Paradigma :
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yang terdiri dari
Variabel Bebas yaitu pengalaman evaluasi guru
Variabel Terikat yaitu hasil pengalaman kepuasan kerja guru
Hubungan antar variabel tersebut adalah hubungan asimetris karena suatu variabel
mempengaruhi variabel lain tetapi pengaruhnya tidak timbal balik.
Bentuk paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana . Terdiri dari satu
variable independen dan satu variable dependen
r
Y=
X=
Hasil pengalaman
evaluasi guru kepuasan kerja guru
Teori Belajar:
Tentang BPNT sebagai sub teori sangat relevan untuk memahami untuk motivasi guru karena
karakterstik unik dari profesi guru (Roth, 2014). Karena sebagian besar guru memasuk
profesi untuk alasan altruistik (Lortie, 1975 ; Rosenholtz, 1991; Watt & Richardson, 2014) ,
itu adalah salah satu dari beberapa pekerjaan di mana individu menunjukan orientasi intrinsik
untuk pekerjaan mereka. Dalam hal ini strategi motivasinya sederhana: ciptakan kondisi yang
terkuat dan aktifkan motivasi intrinsik yang ada.
Jurnal 2
Judul Penelitian :
Education premiums and skilled migration: Lessons for an educational policy (Premi
Pendidikan dan Migrasi Terampil di Meksiko: Pelajaran untuk Kebijakan Pendidikan
Jenis Penelitian :
Korelasional karena di dalam penelitian ini untuk menentukan hubungan antara variabel
yakni harga keterampilan dan imigrasi terampil terhadap kebijakan pendidikan, atau untuk
menggunakan hubungan antar variabel tersebut untuk membuat atau mengetahui suatu
prediksi. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya hubungan antar
variabel dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
Paradigma :
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma ganda yang terdiri dari
Variabel Bebas yaitu Harga Keterampilan dan Imigrasi Terampil
Variabel Terikat yaitu Kebijakan Pendidikan
Hubungan antar variabel tersebut adalah hubungan asimetris karena suatu variabel
mempengaruhi variabel lain tetapi pengaruhnya tidak timbal balik.
Bentuk paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma ganda dengan dua variabel
independen. Terdiri dari dua variable independen dan satu variable dependen
r
X1
X2
r
X1= Harga Keterampilan Y = Kebijakan Pendidikan
X2 = Imigrasi Terampil
Teori Belajar:
Tentang migrasi mempengaruhi cara suatu negara memanfaatkan modal manusianya.
Menurut Beine, Docquier, dan Rapoport (2008) menemukan bahwa sebagian besar negara
yang menggabungkan tingkat modal manusia yang rendah dan tingkat migrasi yang rendah
dari pekerja terampil berakhir dengan efek bersih yang positif. Sebaliknya, arus pekerja
terampil di luar negeri tampaknya memiliki efek negatif di negaranegara di mana tingkat
migrasi berpendidikan tinggi di atas 20% dan / atau proporsi orang dengan pendidikan tinggi
di atas 5%.
Jurnal 3
Judul Penelitian :
Context and curriculum in two global cities: A study of discourses of citizenship in Hong
Kong and Singapore (Konteks dan Kurikulum di Dua Kota Global : Studi Wacana
Kewarganegaraan di Hong Kong dan Singapura)
Jenis Penelitian :
Komparatif karena di dalam penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang mana konteks dan kurikulum
terhadap pendidikan kewarganegaraan yang diteliti berdasarkan kerangka penelitian tertentu
dan terdapat interaksi antara konteks dan kurikulum terhadap pendidikan kewarganegaraan di
Singapora dan Hongkong
Paradigma :
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yang terdiri dari
Variabel Bebas yaitu konteks dan kurikulum
Variabel Terikat yaitu Pendidikan Kewarganegaraan
Hubungan antar variabel tersebut adalah hubungan asimetris karena suatu variabel
mempengaruhi variabel lain tetapi pengaruhnya tidak timbal balik.
Bentuk paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana. Terdiri dari satu variable
independen dan satu variable dependen
r
X Y
X = konteks dan kurikulum Y = Pendidikan Kewarganegaraan
Teori Belajar:
Tentang Wacana adalah caracara membentuk pengetahuan (Foucault, 1980); bahasa dan
keyakinan yang berfungsi sebagai kerangka kerja dan ideologi untuk membantu orang untuk
memahami dan bertindak di dunia (Abowitz & Harnish, 2006. Mereka berpendapat bahwa
kurikulum kewarganegaraan dalam bentuk dokumen resmi yang mengartikulasikan cara
cara keterlibatan sipil yang sesuai atau arahan politik yang mendefinisikan identitas
kewarganegaraan terdiri dari ekspresi keyakinan tentang kewarganegaraan,
mengistimewakan perspektif ideologi tertentu atas orang lain. Demikian pula, ahli teori
kurikulum menempatkan kurikulum sebagai bentuk "pembelajaran dilembagakan" yang
struktur, urutan, dan hasil sangat terkait dengan wacana politik pembangunan khusus untuk
negarabangsa (Reid, 2003). Dalam pandangan ini, kurikulum adalah instrumen yang
memediasi antara individu dan tatanan politik nasionalsentris (Lee, 2006). Barubaru ini,
bagaimanapun, penelitian telah meminta perhatian pada bagaimana kurikulum dipengaruhi
oleh pertukaran global ide yang mengekspos orangorang muda ke wacana kewarganegaraan
yang tidak terikat dari definisi nasionalistik (Oxley & Morris, 2013). Di antaranya adalah
wacana kritis yang melihat masalah dalam masyarakat melalui lensa kelas, jenis kelamin, dan
ras; dan wacana transnasional yang menekankan hak asasi manusia universal sebagai
motivator keterlibatan sipil (Abowitz & Harnish, 2006).