Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEUANGAN LANJUTAN

RASIO AKTIVITAS DAN RENTABILITAS

Dosen Pengampu : APOLINARIS S. AWOTKAY, SE., MM

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nurhalisa 202161201094

Habisti 202161201066

Dwi Irawan 202161201105

Elsa Dwi Saputri 202161201110

Ardiansah Hariyawan 202261201034

Dwiki Setiawan 202261201035

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas segala
curahan dan kasih sayang-nya, nikmat, petunjuk, dan hidayah-nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas
yang harus diselesaikan sebagai mahasiswa yang memprogram mata kuliah “
Keuangan Lanjutan” diharapkan dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta
memahami hal-hal tentang Keuangan lanjutan, segala kritikan dan saran sangat
dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah ini, sehingga akan lahir
makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Serta ucapan terima kasih
kepada Bapak APOLINARIS S. AWOTKAY, SE., MM sebagai dosen yang telah
membimbing kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya, dan juga penulis pada khususnya.

Merauke, 28 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

A. Latar Belakang ..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah .....................................................................................4

C. Tujuan ........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

A. Pengertian Rasio Aktivitas ........................................................................6

B. Jenis-Jenis Rasio Aktivitas ........................................................................7

C. Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas ......................................................13

D. Pengertian Rasio Rentabilitas ..................................................................15

E. Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas .................................................................15

F. Cara Menghitung Rasio Rentabilitas .......................................................16

BAB III PENUTUP ...............................................................................................19

A. Kesimpulan ..............................................................................................19

B. Saran ........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................21


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan keuangan ialah salah satu permasalahan yang sangat vital untuk
industri dalam pertumbuhan bisnis disemua industri. Salah satu tujuan utama
didirikannya Industri untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Tetapi sukses
tidaknya Industri dalam mencari keuntungan serta mempertahankan
perusahaannya bergantung pada manajemen keuangan. Oleh karena itu, kinerja
keuangan ialah perihal yang berarti untuk tiap industri didalam persaingan bisnis
untuk mempertahankan perusahaannya. Industri butuh melaksanakan analisis
laporan keuangan sebab laporan keuangan digunakan untuk memperhitungkan
kinerja Industri, serta digunakan untuk menyamakan keadaan perusahaan dari
tahun sebelumnya dengan tahun kedepannya saat ini apakah Industri tersebut
bertambah ataupun tidak sehingga Industri memikirkan keputusan yang hendak
diambil untuk tahun yang hendak tiba dimana kecocokannya dengan kinerja
perusahaan.

Analisis laporan keuangan memakai perhitungan rasio-rasio supaya bisa


mengevaluasi kondisi finansial Industri pada waktu kemudian, saat ini, serta masa
yang akan datang. Salah satu rasio yang digunakan merupakan rasio kegiatan
yang digunakan untuk mengenali seberapa efisien Industri dalam menggunakan
seluruh sumber energi yang terdapat padanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Rasio Aktivitas ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Rasio Aktivitas ?
3. Apa Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas ?
4. Apa Pengertian Rasio Rentabilitas ?
5. Apa Saja Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas ?
6. Bagaimana Cara Menghitung Rasio Rentabilitas ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Rasio Aktivitas.
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Rasio Aktvitas
3. Untuk Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Rasio Rentabilitas.
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas.
6. Untuk Mengetahui Cara Menghitung Rasio Rentabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Aktivitas


Rasio dapat dipahami sebagai perbandingan suatu angka tertentu pada suatu
akun terhadap angka dari akun lainnya. Analisa rasio sering digunakan oleh
manajer, analisis kredit, analisis saham. Analisis rasio bermanfaat karena
membandingkan suatu angka secara relatif, sehingga bisa menghindari kesalahan
penafsir pada angka mutlak yang ada di dalam laporan keuangan. itulah dilihat
perbandingan dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya
itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. (Murhadi, 2013; 56)

Rasio Aktivitas ( activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur seberapa efisien industri dalam menggunakan seluruh sumber energi
yang dimilikinya. Efesiensi yang dicoba misalnya di bidang penjualan, penagihan
piutang serta efesiensi di bidang yang lain.

