Anda di halaman 1dari 144

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,

LEVERAGE DAN CEO DUALITY TERHADAP AUDIT REPORT LAG


(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2020)

Oleh

Oktavia Kurnia Sari

NIM 11170820000086

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA

v
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
LEVERAGE DAN CEO DUALITY TERHADAP AUDIT REPORT
LAG
(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa

Oleh

Oktavia Kurnia Sari

NIM 11170820000086

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE
DAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2020)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh :
Oktavia Kurnia Sari
NIM : 11170820000086

Di Bawah Bimbingan

Yulianti, M.Si.
NIP : 198203182011012011

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2022 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis tanggal 21 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Oktavia Kurnia Sari
2. NIM 11170820000086
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan
CEO Duality terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Oktober 2021

1. Dr. Ibnu Qizam, SE., M.Si., Ak., CA.


NIP. 196801021994031002
( )
Penguji I

2. Nur Wachidah Yulianti, SE, MS.Ak


NIDN. 2005078501
( )
Penguji II

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Rabu 12 Januari 2022 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswi :
1. Nama : Oktavia Kurnia Sari
2. NIM 11170820000086
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan
CEO Duality terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Januari 2022

1. Fitri Damayanti, SE, M.Si


NIP. 198107312006042003

( )
Ketua

2. Yulianti, SE., M. Si
NIP. 198203182011012011

( )
Pembimbing

3. Dr. Khayatun Nufus, M. Si


NIP. -
( )
Penguji Ahli

i
i
THE EFFECT OF COMPANY SIZE, PROFITABILITY, LEVERAGE AND
CEO DUALITY ON AUDIT REPORT LAG

(Empirical Study on Mining Companies Listed on the Indonesia Stock


Exchange 2016-2020)

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence and test whether firm size,
profitability, leverage, and CEO duality have an effect on audit report lag. This
type of research is causality research and the samples used in this study are 36
companies engaged in mining and listed on the Indonesia Stock Exchange for the
2016-2020 period. Sampling in this study using purposive sampling technique and
data analysis method using descriptive statistical analysis which is then tested
classical assumptions. The entire data processing process in this study was
carried out using the STATA version 16 computer program. The results showed
that firm size, profitability and leverage had an effect on audit report lag, while
CEO duality had no effect on audit report lag.
Keywords: Audit Report Lag, Company Size, Profitability, Leverage, CEO Duality.

i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE
DAN CEO DUALITY TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris dan menguji


apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO duality memiliki
pengaruh terhadap audit report lag. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kausalitas dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2020. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
teknik purposive sampling dan metode analisis data menggunakan analisis
statistik deskriptif yang selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik. Keseluruhan
proses pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program komputer STATA versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap audit report lag
sedangkan CEO duality tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Kata kunci : Audit report lag, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, CEO
Duality.

v
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk kepada

saya sehingga terselesaikannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan CEO Duality

terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Perusahaan Pertambangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020)”. Tak lupa shalawat

serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah

membebaskan kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan kemuliaan.

Skripsi ini dilakukan dengan tujuan pembuatan proposal skripsi ini adalah

untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana akuntansi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, arahan, serta

bimbingan dari beberapa pihak diantaranya :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Moh Masduqi dan Ibu Niswatun Nikmah

yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, dan dukungan

penuh serta doa untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi.

2. Kedua adik laki-laki penulis, Moh Cahya Syahputra dan Moh Azmi

Elraisy yang sudah memberikan kebahagiaan dan semangat kepada

penulis.

3. Ibu Yulianti, M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, pemikiran, dan tenaga dalam mengarahkan

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

v
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP.,CRMP. Selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yusro R, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku ketua jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Fitri Damayanti SE.,M.Si. selaku sekretaris jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kakak penulis, Marley Bernando Ilham yang sudah memberikan

bimbingan dan semangat kepada penulis.

9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Gresik JABODETABEK.

10. Keluarga besar Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

11. Teman-teman kelas C jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan semangat buat

penulis.

12. Teman-teman Paramuda, ka Yiyin, ka Vella, ka Ihda, ka Jayanti, ka Hilya,

ka Beki, Zia dan Aliza yang terus menyemangati penulis.

13. Teman-teman RSM, Bella, Vefi, Zuna, Tiwik, Elissa, Firda, Iik, dan Syifa

yang memberi semangat dan kebahagian penulis.

14. Teman-teman Basecamp, ka Nurul, ka Nafis, ka hidayati, Ka mutia, ka

diah, ka ka Yuni, ka Eka, ka Santi, dan ka Devi yang sudah memberi

support setiap harinya.

15. Teman-teman di Perusahaan Chatat.ID

v
Pembuatan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih perlu

banyak masukan dari beberapa pihak agar dapat menyempurnakan penelitian ini.

Terakhir, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak

yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk

penulis dan berbagai pihak.

Jakarta, 23 Januari 2022

Oktavia Kurnia Sari

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................9
D. Manfaat Penelitian...................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................12
A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian....................................................12
1. Teori Keagenan (Agency Theory)............................................................12
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)..............................................................13
3. Audit Report Lag.....................................................................................14
4. Ukuran Perusahaan..................................................................................18
5. Profitabilitas............................................................................................19
6. Leverage..................................................................................................22
7. CEO Duality............................................................................................23
B. Penelitian Terdahulu................................................................................25
C. Kerangka Pemikiran................................................................................34
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis................................................36
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag......................36
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag.................................37
3. Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag......................................39
4. Pengaruh CEO duality terhadap Audit Report Lag.................................42
METODE PENELITIAN.......................................................................................44
A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................44

i
B. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................45
1. Populasi Penelitian..................................................................................45
2. Sampel Penelitian....................................................................................45
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................................46
D. Metode Analisis Data..............................................................................47
1. Statistik Deskriptif...................................................................................47
2. Uji Asumsi Klasik...................................................................................48
E. Uji Kelayakan Model..................................................................................52
1. Uji Koefisien Determinasi.......................................................................52
2. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)..........................................................53
3. Uji Simultan (Uji Statistik F)..................................................................54
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian....................................................56
1. Variabel Dependen (Y)...........................................................................56
2. Variabel Independen (X).........................................................................57
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................60
A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................60
B. Temuan Hasil Penelitian.........................................................................62
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif...........................................................62
2. Hasil Uji Asumsi Klasik..........................................................................75
3. Pengujian Kelayakan Model...................................................................81
C. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................85
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag......................86
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag.................................87
3. Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag......................................89
4. Pengaruh CEO Duality terhadap Audit Report Lag................................90
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................92
A. Kesimpulan..............................................................................................92
B. Saran........................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................96
LAMPIRAN.........................................................................................................101

x
DAFTAR

Tabel 1.1 Daftar Emiten.........................................................................................5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................25

Tabel 2.2 Matriks Review Penelitian Terdahulu yang Relevan............................32

Tabel 3.1 Operational Variable.............................................................................59

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel.....................................................................60

Tabel 4.2 Descriptive Statistic...............................................................................62

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Audit Report Lag..................................................64

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ukuran Perusahaan...............................................67

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Profitabilitas.........................................................69

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Leverage...............................................................72

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi CEO Duality.........................................................74

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi.........................................75

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi LN.....................................76

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas...................................................................78

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas...............................................................79

Tabel 4.12 Hasil Uji Durbin Watson.....................................................................80

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi.......................................................81

Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan (Uji F)....................................................................85

x
DAFTAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................34

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Audit Report Lag.............................65

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Ukuran Perusahaan.........................67

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Profitabilitas....................................70

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Leverage.........................................73

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi CEO Duality...................................74

Gambar 4.6 Grafik Normal P-Plot Sebelum Transformasi...................................77

Gambar 4.7 Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi......................................77

x
DAFTAR

Lampiran 1. Populasi Penelitian..........................................................................102

Lampiran 2. Sampel Penelitian............................................................................105

Lampiran 3. Data Keuangan Tahun 2016............................................................107

Lampiran 4. Data Keuangan Tahun 2017............................................................110

Lampiran 5. Data Keuangan Tahun 2018............................................................113

Lampiran 6. Data Keuangan Tahun 2019............................................................116

Lampiran 7. Data Keuangan Tahun 2020............................................................119

Lampiran 8. Uji Normalitas.................................................................................123

Lampiran 9. Uji Multikolinieritas........................................................................124

Lampiran 10. Uji Heteroskedastisitas..................................................................124

Lampiran 11. Uji Autokorelasi............................................................................125

Lampiran 12. Pengujian Kelayakan Modal.........................................................125

Lampiran 13. Uji Deskriptif.................................................................................126

xi
BAB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan suatu media informasi yang

digunakan oleh perusahaan untuk menilai suatu kondisi keuangan dan

kinerja perusahaan. Semua perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek

Indonesia harus menyerahkan hasil laporan keuangan yang disertai dengan

opini auditor. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus

mempunyai tingkat relevansi yang baik, sehingga informasi yang nantinya

akan disajikan dalam laporan keuangan harus tepat waktu guna mendukung

pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan nanti akan

kehilangan relevansinya apabila terjadi penundaan dalam penyampaian

laporan keuangan (Ginanjar, 2018).

Laporan keuangan sendiri merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan dan para pemaku kepentingan, menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (2019) tujuan dari laporan keuangan yakni untuk memberikan

informasi yang memberikan manfaat bagi para pengguna laporan keuangan

yang berkaitan dengan posisi keuangan, arus kas, dan kinerja perusahaan

serta dapat menunjukkan hasil dari kinerja manajemen dalam mengelola

sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan

1
2

oleh pengelola sumber daya yang akan diberikan kepada para pengambil

keputusan (Asmara & Situanti, 2018).

Salah satu indikator yang dapat membuat perusahaan menjadi

berkembang dan terkenal di berbagai elemen masyarakat luas yaitu dengan

go public. Perusahaan yang sudah go public harus sudah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dan diwajibkan untuk menyampaikan laporan

keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas

Pasar Modal dan Otoritas Jasa Keuangan. Jika telah melewati batas waktu

yang sudah ditentukan, maka perusahaan akan dikenakan denda. Kondisi

tersebut dapat membuat auditor dilema karena dituntut untuk dapat

menyelesaikan laporan audit sesuai dengan standar yang berlaku agar

laporanya berkualitas (Menajang dkk., 2019).

Batas waktu pada akhir periode akuntansi dengan tanggal

ditandatanganinya laporan audit oleh seorang auditor dapat

mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyajian informasi laporan

keuangan yang nantinya akan dipublikasikan, oleh karena itu ketepatan

waktu pelaporan merupakan hal yang penting dalam membuat laporan

keuangan yang memadai. Salah satu ukuran ketepatan dalam menyajikan

laporan keuangan adalah audit report lag, yakni jarak antara tanggal

tahun tutup buku sampai tanggal diselesaikan nya laporan auditor. Jika

audit report lag nantinya akan melebihi batas waktu yang ditentukan,

maka bisa berdampak pada terlambatnya laporan keuangan yang akan


3

dipublikasikan. Adanya keterlambatan ini bisa mencerminkan bahwa

terdapat beberapa masalah dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2019) Paragraf 38

menyatakan bahwa laporan keuangan akan berkurang manfaatnya jika

laporan keuangan tidak tersedia di waktu yang telah ditetapkan. Jika

terlambat, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan

relevansinya. Semakin dekat jarak antara tanggal laporan keuangan

dengan tanggal dikeluarkannya opini audit, maka semakin relevan dan

manfaat yang diperoleh semakin banyak. Seiring waktu, nilai normatif

laporan keuangan yang telah diaudit akan berkurang secara

proporsional. Oleh karena itu, ketepatan dalam penerbitan opini audit

atas laporan keuangan penting bagi pengguna untuk pengambilan

keputusan.

Di Indonesia terdapat beberapa kasus perusahaan yang bergerak

di sektor pertambangan yang terlambat menyampaikan laporan audit

tahunannya. Berdasarkan sumber dari pengumuman penyampaian

laporan keuangan auditan tahun 2016, 2017, 2018, 2019 yang diunduh

melalui situs www.idx.co.id diantaranya yaitu :

1. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (BORN) belum

menyampaikan laporan keuangan auditan 2016 dan belum

melakukan pembayaran denda sehingga mendapat suspensi sejak

tanggal 30 Juni 2015.


4

2. PT Sugih Energy (SUGI) belum menyampaikan laporan keuangan

audit tahun 2018 dan belum melakukan pembayaran denda sehingga

mendapatkan pemberhentian sementara tanggal 1 Juli 2019.

3. PT Cakra Mineral Tbk. (CKRA) belum menyampaikan laporan

keuangan auditan 2018 dan belum melakukan pembayaran denda

sehingga mendapat suspensi sejak 5 Juni 2018.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia

No. Kep-00089/BEI/10-2020 tanggal 15 Oktober 2020 tentang Batas

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan

memberikan peringatan tertulis I kepada 53 emiten karena terlambat

menyampaikan laporan keuangan interim yang berakhir 30 September

2020. Lima pulih tiga emiten yang mendapatkan denda BEI diantaranya

terdapat emiten yang bergerak di perusahaan pertambangan, yakni PT

Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS), PT J Resources Asia Pasifik

Tbk (PSAB), dan PT Sugih Energy Tbk (SUGI). BEI mencatat 52

perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan interim dan 1

perusahaan terlambat menyampaikan rencana audit oleh akuntan publik,

sehingga 53 emiiten ini dikenakan sanksi berupa peringatan terulis

pertama. Sumber : www.cnbcindonesia.com (Sidik, 2020).

Pengumuman penyampaian laporan keuangan No. Peng-LK-

00002/BEI.PP1/02-2021, No. Peng-LK-00002/BEI.PP2/02-2021 dan

No.

Peng-LK-00004/BEI.PP3/02-2021 disampaikan bahwa terdapat 21

emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan interim yang


5

berakhir per 30 September 2020 dan dikenakan peringatan tertulis III

dan denda sebesar 150 juta. Berikut daftar 21 emiten yang dikenakan

peringatan tertulis III dan denda sebesar 150 juta :

Tabel 1.1
Daftar Emiten

NO Kode Nama Perusahaan Tercatat


1. ARMY PT Armidian Karyatama Tbk.
2. CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
3. COWL PT Cowell Development Tbk.
4. ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk.
5. FINN PT First Indo American Leasing Tbk.
6. GOLL PT Golden Plantation Tbk
7. KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
8. KRAH PT Grand Kartech Tbk.
9. MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk.
10. MTRA PT Mitra Pemuda Tbk.
11. MYRX PT Hanson International Tbk.
12. NIPS PT Nipress Tbk.
13. NUSA PT Sinergi Megah Internusa Tbk.
14. PLAS PT Polaris Investama Tbk.
15. RIMO PT Rimo International Lestari Tbk.
16. SIMA PT Siwani Makmur Tbk.
17. SKYB PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk.
18. SUGI PT Sugih Energy Tbk.
19. TELE PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk.
20. TRAM PT Trada Alam Minera Tbk.
21. UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk.
6

Dalam keterangan resmi tertanggal 21 Agustus 2020 BEI

menyampaikan terdapat 80 perusahaan yang terlambat menerbitkan

laporan keuangan tahun 2019. Suspensi dan denda yang disebabkan

keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan dapat memberikan

citra negatif bagi perusahaan. (Gumilar, 2020)

Keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan juga dapat

memicu ketidakpercayaan investor terhadap perusahaan. Ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan mencerminkan kualitas dan

kredibilitas informasi yang telah disajikan. Semakin lama jangka waktu

penundaan penerbitan laporan keuangan, relevansi dari laporan

keuangan tersebut akan semakin meragukan (Syachrudin & Nurlis,

2018).

Audit report lag merupakan salah satu faktor yang harus

diperhitungkan oleh perusahaan, karena jika perusahaan terlambat

memberikan laporan audit hal ini mencerminkan bahwa perusahaan

tidak menepati kewajibannya untuk para investor yang sudah

menanamkan modal kepada perusahaannya untuk mendapatkan

informasi terkini dari kinerja perusahaan selama berjalannya tahun dan

dapat menyebabkan investor baru yang ingin melakukan kegiatan

investasi terhambat dikarenakan laporan audit yang terlambat diterbitkan

karena dalam mengambil keputusan investor memerlukan laporan audit

untuk dapat menganalisa kinerja dari perusahaan yang akan ditanamkan

modal, karenanya ketepatan waktu perusahaan dalam mengumpulkan

laporan
7

keuangan yang sudah di audit merupakan salah satu faktor besar dalam

menjaga ketertarikan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

Penelitian mengenai audit report lag pernah dilakukan oleh

beberapa penelitian terdahulu. Tikollah & Samsinar (2019) menyatakan

bahwa faktor ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap

audit report lag, sehingga semakin besar ukuran perusahaan bisa

mempersingkat waktu untuk audit report lag. Hal ini menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap audit report

lag sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh positif.

Pada variabel CEO duality, CEO duality memiliki pengaruh

terhadap audit report lag, Bhuiyan & D’Costa (2020) menyatakan

bahwa CEO duality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit

report lag. Auditor dapat merasakan risiko kegagalan audit yang lebih

tinggi jika peran CEO dan ketua dewan direksi digabungkan, karena

nantinya dapat menimbulkan lebih banyak ruang untuk penyembunyian

atau salah saji fakta yang relevan, bahkan dapat menimbulkan penipuan

didalamnya.

Fujianti & Satria (2020) menyatakan bahwa profitabilitas yang

besar dapat mendorong perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan

dengan tepat waktu sehingga berdampak pada audit report lag yang

semakin semakin kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi

profit yang dihasilkan perusahaan, semakin mampu perusahaan untuk

menyewa auditor yang handal dan berkualitas. Sedangkan leverage

belum
8

terbukti secara empiris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

audit report lag. Temuan tersebut membuktikan bahwa perusahaan

besar mempunyai sistem informasi dan teknologi yang lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sehingga nantinya dapat

memperkuat pengendalian internal suatu perusahaan dan penyajian

laporan keuangan.

Menanjang dkk (2019) menyatakan ukuran perusahaan dan

leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag.

Sedangkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit report

lag. Akan tetapi secara simultan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan

leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Penelitian ini merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh

Fujiyanti & Satria (2020), namun penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Penelitian ini menambahkan CEO duality

sebagai salah satu variabel independen. Penelitian ini dilakukan guna

memperkuat penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh para peneliti

terdahulu, dikarenakan hasil penelitian terdahulu belum memberikan

jawaban yang konsisten.

Berdasarkan paparan di atas, maka judul penelitian ini adalah

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan CEO

Duality terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020)”. Alasan

penulis meneliti perusahaan yang bergerak di sektor perusahaan karena

perusahaan
9

pertambangan banyak memasuki pasar modal dan diminati oleh banyak

investor, serta perusahaan sektor pertambangan ini menjadi salah satu

penopang pembangunan ekonomi di Indonesia, dikarenakan sektor ini

menyediakan sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi

pertumbuhan perekonomian negara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka rumusan

masalah dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap audit report lag?

4. Apakah CEO duality berpengaruh terhadap audit report lag?

C. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag.

2. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag.

3. Menguji pengaruh leverage terhadap audit report lag.

4. Menguji pengaruh CEO duality terhadap audit report lag.


1

D. Manfaat
Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi teori bagi

pemahaman-pemahaman mengenai variabel yang bersangkutan seperti

pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, CEO duality, dan

audit report lag dimana pemahaman lebih lanjut dari variabel-variabel

penelitian dapat mengasah kemampuan untuk menganalisis dan tentunya

menambah pengetahuan. Hasil penelitian juga diharapkan dapat

mendukung kebenaran teori yang telah ada sebelumnya dan digunakan

sebagai bahan pengembangan teori di penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Auditor

Auditor memiliki peran utama dalam melakukan pemeriksaan

terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu kualitas

laporan keuangan dapat diukur dari ketepatan waktu saat melakukan audit.

Penelitian ini menjelaskan tentang faktor apa sajakah yang dapat

mempengaruhi audit report lag sehingga nanti dapat dijadikan sebagai

pemahaman atau dasar bagi auditor untuk menghindari audit report lag.

b. Bagi Perusahaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag tidak hanya

berasal dari faktor eksternal saja, faktor internal juga dapat mempengaruhi

audit report lag. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengetahui

faktor
1

apa sajakah yang dapat mempengaruhi audit report lag agar nanti

perusahaan dapat mencegah keterlambatan dalam penyampaian laporan

keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, perusahaan

juga memiliki peran penting dalam menentukan lamanya waktu melakukan

audit. Perusahaan harus bekerjasama dengan auditor untuk mengumpulkan

bukti- bukti audit.

c. Bagi Investor

Peneliti berharap dengan membaca penelitian ini, para investor

dapat mengetahui penyebab laporan audit terlambat dikeluarkan oleh

perusahaan, sehingga dapat menambah wawasan dalam melakukan

analisa terhadap perusahaan yang dituju oleh investor untuk melakukan

kegiatan investasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab 2 penelitian ini akan membahas tinjauan teoritis yang

meliputi definisi teori keagenan (agency theory), teori sinyal (signaling

theory), laporan keuangan, audit report lag, profitabilitas, leverage, dan CEO

duality. Penelitian ini juga menyertakan tinjauan empiris berupa penelitian-

penelitian terdahulu sebagai referensi peneliti serta penjelasan hubungan antar

variabel penelitian.

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen & Meckling (1976) adalah suatu kontrak di bawah

satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk melaksanakan

beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agent. Principal sendiri merupakan pihak

yang memberikan wewenang kepada agen untuk melakukan aktifitas atas

nama principal. Dimana dalam praktik bisnis principal bertindak sebagai

pemegang saham sedangkan agen bertindak sebagai manajemen.

Agen atau manajemen tentu memiliki akses informasi lebih banyak

dibandingkan dengan pihak pemilik, oleh karena itu agen memiliki

kewajiban untuk memberikan informasi keadaan perusahaan kepada pihak

pemilik maupun debitur.

12
1

Akan tetapi tentu terdapat ketidakpastian agen atau manajemen

mengurangi tingkat informasi yang diberikan jika informasi tersebut tidak

menguntungkan bagi pihak agen. Oleh karena itu diperlukan pihak ketiga

yang dapat menjembatani antara pihak manajemen atau agen kepada pihak

yang memiliki kepentingan, auditor external maupun internal merupakan

peranan sebagai jembatan tersebut (Ayushabrina & Rahardjo, 2014)

2. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Ross (1977) teori sinyal merupakan ketidak seimbangan

informasi yang diketahui oleh perusahaan dan publik, pasalnya pihak

eksekutif suatu perusahaan pasti memiliki informasi yang lebih baik

tentang perusahaan dibandingkan dengan publik. Adanya ketidak

seimbangan dalam informasi disebut juga dengan asimetris informasi.

Kekuatan dalam informasi yang mendorong pihak eksekutif suatu

perusahaan memberikan informasi tersebut kepada pihak investor untuk

meningkatkan harga saham perusahaan.

Informasi merupakan suatu elemen yang penting bagi para

pengguna laporan keuangan karena informasi itulah yang nantinya akan

menyajikan keterangan, catatan atau gambaran keadaan perusahaan

tersebut baik keadaan masa lalu maupun keadaan masa yang akan datang.

Informasi yang nantinya akan dipublikasikan merupakan kabar yang akan

diberikan oleh perusahaan sebagai sinyal bagi para investor dalam

mengambil keputusan untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.


1

Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam

kondisi baik akan memberikan sinyal kepada pasar sehingga pasar sendiri

yang akan menilai mana perusahaan yang tergolong baik, dimana

perusahaan yang tergolong buruk. Teori ini dapat memberi gambaran

tentang pentingnya suatu perusahaan untuk memberikan informasi tentang

kinerja perusahaan termasuk untuk menerbitkan laporan keuangannya

kepada para pemegang kepentingan, baik para investor maupun kreditur

agar nantinya bisa menjadi dasar dalam pengambilan keputusan

(Setiawanta & Hakim, 2019).

Teori sinyal dapat menjadi dasar dalam menjelaskan ketepatan

waktu dalam menyajikan audit report lag kepada publik sehingga

memberikan sinyal bahwa perusahaan tersebut memiliki informasi yang

baik. Semakin lama masa audit report lag maka akan menyebabkan

penurunan tingkat relevansi laporan keuangan dan dapat memberikan

sinyal bahwa perusahaan memiliki kabar yang buruk sehingga tidak dapat

mempublikasikan laporan keuangannya dengan tepat waktu.

3. Audit Report Lag

Auditing adalah suatu pemeriksaan secara sistematis dan kritis yang

dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan beserta

catatan- catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan

untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

(Agoes, 2017). Auditing merupakan suatu komunikasi dari seorang yang

sudah menguasai kesimpulan tentang reliabilitas dan pernyataan

seseorang atau
1

bisa disebut dengan atestasi. Seorang auditor memberikan atestasi tentang

kewajaran dari laporan keuangan pada sebuah entitas. Auditing dapat

memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan suatu perusahaan karena

auditor dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan,

perubahan ekuitas dan laporan arus kas suatu perusahaan.

Secara umum tujuan dari auditing adalah untuk memberikan

pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan dalam semua hal yang

material, hasil usaha, posisi keuangan, dan arus kas yang sesuai dengan

prinsip akuntansi. Seorang auditor membutuhkan bukti yang cukup dan

catatan pendukung untuk mengidentifikasi dan menyusun laporan audit.

Secara khusus, tujuan audit ditentukan dari asersi-asersi yang dibuat oleh

manajemen yang sudah tercantum dalam laporan keuangan (Halim, 2018).

Menurut Menanjang dkk (2019) audit report lag atau audit delay

merupakan periode penyelesaian audit yang dimulai dari tanggal tutup

buku sampai tanggal yang tercantum dalam laporan audit. Aryandra dan

Mauliza (2018) memiliki pembahasan bahwa audit report lag adalah

rentang waktu penyelesaian laporan audit yang diukur berdasarkan

lamanya hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan auditor atas

laporan keuangan tahunan perusahaan yang terhitung sejak tanggal tutup

buku sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor.

Pihak profesional yang melakukan audit disebut dengan auditor.

Auditor pada umumnya dibagi menjadi dua, yakni internal auditor dan
1

eksternal auditor. Internal auditor merupakan penilai independen yang

menyediakan jasa pemeriksaan dan penilaian terhadap kinerja,

pengendalian resiko dan tata kelola perusahaan. Tugas internal auditor

adalah memeriksa dan mengevaluasi sistem pengendalian internal serta

memberikan rekomendasi yang nantinya akan digunakan untuk melakukan

perbaikan. Perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik

maka waktu yang dibutuhkan oleh auditor akan relatif singkat untuk

melakukan proses audit atas laporan keuangan dan dapat mempersingkat

audit report lag.

Agar laporan keuangan dapat disampaikan oleh manajemen

perusahaan ke pengguna laporan keuangan untuk memenuhi syarat

kewajaran, transparansi, dan akuntabilitas maka laporan keuangan harus

diaudit oleh eksternal auditor. Eksternal auditor biasanya dilakukan oleh

pihak yang bekerja baik secara individual atau bagian dari suatu kantor

akuntan publik yang memberikan jasa secara profesional kepada klien.

Auditor yang independen atau eksternal auditor dapat bertindak sebagai

penjamin atas informasi yang dikeluarkan perusahaan. Eksternal auditor

juga dapat mempengarui audit report lag, semakin bagus kinerja eksternal

auditor maka akan dapat mempersingkat audit report lag begitu juga

sebaliknya.
1

Audit report lag secara kuantitatif, satuannya dinyatakan dalam

jumlah hari. Untuk menghitung audit report lag dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

Audit report lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Tutup Buku.

(Ashton dkk., 1987)

Audit report lag dapat mengurangi kegunaan informasi laporan

keuangan karena pada saat pengambilan suatu keputusan dibutuhkan

dukungan informasi yang tepat waktu karena laporan keuangan yang tepat

waktu merupakan elemen yang penting dalam menilai kualitas suatu

informasi laporan keuangan perusahaan. Ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan suatu perusahaan yang sudah di audit oleh auditor dapat

membantu perusahaan agar dapat menghindari denda. Hal ini sesuai

dengan keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor :

Kep-307/BEJ/07-2004. Menurut Halim (Halim, 2018) ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pengguna dalam

mengambil keputusan sebelum laporan keuangan tersebut kehilangan

manfaatnya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam

pengambilan keputusan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan

juga dapat mengidentifikasi adanya permasalahan yang ada di perusahaan.

Oleh karena itu, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

sangat penting karena ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

tidak hanya berpengaruh pada kualitas dan nilai perusahaan melainkan juga

dapat
1

membawa dampak negatif dari pasar. Untuk dapat mengantisipasi

keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) menetapkan aturan dan sanksi atas keterlambatan penyajian laporan

keuangan. Audit report lag dapat diukur dari tanggal tutup buku

perusahaan sampai tanggal laporan auditor (Menajang dkk., 2019).

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan

yang ditentukan dari ukuran nominal seperti jumlah penjualan maupun

semua kekayaan perusahaan dalam satu periode akuntansi. Untuk dapat

mengukur perusahaan dapat dilihat dari total keseluruhan aset milik

perusahaan (Dura, 2018). Pengertian ukuran perusahaan menurut beberapa

peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menurut Menanjang dkk (2019) ukuran perusahaan adalah suatu

karakteristik yang sering dikaitkan dengan audit report lag yang

berhubungan dengan besar kecilnya jumlah kekayaan yang dimiliki

oleh perusahaan.

b. Tikollah & Samsiar (2019) ukuran perusahaan adalah skala

klasifikasi perusahaan baik itu skala besar maupun skala kecil yang

dinilai dari ukuran nominal perusahaan yang terdaftar di BEI.

c. Aryandra & Mauliza (2018) definisi dari ukuran perusahaan adalah

skala besar kecilnya perusahaan yang dapat ditentukan dengan total

aset, nilai pasar saham, total penjualan yang dimiliki perusahaan

yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan yang sudah

diaudit.
1

Indikator untuk mengukur ukuran perusahaan dapat dilakukan

dengan menggunakan logaritma natural dari total aset, sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan (Company Size) = Ln (nilai total aset)

(Brigham & Houston, 2020)

Size = Log total aktiva

(Rudangga & Sudiarta, 2016)

Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah skala besar

kecilnya perusahaan yang ditentukan dari total aset, penjualan, dan

operasional perusahaan yang lainya. Semakin besar nilai ukuran suatu

perusahaan, maka semakin cepat penyampaian laporan keuangan yang

sudah diaudit. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai ukuran

perusahaan, maka semakin lama penyampaian laporan keuangan yang telah

diaudit.

5. Profitabilitas

Profitabilitas ratio merupakan perhitungan rasio untuk mengukur

tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan

berdasarkan nilai penjualan, biaya operasi, aktiva, dan modal. Rasio ini

berguna ketika melakukan perbandingan dengan jenis perusahaan yang

sama, atau dengan periode sebelumnya, atau dengan rata-rata rasio dari

jenis industri yang sama dengan perusahaan. Pada perhitungannya rasio ini

dibagi menjadi 2 kategori yaitu margin ratio dan return ratio.


2

a. Margin Ratio

Rasio ini memberikan pandangan dari sudut pandang yang berbeda

mengenai kemampuan perusahaan dalam melakukan penjualan untuk

mendapatkan keuntungan. Terdapat dua metode untuk dapat mengukur

margin ratio. Diantaranya yakni menggunakan :

1) Gross profit margin

Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba kotor. Rumusnya untuk mengukur

Gross profit margin adalah :

Gross profit margin = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠−COGS


𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

(Kasmir, 2019)

2) Net Profit Margin

Metode ini digunakan untuk dapat menghitung tingkat

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari

penjualan bersih. Untuk menghitungnya dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 & 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠 (EBIT)


Net profit margin = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

(Kasmir, 2019)
2

b. Return Ratio

Rasio ini digunakan untuk dapat menentukan bagaimana

perusahaan mengelola pengembalian kepada para pemegang saham. Retun

ratio dapat dibagi menjadi dua metode, yakni return on asset ratio (ROA)

dan return on equity ratio (ROE).

1) Return on Asset (ROA)

Rasio ini dapat membandingkan penjualan bersih dengan aset

untuk melihat seberapa efektif perusahaan menggunakan aset

untuk dapat menghasilkan penjualan dan keuntungan. Untuk

menghitung return on asset dapat menggunakan rumus :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇)


Return of Asset = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

(Brigham & Houston, 2020)

2) Return on Equity (ROE)

Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam melakukan pengembalian investasi ekuitas perusahaan.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇)


Return of Equity = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

(Brigham & Houston, 2020)


2

6. Leverage

Leverage ratio merupakan sebuah rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Rasio ini menunjukan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi

kewajiban jangka panjang dan juga menentukan tingkat kesehatan

keuangan perusahaan. Rasio ini memiliki beberapa metode perhitungan

yang dapat digunakan dalam praktiknya, diantaranya yaitu :

a. Total Debt to Asset Ratio

Bertujuan menghitung pengaruh besaran kewajiban terhadap

pengelolaan aset perusahan. Selain itu, rasio ini bisa digunakan untuk

mengetahui jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Untuk dapat

menghitung total debt to asset ratio dapat menggunakan rumus sebagai

berikut :

Total debt to asset ratio = total liabilities


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

(Brigham & Houston, 2020)

b. Equity ratio

Rasio ini menunjukan tingkat pendanaan perusahaan oleh ekuitas

dibandingkan dengan hutang. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka

perusahaan dikatakan sehat. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunaka

rumus :
2

Shareholder equity
Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

(Brigham & Houston, 2020)

c. Total debt to equity ratio

Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang

dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.

Besaran utang tidak boleh lebih dari jumlah modal sendiri, karena jika itu

terjadi berarti perusahaan sangat bergantung pada utang. Sehingga Semakin

kecil nilai rasionya maka semakin sehat bagi perusahaan. Untuk dapat

menghitung rasio ini, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Liabilities
Total debt to equity ratio =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

(Brigham & Houston, 2020)

7. CEO Duality

CEO merupakan jabatan tertinggi yang ada dalam suatu perusahaan,

CEO memiliki tanggung jawab atas kestabilan yang ada di perusahaan

tersebut. Adapun yang disebut dengan CEO duality adalah seseorang yang

memiliki 2 jabatan dalam perusahaan, yakni sebagai Chairman of Board

(Dewan Komisaris) dan Chief Executive Officer (Dewan Direksi)

(Sridharan & Marsinko, 1997). Adanya CEO duality ini akan

mempermudah dalam mengambil keputusan dan menghindari adanya

kebingungan dalam
2

perusahaan serta dapat memberikan pengambilan keputusan yang lebih

efektif dan efisien.

CEO duality itu ada ketika seorang yang sama menduduki dua

posisi kepemimpinan teratas yang ada di perusahaan yang sama, yaitu

sebagai ketua dewan komisaris dan sebagai CEO. Teori keagenan

menunjukkan bahwa CEO duality secara substansial dapat melemahkan

efektivitas dewan dalam melindungi para pemegang saham, para pemegang

kepentingan dan mengurangi biaya monitoring (Hassan, 2016).

Kepentingan pemilik akan dikorbankan untuk mendukung manajemen

ketika CEO memegang peran sebagai dewan komisaris dan dewan direksi.

Tindakan seperti ini nanti akan menciptakan oportunisme manajerial dan

kerugian keagenan karena kekuasaan dan wewenang terpusat pada satu

orang.

Posisi CEO duality ini tidak akan bertindak hanya demi

kepentingan para pemegang saham. Seorang yang menjalankan kedua

peran tersebut akan enggan untuk mengungkapkan informasi yang tidak

menguntungkan kepada pihak luar, khususnya para pemegang saham

(Junaidda & Rashidah, 2012).

