DRAFT SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Akhir Strata Satu
Disusun oleh:
VALERI AGUSTINA
9882405119221046
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Elok Faiqoh Himmah, S.E., M.A. Antonius Bimo Rentor, S.E., M.Ak.
NIDN.04.040592.03 NIDN. 04.120694.03
Mengesahkan Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi
Drs. Elan Rusnendar, M.M Johannes Kristian Siregar, S.E., M.Ak., Ak.
NIDN. 04.25126402 NIDN. 04.15108404
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“If you want to change different, start from yourself. Because only you can change
your life. Nobody else can do it for you”
“Allah SWT tidak akan membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan
kemampuannya”
(Q.S Al-Baqorah:286)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud rasa syukur saya kepada Allah SWT,
berkat rahmat dan karunianya saya mampu bertahan dan melanjutkan pendidikan
hingga saat ini. Dengan segenap hati skripsi ini saya persembahkan untuk kedua
orang tua saya atas dukungan spiritual dan material dan kepada semua pihak yang
selalu ada dan memberikan doa serta dukungannya.
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NPM : 9882405119221046
Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan sesungguhnya tugas akhir ini benar-benar
hasil karya sendiri yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menempuh Ujian Akhir
Strata Satu pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Informatika dan Bisnis Indonesia. Sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan
atau karya orang lain kecuali sebagaimana mestinya sumber dan acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang memenuhi aturan.
Valeri Agustina
9882405119221046
iii
ABSTRAK
Disusun oleh:
Valeri Agustina
9882405119221046
iv
ABSTRACT
Arranged By:
Valeri Agustina
9882405119221046
Company value is important information to show company performance that will affect
investor judgment before investing in the company, companies that have good job
prospects will attract investors to invest which will later increase the market value of
the company's shares. The study aims to describe the factors that effect firm value in
manufactue companies listed on Indonesia stock exchange periode 2017-2021. The
dependent variable is sustainability reports disclosure, enterprise risk management,
and intellectual capital. This research is a type of quantitative research using
secondary data in the form of annual reports and sustainability reports obtained from
the official IDX website and the official website of each company, with a total sample
of 65 companies annual reports taken using a purposive sampling method. The data
testing techniques in this study were carried out by descriptive statistical analysis,
classical assumption test, multiple linear regression, correlation coefficient, coefficient
of determination, and hypothesis testing. The results show that: sustainability report
disclosure variable has no effect on firm value, enterprise risk management and
intellectual capital variable has an effect on firm value.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhana Wata’ala karena rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Penelitian Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk
Management, dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021”.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir Penelitian Skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan, mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan,
pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis menyampaikan
permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kesuksesan dan keberhasilan penulis
dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Dengan segenap
kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bob Foster, M.M., selaku Rektor Universitas Informatika dan
Bisnis Indonesia.
2. Drs. Elan Rusnendar, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Indonesia.
3. Johannes Kristian Siregar, S.E., M.Ak., Ak., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
4. Elok Faiqoh Himmah, S.E., M.A., selaku Dosen Pembimbing satu yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan saran
kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas akhir penelitian skripsi ini.
5. Antonius Bimo Rentor Luntungan, S.E., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing
dua yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan,
vi
masukan, dan saran kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas akhir
penelitian skripsi ini.
6. Azwani Aulia, S.E., M.Ak., selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian ini.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia.
8. Kedua orangtua yang selalu memberikan semangat dan doa yang tiada putus,
cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril dan materi yang
telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman jurusan Akuntansi angkatan 2019 kelas A yang selalu
memberikan semangat dan motivasi sampai saat ini.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga semua bimbingan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
segala bentuk kritik dan masukan yang membangun.
Bandung
Valeri Agustina
9882405119221046
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
.................................................................................................................. 38
2.4.2 Pengaruh Enterprise Risk Management terhadap Nilai Perusahaan ........ 39
2.4.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 40
2.4.4 Pengaruh Sustainability Report, Enterprise Risk Management dan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. ............................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 42
3.1 Metode Penelitian .............................................................................................. 42
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 43
3.2.1 Populasi .................................................................................................... 43
3.2.2 Sampel ...................................................................................................... 43
3.3 Operasional Variabel ......................................................................................... 45
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................................... 45
3.3.2 Variabel Independen ................................................................................. 46
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 48
3.5 Teknik Pengujian Data ...................................................................................... 49
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 49
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 49
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 52
3.5.4 Koefisien Korelasi .................................................................................... 53
3.5.5 Koefisien Determinasi .............................................................................. 53
3.6 Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 54
3.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ........................................... 54
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................................. 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 56
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 56
4.2 Hasil Penelitian.................................................................................................. 57
4.2.1 Nilai Perusahaan ....................................................................................... 57
4.2.2 Sustainability Report ................................................................................ 58
4.2.3 Enterprise Risk Management .................................................................... 58
ix
4.2.4 Intellectual Capital ................................................................................... 59
4.3 Hasil Pengolahan Data ...................................................................................... 59
4.3.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 59
4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda .................................................................... 63
4.3.3 Koefisien Korelasi .................................................................................... 64
4.3.4 Koefisien Determinasi .............................................................................. 65
4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 67
4.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ........................................... 67
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................................. 70
4.5 Pembahasan Penelitian ...................................................................................... 71
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan .
.................................................................................................................. 71
4.5.2 Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management terhadap Nilai
Perusahaan ......................................................................................................... 73
4.5.3 Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan ..
.................................................................................................................. 74
4.5.4 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk
Management, dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan ................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 77
5.2 Saran .................................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80
LAMPIRAN ............................................................................................................... 87
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
DAFTAR RUMUS
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
infrastruktur dan utilitas transportasi lalu industri jasa keuangan dan asuransi.
Meningkatnya industri manufaktur tersebut diakibatkan karena meningkatnya produksi
pada sektor makanan dan minuman dimana perusahaan-perusahaan pada sektor ini
terus memperluas bisnisnya dengan berinovasi menciptakan produk baru sesuai dengan
kebutuhan konsumen (Bondoyudho & Ahmad, 2022). Pencapaian yang di dapat
mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha semakin tinggi dan membangkitkan
minat perusahaan untuk selalu meningkatkan sumber daya manusia berbasis
pengetahuan dengan baik (Arindha, 2018).
Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur menggunakan rasio Price Book
Value (PBV). Perusahaan yang baik umumnya memiliki rasio PBV diatas satu
menandakan bahwa nilai pasar sahamnya tinggi (Febriana et al., 2016). Berikut ini
merupakan grafik yang menggambarkan perkembangan nilai perusahaan pada sektor
manufaktur periode 2017-2021.
