Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA


PT. ACE HARDWARE INDONESIA, TBK
TAHUN 2016-2021

SKRIPSI

Oleh :

HARRY RAHMATULLAH
1861201065

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2022
ABSTRAK

Nama : Harry Rahmatullah


Program Studi : Manajemen
Judul : Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
pada PT Ace Hardware Indonesia, Tbk Tahun 2016-2021

Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap


return return saham pada PT Ace Hardware Indonesia, Tbk periode 2016-2021
melalui rasio keuangan sebagai variabel penelitian yaitu Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Net Profir Margin, Return On Assets, dan
Return On Equity. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu publikasi
laporan keuangan perusahaan melalui situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
dan yahoofinance.com. Hasil penelitian menunujukkan bahwa seluruh variabel
penelitian secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial,
Current Ratio berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap return saham,
Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham,
Total Assets Turn Over berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap return
saham, Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, Return On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, dan Return On Equity berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
return saham.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Return Saham

i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : HARRY RAHMATULLAH


NIM : 1861201065
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : MANAJEMEN
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADAPT. ACE
HARDWARE INDONESIA, TBK TAHUN 2016-2021

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing


Untuk mengikuti ujian Skripsi

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhayani Lubis, SE, M.Si Ryan Pahlawan, SE, MM


NIDN. 1006048501 NIDN : 1010118604

Ketua Jurusan

Dr. FATKURAHMAN, SE, M.Si, MM


NIDN. 1020017801

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi rabbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

proposal ini dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Return Saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk Tahun 2016-2021”.

Penulisan proposal ini adalah salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1)

Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Lancang Kuning.

Dalam penulisan proposal ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis

hadapi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan

dan potensi yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa penulisan

proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual. Pada kesempatan kali

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Arizal N. SE., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lancang Kuning.

2. Bapak Dr. Fatkurrahman, SE, M.Si, MM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning.

3. Ibu Nurhayani Lubis, SE, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

iii
bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ryan Pahlawan, SE, MM selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua jasa, kebaikan, motivasi dan

bantuan yang telah diberikan serta penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi

kita semua. Wassalamu‟alaikum.wr.wb

Pekanbaru, Juni 2022


Penulis

Harry Rahmatullah

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan berkembangnya zaman menciptakan kondisi lingkungan

bisnis dan perdangangan semakin ketat. M asyarakat membutuhkan kepraktisan

dalam pemenuhan berbagai bentuk kebutuhannya termasuk dalam penyediaan

alat-alat atau perabotan rumah tangga. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang

untuk perusahaan di sub sektor keperluan rumah tangga. Melihat semakin

meningkatnya tren kebutuhan masyarakat terhadap produk keperluan rumah

tangga membuat setiap perusahaan pada sektor tersebut berlomba-lomba

untuk meningkatkan keuntungannya secara maksimal. Salah satunya

mengembangkan strategi untuk meningkatkan laba agar para investor tertarik

menanamkan modalnya.

Pasar modal (Capital Market) adalah segala kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek (Undang-Undang No. 8 Tahun 1995). Menurut

Hediyanasari (2014:2), pasar modal merupakan sebuah lembaga yang

memobilisasi berbagai instrument keuangan jangka panjang yang dapat

diperjualbelikan seperti surat utang (obligasi), saham, reksa dana, dan instrument

lainnya.

Saham adalah salah satu aset yang diperdagangkan oleh perusahaan dalam

pasar modal. Dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan, dan

semakin tingginya volume perdagangan saham, akan dapat mendorong

1
2

perkembangan pasar modal di Indonesia. Seiring dengan perkembangan

tersebut, maka kebutuhan akan informasi dalam pengambilan keputusan investasi

di pasar modal juga meningkat. Untuk itu, investor harus mempertimbangkan

kinerja perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi

yang berhubungan dengan kinerja atau kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan

dalam laporan keuangan (Kurniaty dan Aris, 2020: 97).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015), laporan keuangan adalah susunan

yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas.

Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang

melingkupi perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang diberikan kepada

pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Hal

serupa juga dijelaskan oleh Kurniaty dan Aris (2020: 97-98) dalam penelitiannya

bahwa laporan keuangan juga bertujuan menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Bagi investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam

informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu

publikasi laporan keuangan perusahaan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh

para investor di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan perusahaan

para investor dapat mengetahui perkembangan perusahaan, yang digunakan

sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi di pasar modal

(Susilowati, 2011: 17-37).


3

Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, investor biasanya melihat kinerja

keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Menurut Kasmir (2012)

rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.

Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam

satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.

Adapun rasio keuangan dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, solvabilitas,

aktivitas dan rasio profitabilitas. Beberapa rasio yang sering digunakan dalam

mengukur kinerja keuangan sekaligus juga akan digunakan dalam penelitian ini

antara lain Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit

Margin, Return of Asset, dan Return of Equity.

Current Ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban-kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan

menggunakan aktiva lancar. Apabila current ratio (CR) perusahaan semakin besar

maka kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya

akan semakin besar pula. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang

menunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap

pemberi pinjaman Perusahaan yang memiliki DER yang tinggi mencerminkan

risiko perusahaan yang relatif tinggi dan semakin besar resiko yang harus

ditanggung oleh investor. Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Net

Profit Margin dapat menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan dengan menunjukkan tingkat


4

kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersih dan sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin

meningkatnya NPM maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin

besar maka akan menarik minat investor untuk melakukan transaksi dengan

perusahaan yang bersangkutan. Return of Assets menggambarkan kemampuan

asset-asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba, sedangkan Return of

Equity menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang bisa diperoleh pemegang saham.

PT Ace Hardware Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam penjualan eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah

tangga dan gaya hidup di mana seluruh saham perusahaannya telah tercatat pada

Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan survey data awal terhadap PT. Ace Hardware

Indonesia, Tbk dari tahun 2016 hingga 2021 menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut mengalami kenaikan dan penurunan terhadap return saham setiap

tahunnya yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1
Persentase Return Saham PT.Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Return Saham (%)
2016 0,012
2017 0,383
2018 0,290
2019 0,003
2020 0,147
2021 -0,253
Sumber : finance.yahoo.com (data diolah penulis)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 perusahaan

tersebut memperoleh return saham sebesar 0,012% dan mengalami kenaikan di

tahun 2017 sebesar 0,383%. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan
5

menjadi 0,290% dan pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan diangka

0,003%. Pada tahun 2020 perusahaan mengalami kenaikan dengan memperoleh

return saham sebesar 0,147%, namun kembali mengalami penurunan yang drastis

menjadi -0,253%. Hal ini didukung oleh data Bloomberg yang menunjukkan

bahwa penurunan rata-rata penjualan di toko pada Oktober 2021 turun 9,1% yang

kemungkinan diakibatkan oleh trafik pelanggan yang masih belum pulih akibat

pandemik (Soenarso, 2021).

Menurut Rahman (2022), emiten ritel barang rumah tangga PT Ace Hardware

Indonesia Tbk memang mencatatkan kinerja keuangan kurang memuaskan

sepanjang 2021. Sebelum pandemi Covid-19, emiten dengan kode ACES ini

masih mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 5,48% ke Rp1,01 triliun pada

tahun 2019. Ace Hardware membukukan laba bersih sebesar Rp704,38 miliar

pada tahun 2021, lebih rendah 3,93% dari laba bersih pada tahun 2020 yang

sebesar Rp733,19 miliar. Dewi juga menjelaskan bahwa PT Ace Hardware

Indonesia Tbk membukukan penurunan kinerja pada tahun 2021. Mengutip

laporan keuangannya, emiten ritel barang rumah tangga itu mengantongi

penjualan bersih Rp 6,54 triliun atau melorot 11,73%.

Hal ini sangat disayangkan karena pada umumnya investor mengharapkan

keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga

para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal

dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena

tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada


6

PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-

2021”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap return saham

pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

2. Apakah Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return

saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

3. Apakah Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh signifikan terhadap

return saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return

saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

5. Apakah Return of Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap return

saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

6. Apakah Return of Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap return

saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

7. Apakah CR, DER, TAT, NPM, ROA, dan ROE berpengaruh secara

simultan terhadap return saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja

keuangan secara simultan terhadap return saham melalui variabel

Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit
7

Margin, Return on Asset, dan Return on Equity pada PT. Ace

Hardware Indonesia, Tbk periode 2016-2021.

1.3.2 Manfaat Penelitian


a. Bagi Peneliti

Mengetahui lebih dalam pengaruh kinerja keuangan terhadap

return saham dan sebagai referensi tambahan pengetahuan dalam

rangka pengembangan penelitian ilmu ekonomi khususnya dalam

bidang manajemen yang telah diperoleh selama perkuliahan.

b. Bagi Perusahaan

1. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan terhadap harga

saham yang diperdagangkan dipasar modal yang menyangkut

investasi saham bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan

sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan

untuk pengambilan keputusan investasi menentukan

perusahaan mana yang mempunyai risiko yang baik dan

meramalkan harga-harga saham sektor industri di BEI,

sehingga akan mengurangi risiko kerugian dan menghasilkan

return saham yang baik.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan

sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja

perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik,


8

bahwa rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek

perusahaan di masa yang akan datang

c. Bagi Fakultas

1. Dapat digunakan dalam mengembangkan teori atau konsep-

konsep tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga

saham pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk serta sebagai

bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut.

2. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi untuk

memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik

yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun

melengkapi

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang terdapat di dalam metode penelitian ini,

dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

Telaah pustaka berisi uraian mengenai penelitian sejenis yang

pernah dilakukan dan memaparkan tentang teori-teori yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Kerangka pemikiran


9

memaparkan pola piker penelitian secara garis besar, dan hipotesis

yang memaparkan dugaan-dugaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Yang terdiri dari objek penelitian, jenis dan sumber data, definisi

operasional variabel penelitian dan analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran lokasi penelitian secara

umum termasuk didalamnya profil perusahaan, visi dan misi,

struktur keanggotaan, dan lain sebagainya.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan kemudian juga

berisi tentang gambaran umum lokasi kegiatan penelitian.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
juga saran-saran yang diberikan untuk peneliti dalam
meningkatkan kemampuan penulis.
BAB II
TELAAH PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Saham

a. Pengertian Saham

Menurut Fahmi (2013), saham merupakan kertas tanda bukti

penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan yang

tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti

dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap pemegangnya.

Saham merupakan salah satu aset yang diperdagangkan oleh

perusahaan dalam pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu

fasilitas untuk menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan

dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Dengan melonjaknya

jumlah saham yang ditransaksikan, dan semakin tingginya volume

perdagangan saham, akan dapat mendorong perkembangan pasar

modal di Indonesia (Methasari, 2017: 23).

b. Harga Saham

Menurut Azis (2015), harga saham adalah harga pada pasar rill,

dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena

merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang

berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga

penutupnya. Sawidji dalam Rosadi & Hartini (2019: 131)

10
11

menyebutkan harga saham ialah harga yang ditentukan oleh

mekanisme pasar modal terhadap saham tersebut.

Harga saham bisa berubah-ubah sewaktu-waktu tergantung dari

besarnya penawaran serta permintaan dari investor terhadap saham

tersebut di pasar modal. Harga saham menjadi salah satu tolak ukur

untuk mengetahui nilai perusahaan di mata pasar secara umum.

Sebelum investor membeli saham, para investor terlebih dulu

mengaplikasikan analisis kinerja kepada perusahaan yang sahamnya

hendak dibeli. Kinerja yang dianalisis umumnya ialah kinerja

keuangan (Sawidji dalam Rosadi & Hartini, 2019: 131).

Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan

saham, harganya semakin naik. Sebaliknya semakin banyak investor

yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya

semakin bergerak turun. Harga saham dipengaruhi oleh beberapa hal

antara lain (Nurutami, 2019: 10-12):

1. Faktor-faktor prinsipil yang mempengaruhi:

a) Keadaan ekonomi suatu negara.

b) Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun

ekonomi, termasuk pasar modal.

c) Daya beli atau kemampuan masyarakat

d) Keadaan ekonomi dunia, terutama pada era globalisasi

perdagangan antar negara lebih akan mempengaruhi terhadap

perubahan harga di suatu negara.


12

2. Faktor-faktor kurang prinsipil namun sangat besar pengaruhnya

terhadap harga saham:

a) Permintaan dan penawaran dari dana yang tersedia atau di

miliki

b) Permintaan dan penawaran terhadap saham yang beredar dan

diperjual belikan di bursa efek

c) Berita atau segala informasi dari berbagai media massa.

d) Tingkat risiko yang diperkirakan oleh para investor.

3. Faktor internal yang mempengaruhi harga saham, sebagai berikut:

a) Pengaruh pendapatan

Para pemegang saham sangat mempengaruhi pendapatan

karena pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan

pendapatan membantu para investor dalam memperkirakan

atau meramalkan arus dividen di masa yang akan datang.

b) Pengaruh dividen

Harga saham adalah nilai sekarang dari seluruh dividen yang

diharapkan di masa mendatang. Banyak studi telah

memperlihatkan pengaruh perubahan dividen terhadap

penghasilan saham yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

positif antara pengumuman-pengumuman yang dihubungkan

dengan kenaikan dividen terhadap saham. Hal ini menyebabkan

para investor memperbaiki harapan-harapan tentang arus

dividen dalam jangka panjang.


13

c) Pengaruh aliran kas

Di samping pendapatan dan dividen, banyak investor juga

memperlihatkan aliran kas per lembar saham.

d) Pengaruh pertumbuhan

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perkembangan penjualan,

perkembangan laba, atau perkembangan aktiva. Perkembangan

laba umumnya digunakan sebagai ukuran oleh lembaga-

lembaga keuangan dan para pemegang saham. Mereka melihat

sejauh mana perusahaan mampu merubah pertumbuhan

penjualan dan kegiatan oprasinya kedalam kenaikan

penghasilan bagi pemegang saham pertumbuhan secara normal

diukur melalui kenaikan laba per lembar saham.

4. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham sebagai berikut:

a) pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga

tabungan dan deposito, kurs valuta asing dan inflasi.

b) pengumuman hukum (legal announcement), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan

tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcement),

seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume

atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading


14

c. Penilaian Saham

Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan

seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai

ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu. Tujuan dari

penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada manajemen

atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan

sebagai rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas

saham perusahaan bersangkutan (Nurutami, 2019: 12).

Menurut Jogiyanto (2003), terdapat dua macam analisis untuk

menentukan nilai suatu saham yaitu:

1. Analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan

dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental

diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional

dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik mereka, apakah

sehat atau tidak, menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Dalam

analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai

yang seharusnya). Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik

suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah

harga pasar saham tersebut mencerminkan nilai intrinsiknya.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan

keuangan dari suatu perusahaan. Data yang digunakan merupakan

data historis, yang artinya data yang telah terjadi dan


15

mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan

mencerminkan keadaan kekeuangan yang sebenarnya pada saat

analisis. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan:

a) Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhi harga saham di masa yang akan dating

b) Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga

diperoleh taksiran harga saham

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan

data atau catatan pasar. Analisis ini berusaha mengakses

permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan,

indeks harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor-

faktor lain yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan

pada perilaku pasar modal, dimana datanya berdasarkan kebiasaan

di masa lalu. Analisis ini berupaya untuk memperkirakan harga

saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham

tersebut di masa lalu, Para pengamat atau analis ini mengatakan :

a) Harga saham mencerminkan informasi yang relevan

b) Informasi itu ditunjukkan oleh perubahan harga saham di masa

lalu

c) Karena perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu,

maka pola tersebut akan berulang.


16

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan

untuk memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham,

oleh karena itu informasi-informasi yang berasal dari faktor-faktor

teknis sangat penting bagi para pemodal, guna menentukan kapan

suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis yang utama

digunakan adalah grafik atau chart dari berbagai indikator teknis.

d. Return Saham
Return saham adalah dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu

perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntugan, maka

pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau

sesuai dengan dividen dan proporsi kepemilikannya. Return saham

terdiri dari capital gain dan dividen yield. Capital gain adalah

selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi

dengan harga beli. Dividen yield adalah dividen per lembar dibagi

dengan harga beli saham per lembar (Zubir, 2011).

Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara

pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana

yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan

keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil

mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat

keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep

investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat

keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Rata-rata return saham

biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode


17

tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan

harga saham sebelumnya (Kurniaty dan Aris, 2020: 98).

Rumus dalam mencari return saham :

2.1.2 Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Perkembangan pasar modal yang semakin marak akan memberikan

peluang investasi yang semakin besar kepada para investor yang

menganggap bahwa pasar modal mampu memberikan manfaat sebagai

sarana pengalokasian dana yang produktif untuk jangka panjang.

Hal ini disebabkan investor membutuhkan berbagai infomasi

tentang sekuritas yang nantinya berhubungan erat dengan tingkat

pengembalian yang diharapkan dan risiko yang dihadapi, yang

dipengaruhi oleh informasi dengan melihat kinerja keuangan suatu

perusahaan (Sugiarti, dkk, 2015: 283).

Kinerja keuangan yaitu tercapainya suatu prestasi dari perusahaan

selama periode tertentu atas pengelolaan keuangan perusahaan maka

dengan prestasi, suatu perusahaan bisa menunjukkan bagaimana

kinerjanya (Rengganis, dkk, 2020: 110-135). Kinerja keuangan


18

perusahaan menggambarkan tentang kondisi keuangan suatu

perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan

suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu (Indrayati, 2012).

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan merupakan indikator

yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengukur

efektivitas kinerja perusahaan. Selain itu kinerja keuangan merupakan

indikator yang digunakan investor sebelum melakukan investasi.

Banyak hal yang menjadi tolok ukur kinerja suatu perusahaan,

contohnya adalah kemampuan perusahaan tersebut dalam

menghasilkan laba.

Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban bagi para pemilik modal, juga

merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang

menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang

(Wardoyo, 2013: 132-149).

b. Penilaian Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi finansial

perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur

keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan

keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai

penunjang. Penilaian kinerja ini sangat penting bagi proses merger


19

perusahaan, restrukturisasi pengimplementasian program pemulihan

usaha, dan untuk menentukan nilai wajar saham yang akan ditawarkan

di bursa.

Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan berupa

neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal yang secara bersama-

sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan

yang dikeluarkan secara periodik (Kurniaty dan Aris, 2020: 98).

Manfaat penilaian kinerja yaitu sebagai berikut:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemortivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan batik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya,

analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek

kesehatan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis

laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat


20

diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan

perusahaan.

a. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2012), rasio likuiditas atau sering juga disebut

dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah

dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total

aktiva lancer dengan total passiva lancar (utang jangka pendek).

Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat

perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Adapun

tujuan dan manfaat rasio likuditas untuk perusahaan adalah sebagai

berikut (Kasmir, 2012):

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

atau utang yang secara jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,

kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya

dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal

dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya

jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama

dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan


21

sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan

dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang

ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu

ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-

masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Menurut Subramanyam (2014:66), rasio yang digunakan untuk

mengukur likuiditas perusahaan, terdiri dari:

1. Current Ratio (CR) Merupakan rasio yang membandingkan antara

aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka

pendek.

Current Ratio = Current Assets


Current Liabilities
22

2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio (ATR) Merupakan rasio yang

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang

yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

ATR = Cash and Cash Equivalent Current Assets +


Marketable Securities + Account Receivable
Current Liabilities

3. Cash Ratio atau Cash Position Ratio (CPR) merupakan rasio yang

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk mambayar hutang

yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam

perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.

Cash Ratio = Cash and Cash Equivalent


Current Liabilities

4. Net working Capital To Total Asset Ratio Merupakan likuiditas

dari total aktiva dan posisi modal kerja.

NWC To Total Assets Ratio = Current Assets -


Current Liabilities
Total Assets

b. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2019) solvabilitas adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

Beberapa tujuan perusahaan menggunakan rasio solvabilitas yakni:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada

pihak lainnya (kreditor).


23

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban yang bersifat tetap.

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva

tetap dengan modal.

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

utang.

Manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio:

3. Untuk menganalisis posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada

pihak lainnya.

4. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban yang bersifat tetap.

5. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya

aktiva tetap dengan modal.

6. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

utang.

Menurut Subramanyam (2014) rasio yang digunakan untuk

mengukur solvabilitas perusahaan, terdiri dari:

1. Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan equitas.

Debt to equity ratio = Total Liabilities


Shareholder’s equity

2. Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.


24

Debt Ratio = Total Debt


Total Assets

3. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang

jangka panjang dengan modal sendiri.

Long term debt to equity = Long-term liabilities


Shareholder’s equity

4. Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari kali

perolehan bunga.

Times interest earned = income before income


taxes and interest expense
Interset expense

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam mengunaka aktiva yang dimilikinya. Ada

beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio aktivitas yakni

(Kasmir, 2012):

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode.

2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang, dimana hasil

perhitungan ini menunjukkan jumlah hari piutang tersebut rata-rata

tidak dapat ditagih.


25

3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam

gudang.

Menurut Subramanyam (2014) rasio yang digunakan untuk

mengukur aktivitas perusahaan, terdiri dari:

1. Accounts receivable turnover merupakan rasio yang digunakan

untuk berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau

berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam

satu periode.

Account receivable turnover = Sales


Average acc receivable

2. Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini

berputar dalam suatu periode.


Inventory turnover = Cost of Sales
Average Inventory

3. Working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk

mengukur atau menilai kefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu.

Working capital turnover = Sales


Average working capital

4. Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva.
Total assets turnover = Sales
Average total assets
26

d. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2019) rasio profitabilitas berfungsi untuk

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keutungan. Rasio

profitabilitas memberikan jawaban akhir bagi manajemen perusahaan

karena rasio profitabilitas ini memberikan gambaran mengenai

efektifitas pengelolaan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio

profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan,

yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio

profitabilitas menurut Kasmir (2012) adalah:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode;


27

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang;

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri;

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Subramanyam (2014) rasio yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas perusahaan, terdiri dari:

1. Gross profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur margin laba atas penjualan.


Gross profit margin = Sales-Cost of sales
Sales
2. Operating Profit Margin mengukur seberapa kemampuan dalam

memaksimalkan penjualan untuk menghasilkan laba operasi.

Operating profit margin = Income from operation


Sales

3. Net Profit Margin digunakan untuk mengukur sebarapa besar

ukuran keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

yang dihasilkan dari penjualannya.

Net Profit Margin = Net Income


Sales

4. Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan

hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.


28

1) Return On Asset (ROA) Suatu cara untuk mengukur seberapa

banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan

yang dimiliki perusahaan.


ROA = Net Income + Interest expense (1-Tax)
Average Total Assets
2) Return On Equity (ROE) Merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan

oleh perusahaan.
ROE = Net Income
Average Shareholder’s equityTotal
Assets

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Pada poin ini, penulis membahas mengenai penelitian relavan

sebelumnya yang digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran

dalam menyusun kerangka berpikir mengenai penelitian ini. Selain itu,

juga untuk mengetahui persamaan dan perbadaan dari beberapa penelitian

dan faktor-faktor penting lainnya. Adapun penelitian yang menjadi rujukan

untuk peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 2
Jurnal Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Kurniaty dan Aris Pengaruh Kinerja terjadi hubungan yang
Setia Noor (2020) Keuangan Terhadap sangat rendah antara
Vol 4, No 2 (2020), Return Saham pada variabel ROA, ROE, dan
ISSN : 2549-3477 Beberapa Industri EVA dengan Return
Manufaktur yang Saham antara lain : ROA
Terdaftar di Bursa tidak berpengaruh
Efek Indonesia signifikan terhadap return
29

saham; ROE tidak


berpengaruh signifikan
terhadap return saham;
EVA tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham.
2 Sugiarti, Surachman Pengaruh Kinerja current ratio memberikan
dan Siti Aisjah Keuangan efek negatif yang
(2015) Perusahaan terhadap signifikan terhadap return
Vol 13, No 2 (2015), return saham (Studi saham. Sedangkan variable
ISSN : 1693-5241 pada Perusahaan Debt to Equity Ratio tidak
Manufaktur yang berpengaruh signifikan
Terdaftar di Bursa negatif terhadap return
Efek Indonesia) saham, dan variabel Return
on Equity tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return saham dan
variabel Earning Per Share
tidak berpengaruh negative
signifikan terhadap return
saham
3 Ratih Diyah Safitri Pengaruh Kinerja current ratio dan net profit
dan Arief Yulianto Keuangan margin tidak berpengaruh
(2015) Perusahaan signifikan terhadap return
Vol 4 No 1 (2015), Terhadap Return total saham, sedangkan
ISSN : 2252-6552 Total Saham pada variabel debt to equity
Perusahaan ratio dan total asset turn
Manufaktur yang over berpengaruh
Terdaftar di Bursa signifikan terhadap return
Efek Indonesia total saham

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan konsep teoritis yang telah dijabarkan diatas, maka indikator

yang akan menjadi variabel penelitian dan kemudian dibahas adalah sebagai

berikut.
30

1. Current Ratio (CR) Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.

Current Ratio = Current Assets


Current Liabilities

2. Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan equitas.

Debt to equity ratio = Total Liabilities


Shareholder’s equity

3. Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa

jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Total assets turnover = Sales


Average total assets

4. Net Profit Margin digunakan untuk mengukur sebarapa besar ukuran

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dihasilkan

dari penjualannya.

Net Profit Margin = Net Income


Sales

5. Return On Asset (ROA) Suatu cara untuk mengukur seberapa banyak laba

bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan.

ROA = Net Income + Interest expense (1-Tax)


Average Total Assets
31

6. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.


ROE = Net Income
Average Shareholder’s equityTotal
Assets
Untuk menggambarkan pola pikir penelitian secara garis besar, maka isi

kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut.

Current Ratio
(CR)

Debt Equity
Ratio (DER)
H1

Total Asset
Turnover H2
(TAT)
H3
Net Profit Return Saham
Margin (NPM)
H4

Return of
H5
Asset (ROA)
H6
Return of
Equity (ROE)

H7

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
32

2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan dan hasil penelitian

empirik yang telah dilakukan sebelumnya maka hipotesis untuk penelitian ini

sebagai berikut:

H1: Diduga Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap return saham

H2: Diduga Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return

saham

H3 : Diduga Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh signifikan terhadap

return saham

H4 : Diduga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return

saham

H5 : Diduga Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap return

saham

H6 : Diduga Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap return

saham

H7 : Diduga CR, DER,TAT, NPM, ROA, ROE berpengaruh secara simultan


terhadap return saham
33

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk

periode 2016 – 2021 dengan variabel Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total

Assets Turnover, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan) yang

dijadikan objek penelitian melalui dokumentasi dari sumber yang digunakan.

Dokumentasi dilakukan dengan cara melihat rasio keuangan dalam publikasi

laporan keuangan dengan mengakses yahoo.finance.co.id dan www.idx.co.id.

