Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH


Tentang
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO
EFEKTIFITAS

Disusun oleh:
Kelompok 2
Anggi Anisa Firman (2116050102)
Rahimah Refni (2116050088)
M. Reza Hidayat (2116050114)

Dosen pengampu:
Rahmat Kurnia, S.E., M.E

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Analisis
Keuangan dengan Menggunakan Ratio Efektifitas. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-
pengikutnya sampai hari penghabisan.

Atas bimbingan dari Dosen Analisis Laporan Keuangan dan saran dari teman-teman maka
disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan judul
Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Efektifitas dan semoga segala yang tertuang dalam
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:

1. Dosen Pembimbing mata kuliah Etika Bisnis Islam, Bapak Rahmat Kurnia,S.E.,M.E

2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan masalah ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Rasio Efektifitas ........................................................................................................ 3
B. Tujuan Dan Manfaat Rasio Efektifitas........................................................................................ 5
C. Jenis-Jenis rasio efektifitas.......................................................................................................... 7
BAB IIIMETODE PENELITIAN.....................................................................................................................11
A. Rasio Aktivitas ............................................................................................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................12
A. Penyajian Data .......................................................................................................................... 12
B. Analisis kinerja keungan dengan menggunakan rasio likuiditas .............................................. 17
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan keuangan ialah salah satu permasalahan yang sangat penting untuk industri
dalam pertumbuhan bisnis disemua industri. Salah satu tujuan utama didirikannya industri
yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Tetapi sukses tidaknya industri dalam
mencari keuntungan serta mempertahankan perusahaannya bergantung pada manajemen
keuangan. Industri wajib mempunyai kinerja keuangan yang sehat serta efektif guna
memperoleh keuntungan ataupun laba. Oleh karena itu, kinerja keuangan ialah perihal yang
berarti untuk tiap industri didalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Industri butuh melaksanakan analisis laporan keuangan sebab laporan keuangan digunakan
untuk memperhitungkan kinerja industri, serta digunakan untuk menyamakan keadaan
perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun kedepannya saat ini apakah industri tersebut
bertambah ataupun tidak sehingga industri memikirkan keputusan yang hendak diambil untuk
tahun yang hendak tiba dimana kecocokannya dengan kinerja perusahaan.

Kinerja merupakan sesuatu yang hendak dicapai, untuk melaksanakan suatu yang hendak
dicapai oleh seseorang. Jadi kinerja industri merupakan proses pengkajian secara kritis
terhadap keuangan industri guna membagikan pemecahan dalam pengambilan sesuatu
keputusan yang pas pada sesuatu periode tertentu. Analisis laporan keuangan memakai
perhitungan rasio-rasio supaya bisa mengevaluasi kondisi finansial industri pada waktu
kemudian, saat ini, serta masa yang akan datang. Salah satu rasio yang digunakan merupakan
rasio kegiatan yang digunakan untuk mengenali seberapa efisien industri dalam menggunakan
seluruh sumber energi yang terdapat padanya.

Salah satu diantara rasio-rasio tersebut adalah rasio aktifitas. Bisa disebut juga dengan
rasio perputaran yang didasarkan identifikasi pengukuran penggunaan aset dan kewajiban oleh
suatu badan usaha atau perusahaan. Tidak hanya membantu manajemen untuk menentukan
kinerjanya melainnkan membantu investor, kreditur dan lainnya untuk mengukur efisiensi
perusahaan dalam mengelola asetnya dan memahami seberapa baik perusahaan dalam
menjalankan operasinya. Dengan memahami rasio aktivitas, mendapatkan gambaran yang
lebih lengkap tentang kesehatan finansial perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rasio efektifitas?