17,44
11,18 9,83
Perusahaan
penurunan. Pada tahun 2017 rata-rata PBV perusahaan manufaktur sebesar 32,58% ,
kemudian mengalami penurunan menjadi 27,46% pada tahun 2018. Hal yang sama
terjadi pada tahun 2021 rata-rata PBV mengalami penurunan sebesar 9,88%
dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 11,18%. Menurut data dari Purchasing
Managers Indeks (PMI) aktivitas manufaktur indonesia turun hingga angka 27,5%.
Penurunan aktivitas manufaktur terjadi karena turunnya utilitas industri hingga 50%
menyebabkan merosotnya indeks PMI manufaktur indonesia. Penurunan angka PMI
manufaktur Indonesia terjadi karena berkurangnya suplai bahan baku industri serta
menurunnya permintaan ekspor dari berbagai negara tujuan (Fajar, 2020).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya terdapat kesenjangan antara peningkatan
PDB sektor manufaktur dengan penurunan nilai perusahaan, yang mana seharusnya
ketika PDB mengalami peningkatan maka nilai perusahaan juga akan mengalami
peningkatan. Penulis tertarik untuk mengangkat nilai perusahaan sebagai fenomena
dalam penelitian, karena penurunan nilai perusahaan merupakan salah satu fenomena
yang mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan yang mengakibatkan
investor akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi. Berdasarkan fenomena
yang terjadi dapat diketahui bahwa nilai perusahaan dapat mengalami kenaikan bahkan
penurunan. Kenaikan dan penurunan nilai perusahaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun dari perusahaan itu sendiri.
Investor tertarik terhadap informasi tambahan seperti informasi lingkungan,
sosial dan informasi ekonomi yang dapat diungkapkan secara terintegritas oleh
perusahaan. Semakin banyak item pengungkapan yang diungkapkan kepada public,
semakin tinggi juga nilai perusahaan bagi investor. Salah satu pengungkapan yang
dapat menambah nilai perusahaan adalah sustainability report (laporan berkelanjutan).
Sustainability report dikenal dengan sebutan Triple Bottom Line yang menerapkan
konsep 3P dari John Elkinton, yaitu People, Planet, and Profit.
Pengungkapan sustainability report (laporan berkelanjutan) semakin mendapat
perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria dalam menilai
tanggung jawab sosial suatu perusahaan (Sujatnika, 2022). Pemerintah Indonesia telah
5
20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021
Perusahaan
enterprise risk management (Soetedjo & Manasikana, 2018). Suatu perusahaan dinilai
lebih baik jika mampu melakukan pengungkapan secara luas karena akan dinilai lebih
baik jika mampu menerapkan prinsip keterbukaan informasi atau transparansi (Devi et
al., 2017). Penting bagi perusahaan untuk menerapkan enterprise risk management
(ERM) dalam mengelola risiko. Aditya & Naomi (2017), menjelaskan bahwa ERM
dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi
perusahaan, dan mengelola risiko agar berada pada tingkat risiko dapat dikontrol oleh
perusahaan.
Fenomena risiko bisnis yang muncul adalah Kasus fraud laporan keuangan yang
terjadi pada tahun 2017 di PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) dari hasil investigasi yang
dilakukan terdapat adanya Fraudulent statement yaitu dilakukannya pencatatan yang
berbeda dengan pencatatan keuangan yang digunakan oleh auditor dalam melakukan
audit laporan keuangan yaitu adanya penggelembungan dana atau overstatement
sebesar Rp4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Kemudian
ditemukan juga pada penjualan sebesar Rp662 miliar, dan adanya aliran dana sebesar
Rp1.78 triliun dengan berbagai skema kepada pihak-pihak yang terhubung dengan
manajemen lama (Theodore, 2021). Kasus fraud selanjutnya terjadi pada PT Kimia
Farma Tbk yang melakukan manipulasi laporan keuangan. Fenomena fraud tersebut
adalah contoh risiko internal perusahaan yang dapat terjadi akibat lemahnya
manajemen risiko perusahaan (enterprise risk management).
Implementasi enterprise risk management dalam perusahaan dapat membantu
mengontrol aktivitas manajemen sehingga perusahaan dapat meminimalisir terjadinya
fraud yang dapat merugikan perusahaan (Devi et al., 2017). Pengungkapan ERM
merupakan informasi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaan dan
mengungkapkan dampaknya terhadap masa depan perusahaan. ERM mulai
diperkenalkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) sejak tahun 2004
dalam Devi et al (2017) yang terdiri dari 8 dimensi yaitu lingkungan internal,
penetapan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respon terhadap risiko (risk
response), aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring.
9
menggunakan rasio price book value. Objek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) informasi yang dibutuhkan
untuk masing-masing variabel diperoleh dari annual report dan sustainability report
yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan tahun 2017-2021.
Kebaruan dan pembeda penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini menggabungkan antara pengungkapan Sustainability Report,
Enterprise Risk Management dan Intellectual Capital sebagai variabel independen,
objek penelitian dan periode tahun penelitian yang dilakukan. Berdasarkan fenomena
yang telah dikemukakan dan perbedaan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti
tertarik untuk meneliti kembali mengenai “PENGARUH PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT, ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DAN
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2017-2021”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum mengenai sustainability report, enterprise risk
management dan intellectual capital ?
2. Seberapa besar pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai
perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2017-2021?
3. Seberapa besar pengaruh enterprise risk management terhadap nilai perusahaan
pada sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-
2021?
4. Seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan pada
sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2017-2021?
12
TINJAUAN PUSTAKA
15
16
dan dapat digunakan oleh penerima sinyal. Sedangkan menurut Brigham dan Houston
(2019) signalling theory merupakan sebuah tindakan manajemen perusahaan dalam
memberikan petunjuk kepada investor tentang pandangan manajemen pada prospek
perusahaan dimasa depan. Sinyal tersebut bisa melalui dari beberapa bentuk, baik yang
secara langsung dapat diamati ataupun yang harus dilakukan penelaahan lebih
mendalam untuk dapat mengetahuinya (Ghozali, 2020). Teori sinyal digunakan oleh
investor dan manajemen keuangan yang menjelaskan bahwa manajemen memberikan
sinyal tentang perusahaan lewat berbagai aspek pengungkapan informasi keuangan
yang dapat dilihat sebagai sinyal oleh investor. Informasi merupakan unsur penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang mengandung kabar baik dapat berdampak
pada reaksi pasar (Suardi & Werastuti, 2022). Pengungkapan yang lebih luas
memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut telah lebih baik dibandingkan
perusahaan lain karena telah menerapkan prinsip transparansi (Cecasmi & Samin,
2017).
