DOSEN PENGAMPU
SUSFA YETTI
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS JAMBI
PRODI S1 AKUNTANSI
2018/2019
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................ii
BAB Pendahuluan....................................................................................
A. Latar belakang.................................................................................1
B. Rumusan
masalah............................................................................................1
C. Tujuan penulisan.............................................................................1
D. Manfaat penulisan...........................................................................2
BAB PEMBAHASAN............................................................................
BAB PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................17
B. Saran..............................................................................................20
Daftar pustaka..........................................................................................21
Lampiran..................................................................................................22
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun lainnya.
Penyusun
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
• Untuk mengukur seberapa jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
• Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
Semakin tinggi marjin laba kotor berarti semakin tinggi pula laba
kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hasil ini dapat disebabkan
karena tingginya harga jual dan atau rendahnya harga pokok penjualan.
Sebaliknya, semakin rendah marjin laba kotor berarti semakin rendah
pula marjin laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini
dapat disebabkan karena rendahnya harga jual atau tingginya harga pokok
penjualan.
Semakin tinggi marjin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba
bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan
karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan. Sebaliknya, semakin
rendah marjin laba bersih berarti semakin rendah pula laba bersih yang
dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena
rendahnya laba sebelum pajak penghasilan.
total aset
Total ekuitas
3. Marjin laba kotor (gross profit margin)
Penjualan bersih
Penjualan bersih
Penjualan bersih
2014 2013
Laba bersih 1.600.000 1.120.000
Total aset 19.000.000 16.000.000
Untuk tahun 2014:
Rp 19.000.000
Rp 16.000.000
Interpretasi :
Hasil pengembalian atas aset tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan
dengan hasil pengembalian atas aset tahun 2013 karena kontribusi total aset
terhadap laba bersih tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan dengan
kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013. Dengan demikian telah
terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan.
2014 2013
Laba bersih 1.600.000 1.120.000
Total ekuitas 8.000.000 4.900.000
Rp 8.000.000
Rp 4.900.000
Interpretasi :
Hasil pengembalian atas ekuitas tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan
dengan hasil pengembalian atas ekuitas tahun 2014 karena kontribusi total
ekuitas terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan
kontribusi total ekuitas terhadap laba bersih di tahun 2014. Dengan demikian,
telah terjadi penurunan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan.
2014 2013
Pendapatan penjualan* 19.800.000 17.000.000
Harga pokok penjualan (14.700.000) (12.500.000)
Laba kotor 5.100.000 4.500.000
*) asumsi tidak ada retur dan penyesuaian harga jual, maupun potongan
penjualan
Rp 19.800.000
Artinya, besarnya laba kotor adalah 25,8% dari total penjualan bersih. Dengan
kata lain, besarnya harga pokok penjualan adalah 74,2% dari total penjualan
bersih. Setiap Rp 1 penjualan bersih memuat Rp 0,742 harga pokok penjualan
dan turut berkontribusi menciptakan Rp 0,258 laba kotor.
Rp 17.000.000
Artinya, besarnya laba kotor adalah 26,5% dari total penjualan bersih. Dengan
kata lain, besarnya harga pokok penjualan adalah 73,5% dari total penjualan
bersih. Setiap Rp 1 penjualan bersih memuat Rp 0,735 harga pokok penjualan
dan turut berkontribusi menciptakan Rp 0,265 laba kotor.
Interpretasi :
Marjin laba kotor tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan marjin
laba kotor tahun 2014 karena kontribusi penjualan bersih terhadap laba kotor di
tahun 2013 adalah lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi penjualan
bersih terhadap laba kotor di tahun 2014. Dengan demikian, telah terjadi
penurunan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba perushaaan.
Sebagai pembanding lainnnya, jika rata-rata industri untuk marjin laba
lotor adalah 28% maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi penjualan bersih
terhadap laba kotor di kedua tahun cenderung kurang baik jika dibandingkan
dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya masih dibawah rata-
rata industri. Dalam hal ini, penting untuk perusahaan meningkatkan harga jual
(tentu saja dengan memperhatikan batas atas harga jual pesaing) dan atau
mengurangi harga pokok penjualan (misalnya dengan mencari pemasok baru
dengan harga yang sedikit lebih rendah, namun dengan kualitas barang yang
sama atau sejinis).
2014 2015
Pendapatan penjualan 19.800.000 17.000.000
Harga pokok penjualan (14.700.000) (12.500.000)
Rp 19.800.000
Artinya, besarnya laba operasional adalah 13,7% dari total penjualan bersih.
Dengan kata lain setiap Rp 1 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan
Rp 0,137 laba operasional.
Untuk tahun 2013 :
Rp 17.000.000
Artinya, besarnya laba operasional adalah 13,95 % dari total penjualan bersih.
Dengan kata lain untuk setiap Rp 1 penjualan turut berkontribusi menciptakan
Rp 0,139 laba operasional.
Interpetasi :
Marjin laba operasional tahun 2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan
dengan marjin laba tahun 2014 karena kontribusi penjualan bersih terhadap laba
operasional di tahunn 2013 ada sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan
kontribusi penjualan bersih terhadap laba operasional pada tahun 2014. Dengan
demikian, telah terjadi penurunan kinerja manajemen dalam hal menghasilkan
laba bagi perusahaan.
2014 2013
Pendapatan penjualan* 19.800.000 17.000.000
Harga pokok penjualan (14.700.000) (12.500.000)
Laba kotor 5.100.000 4.500.000
Beban operasional (2.390.000) (2.130.000)
Rp 19.800.000
Artinya,besar laba bersih adalah 8,1% dari total penjualan bersih. Dengan kata
lain, setiap Rp 1 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp 0,081
laba bersih.
Rp 17.000.000
Artinya,besar laba bersih adalah 6,6% dari total penjualan bersih. Dengan kata
lain, setiap Rp 1 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp 0,666
laba bersih.
Interpetasi :
Marjin laba bersih tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan marjin laba
bersih tahun 2013 karena kontribusi penjualan bersih terhadap laba bersih di
tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi penjualan bersih
terhadap laba bersih di tahun 2013. Dengan demikian telah terjadi peningkatan
kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk marjin laba bersih
adalah 20% maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi penjualan bersih
terhadap laba bersih di kedua tahun cenderung sangat tidak baik jika
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya kerena besaran rasionya masih
berda jauh di bsah rata-rata industri. Dalam hal ini, penting bagi perusahaan
untuk melakukan efisiensi atas beban operasional serta beban lain-lain yang
terlalu besar.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Untuk mengukur seberapa jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
• Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
total aset
Total ekuitas
- Marjin laba kotor (gross profit margin)
Penjualan bersih
Penjualan bersih
- Marjin laba bersih (net profit margin)
Penjualan bersih
3.2 Saran