2. Apa tujuan dan manfaat rasio efektifitas?
3. Apa itu jenis-jenis rasio efektifitas?
4. Bagaimana rasio efektifitas di laporan keuangan bank syariah indonesia?
C. Tujuan masalah
1. dapat memahami apa itu rasio efektifitas.
2. Dapat memahami apa tujuan dan manfaat rasio efektifitas.
3. Dapat memahami apa itu jenis-jenis rasio efektifitas.
4. Dapat memahami rasio efektifitas di laporan keuangan bank syariah indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Efektifitas

Efisiensi pada dasarnya saling terkait dengan tercapainya tujuan atau sasaran yang ingin
dituju (hasil). Kegiatan tersebut disebut efektif jika proses operasi mencapai tujuannya. Rasio
aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan menggunakan
aset yang dimilikinya. Menurut Harahap(2009:308), rasio aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan aktivitas apa yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
baik secara operasional penjualan, pembelian dan aktivitas lainnya1. Menurut Brigham dan
Houston dalam buku "Fundamentals of Financial Management" (2017), rasio aktivitas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan
pendapatan dari aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas seringkali digunakan untuk menilai
efisiensi dalam penggunaan aset perusahaan.

Rasio ini juga digunakan dalam evaluasi kemampuan perusahaan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Penggunaan rasio tersebut adalah dengan Bagaimana membandingkan
level pendapatan per investasi aset untuk suatu periode. Artinya ke depan adanya
keseimbangan antara penjualan dengan aset seperti persediaan, piutang dan aset tetap lainnya
yang telah direncanakan sebelummya (Purnomo, Rahmawati, dan Hidayati 2021). Bisa juga
dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi (efektivitas) dalam penggunaan
sumber daya perusahaan. Misalnya, keuntungan efisiensi mencakup penjualan, inventaris,
penagihan utang, dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktifitas juga membantu mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasinya sehari-hari. Dari hasil pengukuran
dengan menggunakan rasio aktivitas, kita akan melihat apakah perusahaan lebih efisien dalam
mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin sebaliknya. Dari hasil pengukuran ini kita akan
mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan. sehingga manajemen
dapat mengukur kinerjanya yang telah dilakukannya.

Misalnya, hasil yang diperoleh mungkin menunjukkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menagih utang dalam jangka waktu tertentu. Hasil tersebut kemudian

1
Rina dkk, Jurnal Brand: Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Indofood Sukses
Makmur Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei), (Universitas Muslim Maros ),
3
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan atau dibandingkan dengan hasil
pengukuran beberapa periode sebelumnya. Selain itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur
rata-rata jumlah hari persediaan di gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap
selama suatu periode, dan efisiensi penggunaan seluruh aktiva dibandingkan dengan
pendapatan, dan rasio-rasio lainnya. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya, termasuk mengukur seberapa
efektif suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang ada. Rasio ini juga membantu
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasinya sehari-hari.

Berdasarkan hasil pengukuran rasio ini dapat diambil kesimpulan apakah perusahaan
sudah efektif menggunakan sumber daya yang tersedia atau tidak.

Dari hasil pengukuran rasio ini akan dapat diketahui mengenai kinerja manajemen yang
sesungguhnya dalam mengelola aktivitas perusahaan. Secara keseluruhan, rasio aktivitas akan
mengungkap: 2

a) perputaran piutang usaha:

b) berapa lama rata-rata penagihan piutang usaha,

c) perputaran persediaan:

d) berapa lama rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual

e) perputaran modal kerja:

f) perputaran aset tetap: dan

g) perputaran total aset.

Hasil pengukuran rasio di atas lalu dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
perusahaan, dan dapat juga dibandingkan dengan hasil pengukuran rasio untuk beberapa
periode sebelumnya serta rata-rata Industri. Dari hasil Dari hasil perbandingan tersebut akan
terlihat apakah aktivitas perusahaan untuk periode yang sedang dianalisis telah sesuai dengan
target atau belum, demikian juga akan dapat diketahui apakah kinerja manajemen mengalami
kemajuan atau kemunduran jika dibandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya.

