Jurusan Akuntansi
Konsentrasi Pemeriksaan Akuntansi
Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie
2019
Latar Belakang Masalah
• Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya harus mempunyai laporan keuangan yang dilaporkan secara periodik
agar dapat melihat bagaimana tingkatan hasil kinerja keuangan yang dimiliki dalam perusahaan tersebut. Laporan
keuangan dibuat untuk kepentingan manajemen perusahaan serta juga digunakan oleh pemilik untuk mengevaluasi dan
menilai pengelolaan dana yang akan atau sedang dilakukan oleh para manajemen perusahaan.
• Ketepatan waktu dalam penyusunan laporan audit terhadap laporan keuangan dapat dipengaruhi pada nilai dari laporan
keuangan tersebut. Keterlambatan menyampaikan informasi dapat menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal,
karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat berbagai informasi penting.
• Seperti halnya terhadap laporan keuangan yang telah diaudit, apabila terlambat dalam menerbitkan tidak hanya
berdampak pada kegunaan informasi tetapi juga relevansi dan reabilitasnya. Proses audit yang dilaksanakan sesuai
dengan standar yang berlaku memerlukan waktu yang cukup lama sampai laporan audit ditandatangani dan
dipublikasikan.
• Ketepatwaktuan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, dapat dipengaruhi lamanya rentang waktu antara
tanggal penyampaian laporan keuangan (tutup buku) dengan tanggal tanda tangan laporan auditor independen, kondisi
ini disebut sebagai Audit Report Lag.
Latar Belakang Masalah (Cont.)
• Pada tahun 2018, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memberikan sebuah denda serta melakukan penghentian
sementara (suspensi) terhadap perdagangan saham pada 9 perusahaan yang telah tercatat (emiten) karena masih belum
menyampaikan laporan keuangan (lapkeu) audit. Rian Ardhi sebagai Pelaksana Harian Kepala Divisi Penilaian
Perusahaan dalam Group I BEI telah menyatakan, hal tersebut dilakukan karena dengan mempunyai kewajiban
sehubungan terhadap penyampaian dalam laporan keuangan auditan periode 31 april 2018 dan merujuk terhadap
ketentuan II.6.3. Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. "Bursa telah memberitahukan peringatan bersifat tertulis yang
ketiga serta dengan denda senilai Rp 150.000.000 terhadap perusahaan yang tercatat telah terlambat menyampaikan
laporan keuangan auditan per periode dan belum membayar denda terhadap keterlambatan penyampaian laporan
keuangan yang dimaksud," ujarnya pada Kamis (30/7).
• Peneliti menggunakan Faktor – Faktor Internal perusahaan sebagai variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, dan Komite Audit sedangkan menggunakan Faktor Eksternal sebagai variabel moderator
yaitu Reputasi Kantor Akuntan Publik.
Latar Belakang Masalah (Cont.)
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Illa Sasmi Herja (2012), Yurisa Ratnasari Siti Badriyah (2013), Indah Permata Sari
Ukuran
(2018), Charviena (2016), Nurahman Apriyana (2014), Afina Survita Prameswari (2015), Arry
(2017), Andi Kartika (2011), dan Ni Made Dwi Perusahaan Eksandy (2017) dan Liwe Alther Gabriel
Ari Murti (2017). (2017).
Andi Kartika (2011), Nurahman Apriyana Liwe Alther Gabriel (2017), Arry Eksandy
(2017), Siti Badriyah (2013), Ni Putu Winda
Solvabilitas (2017), Devri Prananda (2017), Afina Survita
Wulandari (2016), Wariyanti (2017), dan Indah Prameswari (2015), dan Charviena (2016).
Permata Sari (2014).
Candra Lestari (2017), I Gede Aditya Cahya Ni Made Andhika Verawati (2016) dan
Gunarsa (2017), dan Arry Eksandy (2017). Komite Audit Yurisa Ratnasari (2018) .
Identifikasi Masalah
5. Apakah reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap audit report lag ?
6. Apakah reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh antara profitabilitas terhadap audit report lag ?
7. Apakah reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh antara solvabilitas terhadap audit report lag ?
8. Apakah reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh antara komite audit terhadap audit report lag ?
Batasan Penelitian
Ruang Lingkup
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penyampaian
Data
Menggunakan data sekunder dari laporan keuangan yang telah diaudit atau laporan
keuangan tahunan.
Dasar Teori
Jensen dan Meckling (1976)
Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana
Agency satu atau lebih orang (the principals) memperkerjakan orang lain (agents) dalam melakukan suatu
jasa kemudian mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agen tersebut.
