Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT,

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT, DAN INTELLECTUAL


CAPITALTERHADAP NILAIPERUSAHAANPADAPERUSAHAAN
SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2017-2021

DRAFT SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Akhir Strata Satu

Disusun oleh:
VALERI AGUSTINA
9882405119221046

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise


Risk Management, dan Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.
NAMA : Valeri Agustina
NPM : 9882405119221046
PROGRAM STUDI : Akuntansi

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Elok Faiqoh Himmah, S.E., M.A. Antonius Bimo Rentor, S.E., M.Ak.
NIDN.04.040592.03 NIDN. 04.120694.03

Mengesahkan Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi

Drs. Elan Rusnendar, M.M Johannes Kristian Siregar, S.E., M.Ak., Ak.
NIDN. 04.25126402 NIDN. 04.15108404

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“If you want to change different, start from yourself. Because only you can change
your life. Nobody else can do it for you”

“Allah SWT tidak akan membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan
kemampuannya”

(Q.S Al-Baqorah:286)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud rasa syukur saya kepada Allah SWT,
berkat rahmat dan karunianya saya mampu bertahan dan melanjutkan pendidikan
hingga saat ini. Dengan segenap hati skripsi ini saya persembahkan untuk kedua
orang tua saya atas dukungan spiritual dan material dan kepada semua pihak yang
selalu ada dan memberikan doa serta dukungannya.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Valeri Agustina

NPM : 9882405119221046

Program studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk


Management, dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2017-2021.

Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan sesungguhnya tugas akhir ini benar-benar
hasil karya sendiri yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menempuh Ujian Akhir
Strata Satu pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Informatika dan Bisnis Indonesia. Sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan
atau karya orang lain kecuali sebagaimana mestinya sumber dan acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang memenuhi aturan.

Bandung, 31 Juli 2023

Valeri Agustina
9882405119221046

iii
ABSTRAK

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT, ENTERPRISE RISK


MANAGEMENT, DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2021

Disusun oleh:
Valeri Agustina
9882405119221046

Nilai perusahaan menjadi informasi penting untuk memperlihatkan kinerja perusahaan


yang akan mempengaruhi penilaian investor sebelum berinvestasi terhadap
perusahaan, perusahaan yang memiliki prospek kerja yang baik akan menarik investor
untuk berinvestasi yang nantinya akan meningkatkan nilai pasar saham perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2017-2021. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengungkapan sustainability
report, enterprise risk management, dan intellectual capital. Penelitian ini adalah jenis
penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa annual report dan
sustainability report yang diperoleh dari website resmi BEI dan website resmi masing-
masing perusahaan, dengan jumlah sampel sebanyak 65 annual report perusahaan yang
diambil menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data pada
penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi
linier berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report yang diukur
menggunakan GRI standar tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, enterprise risk
management yang diukur menggunakan COSO Framework dan intellectual capital
yang diukur menggunakan VAIC berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: sustainability report, enterprise risk management, intellectual capital,


nilai perusahaan.

iv
ABSTRACT

THE EFFECT OF SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE, ENTERPRISE


RISK MANAGEMENT, AND INTELLECTUAL CAPITAL ON FIRM VALUE
IN MANUFACTURE COMPANIES LISTED ON INDONESIA
STOCK EXCHANGE PERIOD 2017-2021

Arranged By:
Valeri Agustina
9882405119221046

Company value is important information to show company performance that will affect
investor judgment before investing in the company, companies that have good job
prospects will attract investors to invest which will later increase the market value of
the company's shares. The study aims to describe the factors that effect firm value in
manufactue companies listed on Indonesia stock exchange periode 2017-2021. The
dependent variable is sustainability reports disclosure, enterprise risk management,
and intellectual capital. This research is a type of quantitative research using
secondary data in the form of annual reports and sustainability reports obtained from
the official IDX website and the official website of each company, with a total sample
of 65 companies annual reports taken using a purposive sampling method. The data
testing techniques in this study were carried out by descriptive statistical analysis,
classical assumption test, multiple linear regression, correlation coefficient, coefficient
of determination, and hypothesis testing. The results show that: sustainability report
disclosure variable has no effect on firm value, enterprise risk management and
intellectual capital variable has an effect on firm value.

Keyword: sustainability report disclosure, enterprise risk management, intellectual


capital, firm value.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhana Wata’ala karena rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Penelitian Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk
Management, dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021”.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir Penelitian Skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan, mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan,
pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis menyampaikan
permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kesuksesan dan keberhasilan penulis
dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Dengan segenap
kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bob Foster, M.M., selaku Rektor Universitas Informatika dan
Bisnis Indonesia.
2. Drs. Elan Rusnendar, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Indonesia.
3. Johannes Kristian Siregar, S.E., M.Ak., Ak., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
4. Elok Faiqoh Himmah, S.E., M.A., selaku Dosen Pembimbing satu yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan saran
kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas akhir penelitian skripsi ini.
5. Antonius Bimo Rentor Luntungan, S.E., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing
dua yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan,

vi
masukan, dan saran kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas akhir
penelitian skripsi ini.
6. Azwani Aulia, S.E., M.Ak., selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian ini.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia.
8. Kedua orangtua yang selalu memberikan semangat dan doa yang tiada putus,
cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril dan materi yang
telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman jurusan Akuntansi angkatan 2019 kelas A yang selalu
memberikan semangat dan motivasi sampai saat ini.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga semua bimbingan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
segala bentuk kritik dan masukan yang membangun.

Bandung

Valeri Agustina
9882405119221046

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i


MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
ABSTRACT .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xiii
DAFTAR RUMUS ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 12
1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................................ 12
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................... 13
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 15
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................... 15
2.1.1 Grand Theory ........................................................................................... 15
2.1.2 Teori Variabel Dependen ......................................................................... 17
2.1.3 Teori Variabel Independen ....................................................................... 19
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 29
2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 37
2.4 Rumusan Hipotesis ............................................................................................ 38

viii
2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
.................................................................................................................. 38
2.4.2 Pengaruh Enterprise Risk Management terhadap Nilai Perusahaan ........ 39
2.4.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 40
2.4.4 Pengaruh Sustainability Report, Enterprise Risk Management dan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. ............................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 42
3.1 Metode Penelitian .............................................................................................. 42
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 43
3.2.1 Populasi .................................................................................................... 43
3.2.2 Sampel ...................................................................................................... 43
3.3 Operasional Variabel ......................................................................................... 45
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................................... 45
3.3.2 Variabel Independen ................................................................................. 46
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 48
3.5 Teknik Pengujian Data ...................................................................................... 49
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 49
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 49
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 52
3.5.4 Koefisien Korelasi .................................................................................... 53
3.5.5 Koefisien Determinasi .............................................................................. 53
3.6 Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 54
3.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ........................................... 54
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................................. 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 56
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 56
4.2 Hasil Penelitian.................................................................................................. 57
4.2.1 Nilai Perusahaan ....................................................................................... 57
4.2.2 Sustainability Report ................................................................................ 58
4.2.3 Enterprise Risk Management .................................................................... 58

ix
4.2.4 Intellectual Capital ................................................................................... 59
4.3 Hasil Pengolahan Data ...................................................................................... 59
4.3.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 59
4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda .................................................................... 63
4.3.3 Koefisien Korelasi .................................................................................... 64
4.3.4 Koefisien Determinasi .............................................................................. 65
4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 67
4.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ........................................... 67
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................................. 70
4.5 Pembahasan Penelitian ...................................................................................... 71
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan .
.................................................................................................................. 71
4.5.2 Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management terhadap Nilai
Perusahaan ......................................................................................................... 73
4.5.3 Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan ..
.................................................................................................................. 74
4.5.4 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk
Management, dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan ................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 77
5.2 Saran .................................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80
LAMPIRAN ............................................................................................................... 87

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 14


Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30
Tabel 2. 2 State of The Art .......................................................................................... 36
Tabel 3. 1 Tabel Pengambilan Sampel........................................................................ 44
Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan ......................................................................... 44
Tabel 3. 3 Operasional Variabel.................................................................................. 48
Tabel 3. 4 Pengambilan Keputusan Durbin Watson ................................................... 52
Tabel 3. 5 Kategori Koefisien Korelasi....................................................................... 53
Tabel 4. 1 Profil Perusahaan ...................................................................................... 56
Tabel 4. 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 57
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 60
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 61
Tabel 4. 5 Uji Heteroskedastisitas.............................................................................. 62
Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 63
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ................................................... 63
Tabel 4. 8 Koefisien Korelasi Berganda .................................................................... 65
Tabel 4. 9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................. 65
Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi Sustainability Report.......................................... 66
Tabel 4. 11 Koefisien Determinasi Enterprise Risk Management .. Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 12 Koefisien Determinasi Intellectual Capital ........... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 13 Koefisien Determinasi Simultan ............................................................. 67
Tabel 4. 14 Tabel Hasil Uji t ...................................................................................... 69
Tabel 4. 15 Tabel Hasil Uji f ...................................................................................... 71

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 37

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Kontribusi PDB Bidang Industri Manufaktur Periode 2017-2021 ............ 2


Grafik 1. 2 Price Book Value (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2017-
2021 ............................................................................................................................... 3
Grafik 1. 3 Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan SR Periode 2017-2021 .......... 5
Grafik 1. 4 Tren Jumlah Peserta Asia Sustainability Report Rating Periode 2017-
2021 ............................................................................................................................... 7

xiii
DAFTAR RUMUS

Rumus 2. 1 Price Book Value .................................................................................... 18


Rumus 2. 2 Pengungkapan Sustainability Report ...................................................... 22
Rumus 2. 3 Enterprise Risk Management .................................................................. 23
Rumus 2. 4 Value Added Capital Employed .............................................................. 27
Rumus 2. 5 Value Added Human Capital .................................................................. 28
Rumus 2. 6 Structural Capital Value Added.............................................................. 28
Rumus 2. 7 Value Added Intellectual Capital ............................................................ 29

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan pada proses bisnisnya mempunyai tujuan yang sama yaitu
menghasilkan keuntungan (Emar & Ayem, 2020). Keuntungan yang dihasilkan
perusahaan tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan
agar tetap bertahan dalam kondisi apapun. Jika perusahaan memperoleh keuntungan
yang maksimal, maka perusahaan akan mengalami perkembangan dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya (Raharjo, 2016). Perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya tidak luput dari masyarakat dan lingkungan sekitar yang
menciptakan hubungan timbal balik antara masyarakat dan perusahaan. Perusahaan
tidak hanya berfokus pada tanggung jawab dalam mendapatkan laba semata tetapi juga
harus memperhatikan tanggung jawabnya kepada pemilik saham dengan
mempertahankan nilai perusahaan (Robiyanto et al., 2021).
Nilai perusahaan diartikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan mampu
memberikan kemakmuran kepada pemegang saham apabila harga saham perusahaan
mengalami peningkatan (Ramadhani, 2019). Nilai perusahaan menggambarkan baik
atau buruknya manajemen dalam mengelola aset perusahaan yang dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
selain dapat meningkatkan kemakmuran para pemegang saham nilai perusahaan juga
dapat meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan (Hapsari, 2018).
Setiap perusahaan berorientasi pada nilai perusahaan sebagai perencanaan
strategis secara menyeluruh untuk meraih profit tinggi. Tujuan dari strategi tersebut
merupakan representasi dari seberapa besar perusahaan memberikan kontribusi
terhadap perekonomian yang disebut sebagai PDB. Industri manufaktur merupakan
salah satu sektor yang menyumbangkan kontribusi besar terhadap perekonomian

1
2

(Bondoyudho & Ahmad, 2022). Besarnya kontribusi industri manufaktur terhadap


Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada diurutan pertama dibandingkan
dengan jenis lapangan usaha lainnya pada tahun 2021 kontribusi industri manufaktur
berada di angka 19,25% terhadap PDB (BPS Indonesia, 2022). Menurut BKPM (2022)
industri manufaktur Indonesia telah menjadi basis industri manufaktur terbesar se-
ASEAN dengan kontribusi mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional yang
menunjukan bahwa perkembangan industri di Indonesia sudah mulai bergeser dari
menjual barang mentah (commodity based) beralih menjadi mengolah bahan mentah
tersebut hingga menghasilkan barang jadi (manufacture based) (Bondoyudho &
Ahmad, 2022).
Berikut merupakan grafik perbandingan kontribusi sektor industri manufaktur
dengan industri lain terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) periode 2017-2021:

LAJU PERTUMBUHAN SETIAP SEKTOR


INDUSTRI TERHADAP PDB TAHUN
2017-2021
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
Industri Pertambangan Industri Jasa Keuangan Industri pertanian,
Manufaktur dan Pengolahan dan Asuransi Infrastruktur kehutanan
Penggalian dan Utilitas dan perikanan
Transportasi

2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS, Data Diolah Penulis (2023)


Grafik 1. 1
Kontribusi PDB Bidang Industri Manufaktur Periode 2017-2021
Berdasarkan grafik 1.1 diatas dapat diketahui bahwa industri manufaktur paling
banyak memberikan kontribusi, disusul oleh industri pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, industri pertanian, kehutanan, dan perikanan, industri
3

infrastruktur dan utilitas transportasi lalu industri jasa keuangan dan asuransi.
Meningkatnya industri manufaktur tersebut diakibatkan karena meningkatnya produksi
pada sektor makanan dan minuman dimana perusahaan-perusahaan pada sektor ini
terus memperluas bisnisnya dengan berinovasi menciptakan produk baru sesuai dengan
kebutuhan konsumen (Bondoyudho & Ahmad, 2022). Pencapaian yang di dapat
mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha semakin tinggi dan membangkitkan
minat perusahaan untuk selalu meningkatkan sumber daya manusia berbasis
pengetahuan dengan baik (Arindha, 2018).
Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur menggunakan rasio Price Book
Value (PBV). Perusahaan yang baik umumnya memiliki rasio PBV diatas satu
menandakan bahwa nilai pasar sahamnya tinggi (Febriana et al., 2016). Berikut ini
merupakan grafik yang menggambarkan perkembangan nilai perusahaan pada sektor
manufaktur periode 2017-2021.

Rata-rata Price Book Value


Perusahaan pada Industri Manufaktur
32,56
27,46

17,44
11,18 9,83

2017 2018 2019 2020 2021

Perusahaan

Sumber: Diolah Penulis (2023)


Grafik 1. 2
Price Book Value (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2017-2021
Berdasarkan grafik 1.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai perusahaan yang
ditunjukkan menggunakan rasio Price Book Value ( PBV) pada perusahaan industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung mengalami
4

penurunan. Pada tahun 2017 rata-rata PBV perusahaan manufaktur sebesar 32,58% ,
kemudian mengalami penurunan menjadi 27,46% pada tahun 2018. Hal yang sama
terjadi pada tahun 2021 rata-rata PBV mengalami penurunan sebesar 9,88%
dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 11,18%. Menurut data dari Purchasing
Managers Indeks (PMI) aktivitas manufaktur indonesia turun hingga angka 27,5%.
Penurunan aktivitas manufaktur terjadi karena turunnya utilitas industri hingga 50%
menyebabkan merosotnya indeks PMI manufaktur indonesia. Penurunan angka PMI
manufaktur Indonesia terjadi karena berkurangnya suplai bahan baku industri serta
menurunnya permintaan ekspor dari berbagai negara tujuan (Fajar, 2020).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya terdapat kesenjangan antara peningkatan
PDB sektor manufaktur dengan penurunan nilai perusahaan, yang mana seharusnya
ketika PDB mengalami peningkatan maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan. Penulis tertarik untuk mengangkat nilai perusahaan sebagai fenomena
dalam penelitian, karena penurunan nilai perusahaan merupakan salah satu fenomena
yang mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan yang mengakibatkan
investor akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi. Berdasarkan fenomena
yang terjadi dapat diketahui bahwa nilai perusahaan dapat mengalami kenaikan bahkan
penurunan. Kenaikan dan penurunan nilai perusahaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun dari perusahaan itu sendiri.
Investor tertarik terhadap informasi tambahan seperti informasi lingkungan,
sosial dan informasi ekonomi yang dapat diungkapkan secara terintegritas oleh
perusahaan. Semakin banyak item pengungkapan yang diungkapkan kepada public,
semakin tinggi juga nilai perusahaan bagi investor. Salah satu pengungkapan yang
dapat menambah nilai perusahaan adalah sustainability report (laporan berkelanjutan).
Sustainability report dikenal dengan sebutan Triple Bottom Line yang menerapkan
konsep 3P dari John Elkinton, yaitu People, Planet, and Profit.
Pengungkapan sustainability report (laporan berkelanjutan) semakin mendapat
perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria dalam menilai
tanggung jawab sosial suatu perusahaan (Sujatnika, 2022). Pemerintah Indonesia telah
5

mengeluarkan peraturan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan
Terbatas. Pasal 74 ayat 1, dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa,
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
undang-undang tersebut mengindikasikan bahwa tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan sudah menjadi hal yang diwajibkan pemerintah Indonesia.
Penerbitan sustainability report yang ada di Indonesia saat ini, hampir sebagian
besar berdasarkan standar pengungkapan Global Reporting Indeks (GRI). Berikut
merupakan data perusahaan manufaktur yang menerbitkan sustainability report pada
tahun 2017-2021:

Jumlah Perusahaan Manufaktur Penerbit Sustainability


Report Berdasarkan Sektor di BEI Periode 2017-2021
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Industri Barang Industri Dasar
Aneka Industri Total
Konsumsi dan Kimia
2017 3 7 1 11
2018 4 8 2 14
2019 5 10 3 18
2020 4 4 1 9
2021 5 5 5 15
Sumber: Diolah Penulis (2023)
Grafik 1. 3
Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan SR Periode 2017-2021
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pengungkapan SR pada
perusahaan industri manufaktur mengalami fluktuatif cenderung menurun. Meskipun
pengungkapan sustainability report di Indonesia sudah ada peraturannya tetapi
merupakan pelaporan yang masih bersifat sukarela (Febriyanti, 2021). Antusiasme
yang rendah dan minimnya wawasan lembaga usaha tentang urgensi fungsi sosial dan
lingkungan yang merupakan akibat dari minimnya nilai laporan keberlanjutan. Ali
6