2
Ferdi Rotman, Skripsi: Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahan Pada Perusahaan
Perkebunan Kelapa Sawit Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020, (Bengkalis: Politeknik
Negeri Bengkalis, 2022), Hal. 59.

4
Apabila dari hasil perbandingan tersebut ternyata menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mampu mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya atau bahkan mengalami
kemunduran kinerja, maka dalam hal ini sangat penting bagi pihak manajemen untuk dapat
dengan segera menganalisis penyebabnya dan mengambil langkah-langkah perbaikan.

Pengukuran rasio aktivitas dilakukan dengan cara membandingkan besarnya tingkat


penjualan dengan piutang usaha, persediaan barang tin dagang, modal kerja (aset lancar), aset
tetap, maupun total aset. Mencari tahu kemampuan manajemen dalam menggunakan dan
mengoptimalkan aset yang dimiliki merupakan tujuan utama dari rasio aktivitas.

B. Tujuan Dan Manfaat Rasio Efektifitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga sebagai rasio
pemanfaatan aset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset
perusahaan secara dalam menghasilkan penjualan. Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio
aktivitas : 3

1. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha berputar dalam satu
periode.

2. Untuk menghitung lamanya rata-rata penagihan piutang usaha, serta sebaliknya untuk
mengetahui berapa hari rata-rata piutang usaha tidak dapat ditagih.

3. Untuk menilai efektif tidaknya aktivitas penagihan piutang usaha yang telah dilakukan
selama periode.

4. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu
periode.

5. Untuk menghitung lamanya rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya


terjual) Untuk menilai efektif tidaknya aktivitas penjualan persediaan barang dagang yang telah
dilakukan selama periode.

3
Kasmir,Analisis laporan keuangan ,(2019. Jakarta: PT Rajagravindo Persada) hal 175

5
6. Untuk menilai efektif tidaknya aktivitas penjualan persediaan barang dagang yang telah
dilakukan selama periode.

7. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu
periode, atau untuk mengukur berapa besar tingkat penjualan yang dapat dicapai dari setiap
rupiah modal kerja yang digunakan.

8. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam aset tetap berputar dalam satu
periode, atau untuk mengukur berapa besar tingkat penjualan yang dapat dicapai dari setiap
rupiah aset tetap yang digunakan.

9. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam total aset berputar dalam satu
periode, atau untuk mengukur berapa besar tingkat penjualan yang dapat dicapai dari setiap
rupiah total aset yang digunakan.

Selanjutnya, seperti tujuan yang dijabarkan di atas, berikut beberapa manfaat yang dapat
diberikan rasio aktifitas dalam berbagai bidang4.

1. Dalam bidang piutang

a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih
selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan demikian, dapat diketahui
efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.

b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata- rata penagihan piutang (days of
receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih

2. Dalam bidang persediaan

Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang. Hasil ini
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industri. Kemudian perusahaan
dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.

4
Agus Wahyudi, Skripsi: Analisis Rasio Aktivitas Dan Rasio Profitabilitas Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Pada Pt. Garuda Madju Cipta Medan, (Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, 2017),
Hal. 16
6
3.Dalam bidang modal kerja dan penjualan

Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang di- tanamkan dalam modal kerja
berputar dalan satu periode atau dengan kata lain, berapa penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang aktiva dan penjualan

a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.

b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan


penjualan dalam suatu periode tertentu. Dan lainnya.

C. Jenis-Jenis rasio efektifitas

Biasanya, penggunaan rasio ini disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan rasio aktivitas secara keseluruhan atau hanya sebagian saja
dari jenis rasio aktivitas yang ada. Penggunaan rasio secara sebagian berarti bahwa perusahaan
hanya menggunakan beberapa jenis rasio saja yang memang dianggap perlu untuk diketahui
dan tergantung dari manajemen perusahaan. Umumnya rasio aktifitas mampu memperlihatkan
efektifitas perusahaan dengan maksimal.rasio aktivitas dapat berhubungan dengan jenis aset
diukur. Oleh karena itu, rasio aktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Rasio jangka pendek Rasio adalah aktivitas jangka pendek mengukur kapasitas
fungsionalAset lancar yang terdiri piutang serta persediaan dan memperoleh utang usaha dari
pemasok. Terdiri dari inventory turonver, receivable turonver, payable turonver, working
capital turnover.