3.3 Identifikasi dan Operasional Variabel


Tabel 3
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Skala
Variabel Definisi Operasional Rumus Indikator
Pengukuran
Pendapatan investasi
Return selama beberapa periode  Harga saham
Saham Pit – Pit-1 x 100% periode t
dengan jumlah dana Rasio
Pit  Harga saham
(Y) yang diinvestasikan
periode t-1
(Methasari, 2017)
Kemampuan suatu  Current
Current
perusahaan memenuhi Current Assets Assets
Ratio Rasio
kewajiban keuangannya Current Liabilities  Current
(X1)
(Tampubolon, 2018) Liablitiies
Debt to Perbandingan utang  Total
Equity dengan ekuitas Total Liabilities Liabilities
Shareholder’s equity Rasio
Ratio perusahaan (Kasmir,  Shareholder’s
(X2) 2016) equity
Total Asset Kemampuan perusahaan  Sales Rasio
34

Turnover dalam mengelola Sales  Average


(X3) aktivanya secara optimal Average working working
(Defawanti dan capital capital
Paramita, 2018)
Kemampuan perusahaan
Net Profit dalam menghasilkan
Margin keuntungan bersih Net income  Net income Rasio
Sales  Sales
(X4) setelah dipotong pajak
(Arnel dan Astuti, 2018)
Efektivitas manajemen
 Net income
secara keseluruhan Net income + interest
Return on expense (1-Tax)  Intersest
Assets dalam menghasilkan Rasio
expense
keuntungan dengan aset Average total assets
(X5) yang tersedia (Gitman  Average total
dan Zutter, 2015) assets
Kemampuan perusahaan
Net income
Return on mendapatkan  Net income
Average
Equit
keuntungan selama  Average Rasio
investor berinvestasi di shareholder’s equity
shareholder’s
(X6) perusahaan (Ross, dkk, total
equity total
2015)

3.4 Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan regresi

linier berganda. Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini maka metode

analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif untuk

memperhitungkan atau memperkirakan secara kuantitatif dari beberapa faktor

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap variabel terikat.

Adapun model regresi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Y : Nilai Perusahaan

a : Konstanta
35

X1 : Current Ratio

X2 : Debt Equity Ratio

X3 : Total Assets Turnover

X4 : Net Profit Margin

X5 : Return on Asset

X6 : Return on Equity

b1-b6 : Koefisien Variabel X1-X6

e : Error

Pengelolaan data akan dilakukan dengan Microsoft Excel, sedangkan

pengujian hipotesis dilakukan dengan Statistical Package for Social Sciense

(SPSS) versi 23.0 pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam

analisis (α) 5%.

Jika sig < 0.05 maka : H0 ditolak dan Ha diterima

3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan dan menghitung

angka rasio keuangan yang berkaitan dengan Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM),

Return of Asset (ROA), dan Return Of Equity (ROE) terhadap harga saham

pada PT Ace Hardware Indonesia. Analisis deskriptif digunakan untuk

mengetahui nilai mean, nilai maksimum dan minimum serta standar deviasi.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS),

agar model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil nantinya
36

menghasilkan penaksir bias linier terbaik sehingga hasil perhitungan dapat

diinterpretasikan dengan efisien dan akurat. Pengujian asumsi klasik yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini adalah menggunakan metode uji

Kolmogorov-Smirnov. Menurut metode ini, jika suatu distribusi data

memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan maka data memiliki

distribusi tidak normal, tetapi jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak

signifikan maka data memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui

signifikan atau tidaknya nilai Kolmogorov-Smirnov, digunakan nilai p

(probability). Jika nilai p ≥0,05 maka nilai residual berdistribusi normal,

sedangkan jika nilai p <0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan metode

Variant Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF semakin besar maka diduga

ada multikolinieritas. Variabel bebas yang memiliki nilai VIF>10

menunjukkan variabel bebas tersebut mengalami multikolinieritas

(Widarjono, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, variabel

bebas yang sedang diuji tidak mengalami multikolinieritas sehingga

memenuhi asumsi klasik.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode logaritma

natural (LN), yaitu korelasi antara variabel bebas dengan kesalahan/error


37

regresi absolut. Menurut metode ini, jika korelasi logaritma natural tidak

signifikan berarti variabel bebas yang sedang diuji tidak mengalami

heteroskedastisitas, tetapi jika logaritma natural signifikan berarti terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin-Watson. Menurut Widarjono (2007), jika suatu model regresi

memiliki nilai Durbin-Watson sekitar 2,0; maka disimpulkan bahwa model

regresi tersebut tidak mengalami autokorelasi. Suyana (2005)

menyebutkan jika dalam pelacakan adanya serial korelasi dengan

menggunakan uji d statistik tidak memberikan keputusan, maka pengujian

dapat diatasi dengan melakukan metode statistik non parametrik yaitu uji

“runs”.

3.4.3 Uji Hipotesis

1. Uji Statistik t

Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

individu terhadap variabel terikat. Apabila t hitung lebih besar dari

pada tabel atau PValue ≤ 0,05, maka hubungan antara variabel

independen dan dependen adalah signifikan. PValue yang paling

rendah menunjukkan variabel yang paling dominan memengaruhi

return saham.
38

2. Uji Statistik F

Pengujian model fit (kelayakan model) dilakukan dengan uji F.

Apabila F hitung lebih besar dari pada Ftabel atau P Value ≤ 0,05,

maka hubungan variabel-variabel bebas memengaruhi return saham

secara serempak.
39

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,

dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami

pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

pemerintah.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)

adalah bursa efek yang beroperasi di Indonesia. Bursa Efek Indonesia

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan


40

transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta

sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan

derivatif menjadi BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1

Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta

Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem

manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini

sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG.

Bursa Efek berperan signifikan dalam kegiatan pasar modal. Bursa Efek

bertangunggung jawab dalam menyediakan semua sarana perdagangan efek

dan membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa. Bursa efek juga

mendorong partisipasi masyarakat serta badan usaha dalam memenuhi

pembiayaan nasional. Jika permintaan investasi tinggi, maka perusahaan akan

meningkatkan jumlah penawaran saham kepada publik. Ini akan mendorong

peningkatan aktivitas transaksi di pasar modal. Ditambah lagi, bursa efek juga

bereran dalam menyediakan informasi perdagangan harian yaitu perubahan

harga saham yang terjadi setiap harinya serta harga penutupan.

4.1.1 Visi dan Misi

Visi :

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia

Misi :

Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel

untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat
41

diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan

yang inovatif.

4.1.2 Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance (selanjutnya

disebut sebagai CG) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

mengarahkan pengelolaan perusahaan secara profesional berdasarkan

prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen,

kewajaran dan kesetaraan. BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar

modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang

sehat dan berdaya saing global.

Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good

Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu

menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui

pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,

efisiensi biaya serta penerapan good governance.

BEI telah berhasil menerapkan pedoman, kerangka kerja serta

prinsip-prinsip CG secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasional

Perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik CG di masa yang akan

datang. Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada

terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan

independen, serta kehandalan dan peningkatan kualitas informasi kepada

publik.
42

Tujuan BEI menerapkan CG yaitu:

1. Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan

pengawasan dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam

pengelolaan Perusahaan.

2. Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan

sehari-hari Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tinggi

dengan memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-

undangan dan peraturan yang berlaku lainnya.

3. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam

melaksanakan kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan

prinsip-prinsip CG.

4.1.3 Sertifikasi Sistem Manajemen

Sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai fasilitator dan regulator

pasar modal berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan tata kelola yang

diterapkan secara konsisten di perusahaan. Dalam rangka untuk menjaga

dan memastikan penerapan Sistem Manajemen yang efektif, dilakukan

audit secara berkala oleh badan sertifikasi untuk penerapan Sistem

Manajemen berikut ini:

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

Dalam rangka menjaga kualitas produk dan layanan bagi para

pihak berkepentingan, BEI berkomitmen menerapkan Sistem

Manajemen Mutu (SMM) berbasis ISO 9001. Pada tahun 2005,


43

pertama kalinya BEI menerapkan SMM untuk penyediaan fasilitas

Disaster Recovery Center (DRC) dan memperoleh sertifikat ISO

9001:2000. Pada tahun 2010, dilakukan perluasan lingkup penerapan

SMM secara corporate wide, termasuk Kantor Perwakilan di seluruh

Indonesia, sesuai ISO 9001:2008. Seiring dengan perkembangan SMM

ISO 9001, pada tahun 2017, BEI menerapkan SMM berbasis ISO

9001:2015 dan pada tahun 2018, BEI memperoleh sertifikat ISO

9001:2015.

2. Sistem Manajemen Keamanan Informasi ISO 27001

Dalam rangka menjaga ketersediaan, integritas, dan kerahasiaan

informasi perusahaan, termasuk pada Sumber Daya Manusia (SDM),

proses, dan teknologi informasi, BEI berkomitmen untuk menerapkan

Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) berbasis ISO 27001.

Sertifikasi ISO 27001:2005 dilakukan secara bertahap, dimulai pada

tahun 2012. Pada tahun 2015, BEI memperoleh sertifikat ISO 27001

untuk lingkup corporate wide, sekaligus melakukan peningkatan

standar ISO 27001 yang digunakan, dari versi tahun 2005 menjadi

versi tahun 2013.

3. Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha ISO 22301

Dalam rangka menjamin ketersediaan layanan bagi pihak

berkepentingan apabila terjadi gangguan layanan operasional

perusahaan, BEI telah menerapkan Sistem Manajemen Kelangsungan

Usaha (SMKU) berbasis ISO 22301 sejak tahun 2013. BEI telah secara
44

rutin melakukan serangkaian simulasi untuk menguji rencana

kelangsungan usaha dan rencana pemulihan sistem teknologi informasi

pada lokasi alternatif yang telah ditetapkan untuk memastikan kesiapan

Perusahaan dalam menghadapi ancaman dan gangguan kelangsungan

usaha. Pada tahun 2018, BEI memperoleh sertifikat ISO 22301:2012

dan pada tahun 2020, BEI meningkatkan penerapan standar ISO 22301

menjadi versi tahun 2019 yang dilanjutkan dengan diperolehnya

sertifikat ISO 22301:2019 pada tahun 2021.

4. Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001

Pada tahun 2021, sejalan dengan program Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), yaitu implementasi dan sertifikasi Sistem Manajemen Anti

Penyuapan (SMAP) berbasis SNI ISO 37001 pada Lembaga Jasa

Keuangan, BEI telah menerapkan SMAP berbasis SNI ISO 37001 dan

pada akhir 2021, BEI memperoleh sertifikat ISO 37001:2016. Hal ini

juga merupakan salah satu bentuk komitmen dan peningkatan

berkelanjutan BEI dalam penerapan GCG secara konsisten dengan

menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari praktik-praktik korupsi,

penyuapan, dan gratifikasi yang merugikan Perusahaan atau bahkan

negara.

Saat ini, BEI telah memiliki sarana untuk pelaporan dugaan

pelanggaran yang memiliki potensi kerugian finansial maupun

nonfinansial, termasuk hal-hal yang merusak citra BEI, yaitu

Whistleblowing System (WBS) BEI, yang dapat digunakan oleh pihak


45

internal BEI maupun pihak eksternal BEI. Dalam operasional

penyelenggaraan WBS, BEI telah memiliki Pedoman dan SOP terkait

pengelolaan WBS.

4.2 PT Ace Hardware Indonesia, Tbk

PT ACE Hardware Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan ritel yang

bergerak dalam bidang perlengkapan rumah dan produk gaya hidup. Dengan

jaringan gerai modern yang dikelola secara profesional, ACE Hardware

Indonesia semakin dikenal sebagai The Helpful Place untuk masyarakat

Indonesia yang ingin menemukan produk-produk perlengkapan rumah tangga

dan gaya hidup berkualitas. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham Ace Hardware Indonesia Tbk adalah PT Kawan Lama Sejahtera

(59,97%), merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT

Kawan Lama Internusa. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan ACES meliputi usaha perdagangan umum termasuk kegiatan

ekspor impor serta menjalankan usaha sebagai agen dan distributor. Selain itu,

ACES memiliki anak usaha dengan kepemilikan 59,9988%, yaitu PT Toys

Game Indonesia yang bergerak dibidang industri dan perdagangan.

4.2.1 Visi, Misi, dan Budaya PT Ace Hardware Indonesia, Tbk

PT.Ace Hardware Indonesia Tbk memiliki visi untuk menjadi pemimpin

ritel perkakas nomor satu di Indoensia. Untuk hal ini PT. Ace Hardware

Indonesia Tbk memiliki Quality Policy menuju visi sebagai berikut :

1. Ragam pilihan produk yang berkualitas dan lengkap.

2. Eksitensi pelayanan profesional.


46

3. Tingkat harga yang kompetitif.

4. Agenda perbaikan berkesinambungan.

5. Individu yang profesional dan kompeten.

6. Lingkungan belanja yang nyaman.

Secara umum Misi Ace Hardware Indonesia adalah “Menyediakan

produk-produk berkualitas dengan pilihan yang lengkap disertai pelayanan

profesional untuk segmen pasar kelas menengah-atas dengan harga yang wajar

dan kompetitif”.

Budaya perusahaan, di dasari oleh pengalaman panjang dan bisnis ritel,

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk memiliki budaya perusahaan yang selaras

dengan kepentingan para satf, produk, serta tempat kerja dan layanan.

Keempat elemen faktor dasar yang menjadi landasan kerja PT. Ace Hardware

indonesia Tbk untuk terus tumbuh dan berkembang.

4.2.2 Tata Kelola Perusahaan PT Ace Hardware Indonesia, Tbk

Sebagai perusahaan publik, PT. Ace Hardware Indonesia Tbk senantiasa

berusaha mematuhi dan menerapkan peraturan BAPEPAM-LK berkaitan

dengan Good Corporate Governance, yang melibatkan kepentingan dan

memanfaatkan berbagai sumber daya berdasarkan prinsip-prinsip

Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Tanggung Jawab dan Kewajaran.

Selama ini, perseroan terus berupaya untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip

telah dilaksanakan di semua aspek usaha.


47

1. Transparansi Prinsip transparansi telah diterapkan dalam pengambilan

keputusan manajemen; juga dalam penyampaian informasi yang relevan

dan material tentang Perusahaan untuk kepentingan seluruh stakeholder.

2. Independensi PT. Ace Hardware Indonesia Tbk dikelola secara

professional tanpa adanya pengaruh dari pihak lain maupun konflik

kepentingan yang tidak sesuai dengan peraturan dan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik.

3. Akuntabilitas Pengelola PT. Ace Hardware Indonesia Tbk secara efektif

karena ada kejelasan fungsi, penyelesaian dan tanggung jawab para

eksekutif perusahaan, berdasarkan petunjuk strategis Perusahaan,

pengawasan efektif dari Dewan Komisaris dan akuntabilitas mereka

kepada Perusahaan dan pemegang saham.

4. Tanggung Jawab Dalam mengelola Perusahaan, manajemen PT. Ace

Hardware Indonesia Tbk bertanggung jawab penuh terhadap semua

keputusan eksekutif dan manajemen, dan bertanggung jawab untuk

menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan prinsip-prinsip operasional

Perusahaan yang baik.

5. Kewajaran Kebijakan Perusahaan kami telah sesuai dengan prinsip-prinsip

keadilan dan kesetaraan sesuai hak-hak stakeholder yang timbul dari

kesepakatan dan undang-undang yang berlaku.

4.2.3 Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PT.

Ace Hardware Indonesia Tbk maka di susun suatu struktur organiasi yang
48

tujuannya akan memberikan gambaran secara komprehensif akan tugas dan

wewenanng dari masing-masing karyawan yang bekerja pada perusahaan

tersebut sehingga dapat mencapai tujuan mereka dalam bekerja. Adapun

struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. Ace Hardware Indonesia Tbk

adalah bentuk struktur garis di mana masing-masing mereka melaksanakan

tugas yang terkontrol dalam satu perintah yaitu pemimpin wilayah.

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Ace Hardware Indonesia
Sumber : http://www.acehardware.co.id/home_page.html
49

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan secara

deskriptif adalah CR, DER, TATO, NPM, ROA, ROE, dan return saham.

Adapun gambaran data yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Tabel 5.1
Nilai Variabel tahun 2016-2021
Return
Tahun CR DER TATO NPM ROA ROE
Saham
2016 7.26 0.22 7.37 0.14 0.19 0.23 0.012
2017 7.02 0.26 7.32 0.13 0.18 0.22 0.383
2018 6.49 0.26 8.38 0.14 0.18 0.23 0.290
2019 8.08 0.25 7.78 0.13 0.18 0.22 0.003
2020 5.96 0.39 4.19 0.10 0.10 0.14 0.147
2021 7.19 0.30 2.69 0.11 0.10 0.13 -0.253

5.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata

(mean), dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif

diperoleh gambaran sebagai berikut:

Tabel 5.2
Analisis Deskriptif
Return
CR DER TATO NPM ROA ROE
Variabel Saham
(X1) (X2) (X3) (X4) (X5) (X6)
(Y)
Min 5.96 0.22 2.69 0.10 0.10 0.13 -0.25
Max 8.08 0.39 8.38 0.14 0.19 0.23 0.38
Mean 7 0.28 6.29 0.12 0.15 0.1950 0.09
Std. Dev. 0.72 0.59 2.29 0.16 0.04 0.05 0.23
Berikut adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari tabel 5.2 :
50

1. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan rasio yang membandingkan antara

aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif CR pada PT. Ace Hardware

Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa jumlah data yang masuk

sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data yang terproses sebanyak

6 rasio dan N missing atau data yang tidak terproses sebanyak 0. Mean

atau rata-rata CR pada tahun 2016 – 2021 sebesar 7. Hasil dari

standart errors of mean dapat ditentukan rentang minimum pada tahun

2016-2021 sebesar 5,96 sedangkan rasio maksimum sebesar 8.08.

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan equitas. Berdasarkan hasil analisis deskriptif

DER pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa

jumlah data yang masuk sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data

yang terproses sebanyak 6 rasio dan N missing atau data yang tidak

terproses sebanyak 0. Mean atau rata-rata DER pada tahun 2016 –

2021 sebesar 0,28. Hasil dari standart errors of mean dapat ditentukan

rentang minimum pada tahun 2016-2021 sebesar 0,22 sedangkan rasio

maksimum sebesar 0,39.

3. Total Asset Turn Over (TATO)


51

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva. Berdasarkan hasil analisis deskriptif TATO pada PT. Ace

Hardware Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa jumlah data yang

masuk sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data yang terproses

sebanyak 6 rasio dan N missing atau data yang tidak terproses

sebanyak 0. Mean atau rata-rata TATO pada tahun 2016 – 2021

sebesar 6,28. Hasil dari standart errors of mean dapat ditentukan

rentang minimum pada tahun 2016-2021 sebesar 2,69 sedangkan rasio

maksimum sebesar 8,38.

4. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin digunakan untuk mengukur sebarapa besar

ukuran keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang

dihasilkan dari penjualannya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif

NPM pada PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa

jumlah data yang masuk sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data

yang terproses sebanyak 6 rasio dan N missing atau data yang tidak

terproses sebanyak 0. Mean atau rata-rata NPM pada tahun 2016 –

2021 sebesar 0,12. Hasil dari standart errors of mean dapat ditentukan

rentang minimum pada tahun 2016-2021 sebesar 0,10 sedangkan rasio

maksimum sebesar 0,14.

5. Return on Asset (ROA)


52

Return On Asset (ROA) Suatu cara untuk mengukur seberapa

banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif ROA pada

PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa jumlah data

yang masuk sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data yang

terproses sebanyak 6 rasio dan N missing atau data yang tidak

terproses sebanyak 0. Mean atau rata-rata ROA pada tahun 2016 –

2021 sebesar 0,15. Hasil dari standart errors of mean dapat ditentukan

rentang minimum pada tahun 2016-2021 sebesar 0,10 sedangkan rasio

maksimum sebesar 0,19.

6. Return on Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) Merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif ROE pada PT. Ace Hardware

Indonesia, Tbk dapat diketahui bahwa jumlah data yang masuk

sebanyak 6 kategori dengan N valid atau data yang terproses sebanyak

6 rasio dan N missing atau data yang tidak terproses sebanyak 0. Mean

atau rata-rata ROE pada tahun 2016 – 2021 sebesar 0,19. Hasil dari

standart errors of mean dapat ditentukan rentang minimum pada tahun

2016-2021 sebesar 0,13 sedangkan rasio maksimum sebesar 0,23.

5.1.2 Uji Asumsi Klasik


53

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal

atau tidak. Metode yang digunakan untuk melihat normalitas residual

dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic. Hasil analisis

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 6
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .00000000
Most Extreme Differences Absolute .186
Positive .186
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z .186
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil output SPSS 23.0 menunjukkan bahwa besarnya

nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,186 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,2. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual

terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel

bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung

multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai


54

Variance Inflatio Factor (VIF) dan nilai tolerance. Ghozali (2013)

menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup

tinggi, yakni di atas 10, maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 5.4

Tabel 5.4
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
CR .218 2.384
DER .232 3.008
TATO .331 5.128
NPM .289 3.843
ROA .215 2.029
ROE .225 2.204

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel CR

sebesar 2,384 dan nilai toleransi 0,218. Nilai VIF untuk variabel DER

sebesar 3.008 dan nilai toleransi sebesar 0,232. Nilai VIF untuk

variabel TATO adalah sebesar 5,128 dan nilai toleransi sebesar 0,331.

Nilai VIF untuk variabel NPM sebesar 3,843 dan nilai toleransi sebesar

0,289. Nilai VIF untuk variabel ROA sebesar 2,029 dan nilai toleransi

sebesar 0,215. Terakhir nilai VIF untuk variabel ROE adalah sebesar

2,2014 dan nilai toleransi sebesar 0,225. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen.

3. Uji Heteroskedastisitas
55

Uji heteroskedastisitas menggunakan uji Spearman’s Rho.

Berdasarkan uji ini, apabila nilai signifikan dari masing-masing

variabel independen lebih besar dari 0,05 maka model regresi

ditanyakan lolos heteroskedastisitas.

Tabel 5.5
Uji Heteroskedastisitas

Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman's rho CR Correlation Coefficient -.143
Sig. (2-tailed) .787
N 6
DER Correlation Coefficient .319
Sig. (2-tailed) .538
N 6
TATO Correlation Coefficient -.200
Sig. (2-tailed) .704
N 6
NPM Correlation Coefficient -.147
Sig. (2-tailed) .781
N 6
ROA Correlation Coefficient -.309
Sig. (2-tailed) .552
N 6
ROE Correlation Coefficient -.324
Sig. (2-tailed) .531
N 6
Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000
Sig. (2-tailed) .
N 6
56

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel

memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu.

Durbin Watson digunakan untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau

nilai dalam suatu model regresi dilakukan. Menurut Ghozali (2011:111)

tidak ada gejala autokelarasi jika nilai Durbin Watson terletak antara du

(3,0045) dan 4-du (0,9955).

Tabel 5.6
Uji Autokolerasi
Model Summarya
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 1.000a 1.000 . . 1.242
a. Predictors: (Constant), ROA, ROE, CR, DER, NPM, TATO
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis diperoleh bahwa nilai

Durbin Watson sebesar 1,242 berada pada interval 0,995–3,0045 yang

berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi.

5.1.3 Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi

berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Data yang diperoleh

dari tiap indikator variabel, akan dihitung secara bersama-sama melalui


57

suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan perhitungan melalui

komputer dengan menggunakan program SPSS 23 diperoleh hasil

regresi sebagai berikut .

Tabel 5.7
Hasil Analisis Regresi Berganda
Model Summarya
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlation
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial

1 (Constant) 37.424 1371.499 -5.202 .000


CR -1.164 31.308 -3.688 -1.266 .078 .270
DER 40.227 27.259 -10.523 -.789 .002 .035
TATO -.981 22.980 9.845 -.369 .173 .316
NPM 143.355 254.71 .853 .003 .363
-10.328
ROA 686.286 168.941 .651 .050 .096
ROE 31.630 .000 -6.490 1.133 .162 .87

a. Dependent Variable : RETURN SAHAM

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk

pada uji regresi ini adalah :

Y = 37,424 - 1,164 X1 + 40,227 X2 – 0,981 X3 + 143, 355 X4 +

686,286 X5 + 31,630 X6

Dari persamaan diatas dapat diinpretasikan sebagai berikut:

a = 37,424, adalah konstanta yang artinya apabila perubahan CR (Current

Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), TATO (Total Asset Turn Over),

NPM (Net Profit Margin), ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on

Equity) sama dengan 0 (nol) maka return saham mengalami peningkatan

sebesar 37,424. .Koefisien regresi variabel CR (Current Ratio) memiliki

nilai negative sebesar 1,164. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan CR
58

(Current Ratio) sebesar satu persen maka return saham akan dapat

mengalami penurunan sebesar 1,164. Koefisien regrersi variabel DER

(Debt to Equity Ratio) memiliki nilai positif sebesar 40,227. Hal ini

berarti apabila terjadi kenaikan DER (Debt to Equity Ratio) sebesar satu

persen maka return saham akan dapat mengalami peningkatan sebesar

40,227. Koefisien regrersi variabel TATO (Total Asset Turn Over)

memiliki nilai negative sebesar 0,981. Hal ini berarti apabila terjadi

kenaikan TATO (Total Asset Turn Over ) sebesar satu persen maka return

saham akan dapat mengalami penurunan sebesar 0,981. Koefisien regresi

variabel NPM (Net Profit Margin ) memiliki nilai positif sebesar 143,355.

Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan NPM (Net Profit Margin) sebesar

satu persen maka return saham akan dapat mengalami peningkatan

sebesar 143,355. Koefisien regresi variabel ROA (Return on Asset)

memiliki nilai positif yaitu sebesar 686,286. Hal ini berarti apabila terjadi

kenaikan ROA (Return on Asset) sebesar satu persen maka return saham

akan dapat mengalami peningkatan sebesar 686,286. Koefisien regresi

variabel ROE (Return on Equity) memiliki nilai positif yaitu sebesar

31,630. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan ROE (Return on Equity)

sebesar satu persen maka return saham akan dapat mengalami

peningkatan sebesar 31,630.

2. Uji Statistic t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

antara CR, DER, TATO, NPM, ROA, dan ROE terhadap return saham

PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. Menurut Imam Ghozali (2011:101),


59

jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel independent (X) secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependent (Y). Berdasarkan

hasil perhitungan SPSS dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a. Current Ratio (CR)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel CR sebesar 0,078 (> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

H1 yang berbunyi “Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan

terhadap return saham” ditolak.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel DER sebesar 0,002 (< 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H2 yang berbunyi “Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh

signifikan terhadap return saham” diterima.

c. Total Assets Turn Over (TATO)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel TATO sebesar 0,173 (> 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H3 yang berbunyi “Total Assets Turn Over (TATO)

berpengaruh signifikan terhadap return saham” ditolak.

d. Net Profit Margin (NPM)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel NPM sebesar 0,003 (< 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H4 yang berbunyi “Net Profit Margin (NPM) berpengaruh

signifikan terhadap return saham” diterima.