Jajaran dewan direksi nantinya akan melakukan penunjukan ketua

dan direktur pelaksana. Akan lebih baik jika kedua jabatan tersebut tidak

dipegang oleh orang yang sama, dan apabila kedua jabatan tersebut harus

dipegang oleh orang yang sama, maka harus diklarifikasi dalam laporan

tahunan perusahaan. Selanjutnya, seorang wakil ketua non-eksekutif akan

ditunjuk. Karya Molz (1988) dalam Afify (2009), perusahaan yang

memiliki
2

orang yang menjabat sebagai ketua dan direktur CEO (CEO duality) bisa

dianggap lebih didominasi secara manajerial. Orang yang menduduki

kedua peran tersebut akan cenderung menahan informasi yang tidak

menguntungkan kepada orang luar.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis bisa mendapatkan perbandingan

dan selanjutnya dapat menemukan inspirasi baru untuk peneltiain

selanjutnya, serta dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu ini, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang menjadi acuan

penulis dalam melakukan penelitian :

Tabel 2.1
Penelitian
Terdahulu

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1 Presenting a Mohammad hasil pengujian hipotesis, Variabel Variabel
Model for the Reza Ebrati, ukuran perusahaan dari audit report profitabilitas,
Effect of Saeed pengalaman komite audit, lag & CEO leverage,
Corporate Jabbarzadeh ukuran komite audit, Duality dan ukuran
Governance Kangarloui, independensi komite perusahaan.
Measures on Audit Jamal Bahri audit, konsentrasi
Report Lag by a kepemilikan (ukuran
2

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
Structural Sales dan Ali pertama), konsentrasi
Equation Ashtab (2021) kepemilikan (ukuran
Approach kedua) dan independensi
dewan berpengaruh
signifikan terhadap audit
report lag. Namun,
variabel keahlian
keuangan komite audit,
jenis kelamin komite
audit, struktur
kepemilikan, ukuran
dewan dan CEO duality
tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit
report lag.
2 Pengaruh Ukuran Ni Made Hasil penelitian Variabel Variabel
Perusahaan, Sunarsih, Ida menunjukkan bahwa profitabilitas, CEO duality,
Profitabilitas, Ayu ukuran perusahaan solvabilitas
Solvabilitas, Budhananda berpengaruh positif (leverage),
Kualitas Audit, Munidewi dan terhadap audit report lag. ukuran
Opini Audit, Ni Kadek Solvabilitas dan kualitas perusahaan,
Komite Audit Mirah audit berpengaruh negatif audit report
terhadap Audit Masdiari terhadap audit report lag. lag.
Report Lag (2021) Profitabilitas, opini audit,
dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap
audit report lag.
2

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
3 Audit Report Lag R. Wedi Hasil penelitian ini Variabel Variabel
is Affected by Rusmawan menunjukan bahwa audit profitabilitas, CEO duality,
Profitability, Kusumah, report lag dipengaruhi leverage,
Leverage, Audit Vino secara negatif oleh ukuran
Opinion, and Febryanto, profitabilitas dan opini perusahaan,
Company Size Andryana audit. Audit report lag dan audit
(2021) tidak dipengaruhi oleh report lag.
variabel leverage dan
ukuran perusahaan.
4 Analysis of Bambang Leo Hasil penelitian ini Variabel Variabel
Factors Affecting Handokoa dan menunjukan bahwa ukuran CEO duality
Audit Report Lag Maria ukuran perusahaan, opini perusahaan, dan
in the Consumer Marshella audit, total aset profitabilitas, leverage,
Goods Industrial (2020) perusahaan dan dan audit
Manufacturing profitabilitas tidak report lag
Company berpengaruh positif
terhadap audit report lag.
5 Firm Size, Laila Fujianti Hasil penelitian Variabel Variabel
Profitability, & Indra Satria menunjukan ukuran ukuran CEO duality.
Leverage as (2020) perusahaan dan perusahaan,
Determinants of profitabilitas berpengaruh profitabilitas,
Audit Report Lag: secara negatif terhadap leverage,
Evidence From audit report lag, dan audit
Indonesia sedangkan leverage report lag.
belum dapat dibuktikan
secara empiris.
2

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
6 Audit Committee Borhan Uddin Hasil Penelitian ini Variabel Variabel
Ownership and Bhuiyan and menunjukan bahwa CEO CEO duality ukuran
Audit Report Lag: Mabel duality menunjukkan hasil dan audit perusahaan,
Evidence From D’Costa yang negatif dan report lag. profitabilitas,
Australia (2020) signifikan terhadap audit leverage.
report lag.
7 Determinants of Bishnu Prasad Hasil penelitian ini Variabel Variabel
Audit Report Lag Bhattarai, PhD menyimpulkan bahwa leverage dan ukuran
of Commercial (2020) leverage dan ukuran audit report perusahaan,
Banks in Nepal dewan memiliki penentu lag profitabilitas,
utama dari kelambatan dan CEO
laporan audit dalam duality.
perspektif sampel Bank
Nepal.
8 Analisis Pengaruh Mewa Hasil penelitian variabel Variabel Variabel
Ukuran Menajang, ukuran perusahaan tidak ukuran CEO duality.
Perusahaan, dkk (2019) berpengaruh secara perusahaan,
Profitabilitas, dan signifikan terhadap audit profitabilitas,
Solvabilitas report lag, profitabilitas leverage,
terhadap Audit berpengaruh secara dan audit
Report Lag (Studi signifikan terhadap audit report lag.
Kasus Perusahaan report lag, solvabilitas
Properti dan Real tidak berpengaruh secara
Estate yang signifikan terhadap audit
terdaftar di Bursa report lag. Namun secara
Efek Indonesia). simultan semua variabel
menunjukan hasil
berpengaruh secara
2

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
signifikan terhadap audit
report lag.
9 The Effect of M Ridwan Hasil penelitian Variabel Variabel
Company Size, Tikollah & menunjukan ukuran ukuran profitabilitas,
Operating Samsinar perusahaan berpengaruh perusahaan, leverage,
Profit/Loss, and (2019) secara negatif terhadap audit delay. CEO duality.
Reputation of KAP audit report lag, laba/rugi
Auditor on Audit berpengaruh secara positif
Delay terhadap audit report lag,
auditor KAP tidak
berpengaruh terhadap
audit report lag.
Sedangkan secara
simultan ukuran
perusahaan, laba / rugi
operasi, dan reputasi
auditor KAP berpengaruh
terhadap audit report lag.
10 Faktor-Faktor Raden Ahmad Hasil penelitian ini Variabel Variabel
yang Aryandra & menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage,
Mempengaruhi Mauliza profitabilitas dan umur ukuran CEO duality.
Audit Report Lag (2018) perusahaan berpengaruh perusahaan,
Perusahaan Sektor positif dan signifikan audit report
Property dan Real terhadap audit report lag, lag.
Estate yang sedangkan ukuran
terdaftar di BEI perusahaan, reputasi
Periode 2012 - auditor dan pergantian
2013 auditor tidak berpengaruh
3

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
signifikan terhadap audit
report lag.

11 Pengaruh Justara Dura Hasil penelitian ini Variabel Variabel


Profitabilitas, (2018) menunjukkan profitabilitas, CEO duality.
Likuiditas, profitabilitas berpengaruh solvabilitas
Solvabilitas, dan signifikan terhadap audit (leverage),
Ukuran report lag, likuiditas ukuran
Perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan,
terhadap Audit audit report lag, audit report
Report Lag solvabilitas berpengaruh lag.
terhadap audit report lag
dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
audit report lag .
12 Analisis Pengaruh Sinta Berdasarkan hasil analisis Variabel Variabel
Ukuran KAP, Cahyaningrum menunjukkan bahwa profitabilitas, CEO duality.
Tenure KAP Giyanto dan ukuran perusahaan dan leverage,
terhadap Audit Abdul profitabilitas berpengaruh ukuran
Report Lag (ARL) Rohman negatif terhadap audit perusahaan,
dengan KAP (2018) report lag, dan variabel dan audit
Spesialisasi leverage berpengaruh report lag.
Industri Sebagai positif terhadap audit
Variabel Moderasi report lag.
13 Audit report lag Nur Hasil penelitian ini Variabel Variabel
Perusahaan yang Mazkiyani & menunjukan ukuran ukuran CEO duality,
Tercantum Pada Sigit Handoya perusahaan, profitabilitas, perusahaan, jenis
BEI. (2017) ukuran kantor akuntan profitabilitas, industri.
publik, auditor opinion, leverage,
3

Penulis
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
leverage, jenis industri, audit report
dan operasi laba/rugi lag.
berpengaruh secara
signifikan terhadap audit
report lag.
14 Internal Corporate Junaida & Hasil penelitian ini Variabel Variabel
Governance Rashida menunjukan independensi audit report komite audit,
Mechanisms And (2012) dan audit komite audit lag & CEO jenis
Audit Report Lag: keahlian komite dapat duality industri.
A Study of membantu mengurangi
Malaysian Listed kelambatan laporan audit
Companies tidak ada pengaruh antara
independensi dewan,
keahlian dewan, dualitas
CEO dan ketekunan
komite audit pada
keterlambatan laporan
audit.
3

Berikut merupakan review matriks penelitian terdahulu yang

bertujuan untuk mempermudah kesesuaian tabel penelitian terdahulu

dengan teori dari karakteristik masing-masing hipotesis :

Tabel 2.2
Matriks Review Penelitian Terdahulu yang Relevan

Variabel yang Diteliti


No Peneliti Tahun Judul
X1 X2 X3 X4 Y
Mohammad Reza
Presenting a Model for the
Ebrati, Saeed
Effect of Corporate Governance
Jabbarzadeh
1 2021 Measures on Audit Report Lag ✓ ✓
Kangarloui, Jamal
by a Structural Equation
Bahri Sales dan Ali
Approach
Ashtab
Ni Made Sunarsih, Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Ida Ayu Budhananda Profitabilitas, Solvabilitas,
2 Munidewi dan Ni 2021 Kualitas Audit, Opini Audit, ✓ ✓ ✓ ✓
Kadek Mirah Komite Audit terhadap Audit
Masdiari Report Lag
R. Wedi Rusmawan
Audit Report Lag is Affected by
Kusumah, Vino
3 2021 Profitability, Leverage, Audit ✓ ✓ ✓ ✓
Febryanto, Andryana
Opinion, and Company Size
(2021)
Analysis of Factors Affecting
Bambang Leo
Audit Report Lag in the
4 Handokoa dan Maria 2020 ✓ ✓
Consumer Goods Industrial
Marshella
Manufacturing Company
Laila Fujianti & Firm Size, Profitability,
5 2020 ✓ ✓ ✓ ✓
Indra Satria Leverage as Determinants of
3

Variabel yang Diteliti


No Peneliti Tahun Judul
X1 X2 X3 X4 Y
Audit Report Lag: Evidence
From Indonesia

Borhan Uddin Audit Committee Ownership and


6 Bhuiyan and Mabel 2020 Audit Report Lag: Evidence ✓ ✓
D’Costa From Australia
Determinants of Audit Report
Bishnu Prasad
7 2020 Lag of Commercial Banks in ✓ ✓
Bhattarai, PhD
Nepal
Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan
Solvabilitas terhadap Audit
8 Mewa Menajang, dkk 2019 Report Lag (Studi Kasus ✓ ✓ ✓ ✓
Perusahaan Properti dan Real
Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia).
The Effect of Company Size,
M Ridwan Tikollah Operating Profit/Loss, and
9 2019 ✓ ✓ ✓
& Samsinar Reputation of KAP Auditor on
Audit Delay
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report
Raden Ahmad
10 2018 Lag Perusahaan Sektor Property ✓ ✓ ✓
Aryandra & Mauliza
dan Real Estate yang terdaftar di
BEI Periode 2012 - 2013
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Solvabilitas, dan
11 Justara Dura 2018 ✓ ✓ ✓ ✓
Ukuran Perusahaan terhadap
Audit Report Lag
3

Variabel yang Diteliti


No Peneliti Tahun Judul
X1 X2 X3 X4 Y
Analisis Pengaruh Ukuran KAP,
Sinta Cahyaningrum Tenure KAP terhadap Audit
12 Giyanto dan Abdul 2018 Report Lag (ARL) dengan KAP ✓ ✓ ✓ ✓
Rohman Spesialisasi Industri Sebagai
Variabel Moderasi
Nur Mazkiyani & Audit report lag Perusahaan
13 2017 ✓ ✓ ✓ ✓
Sigit Handoya yang Tercantum Pada BEI.
Internal Corporate Governance
Mechanisms And Audit Report
14 Junaida & Rashida 2012 ✓ ✓
Lag: A Study of Malaysian
Listed Companies

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan

penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas maka dapat digunakan

sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis penelitian yang telah

tergambarkan dalam gambar 2.1 kerangka pemikiran dimana dalam

gambar tersebut menunjukkan pengaruh variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, dan CEO duality terhadap audit report lag.


3

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan CEO


Duality
Agency Theory, Signaling Theory, Audit Report Lag

Ukuran Perusahaan
(X1)

H1

Profitabilitas

(X2)

j H2

Audit Report Lag


(Y)

Leverage H4

(X3)

CEO Duality H3

(X4)

Metode Analisi : Statistik Deskriptif dan Uji Asumsi


Klasik
Temuan Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan
3

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Perusahaan-perusahaan yang sudah go public umumnya memiliki

sistem pengendalian internal yang baik dan diawasi secara ketat oleh

beberapa pihak seperti investor, pengawas permodalan, dan pemerintah

sehingga nantinya mampu mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan

keuangan dan dapat memudahkan auditor dalam melakukan proses audit,

sehingga penyelesaian proses audit akan semakin cepat. Ukuran perusahaan

merupakan skala besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur dengan

menggunakan seluruh total kekayaan atau total aset yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan Kusumah dkk. (2021)

menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan tidak signifikan

antara ukuran perusahaan dengan audit report lag. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Handoko & Marshella (2020) juga menjelaskan bahwa

terdapat pengaruh positif tidak signifikan antara ukuran perusahaan dengan

audit report lag. Hal ini terjadi dikarenakan semua perusahaan yang

terdaftar di BEI diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga semua perusahaan

memiliki tekanan yang sama untuk menyampaikan laporan keuangan

sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan.


3

Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan Menanjang

dkk (2019) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap audit report lag. Menurutnya ukuran

perusahaan mempunyai hubungan yang negatif terhadap audit report lag,

dimana semakin kecil ukuran perusahaan maka audit report lag semakin

besar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Aryandra & Mauliza (2018) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

Hal ini terjadi dikarenakan ukuran perusahaan tidak bisa menjamin

perusahaan tersebut memiliki audit report lag yang singkat atau bisa

menyelesaikan proses audit dengan cepat. Setiap perusahaan yang sudah go

public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat

waktu, sehingga nantinya dapat membuat perusahaan untuk bisa

menyelesaikan audit report lag yang lebih singkat.

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag

Profitabilitas menunjukkan tentang kemampuan suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba. Laba yang tinggi dapat menunjukkan kinerja

perusahaan yang baik dan dapat menjadikan citra perusahaan yang baik

bagi investor atau pihak lain yang berkepentingan di perusahaan. Hal

tersebut membuat perusahaan untuk menyajikan laporan keuangannya tepat

waktu, begitu juga sebaliknya, tingkat profitabilitas yang rendah dapat

memicu
3

kemunduran dalam mempublikasikan laporan keuangan perusahaan

tersebut. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas yang rendah dapat

menjadikan citra perusahaan yang buruk bagi investor. Perusahaan dalam

kondisi seperti ini biasanya akan lebih berhati-hati dalam menyajikan

informasi laporan keuangannya. Perusahaan yang dalam kondisi seperti ini

juga memulai audit lebih lambat dari biasanya sehingga akan

memperpanjang audit report lag (Fujianti & Satria, 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan Tikollah & Samsinar (2019)

menyatakan bahwa bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap audit report lag, dapat

diartikan jika perusahaan memperoleh laba maka audit report lag akan

semakin lama. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan mengalami

kerugian, audit report lag akan lebih singkat. Hal ini dikarenakan

perusahaan yang mengalami keuntungan memiliki konsekuensi untuk

membagikan keuntungan berupa deviden kepada pemegang saham, dan

untuk dapat memenuhi hal tersebut, perusahaan membutuhkan waktu yang

cukup banyak untuk mempersiapkan apa yang mereka butuhkan.

Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

Aryandra & Mauliza (2018) menyatakan bahwa bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. suatu

perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung memiliki audit

report lag yang lebih lama daripada perusahaan yang memiliki

profitabilitas rendah.
3

Pernyataan ini berbeda dengan hasil penelitian Giyanto & Rohman

(2019) yang diketahui profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit

report lag. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan yang memiliki

tingkat ROA yang tinggi akan lebih cepat menyampaikan laporan keuangan

dengan maksud untuk menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kabar

yang baik. Penelitian yang dilakukan Dura (2018) juga menunjukkan

bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag,

mengindikasikan bahwa perusahaan yang mendapatkan profit yang besar

cenderung melakukan proses audit lebih singkat dibanding perusahaan

yang mengalami profit yang kecil.

Ketika suatu perusahaan memperoleh laba atau mengalami suatu

kerugian, maka hal itu dapat mempengaruhi audit report lag. Karena laba

suatu perusahaan identik dengan keberhasilan dalam menjalankan suatu

usaha, dengan adanya berita baik karena perusahaan tersebut mengalami

kerugian, nantinya bisa berpengaruh pada harga saham, kepercayaan

masyarakat dan lainnya yang bisa mendapatkan respon yang positif.

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag

3. Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag

Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun

kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi tingkat leverage suatu

perusahaan, semakin besar risiko keuangan dibandingkan dengan

perusahaan dengan
4

tingkat leverage yang rendah. Tingkat leverage yang tinggi dapat

menimbulkan tekanan yang kuat dari debitur untuk dapat segera

menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal itu dapat

membuat perusahaan akan menyajikan laporan keuangan tepat waktu

(Fujianti & Satria, 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan Dura (2018) menunjukkan bahwa

leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit report

lag, yang mengindikasikan bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki

perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih panjang.

Begitu juga penelitian yang dilakukan Mazkiyani & Handoyo (2017) yang

menunjukkan leverage berpengaruh positif terhadap audit report lag, hasil

penelitian menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah hutang

yang tinggi dapat menyebabkan proses audit yang relatif lama. Proporsi

utang terhadap total aset yang tinggi juga dapat membuat auditor perlu

meningkatkan kehati-hatian dan ketelitian dalam mengaudit terkait masalah

kelangsungan hidup perusahaan. Jadi, semakin besar rasio leverage

terhadap total aset maka akan semakin lama rentang waktu audit report

lag.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Bhattarai (2020),

leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report lag.

