Anda di halaman 1dari 122

PENGARUH PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN, TATA

KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK, DAN PROFITABILITAS


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2019)

Oleh

Mimin Juniarti Maswain


NIM: 11160810000070

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
PENGARUH PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN, TATA
KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2019)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Mimin Juniarti Maswain
NIM: 11160810000070

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA Amalia, S.E., MSM


NIDN. 2004107002 NIP. 197408212009012005

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Kamis, 09 April 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Mimin Juniarti Maswain


2. NIM : 11260810000070
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengungkapan Laporan Berkelanjutan, Tata
Kelola Perusahaan yang Baik, dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 April 2020

1. Dr. Indoyama Nasarudin, MBA


NIP. 19741127 200112 1 002 ( )
Penguji I

2. Faizul Mubarok, SE., MM


NIDN: 2014058801 ( )
Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Kamis, 23 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Mimin Juniarti Maswain

2. NIM : 11160810000070

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengungkapan Laporan Berkelanjutan, Tata


Kelola Perusahaan yang Baik, dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syartat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Juli 2020

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. ( )


NIP. 197410032003122001 Ketua

2. Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA


NIDN. 2004107002 ( )
Pembimbing I

3. Amalia, SE., MSM


NIP. 197408212009012005 ( )
Pembimbing II

4. Dr. Titi Dewi Warninda, M.Si ( )


NIP. 197312212005012002 Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Mimin Juniarti Maswain
NIM : 1160810000070
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakn karya orang laun tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juli 2020

Mimin Juniarti Maswain

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Mimin Juniarti Maswain

Tempat/ Tgl Lahir : Ambon, 01 Juni 1997

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Jl. Rorotan IV RT. 001 RW. 014, Kel. Rorotan Kec.
Cilincing, Kota Adm. Jakarta Utara, DKI Jakarta
E-mail : mjmaswain@gmail.com

II. PENDIDIKAN

2003-2007 : SD Inpres Tayando Yamtel

2007-2009 : MI Negeri Fak fak

2009-2011 : SMP Islam Al-Husna Jakarta

2011-2015 : SMA Negeri 73 Jakarta

2016-2020 : S1 Ekonomi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2017-2018 : Anggota Divisi Eduksi LSO Galeri Investasi


Syariah FEB UIN Jakarta

2019-2020 : Anggota Divisi Humas UKM Lembaga Dakwah


Kampus UIN Jakarta

vi
THE EFFECT OF SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE, GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE

(Empirical study on Companies listed on Indonesia Stock Exchange for the Period
2014-2019)

ABSTRACT
This study is aimed to examine and analyse the effect of sustainability report
disclosure, good corporate governance, and profitability on firm value. The data
was collected from companies listed on Indonesia Stock Exchange for the period
2014-2019 which were 18 companies using purposive sampling technique. The data
analysis technique used in this study was the Multiple Linear Regression analysis.
The results show that sustainability report disclosure, good corporate governance,
and profitability simultaneously have significant positive effect on firm value with
𝑅 2 of 52% , (2) sustainability report disclosure that measured by SRDI has
significant positive effect on firm value, (3) good corporate governance that
measured by public ownership and board of directors have significant positive
effect on firm value, while good corporate governance that measured by audit
committee has significant negative effect on firm value (4) profitability that
measured by ROA has significant positive effect on firm value.
Keywords: Sustainability Report, Good Corporate Governance, Profitability, Firm
Value

vii
PENGARUH PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN, TATA
KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


Periode 2014-2019)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan
laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik, dan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2019, yaitu 18 perusahan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, (1) pengungkapan laporan keberlanjutan, tata keloa perusahaan yang baik ,
dan profitabilitas secara simultan berpengaruh positif terhadap nilai perusahan
dengan koefisien determinasi ( 𝑅 2 ) sebesar 52%, (2) pengungkapan laporan
keberlanjutan yang diukur dengan SRDI memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap nilai perusahaan, (3) tata kelola perusahaan yang baik diukur dengan
kepemilikan publik dan direksi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
nilai perusahaan, tata kelola peruahaan yanag baik diukur dengan komite audit
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap nilai perusahaan (4)
profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Laporan Keberlanjutan, Tata Kelola Perusahaan, Profitabilitas, Nilai
Perusahaan

viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang
telahmemberikan rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang ini, semoga kita semua termasuk
umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
hormat dan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang paling penulis cintai yaitu Ayahanda Abu Bakar Maswain
dan Ibunda Murhani yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,
bimbingan, nasihat, serta perhatian dengan penuh kasih sayang kepada penulis.
2. Saudara penulis, Ardiyanto Maswain, Ari Siswanto Maswain, Agus
Firmansyah Maswain, dan Mirna Wati Maswain yang senantiasa memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Ibu Murdiyah Hayati, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA, selaku dosen pembimbing skripsi I yang
telah meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Amalia, S.E. MSM, selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Suhendra M.M., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.
ix
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis. Serta para staff dan karyawan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa.
9. Kak Atikah Indah dan kak Mella Anggrelia, yang telah memberikan saran dan
semangat kepada penulis.
10. Teman-teman Manajemen angkatan 2016 yang telah memotivasi dan
menyemangati penulis.
11. Teman-teman GIS FEB yang telah membagi ilmunya kepada penulis dan juga
menjadi tempat singgah ternyaman selama di kampus.
12. Teman-teman LDK Syahid yang senantiasi menjadi pengingat dalam kebaikan.
13. Teman-teman KKN OFE 148 yang telah bersama-sama mengabdikan diri di
Desa Pakuhaji, Tangerang.
14. Teman-teman Kostan Nenek yang menjadi rumah kedua penulis selama masa
perkuliahan.
15. Serta semua pihak yang telah mendukung pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran,
masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis
berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
serta menambah wawasan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2020

Penulis

Mimin Juniarti Maswain

x
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................16

A. Latar Belakang ............................................................................................16

B. Perumusan Masalah .....................................................................................23

C. Tujuan Penelitian .........................................................................................23

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................25

A. Landasan Teori ............................................................................................25

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................46

C. Kerangka Berpikir .......................................................................................50

D. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .................................51

xi
E. Hipotesis ......................................................................................................54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................56

A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................56

B. Metode Penentuan Sampel ..........................................................................56

C. Metode Pengumpulan Data .........................................................................59

D. Metode Analisis Data ..................................................................................59

B. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................75

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................75

B. Statistik Deskriptif .......................................................................................84

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................................................86

D. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................................90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................95

A. Kesimpulan ..................................................................................................95

B. Saran......... ...................................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................97

LAMPIRAN .........................................................................................................105

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Nilai Perusahaan .......................................................17

Tabel 2.1 Penelitin Terdahulu ...........................................................................46

Tabel 3.1 Sampel Penelitian..............................................................................58

Tabel 3.2 Operasional Variabel.........................................................................72

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................84

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................88

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................89

Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................89

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda...............................................................90

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .........................................................................50

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas......................................................................87

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Sampel .................................................................................105

Lampiran 2 Daftar Kode GRI4 .......................................................................110

Lampiran 3 Output Eviews .............................................................................120

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penting bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaannya,

karena dengan meningkatkan nilai perusahaan juga berarti meningkatkan

kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan yang

go-public, dengan jaminan kemakmuran tersebut para pemegang saham tidak

akan ragu untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. (Ayuningtias dan Kurnia,

2013: 38; Nurlela dan Islahudin, 2008: 3).

Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan

yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham yang tinggi. (Suharli, 2006).

Keuntungan maksimal perusahaan akan tercipta melalui strategi

peningkatan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan merupakan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang

dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio

profitabilitas yang memperlihatkan seberapa efektif operasional suatu

perusahaan sehingga memperoleh keuntungan bagi perusahaan. (Brigham dan

Houston, 2010:146).

Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan rasio Tobin’s Q,

semakin besar nilai Tobin’s berarti bahwa perusahaan mempunyai prospek

pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset

16
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan, maka semakin

besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk

memiliki perusahaan tersebut. (Sukamulja, 2004).

Tabel 1.1
Perkembangan Nilai Perusahaan

Kode Tahun
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
AKRA 2.273 2.4721 1.9755 0.9139 1.2789
ANTM 0.6452 1.1034 0.8843 0.9593 1.1066
ASII 1.4741 1.7451 1.6068 1.4601 1.2412
GIAA 0.8874 0.903 0.904 0.9145 1.0039
INCO 0.712 1.107 1.1422 1.1675 1.2622
INDY 0.6326 0.7424 1.0186 0.8493 0.8369
INTP 3.11 2.0133 2.9487 2.6085 2.765
ITMG 0.6887 1.4158 1.5717 1.4307 1.0563
JSMR 1.6307 1.2807 1.3547 1.1318 1.2026
PTBA 1.0674 1.9824 1.6613 2.3763 1.3449
PTRO 0.6306 0.7033 0.8577 0.8813 0.8185
SMCB 0.9524 0.9411 0.9593 1.4301 1.192
SMGR 2.0531 1.5392 1.5844 1.6935 1.4411
TOTL 1.4325 1.5647 1.3795 1.2656 1.1631
UNTR 1.3885 1.5726 2.0273 1.3867 1.1486
WIKA 1.5507 1.2788 0.9841 0.96 0.9828
WSKT 1.4277 1.2904 1.074 0.9511 0.9502

Sumber: Data Diolah

Sebagian besar nilai Tobin’s Q perusahaan lebih besar dari 1, ini berarti

bahwa perusahaan telah mampu atau memaksimalkan nilai pasar. Sebaliknya,

jikai nilai Tobon’s Q kurang dari 1, maka ini mengindikasikan bahwa perusahaan

belum mampu memaksimalkan nilai pasar.

Selain dari faktor keuangan perusahaan, kinerja suatu perusahaan juga dapat

dinilai dari faktor non keuangan yang berdampak terhadap nilai perusahaan di

17
mata investor, seperti tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola

perusahaan yang merupakan faktor non keuangan yang sangat perlu

dipertimbangkan perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh bagaimana kontribusinya

terhadap kesejahteraan masyarakat umum, bukan hanya bagi pemegang

kepentingan perusahaan tersebut. Suatu entitas dalam menjalankan usahanya

tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga penciptaan

hubungan timbal balik yang baik antara masyarakat dan perusahaan sangat

diperlukan. Perusahaan membutuhkan suatu respon positif dari masyarakat yang

diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kepada

masyarakat dan lingkungan yang juga akan mempengaruhi nilai perusahaan

tersebut. (Bowen, 1943 dalam Wibowo 2014:2).

Beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana-bencana lingkungan hidup

diberbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Chernobly (Rusia), Times

Beach (Missouri), sampai peracuan merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur,

2005). Tragedy lingkungan juga terjadi di Indonesia, seperti kasus yang dialami

oleh PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo Jawa Timur, PT. Freeport di Irian Jaya.

(Radyati, 2008).

Terjadi juga kasus pembakaran hutan di kawasan Sumatera dan Kalimantan,

sebanyak 127 orang dan 10 perusahaan ditetapkan sebagai tersangka dalam

tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran pembakaran hutan tersebut

selain mengurangi hutan di Indonesia juga terjadi bencana kabut asap yang

18
melanda wilayah sekitar. Bencana kabut asap ini merupakan bencana yang

meliputi dua dimensi sekaligus, karena merugikan secara lingkungan maupun

sosial. Kualitas udara bersih di daerah-daerah yang terkena kabut asap menurun

hingga ke level yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Dampak dari

bencana ini juga tidak hanya merugikan pihak dalam negeri saja tetapi hingga

pihak luar negeri, seperti Singapura, dan Malaysia. (Akuntono, 2015).

Salain itu, juga terjadi kasus pencemaran limbah B3 yang melanda dua

perkampungan padat penduduk di Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang

disebabkan oleh rembesan minyak PT Pertamina EP dan PT Medco. Terdapat

dua belas titik yang terkontaminasi crude oil (lantung) di dua perkampungan

tersebut. Permasalahan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat bahaya

yang ditimbulkan sangat rentan menyebabkan terjadinya kebakaran, kerusakan

bangunan karena tanah menjadi dinamis serta gangguan kesehatan masyarakat

sekitar. (Havid Vebri, 2015).

Pahun 1975, nilai perusahaan sebanyak 83% ditentukan oleh aspek

keuangan, sedangkan sisanya 17% oleh aspek non keuangan. Tahun 2009, nilai

pasar organisasi bisnis ditentukan hanya 19% oleh aspek keuangan dan sisanya

81% oleh aspek nonkeuangan. (Tomo, 2011)

Bergesernya penentuan nilai perusahaan ini bersamaan dengan

meningkatnya isu-isu kerusakan alam seperti polusi udara, pembuangan limbah

cair, penggundulan hutan, system pembangunan yang tidak ramah lingkungan

hingga perubahan iklim. Fenomena-fenomena ini yang kemudian mengingatkan

19
masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang jumlahnya

terbatas sehingga perusahaan dituntut agar mampu menggunakannya secara

efisien terutama dalam memenuhi kebutuhannya. (Kates et al, 2005).

Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR dan mengungkapkan aktivitas

CSR yang dilakukan akan dinilai lebih baik oleh para stakeholders, sehingga

para pemegang saham akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang

memiliki kegiatan dan mengalokasikan dana CSR di bidang sosial serta

lingkungan. (Pava dan Krausz, 1996).

Investor tertarik terhadap informasi tambahan seperti informasi lingkungan,

sosial, dan informasi ekonomi yang dapat diungkapkan secara terintegrasi oleh

perusahaan. Informasi tambahan tersebut dapat disebut juga dengan laporan

berkelanjutan (sustainability reporting). (Epstein dan Freedman, 1994 dalam

Wibowo 2014:2). Tanggung jawab perusahaan di bidang lingkungan yang baik

juga dinilai sebagai intangible asset oleh investor. (Clarke, 2004).

Pertanggungjawaban perusahaan atas dampak yang terjadi akibat aktifitas

perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan

tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) jika perusahaan memperhatikan

dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, karena berkelanjutan

merupakan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, lingkungan dan

masyarakat. (Maryana dan Ridhawati, 2013: 71).

Sustainability (keberlanjutan) merupakan “keseimbangan antara people-

planet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line. Sustainability

20
terletak pada pertemuan antara tiga dimensi, people-social; planet-environment;

dan profit-economic”.

Konsep tersebut merupakan gambaran dari istilah yang dikenal berbagai

perusahaan di dunia, yaitu Sustain Ability. Sustain Ability memiliki makna

tersendiri bagi perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup

selama mungkin atau disebut dengan Long-Life Company. (John Elkington,

1997).

Praktik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari

penerapan konsep Good Corporate Governance (GCG). Pada prinsipnya antara

lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan

stakeholdersnya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerja sama yang

aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.

Mekanisme GCG di perusahaan dapat dijadikan sebagai sarana pendukung

terhadap praktik dan pengungkapan laporan di Indonesia, dengan adanya

mekanisme GCG akan dapat mengurangi asimetri informasi. (Sidharta Utama,

2007).