2) (long-term activity), atau aktifitas jangka panjang merupakan kemampuan perusahaan


dalam mengukur penggunaan aset jangka panjang maupun aset keseluruhan Rasio aktivitas
jangka panjang yang terdapat dalam rasio ini adalah fixet aset turoner dan total aset turnover.

7
Berikut adalah jenis-jenis rasio aktivitas yang lazim digunakan dalam praktek untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dan mengoptimalkan aset yang
dimilikinya:5

1. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Perpetration)

Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari)
rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual. Rasio ini menunjukkan
kualitas persediaan barang dagang dan kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas
penjualan. Rasio ini menggambarkan seberapa cepat persediaan barang dagang berhasil dijual
kepada pelanggan.

Rasio perputaran persediaan dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (atau
harga pokok penjualan) dengan rata-rata persediaan. Tingkat penjualan dihitung sebesar harga
jual yang dibebankan kepada pelanggan (tunai maupun kredit), sedangkan harga pokok
penjualan dihitung sebesar harga beli dari pemasok atas barang yang dijual. Yang dimaksud
dengan rata-rata persediaan di sini adalah persediaan barang dagang awal tahun ditambah
persediaan barang dagang akhir tahun lalu dibagi dengan dua. Sedangkan lamanya rata-rata
persediaan barang dagang tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual dihitung sebagai hasil
bagi antara 365 hari (jumlah hari dalam setahun) dengan rasio perputaran persediaan. Semakin
tinggi rasio perputaran persediaan menunjukkan bahwa modal kerja yang tertanam dalam
persedian barang dagang semakin kecil dan hal ini berarti semakin baik bagi perusahaan.
Dikatakan semakin baik karena lamanya penjualan persediaan barang dagang semakin cepat,
atau dengan kata lain bahwa persediaan barang dagang dapat dijual dalam jangka waktu yang
relatif semakin singkat sehingga perusahaan tidak perlu terlalu lama menunggu dananyayang
tertanam dalam persediaan barang dagang untuk dapat dicairkan (“berputar" atau “berganti”)
menjadi uang kas. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka berarti
semakin likuid persediaan perusahaan.

Sebaliknya, semakin rendah rasio perputaran persediaan menunjukkan bahwa modal kerja
yang tertanam dalam persediaan barang dagang semakin besar (over investment) dan hal ini
berarti semakin tidak baik bagi perusahaan. Dikatakan semakin tidak baik karena lamanya
penjualan persediaan barang dagang semakin panjang, atau dengan kata lain bahwa persediaan

5
Alexander thian, analisis laporan keuangan, (2022. Yogyakarta:Andi Offset) hal 93

8
barang dagang tidak dapat dijual dalam jangka waktu singkat sehingga perusahaan butuh waktu
yang cukup lama menunggu dananya yang tersimpan dalam bentuk persediaan barang dagang
untuk dapat dicairkan menjadi uang kas. Dengan kata lain, semakin rendah rasio perputaran
persediaan maka berarti semakin banyak persediaan barang dagang yang menumpuk di gudang
karena lambannya penjualan persediaan, dan hal ini akan mengakibatkan tingkat pengembalian
investasi yang rendah. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
persediaan.

penjualan
Rasio Perpetration persediaan= rata−rata persediaan

2. PerputaranTotal Aset (Total Assets Turnover)


Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total
aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan, atau dengan kata lain untuk
mengukur berapa Jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai maupun
kredit) dengan rata-rata total aset. Yang dimaksud dengan rata-rata total aset adalah total aset
awal tahun ditambah total aset akhir tahun lalu dibagi dengan dua. Perpetration total aset yang
rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, di mana total aset yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan. Berikut adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio perputaran total aset.
penjualan
Rasio Perpetration total aset= total aset

3. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)


Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada
over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan
pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan
rata-rata piutang.Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai
penjualan kredit
receivable turn over = piutang

4.Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

9
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk
mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan
modal kerja rata-rata.

Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan
perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya
perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar Demikian pula sebaliknya
jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau
perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.Rumus yang digunakan untuk mencari
perputaran modal kerja adalah sebagai berikut.

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
perputaran modal kerja = 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

5.Fixed Assets Turn Over

Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk
mengukur apakah perusahlan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau
belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih
dengan aktiva tetap dalam suatu periode. Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over dapat
digunakan sebagai berikut:

penjualan
fixed asset turn over = total aktiva tetap

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rasio Aktivitas

1. Perputaran aktiva (Assets Turnover)


penjualan
Perputaran aktiva = total aset

2. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

penjualan kredit
perputaran piutang = piutang

3.Rata-rata hari pengumpulan piutang (Average Day Collection Period)


Piutang rata−rata
Average Day Collection Period= ×365
penjulan kredit

4.Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
perputaran modal kerja =
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Untuk mengaplikasikan rasio aktifitas berikut ini data laporan posisi keuangan Bank
Syariah Indonesia periode 2021-2022:
(Dalam jutaan rupiah)
Pos-pos 2022 2021
ASET
1. Kas 4,951,469 4,119,903
2. Penempatan pada Bank Indonesia 31,778,458 20,563,580
3. Penempatan pada bank lain 867,492 1,723,789
4. Tagihan spot dan forward 0 0
5. Surat berharga yang dimiliki 59,475,906 67,732,145
6. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji 0 0
dijual kembali (reverse repo)
481,403 161,495
7. Tagihan akseptasi
133,999,826 110,703,060
8. Piutang
124,284,807 101,181,900
a. Piutang murabahah
132 359
b. Piutang Istishna'
0 0
c. Piutang Multijasa
9,701,609 9,419,231
d. Piutang qardh
13,278 101,570
e. Piutang sewa
71,631,908 59,182,873
9. Pembiayaan bagi hasil
1,041,397 1,628,437
a. Mudharabah
70,590,511 57,554,436
b. Musyarakah
0 0
c. Lainnya
1,484,573 901,565
10. Pembiayaan sewa
0 0
11. Penyertaan Modal
9,229,410 7,512,701
12. Aset Keuangan Lainnya
9,229,410 7,512,701
13. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
0 0
14. Salam
0 0

12
15. Aset istishna' dalam penyelesaian Termin istishna' 0 0
16. Persediaan 4,861,000 3,438,405
17. Aset Tidak Berwujud 9,403 0
18. Aset Tetap dan Inventaris 0 0
19. Aset Nonproduktif 9,403 0
a. Properti Terbengkalai 9,403 0
b. Agunan Yang Diambil Alih 0 0
c. Rekening Tunda 0 0
d. Aset Antar Kantor 0 0
20. Aset lainnya 3,385,123 2,802,826
TOTAL ASET 305,727,438 265,289,081
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
1. Dana Simpanan Wadiah 66,012,257 57,247,890
a. Giro 21,797,852 21,090,695
b. Tabungan 44,214,405 36,157,195
2. Dana Investasi Non Profit Sharing 195,478,724 176,003,468
a. Giro 22,723,088 13,281,319
b. Tabungan 72,269,706 64,538,367
c. Deposito 100,485,930 98,183,782
3. Uang Elektronik 18 51
4. Liabilitas Kepada Bank Indonesia 0 0
5. Liabilitas Kepada Bank Lain 1,203,288 1,195,887
6. Liabilitas Spot dan Forward 0 0
7. Surat Berharga Yang Diterbitkan 3,450,000 1,375,000
8. Liabilitas Akseptasi 481,403 161,495
9. Pembiayaan Yang Diterima 778,375 0
10. Setoran Jaminan 20,755 22,672
11. Liabilitas Antar Kantor 0 0
12. Liabilitas Lainnya 4,797,008 4,268,684
13. Dana Investasi Profit Sharing 0 0