Ketika proporsi utang lebih tinggi dari ekuitas, perusahaan akan semakin

cepat dalam menyelesaikan proses auditnya.


4

Begitu juga penelitian yang dilakukan Sunarsih dkk. (2021) yang

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap audit report

lag artinya semakin tinggi leverage, maka akan mengurangi rentang waktu

yang dibutuhkan auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang mempunyai aktiva atau kekayaan yang

cukup mampu untuk membayar utang-utangnya dengan aset yang

dimilikinya. Dengan tingkat kemampuan membayar utang yang baik,

perusahaan memiliki kepercayaan diri untuk segera menampilkan laporan

keuangannya, hal tersebut akan dapat mempengaruhi percepatan proses

audit.

Selain itu perusahaan melalui manajemen dengan sukarela

mengungkapkan hutang dan dokumen pendukungnya kepada auditor untuk

memudahkan prosedur audit yang dilakukan, karena hal ini akan dapat

membantu dalam mempercepat proses audit. Hubungan leverage dengan

audit report lag yaitu perbandingan antara total hutang dengan total aktiva

yang nantinya akan meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap

laporan keuangan suatu perusahaan yang akan diaudit. Hal ini ditimbulkan

karena tingginya perbandingan dari hutang sehingga akan meningkat resiko

kerugiannya.

H3 : Leverage berpengaruh terhadap audit report lag


4

4. Pengaruh CEO duality terhadap Audit Report Lag

CEO duality merupakan pengawasan pada perusahaan yang

dilakukan Board of Commissioner dan pengurusan perusahaan yakni

Direktur dimana jabatan keduanya dilakukan oleh orang yang sama atau

memiliki hubungan. Kepemimpinan yang terfokus hanya pada satu

individu nantinya akan dapat meningkatkan respon perusahaan dan

kemampuan untuk mengamankan sumber daya yang ada perusahaannya.

Dengan kata lain, dengan adanya penerapan CEO duality pada saat

perusahaan akan mempermudah dalam pengambilan keputusan dan juga

dapat menghindari adanya kebingungan serta memberikan pengambilan

keputusan yang lebih efektif dan efisien.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Junaidda & Rashida (Junaidda

& Rashidah, 2012) yang menunjukkan bahwa CEO duality menunjukkan

hasil yang positif tetapi tidak signifikan terhadap audit report lag. Hal ini

berarti dengan ada atau tidak adanya CEO duality tidak akan memberikan

pengaruh terhadap cepat atau lambatnya suatu perusahaan dalam

melakukan proses audit. Seorang pemimpin perlu menunjuk direktur

independen untuk perusahaan yang mempraktikkan CEO duality.

CEO duality secara signifikan akan dapat mempengaruhi audit

report lag dimana CEO duality memiliki peran untuk memberikan

ancaman bagi mereka, karena CEO duality akan memantau perusahaan

secara efektif dan efisien. Dengan demikian, CEO duality akan dapat

meningkatkan audit
4

report lag, karena itulah CEO duality dapat memberikan pengaruh positif

terhadap audit report lag.

Bhuiyan & D’Costa (2020) menunjukkan hasil yang berbeda

dengan hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, menurutnya CEO

duality dapat memberikan pengaruh yang negatif signifikan terhadap audit

report lag. Begitu juga penelitian yang dilakukan Ebrarti, dkk. (2021) yang

mengatakan bahwa CEO duality memiliki pengaruh negatif terhadap audit

report lag. Auditor dapat merasakan risiko kegagalan audit yang lebih

tinggi jika peran CEO dan ketua dewan direksi digabungkan, karena

nantinya dapat menimbulkan lebih banyak ruang untuk penyembunyian

atau salah saji fakta yang relevan, bahkan dapat menimbulkan penipuan

didalamnya. Oleh karena itu, hal ini dapat mempengaruhi penilaian auditor

atas risiko audit dan risiko pengendalian, jam audit dan tingkat pengujian

substantif.

H4 : CEO duality berpengaruh terhadap audit report lag.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas. Penelitian ini

digunakan untuk mengukur hubungan antara sebab dan akibat dari

beberapa variabel penelitian (Sugiyono, 2019). Penelitian ini menjelaskan

tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO

duality terhadap audit report lag pada perusahaan pertambangan yang

terdapat BEI tahun 2016-2020.

Penelitian ini akan mengungkapkan alasan dari setiap kejadian yang

diteliti. Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk

dalam jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengelola data-data berupa

angka dan dalam menganalisisnya menggunakan statistik. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian berlandaskan pada

filsafat positivisme, yang dapat digunakan untuk meneliti populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

instrumen analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2019).

44
4

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari suatu objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu oleh

peneliti yang nantinya digunakan untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2019). Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah seluruh perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang

sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai dengan

tahun 2020. Perusahaan pertambahan menjadi populasi dalam penelitian ini

karena perusahaan pertambangan banyak memasuki pasar modal dan

diminati oleh banyak investor.

Perusahaan sektor pertambangan juga merupakan salah satu

penopang pembangunan ekonomi di Indonesia, karena sektor ini

menyediakan sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi

pertumbuhan perekonomian suatu negara. Perusahaan sektor ini sering

mengalami keterlambatan dalam menerbitkan laporan keuangan hingga

berujung pada suspensi saham oleh BEI.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2019) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu (Sugiyono,

2019).
4

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel pada

penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang secara

konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

b. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang secara

konsisten melaporkan laporan keuangan tahunan (annual report)

periode 2016-2020.

c. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tanggal 31 Desember 2016 dan

masih terdaftar di BEI sampai dengan tanggal 31 Desember 2020

yang memiliki data yang diperlukan dalam penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi. Metode pengumpulan data dokumentasi merupakan

metode pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan cara mencatat

atau hanya mengumpulkan data-data perusahaan yang sesuai dengan data

yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Data yang digunakan

adalah data penelitian sekunder yang berupa laporan keuangan yang sudah

dipublikasikan melalui situs resmi bursa efek indonesia yaitu www.idx.co.id

dan website resmi perusahaan. Ada beberapa data tambahan lainnya yang

digunakan dalam penelitian ini yakni data yang diperoleh dari artikel,

jurnal dan sumber-sumber lainya yang berkaitan dengan topik penelitian.


4

D. Metode Analisis Data

Agar dapat mengetahui gambaran tentang variabel penelitian, maka

harus dilakukan analisis statistik deskriptif yang selanjutnya uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar data yang dimasukkan dalam

model regresi telah memenuhi syarat dalam regresi. Uji asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas,

uji heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. Keseluruhan proses

pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program komputer STATA versi 16.

1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2018), statistik deskriptif memberikan gambaran

mengenai suatu data variabel dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, serta skewness

(kemencengan distribusi). Statistik deskriptif merupakan suatu proses

transformasi data-data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga nantinya

akan mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi ini menyajikan

pengaturan, ringkasan dan penyusunan data dalam bentuk tabel grafik dan

numerik. Analisis statistic deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan

gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian.

Metode analisis datanya nanti akan menggunakan bantuan program

aplikasi komputer STATA. Berdasarkan data olahan STATA yang meliputi

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO duality maka akan


4

diketahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi

dari masing-masing variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi nanti dapat dilakukan setelah model dari

penelitian ini memenuhi syarat uji dari asumsi klasik. Oleh karena itu,

perlu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Dengan

adanya pengujian ini diharapkan agar model regresi yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan dan tidak bias. Berikut penjabaran uji asumsi

klasik yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen

memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal

(Ghozali & Ratmono, 2017).

Pada penelitian ini, nanti akan dilakukan pengamatan terhadap nilai

residual dan juga distribusi variabel-variabel yang diteliti. Uji normalitas

dalam penelitian ini menggunakan uji Skewness/Kurtosis. Dasar

pengambilan keputusannya dengan melihat angka yang signifikan dengan

ketentuan :
4

1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data

berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal.

Untuk dapat memperkuat uji normalitas pada hasil penelitian dapat

menggunakan grafik P-Plot. Pada grafik P-Plot dikatakan normal jika

penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan cenderung akan

mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Multikolinieritas

Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen) atau tidak. Model regresi yang baik

seharusnya model regresi yang antar variabel independennya tidak terjadi

korelasi. Jika nantinya terjadi korelasi antar variabel independen, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Menurut Ghozali & Ratmono (2017), variabel ortogonal adalah

variabel yang nilai korelasi antar sesama variabel independennya sama

dengan nol. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah :


5

1) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10 persen, maka

tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam

suatu model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10 persen, maka

terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam suatu

model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam suatu model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka

dinamakan heteroskedastisitas (Ghozali & Ratmono, 2017).

Model regresi yang baik yakni model regresi yang

homoskedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali &

Ratmono, 2017). Pada penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas

menggunakan uji Breusch- Pagan/Cook-Weisberg. Dasar pengambilan

keputusan adalah :

1) Apabila nilai probabilitas < 0.05 maka dapat diidentifikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Apabila nilai probabilitas > 0.05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.
5

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali & Ratmono (2017), uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Apabila nantinya terdapat korelasi, maka

dinamakan problem autokorelasi. Ketika autokorelasi mengganggu model

regresi linear, maka nanti akan menimbulkan bias pada bagian kesimpulan.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi

autokorelasi. Autokorelasi sering ditemukan di data runtut waktu (time

series) karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung

dapat mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama

pada periode berikutnya (Ghozali & Ratmono, 2017).

Dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW) untuk

menentukan uji autokorelasi. Uji Durbin Watson digunakan untuk

pengujian autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam suatu model regresi dan

tidak ada variabel independen. Dasar pengambilan kesimpulan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai t-hitung < t-tabel maka dapat dikatakan terjadi

autokorelasi.

2) Jika nilai nilai t-hitung > t-tabel maka tidak terjadi autokorelasi.
5

E. Uji Kelayakan Model

1. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) memiliki tujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan variabel independen (variabel bebas) dalam

menerangkan variasi dari variabel dependen (variabel terikat). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² memiliki arti

bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangatlah terbatas (Ghozali, 2018).

Untuk dapat mengetahui nilai koefisien korelasi secara simultan

terhadap model regresi logistik, maka menurut Ghozali (2018) bisa dilihat

dari nilai Nagelkerke R Square pada hasil data statistik yang sudah diolah

menggunakan STATA karena nilai tersebut nantinya akan diinterpretasikan

seperti R² pada multiple regression.

Nilai koefisien determinasi, dapat diketahui menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan: Kd = R² x 100%

Kd = Koefisien Determinasi

R² = Koefisien Korelasi

(Hadi, 2015)
5

Besarnya koefisien determinasi (R²) terletak diantara 0 dan 1. Dasar

dari pengambilan keputusan uji koefisien determinasi yang diambil dari

Gozali (2018) ini adalah:

a. Jika R² = 1 atau mendekati 1, maka terdapat pengaruh positif dan

korelasi antar variabel yang diuji sangat kuat.

b. Jika R² = -1 atau mendekati -1, maka terdapat adanya pengaruh

negatif dan korelasi antara variabel yang diuji lemah. Tanda negatif

dapat menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel yang

diuji. Berarti setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan

nilai Y dan sebaliknya.

c. Jika R² = 0 atau mendekati 0, maka menunjukkan korelasi yang

lemah atau tidak ada korelasi antara variabel yang diteliti.

2. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)

Uji regresi parsial dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap

variabel independen apakah variabel tersebut nantinya akan berpengaruh

terhadap variabel dependen atau tidak. Uji regresi parsial ini menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel

dependen dengan menganggap variabel independen lainnya adalah konstan

(Ghozali, 2018).

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan t-hitung

dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel pada taraf signifikansi (α) 5%, maka

memiliki pengaruh yang signifikan. Sebaliknya jika t-hitung < t-tabel pada
5

taraf signifikansi (α) 5%, maka variabel tidak memiliki pengaruh yang

signifikan.

Pengambilan kesimpulan hipotesis ini diterima atau ditolak

ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tingkat sig t ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima, artinya secara

parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Tingkat sig t ≥ 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak, artinya secara

parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikansi simultan atau uji statistik F memiliki tujuan untuk

menunjukkan apabila semua variabel independen yang dimasukkan dalam

model memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2018). Uji F digunakan untuk

menguji signifikansi pengaruh antara variabel X terhadap Y secara

bersama-sama dengan membandingkan nilai F. Nilai F hitung dapat

digunakan rumus, sebagai berikut :

2
F hitung = 𝑅 (𝑁−𝑚−1)
𝑚 (1−𝑅2 )

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda


5

m = Jumlah variabel independen

N = Jumlah Sampel

(Sunyoto, 2016)

Dalam penelitian ini, hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat

pada tabel F-tabel pada taraf signifikansi (α) 5%. Apabila F-hitung > F-

tabel dengan signifikansi (α) 5% maka terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya,

apabila F- hitung < F-tabel dengan signifikansi (α) 5% maka tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

Pengambilan kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak dapat

ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tingkat sig F ≤ 0,05 maka hipotesis diterima, artinya variabel

independen yang meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage, CEO duality secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu audit report lag.

b. Tingkat sig F ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak, artinya variabel

independen yang meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage, CEO duality secara bersama-sama (simultan) tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu audit report lag.


5

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk dapat menguji hipotesis yang telah diajukan, variabel yang

akan diteliti dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu

variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian ini, definisi

operasional variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Dalam

penelitian ini, variabel dependennya adalah adalah audit report lag pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia pada

tahun 2016-2020.

Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang

dilakukan auditor dan dapat dilihat dari tanggal tutup tahun buku hingga

tanggal diterbitkannya laporan audit. Lamanya waktu penyelesaian audit

yang dilakukan auditor nantinya dapat berdampak pada audit report lag

dalam penyampaian laporan keuangan kepada publik. Variabel audit report

lag diukur secara kuantitatif yang satuannya dinyatakan dalam jumlah hari.

Perhitungan audit report lag dengan rumus sebagai berikut (Ashton dkk.,

1987) :

Audit report lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Tutup Buku.


5

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen yaitu variabel bebas yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain :

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai besar kecilnya suatu

perusahaan yang dapat dinilai dari jumlah kekayaan (total aset) yang

dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan, menggambarkan besar

kecilnya perusahaan yang diukur menggunakan logaritma natural dari total

aset, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut (Brigham & Houston,

2020):

Ukuran Perusahaan (Company Size) = Ln (nilai total aset)


b. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan atau laba dalam periode tertentu. Dalam

penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio Return on

Assets (ROA). Return on Assets (ROA) merupakan efektivitas suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Untuk menentukan Return on Assets (ROA) dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Brigham & Houston, 2020) :


5

Return of Assets = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑥 100 %


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

c. Leverage (X3)

Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjang. Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan menggunakan rasio

TDTA (total debt to total Assets) atau debt to assets ratio. Rasio ini

membandingkan jumlah aktiva (total aset) dengan jumlah utang (baik

jangka pendek maupun jangka panjang). Perhitungan Debt to Assets Ratio

dapat dihitung dengan rumus (Brigham & Houston, 2020) :

Total debt to assets ratio = total liabilities x 100 %


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

d. CEO duality

CEO duality adalah seseorang yang memiliki 2 jabatan dalam

perusahaan, yakni sebagai Chairman of Board (Dewan Komisaris) dan

Chief Executive Officer (Dewan Direksi). Posisi CEO duality ini tidak akan

bertindak hanya demi kepentingan para pemegang saham. Seorang yang

menjalankan kedua peran tersebut akan enggan untuk mengungkapkan

informasi yang tidak menguntungkan kepada pihak luar, khususnya para

pemegang saham. Data dalam penelitian ini nantinya akan diukur dengan
5

menggunakan variabel dummy sebagai berikut (Bhuiyan & D’Costa, 2020)

1) Dummy 1 = jika terdapat hubungan antara dewan komisaris dan

dewan direksi.

2) Dummy 0 = jika tidak terdapat hubungan antara dewan komisaris

dan dewan direksi.

Tabel 3.1
Operational Variable

No Nama Variabel Jenis Variabel Indikator Skala


ARL = Tanggal Laporan Audit –
1 Audit report lag Dependen Tanggal Tutup Buku. Rasio
(Ashton dkk., 1987)
Company Size = Ln (nilai total
Ukuran
2 Independen aset) Rasio
Perusahaan
(Brigham & Houston, 2020)
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥 100 %
a3 Profitabilitas Independen Raisio
(Brigham & Houston, 2020)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
4 Leverage Independen TDTA = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 x 100 % Rasio
(Brigham & Houston, 2020)
Variabel Dummy dengan nilai 1
untuk dewan komisaris dan
dewan direksi memiliki
5 CEO duality Independen Nominal
hubungan, dan nilai 0 jika
sebaliknya.
(Bhuiyan & D’Costa, 2020)
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO duality terhadap audit report

lag. Data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data

sekunder yang kemudian dianalisis dalam model regresi linier. Data

penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu periode 2016-2020.

Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.ac.id dan website resmi perusahaan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditentukan

sebelumnya. Adapun prosedur pemilihan sampelnya adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.1
Kriteria Pemilihan Sampel

No Kriteria Jumlah

Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang terdaftar

1 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 50

60
6

No Kriteria Jumlah

Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang tidak

2 konsisten terdaftar di BEI periode 2016-2020 (12)

Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang tidak

menyediakan informasi laporan keuangan secara lengkap

3 periode 2016-2020 (2)

Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang terdaftar

di BEI sebelum tanggal 31 Desember 2016 dan masih terdaftar


4 36
di BEI sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 serta memiliki

data yang diperlukan dalam penelitian.