Darwin direktur NCSR menyatakan bahwa terdapat aspek yang mempengaruhi


lembaga usaha tidak menerbitkan laporan keberlanjutan. Aspek kesatu, minimnya
keterbukaan lembaga usaha dalam melaksanakan aktivitas usahanya dan tidak
mempunyai keteguhan agar menjadi lembaga usaha Good Corporate Governance.
Aspek kedua, lembaga usaha berpersepsi banyak membutuhkan biaya tambahan jika
menerbitkan laporan keberlanjutan (Sujatnika, 2022).
Perusahaan yang menerbitkan sustainability report akan memberikan bentuk
kepercayaan investor dalam melakukan investasi kepada perusahaan karena saat ini
investor tidak hanya melihat tingkat laba perusahaan untuk melakukan investasi, tetapi
investor juga melihat pengungkapan sustainability report yang memprioritaskan
kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan hidup sekitar tempat perusahaan
beroperasi (Kuncaratnah et al., 2019). Perusahaan juga ingin menunjukkan komitmen
terhadap isu-isu sosial dan lingkungan kepada stakeholder serta menunjukkan
transparansi dan mendapatkan umpan balik pada kinerja perusahaan dalam
menghadapi tuntutan informasi dari stakeholder. Dengan adanya sustainability
reporting ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Pengungkapan laporan berkelanjutan telah menjadi tren di Indonesia salah
satunya dengan diadakannya pemberian penghargaan tahunan yang diadakan oleh
National Center for Sustainability Reporting (NCSR) yang sebelumnya bernama
Indonesia Sustainability Report Award (ISRA) pada tahun 2018 merubah nama
menjadi Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT). Tujuan diadakannya
penghargaan ini yaitu untuk memberikan apresiasi dan menghargai usaha perusahaan
dalam mengelola kualitas kinerja lembaga usaha pada aspek sosial, lingkungan dan
ekonomi (NCSR, 2018). Berikut merupakan grafik kemajuan total lembaga usaha yang
mengikuti ajang penghargaan laporan keberlanjutan:
7

Jumlah Tren Peserta Asia Sustainability


Report Rating
60
56
50
45 47
40 40
30 31

20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021

Perusahaan

Sumber: www.ncsr.id.org (Data diolah penulis,2022)


Grafik 1. 4
Tren Jumlah Peserta Asia Sustainability Report Rating Periode 2017-2021
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total partisipan yang termasuk
ajang penghargaan laporan berkelanjutan mengalami fluktuasi. Penurunan pada tahun
2017, 2019 dan 2021 disebabkan karena perusahaan yang kurang dalam
memperhatikan dan cenderung mengesampingkan laporan berkelanjutan dan
beranggapan bahwa sustainability report akan menambah pengeluaran perusahaan.
Pemerintah menerbitkan PP No. 47 Tahun 2012 sebagai petunjuk teknis tentang
tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas. Perusahaan tidak hanya
dituntut melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya tetapi juga harus
melaporkan aktivitas pertanggungjawaban tersebut. Sementara untuk perusahaan yang
kegiatan usahanya tidak berkaitan dengan sumber daya alam diatur OJK melalui POJK
No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa
Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik juga mengeluarkan aturan yang mewajibkan
perusahaan untuk melakukan pembuatan sustainability report untuk melengkapi
laporan tahunan perusahaan (Annual Report) sebagai bagian yang tidak terpisah.
Pengungkapan informasi non keuangan selanjutnya yang juga sangat penting
sebagai pedoman dalam mempertimbangkan keputusan investasi adalah pengungkapan
8

enterprise risk management (Soetedjo & Manasikana, 2018). Suatu perusahaan dinilai
lebih baik jika mampu melakukan pengungkapan secara luas karena akan dinilai lebih
baik jika mampu menerapkan prinsip keterbukaan informasi atau transparansi (Devi et
al., 2017). Penting bagi perusahaan untuk menerapkan enterprise risk management
(ERM) dalam mengelola risiko. Aditya & Naomi (2017), menjelaskan bahwa ERM
dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi
perusahaan, dan mengelola risiko agar berada pada tingkat risiko dapat dikontrol oleh
perusahaan.
Fenomena risiko bisnis yang muncul adalah Kasus fraud laporan keuangan yang
terjadi pada tahun 2017 di PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) dari hasil investigasi yang
dilakukan terdapat adanya Fraudulent statement yaitu dilakukannya pencatatan yang
berbeda dengan pencatatan keuangan yang digunakan oleh auditor dalam melakukan
audit laporan keuangan yaitu adanya penggelembungan dana atau overstatement
sebesar Rp4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Kemudian
ditemukan juga pada penjualan sebesar Rp662 miliar, dan adanya aliran dana sebesar
Rp1.78 triliun dengan berbagai skema kepada pihak-pihak yang terhubung dengan
manajemen lama (Theodore, 2021). Kasus fraud selanjutnya terjadi pada PT Kimia
Farma Tbk yang melakukan manipulasi laporan keuangan. Fenomena fraud tersebut
adalah contoh risiko internal perusahaan yang dapat terjadi akibat lemahnya
manajemen risiko perusahaan (enterprise risk management).
Implementasi enterprise risk management dalam perusahaan dapat membantu
mengontrol aktivitas manajemen sehingga perusahaan dapat meminimalisir terjadinya
fraud yang dapat merugikan perusahaan (Devi et al., 2017). Pengungkapan ERM
merupakan informasi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaan dan
mengungkapkan dampaknya terhadap masa depan perusahaan. ERM mulai
diperkenalkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) sejak tahun 2004
dalam Devi et al (2017) yang terdiri dari 8 dimensi yaitu lingkungan internal,
penetapan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respon terhadap risiko (risk
response), aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring.
9

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah intellectual


capital. Pengungkapan intellectual capital penting dalam meningkatkan nilai
perusahaan karena intellectual capital merupakan salah satu sumber daya perusahaan
yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan (Setyarini, 2022). Perusahaan
yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnya
akan meningkat. Investor sebelum melakukan investasi terlebih dahulu akan melihat
bagaimana kinerja dan nilai dari perusahaan tersebut, jika kinerja perusahaan itu baik
maka investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Intellectual Capital mulai berkembang di Indonesia setelah munculnya PSAK
19 (Revisi 2009) tentang aktiva tidak berwujud (Astari et al., 2020). Pengungkapan
Intellectual Capital (IC) merupakan bagian dari aset tidak berwujud yang terdiri dari
tiga komponen utama organisasi, yaitu modal manusia (human capital), modal
organisasi (structural capital atau organizational capital), dan modal pelanggan
(relational capital atau customer capital) (Maryani & Suryani, 2018). Human capital
membahas tentang pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan kreatifitas. Structural
Capital membahas tentang sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, patent dan
merek dagang. Capital employed membahas tentang modal fisik dan financial untuk
menghasilkan nilai tambah (Dianty, 2014). Ketiga komponen tersebut merupakan
aspek-aspek penting yang diperlukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kinerja
perusahaan. Kemampuan bersaing juga terletak pada pengetahuan sumber daya
manusia, inovasi, dan sistem informasi yang dimiliki.
Para pelaku bisnis menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak
pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,
pengelolaan organisasi dan sumber daya orgnisasi yang dimilikinya. Pengungkapan
intellectual capital perlu untuk dilakukan oleh suatu perusahaan dikarenakan adanya
permintaan transparansi yang meningkat di pasar modal, sehingga informasi modal
intelektual membantu investor menilai kemampuan perusahaan dengan baik (Setyarini,
2022). Perusahaan yang melakukan pengungkapan modal intelektual memiliki nilai
lebih di mata para investor, karena para investor cenderung lebih tertarik pada
10

perusahaan yang menyajikan informasi secara lengkap tentang perusahaanya, sehingga


nilai perusahaan meningkat (Arindha, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Devi et al
(2017) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, hal ini menandakan bahwa semakin banyak item intellectual capital yang
diungkapkan maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siregar & Safitri (2019) yang menunjukkan bahwa
intellectual capital bukan variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nilai
perusahaan pada penjelasan sebelumnya, peneliti tertarik untuk menguji kembali
terkait pengaruh pengungkapan sustainability report, enterprise risk management dan
intellectual capital. Hal tersebut dikarenakan terdapat hasil penelitian yang tidak
konsisten antara satu dengan yang lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pujiningsih
(2020), menyatakan bahwa sustainability report berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Bertentangan dengan hasil penelitian oleh Ramadhani (2015)
menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak mempengaruhi
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Kreistya (2022), mengenai pengaruh
sustainability report terhadap nilai perusahaan yang menyatakan bahwa variabel
pengungkapan sustainability report dan intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Devi et al (2017) dan Pamungkas (2017) yang menyatakan bahwa
ERM berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Siregar & Safitri (2019) serta Fadilah dan Afyenti (2020) menyatakan pengungkapan
manajemen risiko perusahaan bukan merupakan variabel yang mempengaruhi nilai
suatu perusahaan.
Penelitian ini terdapat keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian, dimana
indikator dari sustainability report dinilai berdasarkan GRI G4, enterprise risk
management dinilai berdasarkan COSO framework, intellectual capital dinilai
menggunakan value added intellectual capital (VAIC) dan nilai perusahaan dinilai
11

menggunakan rasio price book value. Objek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) informasi yang dibutuhkan
untuk masing-masing variabel diperoleh dari annual report dan sustainability report
yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan tahun 2017-2021.
Kebaruan dan pembeda penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini menggabungkan antara pengungkapan Sustainability Report,
Enterprise Risk Management dan Intellectual Capital sebagai variabel independen,
objek penelitian dan periode tahun penelitian yang dilakukan. Berdasarkan fenomena
yang telah dikemukakan dan perbedaan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti
tertarik untuk meneliti kembali mengenai “PENGARUH PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT, ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DAN
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2017-2021”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum mengenai sustainability report, enterprise risk
management dan intellectual capital ?
2. Seberapa besar pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai
perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2017-2021?
3. Seberapa besar pengaruh enterprise risk management terhadap nilai perusahaan
pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-
2021?
4. Seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan pada
sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-2021?
12

5. Seberapa besar pengaruh sustainability report, enterprise risk management dan


intellectual capital terhadap nilai perusahaan pada sektor manufaktur yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-2021?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan diatas, tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran umum mengenai sustainability report, enterprise risk


management dan intellectual capital ?
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkapan sustainability report
terhadap nilai perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia periode 2017-2021?
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh enterprise risk management terhadap nilai
perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2017-2021?
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap nilai
perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2017-2021?
5. Mengetahui seberapa besar pengaruh sustainability report, enterprise risk
management dan intellectual capital terhadap nilai perusahaan pada sektor
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-2021?

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam penerapan ilmu yang
diperoleh selama selama perkuliahan khususnya di bidang akuntansi.
13

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan teori akuntansi
keuangan khususnya mengenai Sustainability Report, Enterprise Risk,
Management dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2021.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan sustainability
report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui
sustainability report yang dilaporkan
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam
penelitian selanjutnya, dan dapat dijadikan bukti sebagai pembuktian
mengenai ada atau tidaknya pengaruh pengungkapan Sustainability Report,
Enterprise Risk Management dan Intellectual Capital terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2022.
d. Bagi Investor
Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang memiliki
kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai aktivitas tanggung
jawab sosial perusahaan yang diungkapkan melalui sustainability report
sebagai bentuk sustainable suatu perusahaan terhadap lingkungan sosialnya
dan penilaian investor terhadap kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan serta mengembangkan perusahaan tersebut.
14

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2017-2021. Pengambilan data sekunder dari sumber
terpercaya melalui website resmi Bursa Efek Indonesia dan website setiap perusahaan.
Pengambilan data-data perusahaan yang menerbitkan dan melaporkan sustainability
report diperoleh melalui website resmi National Center For Sustainability Report
(NCSR) www.ncsr-id.org dan melalui website resmi masing-masing perusahaan
periode 2017-2021. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan
Februari.
Tabel 1. 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Tahun 2023
No Keterangan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Penelitian
2 Pengajuan Judul
3 ACC Judul
4 Penyusunan Proposal BAB I
5 Penyusunan Proposal BAB II
6 Penyusunan Proposal BAB III
7 Pengajuan Seminar
8 Seminar
9 Penyusunan Proposal BAB IV
10 Penyusunan Proposal BAB V
11 Sidang & Yudisium
12 Revisi Skripsi
Sumber: Data diolah penulis (2023)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


Kajian pustaka merupakan kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan
mengindikasi pengetahuan-pengetahuan, yang dapat mendefinisikan suatu kegiatan
penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh-sungguh tentang teori,
konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teori untuk penelitian (Sugiyono, 2016). Kajian teori dalam penelitian
merupakan suatu rangkaian proses dalam menganalisis konsep yang relevan dengan
variabel yang digunakan. Teori dan konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas
dan mempertajam ruang lingkup dan konstruk variabel yang akan diteliti. Penelitian
ini menggunakan teori yang relevan dengan variabel-variabel penelitian. Grand Theory
pada penelitian ini menggunakan Signaling Theory. Sedangkan Applied Theory pada
penelitian ini yaitu pengungkapan sustainability report, enterprise risk management,
intellectual capital, dan nilai perusahaan.

2.1.1 Grand Theory


Menurut (Mills, 1959) dalam bukunya yang berjudul The sociological
imagination mengemukakan bahwa Grand Theory adalah bentuk abstrak yang tinggi
dimana pengaturan formal dan susunan dari konsep-konsep lebih diutamakan
dibandingkan pengertian terhadap dunia sosial. Pada penelitian ini grand theory yang
digunakan ialah:
1. Signaling Theory
Teori sinyal pertama kali dikembangkan oleh Spence (1973) dalam penelitiannya
yang berjudul job market signaling yang menjelaskan bahwa signal atau isyarat
digunakan oleh pemberi sinyal (signaler) untuk memberikan informasi yang relevan

15
16

dan dapat digunakan oleh penerima sinyal. Sedangkan menurut Brigham dan Houston
(2019) signalling theory merupakan sebuah tindakan manajemen perusahaan dalam
memberikan petunjuk kepada investor tentang pandangan manajemen pada prospek
perusahaan dimasa depan. Sinyal tersebut bisa melalui dari beberapa bentuk, baik yang
secara langsung dapat diamati ataupun yang harus dilakukan penelaahan lebih
mendalam untuk dapat mengetahuinya (Ghozali, 2020). Teori sinyal digunakan oleh
investor dan manajemen keuangan yang menjelaskan bahwa manajemen memberikan
sinyal tentang perusahaan lewat berbagai aspek pengungkapan informasi keuangan
yang dapat dilihat sebagai sinyal oleh investor. Informasi merupakan unsur penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang mengandung kabar baik dapat berdampak
pada reaksi pasar (Suardi & Werastuti, 2022). Pengungkapan yang lebih luas
memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut telah lebih baik dibandingkan
perusahaan lain karena telah menerapkan prinsip transparansi (Cecasmi & Samin,
2017).
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Signalling theory dengan nilai perusahaan saling berhubungan karena jika nilai suatu
perusahaan itu baik maka dapat menjadi sinyal positif dan jika nilai perusahaan kurang
baik maka dapat menjadi sinyal negatif. Hubungan ini terjadi karena motivasi investor
dalam melakukan investasi ialah untuk mendapatkan keuntungan jadi perusahaan yang
memiliki nilai kurang baik investor tidak akan menginvestasikan dananya pada
perusahaan tersebut.
17

2. Legitimacy Theory
Teori legitimasi diartikan sebagai teori yang berfokus pada interaksi perusahaan
dengan masyarakat. Teori legitimasi didalamnya menjelaskan dan memahami bahwa
organisasi merupakan bagian dari masyarakat dan harus memperhatikan norma-norma
sosial masyarakat. Teori legitimasi menurut (Suchman, 1995) menyatakan bahwa
perusahaan secara terus menerus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan batasan norma-norma
masyarakat.
Menurut Chairi & Ghozali (2014) hal yang menjadi landasan adanya teori ini
adalah kontrak sosial yang terjadi dan disepakati bersama antara pihak perusahaan dan
masyarakat dimana perusahaan beroperasi dengan menggunakan sumber daya di
wilayah tersebut. Selama tidak ada pelanggaran norma dan nilai sosial oleh perusahaan,
maka perusahaan akan terus mendapatkan dukungan dari masyarakat. Berdasarkan
penjelasan tersebut, Perusahaan akan terus bekerja keras untuk mendapatkan legitimasi
pemangku kepentingan, salah satunya dengan melakukan pengungkapan.
Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi
masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang. Strategi perusahaan dalam membangun image
positif bahwa perusahaan sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan adalah
meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan melalui pengungkapan
informasi tambahan seperti laporan keberlanjutan, dengan demikian perusahaan dapat
memperoleh legitimasi pemangku kepentingan.
2.1.2 Teori Variabel Dependen
Teori variabel dependen merupakan ringkasan atau rangkuman dan teori yang
membahas tentang variabel terikat dalam suatu penelitian. Variabel dependen sendiri
adalah tipe variabel yang besar kecil nilai atau perubahannya dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen dimana variabel ini yang menjadi akibat atau
dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2021). Adapun penjelasan
berbagai teori dari variabel dependen sebagai berikut:
18

Nilai perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan dan nilai perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan (Rudangga & Sudiarta, 2016). Tujuan utama dari nilai perusahaan
menurut theory of the firm yaitu untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan
(value of the firm). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi suatu
perusahaan karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti perusahaan juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga pasar saham perusahaan. Harga
pasar saham merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, dimana pada bursa
saham harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap
lembar saham perusahaan. Nilai perusahaan dilihat dari seberapa jauh respon investor
terhadap saham perusahaan. Investor akan memilih perusahaan yang tidak hanya
berorientasi keuntungan saja tetapi perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial
dan lingkungan demi pembangunan yang berkelanjutan (Pelupessy & Hariani, 2022).
Indikator untuk menentukan nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’s Q, Price
Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan PBV sebagai indikator untuk
mengukur nilai perusahaan karena keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk
menentukan strategi investasi di pasar modal. Adapun rumus yang digunakan untuk
menentukan Price Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


PBV =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Sumber : Fahmi (2020)


Rumus 2. 1
Price Book Value
19

Salah satu rasio yang termasuk dalam nilai pasar yaitu PBV. Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2017), Rasio nilai pasar merupakan rasio yang memberikan
informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai
perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Price Book Value (PBV) maka
semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi para pemegang saham (Sari,
2019).