Salah satu tujuan diterapkannya GCG adalah untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Tata kelola usaha adalah alat pengendali perusahaan yang

terintegrasi secara sistematis yang diaharapkan mampu mendongkrak nilai

perusahaan kepada para shareholders. Dengan adanya penerapan GCG, nilai

perusahaan akan meningkat dan akan memberikan dampak yang positif bagi para

investor atau pemegang saham. (Shleifer dan Vishny, 1997).

21
Menguatnya tuntutan stakeholders mendorong perusahaan untuk

memberikan informasi yang transparan, akuntabel, dan praktik tata kelola

perusahaan yang baik. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait pengaruh

pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun memperoleh hasil yang tidak

konsisten.

Hasil penelitian Kuzey dan Uyar (2017) menemukan bahwa pengungkapan

sustainability report berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian berbeda ditemukan oleh Sejati dan Prastiwi (2015),

yang menemukan bahwa pengungkapan sustainability report tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian Triya Syafitri, dkk. (2018) menemukan bahwa penerapan

GCG berpengaruh terhadap meningkatnya nilai perusahaan karena semakin baik

tata kelola perusahaan maka akan menjadikan perusahaan tersebut lebih efisien

sehingga akan meningkatkan profit dan juga nilai perusahaan akan meningkat.

Hasil penelitian berbeda ditemukan oleh Muttaqin dkk. (2019) yang

mengungkapkan bahwa GCG tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

nilai perusahaan.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, serta hasil beberapa penelitian

terdahulu yang beragam dan tidak konsisten maka penulis berkeninginan untuk

melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PENGUNGKAPAN

LAPORAN KEBERLANJUTAN, TATA KELOLA PERUSAHAAN

22
YANG BAIK, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN”. Dengan tujuan untuk melihat apakah pengungkapan laporan

keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik, dan profitablitas akan

memberikan dampak terhadap nilai perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola

perusahaan yang baik, dan profitablitas secara simultan terhadap nilai

perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan terhadap nilai

perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh tata kelola perusahaan yang baik terhadap nilai

perusahaan?

4. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan, tata

kelola perusahaan yang baik, dan profitablitas secara simultan terhadap nilai

perusahaan.

23
2. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan terhadap

nilai perusahaan.

3. Untuk menganalisis pengaruh tata kelola perusahaan yang baik terhadap nilai

perusahaan

4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap terhadap nilai

perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat ditemukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi kalangan investor dan masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan referensi bagi para investor untuk mempertimbangkan

berbagai hal seperti laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik,

dan profitablitas perusahaan.

2. Bagi Perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada perusahaan, khususnya mengenai pengungkapan laporan

keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik, dan profitablitas perusahaan

untuk menjadi bahan tambahan informasi bagi perusahaan dalam

pengambilan keputusan.

3. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana

pengembangan keilmuan khususnya mengenai nilai perusahaan serta

menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor lain

yang mempengaruhi nilai perusahaan.

24
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Stakeholder

Teori stakeholder merupakan individua tau kelompok yang bias

mempengaruhi dan bisa dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari

aktivitas-aktivitasnya. Freeman (1984). Suatu perusahaan bukan hanya

suatu entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun juga

mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Penggunaan sumber-

sumber ekonomi dalam operasional perusahaan dapat dikendalikan dan

dipengaruhi oleh stakeholder, oleh sebab itu kekuatan perusahaa dapat

ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan yang dimiliki stakeholder. (Chariri

dan Ghozali, 2007:409).

Dengan adanya pengungkapan laporan keberlanjutan, diharapkan

perusahaan dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan stakeholder,

sehingga perusahaan mampu mencapai keberlanjutan.

2. Legitimacy Theory

Teori legitimasi didasari oleh adanya suatu kontrak sosial yang terjadi

antara perusahaan dengan masyarakat, dimana perusahaan beroperasi dan

menggunakan sumber ekonomi. (Chariri dan Ghozali, 2007).

Legitimasi adalah persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan suatu

entitas diperlukan, tepat, atau sesuai dengan sistem-sistem yang dibangun

25
berdasarkan norma sosial, nilai-nilai, kayakinan, dan ketentuan

lainnya. (Suchman, 1995).

Perusahaan dapat dikatakan telah mendapatkan legitimasi apabila

keberadaan dan kinerjanya telah mendapat “status‟ dari masyarakat atau

lingkungan di mana perushaan beroperasi. (Jenia dan Prastiwi, 2011).

Dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara

sukarela melaporkan aktivitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal

ini adalah yang diharapkan komunitas. (Deegan, 2004).

Pengungkapan aktivitas CSR dianggap sebagai salah satu hal yang

penting untuk mempengaruhi persepsi masyarakat akan kegiatan

operasional perusahaan. Perusahaan cenderung menggunakan kinerja

berbasis sosial dan lingkungan serta pengungkapan informasi sosial dan

lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan di

mata masyarakat. (Chariri, 2009).

Pengungkapan atas tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan

juga harus diolah dengan baik agar diterima oleh masyarakat. Penerimaan

yang baik dari masyarakat akan membantu perusahaan dalam pencapaian

tujuannya guna keberlangsungan hidup perusahaan. Hal ini sejalan dengan

pernyataan bahwa legitimasi mampu meningkatkan citra perusahaan di

mata masyarakat, dengan citra yang baik maka akan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan tersebut. (Harsanti, 2011).

26
Berdasarkan uraian d iatas, dapat disimpulkan bahwa legitimasi

merupakan upaya perusahaan agar senantiasa menjalankan kegiatan

operasionalnya dengan berpihak kepada masyarakat dan pemerintah.

Dukungan dari masyarakat dan pemerintah diharapkan mampu memberikan

keuntungan bagi perusahaan dan mendukung citra baik perusahaan. Hal

tersebut membuat perusahaan bersedia mengeluarkan biaya-biaya untuk

mengungkapkan kinerja sosial dan lingkungannya lebih dari yang

diharuskan jika itu yang diinginkan oleh masyarakat atau komunitas

lainnya.

3. Agency Theory

Corporate Governance berkaitan dengan agency theory yaitu dimana

perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh pihak yang berbeda seiring

dengan perkembangan dari ukuran perusahaan, pemilik perusahaan akan

semakin tidak mempu mengelola usahanya sendiri. Dengan demikian

pemilik perusahaan perlu menunjuk pihak pengelola untuk mengatur dan

menjalankan perusahaan. Namun, kedua belah pihak memiliki kepentingan

yang berbeda sehingga menimbulkan konflik yang biasa disebut dengen

agency theory.

Dalam menjalankan kerjasama, perusahaan pada umumnya

menggunakan perjanjian atau kontrak pihak lain yang berhubungan dengan

perusahan seperti supplier, investor, karyawan, manager pemerintah dan

stakeholder lainnya. Kontrak atau perjanjian ini bertujuan untuk mengatur

27
hak dan kewajiban masing-masing pihak sehingga setiap pihak memperoleh

keuntungan dari kontrak yang disetujui.

Agency theory dengan adanya dua pihak yang terlibat dalam suatu

kontrak atau perjanjian. Salah satu pihak akan disebut sebagai pemilik

sumber daya (principal) dan pihak lainnya akan disebut sebagai pengelola

sumber daya (agent). Dalam sebuah kerjasama, pihak principal menunjuk

agent sebagai pengelola sumber daya yang dimiliki oleh principal dan

melaksanakan setiap aktivitas dalam organisasi untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan biaya yang seefisien mungkin. (Jensen dan Meckling,

1976)

Hubungan agensi dikatakan telah terjadi apabila suatu kontrak antara

principal dengan agen untuk memberikan jasa demi kepentingan principal

termasuk pemberian kekuasaan kepada agen untuk pengambilan keputusan

masing-masing pihak baik principal maupun agen termotivasi hanya untuk

memaksimalkan kepentingan dirinya. (Belkaoui, 2007:186).

4. Signalling Theory

Signalling theory (teori sinyal) menekankan pada pentingnya informasi

yang mencerminkan keadaan suatu perusahaan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Informasi yang diungkapkan

akan menjadi signal bagi investor. Pengumuman yang mengandung nilai

positif diharapkan dapat berdampak pada reaksi pasar pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. (Jogiyanto, 2000:392).

28
Informasi-informasi berupa informasi financial dan informasi non-

financial yang terdapat pada laporan tahunan dapat dijadikan sebagai signal

oleh pihak eksternal perusahaan. Pelaku pasar modal akan melakukan

analisis terhadap informasi yang diumumkan oleh perusahaan sebagai

signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Agar saham

perusahaan diminati dan dibeli oleh investor, perusahaan dapat

menggunakan strategi pengungkapan pada laporan tahunan secara terbuka

dan transparan untuk menarik minat para investor untuk berinvestasi. (Devi

et al., 2016).

Investor sangat memerlukan informasi-informasi privat tersebut

sebagai dasar untuk memutuskan diversifikasi portofolio dan kombinasi

investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Volume perdagangan

saham dapat meningkat jika informasi yang diumumkan manajemen berupa

good news bagi investor, maka manajemen akan berupaya untuk

memberikan informasi privat apabila informasi tersebut sangat diminati

oleh para investor. (Devi et al., 2016).

Signalling theory mengindikasikan bahwa perusahaan akan berusaha

untuk menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada investor

potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan. Informasi

tersebut tidak hanya dapat ditemukan di annual report, tetapi juga dapat

ditemukan di website perusahaan dan sustainability report. Informasi-

informasi yang diungkapkan tersebut tidak hanya informasi keuangan saja,

tetapi juga informasi non-keuangan. (Miller dan Whiting, 2008).


29
5. Sustainability Report

Salah satu tantangan bagi perusahaan saat ini adalah pembangunan

berkelanjutan. Inti dari konsep ini yaitu melakukan proses pembangunan

yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini, dengan mempertimbangkan

bagaimana agar generasi selanjutnya tetap dapat memenuhi kebutuhannya.

(WCED, 1987).

Perusahaan dituntut memperhatikan tiga aspek penting yaitu planet,

people, dan profit dalam pencapaian tujuan perusahaannya. Pengungkapan

laporan berkelanjutan merupakan cara tepat yang dapat dilakukan oleh

perusahan. Perusahaan dianggap telah menunjukkan tanggungjawab yang

nyata terhadap isu-isu sosial dan lingkungan jika telah melakukan

pengungkapan sustainability report. Adanya pengungkapan sustainability

report akan berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap

perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Weber et al.,

2008).

Sustainability report dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak

hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non

keuangan perusahaan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan

lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara

berkesinambungan (sustainable performance). (Elkington, 1997).

30
Standar pengungkapan yang harus dimasukkan dan terdapat dalam

laporan keberlanjutan (Sustainability Report) menururt GRI (2006), antara

lain:

a. Strategi dan Profil: Pengungkapan yang membentuk keseluruhan

konteks untuk dapat memahami kinerja organisasi, seperti strategi yang

dimiliki, profil, dan tata kelola.

b. Pendekatan Manajemen: Pengungkapan yang mencakup bagaimana

sebuah perusahaan menggunakan topik tertentu untuk memberikan

konteks dalam memahami kinerja pada sebuah bidang konteks tertentu.

c. Indikator Kinerja: Indikator yang memberikan perbandingan informasi

terkait kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dari perusahaan.

Laporan keberlanjutan perusahaan menyajikan informasi terkait aspek

material, yaitu aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan,

dan sosial perusahaan atau yang secara nyata memengaruh asesmen dan

pengambilan keputusan para pemangku kepentingan. Sustainability

reporting menurut GRI G4 Guidelines terdiri dari 3 dimensi berikut:

a. Ekonomi

Kondisi ekonomi dan dampapk yang dihasilkan oleh perusahaan

baik di tingkat lokal hingga global yang meliputi penciptaan dan

pendistribusian nilai ekonomi, kehadiran di pasar serta dampak ekonomi

decara tdak langsung.

31
b. Lingkungan

Dimensi lingkungan dari keberlanjutan yang mempengaruhi

dampak organisasi terhadap sistem alami hidup dan tidak hidup,

termasuk ekosistem tanah, air, udara. Indikator Lingkungan meliputi

kinerja yang berhubungan dengan input (misalnya material, energi, dan

air) dan output (misalnya emisi, air, limbah). Sebagai tambahan,

indikator ini melingkupi kinerja lingkungan yang berhubungan dengan

biodoversity (keanekaragaman hayati), kepatuhan lingkungan, dan

informasi relevan lainnya seperti pengeluaran lingkungan

(environmental expenditure) dan dampaknya terhadap produk dan jasa.

c. Sosial

Pada dimensi sosial terbagi manjadi 4 bagian yaitu:

1) Hak Asasi Manusia, menentukan bahwa organisasi harus

melaporkan sejauh mana hak asasi manusia diperhitungkan dalam

investasi dan praktek pemilihan supplier. Sebagai tambahan,

indikator ini meliputi pelatihan hak asasi manusia bagi karyawan

dan aparat keamanan, sebagaimana juga bagi non diskriminasi,

kebebasan berserikat, tenaga kerja anak, hak adat serta kerja paksa

dan kerja wajib.

2) Masyarakat, indikator ini menggambarkan dampak perusahaan

terhadap masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi, dan

menjelaskan risiko interaksi dengan institusi sosial lainnya yang

mereka kelola. Pada khususnya, informasi yang dicari berhubungan


32
dengan risiko yang diasosiasikan dengan suap, korupsi, praktik

monopoli dan kolusi.

3) Tanggung jawab produk, pada indikator tanggung jawab produk ini

seberapa besar pelaporan produk yang dihasilkan oleh perusahaan

dan layanan yang diberikan kepada konsumen, yaitu mencakup

aspek kesehatan dan keselamatan dari pengguna produk dan

pelanggan pada umumnya, produk dan jasa, komunikasi untuk

pemasaran, serta customer privacy.

4) Tenaga kerja dan pekerjaan layak, indikator ini mengenai kegiatan

sosial yang dilakukan oleh perusahaan yang meliputi lapangan

pekerjaan, kondisi pekerja, relasi buruh dengan manajemen,

keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan, pendidikan,

pengembangan karyawan serta keberagaman dan peluang.

Konsep Sustainability Report merupakan turunan dari konsep Triple-

Bottom Line yang diperkenalkan oleh John Elkington (1997). Sustainability

terletak pada pertemuan antara tiga dimensi, people-social; planet-

environment; dan profit-economic. Konsep tersebut merupakan cerminan

dari istilah yang dikenal berbagai perusahaan di dunia, yaitu Sustain Ability.

Sustain Ability memiliki makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu

kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama mungkin atau disebut

dengan Long-Life Company. John Elkington menjelaskan konsep Triple-

Bottom Line sebagai: “the three lines of the triple-bottom line represent

society, the economy, and the environment. Society depend on the global

33
ecosystem whose health represents the ultimate bottom line. The three lines

are not stable; they are in constant flux, due to social political, economic,

and environmental pressures, cycle and conflicts”.

Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah

economic prosperity, enviromental quality, dan social justice. Sebuah

perusahaan harus mampu memenuhi kesejahteraan masyarakat (people),

turut berkonsentrasi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet), serta

mengejar profit. Triple bottom line (3P) dijelaskan sebagai berikut:

a. Profit

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit.

Perusahaan dapat berjalan dengan baik kedepannya yaitu perusahaan

yang mempunyai profit yang terus meningkat. Aktivitas yang dapat

dilakukan untuk mendapatakan profit yang maksimal yaitu dengan

meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya sehingga

perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan

nilai tambah yang maksimal.

b. People

Hampir semua perusahaan memerlukan people baik investor,

karyawan, supplier, konsumen, maupun lembaga masyarakat. Investor

diperlukan guna menandai kegiatan operasional perusahaan. Untuk

menarik hati para investor, perusahaan harus dapat memenuhi keinginan

investor dan dapat memberikan kepercayaan yang tinggi agar para

34
investor dapat tertarik untuk menginvestasikan dananya di perusahan

tersebut. Karyawan menjadi bagian yang sangat penting untuk

perusahaan, karyawan yang membantu penuh dalam kegiatan

operasional perusahan. Karyawan memerlukan perhatian atas gaji,

pelatihan pendidikan dan jaminan-jaminan. Masyarakat sebagai

stakeholder yang sangat penting bagi perusahan, karena dukungan

mereka sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup dan

perkembangan perusahaan. Jika perusahaan ingin bertahan hidup dan

diterima oleh masyarakat sekitar, maka perlu berkomitmen untuk terus

berupaya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi lingkungan

sekitar perusahaan.

c. Planet

Perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan sekitar

perusahaan, karena perusahaan dapat beroperasi dengan mengambil

sumer daya alam yang ada di dalamnya. Perusahaan yang menggunakan

sumber daya alam secara tteru-menerus dapat menyebabkan menipisnya

SDA yang ada. Rusaknya lingkungan tidak hanya disebabkan karena

penggunaan SDA secara terus-menerus, namun juga karena

tercemarnya lingkungan sebagai akibat dari kurangnya kemampuan

perusahaan dalam mengelola limbah yang dihasilkan dari kegiatan

opersional perusahan. Dengan rusaknya SDA yang ada akan

menurunkan pendapatan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu,

perusahaan harus dapat menggunakan SDA dengan efisien untuk


35
generasi selanjutnya dan mengelola limbah dengan efekif agar

lingkungan sekitar tidak tercemar.

6. Good Corporate Governance

Good corporate governance sangat dibutuhkan keberadaanya di

berbagai perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan

meningkatkan kinerja keuanga. Tingginya kinerja keuangan memberikan

efek kepada nilai perusahaan. Good corporate governance diartikan sebagai

suatu sistem untuk mengendalikan dan mengatur perusahaan dengan tujuan

mendapatkan nilai tambah. GCG dapat mendorong pola kerja manajemen

yang transparan, bersih dan professional. Pengertian good corporate

governance menurut Price Waterhouse Coopers yaitu “tata kelola

perusahaan terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang

bertujuan untuk mencapai bisnis yang efisien dalam mengelola risiko yang

bertanggung jawab pada kepentingan stakeholders”.

Tujuan GCG pada intinya adalah menciptakaan nilai tambah bagi

semua pihak pemegang kepentinganl, baik pihak internal yang meliputi

dewan komisaris, direksi, karyawan, mapun pihak eksternal yang meliputi

investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihak–pihak lain yang

berkepentingan (stakeholders).

Praktik GCG berbeda di setiap negara dan perusahaan karena berkaitan

dengan sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan budaya.

Perbedaan praktik ini menimbulkan beberapa versi yang menyangkut

36
prinsip-prinsip GCG, namun pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan.

(Iba dan Bariah, 2013)

Melihat dari sisi kepengelolaan perusahaan, naik turunnya nilai

perusahaan juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, struktur

kepemilikan saham perusahaan yaitu kepemilikan saham oleh manajemen,

institusional atau umum (masyarakat).

Asas good corporate governance bahwa setiap perusahaan harus

memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di

semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan

agar tercapainya kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan

memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders). (KNKG, 2006:5).

a. Transparansi (Transparency)

Prinsip Dasar: “Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan

bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan

relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk

mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan

perundang-undangan, namun juga hal yang penting untuk pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan

lainnya”.

37
b. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip Dasar: “Perusahaan harus dapat mempertanggung

jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan

harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan

perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan”.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Prinsip Dasar: “Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-

undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen”. (KNKG)

d. Independensi (Independency)

Prinsip Dasar: “Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain”.

38
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip Dasar: “Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan

harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan”.

Adapun peran organ perusahaan menurut KNKG, antara lain:

a. Rapat Umum Pemegang Saham

“RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para

pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan

dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan

ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada

kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang. RUPS dan atau

pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas,

fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak

mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan

anggaran dasar dan peraturan perundang- undangan, termasuk untuk

melakukan penggantian atau pemberhentian anggota Dewan Komisaris

dan atau Direksi”. (KNKG, 2006: 11).

b. Dewan Komisaris dan Direksi

“Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem

dua badan (two-board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi yang
39
mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan

fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam anggaran

dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya

mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha

perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris

dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan

nilai-nilai perusahaan”. (KNKG, 2006: 12)

1) Dewan Komisaris

“Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan

dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa

Perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan

Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan

operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris

termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama

sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan

Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat

berjalan secara efektif.” (KNKG, 2006: 13)

2) Direksi

“Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan.

Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan

40
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan

wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing

anggota Direksi merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan

masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah

setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah

mengkoordinasikan kegiatan Direksi.” (KNKG, 2006: 17).

7. Profitabilitas

Tingkat profitabilitas penting dalam upaya untuk mencapai tujuan

perusahaan. Perusahaan diharapkan berada dalam kondisi yang

menguntungkan (profitable), karena dengan keuntungan (profit), maka akan

mudah bagi perusahaan untuk menarik minat investor agar

menginvestasikan dananya dalam saham perusahaan. Oleh sebab itu,

peningkatan profitabilitas penting bagi keberlanjutan dan masa depan

perusahaan. Ada beberapa indikator untuk mengukur profitabilitas, antara

lain: net profit margin, return on assets, dan return on equity.

(Puspitaningtyas, 2017)

Perusahaan yang memiliki profitabilitas (profitability) tinggi setiap

tahunnya, cenderung diminati oleh banyak investor. Para investor

beranggapan bahwa perusahaan yang mempunyai profit tinggi akan

menghasilkan return yang tinggi pula. (Denziana, 2016).

Profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yaitu pendekatan

penjualan dan pendekatan investasi. Ukuran yang banyak digunakan adalah

41
return on asset (ROA) dan return on equity (ROE), rasio profitabilitas

diukur dengan ROA dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis (business

attractive). Return on assets (ROA) adalah ukuran kemampuan perusahaan

secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan

aset yang tersedia di dalam perusahaan. (Sabrin, 2016).

ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasional perusahaan

secara keseluruhan. Selain itu salah satu ukuran rasio profitabilitas yang

sering digunakan adalah return on equity (ROE), yang merupakan ukuran

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal sendiri

yang digunakan. Rasio ini menunjukkan efisiensi investasi dilihat dalam

efektivitas manajemen modal perusahaan sendiri.

8. Nilai Perusahaa

Nilai perusahaan menggambarkan pengelolaan perusahaan yang

dilakukan oleh manajemen. Baik atau buruknya pengelolaan yang

dilakukan oleh manajeman akan berdampak pada nilai perusahaan.

Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga

saham di pasar. Naiknya harga saham dikarenakan adanya peluang

investasi. Peluang investasi terjadi karena investor percaya manajemen

mengelola aset, modal dan hutang dengan baik sehingga keuntungan yang

diharapkan akan terjadi. Keuntungan inilah yang menjadi daya tarik

investor dalam menginvestasikan dananya kepada perusahaan.

42
Aadanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang

pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan

meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai

perusahaan pun akan meningkat. (Rachman dkk., 2015)

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu: keputusan

pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, struktur modal,

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut

memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak

konsisten.

Adapun beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio (PER) memperlihatkan berapa banyak jumlah

uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap

dolar laba yang dilaporkan. Rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan

keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang saham. (Brigham dan

Houston, 2006: 110).

Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai

kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. PER

berfungsi untuk mengukur perubahan kemampuan laba yang diharapkan

di masa yang akan datang. Semakin tinggi PER, maka semakin tinggi

43
pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price earning ratio

(PER) adalah sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒


𝑃𝐸𝑅 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

b. Price to Book Value (PBV)

Price to book value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apakah


harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau
undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut. (Fakhruddin dan
Hadianto, 2001).

Price to book value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar

menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini,

berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga

memperlihatkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan

nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan

untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya

rasio ini mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar

saham lebih besar dari nilai bukunya. Adapun rumus yang digunakan

untuk mengukur Price to Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒


𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

44
c. Tobin’s Q

Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan

adalah dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan

oleh James Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio

nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.

Rasio Tobin’s Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai

buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara

relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat

ini. (Weston dan Copeland, 2001)

Semakin besar nilai Tobin’s berarti bahwa perusahaan mempunyai

prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena semakin besar

nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset

perusahaan, maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan

pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut

(Sukamulja, 2004). Adapaun rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:

(𝐸𝑀𝑉 + 𝐷)
𝑄=
(𝐸𝐵𝑉 + 𝐷)

Dimana:

Q = nilai perusahaan

EMV= nilai pasar ekuitas

EBV = nilai buku ekuitas

D = nilai buku dari total hutang

45
EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada

akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada

akhir tahun sedangkan EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan

dengan total kewajibannya.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber yang dijadikan acuan

dalam penelitian. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini terdiri dari 4 jurnal

Internasional dan 6 jurnal asal Indonesia. Berisikan nama peneliti, tahun

penelitian, judul penelitian, persamaan dan perbedaan metodologi penelitian,

beserta hasil penelitian. Ringkasan penelitian terdahulu diringkas dalam tabel

di bawah ini.

46
Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
1 Pengaruh GCG Muttaqin, GCG yang 1) Variable tata 1) Menggunakan
dan Leverage dkk (2019) diukur dengan kelola perusahaan variabel
terhadap Nilai komisaris dipresentasikan leverage, PBV,
Perusahaan independen dan dengan 2) Meneliti
dengan direksi memiliki kepemilikan pengaruh
Profitabilitas pengaruh positif institusional, terhadap
Sebagai terhadap nilai kepemilikan perusahaaan
Variabel perusahaan dan public, komite sektor Consumer
Pemoderasi profitabilitas audit, direksi dan Goods yang
yang diukur komisaris terdaftar di BEI
dengan ROA independen, dan periode 2013-
memiliki profitabilitas 2017
pengaruh positif dipresentasikan
yang signifikan dengan return on
terhadap nilai asset (ROA)
perusahaan. 2) Menggunakan
metode analisis
regresi berganda

2 Analisis Pramukti, Kepemilikan Menggunakan 1) Perusahaan


Pengaruh dkk. (2019) institusional dan variabel yang terdaftar di
Struktur kepemilikan Kepemilikan BEI berdasarkan
Kepemilikan publik memiliki Institusional, data ICMD.
terhadap pengaruh positif Kepemilikan 2) Menggunakan
Profitabilitas yang signifikan publik, Tobin’s Q analisis Jalur
dan Nilai terhadap nilai
Perusahaan perusahaan.
pada
Perusahaan
yang Terdaftar
di BEI

47
No. Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
3 Do CSR Chung et Pengungkapan 1) Menggunakan 1) Menggunakan
Activities al. (2018) CSR memiliki variabel CSR Leverage, size,
Increase Firm pengaruh positif disclosure, age.
Value? terhadap nilai Tobin’s Q 2) Meniliti pada
Evidence from perusahaan. 2) Menggunakan perusahaan yang
the Korean metode analisis terdaftar di
Market? regresi berganda Korea Exchange
periode 2005-
2015
4 Pengaruh Triya Komite audit, 1)Variabel GCG Meneliti pada
Good Syafitri kepemilikan, diukur dengan perusahaaan
Corporate dkk. (2018) dan dewan komite audit, industri sub
Governance direksi memiliki dewan direksi, sektor logam dan
terhadap Nilai pengaruh positif dewan komisaris. sejenisnya yang
Perusahaan yang signifikan Nilai perusahaan terdaftar di BEI
terhadap nilai diukur dengan periode 2012-
perusahaan. Tobin’s Q 2016
2) Menggunakan
metode analisis
regresi berganda
5 Disclosure of Sri W. Pengungkapan 1) Menggunakan Meneliti pada
Sustainablity Latifah dan SR memiliki SRDI perusahaan yang
Report and M. Budi pengaruh positif (Sustainability terdaftar di BEI
Moderating of Luhur. yang signifikan Report Disclosure periode 2015
Profitability (2017) terhadap nilai Index) dan
and Its Impact perusahaan, dan Tobin’s Q
on Firm Value profitabilitas 2) Menggunakan
tidak mampu metode analisis
memoderasi regresi berganda
pengaruh
pengungkapan
SR terhadap
nilai
perusahaan.
6 Determinants Kuzey dan SR memiliki 1) Menggunakan Meneliti pada
of Uyar pengaruh positif SRDI Turkish publicly
Sustainability (2017) yang signifikan (Sustainability traded
and Its Impact terhadap nilai Report Disclosure companies at the
on Firm Value perusahaan. Index) dan Borsa Istanbul
Tobin’s Q
2) Menggunakan
metode analisis
regresi berganda

48
No. Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
7 The Effect of Sabrin, et, Profitabilitas Menggunakan 1) Menggunakan
Profitability on al (2016) berpengaruh ROA, Tobin’s Q ROE, PBV,
Firm Value in positif terhadap market book
Manufacturing nilai ratio.
Company at perusahaan. 2) menggunakan
Indonesia metode Partial
Stock least square
Exchange 3) Meneliti pada
Manufacturing
Company at
Indonesia Stock
Exchange
6 Pengaruh Juanda A. ROA memiliki 1) Menggunakan Meneliti pada
Return on dan pengaruh positif ROA, Tobin’s Q perusahaan
Asset (ROA) Jennifer S. yang tidak 2) Menggunakan manufaktur
terhadap nilai (2016), signifikan analisis regresi yang terdaftar di
perusahaan terhadap nilai BEI periode
dengan CSR perusahaan 2011-2013
sebagai
variabel
pemoderasi
9 Pengaruh Sejati dan SR tidak 1) Menggunakan Meneliti pada
Pengungkapan Prastiwi memiliki SRDI, ROA, perusahaan
Sustainability (2015) pengaruh yang Tobin’s Q manufaktur
Report signifikan 2) Menggunakan yang terdaftar di
terhadap terhadap kinarja analisis regresi BEI periode
Kinerja dan dan nilai berganda 2006-2013
Nilai perusahaan.
Perusahaan

10 The Effect of Bhuiyan et Good corporate Menggunakan 1) Menggunakan


Corporate al. (2010) governance ROA, Tobin’s Q variabel Size,
Governance berpengaruh leverage,
Regulations on positif terhadap Operating tenure
Firm Value: nilai of firm
New Zealand perusahaan. 2) menggunakan
Evidence metode analisis
regrsi multivariat
3) Meneliti pada
perusahaan yang
terdaftar pada
NZX periode
2000-2007
49
C. Kerangka Berpikir
Gambar. 2.1
Kerangka Berpikir

Perusahaan yang terdaftar


di BEI periode 2014-2019

Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan(X1) H2
 Sustainability Report
Disclosure Index (SRDI)

Tata kelola Perusahaan yang


Baik (X2) Nilai
H1
Perusahaan (Y)
 Kepemilikan Institusional
 Kepemilikan Publik  Tobin’s Q
H3
 Komite Audit
 Direksi
 Komisaris Independen

Profitabilitas (X3)
H4
 Return on Asset (ROA)

Uji Asumsi Klasik

Analisis Regresi Berganda

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

50
D. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Nilai

Perusahaan

Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan.

Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para

pemegang saham sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan

dananya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2007).

Sustainability Report menjadi alat bukti perusahaan bahwa perusahaan

beroperasi sesuai dengan peraturan yang ada serta sebagai bukti bahwa

perusahaan juga bertanggungjawab atas kepentingan stakeholdernya. Salah

satu manfaat dari Sustainability Report adalah dapat membantu membangun

ketertarikan para pemegang saham dengan visi jangka panjang dan

membantu mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan

yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan (WCBSD). (Suryono dan

Prastiwi, 2011).

Penelitian Kuzey dan Uyar (2017) memberikan bukti bahwa

pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh positif terhadap

nilai perusahaan, maka penelitian ini berusaha untuk menguji bagaimana

pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan.

Maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2: Pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

51
2. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan yang Baik terhadap Nilai

Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kepercayaan masyarakat

terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa

tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.

Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, karena dengan

meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan

meningkat.

Hasil penelitian Triya Syafitri, dkk. (2018) GCG berpengaruh

signifikan terhadap meningkatnya nilai perusahaan karena semakin baik tata

kelola perusahaan maka akan menjadikan perusahaan tersebut lebih efisien

sehingga akan meningkatkan profit dan juga nilai perusahaan akan

meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berusaha untuk

menguji bagaimana pengaruh good corporate governance terhadapap nilai

perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H3: Tata kelola perusahaan yang baik berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada suatu periode

mencerminkan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai

perusahaan. Perhitungan laba tersebut dihitung melalui rasio profitabilitas

yang tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan

52
keuangan. Oleh karena itu profitabilitas dalam konteks analisis rasio, untuk

mengukur pendapatan menurut laporan laba rugi dengan nilai buku

investasi. (Puspaningtyas, 2017)

Berdasarkan penelitian Sabrin et al. (2016), ditemukan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai

perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas, semakin

tinggi nilai perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba, akan menaikkan nilai perusahaan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas besar setiap tahun, cenderung

diminati oleh banyak investor. Para investor berpikir bahwa perusahaan itu

memiliki keuntungan besar akan menghasilkan laba yang besar pula. Ini

ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan, yang akan

meningkatkan kepercayaan investor dan akan memfasilitasi manajemen

perusahaan untuk menarik modal dalam saham, maka dikatakan bahwa nilai

perusahaan dapat tercermin dari bagaimana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin tinggi nilai perusahaan,

sebaliknya semakin rendah tingkat profitabilitas, maka semakin rendah juga

nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berusaha untuk

menguji bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Maka

hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H4: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

53
E. Hipotesis

1. Pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang

baik, dan profitablitas secara simultan terhadap nilai perusahaan.

Ho1: β = 0, pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan

yang baik, dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Ha1: β ≠ 0 pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan

yang baik, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan terhadap nilai perusahaan

Ho1: β = 0, pengungkapan laporan keberlanjutan tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Ha1: β ≠ 0, pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh tata kelola perusahaan yang baik terhadap nilai perusahaan

Ho2: β = 0, tata kelola perusahaan yang baik tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Ha2: β ≠ 0, tata kelola perusahaan yang baik berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan

54
Ho3: β = 0 profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Ha3: β ≠ 0, profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

55
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu, penelitian dengan data yang

berbentuk angka dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik. Penelitian

ini akan menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel

independen yaitu pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan

yang baik, dan profitabilitas terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website BEI dan

website resmi masing-masing perusahaan.

Pada peneilitian ini nilai perusahaan sebagai variabel dependen dihitung

pada periode t+1, dan penghitungan pengungkapan laporan keberlanjutan, tata

kelola perusahaan yang baik, dan profitabilitas di periode t. Hal ini untuk

melihat dampak yang ditimbulkan oleh pengungkapan laporan keberlanjutan,

tata kelola perusahaan yang baik, dan profitabilitas dianggap akan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan di tahun berikutnya. (Sri Wahjuni dan M. Budi

Luhur ,2016).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi, objek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:80).

56
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2014-2019.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:85). Adapun kriteria dalam

pengambilan sampel sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar dalam BEI periode 2014-2019

b. Perusahaan yang mempublikasikan sustainability report lima tahun

berturut-turut.

c. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap

selama periode 2014-2019

d. Mempunyai data yang dibutuhkan dalam penelitian selama periode

2014-2019.

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah perusahaan yang dijadikan

sampel dalam pentelitian sebanyak 18 perusahaan dengan periode lima

tahun, maka jumlah observasi sebanyak 90.

57
Tabel. 3.1
Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 AKRA AKR Corporindo Tbk.


2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 ASII Astra International Tbk.
4 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
5 INCO Vale Indonesia Tbk.
6 INDY Indika Energy Tbk.
7 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
8 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
9 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
10 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
11 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
12 PTRO Petrosea Tbk.
13 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk.
14 SMGR Semen Indonesia Tbk.
15 TOTL Total Bangun Persada Tbk.
16 UNTR United Tracktors Tbk.
17 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
18 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sumber: www.idx.co.id

58
C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan

(library research) dan data-data sekunder (internet research). Sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan

Melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai

literatur seperti buku-buku, jurnal-jurnal dalam negeri, jurnal asing dan

website resmi yang berkaitan dengan pembahasan yang diteliti.

2. Data sekunder

Dalam data sekunder merupakan data primer yang diperoleh melalui

hasil dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan oleh pengumpul data primer oleh pihak lain, umumnya disajikan

dalam bentuk tabel atau grafik. (Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009: 76).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan melalui website

BEI (www.idx.co.id), dan website resmi masing-masing perusahaan untuk

pengambilan data laporan keberlanjutan.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan deskripsi atau gambaran

tentang ringkasan data atas variabel-variabel penelitian secara statistik.

Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari jumlah

59
data (N), nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan

standar penyimpangan data (standar deviasi).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Suatu model regresi dikatakan baik apabila model tersebut memliki

data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara

untuk menguji normitas data yaitu dengan melihat probabilitas nilai

Jarque-Bera, jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal, bila probabilitas lebih besar dari 5%, maka data

berdistribusi normal (Winarno, 2015:543).

Adapun hipotesis dari pengujian normalitas data adalah sebagai

berikut:

1) Nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau probabilitas jarque-

bera > taraf signifikansi, maka terima H0 atau residual mempunyai

distribusi normal

2) Nilai chi squares hitung > chi squares tabel atau probabilitas jarque-

bera < taraf signifikansi, maka tolak H0 atau residual tidak

mempunyai distribusi normal. (Widarjono, 2007:54)

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah

60
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel independen.

Pengujian Multikoliniearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF), kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Tolerance digunakan untuk mengukur variabilitas variabel independen

lainnya. Pengukuran dapat dilihat jika nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Jika Nilai

Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi

multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (problem auto

korelasi). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

autokorelasi. Metode untuk mendeteksi autokorelasi antara lain metode

grafik, Durbin-Watson, Run Test dan Lagrange Multiplier. Metode

Lagrange Multiplier dapat dipakai untuk mendeteksi autokorelasi bila

menggunakan Eviews. (Widarjono, 2007:162).

61
Adapun pengambilan keputusan dalam metode lagrange multiplier

jika:

1) Nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau probabilitas chi

squares > taraf signifikansi, maka terima H0 atau tidak terdapat

autokorelasi.

2) Nilai chi squares hitung > chi squares tabel atau probabilitas chi

squares < taraf signifikansi, maka tolak H0 atau terdapat

autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah residual dari model yang

terbentuk memiliki varians yang konstan atau tidak. Uji

heteroskedastisitas penting dilakukan pada model yang terbentuk.

Dengan adanya heteroskedastisitas, hasil uji t dan uji F menjadi tidak

akurat. (Nachrowi dan Hardius, 2006:112).

Metode untuk mendeteksi heteroskedastisitas antara lain metode

grafik, Park, Glesjer, ARCH, Korelasi Spearman, Goldfeld-Quandt,

Breusch-Pagan dan White.

Pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas sebagai

berikut:

1) Nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau probabilitas chi

squares > taraf signifikansi, maka terima H0 atau tidak ada

heteroskedastisitas.

62
2) Nilai chi squares hitung > chi squares tabel atau probabilitas chi

squares < taraf signifikansi, maka tolak H0 atau ada

heteroskedastisitas. (Widarjono, 2007:141)

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan

(naik turunnya) variabel dependen apabila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Berdasarkan

kegunaannya regresi berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan

besarnya pengaruh dari variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu

terhadap variabel terikatnya. (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi berganda untuk

menguji hipotesis 1, 2 dan 3. Adapun model regresi dalam penelitian

sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β9X7 + ε

Dimana:

Y: Tobin’s Q

α: konstanta

β: koefisien regresi

XI: SRDI

X2: kepemilikan institusi

X3: kepemilikan publik


63
X4: jumlah komite audit

X5: jumlah dewan direksi

X6: komisaris independen

X7: ROA

ε: error term, tingkat kesalahan penduga

Persamaan di atas menunjukkan hubungan laporan keberlanjutan,

tata kelola perusahan yang baik, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

b. Koefisien Determinasi

Untuk melihat besarnya sumbangan variabel independen dalam

menjelaskan secara keseluruhan terhadap variabel dependen serta

bagaimana pengaruhnya dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien

determinasi yang dirumuskan dengan nilai R Square (Ghozali 2005)

Jika R Square semakin besar atau mendekati satu, maka sumbangan

variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar.

Sebaliknya apabila R Square semakin kecil atau mendekati nol, maka

besarnya sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen

semakin kecil.

64
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen. (Ghozali, 2005)

Uji ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output

hasil regresi dengan signifikansi level 0,05 (α= 5%).

d. Uji Sigifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t dilakukan untuk memguji seberapa besar pengaruh

suatu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel

dependen. (Ghozali, 2005)

Uji t dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t dari masing-

masing variabel pada output hasil regresi dengan siginifikansi 0,05 (α=

5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak,

dan jika lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima.

B. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Menjelaskan, variabel dependen atau variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. (Sugiyono, 2003:33). Dalam Penelitian ini variabel terikatnya adalah

sebagai berikut:

65
a. Nilai Perusahaan

Salah satu rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan adalah

rasio Tobin’s Q. Rasio ini dinilai mampu memberikan informasi yang

baik, karena dalam rasio ini memperhitungkan semua unsur hutang dan

modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan ekuitas

perusahaan saja yang diperhitungkan, namun keseluruhan asset

perusahaan.

Dengan diperhitungkannya seluruh asset perusahaan artinya

perusahaan tidak hanya fokus pada satu tipe investor dalam bentuk

saham, namun juga kreditur. Dikarenakan sumber pembiayaan

operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja namun juga

dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).

Semakin besar nilai Tobin’s menunjukkan bahwa perusahaan

mempunyai prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena

semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai

buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk

mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan

tersebut (Sukamulja, 2004). Adapun rumus Tobin’s Q adalah sebagai

berikut:

(𝐸𝑀𝑉 + 𝐷)
𝑄=
(𝐸𝐵𝑉 + 𝐷)

66
Dimana:

Q = nilai perusahaan

EMV= nilai pasar ekuitas

EBV = nilai buku ekuitas

D = nilai buku dari total hutang

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

independen. (Sugiono, 2009:59).

a. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan

Variabel laporan keberlanjutan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI).

Berdasarkan Global Initiative Reporting (GRI) G4 Guidelines,

pengungkapan SR meliputu 3 dimensi yaitu dimensi ekonomi, lingkungan

dan sosial, dan secara keseluruhan terdapat 91 item asesmen SR (data

dapat dilihat di lampiran) berdasrkan GRI G4 Guidelines.

Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu

item diungkapkan, dan beri skor 0 jika tidak diungkapkan dalam laporan

yang ada. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor

tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total skor untuk

setiap perusahaan.

67
Adapun rumus SRDI adalah sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝑆𝑅𝐷𝐼 =
91

Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut

kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total skor untuk setiap

perusahaan. Adapun rumus SRDI adalah sebagai berikut.

b. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Variabel tata kelola perusahaan yang baik dapat diukur dengan.

1) Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah saham

yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh modal saham yang

beredar atau dengan kata lain, kepemilikan institusional merupakan

kepemilikan saham yang terbesar oleh investor institusi yang bukan

bagian dari manajemen perusahaan. Investor institusional dianggap

lebih profesional dalam mengendalikan portofolio investasinya,

sehingga lebih kecil kemungkinan lebih kecil mendapatkan informasi

keuangan yang terdistorsi. Semakin semakin besar persentase

kepemilikan instutisional akan menyebabkan pengawasan yang

dilakukan jadi lebih efektifkarena dapat mengendalikan perilaku

oportunistik manajer dan mengurangi agency cost. (Jensen, 1986).

Perhitungan dari proporsi kepemilikan institusional dirumuskan

sebagai berikut:

68
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

2) Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik merupakan persentase jumlah saham yang

dimiliki oleh publik dari seluruh saham beredar. Keberadaan

kepemilikan publik dapat memudahkan pengawasan terhadap kinerja

manajemen perusahaan, semakin besar kepemlikan saham public

maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku

manajemen. (Nuraeni, 2011:47). Adapun proporsi kepemilikan publik

dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑥 100%
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

3) Direksi

Dalam Peraturan otoritas jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014, “Direksi adalah organ Emiten atau Perusahaan

Publik yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas

pengurusan emiten atau perusahaan publik untuk kepentingan emiten

atau perusahaan publik, sesuai dengan maksud dan tujuan emiten atau

perusahaan publik serta mewakili emiten atau perusahaan publik, baik

di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran

dasar”. Adapun proporsi direksi diukur dengan jumlah direksi selama

periode n.

𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛

69
4) Komite Audit

Dalam Peraturan otoritas jasa Keuangan NOMOR 55

/POJK.04/2015 Pasal 1 ayat 1. “Komite Audit adalah komite yang

dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu dewan komisars

dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris,

hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, pengendalian

internal, pengelolaan risiko serta kepatuhan terhadap peraturan

perundangan yang berlaku”. Adapun proporsi komite audit diukur

dengan jumlah anggota komite audit yang ada didalam perusahaan.