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Signalling theory dengan nilai perusahaan saling berhubungan karena jika nilai suatu
perusahaan itu baik maka dapat menjadi sinyal positif dan jika nilai perusahaan kurang
baik maka dapat menjadi sinyal negatif. Hubungan ini terjadi karena motivasi investor
dalam melakukan investasi ialah untuk mendapatkan keuntungan jadi perusahaan yang
memiliki nilai kurang baik investor tidak akan menginvestasikan dananya pada
perusahaan tersebut.
17
2. Legitimacy Theory
Teori legitimasi diartikan sebagai teori yang berfokus pada interaksi perusahaan
dengan masyarakat. Teori legitimasi didalamnya menjelaskan dan memahami bahwa
organisasi merupakan bagian dari masyarakat dan harus memperhatikan norma-norma
sosial masyarakat. Teori legitimasi menurut (Suchman, 1995) menyatakan bahwa
perusahaan secara terus menerus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan batasan norma-norma
masyarakat.
Menurut Chairi & Ghozali (2014) hal yang menjadi landasan adanya teori ini
adalah kontrak sosial yang terjadi dan disepakati bersama antara pihak perusahaan dan
masyarakat dimana perusahaan beroperasi dengan menggunakan sumber daya di
wilayah tersebut. Selama tidak ada pelanggaran norma dan nilai sosial oleh perusahaan,
maka perusahaan akan terus mendapatkan dukungan dari masyarakat. Berdasarkan
penjelasan tersebut, Perusahaan akan terus bekerja keras untuk mendapatkan legitimasi
pemangku kepentingan, salah satunya dengan melakukan pengungkapan.
Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi
masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang. Strategi perusahaan dalam membangun image
positif bahwa perusahaan sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan adalah
meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan melalui pengungkapan
informasi tambahan seperti laporan keberlanjutan, dengan demikian perusahaan dapat
memperoleh legitimasi pemangku kepentingan.
2.1.2 Teori Variabel Dependen
Teori variabel dependen merupakan ringkasan atau rangkuman dan teori yang
membahas tentang variabel terikat dalam suatu penelitian. Variabel dependen sendiri
adalah tipe variabel yang besar kecil nilai atau perubahannya dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen dimana variabel ini yang menjadi akibat atau
dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2021). Adapun penjelasan
berbagai teori dari variabel dependen sebagai berikut:
18
Nilai perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan dan nilai perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan (Rudangga & Sudiarta, 2016). Tujuan utama dari nilai perusahaan
menurut theory of the firm yaitu untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan
(value of the firm). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi suatu
perusahaan karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti perusahaan juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga pasar saham perusahaan. Harga
pasar saham merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, dimana pada bursa
saham harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap
lembar saham perusahaan. Nilai perusahaan dilihat dari seberapa jauh respon investor
terhadap saham perusahaan. Investor akan memilih perusahaan yang tidak hanya
berorientasi keuntungan saja tetapi perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial
dan lingkungan demi pembangunan yang berkelanjutan (Pelupessy & Hariani, 2022).
Indikator untuk menentukan nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’s Q, Price
Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan PBV sebagai indikator untuk
mengukur nilai perusahaan karena keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk
menentukan strategi investasi di pasar modal. Adapun rumus yang digunakan untuk
menentukan Price Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:
Salah satu rasio yang termasuk dalam nilai pasar yaitu PBV. Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2017), Rasio nilai pasar merupakan rasio yang memberikan
informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai
perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Price Book Value (PBV) maka
semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi para pemegang saham (Sari,
2019).
nilai perusahaan, eksplorasi studi terkait didasari pada tiga perspektif, yaitu target
manajemen risiko, efektivitas manajemen risiko dan instrumen manajemen risiko.
Pengukuran ERM menggunakan 8 komponen yang terdiri atas 108 kriteria
pengungkapan berdasarkan COSO ERM Framework 2017 yaitu:
1. Internal Environment (Lingkungan Internal)
2. Objective Setting (Penentuan Tujuan)
3. Event Identification (Identifikasi Peristiwa)
4. Risk Assessment (Penilaian Risiko)
5. Risk Response (Tanggapan Terhadap Risiko)
6. Control Activities (Kegiatan Pengendalian)
7. Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
8. Monitoring (Pemantauan)
Selain itu, perhitungan setiap item ERM yang digunakan diberi nilai 1, dan nilai
0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan dengan menghitung jumlah
pengungkapan dan dibagi dengan total item pengungkapan sebanyak 108 item.
Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan (annual
report) dan situs perusahaan. Rumus menghitung Enterprise Risk Management (ERM)
menurut The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission/COSO (2017) :
kekayaan. Intellectual Capital ini juga merupakan aset tidak berwujud yang tidak
secara langsung disebutkan dalam laporan keuangan yang bisa berupa sumber daya
informasi maupun pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
bersaing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2010) dalam PSAK No. 19 mengenai
aktiva tidak berwujud atau intangible assets didefinisikan sebagai berikut :
“Intangible asset atau aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki
untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan pada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif”.
Dalam penelitian Stewart (1998) mendefinisikan intellectual capital ialah :
“Modal intelektual adalah materi intelektual berupa pengetahuan,
informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang dapat digunakan
untuk menciptakan kekayaan”.
Dari berbagai pengertian diatas bisa dikatakan bahwa pengertian intellectual
capital atau modal intelektual merupakan aset tak berwujud yang berupa: ilmu
pengetahuan, sumber informasi, pengalaman, dan lainnya berwujud yang tidak
secara langsung disebutkan dalam laporan keuangan yang bisa berupa sumber daya
informasi maupun pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
bersaing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
b) Komponen Intellectual Capital
Dari beberapa pengertian tentang intellectual capital tersebut di atas
beberapa peneliti telah mengembangkan komponen spesifik atas intellectual
capital. Pulic mengklasifikasikan intellectual capital dalam nilai tambah (value
added) yang didapatkan dari selisih pendapatan (input) perusahaan dengan
seluruh biaya (output). Kemudian nilai tambah intellectual capital dibagi
menjadi capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural
capital (STVA). Ketiga kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Human Capital
Salah satu unsur yang sangat penting dalam Intellectual Capital (IC)
ialah Human Capital. karena human capital dapat menciptakan
25
𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐶𝐴 =
𝐶𝐸
Sumber : Ulum (2013)
Rumus 2. 4
Value Added Capital Employed
Dimana :
VACA : Value Added Capital Employed (rasio dari VA terhadap CE).
VA : Value Added
CE : Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas)
b. Value Added Human Capital (VAHU)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara VA dan HC (Human Capital).
Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan
antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan
nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan penulis IC lainnya,
Pulic berargumen bahwa total salary and wages cost adalah indikator dari HC
perusahaan. Dalam penelitian ini dimaksud dengan HC adalah jumlah seluruh
beban yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja.