2.1.3 Teori Variabel Independen


Teori variabel independen mencakup rangkuman atau ringkasan dan teori
tentang variabel-variabel bebas dalam suatu penelitian. Variabel independen sendiri
merupakan variabel yang besar kecil nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain tetapi
dapat mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel dependen (Maulita
et al., 2022). Adapun penjelasan berbagai teori dari variabel independen sebagai
berikut:
1. Sustainability Report
Menurut Global Sustainability Standards Board (GRI, 2018) Sustainability report
merupakan praktek pengukuran, pengungkapan dan pertanggungjawab kepada internal
dan pemangku kepentingan eksternal untuk kinerja organisasi dengan arah dan tujuan
pembangunan berkelanjutan. Laporan keberlanjutan ini menyajikan nilai-nilai serta
model tata kelola perusahaan atau organisasi serta menunjukkan hubungan antara
strategi dan komitmen perusahaan tersebut terhadap ekonomi global yang
berkelanjutan.
Menurut (Elkington, 1998)
“Sustainability report ini didalamnya tidak hanya berisi tentang informasi
kinerja keuangan suatu perusahaan tetapi juga informasi non-keuangan yang
terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan yang
20

memungkinkan perusahaan tersebut dapat bertumbuh secara


berkesinambungan”
Peraturan terkait pengungkapan sustainability report juga sudah dihasilkan
pemerintah Indonesia, antara lain yaitu :
“Undang-Undang No. 40 tahun 2007 terkait Perseroan Terbatas, Peraturan
Pemerintah No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas, serta Peraturan OJK Nomor 51 /POJK.03/2017 tentang
Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan
Perusahaan Publik”
Pedoman yang diungkapkan dalam pengungkapan sustainability report dibuat
oleh salah satu lembaga yaitu Global Reporting Initiative (GRI). Dalam penyajian
sustainability report, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yang berhubungan
dengan kualitas informasi yang disajikan, yaitu:
1) Keseimbangan
Laporan yang diterbitkan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari
kinerja perusahaan secara keseluruhan
2) Komparabilitas
Perusahaan harus memilih, mengumpulkan, serta melaporkan informasi secara
konsisten sehingga informasi tersebut memungkinkan stakeholder untuk dianalisis
perubahan kinerja dari waktu ke waktu.
3) Akurasi
Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi stakeholder untuk
dapat menilai kinerja perusahaan.
4) Ketepatan waktu
Perusahaan harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi
dapat tersedia tepat waktu dan untuk membuat keputusan yang tepat.
5) Kejelasan
Perusahaan harus membuat informasi yang disajikan dengan cara yang dapat
dimengerti dan dapat diakses oleh stakeholder yang menggunakan laporan
keuangan.
6) Keandalan
21

Perusahaan harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis dan


mengungkapkan seluruh informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan
laporan agar dapat diuji dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut.
Global Reporting Initiative (GRI) merupakan panduan pelaporan perusahaan
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang digagas oleh PBB melalui
Coalition for Environmental Economies (CERES) dan United Nations Environment
Programme (UNEP) pada tahun 1997. GRI merupakan organisasi non-profit yang
mempromosikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. GRI menyediakan
kerangka pelaporan keberlanjutan yang komprehensif bagi semua perusahaan dan
organisasi yang banyak digunakan seluruh dunia.
Semakin banyak indikator yang diungkapkan dalam sustainability report maka
semakin bagus kualitas dari sustainability report tersebut. Dalam indikator yang
digunakan adalah GRI Standar. Indikator GRI dipilih berdasarkan aturan internasional
yang diakui oleh perusahaan di dunia. Perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas
perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standar disclosure.
Sustainability report menggunakan standar dari GRI yang berisi 3 komponen, yaitu:
1) Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)
menggambarkan arus modal diantara pemangku kepentingan yang berbeda, dan
dampak ekonomi utama dari organisasi diseluruh lapisan masyarakat.
2) Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)
Meliputi dampak yang terkait dengan input (seperti energi air) dan output
(seperti emisi, efluen, dan limbah). Termasuk juga keanekaragaman hayati,
transportasi, dan dampak yang berkaitan dengan produk dan jasa, serta
kepatuhan dan biaya lingkungan
3) Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), terdiri dari 4 sub
kategori yaitu :
Membahas dampak yang dimiliki organisasi terdapat sistem sosial dimana
organisasi beroperasi.
22

Pengungkapan sustainability report pada penelitian ini diukur menggunakan


content analysis. Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 bagi item
yang diungkapkan, dan 0 jika item tidak diungkapkan, setelah dilakukan pemberian
skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total
skor untuk setiap perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan
pengungkapan sustainability report adalah sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝


𝑆𝑅𝐷𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 (91 𝑖𝑡𝑒𝑚)
Sumber : Latifah et al (2019)
Rumus 2. 2
Pengungkapan Sustainability Report
Keterangan :
SRDI : Sustainability Report Disclosure Index
n : Total Sustainability Disclosure (jumlah item yang
digunakan perusahaan)
k : Jumlah item yang diharapkan (Jumlah indikator dalam GRI)
2. Enterprise Risk Management
Manajemen risiko perusahaan (Enterprise Risk Management/ERM) adalah sistem
yang diterapkan untuk mengelola dan mengontrol risiko bisnis perusahaan atau
korporat dengan harapan bahwa sasaran atau target perusahaan dapat tercapai. Sistem
ini telah banyak direferensikan untuk menjadi dasar dalam menentukan nilai
perusahaan. Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission
(COSO) mendefinisikan manajemen risiko perusahaan sebagai sebuah proses,
dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil personalia lainnya,
diterapkan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang untuk
mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola
risiko yang berada dalam pemicu risikonya, untuk memberikan keyakinan memadai
mengenai pencapaian tujuan entitas (Tuanakotta, 2019). Dalam hal kaitannya dengan
23

nilai perusahaan, eksplorasi studi terkait didasari pada tiga perspektif, yaitu target
manajemen risiko, efektivitas manajemen risiko dan instrumen manajemen risiko.
Pengukuran ERM menggunakan 8 komponen yang terdiri atas 108 kriteria
pengungkapan berdasarkan COSO ERM Framework 2017 yaitu:
1. Internal Environment (Lingkungan Internal)
2. Objective Setting (Penentuan Tujuan)
3. Event Identification (Identifikasi Peristiwa)
4. Risk Assessment (Penilaian Risiko)
5. Risk Response (Tanggapan Terhadap Risiko)
6. Control Activities (Kegiatan Pengendalian)
7. Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
8. Monitoring (Pemantauan)
Selain itu, perhitungan setiap item ERM yang digunakan diberi nilai 1, dan nilai
0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan dengan menghitung jumlah
pengungkapan dan dibagi dengan total item pengungkapan sebanyak 108 item.
Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan (annual
report) dan situs perusahaan. Rumus menghitung Enterprise Risk Management (ERM)
menurut The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission/COSO (2017) :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝐸𝑅𝑀 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛
Sumber : Setiawati et al (2022)
Rumus 2. 3
Enterprise Risk Management
3. Intellectual Capital
a) Pengertian Intellectual Capital
Menurut (Ulum, 2009), intellectual capital merupakan informasi, hak
kepemilikan intelektual, pengalaman yang dapat dipakai untuk menciptakan
24

kekayaan. Intellectual Capital ini juga merupakan aset tidak berwujud yang tidak
secara langsung disebutkan dalam laporan keuangan yang bisa berupa sumber daya
informasi maupun pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
bersaing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2010) dalam PSAK No. 19 mengenai
aktiva tidak berwujud atau intangible assets didefinisikan sebagai berikut :
“Intangible asset atau aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki
untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan pada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif”.
Dalam penelitian Stewart (1998) mendefinisikan intellectual capital ialah :
“Modal intelektual adalah materi intelektual berupa pengetahuan,
informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang dapat digunakan
untuk menciptakan kekayaan”.
Dari berbagai pengertian diatas bisa dikatakan bahwa pengertian intellectual
capital atau modal intelektual merupakan aset tak berwujud yang berupa: ilmu
pengetahuan, sumber informasi, pengalaman, dan lainnya berwujud yang tidak
secara langsung disebutkan dalam laporan keuangan yang bisa berupa sumber daya
informasi maupun pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
bersaing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
b) Komponen Intellectual Capital
Dari beberapa pengertian tentang intellectual capital tersebut di atas
beberapa peneliti telah mengembangkan komponen spesifik atas intellectual
capital. Pulic mengklasifikasikan intellectual capital dalam nilai tambah (value
added) yang didapatkan dari selisih pendapatan (input) perusahaan dengan
seluruh biaya (output). Kemudian nilai tambah intellectual capital dibagi
menjadi capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural
capital (STVA). Ketiga kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Human Capital
Salah satu unsur yang sangat penting dalam Intellectual Capital (IC)
ialah Human Capital. karena human capital dapat menciptakan
25

kemampuan bagi perusahaan. Apabila suatu perusahaan ingin


menghasilkan kekayaan dari IC nya maka peran human capital selayaknya
dipandang sebagai sumber daya utama yang dapat menghasilkan ilmu
pengetahuan. Human capital adalah kemampuan yang diperlukan
perusahaan untuk menyediakan berbagai solusi bagi pelanggan, untuk
melakukan inovasi-inovasi dan pembaharuan-pembaharuan.
Menurut Baroroh, human capital yang tinggi mampu mendorong
peningkatan kinerja keuangan. Human capital merupakan kombinasi dari
pengetahuan, keterampilan, inovasi, dan kemampuan seseorang untuk
menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai.
Meningkatnya human capital apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan karyawan
secara efisien. Dengan memiliki karyawan yang berkualitas dan
berintegritas maka dapat memberi dampak besar terhadap kinerja
perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa Human Capital merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, kualifikasi, dan keahlian yang
dimiliki oleh karyawan yang dapat menghasilkan nilai bagi perusahaan.
b. Structural Capital / Organizational Capital
Structural Capital merupakan bentuk kekayaan yang nyata bagi
perusahaan, selain berfungsi sebagai tempat dimana seluruh hasil aktivitas
penciptaan nilai yang dihasilkan oleh modal manusia (human capital)
tersimpan. Jadi dapat dikatakan bahwa Structural capital merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan dalam menciptakan kinerja
intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan.
Structural capital menurut Baroroh adalah kemampuan organisasi
meliputi infrastruktur, sistem informasi, rutinitas, prosedur dan budaya
organisasi yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
intelektual yang optimal. Intellectual capital dapat mencapai kinerja secara
26

optimal apabila organisasinya memiliki sistem manajemen organisasi yang


baik. Structural capital menjadi infrastruktur perusahaan yang membantu
meningkatkan produktivitas karyawan. Termasuk dalam hal ini yaitu
database, organizational charts, process manuals, strategies routines, dan
segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari materialnya.
c. Relational Capital / Capital Employeed
Relational capital adalah hubungan yang harmonis/association network
yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari
para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal
dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal
dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat
sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar
lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan
tersebut. Dalam artikel Ulum 2013, Pulic (1998) mengatakan bahwa modal
intelektual ini sebagai capital employed. Dimana modal intelektual ini
menggambarkan modal yang dimiliki perusahaan berupa hubungan yang
harmonis kepada para mitranya serta pengelolaan physical capital guna
membantu penciptaan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.
c) Pengukuran Intellectual Capital
Metode value added intellectual coefficient (VAICTM) dikembangkan oleh
Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value
creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud
(intangible asset) yang dimiliki perusahaan. (VAICTM) merupakan instrumen
untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relative
mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun
dalam laporan keuangan perusahaan (neraca, laba rugi). Metode ini untuk
mengukur seberapa dan bagaimana efisiensi intellectual capital dan capital
employed dalam menciptakan nilai berdasarkan pada hubungan tiga komponen
utama, yaitu (1) Human Capital, (2) Capital Employed, (3) Structural Capital (4)
27

Intellectual Capital Disclosure. Metode (VAICTM) memiliki 3 komponen utama


yaitu sebagai berikut :
a. Value Added Capital Employed (VACA)
Value Added Capital Employed adalah indikator untuk VA yang diciptakan
oleh satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang
dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa VACA atau Value Added Capital Employed menggambarkan
berapa banyak nilai tambah yang dihasilkan dari modal perusahaan yang
digunakan. Jika setiap 1 unit dari CE mampu memperoleh pengembalian yang
lebih tinggi dari perusahaan lain, maka itu menandakan perusahaan sangat baik
dalam memaksimalkan CE yang dimilikinya.

𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐶𝐴 =
𝐶𝐸
Sumber : Ulum (2013)
Rumus 2. 4
Value Added Capital Employed
Dimana :
VACA : Value Added Capital Employed (rasio dari VA terhadap CE).
VA : Value Added
CE : Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas)
b. Value Added Human Capital (VAHU)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara VA dan HC (Human Capital).
Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan
antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan
nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan penulis IC lainnya,
Pulic berargumen bahwa total salary and wages cost adalah indikator dari HC
perusahaan. Dalam penelitian ini dimaksud dengan HC adalah jumlah seluruh
beban yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja.
28

VAHU = VA/HC

Sumber : Ulum (2013)


Rumus 2. 5
Value Added Human Capital
Dimana :
VAHU : Value Added Human Capital (rasio dari VA terhadap HC).
VA : Value Added
HC : Human Capital (beban karyawan).
c. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi
structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC, ia independen terhadap value creation. Artinya,
semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil
kontribusi SC dalam hal tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa STVA sebagai
petunjuk bagaimana mencapai keberhasilan SC dalam memperoleh nilai yang
optimal.
STVA = SC/VA
Sumber : Ulum (2013)
Rumus 2. 6
Structural Capital Value Added

Dimana :
STVA : Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap VA
SC : Structural Capital : VA – HC
VA : Value Added
d. Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
29

VAICTM yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat menunjukkan


intellectual suatu perusahaan yang atau dapat menunjukkan BPI (Business
Performance Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari tiga komponen
sebelumnya yaitu VACA, VAHU dan STVA.

𝑉𝐴𝐼𝐶𝑇𝑀 = 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝑆𝑇𝑉𝐴


Sumber: Fadilah dan Afrienti (2020)

Rumus 2. 7
Value Added Intellectual Capital
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan bentuk usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam
mencari perbandingan dan inspirasi baru untuk melakukan penelitian selanjutnya,
kemudian kajian terdahulu dapat membantu memposisikan penelitian serta
menunjukkan orisinalitas.
Fungsi penelitian terdahulu yaitu untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu (Sujarweni, 2018). Adapun beberapa penelitian terdahulu yang
menjadi sumber referensi dan sumber acuan bagi peneliti tercermin dalam tabel
dibawah ini.
30

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
1 Afnia Fauzia Pengaruh Variabel  Sustainability Reporting berpengaruh
Pengungkapan Dependen (X): positif terhadap nilai perusahaan.
Hafni (2018)
Sustainaibility Tidak  Intellectual Capital berpengaruh
Reporting dan positif terhadap Nilai Perusahaan
menggunakan
Intellectual Capital
Enterprise risk  Sustainability Reporting dan
Terhadap Nilai Intellectual Capital secara bersama-
Perusahaan Pada management sama berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan Sektor Objek: Perusahaan
Pertambangan Perusahaan
 
sektor
pertambangan
Indikator
Pengukuran
Nilai
Perusahaan:
Tobins Q

2 Pengaruh -  Hasil pada penelitian ini menunjukkan


Siska Liana Profitabilitas, provitabilitas dan leverage
(2019) Leverage, Ukuran berpengaruh signifikan terhadap
Perusahaan, dan pengungkapan sustainability report.
31

No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
Dewan Komisaris -SR digunakan  Sedangkan ukuran perusahaan dan
Independen terhadap sebagai variabel komisaris independen tidak
Pengungkapan dependen. berpengaruh terhadap sustainability
Sustainability Report report.
Objek :
perusahaan
pertambangan
Variabel  Hasil Penelitian menunjukkan
Dependen  indikasi bahwa pengungkapan
Pengaruh (X1): Enterprise Enterprise Risk Management
Khalifah
Pengungkapan Risk (ERM) memiliki pengaruh yang
Syafitri, Dini
Enterprise Risk Management signifikan dan positif terhadap nilai
3 Rosdini dan
Management (ERM), (ERM) suatu perusahaan.
Prima Yuni
Terhadap Nilai Pengukuran
Sari (2023)
Perusahaan Nilai
Perusahaan:
Tobins Q
Pengaruh Variabel   ERM tidak berpengaruh terhadap nilai
Astina Pengungkapan Dependen (X1 perusahaan dan
Elisabeth Enterprise Risk & X2):  Pengungkapan IC berpengaruh positif
S.Emar dan Management dan Enterprise Risk pada nilai perusahaan
4
Sri Ayem, Pengungkapan Management dan  Sedangkan variabel moderasi GCG
(2020) Intellectual Capital Pengungkapan tidak mampu memoderasi pengaruh
Terhadap Nilai Intellectual pengungkapan ERM pada nilai
Perusahaan dengan Capital perusahaan dan GCG dapat
32

No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
Good Corporate Objek memperkuat pengaruh pengungkapan
Governance Sebagai Penelitian: IC terhadap nilai perusahaan.
Moderasi perusahaan
manufaktur
tahun 2016-2018
Indikator Nilai
Perusahaan :
Tobins Q
Pengaruh -Nilai  Hasil penelitian ini menemukan bahwa
Sustainability Perusahaan Sustainability Reporting (SR) terbukti
Reporting Terhadap sebagai variabel tidak berpengaruh terhadap kinerja
Kinerja Keuangan moderating keuangan.
Rida idowati ,
anggita Dengan Nilai Objek  Nilai perusahaan terbukti tidak mampu
langgeng Perusahaan Sebagai Penelitian: memoderasi hubungan Sustainability
5 wijaya , Variabel Moderating Perusahaan 50 Reporting (SR) dan kinerja keuangan.
heidy Pada Perusahaan 50 Biggest Market 
paramitha Biggest Market Capitalization
devi (2020) Capitalization yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2017-2019
Pengaruh Variabel    Sustainability report tidak berpengaruh
Dian Kartika
6 Pengungkapan Dependen (X): terhadap nilai perusahaan.
Sari dan
33

No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
Wahidahwati, Sustainability Report, Enterprise risk  Ukuran perusahaan berpengaruh positif
(2021) Ukuran Perusahaan, management, terhadap nilai perusahaan dan leverage
Profitabilitas dan dan Intellectual berpengaruh positif terhadap nilai
Leverage Terhadap Capital perusahaan.
 Profitabilitas berpengaruh negatif
Nilai Perusahaan
terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Objek  Sustainability reporting dan kinerja


Sustainability penelitian: sosial tidak berpengaruh signifikan
Reporting Terhadap sektor chemical terhadap nilai perusahaan.