(Ningtiyas, 2014: 4),

𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛

5) Komisaris Independen

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 “Komisaris independen adalah anggota dewan

komisaris yang berasal dari luar emiten atau Perusahaan Publik dan

memenuhi persyaratan sebagai Komisaris, sebagaimana disebutkan.

Tugas utama Komisaris independen adalah melakukan pengawasan

serta menjaga terpenuhinya hak serta kewajiban pemegang saham

minoritas”. Adapun proporsi komisaris independen diukur dengan

rumus sebagai berikut. (Ningtiyas, 2014: 4).

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛


𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

70
e. Profitabilitas

Variabel profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini diukur

dengan rasio ROA. ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang

berhubungan dengan profitabilitas, mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, asset dan

modal saham tertentu. Rasio ini menunjukkan berapa laba bersih yang

diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. (Harahap, 2010: 304).

Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑓𝑜𝑟 𝑡ℎ𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑


𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

71
Tabel. 3.2
Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Pengukuran
1 Tobin’s Q Sebrapa
besar nilai (𝐸𝑀𝑉 + 𝐷)
pasar asset 𝑄=
(𝐸𝐵𝑉 + 𝐷)
perusahaan
dibandingk
an dengan
nilai buku
asset
perusahaan
2 Sustainability Dampak
Disclosure perusahaan 𝑆𝑅𝐷𝐼
Index (SRDI) terhadap 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
kondisi =
91
ekonomi,
lingkungan
, dan sosial
stakeholder
.

2 Kepemilikan Saham
Institusional perusahaan 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
yang 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
dimiliki = 𝑥 100%
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
oleh
institusi
dan
pemerintah

72
No. Variabel Definisi Pengukuran
3 Kepemilikan Kepemilika
Publik n saham 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
perusahaan 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
yang = 𝑥 100%
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
dimiliki
oleh
masyarakat
.
4 Komite Audit Komite
yang 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡
dibentuk = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚. 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛
oleh dan
Bertanggun
g jawab
kepada
dewan
komisaris
dalam
membantu
melaksanak
an tugas
dan fungsi
dewan
komisaris

5 Direksi Emiten
yang 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
berwenang = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛
dan
bertanggun
gjawab
penuh atas
pengurusan
emiten
untuk
kepentinga
n
emiten.

73
No. Variabel Definisi Pengukuran
6 Komisaris Anggota
Independen dewan 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
komisaris 𝐽𝑚𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
yang = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
berasal dari
luar emiten
atau
perusahaan
publik

7 Return on Kemampua
Asset (ROA) n 𝑅𝑂𝐴
perusahaan 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑓𝑜𝑟 𝑡ℎ𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑
dalam = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
menghasilk
an laba
pada
tingkat
pendapatan
, asset dan
moda
lsaham
tertentu

74
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaaan yang

terdaftar di BEI selama periode 2014-2019. Sampel yang diperoleh sebanyak

18 perusahaan, dimana penelitian ini dilakukan selama 6 tahun, yaitu tahun

2014 sampai dengan tahun 2019, sehingga terdapat 90 observasi. Data dalam

penelitian ini diperoleh dari laporan laporan tahunan perusahaan yang terdapat

di website BEI, serta laporan keberlanjutan yang diperoleh dari website resmi

perusahaan terkait.

Fokus penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pengaruh

pengungkapan laporan keberlanjutan yang diukur dengan Sustainability

Disclosure Index, tata kelola perusahaan yang baik diukur dengan kepemilikan

institusi, kepemilikan publik, jumlah komite audit, jumlah dewan direksi,

komisaris independen, dan profitabilits yang diukur dengan ROA, terhadap nilai

perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Pada peneilitian ini nilai perusahaan

sebagai variabel dependen dihitung pada periode t+1, dan penghitungan

pengungkapan laporan keberlajutan, tata kelola perusahaan yang baik, dan

profitabilitas pada periode t. Berikut adalah sejarah singkat perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini.

75
1. AKR Corporindo Tbk.

AKR Corporindo Tbk. (AKRA) didirikan di Surabaya pada tanggal 28

November 1977 dengan nama PT Aneka Kimia Raya. “Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha AKRA antara

lain meliputi bidang industri barang kimia, perdagangan umum dan

distribusi terutama bahan kimia dan bahan bakar minyak (BBM) dan gas,

menjalankan usaha dalam bidang logistik, pengangkutan (termasuk untuk

pemakaian sendiri dan mengoperasikan transportasi baik melalui darat

maupun laut serta pengoperasian pipa penunjang angkutan laut), penyewaan

gudang dan tangki termasuk perbengkelan, ekspedisi dan pengemasan,

menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan dan/atau peragenan

dari perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri, kontraktor

bangunan dan jasa lainnya kecuali jasa di bidang hukum”.

2. Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Aneka Tambang (Persero) Tbk. (Antam) (ANTM) didirikan dengan

nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. “Berdasarkan

Anggaran Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang

pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di

bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang

berkaitan dengan galian tersebut. Kegiatan utama Antam meliputi bidang

eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel,

feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia”.

76
3. Astra International Tbk.

Astra International Tbk. (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957

dengan nama PT Astra International Incorporated. “Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang perdagangan umum,

perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan

dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama Astra bersama anak

usahanya meliputi perakitan dan penyaluran mobil (Toyota, Daihatsu,

Izusu, UD Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda) berikut suku

cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa

terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan

teknologi informasi”.

4. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) didirikan tanggal 31 Maret

1950. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Garuda Indonesia terutama adalah sebagai berikut:

a. Angkutan udara niaga berjadwalu ntuk penumpang, barang dan pos

dalam negeri dan luar negeri;

b. Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan

pos dalam negeri dan luar negeri;

c. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri

maupun untuk pihak ketiga;

77
d. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan

ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak

ketiga;

e. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri

penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

f. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;

g. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri

penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

h. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan

sendiri maupun pihak ketiga”.

5. Vale Indonesia Tbk.

Vale Indonesia Tbk. (dahulu International Nickel Indonesia Tbk.)

(INCO) didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1978. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan,

pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta

produk mineral terkait lainnya”.

6. Indika Energy Tbk.

Indika Energy Tbk. (INDY) didirikan tanggal 19 Oktober 2000.

“Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDY

terutama meliputi bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan,

pengangkutan dan jasa. Saat ini, kegiatan usaha INDY adalah perusahaan

78
energi terintegrasi yang mencakup sektor sumber daya energi, jasa energi,

dan infrastruktur energi dengan usaha utama di bidang batubara”.

7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) didirikan tanggal pada 16

Januari 1985. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INTP antara lain pabrikasi semen dan bahan-bahan bangunan,

pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Indocement dan anak usahanya

bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan

penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang

agregat dan trass. Produk semen Indocement adalah Portland Composite

Cement, Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well

Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Semen yang

dipasarkan Indocement dengan merek dagang ‘Tiga Roda’”.

8. Indot Tambangraya Megah Tbk.

Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) didirikan tanggal 02

September 1987. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ITMG adalah berusaha dalam bidang pertambangan,

pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian

dan jasa. Kegiatan utama ITMG adalah bidang pertambangan dengan

melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak

berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri

penambangan batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan

penambangan batubara dan perdagangan batubara”.

79
9. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) didirikan tanggal 01 Maret

1978. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan

program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya, khususnya pembangunan dibidang pengusahaan jalan tol dengan

sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip-prinsip perusahaan

terbatas”.

10. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau dikenal dengan nama PGN

(Persero) Tbk. (PGAS) didirikan tahun 1859 dengan nama “Firma L. J. N.

Eindhoven & Co. Gravenhage”. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan,

pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi

kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan,

pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan

distribusi gas buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Kegiatan

usaha utama PGN adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan

industri, komersial dan rumah tangga”.

11. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

Bukit Asam Tbk. (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret

1981. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi

80
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,

pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga

khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain,

pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri

ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam

bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara

beserta hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan”.

12. Petrosea Tbk.

Petrosea Tbk. (PTRO) didirikan tanggal 21 Februari 1972 dalam rangka

Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1972. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan Petrosea terutama meliputi bidang rekayasa,

konstruksi, pertambangan dan jasa lainnya. Saat ini, Petrosea menyediakan

jasa pertambangan terpadu: pit-to-port maupun life-of-mine service di

sektor industri batubara, minyak dan gas bumi di Indonesia”.

13. Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Solusi Bangun Indonesia Tbk. (dahulu Holcim Indonesia Tbk. dan

sebelumnya Semen Cibinong Tbk.) (SMCB) didirikan 15 Juni 1971.

“Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMCB

terutama meliputi pengoperasian pabrik semen, beton dan aktivitas lain

yang berhubungan dengan industri semen, serta melakukan investasi pada

perusahaan lainnya. Pangsa pasar utama Holcim dan anak usahanya yang di

Indonesia berada di Pulau Jawa”.

81
14. Semen Indonesia Tbk.

Semen Indonesia (Persero) Tbk. (dahulu bernama Semen Gresik

(Persero) Tbk.) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik

Semen Gresik”. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan SMGR meliputi berbagai kegiatan industri. Jenis semen yang

hasilkan oleh SMGR, antara lain: Semen Portland (Tipe I, II, III dan V),

Special Blended Cement, Portland Pozzolan Cement, Portland Composite

Cement, Super Masonry Cement dan Oil Well Cement Class G HRC”.

15. Total Bangun Persada Tbk.

Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) didirikan dengan nama PT Tjahja

Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970. “Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TOTL adalah dalam bidang konstruksi

dan kegiatan lain yang berkaitan dengan bidang usaha konstruksi. TOTL

melaksanakan bisnis jasa konstruksi dengan berfokus pada layanan

kontraktor utama (Main Contractor) dan layanan rancang dan bangun

(Design and Build). Selain itu, TOTL juga mengerjakan proyek-proyek

Joint Operation untuk proyek-proyek yang besar dan proyek-proyek yang

berskala internasional”.

16. United Tractors Tbk.

United Tractors Tbk. (UNTR) didirikan di Indonesia pada tanggal 13

Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works. “Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNTR dan

entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan alat berat (mesin konstruksi)

82
beserta pelayanan purna jual; penambangan batubara dan kontraktor

penambangan; engineering, perencanaan, perakitan dan pembuatan

komponen mesin, alat, peralatan dan alat berat; pembuatan kapal serta jasa

perbaikannya; dan penyewaan kapal dan angkutan pelayaran; dan industri

kontraktor”.

17. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) didirikan tanggal 29 Maret 1961

dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja". “Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan WIKA adalah berusaha

dalam bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, industri konversi, jasa

penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, energi terbarukan dan

energi konversi, perdagangan, engineering procurement, construction,

pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan di bidang jasa

konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan perencanaan”.

18. Waskita Karya (Persero) Tbk.

Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) didirikan dengan nama

Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan

asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasi

Pemerintah. “Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Waskita Karya adalah turut melaksanakan dan menunjang

kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

nasional pada umumnya, khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi,

jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, perdagangan,

83
pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang jasa

konstruksi, teknologi informasi serta kepariwisataan dan pengembang. Saat

ini, kegiatan usaha yang dijalankan Waskita Karya adalah pelaksanaan

konstruksi dan pekerjaan terintegrasi Enginering, Procurement and

Construction (EPC)”.

B. Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan untuk membandingkan nilai minimum,

nilai maksimum, dan nilai rata-rata dari sampel. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sustainability disclosure index (SRDI), kepemilikan

institusional (KI), kepemilikan public (KP), jumlah komite audit (KA), jumlah

dewan direksi (DRKS), komisaris independent (KINDP), return on assets

(ROA), dan Tobin’s Q (Q).

Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Q SRDI KI KP KA DRKS KINDP ROA

Mean 1.3198 0.4058 0.6499 0.3203 3.6666 6.6777 0.3468 0.0507

Median 1.2219 0.3785 0.6502 0.3371 3.0000 6.5000 0.3333 0.0423

Maximum 3.1100 0.9930 0.8615 0.4986 6.0000 11.000 0.5000 0.2118

Minimum 0.6306 0.0971 0.5001 0.0368 3.0000 3.0000 0.1428 -0.1185

Std. Dev. 0.5166 0.1868 0.0986 0.1183 0.7789 1.7406 0.0600 0.0607

Observations 90 90 90 90 90 90 90 90

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

84
1. Variabel Dependen

Pada table 4.1 dapat diketehui bahwa hasil uji statistik deskriptif varibel

dependen yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q

dengan jumlah sampel 90 memiliki nilai minimum 0,6306 yang diperoleh

dari PT Petrosea Tbk. (PTRO) Pada tahun 2015, sedangkan nilai maksimum

sebesar 3,1100 yang diperoleh dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

(INTP) pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) dari Tobin’s Q sebesar

1.3198 dan standar deviasi yang diperoleh sebesar 0,5166.

2. Variabel Independen

Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel independen pada

penelitian yang diukur dengan SRDI, kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, jumlah komite audit, jumlah dewan direksi, komisaris

independen dan ROA dengan jumlah sampel 90. SRDI memperoleh nilai

minimum sebesar 0,0971 dan nilai maksimum sebesar 0,9930 dengan nilai

rata-rata 0,4058 dan standar deviasi 0,1868 kepemilikan institusional

memperoleh nilai minimum sebesar 0,5001 dan nilai maksimum sebesar

0,8615 dengan nilai rata-rata 0,6499 dan dan standar deviasi 0,0986.

Kepemilikan publik memperoleh nilai minimum sebesar 0,368 dan nilai

maksimum sebesar 0,4986 dengan nilai rata-rata 0,3203 dan standar deviasi

0,1183. Komite audit memperoleh nilai minimum sebesar 3 dan nilai

maksimum sebesar 6 dengan nilai rata-rata 3,67 dan standar deviasi 0,779.

Direksi memperoleh nilai minimum sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar

11 dengan rata-rata 6,68 dan standar deviasi 1,741.

85
Komisaris independen memperoleh nilai minimum sebesar 0,1429 dan

nilai maksimum sebesar 0,5 dengan nilai rata-rata 0,3468 dan standar

deviasi 0,0601.

Profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA memilik nilai minimum

sebesar -0,1185 yang diperoleh dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

(GIAA) pada tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,2119 yang

diperoleh dari PT Indo Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

(PTBA) pada tahun 2018. Nilai rata-rata dari ROA sebesar 0,0501 dan

standar deviasi sebesar 0,6069.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang diperoleh memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bias, serta konsisten.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistibusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal.

86
Gambar. 4.1
Hasil Uji Normalitas

16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2014 2018
Observations 90
12
Mean -4.44e-16
10
Median -0.022517
Maximum 0.898894
8
Minimum -1.029826
6 Std. Dev. 0.360513
Skewness 0.100387
4 Kurtosis 3.697290

2 Jarque-Bera 1.974467
Probability 0.372606
0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

Hasil uji normalitas dengan metode Jarque-Bera pada gambar 4.1

menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,372606 lebih besar dari 0,05,

dengan begitu model regresi layak untuk digunakan karena memenuhi

asumsi normalitas.

