Anda di halaman 1dari 153

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

TERHADAP REAKSI INVESTOR DENGAN ENVIRONMENTAL

PERFORMANCE RATING SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
HAEKAL SYAUKANIE PUTRA
NIM. 1111082000117

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2015 M
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

TERHADAP REAKSI INVESTOR DENGAN ENVIRONMENTAL

PERFORMANCE RATING SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
HAEKAL SYAUKANIE PUTRA
NIM. 1111082000117

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM. Putriesty Mandasari, SE, M.Si.


NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19840608 201101 2010

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2015 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF

Hari ini Selasa 11 Agustus 2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Haekal Syaukanie Putra
2. NIM : 1111082000117
3. Jurusan : Akuntansi/Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure
terhadap Reaksi Investor dengan Environmental
Performance Rating sebagai Variabel Moderasi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2015

1. M. Nur Riyanto Al Arif, SE., M.Si


NIP. 19811013 200801 1 006
( _____________________________ )
Penguji I

2. Fitri Damayanti, SE., M.Si.


NIP. 19810731 200604 2 003
( _____________________________ )
Penguji II

3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA.


NIP. 19760924 200604 2 002
( _____________________________ )
Penguji III

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis 26 Nopember 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. 1 Nama : Haekal Syaukanie Putra
2. NIM : 1111082000117
3. Jurusan : Akuntansi/Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure
terhadap Reaksi Investor dengan Environmental
Performance Rating sebagai Variabel Moderasi.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Nopember 2015

1. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP.


NIP. 19720516200911006 ( ___________________ )
Ketua

2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA.


NIP. 19760924 200604 2 002 ( ___________________ )
Sekretaris

3. Dr. Yahya Hamja, MM.


NIP. 19490602 197803 1 001 ( ___________________ )
Pembimbing I

4. Putriesty Mandasari, SE., M.Si.


NIP. 19840608 201101 2010
( ___________________ )
Pembimbing II

5. Fitri Damayanti, SE., M.Si.


NIP. 19810731 200604 2 003 ( ___________________ )
Penguji Ahli

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Haekal Syaukanie Putra
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1993
3. Alamat : Jalan Masjid Gg. H. Jimin RT.009/RW.02,
Kel. Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan,
Kota Adm. Jakarta Selatan
4. Telepon : 081286123492
5. Email : haekalsyaukanie@gmail.com

II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


1. SD Islam An-Najah Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 90 Jakarta Tahun 2008-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Akuntansi Tahun 2011-2015

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Nama Ayah : Abdul Khoir HM
2. Nama Ibu : Marsiyah
3. Alamat : Jalan Masjid Gg. H. Jimin RT.009/RW.02,
Kel. Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan,
Kota Adm. Jakarta Selatan.
4. Anak Ke- dari : 1 dari 1 bersaudara

IV. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Pengurus Karang Taruna RT.009/RW.02
2. Pengurus NFC 90 Tahun 2010
3. Sekertaris Umum Dekan Cup Tahun 2012
4. Wakil Sekertaris Umum Accounting Fair UIN Tahun 2013

V. PENGALAMAN KERJA
1. Interviewer, Litbang Harian Kompas Tahun 2013
2. A/P Administration, PT. Bangun Investa Graha Tahun 2015

vi
ABSTRACT
The Effects of Corporate Social Responsibility Disclosure on Investor’s
Reaction with Environmental Performance Rating as Moderation Variable
By: Haekal Syaukanie Putra

This study aims to determine the effect of independent variable, corporate


social responsibility disclosure (CSR-disclosure) proxied by the three indicators
of Sustainability Reporting Guidelines 3.1 (G.3.1) based on Global Reporting
Intiative (GRI) (economic, environment, and social) on dependent variable,
investor reaction proxied by cumulative abnormal return (CAR). Based on
inconsistent results among previous study, purposed a variable moderating,
environmental performance rating (EnP) is suspected to strengthen relationship
between the three indicators of CSR-disclosure by the CAR.
This study uses a sample of companies included in the high-profile
industrial group listed on Indonesian Stock Exchang (IDX) period 2012-2014.
Based on judgement sampling method, the number of companies in this study
were 22 compenies with 66 observation data. The data analysis methods uses
multiple regressions analysis and moderate regression analysis.
The result showed that the higher CSR-disclosure economic and CSR-
disclosure social increase the value of CAR is significantly, while CSR-disclosure
environment increase the value of CAR is not significantly. EnP variable can
strengthen relationship between CSR-disclosure social on CAR, but EnP variable
can’t strengthen relationship between CSR-disclosure economic on CAR and
relationship between CSR-disclosure environment on CAR.

Keyword: CSR-disclosure economic, CSR-disclosure environment, CSR-


disclosure social, cumulative abnormal return, environmental
performance rating.

vii
ABSTRAK
Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap
Reaksi Investor dengan Peringkat Kinerja Lingkungan sebagai Variabel
Moderasi
Oleh: Haekal Syaukanie Putra

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen,


pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan (CSR-
disclosure) yang diproksikan dengan ketiga indikator Sustainability Reporting
Guidelines 3.1 (G.3.1) yang digagas oleh Global Reporting Inviative (GRI)
(ekonomi, lingkungan, dan sosial) terhadap reaksi investor yang diproksikan
dengan akumulasi pengembalian tak normal (Cumulative Abnormal Return--
CAR). Berdasarkan hasil yang tidak konsisten antara penelitian-penelitian
terdahulu, diajukan model variabel moderasi yaitu peringkat kinerja lingkungan
(Environmental Performance Rating--EnP) yang diduga dapat memperkuat
hubungan antara ketiga indikator CSR-disclosure terhadap CAR.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dalam kelompok industri
high profile yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.
Berdasarkan metode judgement sampling, sampel perusahaan yang diperoleh
sebanyak 22 perusahaan dengan total data observasi sebanyak 66 data. Metode
analisis data menggunakan metode analisis regresi berganda dan analisis regresi
moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi CSR-disclosure
indikator ekonomi dan CSR-disclosure indikator sosial akan semakin
meningkatkan nilai CAR secara signifikan, sedangkan adanya peningkatan CSR-
disclosure indikator lingkungan meningkatkan nilai CAR secara tidak signifikan.
Variabel EnP mampu memperkuat hubungan antara CSR-disclosure indikator
sosial terhadap CAR, namun variabel EnP tak mampu memperkuat hubungan
antara CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap CAR dan hubungan antara
CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap CAR.
Kata kunci: CSR-disclosure indikator ekonomi, CSR-disclosure indikator
lingkungan, CSR-disclosure indikator sosial, cumulative abnormal
return, environmental performance rating.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab, yang telah memberikan


karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap
Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating sebagai Variabel
Moderasi” ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju
jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak, mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Babeh, sebutan penulis untuk Bapak Abdul Khoir HM, yang sudah
mengajarkan penulis akan artinya kesungguh-sungguhan dalam berbuat
yang selama proses penulisan skripsi ini sedang diuji raganya oleh Allah
SWT dengan sebuah sakit, semoga diberikan keikhlasan, kesabaran,
kesembuhan dan kesehatan agar penulis dapat selalu berbakti kepada
beliau.
2. Mamah, dengan ketangguhannya telah melahirkan penulis dan dengan
kesabarannya telah mengajari penulis untuk menulis, tidak hanya huruf,
kata maupun kalimat, tapi di dalamnya terkandung akan tulisan tentang
ketabahan, daya juang, dan kelapangan hati untuk selalu menerima hasil
setelah proses terbaik dilakukan.
3. Bapak Dr. Arif Mufraini, LC., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM, selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan arahan
akademik selama masa perkuliahan berlangsung.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan arahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang
telah Bapak berikan selama proses penyusunan skripsi.
8. Ibu Putriesty Mandasari, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, mencurahkan
perhatian, memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Terima
kasih atas semua ilmu yang telah Ibu berikan selama proses penyusunan
skripsi.
9. Sahabat seperjuangan penulis, Dwi Hirlana Desi, Ichwan Sidik dan Rafiq
Syauqi, kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang indah, terima
kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
10. Shinta Ayu Bestari, yang telah memberikan kebebasan waktu kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, serta senantiasa mau menemani
penulis dalam keheningan.
11. Rekan Accounting B angkatan 2011 yang telah bersama-sama berjuang,
berdoa, dan berbagi tawa, duka, suka dan cerita selama masa perkuliahan.
12. Teman-teman yang rela membantu dalam proses penyusunan skripsi ini,
Irfan Ardiansyah, Agung Prabowo, Rian Widyotomo, Muhamad Fakhri
Anshori, Muhamad Imam Arifiyanto, Amanah, Maria Ulfa, Nur Fitriyanti,
Rahma Helmi, dan Amna Suresti, terima kasih atas ilmu yang rela
dibagikan kepada penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu.

x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 26 Nopember 2015

Haekal Syaukanie Putra

xi
DAFTAR ISI

Keterangan Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil .............. 12

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)............................................. 12

xii
2. Konflik Keagenan (Agency Problem) ................................... 14

3. Reaksi Investor ...................................................................... 17

a. Abnormal Return .............................................................. 17

b. Hubungan Abnormal Return dengan Efisiensi Pasar ....... 21

4. Corporate Social Responsibility ........................................... 22

a. Definisi Corporate Social Responsibility ......................... 22

b. Corporate Social Responsibility Disclosure .................... 24

c. Konsep Corporate Social Responsibility Disclosure

berdasarkan Global Reporting Intiative ........................... 27

5. Environmental Performance Rating ..................................... 36

a. Kriteria Penilaian .............................................................. 37

b. Manfaat PROPER ............................................................. 39

B. Penelitian Terdahulu .................................................................. 40

C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 50

D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 52

1. Pengaruh CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor ............ 52

2. Peran Environmental Performance Rating sebagai Pemoderasi

CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor ............................. 54

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 57

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ................................... 57

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 60

xiii
D. Metode Analisis Data ................................................................. 61

1. Statistik Deskriptif ................................................................ 62

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 62

a. Uji Normalitas .................................................................. 63

b. Uji Multikolineritas .......................................................... 63

c. Uji Heteroskedestisitas ..................................................... 64

d. Uji Autokorelasi ............................................................... 64

3. Pengujian Hipotesis ............................................................... 65

a. Pengujian dengan Regresi Berganda (Model 1) ............... 66

b. Pengujian dengan Regresi Moderasi (Model 2) ............... 67

1) Koefisien Determinasi ............................................... 68

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................. 68

3) Uji Signifikansi Parameter (Uji Statistik t) ............... 69

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 69

1. Variabel Dependen (Y) ......................................................... 69

2. Variabel Independen (X) ....................................................... 72

3. Variabel Moderasi ................................................................. 75

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 77

1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................... 77

2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................. 78

B. Analisis Data .............................................................................. 80

1. Hasil Statistik Deskriptif ....................................................... 80

xiv
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 82

a. Hasil Uji Normalitas ......................................................... 82

b. Hasil Uji Multikolineritas ................................................. 83

c. Hasil Uji Heteroskedestisitas ............................................ 84

d. Hasil Uji Autokorelasi ...................................................... 84

3. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 85

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................... 86

b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................ 88

c. Hasil Uji Signifikansi Parameter (Uji t) ............................ 90

C. Pembahasan ............................................................................... 92

1. Pengaruh CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor ............ 92

2. Peran Environmental Performance Rating sebagai Pemoderasi

CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor ............................ 98

BAB. V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 102

B. Saran .......................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman


1.1 Jumlah Kasus Lingkungan Hidup yang Ditangani oleh KLH .....................3

2.1 Kriteria Peringkat PROPER.......................................................................38

2.2 Manfaat PROPER .....................................................................................40

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................45

3.1 Daftar Kelompok Industri High Profile yang tercatat di BEI ...................58

3.2 Data dalam Penelitian ...............................................................................61

3.3 Skor Peringkat PROPER ...........................................................................76

3.4 Operasional Variabel dan Pengukuran ......................................................76

4.1 Proses Penentuan Sampel Penelitian .........................................................77

4.2 Daftar Kelompok Industri High Profile Sampel Penelitian ......................78

4.3 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian .............................................79

4.4 Hasil Statistik Deskriptif ...........................................................................80

4.5 Hasil Uji Normalitas .................................................................................82

4.6 Hasil Uji Multikolineritas .........................................................................83

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................................84

4.8 Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................................85

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1 .................................................86

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 2 .................................................87

4.11 Hasil Uji F Model 1 ...................................................................................91

4.12 Hasil Uji F Model 2 ...................................................................................91

xvi
4.13 Hasil Uji t Model 1 ....................................................................................88

4.14 Hasil Uji t Model 2 ....................................................................................89

4.15 Ringkasan Hasil Penelitian .....................................................................101

xvii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman


2.1 Periode Estimasi dan Periode Jendela .......................................................18

2.2 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................50

3.1 Periode Pengamatan Abnormal Return .....................................................71

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman


Lampiran 1. Perusahaan Sampel Penelitian ....................................................110

Lampiran 2. Pemilihan Perusahaan Sampel Penelitian ...................................111

Lampiran 3. CSR-disclosure Index Berdasarkan GRI G.3.1 ..........................112

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ........................................115

Lampiran 5. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Ekonomi .......................116

Lampiran 6. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Lingkungan ..................118

Lampiran 7. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Sosial ...........................121

Lampiran 8. Skor PROPER Perusahaan Sampel Penelitian ...........................125

Lampiran 9. Perhitungan Cumulative Abnormal Return ................................126

Lampiran 10. Hasil Analisis Data .....................................................................129

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor

ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku

kepentingan yang lainnya ketika menilai kinerja suatu perusahaan untuk

membuat keputusan (Kastutisari dan Dewi, 2014:103). Ada berbagai macam

sumber informasi lain yang dapat dipakai, karena pada praktiknya laporan

keuangan saja tidak cukup untuk pengambilan keputusan, salah satunya

informasi tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan atau lebih lanjut

dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Cheng dan

Christiawan (2011:24) pengambilan keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya

melihat kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya

kinerja entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan.

Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana

para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang

mengedepankan aspek berkelanjutan (sustainability) ke dalam strategi dan

operasi perusahaan. Nuzula dan Kato (2010) membenarkan bahwa upaya

perusahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor

memberikan respon yang baik pada perusahaan-perusahaan tersebut. Survei

global yang dilakukan oleh The Economist Intellegence Unit menunjukkan

bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan

1
CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Shidarta

dan Juniarti, 2015:246).

CSR merupakan kewajiban setiap perusahaan terhadap komunitas sekitar

yang dilakukan secara sustainability sebagai dampak dari aktivitas operasional

perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang dengan

memberikan bantuan serta solusi yang terbaik kepada karyawan, masyarakat,

konsumen serta lingkungan (Kastutisari dan Dewi, 2014:103). Aktivitas

operasional sebagai aktivitas utama perusahaan tidak hanya menciptakan

berbagai manfaat seperti mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, namun juga menimbulkan dampak yang negatif bagi

lingkungan sekitar seperti pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Kasus-kasus yang terjadi di PT Freeport Indonesia dan PT Newmont

merupakan contoh dampak negatif yang disebabkan oleh keinginan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga

melakukan eksploitasi sumber daya alam dan manusia (sosial) dengan tidak

terkendali (Merina dan Noviardy, 2015:2). Menurut Brigham dan Houston

(2009:20), perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk memberikan

lingkungan kerja yang aman, untuk menghindari polusi udara atau air, dan

untuk menghasilkan produk-produk yang aman. Perusahaan juga harus

memiliki komitmen untuk selalu berpartisipasi dalam menjaga pembangunan

keberlanjutan yang hasilnya akan terus dapat memenuhi kebutuhan generasi

sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam

memenuhi kebutuhannya (GRI G.3.1, 2011:2)

2
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) mencatat penanganan kasus-kasus

lingkungan hidup terkait dengan pencemaran, limbah B3, kebakaran hutan,

dan kerusakan lahan selama kurun waktu 2012-2014 mengalami peningkatan

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Kasus Lingkungan Hidup yang Ditangani oleh KLH
Kasus Lingkungan Hidup yang Ditangani
No Tahun Lanjutan dari Jumlah
Kasus Baru
Tahun Sebelumnya
1. 2012 34 31 65
2. 2013 46 66 112
3. 2014 64 71 135
Sumber: Laporan Kinerja KLH, 2014.

CSR di Indonesia baru diwajibkan bagi perusahaan di bidang tertentu saja

terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di

Indonesia. CSR bersifat wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu

yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74

bahwa perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan atau yang

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Selain perusahaan wajib melaksanakan CSR, Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 66 ayat 2 juga mewajibkan perusahaan

untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam

laporan tahunan.

Kastutisari dan Dewi (2014:103) menyatakan bahwa walaupun telah diatur

oleh pemerintah dalam Undang-Undang, namun tata cara pelaksanaan CSR

tidak dijelaskan secara spesifik. Undang-Undang tidak menjelaskan secara

3
rinci bagaimana CSR dilakukan dan dilaporkan dalam laporan tahunan,

sehingga dalam pelaksanaannya perusahaan terkesan hanya untuk memenuhi

peraturan. Padahal, investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapkan

dalam laporan tahunan perusahaan yang berarti investor dapat meningkat.

Tidak adanya aturan mengenai tata cara pelaksanaan CSR, menjadikan

item-item CSR yang diungkapkan perusahaan masih bersifat sukarela

(voluntary). Lako (2010:65) menganjurkan perusahaan untuk bisa mulai

mengadopsi Sustainability Reporting Guidelines (SRG) dari Global Reporting

Intiative (GRI) karena belum adanya pedoman dari pemerintah dan Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI). GRI memberikan pedoman yang cukup

komperhensif bagi perusahaan dalam pelaporan informasi CSR.

Owen (2005:2) menjelaskan bahwa setelah terjadinya kasus yang

menimpa Enron di Amerika Serikat, perusahaan lebih memberikan perhatian

yang besar terhadap pelaporan berkelanjutan (sustainability report).

Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep

sustainability report. Dalam konsep sustainability report digunakan metode

triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari

sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi,

lingkungan dan sosial. Gagasan ini merupakan akibat dari adanya 3 dampak

operasi perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. GRI Guidelines

menyebutkan bahwa perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas

perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard

disclosures (Cheng dan Christiawan, 2011:26).

4
Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirim sinyal

melalui laporan tahunannya (Scott, 2012 dalam Kastutisari dan Dewi,

2014:103). Oleh karena itu, adanya informasi Corporate Social Responsibility

Disclosure (CSR-disclosure) dalam laporan tahunan atau laporan tersendiri

yang disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan perusahaan diharapkan

dapat dijadikan sebagai sinyal kepada investor untuk dipakai dalam

pengambilan keputusan. Menurut Jogiyanto (2009:557) abnormal return

merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan

pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai

bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan

transaksi di pasar modal. Apabila informasi CSR-disclosure dipertimbangkan

investor dalam pengambilan keputusan diikuti dengan kenaikan pembelian

saham perusahaan sehingga terjadi kenaikan harga saham yang melebihi

return yang diekspektasikan oleh investor sehingga pada akhirnya informasi

CSR-disclosure merupakan informasi yang memberikan nilai tambah bagi

investor dan menyebabkan abnormal return (Cheng dan Christiawan,

2011:25).

Ada beberapa penelitian lain yang menjelaskan hubungan CSR-disclosure

dengan reaksi investor. Hasil penelitian Nuzula dan Kato (2010) pada

perusahaan di Jepang menunjukkan bahwa investor memberikan respon

terhadap CSR-disclosure. Di Indonesia, selain Nurdin dan Cahyandito (2006),

Cheng dan Christiawan (2011) juga menyimpulkan bahwa investor Indonesia

5
mempertimbangkan informasi CSR untuk membuat keputusan. Sukanto

(2012) lebih spesifik menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial

CSR economy, CSR environment, dan CSR social meningkatkan stock return

perusahaan yang diukur dengan Cumulative Abnormal Return (CAR). Hasil

Sukanto dan Widaryanti (2014) menunjukkan hasil yang konsisten hanya

sedikit berbeda pada CSR environment yang berpengaruh negatif terhadap

CAR. Namun demikian, pada penelitian-penelitian lain telah menunjukkan

hasil yang tidak konsisten. Beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang

berbeda adalah Darmadi dan Gunawan (2012), Kastutisari dan Dewi (2014)

dan juga Shidarta dan Juniarti (2015), dimana hasilnya menunjukkan bahwa

CSR-disclosure tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Adanya hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya

menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti. Ditinjau dari

teori agensi (agency theory), adanya kontradiksi penelitian-penelitian

terdahulu dapat diakibatkan karena adanya konflik keagenan (agency

problem) berupa faktor kepercayaan para investor sebagai principal terhadap

informasi yang dipublikasikan (CSR-disclosure) oleh manajemen sebagai

agent. Kelana dan Wijaya (2005:91) menyatakan bahwa aspek kepercayaan

dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam

pasar saham. Oleh sebab itu, suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh

investor dengan beragam. Investor dapat menganggap informasi CSR hanya

sebuah iklan sehingga isi dari informasi tersebut tidak akurat dan dapat

dilebih-lebihkan. Sebagian investor merasa tidak percaya terhadap informasi

6
CSR, karena informasi tersebut hanya bersifat voluntary untuk

pengungkapannya, belum ada standar baku yang mengatur pengungkapan

CSR, dan tidak ada yang menjamin kebenaran dari isi laporan tersebut

sehingga diragukan reliabilitasnya (Donato dan Izzo, 2007).

Ketika kewajaran dan keandalan informasi CSR-disclosure diragukan,

maka harus ada pihak ketiga yang independen untuk menilai kinerja sosial dan

lingkungan perusahaan. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) merupakan

pihak yang independen antara investor sebagai principal dan manajemen

sebagai agent sehingga laporan yang disajikan lebih transparan dan akuntabel.

Untuk mengukur kinerja perusahaan, KLH menggunakan peringkat kinerja

lingkungan (environmental performance rating) yang dilakukan dalam

Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER). PROPER merupakan

instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan

yang berlaku. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat, sehingga

perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif

reputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya (KLH, 2012). Oleh karena itu,

PROPER diharapkan dapat meningkatkan faktor kepercayaan investor

terhadap CSR-disclosure.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian guna mengetahui seberapa besar konsistensi pengaruh

variabel indikator CSR-disclosure (ekonomi, lingkungan, dan sosial) dengan

variabel reaksi investor yang ditunjukkan dengan cumulative abnormal return,

dan meneliti hubungan dari hipotesis sebelumnya dengan perusahaan yang

7
mengikuti environmental performace rating berupa PROPER. Secara khusus,

penelitian ini menganalisa pengaruh CSR-disclosure terhadap reaksi investor

pada kelompok industri high profile yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2012-2014. Maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul,

“Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi

Investor dengan Environemental Performance Rating sebagai Variabel

Moderasi”.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011). Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan pada penelitian sebelumnya adalah CSR-disclosure hanya

diukur secara simultan bukan secara parsial yang menunjukan pengaruh

dari masing-masing indikator CSR-disclosure terhadap reaksi investor.

Selain itu, penelitian sebelumnya mengukur CSR-disclosure

berdasarkan Global Reporting Intiative Sustainability Reporting

Guidelines 3 (GRI G.3) dengan total 79 item pengungkapan, sementara

pada penelitian ini CSR-disclosure diukur berdasarkan GRI G.3.1

dengan total 84 item pengungkapan. Variabel kontrol return on equity

(ROE) dan price book value (PBV) tidak digunakan pada penelitian ini

dikarenakan variabel tersebut telah banyak digunakan dan peneliti

menggantinya dengan variabel moderasi berupa environmental

performance rating.

8
2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri high profile yang

tercatat di BEI periode 2012-2014. Alasan peneliti memilih perusahaan

dalam kelompok industri high profile mengingat kriteria yang diatur

oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, kelompok industri high

profile secara langsung besar pengaruhnya terhadap sumber daya alam

dan cukup banyak dilirik oleh para investor untuk berinvestasi.

Sedangkan populasi pada penelitian sebelumnya adalah perusahaan-

perusahaan di bidang sumber daya alam yang tercatat di BEI selama

periode 2007-2009.

3. Metode uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi berganda (model 1) dan analisis regresi moderasi (model 2).

Model pertama digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing

indikator CSR-disclosure terhadap reaksi investor dan model kedua

digunakan untuk menguji peran environmental performance rating

sebagai pemoderasi hubungan masing-masing indikator CSR-disclosure

dengan reaksi investor. Sedangkan metode uji hipotesis pada penelitian

sebelumnya hanya menggunakan metode analisis berganda untuk

menguji pengaruh CSR-disclosure secara simultan terhadap reaksi

investor yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return.

9
B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh CSR-disclosure dan reaksi investor

a. Apakah CSR-disclosure indikator ekonomi berpengaruh signifikan

terhadap reaksi investor yang ditunjukkan dengan cumulative

abnormal return?

b. Apakah CSR-disclosure indikator lingkungan berpengaruh signifikan

terhadap reaksi investor yang ditunjukkan dengan cumulative

abnormal return?

c. Apakah CSR-disclosure indikator sosial berpengaruh signifikan

terhadap reaksi investor yang ditunjukkan dengan adanya cumulative

abnormal return?

2. Fungsi environmental performance rating sebagai variabel moderasi

a. Apakah environmental performance rating mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap reaksi investor

yang ditunjukkan dengan cumulative abnormal return?

b. Apakah environmental performance rating mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap reaksi

investor yang ditunjukkan dengan cumulative abnormal return?

c. Apakah environmental performance rating mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator sosial terhadap reaksi investor

yang ditunjukkan dengan cumulative abnormal return?

10
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan bukti

empiris atas:

1. Pengaruh CSR-disclosure indikator ekonomi, lingkungan dan sosial

terhadap reaksi investor.

2. Peran environmental performance rating dalam memperkuat hubungan

CSR-disclosure terhadap reaksi investor.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

kepada beberapa pihak, antara lain bagi:

1. Pengembangan Akademik

a. Sebagai kontibusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

di bidang akuntansi dan pasar modal, dan

b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Pengembangan Praktis

a. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

perusahaan dalam memahami peranan CSR-disclosure yang dilakukan

perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.

b. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

investor dalam memberikan gambaran tentang CSR-disclosure

berdasarkan konsep pelaporan dari GRI sehingga dapat dijadikan

sebagai acuan untuk pengambilan keputusan investasi.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal (signaling theory) berakar pada teori akuntansi

pragmatik yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan

perilaku pemakai informasi (Suwardjono, 2005). Menurut Falichin

(2011:12) teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang

diterima masing-masing pihak tidak sama atau asimetri informasi.

Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih

lengkap dan akurat dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan

tentang nilai perusahaan.

Asimetri informasi ini akan terjadi jika manajemen tidak secara

penuh menyampaikan informasi yang diketahuinya tentang semua hal

yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Kurangnya

informasi pihak eksternal mengenai perusahaan menyebabkan mereka

melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.

Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan

memberikan sinyal pada pihak eksternal, sehingga jika manajemen

menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan

merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang dapat berupa

goodnews atau badnews terhadap peristiwa tertentu yang dapat

12
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan

volume perdagangan (Fachlin, 2011:12-13).

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui

pelaporannya dengan mengirim sinyal melalui laporan tahunannya (Scott,

2012 dalam Kastutisari dan Dewi, 2014:103). Teori sinyal mengemukakan

tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal

kepada pengguna laporan keuangan maupun non keuangan. Sinyal ini

berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen

untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau

informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik

daripada perusahaan lain (Jam’an, 2008:4).

Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR-disclosure) dapat

digunakan manajemen untuk menunjukkan kepada pemegang saham atau

para investor bahwa perusahaan lebih baik dari perusahaan lain karena

bertanggungjawab atas seluruh dampak dari aktivitas perusahaan (Fachlin,

2011:13).

Berdasarkan teori sinyal, kegiatan sosial dan lingkungan

memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan

yang substansial. CSR-disclosure yang tepat dan sesuai harapan

stakeholder sebagai sinyal berupa goodnews yang diberikan oleh pihak

manajemen kepada pihak eksternal bahwa perusahaan memiliki prospek

bagus di masa depan dan memastikan terciptanya keberlanjutan usaha

perusahaan. Perusahaan melakukan CSR-disclosure dengan harapan dapat

13
meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan melalui peningkatan harga

saham (Falichin, 2011:13-14).

2. Konflik Keagenan (Agency Problem)

Konflik keagenan (agency problem) merupakan turunan dari teori

agensi (agency theory). Menurut Sukanto dan Widaryanti (2012:36) teori

agensi mengungkapkan adanya hubungan antara principal (pemilik

perusahaan atau pihak pemberi mandat) dan agent (pengelola perusahaan

atau penerima mandat) yang dilandasi adanya pemisahan kepemilikan dan

pengendalian perusahaan, pemisahan menanggung resiko, pembuatan

keputusan dan pengendalian fungsi. Teori ini berusaha menjelaskan

tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi

konflik atau masalah keagenan. Teori ini juga berperan dalam

menyediakan informasi, sehingga akuntansi memberikan umpan balik

(feedback) selain nilai prediktifnya.

Adapun penyebab timbulnya konflik keagenan adalah sebagai

berikut (Falichin, 2011:10):

Pertama, adanya perbedaan kepentingan antara agent dan

principal. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan

kemakmuran principal. Dengan demikian, maka agent yang diangkat oleh

principal harus bertindak untuk kepentingan principal. Demi terciptanya

keberlanjutan usaha, principal mengharapkan supaya agent dapat

bertanggungjawab atas dampak dari aktivitas yang telah dilakukan oleh

14
perusahaan. Oleh sebab itu, principal mengharapkan adanya kegiatan

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu bukti tanggung

jawab tersebut. Bagi agent, CSR merupakan rugi karena biaya yang

dikeluarkan sebagai CSR sangat susah diasosiasikan dengan pendapatan,

sedangkan bagi principal CSR dianggap sebuah investasi demi terciptanya

keberlanjutan usaha perusahaan di masa mendatang.

Kedua, adalah pembagian resiko yang timbul pada saat principal

dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Hal ini berkaitan

dengan keputusan pendanaan. Para principal hanya peduli terhadap resiko

sistematik dari perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada

portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun sebaliknya, agent

lebih peduli pada resiko perusahaan secara keseluruhan. Agent merupakan

orang yang mementingkan dirinya sendiri (self interest), memiliki daya

pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality),

dan menghindari resiko (risk adverse). Oleh karena itu, agent tidak mau

menanggung resiko akibat biaya yang besar untuk kegiatan CSR tanpa

manfaat yang pasti. Untuk menutupi kinerja CSR yang buruk kepada

principal, agent dapat memanfaatkan fleksibilitas pelaporan CSR untuk

menjadikan kinerja yang buruk seolah-olah menjadi baik sehingga meraih

empatik dari principal karena agent telah bertindak sesuai kontrak yang

telah disepakati.

15
Dengan adanya konflik keagenan, principal perlu menciptakan

suatu mekanisme sistem yang dapat mengawasi dan mengendalikan

perilaku agent supaya menggunakan dana mereka secara efisien dan

efektif serta bertindak sesuai dengan harapan principal. Adapun

mekanisme sistem tersebut sebagai berikut (Falichin, 2011:11-12):

a. Pemantauan. Principal dapat merancang sistem pengendalian yang

memantau tindakan agent, menghalangi tindakan yang

meningkatkan kekayaan agent dengan mengorbankan kepentingan

principal.

b. Kontrak insentif. Principal mungkin mencoba untuk membatasi

perbedaan referensi dengan kontrak insentif yang sesuai. Semakin

besar penghargaan agent bergantung pada ukuran kinerja, semakin

banyak insentif yang ada bagi agent untuk memperbaiki ukuran.

c. Kompensasi direksi dan manajemen serta rencana kepemilikan

saham. Suatu perusahaan yang membayarkan bonus kepada direksi

dan manajemen dalam bentuk opsi saham merupakan suatu biaya

keagenan (agency cost) yang ada dalam ukuran kompensasi insentif.

d. Manajer unit bisnis dan intensif berdasarkan akuntansi. Hubungan

antara manajemen unit bisnis dan harga saham lebih jauh

dibandingkan dengan hubungan antara usaha manajerial dan harga

saham. Adalah sulit untuk mengisolasi kontribusi yang diberikan

oleh unit bisnis individual terhadap peningkatan dalam harga saham

perusahaan.

16
3. Reaksi Investor

Reaksi investor dapat diartikan sebagai tanggapan investor atas

informasi yang diterimanya. Informasi yang diterima oleh investor akan

dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan investasi (Shidarta dan

Juniarti, 2015:247). Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai

guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk

melakukan transaksi di pasar modal (Cheng dan Christiawan, 2011:27).

Aspek kepercayaan dari investor merupakan salah satu aspek yang

sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu

announcement/disclosure akan ditanggapi oleh investor dengan beragam.

Jika tanggapan homogen, tidak akan ada reaksi sehingga tidak terjadi

transaksi (Kelana dan Wijaya, 2005).

Tanggapan atau reaksi investor atas announcement/disclosure

dapat dilihat dari adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan

saham. Perhitungan terhadap perubahaan harga saham dapat diukur dengan

menggunakan abnormal return, sedangkan perhitungan volume

perdagangan saham dapat diukur melalui unexpected trading volume

(Patten, 1990 dalam Nurdin dan Fani, 2006:6). Dalam penelitian ini, reaksi

investor diukur dengan menggunakan abnormal return.

a. Abnormal Return

Abnormal return merupakan return tidak normal. Return yang

normal adalah return yang diperoleh dari investasi untuk kondisi yang

normal. Sedangkan abnormal return terjadi karena ada informasi baru

17
atau peristiwa baru yang merubah nilai perusahaan dan direksi oleh

investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan harga saham

(volatilitas) (Jogiyanto, 2009).

Menurut Jogiyanto (2010) abnormal return merupakan selisih

antara actual return dan expected return. Abnormal return akan positif

jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan

atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif

jika return yang didapatkan lebih kecil dari return yang diharapkan

atau return yang dihitung. Studi peristiwa menganalisis abnormal

return dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari

suatu peristiwa. Actual Return atau return sesungguhnya yang terjadi

pada waktu ke-t, merupakan selisih harga sekarang relative terhadap

harga sebelumnya. Expected return merupakan return estimasi yang

diharapkan oleh investor, yang ditentukan dengan model estimasi.

Sebelum menentukan model untuk mengestimasi expected return,

perlu ditentukan beberapa istilah periode sebagai dasar estimasi

expected return, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1:

Gambar 2.1
Periode Estimasi dan Periode Jendela

Periode Estimasi Periode Jendela

t3 t4 t1 t0 t2

Sumber: Jogiyanto (2009)

18
Pertama, periode estimasi (estimation period), umumnya

merupakan periode sebelum periode peristiwa (event period). Pada

Gambar 2.1 dihalaman sebelumnya, periode estimasi ditunjukan dari t3

sampai dengan t4. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa tidak ada

patokan untuk menentukan lamanya panjang periode estimasi ini.

Panjang estimasi yang umumnya digunakan adalah berkisar dari 100

hari sampai 250 hari untuk data harian.

Kedua, periode peristiwa (event period) atau jendela peristiwa

(event window) merupakan periode terjadinya peristiwa dan

pengaruhnya. Dimana pada Gambar 2.1 terjadinya peristiwa

ditunjukan dengan t0 sehingga yang dinamakan periode peristiwa

adalah periode jendela dari t1 sampai dengan t2. Jogiyanto (2010)

menyatakan bahwa lamanya periode jendela tergantung jenis

peristiwanya. Jika peristiwanya merupakan peristiwa yang nilai

ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor, periode

jendela dapat pendek, disebabkan oleh investor dapat bereaksi dengan

cepat. Sebaliknya, untuk peristiwa yang nilai ekonomisnya sulit

ditentukan oleh investor, investor akan membutuhkan waktu yang lama

untuk bereaksi. Umumnya periode jendela juga melibatkan hari

sebelum tanggal peristiwa untuk mengetahui kebocoran informasi,

yaitu apakah pasar sudah mendengar informasinya sebelum informasi

itu sendiri diumumkan.

19
Expected return dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi

tanpa sesuaian resiko, yaitu (Jogiyanto, 2010) :

1) Mean Adjusted Return, expected return bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata actual return sebelumnya selama periode

estimasi.

2) Market Return, model ini menganggap jika suatu pasar efisien

dan return saham berbeda-beda secara random di seputar nilai

sebenarnya. Perhitungan expected return dengan model pasar

(market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1)

membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data

realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model

ekspektasian ini untuk mengestimasi expected return di periode

jendela.

3) Market Adjusted Return, menganggap bahwa praduga yang

terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model

ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk

membentuk model estimasinya, karena return saham yang

diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

Expected return dengan sesuaian resiko dapat dihitung

menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM

mempertimbangkan resiko pasar untuk menyesuaikan return

20
ekspektasinya. Resiko yang digunakan CAPM adalah resiko pasar atau

resiko sistemik (Cheng dan Christiawan, 2011:28).

b. Hubungan Abnormal Return dengan Efisiensi Pasar

Informasi yang diterima oleh investor dapat mempengaruhi harga

pasar sekuritas dalam pasar modal. Hal ini sejalan dengan adanya teori

efficient market hypothesis, yaitu bahwa harga pasar sekuritas

mencerminkan informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan. Harga

sekuritas tersebut dapat berubah, tergantung dari tindakan yang

diambil oleh investor (Shidarta dan Juniarti, 2015:247).

Karena efisiensi pasar hanya dapat dikaitkan dengan informasi atau

sinyal tertentu dalam suatu mekanisme penyediaan informasi, terdapat

tiga bentuk efisiensi pasar yaitu lemah (weak), semi kuat (semi-strong),

dan kuat (strong) (Falichin, 2011:49).

1) Bentuk lemah.

Pasar adalah efisien dalam bentuk lemah jika harga sekuritas

merefleksi secara penuh informasi harga dan volume sekuritas

masa lalu. Dalam bentuk ini, dianggap pelaku pasar hanya

menggunakan data pasar modal historis untuk menilai investasinya

sehingga data tersebut tidak bermanfaat lagi untuk memprediksi

perubahan harga masa datang. Dengan kata lain, pelaku pasar

masih dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return dengan

memanfaatkan informasi selain data pasar.

21
2) Bentuk semi kuat.

Pasar adalah efisien dalam bentuk semi kuat jika harga sekuritas

merefleksi secara penuh semua informasi yang tersedia secara

publik termasuk data laporan keuangan. Karena semua pelaku

pasar memperoleh akses yang sama terhadap informasi publik,

strategi investasi yang mengandalkan data laporan keuangan yang

dipublikasikan tidak akan mampu menghasilkan abnormal return

secara terus menerus.

3) Bentuk kuat.

Pasar adalah efisien dalam bentuk kuat jika harga sekuritas

merefleksi secara penuh semua informasi termasuk informasi

private atau dalam (inside information) yang tidak dipublikasikan.

Dengan efisiensi semacam ini pelaku pasar mempunyai akses

terhadap informasi dalam sekalipun tidak memperoleh return yang

berlebihan dalam jangka panjang.

4. Corporate Social Responsibility

a. Definisi Corporate Social Responsibility

Beberapa definisi yang dikutip dari organisasi dan ahli terkait CSR

antara lain:

Definisi tertua dari CSR diartikan oleh Howard R. Bowen dalam

bukunya Social Responsibility of The Businessman, sebagai berikut

(Bowen, 1953 dalam Solihin, 2009):

22
“...obligation of businessman to pursue those policies, to make those
decision or to follow those line of action wich are desirable in term of
the objectives and values of our society”

Bank Dunia (dalam Wijayanti, Sutaryo dan Prabowo, 2011,4-5)

mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi

pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, untuk bekerja

bersama karyawan, keluarga mereka, masyarakat lokal dan masyarakat

keseluruhan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka menjadi lebih

baik, sedemikian rupa sehingga baik untuk bisnis dan baik untuk

pembangunan. Definisi lebih luas dari CSR, seperti direkomendasikan

Bank Dunia, termasuk prinsip-prinsip berikut ini:

1) CSR sifatnya sukarela;


2) CSR melebihi peraturan-peraturan yang ada;
3) CSR adalah mengenai persoalan sosial dan lingkungan di
dalam praktek utama bisnis, seperti pengelolaan lingkungan,
standar buruh, hubungan dengan konsumen yang adil dan
lainnya;
4) CSR bukanlah sebuah sumbangan atau filantropi. Dorongan
paling penting adalah skenario saling menguntungkan bagi
bisnis dan stakeholder-nya;
5) CSR sebuah komplemen bukan pengganti peraturan-peraturan.

Comitte for Economic Development (CED) membagi CSR kedalam

tiga lingkaran tanggung jawab (Solihin, 2009), yaitu:

1) Inner circle of responsibilities, mencakup tanggung jawab


perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan
dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien
serta pertumbuhan ekonomi.
2) Intermediate circle of responsibility, menunjukan tanggung jawab
untuk melaksanakan fungsi ekonomi sementara pada saat yang
sama memiliki kepekaan kesadaran terhadap perubahan nilai-nilai
dan prioritas sosial seperti meningkatnya perhatian terhadap
konservasi lingkungan hidup, hubungan dengan karyawan,
meningkatnya ekspektasi konsumen untuk memperoleh informasi
yang jelas serta perlakuan adil terhadap masyarakat di tempat kerja.
23
3) Outer circle of responsibility, mencakup kewajiban perusahaan
untuk lebih aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Menurut Kastutisari dan Dewi (2014:103), CSR adalah kewajiban

setiap perusahaan terhadap komunitas sekitar yang dilakukan secara

keberlanjutan sebagai dampak dari aktivitas operasional perusahaan

untuk kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang dengan

memberikan bantuan serta solusi yang terbaik kepada karyawan,

masyarakat, konsumen serta lingkungan.

Menurut Dahlsrud (2008) dalam jurnalnya berjudul How CSR is

Defined: an Analysis of 37 Definitions membuktikan bahwa definisi-

definisi CSR yang paling popular sesungguhnya konsisten

substansinya. Walaupun secara artikulasi berbeda, namun substansinya

selalu mengandung lima indikator yang sama, yakni:

a. Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Perusahaan dalam menjalankan


CSR harus memperhitungkan keseimbangan ketiganya, tak boleh
ada trade off dalam jangka panjang diantara ketiganya, dan
ketiganya harus mengalami kemajuan.
b. Pemangku kepentingan. Perusahaan dalam menjalankan CSR harus
memperhatikan seluru pemangku kepentingan internal dan
eksternalnya, dan mencari keseimbangan terbaik bagi pemuasan
seluruh kepentingan mereka.
c. Voluntari atau kesukarelaan, perusahaan dalam menjalankan CSR
harus mematuhi seluruh regulasi yang berlaku kemudian berusaha
melampauinya sejauh mungkin.

b. Corporate Social Responsibility Disclosure

Menurut Sembiring (2005:381), pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure,

corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1995) atau

corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan


24
proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan

ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan

dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas

tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan, diluar peran

tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik

modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan

asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas

dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham.

Di Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib

(mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 bahwa:

1) Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan/atau


berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan
dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Selain perusahaan wajib melaksanakan CSR, perushaan juga

diwajibkan untuk mengungkapkan dalam laporan tahunan, seperti

yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal

66 ayat 2, bahwa:

2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


memuat sekurang-kurangnya:
25
(a) laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya
neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam
perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan
laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus
kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas
laporan keuangan tersebut;
(b) laporan mengenai kegiatan Perseroan;
(c) laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan;
(d) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;
(e) laporan mengenai tugas pengawasan yang telah
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku
yang baru lampau;
(f) nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
(g) gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau
honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris
Perseroan untuk tahun yang baru lampau.

Menurut Kastutisari dan Dewi (2013:103), walaupun telah diatur

oleh pemerintah dalam Undang-Undang, namun tata cara pelaksanaan

CSR tidak dijelaskan secara spesifik. Undang-Undang tidak

menjelaskan secara rinci bagaimana CSR dilakukan dan dilaporkan

dalam laporan tahunan, sehingga dalam pelaksanaannya perusahaan

terkesan hanya untuk memenuhi peraturan. Tidak adanya aturan

mengenai tata cara pelaksanaan CSR, menjadikan item-item CSR

yang diungkapkan masih bersifat sukarela (voluntary) (Cheng dan

Christiawan, 2011:26). Dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Nomor 1 (Revisi 2009) Paragraf 9 menyatakan:

Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan,


laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
(value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri
yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan
yang memegang peranan penting.

26
Menurut Falichin (2011:19) kata “dapat pula” dalam PSAK

tersebut dapat diartikan bahwa CSR-dsiclosure bersifat voluntary atau

tidak wajib disajikan menurut aturan tersebut.

Lako (2010:65) menganjurkan perusahaan untuk bisa mulai

mengadopsi Sustainability Reporting Guidelines (SRG) dari Global

Reporting Intiative (GRI) karena belum adanya pedoman dari

pemerintah dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). GRI memberikan

pedoman yang cukup komperhensif bagi perusahaan dalam pelaporan

informasi terkait CSR..

c. Konsep Corporate Social Responsibility Disclosure berdasarkan

Global Reporting Intiative

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi yang

menyediakan kerangka kerja untuk laporan keberlanjutan

(sustainability report) yang dapat diadopsi oleh semua jenis

organisasi di semua negara. GRI dibentuk oleh organisasi Amerika

Serikat yang berbasis nirlaba yaitu Coalition for Environmentally

Responsible Economies (CERES) dan Tellus Institute, dengan

dukungan dari United Nations Environment Programme (UNEP)

pada tahun 1997. GRI adalah multi-stakeholder, organisasi berbasis

jaringan. Sekretariat pusat berkantor di Amsterdam, Belanda.

Sekretariat bertindak sebagai penghubung untuk mengkoordinasikan

kegiatan banyak mitra jaringan GRI. GRI memiliki kantor regional,

Focal Point di Australia, Brazil, Cina, India dan Amerika Serikat.

27
Jaringan global mencakup lebih dari 600 pemangku kepentingan

organisasi dan pendukung inti sekitar 30.000 orang yang mewakili

berbagai sektor dan konstitusi (Safitri, 2013:4-5).

Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep

sustainability report. Dalam konsep sustainability report digunakan

metode triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan sesuatu yang

diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang

ekonomi, lingkungan dan sosial. Gagasan ini merupakan akibat dari

adanya 3 dampak operasi perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan dan

sosial. GRI Guidelines menyebutkan bahwa perusahaan harus

menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi,

lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures (Cheng dan

Christiawan, 2011:26). Berikut penjelasan Global Reporting Intiative

Sustainability Report Guidelines 3.1 (GRI G3.1) mengenai item-item

yang harus diungkapkan perusahaan dalam pelaporannya:

1) Indikator Ekonomi

Indikator ekonomi menunjukkan sejauh mana aliran dana

diantara para stakeholder dan dampak ekonomi utama

perusahaan terhadap ekonomi masyarakat. Kinerja ekonomi

yang perlu diungkapkan oleh perushaan mencakup 3 aspek dan

9 item pengungkapan. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan dalam indikator ekonomi adalah sebagai berikut:

28
(a) Aspek Kinerja Ekonomi
i Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung,
meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa
karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya,
laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang
dana serta pemerintah.
ii Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat
perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas
organisasi.
iii Jaminan kewajiban organisasi terhadap program
imbalan pasti.
iv Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
(b) Aspek Kehadiran Pasar
i Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan
dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi
yang signifikan.
ii Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk
pemasok lokal pada lokasi yang signifikan.
iii Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi
manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada
lokasi operasi yang signifikan.
(c) Aspek Dampak Ekonomi Tidak Langsung
i Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur
serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik
secara komersial, natura, atau pro bono.
ii Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak
langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas
dampaknya.

2) Indikator Lingkungan

Indikator kinerja lingkungan menunjukkan sejauh mana

kegiatan perusahaan berdampak pada kehidupan didalam

sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.

Indikator kinerja lingkungan terkait dengan input (bahan,

energi, air) dan output (emisi/gas, limbah sungai, limbah

kering/sampah). Kinerja lingkungan yang perlu diungkapkan

oleh perusahaan mencakup 9 aspek dan 30 item pengungkapan.

29
Adapun aspek dan item yang diungkapkan dalam indikator

lingkungan adalah sebagai berikut:

(a) Aspek Material


i Penggunaan bahan; diperinci berdasarkan berat atau
volume.
ii Persentase penggunaan bahan daur ulang.
(b) Aspek Energi
i Penggunaan energi langsung dari sumber daya energi
primer.
ii Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber
daya primer.
iii Penghematan energi melalui konservasi dan
peningkatan efisiensi.
iv Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis
energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta
pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai
akibat dari inisiatif tersebut.
v Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak
langsung dan pengurangan yang dicapai.
(c) Aspek Air
i Total pengambilan air per sumber.
ii Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat
pengambilan air.
iii Persentase dan total volume air yang digunakan
kembali dan didaur ulang.
(d) Aspek Keanekaragaman Hayati
i Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa,
dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di
dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang
dilindungi atau daerah-daerah yang memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi di luaar daerah
yang dilindungi.
ii Uraian atas berbagai dampak signifikan yang
diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi
pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah
yang dilindungi dan di daerah yang memiliki
keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah
yang dilindungi.
iii Perlindungan dan pemulihan habitat.
iv Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk
mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati.
v Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan
yang masuk dalam daftar merah IUCN (International
Union for Conservation of Nature Red List Species)
30
dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional
dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak
operasi.
(e) Aspek Emisi, Efluen dan Limbah
i Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung
maupun tidak langsuung dirinci berdasarkan berat.
ii Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya
diperinci berdasarkan berat.
iii Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan
pencapaiannya.
iv Emisi bahan kimia yang meerusak lapisan ozon
diperinci berdasarkan berat.
v Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainnya yang
diperinci berdasarkan jenis dan berat.
vi Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan.
vii Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode
pembuangan.
viii Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan.
ix Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau
diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran
Konvensi Basel I, II, III, dan IV, dan persentase
limbah yang diangkut secara internasional.
x Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai
keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait
yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan
dan limpasan air organisasi pelapor.
(f) Aspek produk dan Jasa
i Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan
produk dan jasa dan sejauh mana dampak
pengurangan tersebut.
ii Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang
ditarik menurut kategori.
(g) Aspek Kepatuhan
i Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah
sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum
dan regulasi lingkungan.
(h) Aspek Pengangkutan/Transportasi
i Dampak lingkungan yang signifikan akibat
pemindahan produk dan barang-barang lain serta
material yang digunakan untuk operasi perusahaan,
dan tenaga kerja yang memindahkan.
(i) Aspek Menyeluruh
i Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi
lingkungan menurut jenis.

31
3) Indikator Sosial

Indikator kinerja sosial menunjukkan sejauh mana

perusahaan memperhatikan kinerja penting yang berhubungan

dengan praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, hak

asasi manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk dalam

kegiatan perusahaan. Kinerja sosial yang perlu diungkapkan

oleh perusahaan mencakup 4 sub-kinerja, 24 aspek dan 45 item

pengungkapan. Kinerja praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang

layak menunjukkan tanggung jawab sosial dari usaha bisnis

kepada para tenaga kerjanya. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan adalah sebagai berikut:

(a) Aspek Pekerjaan


i Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan,
kontrak pekerjaan, dan wilayah.
ii Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut
kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
iii Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna
waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak
tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.
iv Jumlah karyawan yang mengambil cuti berdasarkan
jenis kelamin dan tingkat retensi dari karyawan ketika
kembali bekerja
(b) Aspek Tenaga Kerja/Hubungan Manajemen
i Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian
tawarmenawar kolektif tersebut.
ii Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan
kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan
dalam perjanjian kolektif tersebut.
(c) Aspek Kesehatan dan Keselamatan Jabatan
i Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili
dalam panitia kesehatan dan keselamatan antara
manajemen dan pekerja yang membantu memantau
dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan
kesehatan jabatan.

32
ii Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan,
hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah
kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
iii Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/
bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat
untuk membantu para karyawan, anggota keluarga
dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/
berbahaya.
iv Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup
dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan.
(d) Aspek Pelatihan dan Pendidikan
i Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan
menurut kategori/kelompok karyawan.
ii Program untuk pengaturan keterampilan dan
pembelajaran sepanjang hayat yang menunjang
kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu
mereka dalam mengatur akhir karier.
iii Persentase karyawan yang menerima peninjauan
kinerja dan pengembangan karier secara teratur.
(e) Aspek Keberagaman dan Kesempatan Setara
i Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian
karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis
kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok
minoritas, dan keanekaragaman indikator lain.
ii Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita
menurut kelompok/kategori karyawan.

