MATA KULIAH:
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
(Kode/sks: ABKA3503/ 3 SKS)
Dosen Pengampu:
H. Maulana Rizky, M.Acc
Kelompok 4 :
Helda Damaiyanti (1610113220005)
Muhammad Romadhon (1610113310010)
Siti Zaqiroh (1610113320025)
Arpiansyah (1610113310001)
Agus Reza Sa’bandi (1610113110001)
Fahreza Ramadhani (1610113110007)
Nur Annisa Rizkiani (1610113220019)
Syarifah Farah Dina (1610113120021)
Nurahmiah (A1A315023)
Murdiani (A1A314033)
Seno Wahyudi (A1A315027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Banjarmasin
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Guna memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dasar tentang “ANALISIS RASIO (AKTIVITAS DAN
PROFITABILITAS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK TAHUN 2016-
2017”.
Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas itu suatu cara untuk
mengetahui bagaimana perusahaan me-manage sumber daya yang dimiliki untuk
keefektifan perusahaan yang tengah berjalan tiap harinya.
3
4
Penjualan kredit
RTO = x 1 kali
Rata-rata piutang
Makin tinggi rasio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti
ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih
lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif
atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Penjualan kredit
RTO = x 1 kali
Rata-rata piutang
41.204.510
= x 1 kali
4.211.905,5
= 9,78 kali
Penjualan
ITO = x 1 kali
Persediaan
Penjualan bersih
WCTO = x 1 kali
Modal kerja rata-rata
Perhitungan perputaran elemen modal kerja rata-rata tahun 2016 dan tahun
2017:
2016 2017
Penjualan 40.053.732 41.204.510
Perputaran kas =
Rata-rata kas 500.997 389.309,5
= 79,95 kali 105,84 kali
penjualan 40.053.732 41.204.510
Perputaran piutang =
Rata-rata piutang 3.476.441,5 4.211.905,5
= 11,52 kali 9,78 kali
8
360 360
Piutang = 31,25 hari = 36,81 hari
11,52 9,78
360 360
Persediaan = 20,74 hari = 20,58 hari
17,36 17,49
360 360
Utang dagang = (42,60 hari) = (40,04 hari)
8,45 8,99
Perputaran elemen modal kerja tahun 2016 sebesar 360 : 13,89 = 25,92
kali, maka 40.053.732 : 25,92 = 1.545.282,87. Sedangkan perputaran
elemen modal kerja tahun 2017 sebesar 360 : 20,75 = 17,35 kali, maka
41.204.510 : 17,35 = 2.374.899,71.
9
Penjualan
FATO = x 1 kali
Total aktiva tetap
Penjualan
TATO = x 1 kali
Total aktiva
Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio
(Rasio Marjin Kotor). Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan
harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross profit margin
semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang menunjukkan
13
Laba kotor
GPM = x 100%
Total pendapatan
terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini
disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah
pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik
operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut
ini.
Laba bersih
ROA= x 100%
Total aset
2.5 Analisis Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas pada PT. Unilever
Indonesia Tbk Tahun 2016-2017
Berdasarkan data-data laporan keuangan maka analisis rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Aktivitas
Pada perhitungan rasio aktivitas untuk RTO selama dua tahun mengalami
penurunan. Pada tahun 2016 RTO sebesar 11,52 kali dan tahun 2017 RTO sebesar
9,78 kali, berarti terjadi penurunan sebesar 1,74 kali. Apabila rasio ini semakin
kecil maka semakin buruk pula kemampuan piutang menciptakan penjualannya.
21
Ini artinya kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan masa perputaran piutang selama dua tahun mengalami
kenaikan, sehingga akan mempercepat piutang tersebut menjadi uang kembali.
Pada perhitungan rasio aktivitas untuk ITO selama dua tahun mengalami
penurunan. Pada tahun 2016 ITO sebesar 17,28 kali dan tahun 2017 ITO sebesar
17,21 kali, berarti terjadi penurunan sebesar 0,07 kali. Apabila rasio ini semakin
kecil maka semakin buruk pula kemampuan persediaan menciptakan
penjualannya. Ini artinya kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk dikatakan
baik, hal ini ditunjukkan dengan masa perputaran persediaan selama dua tahun
mengalami kenaikan, sehingga akan mempercepat persediaan tersebut menjadi
uang kembali.