13
14. Kepentingan Minoritas (Minority Interest)
TOTAL LIABILITAS 272,221,828 240,275,147
EKUITAS
15. Modal disetor 23,064,630 20,564,654
a. Modal dasar 40,000,000 40,000,000
b. Modal yang belum disetor 16,935,370 19,435,346
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) 0 0
16. Tambahan modal disetor (3,929,100) (6,366,776)
a. Agio 3,381,491 943,815
b. Disagio -/- 7,310,591 7,310,591
C. Modal sumbangan. 0 0
d. Dana setoran modal 0 0
e. Lainnya 0 0
17. Penghasilan komprehensif lain 657,957 607,064
a. Keuntungan 713,434 607,064
b. Kerugian -/- 55,477 0
18. Cadangan 1,384,677 779,036
a. Cadangan umum 1,384,677 779,036
b. Cadangan tujuan 0 0
19. Laba/rugi 12,327,442 9,429,956
a. Tahun-tahun lalu 8,824,315 6,401,751
b. Tahun berjalan 4,260,182 3,028,205
C. Dividen Yang Dibayarkan -/- 757,051 0
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN 33,505,610 25,013,934
KEPADA PEMILIK
TOTAL EKUITAS 33,505,610 25,013,934
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 305,727,438 265,289,081

Selanjutnya untuk mengaplikasikan rasio aktifitas berikut ini laporan laba rugi Bank
Syariah Indonesia tahun 2021 dan 2022:

14
Pos-pos 2022 2022
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Operasional dari Penyaluran Dana
1. Pendapatan dari Penyaluran Dana 20,466,789 18,608,022
a. Pendapatan dari piutang 12,231,584 11,082,146
1. Murabahah 11,354,171 10,246,278
ii. Istishna' 332 215
iii. Multijasa 0 0
iv. Ujrah
877,081 835,653
v. Lainnya
0 0
b. Pendapatan dari Bagi Hasil
4,864,416 4,464,275
1. Mudharabah
142,193 221,513
ii. Musyarakah
4,722,223 4,242,762
iii. Lainnya
0 0
c. Pendapatan Sewa
122,257 87,132
d. Lainnya
3,248,532 2,974,469
2. Bagi Hasil untuk pemilik dana investasi -/-
4,032,180 4,378,807
a. Non-profit sharing
b. Profit sharing 4,032,180 4,378,807

3. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil 16,434,609 14,229,215

B. Pendapatan dan Beban Operasional selain dari Penyaluran


Dana
1. Keuntungan/kerugian dari peningkatan/penurunan nilai
(338) 2
wajar aset keuangan
2. Keuntungan/kerugian dari penurunan/peningkatan nilai
wajar liabilitas keuangan 0 0
3. Keuntungan/kerugian penjualan aset keuangan 114,642 89,773
4. Keuntungan/kerugian transaksi spot dan forward (realised) 35,588 38,313
5. Keuntungan/kerugian dari penyertaan dengan equity 0 0
method
(12,846)
6. Keuntungan/kerugian penjabaran transaksi valuta asing
42,934 0
7. Pendapatan bank selaku mudharib dalam mudharabah
muqayyadah 0 0