28
VAHU = VA/HC
Dimana :
STVA : Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap VA
SC : Structural Capital : VA – HC
VA : Value Added
d. Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
29
Rumus 2. 7
Value Added Intellectual Capital
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan bentuk usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam
mencari perbandingan dan inspirasi baru untuk melakukan penelitian selanjutnya,
kemudian kajian terdahulu dapat membantu memposisikan penelitian serta
menunjukkan orisinalitas.
Fungsi penelitian terdahulu yaitu untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu (Sujarweni, 2018). Adapun beberapa penelitian terdahulu yang
menjadi sumber referensi dan sumber acuan bagi peneliti tercermin dalam tabel
dibawah ini.
30
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) penelitian X1 X2 X3 Y
1 Afnia Fauzia Pengaruh Variabel Sustainability Reporting berpengaruh
Pengungkapan Dependen (X): positif terhadap nilai perusahaan.
Hafni (2018)
Sustainaibility Tidak Intellectual Capital berpengaruh
Reporting dan positif terhadap Nilai Perusahaan
menggunakan
Intellectual Capital
Enterprise risk Sustainability Reporting dan
Terhadap Nilai Intellectual Capital secara bersama-
Perusahaan Pada management sama berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan Sektor Objek: Perusahaan
Pertambangan Perusahaan
sektor
pertambangan
Indikator
Pengukuran
Nilai
Perusahaan:
Tobins Q
10 Wendi Salim
Saputra, dkk. The Effect of Variabel Enterprise risk management
(2023)
Enterprise Risk Dependen (X): berpengaruh negatif terhadap nilai
Management and Sustainability perusahaan, hal ini dikarenakan semakin
Intellectual Capital Report banyak pengungkapan ERM oleh
35
FAKTOR – FAKTOR
Hasil
Kontribusi Hasil
Penenelitian
pengungkapan enterprise risk management yang dilakukan maka semakin tinggi juga
nilai perusahaannya, maka hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
H2 : Enterprise Risk Management Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
2.4.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Intellectual capital (modal intelektual) adalah aset tidak berwujud berupa sumber
daya informasi serta pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
bersaing serta dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai
perusahaan (Budiarto & Putuyana, 2018). Perusahaan yang mengungkapkan IC pada
laporan tahunan adalah langkah yang dapat membantu perusahaan dalam menerangkan
elemen apa saja yang dimiliki perusahaan (Pujiningsih, 2020). Perusahaan harus
memperlihatkan kapasitas intellectual capital agar memperoleh legitimasi dari publik
atas kekayaan intelektual yang dimiliki serta dapat menarik minat masyarakat untuk
menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan
mendapatkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut
teori sinyal pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
Pada penelitian (Rivandi, 2018) mengungkapkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai perusahan. Semakin tinggi jumlah intellectual
disclosure maka semakin tinggi nilai perusahaan karena investor dapat menangkap
sinyal yang diberikan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh pengungkapan
intellectual capital dibutuhkan oleh investor karena mencerminkan kapabilitas
perusahaan di masa mendatang (Pamungkas & Maryati, 2017). Berdasarkan uraian
tersebut maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Intellectual Capital Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
2.4.4 Pengaruh Sustainability Report, Enterprise Risk Management dan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan.
Sustainability report merupakan suatu aspek yang penting dan harus
diungkapkan oleh suatu perusahaan. Pengungkapan sustainability report oleh
41
METODE PENELITIAN
42
43
banyaknya yang dilakukan secara objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Duli, 2019).
Metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti (Sudaryana & Agusiady, 2022).
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2021), Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2021, sebanyak 141 perusahaan selama lima
tahun penelitian.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2021), sampel merupakan bagian
dari populasi yang diharapkan mampu mewakili jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi dalam penelitian. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu
penelitian maka dibutuhkan ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk memperkecil
populasi yang akan digunakan dalam penelitian yang disebut sebagai teknik sampling.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Riyanto & Hatmawan,
2020). Adapun kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
44
Tabel 3. 1
Tabel Pengambilan Sampel
Book Value (PBV). Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan Price Book
Value (PBV) adalah sebagai berikut:
3. Intellectual Capital
Intellectual capital merupakan aset tidak berwujud atau intangible asset yang
merupakan informasi dan pengetahuan yang mampu memberikan kesempatan untuk
menciptakan nilai bagi perusahaan. Intellectual capital juga adalah konsep sumber
daya yang berbasis pengetahuan baru menggambarkan ketika intangible asset
digunakan secara optimal maka memungkinkan sebuah perusahaan untuk
menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien (Rhennata & kurnia, 2022)
Tabel 3. 3
Operasional Variabel
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa laporan tahunan
perusahaan sektor manufaktur yang periode 2017-2021.
3.5 Teknik Pengujian Data
Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengelompokkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sitesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami oleh pengguna
(Sugiyono, 2021). Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi Statistical
Package For The Social Sciense (SPSS) versi 25 sebagai alat bantu. Data yang telah
dikumpulkan penulis selanjutnya akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
analisis regresi linier berganda yang sebelumnya telah diuji dengan uji asumsi klasik,
sehingga regresi yang digunakan layak dan bebas dari gejala normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Adapun teknik pengujian data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
estimasi tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2017).
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,
yaitu dengan menerapkan analisis grafik histogram dan uji statistik. Pada penelitian
ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian dikatakan berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas
apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual lebih tinggi dari 0.05 atau 5%.
Begitupun sebaliknya apabila berada dibawah 0.05 atau 5% data tidak berdistribusi
normal atau tidak memenuhi uji normalitas. Hipotesis dalam Kolmogorov-Smirnov
yaitu:
Ho : Sig > α, artinya sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal
Hα : Sig ≤ α, sampel yang diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2017). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak melebihi dari 10 (VIF ≤ 10) dan
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (tolerance ≥ 0,1), maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut bebas dari multikolinieritas atau tidak ada
multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi tersebut.
b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 (VIF ≥ 10) dan nilai
tolerance tidak lebih dari 0,1 (tolerance ≤ 0,1), artinya dapat dikatakan bahwa
51
Tabel 3. 4
Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<d
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak du < d < 4 - du
dan negatif
Sumber: Ghozali (2017)
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah model regresi yang melibatkan lebih dari
1 variabel bebas. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menjelaskan
hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel
dependen (terikat). (Ghozali, 2017). Variabel independen pada penelitian ini yaitu
sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital. Variabel
dependen pada penelitian ini yaitu nilai perusahaan.
Berikut merupakan formula model regresi linier berganda:
Rumus 3. 1
Persamaan Analisis Regresi Linier Berganda
Keterangan:
PBV : Nilai Perusahaan
α : Konstanta
β1- β2 : Koefisien Regresi dari X1, X2, X3
X1 : Pengungkapan Sustainability Report
X2 : Enterprise Risk Management
X3 : Intellectual Capital
ε : Estimasi Error (5%)
53
KD = R2 x 100%
Sumber : Ghozali (2017)
Rumus 3. 2
Koefisien Determinasi
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
R2 : Koefisien kuadrat korelasi ganda
56
57
Terdapat 53% sampel yang memiliki nilai ERM diatas rata-rata dan 47% lainnya
merupakan sampel yang memiliki nilai ERM dibawah rata-rata.