Pada perhitungan rasio aktivitas untuk WCTO selama dua tahun mengalami
penurunan. Pada tahun 2016 WCTO sebesar 25,92 kali dan tahun 2017 WCTO
sebesar 17,35 kali, berarti terjadi penurunan WCTO sebesar 8,57 kali. Apabila
rasio aktivitas untuk WCTO semakin rendah maka semakin buruk pula
kemampuan modal kerja menciptakan penjualannya. Ini artinya kinerja keuangan
PT. Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini disebabkan karena dana yang
tertanam pada keseluruhan modal kerja perputarannya mengalami kenaikan.
Pada perhitungan rasio aktivitas untuk FATO selama dua tahun mengalami
penurunan. Pada tahun 2016 FATO sebesar 4,20 kali dan tahun 2017 FATO
sebesar 3,95 kali, berarti terjadi penurunan FATO sebesar 0,25 kali. Apabila rasio
aktivitas untuk FATO semakin rendah maka semakin buruk pula kemampuan
semua aktiva tetap menciptakan penjualannya. Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini disebabkan karena dana yang
tertanam pada keseluruhan aktiva tetap perputarannya mengalai kenaikan.
Pada perhitungan rasio aktivitas untuk TATO selama dua tahun mengalami
penurunan. Pada tahun 2016 TATO sebesar 2,39 kali dan tahun 2017 TATO
sebesar 2,18 kali, berarti terjadi penurunan TATO sebesar 0,21 kali. Apabila rasio
aktivitas untuk TATO semakin rendah maka semakin buruk pula kemampuan
semua aktiva menciptakan penjualannya. Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini disebabkan karena dana yang
tertanam pada keseluruhan aktiva perputarannya mengalami kenaikan.
22
2. Rasio Profitabilitas
Tahun GPM NPM ROA ROE ROS ROCE ROI
2016 0,51% 0,15% 0,38% 1,27% 0,21% 1,82% 0,36%
2017 0,51% 0,17% 0,37% 1,37% 0,23% 1,81% 0,38%
Sumber: Data Sekunder Yang Diolah
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk GPM selama dua tahun tetap.
Pada tahun 2016 GPM sebesar 0,51% dan tahun 2017 GPM sebesar 0,51%,
berarti tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan. Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba kotor setiap tahun tetap, hal ini disebabkan
laba kotor yang dihasilkan mengalami peningkatan.
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk ROE selama dua tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2016 ROE sebesar 1,27% dan tahun 2017 ROE sebesar
1,37%, berarti terjadi kenaikan sebesar 0,1% . Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indoensia Tbk dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan
23
perusahaan dalam memperoleh laba setelah bunga dan pajak dari modal sendiri
meningkat.
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk ROS selama dua tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2016 ROS sebesar 0,21% dan tahun 2017 ROS sebesar
0,23%, berarti terjadi kenaikan sebesar 0,02%. Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba sebelum bunga dan pajak dari penjualan
meningkat.
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk ROI selama dua tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2016 ROI sebesar 0,36% dan tahun 2017 ROI sebesar
0,38%, berarti terjadi kenaikan sebesar 0,02%. Ini artinya kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba setelah bunga dan pajak dari total aktiva
meningkat.
24
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami paparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa
analisis rasio keuangan atas laporan keuangan akan menggambarkan atau
menghasilkan suatu pertimbangan terhadap baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan perusahaan, serta bertujuan untuk menentukan seberapa efektif
dan efiesien dalam kebijaksanaan manajemen dalam mengelola keuangan
perusahaan setiap tahunnya.
Rasio aktivitas itu suatu cara untuk mengetahui bagaimana perusahaan me-
manage sumber daya yang dimiliki untuk kefektifan perusahaan yang tengah
berjalan tiap harinya.
Jenis-jenis rasio aktivitas diantaranya ada perputaran piutang, perputaran
persediaan, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap, dan perputaran
aktiva.
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar
pengukuran tertentu.
Jenis-jenis rasio profitabilitas diantaranya ada margin laba kotor, margin laba
bersih, rasio pengembalian aset, rasio pengembalian ekuitas, rasio pengembalian
penjualan, pengembalian modal yang digunakan, dan pengembalian investasi.
32
33
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan, semoga
bermanfaat bagi kita semua. Kami selaku pemakalah menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari
kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan
maupun dari segi penyajian materinya. Keinginan kami atas partisipasi pembaca,
agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran
dari pembaca, kami bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
35