Kinerja hak asasi manusia menunjukkan bahwa perusahaan

harus melaporkan sejauh mana hak asasi manusia

diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan

kontraktor atau supplier. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan adalah sebagai berikut:

(a) Aspek Praktik Investasi dan Pengadaan


i Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan
yang memuat klausul HAM atau telah menjalani
proses skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi
manusia.
ii Persentase pemasok dan kontaktor signifikan yang
telah menjalani proses skrining/filtrasi atas aspek
HAM.

33
iii Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal
mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan
aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi,
termasuk persentase karyawan yang telah menjalani
pelatihan.
(b) Aspek Nondiskriminasi
i Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan
yang diambil/dilakukan.
(c) Aspek Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama
i Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang
teridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang
signifikan serta tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut.
(d) Aspek Pekerja Anak
i Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang
signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus
pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil
untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
(e) Aspek Kerja Paksa dan Kerja Wajib
i Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang
signifkan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau
kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil
untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa
atau kerja wajib.
(f) Aspek Praktik/Tindakan Pengamanan
i Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih
dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait
dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan
organisasi.
(g) Aspek Hak Penduduk Asli
i Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak
penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil.
(h) Aspek Penilaian
i Penilaian HAM pada operasi perusahaan.
(i) Aspek Remediasi
i Jumlah pengaduan terkait dengan HAM yang
ditangani dan diselesaikan.

Kinerja masyarakat menunjukkan dampak perusahaan

terhadap masyarakat di mana mereka beroperasi, dan

menjelaskan risiko dari interaksi dengan institusi sosial lain

34
yang dikelola oleh perusahaan. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan adalah sebagai berikut:

(a) Aspek Komunitas


i Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap
program dan praktek yang dilakukan untuk menilai
dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat,
baik pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.
ii Dampak negatif dari operasi pada masyarakat lokal.
iii Pencegahan dampak negatif dari operasi pada
masyarakat lokal.
(b) Aspek Korupsi
i Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko
terhadap korupsi.
ii Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan
prosedur antikorupsi.
iii Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian
korupsi.
(c) Aspek Kebijakan Publik
i Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam
proses melobi dan pembuatan kebijakan publik.
ii Nilai kontributif finansial dan natura kepada partai
politik, politisi, dan institusi terkait berdasarakan
negara di mana perusahaan beroperasi.
(d) Aspek Kelakuan Tidak Bersaing
i Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran
ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktik
monopoli serta sanksinya.
(e) Aspek Kepatuhan
i Nilai uang dari denda signifkan dan jumlah sanksi
nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan
yang dilakukan.

. Kinerja tanggung jawab produk menunjukkan tanggung

jawab produk perusahaan dan jasa yang diberikan yang

memengaruhi pelanggan. Adapun aspek dan item yang

diungkapkan sebagai berikut:

(a) Aspek Kesehatan dan Keamanan Pelanggan


i Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa
yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai
untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori
35
produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti
prosedur tersebut.
ii Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika
mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu
produk dan jasa selama daur hidup, per produk.
(b) Aspek Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
i Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan
oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang
signifikan yang terkait dengan informasi yang
dipersyaratkan tersebut.
ii Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes
mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta
pemberian label, per produk.
iii Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan
termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan
pelanggan.
(c) Aspek Komunikasi Pemasaran
i Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar
dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi
pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan
sponsorship.
ii Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes
sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk
periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut
produknya.
(d) Aspek Keleluasaan Pribadi Pelanggan
i Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar
mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy)
pelanggan dan hilangnya data pelanggan.
(e) Aspek Kepatuhan
i Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan
peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan
produk dan jasa.

5. Environmental Performance Rating

Kinerja lingkungan (environmental performance) adalah usaha

manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras,

serasi, seimbang dimana akan membangun citra yang baik di mata

stakeholder. Environmental performance merupakan sumber informasi

penting agar perusahaan dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien,

36
perbaikan produktivitas sesuai dengan standar keamanan, penekanan biaya

yang disebabkan karena kerusakan lingkungan dan kesempatan

memperoleh pasar baru. Pengukuran kualitas environmental performance

di Indonesia menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan (PROPER) (Prabandari dan Suryanawa, 2014:301-302).

a. Kriteria Penilaian

PROPER merupakan salah satu sarana kebijakan (policy tool) yang

dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam

rangka mendorong penaatan penanggung jawab usaha dan atau

kegiatan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan di bidang

lingkungan hidup, melalui instrumen informasi dengan melibatkan

masyarakat secara aktif. Oleh sebab itu, PROPER terkait erat dengan

penyebaran informasi kinerja penaatan masing-masing perusahaan

kepada seluruh pemangku kepentingan pada skala nasional. PROPER

merupakan instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan

berdasarkan peraturan yang berlaku.. PROPER diumumkan secara

rutin kepada masyarakat, sehingga perusahaan yang dinilai akan

memperoleh insentif maupun disinsentif reputasi, tergantung kepada

tingkat ketaatannya (KLH, 2012).

Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER (sebagaimana

ditunjukkan dalam Tabel 2.1 dihalaman berikutnya) merupakan bentuk

komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari

37
terbaik, EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH, sampai ke yang terburuk,

HITAM.

Tabel 2.1
Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat Keterangan
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R
(Reuse, Recycle dan Recovery), menerapkan sistem
Emas
pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta
melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan
masyarakat pada jangka panjang;
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem
Hijau pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang
baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R
(Reuse, Recycle dan Recovery);
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
Biru dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan
yang berlaku;
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi
baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan
Merah
persyaratan sebagaimana diatur dengan peraturan
perundang-undangan;
Belum melakukan upaya lingkungan berarti, secara
sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan
Hitam
sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi
mencemari lingkungan.
Sumber: KLH, 2012.

Secara sederhana masyarakat dapat mengetahui tingkat penaatan

pengelolaan lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat


38
peringkat warna yang ada. Bagi pihak-pihak yang memerlukan

informasi yang lebih rinci, KLH dapat menyampaikan secara khusus

(Falichin, 2011:28).

Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan

pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara,

pengelolaan limbah B3, AMDAL serta pengendalian pencemaran laut.

Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi. Jika perusahaan

memenuhi seluruh peraturan tersebut (in compliance) maka akan

diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM,

tergantung kepada aspek ketidak-taatannya (KLH, 2012).

Untuk mencapai peringkat HIJAU atau EMAS, maka diperlukan

penerapan jauh melebihi dari yang ditetapkan oleh peraturan baik

terhadap peraturan tersebut di atas, maupun dengan penerapan

perangkat sukarela lainnya seperti Sistem Manajemen Lingkungan,

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Limbah, dan Pengembangan

Masyarakat. Penilaian ini dapat mengukur penerapan CSR (KLH,

2012).

b. Manfaat PROPER

PROPER mempunyai manfaat yang sangat besar bagi beberapa

pihak terutama bagi stakeholder sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel

2.2 dihalaman berikutnya:

39
Tabel 2.2
Manfaat PROPER bagi Stakeholder
Pemerintah Dunia Usaha Investor, Konsultan,
Suplier dan
Masyarakat
Program penataan yang Alat untuk Balai kliring untuk
efektif benchmarking kinerja pengelolaan
untuk kinerja lingkungan
non keuangan perusahaan
perusahaan
Faktor pendorong untuk Insentif reputasi Informasi tentang
pengembangan basis untuk kinerja pasar untuk kebutuhan
data terpadu yang lebih dari teknologi dan
taat pekerjaan konsultasi
dalam pengelolaan
lingkungan
Alternatif instrumen Alat promosi Ruang untuk pelibatan
kebijakan untuk bagi perusahaan masyarakat
mendorong perusahaan yang ramah
menjadi lebih dari lingkungan
sekadar taat “beyond
compliance level”
Sumber: KLH, 2012.

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi

dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu menjelaskan hubungan

antara CSR dan reaksi investor serta environmental performance rating yang

diukur dengan indikator yang berbeda-beda dan menunjukan hasil yang

beragam. Adapun critical review terhadap penelitian-penelitian terdahulu

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Pertama, hasil positif antara CSR-disclosure dengan reaksi investor dalam

penelitian yang dilakukan oleh Nurdin dan Cahyandito (2006). Penelitian

tersebut menjelaskan sejauh mana investor saham di Indonesia menggunakan

40
parameter sosial dan lingkungan yang diungkapkan dalam laporan tahunan

perusahaan dalam mengambil keputusan investasi. Penelitian tersebut

dilakukan terhadap 57 perusahaan high profile yang tercatat di BEJ tahun

2004. Tema-tema sosial dan lingkungan yang diteliti adalah keterlibatan

masyarakat, sumber daya manusia, lingkungan dan sumber daya fisik, serta

produk atau jasa. Keempat variabel independen diukur dengan memberikan

nilai 0, 1, atau 2 untuk setiap item pengungkapan. Sedangkan yang menjadi

variabel dependen adalah indikator reaksi investor, yaitu abnormal return dan

unexpected trading volume. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap reaksi investor.

Kedua, sejalan dengan penelitian diatas hasil positif juga terdapat dalam

penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011). Penelitian

tersebut mencoba memberikan bukti empiris hubungan antara pengungkapan

CSR terhadap abnormal return dengan return on equity (ROE) dan price book

value (PBV) sebagai variabel kontrol. Pengungkapan CSR diukur berdasarkan

konsep GRI. Sedangkan, abnormal return dihitung dengan menggunakan

market adjusted model. Penelitian tersebut dilakukan terhadap laporan tahunan

40 perusahaan sumber daya alam yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pengungkapan CSR

berpengaruh signifikan terhadap abnormal return yang menandakan bahwa

investor mempertimbangkan informasi CSR untuk membuat keputusan.

Variabel kontrol ROE berpengaruh signifikan negatif terhadap abnormal

41
return. Sedangkan, variabel PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap

abnormal return.

Ketiga, hasil positif ditunjukkan oleh Nuzula dan Kato (2010) pada

penelitiannya terhadap perusahaan di Jepang. Pengungkapan CSR diukur

berdasarkan konsep GRI. Sedangkan, reaksi investor diukur berdasarkan share

prices (abnormal return). Penelitian dilakukan selama periode pengamatan

tahun 2005-2010 dan menunjukkan hasil bahwa investor memberikan respon

terhadap pengungkapan CSR perusahaan di Jepang.

Keempat, hasil yang berbeda dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Darmadi dan Gunawan (2012). Penelitian yang berjudul Investors’

Reaction to CSR Disclosure: Evidence From Indonesia, bermaksud

mengetahui bagaimana reaksi investor pasar modal terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. CSR-disclosure yang diteliti mencakup

pengungkapan secara agregat (keseluruhan) maupun disagregat

(pemberdayaan masyarakat, produk, hubungan karyawan dan lingkungan

hidup). Sedangkan, reaksi investor diukur dengan adanya return saham.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap laporan tahunan 117 perusahaan yang

bergerak dalam sektor-sektor industri high profile yang terdaftar di BEI

periode tahun 2008 dan 2009. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan

bahwa CSR-disclosure secara agregat tidak direspon oleh investor secara

signifikan. Sementara CSR-disclosure secara disagregat direaksi positif oleh

investor terutama terkait pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup,

sedangkan direaksi negatif terkait hubungan karyawan.

42
Kelima, Kastutisari dan Dewi (2014) menunjukkan hasil positif. Penelitian

ini mencoba memberikan bukti empiris hubungan antara pengungkapan CSR

dengan abnormal return dan ROE dan PBV sebagai variabel kontrol.

Pengungkapan CSR diukur berdasarkan konsep GRI G 3.0. Sedangkan,

abnormal return dihitung dengan menggunakan market adjusted model.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap laporan tahunan 120 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2011. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan

terhadap abnormal return yang menandakan bahwa investor kurang peduli

dengan informasi CSR untuk membuat keputusan berinvestasi. Variabel

kontrol ROE dan PBV berpengaruh terhadap abnormal return.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Suryanawa (2014)

yang menjadi pedoman dalam menentukan environmental performance rating

sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian yang

dilakukan terhadap 18 perusahaan dalam kelompok industri high profile di

BEI tahun 2008-2012 membuktikan bahwa environmental performance rating

ikut berpengaruh positif terhadap reaksi investor.

Ketujuh, hasil positif ditunjukkan oleh Sukanto (2012). Hasil pengujian

terhadap 42 perusahaan manufaktur terdaftar di BEI yang mengikuti PROPER

tahun 2010 menyimpulkan bahwa berdasarkan uji parsial maupun simultan,

variabel CSR environment, economy, dan social berpengaruh positif terhadap

stock return. Hal ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan telah

43
menerapkan keseluruhan indikator CSR maka akan meningkatkan stock return

perusahaan dengan indikator CAR.

Kedelapan, penelitian Sukanto dan Suryanawa (2014) pada 50 perusahaan

dalam kelompok usaha di bidang Agriculture, Mining, Basic Industry &

Chemicals, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods. Data diuji dengan

eviews. Hasil uji parsial menunjukkan variabel CSR environment,

berpengaruh negatif terhadap stock return, CSR economy berpengaruh positif

terhadap stock return, dan CSR social berpengaruh positif terhadap stock

return dan hasil uji simultan terhadap ketiga variabel independen yakni CSR

environment, social, dan economy, hasilnya berpengaruh positif terhadap stock

return.

Kesembilan, hasil negatif kembali ditunjukkan dalam penelitian Sidharta

dan Juniarti (2015). Dalam penelitiannya CSR diukur berdasarkan konsep GRI

G 3.0, sedangkan respon investor diukur dengan cumulative abnormal return

(CAR). Penelitian ini menggunakan empat variabel kontrol, yaitu return on

asset (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), debt-to-equity ratio (DER), dan

market share (MSHARE). Hasil negatif ditunjukkan terhadap 310 perusahaan

dalam sektor keuangan yang tercatat di BEI tahun 2008-2012 bahwa CSR

berpengaruh negatif signifikan terhadap respon investor. ROA dan SIZE

berpengaruh positif terhadap respon investor. DER berpengaruh negatif

terhadap respon investor dan MSHARE tidak berpengaruh terhadap respon

investor.

44
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Nurdin dan Pengungkapan 1. Terdapat variabel CSR- 1. Pengukuran CSR- Pengungkapan tema-tema
Cahyandito tema-tema sosial disclosure dan reaksi disclosure dengan 4 sosial dan lingkungan dalam
(2006) dan lingkungan investor. tema dan reaksi investor laporan tahunan perusahaan
dalam laporan 2. Populasi penelitian dengan unexpected berpengaruh secara signifikan
tahunan adalah perusahaan yang trading volume. terhadap reaksi investor.
perusahaan termasuk dalam 2. Periode pengamatan
terhadap reaksi kelompok industri high tahun 2004.
investor. profile yang tercatat di 3. Metode analisis data
BEI. jalur (path analysis).
2. Cheng dan Pengaruh 1. Terdapat variabel CSR- 1. Tidak ada variabel Pengungkapan CSR dalam
Christiawan pengungkapan disclosure dan kontrol return on equity laporan tahunan berpengaruh
(2011) CSR terhadap abnormal return. (ROE) dan price book positif terhadap abnormal
abnormal return. 2. Metode analisis data value (PBV). return, sedangkan ROE dan
regresi berganda 2. Populasi adalah PBV tidak terbukti
(multiple regression). perusahaan sumber daya berpengaruh terhadap
alam yang tercatat di abnormal return.
BEI.
3. Periode pengamatan
tahun 2007-2009.
Berlanjut ke halaman berikutnya.

45
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
3. Nuzula dan Do the Japanese Terdapat variabel CSR- 1. Populasi penelitian Investor memberikan respon
Kato (2010) capital markets disclosure dan respon adalah perusahaan- terhadap pengungkapan CSR
respond to the pasar modal yang perusahaan di Jepang. perusahaan.
publication of mencerminkan reaksi 2. Periode pengamatan
corporate social investor. tahun 2005-2010.
responsibility
reports.

4. Darmadi dan Investor’s 1. Terdapat variabel CSR- 1. Tidak ada variabel CSR-disclosure secara
Gunawan reaction to CSR- disclosure dan reaksi kontrol firm size, agregat tidak direspons secara
(2012) disclosure: investor. leverage, dan market to signifikan oleh investor di
evidence from 2. Populasi penelitian book ratio. Indonesia.
Indonesia. adalah perusahaan yang 2. Periode pengamatan
termasuk dalam tahun 2008 dan 2009.
kelompok industri high
profile yang tercatat di
BEI.
3. Metode analisis data
regresi berganda
(multiple regression).
Berlanjut ke halaman berikutnya.

46
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
5. Kastutisari Pengaruh 1. Terdapat variabel CSR- 1. Tidak ada variabel Pengungkapan CSR tidak
dan Dewi pengungkapan disclosure dan kontrol return on equity menyebabkan reaksi investor,
(2014) corporate social abnormal return. (ROE) dan price book sehingga tidak mempengaruhi
responsibility 2. Metode analisis data value (PBV). abnormal return.
(CSR) terhadap regresi berganda 2. Populasi penelitian
abnormal return. (multiple regression). adalah perusahaan
manufaktur yang
tercatat di BEI.
3. Periode pengamatan
tahun 2008-2011.
6. Prabandari Pengaruh 1. Terdapat variabel reaksi 1. Metode analisis data Environmental pervormance
dan environmntal investor dan regresi sederhana. berpengaruh positif pada
Suryanawa performance environmental 2. Periode pengamatan reaksi investor di perusahaan
(2014) terhadap reaksi pervormance. tahun 2008-2012. high profile BEI.
investor di 2. Populasi penelitian
perusahaan high adalah perusahaan yang
profile bursa efek termasuk dalam
indonesia. kelompok industri high
profile yang tercatat di
BEI.
Berlanjut ke halaman berikutnya.

47
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
7. Sukanto Pengaruh 1. Terdapat variabel CSR- 1. Pengukuran CSR- 1. Variabel CSR environment,
(2012) pengungkapan disclosure dan disclosure dengan GRI economy, dan social secara
CSR terhadap cumulative abnormal G.3 parsial berpengaruh positif
stock return pada return. 2. Periode pengamatan terhadap stock return.
perusahaan yang 2. Populasi penelitian tahun 2010-2011. 2. Variabel CSR environment,
berkaitan dengan adalah perusahaan yang economy, dan social secara
lingkungan yang termasuk dalam simultan berpengaruh
listing di BEI. kelompok industri high positif terhadap stock
profile. return.
8. Sukanto dan Pengaruh 1. Terdapat variabel CSR- 1. Pengukuran CSR- 1. Variabel CSR economy,
Suryanawa pengungkapan disclosure dan disclosure dengan GRI dan social secara parsial
(2014) CSR terhadap cumulative abnormal G.3 berpengaruh positif
stock return pada return. 2. Data diuji dengan sementara CSR
perusahaan yang 2. Populasi penelitian eviews environment berpengaruh
berkaitan dengan adalah perusahaan yang 3. Periode pengamatan negatif terhadap stock
lingkungan yang termasuk dalam tahun 2012. return.
listing di BEI. kelompok industri high 2. Secara simultan ketiganya
profile yang tercatat di berpengaruh positif
BEI. terhadap stock return.
Berlanjut ke halaman berikutnya.

48
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
9. Sidharta dan Pengaruh Terdapat variabel CSR- 1. Tidak ada variabel CSR-disclosure dan DER
Juniarti corporate social disclosure dan reaksi kontrol ROA, SIZE, berpengaruh negatif terhadap
(2015) responsibility investor. DER dan MSHARE respon investor, ROA dan
terhadap respon 2. Populasi penelitian SIZE berpengaruh positif
investor dalam adalah perusahaan terhadap respon investor,
sektor keuangan. dalam sektor keuangan. MSHARE tidak memiliki
pengaruh.
Sumber: Berbagai jurnal penelitian.

49
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian

didasarkan. Kerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi yang disusun,

dijelaskan dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan

pada situasi masalah dan didentifikasi melalui proses seperti wawancara,

pengamatan dan survei literatur (Sekaran, 2014:127-128). Gambar 2.2 berikut

merupakan fondasi dari skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap


Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating sebagai
Variabel Moderasi.

Berkembangnya isu mengenai pentingnya tanggung jawab perusahaan


dalam mengukur dampak dari aktivitas operasional perusahaan menarik
minat para pengambil keputusan bisnis, seperti investor, untuk melakukan
transaksi di pasar modal.

Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dapat


menjadi informasi yang relevan untuk membantu investor dalam
memprediksi tingkat pengembalian di masa depan yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi, dan adanya peringkat
kinerja lingkungan diduga dapat mengurangi konflik kepercayaan antara
pengelola perusahaan dengan pemilik maupun calon pemilik perusahaan.

Basis Teori:
Teori Sinyal dan Konflik Keagenan

Berlanjut ke halaman berikutnya

50
Gambar 2.2 (Lanjutan)

Sampel Penelitian:
Perusahaan-perusahaan dalam kelompok industri high profile yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014.

Variabel Penelitian:
Variabel Independen
CSR-disclosure:
 CSRI Ekonomi
(CSRI_EC) (X1) Variabel Dependen
 CSRI Lingkungan Reaksi Investor:
(CSRI_EN) (X2) Abnormal Return (CAR) (Y)
 CSRI Sosial
(CSRI_SO) (X3)

Variabel Moderasi
Environmental Performance
Rating (EnP) (Z)

Metode Analisis:
Regresi Berganda dan Regresi Moderasi

Uji Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Sumber: Data Diolah, 2015

51
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen, variabel dependen,

dan variabel moderasi dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor

a. CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap cumulative abnormal

return.

Indikator ekonomi adalah indikator yang ditetapkan oleh GRI

untuk menentukan luasnya pengungkapan dalam aspek ekonomi yang

akan diungkapkan dalam pelaporan tahunan perusahaan. Indikator

kinerja ekonomi dalam GRI G.3.1 menunjukkan sejauh mana aliran

dana diantara para stakeholder dan dampak ekonomi utama perusahaan

terhadap ekonomi masyarakat. Kinerja ekonomi meliputi pendapatan,

biaya operasi, imbal jasa karyawan, laba ditahan dan informasi lainnya.

Makin baik indikator ekonomi yang diungkapkan, semakin

membuktikan bahwa kinerja finansial perusahaan semakin baik

sehingga semakin tinggi pula kelebihan return dari apa yang diharapkan

oleh investor. Oleh karena itu sejalan dengan teori sinyal, kuat dugaan

bahwa semakin baik CSR-disclosure indikator ekonomi, maka semakin

tinggi investor bereaksi yang dilihat dari semakin tingginya cumulative

abnormal return perusahaan setelah informasi dipublikasikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis:

H1a: CSR-disclosure indikator ekonomi berpengaruh signifikan

terhadap cumulative abnormal return.

52
b. CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap cumulative abnormal

return.

Indikator lingkungan dalam GRI G.3.1 menunjukkan sejauh mana

kegiatan perusahaan berdampak pada kehidupan didalam sistem alam.

Kegiatan perusahaan industri high profile yang melakukan kegiatan

berkaitan dengan sumber daya alam memberikan dampak terhadap

lingkungan sekitarnya. Banyaknya kasus yang melibatkan perusahaan

tersebut karena pencemaran lingkungan, rusaknya ekosistem bahkan

bencana yang merugikan penduduk sekitar membuat perusahaan

industri high profile menjadi objek yang selalu diperhatikan

kegiatannya oleh organisasi lingkungan, pemerintah, penduduk, bahkan

investor.

Makin sedikit dampak yang ditimbulkan perusahaan bagi

lingkungan, dan makin pedulinya perusahaan kepada lingkungan,

sejalan dengan teori sinyal bahwa perusahaan dapat memberikan

informasi sinyal positif yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut

lebih baik dari pada perusahaan lain. Pengungkapan informasi

mengenai lingkungan yang makin baik, dan kontribusi positif

perusahaan terhadap lingkungan, akan membuat investor semakin yakin

dalam berinvestasi, dan membuat cumulative abnormal return semakin

tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis:

H1b: CSR-disclosure indikator lingkungan berpengaruh signifikan

terhadap cumulative abnormal return.

53
c. CSR-disclosure indikator sosial terhadap cumulative abnormal return.

Indikator sosial dalam GRI G.3.1 mencakup aspek

ketenagakerjaan, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab

produk. Semua aspek ini merupakan aspek yang sangat penting bagi

perusahaan, karena perusahaan menjalankan bisnisnya ditengah-tengah

lingkungan sosial, dengan berbagai macam kalangan yang memiliki

kepentingan dan peran yang berbeda-beda bagi perusahaan.

Selain aktivitas operasional perusahaan yang menghasilkan kinerja

finansial yang baik, aktivitas sosial perusahaan yang baik juga akan

mempengaruhi kinerja finansial perusahaan. Ketika hal-hal menyangkut

tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan produk sangat

diperhatikan perusahaan, hal ini juga akan meningkatkan kinerja

finansial perusahaan, karena meningkatnya performa tenaga kerja,

seluruh pegawai perusahaan terpenuhi hak-haknya, adanya hubungan

yang baik dengan masyarakat, dan terciptanya kepercayaan dalam

masyarakat atas produk dan perusahaan itu sendiri. Semakin baiknya

pengungkapan sosial perusahaan, maka semakin tinggi investor

bereaksi yang dilihat dari semakin tingginya cumulative abnormal

return perusahaan setelah informasi dipublikasikan. Berdasarkan uraian

tersebut, maka diajukan hipotesis:

H1c: CSR-disclosure indikator sosial berpengaruh signifikan terhadap

cumulative abnormal return.