87
2. Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel.

Tabel. 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas

Variable Tolerance VIF

SRDI 0.912059 1.096420


KI 0.120790 8.278799
KP 0.121494 8.230848
KA 0.813801 1.228801
DRKS 0.833173 1.200231
KINDP 0.954221 1.047975
ROA 0.778796 1.284034

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai Tolerance dari setiap variabel

> 0,10, serta nilai VIF < 10. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi

dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi model regresi yang

baik karena tidak terdapat korelasi antar variabel independen.

3. Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ada

korelasi antara kesalahan penggangu. Model regresi dikatakan baik apabila

model tersebut bebas dari autokorelasi.

88
Tabel. 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.732395 Prob. F(2,80) 0.4840


Obs*R-squared 1.618258 Prob. Chi-Square(2) 0.4452

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

Hasil uji autokorelasi dengan metode Lagrange Multiplier pada tabel

4.3 menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai probabilitas

chi squares yang diperoleh sebesar 0,4452 lebih besar dari 0,05.

4. Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat

ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan

lain.

Tabel. 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 3.154807 Prob. F(1,87) 0.0792


Obs*R-squared 3.114396 Prob. Chi-Square(1) 0.0776

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

Hasil uji heteroskedastisitas dengan metode ARCH pada table 4.4

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas karena nilai

probabilitas chi squares yang diperoleh sebesar 0,0776 lebih besar dari 0,05.

89
D. Hasil Uji Hipotesis
1. Pengujian Regresi Berganda

Tabel. 4.5
Hasil Uji Regresi Berganda
Dependent Variable: Q

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.206909 1.071406 -1.126471 0.2633


SRDI 0.193768 0.073985 2.619009 0.0105
KI 1.764308 1.151170 1.532622 0.1292
KP 2.888292 0.957121 3.017689 0.0034
KA -0.188153 0.056157 -3.350477 0.0012
KINDP 0.715896 0.672775 1.064095 0.2904
DRKS 0.080444 0.024836 3.238962 0.0017
ROA 2.614135 0.736817 3.547878 0.0006

R-squared 0.521617 Mean dependent var 1.319853


Adjusted R-squared 0.480780 S.D. dependent var 0.516635
S.E. of regression 0.372272 Akaike info criterion 0.946301
Sum squared resid 11.36406 Schwarz criterion 1.168506
Log likelihood -34.58355 Hannan-Quinn criter. 1.035907
F-statistic 12.77298 Durbin-Watson stat 1.255817
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews (Data diolah)

Pada tabel 4.5 dapat dirumuskan persamaan model sebagai berikut:


Y = -1.206909 + 0.193768X1 + 1.764308X2 + 2.888292X3 - 0.188153X4

+ 0.715896X5 +0.080444X6 + 2.614135X7 + e

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur variabel

independen yaitu pengungkapan laporan keberlanjutan yang diukur

dengan SRDI, tata kelola perusahaan yang baik diukur dengan

kepemilikan institusional, kepemilikan publik, jumlah komite audit,

jumlah dewan direksi, dan komisaris independen, serta profitabilitas

90
yang diukur dengan return on assets ratio dalam menerangkan variabel

dependen, yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s.

Pada tabel 4.5 diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,521617.

Hal ini berarti bahwa 52,16% variabel dependen mampu dijelaskan oleh

variabel independen, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model regresi.

b. Hasil Uji Sifnifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen.

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai F hitung sebesar

12,77298 memiliki probabilitas 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen dalam model

regresi secara simultan memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap variabel dependen.

c. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh

suatu variabel independen secara individual dalam menjelasakan

variabel dependen pada tingkat signifikansi 0,05.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen sebagai berikut:

91
Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Berpengaruh Signifikan

terhadap Nilai Perusahaan

Pada tabel 4.5 diketahui bahwa SRDI memiliki koefisien sebesar

0,193768 serta nilai signifikansi sebesar 0,0105, lebih kecil dari 0,05 hal

ini berarti bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis 2 diterima, hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kuzey dan Uyar (2017), dan Sri

Wahyjuni L. dan M. Budi Luhur. (2017) yang menemukan bahwa

pengungkapan SR memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan akan terus tumbuh secara sustainable (keberlanjutan)

bila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan

sosial, karena keberlanjutan bisnis dapat diperoleh apabila terjadi

keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil peneltian

Sejati dan Prastiwi (2015) yang menemukan bahwa pengungkapan

sustainability report tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

nilai perusahaan.

92
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Berpengaruh Signifikan

terhadap Nilai Perusahaan

Pada tabel 4.5 diketahuai hasil uji t tiga variabel GCG. Kepemilikan

publik memiliki koefisien sebesar 2,888292 serta nilai signifikansi

sebesar 0,0034 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti bahwa kepemilikan

publik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai

perusahaan. Komite audit memiliki koefisien sebesar -0,188153 serta

nilai signifikansi sebesar 0,0012 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti

bahwa jumlah komite audit memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap nilai perusahaan. Direksi memiliki koefisien sebesar 0.080444

serta nilai signifikansi sebesar 0,0017 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti

bahwa jumlah dewan direksi memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis 3 diterima, hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Pramukti dkk. (2019) dan Triya Syafitri

dkk. (2018) yang menemukan bahwa GCG yang diukur dengan

kepemilikan publik, jumlah komite audit, dan jumlah dewan direksi

berpengaruh terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Semakin baik

tata kelola perusahaan maka perusahaan tersebut akan menjadi lebih

efisien, sehingga profit perusahaan akan meningkat, dengan demikian

nilai perusahaan akan mengalami peningkatan.

93
Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muttaqin, dkk. (2019) yang menemukan bahwa GCG

yang diukur dengan kepemilikan publik, dan direksi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas Berpengaruh Signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Pada tabel 4.5 hasil uji t ROA memiliki koefisien sebesar 2.614135

serta nilai signifikansi sebesar 0,0006 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti

bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis 4 diterima, hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sabrin et al. (2016) yang menemukan

bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

nilai perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi

nilai perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba, akan meningkatkan nilai perusahaan.

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Juanda A. dan Jennifer S. (2016) yang menemukan

bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

nilai perusahaan.

94
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil interpretasi dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengungkapan laporan keberlanjutan, tata kelola perusahaan yang baik, dan

profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2. Pengungkapan laporan keberlanjutan yang diukur dengan SRDI memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai

perusahaan akan terus tumbuh secara sustainable (keberlanjutan) bila

perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial,

karena keberlanjutan bisnis dapat diperoleh apabila terjadi keseimbangan

antara ekonomi, lingkungan, dan sosial.

3. Tata kelola perusahaan yang baik yang diukur dengan kepemilikan publik

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan,

jumlah komite audit memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap

nilai perusahaan, dan jumlah dewan direksi memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin baik tata kelola perusahaan

maka perusahaan tersebut akan menjadi lebih efisien, sehingga profit

perusahaan akan meningkat, dengan demikian nilai perusahaan akan

mengalami peningkatan

95
4. Profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas, maka

semakin tinggi nilai perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba, akan meningkatkan nilai perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diperoleh saran sebagai berikut.

1. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan dapat memperluas jumlah sampel perusahaan, baik

perusahaan yang terdaftar di BEI maupun yang tidak terdaftar, penelitian

juga dapat menambah variabel independen lainnya yang digunakan dalam

penelitian sebelumnya yang mana tidak digunakan dalam penelitian ini.

2. Bagi perusahaan

Laporan keberlanjutan sangat penting, diharapkan agar kedepannya

semakin banyak perusahaan yang membuat dan menerbitkan laporan

keberlanjutan sebagai pertanggung jawaban ekonomi, lingkungan, dan

sosial perusahaan.

3. Bagi investor

Dalam hal pengambilan keputusan untuk berinvestasi sebaiknya tidak

hanya memperhatikan aspek keuangan perusahaan saja, tetapi juga harus

memperhatikan aspek non keuangan lainnya seperti pengungkapan laporan

keberlanjutan dan tata kelola perusahaan yang baik.

96
DAFTAR PUSTAKA

Astrani, J. dan Jennifer S., (2016). Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai
perusahaan dengan CSR sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Audit dan
Akuntansi FEB Universitas Tanjungpura, Vol. 5 No. 1 hal. 49-76.

Ayuningtias, D. dan Kurnia. (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel
Antara. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 1 No. 1, hal 37-57.

Belkaoui, Ahmed Rihai. (1997). Accounting Theory, 4th Edition. Jakarta: Salemba
Empat.

Bhuiyan et al. (2010). The Effect of Corporate Governance Regulations on Firm


Value: New Zealand Evidence. Asian-Pacific Conference on International
Accounting Issues Gold Coast.

Bowen, Howard R. (1943). The Interpretation of Voting in the Allocation of


Economic Resources. The Quarterly Journal of Economics, 58 (1), pp: 27-
48.

Brigham & Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11. Jakarta:
Salemba Empat.

Brigham, Eugene F dan Houston. (2006). Fundamental of Financial Management:


Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Chariri, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif.


Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.

Chung et al. (2018). Do CSR Activities Increase Firm Value? Evidence from the
Korean Market. Sustainability, 10, 3164, 2018.

Clarke, T. (2014). Theories of corporate governance: The philosophical foundation


of corporate governance, First Ed, New Yourk: Oxon New York Routledge.

97
Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw-Hill Book
Company.

Denziana, Angrita dan Winda Monica. (2016). Analisis Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Tergolong LQ45 di BEI Periode 2011-2014), Jurnal Akuntansi &
Keuangan, Vol. 7, No. 2.

Devi, Sunitha, dkk. (2017). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure Dan
Intellectual Capital Disclosure Pada Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Vol. 14, No. 1, hal: 20-45.

Elkington, J. (1997). Cannibal with Forks, the Tripple Bottom Line of Twentieth
Century Business. London: Capstone Publishing Ltd.

Epstein, Marc. J dan Freedman, Martin. (1994). Social Disclosure and the
Individual Investor. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 7(4),
94–109.

Fakhruddin dan Sopian Hadianto. (2001). Perangkat dan Model Analisis Investasi
di Pasar Modal, Buku satu. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Freeman, R. E. (1948). Strategic Management: A Stakeholder Approach, Boston:


Pitman.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan A. Chariri dan Imam Ghozali. (2007). Teori Akuntansi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hackston, D. dan M. J. Milne. (1996). Some Determintants of Social and


Enviromental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 no. 1:77-108.

Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada.

98
Harsanti, Ponny. (2011). Corporate Social Responbility Dan Teori Legitimasi.
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.

Haruman, Tendi dan Rahayu, Sri. (2007). Penyusunan Anggaran Perusahaan.


Yogyakarta: Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur


Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia”
Economic Department, University of Sarjanawiyata Taman siswa
Yogyakarta.

Jenia, dan Andri Prastiwi. (2011). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang.

Jensen, M., C., dan W. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency cost and ownership structure. Journal of Finance Economic, 3:305-
360.

Jensen, Michael C. (1986). Agency Cost of Free Cash Flo, Corporate Finance, and
Takeovers. American Economic Review 76 (2), 323-329

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE


UGM.

Kates, et al. (2005). What Is Sustainable Development: Goals, Indicators, Values,


and Practice. Environmental Scienci and Policy for Sustainable
Development.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006). Pedoman Umum GCG


Indonesia, Jakarta.

Kuzey C. dan Ali U. “Determinants of Sustainability and Its Impact on Firm


Value”, Journal of Cleaner Production 143, page 27-39, 2017.

99
Latifah S. W. dan M. Budi Luhur. (2017). Disclosure of Sustainability Report and
Moderating of Profitability and Its Impact on Firm Value. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis (JAB) Vol. 17 No.1 hal 13-18.

Maryana dan Ridhawati. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility sebagai


Parameter Keunggulan Kompetitif terhadap Nilai Perusahaan pada Badan
Usaha Milik Negara di Propinsi Kalimantan Selatan. Dinamika Ekonomi,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6 No.1.

Muttaqin Z., dkk., (2019). Pengaruh GCG dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderas. Tirtayasa Ekonomika, Vol.
14 No. 2

Nachrowi D. dan Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis


Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ningtiyas, Kilat. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai


Perusahaan (Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Islamic Jakarta
Index). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, Vol 17.

Nurlela dan Islahuddin. (2008). Pengaruh Corporate Social Responsibility


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi XI
Pontianak, 23-24 Juli.

Nuraeni. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Struktur Modal


terhadap Nilai Perusahaan. Tesis Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya.

Pava, M., Krausz, J. (1996). The Assosciation Corporate Responsibility and


Financial Performance: The Paradox of Social Cost. Journal of Bussines
Ethics, 15(3): 406-436

100
Pramukti A., dkk. (2019), Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada. PARADOKS: Jurnal Ilmu
Ekonomi, Vol. 2, No. 2.

Puspitaningtyas, Zarah. (2017). Efek Moderasi Kebijakan Dividen Dalam Pengaruh


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi,
Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 5, No. 2.

Rachman, dkk., (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Financial


Leverage Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 27, No. 1.

Radyat, M. N. (2008). CSR untuk Pemberdayaan Lokal, Jakarta: Indonesia


Bussines Link (IBL).

Sabrin, et al. (2016). The Effect of Profitability on Firm Value in Manufacturing


Company at Indonesia Stock Exchange. The International Journal of
Engineering and Science (IJES), Vol. 5.

Sejati B.M. dan A. Prastiwi. (2015). Pengaruh Pengungkapan Sustainability


Repport terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 4 No. 1 hal 1-12.

Shleifer, A. dan R. W. Vishny. (1997). A Survey of Corporate Governance. The


Journal of Finance, LII (2): 737-783.

Sobur, Alex. (2005). Peliputan Isu Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan.


Mediator, Vol. 6 No. 2

Suchman, Mark C., (1995). Managing Legitimacy: Strategic and Institutional


Approaches. The Academy of Management Review, Vol. 20 No. 3. pp. 571-
610.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 1. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

101
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. bandung: Alfabeta.

Suharli, Michell. (2006). Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas,


Leverage¸ dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal Maksi
Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Vol. 10, No. 2.

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,


Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai Perusahan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 9, No. 19.

Sukamulja, S., (2004). Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak


GCG terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Bisnis
BENEFIT, 8 (1): 1-25.

Supranto dan Nandan Limakrisna. (2013). Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah


Untuk Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jilid 1. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Suryono, Hari dan Andi Prastiwi. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report. Simposium Nasional Akuntansi XIV Banda Aceh, 21-22 Juli.

Syafitri, Triya dkk. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 56 No. 1 hal. 118-126.

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta. (2009). Pedoman Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Tomo. O. (2011). Annual Study of Intangible Asset and Market Value. The
Intellectual Capital Merchant Bank Firm.

Utama, Sidharta. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung


Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia. Pidato Ilmiah Pengukuhan
Guru Besar FEUI, Jakarta.

102
WCED. (1978). Our Common Future, World Commission on Environment and
Development.Oxford: Oxford University Press.

Weber, O. et al. (2005). The Relation Between Sustainability Performance and


Financial Performance of Firms. GOE Report, 5-2005.