4.2.4 Intellectual Capital
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa
variabel intellectual capital memiliki nilai tertinggi (max) pada perusahaan PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 17,95, sedangkan nilai terendah (min) dimiliki oleh PT
Astra Otoplas Tbk sebesar 0,19, dengan nilai rata-rata nilai IC sebesar 3,8631 dan
standar deviasi sebesar 2,7423. Nilai rata-rata dari tahun 2017-2021 adalah sebesar
3,86 dari keseluruhan sampel perusahaan manufaktur, diantaranya 30% sampel yang
memiliki nilai IC diatas rata-rata dan 70% lainnya merupakan sampel yang memiliki
nilai dibawah rata-rata.
4.3 Hasil Pengolahan Data
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkapan
sustainability report, enterprise risk management, dan intellectual capital terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.
Beberapa uji perlu dilakukan sebelum data dianalisis sebagai uji prasyarat apakah
model regresi dapat dilanjutkan untuk pengujian hipotesis.
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah yang memenuhi asumsi klasik yaitu, tidak
terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dan juga memastikan
bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2017). Berikut uji asumsi
klasik yang akan dilakukan dalam penelitian ini:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi yang dibuat,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan melihat
taraf signifikansinya pada baris Asymp. Sig (2-tailed). Uji ini dilakukan sebelum data
diolah, hasil data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed)
60
variabel residual berada diatas 0.05 atau 5% (Ghozali, 2017). Berikut merupakan hasil
uji normalitas pada penelitian ini.
Tabel 4. 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 1,16462844
Deviation
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,081
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,091c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov
menunjukkan hasil bahwa data yang ada telah lulus dari uji normalitas. Pada
penelitian ini uji yang digunakan adalah uji one-sample kolmogorov-smirnov dapat
dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,91 dimana nilai tersebut lebih besar
dari 0,05, yang artinya nilai keseluruhan variabel telah berdistribusi normal dan layak
untuk digunakan.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar variabel independen (bebas), model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel independen
(Ghozali, 2017). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada model
regresi ini dapat dilihat dari nilai tolerance atau nilai variance inflation factor (VIF).
61
Model regresi yang tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen
apabila nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10. Hasil uji
multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 SR ,998 1,002
ERM ,993 1,007
IC ,984 1,007
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel uji multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance
semua variabel independen lebih besar dari 0,10 (Tolerance ≥ 0,10) dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Hasil tersebut menandakan bahwa
model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi adanya kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2017). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melakukan uji rank korelasi spearman. Dasar
pengambilan keputusan pada uji ini yaitu apabila nilai sig ≥ 0,05 maka dapat
dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai sig < 0,05 maka dapat dikatakan
terjadi homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini:
62
Tabel 4. 5
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
SR ERM IC Residual
Spearman's SR Correlation 1,000 ,116 -,073 -,019
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,356 ,567 ,880
N 65 65 64 64
ERM Correlation ,116 1,000 ,044 ,146
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,356 . ,730 ,249
N 65 65 64 64
IC Correlation -,073 ,044 1,000 ,130
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,567 ,730 . ,306
N 64 64 64 64
Unstanda Correlation -,019 ,146 ,130 1,000
rdized Coefficient
Residual Sig. (2-tailed) ,880 ,249 ,306 .
N 64 64 64 64
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji rank korelasi spearman pada
tabel 4.5 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai signifikansinya
berada diatas tingkat kepercayaan 5% (>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital
terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dikatakan
sebagai problem autokorelasi. Pengujian pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-
Watson. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
63
Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,613 ,376 ,345 1,19339 2,029
a. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa
nilai durbin-watson (DW) sebesar 2.029, dengan variabel independen (k=3), sampel
pada penelitian sebanyak 65 dan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka
dapat dilihat pada tabel durbin-watson nilai du sebesar 1,6960. Dengan demikian
berdasarkan pada nilai (du < d < 4-du) dengan nilai (1,6960 < 2,029 < 2,304), hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya autokorelasi dalam model regresi pada
penelitian ini.
4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (X) yang jumlahnya lebih dari satu variabel terhadap variabel
dependen (Y). hasil dari analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
64
Berdasarkan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa hasil dari analisis regresi linear
berganda yang telah dilakukan menghasilkan persamaan linear sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Pengungkapan Sustainability Report
X2 = Enterprise Risk Management
X3 = Intellectual Capital
Berdasarkan tabel 4.7 hasil pengujian dengan analisis regresi dapat dinyatakan
bahwa:
1) Konstanta (ɑ) sebesar 7,907, nilai ini menunjukkan bahwa jika variabel
sustainability report, enterprise risk management dan intellectual capital
memiliki nilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu nilai perusahaan bernilai
konstan (tetap) sebesar 7,907.
2) Nilai koefisien regresi sustainability report adalah sebesar 0,624 yang artinya
jika pengungkapan sustainability report mengalami peningkatan sebesar satu
satuan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,624.
3) Nilai koefisien regresi variabel enterprise risk management sebesar -12,070
yang menandakan bahwa setiap adanya kenaikan enterprise risk management
sebesar satu satuan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar
12,070.
4) Nilai koefisien regresi intellectual capital adalah sebesar 1,161 yang artinya
jika intellectual capital mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka nilai
perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 1,161.
4.3.3 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi (R) bertujuan untuk menerangkan kekuatan dan arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Melalui korelasi
berganda, keeratan dan kekuatan hubungan antar variabel tersebut dapat diketahui
65
(Ghozali, 2017). Berikut merupakan hasil dari uji koefisien korelasi pada model regresi
pada penelitian ini:
Tabel 4. 8
Koefisien Korelasi Berganda
Model Summaryb
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,613 ,376 ,345 1,19339
a. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan pada tabel 4.8 menunjukkan hasil output koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar 0,613 yang masuk kedalam interval 0,60 – 0,799. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen memiliki
tingkat hubungan yang kuat seperti yang ditunjukkan pada tabel pedoman interpretasi
koefisien korelasi berikut.