60

e. Return on Assets (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel NPM sebesar 0,050 (< 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H5 yang berbunyi “Return on Assets (ROA) berpengaruh

signifikan terhadap return saham” diterima.

f. Return on Equity (ROE)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi untuk

variabel NPM sebesar 0,162 (> 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H5 yang berbunyi “Return on Equity (ROE) berpengaruh

signifikan terhadap return saham” ditolak.

b. Uji Statistic F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh

variabel X1 (Current Ratio), variabel X2 (Debt to Equity Ratio),

variabel X3 (Total Asset Turn Over), variabel X4 (Net Profit Margin),

variabel X5 (Return On Assets) dan variabel X6 (Return On Equity)

secara bersamaan terhadap variabel Y (Return Saham) pada PT Ace

Hardware Indonesia, Tbk. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.8
Uji Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .260 6 21331.052 17.576 .000b
Residual .000 0 12656.887
Total .260 6
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
b. Predictors: (Constant), ROE, CR, DER, NPM, ROA,TATO
61

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test diperoleh F hitung

sebesar 17,576 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas jauh

lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti H7 yang berbunyi “Diduga CR,

DER, TAT, NPM, ROA, ROE berpengaruh secara simultan terhadap

return saham” diterima.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini

menunjukkan bahwa berapapun besarnya nilai Current Ratio perusahaan,

tidak akan mempengaruhi return saham pada PT Ace Hardware Indonesia,

Tbk. Besarnya nilai Current Ratio tidak menjamin bahwa suatu

perusahaan mampu atau tidak dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya (Basalama, Murni, dan Sumarauw, 2017). Penelitian ini

didukung oleh Tumonggor, Murni dan Rate (2017) yang menjelaskan

bahwa besar kecilnya Current Ratio belum tentu menghasilkan return

saham yang tinggi. Ariyanti (2016) juga mendukung hasil penelitian ini

bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Menurutnya, kondisi ini mengandung arti bahwa Current Ratio yang

rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam

likuiditas dan merupakan indikator awal mengenai ketidakmampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun


62

kenyataannya Current Ratio tidak menjadi tolak ukur bagi investor dalam

melakukan investasi pada sebuah perusahaan yang diinginkan.

Menurut Kasmir (2015:135), apabila Current Ratio rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi

perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena aktiva tidak

digunakan sebaik mungkin. Ternyata nilai Current Ratio yang tinggi tidak

mempengaruhi minat investor dalam menanamkan modalnya, karena

dengan tingginya nilai Current Ratio berarti pengelolaan aktiva lancar

kurang berjalan dengan baik, sehingga banyak aktiva lancar yang

menganggur dan tidak dioptimalkan oleh perusahaan sehingga

mengakibatkan menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya.

Menurunnya minat investor untuk berinvestasi akan memberi imbas

terhadap menurunnya tingkat harga saham sehingga berakibat pula pada

menurunnya tingkat return saham perusahaan.

5.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap return saham.

Perbandingan hutang terhadap ekuitas perusahaan sering digunakan para

analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan

jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para

pemegang saham.
63

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bastian, dkk (2018) bahwa DER berpengaruh terhadap Return saham.

Penggunaan dana dari pihakluar akan dapat menimbulkan 2 dampak,

yaitu: dampak baik denganmeningkatkan kedisiplinan manajemen dalam

pengelolaan dana sertadampak buruk, yaitu: munculnya biaya agensi dan

masalah asimetriinformasi. Peningkatan beban terhadap kreditur akan

menunjukkan sumbermodal perusahaan sangat tergantung dari pihak

ekternal, serta semakintingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini

akan mengurangi minatinvestor dalam menanamkan dananya di

perusahaan yang bersangkutan.Penurunan minat investor dalam

menanamkan dananya ini akanberdampak pada penurunan harga saham

perusahaan, sehingga Returnperusahaan juga semakin menurun.

Secara teoritis besar kecilnya DER akan mempengaruhi besar

kecilnya return saham perusahaan. Semakin tinggi DER berarti hutang

perusahaan juga rendah yang mengakibatkan semakin tinggi risiko dari

perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah DER, risiko perusahaan

juga kecil sehingga dapat menarik investor untuk melakukan investasi.

Besarnya DER dapat menimbulkan asumsi bagi investor bahwa

perusahaan tersebut memiliki risiko yang lebih besar karena sebagian

besar dana yang diperoleh berasal dari hutang. Tingginya tingkat hutang

juga mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai beban dalam kegiatan

operasionalnya sehingga minat investor dalam menanamkan sahamnya

pada perusahaan menjadi berkurang (Sugiarti, dkk, 2015).


64

5.2.3 Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap return saham.

Dengan kata lain, bahwa besar kecilnya perputaran aktiva dan penjualan

yang diperoleh tidak mempengaruhi return saham PT Ace Hardware

Indonesia, Tbk. Hal tersebut menunjukkan bahwa perputaran aset yang

dimiliki perusahaan meskipun telah dikelola dengan seefisien mungkin

namun tidak menarik minat investor untuk membeli saham karena

perputaran aset yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan perusahaan

tidak mampu menjelaskan imbal hasil yang akan diterima oleh investor

sebab, tidak semua perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi

meskipun memiliki nilai TATO yang tinggi (Islamiya, 2016). Penelitian

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian lain

yaitu Abdullah (2016); Puspitasari, et al, (2017); Ulupui (2007) yang

menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham.

Total Asset Turnover dapat melihat seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mengelola aktivanya secara optimal sehingga dapat

menghasilkan sejumlah tingkat produk yang akhirnya akan meningkatkan

jumlah penjualan perusahaan yang pada akhirnya menciptakan pendapatan

bagi perusahaan, apabila perusahaan memiliki kemampuan yang besar

dalam mengoptimalkan jumlah aktiva yang mereka miliki untuk

meningkatkan penjualan maka, pendapatan yang perusahaan dapatkan


65

akan meningkat dan tentu saja akan meningkatkan laba perusahaan. Hal

tersebut akan direspon secara positif oleh investor sehingga return akan

meningkat (Defawanti, 2018).

5.2.4 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Net Profit Margin berpengaruh terhadap return saham. Rasio NPM

(Net Profit Margin) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

oleh suatu perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan

tersebut. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

atas penjualannya semakin meningkat, dampaknya adalah pendapatan yang

diterima para pemegang saham akan meningkat pula. Meningkatnya

keuntungan (laba bersih sesudah pajak) akan mencerminkan bagian laba

dalam bentuk dividend gain maupun capital gain yang diterima oleh

pemegang saham semakin besar. Dengan demikian para investor atau calon

investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan

tersebut.

Jika permintaan akan saham perusahaan semakin banyak maka

harga saham di pasar modal cenderung meningkat. Meningkatnya harga

saham berimplikasi pada naiknya capital gain (actual return) dari saham

tersebut. Hal ini disebabkan karena actual return merupakan selisih antara

harga saham periode saat in dengan harga saham sebelumnya. Berdasarkan

logika konsep, maka NPM berpengaruh positif terhadap return saham

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Munfaridah (2012).


66

Hasil penelitian ini didukung oleh Astuti (2013) bahwa semakin

tinggi rasio Net Profit Margin berarti laba yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut juga semakin besar maka akan menarik minat para investor untuk

melakukan transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan. Karena secara

teori jika kemampuan emiten dalam menghasilkan laba semakin besar

maka harga saham suatu perusahaan dipasar modal juga akan mengalami

peningkatan, sehingga secara teoritis NPM berpengaruh positif terhadap

return saham.

5.2.5 Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Return On Assets berpengaruh terhadap return saham. Rasio ini

digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi

perusahaan. Nilai ROA yang tinggi menunjukkan tingginya efektivitas

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasional

perusahaan dengan menggunakan seluruh aktivanya. Perusahaan yang

mampu menghasilkan laba yang tinggi akan menarik minat investor untuk

melakukan investasi di perusahaan tersebut. Investor yang rasional, akan

melihat sinyal tersebut sebagai suatu kesempatan bagi investor untuk

membeli saham perusahaan sehingga tingginya volume perdagangan

saham dan diikuti dengan meningkatnya harga saham dan return yang

didapatkan oleh investor juga meningkat. Hal ini berarti bahwa investor

mempertimbangkan tingkat Return on Asset yang dicapai oleh perusahaan.


67

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ajeng Ika Ariyanti (2016), bahwa

Return on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Apabila suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka

perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi pula, dengan

laba yang tinggi maka semakin tinggi pula besarnya deviden yang akan

dibagikan kepada investor. Kondisi seperti inilah yang menjadi daya tarik

masyarakat untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Selain itu, dapat

diketahui juga bahwa disamping memperoleh keuntungan dari capital gain

investor juga memperhatikan tingkat pencapaian profitabilitas perusahaan

dengan melihat dari besarnya rasio return on assets untuk memutuskan

investasi dalam bentuk saham,sehingga rasio ini dapat dijadikan sebagai

salah satu perhatian atau faktor oleh investor didalam memprediksi

mengenai perubahan harga saham perusahaan, sehingga rasio ROA

berpengaruh secara signifikan pada perubahan harga saham perusahaan

(Setiawan, 2009).

5.2.6 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel Return On Equity tidak berpengaruh terhadap return saham.

Return on Equity (ROE) sangat umum digunakan oleh investor untuk

mengukur sejauh mana kinerja perusahaan dalam mengelola modal

(equity) yang tersedia secara efektif untuk menghasilkan keuntungan dari

investasi yang dilakukan oleh pemegang saham (investor). ROE berguna

untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh suatu perusahaan


68

untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Selain itu, rasio ini menunjukkan

kesuksesan peran manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada

pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin baik karena

memberikan tingkat kembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Methasari (2017)

bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sunandar

(2012) juga menyatakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh terhadap

return saham. Menurutnya, ROE sendiri tidak dapat dijadikan tolak ukur

utama dalam penilaian profitabilitas perusahaan dalam menilai tingkat

return saham suatu perusahaan.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Net Profit

Margin, Return On Assets, Return On Equity berpengaruh secara simultan

terhadap return saham pada PT Ace Hardware Indonesia, Tbk periode

2016-2021.