Nilai Perusahaan industries  Kinerja ekonomi dan lingkungan
Galuh Artika dengan Leverage Indikator  berpengaruh signifikan terhadap nilai
Febrianti, sebagai Variabel Pengukuran perusahaan.
7
(2021) Moderating Nilai  Selain itu penelitian ini juga
Perusahaan: menunjukkan bahwa leverage dapat
Tobins Q memediasi hubungan antara
pengungkapan sustainability report dan
nilai perusahaan.

The Impact of Variabel   Enterprise Risk Manajement


Aldo Amerta, Enterprise Risk Dependen (X): berpengaruh positif terhadap nilai
8
Yanuar Nanok Management, perusahaan
Corporate Social
34

No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
Soenarno, SE, Responsibility, and Intellectual  Corporate Social Responsibility and
M.Ak. (2022) Sustainability Report Capital Sustainability report tidak
on Firm Value in Objek : sektor berpengaruh terhadap Nilai
Banking Sector of
perbankan di Perusahaan.
Indonesia, Malaysia
and Thailand indonesia,
malaysia dan
thailand

Pengaruh Intellectual Variabel  Intellectual Capital dan Firm Size


Capital, Dependen (X): berpengaruh positif terhadap kinerja
Pengungkapan Enterprise Risk keuangan perusahaan
Sustainability Report Management  Pengungkapan Sustainability Report
Rhennata, dan Firm Size Variabel tidak berpengaruh terhadap kinerja
9 Terhadap Kinerja Independen keuangan perusahaan
(2022)
Keuangan Perusahaan (Y): Kinerja
Keuangan
Perusahaan

10 Wendi Salim 
Saputra, dkk. The Effect of Variabel  Enterprise risk management
(2023)
Enterprise Risk Dependen (X): berpengaruh negatif terhadap nilai
Management and Sustainability perusahaan, hal ini dikarenakan semakin
Intellectual Capital Report banyak pengungkapan ERM oleh
35

No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
Disclosure on Firm Objek : perusahaan menimbulkan persepsi
Value perusahaan buruk dari investor.
LQ45 yang  Sedangkan Intellectual Capital tidak
company terdaftar di BEI berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
value in LQ45 Indikator karena tidak ada pengukuran yang pasti
companies listed on Pengukuran terkait pengungkapan dan pelaporan
the Indonesia Stock
Nilai intelektual modal, jadi informasinya
Exchange in the
2018-2020 period. Perusahaan: belum mendapatkan perhatian dari
Tobins Q investor yang mengakibatkan
intelektual capital tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan

Sumber: Data Diolah Penulis (2023)


36

State of The Art


Dari penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan masih terdapat perbedaan
hasil yang tidak sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan kekurangan dan perbedaan
tersebut, berikut merupakan perkembangan State of The Art pada penelitian ini:
Tabel 2. 2
State of The Art

NO Tahun Topik Penelitian Referensi


1 2018 Membahas mengenai pengimplementasian (Pilaradiwangsa,
konsep triple bottom line kedalam bentuk 2018)
kegiatan Corporate Social Responsibility
2 2019 Membahas mengenai pengungkapan (Kumala, 2019)
pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap
lingkungan diperinci kedalam suatu laporan yang
disebut sustainability report
3 2020 Membahas tentang pentingnya informasi non (Kusuma &
keuangan bagi investor guna menciptakan nilai Aprilia, 2020)
tambah bagi perusahaan.
4 2021 Mengkaji pengimplementasian ERM oleh (Zenita et al.,
perusahaan-perusahaan di Indonesia. 2021)
5 2022 Membahas mengenai tingkat kepatuhan (Dewi &
sustainability report terhadap pedoman GRI Sudayana, 2022)
Standards. Serta perubahan aktivitas dan biaya
dari program tanggung jawab sosial dan
lingkungan sebelum dan setelah pandemi Covid
-19.
6 2023 Membahas penelitian terkait pengaruh Usulan riset
pengungkapan sustainability report dengan GRI yang akan
G4 sebagai pedoman pengukuran, enterprise risk dilakukan
management dan intellectual capital terhadap
nilai perusahaan.
Sumber: Data Diolah Penulis (2023)
37

2.3 Kerangka Pemikiran


Nilai perusahaan menjadi informasi yang penting yang memperlihatkan kinerja
perusahaan yang akan mempengaruhi penilian para investor terhadap perusahaan. Nilai
perusahaan akan tumbuh berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan
dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup karena berkelanjutan merupakan
keseimbangan antara ekonomi, lingkungan dan masyarakat (Mahendra & Wirawati,
2018).

Signaling Theory Legitimasi Theory


Menurut Jogiyanto (2013) Signalling theory Menurut Suchman (1995) menyatakan
menekankan kepada pentingnya informasi bahwa perusahaan secara terus menerus
berupaya meyakinkan masyarakat bahwa
yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan
keputusan. investasi pihak di luar perusahaan. telah sesuai dengan batasan norma-norma
masyarakat.

FAKTOR – FAKTOR

Sustainability Report (X1)


H1

Enterprice Risk Management H2 Nilai Perusahaan (Y)


(X2)
H3

Intellectual Capital (X3) H4

Teknik Pengujian : Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Regresi


Linier Berganda, dan Uji Hipotesis

Hasil

Kontribusi Hasil
Penenelitian

Sumber: Data Diolah Penulis (2023)


Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
38

2.4 Rumusan Hipotesis


Sugiyono (2021), berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban yang bersifat
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian,
kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut:
2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai
Perusahaan
Sustainability Report merupakan laporan yang diterbitkan oleh perusahaan
sebagai bentuk komunikasi kepada para pemangku kepentingan baik itu pihak internal
maupun eksternal yang terdiri dari aktivitas sosial, ekonomi dan lingkungan.
Pengungkapan SR pada perusahaan dapat menyumbang kontribusi positif terhadap
nilai perusahaan (Dewi, 2022). Dengan adanya pengungkapan tersebut merupakan
salah satu bentuk transparansi perusahaan kepada investor yang berdampak pada citra
perusahaan sehingga investor minat berinvestasi pada perusahaan (Pujiningsih, 2020)
Pengungkapan sustainability report memberikan sinyal positif bagi investor
karena perusahaan memiliki prospek yang bagus begitu pula sebaliknya. Sinyal positif
ini akan berdampak pada harga saham, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Hal
ini mendorong manajemen untuk selalu berusaha mengungkapkan informasi
perusahaan yang menarik bagi investor dan pemegang saham, terutama jika informasi
tersebut merupakan kabar baik (good news) (Emar & Ayem, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh (Pujiningsih, 2020) menyatakan bahwa
sustainability report berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang
sama juga diungkapkan oleh Siregar & Safitri (2019) yang menyatakan bahwa
sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Bertentangan
dengan hasil penelitian oleh (Ramadhani, 2015) menunjukkan bahwa pengungkapan
39

sustainability report tidak mempengaruhi terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan


uraian tersebut, hipotesis penelitian ini ialah:
H1: Sustainability Report Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
2.4.2 Pengaruh Enterprise Risk Management terhadap Nilai Perusahaan
Pengungkapan ERM merupakan pengungkapan atas risiko yang telah dikelola
perusahaan atau pengungkapan atas upaya dalam mengendalikan risiko (Syafitri et al.,
2023). Luas pengungkapan manajemen risiko menunjukkan kemampuan sebuah
perusahaan dalam mengelola manajemen risikonya (Cecasmi & Samin, 2017).
Enterprise risk management dalam suatu perusahaan memiliki peran penting untuk
menjaga stabilitas perusahaan (Ardianto & Rivandi, 2018). Pengungkapan enterprise
risk management pada perusahaan menandakan bahwa terdapat tata kelola risiko
perusahaan yang baik. Pengungkapan ERM yang berkualitas tinggi pada suatu
perusahaan memberikan dampak positif pada persepsi pelaku pasar yang dapat
berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan (Devi et al., 2017)
Teori Sinyal menjelaskan bahwa informasi merupakan unsur penting bagi
investor dan pelaku bisnis karena menyajikan keterangan, gambaran dan keadaan suatu
perusahaan. ERM sebagai informasi non keuangan dapat menjadi sinyal bagi investor
terhadap dana yang diinvestasikan karena melalui informasi tersebut investor dapat
menilai prospek perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perusahaan
mengungkapkan ERM maka akan meningkatkan nilai perusahaan (Rivandi, 2018).
Hasil penelitian (Devi et al., 2017) dan penelitian Handayani (2017)
membuktikan bahwa pengungkapan ERM berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Pengungkapan ERM dalam suatu perusahaan menggambarkan
adanya tata kelola risiko perusahaan yang baik. Pengungkapan ERM yang berkualitas
tinggi pada suatu perusahaan memberikan dampak positif pada persepsi pelaku pasar
yang dapat berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan tersebut (Devi et al., 2017).
Berdasarkan uraian tersebut maka disimpulkan bahwa semakin tinggi atau luas
40

pengungkapan enterprise risk management yang dilakukan maka semakin tinggi juga
nilai perusahaannya, maka hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
H2 : Enterprise Risk Management Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
2.4.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Intellectual capital (modal intelektual) adalah aset tidak berwujud berupa sumber
daya informasi serta pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
bersaing serta dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai
perusahaan (Budiarto & Putuyana, 2018). Perusahaan yang mengungkapkan IC pada
laporan tahunan adalah langkah yang dapat membantu perusahaan dalam menerangkan
elemen apa saja yang dimiliki perusahaan (Pujiningsih, 2020). Perusahaan harus
memperlihatkan kapasitas intellectual capital agar memperoleh legitimasi dari publik
atas kekayaan intelektual yang dimiliki serta dapat menarik minat masyarakat untuk
menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan
mendapatkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut
teori sinyal pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
Pada penelitian (Rivandi, 2018) mengungkapkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai perusahan. Semakin tinggi jumlah intellectual
disclosure maka semakin tinggi nilai perusahaan karena investor dapat menangkap
sinyal yang diberikan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh pengungkapan
intellectual capital dibutuhkan oleh investor karena mencerminkan kapabilitas
perusahaan di masa mendatang (Pamungkas & Maryati, 2017). Berdasarkan uraian
tersebut maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Intellectual Capital Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
2.4.4 Pengaruh Sustainability Report, Enterprise Risk Management dan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan.
Sustainability report merupakan suatu aspek yang penting dan harus
diungkapkan oleh suatu perusahaan. Pengungkapan sustainability report oleh
41

perusahaan akan memberikan kontribusi positif terhadap nilai perusahaan yang


berdampak pada penilaian investor agar tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut karena dinilai telah transparan. Perusahaan yang mengungkapkan aspek, sosial
dan lingkungan akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut peduli akan keadaan
sekitar (Hamidah, 2021)
Signalling theory menekankan pada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan bagi keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Manajemen selalu
berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangan
perusahaan sangat diminati investor dan pemegang saham khususnya jika informasi
tersebut merupakan berita baik (good news). Informasi yang mengandung good news
dapat berdampak pada reaksi pasar pada waktu informasi tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar yang positif terhadap good news tersebut akan mendorong semakin
tingginya nilai perusahaan.
Pengungkapan intellectual capital yang diterapkan oleh suatu perusahaan pada
laporan tahunan merupakan suatu langkah yang dapat membantu perusahaan
menjelaskan elemen apa saja yang dimiliki oleh perusahaan (Dewi & Kreistya, 2022).
Informasi IC yang dipublikasikan merupakan sinyal bagi investor dan dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Perusahaan yang mengungkapkan IC
akan mendorong perubahan volume perdagangan saham, karena investor cenderung
membayar harga yang lebih tinggi untuk saham perusahaan yang memiliki intellectual
capital lebih banyak sehingga meningkatkan nilai perusahaan (Siregar & Safitri, 2019)
H4: Sustainability Report, Enterprise Risk Management dan Intellectual Capital
Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Menurut (Sugiyono, 2021), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Metode
penelitian sangat berhubungan dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian
yang digunakan. Dalam metode penelitian diperlukan adanya rancangan penelitian
yang meliputi prosedur atau langkah langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data serta bagaimana data tersebut nantinya diperoleh, diolah, dan
dianalisis (Jaya, 2020)
Metode penelitian pada dasarnya adalah operasionalisasi dari epistemologi
yang mengkaji perihal urutan tahapan atau langkah yang dijalani agar pengetahuan
yang didapatkan memenuhi kriteria ilmiah, dalam memilih suatu metodologi yang tepat
dan benar pada sebuah penelitian, maka diharuskan mengembangkan suatu
pengetahuan dasar mengenai perlunya data-data dan informasi-informasi mengenai
metode dan subjek penelitian yang pada umumnya digunakan (Purba et al., 2021).
Metode penelitian diperlukan agar seorang peneliti mendapatkan hasil yang tepat,
dapat dipertanggungjawabkan, dan menyelesaikan masalah yang diteliti (Jonathan &
Militina, 2019). Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
periode 2017-2021.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa
yang ingin diketahui (Purba et al., 2021) . Penelitian kuantitatif merupakan kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data berdasarkan jumlah atau

42
43

banyaknya yang dilakukan secara objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Duli, 2019).
Metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti (Sudaryana & Agusiady, 2022).
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2021), Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2021, sebanyak 141 perusahaan selama lima
tahun penelitian.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2021), sampel merupakan bagian
dari populasi yang diharapkan mampu mewakili jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi dalam penelitian. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu
penelitian maka dibutuhkan ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk memperkecil
populasi yang akan digunakan dalam penelitian yang disebut sebagai teknik sampling.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Riyanto & Hatmawan,
2020). Adapun kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
44

Tabel 3. 1
Tabel Pengambilan Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah Total


1 Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 141 141
periode 2017-2021
2 Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan (14) 127
laporan keuangan tahun 2017-2021
3 Perusahaan Manufaktur yang tidak (114) 13
menerbitkan sustainability report secara
konsisten selama periode penelitian tahun
2017-2021
Tahun pengamatan 5
Sampel Penelitian 13x5
Total sampel selama periode penelitian tahun 65
2017-2021
Sumber: Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel secara purposive sampling diatas
maka diperoleh sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 65 sampel diperoleh
dari 13 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-
2021. Adapun perusahaan yang digunakan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Sektor Nama Perusahaan


Perusahaan
1 ASII Aneka Industri Astra Internasional Tbk
2 INTP Industri Dasar dan Kimia Indocement Tunggal Prakasa Tbk
3 MLBI Industri Barang dan Multi Bintang Indonesia Tbk
Konsumsi
4 KLBF Industri Barang dan Kalbe Farma Tbk
Konsumsi
5 SMCB Industri Dasar dan Kimia Solusi Bangun Indonesia Tbk
6 SMGR Industri Dasar dan Kimia Semen Indonesia (Persero) Tbk
45

7 UNVR Industri Barang dan Unilever Indonesia Tbk


Konsumsi
8 WTON Industri Dasar dan Kimia Wijaya Karya Beton Tbk
9 WSKT Industri Dasar dan Kimia Waskita Karya (Persero) Tbk
10 WSBP Industri Dasar dan Kimia Waskita Beton Precast Tbk
11 AUTO Aneka Industri Astra Otoplas Tbk
12 JPFA Industri Dasar dan Kimia Japfa Comfeedmill Tbk
13 NIKL Industri Dasar dan Kimia Pelat Timah Nusantara Tbk
Sumber: Data diolah penulis (2023)

3.3 Operasional Variabel


Operasional variabel merupakan atribut atau sifat atau nilai dari suatu objek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2021). Operasional variabel
ini bertujuan untuk menjabarkan variabel agar menjadi operasional dan spesifik
sehingga tidak multitafsir dan bisa diukur dalam rangka memperoleh data tentang nilai
dari variabel yang bersangkutan (Sugeng, 2022). Variabel dependen yang diteliti pada
penelitian ini yaitu nilai perusahaan dan variabel independen yang diteliti yaitu
pengungkapan sustainability report, enterprise risk management dan intellectual
capital.