Tabel 4. 9
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 4. 11
Tabel Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan hasil uji signifikansi diatas, dapat dijabarkan hasil dari tiap variabel
sebagai berikut:
1. Hasil uji t terhadap pengungkapan sustainability report memberikan hasil nilai
thitung yaitu 0,471 lebih kecil dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,639 > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pengungkapan
sustainability report secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Hasil uji t terhadap enterprise risk management memberikan hasil nilai thitung
yaitu 3,632 lebih besar dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Nilai
negatif pada thitung menunjukkan arah hubungan negatif antara variabel X2
terhadap Y, yang artinya terjadi hubungan yang tidak searah antara enterprise
risk management dan nilai perusahaan, yang mana apabila variabel enterprise
risk management mengalami peningkatan maka nilai perusahaan mengalami
penurunan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa enterprise risk
management secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Hasil uji t terhadap intellectual capital memberikan hasil nilai thitung yaitu 4,455
lebih besar dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dinyatakan bahwa intellectual capital secara parsial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
70
Tabel 4. 12
Tabel Hasil Uji f
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 51,505 3 17,168 12,055 ,000b
Residual 85.451 60 1,424
Total 136,956 63
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), IC, ERM, SR
Sumber: Output IBM SPSS, Data diolah penulis (2023)
Berdasarkan tabel 4,15 diatas menunjukkan hasil dari uji f yaitu nilai Fhitung
sebesar 12,055 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2,775 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
seluruh variabel independen sustainability report, enterprise risk management dan
intellectual capital secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.5 Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report (X1), Enterprise Risk Management (X2), dan Intellectual Capital (X3) terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-
2021. Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan mengenai penelitian adalah
sebagai berikut:
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama bahwa pengungkapan
sustainability report berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
pengujian hipotesis yang telah dilakukan menggunakan uji parsial memperoleh nilai
thitung yaitu 0,471 lebih kecil dari ttabel 1,999 dan nilai signifikansi 0,639 > 0,05.
Berdasarkan hasil dapat dinyatakan bahwa variabel sustainability report (X1) tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Y).
72
cara perusahaan mengantisipasi risiko tersebut, hal ini memberikan sinyal negatif
kepada investor sehingga menurunkan nilai perusahaan. Kurangnya informasi
mengenai pengungkapan risk assesment dan risk respond dalam laporan tahunan
perusahaan akan ditangkap oleh investor sebagai kelemahan perusahaan dalam
mengelola risikonya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Jika informasi yang diberikan adalah positif (good news)
maka investor akan memiliki pandangan yang baik terhadap perusahaan, dan begitu
juga sebaliknya jika informasinya negatif (bad news) maka investor akan merespon
tidak baik. Perusahaan yang tingkat enterprise risk management tinggi menunjukkan
adanya tata kelola perusahaan yang baik dimana perusahaan dapat memastikan
pengendalian dan pengelolaan risiko perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cristofel &
Kurniawati (2021) yang meneliti pada perusahaan LQ-45 menunjukkan hasil bahwa
enterprise risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah et al (2017) bahwa enterprise
risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Fadilah & Afrienti (2020) dan Siregar & Safitri (2019) yang
menyatakan bahwa enterprise risk management tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
4.5.3 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa intellectual capital
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan
menggunakan uji parsial memperoleh nilai thitung yaitu 4,455 lebih besar dari ttabel 1,999
dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
intellectual capital secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. maka
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa intellectual capital (X2) berpengaruh
75
terhadap nilai perusahaan (Y) pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2017-2021 dapat diterima. Artinya apabila perusahaan mengelola seluruh komponen
intellectual capital dengan baik maka akan mendapatkan pandangan positif dari
investor dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh
suatu perusahaan akan meningkatkan kepercayaan bagi investor. Informasi yang
didapat melalui intellectual capital memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan
tersebut yang nantinya akan menarik investor untuk berinvestasi. Teori legitimasi juga
sejalan dengan penelitian ini yang menekankan bahwa cara perusahaan menjamin
keberlangsungan usahanya yaitu dengan menjaga batas norma yang berlaku di
masyarakat. Sumber daya manusia (human capital) pada perusahaan dapat digunakan
untuk melakukan perjanjian sosial dengan masyarakat tempat perusahaan beroperasi,
hal ini dapat digunakan untuk mencegah adanya penolakan terhadap operasi
perusahaan dalam lingkungan tersebut (Ulum, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aulia et
al., (2020) yang meneliti pada perusahaan food and beverage dengan sampel sebanyak
11 perusahaan dan menunjukkan hasil bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Emar & Ayem (2020) yang meneliti pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 66 perusahaan, menyatakan bahwa
intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Arindha (2018) dan Siregar & Safitri (2019)yang
menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.5.4 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Enterprise Risk Management,
dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis keempat pada penelitian ini menyatakan bahwa pengungkapan
sustainability report, enterprise risk management, dan intellectual capital berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah digunakan
76
menggunakan uji simultan menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 12,005 lebih besar
dari nilai Ftabel sebesar 2,775 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa seluruh
variabel independen sustainability report, enterprise risk management dan intellectual
capital secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2017-2021 dapat diterima.
Tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan akan tumbuh apabila perusahaan memperhatikan aspek ekonomi, sosial,
lingkungan dan pengelolaan risiko. Semakin banyak pengungkapan sustainability
report dan enterprise risk management maka semakin baik citra perusahaan dimata
investor. Pengungkapan informasi mengenai intellectual capital atau aset tak berwujud
juga merupakan informasi yang nonkeuangan yang penting. Semakin baik intellectual
capital maka akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan dan pengelolaan
intellectual capital yang baik akan mengurangi biaya operasional dan akan
meningkatkan laba perusahaan. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga variabel tersebut
dapat dijadikan bahan perhitungan oleh investor sebelum melakukan investasi pada
perusahaan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan sustainability
report, enterprise risk management, dan intellectual capital pada perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan mengenai variabel-variabel tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sustainability report tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2021.
2. Enterprise risk management berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2021.
3. Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.
4. Pengungkapan sustainability report, enterprise risk management, dan
intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun hal-hal yang berkaitan dengan keterbatasan
penelitian ini adalah:
77
78
3. Bagi Perusahaan
Perusahaan dimasa mendatang diharapkan dapat memberikan perhatian
lebih terhadap pelaporan keberlanjutan agar lebih banyak perusahaan-
perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan. Selain itu perusahaan
juga diharapkan dapat menerbitkan laporan keberlanjutan yang sesuai
dengan pedoman GRI Standard. Melalui penelitian ini juga perusahaan
diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk dapat
meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan sustainability report.
4. Bagi Investor
Diharapkan investor dapat lebih selektif dan mempertimbangkan keputusan
dalam memilih perusahaan yang akan ditanamkan modalnya, dalam
berinvestasi tidak hanya berfokus pada laba sebagai patokan untuk melihat
kondisi perusahaan. Tetapi juga mempertimbangkan dari segi tanggung
jawab terhadap kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. H. S. B., Janor, H., Hamid, M. A., & Yatim, P. (2017). The effect of
enterprise risk management on firm value: Evidence from Malaysian technology
firms. Jurnal Pengurusan, 49(July). https://doi.org/10.17576/pengurusan-2017-
49-01
Aditya, O., & Naomi, P. (2017). Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan dan Nilai
Perusahaan di Sektor Konstruksi dan Properti. Esensi: Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 7(2), 167–180. https://doi.org/10.15408/ess.v7i2.4981
Arindha, P. T. (2018). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016) (Vol. 6, Issue 1).