Weston, J. F dan T. E. Copeland. (2001). Manajemen Keuangan, edisi 9, Jakarta:


Erlangga.

Whiting, R. H., dan J. C. Miller. (2008). Voluntary Disclosure of Intellectual


Capital in New Zaeland Annual Report and the Hidden Value. Journal of
human Resource Casting & Accounting, Vol. 12, No. 1, hlm:26-50.

Wibowo, I., dan Faradiza, S.A. (2014). Dampak pengungkapan sustainability report
terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Universitas Tehnologi
Yogyakarta.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia


FE UII.

Winarno, Wahyu Wing. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


Eviews, Edisi Empat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Zainuddin, Iba dan Chairul, Bariah. (2013). Mengenal Prinsip dan Penerapan
Corporate Governance Dalam Mendukung Pengungkapan Informasi.
Jurnal Kebangsaan, Vol. 2.

http://ir.pgn.co.id

http://www.indocement.co.id

http://www.ptba.co.id

http://www.totalbp.com

http://www.unitedtractors.com

http://www.vale.com

https://amp.kontan.co.id/news/pencemaran-limbah-tarakan-butuh-perhatian-serius
103
https://britama.com/index.php/perusahaan-tercatat-di-bei/

https://idx.co.id

https://investor.jasamarga.com

https://ojk.go.id

https://solusibangunindonesia.com

https://www.akr.co.id

https://www.antam.com

https://www.astra.co.id

https://www.garuda-indonesia.com

https://www.globalreporting.org/standards/gri-standards-translations/gri-
standards-bahasa-indonesia-translations-download-center/

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2015/09/16/0032
0091/Sebanyak.127.Orang.dan.10.Perusahaan.Jadi.Tersangka.Kebakaran.
Hutan

https://www.indikaenergy.co.id

https://www.itmg.co.id

https://www.petrosea.com

104
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Sampel

Kode Sustainability Disclosure Index


NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 0.6904 0.6904 0.6904 0.7982 0.7982
2 ANTM 0.4783 0.7982 0.3785 0.3785 0.3785
3 ASII 0.3273 0.2913 0.2786 0.2717 0.2717
4 GIAA 0.9931 0.4150 0.4920 0.4920 0.4920
5 INCO 0.4624 0.5173 0.0971 0.2033 0.4035
6 INDY 0.1353 0.1284 0.1550 0.1411 0.1411
7 INTP 0.5629 0.5086 0.5086 0.5086 0.5086
8 ITMG 0.5035 0.3745 0.3011 0.3011 0.3011
9 JSMR 0.3216 0.2776 0.2776 0.1480 0.3083
10 PGAS 0.4961 0.4626 0.2260 0.3209 0.3585
11 PTBA 0.2075 0.9694 0.5707 0.2475 0.6492
12 PTRO 0.1774 0.1375 0.2913 0.3551 0.3162
13 SMCB 0.8103 0.5968 0.3437 0.5123 0.3681
14 SMGR 0.5983 0.4643 0.2537 0.5983 0.5983
15 TOTL 0.5129 0.4152 0.4152 0.4054 0.4152
16 UNTR 0.4383 0.3030 0.3712 0.4383 0.4383
17 WIKA 0.4338 0.3233 0.1829 0.3121 0.3810
18 WSKT 0.2475 0.2475 0.2475 0.2840 0.2840
MAKSIMUM 0.9931 0.9694 0.6904 0.7982 0.7982
MINIMUM 0.1353 0.1284 0.0971 0.1411 0.1411
RATA-RATA 0.4665 0.4400 0.3378 0.3731 0.4118

Kode Kepemilikan Instutisionaal


NO
Perusahaan 2015 1016 2017 2018 2019
1 AKRA 0.5878 0.5917 0.5858 0.5847 0.5851
2 ANTM 0.6500 0.6500 0.6500 0.6500 0.6500
3 ASII 0.5011 0.5011 0.5011 0.5011 0.5011
4 GIAA 0.8478 0.8478 0.8514 0.8615 0.8615
5 INCO 0.7951 0.7951 0.7991 0.7991 0.7965
6 INDY 0.6347 0.6347 0.6347 0.6844 0.6844
7 INTP 0.6403 0.6403 0.5100 0.5100 0.5100
8 ITMG 0.6506 0.7019 0.6514 0.6514 0.6514
9 JSMR 0.7000 0.7277 0.7283 0.7315 0.7542
105
10 PGAS 0.5697 0.5697 0.5697 0.5697 0.5697
11 PTBA 0.6502 0.6502 0.6502 0.6502 0.6502
12 PTRO 0.6980 0.6980 0.6980 0.6980 0.6980
13 SMCB 0.8064 0.8064 0.8064 0.8064 0.8064
14 SMGR 0.5001 0.5001 0.5101 0.5101 0.5101
15 TOTL 0.5650 0.5650 0.5650 0.5650 0.5650
16 UNTR 0.5950 0.5950 0.5950 0.5950 0.5950
17 WIKA 0.6505 0.6505 0.6505 0.6505 0.6505
18 WSKT 0.6733 0.6607 0.6604 0.6604 0.6604
MAKSIMUM 0.8478 0.8478 0.8514 0.8615 0.8615
MINIMUM 0.5001 0.5001 0.5011 0.5011 0.5011
RATA-RATA 0.6509 0.6548 0.6454 0.6488 0.6500

Kode Kepemilikan Publik


NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 0.4050 0.4015 0.4070 0.4095 0.4081
2 ANTM 0.3495 0.3495 0.3500 0.3500 0.3500
3 ASII 0.4986 0.4985 0.4985 0.4985 0.4984
4 GIAA 0.1354 0.1486 0.1486 0.1384 0.1385
5 INCO 0.2009 0.2009 0.2049 0.2049 0.2049
6 INDY 0.3011 0.2489 0.2948 0.2973 0.2969
7 INTP 0.3597 0.3597 0.4900 0.4900 0.4900
8 ITMG 0.3493 0.2980 0.3189 0.3181 0.3181
9 JSMR 0.2980 0.2709 0.2706 0.2675 0.2448
10 PGAS 0.4303 0.4303 0.4303 0.4303 0.4303
11 PTBA 0.2934 0.2647 0.2647 0.2647 0.2647
12 PTRO 0.1999 0.1960 0.1876 0.1850 0.1677
13 SMCB 0.0464 0.0368 0.0436 0.0436 0.0969
14 SMGR 0.4899 0.4899 0.4899 0.4899 0.4899
15 TOTL 0.3376 0.3370 0.3365 0.3354 0.3324
16 UNTR 0.4044 0.4050 0.4050 0.4050 0.4050
17 WIKA 0.3365 0.3373 0.3421 0.3423 0.3430
18 WSKT 0.3267 0.3393 0.3396 0.3396 0.3396
MAKSIMUM 0.4986 0.4985 0.4985 0.4985 0.4984
MINIMUM 0.0464 0.0368 0.0436 0.0436 0.0969
RATA-RATA 0.3201 0.3118 0.3235 0.3228 0.3233

106
Kode Jumlah Komite Audit
NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 3 3 3 3 3
2 ANTM 4 4 4 4 4
3 ASII 4 4 4 4 4
4 GIAA 3 5 5 5 5
5 INCO 3 3 3 3 3
6 INDY 3 3 3 3 3
7 INTP 3 3 3 3 3
8 ITMG 4 4 4 4 4
9 JSMR 3 4 3 3 5
10 PGAS 5 5 4 5 5
11 PTBA 4 4 3 3 4
12 PTRO 3 3 3 3 3
13 SMCB 3 3 3 3 3
14 SMGR 5 4 4 4 4
15 TOTL 3 3 3 3 3
16 UNTR 3 3 3 3 3
17 WIKA 6 5 5 5 5
18 WSKT 4 4 4 4 4
MAKSIMUM 6 5 5 5 5
MINIMUM 3 3 3 3 3
RATA-RATA 3.67 3.72 3.56 3.61 3.78

Kode Jumlah Dewan Direksi


NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 7 8 8 8 8
2 ANTM 6 6 6 6 6
3 ASII 9 10 11 9 10
4 GIAA 6 8 8 9 8
5 INCO 4 4 4 4 4
6 INDY 7 7 3 3 3
7 INTP 9 9 9 9 9
8 ITMG 6 6 7 8 8
9 JSMR 5 6 6 6 6
10 PGAS 6 6 6 6 5
11 PTBA 6 6 6 6 6

107
12 PTRO 4 6 5 3 3
13 SMCB 9 8 9 9 9
14 SMGR 7 7 7 7 7
15 TOTL 8 8 8 8 7
16 UNTR 5 6 7 7 7
17 WIKA 6 7 6 6 7
18 WSKT 6 6 5 6 7
MAKSIMUM 9 10 11 9 10
MINIMUM 4 4 3 3 3
RATA-RATA 6.44 6.89 6.72 6.67 6.67

Kode Komisaris Independen


NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333
2 ANTM 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333 0.4000
3 ASII 0.3636 0.3636 0.3333 0.3333 0.3000
4 GIAA 0.3333 0.2857 0.3333 0.3333 0.2857
5 INCO 0.3000 0.3000 0.3000 0.3000 0.3333
6 INDY 0.3333 0.3333 0.5000 0.5000 0.4000
7 INTP 0.4286 0.4286 0.4286 0.4286 0.3333
8 ITMG 0.3333 0.3333 0.4000 0.2857 0.4000
9 JSMR 0.4286 0.1667 0.3333 0.3333 0.3333
10 PGAS 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333 0.4000
11 PTBA 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333
12 PTRO 0.2500 0.4000 0.4000 0.4000 0.4000
13 SMCB 0.5000 0.4286 0.4286 0.4286 0.3750
14 SMGR 0.4286 0.2857 0.2857 0.2857 0.2857
15 TOTL 0.2857 0.1429 0.2857 0.2857 0.3333
16 UNTR 0.4286 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333
17 WIKA 0.3333 0.2857 0.3333 0.3333 0.4286
18 WSKT 0.3333 0.3333 0.3333 0.3333 0.4286
MAKSIMUM 0.5000 0.4286 0.5000 0.5000 0.4286
MINIMUM 0.2500 0.1429 0.2857 0.2857 0.2857
RATA-RATA 0.3563 0.3197 0.3534 0.3471 0.3576

108
Kode Return on Assets
NO
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 AKRA 0.0535 0.0696 0.0661 0.0775 0.0801
2 ANTM -0.0338 -0.0475 0.0022 0.0045 0.0263
3 ASII 0.0938 0.0636 0.0699 0.0784 0.0794
4 GIAA -0.1185 0.0236 0.0025 -0.0567 0.0011
5 INCO 0.0738 0.0221 0.0009 -0.0070 0.0275
6 INDY -0.0134 -0.0357 -0.0572 0.0885 0.0267
7 INTP 0.1833 0.1576 0.1284 0.0644 0.0412
8 ITMG 0.1534 0.0536 0.1080 0.1860 0.1794
9 JSMR 0.0446 0.0399 0.0353 0.0278 0.0267
10 PGAS -0.0033 0.0353 0.0452 0.0235 0.0459
11 PTBA 0.1254 0.1206 0.1090 0.2068 0.2119
12 PTRO 0.0050 -0.0298 -0.0199 0.0190 0.0417
13 SMCB 0.0384 0.0101 -0.0144 -0.0386 -0.0444
14 SMGR 0.1622 0.1186 0.1025 0.0336 0.0603
15 TOTL 0.0666 0.0672 0.0750 0.0713 0.0633
16 UNTR 0.0801 0.0452 0.0798 0.0933 0.0989
17 WIKA 0.0468 0.0359 0.0386 0.0297 0.0350
18 WSKT 0.0408 0.0346 0.0295 0.0429 0.0371
MAKSIMUM 0.1833 0.1576 0.1284 0.2068 0.2119
MINIMUM -0.1185 -0.0475 -0.0572 -0.0567 -0.0444
RATA-RATA 0.0555 0.0436 0.0445 0.0525 0.0577

Kode Tobin's Q
NO
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AKRA 2.2730 2.4721 1.9755 0.9139 1.2789
2 ANTM 0.6452 1.1034 0.8843 0.9593 1.1066
3 ASII 1.4741 1.7451 1.6068 1.4601 1.2412
4 GIAA 0.8874 0.9030 0.9040 0.9145 1.0039
5 INCO 0.7120 1.1070 1.1422 1.1675 1.2622
6 INDY 0.6326 0.7424 1.0186 0.8493 0.8369
7 INTP 3.1100 2.0133 2.9487 2.6085 2.7650
8 ITMG 0.6887 1.4158 1.5717 1.4307 1.0563
9 JSMR 1.6307 1.2807 1.3547 1.1318 1.2026
10 PGAS 1.2754 1.2446 0.8578 1.0469 1.0411
11 PTBA 1.0674 1.9824 1.6613 2.3763 1.3449
12 PTRO 0.6306 0.7033 0.8577 0.8813 0.8185
109
13 SMCB 0.9524 0.9411 0.9593 1.4301 1.1920
14 SMGR 2.0531 1.5392 1.5844 1.6935 1.4411
15 TOTL 1.4325 1.5647 1.3795 1.2656 1.1631
16 UNTR 1.3885 1.5726 2.0273 1.3867 1.1486
17 WIKA 1.5507 1.2788 0.9841 0.9600 0.9828
18 WSKT 1.4277 1.2904 1.0740 0.9511 0.9502
MAKSIMUM 3.1100 2.4721 2.9487 2.6085 2.7650
MINIMUM 0.6306 0.7033 0.8577 0.8493 0.8185
RATA-RATA 1.3240 1.3833 1.3773 1.3015 1.2131

Lampiran 2: Data Kode GRI4

NO KATEGORI EKONOMI

1 Kinerja ekonomi EC 1 Nilai ekonomi langsung yang


dihasilkan dan tidak di
distribusikan
2 EC 2 Implikasi finansial dan resiko serta
peluang lainnya kepada kegiatan
organisasi karena perubahan iklim

3 EC 3 Cakupan kewajiban
organisasi atas program
imbalan pasti
4 EC 4 Bantuan finansial yang
diterima dari pemerintah

5 Keberadaan pasar EC 5 Rasio upah setandar pegawai pemula


(entri level) menurut gender
dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi- lokasi
oprasional yang signifikan
6 EC 6 Perbandingan manajemen senior
yang dipekerjakan dari masyarakat
local dilokasi operasi yang signifikan

7 Dampak ekonomi EC 7 Pembangunan dan dampak dari


tidak langsung investasi infrastruktur dan jas
yang diberikan

110
8 EC 8 Dampak ekonomi tidak
langsung yang signifikan,
termasuk besarnya dampak
9 Preaktek pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian
pemasok local dioperasional
yang signifikan
KATEGORI LINGKUNGAN

