RASIO MANAGEMENT
Alhamdulillah, tiada ucapan yang paling bermakna selain puji dan syukur
kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta beribu-
ribu nikmat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, maka nikmat Allah
yang mana lagi yang kita dustakan? Sungguh karena adanya nikmat itulah kita
dapat hidup dalam keadaan sehat wal’afiat hingga saat ini.
Tak lupa pula kita sanjung sajikan shalawat beriring salam kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari alam kebodohan menuju
alam yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan. Dengan rahmat dan izin Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun berdasarkan realita dan
fakta yang terjadi di kancah dunia saat ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan manajemen keuangan bisnis, terdapat banyak rasio yang
digunakan. Hal ini untuk memastikan perencanaan keuangan dan realisasi bisnis dapat
berjalan dengan optimal.
Untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan aset diperlukan
rasio keuangan, salah satu caranya dengan menggunakan rasio aktivitas (activity ratio).
Rasio aktivitas mempunyai istilah lain, yaitu rasio manajemen aset (asset management
ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio), rasio utilitas (utilization ratio), dan rasio
perputaran (turnover ratio).
Pada dasarnya rasio aktivitas merupakan alat untuk mengukur efisiensi bisnis suatu
perusahaan dalam mengubah asetnya menjadi penjualan.
Nilai yang diperoleh dari rasio aktivitas ini akan menunjukkan apakah suatu
perusahaan mampu membalikkan asetnya menjadi penjualan dan menghasilkan kas.
Jenis rasio aktivitas yang yang paling populer adalah rasio perputaran persediaan
dan rasio perputaran total aset. Disarankan untuk menganalisis dan membandingkan
setiap rasio dengan bisnis lain di industri yang sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu rasio management ?
2. Apa definisi rasio management ?
3. Bagaimana rumus dari rasio management ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
C. Pengertian Rasio management
Dalam menjalankan manajemen keuangan bisnis, terdapat banyak rasio
yang digunakan. Hal ini untuk memastikan perencanaan keuangan dan realisasi
bisnis dapat berjalan dengan optimal.
Untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan aset
diperlukan rasio keuangan, salah satu caranya dengan menggunakan rasio
aktivitas (activity ratio). Rasio aktivitas mempunyai istilah lain, yaitu rasio
manajemen aset (asset management ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio),
rasio utilitas (utilization ratio), dan rasio perputaran (turnover ratio).
Pada dasarnya rasio keuangan yang utama terbagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Rasio Leverage
2. Rasio Profitabilitas
3. Rasio Nilai Pasar
4. Rasio Likuiditas
5. Rasio Aktivitas
2
D. Jenis dan Rumus Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini terbagi menjadi beberapa jenis yang perlu kamu ketahui.
Setiap jenis rasio aktivitas juga memiliki rumus untuk menghitungnya. Cara
menghitung rasio aktivitas relatif mudah. Kamu tinggal membagi akun di laporan
laba rugi dengan akun neraca keuangan. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai
jenis dan rumus rasio aktivitas.
Rumus rasio aktivitas ini adalah penjualan bersih (HPP) dibagi dengan total aset
rata-rata.
Bisa disimpulkan bahwa nilai rasio yang tinggi menunjukkan aktivitas perusahaan
yang semakin baik. Hal ini karena perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak
penjualan dengan beberapa tingkat aset tertentu, begitu juga sebaliknya.
Perusahaan akan beroperasi di luar kapasitasnya bila nilai rasio yang dihasilkan
terlalu tinggi. Maka dari itu, untuk mendukung penjualan, perusahaan perlu
berinvestasi aset modal, seperti pabrik, properti, serta peralatan.
3
Rumus Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle Ratio)
Periode Konversi Persediaan + Periode Konversi Piutang – Periode Konversi
Hutang
Kreditor 750.000
Penjelasan:
= 500.000 : 250.000
=2
4
5. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Jenis rasio aktivitas ini untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan dalam
mengelola persediaan yang dapat dilihat dari kesuksesannya mengkonversi
penjualan dalam satu tahun.