Jumlah keseluruhan perusahaan sektor pertambangan yang

diobservasi selama periode 2016-2020 180

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka perusahaan yang

memenuhi kriteria dalam penelitian ini ada sebanyak 36 perusahaan sampel

yang terpilih, sehingga dalam 5 tahun penelitian diperoleh 180 data

pengamatan yang akan digunakan sebagai sampel. Daftar nama-nama

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.
6

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk

memberikan gambaran atau deskripsi data pada variabel-variabel dalam

penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu audit

report lag, dan variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan CEO duality. Deskripsi data dapat

dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar

deviasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2016-2020. Hasil analisis statistik deskriptif menggunakan

STATA adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Descriptive Statistic

Variabel Obs Mean Std. Dev. Min Max

Ukuran Perusahaan 180 20.89511 4.489723 12.69788 29.05046


Profitabilitas 180 1.437579 19.27678 -153.8286 45.55789
Leverage 180 54.41667 48.24134 .00053 594.6405
CEO duality 180 .3166667 .4664738 0 1
Audit report lag 180 86.53889 31.61295 31 209

Sumber : Data sekunder yang diolah (2021)


6

a. Audit report lag

Audit report lag merupakan jarak antara tanggal laporan keuangan

dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Audit report lag

mengidentifikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang

dilakukan auditor dalam suatu perusahaan. Variabel audit report lag diukur

secara kuantitatif dengan satuan yang dapat dinyatakan dalam jumlah hari.

Dari hasil deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel audit

report lag diperoleh nilai tertinggi (max) sebesar 209 dan nilai terendah

(min) sebesar 31 dengan rata-rata audit report lag sebesar 86.58 dan

standar deviasi sebesar 31.61.

Selanjutnya perusahaan yang memiliki nilai audit report lag

terpendek dalam penelitian ini adalah PT Vale Indonesia Tbk. tahun 2018

yaitu selama 31 hari. Sedangkan nilai audit report lag terpanjang adalah PT

Citatah Tbk. dengan penyelesaian audit selama 209 hari pada tahun 2019

Jumlah observasi data pada penelitian ini adalah 180 data yang

mencerminkan seluruh sampel perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun.

Menurut Sudarman (2015) distribusi frekuensi dari variabel audit

report lag dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Menghitung Jangkauan (Range)

R = Data Tertinggi - Data Terendah

= 209 – 31

= 178
6

2) Menghitung Banyak Kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3.3 log 180

= 8.442399267 dibulatkan menjadi 9

3) Menghitung Panjang Kelas

(Interval) I = R/k

= 178/9

= 19.77

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi audit report lag perusahaan sektor pertambangan

periode 2016-2020.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Audit report lag

Audit report lag Frequency


31 - 50,78 8
50,79 - 70,57 46
70,58 - 90,36 87
90,37 - 110,15 8
110,16 - 129,94 9
129,95 - 149,73 14
149,74 - 169,52 3
169,53 - 189,31 1
189,32 - 209,10 4

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021


6

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatahui bahwa mayoritas audit report

lag suatu perusahaan memiliki jangka waktu 70-90 hari. Berikut gambar

histogram untuk dapat memperjelas penyajian hasil distribusi frekuensi

variabel audit report lag (Y).

Gambar 4.1
Histogram Distribusi Frekuensi Audit report lag

Audit Report Lag

90
80
70
60
50
Frequen

40
30
20
10
0

31 -50,79 - 70,58 - 90,37 - 110,16 - 129,95 - 149,74 - 169,53 - 189,32 -


50,7870,5790,36110,15 129,94 149,73 169,52 189,31 209,10
Interval

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat didefinisikan dengan ukuran besar

kecilnya suatu perusahaan yang diukur menggunakan logaritma natural dari

total aset. Ukuran perusahaan digambarkan dengan menggunakan nilai

total kekayaan atau nilai total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Hasil analisis deskriptif variabel ukuran perusahaan diperoleh

dengan nilai tertinggi (max) sebesar Ln 29.05 dan nilai terendah (min)

sebesar Ln 12.69 dengan rata-rata sebesar Ln 20.89 serta standar deviasi


6

sebesar 4.48. PT Cita Mineral Investindo Tbk. pada tahun 2020 memiliki

nilai ukuran perusahaan tertinggi dalam penelitian ini. Sedangkan PT Atlas

Resources Tbk. tahun 2017 memiliki nilai ukuran perusahaan terendah.

Menurut Sudarman (2015) distribusi frekuensi dari variabel audit

report lag dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Menghitung Jangkauan (Range)

R = Data Tertinggi - Data Terendah

= 29.05 – 12.69

= 16.35

2) Menghitung Banyak Kelas

k = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 180

= 8.442399267 dibulatkan menjadi 9

3) Menghitung Panjang Kelas

(Interval) I = R/k

= 16.35/9 = 1.81

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi audit report lag perusahaan sektor pertambangan

periode 2016-2020.
6

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Ukuran Perusahaan

Ukuran
Frequency
Perusahaan
12,68 - 14,49 15
14,5 - 16,31 17
16,32 - 18,13 10
18,14 - 19,95 32
19,96 - 21,77 41
21,78 - 23,59 17
23,6 - 25,41 8
25,42 - 27,23 11
27,24 - 29,05 29

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021


Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 4.4, dapat diketahui

bahwa mayoritas perusahaan memiliki nilai ukuran perusahaan sebesar 19 -

21 Ln. Berikut adalah penyajian gambar dalam bentuk histogram.

Gambar 4.2
Histogram Distribusi Frekuensi Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan
45
40
35
30
Frequen

25
20
15
10
5
0
12,68 14,5 - 16,32 18,14 19,96 21,78 23,6 - 25,42 27,24
-16,31----25,41--
14,49 18,13 19,95 21,77 23,59 27,23 29,05
Interval
6

c. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu ukuran keberhasilan finansial

yang dapat dicapai perusahaan dalam satu periode. Profitabilitas dapat

didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

yang dapat diukur dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA),

rasio tersebut dihitung berdasarkan perbandingan net income dengan total

asetnya (Brigham & Houston, 2020). Hasil analisis deskriptif variabel

profitabilitas pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai tertinggi (max)

sebesar 45.55 dan nilai terendah (min) sebesar -153.82 dengan rata-rata

sebesar 1.43 dan standar deviasi sebesar 19.27.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif PT Bayan Resources Tbk.

pada tahun 2018 memiliki nilai profitabilitas tertinggi dalam penelitian ini.

Perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas paling rendah dalam

penelitian ini adalah PT Mitra Investindo Tbk. tahun 2019.

Menurut Sudarman (2015) distribusi frekuensi dari variabel audit

report lag dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Menghitung Jangkauan (Range)

R = Data Tertinggi - Data Terendah

= 45.55 – (-153.82)

= 199.38
6

2) Menghitung Banyak Kelas

k = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 180

= 8.442399267 dibulatkan menjadi 9

3) Menghitung Panjang Kelas

(Interval) I = R/k

= 22.15

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi audit report lag perusahaan sektor pertambangan

periode 2016-2020.

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Profitabilitas

Profitabilitas Frequency
(-153,82) - (-131,67) 1
(-131,66) - (109,51) 1
(-109,5) - (-87,35) 0
(-87,34) - (-65,19) 0
9-65,18) - (-43,03) 2
(-43,02) - (-20,87) 5
(-20,86) - 1,29 63
1,3 - 23,45 103
23,46 - 45,61 5

Sumber : Data sekunder yang diolah,


7

Berdasarkan tabel 4.5, bisa diketahui bahwa mayoritas perusahaan

memiliki nilai profitabilitas sebesar 1-23 %. Dapat juga digambarkan

histogram untuk memperjelas hasil distribusi frekuensi variabel

profitabilitas sebagai berikut :

Gambar 4.3
Histogram Distribusi Frekuensi Profitabilitas

Profitabilitas

120
100
80
60
40
Frequen

20
0

(-153,82) (-131,66) (-109,5) - (-87,34) - 9-65,18) - (-43,02) - (-20,86) - 1,3 -23,46 -


- (-- (109,51) (-87,35)(-65,19)(-43,03)(-20,87) 1,29 23,4545,61
131,67)
Interval

d. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

segala kewajiban keuangannya. Leverage dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan debt to assets ratio. Rasio ini membandingkan

jumlah aktiva dengan jumlah utang perusahaan, baik utang jangka pendek

maupun utang jangka panjang (Brigham & Houston, 2020). Hasil analisis

variabel leverage yang terdapat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa


7
deskriptif

variabel leverage yang terdapat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa


7

tertinggi (max) sebesar 594.64 dan nilai terendah (min) sebesar 0.00053

dengan rata-rata leverage perusahaan sebesar 54.41 dan standar deviasi

sebesar 48.24.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif PT Vale Indonesia

Tbk. pada tahun 2020 memiliki nilai leverage tertinggi dalam penelitian

ini. Perusahaan yang memiliki nilai leverage terendah adalah PT Central

Omega Resources Tbk. Tahun 2018.

Menurut Sudarman (2015) distribusi frekuensi dari variabel audit

report lag dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Menghitung Jangkauan (Range)

R = Data Tertinggi - Data Terendah

= 594.64 – 0.00053

= 594.64

2) Menghitung Banyak Kelas

k = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 180

= 8.442399267 dibulatkan menjadi 9

3) Menghitung Panjang Kelas

(Interval) I = R/k

= 594.64 / 9

= 66.071
7

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel

distribusi frekuensi audit report lag perusahaan sektor pertambangan

periode 2016-2020.

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Leverage

Leverage Frequency
0 - 66,07 142
66,08 - 132,15 35
132,16 - 198,23 2
198,24 - 264,31 0
264,32 - 330,39 0
330,4 - 396,47 0
396,48 - 462,55 0
462,56 - 528,63 0
528,64 - 594,71 1

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021


Berdasarkan distribusi pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa

mayoritas perusahaan memiliki nilai leverage sebesar 0-66 %. Berikut

penyajian dalam bentuk histogram.


7

Gambar 4.4
Histogram Distribusi Frekuensi Leverage

Leverage

160
140
120
100
80
Frequen

60
40
20
0

0 - 66,07 66,08 -132,16 - 198,24 - 264,32 -330,4 -396,48 - 462,56 - 528,64 -


132,15198,23 264,31330,39396,47 462,55528,63594,71
Interval

e. CEO duality

CEO duality adalah seseorang yang memiliki 2 jabatan dalam

perusahaan, yakni sebagai Chairman of Board (Dewan Komisaris) dan

Chief Executive Officer (Dewan Direksi) atau bisa juga ketika terdapat

hubungan antara dewan komisaris dan dewan direksi. CEO duality dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, yakni nilai 1

jika terdapat hubungan antara dewan komisaris dan dewan direksi, dan

nilai 0 jika sebaliknya (Brigham & Houston, 2020) . Hasil analisis

deskriptif variabel CEO duality diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.316 dan

standar deviasinya sebesar 0.466.


7

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi CEO Duality

CEO duality Frequency


1 57
0 123

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 57 dari

perusahaan sampel yang struktur dalam perusahaan nya termasuk dalam

CEO duality dan 123 sampel yang struktur dalam perusahaan tidak

menggunakan CEO duality. Berikut penyajian gambar dalam bentuk

histogram.

Gambar 4.5
Histogram Distribusi Frekuensi CEO Duality

CEO Duality

140
120
100
80
60
Frequen

40
1
20
0

Interval
7

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu atau

variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak normal dalam model

regresi. Data yang berdistribusi normal menunjukkan bahwa sampel yang

telah diambil representatif. Uji normalitas data yang dilakukan pada

penelitian ini adalah uji Skewness/Kurtosis dengan perumusan hipotesis

apabila signifikansi lebih besar dari 0.05 data dapat dikatakan berdistribusi

normal dan apabila signifikansi kurang dari 0.05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi
Skewness/Kurtosis tests

Variabel Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2


res 180 0.0000 0.0001 41.03 0.0000

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.0000

yang berarti kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data pada

penelitian ini berdistribusi tidak normal.


7

Dalam statistika, data yang tidak berdistribusi normal dapat

dilakukan dengan cara mentransformasi data ke dalam bentuk LN

(Logaritma Natural) dengan tujuan untuk memperkecil skala ukuran data

dan menormalkan pendistribusian data (Benoit, 2011).

Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi LN
Skewness/Kurtosis tests for Normality

Variabel Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2


res 180 0.0390 0.5545 4.67 0.0968

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Setelah dilakukan transformasi dalam bentuk logaritma natural, maka hasil

yang didapatkan berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal, nilai signifikansi pada model regresi Skewness/Kurtosis

sebesar 0.096 lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi telah memenuhi persyaratan

normalitas karena nilai signifikansi 0.096 > 0.05.

Untuk dapat memperkuat hasil penelitian tersebut, maka akan disajikan

dalam bentuk grafik P-Plot. Pada grafik P-Plot dikatakan normal jika penyebaran

data berada di sekitar garis diagonal dan cenderung akan mengikuti arah garis

diagonal.
7

Gambar 4.6
Grafik Normal P-Plot Sebelum Transformasi

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Gambar 4.7
Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021


7

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa penyebaran data berada di sekitar

garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal tersebut. Hal

ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian telah memenuhi asumsi

normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Untuk

dapat mengidentifikasi keberadaan dari multikolinieritas yakni dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Model

regresi dapat terbebas dari multikolinearitas antar variabel independen

apabila nilai Tolerance lebih dari 10 persen (0.1) dan nilai VIF kurang dari

10. Sebaliknya, jika nilai Tolerance kurang dari 10 persen (0.1) dan nilai

VIF lebih dari 10 berarti terjadi multikolinieritas.

Dari hasil pengolahan data statistik, diperoleh tabel pengujian

multikolinieritas sebagai berikut.

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel VIF 1/VIF


Leverage 1.13 0.884709
Profitabilitas 1.11 0.897340
CEO duality 1.05 0.956835
Ukuran Perusahaan 1.03 0.969890
Mean VIF 1.08
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
8

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.10,

menunjukkan bahwa nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 dan mempunyai

nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 sehingga dapat

dinyatakan bahwa variabel tersebut bebas dari masalah multikolinieritas.

Berdasarkan pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi

telah memenuhi syarat multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu periode

pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Adapun cara mengetahui keberadaan

heteroskedastisitas ini, dapat dilihat dengan menggunakan uji Breusch-

Pagan/Cook-Weisberg.

Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg test for heteroskedasticity

Ho : Constant variance
Variables : fitted values of Y

chi2(1) = 3.07

Sumber : Data sekunder yang diolah,


8
Prob > chi2 = 0.0797

Sumber : Data sekunder yang diolah,


8

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar

0,079 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data

pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini memiliki tujuan untuk menguji apakah model

regresi linier ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) atau

tidak, dimana jika terjadi korelasi maka akan terdapat problem autokorelasi

(Ghazali). Pada penelitian ini, untuk dapat mengetahui ada atau tidak

adanya autokorelasi maka dapat dilakukan uji Durbin Watson (DW)

adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut

Dasar pengambilan kesimpulan adalah jika nilai t-hitung < t-tabel

maka dapat dikatakan terjadi autokorelasi dan jika nilai nilai t-hitung > t-

tabel maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut tabel penyajian hasil uji

Durbin Watson.

Tabel 4.12
Hasil Uji Durbin Watson

tsset TAHUN
time variabel: TAHUN, 2016 to 2020
delta: 1 unit
estad watson
Durbin-Watson d-statistic (4,180) = 1,998

Sumber : Data sekunder yang diolah,


8

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.12

menunjukkan bahwa nilai DW hitung atau t-hitung = 1.998 dan nilai DW

tabel 1.801 untuk k = 4 dan n = 180 dengan sig 5%. Dengan demikian

diketahui bahwa nilai DW-hitung sebesar 1.998 > 1.801 nilai DW-tabel,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak

terjadi autokorelasi.

3. Pengujian Kelayakan Model

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi memiliki tujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage dan CEO duality dalam menjelaskan variasi dari variabel

dependen yaitu audit report lag.

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisiensi Determinasi

Source SS df MS Number of obs = 180


F(4, 175) = 12.97
Model 4.51476423 4 112.869.106 Prob > F = 0.0000
Residual 15.2258705 175 .087004975 R-squared = 0.2287

Adj R-squared = 0.2111


Total 19.7406348 179 .110282876
Root MSE = .29497

Y Coef. Std. Err. t P>t Beta

Ukuran
Perusahaan .0232277 .0049861 4.66 0.000 .3140306
Profitabilitas .1074973 .0539296 1.99 0.048 .1396957
Leverage -1.634.344 .4664103 -3.50 0.001 -.2473242
CEO duality .0054725 .048317 0.11 0.910 .0076871
8

_cons 13.805 3.000.256 4.60 0.000 .

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square 0.2111

Hal ini menunjukkan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan

CEO duality menjelaskan 22.8 % dari audit report lag, sedangkan 77.2%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dihitung dalam pengujian hipotesis

ini, seperti variabel komite audit, audit opinion, reputasi KAP, ukuran KAP,

Tenure KAP dan lain sebagainya.

b. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)

Uji regresi parsial (uji statistik t) digunakan untuk mengidentifikasi tingkat

signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen yakni ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO duality terhadap variabel dependen

yang akan diuji pada tingkat signifikansi 0.05. Jika nantinya nilai signifikansi t

lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis penelitian tersebut diterima, sedangkan apabila

nilai signifikansi t lebih besar dari 0.05 maka hipotesis penelitian tersebut ditolak.

Berikut penyajian hasil uji statistik t.


8

Table 4.13
Hasil Uji Statistik t

Y Coef. Std. Err. t P>t Beta

Ukuran
Perusahaan .0232277 .0049861 4.66 0.000 .3140306
Profitabilitas .1074973 .0539296 1.99 0.048 .1396957
Leverage -1.634.344 .4664103 -3.50 0.001 -.2473242
CEO duality .0054725 .048317 0.11 0.910 .0076871
_cons 13.805 3.000.256 4.60 0.000 .

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel 4.13, maka dapat diperoleh kesimpulan hipotesis

sebagai berikut.

1) Nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan sebesar 0.000 <

0.05 yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Nilai koefisien variabel

ukuran perusahaan sebesar 0.23, hal ini menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan naik maka audit report lag akan mengalami

kenaikan, begitu juga sebaliknya jika ukuran perusahaan turun

maka audit report lag akan mengalami penurunan.

2) Nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0.048 < 0.05

yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen secara individual. Nilai

koefisien variabel profitabilitas sebesar 0.107 yang

menunjukkan bahwa profitabilitas naik maka audit report lag


8

akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya jika

profitabilitas turun makan audit report lag akan mengalami

penurunan.