54
2. Peran Environmental Performance Rating sebagai Pemoderasi CSR-

Disclosure terhadap Reaksi Investor

Ditinjau dari teori keagenan, manajemen yang bertindak sebagai

agent menyusun CSR-disclosure dengan harapan agar laporan tersebut

dapat menjadi goodnews bagi invesor sebagai principal. Namun apabila

pada kenyataanya, kinerja CSR yang dilakukan perusahaan adalah buruk

(badnews) dan akan berpengaruh terhadap going concern, maka sebisa

mungkin agent akan menutupi kinerja yang buruk dengan memanfaatkan

fleksibilitas dalam penyampaian CSR kepada principal. Sehingga CSR-

disclosure tidak menjadi badnews yang akan menurunkan reputasi agent

itu sendiri dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut

mencerminkan bahwa agent lebih mengetahui informasi kinerja CSR yang

sebenarnya dari pada principal. Dalam hal ini, telah terjadi konflik

keagenan antara agent dan principal. Di satu sisi, investor jangka panjang

mengharapkan tingkat pengembalian di masa depan dan kepastian adanya

keberlanjutan usaha. Di sisi lain, manajemen cenderung memiliki daya

pikir terbatas mengenai presepsi masa mendatang, sehingga aktivitas CSR

dianggap tidak perlu dengan pertimbangan biaya yang terjadi saat ini dan

manfaat dimasa mendatang yang susah diukur nilai ekonomisnya. Selain

itu, agent akan lebih suka untuk memakmurkan dirinya sendiri dari pada

mengeluarkan banyak biaya untuk bertanggungjawab kepada pihak lain.

Oleh karena itu, sebagian investor dapat menganggap bahwa informasi

CSR hanya dijadikan sebagai sebuah iklan yang isi dari informasi tersebut

55
tidak akurat dan dapat dilebih-lebihkan. Ketika kewajaran dan keandalan

informasi diragukan, maka harus ada pihak yang independen untuk

menilai kinerja dari informasi perusahaan tersebut.

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dapat dikatakan sebagai

pihak yang independen antara manajemen dan investor. Untuk mengukur

kinerja perusahaan, KLH menggunakan peringkat (environmental

performance rating) yang dilakukan dalam bentuk PROPER (Program

Penilaian Kinerja Perusahaan). PROPER merupakan instrumen untuk

mengukur tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan yang

berlaku. Dengan adanya informasi berbentuk PROPER dapat membentuk

suatu kepercayaan baru dikalangan para investor mengenai kinerja CSR

perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel. Selanjutnya, kepercayaan

itu dapat mengubah fungsi permintaan dan penawaran para investor

terhadap sekuritas yang diterbitkan perusahaan sehingga berpengaruh

terhadap harga saham. Peningkatan harga saham yang tak terduga akan

meningkatkan return berupa capital gain diatas return yang diharapkan

investor. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis:

H2a: Environmental performance rating memperkuat hubungan antara

CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap CAR.

H2b: Environmental performance rating memperkuat hubungan antara

CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap CAR.

H2c: Environmental performance rating memperkuat hubungan antara

CSR-disclosure indikator sosial dengan CAR.

56
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu pengungkapan corporate

social responsibility (CSR-disclosure) yang diukur berdasarkan tiga indikator

kinerja (indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, dan indikator

kinerja sosial) terhadap variabel dependen, yaitu reaksi investor yang diukur

berdasarkan cummulative abnormal return dengan variabel moderasi, yaitu

environmental performance rating yang diukur berdasarkan PROPER

(Program Peringkat Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan).

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam

kelompok industri high profile yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2012-2014. Berdasarkan definisi dan pengelompokan industri high

profile dari beberapa jurnal acuan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan

pengelompokkan industri yang berada di Indonesia dan yang berada di luar

negeri. Sehingga dalam penelitian ini pengelompokan industri high profile

57
ditentukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurdianty (2008)

dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1
Daftar Kelompok Industri yang Tercatat di BEI
No. Industri Kelompok Industri

1. Pertanian High Profile


2. Pertambangan High Profile
3. Dasar dan Kimia High Profile
4. Aneka Industri High Profile
5. Barang Konsumsi High Profile
6. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi High Profile
Sumber: Nurdianty, 2008.

Pengelompokan industri high profile yang digunakan dalam penelitian ini

adalah industri pertambangan (Dierkes dan Preston, 1977), pertanian (Kelly,

1981), dasar dan kimia (Patten, 1991), barang konsumsi (Cowen et al, 1987),

aneka industri (Roberts, 1992), serta infrastruktur, utilitas dan transportasi

(Roberts, 1992) dalam Nurdianty (2008).

Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri high profile

digunakan sebagai populasi karena perusahaan high profile memiliki resiko

yang lebih tinggi daripada perusahaan low profile disebabkan aktivitas operasi

perusahaan yang bersinggungan dengan sumber daya alam sehingga

perusahaan high profile lebih diwajibkan melakukan tanggung jawab sosial

dan lingkungan dalam laporan tahunannya sesuai dengan Undang-Undang No.

40 Tahun 2007. Sedangkan perusahaan yang tercatat di BEI digunakan

sebagai populasi karena perusahaan yang tercatat di BEI mempunyai

58
kewajiban menyampaikan laporan tahunan atau laporan tersendiri yang

disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan perusahaan kepada Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) sesuai dengan

Peraturan Nomor X.K.6. Oleh karena itu, sebagian besar CSR-disclosure yang

dimuat dalam laporan tersebut akan dipublikasikan untuk pihak eksternal

perusahaan.

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

judgement sampling. Metode judgement sampling adalah tipe pemilihan

sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Adapun

pertimbangan-pertimbangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri high profile yang

tercatat di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode 2012

hingga 2014 serta tidak mengalami delisting selama periode pengamatan

(21 hari periode jendela),

2. Perusahaan tersebut mengikuti PROPER selama periode penelitian, karena

pada kenyataannya tidak seluruh perusahaan yang tercatat di BEI

mengikuti PROPER, dan

3. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan tahunan atau laporan

tersendiri yang disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan selama

periode penelitian.

4. Perusahaan tersebut mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya

secara spesifik.

59
C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada (Sekaran, 2014:77).

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan dua

metode, yaitu metode studi kepustakaan dan metode studi dokumentasi.

Adapun penjelasan dari metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengolah literatur, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu,

maupun media tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan

dari penelitian ini.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengumpulkan seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam dokumen.

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Laporan tahunan atau laporan tersendiri yang disampaikan

bersamaan dengan laporan tahunan perusahaan periode 2012-

2014, diperoleh melalui website www.idx.co.id atau website

masing-masing perusahaan sampel.

b. Tanggal publikasi laporan tahunan, diperoleh dari ICaMEL

(Indonesian Capital Market Electronic Library).

60
c. Harga saham harian (IHSI) dan composite index (IHSG) pada

waktu penutupan (closing price), diperoleh dari Pojok BEI UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan www.finance.yahoo.com.

d. Pengumuman PROPER periode 2012-2014, diperoleh melalui

website www.proper.menlh.go.id.

Selanjutnya, Tabel 3.2 menjelaskan fungsi dari data yang telah

dikumpulkan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Tabel 3.2
Data dalam Penelitian

No. Jenis Data Keterangan

Menghitung variabel indikator CSR-


1. Laporan Tahunan disclosure, yaitu CSRI-Ekonomi, CSRI-
Lingkungan, dan CSRI-Sosial
Tanggal Publikasi Menentukan periode pengamatan
2.
Laporan Tahunan abnormal return (21 hari periode jendela)
Menghitung cummulative abnormal return
3. IHSI dan IHSG
masing-masing perusahaan.
Menghitung environmental performance
4. Pengumuman PROPER
rating
Sumber: Data diolah, 2015.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data

penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Untuk menganalisis data terdapat 3 uji yang dilakukan, yaitu uji statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Uji ini menggunakan

bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20.

61
1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan

proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga

mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif ini menyajikan

ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel dan

grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002:170).

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis data yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel

penelitian dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum. Dalam hal ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian

data dengan melihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

minimum, dan maksimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.

Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.

Minimum dan maksimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan

maksimum dari populasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghazali (2011:25), bahwa dalam pengujian persamaan

regresi berganda terdapat beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Beberapa asumsi dasar tersebut antara lain: uji

normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolineritas, dan uji

autokorelasi. Berikut penjelasan secara rinci mengenai uji asumsi klasik:

62
a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu (residual) memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011:107). Model regresi yang baik adalah regresi yang

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji

normalitas dalam penelitian ini digunakan alat uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah

dengan melihat nilai probabilitas signifikansi.

1) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka data yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi secara normal.

2) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka data yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi secara tidak normal.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen

(Ghozali, 2011:25). Model regresi yang baik adalah regresi yang

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen atau bebas dari

multikolineritas. Untuk menguji multikolinearitas dalam penelitian

ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Dasar pengambilan keputusan dalam menentukan ada atau

tidaknya multikolinearitas yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

63
1) Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak

ada multikolinearitas dalam model regresi.

2) Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0,1 maka ada

multikolinearitas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghazali, 2011:39). Model

regresi yang baik adalah regresi yang homokedastisitas atau tidak

adanya heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam

penelitian ini digunakan alat uji glejser. Uji glejser mengusulkan

untuk meregres nilai absolut residual (AbsUt) terhadap variabel

independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedestisitas. Dasar pengambilan keputusan pada uji glejser ini

adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi.

1) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka tidak ada

heteroskedastisitas dalam model regresi.

2) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka ada

heteroskedastisitas dalam model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

64
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya (Ghazali, 2011:79). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk

mengetahui bebas atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini

menggunakan alat uji non-parametrik run test. Dalam run test jika

antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan

bahwa residual adalah acak. Dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi

autokorelasi atau residual acak.

2) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka terjadi

autokorelasi atau residual tidak acak.

3. Pengujian Hipotesis

Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk

mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara

statistik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mencakup 2 model

regresi. Model pertama digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh

indikator ekonomi (CSRI_EC), indikator lingkungan (CSRI_EN), dan

indikator sosial (CSRI_SO) dalam CSR-disclosure terhadap reaksi

investor yang diukur dari cumulative abnormal return (CAR) . Model

65
kedua digunakan untuk menguji hipotesis peran environmental

performance rating (EnP) dalam memperkuat hubungan antara CSRI_EC,

CSRI_EN, dan CSRI_SO dalam CSR-disclosure terhadap reaksi investor.

Analisis yang dilakukan terhadap kedua model regresi tersebut,

yaitu: uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan (uji F) dan uji

signifikansi parameter (uji t).

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda, yaitu selain mengukur kekuatan hubungan

antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen (Ghazali, 2011).

Model persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

CAR= α + β1CSRI_EC + β2CSRI_EN + β3CSRI_SO + ε

Dimana:

CAR : Cummulative Abnormal Return

CSRI_EC : Corporate Social Responsibility Index – Economic

CSRI_EN : Corporate Social Responsibility Index – Environmental

CSRI_SO : Corporate Social Responsibility Index – Social

α : Konstanta

β1 , 2 , 3 : Koefisien Regresi

𝜀 : Error

66
b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderasi

Penelitian ini juga menggunakan model regresi moderasi

(moderated regression analysis–MRA). Model ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada interaksi dari perkalian variabel independen

dengan variabel moderasi dan pengaruhnya terhadap variabel

dependen (Ghazali, 2011). Model persamaan analisis regresi moderasi

adalah sebagai berikut:

CAR= α + β1CSRI_EC + β2CSRI_EN + β3CSRI_SO +

β4EnP + β5CSRIEC*EnP + β6CSRIEN*EnP +

β7CSRISO*EnP + ε

Dimana:

CAR : Cummulative Abnormal Return

CSRI_EC : Corporate Social Responsibility Index – Economic

CSRI_EN : Corporate Social Responsibility Index--

Environmental

CSRI_SO : Corporate Social Responsibility Index – Social

EnP : Environmental Performance Rating

CSRIEC*EnP : Interaksi antara CSRI-EC dengan EnP

CSRIEN*EnP : Interaksi antara CSRI-EN dengan EnP

CSRISO*EnP : Interaksi antara CSRI-SO dengan EnP

α : Konstanta

β1, 2, 3, dst. : Koefisien Regresi

𝜀 : Error

67
1) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien

determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2011:15).

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2011:16). Uji F dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi F dengan tingkat signifikansi adalah

10%. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika signifikansi F < 0,1 maka hipotesis diterima, yang

berarti model regresi fit.

b) Jika signifikansi F > 0,1 maka hipotesis ditolak, yang

berarti model regresi tidak fit.

68
3) Uji Signifikansi Parameter (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh variabel independen secara individual dalam

menjelaskan variasi variabel dependen dengan menganggap

variabel lainnya konstan (Ghozali, 2011:17). Uji t dalam

penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t

masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi adalah 10%.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika signifikansi t < 0,1 maka hipotesis diterima, yang

berarti ada model regresi berpengaruh signifikan.

b) Jika signifikansi t > 0,1 maka hipotesis ditolak, yang

berarti ada model regresi tidak berpengaruh signifikan

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Adapun

operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah reaksi investor.

Reaksi investor dapat diartikan sebagai tanggapan investor atas informasi

yang diterimanya. Dalam penelitian ini reaksi investor diukur dengan

menggunakan cummulative abnormal return (CAR). CAR merupakan

akumulasi dari abnormal return yang merupakan selisih dari actual

return dan expected return. Expected return untuk menghitung abnormal

69
return dalam penelitian ini menggunakan model market adjusted return.

Menurut Jogiyanto (2010) market adjusted return menganggap bahwa

praduga yang terbaik untuk mengukur expected return adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan metode ini, maka

tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model

estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

indeks pasar. Berikut adalah rumus untuk menghitung abnormal return:

𝐈𝐇𝐒𝐈it – 𝐈𝐇𝐒𝐈it-1
𝑹i,t =
𝐈𝐇𝐒𝐈t-1

𝐈𝐇𝐒𝐆mt – 𝐈𝐇𝐒𝐆mt-1
𝑹𝑴,t =
𝐈𝐇𝐒𝐆mt-1

𝑨𝑹it = 𝑹it – 𝑹mt

Dimana:

ARi,t : Abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t

Ri,t : Actual return perusahaan i pada hari ke-t

RM,t : Expected return di pasar pada hari ke-t

IHSIit : Indeks Harga Saham Harian perusahaan i pada waktu t

IHSIit-1 : Indeks Harga Saham Harian perusahaan i waktu t-1

IHSGmt : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t

IHSGmt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t-1.

Periode pengamatan abnormal return yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 21 hari, melibatkan 10 hari sesudah dan sebelum

70
publikasi dan 1 hari pada saat publikasi laporan tahunan atau laporan

tersendiri yang disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan masing-

masing perusahaan seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1
Periode Pengamatan Abnormal Return
Periode Jendela

t1 = -10 t0 = Publikasi Laporan t2 = +10

Sumber: Data diolah, 2015.

Periode 21 hari dipilih karena sinyal berupa pengungkapan

informasi CSR yang diberikan manajemen adalah sinyal yang susah

diukur nilai ekonomisnya sehingga investor membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk bereaksi.

Untuk dapat menguji nilai abnormal return selama 21 hari, maka

abnormal return diakumulasikan menjadi cummulative abnormal return

(CAR). Perhitungan CAR untuk masing-masing perusahaan merupakan

akumulasi dari abnormal return selama periode 21 hari periode jendela

yang berawal dari t1 dan berkhir hingga t2 dengan menggunakan rumus

berikut:
𝒏

𝐂𝐀𝐑i,t = 𝑨𝑹𝒊, 𝐚
𝒂=𝒕𝟏

71
Dimana:

CARi,t : Cumulative abnormal return perusahaan i pada waktu t

ARi,t : Abnormal return perusahaan i pada hari ke-t

n : Periode jendela pengamatan, n=21 hari

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah CSR-disclosure.

CSR-disclosure merupakan bagian dari akuntansi pertanggungjawaban

sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder

mengenai sejauh mana perusahaan memberikan kontribusi positif

maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya.

CSR-disclosure diukur dengan menggunakan Corporate Social

Responsibility Disclosure Index (CSRI) yang mengacu pada kriteria yang

ditetapkan Global Reporting Intiative Sustainability Report Guidelines

3.1 (GRI G.3.1). Berdasarkan GRI G.3.1, CSRI diukur berdasarkan

indikator ekonomi, indikator lingkungan, dan indikator sosial. Metode

pengukuran CSRI masing-masing indikator tersebut dilakukan dengan

content analysis yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi

nilai 1 jika diungkapkan, dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan.

Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh

keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Adapun penjelasan variabel-

variabel tersebut sebagai berikut:

72
a. CSR-Disclosure Economic Performance Indicator (X1)

Indikator kinerja ekonomi menunjukkan sejauh mana aliran

dana diantara para stakeholder dan dampak ekonomi utama

perusahaan terhadap ekonomi masyarakat. Kinerja ekonomi yang

perlu diungkapkan oleh perusahaan mencakup 3 aspek dengan total

9 item pengungkapan. Berikut adalah rumus untuk menghitung

CSR-disclosure indikator ekonomi (Shobirin, 2012:11):

𝐗 Ij EC
𝐂𝐒𝐑𝐈_𝐄𝐂j =
𝒏j EC

Dimana:

CSRI_ECj : CSR Index (Parameter Ekonomi) Perusahaan j

nj EC : Jumlah item yang diharapkan ada pada perusahaan j

X Ij : dummy variable, 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika

item i tidak diungkapkan.

b. CSR-Disclosure Environment Performance Indicator (X2)

Indikator kinerja lingkungan menunjukkan sejauh mana

kegiatan perusahaan berdampak pada kehidupan didalam sistem

alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator kinerja

lingkungan terkait dengan input (bahan, energi, air) dan output

(emisi/gas, limbah sungai, limbah kering/sampah). Kinerja

lingkungan yang perlu diungkapkan oleh perusahaan mencakup 9

aspek dengan total 30 item pengungkapan. Berikut adalah rumus

untuk menghitung CSR-disclosure indikator lingkungan (Shobirin,

2012:11):

73
𝑿 Ij EN
𝐂𝐒𝐑𝐈_𝐄𝐍j =
𝒏j EN

Dimana:

CSRI_ENj : CSR Index (Parameter Lingkungan) Perusahaan j

nj EN : Jumlah item yang diharapkan ada pada perusahaan j

X Ij : dummy variable, 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika

item i tidak diungkapkan.

c. CSR-Disclosure Social Performance Indicator (X3)

Indikator kinerja sosial menunjukkan sejauh mana

perusahaan memperhatikan kinerja penting yang berhubungan

dengan praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi

manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk dalam kegiatan

perusahaan. Kinerja praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak

menunjukkan tanggung jawab sosial dari usaha bisnis kepada para

tenaga kerjanya. Kinerja hak asasi manusia menunjukkan bahwa

perusahaan harus melaporkan sejauh mana hak asasi manusia

diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan kontraktor

atau supplier. Kinerja masyarakat menunjukkan dampak

perusahaan terhadap masyarakat di mana mereka beroperasi, dan

menjelaskan risiko dari interaksi dengan institusi sosial lain yang

dikelola oleh perusahaan. Kinerja tanggung jawab produk

menunjukkan tanggung jawab produk perusahaan dan jasa yang

diberikan yang memengaruhi pelanggan. Kinerja sosial yang perlu

diungkapkan oleh perusahaan mencakup 4 sub-kinerja dengan total

74
24 aspek dan total 45 item pengungkapan. Berikut adalah rumus

untuk menghitung CSR-disclosure indikator sosial (Shobirin,

2012:11):

𝐗 Ij SO
𝐂𝐒𝐑𝐈_𝐒𝐎j =
𝐧j SO

Dimana:

CSRI_SOj : CSR Index (Parameter Sosial) Perusahaan j

nj SO : Jumlah item yang diharapkan ada pada perusahaan j

X Ij : dummy variable, 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika

item i tidak diungkapkan.

3. Variabel Moderasi

Dalam penlitian ini menggunakan variabel moderasi yang diduga

dan diharapkan dapat memperkuat hubungan antara variabel dependen

dan variabel independen. Variabel moderasi tersebut adalah

Environmental Performance Rating (EnP) yang diukur melalui Pogram

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). PROPER merupakan

salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup

(KLH) dengan tujuan untuk mendorong penataan perusahaan dalam

pelestarian di bidang lingkungan melalui instrumen informasi. Untuk

memudahkan komunikasi dengan para stakeholder dalam menyikapi

hasil kinerja masing-masing perusahaan, maka peringkat yang diperoleh

masing-masing perusahaan diwakili dengan warna yang telah ditetapkan

oleh KLH. Selanjutnya warna ini digunakan sebagai dasar pemberian

skor seperti pada Tabel 3.3 dihalaman berikutnya:

75
Tabel 3.3
Skor Peringkat PROPER
Peringkat Kriteria Skor

Emas Sangat Sangat Baik 5


Hijau Sangat Baik 4
Biru Baik 3
Merah Buruk 2
Hitam Sangat Buruk 1
Sumber: PROPER, 2012.

Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian ini

disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4
Operasional Variabel dan Pengukuran
No Variabel Jenis Pengukuran Skala
Variabel
1. Reaksi Investor Dependen Cummulative Rasio
(Y) Abnormal Return
2. CSR-Disclosure Independen Dummy, 1 jika Rasio
Indikator diungkapkan; 0 jika
Ekonomi (X1) tidak diungkapkan
3. CSR-Disclosure Independen Dummy, 1 jika Rasio
Indikator diungkapkan; 0 jika
Lingkungan (X2) tidak diungkapkan
4. CSR-Disclosure Independen Dummy, 1 jika Rasio
Indikator Sosial diungkapkan; 0 jika
(X3) tidak diungkapkan
5. Environmental Moderasi Skor PROPER Ordinal
Performance
Rating (Z)
Sumber: Data diolah, 2015.

76
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk

dalam kelompok industri high-profile yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2014. Sampel perusahaan yang diperoleh dalam

penelitian ini sebanyak 22 perusahaan dengan 66 data observasi. Fokus

penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR-disclosure) terhadap reaksi investor dan peran

environmental performance rating sebagai pemoderasi. Proses penentuan

sampel berdasarkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini disajikan

dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Proses Penentuan Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1. Jumlah perusahaan dalam kelompok industri high
profile yang terdaftar di BEI periode 2012 s/d 2014 268
2. Perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria:
a. Tidak mengikuti PROPER (240)
b. Tidak mempublikasikan laporan tahunannya (3)
c. Tidak mengungkapkan item CSR-disclosure (3)
3. Jumlah perusahaan sampel penelitian 22
4. Jumlah tahun periode penelitian 3
5. Total sampel selama periode penelitian 66
Sumber: Data diolah, 2015.

77
2. Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

judgement sampling, sehingga sampel yang digunakan merupakan

perusahaan yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Sampel dipilih bagi perusahaan yang mampu menyajikan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti item pengungkapan CSR yang

diterbitkan dalam laporan tahunan atau laporan tersendiri yang

disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan perusahaan, tanggal

publikasi laporan tahunan, harga saham harian (IHSI), composite index

(IHSG), dan Pengumuman PROPER (Program Peringkat Pengelolaan

Lingkungan pada Perusahaan).

Berikut ini merupakan daftar kelompok industri high profile yang

menjadi sampel dalam penelitian (Tabel 4.2):

Tabel 4.2
Daftar Kelompok Industri High Profile Sampel Penelitian

No. Industri Populasi Sampel


1. Pertanian 22 2
2. Pertambangan 44 3
3. Dasar dan Kimia 65 9
4. Aneka Industri 42 3
5. Barang Konsumsi 40 5
Infrastruktur, Utilitas, dan
6. 55 -
Transportasi
Total 268 22
Sumber: Data diolah, 2015.

78
Selanjutnya, sampel kelompok industri high profile yang menjadi

objek penelitian dijabarkan berdasarkan nama perusahaan. Berikut ini

daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian (Tabel 4.3):

Tabel 4.3
Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode
1. Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP
2. PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP
3. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
4. Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
5. Timah (Persero) Tbk TINS
6. Holcim Indonesia Tbk SMCB
7. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
8. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
9. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
10. Citra Tubindo Tbk CTBN
11. Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA
12. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
13. Toba Pulp Lestari Tbk INRU
14. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
15. Indo Rama Synthetics Tbk INDR
16. KMI Wire & Cable Tbk KBLI
17. Sat Nusapersada Tbk PTSN
18. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
19. Gudang Garam Tbk GGRM
20. H.M. Sampoerna Tbk HMSP
21. Kalbe Farma Tbk KLBF
22. Kimia Farma Tbk KAEF
Sumber: Data diolah, 2015.

79
B. Analisis Data

1. Hasil Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi

mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.

Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data

disertai dengan perhitungan agar dapat menjadi jelas. Alat analisis statistik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai terrendah (minimum),

nilai tertinggi (maximum), nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (std.

deviation). Berikut hasil statistik dari variabel-variabel penelitian ini:

Tabel 4.4
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 66 -,8153 ,2541 -,022530 ,1411141
CSRI_EC 66 ,1111 1,0000 ,526927 ,2429099
CSRI_EN 66 ,1000 1,0000 ,443439 ,2945052
CSRI_SO 66 ,1333 1,0000 ,407406 ,2528394
EnP 66 2 5 3,09 ,739
CSRIEC_EnP 66 ,222 5,000 1,72725 1,132517
CSRIEN_EnP 66 ,200 5,000 1,48082 1,224894
CSRISO_EnP 66 ,311 5,000 1,35589 1,136831
Valid N (listwise) 66
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.4, hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap pengukuran variabel dependen, Cummulative

Abnormal Return (CAR) menunjukkan nilai terrendah sebesar -0,8153,

nilai tertinggi sebesar 0,2541, nilai rata-rata sebesar -0,22530 dan standar

deviasi sebesar 0,1411141.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

pengukuran variabel independen, Corporate Social Responsibility

80
Disclosure Indikator Ekonomi (CSRI_EC) menunjukkan nilai terrendah

sebesar 0,1111, nilai tertinggi sebesar 1,0000, nilai rata-rata sebesar

0,526927 dan standar deviasi sebesar 0,2429099. Corporate Social

Responsibility Disclosure Indikator Lingkungan (CSRI_EN) menunjukkan

nilai terrendah sebesar 0,1000, nilai tertinggi sebesar 1,0000, nilai rata-rata

sebesar 0,443439 dan standar deviasi sebesar 0,2945052. Corporate Social

Responsibility Disclosure Indikator Sosial (CSRI_SO) menunjukkan nilai

terrendah sebesar 0,1333, nilai tertinggi sebesar 1,0000, nilai rata-rata

sebesar 0,407406, dan standar deviasi sebesar 0,2528394.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

pengukuran variabel moderasi, Environmental Performance Rating (EnP)

menunjukkan nilai terrendah sebesar 2, nilai tertinggi sebesar 5, nilai rata-

rata sebesar 3,09, dan standar deviasi sebesar 0,7390.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

interaksi antara EnP dengan CSRI_EC (CSRIEC_EnP) menunjukkan nilai

terrendah sebesar 0,222, nilai tertinggi sebesar 5,000, nilai rata-rata

sebesar 1,72725, dan standar deviasi sebesar 1,132517. Interaksi antara

EnP dengan CSRI_EN (CSRIEN_EnP) menunjukkan nilai terrendah

sebesar 0,200, nilai tertinggi sebesar 5,000, nilai rata-rata sebesar 1,48082,

dan standar deviasi 1,224894. Interaksi antara EnP dengan CSRI_SO

(CSRISO_EnP) menunjukkan hasil nilai terrendah sebesar 0,311, nilai

tertinggi sebesar 5,000, nilai rata-rata sebesar 1,35589, dan standar deviasi

sebesar 1,136831.