15
8. Dividen 0 0
9. Komisi/provisi/fee dan administrasi 1,533,490 1,281,767
10. Pendapatan lainnya 1,222,846 935,856
11. Beban bonus wadiah -/- 11,169 120,238
12. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) -/- 3,787,818 3,748,306
13. Kerugian terkait risiko operasional -/- 34,499 39,188
14. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (nonkeuangan) -/- 139,335 19,349
15. Beban tenaga kerja -/- 4,849,593 4,409,123
16. Beban promosi -/- 518,032 283,417
17. Beban lainnya -/- 4,395,650 3,849,952
Pendapatan/Beban Operasional Lainnya Bersih (10,786,934) (10,136,708)
LABA/RUGI OPERASIONAL 5,647,675 4,092,507
PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL
1. Keuntungan/kerugian penjualan aset tetap dan inventaris 0
2. Pendapatan/beban non operasional lainnya (132,872) (61,667)
LABA/RUGI NON OPERASIONAL (132,872) (70,316)
LABA/RUGI TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK 5,514,803 (131,983)
Pajak penghasilan 3,960,524
a. Taksiran pajak tahun berjalan -/- 1,520,681 1,282,595
b. Pendapatan/beban pajak tangguhan 266,060 350,276
LABA/RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN 4,260,182 3,028,205
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
1. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 128,633 170,181
a. Keuntungan yang berasal dari revaluasi aset tetap 0 119,719
b. Keuntungan/kerugian yang berasal dari pengukuran 128,633 50,462
kembali atas program pensiun manfaat pasti
(77,740) 0
c. Lainnya
0 19,410
2. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
(77,740) 0
a. Keuntungan/kerugian yang berasal dari penyesuaian akibat
penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 0 19,410

b. Keuntungan/kerugian yang berasal dari peningkatan nilai 50,893 0


wajar (MTM) aset keuangan instrumen ekuitas yang diukur 4,311,075 189,591
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lainnya

16
c. Lainnya 0 0
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN 50,893 189,591
BERJALAN SETELAH PAJAK
TOTAL LABA/RUGI KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 4,260,182 3,217,796

Laba (rugi) bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan


kepada:
PEMILIK 4,260,182 3,028,205
KEPENTINGAN NON PENGENDALI
TOTAL LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN 4,260,182 3,028,205
Total Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan yang dapat
diatribusikan kepada:
4,311,075 3,217,796
PEMILIK
KEPENTINGAN NON PENGENDALI
3,217,796
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN 4,311,075
BERJALAN
DIVIDEN 0
0
LABA BERSIH PER SAHAM (dalam satuan rupiah) 73.69
103.64

B. Analisis kinerja keungan dengan menggunakan rasio likuiditas

Perhitungan kinerja keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas pad PT. Bank
Syariah Indonesia tahun 2021-2022. Untuk mengukur rasio ini dapat menggnakan rasio-rasio
aktifitas berikut ini:
1. Perputaran aktiva (Assets Turnover)
Komponen laporan keuangan 2021 2022
Penjualan/pendapatan 18,608,022 20,466,789
Total aktiva 265,289,081 305,727,438

Untuk tahun 2021


18,608,022
Perputaran aktiva = 265,289,081 =0.1 kali

17
Untuk tahun 2022
20,466,789
Perputaran aktiva = 305,727,438 =0.1 kali

2. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Komponen laporan keuangan 2021 2022


Penjualan kredit 11,082,146 12,231,584
piutang 110,703,060 133,999,826

Untuk tahun 2021

11,082,146
perputaran piutang = 110,703,060=0.1 kali

Untuk tahun2022

12,231,584
perputaran piutang = 133,999,826= 0.1 kali

3. Rata-rata hari pengumpulan piutang (Average Day Collection Period)


Komponen laporan keuangan 2021 2022
Penjualan kredit 11,082,146 12,231,584
piutang 110,703,060 133,999,826

untuk tahun 2021


365
Average Day Collection Period= =3600
0.1

Untuk tahun 2022


365
Average Day Collection Period= =3600
0.1

18
4. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Komponen laporan keuangan 2021 2022


Penjualan bersih/pendapatan 18,608,022 20,466,789
Total aktiva lancar 268,526,815 309,532,035
Modal kerja rata-rata 249,918,739 289,056,246
Untuk tahun 2021