3) Nilai signifikansi variabel leverage sebesar 0.001 < 0.05 yang

artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen secara individual. Nilai koefisien

variabel leverage sebesar -1.63, hal ini dapat menunjukkan

bahwa leverage naik maka audit report lag akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya jika leverage turun makan

audit report lag akan mengalami kenaikan.

4) Nilai signifikansi variabel CEO duality sebesar 0.910 > 0.05

yang artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen secara individual. Nilai

koefisien variabel CEO duality sebesar 0.005, hal ini

menunjukkan bahwa CEO duality naik maka audit report lag

akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya, jika CEO

duality turun makan audit report lag akan mengalami

penurunan.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan

antar beberapa variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Berikut merupakan tabel hasil uji F.


8

Tabel 4.14
Hasil Uji Simultan (Uji F)

Number of obs = 180


Source SS df MS
F(4, 175) = 12.97
Model 4.51476423 4 112.869.106 Prob > F = 0.0000
Residual 15.2258705 175 .087004975 R-squared = 0.2287
Adj R-squared = 0.2111
Total 19.7406348 179 .110282876
Root MSE = .29497

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021

Pada tabel 4.14 menunjukan bahwa hasil perhitungan F hitung =

12.97 dengan tingkat signifikan sebesar 0.0 kurang dari 0.05. Berdasarkan

hasil pengujian, diketahui bahwa nilai F yang dihitung adalah signifikan.

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan CEO duality berpengaruh secara

simultan terhadap audit report lag.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan

(X1), profitabilitas (X2), leverage (X3), dan CEO duality (X4) terhadap

audit report lag (Y) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020. Berdasarkan hasil

analisis, maka berikut akan disampaikan pembahasan mengenai hasil

penelitian.
8

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap audit report lag pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4.66 yang lebih besar

dibandingkan nilai t tabel yaitu sebesar 1.653 (t hitung > t tabel) dan angka

signifikansi sebesar 0.000 kurang dari 0.05 (nilai signifikansi < nilai

probabilitas 0.05), yang berarti variabel dependen dipengaruhi oleh

variabel independen.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

positif antara ukuran perusahaan terhadap audit report lag yang berarti

bahwa semakin besar suatu perusahaan maka akan cenderung

memperlambat waktu auditor untuk mempublikasikan laporan

keuangannya. Oleh karena Semakin besar ukuran perusahaan, dapat

menyebabkan audit report lag bertambah khususnya di perusahaan yang

bergerak di sektor pertambangan.

Handoko & Marshella (2020) berpendapat bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh positif dikarenakan banyaknya data yang

harus dikonsolidasikan dan semakin banyaknya jenjang posisi sehingga

jalur informasi dapat memungkinkan terlambat disampaikan atau bahkan

tidak tersampaikan kepada pemangku kepentingan. Ukuran perusahaan

yang besar juga memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga audit report

lag akan meningkat. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan auditor

semakin lama untuk mengaudit perusahaan tersebut.


8

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Sunarsih dkk (2021) yang meneliti 41 perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016. Begitu juga penelitian yang

dilakukan Handoko & Marshella (2020) yang meneliti 35 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2013- 2018 dan 2018 dan Kusumah dkk (2021) dimana hasil penelitian

mereka menyebutkan adanya pengaruh positif antara ukuran perusahaan

dengan audit report lag.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Menanjang dkk (2019)

yang meneliti 38 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013-2017 dan penelitian yang

dilakukan Aryandra & Mauliza (2018) yang juga meneliti perusahaan

bidang property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada periode 2012-2015 dengan jumlah 40 perusahaan. Hasil

penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

negatif terhadap audit report lag.

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh

positif signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Dapat ditunjukkan dengan nilai t

hitung sebesar 1.99 yang lebih besar dibandingkan nilai t tabel yaitu

sebesar 1.653 ( t hitung > t tabel ) dan diperoleh angka signifikansi

sebesar 0.048
9

kurang dari 0.05 (nilai signifikansi < nilai probabilitas 0.05), yang berarti

variabel dependen dipengaruhi secara signifikan oleh variabel independen.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

positif variabel profitabilitas terhadap audit report lag yang artinya jika

suatu perusahaan memperoleh laba, audit report lag akan semakin lama.

Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian, audit report lag akan

lebih singkat. Hal ini dikarenakan pengumuman bagi perusahaan yang

mengalami keuntungan nantinya akan memiliki konsekuensi pembagian

keuntungan berupa deviden kepada para pemegang saham. Oleh karena itu,

agar dapat memenuhi hal tersebut perusahaan membutuhkan waktu yang

relatif lebih lama untuk dapat mempersiapkan apa yang dibutuhkan

(Tikollah & Samsinar, 2019).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Aryandra & Mauliza (2018) yang meneliti 40 perusahaan sektor real estate

yang terdaftar di BEI periode 2012-2015 dan penelitian yang dilakukan

Tikollah & Samsnar (2019) yang meneliti 30 perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI tahun 2017, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit

report lag.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan

Giyanto & Rohman (2019) yang meneliti 56 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2014-2016 dan penelitian yang dilakukan Dura


9

(2018) yang juga meneliti perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2013-2015 sebanyak 64 perusahaan. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit

report lag.

3. Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar -3.50 yang lebih kecil

dibandingkan nilai t tabel yaitu sebesar 1.653 (t hitung < t tabel) dan angka

signifikansi sebesar 0.001 kurang dari 0.05 (nilai signifikansi < nilai

probabilitas 0.05), yang berarti variabel dependen dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel independen.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

negatif antara leverage terhadap audit report lag yang berarti jika

perusahaan tersebut memiliki utang yang besar maka audit report lagnya

akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan karena semakin tinggi hutang

perusahaan, maka perusahaan akan memiliki kewajiban lebih kepada

kreditur untuk memberikan laporan audit yang tepat waktu (Sunarsih dkk.,

2021).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Bhattarai (2020) yang meneliti 27 bank umum yang berada di Nepal

periode 2014-2018 dan hasil penelitian yang dilakukan Sunarsih dkk.

(2021) yang
9

meneliti perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2016-2018 dengan jumlah sampel 41 perusahaan. Dimana hasil

penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap

audit report lag, dimana semakin banyak leverage maka audit report lag

akan semakin berkurang.

Ketika proporsi utang lebih tinggi dari ekuitas, perusahaan akan

semakin cepat dalam menyelesaikan proses auditnya, hubungan leverage

dengan audit report lag yaitu perbandingan antara total hutang dengan total

aktiva yang nantinya dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap

laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Dura (2018) dan Mazkiyani & Handoyo (2017) yang

meneliti 332 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-

2012 dimana hasil penelitian ini menunjukkan leverage berpengaruh positif

terhadap audit report lag.

4. Pengaruh CEO Duality terhadap Audit Report Lag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CEO duality berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 0.11 yang lebih kecil

dibandingkan nilai t tabel yaitu sebesar 1.653 (t hitung<t tabel) dan angka

signifikansi sebesar 0.910 lebih besar dari 0.05 (nilai signifikansi > nilai

probabilitas 0.05), yang berarti variabel dependen tidak dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel independen.


9

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

positif variabel CEO duality terhadap audit report lag. Hal ini berarti

bahwa jika di dalam perusahaan menerapkan adanya sistem CEO duality

maka dapat meningkatkan keterlambatan dalam laporan keuangan

dikarenakan terdapat potensi jalanya informasi terhambat disebabkan

adanya kepentingan dari pihak dualisme tersebut (Junaidda & Rashidah,

2012).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Junaidda & Rashida (2012) yang menunjukkan hasil bahwa CEO duality

memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap audit report

lag, berarti jika didalam suatu perusahaan terdapat CEO duality maka

laporan audit akan semakin lama. Auditor dapat merasakan risiko

kegagalan audit yang lebih tinggi jika peran CEO dan ketua dewan direksi

digabungkan, karena nantinya dapat menimbulkan lebih banyak ruang

untuk penyembunyian atau salah saji fakta yang relevan, bahkan dapat

menimbulkan penipuan didalamnya. Seorang pemimpin perlu menunjuk

direktur independen untuk perusahaan yang mempraktikkan CEO duality.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Bhuiyan &

D’Costa (2020) yang meneliti 1.500 perusahaan Australia yang terdaftar di

Securities Industry Research Centre of Asia-Pacific (SIRCA) periode 2001-

2015. Dan juga hasil penelitian yang dilakukan Ebrarti, dkk. (2021) yang

meneliti 148 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Teheran periode

2011 hingga 2019. Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa CEO

duality memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, dan CEO duality terhadap audit report

lag pada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan yang sudah dijelaskan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.

Pada penelitian ini, jika ukuran perusahaan besar maka audit report

lag cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan banyaknya data yang

harus dikonsolidasikan dan semakin banyaknya jenjang posisi

sehingga jalur informasi dapat memungkinkan terlambat

disampaikan atau bahkan tidak tersampaikan kepada pemangku

kepentingan.

2. Variabel profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

Artinya jika suatu perusahaan memperoleh laba, audit report lag

akan semakin lama. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami

kerugian, audit report lag akan lebih singkat. Hal ini dikarenakan

pengumuman bagi perusahaan yang mengalami keuntungan

nantinya

92
9

akan memiliki konsekuensi pembagian keuntungan berupa deviden

kepada para pemegang saham.

3. Variabel leverage berpengaruh terhadap audit report lag. Pada

penelitian ini, jika perusahaan tersebut memiliki utang yang besar,

maka audit report lagnya akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan

semakin tinggi hutang perusahaan, maka perusahaan akan memiliki

kewajiban lebih kepada kreditur untuk memberikan laporan audit

yang tepat waktu.

4. Variabel CEO duality tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Artinya jika didalam suatu perusahaan terdapat CEO duality maka

laporan audit akan semakin lama. Hal ini dikarenakan apabila peran

CEO dan ketua dewan direksi digabungkan maka dapat

menimbulkan lebih banyak ruang untuk penyembunyian atau salah

saji fakta yang relevan, bahkan dapat menimbulkan penipuan

didalamnya.

Rata-rata audit report lag yang terjadi pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai 2020 adalah 86 hari.
9

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka terdapat beberapa saran yang

perlu diperhatikan yaitu antara lain :

1. Bagi Auditor

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang audit report lag

perusahaan pertambangan serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

audit report lag. Oleh karena itu, para auditor dapat mengendalikan dan

mengevaluasi faktor-faktor dominan yang dapat mempengaruhi lamanya

pelaporan audit. Auditor disarankan untuk mempelajari dan merencanakan

pekerjaan lapangan agar proses audit dapat dilakukan secara efektif dan

efisien sehingga audit report lag dapat di minimalisir seminimal mungkin.

2. Bagi Perusahaan Pertambangan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi manajemen perusahaan

dalam menjadikan informasi yang nantinya dapat membantu manajemen

dalam memberikan keputusan mengenai penerapan kebijakan perusahaan

agar dapat meminimalisir keterlambatan dalam penyampaian laporan

keuangan. Perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi secara rutin terhadap

kinerja tiap divisi perusahaan agar dapat mengendalikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi audit report lag. Perusahaan diharapkan dapat

memberikan data-data yang diperlukan selama proses pemeriksaan

sehingga laporan keuangan audit dapat dipublikasikan lebih awal.


9

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya agar bisa melakukan penelitian dengan

menambah variabel board size, umur perusahaan, dan reputasi KAP serta

memperluas periode pengamatan sehingga hasil penelitian bisa menjadi

lebih luas serta dapat memperkuat hasil kesimpulan yang telah dilakukan

oleh peneliti-peneliti sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Afify, H. A. E. (2009). Determinants of Audit Report Lag: Does Implementing


Corporate Governance Have Any Impact? Empirical Evidence From Egypt.
Journal of Applied Accounting Research, 10(1), 56–86.
https://doi.org/10.1108/09675420910963397
Agoes, S. (2017). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik (5 ed.). Salemba Empat.
Aryandra, R. A., & Mauliza. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015. Jurnal Ilmu Akuntansi (Akunnas),
16(2), 1–12. http://journal.unas.ac.id/akunnas/article/view/432/333
Ashton, R., Wilingham, J., & Elliot, R. (1987). An Empirical Analysis of Audit
Delay. Journal of Accounting Research, 25 (2), 275–292.
Asmara, R. Y., & Situanti, R. (2018). The Effect of Audit Tenure and Firm Size on
Financial Reporting Delays. European Research Studies Journal, 21(3), 414–
422. https://doi.org/10.35808/ijeba/170
Ayushabrina, F., & Rahardjo, S. N. (2014). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Non-
financial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012). Diponegoro
Journal of Accounting, Vol. 03 No, 1–12.
Benoit, K. (2011). Linear Regression Models with Logarithmic Transformations.
In London School of EconomicsMethodology Institute. London School of
Economics.
Bhattarai, B. P. (2020). Determinants of Audit Report Lag of Commercial Banks
in Nepal. International Journal of Business and Management, 15(10), 108.
https://doi.org/10.5539/ijbm.v15n10p108
Bhuiyan, M. B. U., & D’Costa, M. (2020). Audit Committee Ownership and Audit
Report Lag: Evidence From Australia. International Journal of Accounting
and Information Management, 28(1), 96–125.
https://doi.org/10.1108/IJAIM-09-
2018-0107

96
97

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2020). Dasar Dasar Manajemen Keuangan (14
ed.). Salemba Empat.
Dura, J. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, 11(1), 64–70.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i1.34
Ebrati, M. R., Kangarloui, S. J., Sales, J. B., & Ashtab, A. (2021). Presenting a
Model for the Effect of Corporate Governance Measures on Audit Report Lag
by a Structural Equation Approach. 7(24), 191–204.
Fujianti, L., & Satria, I. (2020). Firm Size, Profitability, Leverage as Determinants
of Audit Report Lag: Evidence From Indonesia. International Journal of
Financial Research, 11(2). https://doi.org/10.5430/ijfr.v11n2p61
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro. In (Edisi 9). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Ratmono, D. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika. In
Universitas Diponegoro. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginanjar, Y. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report
Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2015). Jurnal Ilmiah Manajemen dan
Akuntansi, 5(1), 22–31.
http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mk/article/view/1084
Giyanto, S. C., & Rohman, A. (2019). Analisis Pengaruh Ukuran KAP, Tenure
KAP terhadap Audit Report Lag (ARL) dengan KAP Spesialisasi Industri
Sebagai Variabel Moderasi. Diponegoro Journal of Accounting, 7(4), 1–14.
Gumilar, P. (2020, Juli). 80 Emiten Terlambat Terbitkan Laporan Keuangan 2019.
Bisnis.com, 1. https://market.bisnis.com/read/20200721/7/1269043/80-
emiten-terlambat-terbitkan-laporan-keuangan-2019
Hadi, S. (2015). Metodologi Riset. Pustaka Pelajar.
Halim, A. (2018). Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Unit
Penerbit dan percetakan STIM YKPN.
Handoko, B. L., & Marshella, M. (2020). Analysis of Factors Affecting Audit
9

Report Lag in The Consumer Goods Industrial Manufacturing Company.


International Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(6), 362–375.
Hassan, Y. M. (2016). Determinants of Audit Report Lag: Evidence From
Palestine.
Journal of Accounting in Emerging Economies, 6(1), 13–32.
https://doi.org/10.1108/jaee-05-2013-0024
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Penyajian Laporan Keuangan. Penyajian
Laporan Keuangan, 1, 24.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c
ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjboYLY75jNAhVBp5QKHTPVCE0QFggZ
MAA&url=https%3A%2F%2Fstaff.blog.ui.ac.id%2Fmartani%2Ffiles%2F20
11%2F04%2FED-PSAK-
1.pdf&usg=AFQjCNFBiJ9pm7nmkVsp8fxaH6M4Soj3dA&sig2=C
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm : Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics 3, 305–360.
Junaidda, U., & Rashidah. (2012). Internal Corporate Governance Mechanisms
and Audit Report Lag: A Study of Malaysian Listed Companies. Corporate
Board: Role, Duties and Composition,
8(3), 48–63. https://doi.org/10.22495/cbv8i3art4
Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada.
Kusumah, R. W. R., Febriyanto, V., & Andryana. (2021). Audit Report Lag is
Affected by Profitability, Leverage, Audit Opinion, and Company Size.
Psychology and Education Journal, 58(3), 440–446.
www.psychologyandeducation.net
Mazkiyani, N., & Handoyo, S. (2017). Audit Report Lag of Listed Companies in
Indonesia Stock Exchange. Jurnal Aplikasi Bisnis, 17(1), 77–95.
https://doi.org/10.20885/jabis.vol17.iss1.art5
Menajang, M. J. O., Elim, I., & Runtu, T. (2019). Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Report Lag (Studi
Kasus Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal EMBA, 7 (3), 3478–3487.
9

Menanjang, M., Elim, I., & Runtu, T. (2019). Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Report Lag (Studi
Kasus Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 7(3), 3478–3487. https://doi.org/10.35794/emba.v7i3.24563
Molz, R. (1988). Managerial Domination of Boards of Directors and Financial
Performance. Journal of Business Research, 16, 235–249.
Ross, S. A. (1977). The Determination of Financial Structure: The Incentive
Signaling Approach. Bell Journal of Economics and Management Science, 8,
23–40.
Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. 5(2302–8912),
4394– 4422.
Setiawanta, Y., & Hakim, M. A. (2019). Apakah Sinyal Kinerja Keuangan Masih
Terkonfirmasi ? : Studi Empiris Lembaga Keuangan di PT. BEI. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 22(2), 289–312. https://doi.org/10.24914/jeb.v22i2.2048
Sidik, S. (2020). 53 Emiten “Nakal” Kena Sanksi BEI, Telat Sampaikan Lapkeu.
www.cnbcindonesia.com.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20201208103547-17-207581/53-
emiten-nakal-kena-sanksi-bei-telat-sampaikan-lapkeu/1
Sridharan, U. V., & Marsinko, A. (1997). CEO Duality in The Paper and Forest
Products Industry. Journal of Financial and Strategic Decisions, 10 (1), 59–
65.
Sudarman. (2015). Statistik Pendidikan (Susilo, T. Fitriastuti, & Kiswanto (ed.); 1
ed.). Mulawarman University PRESS.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sunarsih, N., Munidewi, I., & Masdiari, N. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas Audit, Opini Audit, Komite Audit
terhadap Audit Report Lag. Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi,
13(1), 1–13.
Sunyoto, D. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. PT Refika Aditama.
Syachrudin, D., & Nurlis. (2018). Influence of Company Size, Audit Opinion,
10