81
2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data dalam

penelitian ini memenuhi beberapa asumsi dasar. Hal ini bertujuan untuk

menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data

dapat diterapkan regresi. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan

hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan metode uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,13043956
Absolute ,159
Most Extreme
Positive ,096
Differences
Negative -,159
Kolmogorov-Smirnov Z 1,295
Asymp. Sig. (2-tailed) ,070
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji K-S menunjukkan bahwa data

berdistribusi secara normal. Hal ini dapat terlihat dari nilai

probabilitas signifikansi sebesar 0,070 yang memenuhi nilai data

berdistribusi normal yaitu lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model penelitian memenuhi uji normalitas.

82
b. Hasil Uji Multikolineritas

Dalam penelitian ini uji multikolineritas dilakukan dengan

menganalisa perhitungan nilai tolerance dan nilai variance inflation

factor (VIF). Adapun hasil uji multikolineritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
CSRI_EC ,249 4,019
1 CSRI_EN ,379 2,638
CSRI_SO ,292 3,424
EnP ,664 1,507
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji multikolineritas menunjukkan

bahwa dalam model penelitian tidak terjadi korelasi antar variabel

independen. Hal ini dapat terlihat dari nilai tolerance masing-masing

variabel yang diuji, CSRI_EC sebesar 0,249, CSRI_EN sebesar 0,379,

CSRI_SO sebesar 0,292, dan EnP 0,664 yang semuanya memenuhi

nilai bebas multikolineritas yaitu lebih dari 0.10. Selain itu, juga dapat

terlihat dari nilai VIF dari masing-masing variabel yang diuji,

CSRI_EC sebesar 4,019, CSRI_EN sebesar 2,638, CSRI_SO sebesar

3,424, dan EnP 1,507 yang semuanya memenuhi nilai bebas

multikolineritas yaitu lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model penelitian memenuhi uji multikolineritas.

83
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan

menggunakan metode uji glejser. Adapun hasil uji heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,154 ,056 2,736 ,008
CSRI_EC -,154 ,105 -,367 -1,472 ,146
1 CSRI_EN ,050 ,070 ,146 ,720 ,474
CSRI_SO ,106 ,093 ,262 1,136 ,261
EnP -,019 ,021 -,135 -,881 ,382
a. Dependent Variable: Abs_Ut
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji glejser menunjukkan bahwa

variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen. Hal ini dapat terlihat dari nilai probabilitas

signifikansi masing-masing variabel yang diuji, CSRI_EC sebesar

0,146, CSRI_EN sebesar 0,474, CSRI_SO sebesar 0,261, dan EnP

0,382 yang semuanya memenuhi nilai bebas heteroskedastisitas yaitu

lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

penelitian memenuhi uji heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan metode uji non-parametrik run test. Adapun hasil uji

autokorelasi sebagai berikut:

84
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00010
Cases < Test Value 33
Cases >= Test Value 33
Total Cases 66
Number of Runs 33
Z -,248
Asymp. Sig. (2-tailed) ,804
a. Median
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji run test menunjukkan bahwa

dalam model penelitian tidak ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau

data yang digunakan cukup acak sehingga tidak terdapat masalah

autokorelasi pada data yang diuji. Hal ini dapat terlihat dari nilai

probabilitas signifikansi sebesar 0,804 yang memenuhi nilai bebas

autokorelasi yaitu lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model penelitian memenuhi uji autokorelasi.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda (multiple regression) dan model regresi moderasi

(moderate regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai pengaruh CSR-disclosure terhadap reaksi

investor dengan environmental performance rating sebagai pemoderasi.

Berikut ini hasil analisis terhadap kedua model regresi dalam penelitian:

85
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Sedangkan penggunaan

adjusted R square (Adj R2), atau koefisien determinasi yang telah

disesuaikan, untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R

square (R2).

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi terhadap kedua

model regresi dalam penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan

Tabel 4.10:

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,381 ,145 ,104 ,1335904
a. Predictors: (Constant), CSRI_SO, CSRI_EN, CSRI_EC
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.9, hasil uji koefisien determinasi terhadap

model regresi 1 menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R)

menunjukkan nilai sebesar 0,381 yang mengindikasikan bahwa pada

model regresi 1 hubungan antar variabel independen dengan variabel

dependen adalah lemah karena memiliki nilai R < 0,5.

Adapun nilai Adj R2 sebesar 0,104, menunjukkan bahwa pada

model regresi 1 hanya sebesar 10,4% variabel dependen (CAR) dapat

dijelaskan oleh variabel independen (CSRI_EC, CSRI_EN, dan

86
CSRI_SO). Sedangkan sisanya yang sebesar 89,6% (100% - 10,4%)

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam

penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi variabel dependen

(CAR), seperti publikasi laporan keuangan, kebijakan deviden, dll.

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 ,540a ,291 ,206 ,1257512
a. Predictors: (Constant), CSRISO_EnP, CSRI_EN, EnP, CSRI_EC,
CSRI_SO, CSRIEN_EnP, CSRIEC_EnP
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.10, hasil uji koefisien determinasi terhadap

model regresi 2 menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R)

menunjukkan nilai sebesar 0,540 yang mengindikasikan bahwa pada

model regresi 2 hubungan antar variabel independen dengan variabel

dependen adalah kuat karena memiliki nilai R > 0,5.

Adapun nilai Adj R2 sebesar sebesar 0,206, menunjukkan bahwa

pada model regresi 2 hanya sebesar 20,6% variabel dependen (CAR)

dapat dijelaskan oleh variabel independen (CSRI_EC, CSRI_EN dan

CSRI_SO) dengan variabel moderasi (CSRIEC_EnP, CSRIEN_EnP,

dan CSRISO_EnP). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 79,4% (100% -

20,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam

penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi variabel dependen

(CAR), seperti publikasi laporan keuangan, kebijakan deviden, dll.

87
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan)

terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi yang ada dengan tingkat signifikansi

sebesar 10%. Berikut ini disajikan hasil uji F terhadap kedua model

regresi dalam penelitian (Tabel 4.13 dan Tabel 4.14).

Tabel 4.13
Hasil Uji F Model 1
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression ,188 3 ,063 3,509 ,020b
1 Residual 1,106 62 ,018
Total 1,294 65
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), CSRI_SO, CSRI_EN, CSRI_EC
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.13, menunjukkan bahwa model regresi 1

dapat digunakan dan layak untuk memprediksi CAR karena nilai

signifikansi uji F sebesar 0,20 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,1.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara CSRI_EC, CSRI_EN dan CSRI_SO secara simultan terhadap

CAR.

Berdasarkan Tabel 4.14 dihalaman selanjutnya, menunjukkan

bahwa model regresi 2 dapat digunakan dan layak untuk memprediksi

CAR karena nilai signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

88
yang signifikan antara CSRI_EC, CSRI_EN, CSRI_SO, EnP,

CSRIEC_EnP, CSRIEN_EnP, dan CSRISO_EnP secara simultan

terhadap CAR.

Tabel 4.14
Hasil Uji F Model 2
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression ,377 7 ,054 3,407 ,004b
1 Residual ,917 58 ,016
Total 1,294 65
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), CSRISO_EnP, CSRI_EN, EnP, CSRI_EC,
CSRI_SO, CSRIEN_EnP, CSRIEC_EnP
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

c. Hasil Uji Signifikansi Parameter (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel

dependen. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi yang ada dengan nilai batas tingkat signifikansi sebesar

10%. Berikut ini disajikan hasil uji t terhadap kedua model regresi

dalam penelitian (Tabel 4.11 dan Tabel 4.12):

Berdasarkan Tabel 4.11 dihalaman selanjutnya, hasil uji t terhadap

model regresi 1 menunjukkan bahwa variabel independen CSRI_EC

dan CSRI_SO berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

CAR. Sedangkan variabel independen CSRI_EN tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen CAR. Hal ini dapat terlihat dari

nilai signifikansi hasil uji t masing-masing variabel independen.

CSRI_EC menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang berarti

89
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,1 dan CSRI_SO menunjukkan

nilai signifikansi sebesar 0,078 yang berarti nilai signifikansi variabel

tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,1. Sedangkan CSRI_EN

menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,403 yang berarti nilai

signifikansi variabel tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 0,1.

Tabel 4.11
Hasil Uji t Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) -,120 ,040 -3,012 ,004
CSRI_EC ,417 ,134 ,718 3,103 ,003
1
CSRI_EN -,076 ,091 -,159 -,842 ,403
CSRI_SO -,216 ,121 -,388 -1,793 ,078
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh persamaan model regresi

1 sebagai berikut:

CAR = –0,120 + 0,417CSRI_EC – 0,076CSRI_EN –


0,216CSRI_SO + 0,040

Berdasarkan Tabel 4.12 dihalaman selanjutnya, hasil uji t terhadap

model regresi 2 menunjukkan bahwa interaksi antara variabel

independen dengan variabel moderasi CSRISO_EnP berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen CAR. Sedangkan interaksi

antara variabel independen dengan variabel moderasi CSRIEC_EnP

dan CSRIEN_EnP tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

90
dependen CAR. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi hasil uji t

masing-masing interaksi antara variabel independen dengan variabel

moderasi. CSRISO_EnP menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,054

yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,1.

Sedangkan CSRIEC_EnP dan CSRIEN_EnP menunjukkan nilai

signifikansi masing-masing variabel interaksi sebesar 0,315 dan 0,269

yang berarti nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi 0,1.

Tabel 4.12
Hasil Uji t Model 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) -,498 ,185 -2,689 ,009
CSRI_EC 1,223 ,783 2,105 1,561 ,124
CSRI_EN ,619 ,617 1,292 1,003 ,320
CSRI_SO -1,192 ,555 -2,136 -2,149 ,036
1
EnP ,130 ,063 ,682 2,078 ,042
CSRIEC_EnP -,267 ,264 -2,147 -1,014 ,315
CSRIEN_EnP -,234 ,210 -2,032 -1,116 ,269
CSRISO_EnP ,331 ,168 2,664 1,969 ,054
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 20, 2015.

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh persamaan model regresi

2 sebagai berikut:

CAR = –0,498 + 1,223CSRI_EC + 0,619CSRI_EN –


1,192CSRI_SO + 0,130EnP – 0,267CSRIEC*EnP –
0,234CSRIEN*EnP + 0,331CSRISO*EnP + 0,185

91
C. Pembahasan

1. Pengaruh CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor

a. CSR-disclosure indikator ekonomi (CSRI_EC) terhadap

cumulative abnormal return (CAR) (H1a).

Hasil penelitian untuk hipotesis H1a menunjukkan bahwa

CSR-disclosure indikator ekonomi berpengaruh signifikan terhadap

cumulative abnormal return. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi CSRI_EC sebesar 0,003, lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditentukan 0,1, sehingga H1a diterima. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap reaksi investor.

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang

menyatakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan melalui pelaporannya dengan cara mengirimkan sinyal

melalui laporan tahunannya. Oleh karena itu, investor akan

memberikan reaksi terhadap sinyal yang diberikan perusahaan

dalam pengungkapan CSR indikator ekonomi. Hasil penelitian ini

juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukanto

(2012), Sukanto dan Widaryanti (2014), Nuzula dan Kato (2010),

dan Cheng dan Christiawan (2011). Namun hasil penelitian ini

tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Shobirin (2012).

92
Sukanto (2012) menunjukkan bahwa perusahaan yang

peduli terhadap dampak ekonomi akan menghasilkan sinyal berupa

promosi atau informasi lain yang menyatakan perusahaan lebih

baik dari perusahaan lain. Sinyal berupa promosi atau informasi ini

diharapkan mendapat respon positif dari masyarakat dan investor.

Maka dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap dampak ekonomi akan menarik minat investor

untuk berinvestasi. Sukanto dan Widaryanti (2014) juga

menunjukkan hasil yang sama bahwa perusahaan yang peduli

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar akan mendapat

respons positif oleh para investor. Investor yang hendak mengambil

keputusan investasi bisa melihat variabel ini sebagai faktor yang

dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Nuzula dan

Kato (2010) dan Cheng dan Christiawan (2011) juga menunjukkan

bahwa informasi CSR yang diungkapkan perusahaan direspon baik

oleh investor yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return.

Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Shobirin (2012)

yang menyatakan bahwa CSR-disclosure dimensi ekonomi tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Adanya perbedaan hasil

kemungkinan dikarenakan dalam penelitian Shobirin menggunakan

perusahaan manufaktur sebagai sampel yang berakibat hasil

penelitian tidak dapat digeneralisasi secara luas untuk setiap

perusahaan publik yang ada di Indonesia.

93
b. CSR-disclosure indikator lingkungan (CSRI_EN) terhadap

cumulative abnormal return (CAR) (H1b).

Hasil penelitian untuk hipotesis H1b menunjukkan bahwa

pengungkapan CSR indikator lingkungan tidak berpengaruh

signifikan terhadap cumulative abnormal return. Hal ini dapat

dilihat dari nilai signifikansi CSRI_EN sebesar 0,403, lebih besar

dari tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,1, sehingga H1b

ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap

reaksi investor.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sidharta dan Juniarti (2015) dan Sukanto dan

Widaryanti (2014). Namun tidak mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Sukanto (2012) dan Darmadi dan Gunawan

(2012). Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori sinyal.

Shidarta dan Juniarti (2015) menjelaskan bahwa reaksi negatif yang

diberikan oleh investor dikarenakan adanya anggapan investor

bahwa perusahaan yang melakukan praktik CSR cenderung

melakukan pemborosan sumber daya karena untuk melakukan CSR

dibutuhkan sumber daya yang banyak dan belum tentu membawa

dapak yang dapat dirasakan langsung oleh perusahaan. Sukanto dan

Widaryanti (2014) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa

94
variabel CSR (environment) tidak berpengaruh terhadap stack

return yang diukur berdasarkan cumulative abnormal return.

Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Sukanto (2012)

terhadap 51 laporan tahunan perusahaan yang tercatat di BEI

periode 2010-2011. Sukanto menyatakan bahwa CSR lingkungan

berpengaruh terhadap stock return yang diukur berdasarkan

cumulative abnormal return. Darmadi dan Gunawan (2012) juga

menunjukkan hasil yang berbeda bahwa investor cenderung

bereaksi positif terhadap pengungkapan terkait lingkungan hidup.

Adanya perbedaan hasil kemungkinan dikarenakan dalam

penelitiannya mereka mengunakan data yang lebih kecil dan tahun

tunggal, sehingga menunjukkan hubungan yang positif.

Kemungkinan faktor lain adalah operasi perusahaan dimana

terdahulu menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga CSR

lingkungan direspon bukan sebagai biaya CSR tetapi sebagai biaya

recovery atas kerusakan lingkungan yang sudah menjadi kewajiban

secara hukum.

c. CSR-disclosure indikator sosial (CSRI_SO) terhadap cumulative

abnormal return (CAR) (H1c).

Hasil penelitian untuk hipotesis H1c menunjukkan bahwa

pengungkapan CSR indikator sosial berpengaruh signifikan

terhadap cumulative abnormal return. Hal ini dapat dilihat dari

nilai signifikansi CSRI_SO sebesar 0,078, lebih kecil dari tingkat

95
signifikansi sebesar 0,1, sehingga H1c diterima. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan CSR-

disclosure indikator sosial terhadap reaksi investor.

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang

menyatakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan melalui pelaporannya dengan cara mengirimkan sinyal

melalui laporan tahunannya. Oleh karena itu, investor akan

memberikan reaksi terhadap sinyal yang diberikan perusahaan

dalam pengungkapan CSR indikator sosial. Hasil penelitian ini juga

mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurdin dan

Cahyandito (2006) dan Sukanto dan Widaryanti (2014). Namun

hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Darmadi dan Gunawan (2012) dan Kastutisari dan

Dewi (2014).

Nurdin dan Cahyandito (2006) menunjukkan adanya

pengungkapan tema-tema sosial yang dilakukan perusahaan

memiliki kandungan informasi, sehingga investor akan bereaksi

pada pengumuman itu. Pengungkapan aktivitas perusahaan yang

berkaitan dengan tema-tema sosial dapat mengirimkan sinyal

positif kepada stakeholder dan pasar mengenai prospek perusahaan

dimasa yang akan datang bahwa perusahaan memberikan

guarantee atas keberlangsungan hidup perusahaan dimasa yang

akan datang. Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa investor di

96
Indonesia sudah mulai menggunakan informasi pengungkapan CSR

dalam melakukan keputusan investasi. Sukanto dan Widaryanti

(2014) menunjukkan hasil yang sama bahwa perusahaan yang

mampu menerapkan tanggung jawab sosial disekitarnya dianggap

bisa mengendalikan lingkungan sosial lewat nilai investasi yang

ditanamkan pada kegiatan sosial. Misalkan kesejahteraan karyawan

yang diperhatikan akan membuat karyawan lebih bisa bekerja

dengan baik dan loyalitas karyawan dapat dijaga. Semakin lengkap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR social)

semakin meningkatkan kinerja perusahaan, Kinerja perusahaan

meningkat, maka akan meningkatkan profit perusahaan. Profit yang

meningkat maka akan mendorong kenaikan return pada saham.

Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Darmadi dan

Gunawan (2012) terhadap perusahaan-perusahaan publik yang

tercatat di BEI tahun 2008 dan 2009. Reaksi negatif terdapat pada

pengungkapan terkait hubungan karyawan. Kastutisari dan Dewi

(2014) juga menunjukkan hasil berbeda bahwa pengungkapan CSR

tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.

Pengungkapan CSR tidak menyebabkan reaksi investor, sehingga

tidak mempengaruhi abnormal return. Investor kurang peduli

dengan tanggung jawab sosial perusahaan dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi. Adanya perbedaan hasil

kemungkinan dikarenakan dalam penelitian Darmadi dan Gunawan

97
hanya menggunakan sebagian indikator sosial dari CSR-disclosure

yaitu hubungan karyawan dan dalam penelitian Kastutisari dan

Dewi mengunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel yang

berakibat hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi secara luas

untuk setiap perusahaan publik yang ada di Indonesia.

2. Peran Environmental Performance Rating sebagai Pemoderasi

CSR-Disclosure terhadap Reaksi Investor

a. Pengaruh interaksi CSR-disclosure indikator ekonomi dengan

environmental performance rating (CSRIEC_EnP) terhadap

cumulative abnormal return (CAR) (H2a).

Hasil penelitian untuk hipotesis H2a menunjukkan bahwa

environmental performance rating tidak mampu memperkuat

hubungan pengungkapan CSR indikator ekonomi terhadap

cumulative abnormal return. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi CSRIEC_EnP sebesar 0,315, lebih besar dari tingkat

signifikansi sebesar 0,1, sehingga H2a ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa adanya environmental performance

rating tidak dapat memoderasi hubungan antara pengungkapan

CSR indikator ekonomi dengan reaksi investor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi berupa

Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) yang merupakan

instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan

berdasarkan peraturan yang berlaku tidak dapat mengubah reaksi

98
investor terhadap saham perusahaan setelah pengumuman CSR-

disclosure indikator ekonomi.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Prabandari

dan Suryanawa (2014) yang menunjukkan hasil yang berbeda

bahwa environmental performance rating berpengaruh positif

terhadap reaksi investor.

b. Pengaruh interaksi CSR-disclosure indikator lingkungan dengan

environmental performance rating (CSRIEN_EnP) terhadap

cumulative abnormal return (CAR) (H2b).

Hasil penelitian untuk hipotesis H2b menunjukkan bahwa

environmental performance rating tidak mampu memperkuat

hubungan pengungkapan CSR indikator lingkungan terhadap

cumulative abnormal return, sehingga H2b ditolak. Hal ini dapat

dilihat dari nilai signifikansi CSRIEC_EnP sebesar 0,269, lebih

besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,1, yang berarti adanya

environmental performance rating tidak dapat memoderasi

hubungan antara pengungkapan CSR indikator lingkungan dengan

reaksi investor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi berupa

Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) yang merupakan

instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan

berdasarkan peraturan yang berlaku tidak dapat mengubah reaksi

99
investor terhadap saham perusahaan setelah pengumuman CSR-

disclosure indikator lingkungan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Prabandari

dan Suryanawa (2014) yang menunjukkan hasil bahwa

environmental performance rating berpengaruh signifikan terhadap

reaksi investor.

c. Pengaruh interaksi CSR-disclosure indikator sosial dengan

environmental performance rating (CSRISO_EnP) terhadap

cumulative abnormal return (CAR) (H2c).

Hasil penelitian untuk hipotesis H2c menunjukkan bahwa

environmental performance rating mampu memperkuat hubungan

pengungkapan CSR indikator sosial terhadap cumulative abnormal

return, sehingga H2c diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi CSRISO_EnP sebesar 0,054, lebih kecil dari tingkat

signifikansi sebesar 0,1, yang berarti adanya environmental

performance rating dapat memoderasi hubungan antara

pengungkapan CSR indikator sosial dengan reaksi investor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi berupa

Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) yang merupakan

instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan

berdasarkan peraturan yang berlaku dapat mengubah reaksi

investor terhadap saham perusahaan setelah pengumuman CSR-

disclosure indikator sosial. PROPER dapat membentuk suatu

100
kepercayaan baru dikalangan para investor mengenai kinerja CSR-

disclosure indikator sosial.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Prabandari dan

Suryanawa (2014) menunjukkan hasil dengan penelitian ini bahwa

environmental performance rating berpengaruh terhadap reaksi

investor.

Berikut merupakan ringkasan mengenai hasil penelitiaan

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15
Ringkasan Hasil Penelitian
No. Variabel Independen Variabel Dependen
1. CSRI_EC +
2. CSRI_EN -
3. CSRI_SO +
4. CSRI_EC*EnP -
5. CSRI_EN*EnP -
6. CSRI_SO*EnP +
Sumber: Data diolah, 2015.
Keterangan:

+ = Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen atau hipotesis diterima.

- = Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen atau hipotesis ditolak.

101
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR-disclosure) berdasarkan Global Reporting

Inviative (ekonomi, lingkungan, dan sosial) terhadap reaksi investor yang

diproksikan dengan cumulative abnormal return. Penelitian ini menggunakan

sampel perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri high profile yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Berdasarkan

metode judgement sampling, sampel perusahaan yang berhasil diperoleh

sebanyak 22 perusahaan dengan 66 data observasi. Metode analisis dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi berganda dan analisis regresi moderasi

dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi

20. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat dikemukakan beberapa simpulan penelitian sebagai berikut:

1. Variabel CSR-disclosure indikator ekonomi berpengaruh signifikan

terhadap reaksi investor. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Sukanto (2012), Sukanto dan Widaryanti (2014),

Nuzula dan Kato (2010), dan Cheng dan Christiawan (2011). Namun

tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shobirin

(2012).

102
2. Variabel CSR-disclosure indikator lingkungan tidak berpengaruh

signifikan terhadap reaksi investor. Hasil ini mendukung penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Sidharta dan Juniarti (2015) dan

Sukanto dan Widaryanti (2014). Namun tidak mendukung penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Sukanto (2012) dan Darmadi dan

Gunawan (2012).

3. Variabel CSR-disclosure indikator sosial berpengaruh signifikan

terhadap reaksi investor. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Nurdin dan Cahyandito (2006) dan Sukanto dan

Widaryanti (2014). Namun tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Darmadi dan Gunawan (2012) dan Kastutisari dan

Dewi (2014).

4. Variabel environmental performance rating tidak mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator ekonomi terhadap reaksi investor.

Hasil ini tidak mendukung penelitian Prabandari dan Suryanawa

(2014).

5. Variabel environmental performance rating tidak mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator lingkungan terhadap reaksi

investor. Hasil ini tidak mendukung penelitian Prabandari dan

Suryanawa (2014).

6. Variabel environmental performance rating mampu memperkuat

hubungan CSR-disclosure indikator sosial terhadap reaksi investor.

Hasil ini mendukung penelitian Prabandari dan Suryanawa (2014).

103
B. Saran

Penelitian mengenai CSR-disclosure dan reaksi investor di masa

mendatang diharapkan mampu mempertimbangkan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Pengembangan Akademik

a. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menggunakan

laporan sustainability report yang telah dikoreksi oleh Global

Reporting Intiative (GRI) guna menghindari penilaian secara

subjektif, mengingat tidak semua data observasi dalam penelitian ini

telah dinilai berdasarkan koreksi GRI.

b. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas periode

penelitian dimana akan menambah data observasi penelitian, sehingga

dapat diperoleh hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya.

c. Pada penelitian selanjutnya disarankan juga untuk menggunakan

indikator pengukuran variabel moderasi selain PROPER guna melihat

keberagaman dalam hasil penelitian.

2. Pengembangan Praktis

a. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa indikator ekonomi dan

sosial dalam CSR-disclosure berpengaruh signifikan terhadap reaksi

investor dan PROPER dapat memperkuat hubungan indikator sosial

dalam CSR-disclosure terhadap reaksi investor. Hasil tersebut dapat

dijadikan pertimbangan bagi manajemen perusahaan agar lebih rinci

dalam mengungkapkan informasi CSR. Selain itu, konsep pelaporan

104
GRI pun juga dapat digunakan sebagai salah satu pedoman bagi

perusahaan dalam mengungkapkan informasi CSR, dan perusahaan

dapat berkontribusi lebih dalam meningkatkan nilai perusahaan

melalui environmental performance rating, karena terbukti PROPER

dapat membantu meyakinkan investor dalam pengambilan keputusan

investasi.

b. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa investor mengapresiasi

informasi CSR-disclosure, meskipun apresiasi investor masih

terbilang rendah. Peneliti berharap investor dan calon investor dapat

lebih mengapresiasi informasi CSR-disclosure dalam proses

pengambilan keputusan investasi, mengingat manfaat jangka panjang

dari kegiatan-kegiatan CSR.