3.3.1 Variabel Dependen


Menurut Sugiyono (2021), variabel dependen dalam bahasa indonesia sering
disebut sebagai variabel terikat, variabel terikat ini merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Penelitian ini
menggunakan variabel dependen nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan dan nilai perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan (Rudangga & Sudiarta, 2016) . Dalam penelitian ini indikator
yang digunakan untuk menentukan nilai perusahaan adalah menggunakan rasio Price
46

Book Value (PBV). Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan Price Book
Value (PBV) adalah sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
Sumber : Fahmi (2020)

3.3.2 Variabel Independen


Menurut (Sugiyono, 2021), variabel independen sering disebut sebagai variabel
bebas, variabel bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel independen yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sustainability Report
Sustainability report merupakan laporan yang diterbitkan oleh perusahaan
ataupun organisasi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang
diakibatkan oleh kegiatan operasional. Sustainability report juga mengungkapkan
nilai-nilai organisasi dan acuan tata kelola dan memperlihatkan hubungan antara
strategi dan komitmen perusahaan terhadap ekonomi global yang berkelanjutan
(Ulupui et al., 2021)
Global Reporting Initiative (GRI) G4 adalah indikator yang digunakan pada
penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengukuran pengungkapan sustainability
report yaitu menggunakan content analysis yaitu mengkosifikasi dengan memberi nilai
1 bila diungkapkan dan nilai 0 bila tidak diungkapkan. Setiap item kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah pengungkapan untuk 91 item berdasarkan GRI
G4. Pengukuran sustainability report pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝


𝑆𝑅𝐷𝐼
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 (91 𝑖𝑡𝑒𝑚)

Sumber : Latifah et al (2019)


47

2. Enterprise Risk Management


Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam (Tuanakotta,
2019) enterprise risk management merupakan tingkat pengungkapan pengelolaan
risiko perusahaan dan memberikan jaminan keamanan yang beralasan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan. Terdapat 108 item pengungkapan ERM yang mencakup
delapan dimensi. Delapan dimensi tersebut yaitu: 1) lingkungan internal, 2) Penetapan
tujuan, 3) Identifikasi kejadian, 4) Penilaian risiko, 5) Respon atas risiko, 6) Kegiatan
pengawasan, 7) Informasi dan Komunikasi, dan 8) Pemantauan. Perhitungan setiap
item ERM yang digunakan diberi nilai 1, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan. Setiap
item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing
perusahaan dengan menghitung jumlah pengungkapan dan dibagi dengan total item
pengungkapan sebanyak 108 item.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝐸𝑅𝑀 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛
Sumber : Setiawati et al (2022)

3. Intellectual Capital
Intellectual capital merupakan aset tidak berwujud atau intangible asset yang
merupakan informasi dan pengetahuan yang mampu memberikan kesempatan untuk
menciptakan nilai bagi perusahaan. Intellectual capital juga adalah konsep sumber
daya yang berbasis pengetahuan baru menggambarkan ketika intangible asset
digunakan secara optimal maka memungkinkan sebuah perusahaan untuk
menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien (Rhennata & kurnia, 2022)

VAICTM= VACA + VAHU + STVA


Sumber : Fadhilah dan Afrieti (2020)
48

Tabel 3. 3
Operasional Variabel

No Variabel Indikator Pengukuran Skala


1 Nilai PBV Nilai Perusahaan dapat diukur dengan:
Perusahaan
Market Price per Share
(Y) Rasio
PBV= Book Value per Share
2 Pengungkapa SRDI Sustainability report dapat diukur
n dengan (Latifah et al., 2019):
Sustainability Jumlah item yang diungkap
SRDI
Report (X1) Jumlah item yang seharusnya (91 item) Rasio
3 Enterprise ERMD Rasio ERM dapat diukur menggunakan:
Risk Sumber : Setiawati et al (2022) Rasio
Management
Jumlah item yang diungkap
(X2) ERM
Jumlah item yang seharusnya (108 item)

4 Intellectual VAICTM Intellectual Capital dapat diukur


Capital (X3) dengan (Fadilah & Afrienti, 2020).
Rasio
VAICTM= VACA + VAHU + STVA

Sumber: Data diolah penulis (2023)

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
melaksanakan penelitian karena tanpa adanya teknik tersebut maka peneliti tidak akan
mendapat data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2021). Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan menggunakan berbagai sumber, yaitu dengan
menggunakan sumber primer dan data dengan sumber sekunder. Sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
(Purwanza, 2022).
49

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa laporan tahunan
perusahaan sektor manufaktur yang periode 2017-2021.
3.5 Teknik Pengujian Data
Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengelompokkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sitesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami oleh pengguna
(Sugiyono, 2021). Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi Statistical
Package For The Social Sciense (SPSS) versi 25 sebagai alat bantu. Data yang telah
dikumpulkan penulis selanjutnya akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
analisis regresi linier berganda yang sebelumnya telah diuji dengan uji asumsi klasik,
sehingga regresi yang digunakan layak dan bebas dari gejala normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Adapun teknik pengujian data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif


Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut sugiyono
(2021), statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul,
analisis statistik deskriptif ini juga digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antar
variabel.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Menurut Imam Ghozali (2017), uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan
model regresi yang baik atau tidak, yang didalamnya tidak terdapat multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi, serta memastikan bahwa data yang digunakan
tersebut berdistribusi normal Tujuan dari uji asumsi klasik ini untuk memberikan
kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam
50

estimasi tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2017).
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,
yaitu dengan menerapkan analisis grafik histogram dan uji statistik. Pada penelitian
ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian dikatakan berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas
apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual lebih tinggi dari 0.05 atau 5%.
Begitupun sebaliknya apabila berada dibawah 0.05 atau 5% data tidak berdistribusi
normal atau tidak memenuhi uji normalitas. Hipotesis dalam Kolmogorov-Smirnov
yaitu:
Ho : Sig > α, artinya sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal
Hα : Sig ≤ α, sampel yang diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2017). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak melebihi dari 10 (VIF ≤ 10) dan
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (tolerance ≥ 0,1), maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut bebas dari multikolinieritas atau tidak ada
multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi tersebut.
b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 (VIF ≥ 10) dan nilai
tolerance tidak lebih dari 0,1 (tolerance ≤ 0,1), artinya dapat dikatakan bahwa
51

data tersebut terdapat gejala multikolinieritas atau ada multikolinieritas antara


variabel independen dalam model regresi tersebut.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2017). Cara pengujian lain
yang dapat digunakan diantaranya yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Analisis dasar
antara lain sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2017), Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan uji statistik
non-parametrik dengan menggunakan uji Run Test. Run Test dipakai guna melihat
data residual muncul secara acak atau tidak. Kemudian secara statistik, ada tidaknya
autokorelasi diuji dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW test). Bandingkan nilai
DW yang dihasilkan dengan tabel-DW. Uji yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji Run Test. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
52

Tabel 3. 4
Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<d
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak du < d < 4 - du
dan negatif
Sumber: Ghozali (2017)
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah model regresi yang melibatkan lebih dari
1 variabel bebas. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menjelaskan
hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel
dependen (terikat). (Ghozali, 2017). Variabel independen pada penelitian ini yaitu
sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital. Variabel
dependen pada penelitian ini yaitu nilai perusahaan.
Berikut merupakan formula model regresi linier berganda:

PBV = α0 + β1X1 + β1X2 + β1X3 + ε

Rumus 3. 1
Persamaan Analisis Regresi Linier Berganda
Keterangan:
PBV : Nilai Perusahaan
α : Konstanta
β1- β2 : Koefisien Regresi dari X1, X2, X3
X1 : Pengungkapan Sustainability Report
X2 : Enterprise Risk Management
X3 : Intellectual Capital
ε : Estimasi Error (5%)
53

3.5.4 Koefisien Korelasi


Penelitian ini menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui seberapa kuat
hubungan antara variabel-variabel independen yaitu sustainability report, enterprise
risk management dan intellectual capital terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan. Berikut merupakan kriteria atau ketentuan-ketentuan yang dipaparkan oleh
(Sugiyono, 2021) :
Tabel 3. 5
Kategori Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,89 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2021)

3.5.5 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2017). Koefisien determinasi
merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (R2), analisis ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang
dinyatakan dalam persentase (Sugiyono, 2021). Nilai koefisien determinasi yaitu antara
nol sampai dengan satu (0 <R <1). Jika nilai R² kecil berarti menunjukan bahwa
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
tersebut terbatas, Sedangkan apabila nilai yang mendekati satu atau sama dengan satu
berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2017). Koefisien
determinasi diukur menggunakan rumus sebagai berikut:
54

KD = R2 x 100%
Sumber : Ghozali (2017)
Rumus 3. 2
Koefisien Determinasi
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
R2 : Koefisien kuadrat korelasi ganda

3.6 Pengujian Hipotesis


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2021). Tujuan dari pengujian hipotesis yaitu guna mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji signifikansi
parameter individual (Uji t) dan uji signifikansi simultan (Uji F) digunakan sebagai
teknik pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2017). Uji parsial
dilakukan dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan thitung dengan level 0,05
atau 5%. Adapun kriteria dalam penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 artinya hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Hal ini menunjukan bahwa variabel independen tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 artinya hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Hal ini menunjukan bahwa variabel independen tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
55

3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Menurut (Ghozali, 2017), uji signifikansi simultan (uji F) digunakan untuk
menguji apakah semua variabel independen secara bersama-sama atau simultan yang
dimasukkan dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian
pada penelitian ini menggunakan significance level 0,05. Adapun ketentuan dalam
penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi F berada diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 (>0,05),
maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Artinya secara
bersamaan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika nilai signifikansi F berada di bawah tingkat kepercayaan 5% atau 0,05
(<0.05). maka hipotesis (koefisien regresi signifikan) ditolak. Artinya secara
bersamaan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan sustainability
report, enterprise risk management, dan intellectual capital terhadap nilai perusahaan.
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang kemudian dianalisis dalam
model regresi linear. Data yang digunakan pada penelitian ini yakni sustainability
report dan annual report. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website Bursa Efek Indonesia dan website resmi masing-masing perusahaan.
Berdasarkan kriteria sampel pada penelitian ini diperoleh sebanyak 13 perusahaan.
Berikut merupakan profil singkat dari perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
Tabel 4. 1
Profil Perusahaan

No Kode Tanggal Tanggal Sektor


Saham Berdiri Listing
1 ASII 20-Feb-1957 04-Apr-1990 Aneka Industri
2 AUTO 20-Sep-1991 15-Jun-1998 Aneka Industri
3 INTP 04-Agu-1975 05-Des-1989 Industri Dasar dan Kimia
4 JPFA 18-Jan-1971 23-Okt-1989 Industri Dasar dan Kimia
5 KLBF 10-Sep-1966 30-Jul-1991 Industri Barang dan Konsumsi
6 MLBI 03-Jun-1929 17-Jan-1994 Industri Barang dan Konsumsi
7 NIKL 19-08-1982 14-Des-2009 Industri Dasar dan Kimia
8 SMCB 15-Jun-1971 10-Agu-1997 Industri Dasar dan Kimia
9 SMGR 01-Jan-1961 08-Jul-1991 Industri Dasar dan Kimia
10 UNVR 05-12-1933 11-Jan-1982 Industri Barang dan Konsumsi
11 WTON 11-Mar-1997 08-Apr-3014 Industri Dasar dan Kimia
12 WSKT 01-Jan-1961 19-Des-2012 Industri Dasar dan Kimia
13 WSBP 07-0kt-2013 20-Sep-2016 Industri Dasar dan Kimia
Sumber: Data diolah Penulis (2023)

56
57

4.2 Hasil Penelitian


Data yang ada pada model regresi penelitian ini akan dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi mengenai data yang dilihat dari nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel
penelitian sebanyak 65 annual report dan sustainability report yang diperoleh dari 13
perusahaan. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu software SPSS versi 25.
Tabel 4. 2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
SR 65 ,44 ,97 ,6069 ,11307
ERM 65 ,40 ,82 ,5225 ,04528
IC 65 ,19 17,95 3,8631 2,74231
Nilai Perusahan 65 ,03 56,79 5,2175 9,94961
Valid N 65
(listwise)
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan hasil uji deskriptif pada tabel 4.2 diatas diperoleh sebanyak 65
sampel yang didapat dari 13 perusahaan selama 5 tahun penelitian dari 2017-2021.
Tabel deskriptif menunjukkan variabel independen sustainability report, enterprise
risk management dan intellectual capital dan variabel dependen nilai perusahaan.
4.2.1 Nilai Perusahaan
Berdasarkan pada tabel 4.2 hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa
variabel dependen nilai perusahaan memiliki nilai tertinggi (max) pada PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 56,79, sedangkan nilai terendah (min) dimiliki oleh PT
Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) sebesar 0,03, dan rata-rata nilai perusahaan sebesar
5,21 dengan standar deviasi sebesar 9,949. Nilai rata-rata dari tahun 2017-2021 sebesar
5,2175, artinya harga saham diatas nilai buku dan mengindikasikan bahwa perusahaan
berhasil menciptakan nilai untuk pemegang saham. Dari keseluruhan sampel
58

perusahaan sektor manufaktur, diantaranya terdapat 18% sampel memiliki nilai


perusahaan diatas rata-rata dan 82% lainnya merupakan sampel yang memiliki nilai
perusahaan dibawah rata-rata.
4.2.2 Sustainability Report
Berdasarkan tabel 4.2 variabel independen sustainability report memiliki nilai
tertinggi (max) pada PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 0,9700, sedangkan
perusahaan yang memiliki nilai pengungkapan terendah (min) dimiliki oleh PT Pelat
Timah Nusantara Tbk (NIKL) sebesar 0,4400, dan rata-rata pengungkapan SR sebesar
0,60 dengan standar deviasi sebesar 0,11307. Nilai rata-rata (mean) dari tahun 2017-
2021 adalah sebesar 0,6069 dari keseluruhan sampel perusahaan manufaktur, artinya
dari total 101 item pengungkapan GRI Standar, perusahaan hanya melakukan
pengungkapan 60 item, hal ini menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum
maksimal dalam pengungkapan sustainability report terutama pada komponen
lingkungan, semakin banyak item yang diungkapkan maka semakin tinggi kemmpuan
perusahan untuk dapat mencapai kondisi perusahaan yang baik. Terdapat 46% sampel
memiliki nilai pengungkapan SR diatas rata-rata dan 54% lainnya merupakan sampel
yang menerbitkan sustainability report dibawah rata-rata.
4.2.3 Enterprise Risk Management
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa
variabel enterprise risk management memiliki nilai pengungkapan tertinggi (max) pada
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebesar 0,8200, sedangkan nilai pengungkapan
terendah (min) dimiliki PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 0,4000,
dengan nilai rata-rata enterprise risk management sebesar 0,5224 dan standar deviasi
sebesar 0,0452. Nilai rata-rata dari tahun 2017-2021 adalah sebesar 0,52 dari
keseluruhan sampel perusahaan manufaktur. Artinya dari total 108 item pengungkapan
COSO Framework, perusahaan hanya melakukan pengungkapan sebanyak 52 item,
perusahaan masih belum maksimal melakukan pengungkapan ERM pada komponen
risiko keuangan, risiko teknologi dan pada komponen tanggapan terhadap risiko.
59

Terdapat 53% sampel yang memiliki nilai ERM diatas rata-rata dan 47% lainnya
merupakan sampel yang memiliki nilai ERM dibawah rata-rata.
4.2.4 Intellectual Capital
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa
variabel intellectual capital memiliki nilai tertinggi (max) pada perusahaan PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 17,95, sedangkan nilai terendah (min) dimiliki oleh PT
Astra Otoplas Tbk sebesar 0,19, dengan nilai rata-rata nilai IC sebesar 3,8631 dan
standar deviasi sebesar 2,7423. Nilai rata-rata dari tahun 2017-2021 adalah sebesar
3,86 dari keseluruhan sampel perusahaan manufaktur, diantaranya 30% sampel yang
memiliki nilai IC diatas rata-rata dan 70% lainnya merupakan sampel yang memiliki
nilai dibawah rata-rata.
4.3 Hasil Pengolahan Data
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkapan
sustainability report, enterprise risk management, dan intellectual capital terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.
Beberapa uji perlu dilakukan sebelum data dianalisis sebagai uji prasyarat apakah
model regresi dapat dilanjutkan untuk pengujian hipotesis.
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah yang memenuhi asumsi klasik yaitu, tidak
terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dan juga memastikan
bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2017). Berikut uji asumsi
klasik yang akan dilakukan dalam penelitian ini:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi yang dibuat,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan melihat
taraf signifikansinya pada baris Asymp. Sig (2-tailed). Uji ini dilakukan sebelum data
diolah, hasil data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed)
60

variabel residual berada diatas 0.05 atau 5% (Ghozali, 2017). Berikut merupakan hasil
uji normalitas pada penelitian ini.
Tabel 4. 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 1,16462844
Deviation
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,081
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,091c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov
menunjukkan hasil bahwa data yang ada telah lulus dari uji normalitas. Pada
penelitian ini uji yang digunakan adalah uji one-sample kolmogorov-smirnov dapat
dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,91 dimana nilai tersebut lebih besar
dari 0,05, yang artinya nilai keseluruhan variabel telah berdistribusi normal dan layak
untuk digunakan.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar variabel independen (bebas), model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel independen
(Ghozali, 2017). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada model
regresi ini dapat dilihat dari nilai tolerance atau nilai variance inflation factor (VIF).
61

Model regresi yang tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen
apabila nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10. Hasil uji
multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 SR ,998 1,002
ERM ,993 1,007
IC ,984 1,007
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel uji multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance
semua variabel independen lebih besar dari 0,10 (Tolerance ≥ 0,10) dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Hasil tersebut menandakan bahwa
model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi adanya kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2017). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melakukan uji rank korelasi spearman. Dasar
pengambilan keputusan pada uji ini yaitu apabila nilai sig ≥ 0,05 maka dapat
dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai sig < 0,05 maka dapat dikatakan
terjadi homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini:
62