Profitability, Solvency, and Size of Public Accountant Offices to Delay Audit


Onproperty Sector Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange. In International Journal of Scientific and Technology Research
(Vol. 7, Nomor 10, hal. 106–111).
Tikollah, M. R., & Samsinar, S. (2019). The Effect of Company Size, Operating
Profit/Loss, and Reputation of KAP Auditor on Audit Delay. Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi Publik, 9(1), 87. https://doi.org/10.26858/jiap.v9i1.9329
LAMPIRAN

101
10

Lampiran 1. Populasi Penelitian

NO Kode Nama Pencatatan Sub sektor


1 ADRO Adaro Energy Tbk 16/07/2008 Batu Bara
2 ARII Atlas Resources Tbk 08/11/2011 Batu Bara
3 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk 17/04/2002 Batu Bara
4 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk 26/11/2010 Batu Bara
5 BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk 15/02/2018 Batu Bara
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk 08/11/2012 Batu Bara
7 BUMI Bumi Resources Tbk 30/07/1990 Batu Bara
8 BYAN Bayan Resources Tbk 12/08/2008 Batu Bara
9 DEWA Darma Henwa Tbk 26/09/2007 Batu Bara
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 15/06/2001 Batu Bara
11 FIRE Alfa Energi Investama Tbk 09/06/2017 Batu Bara
12 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk 10/12/2009 Batu Bara
13 GEMS Golden Energy Mines Tbk 17/14/2011 Batu Bara
14 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 09/07/2009 Batu Bara
15 HRUM Harum Energy Tbk 06/10/2010 Batu Bara
16 INDY Indika Energy Tbk 11/06/2008 Batu Bara
17 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 18/12/2007 Batu Bara
18 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 01/07/1991 Batu Bara
19 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 10/07/2014 Batu Bara
20 MYOoH Samindo Resources Tbk 27/07/2000 Batu Bara
21 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 11/07/2007 Batu Bara
22 PTBA Bukit Asam Tbk 23/12/2002 Batu Bara
23 PTRO Petrosea Tbk 21/05/1990 Batu Bara
24 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 01/12/2007 Batu Bara
25 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk 06/07/2012 Batu Bara
Minyak Mentah & Gas
26 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 10/07/2002
Bumi
10

NO Kode Nama Pencatatan Sub sektor


Minyak Mentah & Gas
27 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30/04/2003
Bumi
Minyak Mentah & Gas
28 BIPI Astrindo Nusantara Infrastructure Tbk 11/02/2010
Bumi
Minyak Mentah & Gas
29 ELSA Elnusa Tbk 06/02/2008
Bumi
Minyak Mentah & Gas
30 ENRG Energi Mega Persada Tbk 07/06/2004
Bumi
Minyak Mentah & Gas
31 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk 01/02/2012
Bumi
Minyak Mentah & Gas
32 MEDC Medco Energi Internasional Tbk 12/10/1994
Bumi
Minyak Mentah & Gas
33 MITI Mitra Investindo Tbk 16/07/1997
Bumi
Minyak Mentah & Gas
34 MTFN Capitalinc Investment Tbk. 16/04/1990
Bumi
Minyak Mentah & Gas
35 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 12/07/2006
Bumi
Minyak Mentah & Gas
36 WOWS Ginting Jaya Energi Tbk. 11/08/2019
Bumi
37 ANTM Aneka Tambang Tbk 27/11/1997 Logam & Mineral
38 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk 12/09/2010 Logam & Mineral
39 CITA Cita Mineral Investindo Tbk 20/03/2002 Logam & Mineral
40 CKRA Cakra Mineral Tbk 19/05/1999 Logam & Mineral
41 DKFT Central Omega Resources Tbk 21/11/1997 Logam & Mineral
42 IFSH Ifishdeco Tbk 12/05/2019 Logam & Mineral
43 INCO Vale Indonesia Tbk 16/05/1990 Logam & Mineral
44 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk 19/06/2015 Logam & Mineral
45 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk 22/04/2003 Logam & Mineral
10

NO Kode Nama Pencatatan Sub sektor


46 SMRU SMR Utama Tbk 10/10/2011 Logam & Mineral
47 TINS Timah Tbk 19/10/1995 Logam & Mineral
48 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk 16/10/2017 Logam & Mineral
49 CTTH Citatah Tbk 07/03/1996 Tanah & Batu Galian
50 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 17/10/2008 Tanah & Batu Galian
10

Lampiran 2. Sampel Penelitian

NO Kode Nama Pencatatan Sub sektor


1 ADRO Adaro Energy Tbk 16/07/2008 Batu Bara
2 ARII Atlas Resources Tbk 08/11/2011 Batu Bara
3 BUMI Bumi Resources Tbk 30/07/1990 Batu Bara
4 BYAN Bayan Resources Tbk 12/08/2008 Batu Bara
5 DEWA Darma Henwa Tbk 26/09/2007 Batu Bara
6 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 15/06/2001 Batu Bara
7 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk 10/12/2009 Batu Bara
8 GEMS Golden Energy Mines Tbk 17/14/2011 Batu Bara
9 HRUM Harum Energy Tbk 06/10/2010 Batu Bara
10 INDY Indika Energy Tbk 11/06/2008 Batu Bara
Indo Tambangraya Megah
11 ITMG 18/12/2007 Batu Bara
Tbk
12 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 01/07/1991 Batu Bara
13 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 10/07/2014 Batu Bara
14 MYOoH Samindo Resources Tbk 27/07/2000 Batu Bara
15 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 11/07/2007 Batu Bara
16 PTBA Bukit Asam Tbk 23/12/2002 Batu Bara
17 PTRO Petrosea Tbk 21/05/1990 Batu Bara
18 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 01/12/2007 Batu Bara
19 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk 06/07/2012 Batu Bara
Minyak Mentah & Gas
20 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 10/07/2002
Bumi
Minyak Mentah & Gas
21 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30/04/2003
Bumi
Minyak Mentah & Gas
22 ELSA Elnusa Tbk 06/02/2008
Bumi
Minyak Mentah & Gas
23 ENRG Energi Mega Persada Tbk 07/06/2004
Bumi
10

NO Kode Nama Pencatatan Sub sektor


Medco Energi Internasional Minyak Mentah & Gas
24 MEDC 12/10/1994
Tbk Bumi
Minyak Mentah & Gas
25 MITI Mitra Investindo Tbk 16/07/1997
Bumi
Minyak Mentah & Gas
26 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 12/07/2006
Bumi
27 ANTM Aneka Tambang Tbk 27/11/1997 Logam & Mineral
28 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk 12/09/2010 Logam & Mineral
29 CITA Cita Mineral Investindo Tbk 20/03/2002 Logam & Mineral
30 DKFT Central Omega Resources Tbk 21/11/1997 Logam & Mineral
31 INCO Vale Indonesia Tbk 16/05/1990 Logam & Mineral
32 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk 19/06/2015 Logam & Mineral
33 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk 22/04/2003 Logam & Mineral
34 SMRU SMR Utama Tbk 10/10/2011 Logam & Mineral
35 TINS Timah Tbk 19/10/1995 Logam & Mineral
36 CTTH Citatah Tbk 07/03/1996 Tanah & Batu Galian
Lampiran 3. Data Keuangan Tahun 2016

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
1 ADRO 58 6.522.257 15,69 340.686 6.522.257 5,22% 2.736.375 6.522.257 41,95% 1
2 ARII 88 330.115 12,71 25.482 330.115 7,72% 273.848 330.115 82,96% 0
3 BUMI 76 3.102.193.700 21,86 120.255.710 3.102.193.700 3,88% 5.886.968.507 3.102.193.700 189,77% 0
4 BYAN 89 824.686.661 20,53 18.015.433 824.686.661 2,18% 636.535.687 824.686.661 77,19% 1
5 DEWA 135 381.339.705 19,76 54.989 381.339.705 0,01% 156.210.034 381.339.705 40,96% 0
6 DOID 74 882.275.704 20,60 37.089.185 882.275.704 4,20% 755.806.919 882.275.704 85,67% 1
7 DSSA 83 2.235.507.010 21,53 64.776.826 2.235.507.010 2,90% 949.178.800 2.235.507.010 42,46% 1
8 GEMS 58 377.670.000 19,75 34.988.248 377.670.000 9,26% 112.751.314 377.670.000 29,85% 0
9 HRUM 89 413.365.853 19,84 17.979.743 413.365.853 4,35% 57.935.532 413.365.853 14,02% 1
10 INDY 67 1.822.333.069 21,32 - 104.230.726 1.822.333.069 -5,72% 1.081.223.501 1.822.333.069 59,33% 0
11 ITMG 54 1.209.792 14,01 130.709 1.209.792 10,80% 302.362 1.209.792 24,99% 1
12 KKGI 62 98.708.750 18,41 9.472.864 98.708.750 9,60% 14.299.044 98.708.750 14,49% 1
13 MBAP 74 116.375.759 18,57 27.113.735 116.375.759 23,30% 24.745.376 116.375.759 21,26% 0
14 MYOoH 59 147.254.262 18,81 21.258.853 147.254.262 14,44% 39.773.001 147.254.262 27,01% 0
15 PKPK 88 157.702.767 18,88 -13.670.278 157.702.767 -8,67% 87.917.337 157.702.767 55,75% 0
16 PTBA 66 18.576.774 16,74 2.024.405 18.576.774 10,90% 8.024.369 18.576.774 43,20% 0

107
10

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
17 PTRO 66 393.425 12,88 - 7.825 393.425 -1,99% 222.976 393.425 56,68% 0
18 SMMT 83 636.742.340.559 27,18 - 18.281.061.731 636.742.340.559 -2,87% 255.549.688.996 636.742.340.559 40,13% 0
19 TOBA 89 261.588.159 19,38 14.586.772 261.588.159 5,58% 113.843.825 261.588.159 43,52% 0
20 APEX 150 682.374.240 20,34 - 19.047.976 682.374.240 -2,79% 655.401.357 682.374.240 96,05% 0
21 ARTI 132 2.616.795.546.996 28,59 9.229.123.965 2.616.795.546.996 0,35% 885.646.642.382 2.616.795.546.996 33,84% 1
22 ELSA 39 4.190.956 15,25 316.066 4.190.956 7,54% 1.313.213 4.190.956 31,33% 0
23 ENRG 82 173.826.590.599 25,88 19.181.585.950 173.826.590.599 11,03% 43.126.211.277 173.826.590.599 24,81% 1
24 MEDC 90 3.597.130.603 22,00 187.048.979 3.597.130.603 5,20% 2.706.621.747 3.597.130.603 75,24% 0
25 MITI 89 229.448.521.647 26,16 - 23.362.032.637 229.448.521.647 -10,18% 142.275.119.991 229.448.521.647 62,01% 0
26 RUIS 81 979.132.450.762 27,61 26.070.316.770 979.132.450.762 2,66% 619.413.387.232 979.132.450.762 63,26% 0
27 ANTM 59 29.981.535.812 24,12 64.806.188 29.981.535.812 0,22% 11.572.740.239 29.981.535.812 38,60% 1
28 BRMS 74 1.075.595.267 20,80 -458.998.886 1.075.595.267 -42,67% 437.872.216 1.075.595.267 40,71% 0
29 CITA 67 2.726.213.720.854 28,63 265.247.346.551 2.726.213.720.854 9,73% 1.763.384.737.866 2.726.213.720.854 64,68% 0
30 DKFT 76 1.876.253.284.461 28,26 - 87.161.029.519 1.876.253.284.461 -4,65% 662.191.960.467 1.876.253.284.461 35,29% 0
31 INCO 53 2.225.492 14,62 1.906 2.225.492 0,09% 390.903 2.225.492 17,56% 0
32 MDKA 79 304.177.558 19,53 - 2.758.444 304.177.558 -0,91% 145.118.514 304.177.558 47,71% 1
33 PSAB 55 652.939.392 20,30 22.220.964 652.939.392 3,40% 510.853.523 652.939.392 78,24% 0
34 SMRU 86 180.425.172 19,01 - 16.795.922 180.425.172 -9,31% 106.995.806 180.425.172 59,30% 0
10

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
35 TINS 59 9.548.631 16,07 251.969 9.548.631 2,64% 3.894.946 9.548.631 40,79% 0
36 CTTH 75 615.962.000.265 27,15 20.881.438.764 615.962.000.265 3,39% 3.010.074.881 615.962.000.265 0,49% 0
11

Lampiran 4. Data Keuangan Tahun 2017

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
1 ADRO 59 6.814.147 15,73 536.438 6.814.147 7,87% 2.722.520 6.814.147 39,95% 1
2 ARII 88 327.055 12,70 - 16.717 327.055 -5,11% 287.290 327.055 87,84% 0
3 BUMI 87 3.696.498.624 22,03 242.746.183 3.696.498.624 6,57% 3.410.147.622 3.696.498.624 92,25% 0
4 BYAN 85 888.813.140 20,61 338.017.199 888.813.140 38,03% 373.209.321 888.813.140 41,99% 1
5 DEWA 122 401.800.150 19,81 2.769.140 401.800.150 0,69% 174.247.616 401.800.150 43,37% 0
6 DOID 60 945.581.412 20,67 46.747.301 945.581.412 4,94% 768.413.436 945.581.412 81,26% 1
7 DSSA 81 2.736.992.648 21,73 128.237.369 2.736.992.648 4,69% 1.282.671.892 2.736.992.648 46,86% 1
8 GEMS 58 590.469.384 20,20 120.106.040 590.469.384 20,34% 298.251.273 590.469.384 50,51% 0
9 HRUM 87 459.443.071 19,95 55.748.001 459.443.071 12,13% 63.582.349 459.443.071 13,84% 1
10 INDY 71 3.635.705.403 22,01 321.633.157 3.635.705.403 8,85% 2.520.683.083 3.635.705.403 69,33% 0
11 ITMG 53 1.358.663 14,12 252.703 1.358.663 18,60% 400.524 1.358.663 29,48% 1
12 KKGI 59 105.053.598 18,47 13.439.975 105.053.598 12,79% 16.433.699 105.053.598 15,64% 1
13 MBAP 59 160.778.962 18,90 58.635.700 160.778.962 36,47% 38.474.621 160.778.962 23,93% 0
14 MYOoH 79 136.067.975 18,73 12.306.356 136.067.975 9,04% 33.526.632 136.067.975 24,64% 0
15 PKPK 88 137.363.302 18,74 - 10.440.092 137.363.302 -7,60% 78.040.266 137.363.302 56,81% 0
16 PTBA 67 21.987.482 16,91 4.547.232 21.987.482 20,68% 8.187.497 21.987.482 37,24% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
17 PTRO 59 454.201 13,03 11.887 454.201 2,62% 265.373 454.201 58,43% 0
18 SMMT 80 725.663.914.382 27,31 40.078.001.432 725.663.914.382 5,52% 306.303.664.687 725.663.914.382 42,21% 0
19 TOBA 87 348.338.028 19,67 41.369.891 348.338.028 11,88% 173.538.605 348.338.028 49,82% 0
20 APEX 205 577.634.595 20,17 - 102.522.869 577.634.595 -17,75% 624.630.104 577.634.595 108,14% 0
21 ARTI 77 2.506.049.820.550 28,55 2.888.385.402 2.506.049.820.550 0,12% 746.890.738.650 2.506.049.820.550 29,80% 1
22 ELSA 45 4.855.369 15,40 276.316 4.855.369 5,69% 1.803.449 4.855.369 37,14% 0
23 ENRG 85 159.794.691.605 25,80 1.076.109.019 159.794.691.605 0,67% 28.835.469.998 159.794.691.605 18,05% 1
24 MEDC 96 5.160.785.857 22,36 131.808.773 5.160.785.857 2,55% 3.758.113.809 5.160.785.857 72,82% 0
25 MITI 87 233.726.526.183 26,18 - 23.354.360.657 233.726.526.183 -9,99% 150.751.042.237 233.726.526.183 64,50% 0
26 RUIS 85 959.347.737.750 27,59 20.922.363.433 959.347.737.750 2,18% 579.058.872.159 959.347.737.750 60,36% 0
27 ANTM 68 30.014.273.452 24,12 136.503.269 30.014.273.452 0,45% 11.523.869.935 30.014.273.452 38,39% 1
28 BRMS 87 866.620.848 20,58 - 247.558.941 866.620.848 -28,57% 302.307.854 866.620.848 34,88% 0
29 CITA 71 2.678.250.712.668 28,62 47.493.344.496 2.678.250.712.668 1,77% 1.763.755.821.001 2.678.250.712.668 65,85% 0
30 DKFT 82 2.267.555.826.969 28,45 - 44.593.748.354 2.267.555.826.969 -1,97% 1.098.118.585.225 2.267.555.826.969 48,43% 0
31 INCO 58 2.184.559 14,60 - 15.271 2.184.559 -0,70% 365.192 2.184.559 16,72% 0
32 MDKA 59 370.871.474 19,73 43.133.118 370.871.474 11,63% 181.360.315 370.871.474 48,90% 1
33 PSAB 86 921.249.943 20,64 15.898.012 921.249.943 1,73% 571.225.579 921.249.943 62,01% 0
34 SMRU 80 149.895.107 18,83 2.409.475 149.895.107 1,61% 74.296.773 149.895.107 49,57% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
35 TINS 59 11.876.309 16,29 502.417 11.876.309 4,23% 5.814.816 11.876.309 48,96% 0
36 CTTH 186 700.251.764.864 27,27 4.716.765.807 700.251.764.864 0,67% 378.839.294.845 700.251.764.864 54,10% 0
11