105
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2005. “Riset Keuangan: Pengujian-
Pengujian Empiris (edisi pertama)”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). 2012.
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik.Keputusan Ketua Bapepam LK:KEP:431/BL/2012.

Brigham, F Eugene dan Joel F Houston. 2009. “Dasar-dasar Manajemen


Keuangan (edisi kesepuluh)”. Jakarta: Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia (BEI). Data Tanggal Publikasi Laporan Tahunan Emiten
Listing di BEI Tahun 2012-21014. Capital Market and Electronic Library
(ICaMEL). Jakarta.

Cheng, Megawati dan Yulius J. Christiawan. 2011. “Pengaruh Pengungkapan


Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol.13, No.1.

Darmadi, Salim dan Gunawan. 2012. “Investors’ Reaction to Corporate Social


Responsibility Disclosure: Evidence from Indonesia”. Conference in
Business Accounting and Management (CBAM) UNISSULA. Vol.1, No.1.

Dhalsrud, Alexander. 2008. ”How Corporate Social Responsibility is Defined: an


Analysis of 37 Definitions”. Corporate Social Responsibility and
Environmental Management. Vol.15.

Donato, Francesca Di dan Maria Federica Izzo. 2007. “The Relation Between
Corporate Social Responsibility and Stock Prices: an Analysis of the
Italian Listed Companies”. Diakses pada 10 Maret 2015, dari
http://ssrn.com/abstract=1986324

106
Falichin, M. Zulfa. 2011. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure
terhadap Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating dan
Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi”. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2011 “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponogoro.

Global Reporting Intiative (GRI). 2011. Global Reportting Intiative Sustainability


Reoprting Guidelines 3.1 (GRI G.3.1). Diakses pada 10 Maret 2015,
dari www.globalreorting.org.

Hartono, Jogiyanto. 2009. “Teori Portofolio dam Analisis Investasi (edisi


keenam). Yogyakarta: BPFE.

Hartono, Jogiyanto. 2010. “Studi Peristiwa: Mengkaji Reaksi Pasar Modal Akibat
suatu Peristiwa (edisi pertama)”. Yogyakarta: BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2012. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta:


Salemba Empat.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis:


untuk Akuntansi dan Manajemen (edisi pertama)”. Yoyakarta: BPFE.

Kastutisari, Savitri dan Nurul Husna Uswati Dewi. 2014. “Pengaruh Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap Abnormal Return”. Jurnal STIE
Perbanas Surabaya.

Lako, Andreas. 2010. “Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan
Akuntansi.” Jakarta:Erlangga.

Merina, Citra Indah dan Andrian Noviardy. 2015. “Analisis Determinan


Pengungkapan CSR pada Peusahaan Go Public di Indonesia. Diakses pada
10 Maret 2015, dari http://eprints.binadarma.ac.id

107
Nurdianty, Putri. 2008. “Analisis Hubungan Pengungkapan CSR dan
Pengungkapan Corporate Governance pada Kelompok Industri High
Profile yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.

Nurdin, Emilia dan M. Fani Cahyandito. 2006. “Pengungkapan Tema-tema Sosial


dan Lingkungan dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi
Investor”. Diakses pada 10 Maret 2015, dari
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/jurnal_klh_penung
kapan_sosiallingk_dlm_lap_tahunan_faniemilia.pdf.

Nuzula, Nila Firdausi dan Masanori Kato. 2015. “Do the Japanese Capital
Markets Respond to The Publication of Corporate Social Responsibility
Reports?” Diakses pada 10 Maret 2015, dari
http://www.wbiconpro.com/340-Nila.pdf.

Owen, David L. 2005. “CSR After Enron: A Role For The Academic Accounting
Proffesion?”. European Accounting Review. Vol.14 (Issue 2).

Prabandari, K. Rina dan Ketut Suryanawa. 2014. “Pengaruh Environmental


Performance pada Reaksi Investor di Perusahaan High Profile Bursa Efek
Indonesia”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.7, No.2.

Republik Indonesia. 2007. “Perseroan Terbatas”. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 40 Tahun 2007.

Safitri, Nanda Febrina Wahyu. 2013. “Analisa Pelaporan Pengungkapan CSR


Berdasarkan GRI. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya.

Sekaran, Uma. 2014. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis (edisi keempat)”.


Jakarta: Salemba Empat.

Shidarta, Stefany Dianita dan Juniarti. 2015. “Pengaruh Corporate Social


Responsibility terhadap Respon Investor dalam Sektor Keuangan”. Jurnal
Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra.

108
Solihin, Ismail. 2009. “Corporate Social Responsibility from Charity to
Sustainability”. Jakarta: Salemba Empat.

Sukanto, Eman. 2012. “Pengaruh Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility terhadap Stock Return pada Perusahaan yang Berkaitan
dengan Lingkungan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2011”. Fokus Ekonomi. Vol.7, No.2.

Sukanto, Eman dan Widaryanti. 2014. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility terhadap Stock Return pada Perusahaan yang Berkaitan
dengan Lingkungan yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Fokus
Ekonomi. Vol.9, No.2.

Sembiring, Eddy. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA). VIII. Solo.

Suwardjono. 2005. “Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (edisi


ketiga). Yogyakarta: BPFE.

Wijayanti, Feb Tri, Sutaryo dan Muhammad Agung Prabowo. 2011. “Pengaruh
CSR terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Seminar Nasional
Akuntansi (SNA). XIV. Aceh.

www.finance.yahoo.com. Data IHSI dan IHSG Perusahaan Tahun 2013-2015.


Diakses pada 20 September 2015, pukul 09:00 WIB.

www.proper.menlh.go.id. Data Laporan PROPER Kementrian Lingkungan Hidup


Tahun 2012-2014. Diakses pada 20 Maret 2015, pukul 09:00 WIB.

www.idx.co.id. Data Laporan Tahunan Emiten Listing di BEI Tahun 2012-2014.


Diakses pada 28 Juni 2015, pukul 20:00 WIB.

109
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Perusahaan Sampel Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN SEKTOR SUB SEKTOR
1 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk Pertanian Perkebunan
2 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Pertanian Perkebunan
3 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Pertambangan Batu Bara
4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Pertambangan Logam dan Mineral
5 TINS Timah (Persero) Tbk Pertambangan Logam dan Mineral
6 SMCB Holcim Indonesia Tbk Dasar dan Kimia Semen
7 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Dasar dan Kimia Semen
8 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Dasar dan Kimia Keramik, Porselen dan Kaca
9 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Dasar dan Kimia Keramik, Porselen dan Kaca
10 CTBN Citra Tubindo Tbk Dasar dan Kimia Logam dan Sejenisnya
11 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Dasar dan Kimia Kimia
12 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Dasar dan Kimia Pakan Ternak
13 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Dasar dan Kimia Pulp dan Kertas
14 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Dasar dan Kimia Pulp dan Kertas
15 INDR Indo Rama Synthetics Tbk Aneka Industri Tekstil dan Garmen
16 KBLI KMI Wire & Cable Tbk Aneka Industri Kabel
17 PTSN Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri Elektronika
18 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Barang Konsumsi Makanan dan Minuman
19 GGRM Gudang Garam Tbk Barang Konsumsi Rokok
20 HMSP H.M. Sampoerna Tbk Barang Konsumsi Rokok
21 KLBF Kalbe Farma Tbk Barang Konsumsi Farmasi
22 KAEF Kimia Farma Tbk Barang Konsumsi Farmasi

110
Lampiran 2. Pemilihan Perusahaan Sampel Penelitian
Perusahaan dalam Kelompok Industri High Profile yang Tercatat di BEI dan
Mengikuti PROPER selama Periode Penelitian 2012-2014
Kriteria
NO KODE NAMA PERUSAHAAN SAMPEL
a* b*
1 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk √ √ 1
2 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk √ √ 2
3 SMAR Smart Tbk X √
4 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk √ √ 3
5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk √ √ 4
6 TINS Timah (Persero) Tbk √ √ 5
7 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ 6
8 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk √ √ 7
9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ 8
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ √ 9
11 CTBN Citra Tubindo Tbk √ √ 10
12 SPRM Suparma Tbk √ X
13 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk √ √ 11
14 SRSN Indo Aciditama Tbk X √
15 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk √ √ 12
16 INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ 13
17 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ 14
18 INDR Indo Rama Synthetics Tbk √ √ 15
19 ARGO Argo Pantes Tbk √ X
20 KBLI KMI Wire & Cable Tbk √ √ 16
21 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk √ X
22 PTSN Sat Nusapersada Tbk √ √ 17
23 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ 18
24 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ 19
25 HMSP H.M. Sampoerna Tbk √ √ 20
26 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ 21
27 KAEF Kimia Farma Tbk √ √ 22
28 UNVR Unilever Indonesia Tbk X √
Sumber: www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL).
* Keterangan:
a. Perusahaan menyampaikan tanggal publikasi laporan tahunannya.
b. Perusahaan menyampaikan informasi item-item CSR-disclosure dalam laporan
tahunannya.
√ = Sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
X = Tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

111
Lampiran 3. CSR-Disclosure Index Berdasarkan GRI G.3.1
Item-item Penilaian CSR-Disclosure
NO. KODE INDIKATOR
Indikator Kinerja Ekonomi
Aspek: Kinerja Ekonomi
1 EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi
2 EC2 Implikasi finansial akibat perubahan iklim
3 EC3 Dana pensiun karyawan
4 EC4 Bantuan finansial dari pemerintah
Aspek: Kehadiran Pasar
5 EC5 Standar upah minimum
6 EC6 Rasio pemasok lokal
7 EC7 Rasio tenaga kerja lokal
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung
8 EC8 Pengaruh pembangunan infrastruktur
9 EC9 Pengaruh ekonomi tidak langsung
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek: Material
10 EN1 Pemakaian material
11 EN2 Pemakaian material daur ulang
Aspek: Energi
12 EN3 Pemakaian energi langsung
13 EN4 Pemakaian energi tidak langsung
14 EN5 Penghematan energi
15 EN6 Inisiatif penyediaan energi terbarukan
16 EN7 Inisiatif untuk mengurangi energi tidak langsung
Aspek: Air
17 EN8 Pemakaian air
18 EN9 Sumber air yang terkena dampak
19 EN10 Jumlah air daur ulang
Aspek: Keanekaragaman Hayati
20 EN11 Kuasa pertambangan di hutan lindung
21 EN12 Perlindungan keanekaragaman hayati
22 EN13 Pemulihan habitat
23 EN14 Strategi menjaga keanekaragaman hayati
24 EN15 Species yang dilindungi
Aspek: Emisi, Limbah Cair dan Limbah Padat
25 EN16 Total gas rumah kaca
26 EN17 Total emisi gas rumah kaca tidak langsung
27 EN18 Inisiatif pengurangan efek gas rumah kaca
28 EN19 Pengurangan emisi ozon
29 EN20 Jenis-jenis emisi udara
30 EN21 Kualitas pembuangan air dan lokasinya
31 EN22 Klasifikasi limbah dan metode pembuangan
32 EN23 Total tumpahan minyak dan bahan cair berbahaya
33 EN24 Pengelolaan dan pengangkutan limbah B3
34 EN25 Dampak limbah terhadap keanekaragaman hayati di badan air
Berlanjut ke halaman berikutnya.

112
Item-item Penilaian CSR-Disclosure (Lanjutan)
Aspek: Produk dan Jasa
35 EN26 Inisiatif minimalisasi dampak lingkungan produk dan jasa
36 EN27 Presentase produk yang terjual dan kemasan yang direklamasi
Aspek: Kepatuhan
37 EN28 Denda atau hukuman atas pelanggaran lingkungan
Aspek: Transportasi
38 EN29 Dampak signifikan terhadap lingkungan akibat pengangkutan/transportasi
Aspek: Menyeluruh
39 EN30 Biaya dan investasi perlindungan lingkungan
Indikator Kinerja Ketenagakerjaan
Aspek: Pekerjaan
40 LA1 Jumlah karyawan
41 LA2 Tingkat perputaran karyawan
42 LA3 Kompensasi bagi karyawan
Jumlah karyawan yang mengambil cuti berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
43 LA15 retensi dari karyawan ketika kembali bekerja
Aspek: Hubungan Manajemen dan Tenaga Kerja
44 LA4 Perjanjian kerja bersama
45 LA5 Tenggat waktu perubahan kebijakan
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Kerja
46 LA6 Komite bersama K3
47 LA7 Tingkat kecelakaan kerja
48 LA8 Pendidikan dan pelatihan karyawan
49 LA9 Klausul K3 dalam PKB
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
50 LA10 Jumlah jam pelatihan karyawan
51 LA11 Program persiapan pensiun
52 LA12 Peninjauan kinerja dan pengembangan karir
Aspek: Keberagaman dan Kesetaraan Kesempatan
53 LA13 Keberagaman karyawan
Aspek: Kesetaraan Upah Karyawan Laki-Laki dan Perempuan
54 LA14 Rasio gaji karyawan laki-laki dan perempuan
Indikator Hak Asasi Manusia
Aspek: Praktik Investasi dan Pengadaan
55 HR1 Klausul HAM dalam kebijakan investasi
56 HR2 Klausul HAM untuk pemasok
57 HR3 Pelatihan HAM untuk karyawan
Aspek: Nondiskriminasi
58 HR4 Kasus diskriminasi kerja
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berkumpul
59 HR5 Hak berserikat dan berkumpul sebagai karyawan
Aspek: Pekerja Anak
60 HR6 Pekerja di bawah umur
Aspek: Kerja Paksa dan erja Wajib
61 HR7 Kerja paksa dan pemaksaan bekerja
Berlanjut ke halaman berikutnya.

113
Item-item Penilaian CSR-Disclosure (Lanjutan)
Aspek: Praktik/Tindakan Pengamanan
62 HR8 Pelatihan HAM untuk tenaga pengamanan
Aspek: Hak Penduduk Asli
63 HR9 Pelanggaran hak penduduk asli
Aspek: Penilaian
64 HR10 Penilaian operasional untuk aspek HAM
Aspek: Remediasi
65 HR11 Keluhan terhadap perusahaan
Indikator Kinerja Sosial dan Kemasyarakatan
Aspek: Komunitas Lokal
66 SO1 Cakupan program kemasyarakatan
67 SO9 Dampak negatif operasi terhadap komunitas lokal
68 SO10 Upaya pencegahan dampak negatif operasi
Aspek: Korupsi
68 SO2 Unit bisnis rentan korupsi
70 SO3 Pelatihan antikorupsi
71 SO4 Tindakan tanggap atas korupsi
Aspek: Kebijakan Publik
72 SO5 Partisipasi dalam kebijakan publik
73 SO6 Sumbangan untuk partai politik
Aspek: Perilaku Antikompetitif
74 SO7 Pelanggaran hukum
Aspek: Kepatuhan
75 SO8 Denda atas pelanggaran hukum
Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk
Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
76 PR1 Dampak produk pada kesehatan dan keselamatan konsumen
Pelanggaran aturan tentang dampak produk terhadap kesehatan dan keselamatan
77 PR2 konsumen
Aspek: Pemasangan Label Barang dan Jasa
78 PR3 Jenis dan informasi kandungan produk
79 PR4 Pelanggaran aturan terkait informasi produk
80 PR5 Pengukuran tingkat kepuasan konsumen
Aspek: Komunikasi Pemasaran
81 PR6 Ketaatan peraturan mengenai informasi pemasaran
82 PR7 Pelanggaran atas peraturan mengenai informasi pemasaran
Aspek: Keleluasaan Pribadi Pelanggan
83 PR8 Pengaduan pelanggaran tentang data dan privasi konsumen
Aspek: Kepatuhan
84 PR9 Denda finansial karena pelanggaran peraturan pengadaan dan penggunaan produk
Sumber: www.globalreporting.org

114
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Variabel Penelitian
CSRI EKONOMI CSRI LINGKUNGAN CSRI SOSIAL EnP
NO KODE TAHUN CAR (Y)
(X1) (X2) (X3) (Z)
1 SIMP 2012 -0.1548 0.4444 0.3000 0.4667 3
2013 0.0979 0.7778 0.3667 0.5333 3
2014 -0.0205 0.5556 0.4000 0.6000 3
2 LSIP 2012 -0.2169 0.4444 0.1000 0.4667 2
2013 0.0908 0.7778 0.1000 0.4889 3
2014 0.1866 0.7778 0.1000 0.5111 3
3 PTBA 2012 -0.0659 1.0000 1.0000 1.0000 4
2013 0.0290 0.5556 0.5000 0.5778 5
2014 0.0127 1.0000 0.9000 0.8000 5
4 ANTM 2012 -0.0615 1.0000 1.0000 1.0000 4
2013 0.0733 0.7778 0.8667 0.3333 3
2014 -0.1381 0.3333 0.7333 0.4222 3
5 TINS 2012 -0.1219 1.0000 1.0000 1.0000 3
2013 0.1550 1.0000 1.0000 1.0000 3
2014 0.0468 0.7778 0.7000 0.4222 2
6 SMCB 2012 -0.0081 0.7778 0.5333 0.6889 4
2013 -0.0188 1.0000 0.9333 0.8222 4
2014 -0.0050 0.8889 0.9000 0.8000 3
7 INTP 2012 -0.0717 1.0000 1.0000 1.0000 5
2013 -0.0411 1.0000 1.0000 1.0000 5
2014 0.0186 0.7778 0.7667 0.4000 4
8 TOTO 2012 0.0592 0.3333 0.1667 0.1556 2
2013 -0.0344 0.3333 0.1667 0.1556 2
2014 0.0024 0.3333 0.1667 0.1556 3
9 AMFG 2012 -0.0657 0.5556 0.4000 0.3778 2
2013 -0.0037 0.5556 0.5000 0.3778 3
2014 0.0716 0.5556 0.5000 0.3778 3
10 CTBN 2012 -0.0398 0.4444 0.4000 0.3333 3
2013 0.1278 0.6667 0.6333 0.3556 3
2014 0.0221 0.5556 0.6333 0.3556 3
11 TPIA 2012 -0.0105 0.4444 0.3667 0.4889 4
2013 0.0278 0.5556 0.4333 0.5111 4
2014 0.1637 0.5556 0.4333 0.5111 3
12 JPFA 2012 -0.8153 0.1111 0.1000 0.2222 2
2013 -0.0489 0.1111 0.1000 0.2222 2
2014 -0.1274 0.1111 0.1333 0.3111 3
13 INRU 2012 -0.2710 0.5556 0.5667 0.1778 4
2013 0.0888 0.5556 0.5667 0.1778 4
2014 -0.2456 0.5556 0.5667 0.1778 3
14 FASW 2012 -0.0196 0.4444 0.5000 0.1778 3
2013 -0.0360 0.4444 0.5000 0.1778 3
2014 -0.0161 0.4444 0.5000 0.1778 3
15 INDR 2012 -0.0695 0.3333 0.1333 0.2000 2
2013 -0.0036 0.4444 0.1667 0.2222 3
2014 0.2541 0.4444 0.1667 0.2222 3
16 KBLI 2012 -0.0717 0.2222 0.2000 0.1778 3
2013 0.0740 0.3333 0.3000 0.2000 2
2014 -0.0559 0.2222 0.3000 0.1778 3
17 PTSN 2012 -0.1627 0.3333 0.3000 0.3111 3
2013 -0.1644 0.3333 0.3000 0.3111 3
2014 0.0926 0.4444 0.3333 0.3556 3
18 ICBP 2012 0.1289 0.5556 0.2667 0.4444 3
2013 0.0015 0.3333 0.2667 0.4444 3
2014 -0.0838 0.3333 0.2667 0.4444 3
19 GGRM 2012 -0.0584 0.3333 0.1000 0.1333 3
2013 -0.0064 0.3333 0.1333 0.1333 3
2014 -0.0567 0.3333 0.1333 0.1333 3
20 HMSP 2012 -0.0304 0.3333 0.2667 0.1333 3
2013 0.0117 0.4444 0.2667 0.1556 3
2014 0.1091 0.4444 0.2667 0.1778 3
21 KLBF 2012 0.1107 0.3333 0.7667 0.4444 3
2013 -0.0157 0.4444 0.7667 0.4444 2
2014 0.0763 0.4444 0.7667 0.4444 3
22 KAEF 2012 -0.1136 0.3333 0.1000 0.3111 2
2013 0.0651 0.4444 0.1000 0.3111 3
2014 -0.0890 0.3333 0.1000 0.3111 3

115
Lampiran 5. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Ekonomi
PENGUNGKAPAN CSR CSR-DISCLOSURE
ITEM PENGUNGKAPAN CSR
NO KODE TAHUN EKONOMI INDEX EKONOMI
EKONOMI (1)
PERUSAHAAN (2) (3) = 2:1 (X1)
1 SIMP 2012 9 4 0.44
2013 9 7 0.78
2014 9 5 0.56
2 LSIP 2012 9 4 0.44
2013 9 7 0.78
2014 9 7 0.78
3 PTBA 2012 9 9 1.00
2013 9 5 0.56
2014 9 9 1.00
4 ANTM 2012 9 9 1.00
2013 9 7 0.78
2014 9 3 0.33
5 TINS 2012 9 9 1.00
2013 9 9 1.00
2014 9 7 0.78
6 SMCB 2012 9 7 0.78
2013 9 9 1.00
2014 9 8 0.89
7 INTP 2012 9 9 1.00
2013 9 9 1.00
2014 9 7 0.78
8 TOTO 2012 9 3 0.33
2013 9 3 0.33
2014 9 3 0.33
9 AMFG 2012 9 5 0.56
2013 9 5 0.56
2014 9 5 0.56
10 CTBN 2012 9 4 0.44
2013 9 6 0.67
2014 9 5 0.56
11 TPIA 2012 9 4 0.44
2013 9 5 0.56
2014 9 5 0.56
12 JPFA 2012 9 1 0.11
2013 9 1 0.11
2014 9 1 0.11
13 INRU 2012 9 5 0.56
2013 9 5 0.56
2014 9 5 0.56
14 FASW 2012 9 4 0.44
2013 9 4 0.44
2014 9 4 0.44
15 INDR 2012 9 3 0.33
2013 9 4 0.44
2014 9 4 0.44
16 KBLI 2012 9 2 0.22
2013 9 3 0.33
2014 9 2 0.22
17 PTSN 2012 9 3 0.33
2013 9 3 0.33
2014 9 4 0.44
18 ICBP 2012 9 5 0.56
2013 9 3 0.33
2014 9 3 0.33
19 GGRM 2012 9 3 0.33
2013 9 3 0.33
2014 9 3 0.33
20 HMSP 2012 9 3 0.33
2013 9 4 0.44
2014 9 4 0.44
21 KLBF 2012 9 3 0.33
2013 9 4 0.44
2014 9 4 0.44
22 KAEF 2012 9 3 0.33
2013 9 4 0.44
2014 9 3 0.33

116
Item CSR-Dsiclosure Indikator Ekonomi Perusahaan
INDIKATOR EKONOMI (EC)
NO KODE TAHUN ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SIMP 2012 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 7 1 0 1 0 1 1 1 1 1
2014 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
2 LSIP 2012 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 7 1 1 1 0 0 1 1 1 1
2014 7 1 1 1 0 0 1 1 1 1
3 PTBA 2012 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 5 1 0 1 0 1 0 0 1 1
2014 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 ANTM 2012 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1
2014 3 1 0 1 0 0 0 1 0 0
5 TINS 2012 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 7 1 1 1 0 1 1 0 1 1
6 SMCB 2012 7 1 1 1 1 0 1 1 1 0
2013 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 INTP 2012 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0
8 TOTO 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2014 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
9 AMFG 2012 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
2013 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
2014 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
10 CTBN 2012 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 6 1 0 1 0 1 0 1 1 1
2014 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
11 TPIA 2012 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
2014 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1
12 JPFA 2012 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2013 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2014 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
13 INRU 2012 5 1 0 0 0 0 1 1 1 1
2013 5 1 0 0 0 0 1 1 1 1
2014 5 1 0 0 0 0 1 1 1 1
14 FASW 2012 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2014 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
15 INDR 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2013 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1
2014 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1
16 KBLI 2012 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2014 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0
17 PTSN 2012 3 1 0 1 0 0 0 0 1 0
2013 3 1 0 1 0 0 0 0 1 0
2014 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1
18 ICBP 2012 5 1 0 1 0 1 0 0 1 1
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2014 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
19 GGRM 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2014 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
20 HMSP 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2013 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
2014 4 1 0 0 0 0 0 1 1 1
21 KLBF 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2013 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1
2014 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1
22 KAEF 2012 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1
2013 4 0 0 1 1 0 0 0 1 1
2014 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1

117
Lampiran 6. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Lingkungan
PENGUNGKAPAN CSR CSR-DISCLOSURE
ITEM PENGUNGKAPAN
NO KODE TAHUN LINGKUNGAN INDEX LINGKUNGAN
CSR LINGKUNGAN (4)
PERUSAHAAN (5) (6) = 5:4 (X2)
1 SIMP 2012 30 9 0.30
2013 30 11 0.37
2014 30 12 0.40
2 LSIP 2012 30 3 0.10
2013 30 3 0.10
2014 30 3 0.10
3 PTBA 2012 30 30 1.00
2013 30 15 0.50
2014 30 27 0.90
4 ANTM 2012 30 30 1.00
2013 30 26 0.87
2014 30 22 0.73
5 TINS 2012 30 30 1.00
2013 30 30 1.00
2014 30 21 0.70
6 SMCB 2012 30 16 0.53
2013 30 28 0.93
2014 30 27 0.90
7 INTP 2012 30 30 1.00
2013 30 30 1.00
2014 30 23 0.77
8 TOTO 2012 30 5 0.17
2013 30 5 0.17
2014 30 5 0.17
9 AMFG 2012 30 12 0.40
2013 30 15 0.50
2014 30 15 0.50
10 CTBN 2012 30 12 0.40
2013 30 19 0.63
2014 30 19 0.63
11 TPIA 2012 30 11 0.37
2013 30 13 0.43
2014 30 13 0.43
12 JPFA 2012 30 3 0.10
2013 30 3 0.10
2014 30 4 0.13
13 INRU 2012 30 17 0.57
2013 30 17 0.57
2014 30 17 0.57
14 FASW 2012 30 15 0.50
2013 30 15 0.50
2014 30 15 0.50
15 INDR 2012 30 4 0.13
2013 30 5 0.17
2014 30 5 0.17
16 KBLI 2012 30 6 0.20
2013 30 9 0.30
2014 30 9 0.30
17 PTSN 2012 30 9 0.30
2013 30 9 0.30
2014 30 10 0.33
18 ICBP 2012 30 8 0.27
2013 30 8 0.27
2014 30 8 0.27
19 GGRM 2012 30 3 0.10
2013 30 4 0.13
2014 30 4 0.13
20 HMSP 2012 30 8 0.27
2013 30 8 0.27
2014 30 8 0.27
21 KLBF 2012 30 23 0.77
2013 30 23 0.77
2014 30 23 0.77
22 KAEF 2012 30 3 0.10
2013 30 3 0.10
2014 30 3 0.10