10 Bahan EN 1 Bahan yang digunakan berdasarkan


berat atau volume

11 EN 2 Presentase bahan yang


digunakan yang merupakan
bahan imput daur ulang

12 Energy EN 3 Konsumsi energy dalam organisasi

13 EN Konsumsi energy diluar organisasi

14 EN 5 Intensitas enegi

15 EN 6 Pengurangan konsumsi energi

16 Air EN 7 Konsumsi energy diluar organisasi

17 EN 8 Total pengambilan airberdasarkan


sumber
18 EN 9 Sumber air yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pengambilan air
19 EN 10 Presentase dan total volume air
yang didaur ulang dan digunakan
kembali
20 Keanekaragaman EN 11 Lokasi-lokasi oprasional yang
hayati dimiliki, disewa, dikelola dalam,
atau yang berdekatan dengan,
kawasan lindung dan kawasan
dengan nilai keanekaragaman
111
hayati tinggi diluar kawasan
lindung
21 EN 12 Uraian dampak signifikan kegiatan,
produk dan jasa terhadap
keanekaragaman hayati dikawasan
lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi
diluar kawasan lindung
22 EN 13 Habitat yang dilindungi dan
dipulihkan
23 EN 14 Jumlah sepesies dalam iucn red list
dan spesies dalam daftar spesies
yang dilindungi nasional dengan
habitat ditempat yang dipengaruhi
oprasional, berdasarkan tingkat
resiko kepunahan
24 Emisi EN 15 Emisi gas rumah kaca (GRK)
langsung (Cakupan 1)
25 EN 16 Emisi gas rumah kaca (GRK)
energy tidak langsung (Cakupan 2)
26 EN 17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak
lansung lainya (Cakupan 3)
27 EN 18 Intensitas emisi gas rumah kaca
(GRK)
28 EN 19 Pengurangan emisi gas rumah kaca
(GRK)
29 EN 20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)

30 EN 21 NO, SO dan emisi udara signifikan


lainya
31 Efluen dan limbah EN 22 Total air yang dibuang berdasarkan
32 kualitas dan tujuan
EN 23 Bobot total limbah berdasarkan
jenis dan metode pembuangan
33 EN 24 Jumlah dan volume total tumpahan
signifikan

112
34 EN 25 Bobot limbah yang dianggap
berbahaya menurut ketentuan
konversi basel 2 lampiran I, II, III,
dan vIII yang diangkut,
diimpor, diekspor, atau diolah, dan
presentase limbah yang diangkut
untuk pengiriman internasional

35 EN 26 Identitas, ukuran, status lindung,


dan nilai keanekaragaman hayati
dari badan air dan habitat terkait
yang secara signifikan terkena
dampak dari pembuangan dan air
limpasan dari organisasi

36 Produk dan jasa EN 27 Tindkat mitigasi dampak terhadap


lingkungan produk dan jasa
37 EN 28 Presentase produk yang terjual dan
kemasannya yang reklamasi
menurut kategori
38 Kepatuhan EN 29 Nilai moneter denda signifikan dan
jumlah total sanksi non-moneter
atas ketidak patuhan terhadap
undang-undang dan
peraturan lingkungan

39 Transportasi EN 30 Dampak lingkungan signifikan dari


pengangkutan produk dan barang
lain serta bahan untuk oprasional
organisasi, dan pengangkutan
tenaga kerja

113
40 Lain-lain EN 31 Total pengeluaran dan investasi
perlindungan lingkungan
berdasarkan jenis

41 Asesmen pemasok atas EN 32 Presentase penapisan pemasok baru


lingkungan menggunakan kriteria lingkungan
42 EN 33 Dampak lingkungan negative
signifikan actual dan potensial
dalam rantai pemasokan dan
tindakan yang
diambil
43 Mekanisme pengaduan EN 34 Jumlah pengaduan tentang dampak
masalah lingkungan lingkungan yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi

KATEGORI SOSIAL

SUB-KATEGORI: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN DAN


KENYAMANAN BEKERJA
44 Kepegawaian LA 1 Jumlah total dan tingkat
perekrutan karyawan baru dan
tumover karyawan menurut
kelompok umur, gander, dan
wilayah
45 LA 2 Tunjangan yang diberikan bagi
karyawan purna waktu yang tidak
diberikan bagi karyawan sementara
atau paruh waktu, berdasarkan
lokasi operasi yang signifikan
46 LA 3 Tingkat kembali bekerja dan
tingkat retensi setelah cuti
melahirkan, menurut gander

114
47 Hubungan industrial LA 4 Jangka waktu minimum
pemberitahuan mengenai perubahan
oprasional, termasuk apakah hal
tersebut tercantum dalam perjanjian
bersama
48 Kesehatan dan LA Presentasi total tenaga kerja yang
keselamatan kerja 5 diwakili dalam komite bersama
formal manajemen-
pekerja yang memebantu
mengawasi dan memberikan saran
program kesehatan dan keselamatan
kerja
49 LA 6 Jenis da tingkat cidera, penyakit
akibat kerja, hari hilang, dan
kemangkiran, serta jumlah total
kematian akibat kerja, menurut
daerah dan gender
50 LA 7 Pekerja yang sering terkena atau
beresiko timggi terkena penyakit
yang terkait dengan pekerjaan
mereka
51 LA 8 Topic kesehatan dan keselamatan
yang tercakup dalam perjanjian
formal dengan serikat pekerja
52 Pelatihan dan LA 9 Jam pelatihan rata-rata pertahun per
pendidikan karyawan menurut gander, dan
menurut kategori karyawan
53 LA 10 Program untuk manajemen
ketrampilan dan pembelajaran
seumur hidup yang mendukung
berkelanjutan kerja karyawan dsn
membantu mereka mengelola purna
bakti
54 LA 11 Presentase karyawan yang
menerima reviuw kinerja dan
pengembangan karier secara regular,
menurut gander dan kategori
karyawan
55 Keberagaman dan LA 12 Komposisi bada tata kelola dan
kesetaraan peluang pembagian karyawan per-kategori
115
karyawan menurut gander,
kelompok usia, keanggotaan
kelompok minoritas, dan indicator
keberagaman lainya
56 Kesetaraan LA 13 Rasio gaji pokok dan remunirasi
remunirasi bagi perempuan terhadap laki-laki
perempuan dan menurut kategori karyawan,
laki- laki berdasarkan lokasi oprasional yang
signifikan
57 Asesmen pemasok LA 14 Presentase penapisan pemasok baru
terkait praktik menggunakan kriteria praktik
ketenagakerjaan ketenagakerjaan
58 LA 15 Dampak negative actual dan
potensial yang signifikan terhadap
praktik ketenagakerjaan dalam
rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
59 Mekanisme LA 16 Jumlah pengaduan tentang praktik
pengaduan maslah ketenagakerjaan yang diajukan, dan
ketenagakerjaan diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA

60 Investasi HR 1 Jumlah total dan persentase


perjanjian dan kontrak investasi
yang signifikan yang menyertakan
klausul terkait hak asasi manusia
atau penapisan berdasarkan hak
asasi manusia

61 HR 2 Jumlah total dan persentase


perjanjian dan kontrak investasi
yang signifikan yang menyertakan
klausul terkait hak asasi manusia
atau penapisan berdasarkan hak
asasi manusia

62 Non-diskriminasi HR 3 Jumlah total insiden


diskriminasi dan tindakan
korektif yang diambil

116
63 Kebebasan HR 4 Operasi pemasok teridentifikasi yang
berserikat dan mungkin melanggar atau berisiko
perjanjian kerja tinggi melanggar hak untuk
melaksanakan kebebasan berserikat
bersama
dan perjanjian kerja bersama, dan
tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut
64 Pekerja anak HR 5 Operasi pemasok teridentifikasi yang
mungkin melanggar atau berisiko
tinggi melanggar hak untuk
melaksanakan kebebasan berserikat
dan perjanjian kerja bersama, dan
tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut
65 Pekerja paksa atau HR 6 Operasi dan pemasok yang
wajib kerja diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau
wajib kerja dan tindakan untuk
berkontribusi dalam penghapusan
segala bentuk pekerja paksa atau
wajib kerja
66 Praktik pengamanan HR 7 Persentase petugas pengamanan
yang dilatih dalam kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia di
organisasi yang relevan

67 Hak adat HR 8 Jumlah total insiden pelanggaran


yang melibatkan hak-hak
masyarakat adat dan tindakan yang
diambil

68 Asesmen HR 9 Jumlah total dan persentase operasi


yang telah melakukan reviu atau
asesmen dampak hak asasi manusia

117
69 Asesmen HR 10 Persentase penepisan pemasok
pemasokan atas hak baru menggunakan kriteria hak
asai manusia asasi manusia

70 HR 11 Dampak negatif aktual dan


potensial yang signifikan terhadap
hak asasi manusia dalam rantai
pasokan dan tindakan yang diambil

71 Mekanisme HR 12 Jumlah pengaduan tentang dampak


pengaduan masalah terhadap hak asasi manusia yang
hak asasi manusia diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan formal

SUB-KATEGORI: MASYARAKAT

72 Masyarakat lokal SO 1 Persentase operasi dengan pelibatan


masyarakat lokal, asesmen dampak,
dan program pengembangan yang
diterapkan
73 SO 2 Operasi dengan dampak negatif
aktual dan potensial yang
signifikan terhadap masyarakat
lokal
74 Anti korupsi SO 3 Jumlah total dan persentase operasi
yang dinilai terhadap risiko terkait
dengan korupsi dan risiko
signifikan yang teridentifikasi
75 SO 4 Komunikasi dan pelatihan
mengenai kebijakan dan
prosedur anti-korupsi
76 SO 5 Insiden korupsi yang terbukti dan
tindakan yang diambil
77 Kebijakan publik SO 6 Nilai total kontribusi politik
berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat

118
78 Anti persaingan SO 7 Jumlah total tindakan hukum
terkait Anti Persaingan, anti-trust,
serta praktik monopoli dan
hasilnya
79 Kepatuhan SO 8 Nilai moneter denda yang
signifikan dan jumlah total sanksi
non-moneter atas ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dan
peraturan
80 Asesmen pemasok atas SO 9 Persentase penapisan pemasok
dampak terhadap baru menggunakan kriteria untuk
masyarakat dampak terhadap masyarakat
81 SO 10 Dampak negatif aktual dan
potensial yang signifikan terhadap
masyarakat dalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil
82 Mekanisme pengaduan SO 11 Jumlah pengaduan tentang dampak
dampak terhadap terhadap masyarakat yang
masyarakat diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
SUB-KATEGORI: TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK

83 Kesehatan keselamatan PR 1 Persentase kategori produk dan jasa


pelanggan yang signifikan dampaknya terhadap
kesehatan dan keselamatan yang
dinilai untuk peningkatan
84 PR 2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan koda
sukarela terkait dampak kesehatan
dan keselamatan dari produk dan
jasa sepanjang daur hidup, menurut
jenis hasil
85 Pelabenan produk PR 3 Jenis informasi produk dan jasa yang
dan jasa diharuskan oleh prosedur organisasi
terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, serta
persentase kategori produk dan jasa
yang signifikan harus mengikuti
persyaratan informasi sejenis
86 PR 4 Jumlah total Insiden
ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela
terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa,
menurut jenis hasil
119
87 PR 5 Hasil survei untuk mengukur
kepuasan pelanggan
88 Komunikasi PR 6 Penjualan produk yang
pemasaran dilarang atau disengketakan
89 PR 7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan koda sukarela
tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan
sponsor, menurut jenis hasil
90 Privasi pelanggan P Jumlah total keluhan yang terbukti
R terkait dengan pelanggaran privasi
8 pelanggan dan hilangnya data
pelanggan

91 Kepatuhan P Nilai moneter denda yang signifikan


R atas ketidakpatuhan terhadap undang-
9 undang dan peraturan terkait
penyediaan dan penggunaan produk
dan jasa

Lampiran 3: Output Eviews

UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Date:
05/12/20
Time: 06:29
Sample: 1 90

Q SRDI KI KP KA KINDP DRKS ROA

Mean 1.319853 0.405854 0.649971 0.320300 3.666667 0.346824 6.677778 0.050749


Median 1.221900 0.378540 0.650200 0.337150 3.000000 0.333333 6.500000 0.042307
Maximum 3.110000 0.993056 0.861517 0.498565 6.000000 0.500000 11.00000 0.211853
Minimum 0.630600 0.097086 0.500100 0.036800 3.000000 0.142857 3.000000 -0.118504
Std. Dev. 0.516635 0.186767 0.098630 0.118283 0.778936 0.060044 1.740643 0.060687
Skewness 1.410400 0.884164 0.397471 -0.455955 0.796910 0.018276 -0.127093 0.371462
Kurtosis 5.009184 3.812163 2.482596 2.729649 2.572016 4.642679 2.789316 3.633232

Jarque-Bera 44.97649 14.19971 3.373654 3.392516 10.21287 10.12399 0.408745 3.573451


Probability 0.000000 0.000825 0.185106 0.183368 0.006058 0.006333 0.815159 0.167508

Sum 118.7868 36.52684 58.49743 28.82700 330.0000 31.21417 601.0000 4.567380


Sum Sq.
Dev. 23.75516 3.104474 0.865782 1.245177 54.00000 0.320872 269.6556 0.327776

Observations 90 90 90 90 90 90 90 90

120
UJI NORMALITAS

16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2014 2018
Observations 90
12
Mean -4.44e-16
10
Median -0.022517
Maximum 0.898894
8
Minimum -1.029826
6 Std. Dev. 0.360513
Skewness 0.100387
4 Kurtosis 3.697290

2 Jarque-Bera 1.974467
Probability 0.372606
0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

UJI MULTIKOLINIERITAS

Variable Tolerance VIF

SRDI 0.912059 1.096420


KI 0.120790 8.278799
KP 0.121494 8.230848
KA 0.813801 1.228801
DRKS 0.833173 1.200231
KINDP 0.954221 1.047975
ROA 0.778796 1.284034

UJI AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.732395 Prob. F(2,80) 0.4840


Obs*R-squared 1.618258 Prob. Chi-Square(2) 0.4452

121
UJI HETEROSKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 3.154807 Prob. F(1,87) 0.0792


Obs*R-squared 3.114396 Prob. Chi-Square(1) 0.0776

UJI REGRESI BERGANDA

Dependent Variable: Q

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.206909 1.071406 -1.126471 0.2633


SRDI 0.193768 0.073985 2.619009 0.0105
KI 1.764308 1.151170 1.532622 0.1292
KP 2.888292 0.957121 3.017689 0.0034
KA -0.188153 0.056157 -3.350477 0.0012
KINDP 0.715896 0.672775 1.064095 0.2904
DRKS 0.080444 0.024836 3.238962 0.0017
ROA 2.614135 0.736817 3.547878 0.0006

R-squared 0.521617 Mean dependent var 1.319853


Adjusted R-squared 0.480780 S.D. dependent var 0.516635
S.E. of regression 0.372272 Akaike info criterion 0.946301
Sum squared resid 11.36406 Schwarz criterion 1.168506
Log likelihood -34.58355 Hannan-Quinn criter. 1.035907
F-statistic 12.77298 Durbin-Watson stat 1.255817
Prob(F-statistic) 0.000000

122

Anda mungkin juga menyukai