Lampiran 5. Data Keuangan Tahun 2018

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
1 ADRO 59 7.060.755 15,77 477.541 7.060.755 6,76% 2.758.063 7.060.755 39,06% 1
2 ARII 87 350.065 12,77 - 28.258 350.065 -8,07% 340.079 350.065 97,15% 0
3 BUMI 87 3.906.773.939 22,09 158.218.349 3.906.773.939 4,05% 3.403.162.098 3.906.773.939 87,11% 0
4 BYAN 81 1.150.863.891 20,86 524.309.273 1.150.863.891 45,56% 472.793.557 1.150.863.891 41,08% 1
5 DEWA 92 415.098.432 19,84 2.565.336 415.098.432 0,62% 184.294.296 415.098.432 44,40% 0
6 DOID 71 1.184.094.711 20,89 75.643.300 1.184.094.711 6,39% 922.583.702 1.184.094.711 77,91% 1
7 DSSA 80 3.386.790.883 21,94 120.745.047 3.386.790.883 3,57% 1.873.497.037 3.386.790.883 55,32% 1
8 GEMS 58 701.046.630 20,37 100.548.578 701.046.630 14,34% 385.233.714 701.046.630 54,95% 0
9 HRUM 86 467.989.195 19,96 40.205.422 467.989.195 8,59% 79.502.404 467.989.195 16,99% 1
10 INDY 87 3.669.952.693 22,02 97.862.189 3.669.952.693 2,67% 2.542.768.572 3.669.952.693 69,29% 1
11 ITMG 52 1.442.728 14,18 258.756 1.442.728 17,94% 472.945 1.442.728 32,78% 1
12 KKGI 86 117.265.221 18,58 475.600 117.265.221 0,41% 30.558.484 117.265.221 26,06% 1
13 MBAP 74 173.509.262 18,97 50.310.702 173.509.262 29,00% 49.328.008 173.509.262 28,43% 0
14 MYOoH 74 151.326.098 18,83 30.928.664 151.326.098 20,44% 37.338.363 151.326.098 24,67% 0
15 PKPK 86 127.894.510 18,67 - 3.829.849 127.894.510 -2,99% 72.315.757 127.894.510 56,54% 0
16 PTBA 68 24.172.933 17,00 5.121.112 24.172.933 21,19% 7.903.237 24.172.933 32,69% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
17 PTRO 74 555.591 13,23 23.166 555.591 4,17% 364.459 555.591 65,60% 0
18 SMMT 84 831.965.937.268 27,45 84.584.567.691 831.965.937.268 10,17% 342.430.970.325 831.965.937.268 41,16% 0
19 TOBA 87 501.883.194 20,03 68.089.796 501.883.194 13,57% 286.259.322 501.883.194 57,04% 0
20 APEX 197 514.675.498 20,06 - 103.803.935 514.675.498 -20,17% 664.943.089 514.675.498 129,20% 0
21 ARTI 120 2.722.592.932.406 28,63 32.803.582.081 2.722.592.932.406 1,20% 929.569.852.431 2.722.592.932.406 34,14% 1
22 ELSA 45 5.657.327 15,55 276.316 5.657.327 4,88% 2.357.127 5.657.327 41,67% 0
23 ENRG 85 147.266.936.678 25,72 - 50.952.410.940 147.266.936.678 -34,60% 66.989.957.488 147.266.936.678 45,49% 1
24 MEDC 96 5.252.393.746 22,38 - 28.372.936 5.252.393.746 -0,54% 3.865.132.439 5.252.393.746 73,59% 0
25 MITI 86 148.265.325.310 25,72 7.482.976.421 148.265.325.310 5,05% 72.684.177.647 148.265.325.310 49,02% 0
26 RUIS 80 990.372.318.692 27,62 27.055.086.453 990.372.318.692 2,73% 584.415.358.540 990.372.318.692 59,01% 0
27 ANTM 64 32.195.350.845 24,20 1.636.002.591 32.195.350.845 5,08% 13.746.984.554 32.195.350.845 42,70% 0
28 BRMS 70 690.758.183 20,35 - 103.440.793 690.758.183 -14,97% 171.808.582 690.758.183 24,87% 0
29 CITA 70 3.268.567.743.522 28,82 661.324.058.495 3.268.567.743.522 20,23% 1.768.872.308.186 3.268.567.743.522 54,12% 0
30 DKFT 84 265.646.532.390 26,31 - 93.547.077.149 265.646.532.390 -35,21% 1.579.641.908.492 265.646.532.390 594,64% 0
31 INCO 31 2.202.452 14,61 60.512 2.202.452 2,75% 318.725 2.202.452 14,47% 0
32 MDKA 86 797.809.378 20,50 57.867.494 797.809.378 7,25% 375.656.245 797.809.378 47,09% 1
33 PSAB 67 916.355.026 20,64 19.147.361 916.355.026 2,09% 546.490.283 916.355.026 59,64% 0
34 SMRU 74 1.908.386.848.248 28,28 - 69.562.072.768 1.908.386.848.248 -3,65% 950.168.275.134 1.908.386.848.248 49,79% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
35 TINS 65 15.117.948 16,53 531.349 15.117.948 3,51% 8.596.067 15.117.948 56,86% 0
36 CTTH 87 735.774.891.577 27,32 5.205.032.919 735.774.891.577 0,71% 408.160.870.584 735.774.891.577 55,47% 0
11

Lampiran 6. Data Keuangan Tahun 2019

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
1 ADRO 39 7.217.105 15,79 435.002 7.217.105 6,03% 3.233.710 7.217.105 44,81% 1
2 ARII 149 363.952 12,80 - 5.537 363.952 -1,52% 317.894 363.952 87,35% 0
3 BUMI 82 3.611.948.844 22,01 9.470.482 3.611.948.844 0,26% 3.192.870.099 3.611.948.844 88,40% 0
4 BYAN 89 1.278.040.123 20,97 234.211.277 1.278.040.123 18,33% 658.959.960 1.278.040.123 51,56% 1
5 DEWA 82 549.518.597 20,12 3.773.979 549.518.597 0,69% 315.255.563 549.518.597 57,37% 0
6 DOID 58 1.181.911.191 20,89 20.480.591 1.181.911.191 1,73% 901.340.212 1.181.911.191 76,26% 1
7 DSSA 85 3.718.973.064 22,04 71.654.412 3.718.973.064 1,93% 2.080.864.382 3.718.973.064 55,95% 1
8 GEMS 59 780.646.167 20,48 66.765.857 780.646.167 8,55% 422.379.157 780.646.167 54,11% 0
9 HRUM 90 447.001.954 19,92 20.122.589 447.001.954 4,50% 47.418.441 447.001.954 10,61% 1
10 INDY 82 3.616.163.065 22,01 4.992.434 3.616.163.065 0,14% 2.570.388.847 3.616.163.065 71,08% 1
11 ITMG 51 1.209.041 14,01 126.502 1.209.041 10,46% 324.576 1.209.041 26,85% 1
12 KKGI 135 126.354.537 18,65 5.414.352 126.354.537 4,29% 32.971.463 126.354.537 26,09% 1
13 MBAP 111 192.527.289 19,08 35.287.557 192.527.289 18,33% 46.886.899 192.527.289 24,35% 0
14 MYOoH 79 160.181.748 18,89 26.098.429 160.181.748 16,29% 37.882.793 160.181.748 23,65% 0
15 PKPK 153 71.655.559 18,09 - 41.489.168 71.655.559 -57,90% 57.327.332 71.655.559 80,00% 0
16 PTBA 62 26.098.052 17,08 4.040.394 26.098.052 15,48% 7.675.226 26.098.052 29,41% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
17 PTRO 78 551.044 13,22 31.324 551.044 5,68% 338.481 551.044 61,43% 0
18 SMMT 119 871.513.339.763 27,49 6.234.017.119 871.513.339.763 0,72% 287.067.420.462 871.513.339.763 32,94% 0
19 TOBA 89 634.640.456 20,27 43.745.700 634.640.456 6,89% 370.500.569 634.640.456 58,38% 1
20 APEX 149 500.726.249 20,03 20.356.327 500.726.249 4,07% 444.431.013 500.726.249 88,76% 0
21 ARTI 190 1.785.484.025.749 28,21 - 987.102.131.000 1.785.484.025.749 -55,28% 984.445.211.973 1.785.484.025.749 55,14% 1
22 ELSA 45 6.805.037 15,73 356.477 6.805.037 5,24% 3.228.339 6.805.037 47,44% 0
23 ENRG 85 148.795.491.227 25,73 6.803.937.948 148.795.491.227 4,57% 62.163.489.779 148.795.491.227 41,78% 1
24 MEDC 139 5.997.523.421 22,51 - 24.950.936 5.997.523.421 -0,42% 4.652.695.011 5.997.523.421 77,58% 0
-
25 MITI 90 57.163.867.424 24,77 - 87.934.380.048 57.163.867.424 68.801.967.457 57.163.867.424 120,36% 0
153,83%
26 RUIS 64 1.251.357.407.016 27,86 33.086.271.543 1.251.357.407.016 2,64% 818.355.397.777 1.251.357.407.016 65,40% 0
27 ANTM 103 30.194.907.730 24,13 193.852.031 30.194.907.730 0,64% 12.061.488.555 30.194.907.730 39,95% 0
28 BRMS 97 622.149.400 20,25 1.264.725 622.149.400 0,20% 192.682.539 622.149.400 30,97% 0
29 CITA 89 3.861.308.057.131 28,98 657.718.925.237 3.861.308.057.131 17,03% 1.847.122.969.502 3.861.308.057.131 47,84% 0
30 DKFT 89 2.655.274.236.534 28,61 - 100.929.851.760 2.655.274.236.534 -3,80% 1.679.845.315.813 2.655.274.236.534 63,26% 0
31 INCO 51 2.222.688 14,61 57.400 2.222.688 2,58% 280.995 2.222.688 12,64% 0
32 MDKA 76 951.253.163 20,67 69.253.653 951.253.163 7,28% 427.008.847 951.253.163 44,89% 1
33 PSAB 139 991.158.564 20,71 4.182.880 991.158.564 0,42% 637.388.727 991.158.564 64,31% 0
11

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
34 SMRU 90 1.675.570.667.301 28,15 - 187.289.498.478 1.675.570.667.301 -11,18% 901.770.129.259 1.675.570.667.301 53,82% 0
35 TINS 104 20.361.278 16,83 - 611.284 20.361.278 -3,00% 15.102.873 20.361.278 74,17% 0
36 CTTH 209 761.355.644.809 27,36 1.318.299.022 761.355.644.809 0,17% 432.423.324.794 761.355.644.809 56,80% 0
11

Lampiran 7. Data Keuangan Tahun 2020

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
1 ADRO 37 6.381.566 15,67 158.505 6.381.566 2,48% 2.429.852 6.381.566 38,08% 1
2 ARII 148 360.802 12,80 - 14.405 360.802 -3,99% 332.588 360.802 92,18% 0
3 BUMI 130 3.428.550.327 21,96 - 337.350.969 3.428.550.327 -9,84% 3.295.912.298 3.428.550.327 96,13% 0
4 BYAN 89 1.619.725.022 21,21 344.459.870 1.619.725.022 21,27% 758.171.248 1.619.725.022 46,81% 1
5 DEWA 151 550.639.564 20,13 1.647.892 550.639.564 0,30% 281.239.286 550.639.564 51,08% 0
6 DOID 141 974.449.753 20,70 - 23.436.370 974.449.753 -2,41% 710.718.334 974.449.753 72,94% 1
7 DSSA 102 2.900.230.622 21,79 - 57.897.543 2.900.230.622 -2,00% 1.311.320.300 2.900.230.622 45,21% 1
8 GEMS 59 813.717.765 20,52 95.856.553 813.717.765 11,78% 464.283.221 813.717.765 57,06% 0
9 HRUM 90 498.702.216 20,03 60.292.315 498.702.216 12,09% 43.905.598 498.702.216 8,80% 1
10 INDY 90 3.493.702.857 21,97 - 103.447.774 3.493.702.857 -2,96% 2.626.405.463 3.493.702.857 75,18% 1
11 ITMG 53 1.158.629 13,96 37.828 1.158.629 3,26% 312.339 1.158.629 26,96% 1
12 KKGI 121 108.688.283 18,50 - 8.668.015 108.688.283 -7,98% 24.437.727 108.688.283 22,48% 1
13 MBAP 76 181.973.102 19,02 27.467.486 181.973.102 15,09% 43.752.926 181.973.102 24,04% 0
14 MYOoH 76 151.108.859 18,83 37.882.793 151.108.859 25,07% 22.061.137 151.108.859 14,60% 0
15 PKPK 145 68.655.724 18,04 25.803 68.655.724 0,04% 28.264.221 68.655.724 41,17% 0
16 PTBA 61 24.056.755 17,00 2.407.927 24.056.755 10,01% 7.117.559 24.056.755 29,59% 0
12

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
17 PTRO 81 529.688 13,18 32.498 529.688 6,14% 298.248 529.688 56,31% 0
18 SMMT 113 881.786.218.140 27,51 - 23.386.617.883 881.786.218.140 -2,65% 317.228.386.339 881.786.218.140 35,98% 0
19 TOBA 114 771.871.787 20,46 35.803.866 771.871.787 4,64% 480.957.627 771.871.787 62,31% 1
20 APEX 68 336.261.513 19,63 44.509.502 336.261.513 13,24% 209.555.165 336.261.513 62,32% 0
21 ARTI 113 852.964.580.558 27,47 - 957.193.562.822 852.964.580.558 -112,22% 1.008.746.103.329 852.964.580.558 118,26% 1
22 ELSA 50 7.562.822 15,84 249.085 7.562.822 3,29% 3.821.876 7.562.822 50,54% 0
23 ENRG 106 185.404.119.807 25,95 922.972.928 185.404.119.807 0,50% 98.039.065.744 185.404.119.807 52,88% 0
24 MEDC 90 5.900.822.955 22,50 - 177.303.520 5.900.822.955 -3,00% 4.687.437.992 5.900.822.955 79,44% 0
25 MITI 57 27.606.076.935 24,04 4.039.170.019 27.606.076.935 14,63% 36.588.443.043 27.606.076.935 132,54% 0
26 RUIS 85 1.345.151.507.257 27,93 27.542.197.663 1.345.151.507.257 2,05% 888.702.914.518 1.345.151.507.257 66,07% 0
27 ANTM 71 31.729.512.995 24,18 1.149.353.693 31.729.512.995 3,62% 12.690.063.970 31.729.512.995 39,99% 0
28 BRMS 88 588.143.372 20,19 4.038.209 588.143.372 0,69% 101.439.727 588.143.372 17,25% 1
29 CITA 82 4.134.800.442.987 29,05 649.921.288.710 4.134.800.442.987 15,72% 680.906.529.352 4.134.800.442.987 16,47% 0
30 DKFT 147 2.564.738.565.369 28,57 - 275.867.485.699 2.564.738.565.369 -10,76% 1.865.888.188.364 2.564.738.565.369 72,75% 0
31 INCO 56 2.314.658 14,65 82.819 2.314.658 3,58% 12 2.314.658 0,00% 0
32 MDKA 90 929.606.638 20,65 28.891.683 929.606.638 3,11% 365.960.757 929.606.638 39,37% 1
33 PSAB 130 960.313.601 20,68 1.946.714 960.313.601 0,20% 588.460.380 960.313.601 61,28% 0
34 SMRU 125 1.288.617.641.905 27,88 - 322.104.973.315 1.288.617.641.905 -25,00% 841.406.041.966 1.288.617.641.905 65,30% 0
12

Audit
CEO
Report Ukuran Perusahaan Profitabilitas (ROA) Leverage
Duality
No Kode Lag

LN
(Hari) Total Aset Net Income Total Aset % Total Utang Total Aset % Kode
(TA)
35 TINS 71 14.517.700 16,49 - 340.602 14.517.700 -2,35% 9.577.564 14.517.700 65,97% 0
36 CTTH 141 693.600.593.453 27,27 - 41.471.483.125 693.600.593.453 -5,98% 463.947.458.544 693.600.593.453 66,89% 0
LAMPIRAN

OUTPUT STATA

122
12

Lampiran 8. Uji Normalitas


Hasil uji normalitas sebelum transformasi

Skewness/Kurtosis tests

Variabel Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2


res 180 0.0000 0.0001 41.03 0.0000

Hasil uji normalitas setelah transformasi

Skewness/Kurtosis tests for Normality

Variabel Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2

res 180 0.0390 0.5545 4,67 0.0968

Grafik normal p-plot sebelum transformasi


12

Grafik normal p-plot setelah transformasi

Lampiran 9. Uji Multikolinieritas

Variabel VIF 1/VIF


Leverage 1.13 0.884709
Profitabilitas 1.11 0.897340
CEO duality 1.05 0.956835
Ukuran Perusahaan 1.03 0.969890
Mean VIF 1.08

Lampiran 10. Uji Heteroskedastisitas


uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg test for heteroskedasticity

Ho : Constant variance
Variables : fitted values of Y

chi2(1) = 3.07
Prob > chi2 = 0.0797
12

Lampiran 11. Uji Autokorelasi

tsset TAHUN
time variabel: TAHUN, 2016 to 2020
delta: 1 unit
estad watson
Durbin-Watson d-statistic (4,180) = 1,998

Lampiran 12. Pengujian Kelayakan Modal

Number of obs = 180


Source SS df MS
F(4, 175) = 12.97
Model 4.51476423 4 112.869.106 Prob > F = 0.0000
Residual 15.2258705 175 .087004975 R-squared = 0.2287
Adj R-squared = 0.2111
Total 19.7406348 179 .110282876
Root MSE = .29497

Y Coef. Std. Err. t P>t Beta

Ukuran
Perusahaan .0232277 .0049861 4.66 0.000 .3140306
Profitabilitas .1074973 .0539296 1.99 0.048 .1396957
Leverage -1.634.344 .4664103 -3.50 0.001 -.2473242
CEO duality .0054725 .048317 0.11 0.910 .0076871
_cons 13.805 3.000.256 4.60 0.000 .
12

Lampiran 13. Uji Deskriptif

Variabel Obs Mean Std. Dev. Min Max

Ukuran Perusahaan 180 20.89511 4.489723 12.69788 29.05046


Profitabilitas 180 1.437579 19.27678 -153.8286 45.55789
Leverage 180 54.41667 48.24134 .00053 594.6405
CEO duality 180 .3166667 .4664738 0 1
Audit report lag 180 86.53889 31.61295 31 209

Anda mungkin juga menyukai