2. Secara parsial, Current Ratio berpengaruh negative dan tidak signifikan

terhadap return saham, Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham, Total Assets Turn Over berpengaruh

negative dan tidak signifikan terhadap return saham, Net Profit Margin

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, Return On

Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, dan

Return On Equity berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return

saham.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran maupun

masukan bagi pihak perusahaan, investor serta peneliti selanjutnya sebagai

berikut:

69
70

1. Bagi calon investor, diharapkan agar bisa lebih selektif lagi dalam memilih

perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Beberapa indikator

pertimbangan yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu memperhatikan

DER, NPM, dan ROA perusahaan karena memiliki pengaruh terhadap

return saham.

2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan lebih banyak

variabel independen lainnya diluar variabel yang telah saya teliti dalam

penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk melakukan

penelitian perusahaan dengan karakteristik yang lebih beragam, dengan

demikian hasil yang diperoleh bisa mewakili untuk diambil kesimpulan

dengan membandingkan dari setiap sektor perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Azis, M., Mintarti, S., Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental,


Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish
(Grup Penerbitan CV Budi Utama).

Batian, Herbet, Luh Putu Wiagustini, dan Luh Gede Sriartini. (2018). Pengaruh
Eva Dan Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Tambang Batubara di Indonesia. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol. 23
No. 1, Februari 2018

Defawanti, Rizki Alifyani dan R.A Paramita. (2018). Pengaruh Kinerja


Keuangan, Tingkat Bunga Dan Inflasi Terhadap Return Saham
Perusahaan Sektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 6
Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya

Dewi, Herlina Kartika. (2022). “Kinerja Ace Hardware (ACES) Diperediksi


Membaik, Cermati Rekomendasi Sahamnya”.
https://investasi.kontan.co.id/news/kinerja-ace-hardware-aces-diperediksi-
membaik-cermati-rekomendasi-sahamnya

Fahmi, Irham. 2013. Analisa Laporan Keuangan, Bandung : Alfabeta.

Gitman, L.J dan Zutter C.J., (2015). Principles of Managerial Finance Global
Edition. 14th edition. United States of America : Pearson Education
Limited.
Hediyanasari, Mia. (2014). Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol. 23 No. 1, Februari
2018. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.
Malang

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No. 1 :


Penyajian Laporan keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Indrayati, Kris. (2012). Kinerja Keuangan Berdasarkan Metode Camel pada


Koperasi Simpan Pinjam. Management Analysis Journal 1 (2)

Jogiyanto H. M. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.. Edisi Ketiga.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo dan Jakfar.
2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana. ______. (2016). Analisis
Laporan Keuangan (1st ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______.
(2019). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kurniaty dan Aris Setia Noor. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Beberapa Industri Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Inspirasi Manajemen dan
Kewirausahaan Volume 4 No. 2 Edisi September 2020 ISSN: 2549-3477
e-ISSN: 2623-1077 DOI : https://doi.org/10.35130/jrimk

Methasari, Melanny. (2017). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap


Return Saham (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Vol 2 No 2 2017.

Nurutami, Siti. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Harga Saham


Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar

Rahman, Dzulfiqar Fathur. (2022). Penjualan Masih Menurun, Laba Ace


Hardware (ACES) Ikut Terkontraksi 3,93% pada 2021.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/31/penjualan-masih-
menurun-laba-ace-hardware-aces-ikut-terkontraksi-393-pada-2021

Rengganis, Oktalia, Reva Maria V., dan Oktariansyah. (2020). Analisis Kinerja
Keuangan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan
Bangka Belitung. Jurnal Mediasi, Vol. 2, No. 2, Maret 2020 : 110-135

Rosadi, K. H., & Hartini, E. F. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap


Harga Saham Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Kewirausahaan, 15(2), 131.
https://doi.org/10.33370/jmk.v15i2.222.
Ross, S.A., Randolp W.W, Jeffrey J., Joseph L, Ruth T., dan Helen W. (2015).
Corporate Finance Asia Global Edition. 10thedition. New York :
McGraw-Hill Education (Asia).
Soenarso, Sugeng Adji. (2021). “Penjualan per Toko Ace Hardware Turun, begini
rekomendasi Saham ACES”. https://investasi.kontan.co.id/news/penjualan-
per-toko-ace-hardware-turun-begini-rekomendasi-saham-
aces#:~:text=Berdasarkan%20data%20Bloomberg%2C%20SSSG%20AC
ES,Kamis%20(18%2F11).

Subramanyam, K.R. (2014). Financial Statement Analysis. Eleventh Edition.


Singapore: Mc Graw Hill.
Sugiarti, Surachman, dan Siti Aisjah. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan
Perusahaan terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Vol 13 No 2, 2015. ISSN: 1693-
5241

Susilowati, Y., dan T. Turyanto. (2011). Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan
Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika
Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1 : 17-37.

Tampubolon, Ester. (2018). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap


Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera
Utara. Medan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Wardoyo, Theodora M. V. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance,


Corporate Social Responsibility & Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen 4 (2): 132-149

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika: Teori dan aplikasi untuk ekonomi dan
bisnis. Yogyakarta: Ekonisia
Zubir, Zalmi. (2011). Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi
Saham. Jakarta : Salemba Empat.
RENCANA DAFTAR ISI

I. Judul Penelitian
II. Latar Belakang Penelitian
III. Perumsan Masalah
IV. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.1 Tujuan Penelitian
4.2 Manfaat Penelitian
V. Sistematika Penulisan
VI. Telaah Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
6.1 Telaah Pustaka
6.1.1 Saham
6.1.2 Kinerja Keuangan
6.1.3 Analisis Rasio Keuangan
6.2 Kerangka Pemikiran
6.3 Hipotesis
VII. Metode Penelitian
7.1 Objek Penelitian
7.2 Jenis dan Sumber Data
7.2.1 Jenis Data
7.2.2 Sumber Data
7.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
7.4 Analisis Data
VIII. Gambaran Umum Objek Penelitian
IX. Hasil Penelitian dan Pembahasan
9.1 Hasil Penelitian
9.2 Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
10.1 Kesimpulan
10.2 Saran
Daftar Pustaka
Rencana Daftar Isi
Lampiran
DATA VARIABEL PENELITIAN

1. Hasil Current Ratio (CR) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Current Asset Current Liabilities CR
2016 2,822,069,744,478 388,653,022,672 7.26
2017 3,358,272,302,312 478,208,556,747 7.02
2018 4,096,280,475,383 631,055,459,387 6.49
2019 4,584,328,815,680 567,618,484,153 8.08
2020 5,034,737,166,320 844,928,054,206 5.96
2021 5,192,108,153,404 722,537,447,543 7.19

2. Hasil Debt to Equity Ratio (DER) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Total Liabilities Total Ekuitas DER
2016 682,373,973,095 3,048,727,694,796 0.22
2017 918,418,702,689 3,510,421,847,790 0.26
2018 1,085,709,809,612 4,235,471,045,929 0.26
2019 1,177,675,527,585 4,742,494,275,864 0.25
2020 2,024,821,339,896 5,222,242,554,398 0.39
2021 1,677,057,743,660 5,512,758,627,774 0.30

3. Hasil Total Assets Turnover (TATO) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Total Penjualan Total Asset Rata-rata TATO
2016 4,884,064,456,253 662,890,732,572 7.37
2017 5,877,966,660,390 803,081,512,026 7.32
2018 7,124,230,646,381 850,375,059,231 8.38
2019 7,986,528,789,676 1,026,770,310,981 7.78
2020 7,275,828,758,719 1,737,401,639,205 4.19
2021 6,409,614,100,032 2,381,809,227,273 2.69

4. Hasil Net Profit Margin (NPM) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Laba Bersih Penjualan NPM
2016 706,150,082,276 4,884,064,456,253 0.14
2017 780,686,814,661 5,877,966,660,390 0.13
2018 976,273,356,597 7,124,230,646,381 0.14
2019 1,036,610,556,510 7,986,528,789,676 0.13
2020 731,310,571,351 7,275,828,758,719 0.10
2021 718,802,339,551 6,409,614,100,032 0.11

5. Hasil Return on Assets (ROA) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Laba Bersih Total Assets ROA
2016 706,150,082,276 3,731,101,667,891 0.19
2017 780,686,814,661 4,428,840,550,479 0.18
2018 976,273,356,597 5,321,180,855,541 0.18
2019 1,036,610,556,510 5,920,169,803,449 0.18
2020 731,310,571,351 7,247,063,894,294 0.10
2021 718,802,339,551 7,189,816,371,434 0.10

6. Hasil Return on Equity (ROE) PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2016-2021
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2016 706,150,082,276 3,048,727,694,796 0.23
2017 780,686,814,661 3,510,421,847,790 0.22
2018 976,273,356,597 4,235,471,045,929 0.23
2019 1,036,610,556,510 4,742,494,275,864 0.22
2020 731,310,571,351 5,222,242,554,398 0.14
2021 718,802,339,551 5,512,758,627,774 0.13

Anda mungkin juga menyukai