18,608,022
perputaran modal kerja = 249,918,739 = 0.1

Untuk tahun 2022


20,466,789
perputaran modal kerja = 289,056,246 =0.1

19
BAB V

KESIMPULAN

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
Perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas
perusahaan secara maksimal. Beberapa tujuan dan manfaat dari rasio aktivitas diantaranya
untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode, Untuk menghitung hari
rata-rata penagihan piutang, Untuk menghitung berapa hari rata-rata sedian tersimpan dalam
Gudang dan lainnya. Didalam rasio aktivitas terdapat jangka pendek dan jangka panjang,
dimana jangka pendek seperti inventory turnover, receivable turnover, payable turnover dan
working capital trurnover. Jangka panjang seperti fixed asset turnover dan total asset turnover.
Berikut ini analisis laporan keuangan Bank Syariah Indonesia dengan menggunakan
rasio aktifitas:
1. Perputaran aktiva (Assets Turnover) Artinya perputaran aktiva untuk tahun 2021
dan 2022 Bank Syariah Indonesia hanya menghasilkan sekitar Rp.0,1 penjualan
bersih dari setiap Rp1 aset yang dimilikinya. Ini bisa menunjukkan bahwa bank
syariah indonesia mungkin tidak seefisien dalam memanfaatkan asetnya.
2. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over), Untuk perputaran piutang untuk tahun
2021 dan 2021 bank syariah Indonesia adalah 0,1 kali artinya bank syariah
indonesia mengumpulkan seluruh saldo piutangnya sekitar 0,1 dalam satu tahun.
Ini menunjukkan bank syariah Indonesia belum efektif dalam penagihan
piutangnya,

3. Rata-rata hari pengumpulan piutang (Average Day Collection Period) untuk tahun
2021 dan 2022 bank syariah indonesia membutuhkan rata-rata 360 hari untuk
mengumpulkan piutangnya setelah pemberian piutang dilakukan. Ini menunjukan
bahwa bank syariah Indonesia kurang efektif dalam pengelolaan piutangnya.
4. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) untuk perputaran modal
kerja bank syariah indonesia tahun 2021 dan 2022 sebanyak 0.1 kali. Artinya setiap
Rp1.00 modal kerja dapat menghasilkan Rp0.1 penjualan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2019. Analisis laporan keuangan, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Alexander thian. 2022. Analisis laporan keuangan. Yogyakarta:Andi Offset.

Rina dkk. Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Indofood Sukses
Makmur Tbk Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal Brand. Volume
1.no 2

Ferdi Rotman.2022. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahan Pada
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2016-2020. Skripsi. Bengkalis: Politeknik Negeri Bengkalis.

Agus Wahyudi. 2022. Analisis Rasio Aktivitas Dan Rasio Profitabilitas Dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Pada Pt. Garuda Madju Cipta Medan. Skripsi. Medan: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara Medan).

Rosi Aidila. 2022. nalisis Laporan Keuangan untuk Mengukur Kinerja Kuangan PT Astra
Internasional TBK Jurnal Studi Ekonomi Syariah Volume 6.

Marlina Widiyanti. 2014. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktifitas Dan
Rasio Profitabilitas Pada Pt. Holcim Indonesia, Tbk Dan Pt. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan No.1

Sarlince Sandy. 2022. Analisis Efektivitas Kinerja Keuangan Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia
Tbk Dan Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Periode 2016-2020. Jurnal Inspirasi Ekonomi.
Vol. 4 No. 1

Qanitah Salsabila Dkk. 2022. Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt.
Pln (Persero) Up3 Makassar Selatan. Majalah Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 18, No. 2

Neneng Astuti. Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Aktivitas Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Saat Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (Bsi)
Jurnal Riset Manajemen Universitas Islam Malang.

Noviyanti Dan Herman. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Rasio Aktivitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, Volume 3 No. 1

Fauziyah, Himmiyatul. 2022. Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas, Dan


Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Management Risiko Dan
Keuangan. Volume 1 No 4

21

Anda mungkin juga menyukai