Menurut Fahmi (2013:132), rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan


sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya
guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini dilakukan
secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.

Sedangkan menurut Hanafi (2009:76), rasio aktivitas adalah rasio yang


melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan
yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.

Menurut Kasmir (2018 : 172), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola asset-assetnya.
Rasio aktivitas adalah besaran metrik keuangan yang menunjukkan seberapa
efisien perusahaan memanfaatkan aset dalam neraca. Utamanya untuk
menghasilkan pendapatan dan keuntungan.

Dengan demikian, dapat dikatakan, rasio aktivitas adalah konsep pengelolaan


keuangan mendasar dalam bisnis. Perhitungan rasio ini berguna dalam mengukur
efektivitas keuangan perusahaan secara keseluruhan.

B. Jenis-Jenis Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan
terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung
dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio aktvitas
yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
pihak manajemen perusahaan tersebut. Secara umum apabila seluruh rasio
aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas
perusahaaan secara maksimal, jika dibandingkan dengan penggunaan hanya
sebagian saja. Berikut ini beberapa jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai
berikut :

1. Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa


lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan
bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah
(dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi
perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah dan over
investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang
memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksessan penagihan
piutang.

Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit
dengan rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut :

Penjualan Kredit
Receivable turn over =
Rata − rata Piutang

5.950
Tahun 2005 = = 11,81 kali (12)
550

5.550
Tahun 2006 = = 15,41 kali (15,5)
360

Artinya perputaran piutang untuk tahun 2005 adalah 12 kali dibandingkan


dengan pejualan dan perputaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali
dibandingkan penjualan. Jika rata-rata industry untuk perputaran piutang adalah
15 kali, maka untuk tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang
dilakukan manjeman dianggap tidak berhasil, namun untuk tahun 2006 dianggap
berhasil karena melebih angka rata-rata industry.

2. Perputaran persediaan (Inventory TurnOver)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam 1 periode. Rasio
ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan. Rasio perputaran persediaan
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan
indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan. Dapat pula diartikan bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam 1 tahun. Semakin
kecil rasio ini semakin jelek, demikian pula sebaliknya. Turunan dari perputaran
sediaan adalah jumlah hari untuk menjual sediaan (days to sell inventory). Cara
menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara yaitu:

• Membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai


sediaan,

• Membandingkan antara penjualan nilai sediaan.


Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja
secara efesien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila
perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau
tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan
mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.

Rumusan untuk mencari inventoryturn over yaitu:

Penjualan
Inventory turn over =
Sediaan

Untuk 2005

5.90
Inventory turn over = = 23,8 kali (24 kali)
250

Rasio ini menujukan 24 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industry untuk Inventory turn over adalah 20 kali, berarti
Inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumalah
yang berlebihan (tidak produktif).

3. Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over)

Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan,
seperti modal kerja bersih, yang merupakan selisih antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi
sehari-hari perusahaan, diharapkan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali
dalam jangka waktu yang relatif pendek (Raissa, 2012). Umumnya, aktiva lancar
terdiri dari kas bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (giro, cek,
deposito), piutang dagang dan persediaan dengan tingkat perputarannya maksimal
satu tahun (Sundaja, et.al., 2012).

Beberapa faktor yang memengaruhi modal kerja adalah investasi perusahaan


pada aktiva lancar, proporsi hutang jangka pendek, tingkat investasi pada tiap
jenis aktiva lancar, sumber dana yang spesifik, dan komposisi utang lancar yang
harus dipertahankan.
Sedangkan Perputaran Modal Kerja Merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja perusahaan berputar selama suatu
periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini kita perlu
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja
rata-rata. Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat
diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan
karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu
besar.

Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin


mdisebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo
kas yang terlalu kecil.