Astari, R. K., Akuntansi, J., Ekonomika, F., & Diponegoro, U. (2020). PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. 9, 1–10.
BKPM. (2022, April 18). Industri Manufaktur Indonesia Sebagai Basis Produksi
Asean. https://investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/perkembangan-
industri-manufaktur-di-indonesia
Bondoyudho, G., & Ahmad, A. A. (2022). Determinan Produksi Industri Manufaktur
Di Indonesia Tahun 2016–2021 (Pendekatan Regresi Panel Data). Jurnal
Ekonomika Dan Bisnis, 9(2), 183–194. https://journal.feb-
uniss.ac.id/home/article/view/223%0Ahttps://journal.feb-
uniss.ac.id/home/article/download/223/127
BPS Indonesia. (2022). Statistik Indonesia 2022.
https://www.bps.go.id/Publication/2020/04/29/E9011b3155d45d70823c141f/Sta
tistik-Indonesia-2020
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of Financial Management
(Fifteenth). Cengange Learning. https://doi.org/10.2307/2327254
Budiarto, D. S., & Putuyana, A. A. (2018). PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT DAN INTELLECTUAL CAPITAL : APAKAH
BERMANFAAT BAGI PERUSAHAAN REAL ESTATE ? Akuntansi
Dewantara, 2(2), 183–193. https://doi.org/10.29230/ad.v2i2.3076
Cecasmi, J. A., & Samin. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris, Leverage, dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management
80
81
managers-index-pmi-manufaktur-indonesia-turun-akibat-covid-19/
Febriana, E., Djumahir, & Djawahir, A. H. (2016). Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Manajerial Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 21(2), 164–
178.
Febriyanti, G. A. (2021). Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Leverage sebagai Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi
Dan Pajak, 22(1), 366. https://doi.org/10.29040/jap.v22i1.2598
Ghozali, P. D. I. (2017). Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS
24. UNDIP.
GRI. (2018). Global Sustainability Standar Board. In Standar Laporan
Keberlanjutan.
Hamidah, P. (2021). Pengaruh Sustainability Report dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi.
Hapsari, A. A. (2018). Pengaruh good corporate governance dan corporate sosial
responsibility terhadap nilai perusahaan. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia.
Indonesia, I. A. (2010). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Aset Tidak Berwujud. 19(19).
Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitaf dan Kualitatif. In Teori
Penerapan dan Riset Nyata (p. 5). Anak Hebat Indonesia.
Jonathan, L. R., & Militina, T. (2019). Panduan Praktis Metode Penelitian (R. H. W.
AMZ (ed.)). Yayasan Mitra Kasih.
Kumala, S. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Sustainability Report Disclosure sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1(2), 35–
43.
Kuncaratnah, H. J., Widyastuti, T., & Wiratno, A. (2019). Jurnal Akuntansi
Universitas Jember Vol. 17 No. 1 (2019). Jurnal Akuntansi Universitas Jember,
17(1), 49–67.
Kusuma, A., & K, R. K. A. (2020). PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN
INTERNASIONALISASI TERHADAP ADOPSI PELAPORAN TERINTEGRASI
DI INDONESIA. 9, 1–11.
Latifah, S. W., Rosyid, M. F., Purwanti, L., & Oktavendi, T. W. (2019). Good
Corporate Governance , Kinerja. 9(2), 200–213.
https://doi.org/10.22219/jrak.v9i2.56
83
Purba, E., Purba, B., Syafii, A., Khairad, F., Damanik, D., Siagian, V., Ginting, A.
M., Silitonga, H. P., Fitriana, N., Arfandi, S., & Ernanda, R. (2021). Metode
Penelitian Ekonomi (R. Watrianthos (ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Purwanza, S. W. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (p.
12). Media Sians Indonesia.
Raharjo, F. D. (2016). Pengaruh Corporate Governance dan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sustainability report (studi empiris pada perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014). Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNP), 777–792.
Ramadhani, F. (2019). Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset, Return On
Equity, Leverage, Free Cash Flow Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2020). 1–12.
Ramadhani, I. A. (2015). The Influence Of Sustainability Report Disclosure On Firm
Value With Profitability As Moderation (A Study On High-Profile Go Public
Companies Which Published Sustainability Report In 2009-2012). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 4 No., pp : 1-20.
Rhennata& kurnia. (2022). Pengaruh Intellectual Capital, Pengungkapan
Sustainability Report, Dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
2460–0585.
Rivandi, M. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure Dan
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Benefita, 3(2), 137.
https://doi.org/10.22216/jbe.v3i2.3113
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif di
Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen. Deepublish.
Robiyanto, R., Putra, A. R., & Lako, A. (2021). The effect of corporate governance
and intellectual capital toward financial performance and firm value of socially
responsible firms. Contaduria y Administracion, 66(1), 1–24.
https://doi.org/10.22201/fca.24488410e.2021.2489
Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen,
5(7), 4394–4422.
Sari, D. K., & Wahidahwati. (2021). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 10(4), 1–19. https://lib.unnes.ac.id/39075/
Setiawati, L., Kurniawan, I. S., & Lahaya, I. A. (2022). The influence of enterprise
85
risk management disclosure and intellectual capital disclosure on the value of.
18(3), 38–48.
Setyarini, N. A. S. & Y. (2022). Pengaruh Intellectual Capital, Profitabilitas, Dan
Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Pertambangan pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2018 – 2020). Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER),
7(1), ISSN: 2597-7067.
Siregar, N. Y., & Safitri, T. A. (2019). Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk
Management , Intellectual Capital , Corporate Social Responsibility , Dan
Sustainability. Jurnal Bisnis Darmajaya, 05(02), 53–79.
Soetedjo, S., & Manasikana, A. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management
(ERM) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Journal of Applied Managerial Accounting, 2(2), 147–
153.
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal Of Economics,
Vol.87, No, 355–374.
Stewart, T., & Ruckdeschel, C. (1998). Intellectual capital: The new wealth of
organizations. 37, 56–59. https://doi.org/10.1002/pfi.4140370713
Suardi, I. G. . A. D. A. R., & Werastuti, D. N. S. (2022). Pengaruh Enterprise Risk
Management, Intellectual Capital Dan Sustainability Report Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 13 No :2(2), 53–79.
Sudaryana, B., & Agusiady, H. R. R. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif.
Deepublish.
Sugeng, B. (2022). Fudamental Metodelogi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif) (p.