Lunenburg (2012)
Teori Kepatuhan (Compliance Theory) sebuah kepatuhan yang didasarkan atas harapan terhadap
Compliance suatu imbalan serta usaha untuk menghindarkan diri terhadap hukuman yang dapat dijatuhkan.
Ross (1977)
Teori Sinyal (Signalling Theory) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kualitas baik akan
Signalling memberikan sinyal kepada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang sedang dalam performa baik ataupun kurang baik.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
+ β10 DT2 + β11 SIZE_DT1 + β12 PROFIT_DT1 + β13 SOLV_DT1 + β14 KA_DT1 + β15 SIZE_KAP_DT1 + β16
PROFIT_KAP_DT1 + β17 SOLV_KAP_DT1 + β18 KA_KAP_DT1 + β19 SIZE_DT2 + β20 PROFIT_DT2 + β21 SOLV_DT2 + β22
Regresi Moderasi
KA_KAP + Ɛ
Frekuensi Komite Audit
Tabel Ikhtisar Statistik Deskriptif
140
120
90 100
80 Frekuensi
80
60 Komite Audit
70
40
60 20
0
50 Valid 3 Valid 4
Minimum
Maximum
40 Frekuensi Reputasi KAP
Mean
30
70
20 60
10 50
40
0 Frekuensi
ARL SIZE PROFIT SOLV KA KAP 30 Reputasi KAP
20
10
0
Non Big Big Four
Sumber : Output SPSS 20, Lampiran 3 Four
Hasil Uji Kesamaan Koefisien dan Uji Asumsi Klasik
Unstandardized Unstandardized
Model - 1 Model - 2
Coefficients (B) Coefficients (B)
Model - 2
(Constant) 197.990 0.000 0.000 mempunyai arah pengaruh sesuai kerangka pemikiran.
SIZE -2.136 0.108 0.054 • Hipotesis 6 (enam) Tidak konsisten karena
PROFIT -55.699 0.088 0.044
mempunyai nilai sig / 2 dibawah α = 5% tetapi
SOLV -5.105 0.518 0.259
KA -18.494 0.001 0.0005 mempunyai arah pengaruh yang tidak sesuai dengan
KAP -121.773 0.020 0.010 kerangka pemikiran.
SIZE_KAP 2.619 0.105 0.053
PROFIT_KAP 67.706 0.095 0.048 • Hipotesis 1 (satu), 3 (Tiga), 5 (Lima), 7 (Tujuh),
SOLV_KAP 18.205 0.270 0.135 8 (Delapan) Ditolak karena mempunyai nilai sig / 2
KA_KAP 11.229 0.147 0.074
diatas α = 5%.
1. Tidak terdapat cukup bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
2. Profitabilitas cukup bukti berpengaruh signifikan negatif terhadap audit report lag.
3. Tidak terdapat cukup bukti bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.
4. Komite audit cukup bukti berpengaruh signifikan negatif terhadap audit report lag.
5. Tidak terdapat cukup bukti bahwa reputasi KAP dapat memperkuat hubungan ukuran perusahaan terhadap audit report lag.
6. Reputasi KAP terdapat cukup bukti berpengaruh signifikan dalam memperlemah hubungan profitabilitas terhadap audit report lag.
7. Tidak terdapat cukup bukti bahwa reputasi KAP dapat memperlemah hubungan solvabilitas terhadap audit report lag.
8. Tidak terdapat cukup bukti bahwa reputasi KAP dapat memperkuat hubungan komite audit terhadap audit report lag.
Saran
1. Melihat bahwa ukuran perusahaan dengan proksi logaritma natural total aset dari Yurisa Ratnasari (2018) tidak mempunyai pengaruh terhadap
audit report lag. Peneliti menyarankan agar menggunakan proksi lain dari ukuran perusahaan, contohnya kompleksitas operasi perusahaan
dengan menghitung jumlah anak perusahaan yang dimiliki dalam suatu perusahaan. Dimana penelitian yang dilakukan Devri Prananda (2017)
2. Melihat bahwa solvabilitas dengan proksi debt to total asset dari Nurahman Apriyana (2017) tidak mempunyai pengaruh terhadap audit report
lag. Peneliti menyarankan agar menggunakan proksi lain dari solvabilitas, contohnya debt to equity. Dimana penelitian yang dilakukan Indah
3. Melihat bahwa reputasi KAP menurut penelitian ini dapat menjadi variabel pemoderasi. Dengan cukup bukti signifikan memperlemah interaksi
yang dimiliki antara variabel profitabilitas terhadap audit report lag sesuai penelitian yang dilakukan Ni Made Dwi Ari Murti (2017). Peneliti
menyarankan agar menggunakan variabel pemoderasi yang lain, contohnya ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi untuk