Rumus:

Penjuakan Bersih
Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja

5.950
Tahun 2005 = = 3,62 kali (3,7)
1.640

5.550
Tahun 2006 = = 4,14 kali (4,2)
1.340

Terlihat dari kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun
2006. Hali ini menujukan ada kemajuan yang diperoleh manajeman. Namun jika
rata-rata industry untuk perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan perusahaan,
untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata
industri.

4. Perputaran Aktiva tetap (Fixed asset turn over)

Perputaran Aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bebrapa


kali dana yang ditannamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau
dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan
kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya
adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu
periode.

Penjualan
Fixed asse turn over =
Total Aktiva Tetap

Untuk tahun 2005

5.950
Fixed asse turn over = = 2,479 Kali (2,5)
2.400

Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya seitap Rp. 1,00
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.

Untuk tahun 2006

5.550
Fixed asse turn over = = 2,176 Kali (2,2)
2.550

Perputaran aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap Rp. 1,00
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan. Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun
2006. Lebih lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset
turn over, yaitu 5 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan
kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.

5. Perputaran aktiva (Total Assets turn over)

Total Assets Turn Over merupakan perputaran total aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
aset, Hery (2016).
Sedangkan Sawir (2018) mengemukakan bahwa rasio ini merupakan ukuran
sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatannya atau
menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam
menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu trend yang
cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi
penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat laba.

Total Assets Turnover merupakan rasio antara penjualan (bersih) terhadap total
asset yang digunakan oleh operasional perusahaan. Rasio ini menunjukkan
kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan total penjualan bersih.
Semakin tinggi rasio total asset turnover menunjukkan semakin efektif perusahaan
dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan total penjualan bersih
(Witjaksono et al., 2012).

Penjualan
Total Assets turn over =
Total Aktiva

Untuk tahun 2005

5.950
Total Assets turn over = = 1,416 Kali (1,42)
4.200

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan.

Untuk tahun 2006

5.550
Total Assets turn over = = 1,387 Kali (1,4)
4.000

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan. Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun
2006. Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk asset. Total
Assets turn over yaitu 2 kali, berarti perusahaan diharapkan meningkatkan lagi
penjualanya atau menggurangi sebagian aktivitas yang kurang produktif.
Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi
perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila perusahaan menghasilkan
penjualan penjualan yang sama dengan ast lebih sedikit berarti perusahaan
tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah.
Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya, semakin sedikit aset
yang diperlukan.

Dengan demikian pada akhirnya apabila asset yang digunakan lebih sedikit,
maka biaya atas penggunaan asset akan semakin sedikit dan seterusnya
profitabilitas akan meningkat.

C. Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas


Tujuan dasar perusahaan menggunakan rasio aktivitas adalah untuk melihat
histori perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Namun, ada kalanya
perhitungan ini digunakan dalam pembandingan dua bisnis yang berjalan pada
industri yang sama. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana perusahaan mungkin
bertahan di antara kompetitor.

Dalam praktiknya rasio aktivitas yang digunakan perusahaan memiliki


beberapa tujuan yang hendak dicapai. Rasio aktivitas juga memberikan banyak
manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, untuk
masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Berikut ini adalah beberapa
tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas antara
lain:

a. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode
b. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable),
dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari)
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
c. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over).
e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
f. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan
dengan penjualan.

Manfaat yang dapat ambil dari rasio aktivitas, yaitu :

1. Dalam bidang piutang.


a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang
mampu ditagih selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat
mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Dengan demikian, dapat diketahui efektif atau
tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan
piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui
jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
2. Dalam bidang sediaan

Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.


Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industri.
Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran
rasio beberapa periode yang lalu.

3. Dalam bidang modal kerja dan penjualan

Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal
kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjualan yang
dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang aktiva dan penjualan


a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan
dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

D. Pengertian Rasio Rentabilitas


Rasio rentabilitas adalah perhitungan yang umum digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada jangka waktu tertentu.

Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat dengan
perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan merupakan
gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Tidak hanya itu, pengertian
rentabilitas adalah perbandingan yang juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menentukan apakah suatu perusahaan memenuhi kebutuhan finansialnya,
baik menggunakan dukungan modal asing secara kredit atau sendiri.