Tabel 4. 5
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
SR ERM IC Residual
Spearman's SR Correlation 1,000 ,116 -,073 -,019
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,356 ,567 ,880
N 65 65 64 64
ERM Correlation ,116 1,000 ,044 ,146
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,356 . ,730 ,249
N 65 65 64 64
IC Correlation -,073 ,044 1,000 ,130
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,567 ,730 . ,306
N 64 64 64 64
Unstanda Correlation -,019 ,146 ,130 1,000
rdized Coefficient
Residual Sig. (2-tailed) ,880 ,249 ,306 .
N 64 64 64 64
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji rank korelasi spearman pada
tabel 4.5 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai signifikansinya
berada diatas tingkat kepercayaan 5% (>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital
terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dikatakan
sebagai problem autokorelasi. Pengujian pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-
Watson. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
63

Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,613 ,376 ,345 1,19339 2,029
a. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa
nilai durbin-watson (DW) sebesar 2.029, dengan variabel independen (k=3), sampel
pada penelitian sebanyak 65 dan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka
dapat dilihat pada tabel durbin-watson nilai du sebesar 1,6960. Dengan demikian
berdasarkan pada nilai (du < d < 4-du) dengan nilai (1,6960 < 2,029 < 2,304), hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya autokorelasi dalam model regresi pada
penelitian ini.
4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (X) yang jumlahnya lebih dari satu variabel terhadap variabel
dependen (Y). hasil dari analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
64

Berdasarkan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa hasil dari analisis regresi linear
berganda yang telah dilakukan menghasilkan persamaan linear sebagai berikut:

Y = 7,907 + 624 - 12,070 + 1,161 + ε

Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Pengungkapan Sustainability Report
X2 = Enterprise Risk Management
X3 = Intellectual Capital
Berdasarkan tabel 4.7 hasil pengujian dengan analisis regresi dapat dinyatakan
bahwa:
1) Konstanta (ɑ) sebesar 7,907, nilai ini menunjukkan bahwa jika variabel
sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital
memiliki nilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu nilai perusahaan bernilai
konstan (tetap) sebesar 7,907.
2) Nilai koefisien regresi sustainability report adalah sebesar 0,624 yang artinya
jika pengungkapan sustainability report mengalami peningkatan sebesar satu
satuan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,624.
3) Nilai koefisien regresi variabel enterprise risk management sebesar -12,070
yang menandakan bahwa setiap adanya kenaikan enterprise risk management
sebesar satu satuan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar
12,070.
4) Nilai koefisien regresi intellectual capital adalah sebesar 1,161 yang artinya
jika intellectual capital mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka nilai
perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 1,161.
4.3.3 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi (R) bertujuan untuk menerangkan kekuatan dan arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Melalui korelasi
berganda, keeratan dan kekuatan hubungan antar variabel tersebut dapat diketahui
65

(Ghozali, 2017). Berikut merupakan hasil dari uji koefisien korelasi pada model regresi
pada penelitian ini:

Tabel 4. 8
Koefisien Korelasi Berganda
Model Summaryb
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,613 ,376 ,345 1,19339
a. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)

Berdasarkan pada tabel 4.8 menunjukkan hasil output koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar 0,613 yang masuk kedalam interval 0,60 – 0,799. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen memiliki
tingkat hubungan yang kuat seperti yang ditunjukkan pada tabel pedoman interpretasi
koefisien korelasi berikut.
Tabel 4. 9
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,89 – 1,000 Sangat Kuat

4.3.4 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2017). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Apabila nilai R2 tersebut kecil berarti terdapat keterbatasan
66

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan nilai yang


mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Pada penelitian ini untuk dapat
melihat besar pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan formula beta x zero
order. Beta adalah koefisien regresi yang telah di standarkan, sedangkan zero order
merupakan korelasi parsial dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut
adalah hasil dari perhitungan analisis koefisien determinasi:

1. Koefisien Determinasi Parsial


Tabel 4. 10
Koefisien Determinasi Parsial

Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilakukan perhitungan untuk memperoleh


pengaruh parsial dari setiap variabel bebas sebagai berikut:

Sustainability Report (X1) 0,048 x 0,075 = 0,0036 atau 0,3 %


Enterprise Risk Management (X2) -0,372 x (-0,407) = 0,151 atau 15,1%%
Intellectual Capital (X3) 0,456 x 0,485 = 0,221 atau 22,1%

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa:


1. Koefisien determinasi pengungkapan sustainability report yang didapat dari
hasil standardized coefficients betta dikali dengan zero order yaitu 0,03.
Berdasarkan perhitungan tersebut artinya kemampuan variabel
pengungkapan sustainability report dalam menjelaskan variabel nilai
perusahaan yaitu sebesar 0,3%.
67

2. Koefisien determinasi pengungkapan enterprise risk management yang


didapat dari hasil standardized coefficients betta dikali dengan zero order
yaitu 0,151. Berdasarkan perhitungan tersebut artinya kemampuan variabel
pengungkapan enterprise risk management dalam menjelaskan variabel nilai
perusahaan yaitu sebesar 15,1%.
3. Koefisien determinasi pengungkapan intellectual capital yang didapat dari
hasil standardized coefficients betta dikali dengan zero order yaitu 0,221.
Berdasarkan perhitungan tersebut artinya kemampuan variabel
pengungkapan intellectual capital dalam menjelaskan variabel nilai
perusahaan yaitu sebesar 22,1%.
2. Koefisien Determinasi Simultan
Tabel 4. 11
Koefisien Determinasi Simultan
Model Summaryb
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,613 ,376 ,345 1,19339
a. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel 4.13 diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi
dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,345 yang berarti bahwa semua
variabel independen secara simultan dapat menjelaskan nilai perusahaan yaitu
sebesar 34,5% dan sisanya 65,5% dijelaskan oleh variabel lainnya diluar
variabel independen pada penelitian ini.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji parsial (Uji t) merupakan uji yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas (independen) secara individual dalam menerangkan variabel terikat
(dependen). Tingkat signifikansi pada penelitian ini menggunakan alpha 5%. Menurut
68

Ghozali (2017), langkah-langkah dalam melakukan pengujian parsial adalah sebagai


berikut:
1) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
a. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka hipotesis diterima.
b. Apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka hipotesis ditolak.
2) Menentukan tingkat signifikansi
a. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis
diterima.
b. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis
ditolak
3) Menentukan nilai ttabel
Untuk mengetahui nilai ttabel yaitu diperlukan perhitungan sebagai berikut:
t-tabel = (α/2) ; df = (n-k-1).
Keterangan:
α : Alpha 5% (0,05)
df : Degree of freedom (derajat kebebasan)
n : Jumlah sampel
k : Jumlah variabel independen
Berikut merupakan perhitungannya:
Ttabel = (0,05/2 ; n – k – 1)
= (0,025 ; 65 – 3 – 1)
= (0,025; 61)
Ttabel = 1,99962 – 1.999
Setelah mengetahui nilai dari Ttabel dan Thitung, berikut merupakan tabel hasil output uji
parsial pada penelitian ini:
69

Tabel 4. 11
Tabel Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan hasil uji signifikansi diatas, dapat dijabarkan hasil dari tiap variabel
sebagai berikut:
1. Hasil uji t terhadap pengungkapan sustainability report memberikan hasil nilai
thitung yaitu 0,471 lebih kecil dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,639 > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pengungkapan
sustainability report secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Hasil uji t terhadap enterprise risk management memberikan hasil nilai thitung
yaitu 3,632 lebih besar dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Nilai
negatif pada thitung menunjukkan arah hubungan negatif antara variabel X2
terhadap Y, yang artinya terjadi hubungan yang tidak searah antara enterprise
risk management dan nilai perusahaan, yang mana apabila variabel enterprise
risk management mengalami peningkatan maka nilai perusahaan mengalami
penurunan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa enterprise risk
management secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Hasil uji t terhadap intellectual capital memberikan hasil nilai thitung yaitu 4,455
lebih besar dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dinyatakan bahwa intellectual capital secara parsial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
70

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji signifikansi simultan (Uji F) bertujuan untuk menentukan apakah semua
variabel independen yang ada di dalam model regresi ini memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen secara bersama-sama atau simultan (Ghozali, 2017). Berikut
merupakan langkah-langkah untuk melakukan pengujian simultan sebagai berikut:

1) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel


a. Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka hipotesis diterima.
b. Apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka hipotesis ditolak
2) Menentukan nilai signifikansi
a. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka
hipotesis diterima.
b. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis ditolak.
3) Menentukan nilai F-tabel
Nilai F-tabel dapat dilihat pada tabel distribusi F pada tingkat signifikansi
0,05 yaitu: F-tabel = df ; (n-k-1)
Keterangan:
df : Degree of freedom (derajat kebebasan)
n : Jumlah sampel
k : Jumlah variabel independen
Ftabel = 0,05; (n – k – 1 )
= 0,05 ; (65 – 3 – 1 )
= (0,05 ; 61)
= 2,775
Setelah mengetahui nilai dari Ftabel dan Fhitung, berikut merupakan tabel hasil
output uji parsial pada penelitian ini:
71

Tabel 4. 12
Tabel Hasil Uji f
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 51,505 3 17,168 12,055 ,000b
Residual 85.451 60 1,424
Total 136,956 63
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel 4,15 diatas menunjukkan hasil dari uji f yaitu nilai Fhitung
sebesar 12,055 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2,775 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
seluruh variabel independen sustainability report, enterprise risk management dan
intellectual capital secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.5 Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report (X1), Enterprise Risk Management (X2), dan Intellectual Capital (X3) terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-
2021. Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan mengenai penelitian adalah
sebagai berikut:
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama bahwa pengungkapan
sustainability report berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
pengujian hipotesis yang telah dilakukan menggunakan uji parsial memperoleh nilai
thitung yaitu 0,471 lebih kecil dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,639 > 0,05.
Berdasarkan hasil dapat dinyatakan bahwa variabel sustainability report (X1) tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Y).
72

Berdasarkan hasil pengujian statistik pengungkapan sustainability report dalam


periode pengamatan belum maksimal, artinya terdapat faktor yang menjadi pemicu hal
tersebut yaitu (1) kualitas pengungkapan SR perusahaan masih jauh dari total
komponen dalam standar pembuatan laporan (Standar GRI), (2) tidak semua
perusahaan mengungkapkan kegiatan sosial yang dilakukan hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil rata-rata pengungkapan pada statistik deskriptif yang menunjukkan
rata-rata pengungkapan sebesar 0,6069 yaitu sebanyak 60 item dari 101 yang
menunjukkan bahwa perusahaan masih belum maksimal dalam melaporkan kegiatan
operasional yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan, (3) isu-isu yang berkaitan
dengan pembangunan berkelanjutan merupakan isu yang relatif baru sehingga investor
masih memiliki pemahaman dan pengetahuan yang rendah, (4) Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 mengenai perseroan terbatas belum sepenuhnya memberikan
pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan secara
konsisten selama periode pengamatan. Kemudian perusahaan menganggap bahwa
pengungkapan sustainability report sebagai biaya tambahan yang dapat mengurangi
laba perusahaan. Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan artinya item yang
diungkapkan perusahaan bukan merupakan salah satu indikator yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian tingkat pengungkapan
sustainability report tergolong rendah dan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori sinyal yang menyebutkan bahwa
pengungkapan sustainability report sebagai informasi dari perusahaan yang dapat
mengirimkan sinyal positif kepada investor dan mendorong investor untuk
menempatkan modal bagi perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini
pengungkapan sustainability report bukan merupakan informasi yang diterima dengan
respon positif oleh investor karena investor menganggap bahwa pengungkapan SR
sebagai biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang berpotensi untuk
menurunkan laba bagi investor. Teori legitimasi mengatakan bahwa perusahaan harus
berusaha untuk memastikan setiap kegiatan usahanya berjalan sesuai dengan norma
73

yang berlaku di lingkungan masyarakat agar dapat mencapai strategi yaitu


meningkatkan nilai perusahaan. Kedua teori tersebut tidak terbukti dan bertentangan
dengan hasil penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Febriyanti (2021) dan Sari &
Wahidahwati (2021) yang meneliti perusahaan manufaktur menunjukkan hasil bahwa
variabel pengungkapan sustainability report dalam periode pengamatan belum
maksinal, artinya terdapat faktor yang menjadi pemicu hal tersebut . Ramadhani (2015)
yang meneliti perusahaan High-profile go public yang menunjukkan hasil bahwa tidak
adanya pengaruh signifikan antara pengungkapan sustainability report terhadap nilai
perusahaan. Adapun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Suardi & Werastuti
(2022) dan penelitian Dewi & Kreistya (2022) yang menyatakan bahwa variabel
pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.5.2 Pengaruh Enterprise Risk Management terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis kedua pada penelitian ini mengatakan bahwa enterprise risk
management berpengaruh terhadap nilai perusahan. Hasil pengujian hipotesis yang
telah dilakukan menggunakan uji parsial memperoleh nilai thitung yaitu -3,632 lebih
besar dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa enterprise risk management secara parsial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa enterprise
risk management (X2) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y) pada sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021 dapat diterima.
Pengujian statistik secara parsial pada variabel ke dua penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan yang negatif antara enterprise risk management dengan nilai
perusahaan, dimana semakin luas informasi ERM yang diungkapkan maka nilai
perusahaan akan turun, hal ini disebabkan karena luasnya informasi yang diungkapkan
perusahaan tentang pengelolaan ERM dianggap sebagai berita yang negatif (bad news)
oleh investor karena informasi terkait risiko yang diungkapkan dalam laporan tahunan
belum sepenuhnya diikuti dengan informasi-informasi yang lengkap terkait dengan
74

cara perusahaan mengantisipasi risiko tersebut, hal ini memberikan sinyal negatif
kepada investor sehingga menurunkan nilai perusahaan. Kurangnya informasi
mengenai pengungkapan risk assesment dan risk respond dalam laporan tahunan
perusahaan akan ditangkap oleh investor sebagai kelemahan perusahaan dalam
mengelola risikonya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Jika informasi yang diberikan adalah positif (good news)
maka investor akan memiliki pandangan yang baik terhadap perusahaan, dan begitu
juga sebaliknya jika informasinya negatif (bad news) maka investor akan merespon
tidak baik. Perusahaan yang tingkat enterprise risk management tinggi menunjukkan
adanya tata kelola perusahaan yang baik dimana perusahaan dapat memastikan
pengendalian dan pengelolaan risiko perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cristofel &
Kurniawati (2021) yang meneliti pada perusahaan LQ-45 menunjukkan hasil bahwa
enterprise risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah et al (2017) bahwa enterprise
risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Fadilah & Afrienti (2020) dan Siregar & Safitri (2019) yang
menyatakan bahwa enterprise risk management tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
4.5.3 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa intellectual capital
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan
menggunakan uji parsial memperoleh nilai thitung yaitu 4,455 lebih besar dari ttabel 1,999
dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
intellectual capital secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. maka
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa intellectual capital (X2) berpengaruh
75

terhadap nilai perusahaan (Y) pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2017-2021 dapat diterima. Artinya apabila perusahaan mengelola seluruh komponen
intellectual capital dengan baik maka akan mendapatkan pandangan positif dari
investor dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh
suatu perusahaan akan meningkatkan kepercayaan bagi investor. Informasi yang
didapat melalui intellectual capital memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan
tersebut yang nantinya akan menarik investor untuk berinvestasi. Teori legitimasi juga
sejalan dengan penelitian ini yang menekankan bahwa cara perusahaan menjamin
keberlangsungan usahanya yaitu dengan menjaga batas norma yang berlaku di
masyarakat. Sumber daya manusia (human capital) pada perusahaan dapat digunakan
untuk melakukan perjanjian sosial dengan masyarakat tempat perusahaan beroperasi,
hal ini dapat digunakan untuk mencegah adanya penolakan terhadap operasi
perusahaan dalam lingkungan tersebut (Ulum, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aulia et
al., (2020) yang meneliti pada perusahaan food and beverage dengan sampel sebanyak
11 perusahaan dan menunjukkan hasil bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Emar & Ayem (2020) yang meneliti pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 66 perusahaan, menyatakan bahwa
intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Arindha (2018) dan Siregar & Safitri (2019)yang
menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.5.4 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk Management,
dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis keempat pada penelitian ini menyatakan bahwa pengungkapan
sustainability report, enterprise risk management, dan intellectual capital berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah digunakan
76

menggunakan uji simultan menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 12,005 lebih besar
dari nilai Ftabel sebesar 2,775 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa seluruh
variabel independen sustainability report, enterprise risk management dan intellectual
capital secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2017-2021 dapat diterima.
Tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan akan tumbuh apabila perusahaan memperhatikan aspek ekonomi, sosial,
lingkungan dan pengelolaan risiko. Semakin banyak pengungkapan sustainability
report dan enterprise risk management maka semakin baik citra perusahaan dimata
investor. Pengungkapan informasi mengenai intellectual capital atau aset tak berwujud
juga merupakan informasi yang nonkeuangan yang penting. Semakin baik intellectual
capital maka akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan dan pengelolaan
intellectual capital yang baik akan mengurangi biaya operasional dan akan
meningkatkan laba perusahaan. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga variabel tersebut
dapat dijadikan bahan perhitungan oleh investor sebelum melakukan investasi pada
perusahaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan sustainability
report, enterprise risk management, dan intellectual capital pada perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan mengenai variabel-variabel tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sustainability report tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2021.
2. Enterprise risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2021.
3. Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.
4. Pengungkapan sustainability report, enterprise risk management, dan
intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun hal-hal yang berkaitan dengan keterbatasan
penelitian ini adalah:

