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
249 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
250 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5
251 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5
252 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

213
Jawaban Responden Variabel Micro Business Performance

No MBS_1 MBS_2 MBS_3 MBS_4 MBS_5 MBS_6 MBS_7 MBS_8 MBS_9 MBS_10 MBS_11 MBS_12
1 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
2 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5
3 2 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3
7 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
8 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
9 4 3 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5
12 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
13 3 3 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5
14 3 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5
15 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
16 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4
17 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
19 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

214
21 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4
22 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
25 3 3 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5
26 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
27 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
28 2 1 2 1 1 5 5 5 5 5 5 4
29 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5
30 3 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5
31 3 2 3 4 4 3 5 5 5 5 5 4
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
35 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 2 4 3 4 5 3 5 4 5 5 5
37 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
38 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
39 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 4 1 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4
41 2 1 3 1 2 3 3 4 4 4 5 4
42 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5
43 1 2 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5
44 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

215
45 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
48 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5
50 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
51 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5
52 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
53 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
54 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
55 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
56 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4
57 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
58 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
59 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
60 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
61 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
62 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
63 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4
64 5 4 5 4 2 4 5 4 4 4 5 4
65 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
66 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
67 3 2 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5
68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

216
69 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
72 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4
73 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
74 3 3 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
76 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
77 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4
78 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4
81 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5
82 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3
83 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5
84 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4
85 1 2 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5
86 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4
87 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5
88 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5
89 4 3 4 4 4 3 3 5 4 5 5 5
90 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4
91 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
92 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4

217
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
95 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
96 3 2 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5
97 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
98 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
99 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
100 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4
101 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
102 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
103 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
104 3 3 3 5 5 5 4 4 5 4 5 4
105 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4
106 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
107 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
108 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
109 3 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5
110 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
111 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
113 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5
114 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5
115 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4
116 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4

218
117 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
118 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5
119 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
120 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
121 4 2 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4
122 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5
123 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
124 5 4 4 4 2 5 4 4 5 5 5 5
125 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
126 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4
127 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
128 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
129 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
130 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
131 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
132 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5
133 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
134 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3
135 4 3 4 4 5 3 4 5 3 5 3 4
136 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5
137 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
138 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
139 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5
140 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4

219
141 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
142 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
143 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
144 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
145 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
146 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5
147 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5
148 3 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5
149 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
150 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4
151 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5
152 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5
153 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4
154 4 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 3
155 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
156 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
157 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
158 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
159 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
160 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
161 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
162 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
163 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4
164 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5

220
165 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
166 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
167 3 2 3 2 1 1 2 5 4 4 5 3
168 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4
169 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
170 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
171 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
172 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
173 3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
174 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3
175 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
176 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
177 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5
178 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
179 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
180 4 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4
181 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
182 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
183 3 2 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4
184 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5
185 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5
186 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 5
187 2 3 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4
188 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 5 4

221
189 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
190 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
191 4 2 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4
192 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
193 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
194 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
195 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
196 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
197 3 3 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5
198 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
199 4 5 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5
200 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
201 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5
202 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
203 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4
204 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5
205 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
206 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
207 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
208 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5
209 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5
210 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
211 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
212 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4

222
213 5 5 4 3 5 4 5 3 5 4 5 5
214 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
215 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5
216 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4
217 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5
218 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
219 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
220 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
221 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
222 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5
223 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
224 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
225 3 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4
226 4 2 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5
227 5 4 5 3 3 3 5 4 5 4 5 4
228 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5
229 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
230 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4
231 3 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
232 2 3 3 2 2 4 5 5 5 5 5 5
233 4 3 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5
234 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
235 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
236 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

223
237 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
238 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
239 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
240 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
241 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
242 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
243 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
244 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
245 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5
246 3 3 3 5 5 5 4 4 5 4 5 4
247 3 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5
248 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
249 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
250 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4
251 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3
252 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

224
LAMPIRAN 4

Output Hasil Pengujian Data

225
A. Hasil Uji Outer Model

1) Hasil Convergent Validity


Tabel Outer Loading

GM MA MBS
GM_2 0,776
GM_3 0,772
GM_4 0,769
GM_8 0,791
GM_10 0,744
GM_11 0,765
GM_15 0,753
MA_4 0,762
MA_8 0,766
MA_9 0,809
MA_10 0,800
MA_12 0,767
MBS_5 0,680
MBS_6 0,777
MBS_7 0,805
MBS_9 0,816
MBS_10 0,787
MBS_12 0,764

226
2) Hasil Discriminant Validity

GM MA MBS
GM_2 0,776 0,560 0,538
GM_3 0,772 0,536 0,587
GM_4 0,769 0,526 0,550
GM_8 0,791 0,577 0,517
GM_10 0,744 0,483 0,497
GM_11 0,765 0,539 0,659
GM_15 0,753 0,456 0,488
MA_4 0,525 0,762 0,501
MA_8 0,507 0,766 0,347
MA_9 0,520 0,809 0,482
MA_10 0,574 0,800 0,487
MA_12 0,552 0,767 0,486
MBS_5 0,572 0,369 0,680
MBS_6 0,533 0,427 0,777
MBS_7 0,579 0,529 0,805
MBS_9 0,571 0,501 0,816
MBS_10 0,554 0,500 0,787
MBS_12 0,514 0,415 0,764

3) Uji Reliabilitas
Tabel Composite Reliability

Composite Reliability
Growth Mindset 0,909
Mental Accounting 0,886
Micro Business Performance 0,899

Tabel Cornbach Alpha

Cronbach's Alpha
Growth Mindset 0,884
Mental Accounting 0,840
Micro Business Performance 0,864

227
B. Uji Inner Model
Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi

Gambar Inner Model Setelah Modifikasi

228
1. Uji Hipotesis
Tabel Path Coefficients

Original Sample Standard


T Statistics P Significant
Path Sample Mean Deviation Results
(|O/STDEV|) Values level
(O) (M) (STDEV)

MA→MBS 0,191 0,190 0,156 1,224 0,126 NS Rejected

MA→GM 0,687 0,691 0,039 17,421 0,000 ** Accepted

GM→MBS 0,587 0,589 0,066 8,860 0,000 ** Accepted

*p< .05. **p< .01.

2. Evaluasi Model
Tabel R-Square

R-Square

Growth Mindset 0,473

Micro Business Performance 0,535

229

Anda mungkin juga menyukai