Dalam perhitungannya sendiri, digunakan rumus rentabilitas ekonomi yaitu :

L/M

L = Laba yang dihasilkan

M = Modal yang dikeluarkan untuk mengahsilkan laba

Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat dengan
perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan merupakan
gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Tidak hanya itu, pengertian
rentabilitas adalah perbandingan yang juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menentukan apakah suatu perusahaan memenuhi kebutuhan finansialnya,
baik menggunakan dukungan modal asing secara kredit atau sendiri.

E. Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas


Karena rentabilitas adalah rasio yang penting untuk melakukan performa
bisnis dan kesehatan finansial, maka harus mengenali jenis-jenis rasio rentabilitas.
Adapun, dua jenis rentabilitas adalah sebagai berikut :
1. Rentabilitas Ekonomi

Jenis pertama adalah rentabilitas ekonomi, merupakan sebuah kemampuan


perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang berasal dari
modal asing maupun modal pribadi.

Rumus Rasio Rentabilitas Ekonomi = Laba/Modal × 100%

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Jenis kedua adalah rentabilitas modal sendiri, merupakan sebuah kemampuan


perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang modalnya berasal
dari keuangan milik pribadi.

F. Cara Menghitung Rasio Rentabilitas


Berikut ini adalah beberapa cara menghitung rasio rentabilitas :

1. Profit Margin

Rumus:
Profit margin = (total penjualan – harga pokok penjualan) : total penjualan

Jenis rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan dapat memperoleh


laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hasil perhitungan ini biasanya
ditampilkan pada baris terakhir laporan laba rugi.

2. Gross Profit Margin

Rumus :
Gross Profit Margin = Laba kotor / pendapatan penjualan

Gross profit margin disebut juga margin laba kotor, merupakan


perbandingan pendapatan laba kotor perusahaan dalam periode tertentu
dibandingkan dengan tingkat penjualan dalam periode yang sama. Ini adalah cara
untuk mencari tahu jumlah laba kotor yang diperoleh perusahaan sebelum
dikurangi biaya operasional dan produksi. Jika semakin besar rasionya, maka
semakin besar pula laba yang bisa didapatkan perusahaan.
3. Net Profit Margin

Rumus :

Net profit margin = Laba bersih setelah pajak / penjualan bersih

Net profit margin disebut juga laba bersih atau kebalikan dengan gross profit
margin, ini adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba bersih
perusahaan usai dikurangi berbagai macam biaya. Rasio ini ditentukan dengan
membandingkan laba bersih dengan efisiensi semua kegiatan seperti keuangan,
administrasi, produksi, dan administrasi pajak.

Oleh karena itu, margin laba bersih yang lebih tinggi berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba juga cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, jika
rasio ini rendah, penjualan mungkin rendah untuk biaya tertentu atau perusahaan
mungkin kewalahan dengan jumlah penjualan.

Net profit margin juga digunakan untuk mengukur efisiensi manajemen dalam
mengelola perusahaan. Selain juga digunakan investor guna memperkirakan
profitabilitas pada masa depan.

4. Return on Investment (ROI)

Rumus :
ROI = (total penjualan – investasi) / investasi x 100%

Return on Investment (ROI) Ini merupakan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya guna menutup biaya yang
dikeluarkan ketika investasi. Laba yang dipakai untuk menutup biaya investasi
merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak. Jenis ini dapat digunakan untuk
memeriksa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak.

ROI juga sangat penting untuk mengetahui apakah instansi bisa menutupi
investasi yang telah dilakukan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat rasio ini,
semakin baik kinerja perusahaan.

5. Return on Assets (ROA)

Rumus:
ROA = Laba setelah pajak / total asset

ROA sering disebut rentabilitas ekonomi, yaitu kemampuan perusahaan


menghasilkan untung dengan mengandalkan semua aktiva yang dipunyai.