77
78

1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan sektor manufaktur yang


terdaftar di BEI dan periode pengamatan hanya lima tahun yaitu tahun 2017-
2021.
2. Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria masih banyak yang belum
menerbitkan sustainability report, sehingga sampel pada penelitian ini
sangat terbatas
3. Nilai Adjusted R Square pada penelitian ini hanya 34,5% artinya masih
terdapat variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang
tidak dimasukkan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan pada
penelitian ini, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi
saran penelitian, sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian agar
memperoleh hasil penelitian yang dapat memperluas hasil yang ada.
Penelitian ini menggunakan Price Book Value (PBV) untuk memproksikan
nilai perusahaan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi
lain, seperti Tobin’s Q dan Price to Earning Ratio (PER). Penggunaan proksi
lain diharapkan mampu menggambarkan variabel nilai perusahaan. Peneliti
selanjutnya dapat menggunakan tambahan variabel kinerja keuangan yang
diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE).
Kemudian peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel
intervening atau variabel moderating penggunaan variabel lain ini
diharapkan mampu mendapatkan hasil yang lebih bervariasi.
2. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi
bahan referensi khususnya terkait beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan.
79

3. Bagi Perusahaan
Perusahaan dimasa mendatang diharapkan dapat memberikan perhatian
lebih terhadap pelaporan keberlanjutan agar lebih banyak perusahaan-
perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan. Selain itu perusahaan
juga diharapkan dapat menerbitkan laporan keberlanjutan yang sesuai
dengan pedoman GRI Standard. Melalui penelitian ini juga perusahaan
diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk dapat
meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan sustainability report.
4. Bagi Investor
Diharapkan investor dapat lebih selektif dan mempertimbangkan keputusan
dalam memilih perusahaan yang akan ditanamkan modalnya, dalam
berinvestasi tidak hanya berfokus pada laba sebagai patokan untuk melihat
kondisi perusahaan. Tetapi juga mempertimbangkan dari segi tanggung
jawab terhadap kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. H. S. B., Janor, H., Hamid, M. A., & Yatim, P. (2017). The effect of
enterprise risk management on firm value: Evidence from Malaysian technology
firms. Jurnal Pengurusan, 49(July). https://doi.org/10.17576/pengurusan-2017-
49-01
Aditya, O., & Naomi, P. (2017). Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan dan Nilai
Perusahaan di Sektor Konstruksi dan Properti. Esensi: Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 7(2), 167–180. https://doi.org/10.15408/ess.v7i2.4981
Arindha, P. T. (2018). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016) (Vol. 6, Issue 1).
Astari, R. K., Akuntansi, J., Ekonomika, F., & Diponegoro, U. (2020). PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. 9, 1–10.
BKPM. (2022, April 18). Industri Manufaktur Indonesia Sebagai Basis Produksi
Asean. https://investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/perkembangan-
industri-manufaktur-di-indonesia
Bondoyudho, G., & Ahmad, A. A. (2022). Determinan Produksi Industri Manufaktur
Di Indonesia Tahun 2016–2021 (Pendekatan Regresi Panel Data). Jurnal
Ekonomika Dan Bisnis, 9(2), 183–194. https://journal.feb-
uniss.ac.id/home/article/view/223%0Ahttps://journal.feb-
uniss.ac.id/home/article/download/223/127
BPS Indonesia. (2022). Statistik Indonesia 2022.
https://www.bps.go.id/Publication/2020/04/29/E9011b3155d45d70823c141f/Sta
tistik-Indonesia-2020
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of Financial Management
(Fifteenth). Cengange Learning. https://doi.org/10.2307/2327254
Budiarto, D. S., & Putuyana, A. A. (2018). PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT DAN INTELLECTUAL CAPITAL : APAKAH
BERMANFAAT BAGI PERUSAHAAN REAL ESTATE ? Akuntansi
Dewantara, 2(2), 183–193. https://doi.org/10.29230/ad.v2i2.3076
Cecasmi, J. A., & Samin. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris, Leverage, dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management

80
81

(ERM). 20(2), 75–90.


Chairi, A., & Ghozali, I. (2014). Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas di
Ponegoro.
COSO. (2017). COSO ERM Integrated Framework : Aligning Risk with Strategy and
Performance. Public Exposure.
Cristofel, & Kurniawati. (2021). Pengaruh Enterprise Risk Management, Corporate
Social Responsibilty Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Bisnis, 14(1), 1–12. https://doi.org/10.30813/jab.v14i1.2468
Devi, S., Budiasih, I. G. N., & Badera, I. D. N. (2017). Pengaruh Pengungkapan
Enterprise Risk Management Dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 14(1), 20–45.
https://doi.org/10.21002/jaki.2017.02
Dewi, N. P. Y., & Sudayana, I. P. (2022). Sustainability Reporting dan Pandemi
Covid-19. Jurnal Akuntansi, 32(9), 2251–2261.
Dewi, P. P., & Kreistya, D. K. A. (2022). Pengungkapan Sustainability Reporting,
Intellectual Capital, dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 32(12), 3761.
https://doi.org/10.24843/eja.2022.v32.i12.p20
Dianty, A. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2011 – 2012)
[Universitas Widiatama].
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/4484
Duli, N. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif (p. 3). Deepublish.
Elkington, J. (1998). Cannibals With Fork: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business. New Society Publisher.
Emar, A. E. S., & Ayem, S. (2020). Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk
Management dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Good Corporate Governance Sebagai Moderasi. WACANA EKONOMI
(Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi), 19(2), 79–90.
https://doi.org/10.22225/we.19.2.1956.79-90
Fadilah, R., & Afrienti, M. (2020). Pengaruh Intellectual Capital, Perencanaan
Pajak, Dan Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap Nilai
Perusahaan. 8(1), 82–94.
Fahmi, I. (2020). Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Ke). Alfabeta Bandung.
Fajar. (2020). Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia Turun
Akibat Covid-19. In Shift Indonesia. http://shiftindonesia.com/purchasing-
82

managers-index-pmi-manufaktur-indonesia-turun-akibat-covid-19/
Febriana, E., Djumahir, & Djawahir, A. H. (2016). Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Manajerial Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 21(2), 164–
178.
Febriyanti, G. A. (2021). Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Leverage sebagai Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi
Dan Pajak, 22(1), 366. https://doi.org/10.29040/jap.v22i1.2598
Ghozali, P. D. I. (2017). Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS
24. UNDIP.
GRI. (2018). Global Sustainability Standar Board. In Standar Laporan
Keberlanjutan.
Hamidah, P. (2021). Pengaruh Sustainability Report dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi.
Hapsari, A. A. (2018). Pengaruh good corporate governance dan corporate sosial
responsibility terhadap nilai perusahaan. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia.
Indonesia, I. A. (2010). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Aset Tidak Berwujud. 19(19).
Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitaf dan Kualitatif. In Teori
Penerapan dan Riset Nyata (p. 5). Anak Hebat Indonesia.
Jonathan, L. R., & Militina, T. (2019). Panduan Praktis Metode Penelitian (R. H. W.
AMZ (ed.)). Yayasan Mitra Kasih.
Kumala, S. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Sustainability Report Disclosure sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1(2), 35–
43.
Kuncaratnah, H. J., Widyastuti, T., & Wiratno, A. (2019). Jurnal Akuntansi
Universitas Jember Vol. 17 No. 1 (2019). Jurnal Akuntansi Universitas Jember,
17(1), 49–67.
Kusuma, A., & K, R. K. A. (2020). PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN
INTERNASIONALISASI TERHADAP ADOPSI PELAPORAN TERINTEGRASI
DI INDONESIA. 9, 1–11.
Latifah, S. W., Rosyid, M. F., Purwanti, L., & Oktavendi, T. W. (2019). Good
Corporate Governance , Kinerja. 9(2), 200–213.
https://doi.org/10.22219/jrak.v9i2.56
83

Mahendra, I. M. A., & Wirawati, N. G. P. (2018). Pengaruh Corporate Social


Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan Free Cash
Flow Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 24, 2274.
https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i03.p24
Maryani, D., & Suryani. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure,
Intellectual Capital Disclosure dan Corporate Social Responsibility Disclosure
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Baran. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 7(2), 119–138.
Maulita, D., Lestari, B. A. H., Purwanti, A., Veronica, A., Wicaksono, G., Purba, R.,
Mohklas, Wahyudi, I., & Alamsyah, R. (2022). Metodelogi Penelitian Akuntansi
(S. P. Ariyanto, M.Pd, Tri Putri Wahyuni (ed.)). PT Global Eksekutif Teknologi.
Mills, C. W. (1959). The Sociological Imagination. Oxford University Press.
https://www.google.co.id/books/edition/C_Wright_Mills_and_the_Sociological_
Imag/sH4tAgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=The+Sociological+Imagination&pg
=PA76&printsec=frontcover
NCSR. (2018). Tentang Asia SR Rating - National Center for Sustainability
Reporting : National Center for Sustainability Reporting. National Center for
Sustainability Reporting. https://www.ncsr-id.org/id/asia-sr-rating/tentang-asia-
sr-rating/
Nur Aulia, A., Indah Mustikawati, R., & Hariyanto, S. (2020). Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset
Mahasiswa Manajemen, 6(1), 1–7. https://doi.org/10.21067/jrmm.v6i1.4463
Pamungkas, A. S., & Maryati, S. (2017). Pengaruh Enterprise Risk Management
Disclosure, Intellectual Capital Disclosure Dan Debt To Aset Ratio Terhadap
Nilai Perusahaan. Semnas IBB Darmajaya, 412–428.
Pelupessy, E., & Hariani, S. (2022). Dampak corporate social responsibility dan firm
size terhadap firm value dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.
Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 7(1), 25–34.
Pilaradiwangsa, B. (2018). Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebagai Strategi Bisnis Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Kantor Wilayah
BRI Malang). c, 1–8.
Prof.Dr. Imam Ghozali, M. C. (2020). 25 Grand Theory. Yoga Pratama.
Pujiningsih, V. D. (2020). Pengaruh Sustainability Report Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi.
8(3), 579–594. https://doi.org/10.17509/jrak.v8i3.22841
84

Purba, E., Purba, B., Syafii, A., Khairad, F., Damanik, D., Siagian, V., Ginting, A.
M., Silitonga, H. P., Fitriana, N., Arfandi, S., & Ernanda, R. (2021). Metode
Penelitian Ekonomi (R. Watrianthos (ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Purwanza, S. W. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (p.
12). Media Sians Indonesia.
Raharjo, F. D. (2016). Pengaruh Corporate Governance dan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sustainability report (studi empiris pada perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014). Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNP), 777–792.
Ramadhani, F. (2019). Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset, Return On
Equity, Leverage, Free Cash Flow Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2020). 1–12.
Ramadhani, I. A. (2015). The Influence Of Sustainability Report Disclosure On Firm
Value With Profitability As Moderation (A Study On High-Profile Go Public
Companies Which Published Sustainability Report In 2009-2012). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 4 No., pp : 1-20.
Rhennata& kurnia. (2022). Pengaruh Intellectual Capital, Pengungkapan
Sustainability Report, Dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
2460–0585.
Rivandi, M. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure Dan
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Benefita, 3(2), 137.
https://doi.org/10.22216/jbe.v3i2.3113
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif di
Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen. Deepublish.
Robiyanto, R., Putra, A. R., & Lako, A. (2021). The effect of corporate governance
and intellectual capital toward financial performance and firm value of socially
responsible firms. Contaduria y Administracion, 66(1), 1–24.
https://doi.org/10.22201/fca.24488410e.2021.2489
Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen,
5(7), 4394–4422.
Sari, D. K., & Wahidahwati. (2021). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 10(4), 1–19. https://lib.unnes.ac.id/39075/
Setiawati, L., Kurniawan, I. S., & Lahaya, I. A. (2022). The influence of enterprise
85

risk management disclosure and intellectual capital disclosure on the value of.
18(3), 38–48.
Setyarini, N. A. S. & Y. (2022). Pengaruh Intellectual Capital, Profitabilitas, Dan
Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Pertambangan pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2018 – 2020). Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER),
7(1), ISSN: 2597-7067.
Siregar, N. Y., & Safitri, T. A. (2019). Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk
Management , Intellectual Capital , Corporate Social Responsibility , Dan
Sustainability. Jurnal Bisnis Darmajaya, 05(02), 53–79.
Soetedjo, S., & Manasikana, A. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management
(ERM) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Journal of Applied Managerial Accounting, 2(2), 147–
153.
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal Of Economics,
Vol.87, No, 355–374.
Stewart, T., & Ruckdeschel, C. (1998). Intellectual capital: The new wealth of
organizations. 37, 56–59. https://doi.org/10.1002/pfi.4140370713
Suardi, I. G. . A. D. A. R., & Werastuti, D. N. S. (2022). Pengaruh Enterprise Risk
Management, Intellectual Capital Dan Sustainability Report Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 13 No :2(2), 53–79.
Sudaryana, B., & Agusiady, H. R. R. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif.
Deepublish.
Sugeng, B. (2022). Fudamental Metodelogi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif) (p.
202). Deepublish.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. IKAPI.
Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta
Bandung.
Sujatnika, I. N. J. (2022). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA.
Syafitri, K., Rosdini, D., Sari, P. Y., Studi, P., Akuntansi, M., Ekonomi, F., &
Padjadjaran, U. (2023). Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management (
ERM ) , Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
11(1), 177–182. https://doi.org/10.17509/jrak.v11i1.47933
86

Theodore, J. K. (2021). Kasus Fraud PT Tiga Pilar sejahtera. Binus University


Accounting.
Tuanakotta, T. M. (2019). Audit Internal Berbasis Risiko.
Ulum, I. (2009). Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu.
Ulum, I. (2013). MODEL PENGUKURAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL
DENGAN IB-VAIC DI PERBANKAN SYARIAH. 7(1), 185–206.
Ulupui, I. G. K. A., Gurendrawati, E., & Murdayati, Y. (2021). Pelaporan Keuangan
dan Praktik Pengungkapan. Goresan Pena.
Zenita, R., Nanda, S. T., & Anugerah, R. (2021). Implementasi Enterprise Risk
Management di Indonesia : Pengaruh. Jurnal Akuntansi Kompetitf, 4(2).
https://doi.org/doi.org/10.35446/akuntansikompetif.v4i2.648
87

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data

Kode
Tahun SR ERM IC Nilai Perusahan
Perusahaan

2017 ASII 0,49 0,73 8,34 2,08


2017 AUTO 0,53 0,69 2,21 0,92
2017 INTP 0,52 0,69 2,79 3,29
2017 JPFA 0,56 0,69 2,39 1,98
2017 KLBF 0,44 0,69 2,69 5,7
2017 MLBI 0,89 0,63 8,64 27,06
2017 NIKL 0,63 0,67 1,59 0,24
2017 SMCB 0,65 0,68 2,11 0,93
2017 SMGR 0,48 0,7 2,45 1,95
2017 UNVR 0,54 0,78 7,29 16,37
2017 WTON 0,5 0,8 2,83 1,59
2017 WSKT 0,5 0,75 3,62 1,32
2017 WSBP 0,61 0,72 2,37 1,47
2018 ASII 0,49 0,68 8,68 1,91
2018 AUTO 0,53 0,69 2,38 0,63
2018 INTP 0,52 0,7 2,22 2,92
2018 JPFA 0,54 0,69 2,79 2,4
2018 KLBF 0,47 0,68 2,71 4,66
2018 MLBI 0,92 0,6 7,07 28,87
2018 NIKL 0,62 0,67 1,55 0,14
2018 SMCB 0,61 0,67 2,69 2,25
2018 SMGR 0,5 0,71 4,38 2,08
2018 UNVR 0,62 0,71 8,02 9,06
2018 WTON 0,59 0,71 3,56 1,04
2018 WSKT 0,97 0,73 3,41 0,79
2018 WSBP 0,55 0,71 2,27 1,26
2019 ASII 0,53 0,72 6,39 1,5
2019 AUTO 0,56 0,77 2,36 0,51
2019 INTP 0,5 0,72 2,74 3,03
2019 JPFA 0,57 0,72 2,67 1,48
2019 KLBF 0,49 0,72 2,61 4,55
88

Kode
Tahun SR ERM IC Nilai Perusahan
Perusahaan

2019 MLBI 0,58 0,63 6,89 28,5


2019 NIKL 0,62 0,68 1,78 0,03
2019 SMCB 0,65 0,69 2,24 1,29
2019 SMGR 0,55 0,75 4,19 2,11
2019 UNVR 0,54 0,7 6,54 12,13
2019 WTON 0,6 0,78 3,65 1,12
2019 WSKT 0,97 0,76 1,71 0,86
2019 WSBP 0,54 0,73 2,01 0,99
2020 ASII 0,57 0,75 7,20 1,33
2020 AUTO 0,56 0,79 1,08 0,48
2020 INTP 0,58 0,76 2,71 2,4
2020 JPFA 0,75 0,74 2,76 1,46
2020 KLBF 0,66 0,74 2,67 3,8
2020 MLBI 0,58 0,66 2,96 14,26
2020 NIKL 0,6 0,69 1,78 0,06
2020 SMCB 0,7 0,75 2,29 1,46
2020 SMGR 0,66 0,77 4,40 2
2020 UNVR 0,54 0,69 6,64 56,79
2020 WTON 0,6 0,74 2,03 0,99
2020 WSKT 0,67 0,76 0,19 1,18
2020 WSBP 0,55 0,73 4,78 6,24
2021 ASII 0,71 0,76 6,15 1,07
2021 AUTO 0,59 0,8 2,12 0,47
2021 INTP 0,81 0,76 2,78 2,16
2021 JPFA 0,71 0,75 2,95 1,5
2021 KLBF 0,48 0,75 2,76 4
2021 MLBI 0,65 0,69 5,37 14,95
2021 NIKL 0,65 0,69 2,29 0,03
2021 SMCB 0,71 0,75 2,34 1,36
2021 SMGR 0,71 0,8 7,17 1,08
2021 UNVR 0,64 0,71 5,98 36,28
2021 WTON 0,62 0,82 1,85 0,62
2021 WSKT 0,57 0,76 17,95 1,08
2021 WSBP 0,61 0,81 3,07 1,08
89