Untuk menghitungnya kira memerlukan dua akun, yaitu harga pokok penjualan
(Cost of Goods Sold atau COGS) dan persediaan. Kamu dapat menemukan kedua
akun tersebut di laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya, bagilah COGS dengan
rata-rata persediaan dalam dua tahun terakhir.
Beda halnya dengan nilai rasio yang rendah akan menunjukkan perusahaan tidak
dapat menjual barangnya dengan cepat. Akibatnya, beban perusahaan meningkat
karena persediaan menumpuk di gudang untuk waktu yang lama.
5
Penjelasan:
= 480.000
Persediaan rata-rata
= (50.000 + 60.000) : 2
= 55.000
= 480.000 ÷ 55.000
= 8,73
Hasil nilai rasio yang tinggi menunjukkan kebijakan kredit dan penagihan di posisi
yang baik, begitu juga sebaliknya.
6
Debitur awal 64.000
Penjelasan:
Debitur Rata-rata
= (64.000 + 72.000) : 2
= 68.000
= 800.000 : 68.000
= 11,76
Nilai rasio yang rendah dapat diartikan bahwa perusahaan akan lebih lama
membayar kreditor. Alasannya bisa dikarenakan perusahaan menggunakan
uangnya untuk keperluan lain sebelum melakukan pembayaran ke kreditur.
7
8. Days Payable Outstanding (DPO)
Penggunaan Days Payable Outstanding (DPO) untuk melihat berapa hari (rata-
rata) perusahaan dapat membayar kreditornya.
Hasil dari perhitungan DPO yang rendah dapat diartikan bahwa perusahaan cepat
membayar krediturnya, begitu juga sebaliknya.
Nilai rasio DSO yang rendah akan menunjukkan pengumpulan uang yang cepat dari
pelanggan. Misalnya, hasil rasio DSO sebesar 60. Maka, perusahaan membutuhkan
waktu 60 hari untuk menagih pembayaran dari para pelanggannya.
8
E. Manfaat Rasio Aktivitas
Selain tujuan yang akan dicapai perusahaan, penggunaan rasio aktivitas ini juga
memiliki manfaat, sebagai berikut:
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harta kekayaan merupakan alat/ modal investasi bukan untuk ditimbun. Pada
hari Akhir Allah akan meminta pertanggungjawaban dari manusia tentang harta;
dari mana ia diperoleh, bagaimana pengelolaannya dan untuk apa ia
didistribusikannya. Lembaga keuangan Syariah sudah sepatutnya menjaga amanah
Allah tersebut dengan memperlakukan harta sesuai dengan aturan Islam, karena
tujuan hidup seorang mukmin adalah mencapai falah (keuntungan di dunia dan
keuntungan di akhirat) bukan keuntungan duniawi semata. Seorang mukmin harus
mampu menghindari transaksi ribawi meskipun godaan profit di pasar keuangan
sangat menggiurkan. Menurut hemat penulis, umat Islam bisa terhindar dari unsur-
unusr transaksi ribawi ketika mereka kembali pada sistem baitul mal yang
menggalakkan ziswaf sebagai sumber kekuatan ekonomi, dan meminimalisir
budaya pembiayaan kredit. Dan akhirnya umat mukmin Indonesia harus selalu
mewaspadai perilaku ribawi demi tercapainya cinta Ilahi.
B. Saran
Mari sama sama kita berjuang agar bank syariah di indonesia makin jujur dalam
pelayanan dan tidak menerapkan riba sepenuhnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Soemitra, Andri. 2009. Bank Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/perbedaan-murabahah-al-bai-
bitsaman-ajil.html
https://media.neliti.com/media/publications/58602-ID-celah-riba-pada-
perbankan-syariah-serta.pdf