Laba yang dipakai untuk menutup aset merupakan laba sebelum terkena bunga
bank dan pajak, biasa disebut Earning Before Interest and Taxes (EBIT).

6. Return on equity (ROE)

Rumus:

ROE = Laba Bersih setelah Pajak / Ekuitas x 100%

Besaran ROE sama dengan tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham,


berhubungan dengan persentase laba bersih perusahaan. ROE perusahaan bisa
digunakan oleh investor untuk menentukan bisnis tersebut bisa menghasilkan
keuntungan secara terus-menerus atau tidak.

7. Margin EBITDA
EBITDA adalah Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and
Amortization atau dalam Bahasa Indonesia Laba Sebelum Bunga, Pajak,
Penyusutan, dan Amortisasi. Ini merupakan pendapatan perusahaan sebelum
dikurangi berbagai hal tersebut.

Perhitungan EBITDA sering digunakan sebagai pengganti pendapatan


keuntungan bersih dan ukuran kinerja perusahaan yang lebih tepat, hal ini karena
EBITDA menunjukkan rentabilitas perusahaan sebelum pemotongan keuangan
dan akuntansi.

8. Margin Arus Kas

Dalam rasio ini, ada gambaran hubungan penjualan yang dihasilkan dengan
arus kas operasi. Di sini dilihat cara perusahaan mengubah penjualan menjadi
uang tunai.

Perusahaan yang punya arus kas tidak memadai, bisa memilih meminjam uang
atau mengumpulkan uang dari investor untuk melanjutkan operasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Rasio Aktivitas ( activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa efisien industri dalam menggunakan seluruh sumber
energi yang dimilikinya. Efesiensi yang dicoba misalnya di bidang
penjualan, penagihan piutang serta efesiensi di bidang yang lain. Dengan
demikian, dapat dikatakan, rasio aktivitas adalah konsep pengelolaan
keuangan mendasar dalam bisnis.
2. Adapun Jenis-jenis Rasio Aktivitas yaitu Perputaran Piutang (Account
Receivable Turn Over), Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over),
Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja) Rasio
Perputaran Aktiva Tetap (fixedassets turnover), Total Assets Turn Over
(perputaran aktiva)
3. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas yaitu , Pertama untuk mengukur
seberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode, Kedua
untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of
receivable),dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa
hari)piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih, Ketiga untuk
menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang,
Keempat untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal
kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat
dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn
over), Kelima untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode, dan yang Keenam untuk
mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.
4. Rasio rentabilitas adalah perhitungan yang umum digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada jangka
waktu tertentu. Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat
dengan perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan
merupakan gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Perhitungan
rasio ini berguna dalam mengukur efektivitas keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
5. Adapun jenis-jenis rasio rentabilitas pertama adalah rentabilitas ekonomi,
merupakan sebuah kemampuan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan atau laba yang berasal dari modal asing Rentabilitas Modal
sendiri jenis kedua adalah rentabilitas modal sendiri, merupakan sebuah
kemampuan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan atau laba
yang modalnya berasal dari keuangan milik pribadi, modal pribadi.
6. Ada beberapa cara untuk menghitung rasio rentabilitas yaitu, Profit
Margin, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment
(ROI), Return on Assets (ROA), Return on equity (ROE), Margin
EBITDA dan Margin Arus Kas

B. Saran
Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan
lebih lanjut. Tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk
pembelajaran dan memahami berbagai pemahaman mengenai Rasio Aktivitas Dan
Rasio Rentabilitas serta dapat memberikan wawasan atau pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Dita. (2023). Analisis Rasio Keuangan. Repositiry STEI, 11-13.

NISP, R. O. (2022). Rasio Rentabilitas Adalah: Defenisi, Jenis & Cara Hitungnya.
Rasio Rentabilitas Adalah: Defenisi, Jenis & Cara Hitungnya.

university, S. (2022, September 25). Rasio Rentabilitas : Arti, Jenis, Manfaat &
Cara Menghitung. Retrieved from sampoernauniversity:
https://www.sampoernauniversity.ac.id

Anda mungkin juga menyukai