118
Item CSR-Dsiclosure Indikator Lingkungan Perusahaan
INDIKATOR LINGKUNGAN (EN)
NO KODE TAHUN ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 SIMP 2012 9 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
2013 11 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
2014 12 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
2 LSIP 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2014 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
3 PTBA 2012 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 15 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
2014 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4 ANTM 2012 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 TINS 2012 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 21 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
6 SMCB 2012 16 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
2013 28 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
7 INTP 2012 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
8 TOTO 2012 5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2014 5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 AMFG 2012 12 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
2014 15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
10 CTBN 2012 12 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
2014 19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
11 TPIA 2012 11 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 13 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
2014 13 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
12 JPFA 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2014 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 INRU 2012 17 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
2013 17 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
2014 17 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
14 FASW 2012 15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
2013 15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
2014 15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
15 INDR 2012 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2014 5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
16 KBLI 2012 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2013 9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
2014 9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
17 PTSN 2012 9 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 9 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 10 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 ICBP 2012 8 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 8 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 8 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 GGRM 2012 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 HMSP 2012 8 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 8 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 8 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
21 KLBF 2012 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
2013 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
2014 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
22 KAEF 2012 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

119
Item CSR-Dsiclosure Indikator Lingkungan Perusahaan (Lanjutan)
INDIKATOR LINGKUNGAN (EN)
NO KODE TAHUN
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 SIMP 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2013 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2014 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2 LSIP 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
3 PTBA 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
4 ANTM 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
2014 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
5 TINS 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
6 SMCB 2012 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 INTP 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
8 TOTO 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
9 AMFG 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
2013 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
2014 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
10 CTBN 2012 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
2013 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
2014 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
11 TPIA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
2013 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
2014 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
12 JPFA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
13 INRU 2012 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
14 FASW 2012 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2013 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
15 INDR 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
16 KBLI 2012 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
2013 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
2014 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
17 PTSN 2012 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2013 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
18 ICBP 2012 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
19 GGRM 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
20 HMSP 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2013 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
2014 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
21 KLBF 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
22 KAEF 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

120
Lampiran 7. Perhitungan CSR-Disclosure Indikator Sosial
PENGUNGKAPAN CSR CSR-DISCLOSURE
ITEM PENGUNGKAPAN
NO KODE TAHUN SOSIAL PERUSAHAAN INDEX SOSIAL
CSR SOSIAL (7)
(8) (9) = 8:7 (X3)
1 SIMP 2012 45 21 0.47
2013 45 24 0.53
2014 45 27 0.60
2 LSIP 2012 45 21 0.47
2013 45 22 0.49
2014 45 23 0.51
3 PTBA 2012 45 45 1.00
2013 45 26 0.58
2014 45 36 0.80
4 ANTM 2012 45 45 1.00
2013 45 15 0.33
2014 45 19 0.42
5 TINS 2012 45 45 1.00
2013 45 45 1.00
2014 45 19 0.42
6 SMCB 2012 45 31 0.69
2013 45 37 0.82
2014 45 36 0.80
7 INTP 2012 45 45 1.00
2013 45 45 1.00
2014 45 18 0.40
8 TOTO 2012 45 7 0.16
2013 45 7 0.16
2014 45 7 0.16
9 AMFG 2012 45 17 0.38
2013 45 17 0.38
2014 45 17 0.38
10 CTBN 2012 45 15 0.33
2013 45 16 0.36
2014 45 16 0.36
11 TPIA 2012 45 22 0.49
2013 45 23 0.51
2014 45 23 0.51
12 JPFA 2012 45 10 0.22
2013 45 10 0.22
2014 45 14 0.31
13 INRU 2012 45 8 0.18
2013 45 8 0.18
2014 45 8 0.18
14 FASW 2012 45 8 0.18
2013 45 8 0.18
2014 45 8 0.18
15 INDR 2012 45 9 0.20
2013 45 10 0.22
2014 45 10 0.22
16 KBLI 2012 45 8 0.18
2013 45 9 0.20
2014 45 8 0.18
17 PTSN 2012 45 14 0.31
2013 45 14 0.31
2014 45 16 0.36
18 ICBP 2012 45 20 0.44
2013 45 20 0.44
2014 45 20 0.44
19 GGRM 2012 45 6 0.13
2013 45 6 0.13
2014 45 6 0.13
20 HMSP 2012 45 6 0.13
2013 45 7 0.16
2014 45 8 0.18
21 KLBF 2012 45 20 0.44
2013 45 20 0.44
2014 45 20 0.44
22 KAEF 2012 45 14 0.31
2013 45 14 0.31
2014 45 14 0.31

121
Item CSR-Dsiclosure Indikator Sosial Perusahaan
INDIKATOR SOSIAL (SO)
NO. KODE TAHUN ∑ LA
1 2 3 15 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 SIMP 2012 21 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
2013 24 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
2014 27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
2 LSIP 2012 21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
2013 22 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
2014 23 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
3 PTBA 2012 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 26 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
2014 36 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
4 ANTM 2012 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 15 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2014 19 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 TINS 2012 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 19 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
6 SMCB 2012 31 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
2013 37 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
2014 36 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
7 INTP 2012 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 18 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
8 TOTO 2012 7 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
2013 7 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
2014 7 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
9 AMFG 2012 17 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
2013 17 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
2014 17 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
10 CTBN 2012 15 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
2013 16 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
2014 16 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
11 TPIA 2012 22 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
2013 23 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2014 23 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
12 JPFA 2012 10 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2013 10 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2014 14 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
13 INRU 2012 8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2013 8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2014 8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
14 FASW 2012 8 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2013 8 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 8 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
15 INDR 2012 9 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
2013 10 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
2014 10 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
16 KBLI 2012 8 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
2013 9 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
2014 8 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
17 PTSN 2012 14 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
2013 14 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
2014 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
18 ICBP 2012 20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
2013 20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
2014 20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
19 GGRM 2012 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
2013 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
2014 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
20 HMSP 2012 6 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
2013 7 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
2014 8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
21 KLBF 2012 20 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
2013 20 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
2014 20 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
22 KAEF 2012 14 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
2013 14 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
2014 14 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
122
Item CSR-Dsiclosure Indikator Sosial Perusahaan (Lanjutan)
INDIKATOR SOSIAL (SO)
NO KODE TAHUN HR SO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 9 10 2
1 SIMP 2012 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
2013 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
2014 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
2 LSIP 2012 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
2013 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
2014 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
3 PTBA 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
2014 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 ANTM 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
2014 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 TINS 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
6 SMCB 2012 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
2014 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
7 INTP 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
8 TOTO 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
9 AMFG 2012 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
10 CTBN 2012 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
2013 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
2014 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
11 TPIA 2012 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
2013 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
2014 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
12 JPFA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 INRU 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 FASW 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
15 INDR 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
16 KBLI 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
17 PTSN 2012 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 ICBP 2012 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
2013 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
2014 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
19 GGRM 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
20 HMSP 2012 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
21 KLBF 2012 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
2013 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
2014 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
22 KAEF 2012 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
123
Item CSR-Dsiclosure Indikator Sosial Perusahaan (Lanjutan)
INDIKATOR SOSIAL (SO)
NO KODE TAHUN SO PR
3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SIMP 2012 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
2 LSIP 2012 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
3 PTBA 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
2014 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
4 ANTM 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
2014 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1
5 TINS 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
6 SMCB 2012 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 INTP 2012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
8 TOTO 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
9 AMFG 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
10 CTBN 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
11 TPIA 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
2014 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
12 JPFA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
13 INRU 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 FASW 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
15 INDR 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
16 KBLI 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
17 PTSN 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
18 ICBP 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
2014 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
19 GGRM 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 HMSP 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
21 KLBF 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
2013 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
2014 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
22 KAEF 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
2013 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
124
Lampiran 8. Skor PROPER Perusahaan Sampel Penelitian

NO KODE PROPER 2012 PROPER 2013 PROPER 2014


1 SIMP 3 3 3
2 LSIP 2 3 3
3 PTBA 4 5 5
4 ANTM 4 3 3
5 TINS 3 3 2
6 SMCB 4 4 3
7 INTP 5 5 4
8 TOTO 2 2 3
9 AMFG 2 3 3
10 CTBN 3 3 3
11 TPIA 4 4 3
12 JPFA 2 2 3
13 INRU 4 4 3
14 FASW 3 3 3
15 INDR 2 3 3
16 KBLI 3 2 3
17 PTSN 3 3 3
18 ICBP 3 3 3
19 GGRM 3 3 3
20 HMSP 3 3 3
21 KLBF 3 2 3
22 KAEF 2 3 3

125
Lampiran 9. Perhitungan Cumulative Abnormal Return
Harga Saham Harian (IHSI) Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Tahunan
NO KODE TAHUN t-11 t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10
2012 940 940 940 940 930 890 880 900 910 910 910 920 910 920 880 800 790 800 800 820 850 830
1 SIMP 2013 890 890 900 935 940 940 925 935 970 965 980 980 1,015 1,000 1,000 970 970 970 1,010 1,005 1,000 1,010
2014 675 690 700 690 680 680 685 690 685 690 685 680 675 675 675 670 680 700 680 680 675 645
2012 1,840 1,820 1,830 1,830 1,800 1,760 1,760 1,740 1,720 1,730 1,670 1,520 1,560 1,560 1,540 1,550 1,590 1,590 1,590 1,520 1,510 1,530
2 LSIP 2013 2,225 2,165 2,205 2,250 2,310 2,385 2,380 2,380 2,345 2,360 2,420 2,395 2,410 2,425 2,450 2,450 2,450 2,380 2,410 2,375 2,415 2,420
2014 1,460 1,405 1,430 1,465 1,635 1,730 1,730 1,720 1,635 1,700 1,675 1,640 1,670 1,710 1,755 1,730 1,740 1,665 1,710 1,710 1,760 1,715
2012 14,400 15,650 15,550 15,000 14,950 13,900 13,900 13,500 13,100 12,900 12,500 12,200 11,950 12,650 13,250 13,250 13,250 12,750 11,850 11,550 11,850 12,500
3 PTBA 2013 9,750 9,575 9,625 9,700 9,700 9,725 9,950 10,200 10,075 10,150 10,175 9,800 9,875 9,875 9,800 9,675 9,725 9,725 9,750 9,725 10,150 10,375
2014 10,600 10,225 10,650 10,425 10,225 10,325 10,350 10,450 10,350 10,475 10,550 10,300 10,250 10,500 10,700 10,750 10,700 10,900 10,900 11,100 11,075 10,775
2012 1,420 1,420 1,380 1,390 1,390 1,370 1,350 1,360 1,360 1,380 1,370 1,380 1,370 1,380 1,370 1,350 1,340 1,360 1,360 1,370 1,370 1,370
4 ANTM 2013 1,050 1,035 1,035 1,045 1,040 1,040 1,040 1,080 1,130 1,130 1,100 1,115 1,095 1,105 1,105 1,100 1,125 1,180 1,130 1,135 1,155 1,145
2014 1,030 1,020 1,005 995 1,000 1,005 1,010 1,000 995 1,005 1,000 985 980 970 985 975 955 955 950 955 885 900
2012 1,500 1,470 1,410 1,390 1,410 1,420 1,430 1,430 1,430 1,450 1,420 1,420 1,450 1,430 1,430 1,410 1,410 1,420 1,420 1,400 1,380 1,380
5 TINS 2013 1,370 1,420 1,490 1,490 1,460 1,465 1,510 1,475 1,495 1,610 1,615 1,650 1,665 1,735 1,755 1,855 1,785 1,805 1,755 1,760 1,720 1,715
2014 900 895 895 835 840 810 815 815 775 770 820 810 815 815 825 880 880 875 890 885 925 910
2012 3,600 3,700 3,625 3,625 3,550 3,625 3,650 3,700 3,600 3,600 3,700 3,700 3,700 3,925 3,950 3,975 3,875 3,775 3,700 3,650 3,650 3,650
6 SMCB 2013 2,700 2,710 2,720 2,700 2,840 2,840 2,840 2,810 2,800 2,770 2,740 2,755 2,745 2,800 2,795 2,810 2,810 2,810 2,750 2,655 2,685 2,685
2014 1,605 1,640 1,640 1,630 1,610 1,615 1,640 1,630 1,625 1,600 1,615 1,560 1,565 1,670 1,600 1,600 1,550 1,560 1,560 1,560 1,515 1,515
2012 25,250 25,250 25,450 25,450 25,300 25,200 25,200 25,650 25,200 25,250 25,600 25,450 25,400 25,300 25,250 24,150 24,200 24,450 24,100 23,750 22,750 23,900
7 INTP 2013 22,950 23,400 23,425 23,450 23,450 23,000 22,775 22,600 22,325 22,600 22,275 21,875 21,950 21,950 21,450 21,375 21,450 21,425 22,075 22,000 23,000 22,775
2014 22,700 22,500 21,700 21,000 21,000 22,800 22,400 22,025 21,350 22,400 22,000 22,425 23,000 23,000 23,050 22,950 23,075 23,075 23,250 22,425 22,500 22,200
2012 7,833 7,833 7,734 7,833 7,784 7,784 7,784 7,484 8,382 8,382 8,432 8,432 8,432 8,482 8,582 8,582 8,582 8,582 8,582 8,582 8,582 8,582
8 TOTO 2013 7,484 7,484 7,359 7,359 7,310 7,285 7,559 7,285 7,484 7,359 7,285 7,310 7,310 7,384 7,384 7,384 7,384 7,285 7,285 7,210 7,185 7,459
2014 3,967 3,942 3,892 3,892 3,892 3,892 3,892 3,892 3,892 3,942 3,942 3,917 3,917 3,892 3,867 3,852 3,892 3,892 3,902 3,917 3,917 3,942
2012 8,700 8,850 8,800 8,800 9,000 8,900 8,950 8,900 8,700 8,700 8,400 8,300 8,000 8,200 8,400 8,300 8,400 8,250 8,600 8,500 8,500 8,500
9 AMFG 2013 7,000 7,075 7,025 7,025 7,075 7,050 7,050 7,050 7,050 7,025 7,025 7,000 7,000 7,050 7,050 7,100 7,200 6,925 6,925 6,950 6,875 7,200
2014 7,000 7,000 7,200 7,250 7,250 7,250 7,375 7,300 7,250 7,300 7,300 7,400 7,225 7,350 7,350 7,400 7,400 7,400 7,300 7,250 7,250 7,125
2012 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500
10 CTBN 2013 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 5,000 5,200
2014 6,150 6,150 6,150 6,150 6,150 6,150 5,950 5,875 5,875 5,875 5,875 5,875 5,875 5,875 5,875 6,200 6,200 5,900 5,900 5,900 5,900 5,900
2012 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,350 2,900 2,900 2,900 2,900 2,900 2,900 2,900 2,800 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000
11 TPIA 2013 2,500 2,500 2,500 2,500 2,540 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 2,605 2,650 2,650 2,625 2,610 2,610 2,620 2,620 2,640 2,625 2,620
2014 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,050 3,100 3,150 3,150 3,150 3,200 3,200 3,000 3,200 3,200 3,400 3,400 3,400
2012 8,850 8,800 9,150 9,400 1,940 1,980 1,980 1,930 1,910 1,940 1,940 1,930 1,920 1,880 1,780 1,880 1,900 1,900 1,900 1,870 1,850 1,850
12 JPFA 2013 1,250 1,270 1,275 1,350 1,340 1,340 1,375 1,375 1,315 1,305 1,290 1,285 1,285 1,320 1,270 1,280 1,290 1,260 1,230 1,195 1,200 1,150
2014 875 845 860 845 845 820 815 820 825 820 805 790 785 765 765 770 775 780 770 760 760 770
2012 1,390 1,390 1,390 1,390 1,390 1,390 1,170 1,170 1,170 1,170 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070 1,070
13 INRU 2013 900 1,000 1,000 1,000 950 950 950 950 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,100 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
2014 620 620 620 620 620 620 515 500 500 500 500 500 525 400 410 400 400 500 415 415 415 415
2012 2,750 2,675 2,675 2,725 2,750 2,750 2,700 2,700 2,700 2,600 2,600 2,625 2,675 2,700 2,750 2,800 2,800 2,775 2,725 2,775 2,775 2,800
14 FASW 2013 1,700 1,700 1,705 1,705 1,705 1,705 1,705 1,705 1,700 1,700 1,700 1,700 1,695 1,695 1,695 1,700 1,695 1,700 1,700 1,705 1,700 1,700
2014 1,565 1,555 1,545 1,500 1,500 1,495 1,495 1,495 1,500 1,505 1,500 1,500 1,505 1,505 1,510 1,510 1,510 1,505 1,505 1,495 1,500 1,500
2012 1,340 1,340 1,340 1,310 1,320 1,320 1,320 1,320 1,330 1,330 1,330 1,330 1,330 1,330 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300
15 INDR 2013 735 735 735 735 720 720 795 800 745 760 795 795 795 795 785 785 795 795 795 760 750 750
2014 940 940 1,030 1,015 1,010 890 890 890 890 890 890 890 890 890 890 890 865 865 860 830 1,090 1,090
2012 290 295 290 300 315 315 310 305 305 305 295 295 290 270 275 265 255 260 270 275 275 275
16 KBLI 2013 136 138 138 137 137 136 138 137 137 134 134 134 134 133 136 140 147 151 149 144 150 147
2014 140 139 137 139 138 136 137 135 134 135 135 134 134 136 137 131 133 127 125 125 123 125
2012 118 115 116 124 118 118 118 108 108 110 110 99 102 97 99 94 94 103 103 101 106 102
17 PTSN 2013 94 94 95 94 94 93 93 93 93 93 93 93 94 94 94 88 86 87 84 80 86 82
2014 82 96 96 93 95 96 100 95 90 90 95 94 94 83 90 92 86 90 90 91 84 84
2012 10,100 10,150 10,250 10,550 10,650 10,600 10,600 11,250 11,650 11,400 11,300 11,450 11,850 12,100 12,000 12,000 12,150 11,950 11,950 11,700 11,750 11,900
18 ICBP 2013 10,000 9,925 9,925 10,000 10,050 9,975 9,975 9,975 9,975 9,975 10,000 10,000 9,975 10,000 10,000 10,000 10,000 9,975 9,975 9,975 10,000 9,975
2014 14,675 14,400 14,325 14,325 14,325 14,350 14,500 14,475 14,250 14,200 14,150 14,175 14,400 14,350 14,200 14,300 14,250 14,100 14,100 13,800 13,100 12,650
2012 47,700 47,250 45,750 46,150 48,300 50,600 51,300 50,950 48,550 49,000 49,050 46,500 46,500 46,450 46,550 46,050 45,600 45,250 46,750 47,200 46,900 46,500
19 GGRM 2013 53,500 54,000 56,000 55,500 56,300 56,900 56,900 57,025 57,000 55,000 53,550 53,500 53,500 53,525 53,525 53,950 53,950 52,050 52,000 53,500 53,800 53,600
2014 52,100 50,575 49,875 49,225 50,500 52,200 53,975 53,100 53,100 54,500 52,000 53,225 52,225 50,000 50,000 49,000 48,500 48,175 45,975 46,200 45,950 47,150
2012 85,100 85,100 84,500 84,500 84,150 84,000 84,000 83,500 84,000 84,000 83,700 84,150 84,150 83,500 83,700 83,700 83,300 83,500 83,750 84,300 84,300 84,300
20 HMSP 2013 69,500 69,500 69,950 70,000 70,000 70,000 68,850 68,800 69,500 69,600 68,900 69,450 69,450 69,000 69,000 68,975 69,025 69,000 69,000 69,000 69,900 69,900
2014 66,875 67,000 67,000 67,050 67,250 67,575 67,700 67,750 68,500 73,475 73,275 74,500 74,500 74,450 74,800 74,500 74,800 74,750 74,750 74,000 74,500 74,400
2012 1,260 1,260 1,260 1,270 1,320 1,330 1,330 1,370 1,360 1,350 1,380 1,390 1,360 1,350 1,330 1,350 1,400 1,430 1,430 1,450 1,470 1,460
21 KLBF 2013 1,520 1,515 1,535 1,545 1,545 1,515 1,540 1,550 1,540 1,545 1,530 1,525 1,545 1,545 1,560 1,560 1,555 1,545 1,550 1,560 1,570 1,550
2014 1,820 1,850 1,845 1,850 1,850 1,870 1,860 1,875 1,890 1,900 1,890 1,905 1,850 1,875 1,785 1,795 1,795 1,825 1,825 1,820 1,820 1,845
2012 1,090 1,070 1,080 1,050 1,060 1,070 1,050 1,050 1,050 1,100 1,080 1,080 1,080 1,080 1,090 1,090 1,050 1,020 1,020 1,000 970 990
22 KAEF 2013 760 775 765 755 755 750 750 730 735 750 760 760 750 740 740 765 780 835 810 805 785 825
2014 1,435 1,380 1,385 1,375 1,365 1,365 1,360 1,335 1,415 1,365 1,335 1,335 1,330 1,310 1,300 1,300 1,360 1,345 1,285 1,320 1,320 1,315

126
Composite Index (IHSG) Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Tahunan
NO KODE TAHUN t-11 t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10
2012 4,900 4,877 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089
1 SIMP 2013 4,766 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921
2014 5,369 5,397 5,439 5,519 5,467 5,456 5,480 5,523 5,487 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
2 LSIP 2013 4,921 4,921 4,766 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898
2014 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315 5,288 5,321 5,253 5,237 5,216 5,214 5,130 5,096 5,101
2012 5,079 5,146 5,215 5,189 5,208 5,121 5,155 5,085 5,176 5,201 5,130 5,069 4,971 5,022 5,001 4,865 4,777 4,610 4,698 4,608 4,761 4,775
3 PTBA 2013 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992
2014 5,463 5,420 5,440 5,426 5,435 5,439 5,413 5,454 5,443 5,437 5,448 5,405 5,369 5,397 5,439 5,519 5,467 5,456 5,480 5,523 5,487 5,501
2012 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055
4 ANTM 2013 4,624 4,577 4,533 4,569 4,620 4,584 4,601 4,659 4,688 4,686 4,677 4,704 4,684 4,726 4,879 4,876 4,806 4,821 4,699 4,700 4,720 4,703
2014 5,400 5,403 5,417 5,445 5,451 5,450 5,478 5,475 5,448 5,451 5,515 5,445 5,463 5,420 5,440 5,426 5,435 5,439 5,413 5,454 5,443 5,437
2012 4,803 4,823 4,832 4,803 4,723 4,778 4,843 4,928 4,941 4,938 4,957 4,981 4,923 4,926 4,898 4,900 4,877 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999
5 TINS 2013 4,508 4,555 4,556 4,593 4,598 4,646 4,624 4,577 4,533 4,569 4,620 4,584 4,601 4,659 4,688 4,686 4,677 4,704 4,684 4,726 4,879 4,876
2014 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315
2012 4,819 4,803 4,823 4,832 4,803 4,723 4,778 4,843 4,928 4,941 4,938 4,957 4,981 4,923 4,926 4,898 4,900 4,877 4,924 4,937 4,895 4,945
6 SMCB 2013 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032 5,015 4,896 4,910 4,970 4,973
2014 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315 5,288 5,321 5,253 5,237 5,216 5,214 5,130 5,096 5,101 5,015 4,900 4,934 4,929
2012 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090 5,079 5,146 5,215 5,189 5,208 5,121 5,155 5,085 5,176 5,201 5,130 5,069 4,971 5,022
7 INTP 2013 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992
2014 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315 5,288 5,321 5,253
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
8 TOTO 2013 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032
2014 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315 5,288 5,321 5,253 5,237 5,216 5,214 5,130 5,096
2012 4,877 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106
9 AMFG 2013 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032
2014 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315 5,288 5,321 5,253 5,237 5,216 5,214 5,130 5,096 5,101 5,015 4,900 4,934 4,929 4,936
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
10 CTBN 2013 4,921 4,766 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913
2014 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172
2012 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090 5,079 5,146 5,215 5,189 5,208 5,121
11 TPIA 2013 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032 5,015 4,896 4,910 4,970 4,973 4,964 4,986 4,894 4,912 4,942 4,933 4,936
2014 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
12 JPFA 2013 5,032 5,015 4,896 4,910 4,970 4,973 4,964 4,986 4,894 4,912 4,942 4,933 4,936 4,937 4,885 4,946 4,972 4,934 4,927 4,885 4,910 4,888
2014 5,515 5,445 5,463 5,420 5,440 5,426 5,435 5,439 5,413 5,454 5,443 5,437 5,448 5,405 5,369 5,397 5,439 5,519 5,467 5,456 5,480 5,523
2012 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090 5,079
13 INRU 2013 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032
2014 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172
2012 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090 5,079 5,146 5,215 5,189 5,208 5,121 5,155 5,085 5,176
14 FASW 2013 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992
2014 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238 5,269 5,293 5,313 5,315
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
15 INDR 2013 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032
2014 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206
2012 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055
16 KBLI 2013 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032 5,015 4,896 4,910 4,970 4,973 4,964 4,986 4,894 4,912 4,942 4,933 4,936 4,937 4,885 4,946 4,972 4,934
2014 5,480 5,523 5,487 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
17 PTSN 2013 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992
2014 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246 5,227 5,238
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
18 ICBP 2013 4,921 4,921 4,766 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898
2014 5,439 5,519 5,467 5,456 5,480 5,523 5,487 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106
2012 4,515 4,429 4,419 4,588 4,676 4,819 4,777 4,729 4,577 4,582 4,603 4,434 4,404 4,479 4,604 4,633 4,636 4,644 4,679 4,720 4,724 4,679
19 GGRM 2013 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992 5,032 5,015 4,896 4,910 4,970 4,973 4,964 4,986 4,894 4,912 4,942 4,933 4,936 4,937 4,885
2014 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172 5,206 5,246
2012 4,957 4,981 4,923 4,926 4,898 4,900 4,877 4,924 4,937 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061
20 HMSP 2013 4,874 4,870 4,891 4,858 4,921 4,921 4,766 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843
2014 5,411 5,454 5,443 5,437 5,448 5,405 5,369 5,397 5,439 5,519 5,467 5,456 5,480 5,523 5,487 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411
2012 4,895 4,945 4,999 5,013 4,998 4,997 4,975 5,012 4,995 4,979 5,000 5,034 5,061 4,994 4,925 4,992 5,043 5,089 5,106 5,055 5,082 5,090
21 KLBF 2013 4,817 4,865 4,870 4,873 4,897 4,892 4,898 4,893 4,891 4,898 4,819 4,820 4,840 4,839 4,843 4,834 4,862 4,861 4,898 4,913 4,921 4,992
2014 5,501 5,491 5,447 5,419 5,415 5,421 5,411 5,401 5,461 5,437 5,436 5,435 5,245 5,242 5,106 5,086 5,141 5,160 5,185 5,150 5,182 5,172
2012 4,835 4,786 4,819 4,803 4,823 4,832 4,803 4,723 4,778 4,843 4,928 4,941 4,938 4,957 4,981 4,923 4,926 4,898 4,900 4,877 4,924 4,937
22 KAEF 2013 4,598 4,646 4,624 4,577 4,533 4,569 4,620 4,584 4,601 4,659 4,688 4,686 4,677 4,704 4,684 4,726 4,879 4,876 4,806 4,821 4,699 4,700
2014 5,478 5,475 5,448 5,451 5,515 5,445 5,463 5,420 5,440 5,426 5,435 5,439 5,413 5,454 5,443 5,437 5,448 5,405 5,369 5,397 5,439 5,519