202). Deepublish.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. IKAPI.
Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta
Bandung.
Sujatnika, I. N. J. (2022). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA.
Syafitri, K., Rosdini, D., Sari, P. Y., Studi, P., Akuntansi, M., Ekonomi, F., &
Padjadjaran, U. (2023). Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management (
ERM ) , Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
11(1), 177–182. https://doi.org/10.17509/jrak.v11i1.47933
86
LAMPIRAN
Kode
Tahun SR ERM IC Nilai Perusahan
Perusahaan
Kode
Tahun SR ERM IC Nilai Perusahan
Perusahaan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SR 65 ,44 ,97 ,6069 ,11307
ERM 65 ,60 ,82 ,7225 ,04528
IC 65 ,19 17,95 3,8631 2,74231
Nilai Perusahan 65 ,03 56,79 5,2175 9,94961
Valid N (listwise) 65
2. Uji Normalitas
3. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 SR ,998 1,002
IC ,994 1,007
4. Uji Hteroskedastisitas
Correlations
Unstandardiz
SR ERM IC ed Residual
Spearman's SR Correlation Coefficient 1,000 ,116 -,073 -,019
rho Sig. (2-tailed) . ,356 ,567 ,880
N 65 65 64 64
ERM Correlation Coefficient ,116 1,000 ,044 ,146
Sig. (2-tailed) ,356 . ,730 ,249
N 65 65 64 64
IC Correlation Coefficient -,073 ,044 1,000 ,130
Sig. (2-tailed) ,567 ,730 . ,306
N 64 64 64 64
Unstandardized Correlation Coefficient -,019 ,146 ,130 1,000
Residual Sig. (2-tailed) ,880 ,249 ,306 .
N 64 64 64 64
91
5. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,613a ,376 ,345 1,19339 2,029
a. Predictors: (Constant), IC, SR, ERM
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Model Summaryb
Mode R Adjusted R Std. Error of
l R Square Square the Estimate
1 ,071a ,005 -,011 1,47317
a. Predictors: (Constant), SR
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,410a ,168 ,155 1,34680
a. Predictors: (Constant), ERM
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
c. Intellectual Capital
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,485a ,235 ,223 1,29965
a. Predictors: (Constant), IC
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
92
d. Determinasi Simultan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,613a ,376 ,345 1,19339
a. Predictors: (Constant), IC1, SR, ERM
b. Dependent Variable: NilaiPerusahaan1
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,907 2,634 3,001 ,004
SR ,624 1,324 ,048 ,471 ,639
ERM -12,070 3,324 -,372 -3,632 ,001
IC1 1,161 ,261 ,456 4,455 ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 51,505 3 17,168 12,055 ,000b
Residual 85,451 60 1,424
Total 136,956 63
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), IC, SR, ERM
93
Lampiran 3
Tabel Durbin-Watson
94
Lampiran 4
Tabel Distribusi T
95
Lapiran 5
Tabel Distribusi F
96
Lapiran 6
Indikator Pengungkapan GRI Standar
NO KODE INDIKATOR
KATEGORI: EKONOMI
Standar Umum
1 102-1 Nama organisasi
2 102-2 Aktivitas, merek, produk, dan layanan
3 102-3 Lokasi kantor pusat
4 102-4 Lokasi operasi
5 102-5 Kepemilikan dan formulir hukum
6 102-6 Pasar yang dilayani
7 102-7 Skala organisasi
8 102-8 Informasi tentang karyawan dan pekerja lainnya
9 102-9 Rantai pasokan
10 102-10 Perubahan signifikan pada organisasi dan rantai pasokannya
11 102-11 Prinsip Pencegahan atau Pendekatan
12 102-12 Inisiatif eksternal
13 102-13 Keanggotaan asosiasi
14 102-14 Pernyataan dari pengambil keputusan senior
15 102-15 Dampak utama, risiko, dan peluang
16 102-16 Nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku
Mekanisme untuk meminta saran dan menyampaikan
17 102-17 kekhawatiran tentang etika
18 102-18 Struktur tata kelola
19 102-19 Penyerahan wewenang
Tanggung jawab tingkat eksekutif untuk topik ekonomi,
20 102-20 lingkungan, dan sosial
Berkonsultasi dengan pemangku kepentingan tentang topik
21 102-21 ekonomi, lingkungan, dan sosial
22 102-22 Komposisi badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya
23 102-23 Ketua badan tata kelola tertinggi
24 102-24 Mencalonkan dan memilih badan tata kelola tertinggi
25 102-25 Konflik kepentingan
Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan,
26 102-26 nilai, dan strategi
27 102-28 Mengevaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi
97
Lampiran 7
Indikator Enterprise Risk Management (COSO)
A. Lingkungan Internal
1 A.1 Apakah ada pedoman kerja (charter) dewan?
2 A.2 Informasi tentang kode etik / etika?
Informasi tentang bagaimana kebijakan kompensasi
3 A.3 menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham?
4 A.4 Informasi tentang target kinerja individu?
Informasi tentang prosedur pengangkatan dan pemecatan
5 A.5 anggota dewan dan manajemen?
Informasi tentang kebijakan remunerasi anggota dewan dan
6 A.6 manajemen?
Informasi tentang program pelatihan, pembinaan dan
7 A.7 pendidikan?
8 A.8 Informasi tentang pelatihan dalam nilai-nilai etis?
9 A.9 Informasi tentang tanggung jawab dewan?
10 A.10 Informasi tentang tanggung jawab komite audit?
11 A.11 Informasi tentang tanggung jawab CEO?
Informasi tentang eksekutif senior yang bertanggung jawab
12 A.12 untuk manajemen risiko?
13 A.13 Informasi tentang pengawasan dan manajerial?
B. Penentuan Tujuan
14 B.14 Informasi tentang misi perusahaan?
15 B.15 Informasi tentang strategi perusahaan?
16 B.16 Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan?
Informasi tentang benchmark diadopsi untuk mengevaluasi
17 B.17 hasil?
18 B.18 Informasi tentang persetujuan strategi dengan dewan?
Informasi tentang hubungan antara strategi, tujuan, dan nilai
19 B.19 pemegang saham?
C. Identifikasi Peristiwa
Risiko Keuangan
20 C.20 Informasi tentang tingkat likuiditas?
21 C.21 Informasi tentang tingkat suku bunga?
22 C.22 Informasi tentang kurs mata uang asing?
101
LAMPIRAN 8
DATA PRIBADI
PENGALAMAN ORGANISASI
NO NAMA ORGANISASI TAHUN JABATAN
1 Osis MTs Mathlaul Anwar 2013-2014 Sekretaris
2 PMR MAN 1 Pesawaran 2015-2016 Anggota
3 Hima Akuntansi UNIBI 2020-2022 Divisi KWU
Koordinator Eksternal