Lampiran 2 Output SPSS


1. Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SR 65 ,44 ,97 ,6069 ,11307
ERM 65 ,60 ,82 ,7225 ,04528
IC 65 ,19 17,95 3,8631 2,74231
Nilai Perusahan 65 ,03 56,79 5,2175 9,94961
Valid N (listwise) 65

2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,16462844
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,081
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,091c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
90

3. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 SR ,998 1,002

ERM ,993 1,007

IC ,994 1,007

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

4. Uji Hteroskedastisitas

Correlations
Unstandardiz
SR ERM IC ed Residual
Spearman's SR Correlation Coefficient 1,000 ,116 -,073 -,019
rho Sig. (2-tailed) . ,356 ,567 ,880
N 65 65 64 64
ERM Correlation Coefficient ,116 1,000 ,044 ,146
Sig. (2-tailed) ,356 . ,730 ,249
N 65 65 64 64
IC Correlation Coefficient -,073 ,044 1,000 ,130
Sig. (2-tailed) ,567 ,730 . ,306
N 64 64 64 64
Unstandardized Correlation Coefficient -,019 ,146 ,130 1,000
Residual Sig. (2-tailed) ,880 ,249 ,306 .
N 64 64 64 64
91

5. Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,613a ,376 ,345 1,19339 2,029
a. Predictors: (Constant), IC, SR, ERM
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

6. Uji Determinasi Parsial dan simultan


a. Sustainability Report

Model Summaryb
Mode R Adjusted R Std. Error of
l R Square Square the Estimate
1 ,071a ,005 -,011 1,47317
a. Predictors: (Constant), SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

b. Enterprise Risk Management

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,410a ,168 ,155 1,34680
a. Predictors: (Constant), ERM
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

c. Intellectual Capital
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,485a ,235 ,223 1,29965
a. Predictors: (Constant), IC
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
92

d. Determinasi Simultan

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,613a ,376 ,345 1,19339
a. Predictors: (Constant), IC1, SR, ERM
b. Dependent Variable: NilaiPerusahaan1

7. Uji Parsial (t)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC1 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

8. Uji Simultan (f)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 51,505 3 17,168 12,055 ,000b
Residual 85,451 60 1,424
Total 136,956 63
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), IC, SR, ERM
93

Lampiran 3
Tabel Durbin-Watson
94

Lampiran 4
Tabel Distribusi T
95

Lapiran 5
Tabel Distribusi F
96

Lapiran 6
Indikator Pengungkapan GRI Standar

NO KODE INDIKATOR
KATEGORI: EKONOMI
Standar Umum
1 102-1 Nama organisasi
2 102-2 Aktivitas, merek, produk, dan layanan
3 102-3 Lokasi kantor pusat
4 102-4 Lokasi operasi
5 102-5 Kepemilikan dan formulir hukum
6 102-6 Pasar yang dilayani
7 102-7 Skala organisasi
8 102-8 Informasi tentang karyawan dan pekerja lainnya
9 102-9 Rantai pasokan
10 102-10 Perubahan signifikan pada organisasi dan rantai pasokannya
11 102-11 Prinsip Pencegahan atau Pendekatan
12 102-12 Inisiatif eksternal
13 102-13 Keanggotaan asosiasi
14 102-14 Pernyataan dari pengambil keputusan senior
15 102-15 Dampak utama, risiko, dan peluang
16 102-16 Nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku
Mekanisme untuk meminta saran dan menyampaikan
17 102-17 kekhawatiran tentang etika
18 102-18 Struktur tata kelola
19 102-19 Penyerahan wewenang
Tanggung jawab tingkat eksekutif untuk topik ekonomi,
20 102-20 lingkungan, dan sosial
Berkonsultasi dengan pemangku kepentingan tentang topik
21 102-21 ekonomi, lingkungan, dan sosial
22 102-22 Komposisi badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya
23 102-23 Ketua badan tata kelola tertinggi
24 102-24 Mencalonkan dan memilih badan tata kelola tertinggi
25 102-25 Konflik kepentingan
Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan,
26 102-26 nilai, dan strategi
27 102-28 Mengevaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi
97

Mengenali dan menangani dampak ekonomi, lingkungan, dan


28 102-29sosial
29 102-30Efektivitas proses manajemen risiko
30 102-31Peninjauan topik ekonomi, lingkungan, dan sosial
31 102-32Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan
32 102-33Menyampaikan kekhawatiran kritis
33 102-35Kebijakan remunerasi
34 102-36Proses menetapkan remunerasi
35 102-37Pelibatan pemangku kepentingan dalam remunerasi
36 102-40Daftar grup pemangku kepentingan
37 102-41Perjanjian kerja bersama
38 102-42Mengenali dan memilih pemangku kepentingan
39 102-43Pendekatan terhadap pelibatan pemangku kepentingan
40 102-44Topik dan kekhawatiran utama yang dikemukakan
Entitas yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan
41 102-45 konsolidasi
42 102-46 Menentukan isi laporan dan Batasan topik
43 102-47 Daftar topik material
44 102-48 Pernyataan ulang informasi
45 102-49 Perubahan dalam pelaporan
46 102-50 Periode pelaporan
47 102-51 Tanggal laporan terbaru
48 102-52 Siklus pelaporan
49 102-53 Titik kontak untuk mengajukan pertanyaan terkait laporan
50 102-54 Klaim pelaporan sesuai dengan GRI Standards
51 102-55 Indeks konten GRI
52 102-56 Penjaminan eksternal
Pendekatan Manajemen (untuk seri 200)
53 103-1 Penjelasan topik material dan Batasannya
54 103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya
55 103-3 Evaluasi pendekatan manajemen
Kinerja Ekonomi
56 201-1 Nilai ekonomi langsung yang diperoleh dan didistribusikan
Kewajiban rencana tunjangan yang telah ditentukan dan
57 201-3 rencana pensiun lainnya
58 201-4 Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Kehadiran dalam Pasar
98

Proporsi manajemen senior yang direkrut dari masyarakat


59 202-2 setempat
Antikorupsi
60 205-1 Operasi yang dinilai untuk risiko terkait korupsi
Komunikasi dan pelatihan tentang kebijakan dan prosedur
61 205-2 antikorupsi
Pendekatan Manajemen (untuk seri 300)
62 103-1 Penjelasan topik material dan Batasannya
63 103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya
Evaluasi pendekatan
64 103-3 manajemen
Kategori Lingkungan
Bahan
65 301-1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat dan volume
66 301-2 Bahan input daur ulang yang digunakan
Energi
67 302-1 Konsumsi energi dalam organisasi
68 302-2 Konsumsi energi di luar organisasi
69 302-3 Intensitas energi
70 302-4 Pengurangan konsumsi energi
71 302-5 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan layanan
Air dan Air Buangan
72 303-1 Pengambilan air berdasarkan sumber
Sumber air yang secara signifikan terpengaruh oleh
73 303-2 pengambilan air
74 303-3 Air yang didaur ulang dan digunakan kembali
75 303-4 Pembuangan air
76 303-5 Konsumsi air
Emisi
77 305-1 Emisi GHG Langsung (Cakupan 1)
78 305-2 Emisi GHG energi tidak langsung (Cakupan 2)
79 305-4 Intensitas emisi GHG
80 305-5 Pengurangan emisi GHG
Air buangan dan Limbah
81 306-1 Pembuangan air berdasarkan kualitas dan tempat tujuan
82 306-2 Limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Kepatuhan Lingkungan
99

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan


83 307-1 lingkungan
Pendekatan Manajemen
84 103-1 Penjelasan topik material dan Batasannya
85 103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya
86 103-3 Evaluasi pendekatan manajemen
Kesehatan dan Keselatan Kerja
Perwakilan pekerja dalam komite kesehatan dan keselamatan
87 403-1 kerja gabungan manajemen-pekerja yang resmi
Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat pekerjaan, hari yang
hilang, dan ketidakhadiran, serta jumlah kematian terkait
88 403-2 pekerjaan
Pekerja dengan insiden atau risiko penyakit yang tinggi terkait
89 403-3 pekerjaannya
90 403-5 Pelatihan pekerja tentang kesehatan dan keselamatan kerja
91 403-6 Promosi kesehatan pekerja
Pencegahan dan pengurangan dampak kesehatan dan
keselamatan kerja yang secara langsung terkait dengan
92 403-7 hubungan bisnis
Pekerja yang dicakup dalam sistem manajemen kesehatan dan
93 403-8 keselamatan kerja
94 403-9 Cedera terkait pekerjaan
95 403-10 Kesehatan buruk terkait pekerjaan
Pelatihan dan Edukasi
96 404-1 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan
Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan
97 404-2 program bantuan transisi
Persentase karyawan yang mendapatkan peninjauan kinerja dan
98 404-3 pengembangan karier secara rutin
Keberagaman dan Kesempatan yang Sama
99 405-1 Keberagaman badan tata kelola dan karyawan
Penilaian Hak Asasi
Pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi
100 412-2 manusia
Kebijakan Publik
101 415-1 Kontribusi politik
Item yang diungkapkan
SRDI
Item yang seharusnya diungkapkan
100

Lampiran 7
Indikator Enterprise Risk Management (COSO)

No Kode Dimensi Manajamen Risiko Perusahaan

A. Lingkungan Internal
1 A.1 Apakah ada pedoman kerja (charter) dewan?
2 A.2 Informasi tentang kode etik / etika?
Informasi tentang bagaimana kebijakan kompensasi
3 A.3 menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham?
4 A.4 Informasi tentang target kinerja individu?
Informasi tentang prosedur pengangkatan dan pemecatan
5 A.5 anggota dewan dan manajemen?
Informasi tentang kebijakan remunerasi anggota dewan dan
6 A.6 manajemen?
Informasi tentang program pelatihan, pembinaan dan
7 A.7 pendidikan?
8 A.8 Informasi tentang pelatihan dalam nilai-nilai etis?
9 A.9 Informasi tentang tanggung jawab dewan?
10 A.10 Informasi tentang tanggung jawab komite audit?
11 A.11 Informasi tentang tanggung jawab CEO?
Informasi tentang eksekutif senior yang bertanggung jawab
12 A.12 untuk manajemen risiko?
13 A.13 Informasi tentang pengawasan dan manajerial?
B. Penentuan Tujuan
14 B.14 Informasi tentang misi perusahaan?
15 B.15 Informasi tentang strategi perusahaan?
16 B.16 Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan?
Informasi tentang benchmark diadopsi untuk mengevaluasi
17 B.17 hasil?
18 B.18 Informasi tentang persetujuan strategi dengan dewan?
Informasi tentang hubungan antara strategi, tujuan, dan nilai
19 B.19 pemegang saham?
C. Identifikasi Peristiwa
Risiko Keuangan
20 C.20 Informasi tentang tingkat likuiditas?
21 C.21 Informasi tentang tingkat suku bunga?
22 C.22 Informasi tentang kurs mata uang asing?
101

23 C.23 Informasi tentang belanja modal?


24 C.24 Informasi tentang akses ke pasar modal?
25 C.25 Informasi tentang instrumen jangka panjang utang?
26 C.26 Informasi tentang risiko default?
27 C.27 Informasi tentang risiko solvabilitas?
28 C.28 Informasi tentang risiko harga ekuitas?
29 C.29 Informasi tentang risiko komoditas?
Risiko Kepatuhan
30 C.30 Informasi tentang masalah litigasi?
31 C.31 Informasi tentang kepatuhan terhadap peraturan?
32 C.32 Informasi tentang kepatuhan dengan kode industri?
33 C.33 Informasi tentang kepatuhan dengan kode sukarela?
Informasi tentang kepatuhan dengan rekomendasi Corporate
34 C.34 Governance?
Risiko Teknologi
35 C.35 Informasi tentang pengelolaan data?
36 C.36 Informasi tentang sistem komputer?
Informasi tentang privasi informasi yang berkaitan dengan
37 C.37 pelanggan?
38 C.38 Informasi tentang keamanan perangkat lunak?
Risiko Ekonomis
39 C.39 Informasi tentang sifat persaingan?
Informasi tentang makro-ekonomi peristiwa yang dapat
40 C.40 mempengaruhi perusahaan?
Risiko Reputasi
41 C.41 Informasi tentang isu-isu lingkungan?
42 C.42 Informasi tentang masalah etika?
43 C.43 Informasi tentang kesehatan dan isu-isu keselamatan?
Informasi tentang saham yang lebih rendah / tinggi atau
44 C.44 peringkat kredit?
D. Penilaian Risiko
45 D.45 Penilaian risiko tingkat likuiditas?
46 D.46 Penilaian risiko suku bunga?
47 D.47 Penilaian risiko nilai tukar asing?
48 D.48 Penilaian risiko dari belanja modal?
49 D.49 Penilaian risiko dari akses ke pasar modal?
50 D.50 Penilaian risiko instrumen utang jangka panjang?
51 D.51 Penilaian risiko default?
102

52 D.52 Penilaian risiko solvabilitas?


53 D.53 Penilaian risiko harga ekuitas?
54 D.54 Penilaian risiko komoditas?
55 D.55 Penilaian risiko masalah litigasi?
56 D.56 Penilaian risiko kepatuhan terhadap regulasi?
57 D.57 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode industri?
58 D.58 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode sukarela?
Penilaian risiko kepatuhan dengan rekomendasi Corporate
59 D.59 Governance?
60 D.60 Penilaian risiko manajemen data?
61 D.61 Penilaian risiko sistem komputer?
Penilaian risiko privasi informasi yang berkaitan dengan
62 D.62 pelanggan
63 D.63 Penilaian risiko pada keamanan software?
64 D.64 Penilaian risiko sifat persaingan?
65 D.65 Penilaian risiko isu-isu lingkungan?
66 D.66 Penilaian risiko dari masalah etika?
67 D.67 Penilaian risiko masalah kesehatan dan keselamatan?
Penilaian risiko saham yang lebih rendah / tinggi atau peringkat
68 D.68 kredit?
Informasi tentang teknik yang digunakan untuk menilai dampak
69 D.69 potensial dari kombinasi kejadian?
E. Tanggapan Terhadap Risiko
Gambaran umum proses untuk menentukan bagaimana resiko
70 E.70 harus dikelola?
Informasi tentang pedoman tertulis tentang bagaimana risiko
71 E.71 harus dikelola?
72 E.72 Respon terhadap risiko likuiditas?
73 E.73 Respon terhadap risiko suku bunga?
74 E.74 Respon terhadap risiko kurs mata uang asing?
75 E.75 Respon terhadap risiko yang terkait dengan belanja modal?
76 E.76 Respon untuk akses ke pasar modal?
77 E.77 Respon untuk instrumen utang jangka panjang?
78 E.78 Respon terhadap risiko litigasi?
79 E.79 Respon terhadap risiko default?
80 E.80 Respon terhadap risiko solvabilitas?
81 E.81 Respon terhadap risiko harga ekuitas?
82 E.82 Respon terhadap risiko komoditas?
83 E.83 Respon untuk mematuhi peraturan?
103

84 E.84 Respon untuk mematuhi kode industri?


85 E.85 Respon untuk mematuhi kode sukarela?
Respon untuk mematuhi rekomendasi dari Corporate
86 E.86 Governance?
87 E.87 Respon terhadap risiko data?
88 E.88 Respon terhadap risiko sistem komputer?
Respon terhadap privasi informasi yang berkaitan dengan pada
89 E.89 pelanggan?
90 E.90 Respon untuk risiko keamanan perangkat lunak?
91 E.91 Respon terhadap risiko persaingan?
92 E.92 Respon terhadap risiko lingkungan?
93 E.93 Respon terhadap risiko etis?
94 E.94 Respon untuk kesehatan dan resiko keselamatan?
Respon terhadap risiko saham yang lebih rendah / tinggi atau
95 E.95 peringkat kredit?
F. Kegiatan Pengendalian
96 F.96 Informasi tentang pengendalian penjualan?
Informasi tentang penelaahan terhadap fungsi dan efektivitas
97 F.97 kontrol?
98 F.98 Informasi tentang isu-isu otorisasi?
99 F.99 Informasi tentang dokumen dan catatan sebagai kontrol?
100 F.100 Informasi tentang prosedur verifikasi independen?
101 F.101 Informasi tentang kontrol fisik?
102 F.102 Informasi tentang proses pengendalian?
G. Informasi dan Komunikasi
Informasi tentang verifikasi kelengkapan, akurasi dan validitas
103 G.103 informasi?
Informasi tentang saluran komunikasi untuk melaporkan dugaan
pelanggaran undang-undang, peraturan atau kejanggalan
104 G.104 lainnya?
Informasi tentang saluran komunikasi dengan pelanggan, vendor
105 G.105 dan pihak eksternal lainnya?
H. Monitoring
106 H.106 Informasi tentang bagaimana proses yang dipantau?
107 H.107 Informasi tentang audit internal?
108 H.108 Informasi tentang anggaran Internal Audit?
104

LAMPIRAN 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Valeri Agusrina


Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 03 Agustus 1999
Alamat : Desa Tangsimekar Rt 001 Rw 007 Kecamatan Paseh,
Kabupaten Bandung, 40383
Nomor Telepon : 089632017671
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : vallery99agustina@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN

MAN 1 PESAWARAN, LAMPUNG : Lulus Tahun 2017


MTS MATHLAUL ANWAR LAMPUNG : Lulus Tahun 2014
SDN LOKASARI 2 MAJALAYA : Lulus Tahun 2011

PENGALAMAN ORGANISASI
NO NAMA ORGANISASI TAHUN JABATAN
1 Osis MTs Mathlaul Anwar 2013-2014 Sekretaris
2 PMR MAN 1 Pesawaran 2015-2016 Anggota
3 Hima Akuntansi UNIBI 2020-2022 Divisi KWU
Koordinator Eksternal

Anda mungkin juga menyukai