127
Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Tahunan dan Cumulative Abnormal Return
NO KODE TAHUN t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10 CAR (Y)
2012 0.0045 -0.0096 -0.0026 -0.0020 -0.0534 -0.0220 0.0199 0.0139 0.0003 0.0043 0.0037 -0.0075 0.0142 -0.0477 -0.0978 -0.0178 0.0259 0.0137 0.0115 0.0264 -0.0328 -0.1548
1 SIMP 2013 -0.0107 0.0012 0.0378 0.0048 -0.0049 -0.0150 0.0096 0.0385 -0.0047 0.0142 0.0161 0.0355 -0.0190 0.0003 -0.0308 0.0017 -0.0057 0.0415 -0.0126 -0.0080 0.0083 0.0979
2014 0.0170 0.0067 -0.0290 -0.0051 0.0019 0.0030 -0.0006 -0.0006 0.0047 -0.0055 0.0007 -0.0022 0.0008 -0.0011 -0.0055 0.0167 0.0183 -0.0243 0.0002 -0.0072 -0.0095 -0.0205
2012 -0.0212 -0.0053 -0.0028 -0.0136 -0.0219 0.0043 -0.0187 -0.0081 0.0090 -0.0389 -0.0967 0.0210 0.0132 0.0009 -0.0070 0.0156 -0.0092 -0.0033 -0.0340 -0.0120 0.0117 -0.2169
2 LSIP 2013 -0.0270 0.0501 0.0097 0.0166 0.0314 -0.0027 -0.0049 -0.0137 0.0052 0.0265 -0.0099 0.0049 0.0223 0.0101 -0.0042 0.0003 -0.0293 0.0143 -0.0202 0.0171 -0.0056 0.0908
2014 -0.0424 0.0244 0.0183 0.1179 0.0517 -0.0078 -0.0022 -0.0515 0.0337 -0.0191 -0.0248 0.0179 0.0290 0.0202 -0.0016 0.0088 -0.0391 0.0275 0.0160 0.0360 -0.0265 0.1866
2012 0.0736 -0.0199 -0.0303 -0.0070 -0.0536 -0.0066 -0.0152 -0.0475 -0.0200 -0.0173 -0.0121 -0.0013 0.0485 0.0515 0.0272 0.0181 -0.0027 -0.0897 -0.0061 -0.0072 0.0520 -0.0659
3 PTBA 2013 -0.0280 0.0041 0.0072 -0.0049 0.0036 0.0219 0.0262 -0.0118 0.0061 0.0186 -0.0370 0.0034 0.0003 -0.0084 -0.0111 -0.0005 0.0002 -0.0051 -0.0056 0.0420 0.0079 0.0290
2014 -0.0274 0.0378 -0.0187 -0.0208 0.0091 0.0072 0.0021 -0.0076 0.0132 0.0052 -0.0160 0.0019 0.0192 0.0113 -0.0100 0.0047 0.0206 -0.0043 0.0105 0.0044 -0.0297 0.0127
2012 -0.0026 -0.0195 -0.0031 -0.0108 -0.0172 -0.0118 0.0077 0.0043 0.0074 -0.0038 0.0105 -0.0115 0.0004 -0.0126 -0.0014 0.0063 0.0014 -0.0102 -0.0019 -0.0033 0.0100 -0.0615
4 ANTM 2013 -0.0043 0.0097 0.0017 -0.0160 0.0078 -0.0037 0.0259 0.0401 0.0004 -0.0247 0.0079 -0.0137 0.0002 -0.0323 -0.0040 0.0372 0.0456 -0.0170 0.0042 0.0133 -0.0050 0.0733
2014 -0.0103 -0.0173 -0.0151 0.0039 0.0052 -0.0001 -0.0093 -0.0001 0.0095 -0.0167 -0.0023 -0.0084 -0.0023 0.0117 -0.0077 -0.0221 -0.0007 -0.0005 -0.0023 -0.0713 0.0180 -0.1381
2012 -0.0241 -0.0427 -0.0082 0.0309 -0.0045 -0.0065 -0.0177 -0.0026 0.0147 -0.0247 -0.0049 0.0329 -0.0145 0.0058 -0.0144 0.0045 -0.0025 -0.0026 -0.0055 -0.0246 -0.0108 -0.1219
5 TINS 2013 0.0260 0.0491 -0.0080 -0.0214 -0.0070 0.0356 -0.0132 0.0233 0.0689 -0.0081 0.0295 0.0054 0.0295 0.0054 0.0574 -0.0359 0.0054 -0.0235 -0.0061 -0.0550 -0.0024 0.1550
2014 -0.0013 0.0002 -0.0669 0.0409 -0.0351 0.0322 0.0037 -0.0598 -0.0102 0.0602 -0.0055 0.0000 0.0019 0.0059 0.0589 0.0036 -0.0077 0.0111 -0.0101 0.0413 -0.0166 0.0468
2012 0.0312 -0.0244 -0.0018 -0.0147 0.0377 -0.0047 0.0002 -0.0447 -0.0026 0.0285 -0.0040 -0.0049 0.0726 0.0057 0.0121 -0.0256 -0.0213 -0.0295 -0.0161 0.0086 -0.0104 -0.0081
6 SMCB 2013 0.0047 0.0041 -0.0087 0.0680 -0.0002 -0.0042 -0.0103 -0.0043 -0.0091 -0.0165 0.0057 -0.0113 0.0170 -0.0035 -0.0089 -0.0080 0.0033 0.0024 -0.0375 -0.0008 -0.0006 -0.0188
2014 0.0154 -0.0078 -0.0025 -0.0143 -0.0029 0.0110 -0.0100 -0.0034 -0.0103 0.0032 -0.0214 0.0062 0.0711 -0.0414 0.0160 -0.0245 0.0055 0.0168 0.0230 -0.0357 0.0010 -0.0050
2012 -0.0135 -0.0023 -0.0092 -0.0092 0.0061 -0.0054 0.0163 -0.0153 -0.0112 0.0004 -0.0008 -0.0057 0.0127 -0.0086 -0.0300 -0.0158 0.0056 -0.0007 -0.0026 -0.0229 0.0404 -0.0717
7 INTP 2013 0.0096 0.0000 0.0005 -0.0049 -0.0182 -0.0110 -0.0067 -0.0117 0.0110 0.0017 -0.0181 -0.0008 0.0003 -0.0236 -0.0018 -0.0022 -0.0009 0.0227 -0.0064 0.0437 -0.0241 -0.0411
2014 0.0261 -0.0349 -0.0062 0.0037 0.0750 -0.0213 -0.0215 -0.0240 0.0430 -0.0160 0.0129 0.0179 0.0036 0.0001 -0.0104 0.0010 -0.0039 0.0072 -0.0304 -0.0028 -0.0006 0.0186
2012 -0.0104 -0.0235 0.0101 -0.0035 0.0003 0.0043 -0.0458 0.1234 0.0032 0.0017 -0.0069 -0.0053 0.0191 0.0255 -0.0135 -0.0102 -0.0092 -0.0033 0.0100 -0.0054 -0.0016 0.0592
8 TOTO 2013 -0.0011 -0.0172 -0.0049 -0.0058 -0.0046 0.0387 -0.0359 0.0261 -0.0006 -0.0104 -0.0008 0.0003 0.0095 0.0017 -0.0057 0.0002 -0.0212 -0.0030 -0.0120 -0.0177 0.0302 -0.0344
2014 -0.0100 -0.0174 0.0066 -0.0062 0.0019 -0.0064 -0.0078 0.0036 0.0108 -0.0060 -0.0108 -0.0039 -0.0067 -0.0014 -0.0100 0.0231 0.0030 0.0066 0.0043 0.0160 0.0131 0.0024
2012 0.0076 -0.0083 0.0086 0.0124 -0.0219 0.0028 -0.0028 -0.0222 0.0043 -0.0418 -0.0085 -0.0329 0.0207 0.0175 -0.0172 0.0253 -0.0041 0.0289 -0.0218 -0.0092 -0.0033 -0.0657
9 AMFG 2013 0.0096 -0.0076 -0.0049 0.0081 -0.0047 0.0010 0.0004 -0.0013 0.0126 -0.0002 -0.0078 0.0003 0.0064 0.0017 0.0014 0.0143 -0.0459 -0.0030 0.0019 -0.0251 0.0393 -0.0037
2014 -0.0078 0.0322 0.0049 -0.0060 -0.0044 0.0134 -0.0105 -0.0018 0.0007 0.0127 0.0167 -0.0196 0.0178 0.0160 0.0136 -0.0009 0.0168 0.0094 -0.0137 0.0010 -0.0187 0.0716
2012 -0.0104 -0.0108 -0.0028 0.0028 0.0003 0.0043 -0.0073 0.0034 0.0032 -0.0043 -0.0069 -0.0053 0.0132 0.0137 -0.0135 -0.0102 -0.0092 -0.0033 0.0100 -0.0054 -0.0016 -0.0398
10 CTBN 2013 0.0316 -0.0107 -0.0100 -0.0011 -0.0006 -0.0049 0.0010 -0.0012 0.0010 0.0004 -0.0013 0.0161 -0.0002 -0.0042 0.0003 -0.0008 0.0017 -0.0057 0.0002 0.0793 0.0370 0.1278
2014 0.0017 0.0080 0.0052 0.0008 -0.0011 -0.0307 -0.0108 -0.0111 0.0043 0.0002 0.0002 0.0349 0.0006 0.0261 0.0591 -0.0108 -0.0521 -0.0048 0.0066 -0.0062 0.0019 0.0221
2012 -0.0073 0.0034 0.0032 -0.0043 -0.0069 -0.0053 0.1299 -0.1206 -0.0135 -0.0102 -0.0092 -0.0033 0.0100 -0.0054 -0.0360 0.0736 -0.0132 -0.0135 0.0050 -0.0037 0.0166 -0.0105
11 TPIA 2013 -0.0008 0.0017 -0.0057 0.0162 0.0356 -0.0030 -0.0017 -0.0143 -0.0080 0.0033 0.0068 0.0143 -0.0121 -0.0101 -0.0039 -0.0044 0.0222 -0.0037 0.0015 -0.0037 -0.0025 0.0278
2014 -0.0011 0.0019 0.0018 -0.0111 0.0043 0.0002 0.0002 0.0349 0.0173 0.0425 0.0199 -0.0108 -0.0037 0.0111 0.0066 -0.0687 0.0685 -0.0064 0.0547 0.0036 -0.0020 0.1637
2012 -0.0160 0.0290 0.0245 -0.7908 0.0209 0.0043 -0.0325 -0.0070 0.0189 -0.0043 -0.0120 -0.0105 -0.0076 -0.0395 0.0427 0.0004 -0.0092 -0.0033 -0.0057 -0.0161 -0.0016 -0.8153
12 JPFA 2013 0.0193 0.0277 0.0559 -0.0195 -0.0006 0.0280 -0.0044 -0.0252 -0.0113 -0.0176 -0.0019 -0.0006 0.0269 -0.0273 -0.0046 0.0026 -0.0157 -0.0222 -0.0201 -0.0007 -0.0373 -0.0489
2014 -0.0216 0.0144 -0.0095 -0.0037 -0.0271 -0.0077 0.0054 0.0109 -0.0136 -0.0163 -0.0175 -0.0083 -0.0177 0.0068 0.0013 -0.0013 -0.0083 -0.0034 -0.0111 -0.0043 0.0053 -0.1274
2012 -0.0108 -0.0028 0.0028 0.0003 0.0043 -0.1656 0.0034 0.0032 -0.0043 -0.0923 -0.0053 0.0132 0.0137 -0.0135 -0.0102 -0.0092 -0.0033 0.0100 -0.0054 -0.0016 0.0022 -0.2710
13 INRU 2013 0.1100 -0.0006 -0.0049 -0.0490 -0.0012 0.0010 0.0004 0.0513 0.0161 -0.0002 -0.0042 0.0003 -0.0008 0.0017 -0.0057 0.1002 -0.0986 -0.0030 -0.0017 -0.0143 -0.0080 0.0888
2014 0.0017 0.0080 0.0052 0.0008 -0.0011 -0.1675 -0.0273 -0.0111 0.0043 0.0002 0.0002 0.0849 -0.2375 0.0511 -0.0206 -0.0108 0.2463 -0.1748 0.0066 -0.0062 0.0019 -0.2456
2012 -0.0315 -0.0069 0.0134 0.0224 0.0137 -0.0317 -0.0102 -0.0092 -0.0403 0.0100 0.0042 0.0175 0.0115 0.0053 0.0047 0.0050 -0.0126 -0.0014 0.0118 0.0136 -0.0089 -0.0196
14 FASW 2013 -0.0100 0.0018 -0.0006 -0.0049 0.0010 -0.0012 0.0010 -0.0025 -0.0013 0.0161 -0.0002 -0.0072 0.0003 -0.0008 0.0046 -0.0087 0.0032 -0.0077 -0.0001 -0.0046 -0.0143 -0.0360
2014 -0.0021 -0.0063 -0.0290 0.0349 -0.0027 0.0261 0.0037 -0.0074 -0.0004 -0.0081 0.0066 -0.0028 0.0019 -0.0031 -0.0078 0.0036 -0.0054 -0.0060 -0.0111 -0.0005 -0.0004 -0.0161
2012 -0.0104 -0.0108 -0.0252 0.0105 0.0003 0.0043 -0.0073 0.0110 0.0032 -0.0043 -0.0069 -0.0053 0.0132 -0.0088 -0.0135 -0.0102 -0.0092 -0.0033 0.0100 -0.0054 -0.0016 -0.0695
15 INDR 2013 -0.0011 -0.0006 -0.0049 -0.0194 -0.0012 0.1052 0.0067 -0.0701 0.0362 0.0459 -0.0042 0.0003 -0.0008 -0.0109 -0.0057 0.0130 -0.0077 -0.0030 -0.0457 -0.0274 -0.0080 -0.0036
2014 0.0080 0.1009 -0.0137 -0.0061 -0.1170 0.0018 -0.0111 0.0043 0.0002 0.0002 0.0349 0.0006 0.0261 0.0037 -0.0108 -0.0318 -0.0048 0.0009 -0.0410 0.3151 -0.0064 0.2541
2012 0.0146 -0.0083 0.0241 0.0392 -0.0028 -0.0130 -0.0158 0.0043 -0.0073 -0.0294 0.0032 -0.0212 -0.0758 0.0132 -0.0232 -0.0240 0.0061 0.0283 0.0093 -0.0033 0.0100 -0.0717
16 KBLI 2013 0.0117 -0.0017 -0.0215 -0.0080 -0.0040 0.0384 -0.0102 -0.0121 -0.0225 0.0018 -0.0044 0.0184 -0.0112 0.0164 0.0314 0.0494 0.0269 -0.0027 -0.0460 0.0364 -0.0124 0.0740
2014 -0.0150 -0.0077 0.0120 -0.0055 -0.0065 0.0125 -0.0138 -0.0085 0.0093 0.0018 -0.0185 0.0043 0.0151 0.0075 -0.0089 0.0159 -0.0191 -0.0120 -0.0108 -0.0197 0.0115 -0.0559
2012 -0.0358 -0.0021 0.0662 -0.0456 0.0003 0.0043 -0.0920 0.0034 0.0217 -0.0043 -0.1069 0.0250 -0.0358 0.0343 -0.0640 -0.0102 0.0865 -0.0033 -0.0094 0.0441 -0.0393 -0.1627
17 PTSN 2013 -0.0100 0.0095 -0.0111 -0.0049 -0.0097 -0.0012 0.0010 0.0004 -0.0013 0.0161 -0.0002 0.0065 0.0003 -0.0008 -0.0622 -0.0284 0.0119 -0.0421 -0.0507 0.0733 -0.0608 -0.1644
2014 0.1696 0.0019 -0.0294 0.0104 0.0148 0.0418 -0.0498 -0.0177 0.0006 0.0816 -0.0068 -0.0108 -0.1208 0.0796 0.0289 -0.0714 0.0484 -0.0064 0.0033 -0.0733 -0.0020 0.0926
2012 -0.0054 -0.0009 0.0265 0.0123 -0.0044 0.0043 0.0540 0.0390 -0.0183 -0.0130 0.0064 0.0296 0.0343 0.0055 -0.0135 0.0023 -0.0257 -0.0033 -0.0109 -0.0011 0.0112 0.1289
18 ICBP 2013 -0.0076 0.0316 -0.0031 -0.0050 -0.0086 -0.0006 -0.0049 0.0010 -0.0012 0.0035 0.0004 -0.0038 0.0186 -0.0002 -0.0042 0.0003 -0.0033 0.0017 -0.0057 0.0027 -0.0102 0.0015
2014 -0.0335 0.0042 0.0019 -0.0043 -0.0061 0.0171 -0.0043 -0.0138 0.0045 0.0017 0.0026 0.0147 -0.0016 -0.0086 -0.0040 0.0008 -0.0104 0.0002 0.0137 -0.0501 -0.0083 -0.0838
2012 0.0096 -0.0294 -0.0295 0.0274 0.0170 0.0224 0.0034 -0.0151 0.0082 -0.0035 -0.0152 0.0067 -0.0181 -0.0259 -0.0170 -0.0103 -0.0095 0.0256 0.0008 -0.0072 0.0011 -0.0584
19 GGRM 2013 0.0036 0.0373 -0.0166 0.0114 0.0089 -0.0143 -0.0058 0.0029 -0.0114 -0.0293 -0.0131 -0.0006 0.0023 -0.0044 0.0263 -0.0037 -0.0413 0.0010 0.0282 0.0053 0.0068 -0.0064
2014 -0.0241 -0.0130 -0.0142 0.0278 0.0355 0.0229 -0.0119 0.0002 0.0265 -0.0109 0.0242 0.0073 -0.0389 -0.0108 -0.0237 -0.0150 -0.0001 -0.0518 0.0068 -0.0118 0.0183 -0.0567
2012 -0.0049 0.0048 -0.0007 0.0017 -0.0022 0.0045 -0.0155 0.0034 0.0086 -0.0139 -0.0054 -0.0028 -0.0049 0.0027 0.0043 -0.0121 0.0058 0.0062 0.0023 -0.0069 -0.0053 -0.0304
20 HMSP 2013 0.0008 0.0021 0.0075 -0.0130 -0.0001 0.0152 -0.0114 0.0001 0.0003 -0.0106 0.0030 0.0010 -0.0077 0.0010 0.0001 -0.0006 0.0157 -0.0002 -0.0042 0.0133 -0.0008 0.0117
2014 -0.0061 0.0020 0.0018 0.0010 0.0126 0.0086 -0.0045 0.0033 0.0579 0.0067 0.0186 -0.0043 -0.0086 0.0113 -0.0066 0.0058 0.0073 0.0052 -0.0092 0.0056 0.0005 0.1091
2012 -0.0104 -0.0108 0.0051 0.0422 0.0079 0.0043 0.0228 -0.0039 -0.0041 0.0180 0.0004 -0.0269 0.0059 -0.0011 0.0016 0.0268 0.0122 -0.0033 0.0240 0.0084 -0.0084 0.1107
21 KLBF 2013 -0.0133 0.0121 0.0059 -0.0049 -0.0184 0.0153 0.0075 -0.0060 0.0019 0.0064 -0.0035 0.0089 0.0003 0.0089 0.0017 -0.0089 -0.0062 -0.0044 0.0034 0.0047 -0.0270 -0.0157
2014 0.0182 0.0053 0.0079 0.0008 0.0097 -0.0035 0.0099 -0.0031 0.0096 -0.0051 0.0081 0.0061 0.0141 -0.0219 0.0094 -0.0108 0.0130 -0.0048 0.0039 -0.0062 0.0156 0.0763
2012 -0.0082 0.0025 -0.0244 0.0054 0.0076 -0.0127 0.0166 -0.0116 0.0341 -0.0359 -0.0026 0.0007 -0.0040 0.0044 0.0118 -0.0374 -0.0228 -0.0004 -0.0151 -0.0396 0.0180 -0.1136
22 KAEF 2013 0.0093 -0.0080 -0.0031 0.0097 -0.0146 -0.0112 -0.0189 0.0031 0.0078 0.0072 0.0004 -0.0113 -0.0191 0.0042 0.0249 -0.0127 0.0710 -0.0155 -0.0095 0.0006 0.0507 0.0651
2014 -0.0377 0.0085 -0.0078 -0.0190 0.0127 -0.0070 -0.0104 0.0562 -0.0329 -0.0236 -0.0007 0.0010 -0.0226 -0.0057 0.0011 0.0442 -0.0033 -0.0378 0.0220 -0.0077 -0.0185 -0.0890

128
Lampiran 10. Hasil Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 66 -,8153 ,2541 -,022530 ,1411141
CSRI_EC 66 ,1111 1,0000 ,526927 ,2429099
CSRI_EN 66 ,1000 1,0000 ,443439 ,2945052
CSRI_SO 66 ,1333 1,0000 ,407406 ,2528394
EnP 66 2 5 3,09 ,739
CSRIEC_EnP 66 ,222 5,000 1,72725 1,132517
CSRIEN_EnP 66 ,200 5,000 1,48082 1,224894
CSRISO_EnP 66 ,311 5,000 1,35589 1,136831
Valid N (listwise) 66

2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 66
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters Std.
,13043956
Deviation
Absolute ,159
Most Extreme
Positive ,096
Differences
Negative -,159
Kolmogorov-Smirnov Z 1,295
Asymp. Sig. (2-tailed) ,070
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

129
3. Uji Multikolineritas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) -,131 ,074 -1,771 ,082
CSRI_EC ,413 ,138 ,711 2,996 ,004 ,249 4,019
1 CSRI_EN -,078 ,092 -,164 -,851 ,398 ,379 2,638
CSRI_SO -,219 ,122 -,392 -1,788 ,079 ,292 3,424
EnP ,005 ,028 ,025 ,172 ,864 ,664 1,507
a. Dependent Variable: CAR

4. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,154 ,056 2,736 ,008
CSRI_EC -,154 ,105 -,367 -1,472 ,146
1 CSRI_EN ,050 ,070 ,146 ,720 ,474
CSRI_SO ,106 ,093 ,262 1,136 ,261
EnP -,019 ,021 -,135 -,881 ,382
a. Dependent Variable: Abs_Ut

130
5. Uji Autokorelasi

Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00010
Cases < Test Value 33
Cases >= Test Value 33
Total Cases 66
Number of Runs 33
Z -,248
Asymp. Sig. (2-tailed) ,804
a. Median

6. Koefisien Determinasi

Model Regresi Berganda (Model 1)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,381a ,145 ,104 ,1335904
a. Predictors: (Constant), CSRI_SO, CSRI_EN, CSRI_EC
b. Dependent Variable: CAR

Model Regresi Moderasi (Model 2)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,540a ,291 ,206 ,1257512
a. Predictors: (Constant), CSRISO_EnP, CSRI_EN, EnP, CSRI_EC, CSRI_SO,
CSRIEN_EnP, CSRIEC_EnP
b. Dependent Variable: CAR

131
7. Uji Signifikansi Parameter (Uji t)

Model Regresi Berganda (Model 1)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -,120 ,040 -3,012 ,004
CSRI_EC ,417 ,134 ,718 3,103 ,003
1
CSRI_EN -,076 ,091 -,159 -,842 ,403
CSRI_SO -,216 ,121 -,388 -1,793 ,078
a. Dependent Variable: CAR

Model Regresi Moderasi (Model 2)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -,498 ,185 -2,689 ,009
CSRI_EC 1,223 ,783 2,105 1,561 ,124
CSRI_EN ,619 ,617 1,292 1,003 ,320
CSRI_SO -1,192 ,555 -2,136 -2,149 ,036
1
EnP ,130 ,063 ,682 2,078 ,042
CSRIEC_EnP -,267 ,264 -2,147 -1,014 ,315
CSRIEN_EnP -,234 ,210 -2,032 -1,116 ,269
CSRISO_EnP ,331 ,168 2,664 1,969 ,054
a. Dependent Variable: CAR

132
8. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Model Regresi Berganda (Model 1)


ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression ,188 3 ,063 3,509 ,020b
1 Residual 1,106 62 ,018
Total 1,294 65
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), CSRI_SO, CSRI_EN, CSRI_EC

Model Regresi Moderasi (Model 2)


ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression ,377 7 ,054 3,407 ,004b
1 Residual ,917 58 ,016
Total 1,294 65
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), CSRISO_EnP, CSRI_EN, EnP, CSRI_EC, CSRI_SO,
CSRIEN_EnP, CSRIEC_EnP

133

Anda mungkin juga menyukai